pedoman memahami bid'ah 2007.docx

Upload: wawan-eko-dewantoro

Post on 04-Jun-2018

231 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx

    1/27

    1

    PEDOMAN MEMAHAMI BIDAH

    Penyaji: Zaini Munir

    A. PENDAHULUAN.

    1. Kesempurnaan Ajaran Islam dan Perintah Mengikutinya.

    Firman Allah swt:

    1.

    ( . 3)Pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan

    Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai

    Islam itu jadi agama bagimu.

    .2: .

    -(3 /

    239(

  • 8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx

    2/27

  • 8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx

    3/27

  • 8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx

    4/27

    4

    Firman Allah swt:

    1.

    )/13 (

    Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang

    Telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang Telah kami

    wahyukan kepadamu dan apa yang Telah kami wasiatkan kepada

    Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah

    kamu berpecah belah tentangnya. amat berat bagi orang-orang

    musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah

    menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan

    memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali

    (kepada-Nya).

    2. {

    : ( } 63)Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya

    takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.

  • 8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx

    5/27

    5

    Sabda Nabi Muhammad saw:

    3.

    ) (.

    Tetaplah kalian kepada sunahku dan sunah khulafaurrasyidin yang

    diberi petunjuk setelahku dan berpegang teguhlah kalian

    kepadanya dan gigitlah dengan gigi geraham kalian, serta berhati-

    hatilah kalian terhadap bidah karena setiap yang diada -adakan itu

    bidah, sedangkan bidah itu sesat. ( HR. Abu Daud dan

    selainnya)

    4.

    (.

    )Sesungguhnya sebaik- baik perkataan adalah Kitab Allah (Al-

    Quran), dan sebaik -baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad

    shalallahu alaihi wasallam , dan sejahat-jahat perbuatan (dalam

    agama) ialah yang diada-adakan, dan setiap bidah (yang diada-

    adakan) itu adalah sesat. Dan setiap kesesatan masuk neraka. (HR.

    Nasa'i dan Muslim)

  • 8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx

    6/27

    6

    5.

    .

    Jauhilah oleh kalian ghuluw (berlebih-lebihan) dalam agamakarena sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum

    kalian adalah ghuluw dalam a gama. (HR. Ahmad, Nasai, Ibnu

    Majah dan Hakim dari Ibnu Abbas)

    6.) ( .

    "Barangsiapa mengerjakan perbuatan yang tidak ada perintah kami, makaia tertolak.

    7. (

    .)

    Sesungguhnya Allah swt menghalangi (tidak menerima) taubat

    orang yang berbuat bidah sehingga ia meninggalkan bidahnya.

    (HR. Thabrani dan ad- Dziya al -Maqdasi dan lainnya dengan

    sanad shahih dan dihasankan oleh al-Mundziri)

  • 8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx

    7/27

    7

    8.

    )

    12/122(

    Dari Hudzaifah ra. berkata: adalah kami duduk-duduk di samping

    Rasulullah saw. lalu ia bersabda: sesungguhnya aku tidak

    mengetahui apa yang akan terjadi pada kalian setelah aku

    meninggal, maka ikutilah oleh kalian pada orang-orang setelahku,

    beliau menunjuk pada Abu Bakar dan Umar. ( Sunan Tirmidzi)

    B. PENGERTIAN BIDAH

    1. Menurut Bahasa.

    )

    -(1 /62)

    Bidah adalah bentuk isim (kata benda) berasal dari fiil (kata

    kerja) ibtadaal amra yang berarti ia telah memulai suatu perkara

    dan mengadakannya/menciptakannya yang baru

    :

  • 8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx

    8/27

    8

    ) -1/104(

    Bidah ialah sesuatu yang diadakan, yang baru dengan tidak ada

    contoh yang mendahuluinya.

    Dari kata bidah , terbentuklah lafadz al- Badi sebagai

    salah satu nama Allah swt yang berarti Pencipta sesuatu yang

    sebelumnya tidak ada.

    Allah swt berfirman:

    : ( 117)

    Allah Pencipta (yang sebelumnya tidak ada) langit dan bumi, dan

    bila dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, Maka

    (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah!" lalu

    jadilah ia.

    Lafadz bidah juga digunakan oleh Allah swt untuk

    menjelaskan keberadaan Nabi Muhammad saw bahwa beliau

    bukanlah seorang bidan (orang yang tidak didahului Rasul

    sebelumnya)

    Allah swt berfirman :

    / [ 9]

  • 8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx

    9/27

    9

    Katakanlah: "Aku bukanlah Rasul yang pertama ( tidak ada

    sebelumku) di antara rasul-rasul

    Bidah dalam pengertian bahasa dibagi menjadi 2, bidah

    yang baik (hasanah) dan bidah yang buruk (sayyiah ). Jika ia

    sesuai dengan sunnah, maka itu yang baik tetapi jika bertentangan

    dengan sunnah maka itulah bidah yang buruk.

    Ibnu Rajab berkata, Adapun yang terdapat dalam perkataan

    ulama salaf yang menganggap baik sebagian bidah dimaksudkan

    bidah dalam pengertian bahasa, bukan dalam pengertian istilah. D i

    antaranya perkataan Umar tatkala memerintahkan kaum muslimin

    untuk melaksanakan shalat tarwih pada bulan Ramadlan di satu

    tempat dengan dipimpin seorang Imam, maka beliau berkata:

    Umar bin Khathab berkata:

    ] [

    2. Menurut Istilah

    a.

    Menurut Al- Jauhariy, bidah ialah:

    Sesuatu yang baru dalam agama sesudah sempurna.

    b. Menurut Al- Fairuzabadiy, bidah ialah:

  • 8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx

    10/27

  • 8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx

    11/27

    11

    e. Sebagian Ulama lagi mengatakan:

    Bidah ialah tambahan dalam agama atau pengurangan dari

    agama yang baru terjadi sesudah masa sahabat tanpa izin dari

    pembuat syariat, tidak dengan perkataan, perbuatan, terang -

    terangan dan tidak pula dengan isyarat. Jadi ia tidak mencakup

    urusan-urusan adat sama sekali, tetapi terbatas pada sebagian

    urusan Itiqad dan rupa -rupa ibadah.

    Dari tarif -tarif tersebut di atas dapat disimpulkan

    bahwa bidah itu sesuatu yang baru dalam agama, baik berupa

    itiqad maupun ibadah atau sesuatu yan g menyerupai ibadah,

    yang belum pernah ada atau belum pernah terjadi pada masa

    Nabi atau pada masa sahabat. Atau tambahan atau pengurangan

    dalam agama yang terjadi sesudah masa sahabat dengan tidakmendapat dukungan dari Allah atau Rasulullah, baik dukungan

    perkataan ataupun perbuatan, baik dukungan pernyataan

    ataupun isyarat. Bidah sama sekali tidak mencakup urusan

    adat. Ia hanya mencakup urusan itiqad dan ibadat.

    Dengan perkataan lain, bidah ialah:

  • 8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx

    12/27

    12

    . .

    Urusan agama yang pada masa Nabi dan pada masa sahabat tidak

    ada.

    Atau:

    Urusan agama yang tidak diajarkan oleh Nabi saw dan para

    sahabatnya

    Atau:

    Urusan agama yang tidak ditunjukkan oleh dalil syara, baik

    dari Al-Kitab, dari As-Sunnah ataupun dari hasil ijtihad para

    sahabat.

    C. UNSUR- UNSUR BIDAH

    Suatu perkara dikatakan bidah jika terhimpun di dalamnya 3 unsur, yakni:

    1. Al-ihdats sesuatu yang baru

  • 8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx

    13/27

    13

    Yang dimaksud dengan al-ihdats adalah mendatangkan, membuat-

    buat sesuatu yang baru yang tidak ada contoh sebelumnya.

    Rasulullah saw bersabda.

    (.

    )

    2. Sesuatu yang baru itu disandarkan pada ad-din (agama)

    Rasulullah saw:

    ) -(2 /959(

    "Barangsiapa mengada-adakan suatu perkara dalam urusan

    (agama) kami ini yang sebelumnya belum pernah ada,

    maka ia tertolak.

    Yang dimaksud dengan amruna (urusan kami) dalam Hadist

    di atas adalah amru ad-din (urusan agama) dan syariatnya, sesuai

    dengan tugas diutusnya Rasulullah saw. Jadi, suatu perkara

    dikatakan bidah jika sesuatu yang baru tersebut disandarkan

    kepada syariat dan dihubungkan dengan ad-din (agama) dalam

    salah satu sisinya. Makna tersebut bisa tercapai bila mengandung

    salah satu dari tiga unsur berikut ini. Pertama, perkara tersebut

    dilakukan dalam rangka taabbudi (beribadah) dan taqarrub

    (mendekatkan diri) kepada Allah dengan sesuatu yang tidak

    disyariatkan. Kedua , perkara tersebut keluar/ menentang (aturan)

    agama . Ketiga , perkara tersebut juga mencakup segala hal yang

    dapat menggiring kepada terciptanya bidah baru.

  • 8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx

    14/27

    14

    Maka, hal-hal yang baru dalam masalah-masalah materi dan

    perkara-perkara dunia yang tidak menjadi tugas terutusnya

    Rasulullah saw, tidak termasuk bidah.

    Dalam hal ini beliau mengatakan:

    ) -(

    41 /494(

    Kamu sekalian lebih mengetahui tentang urusan dunia kalian.

    Begitu juga perbuatan-perbuatan maksiyat dan kemungkaran-

    kemungkaran yang baru, yang belum pernah terjadi pada masa

    dahulu, bukan dikatakan bidah, kecuali jika ia dilakukan dengan

    tujuan atau cara yang menyerupai taqarrub kepada Allah swt atau

    ketika melakukannya bisa menyebabkan adanya anggapan bahwahal itu termasuk bagian agama.

    3. Hal yang baru tersebut tidak berlandaskan syariat, baik secara khusus

    maupun umum.

    Rasulullah saw bersabda:

    . ) ("Barangsiapa mengerjakan perbuatan yang tidak kami perintahkan

    (dalam agama), maka ia tertolak

    Dengan batasan ini maka tidak termasuk dalam pengertian bidah

    hal-hal baru yang berhubungan dengan agama yang mempunyai

    landasan syari yang umum ataupun yang khusus. Landasan syari

    yang umum adalah hal-hal yang ditetapkan melalui al-mashalih al-

  • 8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx

    15/27

  • 8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx

    16/27

    16

    Jika Rasulullah meninggalkan suatu ibadah, padahal faktor dan sebab

    yang menuntut adanya pelaksanaan itu ada dan faktor penghalangnya

    tidak ada , maka melaksanakan ibadah itu adalah bidah. Seperti

    mengumandangkan adzan untuk shalat Tarwih.

    4.

    Semua ibadah yang tidak dilakukan oleh As-Salaf Ash-Shalih darikalangan sahabat, maka mela kukan perbuatan tersebut adalah bidah.

    5. Semua ibadah yang bertentangan dengan kaidah-kaidah dan tujuan-

    tujuan syariat adalah bidah.

    6.

    Semua taqarrub kepada Allah dengan adat kebiasaan atau muamalah dari

    sisi yang tidak dianggap (tidak diakui) oleh syariat adalah bidah

    7. Setiap taqarrub kepada Allah dengan cara melakukan sesuatu yang

    dilarang oleh Allah adalah bidah.

    8.

    Setiap ibadah yang dibatasi dalam syariat, maka merubah tata cara

    (batasan) ini adalah bidah.

  • 8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx

    17/27

    17

    9.

    Setiap ibadah muthlaq yang tetap dalam syariat dengan dalil umum,

    maka membatasi kemuthlaqan ibadah ini dengan waktu atau tempat

    tertentu sehingga menimbulkan anggapan bahwa pembatasan inilah yang

    dimaksud dalam syariat tanpa ada dalil umum yang menunjukkan

    pembatasan ini, maka termasuk bidah.

    10.

    Ghuluww (berlebih-lebihan) dalam ibadah dengan menambah di atas

    batasan yang telah ditentukan atau tasyaddud (mempersulit diri) serta

    tanaththu (memberatkan diri) dalam pelaksanaan ibadah tersebut adalah

    bidah.

    2. Keluar menentang aturan agama.

    Hal ini meliputi beberapa kaidah berikut ini:

    1.

  • 8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx

    18/27

    18

    Setiap keyakinan, pendapat atau ilmu yang menentang nusush (Al-Kitab

    dan As- Sunnah) atau berlawanan dengan ijma salaful ummah maka itu

    semua adalah bidah.

    2.

    Keyakinan yang tidak ada dalam Al-Kitab dan As-Sunnah serta tidak

    didapatkan dari sahabat adalah bidah.

    3.

    Mewajibkan manusia untuk melakukan suatu adat dan muamalat serta

    menjadikan hal itu seperti syariat yang tidak boleh ditentang dan

    agama yang tidak boleh dibantah adalah bidah.

    4.

    Keluar menentang aturan-aturan agama, dan merubah sanksi-sanksi

    syari yang sudah ditentukan batasannya adalah bidah.

    5.

  • 8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx

    19/27

    19

    Menyerupai orang-orang kafir dalam hal yang khusus bagi mereka,

    baik berupa ibadah, adat, atau keduanya adalah bidah.

    6.

    Melakukan sesuatu dari amalan-amalan jahiliyyah yang tidak

    disyariatkan di dalam Islam adalah bidah.

    3. Peluang- peluang yang menggiring ke arah bidah

    Hal ini meliputi beberapa kaidah-kaidah berikut ini:

    1 .

    Bila mengerjakan sesuatu yang dituntut secara syariat, tetapi dengan

    cara yang dapat menimbulkan anggapan yang berbeda dengan

    keadaan sebenarnya maka hal itu termasuk bidah.

    2 .

    Bila suatu pekerjaan menurut syariat hukumnya jaiz (mubah), tetapi ia

    diyakini hukumnya sunnah atau wajib menurut syariat, maka ia

    termasuk bidah.

    3.

  • 8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx

    20/27

    20

    ,

    Bila perbuatan maksiat dilakukan oleh ulama yang menjadi panutan

    dengan cara khusus, yang pada akhirnya orang-orang awam meyakini

    bahwa perbuatan maksiat ini termasuk bagian agama, maka hal seperti

    itu dikelompokkan dalam bidah.

    4.

    ,

    ,

    Bila perbuatan maksiat dilakukan oleh orang-orang awam sehingga

    mewabah dan tersebar di antara mereka sedangkan para ulama yang

    menjadi panutan tidak mengingkarinya, sehingga hal itu menimbulkan

    keyakinan orang awam bahwa perbuatan maksiat ini tidak apa-apa

    maka ini digolongkan bidah.

    5.

    ,Segala sesuatu yang terjadi dan timbul akibat pelaksanaan bidah

    muhdatsah di dalam agama, seperti melakukan beberapa hal yang

    sifatnya ibadah atau adat istiadat, maka itu semua dikelompokkan juga

    dalam bidah, sebab sesuatu yang dibangun di atas muhdats adalah

    muhdats juga.

  • 8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx

    21/27

    21

    6. MACAM- MACAM BIDAH

    a. Ditinjau dari segi bahaya bagi pelakunya, bidah terbagi menjadi 2macam yaitu: bid ah Mukaffirah dan bidah Mufassiqah

    Bidah Mukaffirah ialah bidah yang dapat menyebabkan

    pelakunya terjerumus ke dalam kekufuran sehingga ia menjadi

    kafir karenanya, seperti:

    1) Melakukan thawaf di sekeliling kubur dengan tujuan

    mendekatkan diri kepada penghuninya.

    2) Bernadzar, berdoa dan meminta pertolongan kepada sesuatu

    yang diyakini memiliki kekuatan-kekutan ghaib, seperti Nyi

    Roro Kidul, Dewi Sri, dan lain-lain.

    3) Memiliki keyakinan-keyakinan yang menyimpang, seperti

    keyakianan adanya nabi setelah Nabi Muhammad saw,

    keyakinan relativitas kebenaran al- Quran, dan lain -lain.

    4) Meyakini bahwa Islam bukanlah satu-satunya agama yang

    benar, tetapi agama selain Islam pun benar adanya (paham

    pluralism agama).

    Sedangkan bidah Mufassiqah ialah bidah yang dapat

    menyebabkan pelakunya terjerumus ke dalam kefasikan, sehingga

    ia terkena dosa, namun tetap dalam keislaman, seperti:

    1) Membangun rumah- rumah di kuburan untuk tempat berdoa

    kepada Allah.

    2) Membuat tata-cara tertentu dalam beribadah seperti tahlilan,

    yasinan, shalawatan, manaqiban, dan lain-lain

    3) Hidup membujang dengan tujuan agar lebih dekat kepada

    Allah swt.

  • 8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx

    22/27

  • 8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx

    23/27

    23

    2) Shalat Nishfu Syaban , yaitu shalat 100 rakaat pada malam tanggal lima

    bulan Syaba n, dengan cara-cara tertentu.

    3) Menetapkan Rabo terakhir bulan Shafar agar dilakukan Shalat Sunat

    setelah Dzuhur dan dianjurkan para jamaah membawa air untuk tolak bala.

    4) Mengumandangkan adzan dan iqamat untuk mayit sehabis dikubur untuk

    adzan untuk calon jamaah haji yang akan berangkat ke tanah suci.

    5) Mentalqin orang yang sudah meninggal dunia.

    6) Berdzikir sampai tak sadarkan diri ( sakran fidz dzikri )

    c. Ditinjau dari segi perwujudannya, bidah dibagi 2 yaitu: Bidah Filiyah dan

    Bidah Tarkiyah

    Bidah Filiyah ialah bidah dalam wujud mengerjakan sesuatu, baik

    berupa pekerjaan, tindakan maupun ucapan., seperti:

    1) Membaca shalawat sebelum mengumandangkan adzan

    2) Membaca surat an-nas, al-falaq, al-ikhlas sebelum mendirikan shalat.

    3) Melafadzkan niat dalam berwudlu, sh alat, dan berpuasa.

    4) Menyelenggarakan upacara tahlilan, kirim pahala bagi si mayit.

    Bidah Tarkiyah ialah bidah dalam wujud meninggalkan sesuatu

    seperti:

    1) Meninggalkan keramaian (bertapa) untuk bersemedi di gunung-gunung

    2) Berpantang makanan tertentu yang didasari oleh keyakinan yang

    keliru.

  • 8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx

    24/27

    24

    Termasuk Bidah Tarkiyah juga adalah bidah yang terjadi karena

    meninggalkan sesuatu yang dihalalkan dengan alasan yang tidak dapat

    dibenarkan, atau tanpa alasan sama sekali, seperti meninggalkan makan

    daging kambing dan meninggalkan minum air yang bergula karena ingin

    mendapat pahala dari meninggalkannya. Tetapi kalau meninggalkan Nikah

    karena khawatir akan menyengsarakan orang yang akan dinikahi,

    meninggalkan makan daging kambing karena khawatir darah tingginya akan

    kambuh dan meninggalkan minum air bergula karena khawatir kencing

    manisnya akan parah, maka meninggalkannya tidak termasuk bidah.

    d. Ditinjau dari segi ajarannya, bidah dibagi dua yaitu: Bidah itiqadiyah dan

    Bidah Amaliyah

    Bidah Itiqadiyah ialah bidah yang berupa ajaran -ajaran yang bersifat

    aqidah/keyakinan, seperti:

    1) Faham yang membenarkan semua agama dan pemeluk-pemeluk agama

    non Islam dapat masuk Surga (Pluralisme Agama)

    2) Faham yang memisahkan ajaran Allah dalam kehidupan manusia

    (Sekularisme)

    3) Kepercayaan bahwa Tuhan itu berjism.

    4) Kepercayaan bahwa Tuhan itu menyerupai makhluk.

    5) Kepercayaan bahwa Tuhan itu tidak mempunyai kebebasan penuh dalam

    berbuat.

    Bidah Amaliyah ialah bidah yang berupa ajaran -ajaran yang bersifat

    amaliah badaniyah. seperti:

    1) Puasa Mutih dan puasa ngrowot.

  • 8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx

    25/27

    25

    2) Menggerak- gerakkan kepala dengan tujuan taabbudi ketika membaca

    kalimah thayyibah

    3) Menyelenggarakan acara-acara manaqiban, barzanji, yasinan, dan lain-

    lain.

    4) Menentukan bacaan-bacaan khusus secara bersama-sama disela-sela shalat

    tarwih.

    5) Mengirimkan bacaan al-fatihah untuk orang-orang telah meninggal dunia.

    e. Ditinjau dari segi teknis pelaksanaannya, bidah dibagi menjadi 3 macam,

    yaitu:

    Bidah Zamaniyah, Bidah Makaniyah dan Bidah Haliyah

    Bidah Zamaniyah ialah bidah yang dikaitkan dengan waktu -waktu

    tertentu seperti:

    1) Mengadakan perayaan-perayaan pada hari Maulid.

    2) Mengadakan selamatan-selamatan sehabis panen.

    3) Mengadakan selamatan- selamatan di akhir bulan Syaban.

    4) Mengadakan tahlilan setiap malam jumat k liwon.

    Bidah Makaniyah ialah bidah yang dikaitkan dengan tempat -tempattertentu seperti:

    1) Membangun cungkuk di atas kubur.

    2) Mengadakan selamatan di atas kubur orang yang dipandang keramat.

    3) Tidur di atas kubur seraya memohon sesuatu kepada yang dikubur.

    4) Membaca al- Quran di tempat -tempat yang dianggap keramat.

  • 8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx

    26/27

    26

    Bidah Haliyah ialah bidah yang dikaitkan dengan peristiwa -

    peristiwa/kondisi-kondisi tertentu, seperti:

    1) Mengadakan upacara-upacara karena lahirnya seorang bayi.

    2) Mengadakan upacara-upacara karena matinya seorang anggota keluarga.

    3) Mengadakan upacara selamatan gerhana bulan/matahari.

    4) Ramai-ramai berdzikir waktu mengantar jenazah

    5) Meniru-niru orang kafir dalam merayakan agama mereka.

    Sumber Rujukan:

    1. Al-Quranul Karim

    2.

    Kitab-Kitab hadits

    3. Kaidah memahami bidah. Oleh: Muhammad bin Husain Al Jizani

    4. Makalah Pesantren Ramadlan. Oleh Drs. A. Daelan.

    5. Al-Bida wal Muhkalifat fil hajji. Oleh: Abdul Muhsin bin Muhammad

    Samih, dkk.

    6. As- Sunan wal Mubtadiat.

  • 8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx

    27/27