pedoman proses penulisan karya ilmiah_poltekkes

23
BAB I PEDOMAN PROSES PENULISAN KARYA ILMIAH A. Pendahuluan Dengan dicanangkannya kurikulum berbasis kompetensi (KBK) untuk tahun 2007, Poltekkes Palangka Raya mulai melakukan pembenahan diri yang menyangkut berbagai aspek guna mencapai peningkatan kompetensi, salah satunya adalah kompetensi dalam berpikir kritis yang tertuang dalam pembuatan penelitian sederhana. Sebagai lembaga pendidikan Poltekkes Palangk Raya mempunyai tugas utama untuk mendidik anak didiknya menjadi manusia yang mandiri, kritis, kreatif, dan berguna bagi masyarakat serta dapat mengembangkan ilmu pengetahuan melalui penelitian atau karya nyata yang dapat diandalkan, yang tersusun secara logis, dan sistematis serta teruji kebenarannya. Berkenaan dengan adanya panduan ini diharapkan terbentuk satu pembelajaran penerapan sikap ilmiah dan tatacara penulisan yang baku dengan tetap memperhatikan aturan-aturan yang berlaku terutama dalam penulisan karya ilmiah dalam rangka penyelesaian studi di Poltekkes Palangka Raya. Dan secara khusus panduan ini merupakan pedoman baku pelaksanaan proses akademik yang harus dijalani dan acuan dalam melakukan penulisan karya ilmiah di Poltekkes Palangka Raya yang harus diikuti oleh seluruh sivitas akademika. B. Tahapan Pembuatan Karya Ilmiah Dalam membuat karya ilmiah diperlukan dasar pemikiran yang kuat sehingga karya ilmiah yang dihasilkan menjadi karya ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. Untuk menghasilkan karya ilmiah yang baik diperlukan tahap/langkah pemikiran sebagai berikut: a. Pada tahap awal harus dikemukakan ide pembuatan suatu karya ilmiah dimana penulis harus mampu menjelaskan dari ide tersebut, besarnya masalah, severity (seberapa gawat masalah itu), kesegeraan, cara- cara mengatasi, dan komitmen pada perubahan. b. Dari ide tersebut dibuat suatu tinjauan yang menceritakan tentang perfmasalahan dan cara penanggulangannya. Penulis diminta untuk dapat mendeskripsikan batasan teori/apa uang dilakukan sekitar masalah tersebut. c. Dari batasan yang dikemukakan di atas, dicari minat penulis. Penulis diminta untuk melakukan pengkerucutan hasil dari proses di atas hingga sampai pada suatu topik penelitian. d. Landasan teori dari topik penelitian dengan cara mensintesa berbagai kepustakaan sebagai wacana dalam mengembangkan kerangka 1

Upload: agnesia-gloria

Post on 07-Jul-2016

239 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pedoman

TRANSCRIPT

Page 1: Pedoman Proses Penulisan Karya Ilmiah_poltekkes

BAB IPEDOMAN PROSES PENULISAN KARYA ILMIAH

A. PendahuluanDengan dicanangkannya kurikulum berbasis kompetensi (KBK) untuk tahun

2007, Poltekkes Palangka Raya mulai melakukan pembenahan diri yang menyangkut berbagai aspek guna mencapai peningkatan kompetensi, salah satunya adalah kompetensi dalam berpikir kritis yang tertuang dalam pembuatan penelitian sederhana.

Sebagai lembaga pendidikan Poltekkes Palangk Raya mempunyai tugas utama untuk mendidik anak didiknya menjadi manusia yang mandiri, kritis, kreatif, dan berguna bagi masyarakat serta dapat mengembangkan ilmu pengetahuan melalui penelitian atau karya nyata yang dapat diandalkan, yang tersusun secara logis, dan sistematis serta teruji kebenarannya.

Berkenaan dengan adanya panduan ini diharapkan terbentuk satu pembelajaran penerapan sikap ilmiah dan tatacara penulisan yang baku dengan tetap memperhatikan aturan-aturan yang berlaku terutama dalam penulisan karya ilmiah dalam rangka penyelesaian studi di Poltekkes Palangka Raya. Dan secara khusus panduan ini merupakan pedoman baku pelaksanaan proses akademik yang harus dijalani dan acuan dalam melakukan penulisan karya ilmiah di Poltekkes Palangka Raya yang harus diikuti oleh seluruh sivitas akademika.

B. Tahapan Pembuatan Karya IlmiahDalam membuat karya ilmiah diperlukan dasar pemikiran yang kuat sehingga

karya ilmiah yang dihasilkan menjadi karya ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. Untuk menghasilkan karya ilmiah yang baik diperlukan tahap/langkah pemikiran sebagai berikut:a. Pada tahap awal harus dikemukakan ide pembuatan suatu karya ilmiah

dimana penulis harus mampu menjelaskan dari ide tersebut, besarnya masalah, severity (seberapa gawat masalah itu), kesegeraan, cara-cara mengatasi, dan komitmen pada perubahan.

b. Dari ide tersebut dibuat suatu tinjauan yang menceritakan tentang perfmasalahan dan cara penanggulangannya. Penulis diminta untuk dapat mendeskripsikan batasan teori/apa uang dilakukan sekitar masalah tersebut.

c. Dari batasan yang dikemukakan di atas, dicari minat penulis. Penulis diminta untuk melakukan pengkerucutan hasil dari proses di atas hingga sampai pada suatu topik penelitian.

d. Landasan teori dari topik penelitian dengan cara mensintesa berbagai kepustakaan sebagai wacana dalam mengembangkan kerangka teori. Dalam proses ini harus pula dilakukan interview dari penelitian-penelitian sebelumnya yang berkisar pada variabel tersebut sehingga terbentuk kerangka konsep.

e. Variabel-variabel dalam kerangka konsep akan diteliti, dikumpulkan datanya, dianalisis, dan dijadikan bahan tulisan.

f. Setelah itu dibuat definisi operasional yang mencakup definisi semua variabel yang meliputi metoda/cara pengukuran, alat ukur, dan hasil ukur yang dilakukan. Pendekatan penelitian yang dilakukan adalah secara kualitatif (EMIC) atau secara kuantitatif (ETIC) ataupun gabungan keduanya.

g. Pengembangan metodologi penelitian mengacu pada metoda yang akan digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis datanya.

h. Proses verifikasi terhadap hasil dan analisis data penelitian dilakukan dengan merujuk pada teori dan keilmuan yang relevan.

1

Page 2: Pedoman Proses Penulisan Karya Ilmiah_poltekkes

2

i. Seluruh proses dan hasil yang terjadi dalam penelitian perlu disimpulkan dan dibuat saran yang konstruktif terhadap topik penelitian.

C. Metoda Penelitian yang Dapat DigunakanSeperti telah disebutkan terdahulu bahwa metoda penelitian yang dapat

digunakan dalam membuat suatu karya ilmiah adalah metoda penelitian kualitatif atau metoda penelitian kuantitatif atau merupakan penggabungan antara keduanya.

D. Aplikasi Penulisan KTI

BAGIAN AWAL KARYA TULIS ILMIAHBagian muka merupakan bagian pertama dari karya tulis ilmiah yang terdiri dari:

1. HALAMAN SAMPUL DEPAN2. HALAMAN JUDUL3. ABSTRAK4. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING5. HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI6. HALAMAN PENGESAHAN7. RIWAYAT HIDUP8. LEMBARAN KHUSUS (JIKA ADA)9. KATA PENGANTAR10. DAFTAR ISI11. DAFTAR TABEL12. DAFTAR GAMBAR13. DAFTAR LAMPIRAN

1. Halaman SampulMerupakan bagian pertama dari bagian muka karya tulis ilmiah. Halaman

sampul (Hard Cover) berwarna hijau tua dengan tinta hitam (D III) atau biru dongker (DIV) diketik dengan tinta emas:a) Judul karya tulis ilmiah, terletak secara proporsional di tengah

halaman. Semua huruf dicetak dengan huruf besar.b) Kata oleh serta nama penyusun dilengkapi dengan nomor pokok

mahasiswa.c) Bagian bawah dicetak nama jurusan/program studi, diikuti nama

Kementerian Kesehatan RI, Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia, Politeknik Kesehatan Palangka Raya, program study, dan tahun pembuatan.

2. Halaman JudulHalaman judul berisikan hal-hal yang sama dengan halaman sampul dengan

kertas sama dengan halaman isi naskah.

3. AbstrakAbstrak: merupakan ringkasan atau ulasan singkat isi karya ilmiah, tanpa

tambahan penafsiran, kritik, maupun tanggapan penulis. Setiap karya ilmiah harus mencantumkan abstrak yang mencakup: Terdapat pengantar sebuah karya tulis ilmiah dengan alasan mengapa sebuah

karya tulis ilmiah dilakukan. Adanya cara bagaimana karya tulis ilmiah tersebut dilakukan yang meliputi

cara pengumpulan data serta bagaimana analisanya. Terdapat hasil utama yang diperoleh dari karya tulis ilmiah.

Page 3: Pedoman Proses Penulisan Karya Ilmiah_poltekkes

3

Adanya kesimpulan utama serta saran yang diajukan.Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia. Masing-masing abstrak ditulis tidak

lebih dari 200 kata/2 halaman (tanpa menghitung kata sambung), ditempatkan setelah halaman judul. Cara pengetikan abstrak adalah sebagai berikut:a. Kata “Abstrak” diketik di tengah sebelum ringkasan dimulaib. Naskah dalam abstrak diketik dengan jarak 1 spasic. Pada akhir naskah dicantumkan jumlah halaman, tahun pembuatan, jumlah

tabel, jumlah gambar, data acuan atau jumlah daftar pustaka yang digunakan dalam menulis karya ilmiah serta kisaran tahun acuan tersebut, dan kata kunci.

4. Halaman Persetujuan PembimbingHalaman persetujuan pembimbing merupakan halaman yang memberikan

persetujuan terhadap laporan karya tulis ilmiah tersebut telah disetujui oleh pembimbing. Pada halaman persetujuan pembimbing cara menuliskan terlampir.

5. Halaman Persetujuan PengujiPada halaman persetujuan penguji cara menuliskan terlampir.

6. Lembar PengesahanPada halaman pengesahan KTI cara menuliskan terlampir.

7. Halaman Khusus (bila ada)Ditujukan bagi yang ingin memperuntukkan karyanya kepada orang tertentu

atau dapat berisi semboyan, kata-kata mutiara, cuplikan doa, atau motto yang ingin disampaikan.

8. Kata PengantarKata pengantar merupakan ungkapan penulis dalam memberikan sebuah

pengantar dari karya tulis ilmiah atau penelitian yang dilakukan. Dalam menulskan kata pengantar (preface) penulis menjelaskan tentang motivasi penelitian. Latar belakang penelitian, ruang lingkup, menjelaskan motivasi penelitian, latar belakang penelitian, dan juga mencakup kata penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak (perorangan atau lembaga) yang telah banyak membantu penelitian sejak persiapan sampai selesainya karya tulis ilmiah ini secara rinci sebagai kematangan intelektual penulis dan sedapat mungkin dihindarkan hal0hal yang bersifat ilmiah.

9. Daftar IsiSemua judul bab, sub bab disusun dalam suatu daftar. Judul bab diketik

dengan huruf besar, sedangkan sub bab, sub sub bab dan rinciannya hanya huruf awal yang diketik dengan huruf besar.

Dalam daftar isi dimasukkan nomor halaman Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar dengan angka romawi kecil, diikuti dengan susunan bab bagian utama dengan angka arab. Susunan daftar isi diakhiri dengan Daftar Pustaka dan Lampiran yang diketik tanpa nomor halaman. Abstrak dicantumkan dalam daftar isi sebelum kata pengantar juga tanpa nomor halaman.

10. Daftar Tabel, Daftar Gambar, dan Daftar Lampiran Halaman daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran memberikan

petunjuk kepada pembaca untuk dapat dengan cepat mencari tabel, gambar, dan lampiran yang terdapat dalam karya tulis ilmiah tersebut berikut dengan letak halamannya.

Page 4: Pedoman Proses Penulisan Karya Ilmiah_poltekkes

4

Penomoran tabel dan gambar, maupun grafik disesuaikan dengan letaknya dalam bab. Misalkan tabel ke-2 dari bab 3 dituliskan tabel 3.2. dilanjutkan dengan judul tabel atau gambar. Bila dikutip dari sumber lain harus dicantumkan sumber asli secara lengkap di bawah tabel atau gambar yang bersangkutan.

BAGIAN INTI KARYA TULIS ILMIAHBagian inti dari karya tulis ilmiah yang terdiri dari:1. PENDAHULUAN2. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEP, DAN DEFINISI OPERASIONAL3. METODE PENELITIAN4. HASIL DAN PEMBAHASAN5. KESIMPULAN DAN SARAN

1. PendahuluanDalam bab pendahuluan dikemukakan antara lain:

a. Latar belakang masalah, mengungkapkan data dan alasan mengapa penelitian dilakukan dan rumusan masalah. Ruang lingkup yang dipergunakan di Poltekkes adalah dasar, klinik, komunitas, dan laboratorium.

b. Masalah atau pertanyaan penelitian.c. Tujuan penelitian yang terdiri dari tujuan umum dan khusus yang bersifat

dapat diukur.

2. Tinjauan PustakaDalam tinjauan pustaka diulas berbagai publikasi yang berhubungan dengan

masalah yang diteliti, mencakup antara lain aspek masalah yang diteliti, pendekatan pemecahan masalah yang digunakan. Tinjauan pustaka harus dapat disampaikan tentang permasalahan dan cara penanggulangannya. Penulis harus dapat mendeskripsikan batasan teori/apa yang dilakukan sekitarmasalah tersebut.

Untuk tinjauan pustaka yang terbaik adalah memilih bahan pustaka mutakhir dan asli, sedapat mungkin sumber informasi berupa abstrak dihindari. Minimal 5 buku teks (bahan pustaka primer) dan 3 artikel dari jurnal ilmiah terkemuka yang relevan dengan topik karya ilmiah dapat digunakan untuk mengulas yang dapat memberikan arahan. Penulis tidak hanya menyampaikan kutipan-kutipan dari rujukan yang dibacanya tetapi juga mengulasnya. Pada umumnya kurun waktu publikasi buku teks yang digunakan tidak lebih dari 10 tahun terakhir dan jurnal tidak lebih dari 5 tahun.

3. Kerangka Konsep dan Definisi OperasionalBagian ini masih menjadi satu bagian dengan Tinjauan Pustaka. Dalam

kerangka konsep dijelaskan secara rinci pendekatan pemecahan masalah dan atau model yang digunakan dalam karya ilmiah ini. Dari analisis yang diperoleh dari tinjauan pustaka maka minat penulis kemudian terbentuk. Penulis diminta untuk melakukan pengkerucutan dari induksi hingga pada topik penelitian yang sesuai dengan minat dan kelayakan untuk dilakukan. Bab ini terdiri dari:a. Visualisasi hubungan berbagai konsep dan atau model sistematis dengan

penjelasannya.b. Penjelasan secara rinci konsep dan atau variabel serta definisi operasional

setiap konsep/variabel.Dari kerangka konsep dapat dijelaskan hubungan antar variabel yang menyebabkan terjadinya fenomena topik penelitian sehingga dapat diperoleh

Page 5: Pedoman Proses Penulisan Karya Ilmiah_poltekkes

5

independent variabel yang dapat berupa interventing variabel, moderating variabel dan lain-lain.

4. Metode PenelitianYang dimaksud metoda penelitian yaitu metoda penelitian kuantitatif,

penelitian kualitatif, atau gabungan keduanya. Tabel I.1. Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif ITPA. Desain PenelitianB. Lokasi dan Waktu

PenelitianC. Populasi dan SampelD. Teknik SamplingE. Jenis DataF. Teknik Pengumpulan DataG. Analisa Data

A. Pendekatan dan Rancangan

B. Kehadiran PenelitiC. Lokasi dan Waktu

PenelitianD. Sumber DataE. Prosedur Pengumpulan

DataF. Analisis DataG. Pengecekan Keabsahan

DataH. Tahap-tahap Penelitian

A. Ruang LingkupB. Rancangan

PenelitianC. Alat dan BahanD. Prosedur PenelitianE. Layout PenelitianF. Cara Pengolahan dan

Analisa Data

5. Hasil dan PembahasanDalam urutan karya tulis ilmiah bagian ini merupakan bab 4, yang menyajikan

hasil dan pembahasan penelitian secara objektif. Bab ini dapat diawali dengan menjelaskan gambaran umum mengenai tempat penelitian yang diuraikan secara ringkas namun lengkap. Disini penulis menjelaskan esensi kegiatan yang relevan dengan karya tulis ilmiahnya. Kemudian peneliti melakukan analisis. Pada tahap ini, analisis dilakukan dengan membaca dan menterjemahkan hasil penelitian secara objektif dan menampilkan pendapat penulis.

Pada pembahasan dilakukan perbandingan hasil penelitian dengan teori dan hasil penelitian terdahulu seperti yang dituliskan dalam tinjauan pustaka, kemudian membuat pertimbangan teoritisnya. Juga dikemukakan tentang kelemahan dan keterbatasan penelitian yang dilakukan. Pada saat penulis mengumpulkan data, mengolah serta menyusun tabel, penulis telah mempunyai sejumlah gagasan yang dapat dikembangkan dalam bagian ini. Pengembangan gagasan yang disebut argumen yang harus dipertahankan kesahihannya menurut pengetahuan yang diperoleh dari bidang yang diteliti. Pembahasan adalah tempat penulis menyampaikan pendapat dan ragumen secara bebas, singkat, dan logis.

6. Kesimpulan dan SaranBagian ini merupakan bagian akhir dari suatu karya tulis ilmiah yang berisi

kesimpulan karya tulis ilmiah atau hasil penelitian yang disampaikan secara sistematis dan cermat terkait dengan upaya menjawab hipotesis atau tujuan penelitian. Dalam menarik kesimpulan, penulis harus kritis dengan menjaga agar tidak ditafsirkan secara lain oleh pembaca. Kemukakan pula hasil kesimpulan yang merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian, penemuan-penemuan penting, implikasi dari penemuan tersebut, dan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut.

Saran yang dikemukakan harus berasal dari hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian maupun model yang dihasilkan. Saran-saran tersebut dapat berupa bentuk kebijakan serta upaya praktis pemecahan masalah yang dihadapi, dan bahan atau sapek yang dapat diteliti lebih lanjut. Saran harus dibuat seoperasional mungkin untuk dapat dimanfaatkan dan digunakan oleh pihak penerima saran tersebut. Saran harus pula menjawab menfaat yang diungkapkan dalam bab suatu karya tulis ilmiah.

Page 6: Pedoman Proses Penulisan Karya Ilmiah_poltekkes

6

BAGIAN AKHIR KARYA TULIS ILMIAHBagian ini merupakan bagian akhir karya tulis ilmiah yang tidak termasuk

dalam penomoran bab. Penomoran halaman dengan angka Arab berakhir sampai dengan Daftar Pustaka. Bagian ini terdiri dari:

1. Daftar PustakaPenyusunan daftar pustaka dapat dilihat pada bab khusus mengenai hal tersebut dalam pedoman ini.

2. LampiranBagian ini dimulai dengan halaman dengan tulisan LAMPIRAN di tengah bidang pengetikan. Penomoran halaman ini terpisah dari naskah, tergantung urutan lampiran yang akan disajikan. Dalam LAMPIRAN disajikan informasi yang dianggap penting, tetapi akan menganggu alur naskah bila dicantumkan dalam naskah utama (bagian materi). Lampiran dapat berisi izin penelitian, kuesioner, transkrip, wawancara mendalam dan lain-lain.

Page 7: Pedoman Proses Penulisan Karya Ilmiah_poltekkes

1

Page 8: Pedoman Proses Penulisan Karya Ilmiah_poltekkes

17

Page 9: Pedoman Proses Penulisan Karya Ilmiah_poltekkes

17

BAB IITATA CARA PENULISAN

1. NaskahDalam penulisan karya ilmiah sebagaimana umumnya diketik dalam kertas

ukuran A4 warna putih dengan berat kertas 80 gram dan tidak bolak-balik.

2. Jenis Huruf Dan UkuranHuruf yang digunakan adalah Times New Roman ukuran 12. Judul Karya Tulis

Ilmiah (KTI) ditulis dengan ukuran 16 dan judul bab ditulis dengan ukuran 14. Judul karya tulis ilmiah (KTI) dan bab diketik dengan huruf besar dan tebal

(bold). Judul subbab dan sub-subbab tetap diketik dengan font 12. Semua judul diketik dengan huruf tebal dituliskan dengan Title Case (huruf besar diawal kata) tanpa diakhiri titik.

3. Jarak Baris/SpasiPengetikan naskah dilakukan pada satu sisi halaman saja. Jarak pengetikan

adalah 2 spasi, kecuali abstrak jarak pengetikan 1 spasi.Setiap bab diketik pada halaman baru, nomor bab menggunakan angka

Romawi. Judul bab diketik pada batas bidang pengetikan, disusun simetris menggunakan huruf besar, tanpa garis bawah dan tanda baca titik di akhir kalimat. Kalimat pertama bab dimulai 4 spasi dari judul bab. Jarak antara sub judul dan sub-sub judul adalah 2 spasi. Antar alinea tetap berjarak 2 spasi.

Judul tabel diletakan di tengah atas, Judul gambar diletakan di tengah bawah. Judul tabel dan gambar diketik dengan jarak 1 spasi dan berhuruf tebal.

4. Alenia BaruAwal alinea diketik 1 “tab” dari batas kiri bidang pengetikan. Pada sub bab

atau sub-sub bab, awal alinea tetap diketik sejajar dengan huruf sub bab. Indentasi kalimat baris kedua sejajar dengan penomoran sub bab.

5. Penomoran HalamanBagian persiapan atau disebut juga bagian pendahuluan (prelimenary pages)

yang terdiri dari: kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, dan riwayat hidup penulis menggunakan angka Romawi kecil (i, ii, iv, dst.). Khusus lembar sampul tidak menggunakan nomor halaman. Nomor halaman untuk bagian isi menggunakan angka Arab dan diletakkan di bagian atas, kecuali halaman dengan judul bab (bab baru) diletakkan di bagian tengah bawah naskah. Nomor halaman isi berakhir sampai dengan Kesimpulan dan Saran. Lampiran menggunakan nomor sendiri sesuai dengan urutan lampiran yang tertulis dalam daftar lampiran.

6. Pemberian Tanda Bagian Karya Tulis IlmiahPemberian tanda bagian karya ilmiah pada judul sub bab atau sub sub bab

harus tetap konsisten. Bila bab dan sub sub bab menggunakan angka Arab harus tetap digunakan sampai akhir naskah. Untuk kalimat yang menggunakan pembagian dapat digunakan gabungan angka Arab, angka Romawi serta abjad.Pembagian yang lazim digunakan adalah sebagai berikut:A.

1

Page 10: Pedoman Proses Penulisan Karya Ilmiah_poltekkes

18

2ab

1) a)

(1) (a)

7. Pengertian: Kutipan, Daftar Pustaka, Dan Rujukana. Kutipan:

Menyatakan secara resmi dalam teks, asal/sumber informasi/darimana informasi yang kita kutip atau gunakan.b. Daftar Pustaka/Bibliography

Daftar informasi atau pustaka yang telah digunakan dalam menulis suatu karya. Diletakkan pada akhir karya tersebut.c. Rujukan/Reference

Deskripsi/penulisan rinci mengenai pustaka yang digunakan dalam suatu karya.

i). Kutipan adalah bagian dari pernyataan, pendapat, buah pikiran, definisi, rumusan atau hasil penelitian lain atau miliknya sendiri yang telah terdokumentasi untuk dibahas dan ditelaah sehubungan dengan materi penulisannya.

ii). Kutipan diletakkan dalam teks atau lampiran.iii). Pencantuman sumber kutipan dapat ditiadakan apabila:

1. Pengetahuan yang bersifat umum2. Fakta yang dapat dengan mudah diperiksa atau diteliti kebenarannya

iv). Tujuan:1. Memperlihatkan materi yang digunakan penulis2. Menguji interpretasi penulis terhadap bahan yang digunakan3. Menunjukkan bagian/aspek topik tertentu yang dibahas.4. Mencegah pengakuan tulisan orang lain sebagai kepunyaan sendiri.

8. Sistem Pencatatan DokumenSistem pencatatan dokumen sumber kutipan yang dipergunakan adalah

sistem langsung (parenthetical-reference): mencantumkan sumber informasi dalam kurung setelah teks tulisan yang dikutip.Bentuk: Penulis – Tahun – Halaman

(Author-Date-Page)(lebih praktis dan sederhana serta lebih mudah dipahami)

Penulis: nama keluarga/akhir (tanpa gelar)

a. Kutipan Langsungi). Kutipan Langsung Pendek:

Kutipan langsung tidak melebihi tiga baris dan dihubungkan pada teks penulis dengan memisahkannya dengan dua tanda kutip. Jarak antar baris tetap sama dengan jarak teks penulis (2 spasi).ii). Kutipan Langsung Panjang:

Kutipan langsung yang panjangnya melebihi tiga baris. Kutipan dipisahkan dari teks penulis dan membentuk satu alenia baru. Jarak antar spasi kutipan satu spasi. Kalimat yang mendahului kutipan diakhiri dengan tanda baca titik dua, koma, atau tergantung susunan kalimatnya.

Page 11: Pedoman Proses Penulisan Karya Ilmiah_poltekkes

19

b. Kutipan tidak langsungKutipan yang dituliskan dengan menggunakan kalimat penulis, disesuaikan dengan gaya bahasa dan cara penyampaian serta penyajian penulis sendiri. Kutipan tersebut merupakan ringkasan dari persepsi penulis atas tulisan yang akan dikutipnya, terdiri dari:

i). Kutipan Tidak Langsung Pendek(a). Tidak melebihi satu alenia(b). Dinyatakan dalam karya penulis pada alenia bersangkutan

ii). Kutipan Tidak Langsung Panjang(a). Panjang kalimat melebihi satu alenia(b). Kutipan dicantumkan dalam alenia tersendiri(c). Jarak antar baris tetap 2 spasi

c. Catatan Informasii). Memberikan penjelasan lebih lanjut karena tidak dapat dicantumkan dalam

teks.ii). Catatan diberikan agar tidak mengganggu teks.iii). Materi dapat berupa hal teknis, definisi/keterangan tambahan.iv). Memberikan arahan kepada pembaca untuk lebih mendalami masalah.v). Tidak terkait langsung dengan materi bahasan.vi). Menjelaskan sumber kutipan yang digunakan.

d. Cara Penulisan Kutipan

i). Satu pengarang, satu sumberDokumentasi bagi setiap langkah proses keperawatan membutuhkan rasional yang tepat dalam memecahkan masalah, maka sangatlah berarti dokumentasi dalam membuat proses keperawatan (Aziz. 2002: 57).Menurut Aziz (1999), proses keperawatan merupakan modalitas dari pemecahan masalah dengan pengembangan strategi untuk hasil yang diinginkan.

ii). Satu pengarang, banyak sumber pada tahun yang berbedaBerhman (1996:66, 1999:98) menyatakan dengan komunikasi therapeutik anak akan mengetahui apa yang sedang dilakukan dan apa yang akan dilakukan selama di rumah sakit sehingga perasaan dan pikiran yang menimbulkan masalah psikologis dapat teratasi.Dengan komunikasi therapeutik anak akan mengetahui apa yang sedang dilakukan dan apa yang akan dilakukan selama di rumah sakit sehingga perasaan dan pikiran yang menimbulkan masalah psikologis dapat teratasi (Berhman 1996, 1999, 2000, 2002)

iii). Satu pengarang, banyak sumber pada tahun yang sama… menarik perhatian bahwa penurunan angka kelahiran abab yang lalu terjadi di Eropa dan Inggris tanpa program keluarga berencana yang dilancarkan oleh pemerintah (Singarimbun, 1969a: 49)…

Page 12: Pedoman Proses Penulisan Karya Ilmiah_poltekkes

20

Catatan: ‘a’,’b’,… dituliskan setelah tahun.

iv). Editors (ed. Kaufmann 1974) … diedit oleh Kufmann (1974)

v). Artikel yang tidak diterbitkan (Crowley, unpub.) Crowley (unpub.) menyatakan bahwa…

vi). Tidak ada nama pengarang Dalam Komunikasi Therapeutik yang Efektif (1996) menyatakan bahwa

dengan komunikasi therapeutik masalah-masalah psikologis anak dapat dikurangi.

Dengan komunikasi therapeutik masalah-masalah psikologis anak dapat dikurangi (dalam Komunikasi Therapeutik yang Efektif 1996).

vii). Kutipan pendapat/ teori ahli yang terdapat dari buku lain Menurut Brunner dalam Potter and Perry, 2002: 1002 nyeri

merupakan.............

9. Daftar Pustakaa. Daftar yang mencantumkan seluruh materi/bahan bacaan yang digunakan

dalam menulis suatu karya.b. Materi yang tercantum dalam Daftar Pustaka digunakan oleh penulis sebagai

acuan/rujukan.c. Fungsi Daftar Pustaka:

i). Membantu pembaca mengetahui ruang lingkung studiii). Membantu pembaca memperoleh sumber informasi yang lebih lengkap dan

mendalamiii). Membantu membaca dalam memilih materi untuk studinya sendiri

a) Cantuman dalam daftar pustakaUmum:i). Nama penulis (nama belakang mendahului nama depan): Universalii). Judul: Buku, artikel, dan karya tulis lainnya Jurnal/surat kabar

iii). Keterangan edisi atau editoriv). Data penerbit (kota, nama penerbit)v). Tahun terbit/volume dan nomor (issue)vi). Nomor halaman yang digunakan (artikel jurnal)

b) Ketentuan umumi). Buku:

Nama belakang penulis diikuti koma nama depan & tengah (initial) Lebih dari satu penulis dipisahkan dengan koma atau & sebelum nama

penulis terakhir Penulis lebih dari 3, setelah nama 1 diberi keterangan et al Tahun terbit Keterangan penerbit dan kota terbit

Page 13: Pedoman Proses Penulisan Karya Ilmiah_poltekkes

21

ii). Artikel Jurnal: Judul artikel diberi tanda petik Judul jurnal digaris bawahi atau dicetak miring Judul jurnal ditulis lengkap Volume, nomor, dan halaman artikel berada Antara tahun dan judul artikel dan jurnal diberi koma Antara judul jurnal dan volume, nomor dan halaman juga diberi koma Khusus untuk artikel surat kabar dicantumkan tanggal dan bulan

penerbitan

iii). Format Harvard:Format ini ditentukan sebagai format baku yang digunakan dalam menuliskan rujukan untuk penulisan karya ilmiah di Jurusan Keperawatan Poltekkes Depkes Palangka Raya.Berikut contoh masing-masing bahan pustaka yang digunakan dalam menuliskan karya tulis ilmiah.

Page 14: Pedoman Proses Penulisan Karya Ilmiah_poltekkes

17

Tabel 2.1. Contoh Penulisan Daftar Pustaka

Jenis ContohBuku1 pengarang

Hamid, Yani 2009, Buku Ajar Riset Keperawatan 1, Widya Medika, Jakarta.

Dipublikasikan oleh Pemerintahtidak ada nama pengarang

Depkes R.I. 2012, Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit, Dirjen Depkes, Jakarta.

Page 15: Pedoman Proses Penulisan Karya Ilmiah_poltekkes

18

Buku2 pengarang

Burns, K.L. & Grove, S. 2011, The Practice of Nursing Research; Conduct, Critiques, and Utilisation, 2nd End, W.B. Sunders CO, Philadelphia.

Buku3 pengarang

Price, S.A., Koch, M.W. & Basset, S. 2010, Health Care Resource Management: Present and Future Challenges, Mosby, St. Louis.

BukuLebih dari 3 pengarang

Green, L.W. et al, 2012, Health Education Planning: a Diagnostic Approach, Mayfield Publishing Co., Palo Alto.

Bukutidak ada nama pengarang

Pedoman Pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Manula 2010, EGC, Jakarta.

BukuNama editor Harrison, L. 2012, Enviromental, Health and Safety Auditing

Handbook, 2nd. ed., McGraw-Hill, New York

Artikel dalam Jurnal/Majalah

Gibberd, R. 2011, ‘Nuclear Power at What Price?’, The Bulletin, vol. 113, June 4, pp. 51-5.

Hamid, A.Y. 2012, ‘Peran profesi keperawatan dalam meningkatkan tanggung jawab perawat’, Majalah Bina Sehat, PPNI, edisi 005/BS/PPNI/2001.

2 buku dalam 1 tahunoleh pengarang yang sama

Singarimbun, Masri 2010 a, Gerakan Pembatasan Kelahiran, Djakarta, Bhratara.

--------------------------- 2010b, Kontrasepsi Dalam Rangka Keluarga Berencana, Djakarta, Bhratara.

Bab dalam sebuah buku dengan editor

Soentoro 2012, ‘Penyerapan Tenaga Kerja Luar Sektor Pertanian di Pedesaan’, dalam Prospek Pembangunan Ekonomi Pedesaan Indonesia, Faisal Kasryno (ed.), Yayasan Obor, Jakarta, hlm 202-262.

Makalah seminar Trump, A. 2012, ‘Power Play’, Proceedings of the Third annual Conference, International Society of Power Engineers, Houston, Texas, pp. 40-51.

Database Rekam Medis RSUD Dr. Doris Sylvanus (database), Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah, annual updating.

CD Room Women and HIV/AIDS: Reproductive and Sexual Health, 2011, [CD ROM], Reproductive Health Matters, London

VIA INTERNET

VIA INTERNET

Individual work Pengarang/editor tahun, Judul [online], Edisi, Penerbit (jika ada), Tempat Penerbitan, dari: http://nama situs.html. [tanggal diakses].

Page 16: Pedoman Proses Penulisan Karya Ilmiah_poltekkes

19

contoh: Hitchcock, S., Carr, L. & Hall, W. 2009, A survey of STM online journals 2008 -95: The calm before the storm [online], dari: http://journal.ecs.soton.ac.uk/survey/survey.html. [12 June 1996].

E-Book Greiner, A.C. & Knebel, E. 2010, Health Proffesions Education: A Bridge to Quality, [on line], National Academics Press, dari: http://www.nap.edu. [4 Juni 2006]

Journal article Pengarang/editor tahun, Judul Jurnal [online], volume (issue), dari: http://nama situs.html. [tanggal diakses].

contoh: Griffith, A.I. 2013, ‘Cordinating Family and School: Mothering for Schooling’, Education Policy Analysis Archives [Online], vol. 3, dari: http;//olam.ed.asu.edu/epaa/ [12 February 2007].

Personal email Pengirim (alamat pengirim) tanggal bulan tahun, Subject of Massage, email penerima (alamat email penerima).

contoh: Didin, Vissia ([email protected]) 10 Juni 2010, ‘The Effect of Flour Dust’, email to Alison Hunter ([email protected]).

BAB IIIPROSES AKADEMIK DALAM PENYUSUNAN

KARYA TULIS ILMIAH (KTI)

1. Pembimbing Dalam proses penyusunan KTI mahasiswa dibimbing oleh pembimbing KTI. Program

D III dibimbing oleh satu orang dosen pembimbing sedangkan Program DIV dibimbing oleh dua orang pembimbing. a. Pembimbing Utama1) Definisi

Pembimbing utama adalah staf pengajar tetap Poltekkes Kemenkes Palangka Raya. Syarat pembimbing utama minimal jenjang S2.

Tugas pembimbing utama adalah memberi bimbingan, arahan, dan evaluasi terutama substansi keilmuan sesuai disiplin ilmunya.2) Ketentuan

Sebagai pembimbing utama saja, seorang Dosen maksimum hanya dapat membimbing 8 orang mahasiswa.

b. Pembimbing Pendamping (khusus Program D IV)1) Definisi

Pembimbing pada Definisi dosen pembimbing pendamping adalah staf pengajar tetap dan tidak tetap Poltekkes Kemenkes Palangka Raya. Syarat pembimbing pendamping minimal jenjang S2.

Tugas pembimbing pendamping adalah mengarahkan, memberi informasi ilmiah, bimbingan dan evaluasi terutama metode penelitian.2) Ketentuan

Sebagai pembimbing utama saja, seorang Dosen maksimum hanya dapat membimbing 8 orang mahasiswa.

Page 17: Pedoman Proses Penulisan Karya Ilmiah_poltekkes

20

2. PengujiPenguji KTI pada ujian Proposal dan Sidang KTI (D III) terdiri dari 3 orang penguji

yaitu 1 orang Ketua Penguji dan 2 orang Anggota Penguji.

a. Ketua Penguji1) Definisi

Ketua penguji adalah Dosen penguji yang tidak menjadi pembimbing mahasiswa yang diuji dan merupakan Dosen Tetap atau Tidak Tetap Poltekkes Palangka Raya. Syarat ketua penguji adalah minimal gelar S2 sesuai bidangnya.2) Ketetentuan

Sebagai ketua penguji saja, seorang Dosen maksimum hanya dapat menguji 8 orang mahasiswa.

b. Anggota Penguji1) Definisi

Anggota penguji adalah Dosen pembimbing dan Dosen Tetap/Tidak Tetap yang bergelar S2 sesuai dengan bidangnya yang ditunjuk oleh Dosen Koordinator KTI Program Studi. 2) Ketentuan

Sebagai anggota penguji saja, seorang Dosen maksimum hanya dapat menguji 8 orang mahasiswa.

3. Mekanisme BimbinganMahasiswa dalam melakukan proses KTI akan dibimbing secara terencana oleh

pembimbing yang ditunjuk. Buku bimbingan KTI menjadi alat monitoring baik bagi mahasiswa, pembimbing, Ketua Jurusan, dan pejabat akademik yang berwewenang. Setiap mahasiswa telah bertemu dan melaksanakan bimbingan minimal 3 (tiga) kali sebelum seminar proposal dan sidang KTI.

4. Permohonan ujianDengan sepengetahuan pembimbing, secara tertulis peserta mengajukan usulan

tanggal ujian KTI dengan mengisi formulir usulan ujian KTI. Usulan ini harus diajukan kepada dan telah diterima di sekretariat Jurusan selambat-lambatnya 3 hari sebelum tanggal yang diusulkan.

Bersama usulan tersebut mahasiswa juga harus melampirkan nama-nama tim penguji yang telah ditetapkan oleh Jurusan.

Ujian sidang dianggap sah bila dihadiri oleh pembimbing KTI dan penguji tamu (D III). Untuk DIV ujian sidang dianggap sah bila semua Tim Penguji hadir. Ujian KTI tidak dapat dilaksanakan bila tidak dihadiri oleh pembimbing KTI dan salah satu anggota penguji.

5. Pelaksanaan UjianSebelum ujian berlangsung para penguji berkumpul (tanpa dihadiri oleh peserta)

untuk mendapatkan penjelasan dari moderator sidang ujian – dalam hal ini pembimbing utama - tentang pokok-pokok yang perlu dinilai, kekuatan, kelemahan KTI serta hambatan-hambatan yang dialami peserta program dalam proses pembuatan KTI dan pendidikan peserta secara umum.

Page 18: Pedoman Proses Penulisan Karya Ilmiah_poltekkes

21

Ujian berlangsung paling sedikit 90 menit dan paling lama 120 menit dan dipimpin oleh pembimbing Utama KTI. Pembagian waktu tersebut adalah sbb:a. Pembukaan oleh pemimpin sidang ujian: 5 menitb. Penyajian oleh peserta: 10 menit (proposal)

15 menit (laporan)c. Tanya jawab : 35 menit (proposal)

60 menit (laporan)d. Kesimpulan : 5 menite. Penutup : 5 menit

Segera setelah selesai ujian KTI, para penguji dan pembimbing mengambil suara tertutup (tanpa dihadiri oleh peserta). Hasil keputusan setiap penguji dibacakan oleh pemimpin ujian dalam hal lulus atau tidak lulus. Bila satu atau lebih penguji menyatakan tidak lulus, ia perlu menjelaskan mengapa peserta tidak lulus dan para penguji dapat merundingkan kembali penilaiannya hingga mencapai kesepakatan yang bulat. Bila ada satu penguji yang tetap menyatakan tidak lulus, maka keputusan kelulusan ditentukan oleh Pembimbing Utama. Peserta diberi kesempatan satu kali untuk mengulang ujian KTI selambat-lambatnya 2 minggu setelah ujian pertama. Bila peserta dinyatakan lulus, peserta diberitahu akan hasil akhir ujian KTI, dan anggota penguji serta pembimbing kemudian membari nilai sekurangnya 2,75 sebagai batas kelulusan.

Pada akhir ujian pemimpin mengisi dan menandatangani berita acara ujian, daftar hadir, format penilaian, nilai gabungan, dan surat pernyataan kesanggupan menyelesaikan perbaikan KTI untuk diserahkan kepada panitia.

6. PenilaianPenilaian KTI diperoleh dari ujian KTI. Penilaian ujian sidang KTI merupakan

penilaian yang diberikan oleh seluruh penguji pada saat berlangsungnya sidang KTI peserta program. Adapun komponen penilaian ujian KTI beserta bobotnya terdiri atas:a. Konsep pemikiran (20%)b. Penggunaan kepustakaan (10%)c. Metodologi penelitian (20%)d. Hasil penelitian, pembahasan, dan saran (25%)e. Penulisan KTI (10%)f. Penyajian dan tanya jawab (15%)Nilai dikonversikan sesuai dengan kriteria pada tabel 3.1.

Tabel 3.1. Nilai Konversi

ANGKA ABSOLUT

ANGKA MUTU HURUF MUTU

79 -100 3,51 A68 - 78 2,75 – 3,50 B56 - 67 2,00 – 2,74 C41 - 55 1,00 – 1,99 D 41 < 1,00 E

Page 19: Pedoman Proses Penulisan Karya Ilmiah_poltekkes

22

Tabel 3.2. Format Penilaian KTI

Aspek Penilaian Skor Bobot (%)

Nilai(skor x bobot)

Konsep Pemikiran– Kejelasan Masalah dan Latar Belakang– Tujuan Penelitian– Kerangka Konsep– Definisi Operasional– Hipotesis (bila ada)

20%

Penggunaan Kepustakaan– Relevansi– Komprehensivitas– Keterkinian

10%

Metodologi Penelitian– Desain Penelitian– Metoda Statistik dan/atau metoda

analisis data– Alasan memilih metoda– Kelengkapan instrumen penelitian

20%

Hasil Penelitian, Pembahasan, dan Saran

– Hasil Penelitian– Pembahasan– Kesimpulan dan saran

25%

Penulisan KTI– Cara Penulisan– Sistematika Penulisan– Ketepatan Penggunaan Bahasa– Susunan Bahasa

10%

Penyajian dan Tanya Jawab – Kejelasan Mengemukakan Isi KTI– Kemampuan Penyajian– Penguasaan Materi– Ketepatan Menjawab Pertanyaan– Kemampuan Berargumentasi

15%

Jumlah Nilai 100Skor memakai skala 100

7. Hasil Ujian

Page 20: Pedoman Proses Penulisan Karya Ilmiah_poltekkes

23

Segera setelah pimpinan sidang menyatakan ujian selesai, peserta ujian dipersilahkan untuk keluar ruangan sidang sejenak. Hal ini dimaksudkan untuk memberi waktu kepada para penguji untuk menentukan apakah peserta lulus atau tidak.

Nilai lulus adalah gabungan dari nilai yang diberikan oleh para penguji dengan batas untuk lulus adalah 2,75. Ketua sidang tidak akan membacakan nilai-nilai yang masuk. Jika terdapat perbedaan nilai yang sangat besar kira-kira 10 atau lebih maka tim penguji akan membahas nilai-nilai tersebut, sampai didapatkan nilai yang wajar dan disepakati bersama.

Hasil ujian akan diberitahu kepada peserta setelah penguji selesai bersidang dengan cara memanggil kembali peserta ke ruang sidang. Pemimpin sidang akan memberitahukan hasil ujian sidang tersebut (bukan nilai) dan selanjutnya langsung menutup ujian sidang. Sidang ujian KTI didokumentasikan dalam bentuk berita acara yang ditandatangani oleh pemimpin sidang yang berisikan antara lain hal apa saja yang harus diperbaiki pada KTI tersebut. Dan mahasiswa mennandatangani surat pernyataan kesangguapan menyelesaikan perbaikan KTI.