pedoman research consortia
TRANSCRIPT
KONSORSIUM RISET PERGURUAN TINGGI
PROYEK PENGEMBANGAN EMPAT UNIVERSITAS SEBAGAI PUSAT UNGGULAN UNTUK MEMPERKUAT DAYA SAING BANGSA
Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi,
dan Pendidikan Tinggi
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
2016
PANDUAN PELAKSANAAN
Latar Belakang
Indonesia menghadapi tantangan dalam hal inovasi dan kesiapan teknologi selain
pendidikan tinggi dan kualitas pelatihan. Untuk mengatasi masalah ini, aksi bersama antara
institusi pendidikan tinggi di Indonesia dengan minat yang sama dalam penelitian dan
inovasi harus didorong. Penelitian berkualitas tinggi dan inovasi juga memerlukan
pendekatan inter-disipliner dengan tidak hanya kerjasama akademik antara ilmuwan di
perguruan tinggi, tetapi juga melibatkan lembaga lain, seperti lembaga penelitian, dan pihak
lain termasuk sektor bisnis.
Proyek 4 in 1 fokus pada penelitian yang sangat baik dalam studi tropis, keamanan pangan,
bioteknologi dan inovasi pembelajaran. Fokus ini didasarkan pada kekuatan masing-masing
lembaga dan tantangan utama di daerah setempat untuk memberikan manfaat langsung
bagi masyarakat sekitar. Untuk mencapai keunggulan ini, peneliti terkemuka dari universitas
yang melibatkan akan membangun konsorsium penelitian sebagai Pusat Unggulan (Center
of Excellence, CoE). Pusat Unggulan dalam penelitian tropis (tropical studies) akan didirikan
di Unmul, ketahanan pangan (food security) di Untirta, bioteknologi (biotechnology in
agriculture and health) di Unej, dan inovasi pembelajaran (learning innovation) di UM.
Ide utama dari kegiatan penelitian konsorsium adalah untuk menjadi puncak (showcase)
dari semua CoE yang secara kolektif disebarluaskan dan berkembang di antara universitas
yang tergabung dalam 4 in 1. Dalam hal ini, kegiatan dirancang untuk menyediakan forum
reguler dari masing-masing universitas untuk berinteraksi, berdiskusi, berbagi ide, dan
berkolaborasi dalam penelitian.
Tujuan
Untuk menjadi pemberdaya bagi setiap universitas dalam berkolaborasi satu sama lain di
antara proyek 4 in 1 dengan tujuan: (1) memperluas jaringan; (2) berbagi pengalaman dan
fasilitas untuk mengajar, belajar, dan penelitian; untuk akhirnya (3) meningkatkan kualitas
pendidikan, penelitian dan inovasi yang lebih tinggi.
Program Dalam payung 4 in 1 ini, program konsorsium penelitian diawali dari (1) lokakarya
pembentukan konsorsium, (2) lokakarya penyusunan nota kesepahaman konsorsium, (3)
lokakarya penyusunan proposal untuk penelitian bersama dan partisipasi kolaboratif di 3
CoE lain (workshop networking), (4) penerapan program inbound mobility pada forum
penelitian, (5) hibah untuk pelaksanaan penelitian, (6) monitoring dan evaluasi penelitian, (7)
konferensi kolaboratif di CoE, (8) seminar dan publikasi bersama, (9) hibah Uber HKI, dan
pengajuan prototipe.
Kegiatan 1) Lokakarya Pembentukan Konsorsium
Output: Peta jalan penelitian dan Rancangan Nota Kesepahaman Konsorsium
Dasar kegiatan Konsorsium Riset adalah pengembangan CoE yang diarahkan untuk
memperkuat lembaga litbang/pengembang teknologi yang ada di Lembaga Pemerintah
Kementerian, Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Perguruan Tinggi, dan Badan Usaha
agar mampu menghasilkan inovasi teknologi berbasis demand driven dalam rangka
mendukung peningkatan daya saing pengguna teknologi, seperti industri, pemerintah, dan
masyarakat. Hal ini sesuai dengan amanat Pasal 18 ayat (1) UU No. 18 Tahun 2002
Tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Iptek. Penguatan
kelembagaan iptek merupakan langkah penting dalam penguatan sistem inovasi nasional
agar lembaga iptek dapat berkinerja tinggi dengan menghasilkan inovasi teknologi yang
sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas adopsi pengguna teknologi (masyarakat, industri,
dan pemerintah) dengan menjunjung tinggi kejujuran dan integritas sesuai dengan etika
penelitian.
Kegiatan pertama dalam Konsorsium Riset ini adalah Lokakarya Pembentukan Konsorsium
yang bertujuan untuk menyusun Peta Jalan Penelitian yang dituangkan dalam Minutes of
Meeting.
Peta Jalan Penelitian disusun berdasarkan pertimbangan yang terdiri dari :
1 penelusuran track record penelitian dan kegiatan-kegiatan (reputasi dan kegiatan)
yang telah dilakukan untuk menentukan fokus CoE yang akan dibentuk.
2 pemetaan potensi sumberdaya manusia (SDM) yang akan berkecimpung dalam
kegiatan-kegiatan dalam CoE.
3 pemetaan sumber daya lokal yang dapat dikembangkan secara berkelanjutan.
4 pemetaan fasilitas-fasilitas penelitian yang dapat diakses (kapasitas layanan) di dalam
CoE antar universitas dalam 4 in 1 ataupun lembaga/pemangku kepentingan terkait di
tingkat nasional dan internasional.
5 Pemetaan ketersediaan anggaran/dana riset dan kegiatan yang dapat diakses
(pendanaan) di dalam CoE antar universitas dalam 4 in 1.
Peta Jalan Penelitian untuk masing-masing CoE dituangkan dalam Minutes of Meeting
kegiatan Lokakarya Pembentukan Konsorsium.
Langkah selanjutnya adalah setiap universitas yang tergabung 4 in 1 menyusun
keanggotaan (SDM) dan fasilitas-fasilitas yang akan terlibat dalam kolaborasi penelitan
sesuai dengan Peta Jalan Penelitian yang dimiliki oleh masing-masing CoE.
2) Lokakarya Penyusunan Nota Kesepahaman Konsorsium
Output: (1) Nota Kesepahaman Konsorsium dan (2) Fokus penelitian di masing-
masing CoE
Perwakilan dari masing-masing tim yang akan terlibat dalam penelitian kolaboratif antar
universitas dalam 4 in 1 membahas fokus penelitan dan rancangan nota kesepahaman
konsorsium/riset kolaboratif.
Fokus penelitian disusun berdasarkan pertimbangan performa CoE yang akan dicapai yaitu:
1. Kemampuan dalam menyerap teknologi dari luar.
2. Kemampuan dalam mengembangkan riset berbasis demand driven dan bertaraf
internasional melalui potensi adopsi, adaptasi, dan pengembangan teknologi untuk
peningkatan daya saing barang dan/atau jasa melalui optimalisasi input, proses, dan
pengelolaan industri.
3. Kemampuan dalam mendiseminasikan hasil riset berkualitas/bertaraf internasional
kepada khalayak luas.
4. Kemampuan dalam mengembangkan dan melestarikan sumber daya lokal secara
berkelanjutan.
Dalam hal ini, fokus penelitian yang dirumuskan harus mampu menghasilkan output dan
outcome yang menunjang tercapainya KPI dari 4 in 1 yaitu:
1. Peningkatan jumlah riset nasional dan internasional
2. Peningkatan jumlah publikasi nasional dan internasional
3. Peningkatan jumlah HKI (TRL 6 & 7)
4. Peningkatan jumlah prototipe (TRL 9) terdaftar
5. Peningkatan jumlah sitasi
6. Peningkatan jumlah paten terdaftar
Fokus penelitian yang akan dilakukan secara kolaboratif dituangkan dalam dokumen Nota
Kesepahaman (MoU) untuk disepakati bersama.
3) Lokakarya Penyusunan Proposal Penelitian Kolaboratif di 3 CoE lain
Output: Terbentuk kerangka kerja, proposal penelitian, dan tim pelaksana penelitian
kolaboratif
Perwakilan dari masing-masing tim yang akan terlibat dalam penelitian kolaboratif antar
universitas dalam 4 in 1 membahas draft proposal penelitian kolaboratif yang telah disusun
di masing-masing CoE. Sebagai output dari kegiatan ini adalah (1) terbentuknya kerangka
kerja, (2) proposal penelitian, dan (3) tim pelaksana penelitian kolaboratif, (4) target
pencapaian per tahun.
4) Penerapan Program Inbound Mobility pada Forum Penelitian
Output: Technical assistance dalam penajamanproposal penelitian, penguatan jaringan penelitian, dan publikasi ilmiah internasional.
Kegiatan ini merujuk pada kegiatan SAME dari Kemristekdikti.
*Pada saat penyusunan DIPA Inbound Mobility LN ! harus tercantum negara asal/tujuan.
5) Hibah untuk Pelaksanaan Penelitian
Output: Pelaksanaan penelitian kolaboratif
Hibah penelitian diberikan sesuai proposal joint-research yang telah disusun.
Pola pendistribusian dana penelitian adalah 70-30 pada tahun berjalan.
6) Monitoring dan Evaluasi Penelitian Output: Laporan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan penelitian kolaboratif
Sistematika pelaporan pelaksanaan penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu laporan
kemajuan (70%) dan laporan akhir (30%) pada tahun berjalan.
7) Konferensi Kolaboratif di CoE Output: Pelaksanaan seminar di masing-masing CoE yang memprogramkan kegiatan
ini.
ToR konferensi di masing-masing CoE (PR)
Masing-masing CoE menyelenggarakan kegiatan seminar secara bergilir sesuai dengan
tema CoE masing-masing yang diselenggarakan secara kolaboratif satu sama lain antar
universitas yang tergabung dalam 4 in 1. Pusat Unggulan penelitian tropis (tropical studies)
yang ada di Unmul, ketahanan pangan (food security) di Untirta, bioteknologi (biotechnology
in agriculture and health) di Unej dan inovasi pembelajaran (learning innovation) di UM telah
menjadi agenda penting dan startegis untuk program pembangunan ke depan.
Empat Universitas yang tergabung dalam 4 in 1, CoE telah menetapkan dan berkomitmen
untuk mewujudkan CoE yang menyediakan kerangka intelektual dan konseptual untuk
membantu mengimplementasikan gagasan CoE.
Diantara kegiatan untuk mengimplementasikan CoE diatas adalah melaksanakan seminar
kolaboratif. CoE adalah sebuah networking yang menggalang kelompok formal, non-formal
dan informal organisasi-organisasi pendidikan yang ada dalam rangka mewujudkan CoE.
Seminar kolaboratif ini akan melibatkan stakeholder baik formal ataupun non formal, seperti
LSM, dosen dan professor di Perguruan Tinggi, dan peneliti. Dalam kaitannya dengan hal
tersebut diatas, CoE akan menyelenggarakan workshop yang menampilkan praktisi dan
akademisi dalam bidang yang relevan dengan CoE 4 in 1.
Kegiatan ini dimaksudkan sebagai forum konsultasi yang akan membahas (1) pentingnya
peranan CoE untuk pembangunan, (2) mengidentifikasi berbagai masalah dan kemungkinan
pemecahannya tentang persoalan-persoalan yang menjadi kajian CoE, (3) mensinergikan
kepentingan stakeholder dengan CoE.
Peserta kegiatan diharapkan berasal dari akdemisi dan unsur pendidikan lainnya, aparatur
pemerintah dan Legislatif, Pihak Swasta/Perusahaan, Organisasi non pemerintah/lembaga
swadaya masyarakat, masyarakat umum dan Mahasiswa.
Anggaran kegiatan diharapkan bersumber dari dana IDB sebagai dana awal dan sumber
dana lainnya seperti Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Sponsorship/Donatur dan Usaha-
usaha lain yang sah.
8) Seminar dan Publikasi Bersama
Output: Pelaksanaan seminar internasional (kepanitiaan bersama 4 in 1) dan publikasi proceedia/journal yang terindeks.
ToR Seminar dan Publikasi Bersama
Program seminar dan publikasi bersama oleh universitas yang tergabung dalam program 4
in 1 dimaksudkan untuk melakukan desiminasi hasil-hasil penelitian yang dilaksanakan
secara kolaboratif, melalui kegiatan seminar dan publikasi dalam proseding dan journal
terindeks. Sehingga, universitas anggota 4 in 1 menjadi lebih dikenal keunggulannya dan
fokus-fokus riset yang dikembangkan, dengan demikian akan membuka peluang
berkerjasama dengan berbagai fihak untuk melakukan akselerasi pembangunan dan
pengembangan di masing-masing universitas anggota 4 in 1.
Keberhasilan pelaksanaan seminar yang mendapat pengakuan dan penghargaan dari
berbagai organisasi atau himpunan ilmuwan akan bermakna bagi peningkatan nilai
akreditasi institusi, dan secara simultan publikasi hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh
staf universitas 4 in 1 dalam jurnal internasional terindeks akan meningkatkan kualitas
sumberdaya manusia baik secara individu maupun institusional.
Pendekatan dan prinsip-prinsip yang diterapkan untuk melaksanakan seminar internasional
dan publikasi pada jurnal internasional terindeks ini adalah kolaboratif riset dan optimalisasi
memanfaatan seluruh sumberdaya yang dimiliki oleh universitas 4 in 1. Masing-masing
anggota universitas 4 in 1 merupakan para pihak yang bertanggung jawab untuk
memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi secara terkoordinasi. Adapun tahapan
dan jenis kegiatan yang akan ditempuh adalah sebagai berikut:
1) Menetapkan tema seminar berdasarkan hasil-hasil riset konsorsia yang paling relevan
untuk diangkat sebagai tema seminar internasional.
2) Menetapkan tempat dan waktu pelaksanaan seminar dengan mempertimbangkan
berbagai aspek yang mendukung kelancaran pelaksanaan seminar.
3) Melakukan kerjasama dengan organisasi/himpunan keilmuan internasional (Inbound
Mobility) untuk menjamin dan memfasilitasi kemudahan publikasi hasil-hasil penelitian
dalam journal internasional terindeks.
4) Menetapkan personalia penanggung jawab pelaksanaan seminar dari seluruh anggota
universita program 4 in 1.
5) Masing-masing universitas anggota 4 in 1 mengalokasikan dana awal untuk
pelaksanaan seminar, yang akan diikuti dengan penggalangan dana dari berbagai
sumber.
9) Hibah HKI dan Pengajuan Prototipe
Output: (1) HKI terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM, dan (2) Prototipe terdaftar di Kementerian Perindustrian
ToR Uber HKI
Program Uber-HKI yang dimaksud dalam kegiatan 4 in 1 dibatasi untuk perolehan paten,
dan paten sederhana. Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada
inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu
melaksanakan sendiri invensinya atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk
melaksanakannya. Program Uber-HKI berupa bantuan pendaftaran paten, meliputi
permohonan paten, permohonan pemeriksaan substantif, dan percepatan perolehan paten
(publikasi permohonan paten), ditujukan bagi pelaksana penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat yang telah selesai kegiatannya dan siap diajukan pendaftaran patennya.
Kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang melandasi ajuan tersebut
tidak dibatasi waktu berakhirnya, namun tetap memperhatikan aspek kebaruan (novelty)
seperti yang disyaratkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten.
Berikut adalah panduan tata acara pengusulan:
(1) Format Halaman Sampul
* Sebutkan bidang temuan perguruan tinggi ** Tulis salah satu kode dan nama rumpun ilmu mengacu pada Lampiran
Bidang Unggulan*: ..............
Kode/Nama rumpun Ilmu**:...............
USULAN
UBER-HKI PERGURUAN TINGGI
The Development of Four Universities as The Centre of Excelent For Nation
Competitivness
Logo Perguruan Tinggi
JUDUL TEMUAN
TIM PENGUSUL
(Nama ketua dan anggota tim, lengkap dengan gelar dan NIDN)
PERGURUAN TINGGI
Bulan dan Tahun
(2) Halaman Pengesahan HALAMAN PENGESAHAN PENGUSULAN UBER-HKI
Judul Temuan :
A. Nama Lengkap : B. NIDN :
C. Jabatan Fungsional : D. Program Studi :
E. Nomor HP : F. Surel (e-mail) :
Anggota Peneliti (1) A. Nama Lengkap :
B. NIDN : C. Perguruan TInggi :
Jenis Paten : 1. Paten 2. Paten Sederhana
Biaya Pengusulan : Rp. Biaya Tahun Berjalan : - Diusulkan ke Project Rp.
- Dana internal PT Rp 0
- Dana institusi lain Rp 0
- Inkind (sebutkan) -
Mengetahui Samarinda, Dekan, Ketua Pengusul, _______________________
________________________
NIP/NIK: NIP/NIK:
Menyetujui, Ketua Lembaga Penelitian,
_____________________
NIP/NIK:
(3) Sistematika Pengusulan Bantuan Peten Pendaftaran Uber-HKI
a. Uraian Umum
1. Judul Invensi 2. Ketua Pengusul
a. Nama lengkap dengan gelar b. Jenis Kelamin c. NIDN d. Disiplin Ilmu e. Pangkat/Golongan f. Jabatanfungsional/struktural g. Fakultas/Jurusan
3. Anggota Pengusul (rincian seperti butir 2)
4. Subyek Paten (lihat lampiran) 5. Jumlah Klaim Invensi
b. Rancangan Dokumen Usulan Paten
i. Uraian Penelusuran Paten
Berisi uraian hasil penelusuran yang telah dilakukan terhadap paten yang telah ada sebelumnya maupun pembanding lain (melalui internet, katalog, dll.) sehingga diketahui bahwa invensi yang akan diajukan tidak ada sebelumnya serta sekaligus untuk memastikan kebaruan dan langkah inventif dari invensi yang diajukan.
Lampirkan dokumen hasil penelusuran paten tersebut dan buatlah ringkasan hasil penelusuran paten serta perbandingnnya dengan invensi yang diajukan.
ii. Uraian Potensi Komersialisasi Berikan penjelasan terperinci tentang aspek penerapannya di industri, cakupan pengguna yang menjadi target dan aspek komersialisasinya. Hal ini untuk memperoleh gambaran seberapa jauh invensi tersebut dapat mengambil peran pada kegiatan nyata di industri dan kemungkinan komersialisasinya sebagai penggerak ekonomi daerah/nasional dalam rangka hilirisasi hasil penelitian.
c. Rancangan Dokumen Usulan Paten
Para pengusul diminta untuk membuat “Dokumen Usulan Paten” atau disebut “Dokumen Spesifikasi Paten” atau “Deskripsi Paten”. Secara mendasar, suatu dokumen spesifikasi paten harus memiliki dua hal prinsip yaitu aspek perlindungan dan aspek informasi. Dokumen spesifikasi paten harus menjelaskan dalam bentuk kata-kata mengenai batasan perlindungan yang didefinisikan dalam klaim invensi yang dimintakan patennya. Untuk mendukung batasan perlindungan sebagaimana yang dinyatakan dalam klaim, uraian dari invensi yang ingin dilindungi harus menjelaskan secara lengkap mengenai invensi tersebut sehingga batasan yang
disebutkan dalam klaim tersebut dapat dipahami. Strategi penulisannya sangat menentukan suatu invensi dapat diberi atau ditolak patennya. Selain itu, penulisan yang benar dan tepat juga menentukan lingkup perlindungan patennya, dan mempengaruhi lamanya waktu pemeriksaan terutama pada saat pemeriksaan substantif .
Dokumen spesifikasi paten juga harus menjelaskan secara lengkap invensinya sehingga memungkinkan seseorang dengan keahlian biasa di bidangnya (skilled in the art) dapat memahami dan melaksanakan/ mempraktekkan invensi tersebut. Prinsip dasar dari sistem paten adalah perlunya pengungkapan pada publik bagaimana suatu invensi dilaksanakan atau dipraktekkan sebagai persyaratan atas hak monopoli paten yang diperolehnya. Perlu diketahui bahwa apabila dokumen spesifikasi paten telah didaftarkan ke Direktorat Jenderal HKI, dokumen spesifikasi paten tersebut tidak dapat diperluas lagi atau ditambah dengan hal-hal yang baru. Jika pengungkapan atau informasi dari invensi tersebut tidak lengkap pada saat didaftarkan, dapat mengakibatkan hilangnya hak mengajukan klaim atas informasi yang belum tercakup pada saat pendaftaran.
Struktur penyajian dokumen spesifikasi paten sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1991 tentang Tata Cara Permintaan Paten, meliputi:
i. Judul Invensi, yaitu susunan kata-kata yang dipilih untuk menjadi topik invensi. Judul harus singkat dan padat, yang dapat mewakili esensi atau inti invensi, serta tidak menggunakan kata-kata singkatan atau menggunakan istilah merek dagang;
ii. Bidang Teknik Invensi, yaitu pernyataan bidang teknik yang berkaitan dengan invensi, yang menyatakan invensi berupa alat, bahan (komposisi bahan) atau metode(proses) atau kombinasi dari hal-hal tersebut. Ditulis secara ringkas inti invensi yang dimintakan perlindungan patennya;
iii. Latar Belakang Invensi, yaitu penjelasan masalah yang akan diselesaikan oleh invensi, uraian invensi sejenis terdahulu yang terdekat substansinya dengan invensi beserta kelemahannya dan tujuan umum invensi dalam menyelesaikan masalah dan mengatasi kelemahan invensi terdahulu. Uraian invensi terdahulu diutamakan menggunakan publikasi dokumen paten;
iv. Ringkasan Invensi, yaitu uraian ringkas dari invensi yang berfungsi untuk mengindikasikan ciri-ciri penting atau klaim-klaim dari invensi;
v. Uraian Singkat Gambar (bila ada), yaitu penjelasan ringkas dari seluruh gambar/skema/diagram alir yang disertakan;
vi. Uraian Lengkap Invensi, yaitu uraian yang mengungkapkan informasi invensi secara cukup (sufficient disclosure) dan sejelas-jelasnya terutama fitur-fitur yang akan diklaim yang sesuai dengan gambar (jika ada gambar). Uraian invensi berupa alat, bahan (komposisi bahan) dan metode (proses). Invensi berupa alat diungkapkan dengan menguraikan komponen-komponen alat beserta fungsinya yang merujuk pada gambar, mengungkap hubungan kerja antar komponen sehingga alat menghasilkan fungsi dan kinerja alat. Invensi berupa bahan atau komposisi bahan. Invensi berupa metode atau proses, diungkapkan dengan menguraikan tiap tahapan metode (proses), kondisi tiap tahapan proses dan kinerja proses.
vii. Klaim, yaitu bagian dari permohonan yang menggambarkan inti invensi yang dimintakan perlindungan hukum, yang harus diuraikan secara jelas dan harus didukung oleh deskripsi.. Klaim invensi dapat berupa produk (alat, bahan) atau
metode(proses) atau kombinasi dari keduanya. Klaim ditulis pada halaman terpisah. Klaim tersebut mengungkapkan tentang semua fitur-fitur spesifik dalam invensi. Penulisan klaim harus menggunakan kaidah bahasa Indonesia dan lazimnya bahasa teknik yang baik dan benar serta ditulis pada halaman terpisah dari uraian invensi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan klaim diantaranya adalah: sesuai dan konsisten dengan pengungkapan yang sudah ada pada Uraian, Gambar dan Abstrak invensi. Gambar dan grafik tidak diperbolehkan di dalam Klaim. Kata-kata atau kalimat yang meragukan (multitafsir) tidak boleh terdapat di dalam Klaim.
viii. Abstrak, ditulis pada halaman terpisah dan ditempatkan setelah klaim, yaitu bagian dari spesifikasi paten yang akan disertakan dalam lembaran pengumuman yang merupakan ringkasan uraian lengkap. Abstrak tersebut ditulis tidak lebih dari 200 (dua ratus) kata, yang dimulai dengan judul invensi sesuai dengan judul yang ada pada deskripsi invensi. Isi abstrak invensi merupakan intisari dari deskripsi dan klaim-klaim invensi, paling tidak sama dengan klaim mandirinya. Rumus kimia atau matematika yang benar-benar diperlukan, dapat dimasukkan ke dalam abstrak. Dalam abstrak, tidak boleh kata-kata di luar lingkup invensi, terdapat kata-kata sanjungan, reklame atau bersifat subyektivitas orang yang mengajukan permohonan paten. Jika dalam abstrak menunjuk beberapa keterangan bagian-bagian dari gambar maka harus mencantumkan indikasi penomoran dari bagian gambar yang ditunjuk dan diberikan dalam tanda kurung. Di samping itu, jika diperlukan gambar secara penuh disertakan dalam abstrak, maka gambar yang dimaksud harus dicantumkan nomor gambarnya.
ix. Gambar, yaitu gambar teknik dari invensi yang menggambarkan secara jelas bagian-bagian dari invensi yang dimintakan perlindungan patennya dan mendukung Uraian Lengkap dan Klaim. Invensi. Gambar tersebut merupakan gambar teknik tanpa skala, dan jumlahnya dapat lebih dari satu. Pada gambar invensi hanya diperbolehkan memuat tanda-tanda dengan huruf atau angka, tidak dengan tulisan kecuali kata-kata yang sederhana. Gambar invensi dapat berupa diagram atau skema.
Uraian invensi tersebut harus secara lengkap dan jelas mengungkapkan suatu invensi sehingga dapat dimengerti oleh seseorang yang ahli di bidangnya. Uraian invensi harus ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Semua kata atau kalimat dalam deskripsi harus menggunakan bahasa dan istilah yang lazim digunakan dalam bidang teknologi.
(4) Surat pernyataan bahwa invensi belum pernah didanai untuk pendaftaran paten oleh
instansi/lembaga lain.
Luaran Output yang diharapkan dari kegiatan ini adalah HKI (dalam bentukhak cipta buku/publikasi,
paten); publikasi dalam prosiding dan jurnal internasional yang terindeks setidaknya untuk
satu seminar kolaboratif; pertukaran dosen dan pertukaran mahasiswa; pengajuan prototipe;
dan empat seminar bersama.
Hasil Hasil dari kegiatan ini adalah meningkatnya kualitas pengajaran, pembelajaran, penelitian,
dan inovasi dari masing-masing universitas yang terlibat dalam 4 in 1 (UM, Unej, Unmul,
dan Untirta).
Dampak Program kunci ini harus memberikan kontribusi terhadap peningkatan daya saing Indonesia,
dalam hal publikasi ilmiah internasional sebagai cerminan kualitas pendidikan tinggi, dan
HKI terutama paten dan prototipe yang siap diaplikasikan.
Jadwal Kegiatan
No. Program Vol Unit
2016 2017 2018 2019
Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
% % % % % % % % % % % % %
1 Establishment Workshop 4 Packages 100
2 Workshop Proposal Development for Joint Research 8 Packages 100
3 Collaboration Workshop at the other 3 CoE hosts 12 Packages 100
4 Hosting Fellow Researchers 4 Packages 100
5 Grant for Research Implementation 4 Packages 23 10 23 10 23 10 6 Research Monitoring and Evaluation 20 Packages 20 20 20 20 20
7 Collaboration Seminar at the other 3 CoE hosts 4 Packages 100
8 Joint Seminar and Publication 4 Packages 100 9 Grant for IPR (UberHAKI) 4 Packages 100
10 Prototype Submission 4 Packages 100