pbk mutiara mahardika2

48
 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi mendorong para dosen untuk memberikan tugas berupa perancangan berbasis komputer/perancangan menggunakan sofware. Pada tugas ini gedung pusat kegiatan mahasiswa dijadikan pilihan untuk perancangan. Perancangan ini memuat laporan perhitungan struktur untuk bangunan “GEDUNG PERKULIAHAN DAN ADMINISTRASI STIKES ACHMAD YANI CIMAHI ” yang akan didirikan dikawasan kampus UNJANI, kota Cimahi. 1.2. Lingkup Pekerjaan Gedung ini terdiri dari 3 lantai dengan Ruang lingkup pekrjaan adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan gording 2. Perencanaan rangka atap 3. Perencanaan tangga 4. Perencanaan struktur utama 5. Perencanaan pondasi 1.3 Software yang Digunakan Pada proses desain/perhitungan digunakan software sebagai alat bantu yaitu: 1. ETABS 9.7.0 2. AUTOCAD 2008 3. SAP 2000 v.14 4. Micosoft office 2007

Upload: mochamad-ihsan-rahmatulloh

Post on 05-Jul-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 1/47

 

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. 

Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi mendorong para

dosen untuk memberikan tugas berupa perancangan berbasis komputer/perancangan

menggunakan sofware. Pada tugas ini gedung pusat kegiatan mahasiswa dijadikan

pilihan untuk perancangan.

Perancangan ini memuat laporan perhitungan struktur untuk bangunan “GEDUNG

PERKULIAHAN DAN ADMINISTRASI STIKES ACHMAD YANI CIMAHI” yang akan didirikan

dikawasan kampus UNJANI, kota Cimahi.

1.2.  Lingkup Pekerjaan

Gedung ini terdiri dari 3 lantai dengan Ruang lingkup pekrjaan adalah sebagai

berikut:

1.  Perencanaan gording

2. 

Perencanaan rangka atap

3. 

Perencanaan tangga

4. 

Perencanaan struktur utama

5.  Perencanaan pondasi

1.3 Software yang Digunakan

Pada proses desain/perhitungan digunakan software sebagai alat bantu yaitu:

1.  ETABS 9.7.0

2.  AUTOCAD 2008

3.  SAP 2000 v.14

4. 

Micosoft office 2007

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 2/47

 

2

BAB II

KRITERIA DESAIN

2.1. Standar Acuan yang Digunakan

  Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1987.

  SNI 03-2847-2002, Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan

gedung.

  SNI 03-1729-2002, Tata cara perhitungan struktur baja untuk bangunan

gedung.

  SNI 03-1726-2002, Standar perencanaan ketahanan gempa untuk struktur

bangunan gedung.

2.2. Data Teknis

Fungsi bangunan : Gedung Perkuliahan dan Administrasi

Jenis struktur : Beton bertulang

Sistem struktur : SRPMM (Sistem Rangka Pemikul Momen

Menengah)

Jumlah lantai : 4 lantai

Tinggi lantai : 3,80 m

Lokasi : Cimahi (Wilayah gempa IV)

Jenis tanah : Sedang

Sistem penghubung lantai : Tangga

Struktur atap : Rangka baja

2.3. Layout Struktur

Berikut ini adalah layout struktur yang direncanakan:

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 3/47

 

3

Gambar 2.1. Gambar Layout Lantai 1

Gambar 2.2. Gambar Layout Lantai 2

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 4/47

 

4

Gambar 2.3. Gambar Layout Lantai 3

Gambar 2.4. Gambar Layout Lantai 4

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 5/47

 

5

2.4. Spesifikasi Material

Mutu beton : f c’ = 30 MPa

Mutu baja : fy = 400 MPaMutu rangka : BJ 37

fy = 240 MPa

fu = 370 MPa

Mutu sengkang : fyu = 240 MPa

Modulus elastisitas baja : Es = 200000 MPa

Modulus elastisitas beton : Ec = 4700 √fc’ Mpa

Berat jenis beton : γb  = 2400 kg/ m3 

Berat jenis baja : γc  = 7850 kg/ m3 

2.5. Sistem Konstruksi

Terdapat tiga sistem Konstruksi menurut SNI 03-1726-2002, yaitu:

a.  SRPMB (Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa), dipakai pada struktur

bangunan yang berada di lokasi wilayah gempa 1 dan 2.

 b.  SRPMM (Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah), dipakai pada struktur

bangunan yang berada di lokasi wilayah gempa 3 dan 4.

c.  SRPMK (Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus), dipakai pada struktur

bangunan yang berada di lokasi wilayah gempa 5 dan 6.

Karena lokasi struktur bangunan ini berada pada wilayah gempa 4, maka sistem

konstruksi yang digunakan adalah SRPMM (Sistem Rangka Pemikul Momen

Menengah).

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 6/47

 

6

BAB III

PEMODELAN STRUKTUR

3.1. Preliminary Design

Kegiatan preliminary design dilakukan untuk mendapatkan dimensi penampang

balok, kolom, dan pelat.

3.1.1. Preliminary Design Balok

Gambar 3.1. Gambar Pemodelan Balok

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 7/47

 

7

Tabel 3.1. Tebal Minimum Balok Non-Prategang atau Pelat Satu Arah Bila Lendutan Tidak

Dihitung

Sumber: SNI 03-2847-2002

Tebal balok yang digunakan berdasarkan tabel di atas adalah:

Tebal minimum balok dengan satu ujung menerus  Tebal minimum balok dengan dua ujung menerus

 Berdasarkan perhitungan di atas diambil tebal minimum yang terbesar, yaitu

389,189 mm. Namun  ukuran tersebut dianggap terlalu kecil, maka tinggi

minimum balok yang akan digunakan diperbesar hingga 600 mm. Jika tinggi balok

sebesar 600 mm, menurut peraturan gempa untuk menentukan lebar balok

minimum berlaku b = ½ h. Maka lebar minimum balok adalah ½ (600 mm) = 300

mm.

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 8/47

 

8

Selanjutnya, ditentukan dimensi balok anak yaitu dengan tinggi 450 mm dan lebar

250 mm.

3.1.2. Preliminary Design Pelat

Untuk menentukan sistem pelat yang akan digunakan dalam perencanaan

ditentukan berdasarkan perbandingan antara panjang pelat dengan lebar pelat.

P/L = 3600/3600 mm = 1 P/L < 2 => digunakan sistem pelat dua arah.

Dengan menggunakan asumsi awal bahwa tebal pelat adalah 120 mm,

maka dilakukan analisis untuk mengetahui kekuatannya.

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 9/47

 

9

Panel 1

  Menghitung alpha interior  

   

   

 

 

   

 

 

 

 

 

   

 

 

 

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 10/47

 

10

 

 

Menghitung alpha interior  &  

   

   

 

 

   

 

 

 

 

 

   

 

 

 

 

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 11/47

 

11

 

Menghitung alpha eksterior  

   

   

 

 

   

 

 

 

 

 

   

 

  

 

   

 

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 12/47

 

12

Panel 2

  Menghitung alpha interior  

   

   

 

 

   

 

 

 

 

 

   

 

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 13/47

 

13

 

 

 

  Menghitung alpha interior  

   

   

 

 

   

 

 

 

 

 

   

 

  

 

   

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 14/47

 

14

  Menghitung alpha eksterior  

   

   

 

 

   

 

 

 

 

 

   

 

  

 

 

 

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 15/47

 

15

 

Menghitung alpha eksterior  

   

   

   

   

 

 

 

 

 

   

 

 

 

 

 

Dari hasil perhitungan  kedua panel yang ditinjau, maka didapat :

      

Dari kedua nilai tersebut didapat rumusan untuk menghitung hmin pelat

berdasarkan nilai yaitu:

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 16/47

 

16

 

 

Ln (bentang bersih terpanjang)

 

 

Sn (bentang bersih terpendek)

 

 

 

Dengan  , maka:

 

 

 

nilai tersebut merupakan nilai tebal minimum pelat. Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa asumsi awal adalah sudah memenuhi (100 mm > 85,333

mm).

3.1.3. Preliminary Design Kolom

Untuk mendesain dimensi kolom, dipilih satu kolom yang diperkirakan akan

menerima beban yang paling besar, berikut dijelaskan pada gambar di bawah ini

yang dipilih sebagai tributary area untuk kolom.

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 17/47

 

17

Perhitungan Pu yang akan diterima oleh kolom

a. 

Beban Mati (PDL)

Pelat    

Balok x  

Balok y  

Kolom    

Total PDL = 11701,44 kg

b. 

Beban Hidup (PLL)

Total PLL =  

c. 

Beban Mati Tambahan (PSDL)

Keramik    

Spesi

 

Pasir    

Plafond  

ME  

Dinding    

Total PSDL = 9866,8656 kg

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 18/47

 

18

 

 

 

 

 

Luas kolom perhitungan

 

 

   

      

   

Namun untuk dimensi kolom ditetapkan  dan .

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 19/47

 

19

Gambar 3.2. Gambar Pemodelan Struktur

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 20/47

 

20

BAB IV

PEMBEBANAN

4.1. Beban Mati (Dead Load)

Berat mati atau berat sendiri struktur didapat dari perhitungan secara otomatis

oleh program berdasarkan nilai berat jenis material yang digunakan. Material yang

diinputkan kedalam program adalah material baja dengan berat jenis 7850 kg/m3  dan

material beton dengan berat jenis beton sebesar 2400 kg/m3.

4.2. Beban Mati Tambahan (Super Dead Load)

Beban mati tambahan adalah beban tambahan lain yang membebani struktur

secara tetap, antara lain  finishing  dan dinding. Dalam perencanaan ini, beban mati

tambahan yang diperhitungkan antara lain:

 

Beban keramik = 24 kg/m2 

  Beban spesi per cm = 21 kg/m2 

  Beban pasir = 16 kg/m2 

  Beban plafond + penggantung = 18 kg/m2 

 

Mekanikal elektrikal = 25 kg/m2

 

  Beban dinding ½ bata = 250 kg/m2 

4.3. Beban Hidup (Live Load)

Sesuai dengan peraturan pembebanan Indonesia, nilai beban hidup untuk gedung

yang difungsikan sebagai gedung perkuliahan dan administrasi adalah sebesar 250

kg/m2. Dan beban hidup pada atap diperhitungkan sebesar 100 kg/m

2 dan beban hidup

pada koridor diperhitungkan sebesar 300 kg/m2.

4.4. Beban Gempa (Earthquake Load)

Analisis pembebanan gempa yang digunakan adalah analisis dinamik yaitu

menggunakan analisis respons spektrum. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya

beban gempa antara lain:

a. 

Faktor keutamaan struktur (I)

Faktor keutamaan struktur digunakan untuk memperbesar beban gempa

rencana, agar sistem struktur mampu untuk memikul beban gempa dengan

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 21/47

 

21

periode ulang yang lebih panjang. Bangunan gedung perkuliahan dan administrasi

adalah bangunan dengan faktor keutamaan 1.

b.  Faktor reduksi gempa (R)

Sistem struktur ini pada dasarnya memiliki rangka ruang pemikul beban

gravitasi secara lengkap, dimana beban lateral dipikul rangka pemikul momen

terutama melalui mekanisme lentur. Biasanya untuk Sistem Rangka Pemikul

Momen Menengah dari beton bertulang harga faktor daktilitas maksimum µm  =

3,3 dan faktor reduksi gempa maksimum Rm = 5,5.

c. 

Faktor respon gempa (C)

Besarnya faktor respon gempa didapat dari diagram spektrum respons

gempa. Pemilihan dan penggunaan diagram spektrum respons gempa didasarkan

pada zona gempa dan jenis tanah.

Faktor wilayah gempa dimaksudkan untuk memperhitungkan pengaruh dari

beban gempa pada suatu wilayah tertentu. Penentuan zona gempa menurut

lokasi pembangunan gedung tersebut yaitu di kawasan Cimahi dan berdasarkan

peta wilayah kegempaan, wilayah tersebut termasuk dalam zona 4 dengan jenis

tanah sedang.

Gambar 4.1. Peta Wilayah Gempa

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 22/47

 

22

Gambar 4.2. Kurva Respons Spektum

4.5.  Aplikasi Pembebanan Pada Model

Berikut ini akan diberikan tampilan input akibat beban luar pada model struktur.

Gambar 0.3. Beban Mati Tambahan Lantai 1

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 23/47

 

23

Gambar 0.4. Beban Mati Tambahan Lantai 2

Gambar 0.5. Beban Mati Tambahan Lantai 3

Gambar 0.6. Beban Mati Tambahan Lantai 4

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 24/47

 

24

Gambar 0.7. Beban Hidup Lantai 1

Gambar 0.8. Beban Hidup Lantai 2

Gambar 0.9.Beban Hidup Lantai 3

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 25/47

 

25

Gambar 0.10. Beban Hidup Lantai 4

Gambar 0.11. Beban Dinding

Gambar 0.62. Beban Atap

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 26/47

 

26

4.6.  Kombinasi Pembebanan

Kombinasi pembebanan dibuat berdasarkan beban-beban rencana yang akan

terjadi pada struktur gedung. Adapun kombinasi yang digunakan adalah sebagai berikut:

Untuk Struktur Atas

a. 

Tinjauan gravitasi

q = 1,4 DL + 1,4 SDL

q = 1,4 DL + 1,4 SDL

q = 1,2 DL + 1,2 SDL + 1,6 LL

b. 

Tinjauan dinamis

q = 1,2 DL + 1,2 SDL + 1,0 LL ± 1,0 Eq-X ± 0,3 Eq-Y

q = 1,2 DL + 1,2 SDL + 1,0 LL ± 0,3 Eq-X ± 1,0 Eq-Y

q = 0,9 DL + 0,9 SDL ± 1,0 Eq-X ± 0,3 Eq-Y

q = 0,9 DL + 0,9 SDL ± 0,3 Eq-X ± 1,0 Eq-Y

dimana,

DL : Beban mati

SDL : Baban mati tambahan

LL : Beban hidup

Eq-X : Beban gempa arahX

Eq-Y : Beban gempa arahY

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 27/47

 

27

BAB V

ANALISIS STRUKTUR

5.1.  Analisis Modal

Analisis modal dilakukan untuk mendapatkan nilai perioda getar alami struktur.

Perioda getar alami struktur (T) dapat ditentukan dengan bantuan program ETABS.

Dalam hal ini perioda bangunan pada saat mode1 dominan untuk arah-x dan mode2

dominan untuk arah-y. Nilai perioda struktur yang dihasilkan adalah sebagai berikut.

Tabel 0.1. Perioda Alami Struktur

Untuk mencegah penggunaan struktur gedung yang terlalu fleksibel, nilai waktu

getar alami fundamental (T1) dari struktur gedung harus dibatasi, bergantung pada

koefisien  untuk wilayah gempa tempat struktur gedung berada dan tinggi bangunan

yang kemudian dievaluasi menurut SNI 03-1726-2002 pasal 5.6 tentang pembatasan

waktu getar alami fundamental. Diperoleh nilai T1 adalah sebagai berikut:

 

Nilai T yang diperoleh untuk arah-x ternyata lebih besar dari batas waktu getar

alami (T1), maka untuk perhitungan mendapatkan nilai faktor respons gempa digunakan

nilai T1 sebesar 0,68 detik.

5.2.  Evaluasi Beban Gempa

Evaluasi beban gempa menggunakan persamaan . Dimana nilai R

adalah sebesar 5,5. Berat struktur diperoleh dengan menghitung beban mati sebesar

100% dan beban hidup sebesar 30% sehingga berat struktur didapat sebesar

387777,481 kg.

Pasal 7.1.3 SNI 03-1726-2003 menyatakan bahwa nilai akhir respons dinamik

struktur bangunan gedung terhadap pembebanan gempa nominal dalam suatu arahtertentu, tidak boleh diambil kurang dari 80 % nilai respons ragam yang pertama. Oleh

karena itu, harus dilakukan pengecekan terhadap nilai gaya geser yang terjadi. Jika tidak

memenuhi, maka harus dikalikan dengan faktor koreksi sebesar

 dimana V1 adalah

gaya geser dasar dengan analisis statik dan VRSP adalah gaya geser dasar dengan analisis

dinamik.

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 28/47

 

28

Tabel 0.2. Pengecekan Gaya Geser

Nilai gaya geser yang ditinjau pada sistem struktur tersebut belum memenuhi

persyaratan SNI, maka nilai gaya geser tersebut perlu dikalikan dengan faktor

koreksi. Perhitungan gaya geser setelah dikalikan faktor koreksi adalah sebagai

berikut:

Arah x = 310221,9848/226733,24 = 1,37

Arah y = 310221,9848/169705,83 = 1,83

Tabel 0.2. Pengecekan Gaya Geser Setelah dikalikan Faktor Koreksi

Nilai gaya geser tanpa dikalikan faktor koreksi sudah memenuhi persyaratan SNI.

5.3. Evaluasi Kinerja Struktur

5.3.1.  Evaluasi Kinerja Batas Layan

Kinerja batas layan struktur bangunan gedung ditentukan oleh simpanganantar tingkat akibat pengaruh gempa nominal yang telah dikalikan dengan faktor

skala. Untuk memenuhi persyaratan kinerja batas layan struktur bangunan

gedung, dalam segala hal simpangan antar tingkat yang dihitung dari simpangan

struktur bangunan gedung menurut pasal 8.1.1 tidak boleh melampaui 0,03/R kali

tinggi tingkat yang bersangkutan atau 30 mm, tergantung mana yang nilainya

lebih kecil. 

Tabel 0.3. Simpangan Arah-X (Batas Layan)

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 29/47

 

29

Tabel 0.4. Simpangan Arah-Y (Batas Layan)

Simpangan antar tingkat untuk masing-masing sistem struktur lebih kecil

dari persyaratan simpangan maksimum untuk kinerja batas layan berdasarkan SNI

03-1726-2002.

5.3.2.  Evaluasi Kinerja Batas Ultimit

Kinerja batas ultimit struktur bangunan gedung ditentukan oleh simpangan

dan simpangan antar tingkat maksimum struktur bangunan gedung akibat

pengaruh gempa rencana, yaitu untuk membatasi kemungkinan terjadinya

keruntuhan struktur bangunan gedung yang dapat menimbulkan korban jiwa

manusia dan untuk mencegah benturan berbahaya antar gedung atau antar

bagian struktur bangunan gedung yang dipisah oleh sela pemisah (sela dilatasi).

Sesuai Pasal 4.4.3 SNI 03-1726-2002, simpangan dan simpangan antar tingkat

harus dihitung dari simpangan struktur bangunan gedung akibat pembebanan

gempa nominal, dikalikan dengan suatu faktor pengali  dengan ketentuan untuk

struktur bangunan gedung beraturan adalah   dan untuk segala hal

simpangan antar tingkat yang dihitung tidak boleh melampaui 0,02 kali tinggi

tingkat yang bersangkutan.

Tabel 0.5. Simpangan Arah-X (Batas Ultimate)

Tabel 0.6. Simpangan Arah-Y (Batas Ultimate)

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 30/47

 

30

Kedua sistem struktur memenuhi syarat kinerja batas ultimit karena nilai

simpangan ultimit yang terjadi berada dibawah nilai batas yang ditentukan SNI 03-

1726-2002.

5.4.  Perencanaan Struktur Atap

5.4.1.  Model Struktur Atap

Gambar 5.1. Denah Atap

Dari denah rangka atap di atas terdapat beberapa tipe atap yang digunakan.

Dalam proses pendesainan, diambil tipe atap yang dominan dan terbesar, yaitu

tipe rangka atap 1. Dan berikut gambar rangka yang digunakan:

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 31/47

 

31

Gambar 5.2. Rangka Atap Tipe 1

5.4.2.  Perencanaan Struktur Rangka Atap

Proses pendesainan menggunakan software SAP 2000 v.14.

  Perencanaan Pembebanan Gording

Data struktur

Jarak kuda-kuda : 3,6 meter

Kemiringan : 26°

Lebar bentang : 18 meter

Mutu bahan : BJ 37

Penutup atap : Beton

Jarak antar gording

α = 26°

x = 0,9

tan α = y : x y = 0,439 m

     

Gording menggunakan profil kanal C.125.50.20.3,2

Berikut data profil untuk gording: q = 6,76 kg/m

A = 8,607 cm2

Zx = 37,4 cm3

Zy = 8,19 cm3

Perhitungan Dimensi Pembebanan Gording

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 32/47

 

32

  Beban Kerja

  Akibat Beban Mati  

Berat sendiri   = 6,76 kg/mBerat penutup mata   =

 

Total beban mati   = 56,76 kg/m

 

Akibat Beban Hidup   = 100 kg

 

Akibat Beban Hujan  

Koefisien tekanan akibat air hujan =  

=

 = 19,2 kg/m

Beban akibat hujan  

  Akibat Beban Angin  

Beban tekanan angin diperhitungakn 40 kg/m2.

 

 

Resume Beban Kerja:

 

 

 

 

 

  Beban Ultimate

Fy = cos α

Fx = sin α 

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 33/47

 

33

  Sumbu X

 

   

   

   

  Sumbu Y

 

 

     

   

Resume beban ultimate:

   

 

   

 

Dipasang 1 trekstang, maka:

   

 

 

 

 

Persyaratan Konstruksi

 

 

 

   

 

 

  OK!

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 34/47

 

34

  Perhitungan Struktur Kuda-kuda

  Beban mati  

 

Beban hidup  

 

Beban hujan  

  Beban angin  

 

Beban angin  

Selanjutnya beban-beban struktur kuda-kuda di atas dimasukkan kedalam perhitungan

dan pemodelan beban kombinasi menggunakan software SAP 200 v.14. Berikut adalah

kombinasi yang digunakkan:

 

1,4 DL

 

1,2 DL + 05 LL

 

1,2 DL + 0,5 RL

 

1,2 DL + 1,6 LL + 0,8 WL1 

  1,2 DL + 1,6 RL + 0,8 WL1 

  1,2 DL + 1,6 LL + 0,8 WL2 

 

1,2 DL + 1,6 RL + 0,8 WL2 

 

1,2 DL + 1,3 WL1 + 0,5 LL

 

1,2 DL + 1,3 WL1 + 0,5 RL

 

1,2 DL + 1,3 WL2 + 0,5 LL

  1,2 DL + 1,3 WL2 + 0,5 RL

Gambar 5.3. Pemodelan Rangka

Dari kombinasi di atas didapat kombinasi terbesar, dengan kombinasi tersebut didapatkan

gaya reaksi pada perletakan yaitu

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 35/47

 

35

Pada sumbu X sebesar 3579,85 kg dan pada sumbu Y sebesar 5644 kg.

Perhitungan beban terhadap sumbu Y dimasukan kedalam perhitungan kolom.

  Display Hasil Program SAP 2000 v.14

Gambar 5.4. Frame Section

Gambar 5.5. Detail Frame Section

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 36/47

 

36

Gambar 5.6. Bentuk Deformasi Rangka

Gambar 5.7. Diagram Momen

Gambar 5.8. Diagram Geser

Gambar 5.9. Diagram Gaya Aksial

Gambar 5.10. Beban Mati

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 37/47

 

37

Gambar 5.11. Beban Hidup

Gambar 5.12. Beban Hujan

Gambar 5.13. Beban Angin Tekan

Gambar 5.14. Beban Angin Isap

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 38/47

 

38

Gambar 5.15. Detail Reaksi Perletakan

5.5.  Perencanaan Tangga

5.5.1.  Model Tangga

Gambar 5.16. Model Tangga

Gambar 5.17. Model Pembebanan Beban Hidup Gambar 5.18. Model Pembebanan Beban Mati

Tambahan

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 39/47

 

39

Gambar 5.19. Reaksi Perletakan Tangga

5.5.2.  Perencanaan Tulangan Tangga

Gambar 5.20. Luasan Tulangan Tangga

Tabel 5.7. Konfigurasi Tulangan Tangga

5.6.  Perencanaan Struktur Utama

Perencanaan struktur utama meliputi perencanaan penulangan pada pelat,

balok, dan kolom berdasarkan gaya dalam yang terjadi pada elemen struktur.

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 40/47

 

40

5.6.1.  Perencanaan Pelat

5.6.2.  Perencanaan Tulangan Balok dan Kolom

Penulangan pada balok didasarkan pada gaya dalam maksimum elemenstruktur setiap lantainya. Gaya dalam tersebut digunakan untuk menghitung

 jumlah tulangan yang diperlukan. Berikut akan diberikan rekapitulasi gaya dalam

maksimum di setiap lantai. Untuk perhitungan gaya-gaya dalam dan perhitungan

tulangan dari balok dan kolom dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 5.8. Gaya Dalam Balok

Tabel 5.9 Gaya Dalam Pada Kolom 

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 41/47

 

41

BAB VI

DESAIN ELEMEN STRUKTUR

6.1. 

Rekaputilasi Dimensi Atap

Berikut adalah rekapitulasi dimensi dan panjang las struktur rangka atap baja.

Perhitungan dengan menggunakan program SAP 2000, output selengkapnya dapat

dilihat pada lampiran.

Gambar 6.1. Rekapitulasi Dimensi Rangka Atap

Tabel 6.2. Rekapitulasi Dimensi Rangka Atap

(halaman berikutnya)

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 42/47

 

42

1   2L30.30.3   1 40 51   2L30.30.3   1 40

2   2L30.30.3   1 40 52   2L40.40.4   1 40

3   2L30.30.3   1 40 53   2L30.30.3   1 40

4   2L30.30.3   1 40 54   2L30.30.3   1 40

5   2L30.30.3   1 40 55   2L30.30.3   1 40

6   2L30.30.3   1 40 56   2L30.30.3   1 40

7   2L30.30.3   1 40 57   2L30.30.3   1 40

8   2L30.30.3   1 40 58   2L30.30.3   1 40

9   2L30.30.3   1 40 59   2L30.30.3   1 40

10   2L30.30.3   1 40 60   2L30.30.3   1 40

11   2L30.30.3   1 40 61   2L30.30.3   1 40

12   2L30.30.3   1 40 62   2L30.30.3   1 40

13   2L30.30.3   1 40 63   2L30.30.3   1 40

14   2L30.30.3   1 40 64   2L30.30.3   1 40

15   2L30.30.3   1 40 65   2L30.30.3   1 40

16   2L30.30.3   1 40 66   2L30.30.3   1 40

17   2L30.30.3   1 40 67   2L30.30.3   1 40

18   2L30.30.3   1 40 68   2L30.30.3   1 40

19   2L30.30.3   1 40 69   2L30.30.3   1 40

20   2L30.30.3   1 40 70   2L30.30.3   1 40

21   2L30.30.3   1 40 71   2L30.30.3   1 40

22   2L30.30.3   1 40 72   2L30.30.3   1 40

23   2L30.30.3   1 40 73   2L30.30.3   1 40

24   2L30.30.3   1 40 74   2L30.30.3   1 40

25   2L30.30.3   1 40 75   2L30.30.3   1 40

26   2L30.30.3   1 40 76   2L30.30.3   1 40

27   2L30.30.3   1 40 77   2L30.30.3   1 40

28   2L30.30.3   1 40 78   2L30.30.3   1 40

29   2L30.30.3   1 40 79   2L30.30.3   1 40

30   2L30.30.3   1 40 80   2L30.30.3   1 40

31   2L30.30.3   1 40 81   2L30.30.3   1 40

32   2L30.30.3   1 40 82   2L30.30.3   1 40

33   2L40.40.4   1 40 83   2L30.30.3   1 40

34   2L30.30.3   1 40 84   2L30.30.3   1 40

35   2L30.30.3   1 40 85   2L30.30.3   1 40

36   2L30.30.3   1 40 86   2L30.30.3   1 40

37   2L30.30.3   1 40 87   2L30.30.3   1 40

38   2L30.30.3   1 40 88   2L30.30.3   1 40

39   2L30.30.3   1 40 89   2L30.30.3   1 40

40   2L30.30.3   1 40 90   2L30.30.3   1 40

41   2L30.30.3   1 40 91   2L30.30.3   1 40

42   2L30.30.3   1 40 92   2L30.30.3   1 40

43   2L30.30.3   1 40 93   2L30.30.3   1 40

44   2L30.30.3   1 40 94   2L30.30.3   1 40

45   2L30.30.3   1 40 95   2L30.30.3   1 40

46   2L30.30.3   1 40 96   2L30.30.3   1 40

47   2L30.30.3   1 40 97   2L30.30.3   1 40

48   2L30.30.3   1 40 98   2L30.30.3   1 40

49   2L30.30.3   1 40 99   2L30.30.3   1 40

50   2L30.30.3   1 40 100   2L30.30.3   1 40

101   2L30.30.3   1 40

Jumlah

Pelat

Kopel

(buah)

Panjang

Las

(t = 4 mm)

(mm)

Nama

Batang

Dimensi

Batang

(mm)

Jumlah

Pelat

Kopel

(buah)

Panjang

Las

(t = 4 mm)

(mm)

Nama

Batang

Dimensi

Batang

(mm)

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 43/47

 

43

6.2.  Rekapitulasi Penulangan Tangga

Berikut adalah rekapitulasi penulangan tangga. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat

pada lampiran.

Tabel 6.2. Rekapitulasi Penulangan Tangga

6.3.  Rekapitulasi Penulangan Pelat

Berikut adalah rekapitulasi penulangan pada pelat lantai dan pelat dak. Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 6.3. Rekapitulasi Penulangan Pelat

6.4.  Rekapitulasi Penulangan Balok

Berikut adalah rekapitulasi penulangan balok. Perhitungan selengkapnya dapat

dilihat pada lampiran.

LANTAI 1

Gambar 6.2. Denah Pembalokan Lantai 1

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 44/47

 

44

Tabel 6.5 Rekapitulasi Penulangan Balok Utama Lantai 1

LANTAI 2

Gambar 6.3. Denah Pembalokan Lantai 2

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 45/47

 

45

Tabel 6.6. Rekapitulasi Penulangan Balok Utama Lantai 2

LANTAI 3

Gambar 6.4. Denah Pembalokan Lantai 3 

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 46/47

 

46

Tabel 6.7. Rekapitulasi Penulangan Balok Utama Lantai 3

LANTAI 4

Gambar 6.5. Denah Pembalokan Lantai 4 

8/16/2019 PBK Mutiara Mahardika2

http://slidepdf.com/reader/full/pbk-mutiara-mahardika2 47/47

 

Tabel 6.8. Rekapitulasi Penulangan Balok Utama Lantai 4

6.5.  Rekapitulasi Penulangan Kolom

Berikut adalah rekapitulasi penulangan kolom. Perhitungan selengkapnya dapat

dilihat pada lampiran.

Tabel 6.9. Rekapitulasi Penulangan Kolom