pbl blok 1 bioetika
DESCRIPTION
Penerapan Prinsip Beneficence, Non Maleficence, Autonomy, dan Justice Dalam Menghadapi PasienTRANSCRIPT
![Page 1: PBL Blok 1 Bioetika](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082323/55cf9697550346d0338c8495/html5/thumbnails/1.jpg)
Penerapan Prinsip Beneficence, Non Maleficence, Autonomy, dan Justice Dalam
Menghadapi Pasien
Shienowa Andaya Sari
102012445
Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510
Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731
![Page 2: PBL Blok 1 Bioetika](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082323/55cf9697550346d0338c8495/html5/thumbnails/2.jpg)
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Kita tahu bahwa dokter bekerja untuk melayani pasien. Tidak hanya itu, dokter tidak
mungkin memutuskan suatu keputusan bukan untuk kepentingan pasien. Dokter
mempunyai landasan kuat dan alasan kuat jika mereka sudah mengambil keputusan.
Bukan hanya keputusan, tapi dokter juga harus tahu bagaimana melayani para pasien
dengan berbagai latar belakang. Dokter tidak bisa bersikap semena-mena dengan pasien.
Dalam menangani pasien seorang dokter mempunyai berbagai macam pertimbangan.
Dokter juga harus mempunyai penalaran yang baik tentang bagaimana memperlakukan
pasien. Dokter sering sekali mengalami situasi dilematis. Dengan kaidah dasar bioetika
dokter mempelajari bagaimana mengatasi pasien dengan berbagai latar belakang. Dalam
kaidah dasar bioetik dokter mempunyai berbagai aspek yang harus dipertimbangkan yaitu
dari aspek hukum, aspek medik, dan aspek etik.
Kaidah dasar bioetika juga dilandasi dengan prinsip-prinsip dasar yaitu prinsip
beneficence, non maleficence, autonomy, dan justice. Dari prinsip-prinsip tersebut maka
dokter dapat mengambil keputusan etis yang dapat memuaskan pasien. Dalam makalah
ini saya akan membahas dan menganalisis tentang bagaimana sikap Dr. Bagus menurut
prinsip kaidah dasar bioetika dalam menangani pasiennya.
1.2 Tujuan
Mengetahui prinsip-prinsip dasar bioetika
Menganalisa sebuah kasus dalam hal ini kasus Dr. Bagus menggunakan prinsip-
prinsip dasar bioetika
Memahami prinsip-prinsip dasar bioetika dan mengambil kesimpulan dari kasus
Dr. Bagus dalam menerapkan prinsip dasar bioetika
![Page 3: PBL Blok 1 Bioetika](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082323/55cf9697550346d0338c8495/html5/thumbnails/3.jpg)
BAB 2
ISI
2.1 Pengertian Bioetika dan Prinsip Dasar Bioetik
Dalam arti yang lebih luas bioetika adalah penerapan etika dalam ilmu-ilmu biologis,
obat, pemeliharaan kesehatan, dan bidang-bidang terkait.1 Istilah bioetika berasal dari kata
bios yang berarti kehidupan dan ethos yang berarti norma-norma atau nilai-nilai moral.
Bioetika merupakan cabang dari ilmu etik yang menyelidiki permasalahan yang timbul
dari perkembangan kesehatan dan biologi.2
Bioetika sendiri bukan hanya membahas tentang masalah penanganan medis tetapi
juga membahas tentang faktor-faktor apa saja yang mendasari penanganan medis. Ada
empat macam prinsip-prinsip dasar bioetika, yaitu beneficence, non maleficence,
autonomy, dan justice.
Beneficence yaitu berbuat baik. Selain menghormati martabat manusia dokter juga
harus mengusahakan agar pasien yang dirawatnya terjaga keadaan kesehatannya
(patient welfare). Pengertian “berbuat baik” diartikan bersikap ramah atau
menolong, lebih dari sekedar memenuhi kewajiban.
Non-maleficence yaitu prinsip moral yang melarang tindakan yang memperburuk
keadaan pasien. Dimana seorang dokter melakukan intervensi medis/tindakan
medik pada pasien dalam keadaan gawat darurat. Prinsip ini dikenal sebagai
“primum non nocere” atau “aboce all do no harm”
Autonomy yaitu pasien yang dapat menentukan nasibnya sendiri dengan kata lain
dia dapat memutuskan apa yang ingin lakukan dan menurut dia terbaik bagi
dirinya sendiri. Dalam prinsip autonomy seorang dokter akan memberikan
informed consent terhadap pasiennya.
Justice yaitu dimana seorang dokter tidak membeda-bedakan pasien sesuai dengan
kedudukan sosial, tingkat ekonomi, agama, suku, ras. Dan yang menjadi
perhatian utamanya adalah kesehatan pasien.
![Page 4: PBL Blok 1 Bioetika](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082323/55cf9697550346d0338c8495/html5/thumbnails/4.jpg)
2.2 Prinsip Dasar Bioetika Dalam Kasus Dr. Bagus
Kasus 1 : Pada suatu pagi hari, ketika ia datang ke Puskesmas sudah ada 5
orang pasien yang sedang mengantri dan dokter memeriksa pasien sesuai
nomor pendaftaran. Pasien pertama seorang ibu demam 2 hari disertai batuk
pilek. Setelah memeriksa pasien tersebut Dokter Bagus memberikan obat dan
vitamin serta nasehat istirahat yang cukup.
Kasus pertama mempunyai prinsip Justice, karena DokterBagus
memperlakukan pasiennya dengan adil atau sama rata saat dia memberlakukan
sistem antri sesuai nomor urut pendaftaran.
Kasus pertama juga termasuk dalam beneficence karena Dokter Bagus
memperlakukan pasiennya degan baik.
Kasus 2 : Seorang balita yang mengalami buang air besar selama 2 hari.
Dokter menyarankan agar sang baita dirawat di rumah sakit yang berada di
kota. Tetapi sang ibu menolak karena tidak mempunyai uang untuk berobat.
Dokter Bagus mengharga keputusan sang ibu dan tetap melayani sang pasien
dengan baik dan penuh perhatian.
Kasus kedua mempunyai prinsip autonomy karena sang pasien diberikan hak
untuk memilih nasibnya sendiri juga termasuk dalam prinsip beneficence
karena Dokter Bagus tetap berusaha memberikan yang terbaik dengan kata
lain mengusahakan kebaikan yang lebh banyak dibandingkan keburukan.
Kasus 3 : Pasien yang ketiga adalah seorang anak laki-laki yang menderita
keganasan stadium lanjut. Keluarga pasien ingin pasien mendapatkan
pengobatan yang lebih lanjut tetapi sang dokter tahu bahwa keluarga pasien
adalah keluarga yang tidak mampu. Dan sepengetahuan sang dokter jarang ada
pasien yang selamat dari penyakit tersebut walaupun sudah kemoterapi penuh.
Sehingga dokter mengusahakannya dengan memberikan obat-obatan
penunjang agar sang anak tidak menderita.
Dalam kasus ketiga prilaku yang dilakukan Dokter Bagus adalah prinsip
autonomy karena pasien diberikan hak untk menentukan nasib sendiri, sang
dokter pun berterus terang kepada pasien dan keluarganya.
Kasus ketiga juga termasuk dalam prinsip nonmaleficence karena sang dokter
menolong pasien yang emergensi .
Kasus 4* : Sewaktu pasien ke empat masuk keruang periksa Dr. Bagus terkejut
karena serombongan orang yang memaksa masuk sambil menggotong pemuda
![Page 5: PBL Blok 1 Bioetika](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082323/55cf9697550346d0338c8495/html5/thumbnails/5.jpg)
yang tidak sadarkan diri. Dokter Bagus akan terlebih dulu memberikan
pertolongan pada pemuda tersebut. Ternyata telapak tangan pemuda terebut
masuk kedalam mesin penggilingan padi dan setelah 15 menit baru bisa
dikeluarkan dan setelah pemeriksaan lebih lanjut ternyata tulang ditelapak
tangan pasien sudah hancur. Dengan meminta persetujuan istri pemuda tadi.
dokter meminta izin untuk mengampuntasi tangan suaminya dan sang istri
menyetujuinya. Setelah menyelesaikan tindakan amputasi telapak tangan
pemuda tersebut, Dokter Bagus melihat kondisi pasien telah stabil dan pasien
diperbolehkan pulang dan diberi beberapa obat serta anjuran agar besok
datang kembali untuk kontrol.
Dalam kasus keempat sang dokter melakukan ke 4 prinsip dasar bioetika yaitu
beneficence karena dia melayani dengan baik dan menimalisasi dampak
buruk. Dokter juga melakukan tindakan nonmaleficence saat menolong pasien
dengan keadaan emergensi, dan mengobati secara proposional. Lalu dokter
juga melakukan tindakan autonomy dengan menyatakan informed consent
terhadap istrinya dengan kata lain keluarga pasien memberikan keputusan.
Dan terakhir prinsip justice karena Dokter Bagus bertindak dengan tepat, serta
menghargai pasien.
Kasus 5 : Seorang bapak berusia 55 tahun mengalami nyeri pada ulu hati dan
terasa berat pada dada serta pungungnya. Dokter Bagus curiga pasien tersebut
menderita penyakit jantung. Dokter Bagus memberikan surat rujukan ke
rumah sakit yang berada dikota.
Kasus kelima termasuk dalam prinsip beneficence karena sang Dokter
mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak dibandingkan
keburukannya.
Kasus 6 : Pasien kelima adalah seorang ibu muda yang cerewet begitu masuk
sang ibu sudah mengeluh berbagai macam keluhan. Dokter Bagus tidak
menanggapi keluhan si Ibu dan membuat surat rujukan untuk ibu tersebut ke
LAB KLINIK. Dari Lab kinik ini ternyata Dokter Bagus mendapat sejumlah
uang ternyata sejajar jumlahnya dengan pasien yang ia kirim kesitu.
Kasus 6 merupakan penyimpangan prinsip dari prinsip-prinsip dasar bioetika.
![Page 6: PBL Blok 1 Bioetika](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082323/55cf9697550346d0338c8495/html5/thumbnails/6.jpg)
BAB 3
Penutup
Dalam pembahasan bioetika kita mendapati berbagai macam definisi. Sehingga dapat kita
simpulkan bahwa bioetika adalah penerapan etika dalam ilmu-ilmu biologis dan merupakan
cabang dari ilmu etik yang menyelidiki permasalahan dalam perkembangan permasalahan
biologis.
Sedangkan dari pembahasan kasus Dr. Bagus, kita mendapatkan bahwa Dokter Bagus kurang
menerapkan prinsip-prinsip dasar bioetika. Walaupun dia sudah hampir memenuhi semua
criteria yang ada pada ke empat prisip tersebut tetapi Dokter Bagus tetap melakukan
kesalahan. Dari hipotesis yang sudah ada saya setuju dengan kesimpulan bahwa Dokter
Bagus kurang menerapkan prinsip dasar bioetik.
![Page 7: PBL Blok 1 Bioetika](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082323/55cf9697550346d0338c8495/html5/thumbnails/7.jpg)
Daftar Pustaka
1. NDCE, ibid.,
2. Hanafiah, J., Amri amir. 2009. Etika Kedokteran dan Hukum\Kesehatan . Jakarta:
EGC.
3. Budi S, Zulhasmar S, Tjetjep DS. Bioetik dan Hukum kedokteran. Ed 1. Jakarta :
Pustaka Dwipar; 2005.h.29-31