pedoman pelaporan insiden keselamatan pasien (ikp), 2008

34

Upload: pptrejeki

Post on 26-Sep-2015

93 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

rumah sakit

TRANSCRIPT

  • GLOSSARIUM

    Keselamatan kerja : perlindungan yang diberikan kepada pekerja terhadap resiko terjadinya kecelakaan kerja.

    Peralatan keselamatan kerja : mengenali kondisi dan keadaan pasien terutama fisik pasien yang mengalami kecelakaan kerja.

    Situasi darurat : situasi, kondisi atau kejadian kecelakaan yang mendesak untuk segera ditangani

    Memonitor Situasi : Mengamati atau mengawasi suatu kejadian. Kecelakaan kerja : kejadian yang menimpa seseorang yang dapat membahayakan jiwanya. Identifikasi kondisi : mengenali kondisi dan keadaan pasien terutama fisik

    pasien yang mengalami kecelakaan kerja. Insiden : suatu kejadian atau suatu peristiwa yang terjadi Pelaporan Insiden : kegiatan yang harus dilakukan atau dilaporkan tentang

    peristiwa yang akan atau telah terjadi.

  • BAB I MEMBERSIHKAN, SANITASI dan MENYIMPAN PERALATAN

    Kebersihan peralatan pengolahan makanan dan alat hidang yang digunakan dalam usaha restoran atau jasa boga sangat menunjang hasil yang dicapai. Kurangnya faktor kebersihan dan perawatan pada peralatan yang digunakan didapur dapat mengakibatkan :

    1. Kualitas makanan menurun sehingga makanan menjadi basi, berbau atau menimbul kan keracunan makanan

    2. Peralatan mudah menjadi rusak 3. Timbulnya kecelakaan di dapur Supaya hal-hal tersebut tidak terjadi maka peralatan didapur harus dibersihkan dan dirawat secara

    terus menerus.

    A. Teknik pembersihan dan pemeliharaan perabotan dan peralatan pengolahan makanan Teknik pembersihan perabotan dan peralatan pengolahan makanan sering disebut dengan desinfektan. Desinfektan adalah suatu tindakan untuk membebaskan suatu benda atau ruangan dari kuman, tindakan tersebut dilakukan dengan beberapa cara, yaitu antiseptis, aseptis dan sterilisasi.

    a) Antiseptik Antiseptik adalah zat kimia yang dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme yang dipakai untuk menyucihamakan jaringan hidup, misalnya kulit. Yang termasuk antiseptik adalah :

    Alkohol........................ obat yang dapat membunuh kuman .

    Fenol............................ obat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

    Iodium ......................... sebagai desinfektan kulit

    b) Aseptis Merupakan tindakan yang bertujuan untuk menghindari kemungkinan terjadinya infeksi atau pencemaran oleh jasad renik. Hal yang dapat dilakukan diantaranya :

    1. Daerah yang rawan bersarangnya jasad renik harus diberi desinfektan. 2. Menggunakan peralatan yang sudah bersih, seperti menggunakan sarung tangan

    dan menggunakan pakaian kerja.

    c) Sterilisasi Adalah suatu tindakan menyuci hamakan suatu benda dengan mematikan semua bibit penyakit yang terdapat pada suatu benda. Ada beberapa cara melakukan sterilisasi diantaranya :

  • 1. Perebusan 2. Penguapan

    3. Menggunakan panas kering ( dioven ) 4. Menggunakan sinar ultraviolet

    Pemeliharaan alat dikelompokkan menjadi 2 yaitu : 1. Repair maintenance.................. dilakukan pada peralatan yang rusak 2. Preventive maintenance............ merupakan usaha perawatan peralatan

    Supaya tidak cepat rusak.

    B. Sanitasi alat besar, alat kecil dan alat hidang Peralatan dibagian dapur terbagi menjadi 3 kelompok yaitu : 1. Kitchen Equipment / peralatan besar

    Sanitasi peralatan besar meliputi pembersihan dan perawatan peralatan besar seperti : o Meja dapur ............................ hendaknya dibersihkan setiap selesai digunakan. o Lemari pendingin besar......... kebersihan dan pengontrolan suhu dilakukan

    Setiap hari, penyucian cukup dilakukan setiap bulan sekali dengan cara semua rak dicuci dengan air.

    o Lemari penyimpan dingin ..... lemari pembeku jangan dibiarkan terlalu lama Dibuka karena dapat membuang energi listrik, bunga es harus segera dibersihkan, karena dapat menghambat suhu pendinginan.

    o Kompor gas ......................... kompor harus dibersihkan setiap kali dipakai dengan lap basah

    2. Kitchen Utensil / peralatan kecil Sanitasi alat-alat kecil ini meliputi alat-alat yang terbuat dari besi, keramik, plastik, kayu, bambu, aluminium. a. Sanitasi peralatan dari besi.............. jika ada kotoran dan sisa makanan segera dibersihkan

    dicuci dan dikeringkan. b. Sanitasi peralatan dari keramik.......... peralatan direndam dalam air hangat dicampur

    detergent kemudian digosok dengan spon. c. Alat yang terbuat dari aluminium............. peralatan direndam dalam air panas dicampur

    detergent kemudian degosok dengan sikat halus. d. Alat dari melamin........................................ dicuci , dikeringkan

    3. Sanitasi alat hidang Alat hidang dapat dibersihkan dengan cara manual ataupun menggunakan mesin. Peralatan hidang setelah dicuci dan dikeringkan.

  • BAB II SANITASI AREA KERJA

    Sanitasi adalah usaha pencegahan penyakit yang dititikberatkan pada usaha kesehatan lingkungan. Sanitasi menjamin lingkungan kerja yang baik dn bersih, melindungi setiap orang dari faktor lingkungan yang merugikan, mencegah timbulnya penyakit menular, mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan menjamin keselamatan kerja.

    Ruang lingkup sanitasi meliputi sanitasi makanan, pengadaan air bersih, pembuangan air kotor, pembuangan sampah, dan pemberantasan serangga dan tikus.

    A. SANITASI AREA KERJA a. Sanitasi area kerja meliputi :

    Sanitasi ruang dapur ( kitchen ) Sanitasi ruang dapur dapat diwujudkan apabila konstruksi dapur menunjang.

    b. Sanitasi ruang makan Ruang makan adalah tempat penyajian dan tempat untuk menyantap makanan. Ruang makan harus betul-betul sanitasi karena ditempat itulah konsumen menikmati makanan .

    c. Ruang penyimpanan makanan Letak ruang penyimpanan makanan sebaiknya tidak berjauhan dengan ruang dapur pengolahan. Kondisi fisik ruang penyimpanan sebaiknya terbuat dari bahan yang tidak licin dan mudah dibersihkan.

    d. Ruang penerimaan barang Ruang penerimaan barang sebaiknya memiliki 2 ketinggian yang sama untuk penerimaan barang .

    e. Ruang ganti karyawan Kondisi fisik ruang ganti karyawan harus mudah dibersihkan, berventilasi dan memiliki loker. Loker untuk karyawan pria dan wanita harus dipisahkan. Penerangan harus cukup merata. Ruang ganti untuk karyawan meliputi ruang mandi dan toilet.

    B. SANITASI LIMBAH 1. Limbah dan jenis-jenis limbah

    Limbah adalah bahan yang tidak berguna lagi. Sanitasi limbah atau bahan buangan adalah usaha untuk menjaga supaya semua bahan buangan tetap dalam keadaan yang bersih. Bahan buangan yang dihasilkan, semakin lama semakin banyak. Limbah yang tidak dikelola dengan baik akan berpengaruh terhadap kesehatan lingkungan sehingga :

    a. menjadi tempat bersarangnya binatang seperti, tikus, semut, kecoa. b. Mengundang lalat dan menimbulkan aroma kurang sedap

  • c. Menjadi sumber polusi bagi lingklungan d. Menjadi sumber hidup kuman

    Bahan buangan dapat berupa sampah bahan padat, cair dan gas buangan. Sampah adalah bahan yang sudah dibuang karena tidak terpakai, misal sisa makanan, kertas, kaleng dll. Sampah terbagi menjadi 2 yaitu :

    a. Sampah organik adalah sampah yang mudah diuraikan oleh bakteri pengurai secara alami. Yang termasuk sampah organik kulit buah, sayur, sisa makanan.

    b. Sampah anorganik adalah sampah yang tidak dapat diuraikan oleh bakteri pengurai. Yang termasuk sampah anorganik botol, plastik, kaleng dll.

    Limbah digolongkan menjadi : a. Garbage............... sampah basah yang berasal dari tempat pengolahan makanan b. Rubbish ............... sampah kering yang mudah terbakar dan tidak mudah terbakar yang

    dihasilkan oleh rumah tangga, perkantoran dan perdagangan., misalnya kayu, kertas, kain, plastik, karet dan logam.

    c. Ashes................... sampah yang berasal dari benda-benda yang tertinggal dari proses pembakaran, misalnya abu.

    d. Street cleaning......... sampah yang berasal dari jalanan, misal daun dan ranting. e. Dead animal............. sampah yang berasal dari hewan yang mati/bangkai. f. Abandoned vehicle....... sampah yang berasal dari rongsokan kendaraan bermotor, misal

    ban, jok dll. g. Industrial wastes......... sampah yang berasal dari buangan industri, misalnya kabel dan

    benang. h. Demolition wastes............ sampah yang berasal dari penghancuran bangunan suatu

    gedung. i. Hazardous wastes................ sampah yang berbahaya yang berasal dari rumah sakit,

    pertanian dan industri kimia. j. Water treatment residu............ sampah yang berasal dari perusahaan air minum. k. Limbah cair.............................. merupakan air sisa buangan yang berasal dari rumah

    tangga, industri ataupun perkantoran. Limbah cair dapat mengakibatkan kematian pada hewan yang hidup diair.

    C. TEKNIK PENANGANAN LIMBAH a. Penampungan sampah dalam bak sampah

    Membedakan antara sampah basah dan sampah kering

    Meletakkan sampah kering dalam bak sampah dari kayu/plastik

    Dasar bak sampah mudah dibersihkan

    b. Pengumpulan Sampah setelah ditampung dipisahkan antara sampah basah dengan sampah kering

    c. Pengangkutan sampah Pengangkutan sampah sebaiknya dilakukan setiap hari

  • d. Pengolahan sampah Cara pengolahan sampah diantaranya :

    Sanitasi Landfill........ cara pembuangan sampah pada tanah yang rendah supaya 3tanah tersebut menjadi sejajar dengan tanah disekitarnya.

    Hog Feeding .............. cara memanfaatkan sampah berupa sisa-sisa makanan untuk makanan ternak

    Pembakaran..................... cara pengolahan sampah dengan cara dibakar. Composting ... cara pengolahan sampah yang dijadikan pupuk. Recycling........................ mendaur ulang sampah menjadi bahan/barang lain yang dapat

    dimanfaatkan kembali. Sanitasi air limbah............ cara pembuangan air limbah dapat dilakukan dengan 3 cara

    yaitu : a) Dilution metode pembuangan air limbah kesungai, danau atau

    laut dengan terlebih dahulu dilakukan pengenceran terhadap air limbah tersebut.

    b) Irigasi luas metode pembuangan air limbah ketempat yang luas, sehingga air akan meresap kedalam tanah.

    c) Septictank.. merupakan wadah yang terletak didalam tanah untuk menyimpan limbah rumah tangga khususnya limbah kakis.

    d) Sistem pipa... merupakan sistem pembuangan limbah dengan menyalurkan lewat pipa-pipa bawah tanah.

    D. PENANGANAN LINEN Linen merupakan kain-kain yang dibutuhkan dalam operasional restorant, misalnya, serbet, celemek, taplak dan lain-lain. Linen sebelum dicuci sebaiknya dipisahkan dengan tujuan untuk memudahkan sewaktu akan dicuci. Penanganan linen disesuaikan dengan tingkat kekotorannya. Tingkat kekotoran linen terbagi menjadi 3 yaitu :

    - kekotoran ringan

    - kekotoran menengah

    - kotor sekali

    Tahap pencucian linen adalah : - pembasahan................ adalah proses pembahasan cucian dengan tujuan menghanyutkan

    kotoran-kotoran yang menempel. - penghilangan noda.......... proses penghilangan noda sebaiknya dipisahkan antara linen

    bernoda dengan yang tidak ternoda. - Pencucian........................... mencuci cucian dengan sabun atau detergent. - Pembilasan ........................ pembilasan dilakukan sampai air pembersih betul-betul bening. - Pemerasan........................ pemerasan dilakukan setelah proses pembilasan, tujuan pemerasan

    untuk mengurangi air. - Pengeringan....................... proses pengeringan dapat dilakukan dengan dianginkan atau

    dijemur dibawah sinar matahari.

    Linen setelah melalui tahap pencucian tersebut, linen selanjutnya dilipat dan disetrika lalu disimpan dalam linen room. Sistem penyimpanan linen menggunakan sistem FIFO ( first in first out )

  • BAB III

    A. PENGERTIAN KESELAMATAN KERJA Pada dasarnya segala pekerjaan mempunyai resiko termasuk industri jasa boga. Resiko

    terjadi bila seseorang dalam bekerja tidak memperhatikan ketentuan-ketentuan yang telah ada. Usahakan dalam bekerja selalu berhati-hati, hati - hati bukan berarti lambat. Hati-hati dalam bekerja berarti cermat menghindari resiko yang kurang baik.

    Selain faktor manusia, faktor lingkungan juga menjadi penyebab terjadinya kecelakaan kerja. Lingkungan kerja yang tidak aman perlu dicermati dan diperhatikan agar keselamatan pekerja tidak terancam, pekerja dapat pekerja dengan tenang tanpa rasa kekuatiran akan terjadinya kecelakaan kerja.

    1. Pengertian Keselamatan Kerja. Pengertian keselamatan kerja adalah perlindungan yang diberikan kepada para

    pekerja terhadap resiko terjadinya kecelakaan kerja. Dapur merupakan tempat dimana peralatan-peralatan panas dan mesin-mesin elektrik bekerja. Jika situasi dapur yang demikian dan dikombinasikan dengan tingkat kesibukan yang tinggi maka wajar kalau pekerja dituntut untuk selalu berhati-hati agar tidak terjadi kecelakaan kerja.

    Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 23, tahun 1992 tentang Kesehatan, telah diatur secara khusus mengenai Kesehatan Kerja. Pasal 23 ayat 1 berbunyi : Keselamatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang optimal. Dalam penjelasannya disebutkan : Kesehatan kerja diselenggarakan agar pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan keselamatan masyarakat sekelilingnya. Sedangkan ayat 2 disebutkan tentang lingkup kesehatan kerja yaitu meliputi pelayanan keselamatan kerja, pencatatan penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja.

    Kewajiban untuk menyelenggarakan kesehatan tertulis dalam ayat 3 : setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja.

    Dalam Undang - Undang no. 1, tahun 1970 tentang keselamatan kerja, pada Bab II termuat syarat-syarat keselamatan kerja. Pada ayat I tertulis peraturan perundangan ditetapkannya syarat - syarat keselamatan kerja yaitu : 1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan. 2. Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran. 3. Mencegah dan mengurangi bahaya ledakan 4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau

    kejadian-kejadian lain yang berbahaya. 5. Memberi pertolongan pada kecelakaan. 6. Memberi alat perlindungan diri pada para pekerja.

  • 7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarkan suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaaca, sinar, radiasi, suara dan getaran.

    8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan.

    9. Memperoleh penerangan yang cukup sesuai 10. Menyelenggarakan penyegaran udara yang baik 11. Memelihara kebersihan, kebersihan, kesehatan, dan ketertiban. 12. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan kerja, cara dan proses

    kerjanya. 13. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang , binatang, tanaman, atau barang. 14. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan 15. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan

    barang. 16. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya. 17. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya

    kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

    Pengetahuan tentang keselamatan dan kesehatan kerja harus diberikan dalam suatu industri dengan maksud untuk melindungi para pekerja terhadap faktor-faktor lingkungan kerja yang berakibat buruk atau membahayakan terhadap kesehatan, keselamatan para pekerja itu sendiri maupun pekerja lain di industri. a. Tujuan Keselamatan Kerja

    1. Memelihara keselamatan, kesehatan pekerja agar produktifitasnya meningkat. 2. Melindungi pekerja dari kemunginan buruk yang mungin terjadi akibat kecerobohan

    pekerja itu sendiri. 3. Mencegah timbulnya penyakit akibat kerja. 4. Mengurangi angka kesakita atau angak kematian kerja. 5. Membina kesehatan fisik dan mental pekerja.

    b. Pengawasan Keselamatan Kerja Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengawasan kesehatan dan keselamatan kerja, yaitu :

    1. Pekerja Sebelum menerima pekerjaan, kesehatan calon pekerja harus diperhatikan dengan maksud untuk mendapatkan pekerja yang sehat sehingga kemampuan bekerjanya menghasilkan hasil yang menguntungkan perusahaan. Usaha pengawasan

    kesehatan pekerja dilakukan secara rutin, berkala. Selain itu untuk meningkatkan produktifitas kerja, perusahaan harus memperhatikan kesejahteraan seoptimal mungkin.

  • 2. Pekerjaan. Cara bekerja yang aman sangat penting diperhatikan agar pekerja terhindar dari kecelakaan kerja. Cara kerja yang aman meliputi :

    - pemakaian alat kerja yang tidak sesuai/rusak segera diganti. - adanya tindakan peringatan terhadap jenis pekerjaan yang berbahaya atau

    pekerjaan yang melelahkan. - pekerja menggunakan alat pelindung yang telah ditetapkan - pekerja bekerja sesuai dengan bidang tugas dan keahliannya. - memberikan pelatihan-pelatihan mengenai pekerjaan yang ditangani pekerja,

    tentang penggunaan peralatan keselamatan kerja.

    3. Tempat Bekerja Tempat bekerja berpengaruh terhadap keamanan, kenyamanan dan keselamatan para pekerja. Suasan kerja yang aman dan nyaman dapat menggairahkan kerja yang berpengaruh terhadap prestasi dan produktifitas kerja. Tempat kerja yang aman dan nyaman adalah sebagai berikut :

    - ventilasi harus cukup untuk membuang kotor haasil dari pabrik dan diganti dengan udara segar.

    - baju pelindung dan masker yang bermutu baik - penggunaan alat penyedot/pengolah udara seperti exhauster sehingga suhu

    ruang kerja nyaman dan segar. - penerangan yang cukup dan tidak merusak mata.

    Para ahli dalam penelitian menjelaskan bahwa kecelakaan kerja disebabkan kira-kira 85 % karena kelalaian manusia dn 15 % karena kondisi alat yang tidak aman.

    2. Penggunaan dan Fungsi Peralatan Keselamatan Kerja Peralatan keselamatan kerja adalah segala sesuatu yang digunakan seseorang atau barang tujuan untuk mengamankan atau perlindungan agar tidak terjadi kecelakaan kerja. Penggunaan peralatan keselamatan kerja di industri makanan sangat penting guna melindungi keselamatan seseorang.

    Peralatan yang dimaksud adalah : a. Pakaian kerja yang sesuai dengan standart keselamatan kerja yang dapat melindungi

    dari tumpahan bahan panas b. Sarung tangan melindungi makanan agar tidak tercemar dengan tangan yang kotor. c. Cempal/serbet melindungi tangan dari bahan panas. d. Sepatu karet melindungi seseorang agar tidak terpeleset pada saat bekerja. e. Masker melindungi makanan dari penyakit yang sedang diderita oleh penjamah

    makanan.

  • f. Exchauster menjaga kondisi udara agar lingkungan kerja tetap segar. g. Alat pemadam kebakaran api portable tersedia di setiap ruang pengolahan makanan. h. Kotak P3K tersedia obat-obatan lengkap di setiap ruang pengolahan makanan.

    Penggunaan peralatan keselamatan kerja harus digunakan semaksimal mungkin untuk mencegah dan penanganan kecelakaan kerja yang akan terjadi.

    3. Pengertian Situasi Darurat Pada Kecelakaan. Situasi darurat pada kecelakaan adalah situasi atau kondisi atau kejadian kecelakaan untuk segera ditangani. Misalnya terjadi :

    - tangan tergores pisau hingga mengeluarkan banyak darah. Penanganannya adalah segera ditutup/dihentikan aliran darahnya agar darah yang keluar tidak tambah banyak sehingga kehabisan darah sehingga mengakibatkan keadaan yang lebih parah

  • BAB IV MEMBERIKAN PERAWATAN YANG TEPAT

    A. Peta Konsep

    1. Pengertian Kecelakaan Kerja Pada waktu melakukan pekerjaan di dapur, resiko kecelakaan kemungkinan bisa terjadi. Penyebab kecelakaan kerja bermacam - macam, bisa karena pekerjaan yang dilakukan tergesa-gesa dan bekerja tidak memperhatikan peraturan-peraturan kerja yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja.

    a. Pengertian Kecelakaan Kerja Pengertian kecelakaan kerja adalah kejadian yang menimpa seseorang yang dapat membahayakan jiwanya. Kecelakaan terjadi secara tiba-tiba dan tanpa direncanakan dan dapat menimbulkan korban jiwa dan harta. Kecelakaan kerja di ruang pengolahan makanan paling sering terjadi karena bekerja yang kurang berhati-hati dan konsentrasi kurang, perencanaan prosedur kerja yang kurang baik, serta ruang kerja dan dapur yang kurang aman dan kurang memenuhi syarat keselamatan kerja

    b. Prosentase Penyebab Kecelakaan Kerja di Ruang Pengolahan Makanan Sumber Bahaya Kecelakaan Prosentase

    Lantai dan jalan yang dilalui 20 % Salah mengangkat dan membawa beban 18 %

    Penggunaan alat pisau dan piring yang salah 14 %

    Anak tangga, tangga dan tangga lipat 14 %

    Penggunaan peralatan dan mesin yang tidak sesuai (alat mengaduk/mixer)

    12 %

    Kaleng, listrik, oven, luka karena cairan kimia 8 %

    Rekan kerja, pengaruh alcohol 4 % Lain lain 10 %

    Sumber : buku Sekolah Trainer (Buku Pengolahan Kue dan Roti, 1999)

    Memberikan Perawatan Yang Tepat

    Pengertian Kecelakaan Kerja

    Jenis-jenis Kecelakaan Kerja

    Identifikasi kondisi fisik pasien

    Prosedur penanganan P3K

  • 2. JENIS - JENIS KECELAKAAN KERJA DAN PENCEGAHANNYA Kecelakaan kerja dan pencegahannya dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu : 1. Terjatuh (fall) 2. Terluka benda tajam (cut) 3. Luka bakar (burn dan scald) 4. Ledakan gas (explotion) 5. Kecelakaan listrik (electric) 6. Kecelakaan bahan kimia (chemical)

    a) Terjatuh Kecelakaan terjatuh dapat terjadi pada: 1. Lantai

    Kecelakaan terjatuh pada lantai disebabkan oleh lantai yang licin. Tidak rata, atau lantai dengan perintang. Untuk mencegah kecelakaan terjatuh pada lantai maka ketiga penyebab tadi perlu dihindari. Tindakan pencegahan yang perlu ialah:

    a. Penerangan yang cukup Penerangan lampu harus mampu menerangi dengan merata setiap pojok dalam ruangan sehingga setiap bagian, semua perlengkapan yang ada dalam ruangan tersebut mudah dilihat.

    b. Pungut setiap barang yang jatuh Barang-barang, kotoran ataupun sampah lainnya yang terjatuh di lantai perlu segera dipungut. Benda-benda ini dapat menjadi penghalang dan penyebab kecelakaan terjatuh. Pada lantai yang permukaannya keras, maka benda-benda yang basah atau berbentuk seperti bola, silinder akan tergelincir pada waktu diinjak.

    c. Jangan menggeletakkan barang di lantai Peralatan yang tidak dipergunakan, barang-barang yang tidak diperlukan jangan dibiarkan tergeletak di lantai. Peralatan masak yang tidak dipergunakan, perlu dikumpulkan di pot washer.

    d. Pintu dan laci agar ditutup kembali setelah mengambil sesuatu dari dalamnya. Pintu dan laci meja, pintu oven, akan menjadi penghalang apabila tiba-tiba dibiarkan terbuka atau menjorok keluar.

    e. Lantai harus dijaga agar tidak kering Bersihkan dan keringkan segera setiap cairan yang jatuh ke lantai. terutama lantai dengan permukaan keras. Air, minyak, saos, dan lain sebagainya harus segera dibersihkan karena akan melicinkan permukaan lantai yang keras.

    f. Berilah tanda pada lantai yang masih basah karena dibersihkan Lantai-lantai yang berada di dapur dan tempat lainnya yang sudah dibersihkan atau masih basah perlu diberikan tanda yang mudah dilihat dan dimengerti.

    g. Taburkan garam pada lantai bekas minyak Ini dilakukan di dapur, dimana ada minyak yang terpercik atau terjatuh di lantai. Setelah minyak diisap dengan kain, maka pada bekas minyak tersebut ditaburi gram. Tindakan ini hanya tindakan sementarae karena bekas-bekas minyak masih cukup berbahaya dan dapat menyebabkan terpeleset.

    2. Tangga Rumah (stairs) Pada hotel bertingkat banyak, disamping mempergunakan lifl sebagai alat untuk naik dan turun kelantai berikutnya, juga terdapat tangga permanent atau tangga rumah. Tingkat kemiringan tangga rumah ini mempunyai hubungan yang erat dengan kemungkinan timbulnya kecelakaan, disamping keadaan tangga itu sendiri. Semakin terjal tangga rumah mempunyai kecenderungan semakin berbahaya dalam pemakaian.

  • Tindakan pencegahan yang perlu dilakukan adalah : a. Lengkapi dengan dengan alat pengaman

    Pada tangga rumah dengan permukaan keras mungkin perlu dilengkapi atau ditempeli karet pemgaman, atau bahan pengaman lainnya. Karet pengaman inipun perlu diganti, bila hampir tidak berfungsi lagi.

    b. Penerangan tidak cukup Lampu penerangan pada tangga rumah ini sangat perlu. Lampu penerangan tidak boleh menimbulkan bayang-bayang dan perlu dipasang sedemikian rupa sehingga membantu pemakai yang naik maupun turun

    c. Bebas dari barang licin Benda-benda yang basah dan licin seperti kulit: buah, sayur dan lain sebagainya cukup berbahaya pada tangga dengan permukaan keras.Benda-benda berbentuk bola dan silinder berbahaya pada sebala jenis permukaan tangga rumah. Dengan demikian tangga rumah harus dibersihkan selalu dari barang-barang licin tadi.

    d. Pergunakan titian pegangan Pada tangga rumah biasanya dipasang titian pegangan yang berfungsi sebagai pegangan dan dapat dipegang pada waktu naik atau turun. Titian pegangan ini perlu dipergunakan untuk meyakinkan langkah.

    e. Tangga rumah kadang-kadang juga dilapisi dengan karpet.

    3. Tangga pemanjat Tangga pemanjat pada umumnya dipergunakan di hotel adalah tangga pemanjat berkaki dua, dan berkaki empat.Guna tangga ini adalah untuk mengambil dan atau meletakkan barang pada tempat yang lebih tinggi atau rendah dari tempat kita berdiri. Ukuran tangga juga bermacam-macam sesuai dengan kegunaannya.

    Tindakan yang perlu dilakukan guna pencegahan kecelakaan terjatuh ialah: a. Pengunaan tangga yang sesuai

    Untuk mengambil dan meletakkan barang pada rak yang lebih tinggi maka pergunakanlah tangga yang sesuai tingginya dengan tujuan. Pada waktu pemakai berada pada tangga maka kesulitan akan timbul karena kedudukan obyek lebih tinggi atau lebih rendah. Disamping ukuran tangga, maka kekuatan tangga juga perlu diperhitungkan. Tangga harus mampu menopang dengan aman sejumlah berat badan dan berat barang.

    b. Tempat tangga pada jarak yang sesuai. Jarak kaki tangga dan kaki rak pada lantai sangat perlu diperhitungkan. Pada jarak terlalu dekat, maka badan akan kehilangan keseimbangan pada waktu menarik barang dari atas tangga. Lebih-lebih lagi bila mempergunakan tangga berkaki dua, maka makin dekat jarak kaki tangga dengan rak makin besar kemungkinan jatuh.

    Bila jarak tangga terlalu jauh, lebih jauh dari jarak jangkauan. maka akan menimbulkan kesulitan pada waktu mengambil barang tersebut. Dengan demikian jarak tangga dan rak perlu diatur sewajarnya

    c. Periksa kedudukan tangga Kaki-kaki tangga harus berdiri aman di atas lantai, tidak goyang dan tidak ada

    kemungkinan terpeleset. Jangan meletakkan tangga di depan pintu yang sewktu-waktu dapat dibuka, atau pada tempat orang lalu lalang.

  • b) Terluka Ada beberapa jenis luka yang dapat terjadi pada kulit yang disebabkan oleh benda tajam:

    a. Luka iris ialah luka yang ditimbulkan karena irisan benda tajam. Bentuk luka biasanya memanjang dengan tepi luka berbentuk garis lurus.

    b. Luka robek, ialah luka terbuka yang ditimbulkan oleh goresan benda yang tidak terlalu tajam. Bentak luka biasanya tidak teratur.

    c. Luka tusuk, ialah luka ditimbulkan oleh tusukan benda tajam dan runcing. Bentuk luka sempit dan afak dalam.

    Benda yang mengakibatkan luka ini dapat dikelompokkan menjadi: 1. Peralatan memotong 2. Mesin 3. Tulang dan duri kulit 4. Barang-barang beku 5. Barang pecah belah

    1. Peralatan memotong Peralatan yang... digunakan memotong adalah pisau, kapak, gunting, silet, dsb. Misalnya di dapur yang mempergunakan banyak jenis pisau dengan bentuk khusus dan penggunaan tertentu. Tindakan pencegahan timbulnya kecelakaan karena alat pemotong adalah:

    a. Pergunakan alat pemotong sesuai dengan fungsinya Gunting jangan dipergunakan sebagai pengganti tang atau obeng Didapur terdapat banyak jenis pisau dan harus dipergunakan sesuai dengan fungsinya. Jangan mempergunakan chopping knife untuk mengupas kentang dsb.

    b. Alat pemotong harus tajam Alat yang tumpul membutuhkan tenaga yang lebih besar dan mudah terpeleset sehingga membahayakan diri sendiri dan juga orang lain. Pisau yang makin tajam makin aman untuk dipakai.

    c. Bersih dan tidak berminyak Alat pemotong yang kotor atau berrninyak akan licin pada waktu dipergunakan sehingga sulit untuk diarahkan. Bagian pegangan yang berminyak dan licin akan mudah terlepas dari genggaman tangan.

    d. Jangan bermain-main dengan pisau atau membawa pisau pada waktu bermain e. Paku, serpihan kayu dan barang asing tajam lainnya perlu segera dibersihkan bila

    tidak diperlukan atau tersembul pada tempet-tempat yang dianggap berbahaya. f. Bila membersihkan pisau, maka bagian yang tajam tidak boleh mengarah pada

    badan. g. Alat pemotong yang tidak dipergunakan harus diletakkan pada tempat yang aman,

    terbuka dan mudah dilihat. h. Bila membawa pisau pada waktu berjalan maka tangan dengan pisau jangan

    digerakkan atau dipergunakan untuk menunjuk sesuatu. i. Simpan di tempat tertentu dan aman.

    Alat-alat pemotong perlu disimpan ditempat tertentu atau khusus untuk itu disamping memudahkan pada waktu mengambil kembali juga aman bagi orang lain.

    2. Mesin Mesin-mesin yang dipergunakan di hotel mempunyai ragam yang cukup banyak.

    Setiap mesin dilengkapi dengan buku petunjuk yang mencantumkan bagian-bagian mesin, cara penggunaan, cara merawat. Dan juga hal-hal yang menyangkut keamanan alat serta pemakai. Karyawan yang belum terlatih agar tidak diperkenankan mempergunakan mesin tersebut.

  • Tindakan yang perlu diambil untuk mencegah terjadinya kecelakaan terluka ialah: a. Memberikan latihan dan petunjuk yang terperinci tentang penggunaan mesin-mesin

    yang akan dipergunakan. b. Pergunakan alat pengaman yang tersedia atau yang ditentukan dalam buku petunjuk c. Pusatkan perhatian pada pekerjaan. Kondisi fisik yang kurang sehat dapat membuat

    perhatian yang tidak terpusat pada pekerjaan, atau melamun.Kondisinya demikian cukup berbahaya untuk dirinya bila sedang menangani mesin-mesin.

    3. Tulang dan duri kulit Kecelakaan karena terluka tulang dan duri kulit binatang banyak menimpa

    karyawan yang bekerja di bagian pengolahan dan penghidangan makanan. Tulang hewan yang pecah atau dipotong tidak teratur akan bergerigi tajam pada bagian yang terpotong tadi. Bagian bergerigi ini cuku berbahaya dan menyebabkan luka iris, robek atau luka tusuk.

    Tulang-tulang ikan, duri-duri udang, dan binatang laut lainnya di samping menyebabkan luka juga dapat menimbulkan keracunan / infeksi pada kulit. Tindakan pencegahan yang diperlukan hanyalah sikap hati-hati dari karyawan selama berhubungan dengan tulang dan duri kulit ini.

    4. Barang- barang beku Serpihan daging, sisik ikan yang tampaknya lembut pada waktu tidak beku, akan

    berubah menjadi keras dan tajam bila dalam keadaan beku. Tindakan pencegahan yang diperlukan hanyalah sikap hati-hati karyawan. Bila bekerja agak lama di ruang pembeku maka disarankan mempergunakan sarung tangan.

    5. Barang Pecah Belah Barang pecah belah seperti galas, botol, mangkok dan barang-barang restoran

    lainnya dapat menyebabkan terluka bila dalam keadaan pecah. Untuk terjadinya terluka maka hal-hal berikut yang perlu di perhatikan:

    a. Tempatkan terpisah dari logam Barang pecah belah jangan diletakkan bercampur dengan barang barang yang terbuat dari logam seperti perak, stainless steel, dsb.

    b. Pisahkan yang utuh dan yang pecah Bila membawa barang yang pecah dan yang utuh misalnya ke tempat pencucian, maka kedua jenis barang ini harus dipisahkan sejak semula. Barang utuh dikirim pada bagian pencucian. Barang yang pecah dikumpulkan ditempat khusus.

    c. Pungut dan kumpulkan segera Bila ada suatu barang yang pecah, mungkin karena jatuh, terbentur dsb, maka barang pecah tersebut harus segara dipungut dan dikumpulkan pada suatu tempat. Pecahan ini akan berbahaya bagi karyawan lain, apabila dalam suasana sibuk. Jangan mempergunakan tangan telanjang pada waktu memungut pecahan barang tadi.

    d. Hindari " chips" Barang pecah belah yang rusak, atau bagian pinggir yang sudah rusak dan pecah (chips) sebaiknya tidak dipergunakan lagi baik untuk tamu maupun karayawan. Barang-barang yang sudah retak ini harus dikumpulkan bersama barang-barang pecah lainnya.

    e. Hati-hati pada waktu mengosongkan keranjang sampah. Jangan mempergunakan tangan telanjang pada waktu mengosongkan keranjang sampah. Pergunakan sarung tangan atau alat lain.

  • c) Luka Bakar Luka bakar dapat terjadi karena sentuhan kulit dengan api langsung, air panas matahari ataupun oleh zat kimia (asam atau basa keras). Dalam hubungannya dalam pencegahan kecelakaan di hotel maka luka bakar dikelompokkan menjadi 2 jenis, ialah

    1. Burn, yaitu luka bakar yang disebabkan oleh panas kering dan api langsung. 2. Scals, yaitu luka bakar yang disebabkab oleh panas basah.

    Tindakan yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya luka bakar karena panas kering (burn) adalah:

    a. Berikan tanda pengaman. Peralatan yang tidak berada pada tempat masak dan diperkirakan panas biasanya diberikan tanda dengan taburan tepung (warna putih).

    b. Periksa pilot light dengan seksama. Peralatan yang menggunakn gas elpiji biasanya dilengkapi dengan pilot light, misalnya pada unit boiler, oven, kompor gas, dll. Periksalah pilot light dengan seksama sebelum membuka aliran gas atau menyalakan gas.

    c. Nyalakan api sebelum gas dibuka. Pada waktu menyalakan kompor atau peralatan yang mempergunakan gas elpiji jangan berdiri terlalu dekat. Nyalakan api sebelum membuka aliran gas untuk menghindari timbunan gas di udara dan laedakan.

    d. Alat-alat memasak atau bagian pegangan yang panas tidak boleh menonjol atau menjorok keluar meja memasak.

    e. Alat pengaduk ataupun alat penggoreng yang tidak dipergunakan sebaiknya dikumpulkan pada sebuah tempat. Jangan dibiarkan di atas api.

    f. Pergunakan isolator atau alat tertentu untuk mengambil barang panas. g. Bila memeriksa makanan di dalam oven maka pintu oven jangan langsung di buka

    lebar. Tarik pintu oven sedikit saja untuk memperkirakan suhu oven, kemudian buka sebagaimana mestinya.

    h. Pergunakan pakaian kerja sewajarnya. Pakaian seragam kerja juga berfungsi sebagai pelindung tubuh dari kecelakaan termasuk pengaruh panas.

    Pencegahan kecelakaan pada waktu menggoreng :

    1. Minyak pada alat penggoreng tidak lebih dari 3/4 volume tempat minyak. 2. Suhu minyak jangan terlalu panas, dan minyak tidak boleh sampai berasap. 3. Makanan yang akan digoreng harus cukup kering atau tidak ada air hingga menetes. Air

    yang dikandung menyebabkan minyak berbuih dan meluap. 4. Goreng atau masukkan makanan secukupnya. Jangan terlalu banyak untuk menghindari

    luapan minyak panas. 5. Peralatan yang diperlukan sudah tersedia dalam jangkauan. misalnya alat pengangkat,

    tempat makanan dan lain sebagainya 6. Minyak harus disaring setiap selesai menggoreng, sehingga tidak ada serpihan makanan

    yang terdapat pada minyak. 7. Jangan menggunakan minyak kotor atau yang sudah digunakan beberapa kali. Minyak

    kotor atau minyak bekas titik didihnya semakin tinggi.

    Tindakan yang perlu dilakukan untuk mencegah luka bakar karena panas basah (scala) ialah:

    a. Jangan menyimpan atau meletakkan barang cair, apalagi cairan panas pada tempat yang lebih tinggi dari pandangan mata.

    b. Jangan mengisi ketel atau perebus lainnya hingga penuh. Perkiraan kemungkinan pada waktu cairan mendidih atau pada waktu dipindahkan, tidak ada cairan panas yang tumpah.

  • c. Hati-hati terhadap percikan air panas pada waktu menyaring makanan ataupun menuangkan air panas.

    d. Pergunakan isolator pada waktu memindahkan barang yang berisi cairan panas dan barang yang sedang direbus.

    e. Bila membuka panci dengan air rebusan maka bukalah terlebih dahulu bagian tutup panci yang paling jauh dari badan kita. Uap air akan keluar terlebih dahulu pada bagian yang aman, kemudian bukalah seluruhnya

    f. Tutup aliran uap air (steam) dengan baik. Jangan membuka pintu steamer sebagai alat memasak sebelum aliran uap air panas tertutup sama sekali.

    Luka Bakar

    Luka bakar merupakan salah satu rasa nyeri yang sangat hebat yang pernah/dapat dialami seseorang adalah rasa nyeri yang diakibatkan oleh terbakar. Sewaktu luka bakar terjadi, terjadi rasa sakit yang sangat hebat karena ujung-ujung dari saraf rusak sehingga menimbulkan perasaan sakit yang terus menerus. Luka bakar dapat disebabkan oleh panas, kimia, listrik, cahaya, atau radiasi. Luka bakar menjadi penting karena dapat menyebabkan kematian. Luka bakar mempunyai pembagian berdasarkan keparahannya, yaitu :

    1. Derajat satu Derajat ini hanya meliputi bagian luar dari kulit. Pada derajat ini tidak ditemukan adanya lepuh (bula). Luka bakar derajat satu merupakan yang paling sering terjadi. Luka ini akan sembuh dengan sendirinya tanpa menimbulkan bekas dalam waktu dua hingga lima hari.

    2. Derajat dua Kerusakan yang terjadi lebih dalam daripada derajat satu. Dapat terlihat adanya lepuh. Didapatkan rasa nyeri yang hebat. Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terlihat lebih tinggi daripada permukaan kulit normal. Luka bakar derajat ini dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu derajat dua dangkal (superfisial) dan derajat dua dalam (deep)

    3. Derajat tiga Kerusakan yang terjadi lebih dalam lagi daripada derajat dua. Tidak dijumpai adanaya lepuh. Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat. Tidak didapatkan rasa nyeri, karena ujung-ujung saraf sudah mengalami kerusakan bahkan kematian.

    Kita sering menjumpai kejadian luka bakar di kehidupan kita sehari-hari. Entah itu karena kompor meledak, tersiram air panas, tersemprot air aki, atau bahkan karena usaha bunuh diri. Namun kita sering sekali bingung mesti berbuat bagaimana. Yang sering kita lihat di lapangan adalah jika terjadi luka bakar segera olesi dengan sabun, kecap, bubuk, atau bahan-bahan yang lainnya. Pada dasarnya, prinsip yang harus kita pegang jika kita menghadapi kejadian luka bakar adalah : Jauhkan korban dari sumber yang menyebabkan luka bakar.

  • Hentikan proses terbakar Alirkan air biasa (jangan terlalu panas atau terlalu dingin) pada luka istr. Cuci bersih bahan kimia (seperti air aki) dengan mengalirkan terus air selama 20 menit atau lebih. Lepaskan semua pakaian dan perhiasan yang mengganggu. Jika terdapat perlekatan pakaian pada kulit, gunting disekitarnya. Jangan berusaha untuk melepas pakaian yang sudah melekat pada kulit. Lakukan penilaian pertama. Tangani semua hal yang mengancam nyawa. Jika kita tidak dapat menangani, segera panggil bantuan kesehatan

    Tutup luka Gunakan bahan yang steril untuk menutup luka bakar. Jangan gunakan mentega, salepe,

    lotion, antiseptik, atau es pada luka bakar. Jangan memecahkan lepuh yang ada. Pertahankan korban dalam keadaan hangat

    Jadi yang perlu diingat adalah jika kita menjumpai luka bakar, segera alirkan dengan air biasa yang mengalir. Jangan diberi salep, kecap, sabun, dll. Lalu setelah itu, segera bawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

    LEDAKAN GAS Tindakan yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya ledakan ialah

    1. Ketahuilah bau khas gas yang dipergunakan. Gas yang dipergunakan sebagai bahan bakar seperti karbit, elpiji dan lain sebagainya mempunyai bau khas. Setiap karyawan yang mempergunakan gas tersebut harus mengetaui bau khas tadi sehingga dengan mudah pula mengetahui bila ada saluran gas yang bocor.

    2. Periksa selalu keadaan pipa gas. Keadaan pipa gas selalu perlu diperiksa setiap saat terutama pipa-pipa yang terbuat dari plastik, karet dan bahan-bahan yang lentur lainnya. Pipa gas tidak boleh tertindih barang berat, tertekuk, ataupun menempel pada barang-barang panas.

    3. Pergunakan pilot light. Pilot light perlu berfungsi dengan baik. Nyalakan pilot light terlebih dahulu. Bila alat tidak dipergunakan maka yang dimatikan hanyalah api pada lubang pengapian. Pilot light sebaiknya selalu menyala.

    4. Putuskan hubungan gas secara total. Pada saat alat-alat tidak dipergunakan lagi maka saluran gas sebaiknya diputuskan secara total. Pada gas elpiji maka keran utama harus tertutup, atau topi ke[ala tabung perlu dilepas, karena tabung sudah dilengkapi dengan pengaman.

    5. Ikuti petunjuk Setiap saat perlu diingatkan kembali pada karyawan yang mempergunakan peralatan dengan bahan bakar gas untuk membaca dan mengikuti petunjuk yang diberikan oleh:

    a. Pabrik peralatan, yang dipergunakan pada masing-masing alat yang mempunyai petunjuk pengaman tersendiri.

    b. Pertamina, sebagai penghasil gas elpiji yang diterbitkan sebagai buku pedoman khusus penggunaan gas elpiji.

    c. Pemerintah, melalui pendidikan, latihan atau peraturan khusus untuk menjaga keselamatan kerja para karyawan.

  • KECELAKAAN LISTRIK Arus listrik tidak dapat dilihat dengan mata sehingga kadang-kadang sangat sulil membedakan apakah suatu barang, kabel atau logam mengandung listrik atau tidak. Suatu alat mungkin sudah dirancang dan dipasang sedemikian rupa sehingga aman bagi pemakai. Tetapi karena suatu keadaan yang perlu diketahui dan menyebabkan alat tersebut mengandung arus listrik terbuka. Keadaan demikian sering menimbulkan kaget,shock, gerak reflek ataupun kecelakaan yang fatal.

    Tindakan yang perlu diambil guna mencegah kecelakaan karena arus listrik adalah : 1. Perhatikan tegangan (voltage)

    Tegangan listrik yang tersedia dan tegangan yang diperlukan oleh alat harus sesuai. 2. Perhatikan alat sambungan

    Stop kontak sebagai tempat sambungan sementara dapat dipasangi steker untuk menyambung dan atau memisah arus listrik. Setiap stop kontak sebaiknya jangan diberi beban yang terlalu besar pada saat yang sama. Misalnya satu kontak dipergunakan untuk lemari es, juga untuk televisi. mesin cuci, dan lain sebagainya. Pembebanan yang terlalu besar akan cepat memanaskan kabel-kabelnya dan mempercepat kerusakan selubung isolasi, akhirnya terjadi kortsleting dan kecelakaan.

    3. Sekering hanya untuk yang berwenang. Sekering sebagai alat pengaman pada waktu terjadi kortsleting tampaknya sederhana sekali, dan mudah untuk ditangani bila kawatnya putus.Anggapan ini mengundang bahaya. Bila terjadi putus aliran karena putus sekering maka tindakan pertama ialah mencari penyebabnya mungkin karena beban berat atau kortsleting. Bila kawat sekering diganti dengan yang lebih kecil maka kawat sekering lebih mudah putus karena tidak kuat menerima beban yang lebih berat. Bila kawat sekering diganti dengan yang lebih besar atau terdiri dari beberapa helai, maka tindakan ini lebih berbahaya lagi. Kortsleting akan berlangsung lebih lama sebelum sekering putus, berarti bahaya kebakaran lebih dekat lagi. Dengan demikian berilah kepada yang berwenang untuk menggantisekering karena mereka lebih tahu hubungan ampere kawat sekering dan kawat pengganti.

    4. Periksa keadaan kabel penghubung. Kabel penghubung perlu diperiksa setiap saat sehingga tidak ada bagian- bagian yang luka, robek, tertindih barang berat dan keras, atau menempel pada bagian barang panas.

    5. Kering dan bersih. Sakelar, alat penyambung arus listrik harus selalu dalam keadaan kering dan bersih, karena ais juga pengantar listrik yang baik. Tangan dan benda-benda yang dipergunakan untuk mengadakan sambungan atau pemutusan hubungan listrik juga harus selalu kering.

    6. Perhatikan gejala aneh Bila pada suatu alat terjadi gejala-gejala aneh atau tidak seperti biasanya maka setiap karyawan harus berusaha menemukan sumbernya. Gejala aneh yang timbul misalnya bau seperti karet terbakar, percikan api tidak pada tempatnya kepulan asap dan lain sebagainya. Gejala aneh ini harus segera dilaporkan dan putuskan hubungan listrik ke alat tersebut.

    7. Putuskan hubungan listrik. Bila suatu peralatan tidak lagi dipergunakan maka arus listrik ke alat tersebut sebaiknya diputuskan. Pemutusan ini tidak hanya mempergunakan pemutus hubungan pada alat tersebut tetapi juga pada sakelar utama.

    8. Pasanglah arde atau hubungan tanah Hubungan ke tanah ini sangat perlu. Lebih-lebih dengan arus listrik tegangan tinggi.

    9. Ikuti petunjuk Pemakai peralatan listrik harus mengikuti petunjuk yang diberikan oleh

    a. Pabrik peralatan, tersebut yang dicantumkan dalam buku petunjuk. Disamping untuk menjaga keselamatan alat juga menjaga keselamatan pemakainya.

    b. PLN, sebagai penghasil arus listrik sudah mengeluarkan cara-cara pemakaian arus listrik.

  • c. Oleh pemerintah, melalui lembaga resmi atau peraturan khusus untuk menjaga keselamatan kerja.

    Bentuk kecelakaan yang mungkin timbul akibat arus listrik adalah : 1. Shock

    Karena cairan tubuh sebagian besar dikirim ke daerah yang memerlukan atau terbakar sehingga volume darah yang mengalir ke otak dan jantung berkurang. Alat-alat vital tubuh lainnya juga akan kehilangan cairan dan zat-zat yang diperlukan. Dengan demikian fungsi alat-alat vital itupun terganggu.

    2. Pengacuan denyut jantung dan kematian. Voltase arus listrik hingga 220V dapat memacu denyut jantung manusia voltase diatas 1000V dapat menghentikan pernapasan. Voltase diantara 220V-1000V dapat menimbulkan kedua akibat tadi pingsan akibat arus listrik dapat berlangsung lama, meskipun pernapasan berhenti, denyut jantung masih terasa.

    3. Luka bakar. Luka biasanya berbatas tegas berbentuk bulat atau lonjong.

    4. Kebakaran Api yang timbul pada waktu korsleting menyambar barang-barang di sekitarnya.

    KECELAKAAN BAHAN KIMIA Bahan-bahan kimia yang dapat menimbulkan kecelakaan pada industri dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok berdasarkan tempat dimana bahan kimia tersebut terdapat.

    10. Bahan kimia di dalam makanan. Kecelakaan berupa keracunan makanan. Zat kimia yang dimaksud terdapat pada:

    a. Toxin (clostridium) b. Jamur (amanita spp) c. Jengkol (kristal asam jengkol) d. Singkong (senyawa asam biru) e. Tempe/onco/bongkrek (jamur beracun) f. Udang dan kepiting (ganggang yang dimakan) g. DLL

    11. Bahan kimia sebagai bahan pengolah makanan. Bahan ini diperlika dan dicampurkan pada makanan pada dosis tertentu. Kesalahan pada dosis dan kesalahan mencampur menyebabkan juga kecelakaan atau keracunan, misalnya:.....

    a. PK (Kalium Permanganat)... b. Asam citrun............ c. Saltpeter d. Soda kue e. Etil alcohol

    Tindakan pencegahan yang perlu dilakukan ialah: 1. Perkenalan dengan baik.

    Barang-barang kimia yang akan dipergunakan sebaiknya diperkenalkan satu-persatu, kegunaannya, cara menggunakan dan bahaya yang dapat ditimbulkan. Demikian juga bahan makanan yang biasanya menimbulkan keracunan juga ditunjukkan dan disebutkan tanda-tanda yang menunjukkan bahwa bahan itu mengandung racun.

    2. Berilah tanda yang jelas Tanda atau nama bahan kimia yang terdapat pada botol perlu ditulis jelas dan mudah dilihat. Sebaiknya jangan mempergunakan tempat lain seperti botol minuman, kaleng minyak goreng untuk bahan-bahan kimia yang sulit dikenal. Dalam keadaan sibuk maka karyawan tidak mempunyai waktu banyak untuk meneliti bahan yang terdapat di dalam tempat teresebut.

  • Penyimpanan yang keliru misalnya: a. Baking soda (soda roti) di tempat gram. b. Liquid soap, tipol pada minyak goreng atau botol bir, dll.

    12. Jangan mencoba-coba. Setiap karyawan sebaiknya jangan mencoba-coba dalam penggunaan bahan kimia bila belum yakin terhadap nama., jenis kegunaan dan dosis bahan kimia tersebut. Tindakan mencoba- coba tanpa pengetahuan sering mengundang malapetaka.

    13. Simpan pada tempat yang aman. Barang-barang kimia sebaiknya disimpam pada tempat khusus dan aman sehingga mudah diawasi pengambilan, pemakaian dan penyimpanan bahan tersebut. Beberapa bahan kimia menuntut cara penyimpanan tertentu, misalnya tidak boleh dekat dengan api, perlu tempat yang sejuk, atau cukup di lantai saja, dan lain sebagainya. Bah an kimia teresebut harus disimpan pada kondisi yang dikehendaki.

    14. Informasi dan kerjasama. Bila menggunakan bahan-bahan kimia dan menyangkut pihak lain, maka informasi dini sangat diperlukan. Misalnya bagian pemberantas hama akan mengadakan penyemprotan lalat, dan serangga lainnya di dapur. Bagian pemberantas perlu memberikan informasi dini pada Kepala Dapur sehingga makanan dan bahan makanan tidak tercemar oleh zat pemberantas hama.

    Masalah keselamatan kerja sangat perlu ditanamkan sejak dini, karena keselamatan kerja menyangkut keamanan kerja dan nyawa manusia.

  • C. IDENTIFIKASI KONDISI FISIK PASIEN Identifikasi kondisi fisik pasien mempunyai arti mengenali kondisi atau keadaan pasien

    terutama fisik pasien yang mengalami kecelakaan kerja. Kondisi atau keadaan fisik pasien yang mengalami kecelakaan perlu sekali diketahui agar segera bisa diambil tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

    Pemeriksaan penderita merupakan suatu keterampilan yang harus dilatih. Pemeriksaan fisik yang harus dilakukan dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan teliti. Prinsip pemeriksaan fisik menyeluruh penderita :

    a. Pemeriksaan fisik

    Merupakan pemeriksaan seluruh tubuh penderita. Tujuannya untuk menemukan berbagai tanda.

    b. Pemeriksaan fisik dilakukan sistematis dan berurutan, mulai ujung kepala sampai ujung kaki, namun bisa disesuaikan dengan kondisi pasien.

    Pemeriksaan fisik melibatkan panca indera yaitu : a. Penglihatan (inspeksi) b. Perabaan (palpasi) c. Pendengaran (auskultasi)

    Pada saat melakukan pemeriksaan selalu perhatikan penderita. Perhatian menunjukkan bahwa kita bertujuan baik dan biasanya akan memudahkan kita memperoleh data yang diperlukan. Kadang-kadang penderita tidak ingin diketahui mengalami suatu gangguan sehingga pertanyaan apakah ada yang sakit atau terasa mungkin dijawab dengan tidak, sehingga data yang diperoleh tidak akurat.

    D. JENIS PERALATAN DAN OBAT-OBATAN UNTUK P3K

    Peralatan Dasar Pelaku Pertolongan Pertama :

    Dalam melakukan tugasnya Pelaku Pertolongan Pertama

    memerlukan beberapa peralatan dasar. Peralatan dasar ini dapat dibagi menjadi peralatan perlindungan diri atau yang lebih dikenal dengan Alat Perlindungan Diri (APD) dan peralatan minimal untuk melakukan tugasnya.

    Alat Perlindungan Diri (APD): Sebagai pelaku Pertolongan Pertama seseorang akan dengan mudah terpapar dengan jasad renik

    maupun cairan tubuh seseorang yang memungkinkan penolong dapat tertular oleh penyakit. Prinsip utama dalam menghadapi darah dan cairan tubuh dari penderita adalah:

  • Darah dan semua cairan tubuh sebagai media penularan penyakit. Beberapa penyakit yang dapat menular diantaranya adalah Hepatitis, TBC, HIV/AIDS.

    Disamping itu APD juga berfungsi untuk mencegah penolong mengalami luka dalam melakukan tugasnya.

    Beberapa Alat Perlindungan Diri : 1. Sarung tangan Lateks.

    Jangan menggunakan sarung tangan kain saja karena cairan dapat merembes. Bila akan melakukan tindakan lainnya yang memerlukan sarung tangan kerja, maka sebaiknya sarung tangan lateks dipakai terlebih dahulu.

    2. Kacamata pelindung Berguna untuk melindungi mata dari percikan darah, maupun mencegah cedera akibat benturan atau kelilipan pada mata saat melakukan pertolongan .

    3. Baju Pelindung Penggunaanya kurang populer di Indonesia gunanya adalah untuk mencegah merembesnya cairan tubuh penderita melalui baju penolong.

    4. Masker penolong Sangat berguna untuk mencegah penularan penyakit melalui udara.

    5. Masker Resutasi Diperlukan bila akan melakukan tindakan Resusitasi Jantung Paru. I

    6. Helm Dipakai bila akan bekerja di tempat yang rawan akan jatuhnya benda dari atas. Misalnya dalam bangunan runtuh dan sebagainya.

    Catatan: Alat perlindungan diri minimal bagi seorang pelaku Pertolongan Pertama adalah sarung tangan dan masker RJP.

    Beberapa tindakan umum untuk menjaga diri adalah: Pemakaian APD tidak sepenuhnya melindungi penolong. Ada beberapa tindakan lain yang juga perlu dilakukan sebagai tindakan pencegahan.

    1. Mencuci tangan Cuci tangan merupakan tindakan yang sederhana namun paling efektif untuk menghentikan rantai penularan penyakit.

    - Cucilah tangan tangan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan. - Pakailah sabun yang memiliki sifat anti septik (anti kuman). - Cucilah bersih-bersih tangan sampai ke siku bila selesai menangani penderita.

    2. Membersihkan alat Selain tubuh penolong alat yang baru dipakai juga harus dibersihkan. Membersihkan alat ini ada beberapa tahapan yaitu:

    - Mencuci dengan air: hanya menghilangkan bekas atau noda saja. - Desinfeksi (memakai bahan pembunuh kuman misalnya pemutih) - Sterilisasi (proses khusus untuk menjadi bebas kuman)

    Peralatan Pertolongan Pertama a. Penutup luka

    - Kasa steril - Bantalan kasa

    b. Pembalut contoh: - Pembalut gulung/pita - Pembalut segitigalMitella

    - Pembalut tubuler/tabung - Pembalut rekat/plester

  • c. Cairan antiseptik contoh: - Alkohol 70% - Povidone iodine 10%

    d. Cairan pencuci mata - Boorwater

    e. Peralatan stabilisasi, contoh: - Bidai - Papan spinal pendek

    - Papan spinal panjang

    f. Gunting pembalut g. Pinset h. Senter i. Kapas j. Selimut k. Kartu penderita l. Alat tulis m. Oksigen n. Tensimeter dan stetoskop o. Tandu

    E. PROSEDUR PENANGANAN P3K Pengertian Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan Prosedur Penanganan P3K Pengertian Pertolongan Pertama: Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera / kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar.

    Pengertian Medis Dasar Tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat dimiliki oleh awam atau awam yang terlatih secara khusus. Batasannya adalah sesuai dengan sertifikat yang dimiliki oleh Pelaku Pertolongan Pertama.

    Pelaku Pertolongan Pertama Pelaku Pertolongan Pertama adalah penolong yang pertama kali tiba di tempat kejadian, yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar.

    Tujuan Pertolongan Pertama a. Menyelamatkan jiwa penderita b. Mencegah cacat c. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan Dasar Hukum Di Indonesia dasar hukum mengenai Pertolongan Pertama dan Pelakunya belum tersusun dengan baik seperti halnya di negara maju. Walau demikian dalam KUHAP ada beberapa pasal yang mencakup aspek dalam melakukan Pertolongan Pertama. Pelanggaran tentang orang yang perlu ditolong diatur dalam Pasal 531 K U H Pidana yang berbunyi: "Barang siapa menyaksikan sendiri ada orang di dalam keadaan bahaya maut, lalai memberikan atau mengadakan pertolongan kepadanya sedang pertolongan itu dapat

  • diberikannya atau diadakannya dengan tidak akan menguatirkan, bahwa ia sendiri atau orang lain akan kena bahaya dihukum kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp 4.500,-. Jika orang yang perlu ditolong itu mati, diancam dengan : KUHP 45, 165. 187, 304 s, 478 525, 566". Pasal ini berlaku, bila pelaku pertolongan pertama dapat melakukan tanpa membahayakan keselamatan dirinya, dan orang lain.

    Penjelasan : Dalam keadaan bahaya maut = bahaya maut yang ada seketika itu, misalnya orang berada

    dalam rumah terbakar, tenggelam di air, seorang akan membunuh diri dan sebagainya. Memberikan pertolongan = menolong sendiri Mengadakan pertolongan = misalnya memintakan pertolongan polisi atau dokter. Pasal ini hanya dapat dikenakan, apabila dengan memberi pertolongan itu tidak dikuatirkan,

    bahwa orang itu sendiri, dibahayakan atau orang lain dapat kena bahaya dan orang yang perlu ditolong itu mati.

    Kualifikasi Pelaku Pertolongan Pertama : a. Jujur dan bertanggungjawab. b. Berlaku profesional. c. Kematangan emosi.

    Pada keadaan tertentu kondisi penderita emosional, juga keluarga penderita yang tak dapat menerima kenyataan yang dialami penderita, dalam hal ini pelaku harus dapat menenangkan diri, serta dapat menenangkan penderita dan keluarganya. Juga sabar, tidak panik dan gugup dalam menghadapi penderita.

    d. Kemampuan bersosialisasi. e. Kemampuannya nyata terukur sesuai sertifikasi PMI. Secara berkesinambungan mengikuti

    kursus penyegaran. f. Kondisi fisik baik. g. Mempunyai rasa bangga. Pelaku merasa bangga berpenampilan rapih dan bersih, bekerja

    dengan rapih, yang dapat meyakinkan penderita.

    Kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama : a. Menjaga keselamatan diri, anggota tim, penderita dan orang sekitarnya. Keselamatan diri dan

    tim harus menjadi prioritas. b. Dapat menjangkau penderita. Dalam kasus kecelakaan atau musibah, kemungkinan Pelaku

    harus memindahkan penderita lain untuk dapat menjangkau penderita yang lebih parah. c. Dapat mengenali dan mengatasi masalah yang mengancam nyawa. d. Meminta bantuan/rujukan.

    Pelaku Pertolongan Pertama harus bertanggungjawab sampai bantuan rujukan mengambil alih penanganan penderita.

    e. Memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat berdasarkan keadaan korban. f. Membantu pelaku pertolongan pertama lainnye . g. Ikut menjaga kerahasiaan medis penderita. h. Melakukan komunikasi dengan petugas lain yang terlibat. i. Mempersiapkan penderita untuk ditransportasi.

    P3K patah tulang 1) Tanda-tanda patah tulang

    a) Penderita tidak dapat menggerakkan bagian yang luka b) Bentuk bagian yang terkena tampak tidak normal c) Ada rasa nyeri kalau digerakkan d) Kulit tidak terasa kalau disentuh e) Pembengkakkan dan warna biru di sekitar kulit yang luka

  • 2) Pedoman umum pertolongan pertama terhadap patah tulang a) Pada umumnya patah tulang tidak pernah sebagai kasus darurat yang membutuhkan

    pertolongan segera, kecuali demi penyelamatan jiwa korban. Sebaiknya jangan menggerakkan atau mengganggu penderita, tunggu saja sampai dokter atau ambulans datang.

    b) Kalau korban harus dipindahkan dari tempat yang membahayakan, pindahkan korban dengan cara menarik tungkai atau ketiaknya, sedang tarikannya harus searah dengan sumbu panjang badan

    c) Kemudian lakukan memeriksa apakah ada luka-luka lainnya : - hentikan pendarahan serius yang terjadi - usahakan korban terhindar dari hambatan pernapasan - upayakan lalu lintas udara tetap lancer - jika diperlukan buatlah nafas buatan - jangan meletakkan bantal di bawah kepala, tapi letakkanlah di kiri kanan kepala

    untuk menjaga agar leher tidak bergerak d) Kalau bantuan medis terlambat, sedang penderita harus diangkat, jangan mencoba

    memperbaiki letak tulang. Pasanglah selalu pembelat (bidai) sebelum menggerakkan atau mengangkat penderita.

    3) Macam-macam patah tulang dan pertolongan pertamanya a) Patah lengan bawah Pergelangan Tangan

    - Letakkan perlahan-lahan lengan bawah tersebut ke dada hingga lengan membentuk sudut 90 derajat dengan lengan atas, sedang telapak tangan rata di dada

    - Siapkan 2 pembelat ( bidai ) yang dilengkapi dengan kain pengempuk, satu untuk membelat bagian dalam, sedang yang lain untuk membelat bagian luar

    - Usahakan pembelat merentang dari siku sampai ke punggung jemari - Aturlah gendongan tangan ke leher sedemikian rupa sehingga ketinggian ujung-

    ujung jari hanya 7,5-10 cm dari siku

    b) Patah Tulang lengan Atas (siku ke bahu) - Letakkan tangan perlahan-lahan ke samping tubuh dalam posisi sealamiah mungkin - Letakkan lengan bawah di dada dengan telapak tangan menempel perut - Pasang satu pembelat (bidai) yang sudah berlapis bahan empuk di sebelah luar

    lengan dan ikatlah dengan 2 carik kain di atas dan di bawah bagian yang patah - Buatlah gendongan ke leher, tempelkan ke lengan atas yang patah ke tubuh dengan

    handuk atau kain yang melingkari dada dan belatan (bidai)

  • c) Patah Tulang Lengan Bawah Letakkan pembelat (bidai) berlapis di bawah telapak tangan, dari dekat siku sampai lewat ujung jemari.

    d) Patah Tulang di paha - Patah tulang di paha sangat berbahaya, tanggulangi shok dulu dan segera panggil

    dokter - Luruskan tungkai dan tarik ke posisi normal - Siapkan 7 pembalut panjang dan lebar - Gunakan 2 pembelat papan lebar 10-15 cm yang dilapisi dengan kain empuk - Panjang pembelat untuk bagian luar harus merentang dari ketiak sampai lutut,

    sedangkan pembelat untuk bagian dalam sepanjang dari pangkal paha sampai ke lutut.

  • BAB V MEMONITOR SITUASI

    A. Peta Konsep

    B. Pembahasan materi

    MENJELASKAN ASPEK-ASPEK YANG HARUS DIMONITOR

    Pada saat penolong mencapai tempat kejadian, sebelum melakukan sesuatu hendaknya dilakukan penilaian keadaan terlebih dulu. Penilaian keadaan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara umum tentang kejadian yang sedang dihadapi, faktor-faktor yang akan mendukung atau menghambat pertolongan pertama Selain itu juga perlu dinilai bahaya lain yang mungkin akan terjadi baik pada penderita atau pada penolong. Pada tahap ini penolong melakukan langkah-langkah pengamanan baik untuk lokasi sekitar kejadian, untuk korban dan bagi dirinya sendiri, termasuk menentukan dukungan yang diperlukan bila memungkinkan.

    1. Bagaimana kondisi saat itu ? Apa yang sedang dihadapi, berapa jumlah korban, bagaimana mekanisme kecelakaannya, amankah lingkungannya bagaimana rencana pertolongannya, apa saja yang bisa dimanfaatkan ?

    2. Kemungkinan apa saja yang akan terjadi ? Bahaya apa yang mungkin terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung bagi penolong, penderita dan orang-orang yang berada disekitar kejadian. Bahaya ini dapat timbul sebagai kelanjutan dari peristiwa tersebut atau suatu kejadian yang sama sekali baru. Beberapa keadaan berbahaya yang mungkin terjadi di tempat kejadian, misalnya kemungkinan ledakan, hubungan pendek arus listrik, tanah longsor, perkelahian, kebakaran dan lain-lain.

    3. Bagaimana mengatasinya ? Pada tahap ini penolong menentukan langkah-langkah untuk mengamankan keadaan atau ancaman hahaya dan menentukan tindakan pengamanan bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan (Safety Plan). Penolong juga harus menentukan dukungan apa yang diperlukan, termasuk cara-cara mengatasi keadaan secara sederhana dan cepat, sehingga bantuan pertolongan yang datang tidak akan mengalami kesulitan, misalnya dengan memberikan data yang cukup akurat pada saat meminta pertolongan, memberikan rambu-rambu pada tempat kejadian dan lain-lain.

    Memonitor Situasi Menjelaskan Aspek-Aspek Yang Harus di Monitor

  • BAB VI MENYIAPKAN LAPORAN INSIDEN

    A. Peta Konsep

    B. Pembahasan Materi

    MENJELASKAN TEHNIK PENYUSUNAN LAPORAN P3K

    Laporan adalah suatu kegiatan yang dilakukan setelah melakukan suatu tindakan. Laporan insiden atau laporan kejadian bisa mungkin dilaporkan secara singkat dan jelas ke penolong berikutnya agar bisa dilakukan tindakan lanjutan yang cepat dan tepat sesuai dengan insiden yang terjadi. Dalam laporan sebaiknya dicantumkan:

    - Umur dan jenis kelamin penderita - Keluhan utama

    - Tingkat respon

    - Keadaan jalan napas - Pernapasan

    - Sirkulasi - Pemeriksaan Fisik yang penting

    - Penatalaksanaan

    - Perkembangan lainnya yang dianggap penting.

    Prosedur Menanggapi Atau Melaporkan Keadaan Darurat Kecelakaan : 1. Membunyikan alarm atau bila tidak ada alarm orang yang menjumpai kebakaran harus

    berteriak untuk menarik perhatian orang lain. 2. Hubungai satpam di instansi tersebut atau telpon 110, beritahu nama anda, tempat anda

    menelpon dan beritahu tempat asap tipis / anda duga terjadi terjadi kebakaran. 3. Sementara menantikan bantuan datang, jauhkan bahan-bahan yang mudah terbakar, jauhkan

    barang-barang berharga lainya serta orang-orang yang ada di dalamnya. 4. Bukalah jendela-jendela yang tidak berlawanan dengan arah angin agar asap / api tidak

    menyebar. 5. Lakukan pemadaman dengan alat pemadam api ringan (APAR) terdekat. Namun jangan sampai

    membahayakan keselamatan pribadi (bila diperlukan).

    Menyiapkan Laporan Insiden

    Menjelaskan Tehnik Penyusunan Laporan P3K

  • Analisis Terjadinya Kebakaran.

    Gbr : kebakaran akibat ledakan gas Gbr : penanganan kebakaran

    Bahan Bakar

    Cair

    Gas

    Padat

    Bahan Bangunan

    Isi Bangunan

    Penyimpanan

    Tumpah

    Bocor

    Tabung Regulator Selang

    Bocor Gagal Over Flow

  • CONTOH-CONTOH KECELAKAAN KERJA

    Gbr : derajat luka bakar Gbr : luka bakar ditangan

    Gbr : luka terkena pisau Gbr : kebakaran akibat ledakan gas

    Gbr : penanganan kebakaran Gbr : tabung pemadam kebakaran

    Gbr : terpeleset Gbr : terkena arus listrik

  • DAFTAR PUSTAKA

    Drs. Bagus Putu Sudiara, BA. 1996. Tata Boga. Jakarta. Depdikbud Hiasinta A. Purnawijayanti. 2001. Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan kerja dalam Pengolahan

    Lapangan Makanan. Yogyakarta. Penerbit Konisius Instalasi Boga - Hotel, Hasil Penataran Boga Dasar. 1999. Hygiene dan Keselamatan Kerja.

    Jakarta. P3GK Dirjen Dikdasmen Tim Penyusun Buku Pedoman P3K. 2001. Pedoman Pertolongan Pertama. Kantor Pusat Palang

    Merah Indonesia. WA Marsum, H, SE dan Siti Fauziah S.Pd.APP,M.Kes, 2007, Manajemen Stewarding,

    Yogyakarta, Penerbit Andi Offset. Yuliarsih, Retno Widyati, 2002, Higiene dan Sanitasi Umum dan Perhotelan, Jakarta, Grasindo