patofisiologi koma

4
Input/rangsangan dibagi dua, spesifik dan non-spesifik. Input spesifik merujuk kepada perjalanan impuls aferen yang khas dimana menghasilkan suatu kesadaran yang khas pula. Lintasan yang digunakan impuls-impuls tersebut dapat dinamakan lintasan yang menghubungkan suatu titik pada tubuh dengan suatu titik di daerah korteks primer (penghantarannya berlangsung dari titik ke titik), yang berarti bahwa suatu titik pada kulit yang dirangsang mengirimkan impuls yang akan diterima oleh sekelompok neuron di titik tertentu daerah reseptif somatosensorik primer. Setibanya impuls aferen di tingkat korteks terwujudlah suatu kesadaran akan suatu modalitas perasaan yang spesifik, yaitu perasaan nyeri di kaki atau di wajah atau suatu penglihatan, penghiduan, atau suatu pendengaran tertentu. Input yang bersifat non-spesifik adalah sebagian dari impuls aferen spesifik yang disalurkan melalui lintasan aferen non-spesifik (lintasan ini lebih dikenal sebagai “diffuse ascending reticular system”) yang terdiri dari serangkaian neuron-neuron di substansia retikularis medulla spinalis dan batang otak yang menyalurkan impuls aferen ke thalamus (inti intralaminar). Inti intralaminar yang menerima impuls non-spesifik tersebut akan

Upload: repbubble

Post on 15-Feb-2016

37 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

patofisiologi koma

TRANSCRIPT

Page 1: Patofisiologi Koma

Input/rangsangan dibagi dua, spesifik dan non-spesifik. Input spesifik merujuk

kepada perjalanan impuls aferen yang khas dimana menghasilkan suatu kesadaran yang khas

pula. Lintasan yang digunakan impuls-impuls tersebut dapat dinamakan lintasan yang

menghubungkan suatu titik pada tubuh dengan suatu titik di daerah korteks primer

(penghantarannya berlangsung dari titik ke titik), yang berarti bahwa suatu titik pada kulit

yang dirangsang mengirimkan impuls yang akan diterima oleh sekelompok neuron di titik

tertentu daerah reseptif somatosensorik primer. Setibanya impuls aferen di tingkat korteks

terwujudlah suatu kesadaran akan suatu modalitas perasaan yang spesifik, yaitu perasaan

nyeri di kaki atau di wajah atau suatu penglihatan, penghiduan, atau suatu pendengaran

tertentu. Input yang bersifat non-spesifik adalah sebagian dari impuls aferen spesifik yang

disalurkan melalui lintasan aferen non-spesifik (lintasan ini lebih dikenal sebagai “diffuse

ascending reticular system”) yang terdiri dari serangkaian neuron-neuron di substansia

retikularis medulla spinalis dan batang otak yang menyalurkan impuls aferen ke thalamus

(inti intralaminar). Inti intralaminar yang menerima impuls non-spesifik tersebut akan

menggalakkan dan memancarkan impuls yang diterimanya menuju/merangsang/menggiatkan

seluruh korteks secara difus dan bilateral sehingga timbul kesadaran/kewaspadaan.

Karena itu, neuron-neuron inti intralaminar disebut “neuron penggalak kewaspadaan”,

sedangkan neuron-neuron diseluruh korteks serebri yang digalakkan disebut “neuron

pengemban kewaspadaan”. Apabila terjadi gangguan sehingga kesadaran menurun sampai

derajat yang terendah, maka koma yang dihadapi dapat terjadi oleh sebab ‘neuron

pengemban kewaspadaan sama sekali tidak berfungsi (koma kortikal bihemisferik)’ atau oleh

sebab ‘neuron penggalak kewaspadaan tidak berdaya untuk mengaktifkan neuron pengemban

kewaspadaan (koma diensefalik)’.

Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa berdasarkan susunan anatomi, koma dibagi

menjadi 2 yaitu, koma kortikal bihemisferik dan koma diensefalik

Page 2: Patofisiologi Koma

1. Koma kortikal bihemisferik

2. Koma diensefalik

Merupakan koma akibat gangguan fungsi atau lesi struktural formation retikularis di

daerah mesensefalon dan diensefalon (pusat penggalak kesadaran). Secara anatomik

koma diensefalik dibagi menjadi 2 bagian utama, yaitu koma akibat lesi supratentorial

dan lesi infratentorial.

Lesi supratentorial

Proses desak ruang supratentorial, lama kelamaan mendesak hemisferium kearah

foramen magnum, yang merupakan satu-satunya jalan keluar untuk suatu proses

desak di dalam ruang tertutup seperti tengkorak. Karena itu batang otak bagian

depan (diensefalon) mengalami distorsi dan penekanan. Saraf-saraf otak

mengalami penarikan dan menjadi lumpuh dan substansia retikularis mengalami

gangguan. Oleh karena itu bangkitlah kelumpuhan saraf otak yang disertai

gangguan penurunan derajat kesadaran. Kelumpuhan saraf otak okulomotorius dan

trokhlearis merupakan ciri bagi proses desak ruang supratentorial yang sedang

menurun ke fossa posterior serebri. Yang dapat menyebabkan lesi supratentorial

adalah tumor serebri, abses, dan hematoma intrakranial.

Lesi infratentorial.

Ada 2 macam proses patologik dalam ruang infratentorial (fossa kranii posterior).

Pertama, proses diluar batang otak atau serebelum yang mendesak sistem

retikularis. Kedua, proses di dalam batang otak yang secara langsung mendesak

dan merusak system retikularis batang otak.

Proses yang timbul berupa

Page 3: Patofisiologi Koma

- penekanan langsung terhadap tegmentum mesensefalon (formasio retikularis)

- herniasi serebellum dan batang otak ke rostral melewati tentorium serebelli

yang kemudian menekan formation retikularis di mesensefalon

- herniasi tonsiloserebellum ke bawah melalui foramen magnum dan sekaligus

menekan medulla oblongata