pedoman pelaksanaan bp3k -...
TRANSCRIPT
PEDOMAN PELAKSANAAN
PENINGKATAN KAPASITAS
BP3K
PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya
akhirnya Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas Balai
Penyuluhan Kecamatan Tahun 2016 dapat diselesaikan.
Pedoman ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan
kelembagaan dan penyelenggaraan penyuluhan di Balai
Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K) guna
mendukung percepatan pencapaian produksi pangan strategis
nasional dan juga dalam rangka mewujudkan BP3K sebagai Pos
Simpul Koordinasi dan Sinkronisasi Program serta Pelaksanaan
Kegiatan Pembangunan Pertanian dan sebagai Pusat Data dan
Informasi Pembangunan Pertanian di Kecamatan yang difasilitasi
melalui Dana Dekonsentrasi TA. 2016.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan sumbang saran dalam penyusunan pedoman ini.
Masukan, kritik dan saran yang membangun sangat berguna
untuk penyempurnaan pedoman ini.
Jakarta, Desember 2015
Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian
Ir. Fathan A. Rasyid, M.Ag
NIP. 19580516 198203 1 016
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................... i
DAFTAR ISI ........................................................ ii
BAB I. PENDAHULUAN ......................................... 1
A. Latar Belakang ................................... 1
B. Tujuan ............................................ 2
C. Sasaran ............................................ 3
D. Ruang Lingkup..................................... 3
E. Dasar Hukum ..................................... 3
F. Pengertian ......................................... 4
BAB II. PENINGKATAN KAPASITAS BP3K .................... 7
A. Administrasi dan Pengolahan Database ...... 8
B. Temu Teknis Penyuluhan ........................ 11
C. Rembug Tani, Kursus Tani, dan Hari Lapang
Petani (FFD) ...................................... 12
D. Latihan, Kunjungan, dan Monev ............... 16
E. Penumbuhan dan Penilaian Kelas
Kemampuan Kelompoktani ..................... 19
BAB III. PENGORGANISASIAN .................................. 21
A. Persyaratan Calon Lokasi Fasilitasi BP3K .... 21
B. Mekanisme Penetapan Calon Lokasi
Fasilitasi BP3K ................................... 21
BAB IV. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN ........ 23
A. Monitoring ........................................ 23
B. Evaluasi ............................................ 23
C. Pelaporan ......................................... 23
Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006
tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan
Kehutanan (SP3K) Pasal 8 ayat (2) huruf d dan Pasal 15, dan
Peraturan Presiden Nomor 154 Tahun 2014 tentang
Kelembagaan Penyuluhan Pertanian di Provinsi, Kabupaten/
Kota dan Kecamatan, mengamanatkan bahwa Balai
Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K)
merupakan salah satu kelembagaan penyuluhan yang
memiliki peran strategis dalam menentukan keberhasilan
pembangunan pertanian di lapangan. Sejalan dengan hal
tersebut, Kementerian Pertanian menetapkan kebijakan
bahwa BP3K dijadikan Pos Simpul Koordinasi dan Sinkronisasi
Program serta Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Pertanian
sekaligus sebagai Pusat Data dan Informasi Pertanian di
Kecamatan untuk mendukung Peningkatan Produksi Pangan
Strategis Nasional sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor
131/Permentan/OT.140/12/2014 tentang Mekanisme dan
Tata Hubungan Kerja Antar Kelembagaan Lingkup Pertanian
Dalam Mendukung Peningkatan Produksi Pangan Strategis
Nasional.
Secara empiris jumlah bangunan BP3K sampai dengan tahun
2015 sebanyak 5.350 unit, yang 4.166 unit diantaranya
berada dalam kondisi baik dan sisanya dalam kondisi pinjam,
sewa dan rusak. Selain itu, sebagian besar BP3K belum
mendapat dukungan pembiayaan yang optimal dari
2 Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K
pemerintah daerah sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2009 tentang Pembinaan, Pembiayaan, dan
Pengawasan Penyelenggaraan Penyuluhan. Menyikapi kondisi
tersebut, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM
Pertanian (Badan PPSDMP) Kementerian Pertanian, masih
memfasilitasi kegiatan peningkatan kapasitas BP3K sebagai
kelembagaan penyuluhan pemerintah terdepan di
kecamatan sehingga mampu berfungsi sebagai Pos Simpul
Koordinasi (Posko) dan Sinkronisasi Program dan Pelaksanaan
Kegiatan Pembangunan Pertanian, serta sebagai Pusat Data
dan Informasi Pertanian di kecamatan.
Agar pelaksanaan kegiatan peningkatan kapasitas BP3K
dapat berjalan optimal pada tahun 2016 tersedia dukungan
kegiatan berupa (1) Administrasi Kegiatan di BP3K; (2)
Pengolahan Database melalui SMIPP; (3) Temu Teknis
Penyuluhan di Kecamatan; (4) Rembug Tani Tingkat BP3K;
(5) Kursus Tani; (6) Hari Lapang Petani (Farmers Field Day);
(7) Latihan dan Kunjungan; (8) Monitoring dan Evaluasi; dan
(9) Penumbuhan dan Penilaian Kelas Kemampuan Kelompok-
tani.
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan tersebut sehingga
terwujud persamaan persepsi dalam upaya peningkatan
kapasitas BP3K, perlu disusun Pedoman Pelaksanaan
Peningkatan Kapasitas Balai Penyuluhan Pertanian,
Perikanan, dan Kehutanan (BP3K).
B. Tujuan
Pedoman ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan
kelembagaan dan penyelenggaraan penyuluhan di BP3K
Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K 3
dalam mendukung percepatan pencapaian produksi pangan
strategis nasional dalam rangka mewujudkan BP3K sebagai
Pos Simpul Koordinasi dan Sinkronisasi Program serta
Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Pertanian sekaligus
sebagai Pusat Data dan Informasi Pertanian di Kecamatan.
C. Sasaran
Sasaran Pedoman Pelaksanaan ini, yaitu:
1. Pimpinan BP3K;
2. Kepala Badan/Kantor Pelaksana Penyuluhan Pertanian,
Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten/Kota;
3. Kepala Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan
Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Provinsi; dan
4. Instansi terkait dan pemangku kepentingan lainnya.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman pelaksanaan ini meliputi: (1)
Peningkatan Kapasitas BP3K; (2) Pengorganisasian; (3)
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan.
E. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
(Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 92, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4660);
4 Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K
2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009,
Pembiayaan, Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Penyuluhan (Lembaran Negara Tahun
2009 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor
5018);
3. Peraturan Presiden Nomor 154 Tahun 2014 Kelembagaan
Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan
(Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 311);
4. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 26 Tahun 2012
tentang Pedoman Pengeloaan Balai Penyuluhan;
5. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 82 Tahun 2013
tentang Pedoman Pembinaan Kelompoktani dan
Gabungan Kelompoktani;
6. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 131 Tahun 2014
tentang Mekanisme dan Tata Hubungan Kerja Antar
Kelembagaan Lingkup Pertanian dalam Mendukung
Peningkatan Produksi Pangan Strategis Nasional (Berita
Negara RI Tahun 2014 Nomor 1903).
F. Pengertian
Didalam Pedoman Pelaksanaan ini yang dimaksud dengan:
1. Balai Penyuluhan Pertanan, Perikanan, dan Kehutanan/
Balai Penyuluhan Kecamatan (BP3K) adalah
kelembagaan penyuluhan di kecamatan.
2. Fasilitasi adalah peran penyuluh di dalam memberikan
kemudahan bagipetani atau kelompoktani dalam
penyusunan RDK/RDKK dan pelaksanaan Rembug Tani
Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K 5
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
3. Penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi
pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan
mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan
sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkat-
kan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan
kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam
pelestarian fungsi lingkungan hidup.
4. Percontohan/demplot adalah metode penyuluhan
pertanian melalui demonstrasi penerapan teknologi
spesifik lokasi yang direkomendasikan oleh lembaga
penelitian pertanian untuk mendorong adopsi di tingkat
petani.
5. Pelaku utama adalah petani, pekebun, peternak, petani
di sekitar hutan beserta keluarga intinya.
6. Pelaku usaha adalah perorangan Warga Negara Indonesia
atau koorporasi yang dibentuk menurut hukum Indonesia
yang mengelola usaha pertanian.
7. Rembug tani adalah suatu kegiatan pertemuan yang
dilkukan oleh petani untuk menyepakati rencana
kegiatan usahatani sebagai penjabaran dari rencana
kegiatan percepatan peningkatan produksi pangan
strategis nasional dan kegiatan penyuluhan yang
memberikan daya ungkit tinggi.
8. Kursus Tani adalah suatu proses belajar mengajar bagi
para petani, yang diselenggarakan secara sistematis,
teratur dan dalam jangka waktu tertentu untuk
6 Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K
meningkatkan kemampuan petani dalam menerapkan
inovasi teknologi (padi, jagung dan kedelai) sesuai
dengan rekomendasi;
9. Hari Lapang Petani (Farmers Field Day) adalah adalah
satu metode pemberdayaan petani melalui pertemuan
antara para petani, peneliti dan penyuluh untuk saling
tukar menukar informasi tentang teknologi pertanian
yang diterapkan dan umpan balik dari petani. Kegiatan
ini dapat dilaksanakan pada saat panen dan atau setiap
tahapan proses budidaya untuk menyampaikan pesan
terkait dengan teknologi yang diterapkan.
10. Metode penyuluhan adalah teknik penyampaian materi
penyuluhan oleh para penyuluh kepada para petani
anggota poktan/gapoktan beserta keluarganya baik
secara langsung maupun tidak langsung agar mereka
tahu, mau dan mampu menerapkan teknologi.
Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K 7
BAB II
PENINGKATAN KAPASITAS BP3K
Dalam rangka mendukung tercapainya percepatan produksi
pangan strategis nasional, diperlukan peningkatan kapasitas
BP3K, yang dimotori dengan peningkatan kapasitas pimpinan
BP3K, jajaran penyuluh di BP3K serta dukungan prasana, sarana
dan pembiayaan yang memadai. Dengan demikian BP3K mampu
mewujudkan perannya sebagai Pos Simpul Koordinasi dan
Sinkronisasi Program serta Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan
Pertanian sekaligus sebagai Pusat Data dan Informasi Pertanian
di Kecamatan. Untuk mencapai kapasitas BP3K tersebut,
diperlukan pengembangan kapasitas BP3K secara bertahap dalam
jangka panjang, sehingga BP3K memiliki kemampuan sebagai
berikut:
1. Menyediakan data dan informasi pertanian yang terkini
sesuai dengan kebutuhan perencanan pembangunan
pertanian di wilayah kerja BP3K;
2. Menetapkan sasaran areal dan produksi pangan strategis
nasional yang terinci per WKPP sesuai dengan kesepakatan
yang ditetapkan oleh kabupaten/kota sekaligus sebagai
indikator kinerja penyuluh;
3. Memfasilitasi poktan dalam penyusunan RDK/RDKK sesuai
dengan sasaran yang sudah ditetapkan dalam butir 1 dan
kesepakatan poktan;
4. Mempercepat penerapan teknologi spesifik lokasi;
5. Mewujudkan BP3K sebagai organisasi pembelajar melalui
aktivasi sistem kerja LAKUSUSI;
8 Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K
6. Mengembangkan kepemimpinan, manajerial, dan kewira-
usahaan BP3K dalam membangun kerjasama kemitraan
agribisnis dari hulu sampai hilir; dan
7. Memonitor, mengevaluasi dan mengendalikan pelaksanaan
kegiatan penyuluhan di wilayah kerja BP3K.
Untuk mewujudkan kapasitas BP3K tersebut, pada tahun 2016
tersedia dukungan kegiatan yang dikelompokkan berdasarkan
aspek perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan pelaksanaan,
yang diharapkan mampu mempercepat peningkatan kapasitas
BP3K dalam mendukung pelaksanaan program pembangunan
pertanian dengan di kecamatan dalam sebagai berikut:
A. Administrasi dan Pengolahan Database
1. Administrasi
Administrasi Kegiatan di BP3K digunakan untuk
mengintegrasikan segala sumber daya penyelenggaraan
penyuluhan pertanian dan memfasilitasi penye-
lenggaraan kegiatan-kegiatan dalam rangka meng-
operasionalkan kegiatan yang telah direncanakan.
Tujuan
Menyediakan bahan dan alat tulis kantor, penggandaan,
surat menyurat, konsumsi rapat-rapat serta penyusunan
dan pengiriman laporan ke kabupaten/kota.
Sasaran
Camat, Penyuluh Pertanian Lapangan, POPT, Mantri
Tani, Poktan dan Gapoktan.
Pelaksanaan:
1 (satu) tahun.
Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K 9
Waktu Pelaksanaan
Bulan April-Desember 2016.
Metode Pelaksanaan
a. Pengadaan bahan dan ATK pelaksana penyuluhan
pertanian tingkat Kecamatan;
b. Perjalanan Dinas dalam rangka dalam Perencanaan,
Koordinasi dan Konsultasi ke Kabupaten/Kota.
Output
Tersedianya bahan dan alat tulis kantor, penggandaan,
surat menyurat, konsumsi rapat-rapat serta penyusunan
dan pengiriman laporan ke Kabupaten/Kota.
Penyelenggara
Balai Penyuluhan Kecamatan yang difasilitasi.
Laporan
a. Laporan hasil kegiatan administrasi dikecamatan;
b. Laporan hasil perjalanan dinas dalam rangka
Perencanaan, Koordinasi dan Konsultasi ke
Kabupaten/Kota dan Provinsi disesuaikan dengan
kebutuhan dan ketersediaan dana di Kecamatan.
2. Pengolahan Database
Kegiatan Pengolahan Database Penyuluhan Pertanian di
Kecamatan dilaksanakan melalui pemutakhiran data dan
informasi penyuluhan pertanian (data dan informasi
tentang kelembagaan penyuluhan pertanian,
ketenagaan penyuluhan pertanian, kelembagaan petani,
dan kelembagaan ekonomi petani dan materi
penyuluhan) melalui SMIPP yang meliputi SIMLUHTAN
dan Cyber Extension. Pemuktakhiran data dan informasi
dilakukan oleh petugas admin yang telah dilatih. Untuk
10 Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K
mendukung pelaksanaan kegiatan pengolahan database
tersebut disiapkan perangkat komputer.
Tujuan
Menyediakan data dan informasi penyuluhan pertanian
yang akurat dan mutakhir.
Sasaran
BP3K.
Pelaksanaan:
1 (satu) Paket.
Waktu Pelaksanaan
Bulan April - Desember 2016.
Metode Pelaksanaan
a. Kompulasi, verifikasi dan input data kelembagaan
penyuluhan, ketenagaan penyuluhan, kelembagaan
petani dan kelembagaan ekonomi petani tingkat
Kecamatan;
b. Penyediaan materi penyuluhan spesifik lokalita;
c. Pemutakhiran data dilakukan setiap bulan;
d. Penyusunan profil database penyuluhan pertanian
tingkat kecamatan;
e. Pembayaran honorarium admin dilakukan setiap
triwulan dalam 1 (satu) tahun.
Output
a. Tersedianya data kelembagaan penyuluhan,
ketenagaan penyuluhan, kelembagaan petani dan
kelembagaan ekonomi petani tingkat kecamatan
yang akurat dan mutakhir;
b. Tersedianya materi penyuluhan spesifik lokalita.
Penyelenggara
BP3K.
Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K 11
Laporan
Laporan hasil pengolahan database penyuluhan
pertanian di kecamatan. Laporan dikirimkan kepada
kepala BP4K/kelembagaan yang membidangi penyuluhan
pertanian di kabupaten/kota.
B. Temu Teknis Penyuluhan
Temu Teknis Penyuluhan Pertanian di kecamatan
dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari Temu Teknis
Kabupaten/Kota untuk menyamakan persepsi dan
mensinergikan kegiatan penyuluhan pertanian untuk
mendukung program pembangunan pertanian dengan di
kecamatan.
Tujuan
BP3K mampu merencanakan dan mensinergikan pelaksanaan
kegiatan penyuluhan pertanian di kecamatan.
Sasaran
Camat, Petugas POPT, Mantri Tani, Pengurus Poktan/P3A,
Pengurus Gapoktan/GP3A, Pengurus KEP, Penyuluh
Pertanian Lapangan, Mantri Statistik, Babinsa, dan atau
petugas terkait lainnya.
Pelaksanaan
Volume1 (satu) kali.
Waktu
Pada Maret - April 2016 atau sesuai dengan kebutuhan.
Metode
Pertemuan dan diskusi.
12 Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K
Output
Rencana kegiatan percepatan peningkatan produksi pangan
strategis nasional dan kegiatan penyuluhan yang
memberikan daya ungkit tinggi.
Penanggung Jawab/Pelaksana
Pimpinan BP3K dibantu oleh Penyuluh Urusan Programa atau
penyuluh lain yang merangkap sebagai Penyuluh Urusan
Programa.
Laporan
Laporan hasil pelaksanaan. Laporan disampaikan ke BP4K/
kelembagaan yang membidangi penyuluhan di kabupaten.
C. Rembug Tani, Kursus Tani, dan Hari Lapang Petani (FFD)
1. Rembug Tani
Rembug Tani di tingkat BP3K sebagai tindak lanjut dari
Temu Teknis Tingkat Kecamatan, dilaksanakan oleh
Penyuluh Pertanian Urusan Programa (Programmer)
untuk mendampingi poktan dan gapoktan dalam
melaksanakan musyawarah petani.
Tujuan
a. BP3K melalui Penyuluh Pertanian masing-masing
WKPP mampu memfasilitasi poktan dalam
melaksanakan rembug tani untuk menyepakati
rencana kegiatan usahatani sebagai penjabaran dari
rencana kegiatan percepatan peningkatan produksi
pangan strategis nasional dan kegiatan penyuluhan
yang memberikan daya ungkit tinggi;
b. Menyampaikan informasi tentang rencana kegiatan
penyuluhan sesuai dengan programa penyuluhan
Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K 13
dan rencana pengembangan usahatani tingkat
kecamatan.
Sasaran
Penyuluh Pertanian Urusan Programa dan Penyuluh
Pertanian masing-masing WKPP.
Pelaksanaan
Volume 1 (satu) paket.
Waktu
Paling lambat April 2016.
Metode
Fasilitasi pertemuan dan musyawarah poktan dan
gapoktan.
Penanggung Jawab/Pelaksana
Pimpinan BP3K dibantu oleh Penyuluh Pertanian Urusan
Programa (Programmer) atau atau penyuluh lain yang
merangkap sebagai Penyuluh Urusan Programa.
Output
a. Rencana kegiatan usahatani sebagai penjabaran
dari rencana kegiatan percepatan peningkatan
produksi pangan strategis nasional dan kegiatan
penyuluhan yang memberikan daya ungkit tinggi;
b. Terinformasikannya rencana kegiatan penyuluhan
sesuai dengan programa penyuluhan dan rencana
pengembangan usahatani tingkat kecamatan.
Laporan
Laporan hasil pelaksanaan Rembug Tani (dalam bentuk
rekapitulasi) disampaikan kepada Pimpinan BP3K untuk
diteruskan kepada Kepala BP4K/kelembagaan yang
membidangi penyuluhan di kabupaten/kota.
14 Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K
2. Kursus Tani
Kursus Tani di Kecamatan dilaksanakan dalam rangka
meningkatkan kemampuan petani dalam menerapkan
teknologi (padi, jagung, dan kedelai) sesuai dengan
rekomendasi.
Tujuan
Meningkatkan kemampuan petani dalam menerapkan
teknologi (padi, jagung, dan kedelai) sesuai dengan
rekomendasi.
Sasaran
Poktan dan Gapoktan.
Pelaksanaan:
6 (enam) kali.
Waktu Pelaksanaan
Bulan April-Desember 2016 sesuai dengan jadwal dan
materi yang telah disepakati oleh kelompoktani/
gapoktan.
Metode Pelaksanaan
a. Melakukan pembelajaran mencakup materi teknis;
b. Pengembangan jejaring dan kemitraan dalam
agribisnis;
c. Metode lain secara spesifik yang dibutuhkan dalam
mendukung pelaksanaan di lapangan.
Output
Meningkatnya kemampuan petani dalam menerapkan
teknologi (padi, jagung, dan kedelai) sesuai dengan
rekomendasi.
Penyelenggara
BP3K yang difasilitasi.
Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K 15
Laporan
Laporan hasil kegiatan kursus tani di Kecamatan dan
dikirimkan kepada kepala BP4K/kelembagaan yang
membidangi penyuluhan pertanian di kabupaten/kota.
3. Hari Lapang Petani/Farmers Field Day (FFD)
Kegiatan Farmer’s Field Day (Hari Temu Lapangan
Petani) sebagai salah satu metode pemberdayaan petani
melalui pertemuan antara para petani, peneliti dan
penyuluh untuk saling tukar menukar informasi tentang
teknologi pertanian yang diterapkan dan umpan balik
dari petani. Kegiatan ini dapat dilaksanakan pada saat
panen dan atau setiap tahapan proses budidaya untuk
menyampaikan pesan terkait dengan teknologi yang
diterapkan.
Tujuan
Menyampaikan informasi tentang teknologi pertanian
terapan serta umpan balik dari petani.
Sasaran
Petani, peneliti dan Penyuluh Pertanian (PNS, THL-TB
Penyuluh Pertanian, dan Penyuluh Pertanian Swadaya).
Pelaksanaan:
1 (satu) Kegiatan.
Waktu Pelaksanaan
Bulan April - Desember 2016.
Metode Pelaksanaan
Pertemuan dan Pameran, demonstrasi hasil, dan
demonstrasi cara.
16 Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K
Output
Terinformasikannya teknologi pertanian terapan serta
umpan balik dari petani.
Penyelenggara
BP3K yang difasilitasi.
Laporan
Laporan hasil pelaksanaan Farmer’s Field Day
dikirimkan kepada Kepala BP4K/kelembagaan yang
membidangi penyuluhan pertanian di kabupaten/kota.
D. Latihan, Kunjungan, dan Monev
1. Latihan dan Kunjungan
Percontohan Teknologi Spesifik Lokasi dilaksanakan di
kecamatan di lahan BP3K atau di lahan petani yang
merupakan wilayah kerja BP3K, sebagai wahana untuk
pendampingan penerapan teknologi spesifik lokasi
berdasarkan RDKK terutama komoditas pangan strategis
nasional, yang selanjutnya digunakan sebagai objek
pembelajaran bagi poktan, gapoktan dan masyarakat
sekitar.
Kegiatan Latihan bagi penyuluh pertanian di BP3K
secara rutin 2 (dua) minggu sekali, sedangkan kunjungan
dilaksanakan oleh Penyuluh Pertanian secara rutin
kepada poktan dan gapoktan di wilayah binaannya
(Permentan Nomor 82 Tahun 2013 tentang Pedoman
Pembinaan Kelompoktani dan Gabungan Kelompoktani
yang telah ditindaklanjuti dengan Pedoman Pelaksanaan
Sistem Kerja LAKUSUSI Tahun 2014).Hasil kunjungan
penyuluh pertanian ke kelompoktani dan gapoktan
Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K 17
dibahas dan dicarikan pemecahannya dalam kegiatan
latihan penyuluh di BP3K.
Tujuan
Meningkatkan kapasitas dan kompetensi penyuluh
pertanian melalui pelatihan di BP3Kdan meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap petani melalui
kunjungan penyuluh pertanian ke poktan dan gapoktan.
Sasaran
Penyuluh Pertanian Lapangan, THL-TB Penyuluh
Pertanian, Penyuluh Pertanian Swadaya, Poktan dan
Gapoktan.
Pelaksanaan:
1 (satu) paket. Jumlah Latihan dan Kunjungan
disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
Waktu Pelaksanaan
Bulan April - Desember 2016.
Metode Pelaksanaan
Pelatihan di BP3K dan kunjungan ke poktan dan
gapoktan.
Output
a. Meningkatnya kapasitas dan kompetensi penyuluh
pertanian;
b. Meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan sikap
petani.
Penyelenggara
BP3K yang difasilitasi.
18 Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K
Laporan
Laporan hasil pelaksanaan latihan dan kunjungan dan
dikirimkan kepada Kepala BP4K/kelembagaan yang
membidangi penyuluhan pertanian di kabupaten/kota.
2. Monitoring dan Evaluasi
Kegiatan monitoring dan evaluasi dilaksanakan sebelum
kegiatan dilaksanakan, sedang dan setelah berakhir dari
suatu kegiatan sehingga suatu kegiatan dapat dipantau
pelaksanaan dan hasilnya serta mejadi rekomendasi
pada kegiatan berikutnya.
Tujuan
Mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan dan
dapat mengawal serta mendampinginya lebih optimal
untuk mencapai suatu tujuan.
Sasaran
Penyuluh Pertanian Lapangan, THL-TB Penyuluh
Pertanian, Penyuluh Pertanian Swadaya.
Pelaksanaan:
1 (satu) paket.
Waktu Pelaksanaan
Bulan April - Desember 2016.
Metode Pelaksanaan
Kunjungan, analisis materi atau sesuai kebutuhan.
Output
a. Meningkatnya kualitas kegiatan untuk mecapai
tujuan yang telah ditetapkan;
b. Meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan sikap
petani.
Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K 19
Penyelenggara
BP3K yang difasilitasi.
Laporan
Laporan hasil pelaksanaan monitoring dan evaluasi
dikirimkan kepada Kepala BP4K/kelembagaan yang
membidangi penyuluhan pertanian di kabupaten/kota,
serta diteruskan ke Bakorluh.
E. Penumbuhan dan Penilaian Kelas Kemampuan
Kelompoktani
Kegiatan penyuluhan pertanian dilakukan melalui
pendekatan kelompok dimaksudkan untuk mendorong
terbentuknya kelembagaan petani yang mampu membangun
sinergi antar petani dan antar poktan dalam rangka
mencapai efisiensi. Selanjutnya dalam rangka meningkatkan
kemampuan poktan dilakukan pembinaan dan pendampingan
oleh Penyuluh Pertanian dengan melaksanakan penilaian
klasifikasi kemampuan poktan secara berkelanjutan.
Tujuan
Meningkatkan kelas kemampuan kelompoktani.
Sasaran
Kelompoktani.
Pelaksanaan:
1 (satu) Paket kegiatan.
Waktu Pelaksanaan
Bulan April - Desember 2016.
20 Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K
Metode Pelaksanaan
Pertemuan secara rinci terdapat pada petunjuk pelaksanaan
tersendiri.
Output
Jumlah kelompoktani yang meningkat kelas kemampuannya.
Laporan
Laporan hasil peningkatan kelas dan kemampuan kelompok-
tani diseluruh Balai Penyuluhan Kecamatan se-Indonesia.
Laporan dan dikirimkan kepada kepala BP4K/kelembagaan
yang membidangi penyuluhan pertanian di kabupaten/kota.
Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K 21
BAB III
PENGORGANISASIAN
A. Persyaratan Calon Lokasi Fasilitasi BP3K
Persyaratan Calon Lokasi Fasilitasi BP3K yang memenuhi
kriteria sebagai berikut:
1. Luas wilayah binaan sawah produktif BP3K minimal
1.000 Ha;
2. Wilayah tersebut mampu meningkatkan produktivitas
antara 0,25 – 0,5 ton per Ha dari tahun sebelumnya;
3. Mensinergikan dengan kegiatan dari dinas teknis lingkup
pertanian;
4. BP3K yang memiliki luas lahan binaan kurang dari 1.000
Ha, agar menetapkan BP3K berdasarkan luas wilayah
tertinggi ke rendah.
B. Mekanisme Penetapan Calon Lokasi Fasilitasi BP3K
1. Pengusulan Calon Lokasi Fasilitasi BP3K dilakukan oleh
Kepala/Pimpinan Kelembagaan Penyuluhan Kecamatan;
2. Kepala BP4K/Pimpinan Kelembagaan yang membidangi
penyuluhan di kabupaten/kota selaku penanggungjawab
teknis penyuluhan tingkat kecamatan melakukan
verifikasi dan validasi BP3K yang akan difasilitasi sesuai
persyaratan (poin A);
3. Selanjutnya Kepala BP4K/Pimpinan Kelembagaan yang
membidangi penyuluhan di kabupaten/kota segera
22 Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K
melakukan penetapan dan mengkoordinasikan kegiatan
Fasilitasi BP3K dimaksud dengan Sekretariat Badan
Koordinasi Penyuluhan Provinsi.
Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K 23
BAB IV
MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
A. Monitoring
Kegiatan monitoring peningkatan kapasitas BP3K
dilaksanakan secara periodik mulai dari persiapan sampai
dengan pelaksanaan. Kegiatan monitoring ini dilaksanakan
oleh Kepala BP4K/Pimpinan Kelembagaan yang menangani
penyuluhan di kabupaten/kota.
B. Evaluasi
Evaluasi pelaksanaan kegiatan peningkatan kapasitas BP3K
dilakukan untuk mengukur seberapa besar pelaksanaan
kegiatan ini dapat mencapai tujuannya.
C. Pelaporan
1. Pelaksana kegiatan khususnya kegiatan yang
dialokasikan di BP3K wajib menyusun laporan hasil
pelaksanaan kegiatan;
2. Pelaksana kegiatan menyampaikan laporan secara
berjenjang ke BP4K diteruskan ke Bakorluh dan Pusat
Penyuluhan Pertanian.