pedoman teknis pengembangan tanaman kopi berkelanjutan

42
PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2015 PEDOMAN TEKNIS TAHUN 2015 PENGEMBANGAN TANAMAN KOPI BERKELANJUTAN

Upload: phamkhanh

Post on 04-Jan-2017

255 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

PENINGKATAN PRODUKSI DANPRODUKTIVITAS

TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNANKEMENTERIAN PERTANIANMARET 2015

PEDOMAN TEKNIS

TAHUN 2015

PENGEMBANGAN TANAMAN KOPIBERKELANJUTAN

Page 2: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 2015 i

KATA PENGANTAR

Dalam rangka lebih meningkatkan pendapatan dankesejahteraan petani kopi, berbagai upaya dilakukan,diantaranya program peningkatan produksi danproduktivitas komoditas kopi berkelanjutan melaluikegiatan intensifikasi kopi arabika dan intensifikasikopi robusta pada wilayah sentra produksi kopi.

Agar terwujudnya pemahaman dan persepsi yang samauntuk pelaksanaan kegiatan pengembangan tanamankopi tahun 2015, maka perlu disusun buku PedomanTeknis kegiatan tersebut yang diharapkan dapatdigunakan sebagai acuan bagi penanggung jawabkegiatan baik di pusat maupun daerah. Selanjutnyapedoman ini dijabarkan lebih rinci dalam PetunjukPelaksanaan (JUKLAK) di tingkat provinsi dan PetunjukTeknis (JUKNIS) di tingkat kabupaten/kota sesuaidengan kegiatan yang tertampung dalam DIPA TA.2015 dan potensi sumberdaya serta kebutuhan didaerah masing-masing.

Semoga pedoman teknis ini dapat menjadi acuan kerjabagi para petugas dalam melaksanakan kegiatandengan baik.

Jakarta, 11 Maret 2015Direktur Jenderal Perkebunan

Ir. Gamal Nasir, MSNIP. 195607281986031001

Page 3: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 2015 ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR LAMPIRAN iv

I PENDAHULUAN 1A. Latar Belakang 1B. Sasaran Nasional 2C. Tujuan 3

II PENDEKATAN PELAKSANAANKEGIATAN

4

A. Prinsip Pendekatan PelaksanaanKegiatan

4

B. Spesifikasi Teknis 7

III. PELAKSANAAN KEGIATAN 9A. Ruang Lingkup 9B. Pelaksana Kegiatan 12C. Lokasi, Jenis dan Volume 15D. Simpul Kritis 17

IV. PROSES PENGADAAN DANPENYALURAN BANTUAN KEPADAPETANI

18

V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN,PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN

22

Page 4: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 2015 iii

VI. MONITORING, EVALUASI DANPELAPORAN

23

VII. PEMBIAYAAN 25

VIII. PENUTUP 26

Lampiran

Page 5: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 2015 iv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Lokasi, Jenis Kegiatan danVolume

28

Lampiran 2 Standar Mutu Benih Kopi 32

Lampiran 3 Spesifikasi PeralatanPengolahan Biji Kopi

34

Lampiran 4 Rencana Kerja Dana TugasPembantuan

35

Lampiran 5 Laporan Realisasi Fisik danKeuangan Dana TugasPembantuan Tahun 2015

36

Lampiran 6 Laporan Realisasi KinerjaDana Tugas Pembantuan

37

Page 6: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi BerkelanjutanTahun 2015

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kopi merupakan salah satu komoditaspenting yang diperdagangkan secaraluas di dunia. Komoditas ini menjadisumber pendapatan utama dari sekitar1,84 juta keluarga yang sebagian besarberada dikawasan pedesaan. Kopimerupakan komoditas ekspor pentingbagi Indonesia yang mampumenyumbang devisa yang cukup besar,penyerapan tenaga kerja sertapengembangan wilayah.

Total luas areal perkebunan kopi padatahun 2014 (angka sementara) mencapailuas 1.246.810 hektar yang terdiri darikopi robusta seluas 927.040 ha (74,35%)dan kopi arabika seluas 319.769 ha.Produksi kopi robusta dan arabika685.089 ton yang terdiri dari robusta517.788 ton dan arabika 167.301 ton.

Produktivitas tanaman kopi rakyatrendah antara lain disebabkan sebagianbesar tanaman kopi sudah tua, berasaldari varietas lokal/asalan sementaravarietas kopi lokal yang dikembangkanoleh masyarakat saat ini sebagian besarberasal dari bahan tanam biji sapuandengan tingkat produktivitas relatif.

Page 7: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 20152

Sebagai upaya untuk meningkatkanproduksi dan produktivitas tanaman kopimaka pada tahun 2015 pemerintahmelalui anggaran APBN-P telahmengalokasikan anggaran untuk kegiatanintensifikasi kopi arabika, intensifikasikopi robusta; perluasan kopi arabika danrobusta; peremajaan robusta. Dalamrangka melaksanakan programpeningkatan produksi dan produktivitastanaman kopi perlu ditetapkanPedoman Teknis sebagai acuan teknisbagi Dinas Provinsi Yang MembidangiPerkebunan dalam menyusun PetunjukPelaksanaan (Juklak) yang selanjutnyadipedomani oleh Dinas Kabupaten YangMembidangi Perkebunan dalammenyusun Petunjuk Teknis (Juknis). Bilakegiatan dialokasikan di Provinsi, makaJuklak dan Juknis disusun oleh DinasProvinsi Yang Membidangi Perkebunan.

B. Sasaran

Sasaran kegiatan pengembangan kopitahun 2015 adalah perbaikanpertanaman kopi melalui kegiatanintensifikasi kopi arabika seluas 15.550,intensifikasi kopi robusta 13.650 ha,peremajaan kopi robusta seluas 200 ha,perluasan kopi arabika dan robusta1.500 ha dan peremajaan kopi robusta200 ha.

Page 8: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 20153

C. Tujuan

Tujuan kegiatan pengembangantanaman kopi tahun 2015 adalah:1. Meningkatkan produksi dan

produtivitas tanaman kopi melaluipenerapan teknologi budidaya.

2. Meningkatkan pendapatan petanikopi di lokasi kegiatan.

3. Mendukung pengembangan kawasankopi.

Page 9: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 20154

II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Prinsip Pendekatan PelaksanaanKegiatan

Pelaksanaan kegiatan pengembangantanaman kopi dilakukan melaluipendekatan teknis seperti yangdilakukan selama ini dan pendekatansosial budaya yang mampu merangsangperubahan sikap, perilaku dan peranserta petani yang disinergiskan denganprogram pembangunan danpengembangan pertanian dikabupaten/kota.

Paket bantuan merupakan hibah yangpelaksanaan pengadaannya dilakukandengan kontraktual dan mengacu padaPerpres 70 tahun 2012.

Pelaksanaan kegiatan dapat diaturlebih rinci dalam Petunjuk Pelaksanaan(Juklak) yang disusun oleh provinsisesuai dengan kondisi wilayah yangada. Selanjutnya secara spesifikdijabarkan dalam Petunjuk Teknis(Juknis) oleh kabupaten/kota sesuaidengan kondisi petani dan budayasetempat.

Page 10: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 20155

1) Lokasi kegiatan

Lokasi kegiatan pengembangantanaman kopi tahun 2015 ditetapkandengan kriteria sebagai berikut:

Merupakan daerah sentra produksikopi, secara teknis memenuhipersyaratan agroklimat untukpengembangan budidaya kopi.

Lahan milik petani, berada dalamsatu wilayah atau hamparan sertatidak dalam sengketa.

2) Petani sasaran

Calon Petani (CP) sasaran sebagaipenerima bantuan adalah anggotakelompok tani yang telah diseleksidan selanjutnya ditetapkan sebagaipetani peserta penerima bantuanoleh Kepala Dinas Kabupaten yangmembidangi perkebunan atas namaBupati.

Bagi Kabupaten yang Satker NonMandiri, penetapan CPCL dilakukanoleh Kepala Dinas yang membidangiperkebunan provinsi atas usulanKepala Dinas Kabupaten yangmembidangi perkebunan.

Kriteria umum kelompok sasaranadalah kelompok tani yang sudahada dan aktif, bukan bentukan baru,

Page 11: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 20156

berpengalaman serta dapatdipercaya, jumlah anggota 20 -30orang.

3) Standar teknis

Peremajaan kopi robusta

Secara teknis dapat memenuhipersyaratan sebagai berikut :- Kondisi tanaman tua (umur >15

tahun)/rusak berat;- Tidak produktif;- Terserang Organisme

Pengganggu Tumbuhan (OPT);- Memenuhi persyaratan teknis

kesesuaian lahan.

Intensifikasi kopi arabika danrobusta

Secara teknis dapat memenuhipersyaratan sebagai berikut :- Umur tanaman <15 tahun;- Produktivitas rendah yang masih

memungkinkan untukditingkatkan;

- jumlah tegakannya masih diatas70% dan masih produktif.

Perluasan kopi arabika dan robusta

Secara teknis dapat memenuhipersyaratan sebagai berikut :

Page 12: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 20157

- Iklim sesuai dengan kelayakanteknis untuk pengembangan kopiarabika maupun robusta.

- Tanah sesuai dengan kelayakanteknis untuk pengembangan kopiarabika maupun robusta.

B. Spesifikasi Teknis

1. Benih

Benih yang digunakan adalah benihbina sesuai Peraturan MenteriPertanian No 89 / Permentan / OT /140 /9/2013 tentang StandarOperasional Prosedur PenetapanSumber Benih, Sertifikasi Benih, danEvaluasi Kebun Sumber BenihTanaman Kopi

2. Pupuk (Organik)Pupuk organik non subsidi, yangefektif, terdaftar dan mendapat izindari Menteri Pertanian.

3. Pengendali OPT

Pengendali OPT disesuaikan dengankebutuhan di lapangan, yang efektif,terdaftar dan mendapat izin dariMenteri Pertanian dengan dosissesuai anjuran.

Page 13: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 20158

4. Gunting Pangkas

Gunting pangkas yang digunakanuntuk memangkas batang dancabang tanaman kopi.

5. Knapsack sprayer

Knapsack sprayer digunakan untukaplikasi pestisida.

6. Khusus untuk Provinsi Papua, paket

bantuan kegiatan intensifikasi kopiarabika terdiri dari gunting pangkas,sekop, parang, knapsack sprayer,pupuk organik – kompos, pengendaliOPT, bantuan upah dan bantuanupah pembuatan drainase.

7. Peningkatan Mutu

Paket yang diberikan berupa Huller,Pulper, para-para, terpal dan alatukur kadar air.

Page 14: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 20159

III. PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiatan pengembangantanaman kopi berkelanjutan meliputipersiapan, identifikasi dan seleksiCP/CL serta penetapan kelompoksasaran; pengadaan sarana produksi;peningkatan mutu; pembinaan,pengendalian, pengawalan danpendampingan; monitoring, evaluasidan pelaporan.

1. Persiapan

a. Sosialisasi

Sosialisasi dilakukan dalam rangkamenyamakan persepsi, membangunkomitmen, transparansi danakuntabilitas pelaksanaan kegiatan.

b. Penetapan petani peserta

1) Dinas Kabupaten yangmembidangi perkebunanmelakukan inventarisasi CP/CL.Seleksi calon petani pesertadilakukan berdasarkanpersyaratan sebagai berikut :

Petani

- Pemilik Kebun.- Berdomisili di wilayah

kegiatan yang dibuktikan

Page 15: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 201510

dengan identitas lengkapseperti KTP dan KartuKeluarga (KK).

- Bersedia melaksanakankegiatan dan mengikutiketentuan kegiatan sesuaidengan aturan yang telahditetapkan (membuatpernyataan tertulis).

- Jumlah anggota kelompoksasaran sebanyak 20-30orang.

Kebun

- Luas kebun yang ikut sertakegiatan 3 (tiga) hektaruntuk setiap petani.

- Lahan harus dapatdisertifikasi.

b. Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan(Juklak) dan Petunjuk Teknis(Juknis)

Berdasarkan pedoman teknis yangdisusun oleh pusat, maka dinasyang membidangi perkebunanprovinsi menyusun Juklak kegiatanpengembangan tanaman kopi.

Dinas yang membidangi perkebunankabupaten menyusun Jukniskegiatan pengembangan tanamankopi.

Page 16: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 201511

c. Pembentukan Tim Pembina Provinsidan Tim Teknis Kabupaten

Dalam melaksanakan kegiatanpengembangan tanaman kopi, dinasyang membidangi perkebunanprovinsi membentuk tim pembinadan dinas yang membidangiperkebunan kabupaten membentuktim teknis.

2. Identifikasi dan Seleksi CP/CL sertaPenetapan Kelompok Sasaran

Dinas kabupaten/kota yangmembidangi perkebunan melakukanidentifikasi, inventarisasi CP/CL danpenetapan kelompok sasaran. Untukkegiatan yang dananya pada DIPAProvinsi, maka penetapan petanipeserta/kelompok sasaran olehkepala dinas provinsi yangmembidangi perkebunan berdasarkanusulan dari Kepala Dinas kabupatenyang membidangi perkebunan.

3. Proses Pengadaan

Pengadaan sarana produksidilaksanakan berdasarkan Perpres 70Tahun 2012.

Page 17: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 201512

4. Peningkatan Mutu

Dalam rangka peningkatan produksidan produktivitas tanaman kopi sertamemperbaiki mutu kopi diberikanbantuan kepada petani berupa huller,pulper, para-para, terpal dan alatukur kadar air (Lampiran 3 ).

5. Pembinaan, Pengendalian,Pengawalan dan Pendampingan.

Pembinaan, pengendalian,pengawalan dan pendampingankegiatan dilaksanakan oleh DirektoratJenderal Perkebunan dan dinas yangmembidangi perkebunan di tingkatprovinsi/kabupaten/kota.

6. Pelaporan

Pelaporan kegiatan dilaksanakansecara berjenjang oleh dinas yangmembidangi perkebunan di tingkatkabupaten ke dinas yang membidangiperkebunan di tingkat provinsi,selanjutnya dari provinsi dilaporkanke tingkat pusat (Direktorat JenderalPerkebunan).

Page 18: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 201513

B. Pelaksana Kegiatan

1. Kegiatan PusatPelaksanaan kegiatan pengembangantanaman kopi di pusat (DirektoratJenderal Perkebunan) meliputi :

a. Menyiapkan pedoman teknispengembangan tanaman kopiberkelanjutan tahun 2015.

b. Melakukan sosialisasi kegiatanbersama dinas provinsi dan dinaskabupaten yang membidangiperkebunan.

c. Melakukan konsultasi dankoordinasi perencanaanpelaksanaan kegiatan.

d. Melakukan pemantauan,monitoring, evaluasi danpengendalian kegiatan.

e. Menyusun laporan akhir kegiatan.

2. Kegiatan Provinsi

a. Menetapkan tim pembina provinsi,melalui surat keputusan kepaladinas yang membidangiperkebunan.

b. Menyusun petunjuk pelaksanaan(Juklak) sesuai kondisi daerah.

c. Melakukan sosialisasi, identifikasi,seleksi CP/CL dan penetapan

Page 19: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 201514

kelompok sasaran berdasarkanusulan dari dinas kabupaten/kotayang membidangi perkebunan.

d. Melakukan konsultasi dankoordinasi kepada instansi terkait.

e. Melaksanakan pengadaan saranaproduksi untuk kegiatanpengembangan tanaman kopiberkelanjutan.

f. Melakukan bimbingan,pembinaan, pengawalan danpengendalian pelaksanaankegiatan.

g. Melakukan monitoring danevaluasi kegiatan.

h. Menyiapkan dan menyampaikanlaporan perkembangan kegiatanpengembangan tanaman kopisecara berkala (triwulan) yangditujukan kepada DirekturJenderal Perkebunan cq DirekturTanaman Rempah dan Penyegar.

3. Kegiatan Kabupaten/Kota

a. Menetapkan tim tekniskabupaten, melalui suratkeputusan kepala dinas yangmembidangi perkebunan.

Page 20: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 201515

b. Menyusun petunjuk teknis(Juknis) sesuai kondisi daerah.

c. Melakukan sosialisasi,identifikasi, seleksi CP/CL danpenetapan kelompok sasaran olehpemerintah daerah kabupatenatau dinas kabupaten yangmembidangi perkebunan denganterlebih dahulu dikoordinasikandengan dinas provinsi yangmembidangi perkebunan. Jikakegiatan merupakan TP provinsimaka penetapan kelompoksasaran oleh pemerintah daerahprovinsi atau dinas provinsi yangmembidangi perkebunan atasusulan dinas kabupaten yangmembidangi perkebunan.

d. Melakukan konsultasi dankoordinasi kepada instansiterkait.

e. Melaksanakan pengadaan saranaproduksi kegiatan pengembangantanaman kopi untukkabupaten/kota satker mandiri.

f. Melakukan bimbingan,pembinaan, pengawalan danpengendalian pelaksanaankegiatan.

Page 21: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 201516

g. Melakukan monitoring danevaluasi kegiatan.

h. Menyiapkan dan menyampaikanlaporan perkembangan kegiatanpengembangan tanaman kopisecara berkala (triwulan) yangditujukan kepada dinas provinsiyang membidangi perkebunan cqDirektur Jenderal Perkebunan cqDirektur Tanaman Rempah danPenyegar.

4. Kelompok Tani

a. Menyusun dan mengusulkanRencana Usaha Kelompok (RUK).

b. Penetapan jadual pelaksanaankegiatan yang disesuaikan dengankeadaan masing-masing daerah.

c. Melaksanakan kegiatan sesuaidengan ketentuan yang ditetapkan.

d. Memanfaatkan paket bantuansecara benar dan tepat.

e. Menyusun dan menyampaikanlaporan pelaksanaan kegiatankelompok kepada dinas kabupatenyang membidangi perkebunan.

Page 22: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 201517

C. Lokasi, Jenis dan Volume

1. LokasiLokasi kegiatan pengembangan kopiberkelanjutan tahun 2015 tersebarpada daerah sentra pengembangankopi (Lampiran 1).

2. Jenis dan Volume Peremajaan Kopi Robusta

- Menggunakan benih binasebanyak 1.000 batang / ha;

- Pupuk organik (pabrikan)denganvolume 260 kg/ha;

Intensifikasi Kopi Arabika danRobusta

- Pupuk organik pabrikan denganvolume 520 kg/ha;

- Pengendali OPT 25 paket/ha;- Gunting pangkas 1 unit/ha.

Intensifikasi Kopi Arabika (ProvinsiPapua)

- Gunting pangkas 1 unit/ha,- Sekop 1 unit/ha,- Parang 1 unit/ha,- Knapsack sprayer 0,1 unit/ha- Pembuatan pupuk organik –

kompos 1 paket/ha- Pengendali OPT 1 paket/ha- Bantuan upah dan bantuan upah

pembuatan drainase.

Page 23: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 201518

Perluasan Kopi Arabika danRobusta

- Benih bina sebanyak 1.000batang/ha;

- Pupuk organik pabrikan denganvolume 260 kg/ha;

Perluasan Kopi Arabika (ProvinsiPapua)

- Benih bina sebanyak 1.000batang/ha;

- Sekop 1 unit/ha;- Parang 1 unit/ha;

- Bantuan upah

Peningkatan Mutu

Paket yang diberikan berupa Huller1 paket, Pulper 1 paket, para-para2 unit, terpal 2 unit dan alat ukurkadar air 1 paket.

D. Simpul Kritis

Dalam rangka pelaksanaan kegiatanpengembangan tanaman kopiberkelanjutan, diprediksi adanya simpulkritis sebagai berikut:

1. Tahap sosialisasi yang dilakukan olehtim pengarah/pembina dipusat/provinsi dan tim teknis darikabupaten/kota seringkali kurang

Page 24: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 201519

tertib, kurang efektif dan kurangoptimal;

2. Identifikasi CP/CL seringkali tidaktepat sasaran, baik persyaratanpetani maupun persyaratan tanaman;

3. Proses pengadaan melalui kontraktual(lelang) kemungkinan terjadinyasanggah dan atau sanggah bandingyang akan mengakibatkan prosespengadaan mundur/terlambatsehingga berpengaruh terhadaprealisasi fisik dan keuangan;

4. Musim hujan (waktu tanam) yangtidak menentu seringkali menjadipenghambat waktu penanaman dilokasi kegiatan.

Page 25: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 201520

IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURANBANTUAN KEPADA PETANI

Proses pengadaan dan penyaluran kegiatanpengembangan tanaman kopi berkelanjutandilakukan dengan ketentuan sebagaiberikut :

1. Penetapan kelompok sasaranberdasarkan keputusan kepala dinasprovinsi (TP. Provinsi) atau pemerintahdaerah kabupaten/kota atau kepaladinas kabupaten (TP. Kabupaten) ataupejabat yang ditunjuk.

2. Prosedur pengadaan dan penyaluranmengacu pada Perpres 70 Tahun 2012berikut perubahannya.

3. Kontrak pengadaan paket bantuan yangyang diadakan melalui ketentuan yangberlaku.

4. Penyaluran paket bantuan kepada petanidilaksanakan, dengan berita acara serahterima barang sebagaimana format yangtelah ditetapkan.

Page 26: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 201521

V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN,PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN

A. Pembinaan

Pembinaan kelompok dilakukan secaraberkesinambungan sehingga mampumengembangkan usahanya secaramandiri. Untuk itu diperlukan dukungandana pembinaan lanjutan yangbersumber dari APBD.

Agar pelaksanaan kegiatan ini memenuhikaidah pengelolaan sesuai prinsippelaksanaan pemerintah yang baik (goodgovernance) dan pemerintah yang bersih(clean goverment), maka pelaksanaankegiatan harus mematuhi prinsip-prinsip:

1. Mentaati ketentuan peraturan danperundangan;

2. Membebaskan diri dari praktekkorupsi, kolusi dan nepotisme (KKN);

3. Menjunjung tinggi keterbukaaninformasi, transparansi dandemokratisasi;

4. Memenuhi asas akuntabilitas.

B. Pengendalian

Pengendalian kegiatan pengembangantanaman kopi dilakukan dengan tujuanuntuk mencegah terjadinyapenyimpangan (tidak sesuai denganperencanaan) dalam pelaksanaan. Oleh

Page 27: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 201522

karena itu, pengendalian dilakukan sejakperencanaan hingga pelaksanaan.

C. Pengawalan dan Pendampingan

Pengawalan kegiatan perlu dilakukanuntuk menjamin bantuan diterima olehpetani/kelompok tani dan kegiatandilaksanakan sesuai jadual, sehinggapemanfaatan bantuan benar-benar dapatdirasakan oleh masyarakat setempatdalam meningkatkan kesejahteraannya.

Pengawalan dan pendampingandilakukan oleh Direktorat JenderalPerkebunan dan dinas provinsi/kabupaten/kota yang membidangiperkebunan. Kegiatan ini untukmengawal, mengawasi dan memberikanpetunjuk dalam pelaksanaan kegiatan.

Page 28: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 201523

VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

Monitoring, evaluasi dan pelaporan mengacukepada Keputusan Menteri Pertanian Nomor:31/Permentan/OT.140/3/2010, tanggal 19Maret 2010 tentang Pedoman SistemPemantauan, Evaluasi dan PelaporanPembangunan Pertanian. Dinas yangmembidangi perkebunan kabupaten danprovinsi wajib melakukan monitoring,evaluasi dan pelaporan secara berjenjangdilaporkan kepada Direktorat JenderalPerkebunan, dengan ketentuan:

1. PelaporanLaporan berisi tentang : Rencana kerja dana tugas pembantuan

(Lampiran 4); Kemajuan pelaksanaan kegiatan sesuai

indikator kinerja; Perkembangan kelompok sasaran

dalam pengelolaan kegiatan lapanganberikut realisasi fisik dan keuangan;

Permasalahan yang dihadapi danupaya penyelesaian di tingkat provinsidan kabupaten;

Format laporan menggunakan formatyang telah ditentukan (Lampiran 5-6).

Laporan perkembangan fisik yang sesuaitahapan pelaksanaan kegiatan denganmateri meliputi: nama petani/kelompoktani, desa/kecamatan/kabupaten, luasareal (target dan realisasi), waktu

Page 29: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 201524

pelaksanaan, perkembangan,permasalahan dan upaya pemecahanmasalah.Laporan Akhir Kegiatan yang menyangkutseluruh pelaksanaan kegiatan ini.

2. Waktu penyampaian laporan:a. Laporan Monev dibuat per bulan

dengan ketentuan: Pelaporan dinas yang membidangi

perkebunan kabupaten ditujukankepada provinsi, disampaikan palinglambat setiap tanggal 5 bulanlaporan.

Pelaporan dinas yang membidangiperkebunan provinsi ditujukankepada Direktorat Tanaman Rempahdan Penyegar Direktorat JenderalPerkebunan, disampaikan palinglambat setiap tanggal 7 bulanlaporan.

b. Laporan Perkembangan Fisik dibuat pertriwulan, ditujukan kepada DirektoratTanaman Rempah dan PenyegarDirektorat Jenderal Perkebunan,disampaikan paling lambat setiaptanggal 5 bulan laporan.

c. Laporan Akhir ditujukan kepadaDirektorat Tanaman Rempah danPenyegar Direktorat JenderalPerkebunan, disampaikan palinglambat tanggal 31 Desember 2015.

Page 30: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 201525

VII. PEMBIAYAAN

Pembiayaan pengembangan tanaman kopiberkelanjutan tahun 2015 bersumber daridana APBN-P yang dialokasikan pada DIPAprovinsi/kabupaten sebagai dana TugasPembantuan (TP).

Page 31: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan Tahun 201526

VIII. PENUTUP

Penyusunan Buku Pedoman TeknisPengembangan Tanaman KopiBerkelanjutan Tahun 2015 dimaksudkansebagai acuan bagi semua pihak yangterkait dalam kegiatan pengembangantanaman kopi.

Pedoman teknis ini akan ditindaklanjutidengan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) olehProvinsi dan Petunjuk Teknis (Juknis) olehKabupaten. Diharapkan dengan adanyapedoman teknis ini, kegiatanpengembangan tanaman kopi berkelanjutantahun 2015 dapat terlaksana dengan baiksesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Jakarta, Maret 2015

Page 32: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

27

L A M P I R A N

Page 33: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

28

Lampiran 1.

Lokasi, Jenis dan Volume KegiatanIntensifikasi Robusta dan Arabika Pengembangan Kopi

Berkelanjutan Tahun 2015

1. Intensifikasi kopi arabika seluas 15.550 ha

No. Provinsi No. Kabupaten Luas Areal

1 ACEH 1 Aceh Tengah 2,500 Ha

2 Bener Meriah 2,500 Ha

3 Gayo Lues 600 Ha

2 SUMATERA UTARA 4HumbangHasundutan 500 Ha

5 Tapanuli Utara 500 Ha

6 Dairi 500 Ha

3 BALI 7 Bangli 750 Ha

8 Buleleng 750 Ha

9 Badung 600 Ha

4 NUSA TENGGARA TIMUR 10 Ngada 750 Ha

11 Manggarai Timur 750 Ha

5 SULAWESI SELATAN 12 Enrekang 1,500 Ha

13 Tana Toraja 1,000 Ha

14 Toraja Utara 1,000 Ha

6 JAWA BARAT 15 Garut 350 Ha

16 Bandung 600 Ha

17 Majalengka 0 Ha

18 Sumedang 100 Ha

19 Bandung Barat 100 Ha

7 PAPUA 20 Jayawijaya 100 Ha

21 Tolikara 100 Ha

Page 34: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

29

2. Intensifikasi kopi robusta seluas 13.650 ha

No. Provinsi No. Kabupaten Luas Areal

1 BALI 1 Tabanan 1,000 Ha

2 JAWA TENGAH 2 Temanggung 500 Ha

3 Wonosobo 500 Ha

3 BENGKULU 4 Rejang Lebong 1,000 Ha

5 Kepahiang 1,000 Ha

4 LAMPUNG 6 Tanggamus 1,450 Ha

7 Lampung Barat 1,750 Ha

8 Pesisir Barat 500 Ha

5 SUMATERA SELATAN 9 Muara Enim 500 Ha

10 OKU Selatan 1,500 Ha

11 Empat Lawang 1,500 Ha

12 Lahat 950 Ha

6 RIAU 13KepulauanMeranti 500 Ha

7 SULAWESI BARAT 14 Mamasa 0 Ha

8 JAWA TIMUR 15 Malang 500 Ha

16 Bondowoso 500 Ha

Page 35: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

30

Lampiran 1. (lanjutan)

Lokasi, Jenis dan Volume KegiatanPerluasan Robusta dan Arabika Pengembangan Kopi

Berkelanjutan Tahun 2015

Perluasan kopi robusta dan arabika seluas 1.500 ha

No. Provinsi No. Kabupaten Luas Areal

1 SULAWESI BARAT 1 Mamasa 1,000 Ha

2 PAPUA 2 Yalimo 100 Ha

3 Paniai 100 Ha

4 Dogiai 100 Ha

5 Deiai 100 Ha

3 JAWA BARAT 6 Majalengka 100 Ha

Jumlah 1.500 Ha

Page 36: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

31

Lampiran 1. lanjutan

Lokasi, Jenis dan Volume KegiatanPeremajaan Robusta Pengembangan Kopi Berkelanjutan

Tahun 2015

Peremajaan kopi robusta seluas 200 ha

No. Provinsi No. Kabupaten Luas Areal

1 JAWA TIMUR 1 Kediri 200 Ha

Page 37: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

32

Lampiran 2.Standar Mutu Benih Kopi

Benih Kopi Kegiatan Peremajaan dan PerluasanTanaman Kopi Berkelanjutan

Tahun 2015

Standar Mutu Siap Tanam berdasarkan Peraturan Menteri

Pertanian Nomor 89/Permentan/OT.140/9/2013 tentang

Standar Operasional Prosedur Penetapan Kebun Sumber Benih,

Sertifikasi Benih, dan Evaluasi Kebun Sumber Benih Tanaman

Kopi ( Coffea sp)

No Kriteria Standar mutu

1.

2.

3.

Benih dalam Polibeg(Semaian)

- Umur Benih- Tinggi Benih- Warna Daun- Jumlah Daun- Diameter Btg- Kesehatan

Benih dalam Polibeg (setek)- Umur Benih- Tinggi Benih- Warna Daun- Jumlah Daun- Diameter Btg- Kesehatan

Benih dalam Polibeg(sambung pucuk)

- Umur Benih- Tinggi Benih- Warna Daun- Jumlah Daun- Diameter Btg- Kesehatan

Minimal 5 bulan25 – 30 cmHijau segarMinimal 5 Pasang daunMinimal 8 mmBebas OPT

Minimal 5 bulan20 – 25 cmHijau segarMinimal 5 Pasang daunMinimal 8 mmBebas OPT

Minimal 5 bulan30 – 35 cmHijau segarMinimal 5 Pasang daunMinimal 8 mmBebas OPT

Page 38: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

33

4. Benih dalam Bentuk Entres- Kesegaran Fisik- Jumlah Ruas- Warna Cabang- Kesehatan

Tidak Keriput3 – 4 mata ruasHijau - Hijau GelapBebas Penggerek Cabang

Page 39: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

34

Lampiran 3.

SPESIFIKASI PERALATAN PENGOLAHAN BIJI KAKAO

No.Jenis

PeralatanSpesifikasi

1 Huller Kapasitas: 500 kg / jamTipe silinder : HorisontalPenggerak : Motor bensin 16 – 18 pkatauKapasitas: 110 kg / jamTipe silinder : HorisontalPenggerak : Motor bensin 7 HP

2 Pulper Kapasitas: 1.000 kg / jamTipe silinder : 3 SilinderPenggerak : Motor bensin 5 – 7 HPatauKapasitas: 200 kg / jamTipe silinder : 1 SilinderPenggerak : Motor bensin 16 – 18 HP

3 Para-para Ukuran 80 x 200 m2Tinggi kaki 1 mSungkup dengan plastik transparan

4 Terpal Ukuran 6 x 5 m2Type bahan terpal A12

5 Alat ukurkadar airBiji kopitipedigital

Skala meter : 9-20 %Tipe : Digital

Keterangan :*) Harus ada test report oleh Balai Pengujian Mutu Alsintan

Kementerian Pertanian.

Page 40: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

35

Lampiran 4.

Form – 01 Ditjen Perkebunan

RENCANA KERJA DANA TUGAS PEMBANTUANDITJEN PERKEBUNAN TA.2015

KABUPATEN .............................

DATA UMUM :

Nomor Satker :

Satker :

Nama KPA :

Bendaharawan :

Alamat Kantor :

Telp. Kantor :

Fax Kantor :

Nama / No. HPContact Person

:

DATA RENCANA KINERJA

No. KEGIATAN INPUT OUTPUT OUTCOME BENEFIT

12345678910

Page 41: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

36

Form – 02 Ditjen Perkebunan

Lampiran 5.

LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGANDANA TUGAS PEMBANTUAN TAHUN 2015

DI KABUPATEN ..............

NAMA SATKER : ................LAPORAN BULAN : ................

KODE KEGIATAN

PAGU DIPA REALISASI S/D BULAN INI

KendalaUtama

(Masalah)

SolusiFisik Anggaran Keuangan Fisik

Satuan(RibuRp.)

(RibuRp.)

% Satuan %

Page 42: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan

37

Lampiran 6.

Form – 03 Ditjen Perkebunan

LAPORAN REALISASI KINERJADANA TUGAS PEMBANTUAN

DITJEN PERKEBUNAN TA. 2015KABUPATEN .............................

TRIWULAN :

No. KEGIATAN INPUT OUTPUT OUTCOME BENEFIT

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Catatan: Dilaporkan per tiga bulan, paling lambat padatanggal 5 bulan April, Juli, dan Oktober sertapada akhir Desember 2015. Laporan melaluifaximile nomor (021) – 7815681 dan email [email protected], ditujukan kepadaDirektorat Tanaman Rempah dan Penyegar,Direktorat Jenderal Perkebunan.