pedoman teknis pelaksanaan kegiatan kapas tahun...
TRANSCRIPT
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2014 i
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2014 i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karuniaNya maka dapat disusun Pedoman Teknis Penanaman Tanaman Kapas Tahun 2014. Tujuan penyusunan pedoman teknis ini sebagai acuan bagi pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan.
Pedoman ini masih bersifat umum, sehingga masih perlu dijabarkan kembali menjadi Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis) oleh Dinas yang membidangi perkebunan Provinsi dan Kabupaten/Kota guna menyesuaikan dengan kondisi setempat.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan masukan dan saran sehingga dapat tersusunnya buku pedoman ini.
Semoga pedoman ini dapat bermanfaat dalam menunjang keberhasilan pembangunan perkebunan khususnya dalam program pengembangan kapas nasional. Terima kasih.
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2014 ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR LAMPIRAN iv
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Sasaran Nasional 3
C. Tujuan 4
II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN 5
A.Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan.. .. 5
B. Spesifikasi Teknis 9
III. PELAKSANAAN KEGIATAN 13
A. . Ruang Lingkup................................ 13
B. . Pelaksana Kegiatan....................... 13
C. Lokasi, Jenis dan Volume 14
D. Simpul Kritis 14
IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN................... 16
V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN 18
A. Tim Pembina Pusat 18
B. Tim Pelaksana Provinsi 19
C. Tim Teknis Kabupaten/Kota 20
D. TKP dan PLP-TKP 22
Halaman
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2014 iii
VI. PEMBERDAYAAN PETANI KAPAS 24
A. Tujuan 24
B. Sasaran 24
C. Pelaksanaan 25
VII. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN... 27
VIII. PEMBIAYAAN 28
IX. PENUTUP 29
LAMPIRAN 30
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2014 iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kegiatan Penanaman Kapas Tahun 2014
30
Lampiran 2. Kegiatan Operasional TKP dan PLP-TKP Kapas Tahun 2014
31
Lampiran 3. Kegiatan Pemberdayaan Petani Kapas Tahun 2014
32
Lampiran 4. Rekapitulasi Rencana Usaha Kelompok (RUK)/RUB
33
Halaman
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2014 1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman kapas (Gossypium hirsutum L) tanaman penghasil serat yang merupakan bahan baku utama industri tekstil dan produk tekstil (ITPT) dari serat alam. Kebutuhan bahan baku kapas terus meningkat, seiring dengan perkembangan jumlah penduduk yang mendorong semakin berkembang-nya industri Tekstil dan Produksi Tekstil (TPT) di dalam negeri, terlihat dengan meningkatnya industri pemintalan khususnya untuk serat kapas dari sekitar 6,1 juta spindle tahun 1997 menjadi sekitar 7,8 juta spindle pada saat ini, atau dalam 15 tahun terakhir mengalami pertumbuhan sekitar 2% per tahun.
Pada periode yang sama kebutuhan bahan baku TPT dari serat kapas terus meningkat, ketergantungan akan serat kapas impor sekitar 454-762 ribu ton kapas. Kebutuhan serat kapas tersebut setara dengan 1,5 juta ton kapas berbiji atau sekitar 1,2 juta ha pertanaman kapas pada tingkat produksi 1.250 kg/ha. Untuk mendukung pengembangan pertanaman kapas tersebut diperlukan ketersediaan benih unggul bermutu secara 6 (enam) tepat, yaitu : tepat jenis, jumlah, mutu, waktu, tempat dan lokasi. Pada tahun 2013 telah dibangun kebun benih sebar (KBS) yang dilaksanakan kelompok tani dengan sumber anggaran dari APBN. Benih kapas yang telah
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2014 2
dibangun selanjutnya harus memenuhi syarat dan merupakan hasil kebun benih dari beberapa jenjangan (benih dasar menjadi benih pokok; benih pokok menjadi benih sebar).
Kinerja pengembangan kapas nasional hingga saat ini masih sangat rendah, jika dilihat dari segi kapasitas ginnery yang ada dan aktif sekitar 54.000 ton kapas berbiji hanya dapat memenuhi kebutuhan bahan baku serat sebesar 8%. Rendahnya kinerja pengembangan kapas nasional tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya: i) lahan yang tersedia kurang potensial untuk kapas, umumnya lahan tadah hujan yang ketersediaan airnya terbatas; ii) waktu tanam tidak optimal sehingga sering mengalami kekeringan dan gagal panen; iii) benih tidak tersedia secara 6 tepat; iv) aplikasi pemupukan belum memenuhi standar 5 tepat (jumlah, jenis, waktu, tempat dan harga); v) pemeliharaan tanaman belum optimal; dan vi) kelembagaan petani belum tertata dengan baik.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku industri TPT akan serat kapas, Pemerintah cq. Ditjen Perkebunan sejak tahun 1978 telah melakukan berbagai upaya fasilitasi dan dukungan peningkatan produksi kapas, mulai dari Intensifikasi Kapas Rakyat (IKR) s.d Program Akselerasi Pengembangan Kapas. Terkait dengan hal tersebut, maka sejak tahun 2007 Pemerintah telah memfasilitasi upaya percepatan peningkatan
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2014 3
areal dan produksi tanaman kapas. Penggunaan dana APBN-TP tersebut diharapkan tepat sasaran meningkatkan kinerja perkapasan nasional, efektif dan efisien, maka perlu adanya acuan pelaksanaan berupa Pedoman Teknis Pelaksanaan Penanaman Tanaman Kapas Tahun 2014, yang nantinya dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan oleh Provinsi maupun Kabupaten/Kota.
B. Sasaran Nasional
Sasaran nasional dari kegiatan penanaman tanaman kapas adalah : meningkatnya produksi, produktivitas dan mutu kapas agar kontribusi serat kapas terhadap industri TPT dalam negeri dapat meningkat.
C. Tujuan
Tujuan kegiatan penanaman tanaman kapas tahun 2014 adalah:
1. Meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu kapas berbiji melalui penanaman kapas sesuai standar teknis yang benar, sehingga mampu meningkatkan kontribusi serat kapas pada industri tekstil dan produk tekstil (ITPT) dalam negeri.
2. Memperluas kesempatan kerja dan peluang usaha di wilayah pengembangan sehingga meningkatkan kesejahteraan petani.
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2014 4
II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan penanaman tanaman kapas
tahun 2014 dilakukan melalui pendekatan :
1. Manajemen kelompok dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi usaha, mempermudah akses pembinaan, akses perolehan informasi (perkembangan teknologi, pasar, dll) bagi petani.
2. Penyediaan benih untuk penanaman kapas dilakukan melalui pembangunan KBS tahun 2013 sumber anggaran APBN, sedangkan kekurangannya dipenuhi melalui mekanisme belanja barang dan jasa oleh Dinas Perkebunan Provinsi sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
3. Kerjasama kemitraan antara petani dengan perusahaan pengelola setempat yang telah dikukuhkan dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan.
Metode pelaksanaan kegiatan penanaman tanaman kapas tahun 2014 dilakukan dengan rangkaian kegiatan, sebagai berikut:
1. Sosialisasi program kepada instansi terkait di daerah (provinsi/kabupaten/kota) dan kelompok tani sasaran.
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2014 5
2. Membangun jejaring kerja antar instansi terkait antara lain: Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat (Balittas) Malang, BBP2TP, UPT/UPTD Perkebunan, Dinas yang membidangi perkebunan di Provinsi dan Kabupaten/Kota, tenaga kontrak pendamping (TKP) dan pembantu lapangan TKP (PLP-TKP) yang ada di lokasi kegiatan, perusahaan pengelola/mitra dan kelompok tani, sehingga terjalin keterpaduan dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan.
3. Pemilihan calon petani dan calon lahan (CP/CL) dilakukan oleh Dinas yang membidangi perkebunan Kabupaten/Kota bersama perusahaan pengelola dan petugas pendamping lapangan (TKP dan PLP-TKP) setempat. CP/CL terpilih tersebut diusulkan kepada Kepala Dinas yang membidangi perkebunan di Provinsi/Kabupaten untuk ditetapkan sebagai petani peserta kegiatan penanaman kapas MT. 2014. Hal ini diharapkan dapat diselesaikan sebelum bulan Februari 2014.
4. Hal-hal pokok yang perlu dimuat dalam penetapan CP/CL adalah: lokasi penanaman, perusahaan pengelola/mitra, nama kelompok tani, nama-nama anggota kelompok, nomor rekening kelompok, dan luas lahan terukur peserta.
5. Persyaratan, mekanisme pemilihan dan penetapan petani/kelompoktani peserta kegiatan penanaman tanaman kapas MT. 2014
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2014 6
diatur lebih detail dalam: (i) Juklak yang dikeluarkan oleh Dinas yang membidangi perkebunan di provinsi; dan (ii) Juknis yang dikeluarkan oleh Dinas yang membidangi perkebunan di kabupaten/ kota.
Penataan kelembagaan petani/kelompok tani mengacu pada ketentuan yang berlaku, diantaranya:
1. Organisasi kelompok tani kapas seyogyanya dapat mengakomodir kepentingan dan perkembangan masing-masing anggotanya, sehingga kegiatan usaha tani dalam kelompok dapat dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah hidup berkelompok.
2. Dalam menjalankan kegiatan kelompok perlu dilengkapi dengan aturan-aturan organisasi yang disepakati bersama anggotanya, antara lain: tupoksi dalam struktur organisasi kelompok, tata cara penetapan pengurus kelompok, mekanisme dan tata hubungan kerja antara berbagai stakeholder kapas, tata cara pengambilan keputusan kelompok, pengawasan kinerja pengurus, rapat anggota kelompok, dll.
3. Penataan kelompok tani kapas secara detail diatur lebih lanjut di dalam Juklak yang disusun oleh Dinas yang membidangi Perkebunan di provinsi dan Juknis yang disusun oleh Dinas yang membidangi Perkebunan di kabupaten/kota.
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2014 7
4. Dalam rangka keberlanjutan usaha tani kapas, disarankan petani dapat menyisihkan sebagian hasilnya untuk ditabung pada kelompok sebagai penambahan modal kelompok atas dasar kesepakatan bersama agar dapat menghasilkan kegiatan serupa pada musim tanam berikutnya.
5. Pendampingan teknis secara intensif dilakukan oleh petugas teknis dan tenaga kontrak pendamping yang dibantu oleh petugas pembantu pendamping (TKP dan PLP-TKP).
Fasilitasi pemerintah dalam pelaksanaan kegiatan Penanaman Tanaman Kapas Tahun 2014 ditampung dalam DIPA Direktorat Jenderal Perkebunan TA 2014, dilaksanakan oleh Satuan Kerja Dinas yang membidangi perkebunan provinsi sebagai dana Tugas Pembantuan (TP) Provinsi. Penggunaan dana TP tersebut difokuskan pada kegiatan yang meliputi:
1. Penanaman Tanaman Kapas
Kegiatan Penanaman Tanaman Kapas Tahun 2014 dengan dukungan berupa: (i) benih kapas (100%) sesuai standar kebutuhan teknis budidaya; dan (ii) sebagian sarana pupuk (25%).
2. Operasional Petugas Tenaga Kontrak Pendamping (TKP) dan Petugas Lapang Pembantu (PLP-TKP) yang ditetapkan melalui Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan sebagai TKP dan PLP-TKP tahun 2014,
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2014 8
Pemberdayaan Petani Kapas, Persiapan, Pengawalan, dan monev.
3. Pengadaan pupuk, dan obat-obatan dilakukan melalui proses pengadaan barang dan jasa dengan mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku.
B. Spesifikasi Teknis
1. Penanaman Kapas
a. Lokasi
Spesifikasi teknis untuk lokasi dilihat dari kesesuaian lahan dan iklim yang dibutuhkan untuk penanaman kapas.
Ketepatan pemilihan lokasi dengan memperhatikan iklim, ketinggian tempat, intensitas cahaya matahari, suhu, curah hujan dan kelembaban udara, jenis tanah, kesuburan, tekstur, kedalaman permukaan air tanah, pH serta sifat kimia tanah sangat diperlukan karena hal tersebut mempengaruhi pertumbuhan dan kualitas hasil tanaman kapas.
b. Petani Sasaran
1) Petani sasaran adalah petani pemilik lahan yang dibuktikan dengan surat keterangan tanah (sertifikat/letter C/girik, dll), umur
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2014 9
minimal 17 tahun atau sudah berkeluarga, berdomisili di lokasi pengembangan.
2) Petani peserta tergabung dalam kelompok tani dan mau mengikuti aturan yang ditetapkan Pedoman Teknis/Juklak/Juknis, serta bersedia mengikuti petunjuk/ bimbingan dan ketentuan teknis dari petugas teknis lapangan/pendamping.
3) Petani peserta penanaman kapas dipilih dari petani yang berkemampuan dan mau meningkatkan produktivitas kapas melalui usaha budidaya yang baik dan benar di atas sebidang lahan yang diusahakan sendiri dan melaksanakannya secara berkelompok serta mau memelihara tanamannya dengan bersedia melaksanakan budidaya kapas melalui penerapan teknis budidaya yang baik dan benar.
4) Penetapan petani/kelompok tani terpilih oleh KPA Satker Dinas Provinsi/Kabupaten berdasarkan atas rekomendasi dari tim verifikator (calon petani dan calon lahan harus diverifikasi terlebih dahulu oleh tim verifikator) demikian juga bila terjadi perubahan
c. Benih Kapas
1) Benih kapas yang digunakan untuk kegiatan penanaman tanaman kapas MT.
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2014 10
2014 adalah benih kapas unggul dengan varietas Kanesia/Karisma.
2) Bantuan benih kapas yang diberikan kepada petani per hektar sebesar 7 kg untuk benih varietas Kanesia/Karisma. Pemakaian benih disesuaikan dengan jenis benih dan kondisi lahan.
3) Kemurnian benih > 98% dengan daya kecambah minimal 80%.
4) Penyiapan lahan, persyaratan tumbuh, penanaman, pola tanam, pemeliharaan, pengendalian HPT, dan pemanenan dilakukan sesuai dengan pedoman budidaya tanaman kapas yang ada.
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2014 11
III. PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan penanaman tanaman kapas tahun 2014 adalah:
1. Fasilitasi penanaman kapas tahun 2014 seluas 5.600 ha tersebar pada 18 Kabupaten di Provinsi Bali, NTB, NTT dan Sulawesi Selatan.
2. Operasional dan pelatihan tenaga kontrak pendamping (TKP) dan pembantu lapangan TKP (PLP-TKP) di wilayah pengembangan kapas.
3. Pemberdayaan petani kapas di 4 provinsi pada 18 kabupaten, seperti pada lampiran 4.
4. Pembinaan, pengendalian, pengawalan, dan pendampingan kegiatan penanaman tanaman kapas tahun 2014.
B. Pelaksana Kegiatan
1. Pelaksana Pusat : Direktorat Tanaman Semusim, Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian RI.
2. Pelaksana Provinsi : Dinas yang membidangi perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan, Bali, NTB dan NTT.
3. Pelaksana Kabupaten : Dinas yang membidangi perkebunan wilayah penanaman kapas di 18 kabupaten.
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2014 12
4. Petani/kelompok tani yang berada di wilayah tersebut diatas setelah verifikasi CP/CL dan disahkan dengan SK Kepala Dinas yang membidangi perkebunan Provinsi.
C. Lokasi, Jenis dan Volume
1. Lokasi penanaman kapas seluas 5.600 ha pada 18 Kabupaten di Provinsi Bali, NTB, NTT dan Sulawesi Selatan (rincian pada lampiran 1).
2. Lokasi, jenis dan volume operasional TKP/PLP-TKP dapat dilihat pada lampiran 2.
3. Lokasi, jenis dan volume pelaksanaan Pemberdayaan Petani Kapas dapat dilihat pada lampiran 3.
D. Simpul Kritis
Dalam pelaksanaan kegiatan Penanaman Tanaman Kapas Tahun 2014 ada beberapa simpul kritis yang perlu diperhatikan guna meminimalisir resiko. Adapun simpul kritis dalam kegiatan Penanaman Tanaman Kapas Tahun 2014 diantaranya adalah :
1. Tahap sosialisasi dan asistensi oleh Pusat, Tim Teknis Provinsi, dan Tim Teknis Kabupaten.
2. Tahap persiapan operasional dan ketepatan seleksi calon kelompok sasaran penerima paket dan calon lokasi (CP/CL) oleh Tim Teknis Kabupaten.
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2014 13
3. Tahap pengadaan dan penyaluran Benih yang bersertifikat dan berlabel oleh rekanan pemenang tender yang telah mengikuti proses pengadaan barang dan jasa pemerintah.
4. Tahap pengadaan dan penyaluran pupuk kepada petani/kelompok tani oleh rekanan pemenang tender yang telah mengikuti proses pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2014 14
IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN
Bantuan untuk kegiatan penanaman tanaman kapas tahun 2014 berupa bantuan dana operasional kegiatan dan bantuan bahan dengan tahapan pelaksanaannya sebagai berikut :
1. Dinas Perkebunan Provinsi menyusun Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) yang mengacu pada pedoman teknis pelaksanaan kegiatan dari Pusat, dan mensosialisasikan kepada Dinas Yang Membidangi Perkebunan Kabupaten;
2. Dinas yang membidangi Perkebunan Kabupaten menyusun Petunjuk Teknis (Juknis) kegiatan;
3. Pencairan dana berdasarkan usulan kelompok tani (RUK) yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan dengan melampirkan SK penetapan petani atau kelompok tani penerima bantuan;
4. Mekanisme pemanfaatan belanja barang adalah : Pengadaan benih, pupuk, dan obat-obatan dilakukan melalui proses pengadaan barang dan jasa berdasarkan Perpres No. 54 tahun 2010 berikut perubahannya.
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2014 15
V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN, DAN PENDAMPINGAN
Pembinaan, pengendalian, pengawalan dan pendampingan kegiatan Penanaman Tanaman Kapas Tahun 2014 dilakukan oleh: Tim Pembina Pusat, Tim Pelaksana Provinsi, Tim Teknis Kabupaten/Kota, dan Petugas TKP dan PLP-TKP, dengan tugas masing-masing sebagai berikut : A. Tim Pembina Pusat
Tim Pembina Pusat dikoordinasikan oleh Direktorat Tanaman Semusim, bertugas: 1. Melakukan koordinasi perencanaan dan
pelaksanaan yang bersifat lintas sektoral antar instansi terkait di tingkat Pusat dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan.
2. Melakukan sosialisasi dan koordinasi dengan Tim Pelaksana Provinsi dalam rangka pemantauan, evaluasi dan pengendalian serta membantu mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi di tingkat lapangan.
3. Meningkatkan efektivitas pelaksanaan program melalui kerjasama antar instansi seperti Perusahaan Pengelola/Mitra, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Asosiasi Petani Kapas Indonesia (APEKINDO), Perguruan Tinggi dan instansi terkait.
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2014 16
4. Menyusun Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Penanaman Tanaman Kapas Tahun 2014.
5. Menyusun dan menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada Direktur Jenderal Perkebunan.
B. Tim Pelaksana Provinsi Tim Pelaksana Provinsi dikoordinasikan oleh Dinas yang membidangi perkebunan provinsi, bertugas :
1. Melakukan koordinasi pelaksanaan yang bersifat lintas sektoral antar instansi terkait di tingkat provinsi dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan.
2. Melakukan sosialisasi dengan Tim Teknis kabupaten/kota dalam rangka pelaksanaan penanaman tanaman kapas tahun 2014 di kabupaten/kota setempat.
3. Melakukan pengawalan, pemantauan, monitoring, evaluasi serta membantu mengupayakan penyelesaian masalah yang dihadapi di lapangan.
4. Membuat Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Pelaksanaan Penanaman Tanaman Kapas Tahun 2014 yang ada di daerahnya dengan mengacu Pedoman Teknis Penanaman Tanaman Kapas Tahun 2014 yang dibuat Direktorat Jenderal Perkebunan. Juklak tersebut disampaikan ke Dinas yang membidangi perkebunan di
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2014 17
kabupaten/kota dan tembusan kepada Direktorat Jenderal Perkebunan cq. Direktorat Tanaman Semusim di Jakarta.
5. Bersama Tim Teknis di kabupaten/kota membangun kemitraan yang produktif antara petani dan perusahaan pengelola/ mitra/koperasi.
6. Menyusun dan menyampaikan laporan perkembangan kinerja per kabupaten kepada Tim Pembina Pusat melalui Direktur Jenderal Perkebunan cq. Direktur Tanaman Semusim, yang mencakup: i) lokasi penanaman (kecamatan); ii) luas areal terdaftar/terukur; iii) jumlah petani peserta/kelompok tani; iv) penyaluran benih dan sarana produksi; v) luas tertanam; vi) luas panen; vii) produksi/produktivitas; viii) perkembangan jumlah tabungan pada rekening kelompok; dan ix) laporan keuangan Satker pengelola dana TP yang dibuat sesuai sistem/peraturan yang berlaku.
C. Tim Teknis Kabupaten/Kota
Tim Teknis Kabupaten/Kota dikoordasikan oleh Dinas yang membidangi perkebunan di kabupaten/ kota, bertugas :
1. Melakukan koordinasi teknis yang bersifat lintas sektoral antar instansi terkait di tingkat kabupaten/kota dalam rangka meningkatkan
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2014 18
efisiensi dan efektivitas pelaksanaan teknis lapangan.
2. Melakukan sosialisasi kepada petani/kelompok tani sasaran.
3. Melakukan pendaftaran, seleksi dan verifikasi CP/CL.
4. Menyusun Petunjuk Teknis (Juknis) Pelaksanaan Penanaman Tanaman Kapas Tahun 2014 yang ada di daerahnya dengan mengacu Juklak yang dibuat oleh Dinas yang membidangi perkebunan provinsi dan Pedoman Teknis yang dibuat Direktorat Jenderal Perkebunan. Juknis tersebut disampaikan ke Dinas yang membidangi perkebunan di provinsi dan tembusan kepada Ditjen. Perkebunan cq. Direktorat Tanaman Semusim di Jakarta.
5. Bersama Tim Pelaksana Provinsi membangun kemitraan yang produktif antara petani dan perusahaan pengelola/mitra/koperasi.
6. Melakukan bimbingan teknis, monitoring/pengawalan/pemantauan, dan pengendalian ke lokasi kegiatan.
7. Membantu kelompok tani peserta penanaman kapas dalam menyusun RUK/RDKK.
8. Menyusun dan menyampaikan laporan perkembangan kinerja per Kecamatan kepada Tim Pelaksana Provinsi tembusan kepada Ditjen Perkebunan cq. Direktorat Tanaman Semusim, yang mencakup: i) lokasi (desa); ii) jumlah
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2014 19
petani peserta/kelompoktani; iii) luas areal terdaftar/terukur; iv) penyaluran benih dan sarana produksi (pupuk dan obat-obatan); v) luas tertanam; vi) luas panen; vii) produksi/produktivitas; viii) perkembangan jumlah modal usaha petani pada rekening kelompok, dll; dan ix) permasalahan serta rencana tindak lanjut.
D. TKP dan PLP-TKP
1. Tenaga Kontrak Pendamping (TKP) dan Petugas Lapang Pembantu TKP (PLP-TKP) merupakan ujung tombak dari pelaksanaan kegiatan penanaman tanaman kapas, mulai dari sosialisasi program, pendataan CP/CL, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman, panen kapas berbiji sampai dengan penimbangan dan penjualan hasil. Mereka merupakan penghubung antara petani dengan pihak dinas baik kabupaten, provinsi maupun perusahaan pengelola.
2. TKP dan PLP-TKP berdomisili di lokasi pengembangan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pendamping petani.
3. TKP menyusun dan menyampaikan laporan perkembangan kegiatan lapangan kepada Tim Teknis Kabupaten tembusan kepada Tim Pelaksana Provinsi, yang mencakup: i) lokasi (dusun/kelompok tani); ii) jumlah petani
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2014 20
peserta/kelompok tani; iii) luas areal terdaftar/terukur; iv) penyaluran benih dan sarana produksi (pupuk dan obat-obatan); v) luas tertanam; vi) luas panen; vii) produksi/produktivitas; viii) perkembangan jumlah modal usaha petani pada rekening kelompok, dll; dan ix) permasalahan serta rencana tindak lanjut.
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2014 21
VI. PEMBERDAYAAN PETANI KAPAS
Pemberdayaan petani adalah rangkaian proses memfasilitasi petani melalui kegiatan sosialisasi, pelatihan, pendampingan, dan asistensi. Kegiatan ini dilaksanakan secara sistematis, terarah dan berkesinambungan dalam upaya mengakumulasi potensi yang dimiliki. Diharapkan potensi tersebut menjadi suatu kekuatan dalam melakukan kerjasama menuju peningkatan kesejahteraan.
A. Pelaksanaan
1. Metode Pelaksanaan
Pemberdayaan petani kapas dilaksanakan secara swakelola melalui anggaran APBN Tugas Pembantuan (TP) Provinsi. Pemberdayaan petani difasilitasi oleh Dinas Perkebunan tingkat Provinsi bekerjasama dengan dinas yang membidangi perkebunan di Kabupaten wilayah pengembangan kapas dengan melibatkan petugas pendamping lapangan (TKP dan PLP-TKP).
Materi pemberdayaan petani meliputi pembekalan teknis budidaya tanaman kapas sampai dengan panen dan pasca panen serta fasilitasi penumbuhan dan penguatan kelompok tani melalui aspek manajerial.
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2014 22
2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
Tahapan pemberdayaan petani mencakup: a. Sosialisasi program kegiatan. b. Inventarisasi kelompok tani peserta
kegiatan penanaman tanaman kapas. c. Penetapan calon peserta pelatihan
(pengurus kelompok atau anggota yang ditunjuk untuk mewakili).
d. Penyelenggaraan pelatihan petani kapas. e. Penyusunan laporan.
Waktu pelaksanaan pelatihan petani adalah sebelum petani melakukan penanaman kapas dan atau menjelang panen kapas. Untuk wilayah pengembangan dengan musim tanam awal tahun pelatihan dilaksanakan pada bulan Januari s/d Maret 2014, sedangkan untuk wilayah pengembangan dengan musim tanam akhir tahun pelatihan dilaksanakan sekitar bulan Agustus s/d Oktober 2014.
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2014 23
VII. MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN
Agar penggunaan anggaran APBN menjadi tertib sesuai dengan output kegiatan dan dapat dipertanggung jawabkan secara administrasi, keuangan maupun fisik, maka perlu dilakukan monitoring dan evaluasi.
Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala dan berjenjang sesuai dengan tahapan kegiatan, yaitu (1) sebelum mulai kegiatan (ex-ante) untuk mengetahui persiapan pelaksanaan di lapangan dan mengantisipasi potensi masalah yang mungkin timbul, (2) saat dilakukan kegiatan (on going) untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dan memberikan solusi terhadap permasalahan yang terjadi, dan (3) setelah dilakukan kegiatan untuk mengevaluasi kegiatan berdasarkan pencapaian target yang ditetapkan.
Laporan dibuat secara berjenjang, mulai dari petugas TKP dan PLP-TKP, tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi sampai dengan tingkat pusat.
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2014 24
VIII. PEMBIAYAAN
Kegiatan pelaksanaan Penanaman Tanaman Kapas Tahun 2014 dibiayai dari dana APBN melalui DIPA Direktorat Jenderal Perkebunan Tugas Pembantuan (TP) Provinsi.
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2014 25
IX. PENUTUP
Pedoman Teknis Penanaman Tanaman Kapas Tahun 2014 ini dibuat sebagai acuan umum bagi setiap pihak terutama petugas yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan penanaman tanaman kapas. Hal-hal yang belum terakomodir dalam Pedoman Teknis ini, sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dapat diakomodir dalam Juklak dan Juknis. Dalam penyusunan Juklak/Juknis tersebut harus memperhatikan DIPA dan Petunjuk Operasional Kegiatannya (POK).
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2014 26
Lampiran 1.
Kegiatan Penanaman Kapas Tahun 2014
No. Provinsi Kabupaten Volume (Ha)
1 Bali Buleleng 80
Karang Asem 70
2 NTB Lombok Barat 50
Lombok Tengah 50
Lombok Timur 50
Sumbawa 50
Lombok Utara 50
3 NTT Sumba Timur 50
Sumba Tengah 50
Sumba Barat 50
Sumba Barat Daya 50
1 Sulawesi Selatan Bantaeng 1.000
Bulukumba 1.200
Bone 1.000
Soppeng 500
Wajo 600
Jeneponto 500
Takalar 200
Jumlah 5.600
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2014 27
Lampiran 2.
Kegiatan Operasional TKP dan PL-TKP Kapas Tahun 2014
NO PROVINSI VOLUME
1 BALI 16 Orang
2 NTB 21 Orang
3 NTT 20 Orang
4 SULSEL 33 Orang
TOTAL 90 Orang
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2014 28
Lampiran 3.
Kegiatan Pemberdayaan Petani Kapas Tahun 2014
No. PROVINSI VOLUME
1 BALI 2 KT
2 NTB 5 KT
3 NTT 4 KT
4 SULSEL 21 KT
TOTAL 32 KT
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2014 29
Lampiran 4.
Rekapitulasi RUK/RUB Kelompok : …………………………. Desa/Kelurahan : …………………………. Kecamatan : …………………………. Kabupaten : …………………………. Provinsi : ............................
REKAPITULASI RENCANA USAHA KELOMPOK/ RENCANA USAHA BERSAMA
Kepada Yth : Kuasa Pengguna Anggaran ….......................... Provinsi/Kab/Kota …………………………
Sesuai dengan Surat Keputusan*)……… nomor...........tanggal..........tentang penetapan kelompok tani sasaran kegiatan........... sesuai Rencana Usaha Kelompok (RUK)/Rencana Usaha Bersama (RUB) terlampir dengan rekapitulasi kegiatan sebagai berikut :
No. Kegiatan Jumlah Biaya (Rp)
1 2 3
1. Dst.
Jumlah
Selanjutnya kegiatan tersebut akan dilaksanakan sesuai dengan Surat Perjanjian Kerjasama Nomor.....tanggal....,
Menyetujui, Ketua Kelompok, Ketua Tim Teknis, .................................... ................................ Mengetahui/Menyetujui, Pejabat Pembuat Komitmen Provinsi/Kabupaten/Kota......... ......................................... NIP................................... Catatan : *) Bupati/Walikota atau Kepala Dinas lingkup Pertanian atau pejabat yang ditunjuk.
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2014 30
Lampiran 5