bab ii tinjauan pustaka a. konsep ansietasrepository.ump.ac.id/1437/3/sekar arum rama dhani bab...
TRANSCRIPT
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Ansietas
1. Definisi Ansietas
Ansietas adalah perasaan was-was, kuatir, atau tidak nyaman
seakan-akan terjadi sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman Budi Anna
Keliat (2011).
Ansietas adalah suatu gejala yang tidak menyenangkan, sensasi
cemas, takut dan terkadang panik akan suatu bencana yang mengancam
dan tidak terelakan yang dapat atau tidak berhubungan dengan rangsang
eksternal Ansietas berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak
berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Kondisi
dialami secara subjektif dan dikomunikasikan dalam hubungan
interpersonal. Ansietas berbeda dengan rasa takut, yang merupakan
penilaian intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya.Ansietas adalah
respons emosional terhadap penilaian tersebut. Kapasitas untuk menjadi
cemas diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat kecemasan berati
tidak sejalan dengan kehidupan. (Stuart dan Sundeen, 2005)
2. Etiologi Ansietas
Beberapa teori yang telah dikembangkan untuk menjelaskan faktor
-faktor yang mempengaruhi ansietas (Stuart dan Sundeen, 2005 )
diantaranya :
Asuhan Keperawatan Ansietas..., SEKAR ARUM RAMA DHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
10
10
a. Faktor Predisposisi
1) Dalam pandangan psikoanalitik, kecemasan adalah konflik
emosional yang terjadi anatar dua elemen kepribadian Id dan Super
ego. Id mewakili dorongan insting dan impuls primitif seseorang,
sedangkan super ego mencerminkan hati nurani seseorang dan
dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Ego berfungsi
menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi
kecemasan adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.
2) Menurut pandangan interpersonal, kecemasan timbul dari perasan
takut karena tidak adanya penerimaan dan penolakan
interpersonal.Kecemasan juga berhubungan dengan perkembangan
trauma, seperti perpisahan dan kehilangan yang menimbulkan
kelemahan fisik.
3) Menurut panadangan perilaku, kecemasan merupakan produk
frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan
seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pakar tentang
pembelajaran meyakini bahwa individu yang terbiasa dalam
kehidupan dirinya dihadapkan pada ketakutan yang berlebihan
lebih sering menunjukkan ansietas pada kehidupan selanjutanya.
4) Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas
merupakan hal yang biasa ditemui dalam satu keluarga. Ada
tumpang tindih dalam gangguan kecemasan dan antara gangguan
cemas dengan depresi.
Asuhan Keperawatan Ansietas..., SEKAR ARUM RAMA DHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
11
11
5) Kajian biologi menunjukan bahwa otak mengandung reseptor
khusus untuk Benzodiazepine. Reseptor ini mungkin membantu
mengatur ansietas penghambat sama aminobutirik-gama neuro
regulator (GABA). GABA juga memainkan peran utama dalam
mekanisme biologis berhubungan dengan ansietas seperti halnya
dengan endofrin. Selain itu telah dibuktikan bahwa kesehatan
umum seseorang mempunyai akibat nyata sebagai predisposisi
pada ansietas.
b. Faktor Presipitasi stressor pencetus dapat dikelompokkan dalam 2
kategori, yaitu :
1) Ancaman terhadap integritas seseorang, meliputi ketidakmampuan
fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk
melakukan aktivitas hidup sehari-hari.
2) Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan
identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada
seseorang.
3. Tingkat Kecemasan
a. Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan
sehari-hari; ansietas ini menyebabkan individu jadi waspada dan
meningkatkan lapang persepsinya. Ansietas ini dapat memotivasi
belajar dan menghasilkan pertumbuhan serta kreatifitas.
Asuhan Keperawatan Ansietas..., SEKAR ARUM RAMA DHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
12
12
b. Kecemasan sedang memungkinkan individu untuk berfokus pada hal
yang penting dan mengesampingkan yang lain. Ansietas ini
mempersempit lapang persepsi individu. Dengan demikian, individu
mengalami tidak perhatian yang selektif namun dapat berfokus pada
lebih banyak area jika diarahkan untuk melakukannya.
c. Kecemasan berat sangat mengurangi lapang persepsi individu.
Individu cenderung berfokus pada sesuatu yang sudah spesifik serta
tidak berfikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk
mengurangi ketegangan.Individu tersebut memerlukan banyak arahan
untuk berfokus pada area lain.
d. Tingkat panik dan kecemasan berhubungan dengan terperangah
ketakutan dan teror. Hal yang rinci terpecah dari proporsinya. Karena
mengalami kehilangan kendali, individu yang mengalami panik tidak
mampu melakukan sesuatu walaupun dengan arahan
B. Kehamilan
1. Definisi Kehamilan
Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak
hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati
yang menandai awal periode antepartum (Varney 2006)
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi dalam Prawiroharjo (2008)
bahwa kehamilan merupakan fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa
dan ovum yang dilanjutkan dengan nidasi atau implementasi dimana
pertumbuhan dan perkembangan janin sangat pesat sehingga ibu hasrus
menyesuaikan perubahan-perubahan yang ada.
Asuhan Keperawatan Ansietas..., SEKAR ARUM RAMA DHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
13
13
2. Pembagian Kehamilan
Menurut Prawirohardjo (2008) dalam bukunya membagi kehamilan
menjadi tiga kriteria trimester, yaitu :
1. Trimester I, yaitu : 0 minggu - 12 minggu.
2. Trimester II , yaitu : 13 minggu - 27 minggu.
3. Trimester III, yaitu : 28 minggu - 40 minggu.
3. Tanda- tanda Kehamilan
Untuk menegakan kehamilan dapat ditetapkan dengan penilaian
terhadap tanda dan gejala diantaranya :
a. Tanda dugaan kehamilan
Beberapa tanda dugaan kehamilan, yaitu :
1) Amenorrhea ( tidak haid)
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak haid.
Yang harus selalu diingat adalah hari pertama haid terakhir ,
supaya dapat ditentukan umur kehamilan dan untuk menentukan
persalinnanya (manuaba,2010)
2) Mual dan muntah
Gejala umum seperti mual dan muntah merupakan pengaruh dari
hormone estrogen dan progesterone yang menyebabkan
pengekuaran asam lambung yang berlebihan. Istilah lain dari mual
muntah berkepanjangan yaitu morning sick karena muncunya
sering kali pada pagi hari keadaan ini menyebabkan nafsu makan
menjadi berkurang (manuaba,2010)
Asuhan Keperawatan Ansietas..., SEKAR ARUM RAMA DHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
14
14
3) Nyidam
Pada tanda kehamilan ini seorang wanita hamil biasanya
menginginkan makan tertentu dan setiap orang berbeda-beda
keadaan ini disebut nyidam (manuaba,2010)
4) Sinkope/ pinngsan
Terjadi gangguan sirkulasi kedaerah kepala yang menyebabkan
iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan pingan. Keadaan ini
menghilang setelah usia kehamilan 16 minggu (manuaba,2010)
5) Payudara tegang
Pengaruh dari hormone ekstrogen , progesterone dan
somatomamotrofin menimbulkan deposit lemak. Air dan garam
pada payudara, sehingga payudara membesar dan tegang yang
menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama
(manuaba,2010)
6) Sering miksi
Desakan uterus kedepan akan menyebabkan kandung kemih (
vesika urenaria) cepat terasa penuh dan sering miksi atau buang air
kecil (manuaba,2010)
7) Konstipasi
Pengaruh dari hormone progesterone dapat menghambat peristaltic
usu sehingga sulit untungbuang air besar (manuaba,2010)
8) Perubahan warna kulit
Perubahan ini antara lain , kloasma yakni warna kulit yang
kehitam-hitaman pada dahi , punggung ,hidung dan kulit daerah
tulang pipi , terutama pada wanita pada warna kulit tua bisanya
Asuhan Keperawatan Ansietas..., SEKAR ARUM RAMA DHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
15
15
muncul setelah 16 minggu. Pada daerah aerola dan putting
payudara , warna kulit menjadi lebih hitam. ( kusmiyati, 2008)
9) Queckening
Quickening adalah presepsi gerakan janin pertama , biasanya
disadari oleh wanita pada kehamilan 18-20 minggu ( kusmiyati,
2008)
10) Perubahan berat badan
Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan BB karena
mual dan muntah, pada bulan selanjutnya berat badan akan selalu
meningkat sampai menjelang aterem ( kusmiyati, 2008)
11) Perubahan pada uterus
Uterus mengalami perubahan pada ukuran , bentuk dan konsistensi.
Uterus berubah menjadi lunak. Teraba balotement, tanda ini
muncul pada minggu 16-20, setelah rongga rahim mengalami
oblitrasi dan cairan amnion cukup banyak. Balotement adalah
dimana tanda ada benda terapung / melayang dalam cairan.
Sebagian dianostik banding adalah asites yang disetai kista
ovarium , mioma uteri dan sebagainya (pantikawati , 2010)
12) Tanda piskacec’s
Terjadinya pertumbuhan yang asimetris pada bagian uterus yang
dekat dengan implantasi plasenta (pantikawati , 2010)
Asuhan Keperawatan Ansietas..., SEKAR ARUM RAMA DHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
16
16
13) Perubahan-perubahan pada serviks
Menurut (pantikawati , 2010) perubahan-perubahan pada seriviks
yaitu ;
1. Tanda Hegar
Merupakan tanda berupa perlunakan pada daerah isthmus uteri,
sehingga daerah tersebut pada penekanan mempunyai kesan
lebih tipis dan uteris malah difleksikan tanda ini ilihat pada
minggu ke 6 dan menjadi nyata pada minggu ke 7-8
2. Tanda Goodell’s
Dapat diketahui melalui pemeriksaan bimanual seriviks terasa
lebih lunak
3. Tanda Chadwick
Tanda dimana vagina mengalami kongesti warna kebiru-
biruan.
4. Tanda Mc Donal
Yaitu tanda dimana fundus uteri dan serviks bisa dengan
mudah difleksikan satu sama lain dan tergantung pada lunak
atau tidaknya jaringan istimus
5. Terjadi pembesaran abdomen
Pembesaran perut menjadi lebih nyata setelah minggu ke 16 ,
karena pada saat itu uterus telah keluar dari rongga pelvis dan
menjadi organ rongga perut
Asuhan Keperawatan Ansietas..., SEKAR ARUM RAMA DHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
17
17
6. Kontrasi Uterus
Tanda ini muncul belakangan dan pasien mengeluh perutnya
kencang , tetapi tidak disertai rasa sakit.
7. Pemeriksaan tes biologis kehamilan
Pada pemeriksaan ini hasilnya positif dimana kemungkinan
positif palsu.
1. Tanda pasti kehamilan
Menurut kusmiyati (2008) tanda pasti kehamilan dapat ditentukan
melalui :
a. Denyut Jantung Janin (DJJ)
Denyut jantung janin dapat didengar denga stetoskop laenec pada
minggu ke 17-18. Tetapi dengan stetoskop Ultrasonik (dopler) ,
denyut jantung janin dapat didengarkan lebih awal sekitar minggu
ke 12, Melakukan auskultasi pada janin bisa juga mengidentifikasi
bunyi-bunyi yang lain seperti bising , tali pusat m bising uterus dan
nadi ibu.
b. Palpasi
Yang harus ditentukan adalah outline janin. Biasanya menjadi jelas
setelah minggu ke 22 gerakan janin dapat dirasakan dengan jelas
dan setelah minggu ke 24.
Asuhan Keperawatan Ansietas..., SEKAR ARUM RAMA DHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
18
18
2. Tanda-tanda dini bahaya komplikasi ibu dan janin masa kehamilan
muda :
1. Pendarahan pervaginam masa hamil muda
a. Abortus
Menurut prawirohardjo (2008), abortus adalah hasil konsepsi
selama janin dapat hidup diluar kandungan dan sebagai
batasannya yaitu kurang dari 20 minggu dan berat janin <500
gram
b. Kehamilan ektopik
Menurut kusmiyati (2008) kehamilan ektopik adalah kehamilan
diluar rahim , misalnya dalam tuba, rongga perut , serviks atau
dalam tanduk rudimenter rahim.
c. Mola hidatidosa
Menurut kusmiyati (2008) mola hidatidosa atau hamil anggur
adalah suatu kehamilan dimana setalah vertilisasi hasil
konsepsi tidak dapat berkembang menjadi embrio atau bakal
janin tetapi terjadi proloverasi dari villi korialis disertai dengan
degenerasi hidrofik
2. Hipertensi Grafidarum
Hipertensi Grafidarum adalah hipertensi yang menetap oleh
berbagai sebab , yang sudah ditemukan pada umur kehamilan
kurang dari 20 minggu , atau hipertensi yang menetap setelah 6
minggu paska salin kusmiyati (2008)
3. Superimposed preklamsi
Hipertensi yang sudah ada sebelum kehamilan dan diperberat oleh
kehamilan kusmiyati (2008)
Asuhan Keperawatan Ansietas..., SEKAR ARUM RAMA DHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
19
19
C. Konsep Abortus Inkomplit
1. Definisi Abortus Inkomplit
Keguguran yang bersisa atau abortus inkomplit adalah keguguran
yang masih ada sisa plasenta di dalam rahim. Hanya sebagian dari hasil
konsepsi yang dikeluarkan. Pengeluarannya terjadi sebelum 20 minggu,
yang tertinggal adalah desidua atau plasenta (Hartini, 2009).
Menurut Sastrawinata, Martaadisoebrata & Wirakusumah (2009).
abortus inkompletus adalah sebagian dari buah kehamilan telah dilahirkan,
tetapi sebagian masih tertinggal di dalam rahim, ostium terbuka dan teraba
jaringan.
Berdasarkan definisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa abortus
inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi yang terjadi
sebelum umur kehamilan 20 minggu ditandai dengan ostium yang terbuka
dan teraba jaringan.
2. Etiologi Abortus Inkomplit
Penyebab abortus inkomplet menurut Nasar, Himawan & Marwoto
(2010) adalah karena adanya kelainan ovum/fetal (kegagalan nidasi,
kelainan kromosom yang bersifat letal terjadi pada lebih dari 50% kasus,
mola hidatidosa), kelainan maternal atau uterus (kelainan uterus: uterus)
Asuhan Keperawatan Ansietas..., SEKAR ARUM RAMA DHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
20
20
3. Pathway
Post curetage pre curetage
Gambar 2.1 Pathway Abortus Inkomplit pada pre dan Post Curetage
Sumber: Nurarif & Kusuma (2013)
Kelainan ovum/fetal, kelainan maternal, kehamilan ektopik, kelainan endokrin,
kelainan sistemik, infeksi, obat-obatan/ zat
kimia, agen fisik
Abortus spontan
(abortus
inkomplit)
90
Curetage Kurang Pengetahuan
Post Anastesi Jaringan terputus/terbuka Ansietas
Penurunan syaraf oblongata
Penurunan syaraf vegetatif
Peristaltik ↓
Penyerapan cairan
dikolon ↓
Gangguan eliminasi (konstipasi)
Nyeri Invasi bakteri
Intoleransi aktivitas Resiko infeksi
Gangguan pemenuhan ADL
Nyeri abdomen Gangguan rasa nyaman
Perdarahan Risiko syok
(hipovolemik)
Kekurangan volume cairan Risiko infeksi Risiko syok
Asuhan Keperawatan Ansietas..., SEKAR ARUM RAMA DHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
21
21
4. Penatalaksanaan Abortus Inkomplit
Pengelolaan abortus inkomplit menurut Sastrawinata,
Martaadisoebrata & Wirakusumah (2009) adalah dengan memperbaiki
keadaan umum, bila ada syok, atasi syok, bila Hb<8 gr% maka berikan
transfusi, lakukan evakuasi dengan digital dan curetage, berikan uterotonik
atau obat peningkat kontraksi uterus, dan berikan antibiotik selama 3 hari.
Sedangkan penatalaksaan pada kasus abortus inkomplit menurut
Reeder (2011) adalah dengan memberikan terapi IV untuk penggantian
cairan atau transfuse darah. Ketika sebagian konsepsi tidak dikeluarkan,
maka perlu adanya upaya untuk membantu mengosongkan uterus dari
semua hasil konsepsi. Oleh karena terdapat bahaya perdarahan maternal,
oksitosin dapat diberikan. Apabila hal ini tidak efektif, maka perlu adanya
pembedahan untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang tertinggal dalam
uterus secara cepat. Sering dijumpai jaringan terjuntai dalam saluran
serviks dan dapat diangkat dengan mudah menggunakan forsep ovum,
dilatasi dan curetage (D/ C) pada rongga uterus atau ekstrasi vakum perlu
dilakukan.
D. Konsep Curetage
1. Definisi Curetage
Prosedur curetage adalah serangkaian proses pelepasan jaringan
yang melekat pada dinding kavum uteri dengan melakukan invasi dan
Pengerokan jaringan pun harus tepat sasaran, jangan sampai meninggalkan
cerukan di dinding rahim. Jika menyisakan cerukan, dikhawatirkan akan
mengganggu kesehatan rahim.
Asuhan Keperawatan Ansietas..., SEKAR ARUM RAMA DHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
22
22
a. Gangguan Haid
Jika pengerokan yang dilakukan sampai menyentuh selaput otot rahim,
dikhawatirkan akan mengganggu kelancaran siklus haid.
b. Infeksi
Jika jaringan tersisa di dalam rahim, muncul luka, cerukan,
dikhawatirkan bisa memicu terjadinya infeksi. Sebab, kuman senang
sekali dengan daerah-daerah yang basah oleh cairan seperti darah.
c. Kanker
Sebenarnya kecil kemungkinan terjadi kanker, hanya sekitar 1%.
Namun bila kuret tidak dilakukan dengan baik, ada sisa yang tertinggal
kemudian tidak mendapatkan penanganan yang tepat, bisa saja
memicu munculnya kanker. Disebut kanker trofoblast atau kanker
yang disebabkan oleh sisa plasenta yang ada di dinding rahim.
E. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Pre dan Post Curetage Abortus
Inkomplit
1. Pengkajian Pre Curetage
Tindakan pertama yang perlu dilakukan sebelum melakukan
asuhan keperawatan adalah dengan melakukan pengkajian. Menurut
(Kriebs & Gegor, 2010) beberapa pengkajian fokus yang perlu dikaji
meliputi:
Asuhan Keperawatan Ansietas..., SEKAR ARUM RAMA DHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
23
23
a. Riwayat
1) HPHT dan keteraturan menstruasi
2) Usia kehamilan yang dikonfirmasi melalui pemeriksaan atau
sonogram
3) Hasil tes kehamilan
4) Riwayat kehamilan sebelumnya: insiden abortus spontan atau
kehamilan ektopik
5) Riwayat kontrasepsi
6) Riwayat perdarahan:
a) Apakah terus-menerus
b) Jumlah perdarahan
c) Apakah merah hati atau merah menyala
d) Adanya jaringan, bekuan darah atau cairan
7) Nyeri atau kram
a) Lokasi (bagian depan bawah, sisi kiri atau kanan, punggung,
rectum, bahu, nyeri saat bernapas)
b) Sifat nyeri (ringan, nyeri hebat, tajam, tumpul)
c) Jika aktivitas diubah, nyeri membaik atau memburuk?
8) Demam atau gejala di saluran kemih
9) Perubahan gejala kehamilan
b. Pemeriksaan Fisik
1) Tanda vital
2) Pemeriksaan abdomen meliputi:
Asuhan Keperawatan Ansietas..., SEKAR ARUM RAMA DHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
24
24
a) Palpasi nyeri tekan
b) Tinggi fundus atau massa lain
2. Pengkajian Post Curetage
Menurut Prasetyadi (2008) dalam yuni (2015) bahwa hal yang perlu
dikaji pasca tindakan pengosongan uterus adalah dengan memantau
banyaknya perdarahan dan adanya ketidaknyamanan pasca tindakan.
3. Diagnosa Pre Curetage
Menurut Wilkinson & Ahern (2012) dan Reeder (2011), diagnosa
yang muncul pada periode pre curetage meliputi:
a. Ansietas berhubungan dengan defisiensi pengetahuan mengenai
prosedur dan perawatan pasca prosedur
b. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan
secara aktif
c. Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologi
d. Dukacita berhubungan dengan kehilangan perinatal
e. Risiko infeksi
4. Diagnosa Post Curetage
Menurut Wilkinson & Ahern (2012) dan Nurarif & Kusuma (2013),
beberapa diagnosa yang muncul pada pasien post curetage meliputi:
a. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan
secara aktif
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
c. Risiko infeksi
Asuhan Keperawatan Ansietas..., SEKAR ARUM RAMA DHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
25
25
d. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan
e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
f. Gangguan eliminasi (eliminasi) berhubungan dengan factor
farmakologis (sedative)
5. Intervensi Pre Curetage
Menurut Wilkinson & Ahern (2012), intervensi keperawatan pre
curetage dalam asuhan keperawatan meliputi:
a. Ansietas berhubungan dengan defisiensi pengetahuan mengenai
prosedur dan perawatan pasca prosedur
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan ansietas teratasi.
NOC: Anxiety Control
Kriteria Hasil:
1) Memiliki informasi untuk mengurangi takut
2) Menggunakan teknik relaksasi
3) Mempertahankan hubungan social dan fungsi peran
4) Mengontrol respon takut
NIC: Coping Enchancement
1) Jelaskan semua tes dan pengobatan pada pasien dan keluarga
2) Dorong mengungkapkan secara verbal perasaan, persepsi dan rasa
cemasnya
3) Berikan reinforcement positif ketika pasien melakukan perilaku
untuk menghilangkan rasa cemas
Asuhan Keperawatan Ansietas..., SEKAR ARUM RAMA DHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
26
26
4) Kurangi stimulasi lingkungan yang dapat menyebabkan
miinterpretasi
5) Sediakan perawatan yang berkesinambungan
6) Dorong klien untuk mempraktekan teknik relaksasi
b. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan
secara aktif
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan keseimbangan
cairan klien terpenuhi.
NOC:
1) Fluid balance
2) Hydration
3) Nutritional Status: Food and Fluid Intake
Kriteria Hasil:
1) Intake dan output 24 jam seimbang
2) Tanda vital dalam batas normal
3) Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik,
membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan
NIC: Fluid Management
1) Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
2) Monitor status hidrasi
3) Monitor tanda vital
4) Monitor hasil laboratorium yang sesuai dengan retensi cairan
(BUN, HMT, Osmolaritas urin)
Asuhan Keperawatan Ansietas..., SEKAR ARUM RAMA DHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
27
27
5) Monitor masukan makanan/cairan
6) Kolaborasi pemberian cairan IV
7) Atur kemungkinan transfuse
c. Dukacita berhubungan dengan kehilangan perinatal
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan dapat
menyesuaikan diri dengan kehilangan yang terjadi
NOC: Penyelesaian Dukacita
Kriteria Hasil:
1) Melaporkan penurunan fokus pikiran terhadap kehilangan
2) Mempertahankan kerapian dan kebersihan diri
3) Melaporkan asupan nutrisi yang adekuat
NIC: Fasilitasi Proses Dukacita
1) Anjurkan untuk mengekspresikan perasaan tentang kehilangan
2) Identifikasi perasaan yang paling dalam tentang kehilangan
3) Anjurkan pasien untuk mengimplementasikan kebiasaan budaya,
agama, dan social yang berhubungan dengan kehilangan
d. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri berkurang
atau hilang.
NOC: Pain Level
Kriteria Hasil:
1) Mampu mengontrol nyeri
2) Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri
3) Frekuensi nyeri berkurang
Asuhan Keperawatan Ansietas..., SEKAR ARUM RAMA DHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
28
28
4) Ekspresi nyeri pada wajah berkurang
5) Tanda vital dalam rentang normal
NIC: Pain Management
1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
2) Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3) Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non
farmakologi)
4) Ajarkan tentang teknik non farmakologi
5) Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
6) Tingkatkan istirahat
e. Resiko infeksi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan infeksi tidak
terjadi.
NOC: Risk Control
Kriteria Hasil:
1) Pasien bebas dari tanda dan gejala infeksi
2) Jumlah leukosit dalam batas normal
3) Menunjukkan perilaku hidup sehat
4) Tidak ada tanda infeksi
NIC: Infection Control
1) Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
2) Gunakan Alat Pelindung Diri (APD)
3) Monitor hasil laboratorium berupa peningkatan leukosit (5000-
10.000 UI)
Asuhan Keperawatan Ansietas..., SEKAR ARUM RAMA DHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
29
29
4) Monitor tanda-tanda infeksi
5) Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
6) Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat dan
setelah berkunjung meninggalkan pasien
7) Ganti letak IV perifer dan dressing sesuai dengan petunjuk umum
8) Tingkatkan intake nutrisi
9) Berikan terapi antibiotik bila perlu
6. Intervensi Post Curetage
Menurut Wilkinson & Ahern (2012), intervensi keperawatan post
curetage dalam asuhan keperawatan meliputi:
a. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan
secara aktif.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan keseimbangan
cairan klien terpenuhi.
NOC:
1) Fluid balance
2) Hydration
3) Nutritional Status: Food and Fluid Intake
Kriteria Hasil:
1) Intake dan output 24 jam seimbang
2) Tanda vital dalam batas normal
3) Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik,
membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan
Asuhan Keperawatan Ansietas..., SEKAR ARUM RAMA DHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
30
30
NIC: Fluid Management
1) Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
2) Monitor status hidrasi
3) Monitor tanda vital
4) Monitor hasil laboratorium yang sesuai dengan retensi cairan
(BUN, HMT, Osmolaritas urin)
5) Monitor masukan makanan/cairan
6) Kolaborasi pemberian cairan IV
7) Atur kemungkinan transfuse
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri berkurang
atau hilang.
NOC: Pain Level
Kriteria Hasil:
1) Mampu mengontrol nyeri
2) Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri
3) Frekuensi nyeri berkurang
4) Ekspresi nyeri pada wajah berkurang
5) Tanda vital dalam rentang normal
NIC: Pain Management
1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
2) Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Asuhan Keperawatan Ansietas..., SEKAR ARUM RAMA DHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
31
31
3) Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non
farmakologi)
4) Ajarkan tentang teknik non farmakologi
5) Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
6) Tingkatkan istirahat
c. Resiko infeksi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan infeksi tidak
terjadi.
NOC: Risk Control
Kriteria Hasil:
1) Pasien bebas dari tanda dan gejala infeksi
2) Jumlah leukosit dalam batas normal
3) Menunjukkan perilaku hidup sehat
4) Tidak ada tanda infeksi
NIC: Infection Control
1) Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
2) Gunakan Alat Pelindung Diri (APD)
3) Monitor hasil laboratorium berupa peningkatan leukosit (5000-
10.000 UI)
4) Monitor tanda-tanda infeksi
5) Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
6) Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat dan
setelah berkunjung meninggalkan pasien
Asuhan Keperawatan Ansietas..., SEKAR ARUM RAMA DHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
32
32
7) Ganti letak IV perifer dan dressing sesuai dengan petunjuk umum
8) Tingkatkan intake nutrisi
9) Berikan terapi antibiotik bila perlu
d. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan ansietas teratasi.
NOC: Anxiety Control
Kriteria Hasil:
1) Memiliki informasi untuk mengurangi takut
2) Menggunakan teknik relaksasi
3) Mempertahankan hubungan social dan fungsi peran
4) Mengontrol respon takut
NIC: Coping Enchancement
1) Jelaskan semua tes dan pengobatan pada pasien dan keluarga
2) Dorong mengungkapkan secara verbal perasaan, persepsi dan rasa
cemasnya
3) Berikan reinforcement positif ketika pasien melakukan perilaku
untuk menghilangkan rasa cemas
4) Kurangi stimulasi lingkungan yang dapat menyebabkan
miinterpretasi
5) Sediakan perawatan yang berkesinambungan
6) Dorong klien untuk mempraktekan teknik relaksasi
Asuhan Keperawatan Ansietas..., SEKAR ARUM RAMA DHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
33
33
e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan aktivitas klien
meningkat.
NOC:Activity Tolerance
Kriteria Hasil:
1) Vital sign dalam rentang normal saat beraktivitas
2) Laporan ADL (Activity Daily Living) meningkat
3) Kemampuan bicara saat latihan
NIC 1: Activity Therapy
1) Menentukan penyebab toleransi aktivitas
2) Berikan periode istirahat selama beraktivitas
3) Jika memungkinkan tingkatkan aktivitas secara bertahap (dari
duduk, jalan, aktivitas maksimal)
4) Pastikan perubahan posisi klien secara perahan dan monitor gejala
dari intoleransi aktivitas
5) Monitor dan catat kemampuan untuk mentoleransi aktivitas
6) Monitor intake nutrisi untuk memastikan kecukupan sumber energi
NIC 2: Energy Management
1) Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
2) Dorong klien untuk mengungkapkan perasaan terhadap
keterbatasan
3) Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat
4) Monitor pola tidur dan lamanya tiduratau istirahat pasien
Asuhan Keperawatan Ansietas..., SEKAR ARUM RAMA DHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
34
34
f. Gangguan eliminasi (konstipasi) berhubungan dengan factor
farmakologis (sedative)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan aktivitas klien
meningkat.
NOC: Bowl Elimination
Kriteria Hasil:
1) Pola BAB dalam batas normal
2) Feses lunak
3) Cairan dan serat adekuat
4) Aktivitas adekuat
5) Hidrasi adekuat
NIC: Manajemen Konstipasi
1) Identifikasi factor-faktor yang menyebabkan konstipasi
2) Jelaskan penyebab dan rasionalisasi tindakan pada pasien
3) Kolaborasi jika ada tanda dan gejala konstipasi yang menetap
4) Jelaskan pada pasien manfaat diet (cairan dan serat) terhadap
eliminasi
5) Kolaborasi dengan ahli gizi diet tinggi serat dan cairan
6) Dorong peningkatan aktivitas yang optimal
Asuhan Keperawatan Ansietas..., SEKAR ARUM RAMA DHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
35
35
7. Evaluasi Pre Curetage
Menurut Wilkinson & Ahern (2012) hasil yang diharapkan bagi
pasien pre curetage adalah sebagai berikut:
a. Ansietas berhubungan dengan defisiensi pengetahuan mengenai
prosedur dan perawatan pasca prosedur
1) Memiliki informasi untuk mengurangi takut
2) Menggunakan teknik relaksasi
3) Mempertahankan hubungan social dan fungsi peran
4) Mengontrol respon takut
b. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan
secara aktif
1) Intake dan output 24 jam seimbang
2) Tanda vital dalam batas normal
3) Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik,
membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan
c. Dukacita berhubungan dengan kehilangan perinatal
1) Melaporkan penurunan fokus pikiran terhadap kehilangan
2) Mempertahankan kerapian dan kebersihan diri
3) Melaporkan asupan nutrisi yang adekuat
d. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi
1) Mampu mengontrol nyeri
2) Nyeri berkurang
3) Tanda vital dalam rentang normal
Asuhan Keperawatan Ansietas..., SEKAR ARUM RAMA DHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
36
36
4) Frekuensi nyeri berkurang
5) Ekspresi nyeri pada wajah berkurang
e. Resiko infeksi
1) Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
2) Jumlah leukosit dalam batas normal
3) Menunjukkan perilaku hidup sehat
4) Tidak ada tanda infeksi
8. Evaluasi Post Curetage
Menurut Wilkinson & Ahern (2012) hasil yang diharapkan bagi
pasien post curetage adalah sebagai berikut:
a. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan
secara aktif
1) Intake dan output 24 jam seimbang
2) Tanda vital dalam batas normal
3) Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik,
membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
1) Mampu mengontrol nyeri
2) Nyeri berkurang
3) Tanda vital dalam rentang normal
4) Frekuensi nyeri berkurang
5) Ekspresi nyeri pada wajah berkurang
Asuhan Keperawatan Ansietas..., SEKAR ARUM RAMA DHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
37
37
c. Resiko infeksi
1) Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
2) Jumlah leukosit dalam batas normal
3) Menunjukkan perilaku hidup sehat
4) Tidak ada tanda infeksi
d. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan
1) Memiliki informasi untuk mengurangi takut
2) Menggunakan teknik relaksasi
3) Mempertahankan hubungan social dan fungsi peran
4) Mengontrol respon takut
e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan aktivitas klien
meningkat.
1) Vital sign dalam rentang normal saat beraktivitas
2) Laporan ADL (Activity Daily Living) meningkat
3) Kemampuan bicara saat latihan
f. Gangguan eliminasi (konstipasi) berhubungan dengan factor
farmakologis (sedative)
1) Pola BAB dalam batas normal
2) Feses lunak
3) Cairan dan serat adekuat
4) Aktivitas adekuat
5) Hidrasi adekuat
Asuhan Keperawatan Ansietas..., SEKAR ARUM RAMA DHANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015