pelaksanaan pemantauan keanekaragaman hayati … · pelaksanaan pemantauan keanekaragaman hayati...

18

Click here to load reader

Upload: lamphuc

Post on 02-Mar-2019

327 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI … · PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI ... C. Metode Survei atau Pengambilan Data 1. ... yaitu Burung-Burung di Sumatera,

LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA

SEMESTER I TAHUN 2016 1

PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

SEMESTER I TAHUN 2016

A. Lokasi

Lokasi ORF (Onshore Receiving Facilities) dan Landfall berada pada kondisi lingkungan

yang hampir sama. Namun, bedanya pada lokasi ORF jauh dari lingkungan laut. Sedangkan

pada lokasi landfall dekat dengan lingkungan laut. Kondisi lingkungan pada area pengamatan

ORF berupa daratan memanjang yang dikelilingi oleh beberapa tambak. Kondisi saat

pengamatan relatif sepi, tidak ada aktivitas manusia. Sedangkan, pada area pengamatan

landfall merupakan area pertambakan yang lebih luas dibandingkan pada area ORF. Pada

area pengamatan landfall sering dijumpai aktivitas masyarakat sekitar memasuki area

pertambakan untuk memancing atau mengecek tambak pribadi dengan menggunakan sepeda

motor dan sepeda.

B. Alat dan Bahan

Peralatan dan bahan yang digunakan dalam kegiatan pemantauan keanakeragaman hayati

diantaranya adalah:

- Binokuler (teropong)

- Kamera DSLR Canon 600D dengan Canon tele lens 55-250 mm

- Kompas

- Buku panduan identifikasi satwa liar dan vegetasi

- Alat tulis

- Catatan atau lembar pengamatan

- Jam tangan digital

- GPS (Global Positioning System)

- Roll meter

C. Metode Survei atau Pengambilan Data

1. Pengumpulan Data Keanekaragaman Flora

Page 2: PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI … · PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI ... C. Metode Survei atau Pengambilan Data 1. ... yaitu Burung-Burung di Sumatera,

LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA

SEMESTER I TAHUN 2016 2

Metode yang digunakan dalam analisis vegetasi survei keanekaragaman hayati kali ini

adalah metode point-centered quarter. Metode ini tidak menggunakan petak contoh (plotless)

dan umumnya digunakan dalam analisis vegetasi tingkat pohon, tiang, atau pancang.

Parameter yang digunakan adalah frekuensi, kerapatan, dan dominansi. Jumlah individu

dalam suatu area dapat ditentukan dengan kerapatan dan dominansi. Jumlah individu dalam

suatu area dapat ditentukan dengan mengukur jarak individu tumbuhan dengan titik sampling.

Titik sampling merupakan titik dalam garis transek. Pada titik tersebut dibagi empat kuadran

yang masing-masing kuadran terdapat individu tumbuhan jarak terdekat dengan titik

sampling.

Pada area ORF, ditentukan transek sepanjang 500 m dengan 10 titik sampling. Antar

titik sampling berjarak 50 m. Pada lokasi landfall, ditentukan transek sepanjang 2 km yang

ditentukan 20 titik sampling. Antar titik sampling berjarak 100 m. Setelah itu, ditentukan

pohon yang terdekat dari titik pusat pada masing-masing kuadran dan diukur jarak pohon ke

titik pusat serta diukur diameter pohon tersebut setinggi dada. Pengambilan data di luar

transek pengamatan dilakukan dengan metode Visual Encounter Survey (VES). Pengambilan

data dilakukan pada pukul 08.00 – 09.00 di area ORF, sedangkan di area landfall dilakukan

pada pukul 09.00 – 12.00.

2. Pengumpulan Data Keanekaragaman Fauna

a) Pengamatan Burung

Pada pengamatan dilakukan inventarisasi jenis-jenis burung air yang dijumpai di

setiap titik pengambilan data. Inventarisasi bertujuan untuk mendapatkan data

keanekaragaman dan jumlah individu jenis burung di lokasi penelitian. Selain itu, dilakukan

deskripsi lokasi penelitian berdasarkan cuaca dan kondisi saat pengambilan data, serta

inventarisasi vegetasi.

Inventarisasi jenis burung air dilakukan dengan cara pengamatan menggunakan

teropong binokular dan/atau teropong monokular. Pengamatan ini dilakukan pada pagi hari

sekitar pukul 06.30-08.00 WIB di kawasan ORF dan jam 06.30 – 09.00 di area landfall.

Page 3: PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI … · PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI ... C. Metode Survei atau Pengambilan Data 1. ... yaitu Burung-Burung di Sumatera,

LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA

SEMESTER I TAHUN 2016 3

Pengambilan data dilakukan menggunakan metode line transect dengan berjalan

sepanjang jalur pengamatan tanpa ditentukan titik pengamatan. Dilakukan pengamatan dan

identifikasi jenis burung air yang dijumpai pada lokasi penelitian. Pengamatan meliputi ciri

morfologi (bentuk dan warna tubuh, paruh, kaki, dan bulu) burung yang diamati, lokasi

perjumpaan dengan burung, jumlah burung yang teramati, aktivitas burung, arah terbang

burung, dan waktu perjumpaan. Identifikasi jenis burung menggunakan buku panduan

pengamatan burung di lapangan, yaitu Burung-Burung di Sumatera, Jawa, Bali, dan

Kalimantan (MacKinnon dkk., 2010).

b) Pengamatan Reptilia dan Insekta/Serangga

Pengumpulan data reptilia, dan insekta dilakukan dengan menggunakan metode penghitungan

secara visual (visual encounter survey/VES) pada transek pengamatan sepanjang 2 km pada

area ORF dan 1 km pada area landfall. Pengumpulan data dilakukan pada pagi hari sekitar

pukul 06.30-08.00 WIB di kawasan ORF dan jam 06.30 – 09.00 di area landfall. Data yang

dicatat meliputi jenis yang dijumpai dan jumlah individu setiap jenis yang dijumpai.

D. Metode Pengolahan Data

1. Komposisi dan Struktur Vegetasi

Parameter-parameter dalam analisis vegetasi

a. Jarak rata-rata individu pohon ke titik pengukuran ( d )

�̅� = 𝑑1 + 𝑑2 + ⋯ + 𝑑𝑛

𝑛

b. Luas rata-rata pohon (A)

A = �̅�2

c. Luas total area plot (S)

S = 𝐴 𝑥 𝑛

10.000

Page 4: PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI … · PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI ... C. Metode Survei atau Pengambilan Data 1. ... yaitu Burung-Burung di Sumatera,

LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA

SEMESTER I TAHUN 2016 4

d. Kerapatan total seluruh jenis (Ks)

Ks = n / S

e. Kerapatan

𝐾𝑀 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠(𝑖)

𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑝𝑙𝑜𝑡

𝐾𝑅 = 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑀𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 (𝑖)

𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑥 100%

2. Indeks Keanekaragaman (untuk fauna)

H’= -Σpi ln pi

H’ = indeks keanekaragaman Shannon

Pi = ni/N, perbandingan antara jumlah individu spesies ke-i dengan

jumlah total individu,

ni = jumlah suatu jenis

N = jumlah total individu

Tabel tingkat keanekaragaman dianalisis berdasarkan kriteria Lee et al., (1978), yaitu :

Nilai H’ Keterangan

H’ ≥ 3.0 Sangat tinggi

2.0 ≤ H’ < 3.0 Tinggi

1.5 ≤ H’ < 2.0 Sedang

1.0 ≤ H’ < 1.5 Rendah

H’ < 1.0 Sangat rendah

Page 5: PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI … · PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI ... C. Metode Survei atau Pengambilan Data 1. ... yaitu Burung-Burung di Sumatera,

LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA

SEMESTER I TAHUN 2016 5

HASIL PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

A. Flora

1. Flora di area Onshore Receiving Facilities/ORF

Pada jalur atau transek pengamatan yang berdekatan dengan pipa gas, terdapat 7 jenis

pohon yang teridentifikasi, yaitu nyamplung (Calophyllum inophyllum), akasia (Acacia

mangium), mangga (Mangifera indica), kelapa (Cocos nucifera), trembesi (Albizia saman),

weru (Albizia procera), dan kelor (Moringa oleifera). Jenis pohon yang paling banyak

dijumpai pada jalur pengamatan adalah akasia. Akasia (Acacia mangium) merupakan salah

satu jenis pohon akasia yang diprioritaskan sebagai salah satu jenis tanaman Hutan Tanaman

Industri (HTI) dan rehabilitasi lahan karena sifatnya yang cepat tumbuh dan dapat tumbuh

dalam berbagai kondisi lingkungan. Kerapatan relatif terbanyak adalah jenis akasia (48,6%).

Kerapatan relatif jenis nyamplung (11,45%), mangga (5,72%), kelapa (5,72%), trembesi

(8,59%), kelor (8,59%), dan weru (11,45%). Di dekat pipa gas juga terdapat lahan

pertambakan yang didominasi oleh jenis pohon pisang (Musa paradisiaca) dan di sekitar

lahan tambak banyak ditumbuhi rumput-rumput berjenis Ischaemum sp., Cyperus sp., dan

Polytrias sp.

2. Flora di area landfall

Berbeda dengan area ORF, di area landfall terutama yang dekat dengan area pipa gas

didominasi oleh vegetasi mangrove, yaitu api-api (Avicennia sp.) dan bakau (Rhizopora sp.).

Tinggi pohon kedua jenis tersebut yang berada di jalur pengamatan sekitar 1 – 5 m dengan

diameter batang sekitar 4 – 12 cm, sedangkan pohon mangrove kedua jenis tersebut yang

berada di dekat pipa gas tergolong mangrove muda yang memiliki tinggi sekitar 30 cm – 2 m

dengan diameter batang sekitar 1 – 3 cm. Selain itu terdapat pula jenis mangrove buta buta

(Excoecaria sp.) dan Bruguiera sp. Kerapatan relatif terbanyak adalah jenis mangrove api-api

(Avicennia sp.) yaitu sebesar 50,12%. Kerapatan relatif bakau (36,33%), Bruguiera sp.

(6,26%), dan buta buta (7,51%).

B. Fauna

1. Fauna di area Onshore Receiving Facilities/ORF

Penelitian atau pengamatan terhadap fauna ditujukan untuk mendapatkan gambaran

keadaan satwa liar yang ada di area ORF (Onshore Receiving Facilities) dan landfall, baik

dari segi jumlah individu, jenis spesies, dan vegetasi atau habitat yang dimanfaatkan oleh

fauna darat. Hal ini dikarenakan kehadiran satwa liar sangat berguna bagi bio indikator

lingkungan. Banyak fauna darat yang memanfaatkan suatu tempat untuk berlindung, mencari

makan, dan bersarang. Keberadaan satwa liar juga dipengaruhi atau ditentukan oleh keadaan

habitat yang ada pada suatu tempat.

Page 6: PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI … · PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI ... C. Metode Survei atau Pengambilan Data 1. ... yaitu Burung-Burung di Sumatera,

LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA

SEMESTER I TAHUN 2016 6

Di daerah ORF (Onshore Receiving Facilities) terdapat ekosistem darat dan ekosistem

pertambakan. Pada ekosistem darat, terdapat beberapa jenis pohon yang tumbuh di sekitar

area ORF (Onshore Receiving Facilities). Selain itu, terdapat jenis rerumputan. Sedangkan

pada ekosistem pertambakan, terdapat tanaman pisang (Musa paradisiaca) dan ilalang-

ilalang (± 1,5-2 meter). Dengan kondisi demikian, masih dapat dijumpai satwa liar berupa

jenis burung (aves), reptil, dan insekta.

a) Insekta/Serangga

Tercatat sebanyak tujuh spesies insekta di area ORF (Onshore Receiving Facilities).

Jenis yang paling banyak dijumpai adalah capung jenis Brachythemis contaminata (sering

kali disebut dengan capung sayap oranye) sebanyak 83 individu dan kupu-kupu jenis Zizina

otis sebanyak 53 individu. Kedua jenis tersebut sering kali dijumpai berkelompok dan

terbang rendah di sekitar tumbuhan bawah atau rumput-rumputan, namun juga terkadang

hinggap pada tumbuhan yang ada di tengah tambak, seperti teratai (Nymphaea).

Dapat dilihat pada Tabel 1, tiga jenis insekta telah dievaluasi oleh IUCN dan masuk

dalam kategori Least Concern atau masih dalam risiko keterancaman rendah. Semua jenis

insekta yang dijumpai tidak dilindungi Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999. Indeks

keanekaragaman insekta pada area ORF sebesar 1,31 yang menunjukkan bahwa tingkat

keanekaragaman insekta rendah.

Tabel 1. Jenis-jenis insekta/serangga yang dijumpai di area ORF

No. Nama latin Nama Inggris Nama

lokal/Indonesia PP IUCN

1. Ischnura elegans Common Bluetail Capung jarum - Least Concern

2. Augochlora pura Sweat Bee Lebah keringat - -

3. Zizina otis Lesser Grass Blue - - -

4. Brachythemis

contaminata Common Amberwing

Capung sayap

oranye - Least Concern

5. Delias hyparete Painted Jezebel - - -

6. Vespa tropica Greater Banded Hornet Tebuan - -

7. Orthetrum sabina Slender Skimmer Capung badak - Least Concern

Tabel 2. Jumlah individu dan indeks keanekaragaman insekta di ORF

No Spesies

Jumlah ni/N ln ni/N Nama Latin Nama Indonesia

1 Ischnura elegans Capung jarum 20 -0,2502

2 Augochlora pura Lebah keringat 3 -0,07062

3 Zizina otis - 53 -0,36274

4 Brachythemis

contaminata

Capung sayap

oranye 83

-0,35162

5 Delias hyparete - 4 -0,08747

6 Vespa tropica Tebuan 3 -0,07062

7 Orthetrum sabina Capung badak 6 -0,11706

Total spesies 7

Page 7: PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI … · PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI ... C. Metode Survei atau Pengambilan Data 1. ... yaitu Burung-Burung di Sumatera,

LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA

SEMESTER I TAHUN 2016 7

Total individu 172

H’ (indeks keanekaragaman) 1,31

b) Reptil

Dijumpai dua jenis reptil yang terdapat di area ORF, yaitu kadal kebun (Eutropis

multifasciata) dan biawak air (Varanus salvator). Kadal kebun sering kali dijumpai berada di

rerumputan baik di tempat terbuka maupun yang terlindung pepohonan. Hal tersebut

kemungkinan berkaitan dengan tempat tersedianya makanan baginya, yaitu serangga, cacing,

maupun kodok kecil. Biawak air sering kali dijumpai di dalam tambak atau badan air lainnya

seperti rawa-rawa, rawa-rawa bakau, tepi pantai, atau saluran air yang menuju sungai. Hal

tersebut juga kemungkinan berkaitan dengan makanannya yaitu kepiting, ikan, kodok, dan

ular yang banyak tersedia di tempat-tempat tersebut.

Dapat dilihat pada Tabel 2, hanya Varanus salvator yang telah dievaluasi oleh IUCN

dan masuk kategori Least Concern atau dalam risiko keterancaman rendah. Kedua jenis reptil

yang dijumpai tidak dilindungi oleh Peraturan pemerintah Nomor 7 tahun 1999. Indeks

keanekaragaman reptil pada area ORF sebesar 0,63 yang menunjukkan bahwa tingkat

keanekaragaman sangat rendah.

Tabel 3. Jenis-jenis herpetofauna yang dijumpai di area ORF

No. Nama latin Nama Inggris

Nama

lokal/Indone

sia

PP IUCN

1. Eutropis

multifasciata

East Indian Brown

Mabuya

Kadal kebun - -

2. Varanus salvator Common Water

Monitor

Biawak air - Least Concern

Tabel 4. Jumlah individu dan indeks keanekaragaman herpetofauna di ORF

No Spesies

Jumlah ni/N ln ni/N Nama Latin Nama Indonesia

1 Eutropis multifasciata Kadal kebun 5 0,241

2 Varanus salvator Biawak air 2 0,358

Total spesies 2

Total individu 7

H’ (indeks keanekaragaman) 0,63

c) Aves/Burung

Selama pengamatan di daerah ORF (Onshore Receiving Facilities) tercatat 88

individu burung dari 23 spesies burung. Dari jumlah spesies burung yang dicatat, dapat

dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu burung air dan burung non-air.

Page 8: PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI … · PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI ... C. Metode Survei atau Pengambilan Data 1. ... yaitu Burung-Burung di Sumatera,

LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA

SEMESTER I TAHUN 2016 8

Dari total spesies yang tercatat, sebanyak delapan spesies yang termasuk kelompok

burung air, seperti: Blekok Sawah (Ardeola speciosa), Kuntul Kecil (Ardeola garzetta),

Kuntul Perak (Egretta intermedia), dan Itik Benjut (Anas gibberifrons). Sebanyak 15 spesies

burung termasuk kelompok burung non-air, seperti: Walet Sapi (Collocalia esculenta),

Perenjak padi (Prinia inornata), Bondol Jawa (Lonchura leucogastroides), Raja Udang Biru

(Alcedo coerulescens), dan Cabai Jawa (Dicaeum trochileum).

Dari 23 spesies burung yang tercatatat, terdapat beberapa jenis burung yang

memiliki frekuensi perjumpaan tertinggi, yaitu: Blekok sawah (Ardeola speciosa) sebanyak

18 individu. Kemudian, Walet sapi (Collocalia esculenta) sebanyak 13 individu. Perenjak

padi (Prinia inornata) dan Bondol Jawa (Lonchura leucogastroides) tercatat sebanyak tujuh

individu di area ORF. Kerakbasi ramai (Acrocephalus stentoreus) tercatat enam individu.

Blekok sawah (Ardeola speciosa) sering dijumpai sedang mencari makan di tepian tambak,

tengger, dan terbang di sekitar area pengamatan. Blekok sawah (Ardeola speciosa)

merupakan jenis burung yang mudah dijumpai di lahan tambak. Walet sapi (Collocalia

esculenta) merupakan jenis burung kosmopolit sehingga jenis ini juga mudah dijumpai baik

di lahan tambak maupun di lahan lainnya.

Dapat dilihat pada Tabel 3, terdapat enam jenis burung yang dilindungi oleh

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999, yaitu Kuntul kecil, Kuntul

perak, Kuntul besar, Cekakak suci, Dara laut kecil, dan Raja udang biru. Terdapat satu jenis

burung yang status keterancamannya berada dalam status hampir terancam atau Near

Threatened menurut IUCN, yaitu Itik benjut. Dua puluh dua jenis burung lainnya berada

dalam risiko keterancaman yang masih rendah atau masih melimpah di alam (Least Concern).

Indeks keanekaragaman burung di area ORF sebesar 2,66 yang menunjukkan bahwa tingkat

keanekaragaman burung di area tersebut cukup tinggi dan dapat pula disimpulkan bahwa

lingkungan yang ada dapat mendukung keberlangsungan hidup jenis-jenis burung tersebut.

Tabel 5. Jenis-jenis burung di area ORF

No. Nama Latin Nama

lokal/Indonesia

Nama Inggris PP IUCN

(2016)

1. Collocalia esculenta Walet sapi Glossy swiftlet - Least

Concern

2. Geopelia striata Perkutut jawa Zebra Dove - Least

Concern

3. Lalage nigra Kapasan kemiri Pied Triller - Least

Concern

4. Prinia inornata Perenjak padi Plain Prinia - Least

Concern

5. Ardeola speciosa Blekok sawah Javan Pond-heron - Least

Concern

6. Lonchura

leucogastroides

Bondol jawa Javan Munia - Least

Concern

7. Pycnonotus goiavier Merbah cerukcuk Yellow-vented

Bulbul

- Least

Concern

8. Egretta garzetta Kuntul kecil Little Egret Least

Concern

Page 9: PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI … · PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI ... C. Metode Survei atau Pengambilan Data 1. ... yaitu Burung-Burung di Sumatera,

LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA

SEMESTER I TAHUN 2016 9

9. Merops philipinus Kirik-Kirik Laut Blue-tailed Bee-eater - Least Concern

10. Alcedo coerulescens Raja Udang Biru Cerulean Kingfisher Least

Concern

11. Acrocephalus

stentoreus

Kerakbasi ramai Clamorous Reed-

warbler

- Least

Concern

12. Gerygone sulphurea Remetuk Laut Golden-bellied

Gerygone

- Least

Concern

13. Hirundo tahitica Layang-layang batu Pacific Swallow - Least

Concern

14. Spilopelia chinensis Tekukur Biasa Eastern Spotted

Dove

- Least

Concern

15. Amaurornis

phoenicurus

Kareo padi White-breasted

Waterhen

- Least

Concern

16. Egretta intermedia Kuntul perak Intermediate Egret Least

Concern

17. Dicaeum trochileum Cabai Jawa Scarlet-headed

Flowerpecker

- Least

Concern

18. Ardea purpurea Cangak Merah Purple Heron - Least

Concern

19. Sterna albifrons Dara Laut Kecil Little Tern Least

Concern

20. Pycnonotus

aurigaster

Cucak kutilang Sooty-headed Bulbul - Least

Concern

21. Todiramphus

sanctus

Cekakak suci Sacred Kingfisher Least

Concern

22. Egretta alba Kuntul Besar Great White Egret Least

Concern

23. Anas gibberifrons Itik Benjut Sunda Teal - Near

Threatened

Tabel 6. Jumlah individu dan indeks keanekaragaman aves di ORF

No Spesies

Jumlah ni/N ln ni/N Nama Latin Nama Indonesia

1 Collocalia esculenta Walet sapi 13 -1,917

2 Geopelia striata Perkutut jawa 2 -3,816

3 Lalage nigra Kapasan kemiri 3 -3,381

4 Prinia inornata Perenjak padi 7 -2,538

5 Ardeola speciosa Blekok sawah 18 -1,589

6 Lonchura

leucogastroides Bondol jawa 7 -2,538

7 Pycnonotus goiavier Merbah cerukcuk 1 -4,509

8 Egretta garzetta Kuntul kecil 5 -2,882

9 Merops philipinus Kirik-Kirik Laut 3 -3,381

10 Alcedo coerulescens Raja Udang Biru 4 -3,101

11 Acrocephalus

stentoreus Kerakbasi ramai 6 -2,688

Page 10: PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI … · PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI ... C. Metode Survei atau Pengambilan Data 1. ... yaitu Burung-Burung di Sumatera,

LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA

SEMESTER I TAHUN 2016 10

12 Gerygone sulphurea Remetuk Laut 3 -3,381

13 Hirundo tahitica Layang-Layang

Batu 1 -4,509

14 Streptopelia chinensis Tekukur Biasa 1 -4,509

15 Amaurornis

phoenicurus Kareo padi 1 -4,509

16 Egretta intermedia Kuntul perak 3 -3,381

17 Dicaeum trochileum Cabai Jawa 1 -4,509

18 Ardea purpurea Cangak Merah 1 -4,509

19 Sterna albifrons Dara Laut Kecil 2 -3,816

20 Pycnonotus

aurigaster Cucak kutilang 2 -3,816

21 Todirhamphus

sanctus Cekakak suci 1 -4,509

22 Egretta alba Kuntul Besar 1 -4,509

23 Anas gibberifrons Itik Benjut 2 -3,816

Total spesies 23

Total individu 88

H’ (indeks keanekaragaman) 2,66

2. Fauna di area landfall

Area pengamatan selanjutnya adalah di area landfall. Area ini merupakan area

pertambakan dimana banyak sekali jenis pohon bakau di tepian tambak dan sekitar pipa-pipa

gas. Selain itu, juga terdapat jenis tumbuhan semak. Selama pengamatan sering dijumpai

orang-orang yang keluar masuk area pertambakan untuk memancing atau nambak. Area ini

berbatasan dengan laut dan lebih luas jika dibandingkan dengan area pengamatan pada ORF

(Onshore Receiving Facilities).

a) Insekta/Serangga

Dijumpai empat spesies insekta di area landfall. Jenis yang paling banyak dijumpai

adalah kumbang jenis Paederus fuscipes atau yang sering disebut dengan tomcat, yaitu

sebanyak 4 individu. Selain itu, dijumpai kupu-kupu jenis Nymphula depunctalis yang sering

kali diangap sebagai hama bagi petani dan sering dijumpai hinggap di rerumputan. Jenis

serangga di area landfall yang juga dijumpai di area ORF adalah capung jenis Brachythemis

contaminata dan capung jarum jenis Ischnura elegans.

Dapat dilihat pada Tabel 4, terdapat dua jenis insekta yang telah dievaluasi oleh IUCN

dan masuk dalam kategori Least Concern yang berarti masih dalam risiko keterancaman yang

rendah atau melimpah di alam. Indeks keanekaragaman insekta pada area landfall sebesar

1,07 yang menunjukkan bahwa tingkat keanekaragaman insekta rendah dan lingkungan

kurang sesuai untuk keberlangsungan hidup insekta.

Tabel 7. Jenis-jenis insekta/serangga yang dijumpai di area landfall

Page 11: PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI … · PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI ... C. Metode Survei atau Pengambilan Data 1. ... yaitu Burung-Burung di Sumatera,

LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA

SEMESTER I TAHUN 2016 11

No. Nama latin Nama Inggris Nama

lokal/Indonesia PP IUCN

1. Ischnura elegans Common Bluetail Capung jarum - Least Concern

2. Brachythemis

contaminata Common Amberwing

Capung sayap

oranye - Least Concern

3. Nymphula

depunctalis Rice Caseworm

Hama putih - -

4. Paederus fuscipes Rove Beetle Kumbang

jelajah/Tomcat - -

Tabel 8. Jumlah individu dan indeks keanekaragaman insekta di landfall

No Spesies

Jumlah ni/N ln ni/N Nama Latin Nama Indonesia

1 Ischnura elegans Capung jarum 1 -0,27799

2 Brachythemis

contaminata

Capung sayap

oranye 1

-0,27799

3 Nymphula depunctalis Hama putih 1 -0,27799

4 Paederus fuscipes Kumbang

jelajah/Tomcat 4

-0,31978

Total spesies 4

Total individu 7

H’ (indeks keanekaragaman) 1,07

b) Reptil

Dijumpai tiga jenis reptil yang terdapat di area landfall, yaitu jenis ular air bakau

(Fordonia leucobalia), ular bandotan tutul (Xenochrophis melanozostus), dan biawak air

(Varanus salvator) yang dijumpai muncul di permukaan air di tambak pada saat pemantauan.

Dapat dilihat pada Tabel 5, ketiga jenis reptil yang dijumpai tidak dilindungi oleh

Peraturan pemerintah Nomor 7 tahun 1999, namun ketiganya telah dievaluasi oleh IUCN dan

termasuk dalam kategori Least Concern yang berarti masih cukup melimpah di alam. Indeks

keanekaragaman reptil pada area landfall sebesar 0,63 yang menunjukkan bahwa tingkat

keanekaragaman sangat rendah.

Tabel 9. Jenis-jenis herpetofauna yang dijumpai di area landfall

No. Nama latin Nama Inggris Nama

lokal/Indonesia PP IUCN

1. Fordonia leucobalia White-bellied

Freshwater Snake

Ular air bakau - Least Concern

2. Xenochrophis

melanozostus

Javan Keelback Water

Snake

Ular bandotan

tutul - Least Concern

3. Varanus salvator Common Water

Monitor

Biawak air - Least Concern

Page 12: PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI … · PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI ... C. Metode Survei atau Pengambilan Data 1. ... yaitu Burung-Burung di Sumatera,

LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA

SEMESTER I TAHUN 2016 12

Tabel 10. Jumlah individu dan indeks keanekaragaman herpetofauna di landfall

No Spesies

Jumlah ni/N ln ni/N Nama Latin Nama Indonesia

1 Fordonia leucobalia Ular air bakau 1 0,230

2 Xenochrophis

melanozostus

Ular bandotan

tutul 1 0,230

3 Varanus salvator Biawak air 8 0,178

Total spesies 3

Total individu 10

H’ (indeks keanekaragaman) 0,63

c) Aves/Burung

Selama pengamatan, tercatat sebanyak 232 individu burung dari 31 spesies burung.

Dari 33 spesies burung yang tercatat dapat dikelompokkan berdasarkan habitatnya, yaitu:

burung air dan burung non-air. Burung air yang tercatat selama pengamatan sebanyak 13

spesies burung, seperti: Dara laut kumis (Chlidonias hybrida), Kowak malam kelabu

(Nycticorax nycticorax), Pecuk padi hitam (Phalacrocorax sulcirostris), Blekok sawah

(Ardeola speciosa). Sedangkan, burung non-air yang tercatat sebanyak 18 spesies burung,

seperti: Remetuk laut (Gerygone sulphurea), Tekukur biasa (Streptopelia chinensis), dan

Cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster).

Dari total spesies burung yang tercatat, terdapat beberapa spesies burung yang

memiliki frekuensi perjumpaan tertinggi, yaitu: Dara laut kumis sebanyak 50 individu. Pecuk

padi hitam tercatat sebanyak 21 individu. Selain itu, Blekok sawah tercatat sebanyak 19

individu. Hal ini dapat disebabkan karena keberadaan sumber pakan yang melimpah, seperti

ikan yang ada di dalam tambak. Jenis-jenis tersebut sering dijumpai saat beraktivitas seperti:

tengger, mencari makan, berenang, dan terbang. Kelompok burung dara laut dalam jumlah

cukup banyak juga dijumpai bertengger di atas tonggak-tonggak dekat pipa gas.

Dapat dilihat pada Tabel 6, terdapat delapan jenis burung yang dilindungi oleh

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999, yaitu Kuntul kecil, Kuntul

besar, Cekakak suci, Cekakak sungai, Dara laut kecil, Kipasan belang, Burung madu sriganti,

dan Raja udang biru. Terdapat satu jenis burung yang status keterancamannya berada dalam

status hampir terancam atau Near Threatened menurut IUCN, yaitu Itik benjut. Tiga puluh

jenis burung lainnya berada dalam risiko keterancaman yang masih rendah atau masih

melimpah di alam (Least Concern). Indeks keanekaragaman burung di area landfall sebesar

2,84 yang menunjukkan bahwa tingkat keanekaragaman burung di area tersebut cukup tinggi

dan dapat pula disimpulkan bahwa lingkungan yang ada dapat mendukung keberlangsungan

hidup jenis-jenis burung tersebut.

Page 13: PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI … · PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI ... C. Metode Survei atau Pengambilan Data 1. ... yaitu Burung-Burung di Sumatera,

LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA

SEMESTER I TAHUN 2016 13

Tabel 11. Jenis-jenis burung di area landfall

No. Nama Latin Nama

lokal/Indonesia

Nama Inggris PP IUCN

1 Collocalia

esculenta Walet sapi

Glossy Swiftlet - Least Concern

2 Geopelia striata Perkutut Jawa Zebra Dove - Least Concern

3 Lalage nigra Kapasan kemiri Pied Triller - Least Concern

4 Prinia inornata Perenjak padi Plain Prinia - Least Concern

5 Ardeola speciosa Blekok sawah Javan Pond-heron - Least Concern

6 Lonchura

punctulata Bondol peking

Scaly-breasted

Munia

- Least Concern

7 Pycnonotus

goiavier Merbah cerukcuk

Sooty-headed

Bulbul

- Least Concern

8 Egretta garzetta Kuntul kecil Little Egret Least Concern

9 Merops philipinus Kirik-kirik laut Blue-tailed Bee-

eater

- Least Concern

10 Alcedo

coerulescens Raja udang biru

Cerulean

Kingfisher

Least Concern

11 Rhipidura

javanica Kipasan belang

Pied Fantail Least Concern

12 Gerygone

sulphurea Remetuk laut

Golden-bellied

Gerygone

- Least Concern

13 Hirundo tahitica Layang-layang batu Pacific Swallow - Least Concern

14 Streptopelia

chinensis Tekukur biasa

Eastern Spotted

Dove

- Least Concern

15 Phalacrocorax

sulcirostris Pecuk padi hitam

Little Black

Cormorant

- Least Concern

16 Nycticorax

nycticorax

Kowak malam

kelabu

Black-crowned

Night-heron

- Least Concern

17 Butorides striata Kokokan laut Green-backed

Heron

- Least Concern

18 Ardea purpurea Cangak merah Purple Heron - Least Concern

19 Sterna albifrons Dara laut kecil Little Tern Least Concern

20 Pycnonotus

aurigaster Cucak kutilang

Yellow-vented

Bulbul

- Least Concern

21 Todiramphus

sanctus Cekakak suci

Sacred Kingfisher Least Concern

22 Egretta alba Kuntul besar Great White Egret Least Concern

23 Anas gibberifrons Itik benjut Sunda Teal - Near

Threatened

24 Chlidonias

hybrida Dara laut kumis

Whiskered Tern - Least Concern

25 Nectarinia

jugularis

Brurung madu

sriganti

Olive-backed

Sunbird

Least Concern

26 Gallinula

chloropus Mandar batu

Common Moorhen - Least Concern

27 Chlidonias

leucopterus

Dara laut sayap

putih

White-winged Tern - Least Concern

28 Tachybaptus Titihan Australia Australasian Grebe - Least Concern

Page 14: PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI … · PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI ... C. Metode Survei atau Pengambilan Data 1. ... yaitu Burung-Burung di Sumatera,

LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA

SEMESTER I TAHUN 2016 14

novaehollandiae

29 Artamus

leucorhynchus Kekep babi

White-breasted

Woodswallow

- Least Concern

30 Dendrocopos

macei Caladi ulam

Fulvous-breasted

Woodpecker

- Least Concern

31 Todiramphus

chloris Cekakak sungai

Collared Kingfisher Least Concern

Tabel 12. Jumlah individu dan indeks keanekaragaman burung di landfall

No Spesies

Jumlah ni/N ln ni/N Nama Latin Nama Indonesia

1 Collocalia esculenta Walet sapi 7 -0,105

2 Geopelia striata Perkutut jawa 4 -0,07

3 Lalage nigra Kapasan kemiri 6 -0,094

4 Prinia inornata Perenjak padi 6 -0,094

5 Ardeola speciosa Blekok sawah 19 -0,204

6 Lonchura punctulata Bondol peking 16 -0,184

7 Pycnonotus goiavier Merbah cerukcuk 3 -0,056

8 Egretta garzetta Kuntul kecil 2 -0,04

9 Merops philipinus Kirik-Kirik Laut 1 -0,023

10 Alcedo coerulescens Raja Udang Biru 3 -0,056

11 Rhipidura javanica Kipasan belang 3 -0,056

12 Gerygone sulphurea Remetuk Laut 14 -0,169

13 Hirundo tahitica Layang-Layang

Batu 4 -0,07

14 Streptopelia chinensis Tekukur Biasa 11 -0,144

15 Phalacrocorax

sulcirostris Pecuk Padi Hitam 21 -0,217

16 Nycticorax nycticorax Kowak Malam

Kelabu 11 -0,144

17 Butorides striatus Kokokan Laut 4 -0,07

18 Ardea purpurea Cangak Merah 1 -0,023

19 Sterna albifrons Dara Laut Kecil 2 -0,04

20 Pycnonotus

aurigaster Cucak kutilang 6 -0,094

21 Todirhamphus

sanctus Cekakak suci 3 -0,056

22 Egretta alba Kuntul Besar 5 -0,082

23 Anas gibberifrons Itik Benjut 6 -0,094

24 Chlidonias hybridus Dara Laut Kumis 50 -0,33

25 Nectarinia jugularis Brurung Madu

Sriganti 1 -0,023

26 Gallinula chloropus Maandar batu 1 -0,023

27 Chlidonias

leucopterus

Dara Laut Sayap

putih 5 -0,082

28 Tachybaptus

novaehollandiae Titihan Australia 5 -0,082

Page 15: PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI … · PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI ... C. Metode Survei atau Pengambilan Data 1. ... yaitu Burung-Burung di Sumatera,

LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA

SEMESTER I TAHUN 2016 15

29 Artamus

leucorhynchus Kekep Babi 8 -0,116

30 Caladi 1 -0,023

31 Todirhamphus chloris Cekakak Sungai 3 -0,056

Total spesies 31

Total individu 232

H’ (indeks keanekaragaman) 2,84

Page 16: PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI … · PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI ... C. Metode Survei atau Pengambilan Data 1. ... yaitu Burung-Burung di Sumatera,

LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA

SEMESTER I TAHUN 2016 16

Lampiran 1. Dokumentasi saat pengambilan data

Page 17: PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI … · PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI ... C. Metode Survei atau Pengambilan Data 1. ... yaitu Burung-Burung di Sumatera,

LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA

SEMESTER I TAHUN 2016 17

Lampiran 2. Dokumentasi beberapa flora dan fauna yang dijumpai saat pengamatan

Cocos nucifera daun Acacia mangium

Fauna

Delias hyparete Eutropis multifasciata

Todiramphus sanctus

Page 18: PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI … · PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI ... C. Metode Survei atau Pengambilan Data 1. ... yaitu Burung-Burung di Sumatera,

LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA

SEMESTER I TAHUN 2016 18