pbl.docx

16
Mekanisme dan Pengujian Kepekaan Pendengaran Kelompok : F6 Anggota: Yunistin Ambeuwa(102010269) Edwin kembaw(102011041) Nathania Hosea(102011054) Tammy Vania(102011123) Karina Marcella Widjaja(102011183) Samsu Buntoro(102011194) Asher Juniar Halim(102011201) Lakwari Agthaturi(102011331) Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2012

Upload: samsu-buntoro

Post on 27-Dec-2015

18 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: pbl.docx

Mekanisme dan Pengujian Kepekaan Pendengaran

Kelompok : F6

Anggota:

Yunistin Ambeuwa(102010269)

Edwin kembaw(102011041)

Nathania Hosea(102011054)

Tammy Vania(102011123)

Karina Marcella Widjaja(102011183)

Samsu Buntoro(102011194)

Asher Juniar Halim(102011201)

Lakwari Agthaturi(102011331)

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

2012

Jl.Terusan Arjuna No.6,Kebun Jeruk,Jakarta Barat.Tel.(021)56966593-4 Fax.(021)5631731

Page 2: pbl.docx

I.Pendahuluan

Telinga merupakan salah satu panca indera pada tubuh manusia.Telinga memiliki

fungsi dalam hal pendengaran namun tidak hanya itu,telinga juga memiliki bagian yang

berfungsi mempengaruhi keseimbangan tubuh.Telinga yang normal dapat mendengar bunyi

namun tidak semua bunyi dapat didengar oleh telinga, hal ini dikarenakan adanya perbedaan

frekuensi dari bunyi tersebut.Keterbatasan ini tentu memiliki kelebihan dan kekurangan.Dari

segi kelebihan, manusia akan terganggu apabila dapat mendengar semua bunyi dari berbagai

frekuensi, oleh sebab itu keterbatasan ini membantu manusia agar tidak terganggu dengan

semua bunyi dari berbagai frekuensi.Dari segi kekurangan, keterbatasan ini yang terkadang

dirasakan manusia sebagai kekurangan mereka.

Kerja telinga cukup sederhana namun mekanisme yang kerja di dalamnya cukup

rumit dari potensial aksi yang terjadi sehingga menimbulkan impuls,lalu impuls tersebut

disalurkan ke berbagai bagian sistem saraf pusat sehingga pada akhirnya impuls yang sampai

di otak tersebut akan diproses sehingga kita dapat mendengar suara.Telinga juga dapat

mengalami gangguan baik itu karena faktor eksterna maupun interna.

Tujuan penulisan ini agar pembaca dapat memahami struktur telinga, mekanisme

kerja telinga sehingga manusia dapat mendengar bunyi dan membedakannya, dan faktor-

faktor yang dapat memengaruhi ketajaman pendengaran.Penulis juga mengharapkan setelah

membaca karya tulis ini,pembaca dapat lebih mengenal cara kerja telinga sehingga lebih

peduli dalam menjaga kesehatan telinga.

Page 3: pbl.docx

II.Pembahasan

A.Struktur Telinga

Telinga secara anatomis terbagi menjadi 3 bagian yaitu, telinga luar,telinga tengah

dan telinga dalam.Telinga luar terdiri dari aurikula(daun telinga), meatus auditorius

eksternus, kanalis auditorius eksternus, dan pada jarak sekitar 2,5cm dari meatus auditorius

eksternus terdapat membran timpani.Telinga tengah terdiri dari maleus, inkus, dan

stapes.Sedangkan telinga dalam terdiri dari 3 bagian yaitu tulang labirin dan membran

labirin.1

Gambar 1.Struktur Telinga.2

Aurikula berfungsi sebagai pengumpul dan penguat getaran bunyi di udara, lalu

melanjutkan getaran tersebut ke meatus auditorius eksternus hingga membran timpani.

Meatus auditorius eksternus ini membentuk kanal yang melengkung.Lengkungan ini bisa

diluruskan oleh tarikan lunak,pada aurikularis dewasa, ditarik ke atas-belakang, pada anak-

anak, hanya ditarik ke belakang, pada bayi: ditarik ke bawah-belakang.Pada meatus

auditorius eksternus terdapat rambut halus, kelenjar sebasea, dan kelenjar

seruminosa.Kelenjar seruminosa menghasilkan sekret serumen yang berguna untuk

Page 4: pbl.docx

mencegah serangga masuk dan bersifat bakterisid namun serumen ini sendiri dapat menjadi

hambatan akibat akumulasi.1

Telinga bagian tengah merupakan ruang kecil dalam tulang temporal, dipisahkan oleh

membran timpani dari telinga bagian luar.Ruang ini dikelilingi membran mukosa dan berisi

udara yang masuk dari faring melalui saluran pendengaran.Rongga faring ini biasanya

tertutup, tetapi dapat terbuka pada saat menguap,mengunyah, dan menelan.Hal ini berfungsi

untuk menyamakan tekanan telinga tengah dengan tekanan telinga luar.Kejadian pada saat

pesawat terbang lepas landas dan penumpang mulai merasakan telinganya berdengung, hal

ini disebabkan perbedaan tekanan telinga bagian luar dan telinga bagian tengah.Perbedaan

tekanan dapat menghambat daya hantar telinga terhadap getaran bunyi.2

Tiga tulang pendengaran yaitu maleus, inkus, dan stapes merupakan telinga bagian

tengah. Manubrium(tangkai maleus) melekat di belakang membran timpani.Suatu getaran

akan diteruskan dari maleus ke inkus lalu ke stapes.Pada maleus dan stapes terdapat 2 otot

rangka kecil yaitu m.tensor timpani dan m.stapedius.Fungsi dari kedua otot ini untuk

meredam suara keras. Apabila m.tensor timpani dan m.stapedius berkontraksi, manubrium

maleus akan tertarik ke dalam dan lempeng kaki stapes terdorong keluar.Mekanisme ini

berfungsi untuk menurunkan transmisi suara yang keras dan mekanisme ini disebut juga

dengan refleks timpani.Namun waktu refleks ini adalah 40-160mdet sehingga refleks ini tidak

dapat melindungi telinga dari rangsangan kuat yang singkat seperti yang dihasilkan oleh

suara tembakan.3

Telinga bagian dalam terdiri dari tulang labirin dan membran labirin.Tulang labirin

terbagi menjadi 3 bagian yaitu vestibula, koklea dan kanalis semisirkularis.Vestibula terletak

di antara 2 lubang yaitu fenestra vestibuli atau fenestra oval dan fenestra koklea atau fenestra

rotunda.3 Koklea atau terkenal dengan sebutan rumah siput merupakan saluran yang

melingkar membentuk 23/4 putaran. Di sepanjang struktur ini terdapat membran basilaris dan

membran Reissner yang membaginya menjadi 3 ruang(skala) yaitu skala vestibuli di bagian

atas,skala media di bagian tengah dan skala timpani di bagian bawah.Di ujung skala vestibuli

terdapat bagian yang sempit yang disebut helikotrema. Pada kanalis semisirkularis terdapat 3

kanal yang berbeda yaitu kanalis semisirkularis superior, kanalis semisirkularis posterior, dan

kanalis semisirkularis lateral.Semua kanal ini berisi perilimfe.Kanal-kanal inilah yang

mendeteksi perubahan posisi kepala dengan bantuan endolimfe yang ada di dalam kanal yaitu

di duktus semisirkularis.Di dalam duktus ini berisikan cairan endolimfe.1

Page 5: pbl.docx

Membran labirin terdiri dari utrikel,sakuli, duktus semisirkularis, dan duktus koklea.

Utrikel dan sakuli adalah dua kantong kecil dalam vestibula yang satu sama lain dihubungkan

oleh saluran penyambung.Kantong ini berisi potongan kecil saraf sel rambut yang distimulasi

oleh gaya gravitasi pada kristal-kristal kalsium karbonat(otolit).Pada duktus koklea berisikan

cairan endolimfe dan dibatasi oleh dua membran yaitu membran basilaris dan membran

Reissner.1

B.Mekanisme Pendengaran

Gelombang suara adalah suatu gelombang getaran udara yang timbul akibat getaran

sebuah obyek.Vibrasi pita suara menimbulkan gelombang getaran yang menyebar ke semua

arah.Untuk menghasilkan suara, vibrasi harus berada pada kecepatan tertentu.Getaran yang

lambat akan menimbulkan nada yang rendah, dan vibrasi yang cepat menimbulkan suara

yang tinggi. Gelombang suara secara normal dihantarkan oleh udara, tetapi juga dapat

melewati benda padat misalkan dengan meletakkan telinga di dasar lantai,maka dapat

mendengar langkah kaki dari jarak jauh daripada mendengar biasa.1 Manusia memiliki

keterbatasan dalam mendengar suara yaitu manusia hanya dapat mendengar suara yang

memiliki frekuensi 20-20000 Hertz(Hz). Frekuensi tersebut disebut audiosonik, sedangkan di

bawah 20 Hz disebut infrasonik dan di atas 20000Hz disebut ultrasonik.Frekuensi ultrasonik

hanya dapat didengar oleh anjing dan kelelawar.Bunyi yang paling sensitif bagi telinga

manusia adalah yang frekuensinya 500-2000 Hz yang disebut frekuensi bicara.Selain

itu,manusia juga memiliki rentang pendengaran atau intensitas yang dapat didengar adalah 0-

130 desibel(dB).Nol dB adalah intensitas bunyi terkecil yang masih bisa didengar oleh orang

dewasa muda sedangkan 130 dB merupakan batas maksimum atau berpotensi merusak organ

corti.5

Mula-mula gelombang suara ditangkap atau dikumpulkan di aurikula,lalu gelombang

suara disalurkan ke membran timpani melalui meatus auditorius eksternus.Dari membran

timpani, gelombang disalurkan ke 3 tulang pendengaran yaitu maleus, inkus, dan

stapes.Tulang pendengaran berfungsi sebagai sistem pengungkit yang mengubah getaran

resonan membran timpani menjadi gerakan stapes terhadap skala vestibuli koklea yang berisi

perilimfe. Batas antara stapes dan telinga bagian dalam diperantai oleh fenestra ovalis.Karena

luas membran fenestra ovalis lebih kecil daripada luas membran timpani maka tenaga yang

sampai di fenestra ovalis mengalami penguatan beberapa kali lipat dibandingkan di membran

timpani.3 Setelah menerima getaran dari lempeng kaki stapes, perilimfe yang berada di dalam

Page 6: pbl.docx

vestibuli mulai bergelombang.

Sewaktu bergerak ke koklea,

tinggi gelombang meningkat

sampai mencapai maksimum

lalu turun dengan cepat.Jarak

dari stapes ke titik tinggi

maksimum ini bervariasi

sesuai frekuensi getaran yang

mencetuskan gelombang.Suara

yang berfrekuensi tinggi

menimbulkan gelombang yang

mencapai tinggi maksimum di

dekat dasar koklea, sedangkan suara bernada rendah menghasilkan gelombang yang

puncaknya berada di dekat apeks. Dinding tulang skala vestibuli bersifat kaku, tetapi

membran Reissner bersifat lentur.Selain itu membran yang mendasari skala media juga

mudah tertekan ke dalam sehingga hal inilah yang menimbulkan sensitifitas organ corti yang

berada di dalam skala media.3

Organ corti yang terletak di atas membran basilaris mengandung sel-sel rambut yang

merupakan reseptor bunyi.Sekitar 16.000 sel-sel rambut di dalam setiap koklea yang tersusun

4 baris paralel, 1 baris tersusun atas sel rambut dalam dan 3 baris lainnya tersusun atas sel

rambut luar.2 Sel rambut dalam adalah sel sensorik utama yang menghasilkan potensial aksi

di saraf pendengaran.Sedangkan sel rambut luar memiliki fungsi berbeda.Sel ini berespon

terhadap suara, seperti sel rambut dalam, tetapi depolarisasi menyebabkannya memendek dan

hiperpolarisasi menyebabkannya memanjang.Sel-sel ini melakukannya di atas membran

basilaris yang fleksibel, dan gerakan ini sedikit banyak meningkatkan amplitudo dan

kejernihan suara.

Potensial aksi yang terjadi pada sel rambut mula-mula berasal karena adanya

gelombang yang menggerakkan membran basilaris yang merupakan dasar dari sel-sel rambut.

Sedangkan di atas sel-sel rambut ini terdapat membran tektorial.Gerakan yang terjadi pada

membran basilaris otomatis menggerakkan isi di dalam skala media.Gerakan pada membran

basilaris berlawanan dengan membran tectoria sehingga sel-sel rambut yang terdapat di

antara kedua membran ini menekuk dan memicu depolarisasi di sel-sel rambut.Dapat dilihat

pada Gambar 3,proses depolarisasi dan hiperpolarisasi pada sel rambut terjadi dengan

Page 7: pbl.docx

ilustrasi menggunakan sistem tip link. Mekanisme tip link ini yaitu pertama, terdapat

stereocilia yang pendek sampai paling panjang, ketika stereocilia yang pendek bergerak ke

stereocilia yang panjang atau disebut juga kinosilium maka akan terjadi depolarisasi begitu

juga sebaliknya apabila kinosilium bergerak ke arah stereocilia yang pendek maka akan

terjadi hiperpolarisasi.3

Pada perilimfe di dalam sel rambut yang dasarnya berhubungan langsung dengan

skala timpani,memiliki ion Na+ lebih banyak dibandingkan di endolimfe di dalam skala

media ,sedangkan ion K+,terdapat lebih banyak di endolimfe dibandingkan perilimfe. Ketika

terjadi stimulus,ion K+ akan masuk ke gradien yang lebih rendah yaitu menuju ke dalam sel-

sel rambut begitu juga dengan Na+ akan bergerak ke konsentrasi yang lebih rendah yaitu ke

endolimfe.Pergantian ion ini menyebabkan potensial aksi diakibatkan perbedaan potensial

pada sisi luar dan dalam sel rambut.6

Serabut-serabut saraf dari sel rambut akan mengirimkan impuls ke saraf ganglion

yang ada di dalam membran basilaris.Selanjutnya saraf ganglion akan mengirimkan impuls

ke saraf kedelapan.Serabut-serabut aferen di bagian auditorik saraf kranialis kedelapan

berakhir di nukleus koklearis dorsal dan ventral.Dari sini, impuls pendengaran berjalan

melalui berbagai rute salah satunya adalah melalui lemniskus lateralis di pons,dari sana

impuls akan dikirim lagi ke kolikulus inferior, pusat untuk refleks pendengaran,di kolikulus

inferior,hampir semua saraf akan dikumpulkan menjadi satu dan selanjutnya impuls akan

Page 8: pbl.docx

dihantarkan melalui korpus genikulatum medial di talamus ke korteks auditorik primer.

Korteks auditorik primer adalah daerah Brodman 41. Informasi yang sampai di korteks

auditorik primer hanya berupa suara dan darimana suara tersebut berasal.Oleh karena itu,

setelah sampai di korteks primer,saraf-saraf akan berasosiasi ke daerah lain yaitu brodman 42

dan 22.Pada brodman 22 inilah suara yang didengar dapat diketahui maknanya. Apabila

terjadi kerusakan pada salah satu korteks auditorik primer, seseorang tidak akan mengalami

gangguan dalam hal pendengaran namun akan mengalami gangguan dan kesulitan dalam

menentukan darimana suara yang didengar berasal. Apabila terjadi kerusakan pada brodman

22, seseorang dapat mengulang semua kata yang didengarnya dengan baik namun orang

tersebut tidak dapat memahami apa arti kata yang diucapkannya.

Pemeriksaan Ketajaman Pendengaran

Seiring bertambahnya usia terutama setelah melewati umur 20 tahun,pendengaran

sesungguhnya sudah mulai mengalami penurunan.Selain usia,faktor lain yang juga

mempengaruhi yaitu kebiasaan,lingkungan, pekerjaan,dan obat-obatan.Seseorang yang

terbiasa mendengar lagu dengan headphone dalam waktu lama dapat menyebabkan fungsi

pendengaran menurun.Begitu juga lingkungan, suara bising yang terus menerus dapat

menyebabkan gangguan pendengaran misalnya letak rumah di pinggir jalan raya atau di dekat

bandara. Pekerjaan tertentu juga kurang lebih dapat mempengaruhi gangguan ketajaman

pendengaran seperti bekerja di pabrik mesin sehingga setiap hari selalu terpapar oleh suara

bising alat-alat mesin atau bekerja sebagai penyelam,gangguan pendengaran dapat terjadi

tergantung tingkat kedalaman penyelaman.Antibiotik aminoglikosida seperti streptomisin dan

gentamisin dapat menghambat saluran mekanosensitif di stereosilia sel rambut dan dapat

menyebabkan sel berdegenerasi sehingga dapat menimbulkan tuli saraf.3

Tuli dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tuli hantaran/konduksi dan tuli

saraf/sensorineural. Penyebab tuli hantaran adalah tersumbatnya kanalis auditorius eksternus

oleh serumen atau benda asing,kerusakan tulang pendengaran, penebalan gendang telinga

akibat infeksi telinga tengah yang berulang dan kekakuan abnormal pada pelekatan stapes ke

fenestra ovalis.Ada 3 macam tes untuk menguji ada tidaknya gangguan pendengaran

seseorang yaitu menggunakan tes Weber, tes Rinne,dan tes Schwabach.3

Page 9: pbl.docx

Tabel 1.Uji dengan garpu tala yang sering digunakan untuk membedakan antara tuli saraf dan

tuli hantaran.3

Weber Rinne SchwabachCara Pangkal garpu tala yang

bergetardiletakkan di verteks tengkorak.

Pangkal garpu tala yang bergetar diletakkan di prosesus mastoideus sampai subyek tidaklagi mendengarnya, lalu garpu talatersebut diletakkan di dekat telinga.

Hantaran tulang pasien dibandingkan dengan pemeriksa normal.

Normal Mendengar sama keras di kedua sisi.

Mendengar getaran di udara setelah hantaran tulang selesai.

-

Tuli hantaran(satu telinga)

Suara lebih keras di telinga yang sakit karena efek penyamaran lingkungantidak ada.

Getaran di udara tidak terdengar setelah hantaran tulang selesai.

Hantaran tulang lebih baik daripada normal (gangguan hantaran menyebabkanbising penyamaran tidak ada)

Tuli saraf(satu telinga)

Suara lebih keras di telinga normal

Getaran terdengar di udara setelahhantaran tulang selesai, selama tulisarafnya bersifat parsial.

Hantaran tulang lebih buruk daripadanormal.

Untuk tes Rinne,hasil positif akan terjadi apabila orang percobaan masih mendengar dengungan secara aerotimpanal menandakan telinga yang diuji tidak mengalami gangguan atau normal dan mendapat hasil negatif apabila orang percobaan tidak lagi mendengar dengungan secara hantaran aerotimpanal yang menandakan ada gangguan pada telinga yang diuji.

Ada 3 interpretasi dari hasil tes Weber yang kita lakukan, yaitu :Normal: jika tidak ada

lateralisasi,Tuli konduktif:jika pasien mendengar lebih keras pada telinga yang sakit,

dan Tuli sensorineural:jika pasien mendengar lebih keras pada telinga yang sehat.

Page 10: pbl.docx

Ada 3 interpretasi dari hasil tes Schwabach yang kita lakukan, yaitu :Normal: Schwabch

normal, Tuli konduktif: Schwabach memanjang, dan Tuli saraf:Schwabach memendek.

Kesalahan pemeriksaan pada tes Schwabach dapat saja terjadi. Misalnya tangkai garpu tala

tidak berdiri dengan baik, kaki garpu tala tersentuh, atau pasien lambat memberikan isyarat

tentang hilangnya bunyi.

III.Penutup

Kesimpulannya adalah pada skenario F, berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter puskesmas yaitu Tes Rinne (-),Tes Weber terjadi lateralisasi(+) ke kiri,dan Tes Schwabach didapatkan hasil Schwabach memanjang maka pasien tersebut mengalami tuli konduksi/hantaran.

Page 11: pbl.docx

Daftar Pustaka

1.Watson,Roger.Anatomi dan fisiologi untuk perawat.Edisi ke-10.Jakarta:EGC;2002.h.103-7.

2.Sherwood L.Fisiologi manusia:dari sel ke sistem.5th ed.Jakarta:EGC;2004.h.213-24.

3.Ganong FW.Buku ajar fisiologi kedokteran.Edisi ke-22.Jakarta:EGC;2008.179-92.

4.Pearce EC.Anatomi dan fisiologi untuk paramedis.Jakarta:PT Gramedia Pustaka

Utama;2009.h.393-9.

5.Herawati S,Rukmini S.Buku ajar ilmu penyakit telinga,hidung,tenggorok untuk mahasiswa

fakultas kedokteran gigi.Jakarta:EGC;2003.h.19.

6.Sherwood L.Fisiologi manusia:dari sel ke sistem.Edisi ke-8.Jakarta:EGC;2011.h.218-24.