pedoman memahami bid'ah 2007.docx
TRANSCRIPT
-
8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx
1/27
1
PEDOMAN MEMAHAMI BIDAH
Penyaji: Zaini Munir
A. PENDAHULUAN.
1. Kesempurnaan Ajaran Islam dan Perintah Mengikutinya.
Firman Allah swt:
1.
( . 3)Pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan
Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai
Islam itu jadi agama bagimu.
.2: .
-(3 /
239(
-
8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx
2/27
-
8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx
3/27
-
8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx
4/27
4
Firman Allah swt:
1.
)/13 (
Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang
Telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang Telah kami
wahyukan kepadamu dan apa yang Telah kami wasiatkan kepada
Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah
kamu berpecah belah tentangnya. amat berat bagi orang-orang
musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah
menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan
memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali
(kepada-Nya).
2. {
: ( } 63)Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya
takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.
-
8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx
5/27
5
Sabda Nabi Muhammad saw:
3.
) (.
Tetaplah kalian kepada sunahku dan sunah khulafaurrasyidin yang
diberi petunjuk setelahku dan berpegang teguhlah kalian
kepadanya dan gigitlah dengan gigi geraham kalian, serta berhati-
hatilah kalian terhadap bidah karena setiap yang diada -adakan itu
bidah, sedangkan bidah itu sesat. ( HR. Abu Daud dan
selainnya)
4.
(.
)Sesungguhnya sebaik- baik perkataan adalah Kitab Allah (Al-
Quran), dan sebaik -baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad
shalallahu alaihi wasallam , dan sejahat-jahat perbuatan (dalam
agama) ialah yang diada-adakan, dan setiap bidah (yang diada-
adakan) itu adalah sesat. Dan setiap kesesatan masuk neraka. (HR.
Nasa'i dan Muslim)
-
8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx
6/27
6
5.
.
Jauhilah oleh kalian ghuluw (berlebih-lebihan) dalam agamakarena sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum
kalian adalah ghuluw dalam a gama. (HR. Ahmad, Nasai, Ibnu
Majah dan Hakim dari Ibnu Abbas)
6.) ( .
"Barangsiapa mengerjakan perbuatan yang tidak ada perintah kami, makaia tertolak.
7. (
.)
Sesungguhnya Allah swt menghalangi (tidak menerima) taubat
orang yang berbuat bidah sehingga ia meninggalkan bidahnya.
(HR. Thabrani dan ad- Dziya al -Maqdasi dan lainnya dengan
sanad shahih dan dihasankan oleh al-Mundziri)
-
8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx
7/27
7
8.
)
12/122(
Dari Hudzaifah ra. berkata: adalah kami duduk-duduk di samping
Rasulullah saw. lalu ia bersabda: sesungguhnya aku tidak
mengetahui apa yang akan terjadi pada kalian setelah aku
meninggal, maka ikutilah oleh kalian pada orang-orang setelahku,
beliau menunjuk pada Abu Bakar dan Umar. ( Sunan Tirmidzi)
B. PENGERTIAN BIDAH
1. Menurut Bahasa.
)
-(1 /62)
Bidah adalah bentuk isim (kata benda) berasal dari fiil (kata
kerja) ibtadaal amra yang berarti ia telah memulai suatu perkara
dan mengadakannya/menciptakannya yang baru
:
-
8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx
8/27
8
) -1/104(
Bidah ialah sesuatu yang diadakan, yang baru dengan tidak ada
contoh yang mendahuluinya.
Dari kata bidah , terbentuklah lafadz al- Badi sebagai
salah satu nama Allah swt yang berarti Pencipta sesuatu yang
sebelumnya tidak ada.
Allah swt berfirman:
: ( 117)
Allah Pencipta (yang sebelumnya tidak ada) langit dan bumi, dan
bila dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, Maka
(cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah!" lalu
jadilah ia.
Lafadz bidah juga digunakan oleh Allah swt untuk
menjelaskan keberadaan Nabi Muhammad saw bahwa beliau
bukanlah seorang bidan (orang yang tidak didahului Rasul
sebelumnya)
Allah swt berfirman :
/ [ 9]
-
8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx
9/27
9
Katakanlah: "Aku bukanlah Rasul yang pertama ( tidak ada
sebelumku) di antara rasul-rasul
Bidah dalam pengertian bahasa dibagi menjadi 2, bidah
yang baik (hasanah) dan bidah yang buruk (sayyiah ). Jika ia
sesuai dengan sunnah, maka itu yang baik tetapi jika bertentangan
dengan sunnah maka itulah bidah yang buruk.
Ibnu Rajab berkata, Adapun yang terdapat dalam perkataan
ulama salaf yang menganggap baik sebagian bidah dimaksudkan
bidah dalam pengertian bahasa, bukan dalam pengertian istilah. D i
antaranya perkataan Umar tatkala memerintahkan kaum muslimin
untuk melaksanakan shalat tarwih pada bulan Ramadlan di satu
tempat dengan dipimpin seorang Imam, maka beliau berkata:
Umar bin Khathab berkata:
] [
2. Menurut Istilah
a.
Menurut Al- Jauhariy, bidah ialah:
Sesuatu yang baru dalam agama sesudah sempurna.
b. Menurut Al- Fairuzabadiy, bidah ialah:
-
8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx
10/27
-
8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx
11/27
11
e. Sebagian Ulama lagi mengatakan:
Bidah ialah tambahan dalam agama atau pengurangan dari
agama yang baru terjadi sesudah masa sahabat tanpa izin dari
pembuat syariat, tidak dengan perkataan, perbuatan, terang -
terangan dan tidak pula dengan isyarat. Jadi ia tidak mencakup
urusan-urusan adat sama sekali, tetapi terbatas pada sebagian
urusan Itiqad dan rupa -rupa ibadah.
Dari tarif -tarif tersebut di atas dapat disimpulkan
bahwa bidah itu sesuatu yang baru dalam agama, baik berupa
itiqad maupun ibadah atau sesuatu yan g menyerupai ibadah,
yang belum pernah ada atau belum pernah terjadi pada masa
Nabi atau pada masa sahabat. Atau tambahan atau pengurangan
dalam agama yang terjadi sesudah masa sahabat dengan tidakmendapat dukungan dari Allah atau Rasulullah, baik dukungan
perkataan ataupun perbuatan, baik dukungan pernyataan
ataupun isyarat. Bidah sama sekali tidak mencakup urusan
adat. Ia hanya mencakup urusan itiqad dan ibadat.
Dengan perkataan lain, bidah ialah:
-
8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx
12/27
12
. .
Urusan agama yang pada masa Nabi dan pada masa sahabat tidak
ada.
Atau:
Urusan agama yang tidak diajarkan oleh Nabi saw dan para
sahabatnya
Atau:
Urusan agama yang tidak ditunjukkan oleh dalil syara, baik
dari Al-Kitab, dari As-Sunnah ataupun dari hasil ijtihad para
sahabat.
C. UNSUR- UNSUR BIDAH
Suatu perkara dikatakan bidah jika terhimpun di dalamnya 3 unsur, yakni:
1. Al-ihdats sesuatu yang baru
-
8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx
13/27
13
Yang dimaksud dengan al-ihdats adalah mendatangkan, membuat-
buat sesuatu yang baru yang tidak ada contoh sebelumnya.
Rasulullah saw bersabda.
(.
)
2. Sesuatu yang baru itu disandarkan pada ad-din (agama)
Rasulullah saw:
) -(2 /959(
"Barangsiapa mengada-adakan suatu perkara dalam urusan
(agama) kami ini yang sebelumnya belum pernah ada,
maka ia tertolak.
Yang dimaksud dengan amruna (urusan kami) dalam Hadist
di atas adalah amru ad-din (urusan agama) dan syariatnya, sesuai
dengan tugas diutusnya Rasulullah saw. Jadi, suatu perkara
dikatakan bidah jika sesuatu yang baru tersebut disandarkan
kepada syariat dan dihubungkan dengan ad-din (agama) dalam
salah satu sisinya. Makna tersebut bisa tercapai bila mengandung
salah satu dari tiga unsur berikut ini. Pertama, perkara tersebut
dilakukan dalam rangka taabbudi (beribadah) dan taqarrub
(mendekatkan diri) kepada Allah dengan sesuatu yang tidak
disyariatkan. Kedua , perkara tersebut keluar/ menentang (aturan)
agama . Ketiga , perkara tersebut juga mencakup segala hal yang
dapat menggiring kepada terciptanya bidah baru.
-
8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx
14/27
14
Maka, hal-hal yang baru dalam masalah-masalah materi dan
perkara-perkara dunia yang tidak menjadi tugas terutusnya
Rasulullah saw, tidak termasuk bidah.
Dalam hal ini beliau mengatakan:
) -(
41 /494(
Kamu sekalian lebih mengetahui tentang urusan dunia kalian.
Begitu juga perbuatan-perbuatan maksiyat dan kemungkaran-
kemungkaran yang baru, yang belum pernah terjadi pada masa
dahulu, bukan dikatakan bidah, kecuali jika ia dilakukan dengan
tujuan atau cara yang menyerupai taqarrub kepada Allah swt atau
ketika melakukannya bisa menyebabkan adanya anggapan bahwahal itu termasuk bagian agama.
3. Hal yang baru tersebut tidak berlandaskan syariat, baik secara khusus
maupun umum.
Rasulullah saw bersabda:
. ) ("Barangsiapa mengerjakan perbuatan yang tidak kami perintahkan
(dalam agama), maka ia tertolak
Dengan batasan ini maka tidak termasuk dalam pengertian bidah
hal-hal baru yang berhubungan dengan agama yang mempunyai
landasan syari yang umum ataupun yang khusus. Landasan syari
yang umum adalah hal-hal yang ditetapkan melalui al-mashalih al-
-
8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx
15/27
-
8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx
16/27
16
Jika Rasulullah meninggalkan suatu ibadah, padahal faktor dan sebab
yang menuntut adanya pelaksanaan itu ada dan faktor penghalangnya
tidak ada , maka melaksanakan ibadah itu adalah bidah. Seperti
mengumandangkan adzan untuk shalat Tarwih.
4.
Semua ibadah yang tidak dilakukan oleh As-Salaf Ash-Shalih darikalangan sahabat, maka mela kukan perbuatan tersebut adalah bidah.
5. Semua ibadah yang bertentangan dengan kaidah-kaidah dan tujuan-
tujuan syariat adalah bidah.
6.
Semua taqarrub kepada Allah dengan adat kebiasaan atau muamalah dari
sisi yang tidak dianggap (tidak diakui) oleh syariat adalah bidah
7. Setiap taqarrub kepada Allah dengan cara melakukan sesuatu yang
dilarang oleh Allah adalah bidah.
8.
Setiap ibadah yang dibatasi dalam syariat, maka merubah tata cara
(batasan) ini adalah bidah.
-
8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx
17/27
17
9.
Setiap ibadah muthlaq yang tetap dalam syariat dengan dalil umum,
maka membatasi kemuthlaqan ibadah ini dengan waktu atau tempat
tertentu sehingga menimbulkan anggapan bahwa pembatasan inilah yang
dimaksud dalam syariat tanpa ada dalil umum yang menunjukkan
pembatasan ini, maka termasuk bidah.
10.
Ghuluww (berlebih-lebihan) dalam ibadah dengan menambah di atas
batasan yang telah ditentukan atau tasyaddud (mempersulit diri) serta
tanaththu (memberatkan diri) dalam pelaksanaan ibadah tersebut adalah
bidah.
2. Keluar menentang aturan agama.
Hal ini meliputi beberapa kaidah berikut ini:
1.
-
8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx
18/27
18
Setiap keyakinan, pendapat atau ilmu yang menentang nusush (Al-Kitab
dan As- Sunnah) atau berlawanan dengan ijma salaful ummah maka itu
semua adalah bidah.
2.
Keyakinan yang tidak ada dalam Al-Kitab dan As-Sunnah serta tidak
didapatkan dari sahabat adalah bidah.
3.
Mewajibkan manusia untuk melakukan suatu adat dan muamalat serta
menjadikan hal itu seperti syariat yang tidak boleh ditentang dan
agama yang tidak boleh dibantah adalah bidah.
4.
Keluar menentang aturan-aturan agama, dan merubah sanksi-sanksi
syari yang sudah ditentukan batasannya adalah bidah.
5.
-
8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx
19/27
19
Menyerupai orang-orang kafir dalam hal yang khusus bagi mereka,
baik berupa ibadah, adat, atau keduanya adalah bidah.
6.
Melakukan sesuatu dari amalan-amalan jahiliyyah yang tidak
disyariatkan di dalam Islam adalah bidah.
3. Peluang- peluang yang menggiring ke arah bidah
Hal ini meliputi beberapa kaidah-kaidah berikut ini:
1 .
Bila mengerjakan sesuatu yang dituntut secara syariat, tetapi dengan
cara yang dapat menimbulkan anggapan yang berbeda dengan
keadaan sebenarnya maka hal itu termasuk bidah.
2 .
Bila suatu pekerjaan menurut syariat hukumnya jaiz (mubah), tetapi ia
diyakini hukumnya sunnah atau wajib menurut syariat, maka ia
termasuk bidah.
3.
-
8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx
20/27
20
,
Bila perbuatan maksiat dilakukan oleh ulama yang menjadi panutan
dengan cara khusus, yang pada akhirnya orang-orang awam meyakini
bahwa perbuatan maksiat ini termasuk bagian agama, maka hal seperti
itu dikelompokkan dalam bidah.
4.
,
,
Bila perbuatan maksiat dilakukan oleh orang-orang awam sehingga
mewabah dan tersebar di antara mereka sedangkan para ulama yang
menjadi panutan tidak mengingkarinya, sehingga hal itu menimbulkan
keyakinan orang awam bahwa perbuatan maksiat ini tidak apa-apa
maka ini digolongkan bidah.
5.
,Segala sesuatu yang terjadi dan timbul akibat pelaksanaan bidah
muhdatsah di dalam agama, seperti melakukan beberapa hal yang
sifatnya ibadah atau adat istiadat, maka itu semua dikelompokkan juga
dalam bidah, sebab sesuatu yang dibangun di atas muhdats adalah
muhdats juga.
-
8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx
21/27
21
6. MACAM- MACAM BIDAH
a. Ditinjau dari segi bahaya bagi pelakunya, bidah terbagi menjadi 2macam yaitu: bid ah Mukaffirah dan bidah Mufassiqah
Bidah Mukaffirah ialah bidah yang dapat menyebabkan
pelakunya terjerumus ke dalam kekufuran sehingga ia menjadi
kafir karenanya, seperti:
1) Melakukan thawaf di sekeliling kubur dengan tujuan
mendekatkan diri kepada penghuninya.
2) Bernadzar, berdoa dan meminta pertolongan kepada sesuatu
yang diyakini memiliki kekuatan-kekutan ghaib, seperti Nyi
Roro Kidul, Dewi Sri, dan lain-lain.
3) Memiliki keyakinan-keyakinan yang menyimpang, seperti
keyakianan adanya nabi setelah Nabi Muhammad saw,
keyakinan relativitas kebenaran al- Quran, dan lain -lain.
4) Meyakini bahwa Islam bukanlah satu-satunya agama yang
benar, tetapi agama selain Islam pun benar adanya (paham
pluralism agama).
Sedangkan bidah Mufassiqah ialah bidah yang dapat
menyebabkan pelakunya terjerumus ke dalam kefasikan, sehingga
ia terkena dosa, namun tetap dalam keislaman, seperti:
1) Membangun rumah- rumah di kuburan untuk tempat berdoa
kepada Allah.
2) Membuat tata-cara tertentu dalam beribadah seperti tahlilan,
yasinan, shalawatan, manaqiban, dan lain-lain
3) Hidup membujang dengan tujuan agar lebih dekat kepada
Allah swt.
-
8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx
22/27
-
8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx
23/27
23
2) Shalat Nishfu Syaban , yaitu shalat 100 rakaat pada malam tanggal lima
bulan Syaba n, dengan cara-cara tertentu.
3) Menetapkan Rabo terakhir bulan Shafar agar dilakukan Shalat Sunat
setelah Dzuhur dan dianjurkan para jamaah membawa air untuk tolak bala.
4) Mengumandangkan adzan dan iqamat untuk mayit sehabis dikubur untuk
adzan untuk calon jamaah haji yang akan berangkat ke tanah suci.
5) Mentalqin orang yang sudah meninggal dunia.
6) Berdzikir sampai tak sadarkan diri ( sakran fidz dzikri )
c. Ditinjau dari segi perwujudannya, bidah dibagi 2 yaitu: Bidah Filiyah dan
Bidah Tarkiyah
Bidah Filiyah ialah bidah dalam wujud mengerjakan sesuatu, baik
berupa pekerjaan, tindakan maupun ucapan., seperti:
1) Membaca shalawat sebelum mengumandangkan adzan
2) Membaca surat an-nas, al-falaq, al-ikhlas sebelum mendirikan shalat.
3) Melafadzkan niat dalam berwudlu, sh alat, dan berpuasa.
4) Menyelenggarakan upacara tahlilan, kirim pahala bagi si mayit.
Bidah Tarkiyah ialah bidah dalam wujud meninggalkan sesuatu
seperti:
1) Meninggalkan keramaian (bertapa) untuk bersemedi di gunung-gunung
2) Berpantang makanan tertentu yang didasari oleh keyakinan yang
keliru.
-
8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx
24/27
24
Termasuk Bidah Tarkiyah juga adalah bidah yang terjadi karena
meninggalkan sesuatu yang dihalalkan dengan alasan yang tidak dapat
dibenarkan, atau tanpa alasan sama sekali, seperti meninggalkan makan
daging kambing dan meninggalkan minum air yang bergula karena ingin
mendapat pahala dari meninggalkannya. Tetapi kalau meninggalkan Nikah
karena khawatir akan menyengsarakan orang yang akan dinikahi,
meninggalkan makan daging kambing karena khawatir darah tingginya akan
kambuh dan meninggalkan minum air bergula karena khawatir kencing
manisnya akan parah, maka meninggalkannya tidak termasuk bidah.
d. Ditinjau dari segi ajarannya, bidah dibagi dua yaitu: Bidah itiqadiyah dan
Bidah Amaliyah
Bidah Itiqadiyah ialah bidah yang berupa ajaran -ajaran yang bersifat
aqidah/keyakinan, seperti:
1) Faham yang membenarkan semua agama dan pemeluk-pemeluk agama
non Islam dapat masuk Surga (Pluralisme Agama)
2) Faham yang memisahkan ajaran Allah dalam kehidupan manusia
(Sekularisme)
3) Kepercayaan bahwa Tuhan itu berjism.
4) Kepercayaan bahwa Tuhan itu menyerupai makhluk.
5) Kepercayaan bahwa Tuhan itu tidak mempunyai kebebasan penuh dalam
berbuat.
Bidah Amaliyah ialah bidah yang berupa ajaran -ajaran yang bersifat
amaliah badaniyah. seperti:
1) Puasa Mutih dan puasa ngrowot.
-
8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx
25/27
25
2) Menggerak- gerakkan kepala dengan tujuan taabbudi ketika membaca
kalimah thayyibah
3) Menyelenggarakan acara-acara manaqiban, barzanji, yasinan, dan lain-
lain.
4) Menentukan bacaan-bacaan khusus secara bersama-sama disela-sela shalat
tarwih.
5) Mengirimkan bacaan al-fatihah untuk orang-orang telah meninggal dunia.
e. Ditinjau dari segi teknis pelaksanaannya, bidah dibagi menjadi 3 macam,
yaitu:
Bidah Zamaniyah, Bidah Makaniyah dan Bidah Haliyah
Bidah Zamaniyah ialah bidah yang dikaitkan dengan waktu -waktu
tertentu seperti:
1) Mengadakan perayaan-perayaan pada hari Maulid.
2) Mengadakan selamatan-selamatan sehabis panen.
3) Mengadakan selamatan- selamatan di akhir bulan Syaban.
4) Mengadakan tahlilan setiap malam jumat k liwon.
Bidah Makaniyah ialah bidah yang dikaitkan dengan tempat -tempattertentu seperti:
1) Membangun cungkuk di atas kubur.
2) Mengadakan selamatan di atas kubur orang yang dipandang keramat.
3) Tidur di atas kubur seraya memohon sesuatu kepada yang dikubur.
4) Membaca al- Quran di tempat -tempat yang dianggap keramat.
-
8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx
26/27
26
Bidah Haliyah ialah bidah yang dikaitkan dengan peristiwa -
peristiwa/kondisi-kondisi tertentu, seperti:
1) Mengadakan upacara-upacara karena lahirnya seorang bayi.
2) Mengadakan upacara-upacara karena matinya seorang anggota keluarga.
3) Mengadakan upacara selamatan gerhana bulan/matahari.
4) Ramai-ramai berdzikir waktu mengantar jenazah
5) Meniru-niru orang kafir dalam merayakan agama mereka.
Sumber Rujukan:
1. Al-Quranul Karim
2.
Kitab-Kitab hadits
3. Kaidah memahami bidah. Oleh: Muhammad bin Husain Al Jizani
4. Makalah Pesantren Ramadlan. Oleh Drs. A. Daelan.
5. Al-Bida wal Muhkalifat fil hajji. Oleh: Abdul Muhsin bin Muhammad
Samih, dkk.
6. As- Sunan wal Mubtadiat.
-
8/14/2019 PEDOMAN MEMAHAMI BID'AH 2007.docx
27/27