pbl blok 5 maya.docx

Upload: maya-saputri

Post on 09-Jan-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Kram pada BetisOleh :Maya Saputri 102014152Mahasiswi Semester IIFakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaAlamat Korespondensi : [email protected]

AbstactThe musculoskeletal system is one of the systems that hold a fundamental role in ourbody functions, which is to organize our active movements. Musculoskeletal system mainlyconsists of bones and muscles as motors of those bones. Spasm or cramp is a disorder that iscommon among a lot of people in doing their daily activities. These disorders happen for thereason that there are anomalies to the nerves that links to the musculoskeletal system. Thus,the mechanism of cramps and its treatments involves the muscles contraction-relaxationmechanism, muscle metabolism, reflex, and the nervous system itself. Keywords: Musculoskeleta, cramp, muscle, nerve.AbstrakSistem muskuloskeletal adalah salah satu sistem yang memegang peranan pentingdalam fungsi tubuh manusia, yaitu mengatur pergerakan aktif dari manusia. Sistemmuskuloskeletal utamanya terdiri dari tulang dan otot sebagai penggerak tulang tersebut.Kejang otot atau kram otot adalah gangguan yang sering dialami oleh banyak orang dalammelakukan kegiatan sehari-hari. Hal ini terjadi karena adanya gangguan pada saraf yangberhubungan dengan sistem muskuloskeletal. Oleh karena itu, mekanisme terjadinya kramotot serta penanganannya melibatkan mekanisme kontraksi-relaksasi otot, metabolisme otot,gerak refleks, dan sistem saraf itu sendiri.Kata kunci: Muskuloskeletal, kram, otot, saraf.PendahuluanSetiap kegiatan yang kita lakukan baik saat kita sedang bekerja, belajar, berolahraga,berbicara, bahkan beristirahat perlu ditunjang oleh sistem muskuloskeletal agar dapat berjalandengan baik. Otot merupakan salah satu penyusun terbesar dari tubuh manusia yangmenjalankan fungsi gerak dari tubuh manusia, sedangkan tulang menyangga dan menjagakekuatan dan bentuk dari tubuh manusia agar dapat berdiri, berjalan, mengangkat barang, dansebagainya. Selain fungsi-fungsi tersebut, otot dan tulang juga menjalankan banyak fungsianatomis dan fisiologis lainnya, misalnya otot membantu menjaga suhu tubuh melaluimenggigil, dan tulang ikut menjalankan fungsi proteksi misalnya tulang tengkorak yangmelindungi otak.Sebagai mahasiswa kedokteran, kita adalah para calon dokter, para calon praktisi kesehatan yang di masa depan nanti akan banyak sekali menangani permasalahan-permasalahan kesehatan yang semakin berkembang. Salah satu penyebab penyakit yang sudah ada dan akan tetap ada jika tidak kita tanggulangi, adalah masalah pada sistem muskuloskeletal manusia. Hal ini terbukti dari informasi-informasi yang dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, kelainan-kelainan muskuloskeletal yang umum seperti patah tulang, osteoporosis, dislokasi sendi, penurunan fungsi dan massa otot, epilepsi, dan sebagainya.Salah satu gangguan pada sistem muskuloskeletal yang lebih umum dan sering terjadi,adalah kram otot atau kejang otot.1.1 Struktur Otot Tungkai Bawah Secara MakroskopisOtot tungkai bawah yang termasuk kelompok anterior yaitu, musculus tibialis anterior, musculus extensor hallucis longus dan musculus extensor digitorum longus yang keluar dari tibia, fibula dan ligamentum interossea di antara kedua tulang, berjalan ke bawah sepanjang tungkai, menjadi tendon (yang diperkuat pada pergelangan kaki oleh pita fascia) dan berinsersi melalui tendon tersebut pada os tarsus dan phalanges. Kerja utamanya adalah dorsofleksi kaki dan jari kaki.1,2Pada kelompok posterior, musculus gastrocnemius, musculus soleus, musculus flexor digitorum longus dan musculus tibialis posterior membentuk betis. Musculus gastrocnemius keluar sebagai dua tendon, satu dari tiap condylus femoris. Ketika serat berjalan ke bawah mereka bergabung dengan serat musculus soleus dan kedua otot berjalan sebagai tendo Achilles, yang berinsersi pada bagian belakang calcaneus. Tendon-tendon dari otot lain berjalan di belakang malleolus medialis memasuki telapak kaki dan berinsersi pada os tarsus dan pada jari-jari. Musculus gastrocnemius dan musculus soleus adalah fleksor plantar yang kuat, membantu mempertahankan keseimbangan, dan merupakan kekuatan utama saat berjalan, berlari dan melompat. Musculus gastrocnemius adalah fleksor dan penstabil lutut.1Pada kelompok peroneal pula dibagi atas musculus peroneus longus dan musculus peroneus brevis yang keluar dari fibula, berjalan ke bawah pada sisi lateral tungkai, dan berjalan di belakang malleolus external untuk berinsersi pada ossa tarsalia dan metatarsalia. Kerja external untuk berinsersi pada ossa tarsalia dan metatarsalia. Kerja otot-otot ini adalah eversi kaki dan membantu plantar fleksi.2

Gambar 1: Pandangan Anatomi secara Anterior dan Lateral1

Gambar 2: Pandangan Anatomi secara Posterior dan Medial1

1.2 Otot Lurik Secara Mikroskopis

Ciri khas dari otot lurik adalah susunan filamennya yang teratur, sehingga terlihat suatu pola pita terang dan gelap. Setiap unit yang berulang disebut sarkomer.3 Pita I ditemukan pada garis Z, dan pita A yang gelap mempunyai daerah H yang lebih terang pada tengahnya. Tampak juga garis M di tengah sarkomer. Daerah setengah pita I ditambah pita A dan ditambah lagi setengah daerah pita I yang berdekatan inilah yang dinamakan satu sarkomer.3

Gambar 4: Struktur Sarkomer4Filamen tebal merupakan barisan yang membentuk pita A, sedangkan susunan filamen tipis membentuk pita I. Selama kontraksi, panjang filamen aktin atau filamen yang tipis dan miosin atau filamen yang tebal tidak berubah, tetapi pita I dan Zona H memendek.3 Bila otot relaksasi, filamen tipis tidak menutupi filamen tebal.3,5 Molekul miosin terdapat pada pertengahan sarkomer ,yaitu pada daerah H. Filamen yang tebal ,miosin , melekat pada garis M. 1.3 Kontraksi OtotAsetilkolin yang dilepaskan dari ujung neuron motorik menjadi tahap awal terjadinya kontraksi otot.3 Setelah itu, potensial-potensial aksi merambat di sepanjang tubulus-tubulus T, dan merangsang pengeluaran Ca2+ dari retikulum sarkoplasma ke sarkoplasma.5 Konsentrasi Ca2+ dalam sarkoplasma meningkat, sehingga terjadi kontraksi. Troponin dapat mengikat Ca2+.5 Dengan itu, tropomiosin tidak lagi menutupi tempat bertemunya aktin dan miosin dan menyebabkan F-aktin dapat berinteraksi dengan miosin, sehingga kontraksi terjadi.3,5 Tropomiosin adalah suatu protein regulator dan troponin adalah seperangkat protein regulasi tambahan.5 Pada waktu relaksasi, konsentrasi ion kalsium dalam sarkoplasma rendah. Ketika konsentrasi ion kalsium menurun, troponin tidak terikat dengan ion Ca2+, sehingga tropomiosin menutupi tempat penempelan kepala miosin pada aktin. 3,5Saat neuron motorik tidak lagi mengeluarkan asetilkolin, maka akan terjadi relaksasi. Protein-protein yang meregulasi, seperti troponin dan tropomiosin, akan kembali pada posisi yang semula, yaitu menutup tempat pengikatan kepala aktin dan miosin. Pada saat yang bersamaan, ion Ca2+ akan masuk kembali ke dalam retikulum sarkoplasma.3

Gambar : Ion Kalsium sebagai Regulator Kontraksi dan Relaksasi Otot6

1.4 Pengikatan Kepala Aktin dan MiosinKontraksi otot berkaitan erat dengan pengikatan aktin dan miosin. Kontraksi otot membutuhkan energi. Energi yang biasa dipakai adalah yang dalam bentuk ATP. ATP yang ada akan berikatan dengan miosin. Perlu diketahui, bahwa miosin mempunyai aktivitas ATP ase, yaitu dapat menghidrolisis ATP menjadi adenosin difosfat yang tinggi energi. Kapan ADP ini lepas dari kepala miosin? Saat aktin dan miosin sudah saling berikatan, maka hasil dari hidrolisis ATP, yaitu ADP dan fosfat tinggi energi akan lepas dari miosin. Nantinya aktin dan miosin akan lepas juga, yaitu pada saat ada ATP baru yang akan berikatan dengan miosin.3,5

Gambar 5: Siklus Biokimiawi Kontraksi Otot7

1.5 KramKram adalah kaku otot, biasanya akibat kontraksi yang berlebihan, sehingga otot menjadi kejang dan tidak mampu lagi berkontraksi. Kram atau spasme sering terjadi pada otot rangka. Otot menjadi keras dan sakit. Daerah yang paling sering kram adalah otot betis di bawah dan belakang lutut. Nyeri kram dapat berlangsung beberapa detik hingga menit dengan keparahan yang bervariasi. Serangan kram akan menyebabkan kontraksi yang membuat otot memendek. Karena itu, terapi ke arah berlawanan dengan serangan kram akan membantu membuat otot kembali memanjang, sehingga otot tidak kaku lagi. 8

KesimpulanBagian posterior otot tungkai bawah, yaitu musculus gastrocnemius, musculus soleus, musculus flexor digitorum longus dan musculus tibialis posterior membentuk betis. Kontraksi otot berkaitan erat dengan kadar Ca2+ dalam sarkoplasma. Semakin tinggi kadarnya, maka kontraksi akan terjadi. Tingkat konsentrasi ion ini menjadi penentu apakah otot akan relaksasi atau kontraksi. Karena itu, ion ini dikenal sebagai regulator. ATP dibutuhkan sebagai sumber energi untuk kontraksi otot. ATP diurai oleh enzim ATP ase pada kepala miosin agar aktin bisa menempel pada kepala miosin. Miosin dan aktin berhasil berikatan, Maka terjadilah kontraksi. Lepasnya ikatan miosin dan aktin menunggu adanya ATP baru yang terikat pada kepala myosin. Pada kram, otot terus saja kontraksi tanpa relaksasi. Dengan menambah regangannya, maka relaksasi bisa terjadi.

Daftar Pustaka1. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. Edisi ke-2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003.h.90-4.2. Paulsen F, Waschke J. Atlas anatomi manusia: sobotta (jilid 1). Ed 23. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2010.h.311-153. Cambell NA, Reece JB, Urry LA, Cain ML,et al. Biologi. Edisi ke-8, jilid 3. Jakarta : Erlangga : 2010 ;h.279-834. Diunduh dari http://fatmawati-atta.blogspot.com/ pada 28 Maret 20155. Sherwood L. Fisiologi manusia, dari sel ke sistem. Edisi ke-8. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC;2015,h.278-886. Diunduh dari www.boundless.com pada 28 Maret 20157. Diunduh dari http://ardhie-phylami.blogspot.com/ pada 28 Maret 20158. Tambayong J. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC; 2000,h.123.

8