patogenesis sepsis

4
PATOGENESIS SEPSIS Infeksi yang terjadi pada neonates dapat terjadi ketika antenatal, intranatal dan pascanatal. 1. Infeksi antenatal Infeksi apapun dapat terjadi ketika kehamilan, tetapi sedikit yang merugikan kehamilan. Kehamilan biasanya tidak meningkatkan keparahan suatu infeksi; akan tetapi, karena keadaan tanggap imun yang relatife rendah akibat perubahan fisiologis pada kehamilan, beberapa infeksi maternal, seperti infeksi saluran kemih dan pneumonia lebih mungkin untuk terjadi. Infeksi janin dapat terjadi ketika di dalam uterus yang dapat menyebabkan penyakit kongenital melalui penyebaran plasenta. Segala efek samping pada janin dapat diseababkan oleh efek teratogenik (rubella, toksoplasmosis) ataupun efek tidak langsung (sitomegalovirus, cacar air) (Sullivan, 2009). Waktu terjadinya infeksi juga penting untuk menentukan hasil akhir infeksi, contohnya infeksi pada trimester pertama akan lebih sering menyebabkan kelainan structural dari pada infeksi pada infeksi pada tahap usia yang lainnya. Infeksi dapat menimbulkan restriksi pertumbuhan (sering klai simetris) sehingga terjadi pelahiran preterm yang disertai dengan sekuelnya yang merugikan (Sullivan, 2009). Hampir setiap infeksi berat yang dialami ibu dapat berakibat terjadinya keguguran (abortus), kelahiran mati dan

Upload: risma-anggraeni

Post on 10-Jul-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sepsis

TRANSCRIPT

Page 1: Patogenesis Sepsis

PATOGENESIS SEPSIS

Infeksi yang terjadi pada neonates dapat terjadi ketika antenatal, intranatal dan pascanatal.

1. Infeksi antenatal

Infeksi apapun dapat terjadi ketika kehamilan, tetapi sedikit yang merugikan

kehamilan. Kehamilan biasanya tidak meningkatkan keparahan suatu infeksi; akan tetapi,

karena keadaan tanggap imun yang relatife rendah akibat perubahan fisiologis pada

kehamilan, beberapa infeksi maternal, seperti infeksi saluran kemih dan pneumonia lebih

mungkin untuk terjadi. Infeksi janin dapat terjadi ketika di dalam uterus yang dapat

menyebabkan penyakit kongenital melalui penyebaran plasenta. Segala efek samping

pada janin dapat diseababkan oleh efek teratogenik (rubella, toksoplasmosis) ataupun

efek tidak langsung (sitomegalovirus, cacar air) (Sullivan, 2009).

Waktu terjadinya infeksi juga penting untuk menentukan hasil akhir infeksi,

contohnya infeksi pada trimester pertama akan lebih sering menyebabkan kelainan

structural dari pada infeksi pada infeksi pada tahap usia yang lainnya. Infeksi dapat

menimbulkan restriksi pertumbuhan (sering klai simetris) sehingga terjadi pelahiran

preterm yang disertai dengan sekuelnya yang merugikan (Sullivan, 2009).

Hampir setiap infeksi berat yang dialami ibu dapat berakibat terjadinya keguguran

(abortus), kelahiran mati dan persalinan premature. Kuman mencapai janin melalui

peredaran darah ibu ke plasenta. Di sini kuman melewati barrier plasenta dan kemudian

memasuki peredaran darah janin . Jenis-jenis infeksi yang dapat ditularkan pada bayi

melalui cara ini antara lain(Ilyas, 2003):

a. Toxoplasmosis

Dapat menyebabkan bayi mengalami: anemia, kejang, icterus, hidrosefalus, kebutaan,

dll.

b. Rubella

Dapat menyebabkan bayi mengalami kematian janin dalam kandungan atau

IUFD(Intra Uterin Fetal Death), IUGR, gangguan berat pada jantung, mata, telinga,

dll.

c. Cytomegalvirus

Page 2: Patogenesis Sepsis

Dapat menyebabkan bayi mengalami: IUFD, apnea kejang, ikterus (kuning), kelainan

susunan saraf, dll.

d. Herpes Simplek

Dapat mengakibatkan abortus, persalinan premature, dll

e. Siphilis

Dapat menyebabkan bayi mengalami IUFD, hepatitis neonatal, ikterus,

hepatosplenomegali, kelainan susunan saraf pusat, persalinan premature, dll.

(Ilyas, Jumarni. 2003. Asuhan Keperawatan Perinatal. Jakarta:EGC)

2. Infeksi intranatal

Dibandingkan dengan cara lain, infeksi pada periode intranatal ini lebih sering terjadi.

Kuman menulari janin dengan cara kontak langsung dengan daerah-daerah yang sudah

dicemari kuman, misalnya (Ilyas, 2003):

a. Pada keadaan ketuban pecah dini, kuman masuk melalui vagina ke dalam rongga

amnion

b. Partus lama dan sering dilakukukan pemeriksaan vaginal yang tidak memeperhatikan

teknik aseptic dan antiseptic memungkinkan masuknya kuman ke rongga vagina dan

kemudian ke dalam rongga amnion

c. Pada ibu dengan gonorea, kuman menulari janin pada saat janin melalui jalan lahir

(saluran vaginal)

d. Pemotongan tali pusat yang tidak memperhatikan teknik aseptic dan anti septik

memungkinkan masuknya kuman melalui tali pusat dan bayi dapat menderita tetanus

neonatorium.

(Ilyas, Jumarni. 2003. Asuhan Keperawatan Perinatal. Jakarta:EGC)

3. Infeksi pascanatal

Masalah/gangguan yang terjadi pada periode postnatal biasanya merupakan kelanjutan

dari masalah/gangguan yang terjadi pada periode antenatal dan intranatal. Tetapi juga

masalah yang timbul setelah bayi lahir, dan biasanya merupakan infeksi yang diperoleh.

Banyak infeksi yang menyebabkan kematian yang terjadi sesudah bayi lahir sebagai

akibat dari penggunaan alat/cara kerja atau perawatan yang tidak memperhatikan teknik

Page 3: Patogenesis Sepsis

septik sehingga terjadi infeksi silang, beberapa idantaranya; tetanus neonatorium,

gastroenteritis, abses, konjungtivitis, hepatitis, dll (Ilyas, 2003).

Daftar Pustaka

Ilyas, Jumarni. 2003. Asuhan Keperawatan Perinatal. Jakarta:EGC

Sullivan, Amanda. 2009. Panduan Pemeriksaan Antenatal. Jakarta: EGC.