pedoman bimbingan manasik haji bagi kan kemenag … · pedoman bimbingan manasik haji bagi kan...

60

Upload: hoangquynh

Post on 03-Mar-2019

299 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota
Page 2: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUABimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota (4 kali pertemuan)I.

No. Pertemuan Materi Jam/Pel Waktu

1.

2.

3.

4.

Bimbingan Massal I

Bimbingan Massal II

Bimbingan Massal

Bimbingan Massal IV

Kebijakan Pemerintah tentang :•Penyelenggaraan Haji1. Kesehatan Haji2. Paspor Haji (imigrasi)3. Bea cukai4.

Pembentukan kelompok Bimbingan (kloter bayangan) •ketua Regu dan RombonganBimbingan proses perjalanan Haji•Keselamatan Penerbangan•

Bimbingan Peragaan Manasik Haji (latihan operasional •

Konsolidasi Pemantapan Kloter•Penjelasan perlengkapan Barang bawaan•

4 Jam = 180 MenitSetiap mata pelajaran berdurasi 45 Menit

09.00 s/d 13.00Belum termasuk waktu istirahat, shalat dan makan (Ishoma)

Bimbingan Kelompok pada KUA Kecamatan (11 Kali Pertemuan)II.

No. Pertemuan Materi Jam/Pel Waktu

1. Pertemuan I

Pertemuan II

Pertemuan III

Pertemuan IV

Pertemuan V

Pertemuan VI

Pertemuan VII

Pertemuan VIII

Pertemuan IX

Pertemuan X

Pertemuan XI

Penduan perjalanan haji•Kegiatan di tanah air1. Kegiatan di Arab Saudi2.

Bimbingan kesehatan dan kebugaran jasmani jamah •haji (koordinasi puskesmas setempat)

Bimbingan manasik haji•Akhlaqul karimah1. Adat istiadat bangsa Arab2.

Bimbingan dan praktek bersuci, wudhuk, tayamum •dan shalat jamak/qashar

Bimbingan manasik haji•Niat haji dan umrah1. Thawaf2. Praktek3.

Bimbingan manasik haji•Sa’i dan tahalul1. Wukuf di Arafah2. Praktek3.

Bimbingan manasik haji•Mabit di Mina dan lontar jumrah1. Thawaf ifadah dan wada’2. Praktek3.

Pemantapan peragaan manasik haji•Thawaf 1. Sa’i2.

Pemantapan peragaan manasik haji•Wukuf di Arafaf1. Lontar jumrah2.

Pemantapan peragaan manasik haji dan travelling•Hikmah dan pelestarian haji mabrur•

Pemantapan peragaan manasik haji lanjutan dan •travelling

4 Jam = 180 MenitSetiap mata pelajaran berdurasi 45 Menit

09.00 s/d 13.00Belum termasuk waktu istirahat, shalat dan makan (Ishoma)

Page 3: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

Majalah Santunan Kantor Kementerian Agama Provinsi Aceh Pembina: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Penanggungjawab: Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh Dewan Pengarah: Drs. H. Taufiq Abdullah; Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd; H. Abrar Zym, S.Ag; Drs. H. Asy’ari Basyah; Drs. Saifuddin AR; H. Aska Yunan, S.Ag. Pemimpin Umum: Drs. H. Zuardi Zain Pemimpin Redaksi: Juniazi Wakil Pemimpin Redaksi: Muzakkir Sekretaris Redaksi : Khairuddin Aba Wakil Sekretaris Redaksi: Jabbar Sabil Redaktur: Mulyadi Nurdin; Ridwan Qari; Juhaimi; Taharuddin, Wiswadas; Azhar; Khairul Saleh; Abdullah AR; Muhammad Yacob Yahya; Suri Arniansyah; Alfirdaus Putra. Pemimpin Usaha: Imran Wakil Pemimpin Usaha: Zulfahmi Keuangan: Munawar; Elia Fajri Sirkulasi: Darwin; Jatu Rahmi Rahayu Iklan: Hartati; Yenni Yusnita Layout: Tim Santunan Alamat Redaksi: Jl. Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh E-mail : [email protected] / [email protected] Hotline-SMS: 0852-7775-9339

Abu Panton:Tidak Boleh Berhenti

Mengajar Ilmu AgamaHal. 9

DAFTAR ISI

Penyuluh Bukan Pegawai KUA Hal.19

Mustafa Abubakar: Menuju KemandirianEkonomi Dayah Hal.10

Tokoh: Tgk. H. Hasanoel Bashry HG

Berharap lahirnyaIntelektual DayahHal. 49

Opini:

Dayah Aceh di Kancah NasionalHal. 39

Sudah Halalkah Konsumsi Kita?Hal. 16

Ada Barongsai di Peunayong Hal.22

Life Style: BagaimanaMerawat Kuku Bayi Hal. 51

Tafsir:

Satanic Verse, Fenomena Penafsiran Ayat 52 Surat al-Hajj

Hal. 34

Sampul depan: Abuya Muhibbuddin Waly, sedang menyampaikan pengajian di Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga.Sampul belakang: Para penyuluh yang terpilih mewakili kabupaten/kota untuk mengikuti Seleksi Penyuluh Teladan Tingkat Provinsi Aceh 2010

Page 4: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

4 Santunan JULI 2010

Ungkapan dayah telah menjadi bagian dari bahasa Aceh, sehingga sulit melacak kembali asal-usulnya, apakah murni kreasi orang Aceh,

atau merupakan serapan dari bahasa lain, seperti bahasa Arab. Dua teori yang lazim dikemukakan menyatakan bahwa istilah dayah diserap dari bahasa Arab.

Teori pertama menganggap istilah dayah adalah turunan dari kata zawiyyah, yang dalam bahasa Arab berarti sudut, atau tempat pengajian di sudut-sudut masjid. Dalam perkembangan sejarah, kelompok-kelompok tarekat (turunan dari aliran tasawuf) menyebut tempat mereka berkum-pul dan belajar sebagai zawiyyah. Teori ini cocok dengan dinamika dayah yang menjadi tempat belajar ilmu agama Islam dan pusat pendidikan kader-kader tarekat.

Teori kedua menyata-kan asal kata dayah dari ungkapan hidayah, yang dalam bahasa arab berarti petunjuk. Teori ini juga cocok dengan sejarah keberadaan dayah yang menjadi pusat pengajaran dan penyebaran agama Islam dari awal-awal kedatangannya di Bumi Nanggroe Aceh Darussalam, dan daerah-daerah lain di nusantara.

Terlepas dari penamaannya, anatomi dayah, yang secara nasional dikenal dengan istilah pondok pesantren, haruslah terdiri dari seorang tokoh sentral yang menjadi panutan dan rujukan dari seluruh penghuni lembaga pendidikan tersebut, baik besar maupun kecil. Selain itu, sebuah dayah juga harus memiliki santri yang menetap, dan proses belajar mengajarnya berlangsung siang-malam. Di luar syarat-syarat ini, secara anatomis tidak bisa disebut sebagai dayah.

Hal lazim lainnya yang menjadi ciri dayah adalah pengajian tingkat tinggi, tinggi meskipun relatif, tinggi dapat berarti bahwa materi yang diajarkan di dayah bukan lagi pelajaran dasar yang biasa diterima oleh orang awam di meunasah-meunasah (mungkin sekali

merupakan turunan dari kata madrasah), balee beut (balai pengajian) dan pengajian rumahan lainnya.

Alumni-alumni yang pulang dari dayah selalu disapa Teungku, dan mendapatkan penghormatan yang pantas dari masyarakat tempat tinggalnya, baik diangkat menjadi Teungku Imuem maupun tidak, mereka selalu dipercaya untuk memimpin kegiatan keagamaan dan mengajar anak-anak serta masyarakat sekitar tentang ilmu-ilmu agama.

Dayah-dayah di Aceh juga identik dengan tasawuf yang melembaga dalam tarekat-tarekat. Bahkan hubungan

yang dibentuk oleh tarekat ini bisa menjadi justifikasi bagi suksesi seorang Abu (Guru Besar yang dihormati) oleh muridnya di dayah, atau membuka cabang dayah baru di tempat lain.

Seunik apapun dayah kita di Aceh ini, tetaplah merupakan suatu produk budaya yang harus berhadapan dengan budaya-budaya lain di luar dayah, khususnya di era perdagangan, telekomonukasi dan transportasi yang sangat

canggih ini. Dayah wajib melakukan penyesuaian-penyesuaian sehingga tidak tergerus oleh zaman, tanpa harus kehilangan substansinya sebagai sinar Penerangan Agama di dalam masyarakat.

Merebaknya dayah-dayah dalam bentuk modern dan terpadu merupakan salah satu bentuk kesadaran baru masyarakat akan kebutuhan keilmuan agama dan kemampuan berkompetisi di dalam kehidupan nyata, yang tidak selamanya dikendalikan secara sadar oleh penduduk lokal, tapi juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor luar yang mungkin sangat jauh dari tempat kita berada. Itulah yang sering disebut sebagai dampak globalisasi.

Dayah! tetaplah menjadi pelita di tengah masyarakat, tanpa lupa berkaca diri, sehingga tidak tertupi cahayanya oleh ‘beulaga-beulaga’. nKhairuddin

Tetaplah Menjadi Pelita

Page 5: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

5Santunan JULI 2010

Suscatin, bukan KCPAssalamualaikum Wr. Wb.Terima kasih kepada redaksi yang telah memuat surat saya ini. Saya salah seorang Kepala Seksi di Bidang Urusan Agama Islam (Urais) Kanwil Kementerian Agama Propinsi mengoreksi istilah yang digunakan oleh Majalah Santunan pada edisi Juni 2010 yang lalu untuk Kursus Calon Pengantin. Singkatan yang lazim digunakan adalah ‘suscatin’ sesuai hasil Rakernas BP4 pada tanggal 17 Agustus 2007, bukan KCP sebagaimana digunakan oleh redaksi. Demikian dan semoga bermanfaat bagi kita semua.WassalamZuryani, Banda Aceh

Jawaban :Terimakasih atas perhatiannya kepada majalah santunan yang

kita cintai ini, untuk seterusnya redaksi akan menggunakan istilah ‘suscatin’ sebagai singkatan dari kursus calon pengantin.

Konsultasi Hukum & KepegawaianAssalamualaikum Wr.Wb.Redaksi Majalah Santunan yang terhormat, saya ingin mengusulkan supaya majalah juga membuka ruang bagi pertanyaan-pertanyaan dari para pembaca tentang berbagai hal yang jarang diketahui, padahal penting untuk diketahui oleh khalayak ramai, misalnya masalah hukum-hukum agama atau masalah-masalah kepegawaian di lingkungan kementerian agama. Terima kasih.WassalamMursal, Sigli

Jawaban:Terimakasih atas perhatiannya kepada Majalah Santunan, insya Allah, mulai edisi ini dan seterusnya, redaksi membuka kesempatan kepada para pembaca untuk mengajukan berbagai pertanyaan tentang hukum islam dan perkawinan melalui Rubrik Konsultasi Hukum Islam dan BP4. Sedangkan pertanyaan-pertanyaan lainya akan dijawab sesuai ketersediaan halaman pada majalah ini.

TTS berapa lama berlaku?Assalamualaikum Wr. Wb.Yang terhormat pengelola TTS Majalah Santunan, saya ingin bertanya, berapa lama TTS Santunan berlaku, mengingat Majalah Santunan kadang kami terima sudah pertengahan bulan di tempat kami. Terima kasih.WassalamAni, Simeulue

Jawaban :TTS Majalah Santunan berlaku untuk dua bulan, mislanya, TTS Edisi Juli 2010 akan diumumkan pemenangnya pada Majalah Santunan Edisi September 2010, setiap jawaban yang benar yang masuk sebelum sebelum deadline edisi September (tanggal 17 agustus) akan diumumkan oleh redaksi. Demikian untuk dimaklumi.

BIRO DAERAH MAJALAH SANTUNAN: Kota Banda Aceh Yusri, Said Mahfud, Aceh Barat Narjun Ikhsan, Merahwan, Simeulu Drs. H. Yusman, Iskandar, Aceh Barat Daya Zubaili, Fajrina, Nagan Raya Muhammad Juned, Taufiq, Aceh Tengah M. Ramli, SH, Hasanah, Gayo Lues Radiah, S.Sos, Munirullah, S.Sos.I, Pidie Drs. Ilyas Muhammad, Syuib, S.Ag, Kota Lhokseumawe T. Helmi, S.Sos, Umar Dani, Aceh Besar Nasrullah, Amirullah, Kota Sabang H. Khairuddin, S.Ag, Eriadi, ST, Aceh Jaya Taisir, S.TH, Rahmat, Aceh Selatan Drs. Bukhari Harun, Zulhelmi, S.Pd.I, Aceh Tenggara Syaiful, S.HI, Razali, Aceh Timur Jakfar, S.Sos.I, Hermansyah, Aceh Tamiang Muhammad Sofyan, Jumini, Kota Langsa M. Dahlan Ary, Apmilina Sari, Aceh Utara Drs. Kasmidi, A. Hadi, Aceh Singkil Ghazali, S.Ag, Widiastuti, Bener Meriah Azhari Ramadhan, M.Ag, Irmayati, SE, Bireuen Ismuar, S.Ag, Mursyidah.

Page 6: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

6 Santunan JULI 2010

LAPORAN UTAMA

ditambah lagi dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan yang semakin memperkuat posisi dayah.

Di Aceh juga tak kalah kencang, tahun 2008 qanun nomor 5 lahir sebagai payung hukum pelaksanaan pendidikan dayah, walau diakui qanun tersebut belum sempurna, minimal lompatan bersejarah telah dicetuskan dalam rangka pengembangan dayah ke depan.

Kepala Bidang Pekapontren Kanwil. Kementerian agama Aceh, Drs. Saifuddin AR mengakui bahwa qanun tersebut masih bersifat umum sehingga perlu penjabaran lebih detil melalui Peraturan Gubernur.

“Qanun nomor 5 tahun 2008 masih bersifat umum, oleh karenanya kita sedang menggarap, berupaya adanya tindak lanjut melalui Peraturan Gubernur guna penertiban tata kelola di dayah”. Ujar Saifuddin AR kepada Santunan Jumat (18/6).

Pembenahan dayah tidaklah seder-hana karena berbagai aspek perlu disempurnakan, karena sekian lama sistem pendidikan dayah berjalan apa adanya tanpa ada evaluasi apalagi pengembangan sebagaimana layaknya sebuah lembaga pendidikan.

Kurikulum merupakan salah satu-

Pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia, orang Aceh menyebutnya dayah,

jauh sebelum Indonesia merdeka lembaga pendidikan ini telah eksis di tengah masyarakat, bahkan menjadi satu-satunya lembaga pendidikan yang ada saat itu.

Seiring perjalanan waktu posisi dayah semakin hari semakin terpinggirkan, sehingga menimbulkan kekhawatiran tersendiri di tengah masyarakat. Maklum saja anak bangsa yang menuntut ilmu di dayah jumlahnya sangat banyak, sehingga persoalan mereka secara langsung menjadi persoalan bangsa juga.

Di tengah keinginan berbagai pihak untuk melakukan legalisasi pendidikan dayah agar setara dengan pendidikan lainnya, gayung bersambut, peme-rintah akhirnya mengeluarkan aturan yang menghapus diskriminasi dayah dalam sistem pendidikan nasional, adalah UU nomor 20 tahun 2003 sebagai cikal bakal payung hukum yang mengakui dayah sebagai salah satu lembaga pendidikan,

nya, di mana mata pelajaran yang diajarkan di dayah tidak berubah dari masa ke masa, umumnya materi pelajaran lebih dominan di bidang fikih, sementara jurusan lain, walaupun ada masih tergolong minim, di samping itu ilmu pendukung seperti sejarah dan sains tidak tersentuh hingga kini, sehingga tak jarang banyak orang menyepelekan alumni dayah karena wawasan yang sempit dan tidak mengikuti perkembangan zaman.

Menurut wakil Gubernur Aceh, Muhammad Nazar, kemunduran pendidikan dayah terjadi sejak perang dengan Belanda, pada saat itu banyak ulama yang maju ke garis depan melawan penjajah sehingga tidak fokus lagi dalam menjalankan roda pendidikan di dayah, padahal sebelumnya dayah Aceh sangatlah maju, yang mengajarkan berbagai bidang ilmu pengetahuan hingga ilmu militer.

“Sejak perang Belanda terjadi pendestruksian terhadap sistem pendidikan dayah, ketika itu ulama terpaksa ikut berperang dan tidak lagi sempat mengurus pendidikan secara kental, maka pada saat itu kurikulum dihentikan sementara dan tinggal kurikulum agama murni” Ujar Wagub pada acara wisuda lulusan STAI Al-

Dayah memasuki era baru, keberadaannya telah diakui pemerintah,

pendidikan tinggi model dayah sudah terwujud, malah ada santri yang melanjutkan kuliah

hingga jenjang S-2.

Sejarah Baru DayahLaporan Mulyadi Nurdin

Page 7: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

7Santunan JULI 2010

LAPORAN UTAMA

direspon dingin oleh dunia kerja, ribuan lembar ijazah yang dikeluarkan dayah di Aceh belum diterima oleh lapangan kerja, sangat disayangkan setelah bertahun-tahun menuntut ilmu tidak mendapat pengakuan berarti dari pihak terkait, sehingga menjadi dilema baru bagi intelektual dayah tersebut, malah untuk me-lanjutkan kuliah saja belum semua perguruan tinggi menerimanya, ini memang kontra produktif sehingga berbagai pihak harus mencari solusinya.

Akreditasi merupakan salah satu penyebabnya, sehingga upaya untuk mengakreditasi dayah hendaklah dilakukan secara cepat dan serius dengan melibatkan berbagai pihak supaya tidak menjadi masalah di kemudian hari.

Proses akreditasi tersebut akan menjadikan dayah setara dengan pendidikan umum lainnya, sehingga persoalan diskriminasi ijazah tidak lagi terjadi.

Pihak dayah sendiri pada prinsipnya siap menyahuti proses tersebut selama tidak menghilangkan ciri khas mereka sendiri, hal itu sebagaimana diungkapkan Waled Hasanoel Bashry HG, Pimpinan Dayah MUDI Mesra kepada santunan (15/6).

Aziziyah Samalanga (15/6). Manajemen merupakan faktor

lain yang harus dibenahi, berbagai upaya perlu terus dilakukan termasuk melatih tenaga administrasi yang profesional supaya standarisasi dapat diwujudkan, di samping melengkapi fasilitas, sarana dan pra sarana, berbagai penyempurnaan menjadi tekad bulat pemerintah terutama kementerian agama sebagaimana diungkapkan Kabid. Pekapontren Kanwil Kemenag Aceh, Saifuddin AR.

“Kita akan melakukan perubahan-perubahan terhadap pondok pesan-tren salafiah, di mana kita melihat kondisi program pembelajaran, kete-nagaan, sarana dan prasarana masih memprihatinkan”. Ujarnya.

Selama ini manajemen dayah berjalan apa adanya, hal itu terjadi karena memang belajar di sana tidak dipungut biaya apapun alias gratis, jangankan membiayai manajemen yang membutuhkan biaya tinggi, gaji guru saja tidak diberikan, semua bekerja dengan ikhlas, itu pula yang menyebabkan dayah dapat bertahan di tengah berbagai tantangan yang dihadapinya, semangat juang murid, guru, dan alumni telah membuat dayah tegar di tingkat akar rumput walau berbagai krisis silih berganti mewarnai negeri ini.

Semangat itu jelas terlihat dari pernyataan ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Tgk. Ibrahim Bardan yang sering disapa dengan Abu Panton yang mengingatkan santri dayah untuk terus mengembangkan pendidikan agama dalam kondisi apapun walau yang tersisa hanya satu orang murid sekalipun.

“Beliau mendoktrin kami yang belajar kepada beliau, untuk tidak meninggalkan mengajar, walaupun hanya mempunyai satu murid saja, sekurang-kurangnya mengajarkan anggota keluarga sendiri”. Ajak Abu Panton mengutip pesan Abon Samalanga (15/6).

Akreditasi IjazahNamun semangat juang yang luar

biasa dari para santri dayah masih

“Kalau konsep yang telah kami buat ini disetujui oleh pemerintah, hal tersebut mungkin bisa-bisa saja. Ini harus terlebih dahulu kita sepakati bersama. Tapi kalau hanya sepihak saja dari pemerintah yang menyebabkan hilangnya kekhasan dayah itu tersendiri, ini tidak dapat kita penuhi, ini tidak dapat kita pertanggungjawabkan kepada masya-rakat nantinya”, tegasnya.

Akreditasi itu sendiri akan me-ngarah kepada standarisasi mutu dan kurikulum dayah itu sendiri supaya ada keseragaman, tidak berjalan sendiri-sendiri, adanya kejelasan antara dayah, diniyah, TPA dan lain-lain, kalau perlu adanya SK tersendiri dari lembaga pemerintah supaya tidak membingungkan masyarakat.

“Dayah kita sekarang tata kelolanya masih kurang tertib, salah satu contoh dalam tata kelola lembaga yang belum rapi, di mana pemisahan antara dayah salafiah, pendidikan diniyah, TPA-TPQ belum begitu jelas dalam angka-angka pendataan, termasuk legalitasnya yang belum begitu sempurna di mana belum ada SK dari lembaga pemerintah, SK ketenagaan, tata usaha maupun tenaga kepustakaannya belum teratur”. Harap Kabid Pekapontren Drs. Saifuddin AR.

Secara tegas ulama kharismatik

Page 8: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

8 Santunan JULI 2010

LAPORAN UTAMA

Aceh, Abu Panton berpesan agar ijazah dayah dapat diterima semua kalangan, hal itu seperti dikutip Kabid Pekapontren Saifuddin AR kepada santunan.

“Peulagot dayah (usahakan dayah bisa laku)”. Ujar kabid mengutip Abu Panton.

KeuanganSementara itu persoalan keuangan

masih menjadi tantangan berat bagi dayah, ketika perubahan mendasar di bidang akademik dilakukan, tentu pula membutuhkan perubahan signifikan dalam sektor keuangan, sehingga pemerintah tidak boleh tinggal diam, ketika pe-ngakuan terhadap pendidikan dayah telah diberikan, maka alokasi dana yang sesuai juga harus diperhati-kan sebagaimana yang diberikan kepada pendidi-kan lainnya.

P e m e r i n t a h Aceh melalui Badan Pendidikan dan Pembinaan Dayah telah me-n g a n g g a r k a n dana yang sangat besar dalam dua tahun terakhir. Tahun 2009 saja lebih 200 Milyar Rupiah dikucur-kan untuk pengembangan dayah. Dibandingkan dana untuk sekolah dan madrasah yang mencapai Triliunan, angka tersebut memang masih kecil dan jauh dari cukup, tetapi sudah cukup lumayan sebagai langkah awal pemerintah dalam membangun dayah.

Selebihnya dayah bisa melakukan usaha sendiri melalui berbagai usaha termasuk pengembangan pertanian dan usaha berkelanjutan lainnya.

Menanggapi masalah tersebut Abu Panton mengingatkan dayah supaya mandiri dan jangan hanya

bisa meminta, tetapi harus mencari sumber ekonomi lain termasuk mem-buka perkebunan jika perlu.

“Jangan hanya bisa menjilat, jangan hanya bisa meminta, jangan pernah berpikir bahwa membuka kebun merupakan pekerjaan dunia, ini semua guna kehidupan akhirat kita juga” tegas Abu Panton.

Menteri BUMN Mustafa Abu Bakar menyambut gembira ide tersebut, seraya berjanji akan membantu merealisasikan keinginan tersebut melalui program revitalisasi pertanian yang tentu saja dengan dukungan

Bupati/Walikota, ulama dan tokoh masyarakat.

“Dalam hal ini kami mohon bantuan Bupati/ Walikota, tokoh masyarakat, para ulama, mendukung program ini, di mana 2010 ini juga akan kita laksanakan, dengan menggunakan fasilitas kredit Bank Mandiri dan Bank BRI dengan namanya kredit revitalisasi pertanian, Insya Allah ini akan dapat kita wujudkan”. Jelas Mustafa Abu Bakar.

Pendidikan tinggiPentingnya pendidikan tinggi

sebagai lanjutan dari meudagang di

dayah sudah dirasakan oleh pimpinan dayah Aceh, langkah maju tersebut perlu dilakukan dalam rangka me-ningkatkan daya saing alumni dan upaya untuk membuat mereka diakui sebagaimana layaknya seorang sarjana.

Adalah STAI Al-Aziziyah Samalanga sebagai contohnya. Berbekal tekad dari sang pendiri, Waled Hasanoel Bashry HG, untuk mencetak kader dayah yang intelek dan agamis, perguruan tinggi tingkat S1 tersebut berdiri megah bersebelahan dengan dayah MUDI Mesra Samalanga.

Sistem yang di-anut dalam STAI yang mayoritas mahasiswa dan dosennya berasal dari dayah tersebut m e n g a d o p s i k u r i k u l u m perguruan tinggi secara nasional, ditambah dengan muatan lokal yang mencerminkan ciri khas dayah.

“Kita mengikuti k u r i k u l u m nasional, pada awal pendirian malah kita ada opsi 100% kurikulum IAIN” ujar ketua STAI Al-Aziziyah, Tgk. Muntasir, S.Ag, MA

kepada santunan (15/6).

Pendidikan tinggi ala dayah ini bukanlah yang pertama di Aceh, sebelumnya Abu Panton sebagai Ulama kharismatik Aceh telah lebih dulu membuka STAI kelas jauh di dayah yang dipimpinnya di Panton Labu, sementara di Baktiya juga telah berdiri Ma’had Ali di bawah asuhan Tgk. Ajidar.

Ini pertanda bahwa semangat untuk bangkit telah tumbuh di kalangan dayah Aceh, kekahawatiran berlebihan yang pernah menyelimuti sebelumnya sudah mulai pudar seiring banyaknya alumni yang kuliah

Page 9: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

9Santunan JULI 2010

LAPORAN UTAMA

Mesjid raya samalanga, mesjid yang dibangun oleh Iskandar Muda pada waktu dahulu. Tahun 1964 bangunannya masih terbuat dari

kayu yang dibangun oleh Alm. Iskandar Muda, MUDI dulu muridnya hanya sekedar 60 atau seratusan orang, Alhamdulillah sekarang

muridnya telah ribuan, ilmu pengetahuannya sudah serba tinggi.

Dulu jangankan bahasa Arab, bahasa Aceh pun belum jelas, karena dulu bahasa Aceh pun beragam yang digunakan santri. Sekarang bahasa Arab dan bahasa Inggris telah dikuasai para santri. Tetapi kami Mohon kepada adik-adik kami jangan terlena dengan bahasa Arab dan bahasa Inggris, dalamilah ilmu pengetahuan agama sebagai-mana telah diamanatkan oleh

guru kita alm. Abon H. Abdul ‘Aziz Samalanga.

Maka kami mohon di samping anak-anak kami belajar bermacam ilmu, jangan lupa ilmu pengetahuan agama, jangan sampai dayah Mudi tinggal namanya saja, seperti tinggalnya Syiah Kuala. Saya rasa di Syiah Kuala, tidak ada yang bisa menggantikan Syiah Kuala. Demikian pula dayah Mudi ini, tidak ada yang bisa menggantikan Alm. Abon Abdul ‘Aziz Samalanga.

Beliau mendoktrin kami yang belajar kepada beliau untuk tidak meninggalkan mengajar, walaupun hanya mempunyai satu murid saja, sekurang-kurangnya mengajarkan anggota keluarga sendiri.

Saya sarankan kepada seluruh pesantren yang ada di Aceh untuk punya format yang jelas, jangan hanya bisa menjilat, jangan hanya bisa meminta, jangan pernah berpikir bahwa membuka kebun merupakan pekerjaan dunia, ini semua guna kehidupan akhirat kita juga. n(jabbar sabil, mulyadi nurdin, darwin)

Tidak Boleh Berhenti Mengajar Ilmu Agama

dan kembali ke dayah untuk mengajar junior mereka.

Upaya untuk melengkapi guru dan dosen dayah agar memenuhi standar akademis juga gencar dilakukan. Tahun lalu sebanyak 14 orang utusan STAI Al-Aziziyah Samalanga mengambil program S-2 di IAIN Ar-Raniry.

“Dari kita pun sudah ada yang mendapatkan beasiswa Pemerintah Aceh untuk kuliah di Banda Aceh sebanyak 14 orang, sekarang sudah

ada yang diminta ke Medan” Ujar Waled Hasanoel Bashry kepada santunan.

Target yang dipasang untuk lulusan STAI versi dayah ini tidak tanggung-tanggung, mereka ingin melahirkan generasi baru bahkan calon pejabat dan elit Aceh yang jujur di kemudian hari.

“Kita ingin mencetak generasi baru, generasi pesantren yang identik dengan kejujuran, jadi generasi jujur ini menjadi generasi intelektual. Elit-

elit atau pejabat yang akan lahir di Aceh kelak bisa diwarnai oleh alumni STAI ini”’ ujar Tgk. Muntasir.

Gayung telah bersambut, kebija-kan pemerintah yang menghapus diskriminasi dayah sudah diterbitkan, sementara dayah sendiri sudah siap untuk mengembangkan diri, tinggal bagaimana mengisi peluang itu dengan kerja nyata demi kemajuan pendidikan Aceh di masa yang akan datang.n

Abu Panton (Tgk. H. Ibrahim Bardan; Pimpinan Dayah Malikussaleh, Panton Labu, Aceh Utara)

Page 10: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

10 Santunan JULI 2010

LAPORAN UTAMA

Pemerintah melalui kabinetnya ada tiga visi misi yang selalu presiden tegaskan yaitu

Indonesia yang lebih sejahtera, Indonesia yang lebih demokratis, Indonesia yang lebih berkeadilan. Dalam kesejahteraan ini berbagai fasilitas terus diberikan, salah satu di antaranya adalah bantuan asuransi kesehatan yang seluruh masyarakat Aceh gratis berobat.

Yang kedua pendidikan, baik pendidikan umum maupun pendidi-kan agama diberikan secara khusus, seperti Dana Abadi Pendidikan supaya dapat digunakan secara berimbang baik untuk pendidikan umum mau-pun untuk pendidikan agama dan pendidikan dayah. Dana ini bisa menjadi pelengkap dana APBD yang ada.

Ketiga di bidang spiritual, saya berharap faktor kesehatan ini penting, dengan kesehatan sehat kita dapat mencetak SDM yang handal, jadi dalam hal ini spiritual di Aceh harus mendapatkan perhatian khusus. Roh kekuatan Abu-abu kita terdahulu semakin menipis sekarang ini.

Ulama dulu tidak hanya mengasuh dayah, tapi juga ikut berperang. Nek tu saya, Tgk. Chik di Pante Geulima juga ikut berperang dan syahid di Batee Iliek. Jadi semangat perjuangan, kekuatan iman, karakter yang bersumber dari nilai-nilai agama Islam harus kembali ditempa kuat

dengan baik, seperti roh Aceh dahulu kala, Aceh yang kuat dengan iman dan ketaqwaan kepada Allah Swt.

Pendidikan kuat, kesehatan kuat, imtaq yang kuat, ini yang sangat penting kita jaga. Di mana imtaq sumbernya ada pada dayah-dayah yang ada di Aceh. Intinya untuk memajukan Aceh kita harus mengutamakan mental spiritual untuk menghasilkan kader-kader Aceh ke depan yang siap mengejar ketinggalan Aceh.

Saya memang menjadi BUMN adalah lanjutan dari saya menjadi Gubernur di Aceh yang sangat singkat, yaitu 1 tahun 1 bulan 1 minggu dan 1 hari menjadi gubernur. Tepatnya 1 Januari 2006, selesai 8 Februari 2008. Kemudian saya bertugas di Bulog dan seterusnya menjadi menteri BUMN yang mengurus 141 perusahaan, dengan aset 2.150 ribu Triliun Rupiah. Banyak resiko yang saya h a d a p i , banyak fi t n a h y a n g s aya

hadapi, d a l a m hal ini mohon d o ’ a

kepada para guru, para santri semoga saya bisa menjalankan amanah ini dengan baik.

Menyinggung kontribusi BUMN terhadap dayah di Aceh sesuai harapan Abu Panton kepada saya, dalam hal ini wagub membisik kepada saya agar memperhatikan dayah agar dapat mandiri, dayah bukan hanya belajar semata-mata, tapi juga ada mata pencaharian apakah langsung maupun tidak langsung. Pak Farhan Hamid tadi mengatakan dayah harus menjadi tempat mengaji dan mengajar tanpa harus tergoda dengan mencari nafkah sebagaimana kepala keluarga.

Oleh karenanya Abu Panton, barangkali cara yang paling tepat adalah, sekarang PTPN 1 bergabung dengan PTPN 3 bergabung dengan PTPN 4 ketiga-tiganya sedang kami himpun untuk menjadi inti, untuk mengembangkan plasma yang ada di seluruh Aceh, menanam sawit dan karet. Kalau Abu panton tadi mengatakan ada 200 hektar tanah yang ingin digabung menjadi plasma, Alhamdulillah, kita akan himpun untuk menjadi plasma, mudah-mudahan dapat menjamin hidup masa depan para santri.

Dalam hal ini kami mohon bantuan Bupati/Walikota, tokoh masyarakat, para ulama, mendukung program ini, di mana 2010 ini juga akan kita laksanakan, dengan menggunakan

Mustafa Abu Bakar, Menteri BUMN RI

Menuju Kemandirian Ekonomi Dayah

Page 11: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

11Santunan JULI 2010

LAPORAN UTAMA

Muhammad Nazar, S.Ag., Wakil Gubernur Aceh

Dayah Harus Terlibat Dalam Pembangunan Aceh

Dahulu sebelum ada sisitem sekolah di Aceh dayah merupakan pendidikan resmi dalam kerajaan Aceh maupun dalam masyarakat Aceh.

Dayah berasal dari bahasa Arab yaitu Zawiyah, dayah pada dasarnya dari dari masa dulu tidak melakukan dikotomi dan diskriminasi terhadap ilmu pengetahuan, di dayah tersebut mengajarkan baik ilmu umum maupun ilmu agama termasuk ilmu militer yang dimulai secara diam-diam sejak Islam masuk ke Aceh melalui Peureulak, dan mulai terbuka ketika sistem Islam masuk ke dalam pemerintahan, kekuatan ter-akhir pada dasar kerajaan Aceh, pada masa itulah dimasukkan dayah secara resmi dan melembaga ke dalam UUD

kerajaan. Sebagian-nya dibiayai oleh kerajaan dan sebagian dibiayai dari dana hasil swadaya masya-rakat. Maka dari dayah tersebut m e n g h a s i l k a n berbagai ahli ilmu sehingga dari alumninya diang-kat menjadi hulu balang dan raja-raja.

Sejak perang Belanda, terjadi p en d est ru ks i a n terhadap sistem p e n d i d i k a n dayah, ketika itu ulama terpaksa ikut berperang dan tidak lagi sempat mengurus pendidikan secara kental, maka pada saat itu kurikulum d i h e n ti k a n sementara, dan tinggal kurikulum agama murni.

Namun pada

saat ini dayah-dayah di Aceh telah aktif kembali, dan diharapkan akan menjadi perintis dan mandiri serta dapat berperan lebih kental seperti di masa dulu, alumni-alumni Dayah dapat ikut serta dalam pembangunan Aceh terutama dalam pembangunan sumber dayah manusia (SDM), dalam membangun akhlak sosial serta men-jawab tantangan global.

Pemerintah aceh sejak tahun 2007 telah memperjuangkan berdirinya Badan Pendidikan dan Pembinaan Dayah yang didukung semua Ulama. Pada 2008 Badan tersebut berdiri dan sejak itu mulai menempatkan anggaran secara resmi dan permanen walaupun belum maksimal, tujuan Badan ter-sebut pertama menertibkan dayah termasuk menentukan definisi, kriteria dayah sesuai kehendak ulama, untuk menguatkan kurikulum, membuat pengelolaan dan manajemen dayah serta memfasilitasi sektor usaha seperti perkebunan, perternakan, koperasi dan lainnya dengan catatan tidak menyita waktu santri atau ulama untuk mengurus bisnis.

Seperti yang kita ketahui setelah terbentuknya badan dayah dana yang mengalir teratur dan sesuai dengan kapasitas sebuah dayah serta pemerataan dalam pembagian dana.

Saat ini pemerintah telah mem-bangun 4 dayah perbatasan dengan dana APBN, yaitu di Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, Aceh Singkil, dan Sabulussalam yang akan dioperasikan tahun ini.

Tahun 2008 dana untuk dayah sudah ditempatkan sebesar 150 Millyar Rupiah dan 95% dihibahkan, hanya 5% untuk operasional. Pada tahun 2009 dana melebihi 200 Millyar Rupiah dari APBA Provinsi dan sekarang 2010 dana tersebut menurun akibat banyak hal. Namun di sisi lain beberapa dayah akan mendapatkan perhatian khusus dari pusat. n (jabbar sabil, mulyadi nurdin, darwin)

fasilitas kredit Bank Mandiri dan Bank BRI dengan namanya kredit revitalisasi pertanian, Insyaallah ini akan dapat kita wujudkan.

Yang kedua pelindo-1 kita telah menghibahkan aset kita di sabang untuk pemerintah Aceh, kedua pelindo-2 yang ada di Krueng geukueh yang akan kita maksimalkan untuk keluar masuk barang di pelabuhan di Lhokseumawe.

Yang ketiga dalam hal pabrik kertas KKA untuk dapat dihidupkan kembali, dan lain sebagainya.

Sebagai pesan penutup, mari kita saling mengingatkan kembali, bahwa Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kalau masyarakat itu tidak berupaya untuk mengubah nasibnya sendiri. n (jabbar sabil, mulyadi nurdin, darwin)

Page 12: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

12 Santunan JULI 2010

Drs. Saifuddin AR, Kabid Pekapontren Kanwil Kemenag Aceh

terhadap pendidikan keagamaan, termasuk penjabaran dari Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2007 yang salah satu pasalnya menyebutkan penyelenggaraan pendidikan agama dan pendidikan keagamaan dikelola oleh Menteri Agama.

Program strategis bidang Pekapontren untuk pengem-bangan pondok pesantren/dayah di Aceh?

Sejak saya menjadi kabid. Pekapontren tanggal 5 Agustus 2008, saya melihat sangat besar beban dan tanggung jawab yang harus kita pikul dalam bidang pendidikan agama dan keagamaan di Aceh. Kita akan melakukan perubahan-perubahan terhadap pondok pesantren salafiah, di mana kita melihat kondisi program pembelajaran, ketenagaan,

sarana dan prasarana masih mem-prihatinkan. Program kita yang sangat strategis salah

satunya adalah tata kelola. Dayah kita sekarang tata kelolanya masih kurang tertib, salah satu contoh dalam tata kelola lembaga yang belum rapi, di mana pemisahan antara dayah salafiah, pendidikan diniyah, TPA-TPQ belum begitu jelas dalam angka-angka pendataan, termasuk

legalitasnya yang belum begitu sempurna di mana belum ada SK dari lembaga

pemerintah, SK ketenagaan, tata usaha maupun tenaga ke-pustakaannya belum teratur.

Apa latar belakang dibentuknya Bidang Pekapontren, yang merupakan bidang terbaru di Kementerian agama?

Yang pertama dasar perkembangan struktur organisasi, dilandasi tupoksi kementerian agama yang mencakup kepada bidang pendidikan, sesuai Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang di dalamnya termasuk Pesantren (di Aceh dikenal dengan nama Dayah), balai pengajian, TPA-TPQ yang kesemuanya merupakan salah satu subsistem pendidikan di Indonesia yang saling mendukung dan saling melengkapi dalam satu sistem pendidikan di Indonesia. Dengan kata lain Pondok Pesantren/Dayah di Aceh merupakan kewajiban binaan daripada Kementerian Agama, yang sebelumnya include dalam bidang Perguruan Agama Islam yang di dalamnya mempunyai seksi yang membawahi masalah dayah, dengan bertambah beban pemerintah yang menyangkut keagamaan, maka berkembanglah struktur bidang tersendiri untuk mengelola dan mengurus pendidikan keagamaan secara khusus yang dibawahi dalam satu bidang.

Hal ini bisa dikatakan suatu bentuk pengembangan sistem pendidikan yang telah ada di Indonesia?

Penyempurnaan dan se-kaligus salah satu bukti perhatian pemerintah

Perlunya Legalitas Dayah

Page 13: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

13Santunan JULI 2010

LAPORAN UTAMA

Apa saja kontribusi Bidang Pekapontren yang dapat dirasakan oleh Dayah?

Menurut evaluasi sepintas dari beberapa pihak, melalui para Kepala seksi di Kabupaten/Kota, termasuk Kakankemenag Kabupaten/Kota, me-rasakan adanya perubahan-peruba-han. Yang sebelumnya program-program mungkin sangat sedikit kita coba kembangkan, termasuk pembinaan tata kelola dengan baik dengan membangun koordinasi dengan stakeholder terkait. Kalau di pemerintah Aceh ada Badan Pembinaan Pendi-dikan Dayah.

Program yang sangat dirasakan salah satunya Lega-litas Ijazah Dayah yang sebelumnya masih membi-ngungkan di te-ngah masyarakat.

A p a k a h Pesantren/Dayah yang ada di Aceh sudah memenuhi standar kebijakan pemerintah?

Sampai saat ini belum terwujud ketetapan dan kejelasan yang kongkrit, karena kita juga sedang m e m b a n g u n k o o r d i n a s i m e m b e n t u k lahirnya regulasi, yang selama ini masih sangat terbatas, yang hanya memiliki dua perundang-undangan dan qanun nomor 5 tahun 2008 yang masih bersifat umum. Oleh karenanya kita sedang menggarap, berupaya adanya tindak lanjut melalui Peraturan Gubernur guna penertiban tata kelola di dayah. Yang semuanya telah kita kampanyekan dan sosialisasikan kepada pihak pimpinan dayah, para Abu, Teungku, di mana mereka dapat menerima dan mengharapkan sesegera mungkin dapat terwujud.

Bagaimana prestasi para santri yang dihasilkan oleh Dayah di Aceh

Kenyataannya santri-santri dayah terpadu lebih unggul daripada siswa/siswi dari sekolah. Seperti beasiswa S1 dan S2 di berbagai perguruan Tinggi favorit di dalam negeri, para santri dayah lebih unggul dari murid sekolah umum lainnya. Santri dayah mempunyai ilmu pengetahuan yang lengkap, baik keagamaan maupun ilmu umum, juga tingkat kedisiplinan, moral dan adab yang sangat men-dalam yang ditempa selama 24 jam dalam sehari.

Adakah tokoh nasional yang berasal dari dayah?

Ya, termasuk menteri kabinet, anggota dewan, terutama di Aceh terutama dari partai lokal banyak sekali berasal dari dayah. Tetapi yang sangat disayangkan titel mereka bukan Teungku tapi tetap juga sama seperti pendidikan umum lainnya. Ini yang harus segera kita tertibkan agar legalitas ijazah dayah diakui dalam pemerintahan kita.

Sekarang kita sedang menyusun draf Pergub tentang tata kelola yang telah mengalami perubahan-perubahan. Yang menyusun draf

pergub tersebut bukan kita, kita hanya memfasilitasi dan mengajak para pimpinan dayah, termasuk yang terkemuka seperti Waled Tanoh Mirah, Waled Hasanoel Bashry di Samalanga, Abu Panton dan Abu-Abu lainnya bersama dengan unsur pemerintah, untuk duduk bersama dalam menyusun draf pergub.

Terakhir Abu Panton dalam pertemuan HAUL MUDI Mesjid Raya Salamalanga, beliau berprinsip juga harus ada perubahan. Beliau berkata: tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah, tapi dalam kenyataannya dayah kita sekarang masih sering tangan di bawah, kata beliau.

Jadi dengan kata lain Dayah kita belum mandiri?

B e l u m mandiri, Inilah seperti harapan Abu panton yang m e n y a t a k a n pondok pesantren harus melakukan perubahan baik dalam hal tata kelola maupun dalam hal pereko-nomian dayah.

Apa harapan Anda terhadap dayah di Aceh ke depan?

Saya mengha-rapkan lembaga p e n d i d i k a n k e a g a m a a n

Islam khususnya dayah harus bisa mewujudkan kembali ruh sebelumnya saat kerajaan Islam. Sebelum adanya NKRI, tidak ada lembaga pendidikan lain, yang ada hanya dayah, di sana semua ilmu dipelajari, baik ilmu peperangan, ilmu ekonomi sehingga yang duduk dalam pemerintahan kerajaan juga orang-orang dayah. Sehingga antara umara dan ulama sejalan dalam kehidupannya. Inilah yang harus kita kembalikan. Intinya ilmu pendidikan agama yang kuat dan unggul harus dibarengi dengan ilmu lainnya. n (muzakkir, darwin)

Page 14: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

14 Santunan JULI 2010

LAPORAN UTAMA

Tahun berapa berdiri Al Aziziyah?9 november 2003.

Apa yang membedakan STAI Al- Aziziyah dengan STAI yang lainnya?

Yang pertama dapat dilihat dari sisi Mahasiswa yang belajar di Al-Aziziyah, kalau STAI lain biasanya yang kuliah di situ adalah tamatan SMU atau MAN, sementara STAI Al-Aziziyah 90% yang kuliah di sini adalah Santri yang belajar di Dayah, bahkan ada yang sudah menjadi guru di sini. Jadi dari

segi kapasitas keilmuan, pemahaman materi-materi substansi pelajaran agama sudah sangat dikuasai.

Apakah di sini juga menerima mahasiswa dari sekolah umum?

Ya, kita juga menerima, itu tidak dapat kita hindari, karena itu merupakan aturan nasional yang harus kita ikuti, bahwa tidak ada pembatasan-pembatasan, selagi mereka punya ijazah tingkat SLTA, kemudian menginap di sini untuk mengikuti seleksi dan ternyata

nilai ujian mereka mencukupi untuk lulus, ya akan kita terima. Sejauh ini jumlah dari mahasiswa yang masuk dengan ijazah SLTA/MA itu tidak lebih 10%.

Kurikulum STAI Al-Aziziyah sama dengan kurikulum nasional?

Kita mengikuti kurikulum nasional, pada awal pendirian malah kita ada opsi 100% kurikulum IAIN, kemudian selama 4 tahun berjalan kita sudah lakukan penyesuaian sedikit dengan muatan lokal yang kita anggap selaras dengan pendidikan di dayah ini.

Apakah STAI sama dengan Ma’had ‘Aly?

Beda, dari sisi konsepnya di Kemen-terian Agama juga beda. STAI adalah jalur pendidikan formal yang sudah lama sekali

sementara Ma’had ‘Aly itu wacana baru, malah sampai sekarang wujud dari Ma’had ‘Aly itu sendiri belum ada yang pasti.

Dosen yang mengajar di STAI Al-Aziziyah berasal dari mana saja?

Dosen yang mengajar pada awal pendirian STAI Al Aziziyah 50% dibantu dari STAIN Malikussaleh, dan Universitas Malikussaleh. Setelah beberapa tahun berjalan sudah melibatkan alumni yang mempunyai kapasitas untuk mengajar.

Setiap tahunnya berapa maha-siswa yang diterima?

Bervariasi, tahun lalu kita terima 280, Insya Allah tahun ini kita akan terima 320 Mahasiswa.

Apa tidak khawatir dengan ada-nya STAI ini akan meninggalkan nilai-nilai dayah?

STAI Al-Aziziyah berpisah dengan Dayah, yang pertama dari sisi lokasi, bahwa lokasi STAI ada di luar Dayah. Kemudian dari sisi manajemen juga berpisah. Cuma yang ada ikatan emosional, karena yang menjadi mahasiswa STAI 90% adalah santri yang mondok di dayah, juga keduanya di bawah Yayasan yang sama.

Kalau mengadopsi kurikulum IAIN, apa nanti tidak dikhawatirkan pemikiran dayah akan mengikuti alumni IAIN?

Disini kita mengikuti gaya substansi ilmu yang ada di dayah.

Adakah ulama kita yang tidak mendukung program ini?Pada awal pendirian STAI ada keraguan pada sebahagian ulama, hilangnya atau terganggunya sistim salafiyah yang ada di dayah, tetapi setelah mereka melihat, ternyata dengan

Tgk. Muntasir, S.Ag,MA, Ketua STAI Al-Aziziyah Samalanga

Menciptakan Mahasiswa Ala Santri

Page 15: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

15Santunan JULI 2010

LAPORAN UTAMA

kehadiran STAI, manajemen, proses yang ada di sana tidak terganggu, secara perlahan keraguan itu semakin hilang.

Target yang paling besar dari STAI?

Kembali kepada obsesi Abu Mudi (Waled Hasanoel Bashry HG) selaku pendiri STAI dan juga pendiri yayasan ini, beliau mempunyai obsesi bahwa kalau sekarang susah mencari pejabat yang jujur, kemudian menjujurkan orang yang sudah menjadi pejabat itu sesuatu yang tidak mungkin dilakukan, kita ingin mencetak generasi baru, generasi pesantren yang agak identik dengan kejujuran, jadi generasi jujur ini menjadi generasi intelektual. Elit-elit atau pejabat yang akan lahir di

Aceh kelak bisa diwarnai oleh alumni STAI ini.

Bagaimana dengan biaya operasionalnya?

Biaya operasional dari SPP. Di sini kita terapkan SPP yang sangat murah. Dari awal pendirian kita kutip sebesar Rp 275.000, tiga tahun selanjutnya dinaikkan menjadi Rp 300.000. Mulai penerimaan tahun ini akan diberlakukan Rp 350.000.

Kalau hanya bersumber dari situ tentu tidak cukup, untuk menambah kekurangan itu biasanya dibantu oleh alumni dayah yang sudah sukses, kemudian dibantu oleh yayasan juga pemerintah daerah.

Apa ijazah sudah terakreditasi?

Alhamdulillah sudah dua jurusan yang sudah mendapatkan akreditasi B yaitu Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Prodi Ahwal Syakhshiyah atau syariah. Sementara jurusan tarbiyah sudah dikirimkan dokumen dan sudah dinyatakan lengkap, hanya menunggu proses akreditasi.

Sejauh ini apa kendala yang ada?Kendala finansial dan Dosen, disini

masih banyak juga dosen yang S1, akan tetapi sudah kita atasi dengan mengirim 14 dosen yang sedang mengambil S2 di IAIN Ar-Raniry. Kemudian akan ada 14 orang lagi bantuan Kementerian Agama Pusat yang akan berangkat pada bulan ini ke IAIN Sumatera Utara. n (mulyadi nurdin, jabbar sabil, darwin)

Redaksi menerima sumbangan berita, foto atau tulisan yang sesuai dengan rubrik/ruang yang tersedia pada Majalah Santunan dengan kriteria sebagai berikut:

Foto/berita seputar aktifitas dan kegiatan di lingkungan Kementerian Agama di Daerah masing-1. masing. Khusus untuk berita, tulisan maksimal 5 paragraf, ditulis menggunakan kaidah 5W 1H (apa, di mana, 2. kapan, siapa, kenapa, dan bagaimana), sebaiknya melampirkan foto.Untuk tulisan selain berita, supaya diberi keterangan sesuai dengan rubrik dimana tulisan hendak di 3. muat seperti opini, sains, lifestyle, sastra, dan lain-lain.Panjang tulisan maksimum 3 halaman A4, font 12 point time new roman.4. Karena banyaknya tulisan yang masuk ke meja redaksi, redaksi akan menyeleksi/mengedit tulisan 5. yang akan dimuat di dalam majalah Santunan.Tulisan dan foto yang dimuat di dalam Majalah Santunan berhak mendapatkan honor sesuai ketentuan 6. pengelola majalah, dan dapat diambil melalui biro/perwakilan di masing-masing Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.Redaksi juga menerima tulisan dalam bentuk surat pembaca (kritik/saran), jawaban TTS, dan 7. pertanyaan untuk Ruang Konsultasi Hukum Islam & BP4 dan Ruang Komputer.Alamat Redaksi Majalah Santunan: Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, Jl. Tgk. Abu Lam U 8. No. 9 Banda Aceh. Email : [email protected] Hotline SMS: 085277759339.

Demikian kami sampaikan, terima kasih yang tidak terhingga kami tujukan kepada semua pihak yang selama ini tetap setia mendukung keberadaan dan perbaikan Majalah Santunan.

SalamPemimpin Redaksi

PENGUMUMAN REDAKSI

Page 16: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

16 Santunan JULI 2010

Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 240 jutaan dan kurang lebih 87 % memeluk agama Islam yang

terus berkembang, dengan tingkat pendapatan yang relative meningkat setiap tahunnya. Hal ini merupakan pangsa pasar yang menggiurkan bagi para produsen produk kebutuhan dasar masyarakat, dari mulai kebutuhan: sandang, papan sampai dengan pangan. Produsen mendesain produk dengan teknologi yang dimilikinya mengolah makanan, minuman, obat, kosmetik dan produk lainya baik sebagai bahan pangan, maupun bahan pangan setangah jadi sampai kepada produk makanan siap saji, sehingga meningkatkan daya tarik bagi pembeli.

Dalam era global sekarang ini penetapan kehalalan suatu produk tidaklah mudah. Produ-sen merekayasa produk dengan teknologi yang dimilikinya untuk mengolah rasa, memberi warna, mempercantik bentuk sampai melengkapi kandungan gizinya. Demikian juga kemasan-nya, penyimpanannya, pendis-tribusian sampai kepada bagaimana agar produk makanan tersebut disaji-kan kepada konsumen di restoran-restoran yang menyediakan makanan siap saji dan siap santap. Produk tersebut ditawarkan dengan cita rasa yang exlusive dan disukai oleh golongan masyarakat tertentu.

Lalu kita sebagai bagian dari masyarakat konsumen bertanya ten-tang kehalalan suatu produk makanan? Aspek kehalalan dalam bisnis suatu produk bukan saja hanya dinilai dari sisi bahannya saja, tetapi juga menyangkut proses produksi, penyimpanan dan peredarannya, juga yang tidak kalah pentingnya adalah penerapan sanksi kepada pelanggarnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Bagi kita para konsumen tentunya pemilihan kehalalan produk yang akan dikonsumsi sebahagian besar hanya dilihat dari lebel yang terdapat di luar kemasan produk. Makanya sebagai konsumen harus jeli dan jangan asal beli. Sebagai jendela awal, cermati dulu label yang tercantum dalam kemasannya. Siapa tahu ada kandungan bahan-bahan yang musti Anda hindari. Lebih penting lagi, status kehalalannya. Penjelasan singkat yang diberikan produsen bisa membantu

SUDAH HALALKAH KONSUMSI KITA?

Anda mengenali produk yang akan dibeli. Apa maksud pengistilahan dalam label? Berikut ini petunjuk singkatnya:

Ingredient List. Kalimat ini me-nandakan daftar bahan-bahan yang ada pada makanan. Urutan penyebutan zat kandungan makanan itu dimulai dari zat yang jumlahnya terbanyak. Namun jika Anda melihat lemak, gula, atau garam diawal daftar kandungan, itu menandakan tak banyak kandungan nutrisi pada makanan tersebut.

Cholesterol-free. Kalimat ini adalah penanda makanan yang berbahan dasar sayuran, bukan hewan. Namun, itu tidak berarti makanan ini bebas lemak atau rendah lemak. Minyak sayur, misalnya. Yang satu ini memang

Laporan Alfirdaus Putra

baik bagi kesehatan jantung tapi tetap mengandung 100 persen kalori lemak.

Low in Fat. Artinya makanan mengandung kurang dari tiga gram lemak per sajian. Jadi, banyak sedikit-nya lemak yang bakal masuk ke tubuh sangat tergantung dengan banyak tidaknya jumlah konsumsi Anda. Calorie Reduced. Produk ini hanya mengandung setengah jumlah kalori produk reguler.

No Sugar Added/Unsweetened. Tidak ada gula pasir yang ditambahkan

pada makanan. Kemungkinan, produk ini menggunakan gula alami seperti jam yang merupakan konsentrat buah manis atau sari buah segar yang dicampur air. Diabetesi tetap harus menjaga porsi santapan makanan yang berlabel ini.

Light. Artinya, produk ini jauh lebih ringan dalam hal warna, rasa, maupun tekstur. Meski begitu, belum tentu kalori atau lemaknya rendah.

Source of Diatery Fibre. Tidak berarti penuh dengan serat alami. Hanya setidaknya mengandung

dua gram serat per sajian. Tulisan ini biasa ditemui pada roti tawar. Tapi jika Anda menemukan kata enriched, unbleached dan wheat flour itu menandakan roti tersebut terbuat dari tepung tidak berserat.

Low Sodium. Kadar garamnya hanya setengah dari versi regularnya. Tak ada tambahan garam pada makanan ini. Untuk mengurangi kadar garam pada sayuran atau ikan kalengan, guyur terlebih dulu dengan air sebelum dimasak.

Nah, berikut ini terdapat tips cara memilih produk pangan dalam kemasan yang telah dijamin kehalalannya:

1. Jika produk pangan olahan tersebut dalam kemasannya telah mencantumkan nomor MD (nomor

Page 17: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

17Santunan JULI 2010

Melaksanakan ibadah haji bukan-lah masalah yang terlalu sulit “mudah tapi tidak dimudah-mudahkan” karena walaupun mudah ibadah haji yang merupakan kewajibannya sekali seumur hidup bagi yang sudah istita’ah ( mempunyai kemampuan minimal yang harus dimiliki seperti cukupnya financial/ uang, sehat jasmani dan rohani serta mempunyai pengetahuan tentang manasik haji) dan merupakan napak tilas Nabi Ibrahim As dalam mencari Tuhan, Haji juga merupakan suatu ibadah sebagaimana ibadah-ibadah yang lain dengan segala aturan, persyaratan, rukun, wajib dan sunnah serta berbeda dalam hal-hal tertentu.

Pengetahuan tentang kewajiban-nya bagi umat Islam hingga akhir zaman untuk mengulang apa yang dilakukan oleh Nabi yang mulia Ibrahim As itu sendiri didapat di dalam Al-Quran melalui lisan Rasul terakhir Muhammad SAW, ada banyak petunjuk dan pelajaran yang termaktub di dalam kitab-kitab hadits tersebut bagaimana ibadah haji dilaksanakan seperti sabdanya: “Laksanakan manasik haji sebagaimana aku laksanakan”.

Mendapatkan berbagai informasi berkaitan dengan ketentuan, hik-mah, tatacara bagaimana ibadah haji itu dilaksanakan adalah suatu keniscayaan dan menjadi wajib karena sesuai kaidah usul fiqh. “ Bila suatu kewajiban tidak dapat dilaksanakan tanpa “sesuatu”, maka upaya mengetahui tentang “sesuatu” tersebut hukumnya menjadi wajib pula”. Dalam kontek pelaksanaan ibadah haji “sesuatu” itu adalah pengetahuan tentang manasik haji,

Sehingga dengan demikian mem-pelajari atau mendatangi majelis yang mengajarkan tentang manasik haji bagi yang belum memahami tentang mekanisme pelaksanaan ibadah haji menjadi wajib dilaksanakan.

Kementerian Agama selaku pemerintah yang menjadi penanggung jawab Penyelenggara Haji di Negeri tercinta ini sesuai amanat Undang-Undang nomor 13 tahun 2008 tentang penyelenggaran ibadah haji berkewajiban memberikan pem-

Laporan : Abdullah AR

BIMBINGAN MANASIK, PERLUKAH?pendaftaran pada Badan POM yang menunjukkan produk diproduksi di dalam negeri) maka lihat apakah ada label halalnya, jika ada maka kehalalannya sudah terjamin karena untuk dapat diizinkan mencantumkan label halal dalam kemasannya maka harus mendapatkan sertifikat halal dari MUI. Jika tidak ada label halalnya maka berarti kehalalannya belum ada yang menjamin.

2. Untuk produk impor, lihat apakah sudah memiliki nomor ML pada kema-sannya, jika sudah perhatikan bahasa yang digunakan dalam kemasan, jika berbahasa Indonesia maka perhatikan label halalnya, jika ada maka kehalalannya sudah terjamin seperti nomor 1 di atas. Untuk produk impor dari negara mayoritas muslim seperti Malaysia, perhatikan label halalnya, jika ada berarti kehalalannya sudah ada yang menjamin. Untuk produk impor lainnya, jika tidak ada label halalnya harus dihindari dan kita pun harus berhati-hati apabila produk tersebut berlabel halal tetapi diproduksi oleh negara mayoritas non muslim, untuk kasus ini perlu menanyakan keabsahan label halalnya ke LPPOM MUI.

3. Untuk produk pangan hasil industri kecil, biasanya bernomor pendaftaran SP, masih bermasalah karena masih cukup banyak yang mencantumkan label halal walaupun sebetulnya belum mendapatkan sertifikat halal dari MUI, sebagian lagi sudah didasarkan atas sertifikat halal yang diperoleh dari MUI. Hal ini terjadi karena ketidakfahaman industri kecil dalam masalah sertifikasi halal. Oleh karena dibutuhkan pengetahuan kita dalam menilai apakah produk pangan industri kecil ini diragukan kehalalannya atau tidak.

4. Bagi penggiat dunia maya dapat mengakses daftar produk halal di Jurnal Halal terbitan LPPOM MUI atau di http://www.halalguide.info atau http://www.indohalal.com daftar ini memuat produk yang telah mendapatkan sertifikat halal dari MUI. n (sumber: Jurnal Halal LP POM MUI dan halalguide.info )

binaan, meningkatkan pelayanan serta memberikan perlindungan bagi jamaah haji.

Salah satu aspek pembinaan yang dilakukan adalah pembinaan manasik haji yang dilaksanakan oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota sebanyak 4 kali pertemuan dan dilaksanakan oleh KUA Kecamatan sebanyak 11 kali pertemuan dengan materi yang di desain sedemikian rupa untuk membekali pengetahuan manasik haji bagi Calon Jamaah Haji tahun keberangkatan dengan harapan upaya menciptakan jamaah mandiri menuju percapaian haji mabrur akan menjadi kenyataan. Amin ya rabbal ’alamin. n

Page 18: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

18 Santunan JULI 2010

John Brock, umur tampak mendekati 60 tahun. Seorang guru dengan lincah dan setengah berlari-lari dalam

Ballroom, Hotel Arya Duta, Medan, memperkenalkan bagaimana membuat sebuah tutup kotak melalui secarik kertas yang telah dirambui dengan garis-garis jaring berkotak empat. Perintahnya kepada peserta workshop agar membuatnya tanpa ada bantuan apa-apa, tanpa gunting, tanpa boleh duduk dan tanpa boleh menggunakan meja. Hasilnya tidak ada satupun tutup kotak yang terselesaikan

Kali kedua, sambil bermain diper-silahkan kembali kepada peserta membuat tutup kotak. Kali ini diperkenankan meng-gunkan tuntunan bacaan atau rambu-rambu bagaimana membuat tutup kotak, tetapi masih tidak boleh duduk dan tidak boleh mengginakan meja, juga tanpa gunting. Hasilnya hanya 3 tutup kotak terselasaikan dari 40 peserta.

Kami sebagai pengunjung, dengan isti-lah observer, dipersilahkan juga membuat tutup kotak. Saya melihat kawan-kawan (para observer) dari Aceh, Sumatera Utara dan Riau, baik yang mewakili maupun menghadiri langsung, terdiri dari para Dekan FKIP, Dekan Fakultas Syariah, De-kan Fakultas Ekonomi, Perwakilan Bank, Perusahaan, Dinas Pendidikan dan LPMP tak pernah terselesaikan membuat tutup kotak yang dimaksud dengan kualitas yang bagus, seperti yang ditunjukkan tutor.

Tak terasa dengan kegiatan pembela-jaran seperti itu, dimana kami terlibat di dalamnya, kami telah merasa gembira dan sangat berkesan. Dan terus berupaya untuk mencari tahu apa sesungguhnya yang hendak dipelajari.

Kali yang ketiga, sebagai kegiatan terakhir dari simulasi topik pembelajaran,

kembali diperintahkan membuat kotak. Kali ini diperbolehkan menggunakan gunting, meja dan dibolehkan duduk. Tetapi kami pada kegiatan ketiga ini, tidak mendapat kertas latihannya. Hanya untuk peserta workshop saja. Hasilnya 27 tutup kotak terselesaikan dari 40 peserta pelatihan yang berasal dari 15 provinsi. Kelanjutan dari simulasi ini, tutor hendak menjelaskan dengan topik “Faktor-faktor yang mempengaruhi produktifitas sebuah negara dan pertumbuhan

ekonomi”. Itulah sekelumit kegiatan, yang saya

pantau dalam rangka mewakili Kepala Kantor Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, untuk mengikuti program observasi kegiatan Dewan Pendidikan Ekonomi (Council For Economic Education, CEE) tanggal 9 Juni 2010 di Medan..

Kegiatan ini sesungguhnya sebagai sebuah sosialisasi bagi memberikan pengajaran Pendidikan Ekonomi yang lebih menyenangkan. Target pertama ini adalah para dosen dari Fakultas Ekonomi dan Fakultas Keguruan dan Imu Pendidikan. Dalam list peserta pelatihan dari Aceh tersebut Ruaida, Sakdiyah, Ihsan dan Israk Ahmadsyah. Mereka merupakan para dosen di Unsyiah dan IAIN Ar-Raniry Banda Aceh.

Patricia Elder sebagai Vice Precident dari CEE, mengungkapkan bahwa kegiatan menyenangkan dalam pembelajaran Ekonomi diberikan beberapa konsep. Di Amerika sendiri hanya 20 konsep ekonomi yang dikembangkan. Konsep-konsep itu diberikan kepada peserta TOT, memungkinkan dilaksanakan jika sesuai dengan kurikulum yang diterapkan di sebuah negara.

Sebelum kami dipersilahkan untuk memantau bagaimana para dosen diberikan pembelajaran ekonomi yang menyenangkan, sebagai demonstrasi awal kami juga diperkenalkan bagaimana guru mengajar dengan topik “Kenapa Manusia Berdagang”. Kagiatannya me-narik, peserta diberikan oleh-oleh yang siap untuk saling bertukar antar kawan di samping dan kawan sekelas. Hasilnya bagaimana menilai kepuasan terhadap barang. Dengan saling bertukar maka terjadi kepuasan terhadap barang

Economic EducationLaporan Taharuddin

semakin tinggi. Dan itu motif kenapa manusia berdagang.

Lingkup materi pada acara observasi ini berkisar pada 1) Mengapa manusia berdagang. 2) Apakah Indonesia memer-lukan Pendidikan Ekonomi dan 3) Pengalaman Indonesia tentang pendidikan ekonomi, keuangan dan wiraswasta.

Presentasi mengenai CEE diakhiri dengan penutup dan tanya jawab. Kesan dari para observer pada akhir akhir sesi bahwa model pembelajaran yang dikembangkan untuk Pendidikan Ekonomi dapat menyenangkan peserta didik. Dan karena program ini hanya sesaat pihak CEE terutama alumni dari CEE ini, menginginkan masukan apa yang harus dilakukan kemudian, setelah pelatihan TOT bagi pengembangan guru/dosen Pendidikan Ekonomi di Indonesia, khususnya untuk wilayah yang diundang untuk berobservasi. Masing-masing observer memberikan pandangannya, dengan berbagai kemungkinan dukungan.

Council for Economic Education adalah sebuah organisasi pendidikan nirlaba yang berkedudukan di AS. CEE memiliki kerjasama dengan berbagai pusat pendidikan ekonomi berbasis universitas baik di AS maupun di ber-bagai negara mitra yang jumlahnya terus bertambah. Sejak tahun CEE telah menerima pendanaan dari Departemen Pendidikan AS untuk mendukung serta memperkuat Pendidikan Ekonomi di negara-negara mitra.

Salah satu kegiatan utama dari program internasional ini adalah training of trainers. Melalui program ini para pendidik menerima pelatihan mengenai ilmu dan pedagogi di bidang ekonomi. Peserta mendapat ke-sempatan menerima berbagai materi pe-ngajaran yang dapat dipergunakan untuk kegiatan pelatihan guru setelah mereka mengikuti pelatihan ini.

Indonesia telah berpartisipasi dalam program-program CEE sejak tahun 2003. Sebagai komitmen CEE untuk mempererat kerjasama di Indonesia, maka pada tahun 2009/2010 untuk pertama kalinya CEE mengadakan training of trainers di mana seluruh peserta berasal dari Indonesia. Para peserta mendapat panduan serta materi pengajaran yang seluruhnya telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. n

Page 19: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

19Santunan JULI 2010

Penyuluh agama Islam Fungsional asal Kota Langsa, Rahmawati, S.Ag terpilih

sebagai penyuluh teladan terbaik pertama tingkat Provinsi Aceh dalam Seleksi Penyuluh Agama Islam teladan tahun 2010.

Seleksi Penyuluh Teladan merupakan agenda tahunan yang dilaksanakan oleh Bidang Penamas Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh pada tanggal 25 sampai 27 Mei 2010 di Hotel Diana Kuta Alam Banda Aceh. Dalam seleksi itu Rahmawati berhasil unggul atas 23 peserta lainnya dari berbagai Kabupaten/Kota.

Peringkat kedua dalam seleksi tersebut diraih oleh Zulfikar, S.Ag dari Kota Banda Aceh, sementara posisi ketiga digapai oleh Tarmizi M. Daud S.Ag utusan Aceh Besar. Selanjutnya berturut-turut sebagai juara harapan adalah Rudianto, Hajuwi dan Farhadi.

Ketua panitia pelaksana seleksi, H. Azhar S.Ag yang juga Kasi penyuluhan Kanwil Kemenag Aceh menjelaskan, bahwa penyuluh yang tepilih dalam Seleksi Penyuluh

Teladan tingkat Provinsi ini akan dikirim ke Jakarta untuk mengikuti Seleksi Penyuluh Teladan Nasional yang akan dilaksanakan bulan Agustus mendatang.

Kepala bidang Penamas Kanwil Kemenag Aceh, H. Abrar Zym, S.Ag., dalam kesempatan itu mengingatkan bahwa seleksi ini bukan untuk mencari pemenang, tapi memilih wakil ke jenjang nasional. Mengingat Pemilihan penyuluh agama Islam Fungsional teladan adalah kegiatan rutin

Langsa Juara Penyuluh Teladan Tingkat Provinsi Aceh

Bidang Penamas setiap tahun, maka hendaknya pemilihan ini menjadi salah satu poin yang memotivasi para penyuluh untuk meningkatkan kapasitas diri.

Seleksi penyuluh teladan tahun ini diikuti oleh 23 peserta dari berbagai kabupaten/kota dalam provinsi Aceh. Kiranya even ini juga menjadi media evaluasi bagi diri penyuluh, sekaligus berbagi informasi tentang idealitas-kapabilitas seorang penyuluh, Insya Allah... n

Laporan Azhar

Page 20: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

20 Santunan JUNI 2010

Memajukan Pendidikan Diniyahguru madrasah diniyah yang rata-rata rendah. Sementara kebijakan khusus harus dibuat berdasarkan pencermatan atas karakteristik kurikulum dan tipe layanan pendidikan masing-masing madrasah diniyah yang ada.

Berdasarkan pada kurikulum yang diajarkan, pendidikan diniyah dibagi berdasarkan kurikulum Departemen Agama dan Kurikulum Pesantren, pendidikan diniyah dengan kurikulum Departemen Agama dirancang untuk menambah perolehan pendidikan Agama Islam untuk murid sekolah umum. Pendidikan diniyah dengan kurikulum ini dibagi dalam tiga jenjang awwaliyah, wustha, dan ‘ulya.

Pembinaan kurikulum oleh Depar-temen Agama untuk madrasah dini-yah tipe ini merupakan kebutuhan penting yang perlu dilanjutkan. Pen-didikan diniyah kurikulum Pesantren mengalami berbagai multiinterpretasi dalam penerapannya, bahkan banyak Pesantren di Aceh mengabai-kannya.

Namun, jika ditilik berdasarkan penerapannya, justru Pesantren telah menerapkan pendidikan diniyah. Selama ini Madrasah diniyah kurikulum pesantren tampaknya hanya tersentuh “secara kebetulan” melalui program umum pembinaan pesantren.

Kebijakan seperti itu bila direkon-struksi dari bawah mengandung dua kelemahan: pertama, madrasah diniyah kurikulum pesantren tidak selalu berada di lingkungan pesantren dan dikelola langsung oleh manajemen pesantren; kedua, terlihat kecenderungan bahwa pembinaan pesantren telah terfokus pada sisi madrasah formalnya dan tidak menjangkau madrasah diniyah.

Madrasah diniyah di dalam pesan-tren yang diarahkan untuk menjadi pendidikan utama murid memerlukan kebijakan yang berbeda dari yang lain. Madrasah itu tumbuh dan terus berkembang sebagai pilihan pendidikan yang utama karena diterima oleh dan mendapat pengakuan masya-rakat. Madrasah tersebut juga dapat berkembang karena penyeleng-garaannya dilakukan dengan standard pendidikan formal.

Karena itu, madrasah diniyah dengan tipe layanan seperti tersebut seharusnya diberikan kesempatan untuk mendapat pengakuan setara dengan pendidikan keagamaan formal.

Buku Pola Penyelenggaraan Madra-sah Diniyah di Pondok Pesantren mengidentifikasi madrasah diniyah ke dalam lima pola:

1. Pola suplemen, yaitu madrasah diniyah regular yang berfungsi membantu dan menyempurnakan pencapaian tema sentral pendidikan agama pada sekolah-sekolah umum, terutama dalam hal praktik dan latihan ibadah serta membaca Alquran;

2. Pola independen, yaitu yang berdiri sendiri di luar struktur sebagai upaya untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan mengenai pokok-pokok ajaran agama Islam ;

3. Pola komplemen, yaitu yang menyatu dengan sekolah regular, yang berfungsi untuk mendalami materi-materi agama yang dirasakan kurang di sekolah-sekolah tersebut;

4. Pola madrasah diniyah paket, yaitu yang tidak terikat jadwal atau tempat tertentu, biasanya untuk menghabiskan paket materi keagamaan tertentu, tanpa mengenal tingkatan;

5. Pola madrasah diniyah di pondok pesantren, yaitu yang terpadu dan terletak di lingkungan pondok pesantren.

Untuk lebih meningkatkan per-kembangan dan kualitas pendidikan diniyah, perlu pemahaman yang sama tentang pendidikan diniyah, terutama pendidikan diniyah yang diselenggarakan di Pondok Pesantren.

Di Aceh, selama ini dipahami bahwa penyelenggaraan pendidikan diniyah di Pesantren akan mengurangi eksistensi Pesantren, serta penyelenggaraannya akan berbenturan dengan Pesantren. Sebagai perbandingan, pendidikan diniyah di luar Aceh lebih maju dan berkembang, terutama pendidikan diniyah yang diselenggarakan di Pondok Pesantren.

Untuk itu, bagaimana memajukan pendidikan diniyah di Aceh menjadi tanggung jawab seluruh masyarkat Aceh. n

Laporan Zarkasyi Yusuf dan Faridah Andriani

Lahirnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 55 Tahun 2007 yang mengatur tentang

pendidikan agama dan pendidikan keagamaan membawa angin segar bagi perkembangan lembaga Pendidikan Keagamaan, termasuk pendidikan diniyah di dalamnya.

Dalam PP Nomor 55 Tahun 2007, tepatnya mulai pasal 15 sampai dengan pasal 25 menjelaskan secara rinci tentang Pendidikan diniyah, diniyah dalam pasal-pasal ini dibagi dalam dua katagori, yaitu diniyah formal dan diniyah non formal.

Pendidikan diniyah formal menye-lenggarakan pendidikan ilmu-ilmu yang bersumber dari ajaran agama Islam pada jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi, sedangkan Pendidikan diniyah non-formal diselenggarakan dalam bentuk pengajian kitab, Majelis Taklim, Pen-didikan Alquran, Diniyah Taklimiyah, atau bentuk lain yang sejenis.

Di Indonesia, Madrasah diniyah berkiprah memenuhi kebutuhan pendidikan keagamaan sebagian masyarakat Muslim.

Sebagai lembaga pendidikan yang sepenuhnya lahir dari masyarakat, Madrasah diniyah memiliki potensi dan kelenturan untuk melayani realitas kebutuhan masyarakat yang majemuk. Bahkan tempo dulu Madrasah diniyah telah mampu menyediakan pendidikan bagi masyarakat kelas bawah.

Berbagai kebijakan dilahirka untuk melakukan refungsi pendidikan diniyah dalam upaya meningkatkan kualitas lembaga pendidikan keagamaan. Kebi-jakan pemerintah (Kementerian Agama) terhadap madrasah diniyah seyogyanya memfasililitasi secara baik semua tipe madrasah diniyah yang ada.

Kebijakan itu dapat terdiri atas kebijakan yang berlaku umum untuk semua madrasah diniyah dan kebijakan khusus sesuai dengan tipe madrasah diniyah yang bersangkutan, diantara kebijakan tersebut yang perlu intens dilaksanakan ialah pemberian bantuan tetap untuk menambah penghasilan

Page 21: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

21Santunan JULI 2010

Pelatihan Tutor Paket CPeningkatan kualitas lembaga pen-didikan keagamaan dan Pondok Pe-santren merupakan salah satu pro-

gram prioritas Bidang Pekapontren Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh.

Dalam rangka tersebut pada tang-gal 16 sampai dengan 18 Juni 2010 Bidang Pekapontren melaksanakan pembinaan bagi Tutor Kegiatan bela-jar Paket C Pada Pondok Pesantren.

Kegiatan pembinaan ini dilaksana-kan di Wisma Kuta Alam Banda Aceh. Kegiatan ini diikuti oleh 30 orang Peserta dari Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan program Paket C dalam wilayah Provinsi Aceh. Pelatihan Tutor paket C bertujuan untuk meningkatkan kualitas penye-lenggaraan program paket C, serta peningkatan kelulusan paket C.

Di samping itu, penyelenggaraan program Paket C pada Pondok Pe-santren merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas Pondok Pesan-tren sebagai lembaga pencerdas masyarakat.

Dalam Sambutannya yang disam-paikan pada acara pembukaan, Kakanwil Kementerian Agama Pro-vinsi Aceh mengharapkan hendak-nya penyelenggaraan Kejar Paket C pada Pondok Pesantren tidak hanya bertujuan untuk memperoleh sertifikat atau Ijazah semata, tetapi program Paket C hendaknya dimanfaat-kan sebagai media menimba ilmu pengetahuan, terutama ilmu penge-tahuan umum.

Kakanwil juga mengharapkan hen-daknya Pondok Pesantren membe-rikan life skill kepada para santrinya. Dalam akhir sambutannya, Kakanwil mengharapkan kemajuan Pesantren di masa mendatang sehingga dapat bersanding dengan kemajuan seko-lah. Di samping itu, Kakanwil juga mengingatkan ‘PR’ besar untuk masa depan, yaitu tentang bagaimana me-majukan generasi muda Aceh di masa yang akan datang, serta bagaimana mengembalikan kejayaan Pondok Pe-santren yang pernah tercatat dalam sejarah. n

Laporan Zarkasyi Yusuf

JUMLAH PENDIDIKAN DINIYAH DALAM PROVINSI ACEH

No. Kabupaten/Kota

Jumlah Penddikan Diniyah

Jenjang Lokasi

Ula Wustha Ulya Dalam Pontren

Luar Pontren

1. Aceh Selatan 10 13 0 4 19

2. Aceh Tenggara 25 9 0 32 2

3. Aceh Timur 24 11 0 3 31

4. Aceh Tengah 31 0 0 1 30

5. Aceh Barat 27 18 5 3 24

6. Aceh Besar 6 1 0 0 6

7. Pidie 20 0 0 7 13

8. Aceh Utara 25 0 0 10 15

9. Simeuleu 5 2 0 0 7

10. Aceh Singkil 48 2 0 4 44

11. Bireuen 35 0 0 2 33

12. Aceh Barat Daya 9 1 0 0 10

13. Gayo Lues 22 0 0 0 22

14. Aceh Jaya 2 21 0 0 23

15. Nagan Raya 3 2 0 0 2

16. Aceh Tamiang 63 0 0 1 62

17. Bener Meriah 24 0 0 2 22

18. Pidie Jaya 0 0 0 0 0

19. Kota Banda Aceh 5 0 0 0 5

20. Kota Sabang 3 0 0 0 3

21. Kota Lhokseumawe 20 0 0 0 20

22. Kota Langsa 9 0 0 0 9

23. Kota Subulussalam 17 0 0 0 17

Jumlah 402 80 5 68 389

(sumber : Data EMIS tahun 2009)

Tabel Mata Pelajaran yang Harus Dipenuhi Pesantren untuk Legalisasi IjazahTingkat Ibtidaiyah Tingkat Tsanawiyah Tingkat Aliyah

Al-Qur’an Al-Qur’an TafsirTauhid Tauhid Ilmu TafsirFiqih Fiqih HadistAkhlak Akhlak Ilmu HadistNahwu Nahwu FiqihSharaf, serta Sharaf Ushul FiqihPelajaran pendukung lain Tarikh Tauhid

Tajwid, serta NahwuPelajaran pendukung lain Sharaf

TarikhBalaghah, sertaPelajaran pendukung lain.

(sumber : Direktorat Jenderal Kelembagaan Islam)

Page 22: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

22 Santunan JULI 2010

Barongsai adalah tarian tradisional Cina dengan menggunakan sarung yang menyerupai singa.

Barongsai memiliki sejarah ribuan tahun. Catatan pertama tentang tarian ini bisa ditelusuri pada masa Dinasti Chin sekitar abad ke tiga sebelum masehi.

Kesenian Barongsai mulai populer di zaman dinasti Selatan-Utara (Nan Bei) antara tahun 420-589 Masehi. Kala itu pasukan dari raja Song Wen Di, kewalahan menghadapi serangan pasukan gajah raja Fan Yang dari negeri Lin Yi. Seorang panglima perang bernama Zhong Que membuat tiruan boneka singa untuk mengusir pasukan Raja Fan itu. Ternyata upaya itu sukses, hingga akhirnya tarian barongsai melegenda.

Tarian Singa terdiri dari dua jenis utama yakni Singa Utara yang memiliki surai ikal dan berkaki empat. Penampilan Singa Utara kelihatan lebih natural dan mirip singa ketimbang Singa Selatan yang memiliki sisik serta jumlah kaki yang bervariasi antara dua atau empat. Kepala Singa Selatan dilengkapi dengan tanduk sehingga kadangkala mirip dengan binatang ‘Kilin’.

Gerakan antara Singa Utara dan Singa Selatan juga berbeda. Bila Singa Selatan terkenal dengan gerakan kepalanya yang keras dan melonjak-lonjak seiring dengan tabuhan gong dan tambur, gerakan Singa Utara cenderung lebih lincah dan penuh dinamika karena memiliki empat kaki.

Satu gerakan utama dari tarian Barongsai adalah gerakan singa memakan amplop berisi uang yang disebut dengan istilah ‘Lay See’. Di atas amplop tersebut biasanya ditempeli dengan sayuran selada air yang melambangkan hadiah bagi sang Singa. Proses memakan ‘Lay See’ ini berlangsung sekitar separuh bagian dari seluruh tarian Singa.

Laporan Wiswadas

Ada Barongsai di Peunayong

Kesenian barongsai diperkirakan masuk di Indonesia pada abad-17, ketika terjadi migrasi besar dari Cina Selatan. Barongsai di Indonesia mengalami masa maraknya ketika zaman masih adanya perkumpulan Tiong Hoa Hwe Koan. Setiap perkumpulan Tiong Hoa Hwe Koan di berbagai daerah di Indonesia hampir dipastikan memiliki sebuah perkumpulan barongsai.

Perkembangan barongsai kemu-dian berhenti pada tahun 1965 setelah meletusnya Gerakan 30 S/PKI. Karena situasi politik pada waktu itu, segala macam bentuk kebudayaan Tionghoa di Indonesia dibungkam. Barongsai dimusnahkan dan tidak boleh dimainkan lagi. Perubahan situasi politik yang terjadi di Indonesia setelah tahun 1998 membangkitkan kembali kesenian barongsai dan kebudayaan Tionghoa lainnya. Banyak perkumpulan barongsai kembali bermunculan. Berbeda dengan zaman dahulu, sekarang tak hanya kaum muda Tionghoa yang memainkan barongsai, tetapi banyak pula kaum muda pribumi Indonesia yang ikut serta

Barongsai di Aceh Pada 27 Mei 2010 yang lalu dalam

rangka ikut memeriahkan ulang tahun Kota Banda Aceh, Masyarakat Tionghoa ikut berpartisipasi dengan menggelarkan Barongsai di wilayah Penayong dan di Sungai Krueng Aceh. Barongsai yang di datangkan dari Medan ini di sambut hangat oleh masyarakat Tionghoa khususnya dan juga masyarakat Aceh pada umumnya sebagai suatu seni budaya yang energik, identik dengan seudati Aceh yang juga energik.

Pagelaran Barongsai yang mem-berikan pesan kesejahteraan dan kedamaian ini memberikan warna tersendiri bagi masyarakat Tionghoa yang berdomisili di Banda Aceh.

Kanwil Kementerian Agama Aceh, Drs. H. A. Rahman TB, Lt, disela-sela pertemuan kami dengan beliau, menyambut baik kegiatan Barongsai tersebut, dan menharapkan kerjasama budaya ini pada akhirnya menjadi cerminan kehidupan yang nyaman, rukun dan aman di Nanggroe Aceh Darussalam. n

Page 23: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

23Santunan JULI 2010

Santunan-Langsa. Pelaksanaan So-sialisasi Bimbingan Calon Pengantin (catin) Langsa Kota bersama pengurus BP4, Rabu 02/06/10 yang berlangsung sesuai harapan selama satu hari penuh, dengan melibatkan 16 orang peserta yang mana peserta tersebut terdiri dari laki-laki dan perempuan pra nikah, dan pemateri direkrut dari KUA Kec. Langsa Kota, Pengurus BP4, Penyuluh Agama Islam, dan Dinas Kesehatan Kota Langsa. Kegiatan ini merupakan program kerja di Kalangan Kantor Kementerian Agama Kota Langsa.

Kegiatan ini juga termotivasi atas pertemuan para geuchik dan imam gampong dalam wilayah kecamatan langsa kota dengan pengurus BP4 dan KUA Kec. Langsa Kota yang tertuang dalam suatu rapat musyawarah hasilkan sebuah kesimpulan bahwa kepada Pengurus BP4 dan KUA Kecamatan Langsa Kota agar melaksanakan kursus bagi calon pengantin yang akan melaksanakan pernikahan, kegiatan ini sangat diha-rapkan mengingat meningkatnya ang-ka perceraian dan kekerasan dalam

rumah tangga, hal ini disebabkan ka-rena rendahnya pengetahuan dan pemahaman calon pengantin tentang kehidupan rumah tangga/keluarga.

Dalam Pertemuan Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Langsa Kota Drs. Ismail A. Janan mengatakan “kegiatan ini merupakan kegiatan perdana yang dilaksanakan pertama sekali oleh Kantor Urusan Agama di Kota Langsa, dan kegiatan ini juga sudah beberapa kali dilaksanakan, bukan hanya itu saja kepada peserta juga diberikan sertifikat”.

Kegiatan Bimbingan calon Pengatin (catin) ini dilaksanakan berdasarkan Pe-raturan Dirjen. Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama Nomor Dj.II/ 491 Tahun 2009 tanggal 10 Desember 2009, dengan tujuan untuk meningkat-kan pemahaman dan pengetahuan tentang kehidupan rumah tangga/keluarga dalam mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah warrahmah serta mengurangi angka perselisihan, perceraian, dan keke-rasan dalam rumah tangga.n (Hendra Setiawan)

Kursus Calon Pengantin Disosialisasikan

Santunan-Blangpidie. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat Daya, H. Syarbaini, SH melaksanakan serah terima Jabatan Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat Daya, dari Pejabat Lama Drs. H. Ibrahim Alimy kepada Pejabat Baru Drs. Muslim Husin pada hari Selasa tanggal 15 Juni 2010, bertempat di Oproom Kantor Kementerian Agama setempat.

Dalam kesempatan yang sama juga dilakukan Pelantikan Pejabat lainnya, yaitu Kasi Mapenda, Kasi Penamas &

Pekapontren serta Penyelenggara Zakat dan Wakaf. Pejabat yang dilantik antara lain:

1. Drs. Muslim Husin, menjadi Kasubbag TU Kandepag Aceh Barat Daya sebelumnya Kepala Seksi Penamas & Pekapontren, menggantian Drs. H. Ibrahim Alimy yang mendapat tugas baru sebagai Guru pada MAS Darusyari’ah Kota Banda Aceh.

2. Jakfaruddin Ali Akbar, S.Ag, menjadi Kepala Seksi Mapenda, sebelumnya Guru pada MTsN Unggul Susoh, menggantikan Abdullah Sani S. Ag. Yang ditempatkan pada Guru MTsN Unggul Susoh.

3. Drs. Abu Hasan K, yang sebelumnya Penyelenggara Zakat dan Wakaf, dipromosikan menjadi Kepala Seksi Penamas & Pekapontren, menggantikan Drs, Muslim Husin yang telah menjabat Kasubbag TU.

4. M. Yatim MA, Staf Seksi Mapenda diberikan kepercayaan menduduki jabatan eselon menjadi Penyelenggara Zakat dan Wakaf menggantikan Drs. Abu Hasan K. n

Serah Terima Jabatan di Abdya

Santunan-Meulaboh. Madrasah Tsan-awiyah Swasta (MTsS) Harapan Bangsa Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat (Sabtu, 1/5/2010) mengadakan Ulang tahun ke 5 berdirinya madrasah tersebut. Ketua pani-tia pelaksana kegiatan Syamsuddin, SPdI mengatakan, ada 2 acara inti yaitu Wisuda Perdana sekaligus penyerahan siswa kls IX tahun pelajaran 2009/2010 kepada orang tua dan paparan ilmiah yaga disampaikan oleh Dr. Muhammad Abdurrahman, M Ed (Dosen Pasca Sarjana IAIN Ar-Raniry Ban-da Aceh).

Kepala MTsS Harapan Bangsa, Drs. Mufrodin, menyampaikan momentum 5 tahun berdirinya MTsS Harapan Bangsa sebagai tongggak kita bangkit, menge-jar ketertinggalan, meningkatkan mutu dengan meningkatkan kedisiplinan dan keikhlasan dalam bekerja, insya Allah MADRASAH SWASTA HARAPAN BANGSA, lima tahun ke depan bisa bersaing dan bersanding sejajar dengan sekolah negeri baik MTSN/SMPN.

Pada paparan ilmiah yang berjudul “MEMBANGUN MADRASAH MENJADI UNGGUL” ((Konsep, Strategi dan Pendeka-tan) Dr. Muhammad Abdurrahman, M Ed, memberikan tantangan, mampukah kita melahirkan alumni madrasah ini manusia-manusia yang berakhak mu-lia, orang-orang cerdas dan berbudi dan bisa masuk perguruan tinggi, dan juga orang-orang yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan di masa depan? Hal ini penting karena sekolah bukan semata-mata melahirkan orang-orang pandai, tetapi bagaimana sekolah bisa melahirkan orang-orang yang berani untuk hidup.

Adapun konsep menjadikan madra-sah unggul ini adalah nawaitu untuk menjadikan lembaga ini. Dalam tataran masyarakat Aceh, model inilah yang didamba-dambakan. Masyarakat hanya melihat bagaimana ketika anak-anak mer-eka tamat dari sebuah lembaga pendidi-kan, seberapa jauh keikhlasan kita dalam mengajar, membimbing anak-anak, ber-tanggung jawab terhadap lingkungan dan sebagainya agar mendukung lembaga ini menjadi madrasah terunggul. Kemudian sejauh mana komitmen kita dalam mela-hirkan anak-anak yang berakhlak mulia di masa depan sehingga meraka menjadi harapan masyarakat Meulaboh. n

MTsS Harapan Bangsa Meulaboh

Adakan Wisuda

Page 24: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

24 Santunan JULI 2010

Santunan-Langsa. Dharma Wanita Kantor Kementerian Agama Kota Langsa, Rabu 02/06/10 melaksanakan Sosialisasi Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), kegiatan yang berlangsung dalam beberapa jam tersebut terlaksana dengan sukses dengan pemateri Ny. Navri, MH (Ketua Umum Dharma Wanita Persatuan Kota Langsa), kegiatan yang berlangsung di aula MIN Paya Bujok Langsa ini melibatkan semua karyawan/i keluarga besar Kantor Kementerian Agama Kota Langsa baik Kantor Kementerian

Sosialisasi KDRT di Kota LangsaAgama Kota Langsa Maupun Madrasah-madrasah dijajaran Kantor Kementerian Agama Kota Langsa, kegiatan ini merupakan salah satu program kerja Dharma Wanita Persatuan Kantor Kementerian Agama Kota Langsa Tahun 2010.

Kegiatan Sosialisasi KDRT ini terlaksana karena maraknya perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga akibat kurangnya pemahaman dalam kehidupan berkeluarga sehingga tingkat keharmonisan berkurang, dalam kesempatan ini Ketua DW Persatuan Kantor Kementerian Agama Kota Langsa Ibu Hj. Cut Nurlisma, S.Pd dalam laporannya mengatakan bahwa “ Kegiatan ini terlaksana agar kaum perempuan khususnya jangan selalu tertindas akibat tidak mengetahui hak dan kewajiban sebagai seorang istri dan begitu juga bagi kaum laki-laki agar mengetahui hak dan kebajibannya sebagai seorang suami, intinya seorang

suami dan istri yang mengetahui hak dan kewajibannya dalam kehidupan berkeluarga maka akan tercipta kehidupan yang lebih harmonis”.

Dalam Kesempatan Yang sama Bapak Drs. H. M. Yunus Ibrahim, M.Pd (Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Langsa) dalam sambutannya juga menyampaikan bahwa “Kekerasan Dalam Rumah Tangga bisa terjadi akibat faktor Agama, ilmu pengetahuan, komunikasi yang tidak lancar, ekonomi, penataan rumah tangga yang tidak sesuai, jika hal ini tidak bisa diseimbangkan maka kekerasan dalam rumah tangga akan dengan mudah tercipta” sebelum beliau menutup sambutannya beliau berharap setelah selesai mengikuti kegiatan ini, agar kedepannya nanti tidak akan lagi tercipta Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang dampaknya dapat merugikan kedua belah pihak baik bagi suami maupun istri. n (Hendra Setiawan)

Santunan-Lhoksukon. Kepala Kantor Kementerian Agama Aceh Utara yang kini telah berpindah tugas ke kota Lhok-seumawe, Rabu 27/01/10 meresmikan media Buletin Dakwah yang menjadi sarana informasi dan komunikasi bagi Penyuluh Agama Islam Fungsional den-gan para tokoh masyarakat di wilayah Kecamatan.

Acara tersebut berlangsung khidmat di auditorium kantor camat Langkahan. Turut hadir dan menyukseskan acara tersebut para unsur pimpinan beserta para staf dari kantor camat Langkahan, Kasubbag TU bersama beberapa orang staf kementerian agama Aceh Utara, seluruh Penyuluh Agama Islam Fung-sional Aceh Utara, MPU kecamatan Langkahan, KUA kecamatan Langkahan, UPTD, para Geuchik dan Imeum Gam-pong, Penyuluh Agama Non-PNS serta jama’ah pengajian kantor kecamatan Langkahan.

Dalam tausiyahnya, Drs. H.M. Daud Hasbi, M.Ag, mantan Kakankemag Kab.

Media Penyuluhan DiresmikanAceh Utara ini menyatakan, di era glo-balisasi ini jarang sekali ditemukan for-mat penyuluhan agama (dakwah) yang lebih berorientasi menyadarkan umat dari ketertinggalan. Pasalnya, umat Islam pada umumnya masih rendah akan minat baca dan kurang subur akan budaya menulis. Padahal, kata beliau, bila kita bercermin pada negara seperti Singapura dan Jepang, ketika berada di angkutan umum, maka kita akan dapati hampir seluruh penumpang tengah asyik membaca.

Kini buletin Dakwah edisi perdana yang sedang diresmikan tersebut, men-gangkat tema “Makna Hijrah Dalam Dakwah: Meninggalkan Kejumudan Par-adigma Berfikir ke Arah Renaissance”.

Substansinya, bahwa kejayaan Ma-dinah Al-Munawwarah yang dibentuk oleh Rasulullah berawal dari sebuah Gampong bernama Yatsrib yang di-huni oleh bermacam-macam suku dan penganut agama sebagaimana halnya di kecamatan Langkahan. Nah, jika

masyarakat Langkahan mampu menin-ggalkan pola fikir jumud ke arah renais-sance, maka tidak mustahil Langkahan akan berjaya dan menjadi Langkahan yang Al-Munawwarah, kata Abi.

Pada akhirnya Abi merasa bahagia, di mana Penyuluh Agama Fungsional ke-camatan Langkahan yang belum genap seumur jagung telah berinovasi untuk membidani lahirnya media penyuluhan yang belum pernah dilakukan oleh pe-nyuluh di kecamatan lain, dan diharap-kan bagi mereka untuk bisa lebih banyak berbuat dalam mencerdaskan umat.

Acara peresmian media penyuluhan ini ditutup dengan launching Buletin Dakwah secara simbolis dan penan-datanganan secara resmi oleh camat Langkahan Bapak Drs. Amir Hamzah dan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Utara Bapak Drs. Daud Hasbi, M.Ag serta dilanjutkan do’a oleh ketua MPU kecamatan Langkahan Tgk. H. Abdullah Yusuf.n(M. Romli, S.HI)

Page 25: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

25Santunan JULI 2010

Santunan-Redelong. Kementerian Agama Kabupaten Bener Meriah c/q Seksi Pekapontren dan Penamas, sela-sa 11/05/10 mengadakan pembinaan Lembaga Pendidikan Keagamaan Is-lam se-Kabupaten Bener Meriah.

Acara yang berlangsung sehari terlaksana di Aula Kantor Kemente-rian Agama Kabupaten Bener Meriah. Kegiatan ini diikuti oleh 90 peserta yang berasal dari Pondok Pesantren, Madrasah Diniyah, Ketua Badan Kon-tak Majlis Ta’lim (BKMT) Kecamatan, Supervisor LPPTKA Kecamatan, dan Penyuluh Agama Islam Fungsional.

Ketua Panitia, Azhari Ramadhan, M.Ag, menyatakan kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan pe-layanan dan bimbingan teknis terh-adap Lembaga Pendidikan Keagamaan Islam, meningkatkan Administrasi dan Tata Kelola Pendidikan Keagamaan, mengembangkan potensi ekonomi dan agrobisnis pada Pondok Pesant-ren. Dengan pembinaan diharapkan Lembaga Pendidikan Keagamaan Is-lam khususnya Pesantren dapat lebih meningkatkan kualitas administrasi dan tata kelola Pondok Pesantren. Di sisi lain sesuai dengan kondisi daerah

Bener Meriah yang sangat potensial dibidang pertanian maka pengemban-gan potensi ekonomi Pondok Pesant-ren diarahkan pada sektor pertanian dan agrobisnis. Pada saatnya nanti di-harapakan pesantren dapat mengem-bangkan kemandiriannya.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bener Meriah, Drs. Amrun Saleh, dalam sambutannya menya-takan Kementerian Agama bertugas memberikan Regulasi, Motivasi dan fasilitas kepada Lembaga Pendidi-kan Keagamaan Islam. Berdasarkan peraturan Pemerintah nomor 9 Ta-hun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia yang telah disempurnakan dengan Peraturan Pemerintah nomor 62 Tahun 2005 Pasal 63, Departemen Agama mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyeleggarakan sebagian Urusan Pemerintahan di bi-dang Keagamaan. Dengan kata lain, Departemen Agama memjadi Lead agency dalam perumusan dan pelak-sanaan Program Pembangunan bi-dang Agama. Kesempatan itu juga be-liau gunakan untuk berta’aruf, karena beliau baru saja menjabat sebagai Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bener Meriah menggan-tikan pejabat lama H. Ilyas AR, S.Ag yang memasuki masa pensiun.

Acara ini dibuka oleh Bupati Bener Meriah yang diwakili oleh Asisten III, Tasnim SH, M.Hum. Dalam sambutan-nya, Bupati, menyatakan akan terus eksis dalam membina kegiatan-keg-iatan keagamaan di Kabupaten Bener Meriah. Pada dasarnya, Syari’at Islam yang sudah berlaku secara formal di Aceh sejak 2003 harus didukung dan di implementasikan oleh seluruh jajaran Pemerintahan dan seluruh lapisan masyarakat . Pemerintah Ka-bupaten Bener Meriah, kata Bupati, tetap komitmen dalam melaksanakan Syari’at Islam secara kaffah. n

Pembinaan Lembaga Pendidikan Islam di Bener Meriah

Santunan-Banda Aceh. Taman Pen-gajian Al-Qur`an (TPQ) Plus Baitur-rahman kembali menggelar wisuda bagi 242 murid, Ahad 20 Juni 2010. Tasyakkur ke 14, Wisuda ke 11 dan Munaqasyah ke 7 itu kembali digelar di AAC Dayan Dawood, Darussalam. Tema tasyakkur (kenaikan tingkat dari TKQ dan TPQ ke TQA), wisuda (ke-naikan jenjang dari TQA ke TQS), dan munaqasyah (lulus dari TQS) tahun ini, “Menyatukan Persepsi Demi Pendidi-kan Islam nan Qur`ani.” Dalam usianya yang sudah lebih 14 tahun, alumni TPQ Plus (lewat wisuda dan munaqasyah) sudah lebih 600 murid. “Dukungan pemerintah selalu kuat untuk pendidi-kan agama,” ujar Drs H Syaiba Ibra-him, Karo Keistimewaan Aceh, dalam sambutannya.

Seiring dengan agenda tahunan ini, juga diadakan pembagian rapor dan pengumuman para juara untuk semua jenjang (kelas). “Dua pekan sebelum wisuda, atau usai ujian, TPQ Plus juga menggelar aneka musabaqah dan lomba kreatif family day,” jelas Ketua Panitia, Nadiatul Hikmah SAg. “Acara ini sebagai gantian HB3 (Hari Belajar, Bermain, dan Beramal ke luar masjid), tujuannya, di samping jadi ajang pen-carian bakat murid, silaturrahmi, dan juga refresing para murid, ustadz, dan wali setelah ujian,” tambah Sekretaris Panitia, Ridhwan SPdI.

Direktur TPQ Plus Muhammad Yakub Yahya MAg menambahkan, “Karena tahun lalu tidak menerima murid, TPQ Plus pada sore 24-25 Juni, menerima kembali murid baru untuk jenjang TKQ (5-7 tahun), TPQ (8-12 tahun), TQA (13-15 tahun), dan TQS (16-18), walaupun sangat terbatas. Pengembalian formulir murid baru 28-29 Juni. Daftar ulang murid lama (murid tasyakkur dan wisuda 30 Juni sampai 3 Juli). Pengajian kembali aktif 12 Juli mendatang. Jadi libur sejak 21 Juni hingga 11 Juli.n (yakub)

Murid TPQ Plus Baiturrahman

Diwisuda

Page 26: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

26 Santunan JULI 2010

Santunan-Lhoksukon. Kepala Kantor Kementrian Agama Aceh Utara Drs. H. Zulkifli Idris mengharapkan pembukaan kegiatan Porseni untuk kalangan sekolah Madrasah agar terus ditingkatkan supaya dapat menumbuhkan minat siswa menggalang pretasi dalam berolah raga dan seni.

“Porseni merupakan kegiatan yang selalu berlangsung dan diperlombakan setiap dua tahun sekali, oleh karena itu Kantor Kementrian Agama Aceh Utara optimistis mendukung acara bergengsi tersebut guna mencari bibit dan bakat seni di kalangan siswa

1.100 Siswa Madrasah Aceh Utara Ikut Lomba Porseni

Madrasah” ungkapnya pada acara pembukaan Porseni tingkat Madrasah Ibtidayah, di MIN Geudong, belum lama ini.

Menurutnya, melalui kegiatan Porseni bisa memicu minat siswa dalam mengukir pretasi apa lagi tidak hanya kegiatan olah raga yang diperlombakan, tetapi hal yang lebih penting terdorong minat seni membaca Al-Quran dikalangan remaja. salah satu manfaat dari Porseni adalah giatnya para siswa Madrasah untuk terus belajar khususnya mereka yang ada bakat dalam bidang olah raga dan seni. Kegiatan ini didukung penuh oleh mayoritas kalangan guru seperti siap membantu dana pada setiap adanya pertandingan dan perlombaan.

Seleksi POSPENAS V Tingkat Provinsi Aceh

Santunan - Banda Aceh. Dalam rangka peningkatan prestasi pada ajang Pekan Olah Raga dan Seni Pon-dok Pesantren Nasional V yang akan diselenggarakan pada tanggal 5 sam-pai dengan 11 Juli 2010 di Surabaya, dilakukan Seleksi Tingkat Provinsi pada tanggal 4 sampai dengan 7 Juni 2010. Seleksi ini dimaksudkan untuk menjar-ing peserta terbaik untuk diikutserta-kan pada POSPENAS V nantinya.

Seleksi ini diikuti oleh 14 Kabu-paten/Kota dengan jumlah peserta 279 orang dengan didampingi oleh 71 orang official kontingen. Kakanwil Ke-menterian Agama yang diwakili Kepala bidang URAIS mengharapkan bahwa POSPENAS V hendaknya prestasi Aceh dapat lebih meningkat dibandingkan dengan POSPENAS sebelumnya, untuk itu Kakanwil mengharapkan kerja keras

panitia dalam menjaring dan membina para peserta, ini diungkapkan Kakanwil pada acara pembukaan Seleksi POSPE-NAS V yang dipusatkan di Asrama Haji Embarkasi Banda Aceh. Selain itu, Ka-kanwil juga mengharapkan hendaknya ajang seleksi POSPENAS dimamfaatkan sebagai ajang silaturrahmi antar santri dalam wilayah Provinsi Aceh.

Seleksi ini mengambil beberapa lokasi, diantaranya Stadiun Harapan Bangsa Lhong Raya, MAN 2 Banda Aceh, aula Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh dan Asrama Haji Em-barkasi Banda Aceh. Olahraga yang diseleksi dalam kegiatan ini adalah bulu tangkis, tenis meja, dan atletik. Se-mentara di bidang seni diperlombakan puitisasi Al-Qur’an, kaligrafi, pidato ba-hasa Indonesia, Arab dan Inggris. Da-lam seleksi ini panitia memberlakukan

sistem standarisasi nilai dalam menjar-ing peserta yang akan diberangkatkan diajang POSPENAS V nantinya. Ken-dati cuaca hujan, seleksi POSPENAS V Tingkat Provinsi Aceh tetap berjalan sesuai dengan rencana dan ditutup pada hari minggu, 7 Juni 2010. Dalam penutupan Seleksi tidak diumumkan secara resmi para peserta yang akan diberangkatkan ke POSPENAS V di Surabaya, pengumuman peserta akan diumumkan melalui surat keputusan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh dengan mem-perhatikan hasil penilaian dewan juri pada masing-masing cabang Olahraga dan seni. Berikut adalah para peme-nang bidang Olahraga dan Seni pada Seleksi POSPENAS V Tingkat Provinsi Aceh Tahun 2010. n (Zarkasyi)

Page 27: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

27Santunan JULI 2010

Sementara itu, Drs. Hamdani A Jalil, Ketua Pelaksana Porseni tingkat MI se-kabupaten Aceh Utara mengatakan sebanyak 1.100 siswa MI tahun ini diperlombakan mereka yang unggul akan mewakili Aceh Utara mengikuti lomba berikutnya. Mengacu pada Porseni tingkat Propinsi se-Nanggroe Aceh Darussalam yang akan berlangsung di Meulaboh

Aceh Barat pada pertengahan juli 2010 mendatang. Acara tersebut di laksanakan oleh Kantor Wilayah Kementrian Agama NAD dengan peserta dari seluruh daerah TK II dalam wilayah ini.

Hamdani menyebutkan, acara yang diperlombakan untuk siswa MI itu, antara lain seni membaca Al-Quran, cerdas cermat, dan aneka

ragam kegiatan olah raga. Acara di mulai sejak 8 -12 Mei mendatang.

Secara terpisah, Baharuddin, S.Pd pengurus Forum Komunikasi Guru Madrasah (FK-GuM) Aceh Utara mengatakan pihaknya menyambut baik kegiatan Porseni yang digelar tingkat MI, bahkan dengan adaya kegiatan Porseni bisa menyambung persaudaraan antar sekolah.

FK-GuM Aceh Utara juga ikut menyarankan Kementrian Agama dapat menganggarkan dana dalam DIPA untuk mendukung kegiatan seperti Porseni menyusul selama ini pekan olah raga tersebut semua dana melalui bantuan guru. Pada hal acara itu jauh lebih bermanfaat untuk menunjang kegiatan belajar siswa.

Disisi lain tambah Baharuddin, pengurus FK-GuM ikut bangga dengan terlaksana acara Porseni yang dilaksanakan jauh lebih meriah kendatipun sumber pendanaan dari semua guru yang ada di daerah ini, mestinya Kementrian Agama Aceh Utara dapat mengusulkan ke pusat anggaran Porseni setiap tahunnya.(Sulaiman)

Tim Drum Band Perguruan Muhammadiyah pada perayaan HUT Kabupaten Aceh Singkil, 27 April 2010

Santunan-Banda Aceh. 500-an Umat Budha se-Provinsi Aceh berkumpul di Taman Budaya, Banda Aceh, 6 Juni 2010, dalam rangka Peringata Hari Tri Suci Waisak ke 2554 Tahun 2010. Hadir mewakili Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Pymt. Pembimas Budha, Wiswadas, M.Si. Acara ini digagas dan dilaksanakan oleh Sekretariat Bersama Persaudaraan Muda II Vihara Budayana lndonesia Provinsi Aceh.

Dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Wiswa-das, M.Si, Kakawil Kementerian Agama Aceh, Drs.H. Arah-man TB, Lt megharapkan peran aktif para pemuda dalam membina kerukunan kehidupan umat beragama, sekaligus menjadi motor penggerak bagi kemajuan bangsa.

Dalam kesempatan itu juga diinformasikan bahwa pe-muda Budhis Aceh pada tahun ini juga akan mengikuti dua

event Nasional, yaitu : Swayamvara Tri Pitaka Gatha Tingkat Nasional VII di TMI Jakarata dan Sippa Dhamma Samajja Tingkat Nasional II di Bogor.

Untuk mengambil hikmah dari Dharmashanti Waisak 2554 / 2010, Rohaniwan Buddha Suhu Nyanapada me-nyampaikan doa kesehatan, selamatan, kebahagian bagi Bapak Alm. Tengku Hasan Muhammad di Tiro, para korban Tsunami, Umat Buddha Se- Aceh, Masyarakat Aceh dan Negara Republik Indonesia.

Acara Dharmashanti Waisak 2554 / 2010 di selengi den-gan hiburan dan ditutup dengan Foto bersama Pembimas Buddha Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, Pengu-rus Majelis Buddhayana Pusat, Rohaniwan Buddha, Panitia Dharmashanti Waisak 2554/ 2010 dan pengurus Sekber PMVMBI Prov. Aceh. (Wiswadas)

Umat Buddha se-Aceh Rayakan Hari Tri Suci Waisak

Page 28: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

28 Santunan JULI 2010

Santunan-London. Menteri Dalam Negeri Inggris mela-rang seorang da’i terkemuka asal India masuk ke negara Inggris dengan alasan pernyataan dan perilakunya dapat memprovokasi orang.

Surat kabar Inggris Daily Telegraph melaporkan bahwa da’i kondang asal India, Zakir Naik (44 tahun) dilarang masuk ke Inggris karena dianggap pernyataan dan isi ceramahnya dapat menghasut umat Islam untuk menjadi teroris.

Zakir Naik sendiri dijadwalkan akan memberikan serangkaian ceramah di London dan kota Sheffield, menurut informasi yang beredar.

Surat kabar itu menambahkan: “Sekretaris menteri dalam negeri memutuskan untuk mencegah Naik masuk ke Inggris karena pernyataan-pernyataan yang dibuat olehnya tidak bisa diterima, hal ini berlaku baik dalam tulisan maupun ucapan serta buku-buku yang diterbitkan, yang kesemuanya itu dapat memicu kekerasan, memuliakan terorisme atau

Da’i dan Juga Kristolog Zakir Naik Dilarang Masuk ke Inggris

Santunan-London. Aktivis armada kebebasan mengata-kan bahwa pasukan Israel yang menangkap mereka telah mencuri beberapa barang pribadi milik mereka dan sampai saat ini masih belum dikembalikan.

Para aktivis itu mengatakan setelah mereka diculik dan dipenjarakan, banyak di antara mereka dipukuli dan terluka dan hampir semua harta benda mereka disita oleh pasukan Israel,” AFP mengutip pernyataan dari lembaga dana dan bantuan hukum untuk Palestina yang berbasis di Inggris yang mengatakan awal pekan ini.

Harian Inggris The Guardian mengatakan Jumat lalu bahwa Israel tidak hanya merampas uang dan barang yang diperuntukkan bagi rakyat miskin di Gaza, tetapi juga me-nyita sebagian besar milik pribadi para aktivis armada Ke-bebasan.

Bahkan tentara Israel telah menggunakan kartu debit aktivis armada kebebasan yang merek sita untuk membeli barang seperti aksesoris iPod, sementara itu ponsel para aktivis juga disita dan mereka juga dilarang menerima pang-gilan telepon, kata laporan tersebut.

Aktivis kemanusiaan asal California Kathy Sheetz menya-takan bahwa dia telah dikenakan biaya lebih dari $ 1.000 da-lam transaksi dari mesin ATM di Israel sejak tanggal 6 Juni.

“Mereka jelas-jelas mengambil kartu saya dan menggu-

Aktivis Freedom Flotilla: Israel Telah Merampok Kami

berusaha memprovokasi orang lain untuk melakukan tindakan terorisme.”

Zakir Naik adalah da’i paling populer ketiga di India, dan pada tahun 2009 menduduki peringkat 82 pada daftar tokoh yang berpengaruh paling kuat di India, telah mengunjungi Inggris pada tahun 2006 untuk memberikan ceramah dan khotbah.

Sekretaris kementerian dalam negeri Inggris seperti dilaporkan oleh surat kabar, menyatakan bahwa mereka telah memutuskan untuk mencegah Naik memasuki Inggris dengan alasan adanya laporan yang dibuat dan merupakan bukti atas sikap dan perilaku Naik yang tidak dapat diterima.

Zakir Naik sendiri dianggap sebagai da’i yang mumpuni dalam urusan berdebat soal kristologi, dia dianggap sebagai pengganti dari almarhum Syaikh Ahmad Deedat yang merupakan da’i kondang dalam urusan berdebat dengan agama kristen.n (eramuslim)

nakannya,” kata aktivis Inggris Musaji Ebrahim mengatakan kepada surat kabar.

“Ketika mereka mengambil barang-barang kami seperti video dan kartu debit dan menggunakannya, serta ponsel kami, itu menjadi sedikit lelucon,” katanya.

“Kami disandera, kami diserang, dan sekarang mereka pasukan Israel juga mencuri barang kami. Jika polisi menyi-ta barang Anda di Inggris, mereka tidak akan menggunakan barang-barang Anda.”

Israel masih menahan setidaknya 1 juta poundsterling (lebih dari $ 1,4 juta) dari nilai barang dan uang tunai dari pasokan bantuan yang disita dan milik pribadi, kutip The Guardian dari perkataan aktivis kebebasan.

Surat kabar itu mengatakan beberapa paspor, tiga di antaranya milik warga negara Inggris, masih belum dikem-balikan.

Mata-mata badan intelijen Israel Mossad telah dikenal luas karena menggunakan paspor palsu untuk menutup identitas asli mereka.

Masalah ini menjadi skandal serius bagi Israel ketika ditemukan bahwa agen Mossad yang membunuh koman-dan Hamas Mahmud al-Mabhuh di Dubai pada tanggal 19 Januari telah menggunakan paspor asing untuk memasuki dan meninggalkan Uni Emirat Arab. n (eramuslim)

Page 29: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

29Santunan JULI 2010

Aceh, 10 Besar Juara MTQNSantunan-Bengkulu. Pada pelaksa-

naan MTQN ke 23 yang lalu di Beng-kulu, Kafilah Aceh berada pada posisi ke-9.

Posisi pertama ditempati Jawa Barat dengan sembilan emas, enam perak dan dua perunggu dari sejumlah cabang dan golongan.

Sementara posisi kedua ditempati Kafilah Provinsi DKI Jakarta dengan perolehan delapan emas, enam perak dan lima perunggu.

Tempat ketiga ditempati Kafilah Provinsi Banten dengan dua emas, enam perak dan tiga perunggu diser-ahkan.

Santunan-Makkah. Warga Arab Saudi tak bakal gampang lagi minta dimakamkan di Tanah Suci. Pasalnya, Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi berencana untuk menghentikan prak-tek semakin populer Muslim setempat yang mencari pemakaman di Kota Suci Mekah dan Madinah.

Siaran resmi lembaga ini mengata-kan semua Muslim, apakah Saudi atau asing, harus dikubur di tempat di mana mereka meninggal. Dalam sebuah ar-tikel yang dipublikasi Arabnews, Dew-an Tinggi Ulama telah sepakat bahwa keluarga tidak harus membawa mayat orang yang dicintai ke kota-kota suci untuk penguburan.

“Berdasarkan syariah (hukum Is-lam) , mayat harus dikubur tanpa pe-nundaan sebelum mayat itu mulai membusuk,” kata Kementerian itu.

Surat kabar itu mengutip Grand Mufti Sheikh Abdul Aziz al-Sheikh mengatakan tidak ada dasar dalam teks-teks Islam seperti Alquran mau-pun hadis untuk orang yang mencari pemakaman di Mekkah dan Madinah.

“Ini tidak akan mengurangi dosa orang yang meninggal dengan dikubur di Makkah atau Madinah. Hanya per-buatan baik mereka yang akan men-emani mereka ke alam kubur,” kata Sheikh Abdul Aziz al-Sheikh, mufti pada otoritas keagamaan tertinggi di negara itu.n(Republika)

Saudi Batasi Jumlah Pemaka-

man di Tanah SuciSantunan-Solo. Dalam urusan

Zakat, Singapura ternyata lebih maju. Setidaknya dalam konsep zakat pen-gurang pajak yang saat ini sedang diperjuangkan lembaga amil zakat di Indonesia, rupanya telah diterapkan cukup lama di negara tersebut. Bah-kan sistem pembayaran pajak dan zakat sudah terhubung secara terpadu sehingga memudahkan bagi warga muslim disana untuk melakukan tran-saksi di satu tempat saja.

``Indonesia belum sampai ke sana tapi akan menerapkan pola itu apa-bila amandemen undang-undang No 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dapat terwujud tahun ini,`` kata KH Diddin Hafiduddin, ketua umum Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) di sela-sela pertemuan dewan zakat Mabims ke II di Solo, Kamis (10/6). Acara yang dihadiri para delegasi dari empat negara muslim di Asia Tengga-ra itu dibuka oleh Dirjen Bimas Islam Kemenag, Prof Nazaruddin Umar.

Direktur Dompet Dhuafa, Mo-hammad Arifin Purwakananta juga menambahkan, di Singapura seorang wajib pajak yang kelebihan memba-yar pajaknya langsung mendapat res-titusi apabila ternyata pembayaran zakatnya belum dihitung. ``Kalau di kita kan tidak. Restitusi harus diurus sendiri. Kalau kita lihat, kantor Pajak

Sementara kafilah yang masuk da-lam 10 besar MTQN 2010 di posisi ke-empat yaitu Provinsi Kepulauan Riau, kelima Sumatera Barat, dan keenam Riau.

Posisi ketujuh ditempati tiga provinsi dengan nilai yang sama yaitu Kafilah Provinsi Bengkulu, Sulawesi Se-latan, Papua Barat, kedelapan ditem-pati Kalimantan Timur, kesembilan ditempati dua provinsi yakni Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Aceh.

Sementara di urutan kesepuluh juga ditempati dua provinsi yaitu Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Maluku.n(ant/ts)

Zakat Pengurang Pajak Mendesak Diberlakukan

mengeluarkan nomor pokok wajib pa-jak (NPWP) dan lembaga zakat men-geluarkan nomor pokok wajib zakat (NPWZ). Mestinya cukup satu saja,`` jelas Arifin yang dihubungi terpisah.

Keduanya berpendapat sudah saatnya antara pajak dan zakat bisa disinergikan. Namun untuk menuju ke sana, kendalanya pada regulasi ten-tang pengelolaan zakat yang belum mengatur zakat sebagai pengurang pajak (zakat kredit pajak). Mabims merupakan organisasi lembaga zakat di negara-negara muslim di Asia Tenggara yakni Malaysia, Brunei Dar-usssalam, Indonesia dan Singapura. Mabims menjadi wadah untuk ber-bagi pengalaman tentang pengelolaan zakat di negara-negara muslim.

Berkaca dari permasalahan terse-but diatas, Didin mengaku lembaga amil zakat sedang memperjuangkan amademen UU No 38 Tahun 1999. Komisi VIII sebagai mitra kerja lem-baga zakat sudah menjanjikan penye-lesaian amandemen pada tahun 2010. Dalam kerangka itu, ada tiga hal yang akan diusulkan agar masuk dalam pe-rubahan undang-undang tersebut. Pertama menyangkut pembenahan kelembagaan zakat agar lebih terkoor-dinasi dengan baik.

Masalah berikutnya, menyangkut zakat sebagai pengurang pajak. Hal ini

sangat penting sekali karena berkaitan dengan percepatan penggalian zakat. Karena jika ini terwujud maka potensi zakat dapat bertambah. Ia mengata-kan, saat ini potensi zakat tiap tahun Rp 20 triliun. Bila zakat pengurang pa-jak diterapkan maka potensi ini akan bertambah sekitar 50 persennya atau menjadi Rp 30 triliun.

Keuntungan lainnya dari zakat kredit pajak adalah memudahkan dalam penghitungan kekayaan sese-orang. ``Nilai zakat 2,5 persen dari ke-kayaan yang dimiliki. Jadi kalau zakat-nya terus meningkat berarti kekayaan juga naik,`` tegasnya.(Pinmas)

Page 30: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

30 Santunan JULI 2010

Ensiklopedi Bahasa di AcehBahasa di Aceh Juli 2010 “PASAR”

NO.BAHASA

INDONESIABAHASA ACEH

BAHASA GAYO

BAHASA ANEUK JAMEE

BAHASA ALASBAHASA SIGULAI/LAMAMEK

BAHASA DEVAYAN

BAHASA SINGKIL

BAHASA PAK-PAK BOANG

BAHASA TAMIANG

HULU

BAHASA KLUAT

1 PasarKeude / Peukan/Pasai

Kede Pasa Pekan Gedai Pasar Pe’kanOnan / Pekan

Pekan Pekan

2 Siang Uroe Poraklo Siang Sakhi Laluo Balal Mahakh Mahakh Siang Lawori

3 Malam Malam Klam Malom Bongi Akhemi Bengi Werngin Bekhngin Malam Berngi

4 Jauh Jioh Geb Jauah Dauh Adeu Arao Ndaoh Ndaoh Jaoh Nauh

5 Dekat Toe Dekat Dakek Dohokh Atek-atek Aken NdesingNdesing / Ndenoh

Dekek Nenuh

6 Desa Gampong Kampong Kampuang Kute Gampung Kampung Kampong Kampong Kampong Kampung

7 Kota Kota / Banda Kute Kota Kota Kota Kota Kota Kota Kota Kota

8 Kios Beng Kios Bopet Kios Kios Kedai Leppo Kios Kios Kedei

9 Toko Toko Toko Kadei Toko Toko Toko Toko Toko Toko Toko

10 Lama Treb Makot Lamo Dekah Ilen Daneng Ndekah Ndekah Lamo Nekkah

11 Baru Baro Ayu Baghu Mbaru Afainae Afalluhae Bakhu Lembakhu Baghu Maru

12 Tua Tuha Tue Tuo Metue Atua-atua Matu’a Ntua Ntua Tuho Entuo

13 Muda Muda Mude Mudo Mude Afuyu Mangura Muda Muda Mudo Ngengudo

14 Laki Agam Rawan Laki Anak Laki Simatua Sillai D’holi Dehuli Laki Anak Laki

15 Perempuan Inong Banan Padusi Anak Bekhu Yalafe Sillafai D’beru Debekhu Puan Anak Beru

16 Anak-anak Aneuk Mit Kekanak Paja-paja Cekhek Beucet Dodona Anak-anak Anag-anag anaq-anaq Anak-anak Anak-anak

17 Remaja Putra Aneuk Agama Beberu Anak Mudo Belagakh Pemuda PemudaAnag Prana

Anak Pekhana Agal-agal

Lajang Ngengudo

18 Remaja Putri Aneuk Dara Bebujang Gadih Bujang Pemudi GadiAng Menguda

Semenguda Alak-alak

Daghro Kak Bujang

19 Ramai Rame Rami Ghami Khami Uguyanata Rami Khami khami Ghame Rami

20 Sepi Seungu Sepi LangangLungun / Leugang

Leungang Langang Lungun Lungun Sepi Lengang

Terima kasih atas partisipasi para pembaca sekalian, mohon maaf apabila namanya tidak dapat ditampilkan karena keterbatasan tempat, demikian juga bila masih ada kekurangan di sana-sini. Ditunggu kontribusinya untuk edisi mendatang, dan dengan bahasa-bahasa asli lainnya yang terdapat di Provinsi Aceh yang kita cintai ini dengan menghubungi redaksi di 085277759339.

Tema untuk edisi Agustus 2010 “Perkawinan” dengan kata-kata: Undangan, Pinangan, Suami, Istri, Ayah Mertua, Ibu Mertua, Abang Ipar, Kakak Ipar, Adik Ipar, (laki-laki), Adik Ipar (Perempuan), Kakek, Nenek, Anak Kandung, Anak Tiri, Anak Angkat, Sepupu Laki-laki, Sepupu Perempuan, Paman, Bibi, Kepala Desa

Page 31: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

31Santunan JULI 2010

S A I N S

Dalam memperingati isra’ dan mi’raj sering kita diajak oleh

pembicara pengajian akbar melanglang buana sampai ke langit, dan kadang-kadang dibumbui dengan analisis yang nampaknya berdasar sains. Bagi saya, aspek astronomis sama sekali tidak ada dalam kajian isra’ mi’raj. Tulisan ini saya maksudkan untuk mendudukkan masalah isra’ mi’raj sebagai mana adanya yang diceritakan di dalam Al-Qur’an dan hadits-hadits sahih. Untuk itu pula akan saya ulas kesalahpahaman yang sering terjadi dalam mengaitkan isra’ mi’raj dengan kajian astronomi. Makna penting isra’ mi’raj yang mestinya kita tekankan.

Di dalam QS. Al-Isra’:1 Allah menjelaskan tentang isra’: “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad SAW) pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.

Dan tentang mi’raj Allah menjelaskan dalam QS. An-Najm:13-18: “Dan sesungguhnya dia (Nabi Muhammad SAW) telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, di Sidratul Muntaha. Di dekat (Sidratul Muntaha) ada syurga tempat tinggal. (Dia melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh suatu selubung. Penglihatannya tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar”.

Sidratul muntaha secara harfiah berarti ‘tumbuhan sidrah yang tak terlampaui’, suatu perlambang batas yang tak seorang manusia atau makhluk lainnya bisa mengetahui lebih jauh lagi. Hanya Allah yang tahu hal-hal yang lebih jauh dari batas itu. Sedikit sekali penjelasan dalam Al-Qur’an dan hadits yang menerangkan apa, di mana, dan bagaimana sidratul muntaha itu.

Kejadian-kejadian sekitar isra’ dan mi’raj dijelaskan di dalam hadits-hadits nabi. Dari hadits-hadits yang sahih, didapati rangkaian kisah-kisah berikut: Suatu hari

malaikat Jibril datang dan membawa Nabi, lalu dibedahnya dada Nabi dan dibersihkannya hatinya, diisinya dengan iman dan hikmah. Kemudian didatangkan buraq, ‘binatang’

berwarna putih yang langkahnya sejauh pandangan mata. Dengan buraq itu Nabi melakukan isra’ dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha (Baitul Maqdis) di Palestina. Nabi SAW salat dua rakaat di Baitul Maqdis, lalu dibawakan oleh Jibril segelas khamr (minuman keras) dan segelas susu; Nabi SAW memilih susu. Kata malaikat Jibril, “Engkau dalam kesucian, sekiranya kau pilih khamr, sesatlah ummat engkau”.

Dengan buraq pula Nabi SAW melanjutkan perjalanan memasuki langit dunia.Di sana dijumpainya Nabi Adam yang dikanannya berjejer para ruh ahli surga dan di kirinya para ruh ahli neraka. Perjalanan diteruskan ke langit ke dua sampai ke tujuh. Di langit ke dua dijumpainya Nabi Isa dan Nabi Yahya. Di langit ke tiga ada Nabi Yusuf. Nabi Idris dijumpai di langit ke empat. Lalu Nabi SAW bertemu dengan Nabi Harun di langit ke lima, Nabi Musa di langit ke enam, dan Nabi Ibrahim di langit ke tujuh. Di langit ke tujuh dilihatnya baitul Ma’mur, tempat 70.000 malaikat salat tiap harinya, setiap malaikat hanya sekali memasukinya dan tak akan pernah masuk lagi.

Perjalanan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha. Dari Sidratul Muntaha didengarnya kalam-kalam (‘pena’). Dari sidratul muntaha dilihatnya pula empat sungai, dua sungai non-fisik (bathin) di surga, dua sungai fisik (dhahir) di dunia: sungai Efrat dan sungai Nil. Lalu Jibril membawa tiga gelas berisi khamr, susu, dan madu, dipilihnya susu. Jibril pun berkomentar, “Itulah (perlambang) fitrah (kesucian) engkau dan ummat engkau.” Jibril mengajak Nabi melihat surga yang indah. Inilah yang dijelaskan pula dalam Al-Qur’an surat An-Najm. Di Sidratul Muntaha itu pula Nabi melihat wujud Jibril yang sebenarnya.

Puncak dari perjalanan itu adalah diterimanya perintah salat wajib. Mulanya diwajibkan salat lima puluh kali sehari-semalam. Atas saran Nabi Musa, Nabi SAW meminta keringan dan diberinya pengurangan sepuluh-

Israk Mikraj: Mukjizat, Salah Tafsir, dan Makna Pentingnya

Oleh DR. Thomas Djamaluddin

Dari sidratul muntaha dilihatnya pula empat sungai, dua sungai non-fisik (bathin) di surga, dua sungai fisik (dhahir) di dunia:

sungai Efrat dan sungai Nil.

Page 32: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

32 Santunan JULI 2010

S A I N S

sepuluh setiap meminta. Akhirnya diwajibkan lima kali sehari semalam. Nabi enggan meminta keringanan lagi, “Saya telah meminta keringan kepada Tuhanku, kini saya rela dan menyerah.” Maka Allah berfirman, “Itulah fardlu-Ku dan Aku telah meringankannya atas hamba-Ku”.

Urutan kejadian sejak melihat Baitul Ma’mur sampai menerima perintah salat tidak sama dalam beberapa hadits, mungkin menunjukkan kejadian-kejadian itu serempak dialami Nabi. Dalam kisah itu, hal yang fisik (dzhahir) dan non-fisik (bathin) bersatu dan perlambang pun terdapat di dalamnya. Nabi SAW yang pergi dengan badan fisik hingga bisa salat di Masjidil Aqsha dan memilih susu yang ditawarkan Jibril, tetapi mengalami hal-hal non-fisik, seperti pertemuan dengan ruh para Nabi yang telah wafat jauh sebelum kelahiran Nabi SAW dan pergi sampai ke surga. Juga ditunjukkan dua sungai non-fisik di surga dan dua sungai fisik di dunia. Dijelaskannya makna perlambang pemilihan susu oleh Nabi Muhammad SAW, dan menolak khamr atau madu. Ini benar-benar ujian keimanan, bagi orang mu’min semua kejadian itu benar diyakini terjadinya. Allah Maha Kuasa atas segalanya”.

Dan (ingatlah), ketika Kami wahyukan kepadamu: “Sesungguhnya (ilmu) Tuhanmu meliputi segala manusia”. Dan Kami tidak menjadikan pemandangan yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia....” (QS. 17:60).

“Ketika orang-orang Quraisy tak mempercayai saya (kata Nabi SAW), saya berdiri di Hijr (menjawab berbagai pertanyaan mereka). Lalu Allah menampakkan kepada saya Baitul Maqdis, saya dapatkan apa yang saya inginkan dan saya jelaskan kepada mereka tanda-tandanya, saya memperhatikannya....” (HR. Bukhari, Muslim, dan lainnya).

Hakikat Tujuh LangitPeristiwa isra’ mi’raj yang menyebut-nyebut tujuh

langit mau tak mau mengusik keingintahuan kita akan hakikat langit, khususnya berkaitan dengan tujuh langit yang juga sering disebut-sebut dalam Al-Qur’an. Bila kita dengar kata langit, yang terbayang adalah kubah biru yang melingkupi bumi kita. Benarkah yang dimaksud langit itu lapisan biru di atas sana dan berlapis-lapis sebanyak tujuh lapisan? Warna biru hanyalah semu, yang dihasilkan dari hamburan cahaya biru dari matahari oleh partikel-partikel atmosfer. Langit (samaa’ atau samawat) berarti segala yang ada di atas kita, yang berarti pula angkasa luar, yang berisi galaksi, bintang, planet, batuan, debu dan gas yang bertebaran. Dan lapisan-lapisan yang melukiskan tempat kedudukan benda-benda langit sama sekali tidak ada.

Bilangan ‘tujuh’ sendiri dalam beberapa hal di Al-

Qur’an tidak selalu menyatakan hitungan eksak dalam sistem desimal. Di dalam Al-Qur’an ungkapan ‘tujuh’ atau ‘tujuh puluh’ sering mengacu pada jumlah yang tak terhitung. Misalnya, di dalam Q.S. Al-Baqarah:261) Allah menjanjikan: “Siapa yang menafkahkan hartanya di jalan Allah ibarat menanam sebiji benih yang menumbuhkan TUJUH tangkai yang masing-masingnya berbuah seratur butir. Allah MELIPATGANDAKAN pahala orang-orang yang dikehendakinya....” Juga di dalam Q.S. Luqman:27: “Jika seandainya semua pohon di bumi dijadikan sebagai pena dan lautan menjadi tintanya dan ditambahkan TUJUH lautan lagi, maka tak akan habis Kalimat Allah....” Jadi ‘tujuh langit’ lebih mengena bila difahamkan sebagai tatanan benda-benda langit yang tak terhitung banyaknya,

bukan sebagai lapisan-lapisan langit.

Lalu, apa hakikatnya langit dunia, langit ke dua, langit ke tiga, ... sampai langit ke tujuh dalam kisah isra’ mi’raj? Mungkin ada orang mengada-ada penafsiran, mengaitkan dengan astronomi. Para

penafsir dulu ada yang berpendapat bulan di langit pertama, matahari di langit ke empat, dan planet-planet lain di lapisan lainnya.Kini ada sembilan planet (catatan: Pluto telah dikeluarkan sebagai planet, dimasukkan sebagai planet kerdil) yang sudah diketahui, lebih dari tujuh. Tetapi, mungkin masih ada orang yang ingin mereka-reka. Kebetulan, dari jumlah planet yang sampai saat ini kita ketahui, dua planet dekat matahari (Merkurius dan Venus), tujuh lainnya --termasuk bumi-- mengorbit jauh dari matahari. Nah, orang mungkin akan berfikir langit dunia itulah orbit bumi, langit ke dua orbit Mars, ke tiga orbit Jupiter, ke empat orbit Saturnus, ke lima Uranus, ke enam Neptunus, dan ke tujuh Pluto. Kok, klop ya. Kalau begitu, Masjidil Aqsha yang berarti masjid terjauh dalam QS. 17:1, ada di planet Pluto. Dan Sidratul Muntaha adalah planet ke sepuluh yang tak mungkin terlampaui. Jadilah, isra’ mi’raj dibayangkan seperti kisah Science Fiction, perjalanan antar planet dalam satu malam. Na’udzu billah mindzalik.

Saya berpendapat, pengertian langit dalam kisah isra’ mi’raj bukanlah pengertian langit secara fisik. Karena, fenomena yang diceritakan Nabi pun bukan fenomena fisik, seperti perjumpaan dengan ruh para Nabi. Langit dan Sidratul Muntaha dalam kisah isra’ mi’raj adalah alam ghaib yang tak bisa kita ketahui hakikatnya dengan keterbatasan ilmu manusia. Hanya Rasulullah SAW yang berkesempatan mengetahuinya. Isra’ mi’raj adalah mu’jizat yang hanya diberikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW.

Makna pentingnyaBagaimanapun ilmu manusia tak mungkin bisa

menjabarkan hakikat perjalanan isra’ mi’raj. Allah hanya

Langit (samaa’ atau samawat) berarti segala yang ada di atas kita, yang berarti

pula angkasa luar, yang berisi galaksi, bintang, planet, batuan, debu dan gas yang

bertebaran.

Page 33: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

33Santunan JULI 2010

S A I N S

memberikan ilmu kepada manusia sedikit sekali(QS. Al-Isra: 85). Hanya dengan iman kita mempercayai

bahwa isra’ mi’raj benar-benar terjadi dan dilakukan oleh Rasulullah SAW. Rupanya, begitulah rencana Allah menguji keimanan hamba-hamba-Nya (QS. Al-Isra:60) dan menyampaikan perintah salat wajib secara langsung kepada Rasulullah SAW.

Makna penting isra’ mi’raj bagi ummat Islam ada pada keistimewaan penyampaian perintah salat wajib lima waktu. Ini menunjukkan kekhususan salat sebagai ibadah utama dalam Islam. Salat mesti dilakukan oleh setiap Muslim, baik dia kaya maupun miskin, dia sehat maupun sakit. Ini berbeda dari ibadah zakat yang hanya dilakukan oleh orang-orang yang mampu secara ekonomi, atau puasa bagi yang kuat fisiknya, atau haji bagi yang sehat badannya dan mampu keuangannya.

Salat lima kali sehari semalam yang didistribusikan di sela-sela kesibukan aktivitas kehidupan, mestinya mampu membersihkan diri dan jiwa setiap Muslim. Allah mengingatkan:”Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Ankabut:45)

Isra’ Mi’raj Perjalanan Keluar Dimensi Ruang WaktuIsra’ mi’raj jelas bukan perjalanan seperti dengan

pesawat terbang antarnegara dari Mekkah ke Palestina dan penerbangan antariksa dari Masjidil Aqsha ke langit ke tujuh lalu ke Sudratul Muntaha. Isra’ Mi’raj adalah perjalanan keluar dari dimensi ruang waktu. Tentang caranya, iptek tidak dapat menjelaskan. Tetapi bahwa Rasulullah SAW melakukan perjalanan keluar ruang waktu, dan bukan dalam keadaan mimpi, adalah logika yang bisa menjelaskan beberapa kejadian yang diceritakan dalam hadits shahih. Penjelasan perjalanan keluar dimensi ruang waktu setidaknya untuk memperkuat keimanan bahwa itu sesuatu yang lazim ditinjau dari segi sains, tanpa harus mempertentangkannya dan menganggapnya sebagai suatu kisah yang hanya dapat dipercaya saja dengan iman.

Kita hidup di alam yang dibatas oleh dimensi ruang-waktu (x,y,z,t). Sehingga kita selalu memikirkan soal jarak dan waktu. Dalam kisah Isra’ mi’raj, Rasulullah bersama Jibril dengan wahana “buraq” keluar dari dimensi ruang, sehingga dengan sekejap sudah berada di Masjidil Aqsha. Rasul bukan bermimpi karena dapat menjelaskan secara detil tentang masjid Aqsha dan tentang kafilah yang masih dalam perjalanan. Rasul juga keluar dari dimensi waktu

sehingga dapat menmbus masa lalu dengan menemui beberapa Nabi. Di langit pertama (langit dunia) - tujuh berturut-turut bertemu (1) Nabi Adam, (2) Nabi Isa dan Nabi Yahya, (3) Nabi Yusuf, (4) Nabi Idris, (5) Nabi Harun, (6) Nabi Musa, dan (7) Nabi Ibrahim. Rasulullah SAW juga ditunjukkan surga dan neraka, suatu alam yang mungkin berada di masa depan, mungkin juga sudah ada masa sekarang sampai setelah kiamat nanti.

Sekadar analogi sederhana perjalanan keluar dimensi ruang waktu adalah seperti kita pergi ke alam lain yang dimensinya lebih besar. Sekadar ilustrasi, dimensi 1 adalah garis, dimensi 2 adalah bidang, dimensi 3 adalah ruang. Bidang dengan mudah menggambarkan garis. Demikian juga ruang dengan

mudah menggambarkan bidang. Tetapi dimensi rendah tidak akan sempurna menggambarkan dimensi yang lebih tinggi. Kotak berdimensi 3 tidak tampak sempurna bila digambarkan di bidang yang berdimensi 2.

Sekarang bayangkan ada alam berdimensi 2 (bidang) berbentuk U. Makhluk di alam “U” itu bila akan berjalan dari ujung satu ke ujung lainnya perlu menempuh jarak jauh. Kita yang berada di alam yang berdimensi lebih tinggi dengan mudah memindahkannya dari satu ujung ke ujung lainnya dengan mengangkat makhluk itu keluar dari dimensi 2, tanpa perlu berkeliling menyusuri lengkungan “U”.

Alam malaikat (juga jin) bisa jadi berdimensi lebih tinggi dari dimensi ruang waktu, sehingga bagi mereka tidak ada lagi masalah jarak dan waktu. Karena itu mereka bisa melihat kita, tetapi kita tidak bisa melihat mereka. Ibaratnya dimensi dua tidak dapat menggambarkan dimensi tiga, tetapi sebaliknya dimensi 3 mudah saja menggambarkan dimensi 2. Bukankah isyarat di dalam Al-Quran dan Hadits juga menunjukkan hal itu. Malaikat dan jin tidak diberikan batas waktu umur, sehingga seolah tidak ada kemarian bagi mereka. Mereka pun bisa berada di berbagai tempat karena tak dibatas oleh ruang.

Rasulullah bersama jibril diajak ke dimensi malaikat, sehingga Rasulullah dapat melihat bentuk Jibril dan malaikat lainnya dalam bentuk aslinya (baca QS 53:13-18). Rasul pun dengan mudah pindah dari suatu tempat ke tempat lainnya, tanpa terikat ruang dan waktu. Langit dalam konteks istra’ mi’raj pun bukanlah langit fisik berupa planet atau bintang, tetapi suatu dimensi tinggi. Langit memang bermakna sesuatu di atas kita, dalam arti fisik maupun non-fisik. n

(Penulis adalah Kepala Pusat Sains Atmosfer Lapan dan aktif di Badan Hisab Rukyat Jabar dan Departemen Agama untuk mengupayakan penyatuan kriteria hisab-rukyat)

Dalam kisah Isra’ mi’raj, Rasulullah bersama Jibril dengan wahana “buraq” keluar dari dimensi ruang, sehingga dengan sekejap

sudah berada di Masjidil Aqsha

Page 34: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

34 Santunan JULI 2010

Umat Islam sempat tersentak dan murka saat Salman Rushdie memojokkan umat Islam lewat

novelnya The Satanic Verses pada tahun 1988. Salah satu materi yang diangkatnya adalah keberadaan ayat setan dalam bacaan Nabi Muhammad saw. Namun tak dapat dipungkiri bahwa materi tentang ayat-ayat setan memang terdapat dalam khazanah Islam sendiri.

Kaum muslimin meragukan kebenaran cerita ini karena tidak ada referensi dari Alquran. Juga tidak disebutkan oleh Ibn Ishaq dalam catatan yang paling awal dan paling terpercaya mengenai kehidupan Nabi Muhammad saw. Bahkan tidak tercantum dalam kumpulan hadits Bukhārī dan Muslim, (al-Qurtubi, t.th.: XII, 70).

Meskipun diragukan namun riwayat tentang ayat setan -antara lain- telah termuat dalam Tafsīr al-Thabari, Tafsīr al-Kasyaf, dan Tafsīr Jalalayn. Mereka mengangkat tentang adanya ayat bisikan setan itu (gharānīq) saat menafsirkan ayat 52 surat al-Hajj.

Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasul pun dan tidak (pula) seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, syaitan pun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Q.S. al-Hajj: [22] 52).

Secara semantik, pada ayat ini memang memungkinkan dipahami adanya potensi masuknya setan untuk menyisipkan bisikannya dalam

wahyu Allah. Namun secara sintaksis dan munāsabah (kesesuaian ayat sebelum dan sesudahnya), ayat ini justru menjelaskan keterpeliharaan nabi dan rasul. Allah menghilangkan bisikan setan yang dilancarkan untuk menghalangi dakwah para nabi dan rasul. Namun saat menjelaskan asbāb al-nuzūl ayat, cerita tentang ayat setan pun muncul.

Menurut al-Thabarī (juga Ibn Sa‘ad

dan Zamakhsyarī), akibat membawa risalah Islam, Nabi Muhammad saw. dihindari oleh kaum dan kerabatnya sendiri, sehingga dalam perenungannya beliau berpikir; “Seandainya Allah menurunkan sesuatu yang membuat mereka tidak lari dariku...”. Pemikiran itu terus membayang sampai suatu hari beliau sedang berada di sekitar Ka‘bah dan membacakan surat al-Najm. Ketika sampai pada ayat 19 dan 20, di sinilah setan menyelipkan bisikannya.

Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap Al-Lata dan al-Uzza, dan Manah yang ketiga,

yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allah). (Q.S. al-Najm: [53] 19-20).

Setan menyelipkan dua kalimat berikut: (Lihat Ibn Sa‘ad, Thabaqāt al-Kubrā, Beirut: Dār Sadr, 1985, hal. 205).

Demikianlah gharānīq yang tinggi, dan sungguh perantaraannya diharapkan.

Kemudian Nabi Muhammad saw.

Satanic Verses(Fenomena Penafsiran Ayat 52 Surat al-Hajj)

Oleh Jabbar Sabil, MA

melanjutkan bacaan keseluruhan surat, lalu melakukan sujud tilawah, maka bersujudlah seluruh kaumnya yang hadir di situ. Bahkan Wālid ibn Mughīrah mengangkat tanah ke dahinya sebagai ganti sujud, karena ia sudah tua renta dan tak sanggup bersujud. Ada yang mengatakan yang mengangkat tanah adalah Abū Uhayhah (Sa‘īd ibn al-‘Ash). Sebagian mengatakan keduanya melakukan hal yang sama karena sudah renta.

Orang Quraysy sangat setuju dengan apa yang di bacakan Muhammad dan mereka berkata: “Sungguh kami mengakui bahwa Allah menghidupkan dan mematikan, menciptakan dan memberi rezeki. Tetapi Tuhan kami

Page 35: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

35Santunan JULI 2010

Apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah mengikuti apa yang diturun-kan Allah dan mengikuti Rasul”, mereka menjawab: “Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya”. Dan apakah mereka akan mengikuti juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk. (Q.S. al-Ma’idah: [5] 104).

Di sisi lain, kehidupan di Mekkah yang keras mengharuskan seseorang tetap berada dalam perlindungan klannya. Mereka yang tidak mendapatkan perlindungan klan (jiwar), atau klannya kurang kuat, maka dapat saja ia terbunuh tanpa pembalasan, (Haykal, 1980: 10). Dalam kondisi sosial seperti ini, Muhammad yang membawa ajaran baru menjadi terancam hidupnya.

Abū Tālib sebagai petinggi klan Banī Hasyīm dimintai pertanggungjawaban oleh Quraysy atas perbuatan Muham-mad yang mencela Tuhan mereka. Muhammad sendiri mendapat jaminan dari Abū Tālib sehingga terhindar dari tindakan represif Quraysy. Tetapi pengikutnya yang berasal dari klan rendah dan miskin tidak dapat diselamatkan.

Ibn Ishāq mengisahkan bahwa perintah melakukan Hijrah pertama ke Habsyah terjadi akibat bentrokan berdarah yang tercatat sebagai insiden berdarah pertama dalam sejarah Islam. Insiden dramatik itu terjadi karena Sa‘ad ibn Abī Waqqās tidak sanggup lagi bersabar atas intimidasi Quraysy sehingga ia memukul salah seorang musyrikin Qurays dengan rahang unta, (Ibn Hisyām, t.th.: I, 275, 343).

Tindakan represif Quraysy terhadap pemeluk agama baru ini merupakan konsekuensi dari penolakan mereka terhadap perubahan atau ancaman terhadap kemerdekaan mereka selama ini. Di sini Qurays memperlihatkan komitmennya.

Kiranya demikianlah gambaran kondisi sosial yang melingkupi Nabi saw. kala itu. Namun apakah kondisi sosial ini cukup beralasan untuk boleh memasukkan dua ayat gharānīq di atas dalam Alquran? Jika Muhammad melakukannya, apakah tidak menjatuh-kan kredibilitas kenabiannya?

juga memberi syafaat (menjadi perantara) bagi kami di sisi Allah. Jika kamu memberi tempat kepada tuhan kami, tentu kami akan bersamamu”.

Rasulullah tidak tahan mendengar kata-kata Quraysy ini, dan ketika duduk di rumahnya hingga sore, Jibril datang. Sambil mengisyaratkan kepada kedua ayat itu, Jibril bertanya: “Apakah aku menurunkan dua kalimat ini padamu?” Maka rasulullah berkata: “Aku mengatakan sesuatu yang tidak difirmankan Allah?”, lalu Allah menurunkan ayat berikut:

Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap Kami. Dan kalau sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia.[] Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati) mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka.[] Kalau terjadi demikian, benar-benarlah Kami akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipat ganda sesudah mati, dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun terhadap kami.[] (Q.S. al-Isrā’: [17] 73-75)

Esensi ayat setan diperkuat dengan peristiwa lain. Bahwa berita sujudnya ahl al-Makkah ini sampai kepada kaum muslimin yang berada di Habsyah (Abbisinia), mereka berucap; “Siapa lagi yang tertinggal di Mekkah, jika orang-orang ini telah Islam? Kami lebih mencintai keluarga kami”. Maka mereka memutuskan untuk pulang, (Ibn Sa‘ad, t.th.: 206).

Perlu dicatat, bahwa hijrah ke Abbisinia dilakukan pada bulan Rajab tahun kelima kenabian. Adapun Peris-tiwa pembacaan surat al-Najm (yang didakwa gharānīq) terjadi dalam bulan Ramadhan tahun yang sama. Lalu rombongan hijrah kembali lagi ke Mekah pada bulan Syawal tahun itu, (Qādī Qan‘an al-Sāwī, t.th.: III, 106).

Karen Amstrong menganalisis

peristiwa ini sebagai sesuatu yang sangat manusiawi. Bahwa ketika Rasul saw. melihat rakyatnya berpaling darinya sebab pesan Tuhan yang dibawanya. Ia merasa terluka dan berharap akan adanya pesan Tuhan yang merekonsiliasi rakyat dengan dirinya. Cinta dan kekhawatirannya terhadap rakyatnya sangat besar, sehingga dia sangat senang jika hambatan yang membuat tugasnya sulit dapat diangkat, (Karen Amstrong, 2001: 147).

Analisa Karen Amstrong itu juga memiliki relevansi dalam khazanah Islam, sebab catatan sejarah hidup Nabi Muhammad saw. yang paling awal ditulis memuat dasar analisa ini. Ibn Hisyām dalam kitabnya Sīrah Nabī menulis, bahwa dalam masa tiga tahun dakwah Rasul saw. secara door to door, belum terlihat penolakan Quraysy. Bahkan ketika Rasul saw. memulai dakwah terbuka, juga belum ada penolakan yang signifikan dari mereka. Penolakan itu justru muncul ketika Rasul saw. mulai mencela Tuhan-tuhan mereka, (Ibn Hisyām, t.th.: I, 275-276).

Menurut Sa‘īd Ramadān al-Būtī dalam kitabnya Fiqh al-Sīrah, ketika berdakwah terbuka Rasul melakukan serangan logika yang tak sanggup ditandingi oleh Qurays karena mereka beragama secara taklid buta. Kecenderungan untuk mempertahankan agama nenek mo-yangnya lah yang akhirnya membuat mereka mengambil alternatif jalan kekerasan, (al-Būtī, t.th.: 99-100). Alquran mencatat:

Analisa Karen Amstrong itu juga memiliki relevansi

dalam khazanah Islam, sebab catatan sejarah

hidup Nabi Muhammad saw. yang paling awal ditulis memuat dasar

analisa ini

Page 36: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

36 Santunan JULI 2010

Kedua pertanyaan ini selalu menghantui para mufassir dalam mengkritisi esensi ayat gharānīq. Tentunya ayat-ayat Alquran tidak mungkin disisipi oleh setan sementara Allah telah menjamin keaslian dan kelestariannya. Demikian pula Nabi Muhammad tidak mungkin berbuat lacur, sementara ia diakui Quraysy sebagai sosok yang terpercaya, teguh, dan tangguh. Namun sisi kemanusiaan dari Muhammad juga tidak boleh dipungkiri, ia juga bisa sedih, gundah dan sebagainya. Lalu bagaimana seharusnya fakta ini dipertautkan?

Zamakhsyarī sebagai tokoh ulama rasional dari kalangan Muktazilah, kelihatan menerima riwayat itu. Dalam tafsirnya al-Kasyaf, ia menyatakan bahwa nabi terlanjur lidah karena lalai dan tidak sengaja mengucapkannya, (al- Zamakhsyarī, t.th.: III, 100):

Demikian pula Jalāl al-Mahallī dari golongan Syāfi‘iyyah, dalam Tafsir Jalālayn ia menyatakan bahwa secara tanpa sadar Nabi Muhammad saw. telah membaca sesuatu yang disisipkan setan, (Jalāl al-Mahallī, t.th.: III, 102):

Sebagaimana Ibn Sa‘ad dan al-Tabarī, kelihatannya Zamakhsyarī dan al-Mahallī juga menerima semua riwayat tentang gharāniq apa adanya. Mereka cenderung hanya mengumpulkan semua informasi tentang penafsiran ayat ini, tanpa mengkritisi dan melakukan verifikasi. Bisa saja tafsir seperti ini dipandang sebagai rekaman deskriptif saja sambil meyakini bahwa penafsirnya masih teguh dalam keimanan. Namun tidak adanya catatan khusus untuk ini, membuat informasi itu bisa diselewengkan, terutama oleh yang memusuhi Islam.

Bagi Haykal, riwayat tentang

Tentunya ayat-ayat Alquran tidak mungkin disisipi

oleh setan sementara Allah telah menjamin

keaslian dan kelestariannya

gharānīq ini bertentangan dengan sifat kesucian para nabi, maka sangat mengherankan jika para penulis riwayat nabi menukil cerita ini, (Haykal, 1980: 130). Al-Qurtubī dalam kitabnya al-Jāmi‘ li Ahkām al-Qur’an, secara tegas menyatakan tidak ada satu pun dari riwayat-riwayat tentang gharānīq yang sahih, (Al-Qurtubī, t.th.: XII, 69).

Cerita gharānīq yang diriwayatkan oleh al-Layts dari Yunus, dari al-Zuhri, menurut al-Nuhās merupakan hadis munqati‘ (terputus sanadnya), jadi tidak bisa menjadi hujah. Demikian pula satu riwayat dari Qatadah, juga bernilai munqati‘. Satu riwayat lain dari al-Wāqidī justru bernilai munkar dan munqati‘. Semua hadis ini telah diteliti ulang oleh Muhammad Nāsir al-Dīn al-Albānī, dan tidak ada satu pun yang dapat dinyatakan sahih.

Riwayat yang tidak sahih ini tentunya

tidak boleh dijadikan pegangan untuk menafsirkan ayat di atas. Oleh karena itu para mufasir melakukan penafsiran dengan meninggalkan semua riwayat itu. Benar bahwa Nabi Saw pernah membacakan surat al-Najm di depan khalayak Quraysy sehingga semua bersujud, baik muslim maupun musyrik. Hal ini diriwayatkan oleh Bukhari dalam kitab Sahīh-nya pada kitab tafsir, bab fasjudū lillāh wa‘budū, tanpa menyinggung adanya ayat gharānīq, (Lihat: Ibn Hajar, Fath al-Bārī, Mesir: Maktabah al-Tawfiqiyyah, t.th., jld. VIII, hlm. 655). Jadi tidak benar Nabi saw. membaca ayat gharānīq yang dibisikkan setan, lalu bagaimana ayat 52 surat al-Hajj ditafsirkan?

Qādī Qan‘an al-Sāwī yang men-syarh Tafsīr Jalālayn menjelaskan tafsirnya, bahwa setan mencampakkan keraguan (syubhat) dalam apa yang dibaca Nabi saw., artinya ia membisikkan kepada umat bahwa bacaan itu adalah sihir. Maka Allah menghapuskan keraguan itu, dari hati orang-orang yang dike-hendakinya mendapat petunjuk, (Qādī Qan‘an al-Sāwī, t.th.: III, 106).

Sa‘ad Yūsuf Mahmūd Abū ‘Azīz dalam kitabnya al-Isrā’īliyyah wa al-Mawdū‘at fī Kutub al-Tafāsir Qadīman wa Hadīthan (hlm. 270), mengutip pendapat al-Syanqitī yang berbeda dari kebanyakan mufasir. Umumnya para mufasir mengkaji secara semantik dengan mentakwil kata ‘tamanni’ dari arti ‘ingin/cita-cita’ menjadi arti ‘membaca’. Padahal secara sintaksis dengan berpegang kepada makna hakiki (lughawī) saja ayat ini sudah bisa dipahami sebagaimana penafsiran al-Syanqitī.

Dari sudut pandang ini, pendapat al-Syanqitī lebih kuat karena tidak mentakwil. Dengan demikian, tafsir-nya menjadi; bahwa ketika para nabi bercita-cita agar semua umatnya mengikuti petunjuk, lalu setan mencampakkan keraguan (syubhat) untuk menghalangi cita-cita para nabi. Yaitu kalimat-kalimat yang katanya pemahaman dari ayat, tapi sebenarnya adalah penyesatan. Kalimat-kalimat seperti inilah yang dihapuskan oleh Allah. Wa Allāh a‘lam bi al-sawab. n

(Penulis adalah kandidat Doktor IAIN Ar-Raniry Banda Aceh)

Page 37: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

37Santunan JULI 2010

Salam secara bahasa berarti keselamatan, kedamaian. salam adalah doa yang kita panjat-

kan kepada seseorang. Ketika kita mengucapkan; “Assalamualaikum”, itu berarti kita mengatakan; “Salam sejahtera atas kalian, kalian berada dalam lindungan Allah, mudah-mudahan Allah bersamamu, mudah-mudahan Allah menyertaimu, kesela-matan Allah senantiasa ditetapkan untukmu”.

Dalam sebuah hadis Rasul bersabda:

Dari Abu Hurairah, ia berkata,” Rasulullah saw. bersabda: Dan demi zat yang jiwa aku berada di tangan-Nya, kalian tidak akan masuk Surga kecuali kalian sudah beriman, dan kalian tidak beriman kecuali jika kalian saling mencintai. Tidakkah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang jika kalian kerjakan maka kalian akan menjadi lebih akrab lagi? Sebarkanlah salam di antara kalian.” (Riwayat Muslim, Abu Daud dan Turmuzi)

Dalam hadis tersebut, Rasulullah menjelaskan bahwa Surga tidak

dimasuki melainkan dengan iman dan iman tidak didapatkan melainkan dengan cinta. Sedangkan cinta tidak dapat diraih melainkan dengan menebarkan salam. Sesungguhnya menebarkan salam dapat meng-hilangkan kedengkian dalam hati, khususnya di antara kerabat dekat dan tetangga.

Kenyataan dalam kehidupan sehari-hari bahwa menyampaikan salam itu akan menumbuhkan kecenderungan orang yang disalami terhadap yang menyalami. Jika itu kemudian menciptakan sikap interaktif lebih lanjut, maka rasa kecenderungan yang satu kepada yang lain pun akan saling berbalas. Kemudian bila salam itu diucapkan berulang-ulang, maka kecenderungan itu akan semakin berkembang, dan itulah cinta.

Jika itu menjadi gejala umum di tengah masyarakat, maka mereka telah mencintai sesamanya, karena itulah Rasul menganjurkan untuk tetap memberi salam kepada siapa saja. Menebarkan salam dalam Islam berarti kita mengibarkan bendera putih sebagai perdamaian seakan kita mengatakan bahwa kami mengangkat bendera kami yang putih, maka

percayalah kamu dan jangan takut kepada kami.

Salam merupakan penghormatan yang diturunkan Allah kepada rasul-Nya dan merupakan penghormatan ahli surga seperti yang disebutkan dalam firman-Nya dalam surat al-Ahzab ayat 44:

“Salam penghormatan kepada mereka (orang-orang mukmin itu) pada hari mereka menemui-Nya ialah salam, dan Dia menyediakan pahala yang mulia bagi mereka.”

Jadi, salam merupakan bentuk penghormatan yang diridhai Allah dan diajarkan Rasul saw. kepada pengikut dan bagi umat setelahnya. Allah Taala berfirman dalam surat an-Nisa’ ayat 86:

“Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu.”

Dalam ayat tersebut, Allah mem-berikan tuntunan untuk membalas salam dengan yang lebih baik, yaitu dengan menambahkan lebih banyak

Menebarkan SalamOleh: Salman Abdul Muthalib

“Menebarkan salam kepada dunia ini berarti sebagai bukti kerendahan hati dan menunjukkan ketidaksombongan kepada orang lain. Bahkan, kita diminta untuk

menebarkan salam kepada anak kecil dan orang tua, orang mulia dan orang biasa, orang yang kita kenal dan orang yang tidak kita kenal.”

Menebarkan salam dalam Islam berarti kita

mengibarkan bendara putih sebagai perdamaian

Page 38: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

38 Santunan JULI 2010

daripada yang disampaikan oleh pemberi salam. Jika pemberi salam mengucapkan; “Assalamu’alaikum wa rahmatullah,” maka cara men-jawabnya dengan mengatakan; “Wa ’alaikum salam wa rahmatullahi wa barakatuh.” Atau minimal sepadan dengannya dengan menjawab; “Wa ’alaikum salam wa rahmatullah.”

Rasulullah saw. memberikan pe-tunjuk kepada setiap muslim yang bertemu dengan muslim yang lain dengan sabdanya, “Jika seorang di antara kamu bertemu dengan saudaranya, hendaklah dia salam kepadanya.” (HR. Abu Dawud).

Islam juga mengajarkan agar kita mengucapkan salam kepada orang Islam yang kita kenal ataupun yang tidak kita kenal.

Dari Abdullah bin Umar, dia berkata, “Seseorang bertanya kepada Rasu-lullah Saw.; Manakah (ajaran) Islam yang terbaik? Beliau menjawab; “Memberikan makan (kepada orang yang membutuhkan) dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan orang yang tidak kamu kenal.” (H.R. al-Bukhari dan Muslim).

Kewajiban seorang muslim ada-lah menyebarkan salam di antara manusia, baik terhadap orang yang dikenal maupun tidak dikenal. Dalam hadis ini, tidak ada pengecualian memberi salam kepada kelompok tertentu, tetapi para ulama melarang mengucapkan salam kepada nonmuslim dengan didasari pada hadis lain dari Nabi yang melarangnya.

Terlepas adanya larangan mengucapkan salam kepada nonmuslim, kita tetap harus menghormati mereka dan mem-pelihatkan wajah Islam yang sebenarnya, kita menginginkan

agar orang lain menilai Islam sebagai agama yang toleran, bernialai kasih dan sayang, menghargai orang lain. Jangan sampai kita dinilai ekstrim, eksklusif dan berbagai penilaian negatif lainnya.

Dalam sanad lain, Rasul bersabda:

”Wahai manusia, tebarkanlah salam, berilah makanan, sambunglah silaturrahmi dan salatlah kalian di waktu malam pada saat orang lain terlelap tidur, sehingga kalian akan masuk Surga dengan selamat. (HR. Ibnu Majah).

Ajaran salam ini mengindikasikan bahwa Islam merupakan agama yang cinta damai. Islam melindungi harkat dan martabat, harta benda, jiwa, dan keluarga setiap orang yang tunduk kepadanya, baik dari golongan kaum muslimin, maupun golongan nonmuslim. Islam diturunkan ke dunia sebagai rahmat bagi seluruh

alam. Barangsiapa mau menerima Islam sebagai agamanya, maka dia terlindungi dan akan mendapatkan ketenangan serta kebahagiaan hidup. Oleh karena itu, salah besar jika ada orang atau golongan tertentu yang mengatakan bahwa Islam itu agama yang kejam, suka kekerasan, dan disebarkan dengan pedang.

Inilah syiar dan kasih sayang yang ditegakkan Rasulullah saw. dan dihimbaunya untuk ditanamkan serta dikokohkan dalam hati para sahabatnya dan umat setelahnya. Dalam Sahih Bukhari terdapat riwayat mawquf dari Ammar bin Yasir bahwa dia berkata, “Ada tiga hal yang barangsiapa memadukan ketiganya maka sesungguhnya dia telah memadukan iman: jujur terhadap diri sendiri, menebarkan salam kepada dunia, dan berinfak ketika dalam kesulitan.”

Orang yang sombong berbeda dengan sikap ini sepenuhnya. Dia tidak menjawab setiap orang yang mengucapkan salam kepadanya karena angkuh. Lalu bagaimana mungkin dia mengucapkan salam kepada setiap orang. Oleh karena itu, seorang muslim harus rendah hati kepada anak-anak dan tidak boleh masa bodoh terhadap mereka hanya karena mereka masih anak-anak. Akan tetapi, justru harus memperhatikan mereka sebab salam kepada mereka berarti mengajarkan rasa cinta dan mendorong mereka kepada akhlak yang mulia.

Alangkah indahnya hidup ini jika setiap individu muslim menyadari

akan ajarannya. Setiap berjumpa dengan saudaranya, mereka saling mengucapkan salam, saling mendoakan antar sesamanya. Semoga Allah Swt. memberikan kekuatan kepada kita untuk mampu mengamalkan ajaran salam ini sehingga salam menjadi ciri khas Islam di belahan dunia. n

(Penulis adalah Dosen IAIN Ar-Raniry Banda Aceh)

Kewajiban seorang muslim adalah menyebarkan

salam di antara manusia, baik terhadap orang yang

dikenal maupun tidak dikenal

Page 39: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

39Santunan JULI 2010

Dayah Aceh di Kancah Nasional

(Catatan seorang Teungku Dayah)Oleh: Sulaiman M. Thalib, M.Si

Ketika saya memperkenalkan diri sebagai “guru dayah” hadirin mungkin merasa bingung.

Dari raut wajahnya tampak mereka bertanya-tanya di dalam hati. Prediksi saya ternyata benar ketika seorang teman asal Jawa Tengah tunjuk tangan. “Coba diulang sekali lagi, apa pekerjaan saudara tadi?” “Guru Dayah” jawab saya tegas. Tepatnya guru Dayah Ma’had Al-Furqan Kec. Bandar Baru Kab. Pidie Jaya Nanggroe Aceh Darussalam. “Apa itu dayah?” tanya seorang teman lagi asal Sulawesi Selatan. Akhirnya saya “dipaksa” untuk menjelaskan bahwa Pondok Pesantren di Aceh disebut dengan dayah. Ketika saya kembali ke tempat duduk, seorang profesor yang sering bertugas ke Aceh pasca tsunami berujar; “Ada-ada saja Teungku Aceh.”

Peristiwa itu terjadi pada sebuah acara ta’arruf antara mahasiswa baru Program Pascasarjana Univer-sitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan civitas akademikanya pada awal September 2008. Saya sengaja menggunakan kata dayah dalam setiap kesempatan untuk menasionalkan istilah itu. Masyarakat luar Aceh sangat asing dengan istilah dayah. Mereka hanya mengenal istilah pondok pesantren, pondok, atau pesantren saja. Namun setelah saya sosialisasikan secara terus menerus, mereka menjadi biasa dan memanggil saya Teungku Dayah atau Teungku Aceh.

Saya berada di Yogyakarta untuk menyukseskan agenda pemerintah

melalui Departemen Agama RI dalam rangka upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) pondok pesantren. Sebanyak dua puluh enam orang pimpinan/guru pondok pesantren dari seluruh Indonesia waktu itu memperoleh beasiswa dari pemerintah pusat untuk kuliah jenjang S2 di Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Saya datang membawa nama Aceh, kususnya bagi institusi dayah. Setelah serangkaian seleksi yang sangat panjang dan ketat, dari 872 orang peserta yang ikut tes seluruh Indonesia hanya 26 orang yang dinyatakan lulus (24 laki-laki dan 2 perempuan) dan saya salah seorang di antaranya. Dari Aceh tercatat sebelas orang yang mengikuti seleksi ini. Kita beruntung dapat lulus, sebab tidak semua provinsi berhasil mengantarkan untusannya. Karena ini seleksi nasional, maka ada provinsi yang utusannya melebihi satu orang dan banyak juga yang nihil utusan walaupun mereka bersaing dalam serangkaian seleksi.

Dari pulau Sumatera hanya empat provinsi yang lulus. Aceh satu orang, Sumatera Utara satu orang, Sumatera Selatan satu orang, dan Provinsi Lampung satu orang. Dari pulau Kalimantan hanya satu orang yang lulus, yaitu dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Dari Sulawesi dua orang, yaitu satu orang dari Makasar, Sulawesi Selatan dan satu orang dari Provinsi Gorontalo. Selebihnya berasal dari pulau Jawa. Provinsi Banten mengirim utusan satu orang,

Jawa Barat empat orang, Jawa Tengah enam orang. D.I. Yogyakarta empat orang, dan Jawa Timur empat orang.

Studi Tahqiq al-KutubJurusan ini diberinama Tahqiq

al-Kutub. Jurusan yang amat langka padahal sangat dibutuhkan di dunia keilmuan, baik di dayah/pondok pesantren, maupun di luar dayah. Jurusan ini berorientasi pada penyuntingan dan pengkajian kitab-kitab yang masih berupa makhthuthat/manuskrip dan mengkaji kitab-kitab mathbu’ah yang telah diterbitkan serta memberikan analisis sesuai dengan metodologi yang berkembang. Kami juga dituntut untuk dapat me-ningkatkan kualitas pondok pesantren dalam keikutsertaannya dalam me-nyukseskan program pendidikan nasional.

Di Aceh, Studi Tahqiq al-Kutub telah lama berlansung. Kelas yang diasuh langsug oleh Teungku Chik disebut kelas Bustanul Muhaqqiqin (taman para muhaqqiq). Tetapi antara belajar tahqiq di Pascasarja dan di Dayah mempunyai perbedaan yang sangat jauh. Bila di dayah menganut sistemnya sendiri, di perguruan tinggi juga mempunyai sistemnya tersendiri. Saya kadang-kadang seperti bermimpi, seandainya kedua sistem ini dapat dipadukan di dayah-dayah Aceh, maka keilmuan di Aceh akan kembali tampil sebagai pelopor peradaban.

Jurusan Tahqiq al-Kutub merupakan jurusan favorit pada Program Pascasarjana UIN Sunan

Page 40: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

40 Santunan JULI 2010

Kalijaga Yogyakarta. Banyaknya jum-lah peserta yang mengikuti seleksi dapat memecahkan rekor tertinggi dalam sejarah penseleksian Program Pascasarjana di seluruh Indonesia. Dosen-dosen yang mengajar adalah para profesor alumni Timur Tengah dan Eropa serta Kiyai-kiyai terkenal di Jawa. Ilmu yang dikaji tidak terfokus dalam satu bidang saja, namun seluruh bidang ilmu keislaman. Sebab kita dituntut untuk mengkaji kitab-kitab karangan ulama terdahulu dalam seluruh disiplin ilmu. Porsi yang terbanyak adalah ushul fiqh, disusul tafsir dan qiraah, ulumul hadits, fiqh, ilmu kalam, tasawuf dan ilmu bahasa dan sastra Arab.

Keunggulan lain jurusan ini adalah separuh maha siswanya alumni Timur Tengah, ada yang dari Al-Azhar Kairo, dari Ummul Qura Makkah, dari Madinah, dari Yaman, dari Baghdad, dan dari Sudan. Hanya saya dan beberapa teman lainnya yang merupakan alumni IAIN atau STAIN dari daerah masing-mas ing . Namun kita dengan cepat dapat menyesuaikan diri, sehingga tidak ada jurang pemisah antara mahasiswa yang berasal dari luar negeri atau dalam negeri.

Kehadiran jurusan ini di Pas-casarjana UIN Sunan Kalijaga mem-berikan kebanggaan tersendiri bagi pimpinan Universitas ini. Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. H. M. Amin Abdullah, MA, dan Direktur Program Pascasarjana, Prof. Dr. H. Iskandar Zulkarnain, MA, dalam setiap kesem-patan memberikan apresiasi tersendiri untuk jurusan ini. Demikian juga para dosen yang mengajar, entah serius atau tidak di hari pertama kuliah selalu melontarkan pujian-pujian dan

sanjungan.Saya tidak pada posisi membang-

gakan diri apalagi sombong. Saya tak habis-habisnya bersyukur dapat membawa nama Aceh, kususnya dayah. Sekarang sudah ada orang Jawa yang biasa menggunakan istilah dayah. Sehingga ketika ia pulang kampung untuk menjenguk pesantrennya ia akan berujar akan menjenguk “dayah”nya.

Yang membanggakan saya “dan juga Aceh” pada dasarnya bukan terletak di situ saja, tetapi terletak pada ilmu yang diperoleh melalui program kuliah ini. Menyunting manuskrip adalah pekerjaan yang

sangat rumit serta memerlukan keahlian, kehati-hatian, kesabaran dan ketelitian, apalagi men-tahqiq-nya. Demikian juga pekerjaan menganalisis isi manuskrip itu. Bahasa Melayu atau bahasa Arab adalah sama sulitnya, apalagi Bahasa Aceh. Aksara-aksara Arab kuno yang unik menguji kita dalam hal kesabaran dan ketelitian. Selain itu mahasiswa juga dituntut untuk menguasai sejarah sosial masa pengarang itu hidup serta biografinya untuk dapat dihubungkan dengan pemikirannya yang dituangkan dalam naskah. Alhamdulillah semua ilmu itu masuk dalam mata kuliah yang harus dipelajari.

Sesuai dengan program pemerin-tah, semua mahasiswa program ini diasramakan di sebuah pondok pesantren terkenal di Yogyakarta. CSI-NAWESEA English Pesantren for Under and Post-Graduate Students. CSI-NAWESEA adalah singkatan dari Center for the Study of Islam in North America, Western Europe and South East Asia. Pesantren ini didirikan oleh alumni pondok pesantren yang telah menyelesaian pendidikan S3 baik di dalam maupun luar negeri. Pimpinannya sekarang adalah Prof. K. Yudian Wahyudi, Ph.D., dekan Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga.

Saya sekali lagi dibuat terkagum-kagum. Santri

pesantren ini adalah alumni S1 dari berbagai perguruan ting-gi dalam dan luar negeri. Untuk masuk ke pesantren ini harus melalui s e r a n g k a i a n tes/seleksi dan menguasai dua bahasa, Arab dan Inggris. K u r i k u l u m n y a mirip dengan k u r i k u l u m perguruan tinggi, dan setiap enam

bulan sekali setiap santri harus melahirkan karya ilmiah berupa buku, novel, atau terjemahan untuk diterbitkan oleh penerbit NAWESEA Press. Di samping itu, pesantren ini juga memiliki majalah dan jurnal yang terbit sebulan sekali, serta buletin yang terbit setiap hari Jumat. Saya kembai bersyukur sebab saya satu-satunya santri yang berasal dari dayah Aceh. n

(Penulis adalah Penyuluh Agama Fungsional Kec. Bandar Baru Kab. Pidie Jaya/Guru Dayah Ma’had Al-Furqan)

Page 41: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

41Santunan JULI 2010

Membaca halaman muka harian Serambi Indonesia Sabtu, 22 Mei 2010

berjudul “NIKAH SIRI ADA YANG SAH”, menimbulkan pertanyaan “Apa sesungguhnya nikah siri?” Mungkin pemahaman banyak orang, bahwa nikah siri sama dengan nikah di bawah tangan yang tidak dicatat. Apa ini yang dimaksud? Hal ini perlu klarifikasi agar tidak terjadi salah paham dalam masyarakat.

Jika nikah siri di atas merujuk kepada terminologi fikih, maka jelas para ulama sudah sepakat tidak sah. Tapi wallahu a‘lam, entah nikah siri dengan definisi mana dimaksudkan sehingga dinyatakan ada yang sah dan ada juga yang tidak sah.

Bicara dalam konteks sah-tidak sah, suatu pernikahan dinyatakan sah, bila dilaksanakan sesuai dengan ketentuan syariat Islam, yaitu ada kedua calon mempelai, wali, saksi dan akad, serta syarat-syarat tertentu. Selanjutnya jika nikah ini tidak dilaporkan kepada PPN/KUA Kecamatan, maka dinyatakan tidak sah menurut hukum positif, tapi tetap sah menurut hukum Islam. Karena kalau tidak sah, bagaimana status orang-orang tua kita tempo dulu yang menikah sebelum adanya peraturan pencatatan dan undang-undan perkawinan, apa semua mereka dikatakan tidak sah dan berzina? Tentu tidak demikian!

Untuk kelengkapan dokumen per-kawinan, pemerintah memberikan dispensasi bagi yang sudah nikah sebelum berlakunya undang-undang perkawinan, dapat dicatat setelah isbat dari Mahkamah Syar’iyah.

Nikah Siri Atau Nikah di Bawah Tangan ?

Oleh Marwan Kamaruddin, S.Ag

Bahkan dalam kondisi tertentu pun, seperti pada masa konflik, tetap dapat dicatat. Jadi persoalan nikah siri dan nikah di bawah tangan dalam pemahaman di atas, menurut hemat kami harus dibedakan, karena tidak semua nikah yang dilakukan di bawah tangan itu dapat dikatakan sebagai nikah siri.

Kembali kepada nikah siri dalam konteks terminologi Fikih. Nikah siri model ini dilarang sebagaimana

pernyataan Umar bin Khatab: “Siapa yang melakukan nikah sirri akan saya rajam dia”, setelah Nabi Muhammad saw. bersabda seperti yang ditakhrij Abu Daud, yang artinya: “Tolong kalian umumkan nikah ini (sirri) dan tabuhkan rebana (untuknya)!”. (Lihat; Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid Wa Nihayatul Muqtashid).

Ulama Islam juga sepakat, bahwa nikah siri dilarang (diharamkan), hanya saja mereka masih ikhtilaf pada mendefinisikan nikah siri tersebut. Wahbah al-Zuhaily dalam bukunya al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuh, jilid 9 halaman 6560, mendefinisikan nikah siri sebagai nikah yang dipesankan (tekankan) oleh suami kepada para saksi agar menyembunyikan pernikahannya itu kepada isterinya atau kepada orang lain, sekalipun keluarganya.

Menurut Ibnu Rusyd; apabila saksi ada tetapi mereka diperintahkan

Ulama Islam juga sepakat, bahwa nikah sirri

dilarang (diharamkan), hanya saja mereka masih ikhtilaf pada

mendefinisikan nikah siri tersebut.

Page 42: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

42 Santunan JULI 2010

Pencatatan nikah sudah jelas diatur dalam

undang-undang, peraturan pemerintah dan keputusan

Kementerian Agama sebagai leading sector di bidang kehidupan

beragama

untuk menyembunyikan kesaksiannya, maka nikah itu tidak termasuk sirri.

Imam Malik berpendapat, kalau saksi ada tapi tidak berfungsi sebagai saksi karena sudah dipesan/ditekan untuk menyembunyikan perkawinan tersebut, maka nikah itu masuk dalam kategori nikah sirri dan pasangan tersebut harus di-pasakh-kan dan diceraikan keduanya (sama seperti pendapat Wahbah Zuhaily).

Sedangkan Abu Hanifah dan As-Syafi’ie berpendapat, kalau saksi ada tapi tidak berfungsi sebagai saksi karena ditekan untuk menyembunyikan perkawinan ter-sebut, maka nikah itu tidak masuk dalam kategori nikah sirri.

Mereka berbeda pendapat pada eksistensi saksi dalam akad nikah. Apakah saksi itu ketentuan hukum syar’i untuk syarat sah nikah, atau sekedar untuk terpercayanya nikah itu, atau hanya untuk kesempurnaan nikah belaka. Atau hanya untuk menutup pintu perbedaan pendapat atau pemutarbalikan fakta pasutri di kemudian hari.

Menurut analisis kami dapat disimpulkan, bahwa yang dikatakan nikah sirri adalah akad nikah yang dilakukan dengan tanpa wali dan tanpa saksi, tetapi akad nikah hanya dilakukan antara calon suami dan calon isteri. Sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Dar al-Qutni dari Ibnu Abbas, yang artinya : “Tidak sah suatu pernikahan kecuali dengan dua orang saksi dan wali yang mursyid.”

Mayoritas ulama (Abu Hanifah, As-Syfi’ie dan Malik) sepakat bahwa nikah siri tidak sah. Maka dalam pemahaman penulis, akad nikah yang tidak ada syubhat ikhtilaf para ulama tentang kesahihannya adalah masuk dalam terminoligi nikah sirri. Maka dengan demikian tidak ada jalan untuk melegalisasi nikah siri. Maka judul yang cocok menurut kami adalah “NIKAH DI BAWAH TANGAN ADA YANG SAH” bukan NIKAH SIRI ADA YANG SAH.

Pencatatan Nikah Pencatatan nikah sudah

jelas diatur dalam undang-undang, peraturan pemerintah dan keputusan Kementerian Agama sebagai leading sector di bidang kehidupan beragama. Dengan demikian sudah barang tentu pencatatan nikah di luar ketentuan peraturan perundang-undangan di atas adalah perbuatan melawan hukum.

Nikah di bawah tangan biasanya disebabkan beberapa faktor, antara lain: 1. Sulitnya izin berpoligami; 2. Orang tua calon isteri tidak

merestui (kawin lari); 3. Suami ingin bebas dari tanggung

jawab.

Pencatatan nikah adalah kewe-nangan Kantor Urusan Agama Keca-matan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Regulasi untuk pencatatan nikah diatur dalam:1. Undang-undang nomor 32 tahun

1954 tentang berlakunya Undang-undang Republik Indonesia tanggal 21 November 1946 nomor 22 tahun 1946 tentang Pencatatan Nikah, Talak dan Rujuk di Seluruh Daerah luar Jawa dan Madura.

2. Undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan.

3. Peraturan Pemerintah nomor 9 tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan.

4. Inpres nomor 1 tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam.

5. KMA nomor 447 tahun 2004 tentang Pencatatan Nikah.

6. PMA nomor 11 2007 tentang Pencatatan Nikah.

Dalam PMA nomor 11 2007 tentang pencatatan nikah pasal 15 dengan tegas disebutkan bahwa Pegawai Pencatat Nikah (PPN), dilarang membantu melaksanakan dan mencatat peristiwa nikah apabila (1) Persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat 2 tidak terpenuhi; dan mengetahui adanya pelanggaran dari ketentuan / persyaratan pernikahan.

Undang-undang nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh juga tidak membuka peluang otonomi khusus pada bidang agama untuk diatur dalam Qanun Pemerintah Aceh. Maka solusinya adalah mengaman-demenkan undang-undang dan pera-turan perkawinan itu sendiri.

Melalui opini ini kami menyarankan agar istilah-istilah yang digunakan agar disesuaikan dengan istilah fikih yang ada dan kedua fatwa tentang kewajiban mencatat “nikah di bawah tangan yang sah” oleh Majelis Per-musyawaratan Ulama Aceh perlu di-pertimbangkan kembali, mengingat dampak negatifnya sangat banyak apabila hal itu dilaksanakan di dalam masyarakat, kalaupun tidak kita

katakan nikah di bawah tanganpun untuk saat ini tidak sah dilaksanakan (karena saddudzdzara’i). Wallahu ‘alam bishshawab. n

(Penulis adalah Kasi Peny. Haji dan Umrah Kankemenag Kab. Aceh Utara dan Pengasuh Pondok Pesantren Almadinatuddiniyah Syamsudhdhuha, Cot Murong Aceh Utara).

Page 43: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

43Santunan JULI 2010

Pengaruh HP Terhadap SiswaMus Mulyadi, S.Ag

Kemajuan Tekhnologi saat ini semakin berkembang, berbagai macam fasilitas tersedia di

pasaran baik dalam bentuk yang super besar hingga yang berbentuk microchip yang mampu menyimpan jutaan data yang kita inginkan. Manusia saat ini telah mampu menguasai teknologi modern yang mungkin dulunya kita anggap mustahil dapat dilakukan, tapi nyatanya sekarang, fasilitas-fasilitas tersebut telah pula kita rasakan keberadaannya.

Salah satu contoh adalah kemajuan dalam bidang komunikasi. Kalau dulu jarak menjadi masalah dalam menyampaikan berita maka saat ini bukan lagi menjadi kendala di mana pun kita berada asal terjangkau signal, maka kita dapat berkomunikasi dengan keluarga, sahabat, bawahan dan juga atasan kita, hanya dengan mengantongi sebuah benda yang ukurannya sangat kecil yang dinamakan Handphone (HP).

HP merupakan sebuah benda yang kecil dan dapat kita beli dengan harga yang relatif terjangkau tapi mempunyai fungsi yang sangat besar bagi yang memilikinya, proyek milyaran rupiah bisa berhasil atau gagal dengan adanya HP. Persahabatan dapat terus berlanjut dengan adannya HP, informasi perkembangan dunia dapat kita ketahui juga dengan adanya HP, dan banyak lagi manfaat HP dalam kehidupan kita saat ini. Rasanya hidup terasa belum lengkap tanpa mengantongi benda yang namanya HP. Dia bukan lagi kebutuhan sekunder atau tersier, tapi sudah menjadi kebutuhan primer.

Orang tua akan merasa bangga jika putra-putrinya telah memiliki HP dari berbagai merek, mereka beranggapan;

jika anaknya memiliki HP berarti telah menguasai tekhnologi. Hal ini terbukti dengan banyaknya siswa di setiap jenjang pendidikan telah memiliki benda tersebut, sehingga di setiap sudut-sudut sekolah kita bisa melihat para siswa sibuk dengan HP-nya masing-masing. Akibatnya ada sebagian siswa yang tidak memiliki HP merasa minder dan kurang gaul dari teman-temannya yang memiliki HP. Akhirnya mereka mengasingkan diri dan membentuk kelompok-kelompok tersendiri. Ini merupakan dampak nyata yang kebenarannya dapat dibuktitan tanpa penelitian ‘nyelimet’.

Siswa yang memiliki HP kadang kala tidak perduli terhadap lingkungan sekitar, jika jam belajar saat guru menerangkan pelajaran tidak jarang kita dengar deringan HP. Jika guru marah si anak berdalih lupa memati-kan, alarm. Ini merupakan dilema yang dihadapi guru di dalam kelas. Siswa juga merasa dimanjakan dengan adanya HP ini di mana saat pelajaran yang membutuhkan perhitungan se-derhana ia tidak lagi mau membuat coretan-coretan dikertas untuk men-cari jawaban, tapi hanya dengan meng-gunakan HP maka perhitungan seder-hana dapat terjawab. Hal ini secara tidak langsung telah membuat siswa

malas dalam mencari penyelesaian suatu persoalan, konon lagi saat ujian berlangsung, siswa menggunakan SMS untuk memperoleh jawaban dari temannya.

Saat istirahat siswa yang mem-punyai HP mulai sibuk membuka fitur-fitur yang ada di HP-nya. Mulai dari Games, MP3, internetan dan lain sebagainya. Ada lagi permasalahan yang sangat urgen, yakni jika siswa memiliki HP yang punya memori, ada beberapa siswa didapati menyimpan file asususila di memori HP-nya.

Keberadaan HP bagi siswa sebe-narnya tidak selalu memberikan dam-pak negatif. Banyak manfaat positif didapat siswa jika memiliki HP, karena dapat mengakses informasi tenteng keadaan dunia sekarang ini melalui fitur internet yang ada di dalam HP yang ia miliki. Ia juga dengan mudah berkomunikasi dengan siswa lain untuk bertukar informasi yang berada di sekolah lain yang mungkin berbeda kota, dan yang juga sangat penting, orang tua dapat dengan leluasa memantau keberadaan putra-putrinya.

Untuk menghadapi kemajuan teknologi yang begitu pesat ini mari kita awasi bersama putra-putri kita agar meraka tidak menyalahgunakan teknologi yang ada. Kemajuan teknologi jangan kita jadikan kambing hitam jika terjadi pergeseran nilai di masyarakat kita, tapi mungkin kita yang kurang arif dalam menggunakan teknologi yang semakin berkembang. Dan sekali lagi tanamkan nilai iman kepada putra-putri kita agar mereka mampunyai benteng dalam menghadapi setiap perubahan yang ada. n(Penulis adalah guru MAN Kuala Makmur Kabupaten Simeulue)

jika jam belajar saat guru menerangkan

pelajaran tidak jarang kita dengar deringan HP, jika guru marah si anak berdalih lupa mematikan, alarmlah

Page 44: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

44 Santunan JULI 2010

Latar BelakangDalam sejarah peradaban manusia, Islam pernah tampil

menjadi sebuah peradaban, seiring dengan proses penyebaran Islam ke berbagai belahan dunia. Khusus di Indonesia, Islam masuk dan berkembang melalui budaya damai yang diwakili oleh institusi sufisme dan pesantren. Sebagai sebuah tempat penyebaran Islam, pesantren memiliki tradisi dan potensi nilai nilai keadaban. Maka tidak sedikit kalangan pengkaji Islam Indonesia menyebut pesantren sebagai kampung peradaban, artefak peradaban Indonesia, sub kultur, institusi kultural, dan lain- lain.

Potensi pesantren sebagai center of civilized muslim di Indonesia diwujudkan dalam bentuk khazanah intelektual Islam yang muncul dan berkembang dari pesantren berupa tradisi kitab kuning, disamping tradisi pesantren yang berkembang lainnya seperti sikap dan prilaku tasammuh, tawazun, dan tawassut.

Interaksi tradisi pesantren dengan tradisi lainnya memungkinkan muncul suatu peradaban muslim baru yang lahir dari Indonesia. Dengan kata lain dapatkah potensi pesantren didorong menjadi peradaban muslim di Indonesia? Unsur unsur apa saja sehingga pesantren dianggap sebagai pusat peradaban muslim di Indonesia di masa depan? Karena itu, Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Tahun 2010 mengundang para khalayak yang mempunyai perhatian terhadap pengembangan pendidikan pesantren di masa depan untuk menggagas tentang bagaimana pesantren dapat menjadi pusat peradaban muslim di Indonesia yang termanifestasikan dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah.

Tujuan: Menggagas pesantren sebagai pusat peradaban Muslim di

Indonesia dalam bentuk karya tulis ilmiah.

Target Kegiatan:- Terhimpun sejumlah karya tulis ilmiah tentang gagasan

pesantren sebagai pusat peradaban muslim di Indonesia; - Terpilihnya 6 (enam) naskah karya tulis ilmiah terbaik.

Tema: Menggagas Pesantren Sebagai Pusat Peradaban Muslim di

Indonesia

Peserta: Peserta adalah masyarakat umum yang mempunyai perhatian

terhadap pengembangan pendidikan pesantren di masa depan.

Kriteria Naskah:- Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia, di ketik pada kertas

A4, Spasi 1,5 cm, margin 3 cm (atas dan kiri) dan 2,5 cm (kanan dan bawah), font Times New Roman, ukuran 12, Naskah di tulis minimal 20 halaman dan maksimal 50 halaman (tidak termasuk halaman depan, kata pengantar, daftar isi, daftar pustaka dan lampiran);

- Naskah merupakan hasil kajian / penelitian baik Individual maupun kelompok ;

- Melampirkan surat pernyataan (bermaterai Rp 6000)

LOMBA KARYA TULIS ILMIAHPENGEMBANGAN PENDIDIKAN PESANTREN TAHUN 2010

Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan BADAN LITBANG DAN DIKLAT

KEMENTERIAN AGAMA RI

bahwa karya ilmiah tersebut asli dan belum pernah diikutsertakan dalam lomba apapun;

- Naskah yang dikirim hanya 1 (satu) karya tulis ilmiah/peserta;

- Sistematika penulisan mengikuti kaidah kaidah penulisan karya tulis ilmiah, dengan ketentuan: pendahuluan 20%, pembahasan/Isi 60% dan penutup (kesimpulan dan saran) 20%.

Pengriman Naskah:- Naskah dikirim sebanyak 2 (dua) eksemplar disertai CD

(soft copy); - Naskah dikirim ke alamat : Panitia Lomba KTI Pengembangan

Pendidikan Pesantren Gedung Bayt al Qur’an– Museum Istiqlal Jl. Pintu I Komplek Taman Mini Indonesia Indah Jakarta Timur 13560;

- Pengiriman naskah disertai dengan fotocopy identitas diri (KTP/SIM dan biodata singkat; nama, lamat lengkap, no. Tlp./HP, e mail) dan surat pernyataan keaslian naskah;

- Naskah diterima Panitia selambat lambatnya tanggal 31 Agustus 2010 (cap pos);

- Naskah yang sudah masuk tidak dapat dikembalikan dan menjadi hak Panitia.

Penetapan Pemenang:- Nominator pemenang akan diumumkan pada minggu

keempat bulan September 2010 melalui website Balitbang dan Diklat www.balitbangdiklat.kemenag.go.id;

- Nominator pemenang akan dihubungi panitia lomba melalui telepon dan surat untuk menghadiri presentasi dan upacara penyerahan hadiah pemenang pada minggu kedua Oktober 2010;

- Jumlah pemenang sebanyak 6 (enam) naskah, yaitu pemenang juara I, juara II, juara III, harapan I, harapan II, dan harapan III ;

- Pemenang ditetapkan oleh tim penilai melalui dua tahapan: pertama penilaian naskah dan kedua penilaian peresentasi;

- Keputusan tim penilai tidak dapat diganggu gugat.

Penghargaan PemenangPemenang lomba akan mendapatkan penghargaan/hadiah

berupa Trophy, piagam penghargaan dan uang tunai masing-masing besarnya sebagai berikut)* :

1. Juara I Rp 15.000.000,002. Juara II Rp 12.500.000,00 3. Juara III Rp 10.000.000,00 4. Harapan I Rp 8.000.000,00 5. Harapan II Rp 6.000.000,006. Harapan III Rp 4.000.000,00

Catatan:* Pajak hadiah ditanggung pemenang** I n f o l e b i h l a n j u t d a p a t m e n g h u b u n g i : S d r.

Ta’rief (081319660744)/ Husen(081319157303)

Page 45: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

45Santunan JULI 2010

Salam Pembaca setia majalah santunan! Pada edisi ini akan saya perkenalkan tweak yang dalam istilah komputer sering diartikan sebagai modifikasi kecil

untuk meningkatkan performa komputer.Kebutuhan akan performa yang baik sangat mempengaruhi

efektifitas kerja kita dalam berinteraksi sehari-hari dengan komputer. Masalah klasik yang muncul dan sering kita alami di`antaranya komputer lambat loading, proses task manager yang sering hang, loading internet lama, lambatnya start up dan berbagai masalah lain.

Baiklah, dalam tulisan ini saya mencoba men-tweak komputer kita supaya proses loading start-up/booting komputer dan performa komputer kita menjadi lebih cepat yaitu:

Mematikan beberapa konfigurasi yang di-load secara otomatis oleh Windows ketika proses start-up berlangsung.

Buka Komputer seperti biasa; Start, Run, dan ketikkan ‘msconfig’ dan ‘OK’ (Gb. 01).

Selanjutnya akan keluar jendela konfigurasi; System Utiility, pilihlah menu toolbar ”start-up” hingga keluar tampilan sebagai berikut: (Gb. 02).

Diasuh oleh Zulfathi, Staf Bidang Mapenda Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh

“Tweak” dan Komputer Anda Lebih Cepat

Tampilan yang muncul akan disesuaikan dengan sistem konfigurasi komputer anda masing-masing.

Matikankanlah proses yang menurut anda tidak diperlukan untuk di panggil pada proses start-up/booting Windows secara selektif, sebagai contoh, mematikan program Yahoo Mesengger yang sudah tertanam dan dipanggil setiap proses loading/booting, sedangkan komputer anda tidak terkoneksi sama sekali dengan internet, maka aplikasi ini bisa anda disable/matikan

Apabila masih dirasa kurang, anda bisa men-disable all-kan semua aplikasi start-up sehingga tidak ada aplikasi yang muncul pada proses loading/booting, dengan kehati-hatian untuk program antivirus, dan aplikasi pengaman lain tidak dimatikan, atau bisa juga anda matikan program pengaman anda, dan kemudian diaktifkan kembali ketika anda berada pada menu Windows.

Kemudian klik ‘apply‘ dan ‘OK’. Restart-lah komputer anda dan ketika komputer

dihidupkan kembali akan muncul jendela notifikasi di desktop anda sebagai berikut (Gb. 03):

Centanglah ‘Don’t Show’... dan klik ‘OK’Selamat mencoba, sampai jumpa lagi dalam triks dan

tips lainnya.

Gb. 01

Gb. 02

Gb. 03

Page 46: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

46 Santunan JULI 2010

Selanjutnya pengasuh memberikan beberapa jalan ke luar dan saran kepada Lis dalam menghadapi problema ini. Pertama, sebagai anak yang baik, yang selama ini sudah mendapat pengasuhan, bimbingan dari kedua orangtua anda, supaya selalu bersikap sopan, santun dan upayakan tidak menyakiti hati keduanya. Kedua, selalulah berdo’a kepada Allah, agar kedua orang tua anda, mau merubah sikapnya menerima, mengabulkan keinginan dan harapan anda berdua. Ketiga, fokuskan diri anda pada pekerjaan yang selama ini anda mengabdi, jangan karena nila setitik rusak susu sebelanga. Akhirnya yang dicari tidak dapat, yang dikejar berceceran. Keempat, anjurkan kepada pasangan anda, agar ia melakukan peminangan sesuai dengan tatacara, adat istiadat yang selama ini berlaku di Aceh, artinya ada perantara/selangke, yang merupakan utusan resmi dari pihak keluarganya. Kelima, tidak merestui keinginan anda untuk menikah, dalam fiqih disebut dengan adhal-nya wali. Artinya wali enggan memberikan hukum nikah kepada anda. Bila wali tidak mau memberikan hukum nikah, padahal memenuhi syarat “kafaah”, anda dapat memohon ke Mahkamah Syariyah, untuk ditetapkan “adhal wali”(Lebih lanjut dapat dilihat dalam I’anatuttalibin, juz IIV314-317). Dalam pasal 23 ayat (2) KHI (Kompilasi Hukum Islam) disebutkan bahwa dalam hal wali adhal atau enggan, maka wali hakim baru dapat bertindak sebagai wali nikah setelah ada putusan Pengadilan Agama/Mahkamah Syar’iyah tentang wali tersebut.

Selanjutnya kepada wali/orang tua anda pengasuh hanya mengingatkan sebuah hadis Rasulullah, yang menjelaskan: “Tsalatsun la yuakkharna, wa hunna alshalatu idza atat, wal janazatu idza hadharat, wal ayyimu idza wajadad kufan “ Tiga perkara tidak boleh ditunda-tunda, yaitu shalat bila tiba waktunya, jenazah bila telah siap, dan perempuan bila ia telah ditemukan pasangannya yang sepadan.(HR Baihaqi).

Demikian jawaban pengasuh, semoga bermanfaat, dan hanya kepada Allah kita senantiasa bertawakkal dan berserah diri, amin ya Allah. Wassalam.

Pertanyaan:Pengasuh Konsultasi Hukum Islam dan

BP4 yang saya hormati ! Saya, sebut saja “Lis” seorang gadis

(23 tahun), baru beberapa bulan lalu menamatkan pendidikan di salah satu Perguruan Tinggi di Banda Aceh, dan tinggal bersama orang tua dalam wilayah Kabupaten Aceh Besar. Saat ini juga telah bekerja di sebuah perusahaan sesuai keahlian dan profesi yang selama ini Lis tekuni.

Sesuai naluri dan fitrah seorang manusia, Lis juga ingin membina rumah tangga dengan seorang laki-laki, merupakan pilihan saya sendiri yang sudah beberapa tahun lalu mengikat dalam sebuah janji. Harapan dan cita-cita tersebut telah membuat kekecewaan bagi Lis. Karena kedua orang tua Lis menolak dan tidak merestui lamarannya dengan alasan, karena, di samping “orang yang selama ini sangat saya cintai belum memiliki pekerjaan tetap”, juga “Ia dinilai orang tua Lis bukan suku Aceh”.

Yang ingin Lis tanyakan kepada Pengasuh adalah (1) Bagaimana dan apa yang harus Lis lakukan dalam situasi itu. Karena di satu sisi Lis harus menghormati orang tua, di sisi lain “kami sudah lama mengikat janji untuk menikah.” Pilihan Lis sudah bekerja, tapi bukan PNS (2) Bagaimana jalan keluarnya agar Lis dapat menikah, tanpa mengabaikan nasehat orangtua, yang keduanya saat ini sudah lanjut usia? Jawaban Ustadz sangat Lis harapkan, dan atas bantuannya Lis ucapkan terimakasih.

Wassalam Lis di Lambaro

Jawaban Pengasuh:Ananda Lis, Pengasuh Rubrik Konsultasi

Hukum Islam dan BP4 (KHI BP4) sangat memahami isi hati, perasaan, dan harapan yang selama ini hendak ananda wujudkan, yaitu ingin menikah dan membina rumah tangga dengan pilihan anda sendiri. Menikah adalah Sunnatullah dan Sunnah Rasul-Nya. Islam menganjurkan menikah, melarang umatnya untuk membujang, selama-lamanya. Islam, memberikan tuntunan, kapan seseorang harus menikah dan dengan siapa akan menikah? Menurut

pengasuh, keinginan Lis, adalah sesuatu yang normal, yang mungkin kedua orang tua anda tidak memahami “cinta” yang selama ini Lis pahami dan rasakan. Dari segi umur sudah baligh (23 tahun) dan memenuhi ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Perkawinan No. 1/1974. Bahkan UU ini menyebutkan bila sudah berumur 21 tahun, tidak diperlukan lagi izin kawin dari orang tua. Anda juga sudah menamatkan studi dan sudah bekerja, demikian pula calon pilihan anda. Namun yang menjadi persoalan adalah orang tua anda belum merestuinya , dengan kata lain menolak lamarannya.

Menurut Pengasuh, Islam tidak mensyaratkan bahwa sebuah pernikahan, baru dapat dilangsungkan, bila masing-masing pasangan sudah bekerja atau PNS. Juga tidak mengharuskan kesamaan suku di antara keduanya. Banyak pasangan yang menikah, awalnya miskin tapi setelah berumah tangga, Allah cukupkan rezekinya; “In yakunu fuqara-a yughnihumullahu min fadhlihi” Jika mereka dalam keadaan faqir, niscaya Allah akan mencukupkan mereka dengan karunia-Nya (QS. Al-Nur: 32). Rasulullah SAW memberi tuntunan: “Tunkahul mar ‘atu li arba ‘in, limaliha, walihasabiha, walijamaliha, walidiniha, fadhfar bidzatiddin taribat yadaka” Wanita dinikahi karena empat sebab, karena hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya, pilihlah yang beragama, niscaya beruntung tanganmu (berbahagia)(HR. Bukhari Muslim).

Betapa banyak kasus rumah tangga, bahkan diakhiri dengan “perceraian”, karena mengutamakan “harta”, “kecantikan dan “keturunan”, mengabaikan unsur “agama” dan “akhlaq mulia”.Lebih lanjut Rasulullah juga menjelaskan: “Ya ma ‘syaras syabab manistata ‘a minkuml ba-ata falyatazawwaj…” Wahai para pemuda, barang siapa di antara kamu sudah mampu untuk menikah, maka hendaklah kamu menikah(HR. Bukhari).

Pengasuh juga menilai, bahwa laki-laki pilihan anda sudah memenuhi “kafaah”, artinya sama, sederajat, dan sebanding. Anda berdua adalah anak-anak yang baik, berpendidikan dan taat menjalankan perintah agama, dan selama ini belum tersangkut kasus kriminalitas.

Konsultasi Hukum Islam dan BP4 Diasuh Oleh Drs. H. Abdul Gani Isa, SH, M.Ag., Ketua BP4 Provinsi Aceh

Pilihanku Tidak Direstui Orang Tua

Page 47: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

47Santunan JULI 2010

Diasuh oleh Muzakkir,S.Ag

Peran =

Pondok-PondokPesantren =

Benci =

Mempersiapkan diri =

Meningkatkan =

Para Pahlawan =

Tanah air =

Mereka peduli =

Kesukaran =

Perantaraan =

Page 48: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

48 Santunan JULI 2010

Prophet Mohammed P.B.u.H (Part Two)

Mohammed’s message upset many and the persecution of the followers of Islam was so bad that some of his followers had to leave their homes and go to Habsha seeking for the protection of the Christian king, Negus. More and more of Mohammed’s followers were leaving Mecca for Habsha to escape persecution. But not all

who listened to Mohammed’s message ridiculed him. In 620 A.D., he was able to win converts among the tribe of Yathrib (Madina) and converted many of the Yathrib tribe to Islam. The Yathrib had heard of Mohammed’s reputation as a man of wisdom and hoped that he could help settle disputes in Madina, between themselves, some local Jews, and other groups of people. Mohammed converted so many members of the Yathrib tribe to Islam that he was able to form an alliance pact with the Yathrib who promised him protection if he were to come to live with them in Madina.

Following his pact with the Yathrib tribe all the followers of Islam save three left Mecca for Madina. The Mohammed’s followers had left Mecca to escape the ridicule and oppression that was carried out against them by the non-believers. Only Mohammed, his cousin Ali, and Mohammed’s friend Abu Bakr stayed behind in Mecca. Mohammed and Abu Bakr would leave Mecca after finding out about a Qurish conspiracy to kill Mohamed. With most of Mohammed’s followers gone, Qurish tribal leaders who harbored resentment against Mohammed decided to assassinate him. Their plan was to murder Mohammed in his home at night but Mohammed found out about the plot and left Mecca before they could carry out their plans. Abu Bakr and Mohammed were able to escape Mecca and were able to flee to Madina and were they fell under the protection of the Yathrib tribe.

In Madina Mohammed was no longer persecuted but was respected by the people and rose to a high position of power solving disputes between the various locales. As an arbitrator Mohammed was widely respected by the people of Madina, he also began to work on his message at this time. He had in Mecca set the codes of conduct to live by, in Madina he worked on what relations between followers of Islam should be with one another and with non-believers. It was also in Madina that Mohammed made Islam more Arabian. Mohammed believed that some Jews who lived in Madina were conspiring against him with the Qurish tribe of Mecca, those who had forced him to leave his home.

Grammar Focus: Past Perfect Tense

Past Perfect Tense is one of tenses sequence which is applied to state an activity that was completed before another activity in the past time. Commonly, either the conjunctions after or before is used in the sentence but it is sometimes missed from the sentence. To be noted that usually the past perfect tense comes together with the simple past tense in one sentence. In this context, the activity in the simple the past perfect had perfectly been done before the activity in the simple past occurred.

The formula of Past Perfect Tense is S+HAD+PAST PARTICIPLE+O/CExample:1. Fatih had kept his puzzle away before Fayyadh arrived this morning 1st action (completed) 2nd action2. After Gabriel had studied English, he studied Geography (last week) 1st action (completed) 2nd action3. The earthquake had taken place before the tsunami occurred in 2004 1st action (completed) 2nd action

Please pay attention to the following sentences:1. The Mohammed’s followers had left Mecca to escape the ridicule and oppression that was carried out against them

by the non-believers.2. Mohammed believed that some Jews who lived in Madina were conspiring against him with the Qurish tribe of

Mecca, those who had forced him to leave his home.3. The Yathrib had heard of Mohammed’s reputation as a man of wisdom and hoped that he could help settle disputes

in Madina.

Task for students:Based on the above examples, please identify which actions occurred one to the others in the past times!

By Erfiati Adam, MA, English Teacher at MAN Model Banda Aceh

Page 49: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

49Santunan JULI 2010

Di sela-sela berlangsungnya wisuda perdana STAI Al-Aziziyah dan Reuni Akbar

alumni dayah MUDI Mesjid Raya, Waled menerima kehadiran tim Santunan, Jabbar Sabil, Mulyadi Nurdin dan Darwin serta Kabid Pekapontren Kanwil Kemenag Aceh, Drs. Saifuddin AR di ruang pribadi-n y a .

Kepribadiaannya penuh kharisma, pemikirannya sangat cemerlang, setelah sukses memimpin dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga, Tgk. H. Hasanoel Bashry, HG, yang sering disapa dengan Waled Samalanga, atau Abu MUDI, membuka program kuliah S-1 Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Aziziyah, sebuah obsesi besar ingin diwujudkannya, kemampuannya mengolaborasi pendidikan tradisional dan modern

perlu menjadi perhatian banyak pihak.

Berikut petikan wawancaranya:Selama ini ada seruan agar

pendidikan dayah lebih maju supaya setara dengan pendidikan umum lainnya..

Pertama tergantung kemauan dia sendiri, karena saya sendiri hidup

dalam kalangan intelektual, dalam keluarga, cuma saya yang tidak sekolah sedangkan saudara saya

menempuh jalur s e k o l a h

umum. K e ti k a s a y a kemar i ,

s a y a bersama-

s a m a d e n g a n

Tgk. Ghazali Muhammad Syam (man-tan Ka.Kanwil Depag Aceh), yang merupakan abang kelas saya, tetapi Tgk. Ghazali setelah 7 tahun di sini, melanjutkan sekolah lagi, sedangkan saya tidak diperkenankan oleh Abon. Jadi cita-cita saya untuk sekolah tidak kesampaian. Saya berkeinginan anak didikan saya tidak hanya mempunyai pendidikan dayah seperti saya.

Ini lah cita-cita saya. Saya ingin membuat sekolah, lajnah bahasa dan lain sebagainya. Lebih luas lagi, terdorong ketika saya dibawa oleh Tgk. Ghazali ke luar negeri, sebanyak 60 orang, Bukhari Husni, anak murid saya bisa berbicara bahasa Arab dan bahasa Inggris, sedangkan kami para Abon tidak menguasai, terpaksalah kami ke belakang.

Ini yang membuat saya terharu sepulang dari sana, langsung saya

terapkan pelajaran ba-hasa tersebut, tetapi

sambutan para santri kurang, beberapa

t a h u n k e m u d i a n baru berjalan di dayah ini.

Jadi harapan

Tgk. H. Hasanoel Bashry, HG, Pimpinan Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga

Berharap Lahirnya Intelektual Dayah

Page 50: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

50 Santunan JULI 2010

saya ke depan harus ada intelektual dayah, kegagalan saya ingin tercapai melalui para murid saya.

Terkesan antara para intelektual sering tidak se-ide dengan dayah, bagaimana cara menengahi hal tersebut?

Dulu di IAIN, ada sebagian dosen yang terpengaruh dengan paham wahabi, inilah sebabnya kenapa kami tidak dibolehkan kuliah selepas dari dayah, bukan karena tidak boleh memperoleh ilmu pendidikan, tapi karena paham wahabi tadi, supaya orang yang sudah kuat akidahnya selama belajar di dayah tidak mengalami pergeseran.

Jadi sekarang secara tidak langsung saya sudah memberikan pilihan kepada murid saya, apabila tamat dari dayah nanti, silahkan menuntut ilmu ke Perguruan Tinggi, dengan catatan selepas dari perguruan tinggi nantinya jangan sampai menjadi lawan dayah, karena banyak sekali murid dan guru dayah yang hilang pergi menuntut ilmu ke Perguruan Tinggi, maka

saya berinsiatif mengikutsertakan mereka ke kelas jauh STAI, setelah setahun berjalan, STAI pun di negerikan sehingga tidak bisa membuka kelas jauh lagi, ini membuat persoalan baru buat saya.

Alhamdul i l lah setelah kita k o o r d i n a s i k a n dengan berbagai pihak, terbukalah STAI Al-Aziziyah Samalanga.

Apakah ini bermakna bahwa dayah mempunyai strategi baru dalam melakukan dakwahnya?

Kalau kita melihat, dahulunya

dayah ini berjalan sendiri-sendiri, dari segi kurikulumnya agak sama, tapi dari metodenya agak berbeda.

Jadi kita bersyukur juga adanya upaya pemerintah, yang akan menyamakan, baik dari segi kurikulum, sistem pengelolaan dayah, sehingga di kemudian hari program-program yang akan dijalankan oleh pemerintah, baik penambahan kurikulum, pemberian sumbangan, pembuatan ijazah dapat berjalan

dengan baik dan efektif. Dalam hal ini saya menginginkan adanya satu perkumpulan ulama yang kuat dan berjalan dengan efektif.

Apakah memungkinkan kalau Dayah ini dibiayai penuh oleh pemerintah atau dinegerikan?

Kalau konsep yang telah kami buat ini disetujui oleh pemerintah, hal tersebut mungkin bisa-bisa saja. Ini harus terlebih dahulu kita sepakati bersama. Tapi kalau hanya sepihak saja dari pemerintah yang menyebabkan hilangnya kekhasan dayah itu sendiri, ini tidak dapat kita penuhi, ini tidak dapat kita pertanggungjawabkan kepada masyarakat nantinya. Saya tidak menginginkan adanya dikotomi pendidikan antara pendidikan agama maupun pendidikan umum. Saya ingin pendidikan dalam satu atap, yang mengajarkan berbagai bidang ilmu pendidikan.

Apa ada rencana kerjasama dengan pihak luar negeri?

Bahkan mereka yang dari pulau Penang sudah pernah sampai kemari, mereka memberikan beasiswa program studi S2 sebanyak dua orang santri kami untuk sekolah ke tempat mereka. Dari kita pun sudah ada yang mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Aceh untuk kuliah di Banda Aceh sebanyak 14 orang, sekarang sudah ada yang diminta ke Medan.

(jabbar sabil, mulyadi nurdin, darwin)

Page 51: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

51Santunan JULI 2010

LIFE STYLE

Menurut para ahli kesehatan, berdasarkan pengamatan yang cermat ada lima tingkah laku atau perbuatan yang dapat meningkatkan

derajad kesehatan seseorang.Kelima hal itu adalah sebagai berikut:

Pertama: tidak merokokPaling tidak ada tiga hal dampak negatif dari

merokok yaitu dari segi ekonomi,sosial dan kesehatan, sebagaimana tertulis pada kebanyakan bungkus rokok.

Kedua: olah raga yang teraturOlah raga sebagai upaya pengobatan adalah upaya

untuk memulihkan tekanan darah tinggi, mengurangi stres, menyembuhkan diabetes, dan banyak lagi macam penyakit yang dapat di sembuhkan dengan melakukan olah raga yang teratur dan terukur.

Ketiga: mengkonsumsi makanan yang bergiziFungsi zat gizi dalam tubuh adalah untuk pengadaan

Lima langkah Menuju SehatAsmidawati, S.Pd.I

tenaga (energi) dalam menjalankan berbagai aktivitas fisik, memelihara dan mengganti jaringan-jaringan yang rusak serta menunjang pertumbuhan baik sebelum maupun setelah dewasa.

Keempat: istirahat yang cukupTidur merupakan kebutuhan manusia untuk

beristirahat setelah melakukan aktifitas sehari-hari.Kelima: kelola stresMenurut kamus psikologi (1987) stres dapat diartikan

sebagai stimulasi yang menegangkan kapasitas (daya) psikologi/fisiologis dari suatu organisme, sejenis frustasi dan satu ketegangan fisik/psikologis di sebabkan adanya persepsi ketakutan dan kecemasan.

Jadi berusahalah menjadi orang yang tabah dan tawakal, niscaya anda yang lebih sehat. Amin ya rabbal ‘alamin.

(Penulis adalah Guru MIN 1 Kota Takengon)

Gunakanlah selalu sarung tangan bayi. Tanpa perlengkapan ini, muka bayi pasti sudah penuh dengan cakarannya. Tangan bayi bergerak secara tak terarah. Dia juga belum bisa memahami bahwa “sentuhan” di wajahnya bisa meninggalkan bekas.

Kuku bayi memang tumbuh sangat cepat. Meski lebih lembut dan tipis dari kuku kita orang dewasa, jangan salah, kukunya lumayan tajam. Bahkan cukup tajam untuk melukai wajahnya dan wajah anda saat dia menyusuinya. Karenanya memotong kuku bayi secara berkala sangat penting. Setidaknya acara potong kuku ini dilakukan seminggu sekali.

Bagaimana caranya agar sukses memotong kukunya tanpa melukai jarinya? Nah… ini dia tips memotong kuku si kecil:1. Gunakan gunting kuku khusus untuk bayi. Cirinya

adalah ujungnya membulat dan tidak terlalu tajam, sehingga tidak berpotensi mencederai jari bayi.

2. Tekan daging dibawah kuku agar tidak turut tergunting. 3. Ajaklah bayi berbicara selama anda menggunting kuku agar anda berdua tidak tegang.4. Bila melukai jarinya, tak usah panik, untuk menghentikan darah yang keluar, tekan bagian kulit yang terluka dengan kapas. Dalam satu atau dua menit, darah akan berhenti. Tak perlu dibalut, karena justru akan memperlama penyembuhan luka.

Catatan : Ada juga orang tua yang memilih

memotong kuku bayinya saat dia tertidur. Tentu saja kegiatan ini baru

sukses jika bayi tertidur pulas. Bila tidak, dia mungkin akan terbangun atau secara refleks menarik tangannya. Okey selamat mencoba. sukses.

(Penulis adalah Istri dari Bpk. M. Azhari Tambunan, ST, Staf Bid. Mapenda Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh).

Bagaimana Merawat Kuku Bayi?Oleh: Rozanna, S.Pd

Page 52: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

52 Santunan JULI 2010

T T S

TTS 006 2010 Santunan Edisi Juli 2010

Mendatar2. Gempa yang terjadi karena pergesekan, pergeseran pada kerak, lempengan bumi. 5. Buku laporan hasil belajar siswa. 7. Kitab.....= Kitab turats. 8. Negara yang menjadi juara dunia sepak bola tahun 1978. 10. S a l a h satu lembaga yang diketuai oleh Prof. Dr. Nasaruddin Umar sekarang. 11. Ibnu ....= Pembunuh Ali Bin Abi Thalib. 12. Sepak bola (English). 15. Salah satu bidang di tingkat Kanwil Kementerian Agama RI. 19. SQ=... Quotioned. 20. ... Fauzi= Menteri dalam negeri kabinet SBY jilid 2. 21.Kejadian masa lampau yang menjadi pelajaran untuk masa kini

Menurun1. Perubahan zat yang tidak menghasilkan zat yang baru. 3. Perang yang di dalamnya banyak meninggal para penghafal Alquran di masa awal Islam. 4. AC= Air... 6. Di Aceh dikenal Dayah. 9. Spanyol (Arabic). 13.Transfer bahasa dari satu bahasa ke bahasa yang lain. 14. Kelompok-kelompok kerja di DPR. 16. Salah satu tempat penyimpan air agar tetap panas 17. Membaca Alquran (Arabic). 18. Jual beli dengan menyebut sifat dan ciri-ciri barang dengan cara memesan.

Jawaban TTS 004 2010 Santunan Edisi Mei 2010

Page 53: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

53Santunan JULI 2010

Pengelolaan anggaran merupakan tanggung jawab seorang pimpinan meskipun dalam kenyataannya

ditangani oleh unit keuangan. Tugas utama seorang pimpinan dalam bidang ini adalah bagaimana mencari dana, merencanakan dan mengalokasikannya sesuai dengan kebutuhan yang ada, pemanfaatkannya secara optimal, dan mengendalikan penggunaannya sesuairencana.

Saat ini pengelolaan anggaran masih diwarnai adanya penyimpangan yang sudah mulai terjadi pada tahap perencanaan dan penyusunan ang-garan, pelaksanaan sampai dengan laporan pertanggungjawabannya. Sedangkan pertanggungjawaban penggunaan anggaran hanya terfokus kemana uang tersebut dibelanjakan tanpa informasi nilai manfaat apa yang telah dihasilkan. Sehingga masih ada pemborosan dana-dana untuk berbagai kegiatan yang sebenarnya tidak prioritas dan tidak berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat.

Dalam rangka pertanggungjawaban publik, pemerintah seharusnya melakukan optimalisasi anggaran yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Di sisi lain banyak ditemukan pengalokasian anggaran yang kurang sesuai dengan kebutuhan dan penggunaannya tidak dilakukan secara prudent (hati -hati); sehingga kurang mencerminkan aspek ekonomi; efisiensi; dan efektivitas. Untuk itu pemerintah harus melakukan optimalisasi anggaran dan mengelola sumber daya publik secara ekonomis, efisien, dan efektif dalam usaha meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat.

Untuk mengendalikan tingkat

efisiensi dan tingkat efektivitas anggaran, maka dalam perencanaan anggaran perlu diperhatikan:

(1) Penetapan secara jelas tujuan dan sasaran, hasil dan manfaat, serta indikator kinerja yang ingin dicapai.

(2) Penetapan prioritas kegiatan dan penghitungan beban kerja, serta penetapan harga satuan rasional.

Anggaran merupakan pemyataan mengenai estimasi kinerja yang akan dicapai oleh suatu organisasi dalam periode tertentu yang dinyatakan dalam ukuran moneter. Dalam organisasi sektor publik anggaran merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai dengan uang publik. Penganggaran dalam organisasi sektor publik merupakan aktivitas yang penting karena berkaitan dengan proses penentuan alokasi dana untuk setiap program maupun aktivitas.

Pemberian wewenang yang seluas-luasnya kepada pengguna anggaran pada tiap-tiap satuan kerja pemerintahan untuk mengelola anggaran yang tertera dalam DIPA, harus dibarengi dengan penguatan fungsi pengendaliannya. Hal ini dikarenakan, walaupun perencanaan telah disusun, struktur organisasi

dapat diciptakan untuk memperlancar sasaran secara efisien dan pegawai dapat diarahkan dan dimotivasi, namun tidak ada jaminan bahwa sasaran yang diamanatkan oleh rakyat bisa benar-benar tercapai. Oleh karena itu pelaksanaan pengendalian harus dijalankan sebaik-baiknya untuk menghindari terjadinya risiko yang tidak diinginkan.

Robbins dan Coulter dalam Nor Ahla Agustati (2009: 5) men-gartikan pengendalian sebagai “Proses memantau kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan itu diselesaikan seperti yang telah direncanakan dan proses mengoreksi setiap penyimpangan yang berarti”. Pengendalian harus dilakukan oleh pimpinan demi menjamin dilaksanakannya pekerjaan sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan untuk memperoleh masukan terhadap perbaikan yang mungkin harus dilakukan dimasa depan.

Dalam pemerintahan lndonesia, fungsi pengendalian dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai pihak ekstern pemerintah dan oleh aparat pengawas internal pemerintah seperti Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat Jenderal Departemen, Inspektorat Utama Lembaga Pemerintah Non Departemen, Aparat Pengawas Intern Pemerintah Daerah/ Badan Pengawas Daerah, baik di tingkat Provinsi maupun tingkat Kabupaten/ Kota. Kesemua lembaga diatas merupakan pengawas fungsional pemerintah yang umumnya melaksanakan pengawasan setelah pelaksanaan anggaran diselesaikan, kecuali ada tujuan khusus yang dianggap penting.

Selain pengendalian yang bersifat

Pengendalian Intern Dalam Efektifitas Pengelolaan Anggaran

Oleh Ardiansyah,SE.Ak.MAB

Dalam rangka pertanggungjawaban

publik, pemerintah seharusnya melakukan optimalisasi anggaran yang dilakukan secara

efisien dan efektif untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat

Page 54: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

54 Santunan JULI 2010

post audit seperti yang telah dijelaskan diatas, pemerintah juga merancang suatu sistem pengendalian yang bersifat pencegahan (preventif). Pengendalian jenis ini lebih bersifat melekat (built-in) dan terus menerus dalam struktur organisasi satuan kerja yang melaksanakan kegiatan. atau yang diserahi tanggung jawab mengelola anggaran yang disebut sistem pengendalian internal.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Nega-ra, Pasal 58 Ayat (1) menjelaskan bahwa “Dalam rangka meningkatkan kinerja, transparansi dan akuntabilitas pe-ngelolaan keuangan negara, Presiden selaku Kepala Pemerintahan mengatur dan menyelenggarakan sistem pengendalian intern di lingkungan pemerintahan secara menyeluruh”.

Hal ini berarti bahwa seluruh instansi dan satuan kerja pemerintah harus menyelenggarakan sistem pe-ngendalian intern dalam struktur organisasinya guna menjamin ter-capainya prinsip akuntabilitas dalam penggunaan anggaran.

Penyelenggaraan sistem pengen-dalian intern juga dimaksudkan untuk memberikan jaminan memadai kepada pihak luar satuan kerja baik organisasi vertikal diatasnya, pengawas internal maupun pe-ngawas ekstemal dan pihak-pihak luar organisasi, termasuk ma-syarakat bahwa satuan kerja telah menggunakan anggaran sesuai peren-canaan yang ditetapkan. Jaminan memadai bahwa satuan kerja telah menggunakan anggaran sesuai pe-runtukannya dibuktikan dengan diter-bitkannya laporan keuangan yang handal, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku serta tercapainya kegiatan yang efektif dan efisien yang mana ketiga tujuan ini menggambarkan pencapaian pelaksanaan akuntabilitas publik sebagaimana yang dijelaskan Ellwood dalam Mardiasmo ( 2002 : 22 ).

Pelaksanaan sistem pengendalian intern yang baik akan menumbuhkan kepercayaan kepada pihak luar tanpa mereka harus melakukan pemeriksaan kecuali pihak yang memang sudah memiliki tugas dan fungsinya untuk memeriksa secara rinci dan penuh

rasa curiga terhadap penggunaan anggaran. Suatu sistem pengendalian intern ini terdiri dari beberapa unsur yang saling melengkapi satu sama lainnya dalam rangka pencapaian tujuan pengendalian keuangan.

Unsur-unsur sistem pengendalian intern tersebut adalah Pertama, Lingkungan Pengendalian, yang mencakup seluruh falsafah dan gaya

operasi manajemen yang dianut oleh pimpinan dan pegawai satuan kerja terhadap pentingnya fungsi pengendalian. Pimpinan yang terlalu mementingkan menggunakan ang-garan satuan kerja yang tersedia ketika mendekati akhir tahun misal-nya walaupun kegiatan tersebut tidak diperlukan, secara tidak lang-sung mendorong pegawai untuk mengabaikan pengendalian.

Kedua, penaksiran risiko terhadap keandalan laporan keuangan sehubu-ngan adanya perubahan-perubahan peraturan dan kebijakan baru yang ditetapkan oleh pemerintah dan otoritas vertikal di atasnya.

Ketiga, pemberian informasi dan komunikasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam ling-kungan pengendalian, resiko-resiko yang kemungkinan terjadi dan informasi lainnya baik dari dalam maupun dari luar satuan kerja harus diperoleh tepat waktu dan handal dalam rangka mendukung

Pelaksanaan sistem pengendalian intern yang baik akan menumbuhkan

kepercayaan kepada pihak luar tanpa mereka harus melakukan pemeriksaan

kecuali pihak yang memang sudah memiliki

tugas dan fungsinya untuk memeriksa

pengambilan keputusan pimpinan. Keempat, melakukan kegiatan

pengendalian baik dalam bentuk kebijakan maupun prosedur guna memastikan bahwa pelaksanaan ke-giatan yang membebani anggaran telah sesuai dengan yang direncanakan. Kegiatan pengendalian yang biasa dilakukan seperti pemisahan tugas yang jelas, pengendalian otorisasi bukti kegiatan, adanya pengamanan yang memadai terhadap harta dan bukti-bukti transaksi, serta penempatan pegawai yang kompeten sesuai keahliannya.

Kelima, pemantauan terhadap kinerja sistem pengendalian intern sepanjang waktu seharusnya dilakukan oleh pegawai yang mem-punyai keahlian khusus dibidang pengendalian intern. Pemantauan ini diperlukan untuk menilai apakah sistem yang ada telah berjalan sebagaimana mestinya guna memberikan suatu rekomendasi apakah sistem pengendalian intern tersebut perlu dilakukan penyempurnaan atau tidak.

Dari kelima unsur yang mem-bentuk sistem pengendalian in-tern tersebut, faktor lingkungan pengendalian harus mendapat perhatian utama. Maksudnya adalah bahwa pimpinan dan seluruh pegawai harus menciptakan dan memelihara lingkungan dalam keseluruhan orga-nisasi yang menimbulkan perilaku positif dan mendukung pengelolaan anggaran satuan kerja yang baik. Faktor manusia menjadi perhatian utama dalam sistem pengendalian intern ini, mengingat manusialah pelaksana dari semua prosedur yang ada. Sebaik apapun prosedur dibuat, jika mental manusianya tidak baik, maka penyelewengan tetap dapat dilakukan. Hal ini senada dengan ungkapan Baharudin Lopa dalam Doddy Giri Dewata (2003: 2) yang mengatakan “Betapapun sempurnanya peraturan, kalau niat untuk korup tetap ada di hati yang memiliki peluang untuk melakukan perbuatan tidak terpuji tersebut, korupsi akan tetap terjadi.

(Penulis adalah Staf Seksi Perjalanan dan Sarana Bidang Penyelenggaraan Haji, Zakat, dan Wakaf Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh)

Page 55: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

55Santunan JULI 2010

Yöh saboh masa dilèe jameun, na sidroë aneuk miet agam yang le that ‘akai; lheueh nyan

meuseuhu nan aneuk agam nyan, hingga meugah tröih jeuet-jeuet teumpat, geupujoë nan aneuk miet njan, bandum ubé silingka nang-groë nyan dum geuthèe na.

Teuma ho makén tréb, ho meugah lé, hingga tröih keudéh bak Raja nanggroë; lheueh nibak nyan, bak si’uroë Raja yue meuhei aneuk miet nyan, geukeumeung ci tanyong ‘akai. Geuyue jak meuhei ubak sidroë meuntroë; lheueh sab-da nibak Raja, laju lé jijak meuhei aneu’miet nyan lé meuntroë radja nyan. Hana padum tréb jijak, teuma jiriwang meuntroë nyan, laju jiba aneuk miet nyan u meuligoë Raja.

Ban saré tröih ubak Raja, di aneuk miet nyanpi laju jijak seu-mah Kali Raja nanggroë nyan. Du-doë nibak nyan, rajapi neumarit ngon aneuk miet nyan: “Di ulön na kudeungo haba nyang sahèh nibak meuntroë, jjipeugah na lam nang-groë ulön nyoë sidroë aneuk miet biet ureueng le ‘akai, teutapi hana that kupatéh. Sabab kareuna ka meugah ngon meuseuhu dum ubak gob geukheun kah ureueng le ‘akai, nyankeu jeuet kah kumeuhei ke-unoë. Jakalèen nyo bit kah ureueng le ‘akai, lagèe ban gob peugah ngon jipeuhaba lé ureueng nanggroë jik-heun: jeuet kah bri jaweueb peue njang kutanyong ubak kah.”

Lheueh neukheun meunan lé Raja, teuma di Raja nyanpi neu-teumanyong ubak aneuk nyan. Kheun Raja: “Jinoë bak kapeugah lé kah hai nyak! Ie nyang na di la’öt padumna le? Padumna le seunukat

Haba Aneuk Miet yang Le Akaingon hingga?”

Teuma jaweueb aneuk miet nyan: “Ampön dèelat Tuanku Cahi ‘Alam dèelat, buet tameung thèe na le ie di la’öt, nyan bandum buet mudah, ubak laman hana payah, teutapi nyang paté’ namasipada lakèe ubak Tuanku Cahi ‘Alam, bahlé jinoë deungon sigra Tuanku Ampön yue theun dumna ie krueng ilé, bak dumna rakyat lam dönya, supaya dumna ie nyang kana dalam la’öt, bè’ na meutamah-tamah le; meungnyo sabé meutamah-tamah, pakri é’ jeuet tasukat ngon tapeuh-ingga?”

Wa’tèe ka leungka dumpat Tu-anku theun ie krueng ilé, deungon sikeujab jeuet namasipada peute-untèe ngon rijang, seureuta rijang lé jeuet meu’oh ngon meudum na le dumna ie la’öt nyan, ubak Cahi ‘Alam.”

Ban Raja deungo meunan seu-mah, teuma raja nyanpi ka rab keumeung teukhém. Lom la’én ni-bak nyan teumanjong raja neume-usabda ubak aneuk nyan: ”Jinoë kapeugah lé kah hai nyak! Bintang nyang na di langèt, padumna le? Je-unoë beurijang lé kapeuhingga!”

Teuma seu’öt aneuk miet nyan: ”Ampön Tuanku Meukuta’Alam! Lamietneu nyoë mohon karönya ubak Dèelat Tuanku si’ön keureutaih nyang leubèh raya nibak lam dum.”

Ban Raja deungo meunan seu-mah, teuma Raja yue Peudahna Meuntroë: ”Jak cok si’ön keureutaih nyang raya silagoëna!”

Dudoë nibak nyan, tröih jimè keureutaih ubak Raja lé Teungku Peudahna Meutroë, laju Raja peu-jök ubak jaroë aneuk miet nyan.

Di aneuk miet nyanpi jisamböt keureutaih nyan nibak jaroë Raja deungon höreumat ta’além.

Dudoë nibak nyan jisuet saboh jaröm nyang na jisudéh nibak jaroë bajèe droëjih, teuma laju jitob-tob ban saboh keureutaih raya nyan, cut ngon raya peunoh bandum han sa-pat bla. Lheueh nyan barö jipeuseu-mah seureuta ngon jipeujök ubak jaroë Raja, sajan ngon jibeu’oet jaroë, jimarit ngon Raja: ”Jikalèe Dèelat Tuanku bileueng, ubé na titék nyang na dalam keureutaih nyoë, jimeusabé-keuh le ngon bin-tang nyang na di langét dönya, hana leubèh hana kureueng.”

Lheueh jipeuseumah meunan lé aneuk miet nyan, yóh nyankeuh Raja teukhém ngon teusinyom. Bit-pi meunan, hana neukheun sapeue lé, malingkan neupiké keu ceureu-dék ngon bijaksana ‘akai aneuk miet nyan. ”Salang jih mantong cut, sidumnoë ceureudék, adat ‘oh rayek siribèe kali ganda meutamah bijak.”

Lheueh nibak nyan, teuma Raja salén aneuk nyan, neubri peukayan nyang jroh rupa, seureuta neu-karönya ngon deureuham, daa-lhèe plöh neuk keu blanja. Hana padum lawét dudoë lheueng, neucok aneuk nyan lé raja, neupeuduek dalam Kuta Meuligoë sajan-sajan droëgeuh. ‘Oh rayeuk bacut, Raja böh aneuk nyan, neupeujeuet keu Peudahna Meuntroë Raja.

(Disadur dari KITAB BOENGONG SITOENGKÖJ, karangan L.B. Teung-koe Mohamad Noerdin, Balai Poes-taka, 1930, dengan beberapa pe-nyesuaian, Editor: Khairuddin)

Page 56: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

56 Santunan JULI 2010

RENUNGANKEHIDUPAN

Hari demi hari kulaluiHari demi hari berlalu sudahlah

Bulan pun datang siang dan malam pun tibaSilih bergantian siang dan malam

Aku terus bertanya -tanya dalam lalui hidup iniBerpikir akan arti dari kehidupan.Ada kala senangAda juga susah

Ada suka dan duka laraAda sedih dan gembiraAda kawan dan musuh

Ada kaya dan miskinAda jelek dan cantikAda malas dan rajin

Ada ada saja dan semuanya ada

Tapi semua itu tak ada yang abadi dan jangan bersedih hati

Kita harus ingat semua itu kehendak Allah SWTMaka kita harus jadi orang yang beriman

Sebagaimana rukun iman ada 6 dan yang ke-6Kadar baik dan buruk itu datangnya dari Allah SWT

(Karya: Tanzilal Malina (Melan) dan Fajar Dini murid MIN Simpang Tiga, Bener Meriah)

Hati yang Bimbang

Oh Tuhan...Hatiku tengah bimbangSebab apakah geranganYang dihati terpendam

Tak kurasakan lagi senangKarna imanku telah berkurang

Kini hatiku bagai permata yang usang

Tak ada lagi damai sekarangKarna sesuatu keadaanTak bisa ku bayangkanKasih-Mu pa bila hilang

Tuk hamba-Mu ini yang malang

Tuhan...Tolong beri aku arah dan jalan

Tuk kembali pulangPada nikmat-Mu yang akbar...

Oleh Zahara MustikaMahasiswi IAIN AR-RANIRY B.ACEH

Jln. Blang Bintang Lama Cot Keueung Aceh Besar

PenyesalanDalam kilauan embun pagiDan hangatnya sinar matahari Serta bisikan nuraniDan desahan nafas menghirup fajar hariKutemukan gairahnya kehidupan iniMalam yang hening terasa sunyiCahya rembulan dan bintang sinari bumi Seolah mengintip diriku iniYang terlena dengan dosa-dosakuKini...ku hanya memikir kesalahan diriBegitu banyak dosa telah ku milikiKapankah ku tobati lagiSaat ini baru ku sesaliRabbi...Ku hamba dha’if berlumuran dosaTapi ku tak pernah menginsafinya Ku hamba punya telinga Tapi tuli dan tak mendengar yang bergunaKu hamba punya mataTapi buta tak melihat yang nyataKu hamba punya hati Tapi selalu iri hati dan dengkiKu punya tangan dan kaki Tapi selalu berbuat kejiKu punya mulut dan gigiTapi selalu mencaci makiKu punya banyak harta Tapi selalu ria dan berpoya-poyaRabbi...Apakah Engkau masih mengampuni diri iniYang penuh dosa dan hinaMasihkah dapat ku perbaiki diriBagai bayi yang lahir kembaliBersih dan suci dari segala dosa iniRabbi...Engkau telah melimpahkan kenikmatan-Mu padakuNamun ku tak menunjukkan rasa terima kasih kuYang seimbang dengan nikmat-MuSaat Engkau memberikan cobaan padaku Ku terima cobaan-Mu...tanpa adanya kesabarankuTapi...Engkau tak menghilangkan nikmat-Mu ituSungguh maha besar kemurahan-MuRabbi...Ku bersujud di hadapan-MuKu mohon ampuni segala dosakuYa...Allah...Rabbul izzatiRabbi...Ighfirly...ampuni diriku ini...

(Karya: Rafi’atul ‘Aliah, M. Ag.Kepala MA MuhammadiyahKec. Gunung Meriah Kab. Aceh Singkil)

Page 57: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

57Santunan JULI 2010

Perhatikan tingginya citarasa seni Aceh masa lalu pada mimbar masjid ini. Inilah akar seni dekorasi floral Aceh, gaya ukiran asli Aceh ini telah menjadi milik Islam

dengan hilangnya unsur kearcaan Hindu dari konsep dan motif dekorasinya.

Kubah kecil pada mimbar Masjid Indrapurwa, gaya arsitektur dan dekorasinya bernuansa Hindu. Hal ini membuktikan keberhasilan Ulama Aceh memelihara budaya lokal dalam konstelasi Islam yang telah diterapkan kala itu. Sungguh suatu sikap dan cara memahami Islam yang sangat moderat!

Ukiran kaligrafi pada mimbar masjid ini memperlihatkan tahun pemindahan masjid ini dari lokasi semula (1276 H).

Konon Sultan Iskandar Muda membangun masjid ini di atas bekas reruntuhan candi, namun sayang lokasi itu telah

dikikis abrasi. Bangunan mesjid ini dipindahkan apa adanya ke lokasi baru yang berjarak sekitar 2 km dari lokasi semula.

Ini adalah Masjid Indrapurwa, salah satu dari tiga masjid yang dibangun Sultan Iskandar Muda di sekitar Banda Aceh, yaitu Masjid Raya Baiturrahman, Masjid Indrapurwa, dan Masjid Indrapuri.

Masjid ini takkan bisa anda saksikan lagi, telah musnah diterjang tsunami 26 Desember 2004 lalu.

MASJID INDRAPURWALambadeuk, Peukan Bada, Aceh Besar

Page 58: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota

58 Santunan JULI 2010

86 orang dari Unsur Kementerian Agama Aceh dan Ormas Islam Mengikuti Seleksi Calon Petugas Haji Embarkasi Banda Aceh Tahun 2010/1431 H di Asrama Haji

Banda Aceh, 16 Juni 2010.

Para Peserta Tes Calon Kepala Madrasah di lingkungan Kementerian Agama Provinsi Aceh, 10 Juni 2010

Menteri Agama Suryadharma Ali berbincang-bincang dengan Ketua Majelis Pertimbangan dan Pemberdayaan Pendidikan Agama (MP3A), KH Syukri Zarkasyi

sebelum membuka rapat koordinasi MP3A, di Jakarta, 18 Juni 2010

Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. A. Rahman TB, Lt. memberikan arahan mengenai Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Agama Provinsi Aceh, 2 Juni 2010

Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. A. Rahman TB, Lt. menerima peserta Diklat PIM IV dari Balai Diklat Kementerian Agama Medan yang melaksanakan Orientasi Lapangan di lingkungan Kementerian Agama Provinsi Aceh, 17 Juni 2010

Menko Kesra Agung Laksono,Menteri Agama Suryadharma Ali dan Menpan RB. EE. Mangindaan pada acara penandatanganan SKB Hari libur nasional dan cuti bersama untuk 2011, di Kantor Menko Kesra, Jakarta, 15 Juni 2010

Page 59: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota
Page 60: PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG … · PEDOMAN BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI KAN KEMENAG KAB/KOTA DAN KUA. I. Bimbingan Massal pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota