pedoman teknis penyediaan semen beku, tenaga teknis … · berdasarkan hal tersebut di atas disusun...

35
i PEDOMAN TEKNIS PENYEDIAAN SEMEN BEKU, TENAGA TEKNIS DAN SARANA IB SERTA PELAKSANAAN IB DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2016

Upload: lehanh

Post on 03-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEDOMAN TEKNIS PENYEDIAAN SEMEN BEKU, TENAGA TEKNIS … · Berdasarkan hal tersebut di atas disusun Petunjuk Teknis yang dapat ... mencakup pemetaan kebutuhan petugas teknis IB, penyiapan

i

PEDOMAN TEKNIS

PENYEDIAAN SEMEN BEKU, TENAGA TEKNIS DAN SARANA IB SERTA PELAKSANAAN IB

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

KEMENTERIAN PERTANIAN 2016

Page 2: PEDOMAN TEKNIS PENYEDIAAN SEMEN BEKU, TENAGA TEKNIS … · Berdasarkan hal tersebut di atas disusun Petunjuk Teknis yang dapat ... mencakup pemetaan kebutuhan petugas teknis IB, penyiapan

i

KATA PENGANTAR

Tahun 2017 menjadi era penting bagi jajaran peternakan dan kesehatan hewan dengan

dicanangkannya Upaya Khusus Percepatan Peningkatanan Populasi Sapi dan Kerbau

bunting menggunakan pendekatan dengan melibatkan lebih banyak peran aktif masyarakat.

Sapi Indukan Wajib Bunting (UPSUS-SIWAB) 2017 telah dicanangkan sebagai salah satu

kegiatan utama Kementerian Pertanian dan menjadi prioritas kegiatan Direktorat Jenderal

Peternakan dan Kesehatan Hewan pada tahun 2017. Dalam rangka mendukung pencapaian

Program UPSUS-SIWAB tersebut sejalan dengan mewujudkan program ketahanan pangan,

perlu dilakukan upaya dan strategi yang tepat dengan memanfaatkan sumber daya yang

tersedia untuk mencapai kebuntingan 3 (tiga) juta ekor dari 4 (empat) juta ekor akseptor

ternak sapi/ kerbau dengan memanfaatkan teknologi IB.

Untuk mendukung keberhasilan kegiatan UPSUS SIWAB dalam pelaksanaan IB diperlukan

ketersediaan dan distrisbusi semen beku sesuai SNI serta ketersediaan petugas teknis IB

yaitu inseminator, pemeriksa kebuntingan (PKb), dan asisten teknis reproduksi (ATR) yang

cukup dan kompeten. Berdasarkan hal tersebut di atas disusun Petunjuk Teknis yang dapat

dijadikan acuan bagi semua pihak terkait, sehingga kegiatan dapat terlaksana dengan baik.

Jakarta, Desember 2016

Direktur Jenderal Peternakan

dan Kesehata Hewan,

Drh. I Ketut Diarmita. MP

NIP. 19621231 198903 1 006

Page 3: PEDOMAN TEKNIS PENYEDIAAN SEMEN BEKU, TENAGA TEKNIS … · Berdasarkan hal tersebut di atas disusun Petunjuk Teknis yang dapat ... mencakup pemetaan kebutuhan petugas teknis IB, penyiapan

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………. i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… ii

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………… iii

BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………………………. 1

A. Latar Belakang …………………………………………………………. 1

B. Tujuan dan Sasaran……………………………………………………………. 1

C. Ruang Lingkup………………………………………………………………….. 2

D. Pengertian………………………………………………………………………. 2

BAB II. PENYEDIAAN SEMEN BEKU SESUAI SNI………................................ 5

A. Persyaratan Semen Beku ……………………………………………………. 5

B. Penyediaan Semen Beku Sesuai SNI……………………………………….. 5

C. Ketersedian Semen Beku …………………………………………………….. 6

D. Kebutuhan Semen Beku di Daerah …………………………………………. 6

E. Permohonan Semen Beku di Daerah………………………………………… 6

F. Monitoring, Pelaporan Penyediaan Semen Beku………........................... 7

BAB III. SUMBER DAYA MANUSIA………………………………………………… 8

A. Petugas Teknis Inseminasi Buatan…………………………………………. 8

B. Pemetaan Kebutuhan Kebutuhan Teknis IB...…………………………….. 8

C. Penyiapan Petugas Teknis IB……………………………………………….. 10

D. Pemenuhan Kebutuhan Petugas Teknis IB Program Upsus Siwab ……. 14

E. Sertifikasi Kompetensi Petugas IB............................................................ 14

F. Penyediaan Sarana IB ……………………………………………………….. 14

Page 4: PEDOMAN TEKNIS PENYEDIAAN SEMEN BEKU, TENAGA TEKNIS … · Berdasarkan hal tersebut di atas disusun Petunjuk Teknis yang dapat ... mencakup pemetaan kebutuhan petugas teknis IB, penyiapan

iii

BAB IV. PELAKSANAAN INSEMINASI BUATAN (IB)

A. Wilayah Pelayanan IB …………………………………………………………. 16

B. Tolak Ukur Keberhasilan Pelaksanaan IB …………………………………… 17

C. Pelaksanaan IB ……………………………………………………………….. 17

BAB IV. PENUTUP……………………………………………………………………. 22

Page 5: PEDOMAN TEKNIS PENYEDIAAN SEMEN BEKU, TENAGA TEKNIS … · Berdasarkan hal tersebut di atas disusun Petunjuk Teknis yang dapat ... mencakup pemetaan kebutuhan petugas teknis IB, penyiapan

iv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1. Stok Semen Beku tahun 2016 dari B/BIB/D yang tersertifikasi LSPro

2. Lampiran 2. Target Produksi Semen Beku Tahun 2017 dari dari B/BIB/D yang

tersertifikasi

3. Lampiran 3. Stok Semen Beku tahun 2016 dari BIBD Supporting

4. Lampiran 4. Target Produksi Semen Beku Tahun 2017 dari BIBD Supporting

5. Lampiran 5. Data Kebutuhan Dan Ketersediaan Petugas Teknis IB 2016

6. Lampiran 6. Silabus Bimtek Inseminator pada Ternak Sapi/Kerbau

7. Lampiran 7. Silabus Bimtek Pemeriksaan Kebuntingan (PKb) dan Asisten Teknis

Reproduksi (ATR) pada Ternak Sapi/Kerbau

Page 6: PEDOMAN TEKNIS PENYEDIAAN SEMEN BEKU, TENAGA TEKNIS … · Berdasarkan hal tersebut di atas disusun Petunjuk Teknis yang dapat ... mencakup pemetaan kebutuhan petugas teknis IB, penyiapan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam sistem budidaya ternak, baik ternak sapi maupun kerbau di Indonesia

dikenal 2 cara perkawinan yaitu melalui Inseminasi Buatan (IB) dan Kawin

Alam (KA). Inseminasi Buatan (IB) merupakan salah satu pilihan dalam

pengembangbiakan ternak karena dapat melakukan efisiensi pemeliharaan

Pejantan.

Keberhasilan Inseminasi Buatan (IB) di lapangan secara teknis dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain mutu semen beku, kondisi reproduksi ternak betina,

keterampilan petugas/inseminator dan pengetahuan peternak dalam mendeteksi

berahi serta didukung oleh hasil pencatatan/recording. Sedangkan mutu semen

beku dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain kualitas Pejantan yang

menghasilkan sperma, cara produksi semen beku dan penanganan semen beku

sampai saat pelaksanaan IB dilapangan.

Meningkatnya permintaan IB untuk meningkatkan produktivitas ternak sapi

kerbau, berdampak pada peningkatan pelayanan IB, kebutuhan semen beku

sapi dan kerbau serta kebutuhan penyediaan petugas teknis IB. Untuk itu perlu

tersedia Petunjuk Pelaksanaan IB, Penyediaan Semen Beku Sesuai SNI Serta

Penyediaan Tenaga Teknis IB.

B. Tujuan dan Sasaran

Tujuan pedoman teknis ini adalah untuk menjadi acuan dalam :

1. Penyediaan semen beku yang memenuhi SNI per jenis dan per rumpun, serta

memetakan kebutuhan semen beku perjenis dan per rumpun masing-masing

daerah

2. Menghitung ketersediaan dan kebutuhan petugas IB (inseminator,

pemeriksaan (PKb) dan Asisten Teknis Reproduksi (ATR) dalam

pelaksanaan UPSUS SIWAB.

3. Memperoleh petugas teknis IB yang berkompoten untuk mendukung UPSUS

SIWAB.

4. Pelaksanaan kegiatan IB

Sasaran pedoman teknis ini adalah sebagai berikut :

Page 7: PEDOMAN TEKNIS PENYEDIAAN SEMEN BEKU, TENAGA TEKNIS … · Berdasarkan hal tersebut di atas disusun Petunjuk Teknis yang dapat ... mencakup pemetaan kebutuhan petugas teknis IB, penyiapan

2

1. Tersedianya semen beku yang memenuhi SNI sesuai jumlah, jenis dan

rumpun serta tepat waktu.

2. Tersedianya petugas teknis IB berkualitas dan sarana sesuai kebutuhan.

3. Terlaksananya kegiatan IB mendukung Upsus Siwab

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pada pedoman ini meliputi :

a. Penyediaan semen beku, monitoring, evaluasi dan pelaporan.

b. Penyediaan Sumber Daya Manusia yang meliputi petugas teknis inseminasi

buatan, mencakup pemetaan kebutuhan petugas teknis IB, penyiapan

petugas teknis IB yang mencakup jenis pelatihan/bimbingan teknis,

penyelenggaraan pelatihan/bimbingan teknis, permohonan

pelatihan/bimbingan teknis, materi bimbingan teknis, petugas teknis IB,

uraian tugas petugas teknis.

c. Pelaksanaan IB

D. Pengertian

Dalam Petunjuk Pelaksanaan ini yang dimaksud dengan :

1. Semen/mani adalah zat cair (cairan) yang terdiri atas spermatozoa dan

plasma seminalis yang berasal dari pejantan yang dapat digunakan untuk

proses pembuahan;

2. Semen Beku Sapi/Kerbau adalah semen yang berasal dari pejantan

sapi/kerbau terpilih yang diencerkan sesuai prosedur proses produksi

sehingga menjadi semen beku dan disimpan di dalam rendaman nitrogen

cair pada suhu -196ºC pada kontainer.

3. Pejantan sapi/kerbau unggul adalah pejantan sapi/kerbau yang sudah

diseleksi berdasarkan standar bibit yang berlaku yaitu garis keturunannya

(pedigree/silsilah) kemampuan produksi dan reproduksi keturunannya

(progeny).

4. Gerak sperma adalah derajat motilitas sperma dinyatakan dengan angka

nilai 0 (nol) sampai dengan 4 (empat).

5. Motilitas sperma adalah persentase jumlah pergerakan sperma hidup dan

bergerak maju/progresif yang nilainya berkisar antara 0% sampai dengan

100%.

Page 8: PEDOMAN TEKNIS PENYEDIAAN SEMEN BEKU, TENAGA TEKNIS … · Berdasarkan hal tersebut di atas disusun Petunjuk Teknis yang dapat ... mencakup pemetaan kebutuhan petugas teknis IB, penyiapan

3

6. Pengujian semen beku adalah proses pengujian yang dilakukan oleh

laboratorium uji mutu yang telah terakreditasi yang sesuai ISO 17025.

7. Inseminasi Buatan (IB) adalah memasukkan mani/semen ke dalam alat

kelamin hewan betina sehat dengan menggunakan alat inseminasi agar

hewan tersebut menjadi bunting;

8. Bimbingan Teknis IB adalah proses belajar untuk meningkatkan pengetahuan

dan ketrampilan di bidang IB;

9. Petugas Teknis IB meliputi Inseminator, PKb, ATR, Recorder, Selektor IB,

Instruktur IB, Supervisor, Bull Master, Laboran.

10. Inseminator adalah petugas yang telah dididik dan lulus dalam latihan

ketrampilan khusus untuk melakukan inseminasi buatan serta memiliki Surat

Izin Melakukan Inseminasi (SIMI);

11. Inseminator Swadaya adalah inseminator yang berasal dari kalangan

peternak atau masyarakat (bukan pegawai pemerintah) dibawah

pengawasan Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan

hewan;

12. Pemeriksa Kebuntingan yang selanjutnya disebut sebagai PKb adalah

petugas yang telah dididik dan lulus dalam latihan ketrampilan khusus untuk

melakukan pemeriksaan kebuntingan serta memiliki SIM-PKB;

13. Asisten Teknis Reproduksi yang selanjutnya disebut sebagai ATR adalah

petugas yang telah dididik dan lulus dalam latihan ketrampilan dasar

manajemen reproduksi untuk melakukan pengelolaan reproduksi;

14. Bimtek IB adalah bimbingan teknis IB untuk mencapai persyaratan

kompetensi teknis IB yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas aparat dan

non aparat di bidang teknis IB.

15. Sertifikat adalah surat pernyataan absah yang menerangkan bahwa

pemiliknya telah berhasil mengikuti dan menyelesaikan keseluruhan proses

belajar mengajar dengan baik dalam program bimtek IB yang bersifat

penambahan pengetahuan, keterampilan dan sikap prilaku.

16. Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang

aparatur dan non aparatur berupa wawasan pengetahuan, ketrampilan dan

sikap prilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas pekerjaannya.

17. Standar Kompetensi Kerja adalah jenis-jenis kompetensi kerja yang harus

dikuasai oleh seorang pejabat atau petugas yang menduduki jabatan atau

Page 9: PEDOMAN TEKNIS PENYEDIAAN SEMEN BEKU, TENAGA TEKNIS … · Berdasarkan hal tersebut di atas disusun Petunjuk Teknis yang dapat ... mencakup pemetaan kebutuhan petugas teknis IB, penyiapan

4

melaksanakan pekerjaan tertentu agar dapat berprestasi baik dalam

menduduki jabatan atau melaksanakan pekerjaan tertentu

18. Standar Kompetensi Kerja Teknis IB adalah jenis-jenis kompetensi kerja

teknis IB yang harus dikuasai oleh seorang petugas yang melakukan tugas

pekerjaan teknis IB agar dapat berprestasi baik dalam melaksanakan

pekerjaan teknis IB.

Page 10: PEDOMAN TEKNIS PENYEDIAAN SEMEN BEKU, TENAGA TEKNIS … · Berdasarkan hal tersebut di atas disusun Petunjuk Teknis yang dapat ... mencakup pemetaan kebutuhan petugas teknis IB, penyiapan

5

BAB II

PENYEDIAAN SEMEN BEKU

Penyediaan Semen beku dalam rangka mendukung Upsus Siwab harus sesuai

dengan standar SNI semen beku. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal perlu

memperhatikan beberapa hal seperti :

A. Persyaratan Semen Beku

1. Berasal dari Pejantan Unggul yang bebas dari 12 penyakit PHMS yang

dibuktikan dengan hasil surveilen Balai Veteriner (B/B Vet) atau Balai

Besar Penelitian Veteriner (BBalitvet).

2. Memenuhi persyaratan mutu :

a) Semen beku tidak mengandung mikroorganisme penyakit menular

b) Semen yang sudah dicairkan kembali (post Thawing) harus :

i. motilitas minimal 40% untuk semen beku sapi dan 30% untuk

semen beku kerbau.

ii. derajat gerakan individu spermatozoa minimal 2 (dua)

3. Dikemas dalam bentuk straw dengan ukuran mini straw volume 0,25 ml.

4. Kemasan straw harus dilengkapi minimal : kode pejantan, nama pejantan,

kode batch, nama produsen dan rumpun

B. Penyedian Semen Beku

1. Penyedia semen beku dapat dilakukan oleh :

a. Balai Inseminasi Buatan (B/BIB) Nasional

b. Balai Inseminasi Buatan Daerah (BIBD)

2. Persyaratan Penyedia

a. Penyedia yang telah mendapat sertifikat SNI dari Lembaga Sertifikasi

Produk (LSPro) benih dan bibit ternak yang terakreditasi atau ditunjuk

oleh Menteri Pertanian; atau

b. Penyedia belum tersertifikasi tetapi telah menerapkan Sistem

menejemen mutu dan produknya sesuai SNI yang dibuktikan dengan

hasil uji dari laboratorium yang terakreditasi; atau

c. Bila penyedia memiliki Laboratorium uji yang terakreditasi, penyataan

produk yang dihasilkan sesuai SNI dibuktikan dengan hasil uji dari

laboratorium yang terakreditasi bukan dari milik sendiri.

Page 11: PEDOMAN TEKNIS PENYEDIAAN SEMEN BEKU, TENAGA TEKNIS … · Berdasarkan hal tersebut di atas disusun Petunjuk Teknis yang dapat ... mencakup pemetaan kebutuhan petugas teknis IB, penyiapan

6

C. Ketersedian Semen Beku

Semen beku untuk kebutuhan Program UPSUS SIWAB dipenuhi dari Balai

Inseminasi Buatan Nasional dan daerah. Jumlah yang disediakan berasal dari

stock tahun 2016 dan target produksi tahun 2017. Produksi semen beku oleh

Balai Inseminasi Buatan Nasional dan Daerah harus sudah dilakukan pada

awal tahun 2017.

Data Stock Semen Beku Tahun 2016 dan Produksi Tahun 2017 dari Balai

Inseminasi Buatan Nasional dan daerah yang sudah tersertifikasi, sebagaimana

lampiran 1 dan 2:

Apabila terjadi kekurangan semen beku dari BIB Nasional dan BIBD yang

sudah tersertifikasi, dapat dipenuhi dari BIBD yang produknya terlebih dahulu

harus diuji oleh laboratarium yang terakreditasi. Adapun data stock tahun 2016

dan target produksi dari BIBD yang dapat menyediakan semen beku sebagai

supporting dalam kegiatan UPSUS SIWAB sebagaimana lampiran 3 dan 4.

D. Kebutuhan Semen Beku di Daerah

Kebutuhan semen beku per rumpun di provinsi untuk program UPSUS SIWAB

dengan memperhitungkan jumlah akseptor per rumpun dan Service per

Conception (S/C) yang ada dimasing-masing kabupaten/kota. Kebutuhan

semen beku tersebut dipenuhi dari stock semen beku yang tersedia dari tahun

2016 dan produksi semen beku Balai Inseminasi Buatan Nasional dan Daerah

tahun 2017.

E. Permohonan Kebutuhan Semen Beku

1. Provinsi

Permohonan kebutuhan semen beku dari masing-masing provinsi kepada

B/BIB Nasional ditujukan kepada Direktur Jenderal cq. Direktur Perbibitan

dan Produksi Ternak, sedangkan kebutuhan semen beku dari BIB daerah

dikoordinasikan dengan penanggung jawab IB pada masing-masing

Provinsi.

2. Kabupaten/Kota

Permohonan kebutuhan semen beku masing-masing Kabupaten/Kota

untuk program UPSUS SIWAB ditujukan kepada Kepala Dinas yang

membidangi fungsi peternakan di Provinsi.

3. Permohonan kebutuhan semen beku per rumpun dari masing-masing

provinsi dan kabupaten/Kota memperhatikan peraturan wilayah sumber

bibit di wilayahnya.

Page 12: PEDOMAN TEKNIS PENYEDIAAN SEMEN BEKU, TENAGA TEKNIS … · Berdasarkan hal tersebut di atas disusun Petunjuk Teknis yang dapat ... mencakup pemetaan kebutuhan petugas teknis IB, penyiapan

7

F. Monitoring, Pelaporan Penyediaan Semen Beku

Monitoring dan pelaporan penyediaan semen beku dilakukan Secara

berjenjang, yakni :

1. Balai Inseminasi Buatan Nasional/Daerah

Balai Inseminasi Buatan/Daerah melakukan monitoring dan evaluasi

ketersediaan semen beku di setiap Provinsi terkait jumlah straw, jenis dan

rumpun, stock yang ada dan kualitas semen. Laporan disampaikan

kepada Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak cc ketua Upsus SIWAB

2. Dinas Provinsi melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kebutuhan di

masing-masing kabupaten/kota terkait lokasi kegiatan program UPSUP

SIWAB, jumlah straw yang diterima kabupaten, jenis dan rumpun, stock

semen beku, dan hasil pelaksanaan IB. Laporan disampaikan pada

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dengan tembusan

Balai Inseminasi Buatan/Daerah.

3. Dinas Kabupaten/Kota melakukan monitoring dan evaluasi terhadap

inseminator pengguna terkait jumlah straw yang diterima, jenis dan

rumpun, jumlah penggunaan straw, hasil pelaksanaan IB, stock semen

beku. Laporan disampaikan pada Dinas Provinsi yang membidangi fungsi

Peternakan. Pelaporan mengacu pada sistem monitoring evaluasi dan

pelaporan UPSUS SIWAB.

Page 13: PEDOMAN TEKNIS PENYEDIAAN SEMEN BEKU, TENAGA TEKNIS … · Berdasarkan hal tersebut di atas disusun Petunjuk Teknis yang dapat ... mencakup pemetaan kebutuhan petugas teknis IB, penyiapan

8

BAB III

SUMBER DAYA MANUSIA

A. Petugas Teknis Inseminasi Buatan

Dalam mendukung keberhasilan UPSUS SIWAB, sumber daya manusia yang

diperlukan adalah Petugas Teknis Inseminasi Buatan (IB). Petugas teknis IB

sesuai dengan keterampilan teknis yang dimiliki meliputi :

1. Inseminator

Adalah petugas yang berhak melakukan inseminasi, telah mengikuti

pelatihan inseminasi buatan dan memenuhi kualifikasi serta memiliki SIM-I.

Syarat pendidikan diutamakan minimal SMK Peternakan atau sederajat

dibidang IPA.

2. Pemeriksa Kebuntingan (PKb)

Adalah petugas yang berhak melakukan pemeriksaan kebuntingan,

menetapkan apakah ternak sapi betina tersebut bunting atau kosong, telah

mengikuti pelatihan pemeriksa kebuntingan.

Syarat pendidikan minimal SMU atau sederajat, telah mengikuti pelatihan

Inseminator, telah mengikuti pelatihan pemeriksa kebuntingan dan

memenuhi kualifikasi serta memiliki SIM-A2.

3. Asisten Teknis Reproduksi (ATR)

Adalah petugas yang berhak melakukan pemeriksaan kebuntingan dan

kelainan/gangguan reproduksi, menetapkan apakah ternak sapi betina

tersebut steril atau produktif (sterility control).

Syarat pendidikan minimal D-3 peternakan dan kesehatan hewan atau

sederajat telah mengikuti pelatihan Inseminator, telah mengikuti pelatihan

pemeriksa kebuntingan, telah mengikuti pelatihan asisten teknis reproduksi

dan memenuhi kualifikasi serta memiliki SIM-A1.

Page 14: PEDOMAN TEKNIS PENYEDIAAN SEMEN BEKU, TENAGA TEKNIS … · Berdasarkan hal tersebut di atas disusun Petunjuk Teknis yang dapat ... mencakup pemetaan kebutuhan petugas teknis IB, penyiapan

9

B. Pemetaan Kebutuhan Petugas Teknis IB

Dalam pelayanan IB, diperlukan pemetaan petugas teknis IB yang ideal guna

menunjang kegiatan pelayanan secara optimal dan memuaskan bagi

konsumen, khususnya peternak.

Adapun pemetaan kebutuhan petugas IB berdasarkan tahapan wilayah, sebagai

berikut:

1. Wilayah Introduksi

a. Apabila lokasi terdapat 1 (satu) unit pelayanan IB seperti SP-IB/Pos

IB/Puskeswan dengan akseptor lebih dari 300 ekor, membutuhkan teknisi

IB sebagai berikut : 3 (tiga) orang Inseminator, 1 (satu) orang PKb dan 1

(satu) orang ATR. Selanjutnya tenaga Inseminator dan PKb dapat

ditambah sesuai dengan bertambahnya akseptor.

b. Apabila lokasi hanya terdapat kurang dari 300 ekor akseptor, jumlah

Inseminator dapat kurang dari 3 orang pada suatu unit pelayan IB.

Sedangkan pelayanan dan pembinaan dari aspek pemeriksaan

kebuntingan dan gangguan reproduksi, dapat dilakukan oleh petugas PKb

dan ATR pada SP-IB/Pos IB Puskeswan terdekat dengan lokasi tersebut.

2. Wilayah Pengembangan

a. Apabila pada lokasi terdapat 1 (satu) unit pelayanan IB seperti SP-IB/Pos

IB/Puskeswan dengan akseptor lebih dari 600 ekor, membutuhkan teknisi

IB sebagai berikut : 3 (tiga) orang Inseminator, 1 (satu) orang PKb dan 1

(satu) orang ATR. Selanjutnya tenaga Inseminator dan PKb dapat

ditambah sesuai dengan bertambahnya akseptor.

b. Apabila pada lokasi tersebut terdapat akseptor kurang dari 600 ekor,

berarti jumlah Inseminator dapat kurang dari 3 orang pada suatu unit

pelayanan IB. Selanjutnya pelayanan dan pembinaan untuk pemeriksaan

kebuntingan dan reproduksi dapat dilakukan oleh PKb dan ATR pada unit

layanan IB terdekat dengan lokasi tersebut.

Page 15: PEDOMAN TEKNIS PENYEDIAAN SEMEN BEKU, TENAGA TEKNIS … · Berdasarkan hal tersebut di atas disusun Petunjuk Teknis yang dapat ... mencakup pemetaan kebutuhan petugas teknis IB, penyiapan

10

3. Wilayah Swadaya

a. Apabila pada lokasi terdapat 1 (satu) unit pelayanan IB seperti SP-IB/Pos

IB/Puskeswan dengan akseptor lebih dari 1.200 ekor, membutuhkan

teknisi IB sebagai berikut : 3 (tiga) orang Inseminator, 1 (satu) orang PKb

dan 1 (satu) orang ATR. Selanjutnya tenaga Inseminator dan PKb dapat

ditambah sesuai dengan bertambahnya akseptor.

b. Apabila pada lokasi tersebut terdapat akseptor kurang dari 1.200 ekor,

berarti jumlah Inseminator dapat kurang dari 3 orang pada suatu unit

pelayanan IB. Selanjutnya pelayanan dan pembinaan untuk pemeriksaan

kebuntingan dan reproduksi dapat dilakukan oleh PKb dan ATR pada unit

layanan IB terdekat dengan lokasi tersebut.

Pemetaan petugas teknis IB pada masing-masing provinsi dan kabupaten/kota

sebagaimana tabel Kebutuhan dan Penyediaan Petugas Teknis IB pada Lampiran 5.

C. Penyiapan Petugas Teknis IB

1. Jenis Pelatihan/Bimbingan Teknis

Pengembangan dan penyediaan Petugas IB, PKb, dan ATR berbasis

kompetensi mengacu pada SKKNI atau KKNI bidang Reproduksi Ternak

Ruminansia Besar.

Berdasarkan hasil pemetaan kebutuhan dan ketersediaan petugas

inseminator, PKb, dan ATR, maka apabila terdapat kekurangan dapat

dipenuhi dengan melakukan pelatihan/bimbingan teknis. Penyegaran

dilakukan untuk petugas yang telah mengikuti pelatihan sebelumnya.

Penetapan jenis pelatihan/bimbingan teknis IB yang akan dilaksanakan,

disesuaikan dengan kebutuhan sasaran/stakeholder dalam mendukung

UPSUS SIWAB.

Jenis Pelatihan/Bimbingan Teknis mengacu pada SK Kepala LAN No 7 tahun

2003 Bab V, terdiri dari Pelatihan Substantif dan Pelatihan

Umum/Administrasi dan Manajemen. Pelatihan Substantif adalah jenis

Bimbingan Teknis IB yang

Page 16: PEDOMAN TEKNIS PENYEDIAAN SEMEN BEKU, TENAGA TEKNIS … · Berdasarkan hal tersebut di atas disusun Petunjuk Teknis yang dapat ... mencakup pemetaan kebutuhan petugas teknis IB, penyiapan

11

dirinci berdasarkan lingkup petugas lapangan yang runtut dan

berkesinambungan dari hulu sampai hilir.

Jenis-jenis Bimbingan Teknis IB yang dibutuhkan dikelompokkan kedalam

bidang:

a. Inseminator

b. Pemeriksa Kebuntingan (PKb)

c. Asisten Teknis Reproduksi (ATR)

Persyaratan mengikuti pelatihan/bimbingan teknis antara lain:

a. Sehat jasmani dan rohani

b. Pendidikan minimal SMK bidang peternakan atau sederajat dibidang IPA

c. Rekomendasi Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan

hewan kabupaten/kota setempat.

2. Penyelenggaraan Pelatihan/Bimbingan Teknis

Penyelenggaraan pelatihan/bimbingan teknis Inseminasi Buatan

Berdasarkan PP No. 101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan

Jabatan Pegawai Negeri Sipil apabila lamanya pelatihan dilaksanakan lebih

dari 48 jam pelatihan (JP) @ 45 menit dilaksanakan oleh Lembaga

Pendidikan dan Pelatihan Pemerintah/swasta yang terakreditasi. Pendidikan

dan pelatihan dapat dilaksanakan oleh lembaga lain sepanjang bekerjasama

dengan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Pemerintah/swasta yang

terakreditasi.

Bila lamanya pelatihan/bimbingan teknis IB dilaksanakan dibawah 48 jam

pelatihan (JP) @ 45 menit dapat dilaksanakan Apresiasi/Bimbingan Teknis

oleh Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan

Hewan dan/atau Unit Pelaksana Teknis Daerah yang memiliki kompetensi.

Sesuai dengan Permentan 48 Tahun 2016 bahwa untuk memenuhi

kebutuhan tenaga teknis IB maka dilakukan peningkatan jumlah dan

kompetensi teknis IB melalui pengiriman calon inseminator dan pemeriksaan

kebuntingan ternak untuk mengikuti pelatihan/bimtek IB. Penyelenggaraan

Page 17: PEDOMAN TEKNIS PENYEDIAAN SEMEN BEKU, TENAGA TEKNIS … · Berdasarkan hal tersebut di atas disusun Petunjuk Teknis yang dapat ... mencakup pemetaan kebutuhan petugas teknis IB, penyiapan

12

pelatihan dan bimtek untuk petugas inseminator, PKb dan ATR dilaksanakan

pada UPT Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen

PKH) dan UPT Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian

(BPSDMP). Penetapan lokasi kegiatan pelatihan/bimtek pada UPT

Perbibitan berdasarkan wilayah pendampingan GBIB dan potensi sebaran

akseptor IB sebagaimana pada Lampiran 8.

Kegiatan refresher atau penyegaran petugas selain oleh Dinas, dapat

dilakukan oleh UPT/UPTD.

3. Permohonan Pelatihan/Bimbingan Teknis

Permohonan pelatihan/bimbingan teknis sebagai berikut:

a. Permohonan pelatihan/bimbingan teknis dari SKPD Provinsi ditujukan

kepada Direktur Jenderal cq. Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak,

dengan melampirkan daftar peserta dan kelengkapan persyaratan.

b. Permohonan pelatihan/bimbingan teknis dari SKPD Kabupaten/Kota

ditujukan Provinsi dengan melampirkan daftar peserta dan kelengkapan

persyaratan, selanjutnya diteruskan kepada Direktur Jenderal.

4. Materi Pelatihan/Bimbingan Teknis

Materi Pelatihan/Bimbingan Teknis IB dalam setiap kegiatan terdiri dari

kelompok dasar, inti dan penunjang mengacu pada SKKNI atau KKNI

bidang Reproduksi Ternak Ruminansia Besar dengan rincian sebagai

berikut :

a. Materi Pelatihan/Bimbingan Teknis IB yang terkandung dalam kelompok

dasar berisikan kebijakan program yang berhubungan dengan

Bimbingan Teknis IB yang akan dilaksanakan dengan bobot maksimum

10 %.

b. Materi Pelatihan/Bimbingan Teknis IB yang terkandung dalam kelompok

inti berkaitan dengan kompetensi kerja yang diperlukan oleh peserta

Bimbingan Teknis IB dengan bobot minimum 80 %.

c. Materi Pelatihan/Bimbingan Teknis IB yang terkandung dalam kelompok

penunjang berkaitan dengan materi pendukung untuk pencapaian hasil

Bimbingan Teknis IB dengan bobot maksimum 10%.

Page 18: PEDOMAN TEKNIS PENYEDIAAN SEMEN BEKU, TENAGA TEKNIS … · Berdasarkan hal tersebut di atas disusun Petunjuk Teknis yang dapat ... mencakup pemetaan kebutuhan petugas teknis IB, penyiapan

13

Materi Pelatihan/Bimbingan Teknis IB secara rinci tertera pada

Lampiran 6 dan 7.

5. Uraian Tugas Petugas Teknis

a. Inseminator

1) Merencanakan kebutuhan penggunaan semen beku

2) Melakukan identifikasi akseptor IB dan mengisi kartu peserta IB.

3) Melaksanakan IB pada ternak.

4) Membuat pencatatan dan laporan pelaksanaan IB dan

menyampaikan kepada petugas PKB

5) Membuat pencatatan dan laporan pelaksanaan IB dan

menyampaikan kepada petugas PKB

6) Berkoordinasi dengan petugas PKb, ATR dan Medik Veteriner

(jika ada akseptor IB yang sudah 2 kali di-IB tidak juga bunting).

b. Pemeriksa Kebuntingan (PKb)

1) Membimbing, mengkoordinir dan mengawasi pekerjaan

Inseminator (termasuk Inseminator Mandiri)

2) Memeriksa kebuntingan akseptor IB berdasarkan laporan

Inseminator.

3) Melakukan evaluasi pelaksanaan IB secara berkala.

c. Asisten Teknis Reproduksi (ATR)

1) Membimbing, mengkoordinir dan mengawasi pekerjaan PKb

dan Inseminator.

2) Memeriksa organ reproduksi ternak yang dilaporkan tidak bunting

setelah sekali diinseminasi (repeat breeder)

3) Menentukan ternak tersebut masih layak atau tidak layak lagi

untuk di IB.

4) Melakukan diagnosa gangguan reproduksi dan melakukan

pengobatan atas petunjuk Dokter Hewan.

5) Melakukan evaluasi status reproduksi ternak secara berkala.

6) Membuat laporan pelaksanaan kegiatan di SP-IB yang

bersangkutan.

Page 19: PEDOMAN TEKNIS PENYEDIAAN SEMEN BEKU, TENAGA TEKNIS … · Berdasarkan hal tersebut di atas disusun Petunjuk Teknis yang dapat ... mencakup pemetaan kebutuhan petugas teknis IB, penyiapan

14

Dalam pelaksanaan di lapangan, seorang petugas dapat merangkap

beberapa tugas sekaligus sepanjang memenuhi persyaratan

D. Pemenuhan Kebutuhan Petugas Teknis IB Program UPSUS SIWAB

Untuk memenuhi kebutuhan petugas teknis IB pada kegiatan UPSUS SIWAB

berdasarkan Permentan 48 tahun 2016 tentang Upaya Khusus Percepatan

Peningkatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting, maka selain melalui

Diklat/Bimtek juga dapat dilakukan melalui penugasan kepada Inseminator dan

Petugas PKb yang belum memiliki izin untuk melakukan IB dan pemeriksaan

kebuntingan.

Penugasan petugas teknis IB antar wilayah kerja dimungkinkan untuk jangka

waktu tertentu. Penugasan tersebut dilakukan oleh kepala dinas provinsi atau

kepala dinas kabupaten/kota yang melaksanakan fungsi peternakan dan

kesehatan hewan untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun.

E. Sertifikasi Kompetensi Petugas Teknis IB

Dalam upaya untuk memenuhi ketersediaan petugas IB yang profesional dan

berkompeten, maka secara bertahap Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan

menyiapkan SDM untuk petugas inseminator, PKb dan ATR yang dibuktikan

dengan sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi

(LSP). Sertifikasi kompetensi merupakan proses pemberian sertifikat

kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji

kompetensi yang mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional

Indonesia (SKKNI). Sertifikat kompetensi sektor pertanian diterbitkan oleh LSP

Sektor Pertanian yang telah memperoleh lisensi dari Badan Nasional

Standarisasi Profesi (BNSP).

Mengacu pada Permentan No. 42/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan

Sertifikasi Kompetensi Sumber Daya Manusia Sektor Pertanian maka untuk

mendapatkan sertifikat kompetensi, dapat dilakukan melalui beberapa cara:

1. Sertifikasi langsung tanpa Diklat, yang dilakukan untuk petugas IB yang

berpengalaman minimal 3 tahun dibidangnya secara berkelanjutan.

2. Pelatihan penyegaran (refresh) dilanjutkan dengan uji kompetensi oleh

Asesor Kompetensi IB.

Page 20: PEDOMAN TEKNIS PENYEDIAAN SEMEN BEKU, TENAGA TEKNIS … · Berdasarkan hal tersebut di atas disusun Petunjuk Teknis yang dapat ... mencakup pemetaan kebutuhan petugas teknis IB, penyiapan

15

3. Pelatihan Teknis calon inseminator yang sesuai SKKNI selama 21 hari, calon

PKb dan ATR selama 14 hari, dilanjutkan magang di tempat inseminator

seniornya selama 3 bulan dan minimal telah melakukan IB terhadap 60 ekor

sapi/kerbau.

4. Sertifikasi dapat dilakukan dengan mendatangkan asesor ke beberapa calon

peserta untuk dilakukan uji kompetensi.

5. Peserta pelatihan dan sertifikasi harus mendapat rekomendasi Dinas terkait

dan organisasi profesi/asosiasi.

F. Penyediaan Sarana IB.

Dalam rangka mendukung penyediaan sarana IB, agar IB dapat terlaksana

dengan efektif, efisien dan maksimal, perlu dilakukan pemetaan jumlah tenaga

teknis IB dengan jumlah peralatan IB (inseminator kit) dan sarana pendukung

lainnya seperti container, N2 cair dan semen beku.

Penyediaan peralatan IB tersebut harus sesuai dengan kebutuhan masing-

masing daerah, oleh karena itu daerah perlu memetakan jenis peralatan beserta

jumlah dan ukuran sarana IB yang dibutuhkan. Hal ini dimaksudkan untuk

memenuhi kekurangan yang terjadi karena adanya peralatan yang sudah tidak

dapat digunakan lagi atau peralatan yang dibutuhkan bagi petuga teknis IB yang

baru.

Page 21: PEDOMAN TEKNIS PENYEDIAAN SEMEN BEKU, TENAGA TEKNIS … · Berdasarkan hal tersebut di atas disusun Petunjuk Teknis yang dapat ... mencakup pemetaan kebutuhan petugas teknis IB, penyiapan

16

BAB IV

PELAKSANAAN INSEMINASI BUATAN (IB)

Pelayanan Inseminasi Buatan dalam rangka mendukung UPSUS SIWAB dapat

dilaksanakan pada wilayah introduksi, pengembagan dan swadaya serta wilayah

pemeliharaan ternak yang dilakukan secara ekstensif.

1. Wilayah Pelayanan IB

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam pelaksanaan IB perlu

direncanakan IB secara baik dengan memperhatikan beberapa hal seperti

struktur populasi ternak sapi (dewasa, muda dan anak baik jantan maupun

betina), akseptor, Service per Conception (S/C) dan Conception Rate (CR),

tenaga dan sarana yang tersedia.

Batasan dan kriteria wilayah tahapan pelayanan IB disajikan pada tabel-1 berikut

:

Tabel-1. Batasan dan Kriteria Wilayah Pelayanan IB

Uraian Wilayah Tahapan Pelayanan IB

Introduksi Pengembangan Swadaya

Batasan

Jumlah Pelayanan IB/ tahun

(dosis)

S/C

CR (%)

300

>3

50

600

2-3

70

>1000

<2

80

Kriteria

1. Waktu Pelaksanaan IB

2. Wilayah

3. Jumlah Akseptor

(ekor/ tahun/inseminator)

4. Cakupan Wilayah Binaan

(ekor/tahun)

5. Populasi Akseptor IB (%)

6. Sumber Dana

<5 tahun SP-IB <100

1.800

<10

100%

APBN

5-10 tahun SP-IB

100 - 400

3.600

50

APBN & APBD

10 tahun SP-IB >400

7.200

80

100 %

Peternak/

Koperasi

Agar pelaksanaan IB dapat memberikan hasil yang maksimal perlu

memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Page 22: PEDOMAN TEKNIS PENYEDIAAN SEMEN BEKU, TENAGA TEKNIS … · Berdasarkan hal tersebut di atas disusun Petunjuk Teknis yang dapat ... mencakup pemetaan kebutuhan petugas teknis IB, penyiapan

17

2. Tolak Ukur Keberhasilan Pelaksanaan IB

Untuk menilai keberhasilan pelaksanaan IB pada SP-IB/Pos IB di tingkat

Kabupaten/Kota, memperhatikan hal-hal sebagai berikut .

Tabel-2. Tolak ukur keberhasilan pelaksanaan IB di SP-IB

Uraian Wilayah Tahapan

Introduksi Pengembangan Swadaya

1. S/C

2. CR (%)

3. Jumlah IB (Dosis)

4. Jumlah akseptor (ekor)

5. Cakupan wilayah binaan

(ekor)

6. Kelahiran /tahun minimal

(ekor)

7. Kasus Reproduksi (%)

8. Keberhasilan penanganan

gangguan reproduksi

(ekor)

9. Waktu Pelaksanaan

penilaian dalam setahun 10. Pelaporan

3-5

50

1.800 600

1.800

480

5-10

>50

6 bulan sekali

Tertib

2-3

70

2.400 1.200 3.600

960

5-10

>50

6 bulan sekali

Tertib

<2

80

3.600 2.400 7.200 1.920

5-10

>50

6 bulan sekali

Tertib

3. Pelaksanaan IB

Agar pelaksanaan IB dapat memberikan hasil yang maksimal perlu

memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Akseptor

Akseptor IB dapat berasal dari ternak yang berkembang di masyarakat

termasuk ternak yang berasal dari bantuan pemerintah baik dana

APBN/APBD maupun ternak yang berada di perusahaan. Akseptor IB

disamping yang berada di wilayah yang sudah berjalan pelaksanaan IB, juga

dapat berasal dari ternak di wilayah yang IB belum berjalan atau kegiatan

pembiakannya dilakukan melalui kawin alam.

b. Pelayanan IB

Pelayanan IB pada daerah yang sudah berjalan/berkembang pelayanan IB

nya, seperti pada wilayah/daerah IB swadaya, pengembangan dan introduksi

pelaksanaannya mengacu kepada pelaksanaan IB secara regular, dimana

ternak yang terdeteksi birahi dapat langsung di lakukan IB dan ternak yang

sudah di IB sebelumnya dapat dilakukan pemeriksaan kebuntingan.

Sedangkan ternak sudah tiga (3) kali di IB namun tidak menunjukkan adanya

kebuntingan, ternak tersebut dilaporkan kepada tim penanganan ganguan

reproduksi untuk dilakukan pemeriksaan.

Page 23: PEDOMAN TEKNIS PENYEDIAAN SEMEN BEKU, TENAGA TEKNIS … · Berdasarkan hal tersebut di atas disusun Petunjuk Teknis yang dapat ... mencakup pemetaan kebutuhan petugas teknis IB, penyiapan

18

Untuk memaksimalkan pelaksanaan IB agar semua ternak betina produktif

yang ada dapat di IB perlu di bentuk tim pelaksana di tingkat

Provinsi/Kabupaten/Kota, tim tersebut secara terpadu melaksanakan IB PKb

dan melakukan pencatatam status ternak, identitas ternak dan pemilik ternak

serta membuat surat keterangan status ternak (SKSR). Pada prinsipnya

teknologi IB dapat digunakan untuk aspek pembibitan (mutu genetik) dan

aspek produksi.

1) Pelayanan Inseminasi Buatan (IB) untuk Pembibitan

Pelaksanaan IB pada wilayah pembibitan tujuannya untuk peningkatan

produktivitas yang dapat dilakukan melalui permurnian dan/atau

persilangan dalam rangka pembentukan breed baru melalui

pengembangan sapi asli dan sapi lokal.

Penggunaan semen beku pada wilayah ini didasarkan atas pewilayahan

sumber bibit sebagaimana telah ditetapkan sebagai wilayah sumber

bibit sapi asli seperti Sapi Bali di Provinsi Bali, Sapi Madura di Pulau

Sapudi dan kegiatan pembibitan pada Kabupaten/Kota terpilih dan pada

daerah tersebut tidak diperkenankan penggunaan semen beku bangsa

lain.

Untuk keperluan tersebut perlu diterapkan prinsip-prinsip perbibitan

seperti perkawinan yang diatur, sistim pencatatan (recording), seleksi

dan culling, dan sertifikasi.

2) Pelaksanaan Inseminasi Buatan IB pada wilayah produksi

Pelaksanaan IB pada wilayah Produksi tujuannya untuk peningkatan

produksi melalui pengembangan sapi asli, sapi lokal dan sapi

persilangan.

Berbagai bangsa sapi yang telah mulai dicoba dan diperkenalkan di

lapangan dengan mempersilangkannya dengan sapi-sapi lokal dan

kerbau antara lain : Sapi Bali, Sapi Madura, Sapi Aceh, Sapi Pesisir,

Sapi Onggole, Sapi Brahman, Sapi Simmental, Sapi Limousin, Sapi

Angus, Sapi Brangus, Sapi Friesian Holstein. Sedangkan bangsa kerbau

antara lain kerbau Murrah, kerbau Lumpur. Kebijakan persilangan antara

sapi asli dengan bangsa Bos Taurus (Simental, Limousin, Angus) hanya

di perkenankan untuk tujuan dipotong.

c. Penggunaan dan Penanganan (Handling)Semen Beku

Penggunaan semen beku dari satu pejantan IB pada satu lokasi tidak boleh

lebih dari 2 tahun agar tidak terjadi inbreeding. Mengenai kualitas semen

beku dari pejantan-pejantan IB menjadi tanggung jawab Balai Inseminasi

Buatan (BIB) Pusat dan Balai Inseminasi Buatan Daerah (BIBD) karena

berhubungan dengan penerapan sistim pemeliharaan ternak dan penyediaan

pejantan-pejantan IB. Untuk itu penerapan recording system, sangat penting

agar Balai Inseminasi Buatan dapat secepat mungkin menilai kualitas

pejantan-pejantan yang dipergunakan

Page 24: PEDOMAN TEKNIS PENYEDIAAN SEMEN BEKU, TENAGA TEKNIS … · Berdasarkan hal tersebut di atas disusun Petunjuk Teknis yang dapat ... mencakup pemetaan kebutuhan petugas teknis IB, penyiapan

19

Penyimpanan dan pemindahan semen memperhatikan sebagai berikut :

1) Straw (semen beku) yang disimpan dalam container (wadah

penyimpanan) ditempatkan dalam goblet yang alas/dasarnya tertutup

rapih, goblet-goblet ditempatkan dalam canister yang alas/dasarnya

tertutup atau berlubang-lubang. Apabila semen langsung ditempatkan

dalam canister (tanpa goblet), maka harus dipergunakan canister

dengan alas tertutup.

2) Canister (1 s/d 6 buah) ditempatkan dalam container yang berisi

Nitrogen Cair (N2). N2 cair tidak boleh sampai habis menguap karena

dapat menyebabkan semua benih yang tersimpan di dalamnya mati.

Dianjurkan permukaan N2 cair dalam container selalu dijaga agar

seluruh Straw terendam dalam N2 cair.

3) Pemindahan Semen dari satu container ke container lainnya dilakukan

sebagai berikut:

a) Container dimana Straw akan dipindahkan diisi terlebih dahulu

dengan N2 cair dimana canister dan goblet kosong sudah berada di

dalamnya.

b) Tempatkan kedua container sedekat mungkin.

c) Angkat canister sampai ke mulut container dan jepit tangkainya

dengan penjepit (forcep).

d) Pindahkan Straw secepat mungkin dari canister A ke canister B

dengan memakai pinset atau dengan jari yang bersarung tangan.

Waktu yang dipergunakan untuk pemindahan Straw dari canister A

ke canister B tidak boleh lebih dari 3 detik.

4) Penempatan container sebaiknya pada ruangan khusus yang memiliki

sirkulasi udara dan penerangan yang cukup.

Page 25: PEDOMAN TEKNIS PENYEDIAAN SEMEN BEKU, TENAGA TEKNIS … · Berdasarkan hal tersebut di atas disusun Petunjuk Teknis yang dapat ... mencakup pemetaan kebutuhan petugas teknis IB, penyiapan

20

d. Organisasi kegiatan Inseminasi Buatan

Gambar alur dari organisai Kegiatan pada Inseminasi Buatan

Page 26: PEDOMAN TEKNIS PENYEDIAAN SEMEN BEKU, TENAGA TEKNIS … · Berdasarkan hal tersebut di atas disusun Petunjuk Teknis yang dapat ... mencakup pemetaan kebutuhan petugas teknis IB, penyiapan

21

e. Satuan Pelayanan Inseminasi Buatan (SP-

IB)

Page 27: PEDOMAN TEKNIS PENYEDIAAN SEMEN BEKU, TENAGA TEKNIS … · Berdasarkan hal tersebut di atas disusun Petunjuk Teknis yang dapat ... mencakup pemetaan kebutuhan petugas teknis IB, penyiapan

22

BAB IV

PENUTUP

Pedoman ini dibuat dalam rangka mendukung Upaya Khusus Percepatan

Peningkatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting atau Upsus SIWAB tahun 2017,

sehingga secara operasional kegiatan terkait dapat terlaksana denganbaik sehingga

target upsus siwab tahun 2017 dapat tercapai.

Page 28: PEDOMAN TEKNIS PENYEDIAAN SEMEN BEKU, TENAGA TEKNIS … · Berdasarkan hal tersebut di atas disusun Petunjuk Teknis yang dapat ... mencakup pemetaan kebutuhan petugas teknis IB, penyiapan

23

Lampiran-1

Stock Semen Beku Tahun 2016 dari B/BIB/D yang Tersertifikasi

LSPro

NO RUMPUN BIB NASIONAL BIB DAERAH JUMLAH

SINGOSARI LEMBANG JATENG KALSEL BALI

A SAPI POTONG

1 LIMOSIN 703,821 1,100,000 3,830 12,804 1,820,455

2 SIMENTAL 305,283 1,100,000 10,918 3,844 1,420,045

3 BRAHMAN 69,082 160,000 15,187 2,067 246,336

4 ANGUS 99,445 70,000 169,445

5 BALI 137,942 43,000 16,887 60,000 257,829

6 MADURA 143,198 39,000 182,198

7 ONGOLE 25,013 60,000 8,332 93,345

8 PO 272,351

272,351

9 PASUNDAN 1,800 1,800

10 JALITENG (BANTENG CROS)

18,200 18,200

11 GALEAN 1,193 1,193

12 WAGYU 996 996

JUMLAH 2,840,573 2,573,800 302,286

43,934 5,820,593

SAPI PERAH

1 FH 2,355,675 545,000 166,127

3,066,802

KERBAU

1 KERBAU 1,942 1,942

TOTAL 5,196,248 3,118,800 468,413 45,876 8,889,337

Page 29: PEDOMAN TEKNIS PENYEDIAAN SEMEN BEKU, TENAGA TEKNIS … · Berdasarkan hal tersebut di atas disusun Petunjuk Teknis yang dapat ... mencakup pemetaan kebutuhan petugas teknis IB, penyiapan

24

Lampiran-2

Target Produksi Semen Beku Tahun 2017 dari B/BIB/D

Tersertifikasi LSPro

NO RUMPUN BIB NASIONAL BIB DAERAH

JUMLAH SINGOSARI LEMBANG JATENG KALSEL BALI

A SAPI POTONG

1 LIMOSIN 540,000 550,000 120,000 15,500 1,225,500

2 SIMENTAL 240,000 600,000 300,000 8,000 1,148,000

3 BRAHMAN 75,000 180,000 36,000 4,500 295,500

4 ANGUS 55,500 82,500

138,000

5 BRANGUS 5,000

5,000

6 BALI 260,000

40,500 150,000 450,500

7 ACEH

20,000

20,000

8 MADURA 80,000 50,000

130,000

9 ONGOLE 82,500 175,000

257,500

10 PO

105,000 7,500 112,500

11 PASUNDAN

6,000

6,000

JUMLAH 1,338,000 1,663,500 561,000 76,000 3,638,500

SAPI PERAH

1 FH 585,000 154,500 18,000

757,500

KERBAU

1 KERBAU

18,000

4,000 22,000

TOTAL 1,923,000 1,836,000 579,000 80,000 150,000 4,568,000

Lampiran-3

Stock Semen Beku Tahun 2016 dari BIBD Supporting

NO RUMPUN BIB DAERAH

JUMLAH JAMBI SUMUT SUMBAR KALTIM BENGKULU SULUT DIY NTB LAMPUNG SULTRA SUMSEL

A SAPI POTONG

1 LIMOSIN 9000 910 1000 10435 30 1156 21345

2 SIMENTAL 325 9000 39577 3000 47570 400 15280 99147

3 BRAHMAN 2000 500 1147 1000 5000 23243 1800 26494 32890

4 ANGUS 5000 5000

6 BALI 760 2000 7500 14320 7000 584 154747 1500 3500 65 31404

8 MADURA 1000 1000

9 ONGOLE 1236 5800 1236

10 PO 13000 200 555 20506 34261

Page 30: PEDOMAN TEKNIS PENYEDIAAN SEMEN BEKU, TENAGA TEKNIS … · Berdasarkan hal tersebut di atas disusun Petunjuk Teknis yang dapat ... mencakup pemetaan kebutuhan petugas teknis IB, penyiapan

25

JUMLAH

41,000

48,687 16,022 12,000

6,820

101,754

226283

SAPI PERAH

1 FH 7000 425 7425

KERBAU

1 KERBAU 300 300

TOTAL

48,000 48,987 16,022 12,000 7,245

101,754

9,530 3,500 42,995 234,008

Lampiran-4

Target Produksi Semen Beku Tahun 2017 dari BIBD Supporting

NO RUMPUN BIB DAERAH JUMLAH

SUMUT KALTIM SUMBAR BENGKULU DIY

A SAPI POTONG

1 LIMOSIN 1000 10000 3000 5000 19,000

2 SIMENTAL 1000 64000 4000 10000 79,000

3 BRAHMAN 1500 10000 1000 7500 20,000

6 BALI 8,000 10,000 9,000 27,000

10 PO 1000 500 4000 7500 13,000

JUMLAH 3,000 10,000 98,000 17,000 30,000 158,000

KERBAU

1 KERBAU 500 2000 2,500

TOTAL 3,500 10,000 100,000 17,000 30,000 160,500

Page 31: PEDOMAN TEKNIS PENYEDIAAN SEMEN BEKU, TENAGA TEKNIS … · Berdasarkan hal tersebut di atas disusun Petunjuk Teknis yang dapat ... mencakup pemetaan kebutuhan petugas teknis IB, penyiapan

26

Lampiran: 5

DATA KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN PETUGAS TEKNIS IB 2016

No. Kabupaten/Kota

Jumlah Inseminator PKB ATR

Kebutuhan Tersedia Kekurangan Kebutuhan Tersedia Kekurangan Kebutuhan Tersedia Kekurangan

1 JAWA TIMUR 1547 1322 225 647 586 61 319 319 0

2 JAWA TENGAH

960

785

175

405 390 15 264 264 0

3 LAMPUNG 425 425 0 204 200 4 69 65 4

4 BALI 316 235 81 114 62 52 66 22

44

5 JAWA BARAT

443

368

75

210

197

13

127

122

5

6 D.I. YOGYAKARTA 162 139 23 139 90 49 98 77 21

7 DKI JAKARTA

8 SULAWESI SELATAN

1.033 1006

27 345 254 91 203 121 82

9 SUMATERA UTARA

297

271

26

102

100

2

67

52

15

10 SUMATERA BARAT

271

271

-

167

167

-

93

85

8

11 SUMATERA SELATAN

246

243

3

104

84

20

58

30

28

12 RIAU

146

145

1

67

67

-

63

61

2

13 KALIMANTAN BARAT 104 104 0 68 66 2 45 42 3

14 JAMBI

152

116

36

127

54

73

-

-

-

15 KALIMANTAN SELATAN

174

156

18

100

78

22

70

48

22

16 BENGKULU 91 91 0 56 56 0 21 8 13

17 KALIMANTAN TIMUR 87 64 23 53 24 29 32 14 17

18 KALIMANTAN TENGAH 144 82 62 131 48 83 94 27 67

19 KEPULAUAN RIAU

15

15 0 8

8

0

4

2

2

20 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 31 31 0 22 22 0 18 18 0

21 NUSA TENGGARA TIMUR

34

47

-

23

-

-

20

-

-

22 NUSA TENGGARA BARAT

260

260

-

140

136

4

49

18

23 ACEH

135

135

-

66

52

14

43

28

15

24 SULAWESI TENGAH 86 83 3 41 25 16 32 26 6

25 SULAWESI TENGGARA

67

66

1

33

29

4

27

20

7

26 GORONTALO

74

74 0 33

32

1

18

19 0

27 SULAWESI UTARA

59

41

18

24

17

7

19

15

4

28 SULAWESI BARAT

76

76 0

34

30

4

23

21 2

29 PAPUA

19

19 0

12

11

1

15

13

2

30 MALUKU

32

32 0 14

8

6

9

2

7

31 MALUKU UTARA

49

48 1

27

26

1

17

16

1

32 PAPUA BARAT

29

23

6

16

8

8

14

1

13

33 BANTEN

34

29

5

23

21

2

12

9

3

34 KALIMANTAN UTARA 46 42 4 39 25 14 27 10 17

Jumlah

7.645

6.844

814

3.594

2.973

598

1.987

1.606

427

Page 32: PEDOMAN TEKNIS PENYEDIAAN SEMEN BEKU, TENAGA TEKNIS … · Berdasarkan hal tersebut di atas disusun Petunjuk Teknis yang dapat ... mencakup pemetaan kebutuhan petugas teknis IB, penyiapan

27

Lampiran : 6

SILABUS BIMTEK INSEMINATOR PADA TERNAK SAPI/KERBAU

No.

Mata Pelajaran

Isi Materi

Waktu (jam)

T P&D Jumlah

I 1.

2.

3.

II

1.

2.

3.

4.

5.

MATERI PENUNJANG Kebijakan Nasional Pengembangan IB pada ternak Sapi dan Kerbau Mendukung Upsus SIWAB Organisasi Kegiatan IB

Kebijakan Produksi dan Distribusi Semen Beku

MATERI POKOK

Anatomi dan Fisiologi Reproduksi Ternak Fisiologi Kebuntingan Pengenalan Berahi Teknik IB

Aplikasi Inseminasi Buatan di Indonesia

Pencatatan Kegiatan IB

Uraian tentang kebijakan pengembangan IB pada ternak Sapi dan Kerbau di Indonesia Uraian tentang Organisasi IB dan Pembinaan Kelompok Tani (KPP-IB) Uraian tentang kebijakan produksi mani beku Uraian tentang anatomi dan fisologi reproduksi ternak sapi dan kerbau jantan dan betina Uraian tentang proses terjadinya kebuntingan, dan kelahiran Uraian tentang tanda-tanda berahi dan ketepatan waktu melakukan inseminasi Uraian tentang teknik IB dengan mani beku, pengenalan alat, Uraian tentang sejarah, tata cara IB dan faktor-faktor yang mempengarihi kegagalan dan keberhasilan pelaksanaan IB di Indonesia

Uraian tentang tata cara pencatatan, cara pengisian, perhitungan hasil IB dan pelaporan

2

2

3

4

4 4 3

2

2

3

2

2 2

3

4

4 4 3 5 4

Page 33: PEDOMAN TEKNIS PENYEDIAAN SEMEN BEKU, TENAGA TEKNIS … · Berdasarkan hal tersebut di atas disusun Petunjuk Teknis yang dapat ... mencakup pemetaan kebutuhan petugas teknis IB, penyiapan

28

6.

7.

III

1.

2.

Penanganan Semen Beku

Pengenalan Kebuntingan dan Gangguan Reproduksi Ternak PRAKTEK Praktek IB di RPH

Praktek IB di Lapangan

Uraian tentang tata cara penanganan mani beku (handling), identifikasi mani beku dan penyimpanannya

Uraian tentang tanta-tanda kebuntingan, diagnosa kebuntingan, kelainan dan gangguan reproduksi Melaksanakan praktek Inseminasi Buatan pada ternak sapi/kerbau dengan mani beku Melaksanakan praktek IB dengan mani beku dilapangan dengan bimbingan Petugas Inseminator

3

64

48

3

64

48

Jumlah Jam Pelajaran @ 45 menit 43 117 160

Prosentase (%) 26,8 73,2

Page 34: PEDOMAN TEKNIS PENYEDIAAN SEMEN BEKU, TENAGA TEKNIS … · Berdasarkan hal tersebut di atas disusun Petunjuk Teknis yang dapat ... mencakup pemetaan kebutuhan petugas teknis IB, penyiapan

29

Lampiran : 7

SILABUS BIMTEK PEMERIKSAAN KEBUNTINGAN (PKB)

DAN ASISTEN TEKNIS REPRODUKSI (ATR) PADA TERNAK

SAPI/KERBAU

No. Mata Pelajaran Isi Materi Waktu (jam)

T P&D Jumlah

I

1.

2.

3.

II

1.

2.

3.

MATERI PENUNJANG

Kebijakan Nasional

Pengembangan IB pada ternak

Sapi dan Kerbau Mendukung

Upsus SIWAB

Organisasi Kegiatan IB

Penyuluhan

MATERI POKOK

Anatomi dan Fisiologi

Reproduksi Ternak

Fisiologi Kebuntingan dan

Kebidanan

Diagnosa Kebuntingan

Pencatatan Kegiatan IB

Uraian tentang kebijakan

pengembangan IB pada ternak Sapi

dan Kerbau di Indonesia dan Upsus

SIWAB

Uraian tentang Organisasi IB (SP-IB)

dan Pembinaan Kelompok Tani (KPP-

IB)

Uraian tentan metoda penyuluhan yang

digunakan dalam kegiatan IB

Uraian tengtang anatomi dan fisologi

reproduksi ternak sapi dan kerbau

jantan dan betina serta anomali

reproduksi

Uraian tentang proses terjadinya

kebuntingan, dan kelahiran serta tata

cara pertolongan kelahiran

Uraian tentang tanda-tanda

kebuntingan, tata cara dan metoda

diagnosa kebuntingan pada ternak

Uraian tentang tata cara pencatatan,

2

2

2

4

4

4

2

3

2

2

2

4

4

4

5

Page 35: PEDOMAN TEKNIS PENYEDIAAN SEMEN BEKU, TENAGA TEKNIS … · Berdasarkan hal tersebut di atas disusun Petunjuk Teknis yang dapat ... mencakup pemetaan kebutuhan petugas teknis IB, penyiapan

30

4.

5.

III

1.

2.

Penyakit/Gangguan Reproduksi

dan Penanggulangannya

Terapi Hormonal, penggunaan

Atibiotika dan Antifungi

PRAKTEK

Praktek di RPH

Praktek Lapangan

cara pengisian, perhitungan hasil IB dan

pelaporan

Uraian tentang jenis-jenis penyakit

reproduksi, penyebab, cara penularan,

gejala klinis, penanggulangan dan

pencegahannya

Uraian tentang tata cara pengobatan

menggunakan preparat hormonal,

antibiotika dan anti fungi

Melaksanakan praktek ekprolasi rektal

pada ternak sapi/kerbau di RPH dalam

keadaan normal, bunting atau ada

kelainan

Melaksanakan praktek ekprolasi rektal

pada ternak sapi/kerbau di Lapangan

dalam keadaan normal, bunting atau

ada kelainan

4

3

32

48

4

3

32

48

Jumlah Jam Pelajaran @ 45 menit 27 83 110

Prosentase (%) 24,5 75,5