pe digestive

11
I. Pendahuluan A. Definisi Diare Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja cair/setengah padat di mana kandungan air pada tinja tersebut lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. Banyak penderita yang sering mengeluh karena diare bahkan ada di antaranya yang keluhan utamanya ialah mencret-mencret. Diare akut adalah diare yang terjadi kurang dari dua minggu. , sedangkan diare kronis adalah diare yang terjadi lebih dari dua minggu. Pada umumnya, timbulnya diare karena passage bolus makanan terlalu cepat dan terganggunya reabsorpsi dalam usus besar sehingga menyebabkan sering mencret. Bila seseorang menderita diare, perlu sekali ditanyakan riwayat penyakitnya, seperti kapan dan berapa lama menderita, konsistensi tinja, nyeri perut, dll. B. Etiologi Beberapa penyebab dari diare dengan sekuele fisiologis yang penting adalah sebagai berikut. 1. Enteritis Enteritis berarti peradangan yang biasanya disebabkan baik oleh virus maupun oleh bakteri pada traktus intestinalis. Pada diare infeksius umum, infeksi paling luas terjadi pada usus besar dan pada ujung distal ileum. Di mana pun infeksi terjadi, mukosa teriritasi secara luas, dan kecepatan sekresinya 1

Upload: ahmad-setyadi

Post on 21-Dec-2015

220 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

...

TRANSCRIPT

Page 1: PE Digestive

I. Pendahuluan

A. Definisi Diare

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja cair/setengah padat di

mana kandungan air pada tinja tersebut lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam.

Banyak penderita yang sering mengeluh karena diare bahkan ada di antaranya

yang keluhan utamanya ialah mencret-mencret. Diare akut adalah diare yang

terjadi kurang dari dua minggu. , sedangkan diare kronis adalah diare yang

terjadi lebih dari dua minggu.

Pada umumnya, timbulnya diare karena passage bolus makanan terlalu

cepat dan terganggunya reabsorpsi dalam usus besar sehingga menyebabkan

sering mencret. Bila seseorang menderita diare, perlu sekali ditanyakan riwayat

penyakitnya, seperti kapan dan berapa lama menderita, konsistensi tinja, nyeri

perut, dll.

B. Etiologi

Beberapa penyebab dari diare dengan sekuele fisiologis yang penting

adalah sebagai berikut.

1. Enteritis

Enteritis berarti peradangan yang biasanya disebabkan baik oleh virus

maupun oleh bakteri pada traktus intestinalis. Pada diare infeksius

umum, infeksi paling luas terjadi pada usus besar dan pada ujung distal

ileum. Di mana pun infeksi terjadi, mukosa teriritasi secara luas, dan

kecepatan sekresinya menjadi sangat tinggi. Selain itu, motilitas dinding

usus biasanya meningkat berlipat ganda. Akibatnya, sejumlah besar

cairan cukup untuk membuat agen infeksi tersapu kea rah anus, dan

pada saat yang sama gerakan pendorong yang kuat akan mendorong

cairan ini ke depan. Ini merupakan mekanisme yang penting untuk

membebaskan traktus intestinalis dari infeksi yang mengganggu.

Diare yang sangat menarik perhatian adalah yang disebabkan oleh

kolera. Toksin kolera secara langsung menstimulasi sekresi elektrolit

dan cairan yang berlebihan dari kripta Lieberkühn pada ileum distal dan

kolon. Jumlahnya dapat 10 sampai 12 liter per hari, walaupun kolon

1

Page 2: PE Digestive

biasanya dapat mereabsorpsi maksimum hanya 6 sampai 8 liter per

hari. Oleh karena itu, kehilangan cairan dan elektrolit dapat begitu

mengganggu dalam beberapa hari sehingga dapat menimbulkan

kematian.

2. Diare Psikogenik

Setiap orang pasti tidak asing dengan diare yang menyertai masa

ketegangan saraf, seperti selama waktu ujian atau jika seorang prajurit

akan maju ke medan perang. Tipe diare ini, disebut diare emosional

psikogenik, yang disebabkan oleh stimulasi berlebihan dari system

saraf parasimpatis, yang secara kuat mencetuskan baik motilitas

maupun sekresi mucus berlebihan pada kolon distal. Dua efek yang

bergabung bersama ini dapat menyebabkan diare yang nyata.

3. Kolitis Ulserativa

Kolitis ulserativa adalah penyakit peradangan dan ulserasi daerah yang

luas dari usus besar. Motilitas dari kolon yang mengalami ulserasi

sering begitu besar sehingga perpindahan massa terjadi seharian,

dibandingkan keadaan biasa yaitu 10 sampai 30 menit. Sekresi kolon

juga sangat meningkat. Akibatnya, pasien mengalami gerakan usus

bersifat diare yang berulang.

Penyebab dari kolitis ulserativa tidak diketahui. Beberapa klinis percaya

bahwa penyakit ini diakibatkan oleh efek destruktif imun atau alergi,

tetapi juga dapat merupakan akibat dari suatu infeksi bacterial kronis

yang belum dapat dimengerti. Apa pun penyebabnya, ada

kecenderungan herediter kuat untuk kerentanan terhadap kolitis

ulserativa. Begitu kondisi sudah berkembang sangat lanjut, ulkus jarang

akan sembuh sampai suatu ileostomi dilakukan supaya isi usus halus

mengalir keluar dan bukan mengalir melalui kolon. Bahkan jika

kemudian ulkus gagal menyembuh, maka jalan keluar satu-satunya

mungkin dengan operasi pengangkatan seluruh kolon tersebut.

Lebih dari 90% diare akut disebabkan karena infeksi, 10% disebabkan oleh

obat-obatan, bahan toksik, iskemik, dll. Pada infeksi bakteri terdapat peran

beberapa bakteri, seperti E. coli, Vibrio cholera, Salmonella, Shigella,

Campylobacter, Yersinia, V. Parahemolyticus, dll. Pada infeksi virus yang

2

Page 3: PE Digestive

berperan adalah rotavirus, Norwalk, dan adenovirus. Dan pada infeksi parasit

yang berperan adalah Giardia, E. Histolytica, Crystosporidia, Isopora,

Microsporidia, dan Cyclospora.

Tabel 1. Persentase Jenis Bakteri, Parasit, dan Virus yang Diisolasi dari

Apusan Rektal 123 Penderita Diare Akut di Bangsal Diare UPF Penyakit

Dalam RSUP Persahabatan dari 1 November 1993 s.d 30 April 1994

Jenis Jumlah %

E. coli 67 38.29

V. cholarae oga wa 32 18.29

Aeromonas sp 25 14.29

S. flexneri 11 6.29

Salmonella sp 10 5.71

E. hystolitica 9 5.14

A. lumbricoides 6 3.43

Rotavirus 5 2.86

Candida sp 3 1.71

NAG vibria 2 1.14

T. trichiura 2 1.14

P. shigelloides 1 0.57

B. hominis 1 0.57

Jumlah 175 100

C. Patofisiologi Diare

Sebanyak sekitar 9 sampai 10 liter cairan memasuki saluran cerna setiap

harinya, berasal dari luar (diet) dan dari dalam tubuh kita (sekresi cairan

lambung, empedu, dsb.). Sebagian besar (75-85%) dari jumlah tersebut akan

direabsorpsi kembali di usus halus dan sisanya sebanyak 1500 ml akan

memasuki usus besar. Sejumlah 90% dari cairan tersebut di usus besar akan

direabsorpsi sehingga tersisa jumlah 150-250 ml cairan yang akan ikut

membentuk tinja.

Faktor-faktor faal yang menyebabkan diare sangat erat hubungannya satu

sama lain, misalnya saja, cairan intra luminal yang meningkat menyebabkan

3

Page 4: PE Digestive

terangsangnya usus secara mekanisme meningkatnya volume sehingga

motilitas usus meningkat. Sebaliknya bila waktu henti makanan di usus terlalu

cepat akan menyebabkan gangguan waktu penyuluhan makanan dengan

mukosa usus sehingga waktu penyerapan elektrolit, air, dan zat-zat lain

terganggu.

Iritasi usus oleh patogen memengaruhi lapisan mukosa usus sehingga

terjadi peningkatan produk sekretorik, termasuk mukus. Iritasi mikroba juga

memengaruhi lapisan otot sehingga terjadi peningkatan motilitas. Peningkatan

motilitas menyebabkan banyak air dan elektrolit terbuang karena waktu yang

tersedia untuk penyerapan zat-zat tersebut di kolon berkurang. Individu yang

mengalami diare berat dapat meninggal akibat syok hipovolemik dan

ketidakteraturan elektrolit. Toksin kolera yang dikeluarkan bakteri kolera adalah

contoh dari zat yang sangat menstimulasi motilitas dan secara langsung

menyebabkan sekresi air dan elektrolit ke dalam usus besar sehingga unsure-

unsur plasma yang penting ini terbuang dalam jumlah besar. Agens infeksius

lain juga dapat menyebabkan diare berat atau ringan.

Bayi dan anak-anak sangat rentan terhadap efek diare dan harus dipantau

secara ketat untuk mencari tanda-tanda dini dehidrasi. Di Negara berkembang,

diare akibat penyakit infeksius, terutama kolera, merupakan penyebab nomor

satu kematian bayi dan anak-anak. Setiap anak yang menderita diare sedang

atau berat harus menerima cairan pengganti dengan produk normo-osmotik.

D. Manajemen dan Edukasi Pasien

Manajemen untuk pasien yang mengalami diare yang diprioritaskan adalah

terapi dehidrasi, terapi nutrisi, terapi medikamentosa, dan edukasi.

Pada terapi dehidrasi, langkah-langkah yang dilakukan adalah mencegah

timbulnya dehidrasi, memberantas dehidrasi, dan mencegah terjadinya dehidrasi

berulang. Pada pasien tanpa dehidrasi, cukup diberikan cairan rumah tangga,

seperti air tajin, larutan gula garam (LGG), dan oralit. Pada pasien dengan

dehidrasi ringan-sedang, diberikan oralit 75 cc/kgBB (3-4 jam pertama) yang

kemudian diikuti dengan pemberian sesuai dengan usia pasien, yaitu usia <1

tahun diberikan 50-100 cc/kali mencret, 1-2 tahun diberikan 200 cc/kali mencret,

2-5 tahun diberikan 400 cc/kali mencret, dan lain-lain. Pada keadaan dehidrasi

berat diberikan cairan intravena Ringer Laktat (RL).

4

Page 5: PE Digestive

Terapi nutrisi sangat penting untuk penderita diare kronis. Penderita yang

memperlihatkan tanda-tanda gangguan absorpsi, misalnya pada sindroma

malabsorpsi dianjurkan untuk diberi makanan bebas gluten, tepung terigu,

pantang minum laktose, dan susu. Selain itu hendaknya dihindari makanan atau

minuman yang mendapat merangsang peristaltic usus, misalnya alcohol, kopi,

lada, dan lain-lain.

Terapi medikamentosa lebih ditujukan pada penyebab diare kronis. Secara

garis besar, penderita diare dapat diberikan preparat loperamide HCl terutama

kepada penderita dengan kelainan intestinal. Dosis yang dianjurkan 2 kali 1

tablet sehari yang dapat diberikan dalam jangka waktu yang lama. Dosis

maksimal adalah 8 tablet sehari. Kontraindikasi obat ini adalah colitis pseudo

membranosa sebagai akibat pemberian antibiotika jangka lama.

Dua macam obat antidiare yang paling sering diresepkan adalah

difenoksilat (dengan atropine), analog lemah dari meperidin, dan loperamid,

yang secara kimia berhubungan dengan haloperidol. Loperamid juga tersedia

untuk diperoleh tanpa resep. Difenoksin adalah metabolisme aktif dari

difenoksilat dan disediakan sebagai obat yang diresepkan.

Untuk edukasi, yang dilakukan adalah penyuluhan yang dilakukan oleh

orang-orang yang peduli dengan masalah kesehatan, terutama yang

berhubungan dengan dunia kesehatan. Di sinilah letak tugas sebenarnya dari

tenaga kesehatan, yaitu melakukan penyuluhan, bukan hanya mengobati.

Penyuluhan bisa dilakukan di tempat tertentu, khususnya di daerah yang

epidemik diare. Penyuluhan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat

betapa pentingnya pencegahan terhadap suatu penyakit.

E. Komplikasi

Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama,

terutama pada usia lanjut dan anak-anak. Pada diare akut karena kolera

kehilangan cairan secara mendadak sehingga terjadi syok hipovolemik yang

cepat. Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia

dan asidosis metabolik.

Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis sehingga

syok hipovolemik yang terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul

tubular nekrosis akut pada ginjal yang selanjutnya terjadi gagal multi organ.

5

Page 6: PE Digestive

Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian cairan tidak

adekuat sehingga tidak tercapai rehidrasi yang optimal.

Haemolityc Uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan

terbanyak oleh EHEC. Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal, anemia

hemolisis, dan trombositopenia 12-14 hari setelah diare. Risiko HUS akan

meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare, tetapi

penggunaan antibiotic untuk terjadinya HUS masih kontroversi.

Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare

karena Cimpylobakter, Shigella, Salmonella, atau Yersinia spp.

II. Laporan Hasil Pemeriksaan Pasien

A. Riwayat Penyakit Pasien yang Dikunjungi

RPS:

Mencret lima kali sejak tadi malam, konsistensi cair, warna kuning, nyeri

perut (+),darah (-), muntah satu kali warna putih isi makanan, lemas (+),

perut sering bunyi, kurang nafsu makan, pernah diberi air gula garam satu

kali

RPD:

Sudah sering mengalami penyakit yang sama

RPK:

Tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit ini

Anamnesis Sistem Organ:

Mual (-), diare (+), tidak nafsu makan (+), nyeri perut (+), muntah (+), Perut

bunyi (+), sendawa (-), lemas (+), batuk berdarah (-), perut panas (-), sakit

saat BAB (-)

RKS:

Sering jajan siomay depan sekolah, suka makan mie. Untuk minum air

digunakan air pet yang telah dimasak.

B. Faktor Risiko yang Ada pada Pasien

Dari hasil anamnesis atau wawancara kepada pasien didapatkan faktor

risiko sehingga pasien terkena diare adalah kebiasaan pasien yang sering

jajan di pinggir jalan yang biasanya makanan tersebut kurang bersih.

6

Page 7: PE Digestive

Kemungkinan di dalam makanan tersebut terdapat bakteri patogen yang

dapat menyebabkan diare pada pasien tersebut.

C. Riwayat Pengobatan dan Respon terhadap pengobatan

Dari hasil anamnesis didapatkan pasien hanya meminum larutan gula

garam yang diberikan oleh anggota keluarganya, tetapi masih mengalami

diare sehingga pasien dibawa ke puskesmas oleh orang tuanya.

D. Masalah-masalah yang ada pada pasien

Masalah-masalah yang ada adalah pada saat dilakukan pemeriksaan

pasien agak sedikit takut, mungkin karena pada saat itu diperiksa beramai-

ramai. Masalah lain ditanyakan pada pasien adalah kebiasaannya

memakan makanan yang kurang bersih sehingga membuatnya diare.

E. Keterkaitan Hasil observasi dengan Masalah Pasien

Hasil observasi dengan masalah pasien tentunya sangat berkaitan karena

sesuai dengan blok yang sedang dijalani yang berkenaan dengan sistem

pencernaan. Dari kunjungan kami ini bertujuan untuk mengetahui secara

langsung bagaimana keadaan diare pada masyarakat pada umumnya dan

tindakan seperti apa yang dilakukan untuk mengatasinya dengan sedikit

membandingkannya dengan literatur yang dimiliki.

III. Evaluasi

A. Hal-hal Positif yang Didapat

Dari hasil pengamatan kami di puskesmas tersebut, kami mendapatkan

banyak pengalaman seperti pada kegiatan sebelum blok ini. Pada kegiatan

ini, kita berinteraksi dengan masyarakat secara langsung yang tentunya

sangat bermanfaat untuk implementasi pada masa yang akan datang

dalam berprofesi.

B. Hal-hal Negatif selama Kunjungan

Menurut saya, hal negatif yang didapat adalah kurangnya pasien yang kami

dapatkan sehingga pada saat melakukan pemeriksaan tidak semua

mendapat kesempatan. Meskipun begitu kami masih bisa untuk mengamati

dan membantu memberitahukan bila ada kekurangan dalam pemeriksaan.

7

Page 8: PE Digestive

IV. Referensi

Katzung, Bertram G. 1998. Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi VI. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Hadi, Sujono. 2002. Gastroenterologi. Bandung: Penerbit Alumni.

Guyton dan Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC.

8