pelaksanaan pembelajaran mata diklat …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT KEWIRAUSAHAAN DALAM
MENUMBUHKEMBANGKAN MINAT BERWIRAUSAHA
SISWA DI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR
SKRIPSI
Oleh:
INDRI MARIASTUTI
NIM K 7408102
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT KEWIRAUSAHAAN DALAM
MENUMBUHKEMBANGKAN MINAT BERWIRAUSAHA
SISWA DI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR
Oleh:
INDRI MARIASTUTI
NIM K 7408102
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus
Pendidikan Administrasi Perkantoran
Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Indri Mariastuti. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT
KEWIRAUSAHAAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN MINAT
BERWIRAUSAHA SISWA DI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR. Skripsi,
Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Juli 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan di SMK Negeri 1 Karanganyar, (2) Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan di SMK Negeri 1 Karanganyar, (3) Upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala yang timbul dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan di SMK Negeri 1 Karanganyar.
Bentuk penelitian yang digunakan adalah kualitatif, sedangkan metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan strategi tunggal terpancang. Sumber data yang digunakan terdiri dari informan, tempat dan peristiwa, dan dokumen. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampel bertujuan (purposive sampling) dan teknk bola salju (snowball smpling). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi langsung, dan dokumentasi. Untuk mengukur validitas data digunakan triangulasi sumber dan metode. Teknik analisis data menggunakan analisis interaktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan dilaksanakan sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan, melalui kegiatan belajar mengajar dan melalui kegiatan praktek kewirausahaan, (2) Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan di SMK Negeri 1 Karanganyar antara lain adanya perubahan kurikulum, adanya anggapan siswa yang menganggap mata diklat kewirausahaan hanya mata diklat pelengkap, suasana belajar yang kurang menyenangkan, kurangnya sumber belajar siswa (3) Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan di SMK Negeri 1 Karanganyar antara lain inovasi pembelajaran, mengubah pandangan siswa mengenai mata diklat kewirausahaan, pemilihan metode pembelajaran yang menarik, dan peminjaman buku pelajaran di perpustakaan. Kata kunci : pelaksanaan, mata diklat kewirausahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Indri Mariastuti. THE IMPLEMENTATION OF ENTREPRENEURSHIP LEARNING TO DEVELOP THE ENTREPRENEURSHIP INTERESTS OF STUDENTS OF SMK NEGERI 1 KARANGANYAR. Thesis, Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University of Surakarta: July 2012.
This study purposed to: (1) determine the implementation of entrepreneurship
learning in SMK Negeri 1 Karanganyar; (2) determine the constraints faced in the implementation of entrepreneurship learning in SMK Negeri 1 Karanganyar, (5) determine the efforts made to overcome the constrains in the implementation of entrepreneurship learning in SMK Negeri 1 Karanganyar.
The research form is qualitative, whereas the method used is descriptive method with a fixed single strategy. The data source used includes the informant, places and events, and documents. Sampling technique used was purposive sampling and snowball sampling technique. Data collection techniques used was interviews, direct observation, and documentation. To measure the data validity used triangulation of sources and methods. Data analyzing techniques are using interactive analysis.
The results showed that (1) The implementation of entrepreneurship learning is implemented in accordance with the educational unit curriculum, through teaching and learning activities and through the entrepreneurship practice, (2) The constraints encountered in implementation of entrepreneurship learning in SMK Negeri 1 Karanganyar, among others, the curriculum change, the students’ perception that consider entrepreneurship course only as complementary course, the less pleasant learning atmosphere, students lack of study resources (3) Efforts made to overcome the constraints of the implementation of entrepreneurship learning in SMK Negeri 1 Karanganyar includes learning innovation, changed the students’ views about entrepreneurship courses, an selection of interesting teaching methods and borrowing the textbooks in the library. Keywords: implementation, entrepreneurship course
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
Itulah orang- orang yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan itu
pulalah orang- orang yang beruntung
(QS. Al Baqarah : 5)
Sesungguhnya, sesudah kesulitan ada kemudahan (Al Insyirah: 6)
Jadikanlah dirimu sebagai lautan luas, apapun kejadian itu harus
diterima dengan tawakal dan dengan iman yang tebal
(TC, De Graff, MA)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Seiring rasa syukur kehadirat Allah SWT
Kupersembahkan karya ini teruntuk :
1. Bapak dan Ibu tercinta atas semua cinta, do’a,
motivasi dan kasih sayangnya
2. Adik- adikku (Irfan & Ady) tersayang
3. Teman istimewa, yang telah memberi perhatian dan
motivasi
4. Sahabatku (Wulan, Mella, Dita, Arum, Dinda, Iin,
Neny) yang telah membantu dan memberi semangat
dalam hidupku
5. Teman- teman semua yang telah membantu dalam
penelitian
6. Rekan- rekan PAP ’08
7. Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
serta hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi
persayarata untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Selama penulisan skripsi ini mulai dari awal sampai akhir, banyak sekali pihak yang
membantu hingga skripsi ini terselesaikan. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya,
disampaikan terima kasih kepada pihak yang terhormat :
1. Dekan dan para pembantu dekan FKIP UNS yang telah memberikan ijin
mengadakan penelitian.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP UNS yang telah
memberi ijin untuk menyusun skripsi.
3. Ketua dan sekretaris jurusan Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP UNS
yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi.
4. Ibu Dr. Wiedy Murtini, M.Pd selaku pembimbing I yang sabar memberikan
bimbingan dan pengarahan demi terselesaikannya skripsi ini.
5. Bapak Jumiyanto Widodo, S.Sos, M.Si selaku pembimbing II yang telah
banyak meluangkan waktu dan dengan sabar membimbing peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Ibu Susantiningrum, SE, MAB selaku pembimbing akademik yang telah
membimbing peneliti.
7. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Ekonomi BKK PAP FKIP UNS yang telah
membantu peneliti dalam pembekalan materi untuk penyusunan skripsi ini.
8. Bapak Tenang Pranata S.Pd, M.Pd selaku Kepala Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri 1 Karanganyar yang telah memberikan bantuan dan
bimbingannya.
9. Ibu Palupi dan Ibu Sri Suratmi selaku guru jurusan administrasi perkantoran
yang telah membantu banyak dalam penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
10. Seluruh staff Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Karanganyar yang telah
membantu dalam penelitian.
11. Seluruh siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Karanganyar yang telah
membantu peneliti.
12. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu, yang telah
membanti terselesaikannya penulisan skripsi ini.
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapat imbalan dari Allah
SWT.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan maka
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan. Peneliti harapkan
skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan para pembaca pada
umumnya, serta bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Surakarta, Juli 2012
Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ ii
HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ v
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ vi
HALAMAN MOTTO .................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 5
C. Tujuan penelitian ......................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan .................... 7
1. Kajian Teori………………………………………………... 7
a. Tinjauan Pedidikan Kewirausahaan ................................. 7
b. Tinjauan Minat Berwirausaha .......................................... 8
c. Tinjauan Penyelenggaraan mata diklat kewirausahaan… 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
2. Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................ 27
B. Kerangka berpikir ..................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 35
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian .................................................. 35
C. Data dan Sumber Data ................................................................. 37
D. Teknik Sampling .......................................................................... 39
E. Pengumpulan Data ....................................................................... 39
F. Validitas Data ............................................................................... 41
G. Analisis Data ................................................................................ 42
H. Prosedur Penelitian ...................................................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi/Objek Penelitian ........................................... 45
1. Sejarah SMK Negeri 1 Karanganyar ..................................... 45
2. Lokasi SMK Negeri 1 Karanganyar ...................................... 47
3. Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Karanganyar .................. 50
4. Pembagian Jurusan SMK Negeri 1 Karanganyar ................. 50
B. Deskripsi Temuan Penelitian .................................................... 56
1. Pelaksanaan Pembelajaran Mata diklat kewirausahaan di SMK
Negeri 1 Karanganyar ............................................................ 56
2. Kendala DalamPelaksanaan Pembelajaran Mata Diklat
Kewirausahaa.....................……………………………………..67
3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan
pembelajaran mata diklat kewirausahaan………… ...... ……….71
C. Pembahasan………………………………………………………..74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan ...................................................................................... 81
B. Implikasi ...................................................................................... 83
C. Saran ............................................................................................ 84
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 86
LAMPIRAN .................................................................................................... 88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir .............................................................. 34
Gambar 2. Skema Komponen Analisis Data .................................................... 43
Gambar 3. Skema Prosedur Penelitian ............................................................. 44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Jadwal Penelitian....................................................................................... 88
2. Daftar Pertanyaan Wawancara .................................................................. 89
3. Field Note .................................................................................................. 91
4. Struktur Organisasi ................................................................................... 92
5. Pembagian Tugas Guru dalam Proses Mengajar/Praktik .......................... 93
6. Daftar Inventaris Sekolah…...................................................................... 94
7. Struktur Organisasi Unit Produksi Program Tata Busana………………. 117
8. Silabus Mata diklat Kewirausahaan…………………………………….. 118
9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ......................................................... 125
10. Penelusuran Tamatan SMK Negeri 1 Karanganyar……………………... 153
11. Foto-Foto ................................................................................................... 154
12. Surat Permohonan izin Penyusunan Skripsi ............................................. 156
13. Surat keputusan dekan FKIP tentang Izin Penyusunan Skripsi ................ 157
14. Surat Permohonan Izin Observasi ............................................................. 158
15. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .................................... 159
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bangsa Indonesia merupakan Negara yang sedang berkembang. Untuk
menjadi Negara maju,bangsa Indonesia harus meningkatkan segala sektor yang
berhubungan dengan peningkatan kualitas kesejahteraan rakyat serta menciptakan
citra positif di dunia Internasional. Untuk tujuan itu Negara melakukan pembangunan
di segala bidang dan melakukan pemerataan pembangunan di segala bidang dan
melakukan pemerataan pembangunan di berbagai daerah agar tercipta kesejahteraan
yang merata. Namun berhasil atau tidaknya suatu pembangunan yang dilakukan
tergantung pada sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa itu sendiri.
Indonesia terdapat berbagai bidang usaha yang dapat ditekuni dalam
rangka mencukupi kebutuhan hingga mencapai tingkat kesejahteraan yang
diinginkan, antara lain : bidang agraris, perdagangan, jasa, industry, dan lain
sebagainya. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang
penduduk usia produktif lebih tertarik untuk bekerja dalam bidang industry, namun
sebagian besar pemuda usia produktif hanya bekerja sebagai karyawan. Apabila
dilihat dari segi positifnya sumber daya manusia yang ada telah menerima dan
mengikuti kemajuan teknologi yang ada, namun dari segi negatifnya dapat kita lihat
antara lain: tingginya tingkat urbanisasi dari desa ke kota yang berakibat kurangnya
sumber daya manusia yang ada di desa, meningkatnya angka pengangguran.
Dari tahun ke tahun jumlah kesempatan kerja dengan pencari kerja lebih
banyak orang yang mencari kerja, sehingga bannyak orang yang tidak mendapatkan
kesempatan untuk bekerja. Belakangan ini juga semakin banyak perusahaan-
perusahaan yang mengurangi jumlah karyawan sehingga pengangguran semakin
meningkat. Oleh sebab itu, dalam upaya mengurangi pengangguran tersebut minimal
harus ada perubahan pola pikir masyarakat dari mencari kerja menjadi menciptakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
lapangan kerja. Salah satu cara untuk menciptakan lapangan kerja perlu adanya
semangat wirausaha.
Heidjrachman dalam Alma (2005) mengungkapkan bahwa jumlah
wirausahawan Indonesia masih sedikit dan mutunya belum bisa dikatakan baik. Suatu
pernyataan yang bersumber dari PBB menyatakan bahwa suatu negara akan mampu
membangun apabila memiliki wirausahawan sebanyak 2% dari jumlah penduduknya.
Jadi, jika kita berpenduduk 200 juta jiwa, maka wirausahawannya harus lebih kurang
sebanyak 4 juta. Keberhasilan pembangunan yang dicapai Jepang ternyata di sponsori
oleh wirausahawan yang berjumlah 2% tingkat sedang, berwirausaha kecil sebanyak
20% dari jumlah penduduknya. Inilah kunci keberhasilah Jepang. Apabila negara kita
membutuhkan 3 juta wirausahawan besar dan sedang , maka kita harus mencetak 30
juta wirausahawan kecil. Hal ini merupakan suatu peluang besar bagi para generasi
muda untuk berkreasi, dan mengadu ketrampilan dalam rangka turut berpartisipasi
membangun negara.
Melihat pentingnya kewirausahaan untuk mengurangi pengangguran,
maka tantangan yang dihadapi pendidikan nasional di masa depan cenderung
berkembang menjadi semakin kompleks. Hal ini ditandai dengan semakin pesatnya
ilmu pengetahuan dan teknologi, percepatan liberalisasi ekonomi dan system
perdagangan bebas secara besar-besaran yang diterapkan di berbagai Negara dan
semakin cepat dan mudah untuk memperoleh informasi dan peluang ekonomi
Melihat dari hal tersebut, tersebut maka pemerintah melalui Surat
Keputusan Menteri Departemen Pendidikan Nasional No.5 Tahun 1999 menetapkan
mata pelajaran kewirausahaan adalah kumpulan bahan kajian dan pelajaran yang
mengungkap aneka penerapan, prinsip dan gagasan tentang kewirausahaan, lebih
lanjut menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, fungsi mata pelajaran
kewirausahaan adalah bekal pengetahuan dan ketrampilan, sikap dasar prinsip
pengelolaan usaha agar siswa mampu berwirausaha sesuai bidang keahliannya”. Dari
dasar penetapan di atas maka guru dapat menetapkan kewirausahaan sebagai mata
pelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan, di samping itu kewirausahaan juga sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Mata Kuliah Umum di perguruan tinggi. SMK yang bertujuan melahirkan lulusan
siap kerja, diharapkan juga melahirkan wirausahawan-wirausahawan baru yang
dibekali keahlian sebagai pengembangan dari bakat yang telah dimiliki.
SMK Negeri 1 Karanganyar adalah salah satu sekolah favorit di
Kabupaten Karanganyar. Sekolah tersebut memiliki enam program studi antara lain
Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Pemasaran, Tata Busana, Usaha Perjalanan
Wisata, dan Multimedia. Dalam menumbuhkan minat berwirausaha siswa, pihak
sekolah telah melakukan upaya antara lain mengadakan kegiatan praktek
berwirausaha masuk dalam kurikulum, seperti magang DU/DI di perusahaan-
perusahaan dan dibukanya usaha mini market yang dikelola oleh siswa sendiri.
Berdasarkan studi pendahuluan dan pengalaman selama peneliti
melaksanakan Program Pengalaman Lapangan di SMK Negeri 1 Karanganyar selama
3 bulan, peneliti menemukan informasi bahwa hanya sedikit dari lulusan yang
berwirausaha. Dari lulusan lebih besar jumlah yang bekerja di bidang industri atau
bekerja di tempat orang lain daripada jumlah yang berwirausaha. Menurut
pengamatan peneliti, banyak siswa yang kurang berminat menjadi wirausahawan dan
kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran mata diklat kewirausahaan di sekolah,
karena pembelajaran mata diklat kewirausahaan kurang variatif dan kreatif. Hal itu
terlihat dari jawaban siswa pada saat peneliti bertanya tentang pembelajaran mata
diklat kewirausahaan.
Salah satu upaya untuk meningkatkan jumlah wirausaha adalah melalui
jalur pendidikan. Pendidikan harus mampu berperan aktif menyiapkan sumber daya
manusia terdidik yang mampu menghadapi berbagai tantangan baik local, regional,
nasional maupun internasional. Ia tidak cukup hanya menguasai teori-teori, tetapi
juga mau dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sosial. Pendidikan yang
demikian adalah pendidikan yang berorentasi pada pembentukan jiwa kewirausahaan,
yakni jiwa kreatif untuk mencari solusi dan mengahadapi problema tersebut, jiwa
mandiri serta tidak bergantung pada orang lain. Dengan demikian, lembaga lembaga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
pendidikan harus mempunyai peran dalam menanamkan jiwa kewirausahaan. Dalam
GBPP (Depdiknas, 2004:6) tujuan SMK antara lain:
(1) menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesionalisme, (2) menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, berkompetensi dan mampu mengembangkan diri, (3) menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhn dunia usaha dan industri baik pada saat ini maupun pada saat yang akan datang, (4) menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara produktif, adaptif dan kreatif.
Berdasarkan konteks di atas maka siswa SMK dipersiapkan kelak untuk
memasuki lapangan pekerjaan baik melalui jenjang karir menjadi tenaga kerja di
tingkat menengah maupun menjadi mandiri, berusaha sendiri atau berwirausaha.
Untuk itu siswa SMK perlu dibekali ketrampilan-ketrampilan yang mengarah pada
ketrampilan kerja dan mandiri (berwirausaha).
Dalam kurikulum SMK terdapat mata diklat kewirausahaan. Mata diklat
kewirausahaan tidak diajarkan pada sekolah-sekolah umum. Mata diklat
kewirausahaan diajarkan pada siswa SMK mengingat tujuan utama adalah
menghasilkan lulusan yang akan menempati lapangan pekerjaan maupun
berwirausaha. Pembelajaran mata diklat kewirausahaan diharapkan dapat
menumbuhkembangkan minat berwirausaha siswa. Proses ini dimulai dari
penanaman jiwa wirausaha, menumbuhkan minat berwirausaha kemudian
menumbuhkembangkan melalui program magang dan praktikum. Program mata
diklat kewirausahaan membekali siswa untuk menjadi wirausahawan yang berarti
orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi
baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya serta
mengatur permodalan. Sehingga, diharapkan setelah mendapatkan mata diklat
kewirausahaan dapat semakin meningkat.
Dengan memperhatikan kurangnya minat berwirausaha siswa SMK
Negeri 1 Karanganyar dan pentingnya upaya menumbuhkembangkan minat
berwirausaha di kalangan siswa SMK serta pentingnya peranan wirausaha dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
pembangunan di negara-negara berkembang, oleh karena itu peneliti melakukan
tentang Dampak Mata Diklat Kewirausahaan Dalam Menumbuhkembangkan Minat
Berwirausaha Siswa di SMK Negeri 1 Karanganyar.
B. Rumusan Masalah
Agar masalah dalam suatu penelitian dapat terjawab dengan baik, maka
harus dirumuskan dengan jelas. Sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto
(2002:22) “Agar penelitian dapat dilaksanakan sebaik-baiknya, maka penulis harus
merumuskan masalahnya sehingga jelas darimana harus dimulai, dan dan kemana
harus pergi dengan apa.”
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan di SMK Negeri
1 Karanganyar?
2. Apa kendala pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan di SMK
Negeri 1 Karanganyar?
3. Apa upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan
pembelajaran mata diklat kewirausahaan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2000:15) adalah
“Rumusan kalimat yang menunjukkan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah
penelitian selesai.”
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan di SMK Negeri
1 Karanganyar.
2. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan mata diklat kewirausahaan
di SMK Negeri 1 Karanganyar?
3. Mengetahui upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam
menumbuhkembangkan minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Karanganyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan memberi manfaat dalam rangka
menjawab permasalahan yang diteliti. Selain itu diharapkan mempunyai manfaat
teoritis untuk mengembangkan pengetahuan lebih lanjut dan manfaat praktis dalam
memecahkan masalah yang aktual. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis:
a. Untuk mengkaji secara ilmiah mengenai pelaksanaan pembelajaran mata
diklat kewirausahaan di SMK Negeri 1 Karanganyar.
b. Menambah bahan referensi dan bahan masukan bagi penelitian berikutnya.
2. Manfaat Praktis:
a. Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi pihak sekolah dalam
meningkatkan sistem pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan.
b. Bagi Guru
Sebagai bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan sistem
pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan.
c. Bagi Siswa
Sebagai bahan masukan bagi siswa agar semangat mengikuti
pembelajaran mata diklat kewirausahaan, siap berkompetisi di dunia kerja dan
professional di bidangnya.
d. Bagi Peneliti
Bagi peneliti sebagai persyaratan untuk meraih gelar sarjana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori dan hasil penelitian yang relevan
Dalam penelitian ini peneliti telah melakukan kegiatan kajian teori yang
meliputi kegiatan mencari, membaca, mengevaluasi dan menganalisa teori-teori yang
sesuai dengan permasalahan. Teori adalah sekumpulan data yang tersusun dalam
suatu pemikiran yang memberi jalan kepada penyidik karena mempunyai arti dan
guna (Surachmad, 1980). Jadi dengan teori bisa memberikan sumbangan pemikiran
dalam membahas suatu masalah.
1. Kajian Teori
a. Tinjauan Pendidikan Kewirausahaan
Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak
seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke
dalam dunia nyata secara kreatif. Istilah kewirausahaan berasal dari
terjemahan “Entrepreneurship”, dapat diartikan sebagai “the backbone of
economy”, yang adalah syaraf pusat perekonomian atau pengendali
perekonomian suatu bangsa. Secara epistimologi, kewirausahaan merupakan
suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha atau suatu proses
dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan berbeda. Menurut Zimmerer
(2008), kewirausahaan merupakan penerapan kreativitas dan keinovasian
untuk memecahkan permasalahan dan upaya untuk memanfaatkan peluang
yang dihadapi sehari-hari. Kewirausahaan merupakan gabungan dari
kreativitas, keinovasian dan keberanian menghadapi resiko yang dilakukan
dengan cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
kewirausahaan adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak,
tujuan siasat, kiat dan proses dalam menghadapi tantangan hidup.
Menurut Soemanto (2002) bahwa pendidikan kewirausahaan
berusaha menjawab tantangan guna menjadikan manusia bukan hanya mampu
mencari pekerjaan melainkan untuk mengembangkan sumber daya manusia
yang mampu menciptakan pekerjaan sendiri atau bahkan menyediakan
lapangan pekerjaan bagi orang lain.
Karakteristik wirausaha merupakan bagian dari pendidikan
kecakapan hidup ( life skills). Life skills dalam pendidikan kewirausahaan
adalah interaksi berbagai pengetahuan dan kecakapan yang sangat penting
dimiliki oleh siswa sehingga mereka dapat hidup mandiri sebagai
wirausahawan. Maka empat prinsip penting dalam menjalankan pembelajaran
kewirausahaan sebagai life skills tidak boleh ditinggalkan, yaitu Learning to
know (belajar untuk mengetahui kewirausahaan), learning to do (belajar untuk
melakukan kegiatan wirausaha), learning to be (belajar untuk mempraktekkan
kegiatan wirausaha), and learning to live together (belajar untuk bersama
dengan yang lain dalam interaksi sosial dalam berwirausaha). Belajar
kewirausahaan bukan hanya sekedar mengajari bagaimana siswa dapat
membuat kemudian menjual, melainkan memberikan pengalaman dan
kecakapan langsung bagaimana merancang dan mengelola sebuah usaha
secara utuh.
Kewirausahaan merupakan suatu disiplin ilmu yang perlu
dipelajari. Kemampuan seseorang dalam berwirausaha, dapat dimatangkan
melalui proses pendidikan. Seseorang yang menjadi wirausahawan adalah
mereka yang mengenal potensi dirinya dan belajar mengembangkan
potensinya untuk menangkap peluang serta mengorganisir usahanya dalam
mewujudkan cita-citanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
b. Tinjauan Minat Berwirausaha
1) Pengertian Minat Berwirausaha
Winkel (2004: 188) berpendapat bahwa “minat diartikan
sebagai kecenderungan subjek yang menetap, untuk merasa tertarik pada
bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari
materi itu”. Sedang menurut Slameto (1995: 180) “minat adalah rasa lebih
suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang
menyuruh dan minat pada dasarnya merupakan penerimaan akan sesuatu
hubungan antara lain diri sendiri dengan sesuatu di luar diri, semakin kuat
dan dekat hubungan tersebut maka semakin besar minat yang dimiliki”.
Berdasar pengertian tersebut dapat diketahui bahwa minat merupakan
sesuatu yang ada dalam diri individu yang senantiasa mengiringi setiap
aktivitas seseorang tersebut dalam menekuni bidang yang diminati agar
lebih mudah meraih keberhasilan dalam menggeluti bidang tersebut.
Soemanto (2002) mengungkapkan bahwa “wirausaha” berasal
dari kata wira dan usaha. “wira” berarti berani, utama dan berdiri sendiri.
“usaha” berarti kegiatan untuk memenuhi kebutuhan. Maka istilah
wirausaha dalam arti luas dimaksudkan “keberanian dalam memenuhi
kebutuhan serta memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang
ada pada diri sendiri”. Seorang wirausahawan adalah seorang yang
memiliki kemampuan menempuh usaha dengan segala resiko dan diambil
atau dihadapi dalam perjuangan usahanya mencapai keberhasilan atau
dinyatakan berprestasi.
Berdasarkan pengertian minat dan wirausaha yang telah
diungkap di atas maka dapat diberikan pengertian dari minat
berwirausaha. Minat berwirausaha adalah kombinasi dari perhatian,
keinginan, perasaan senang, ketertarikan, harapan dan kemauan atau
kecenderungan-kecenderungan untuk berbuat atau beraktivitas yang
mengarahkan kepada suatu pilihan bidang kerja wirausaha. Sedang bidang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
kerja yang dimaksud adalah jenis pekerjaan atau usaha yang diciptakan
sendiri secara kreatif dan inovatif dengan mangarahkan seluruh
kemampuan yang dimilikinya yang disertai dengan sikap mental yang
penuh keberanian, kesadaran dan tanggung jawab pada resiko yang
dihadapi.
2) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat
Menurut Suryana (2003: 39) “perilaku kewirausahaan
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor itu adalah hak
kepemilikan (property right/PR), kemampuan/kompetensi
(competency/ability) dan insentif (incentive), sedangkan faktor
eksternalnya meliputi lingkungan (environment)”.
Sedangkan menurut Soemanto (2002) faktor lingkungan yang
mempengaruhi minat kewirausahaan antara lain lingkungan keluarga
seperti cara orang tua mendidik anak, status sosial ekonomi keluarga dan
jenis pekerjaan orang tua, lingkungan sekolah, serta lingkungan
masyarakat.
a) Faktor Intrinsik
Faktor intrinsik adalah faktor yang timbul karena
pengaruh rangsangan dari dalam diri individu itu sendiri. Yang
termasuk faktor-faktor intrinsik antara lain:
(1) Faktor Fisik
Kondisi fisik seseorang sangat berpengaruh terhadap
minat. Orang yang memiliki fisik yang sehat tentu saja akan
berbeda minatnya dibandingkan dengan orang yang lemah dan
badannya tidak sehat. Faktor fisik merupakan faktor pendukung
utama setiap aktivitas yang dilakukan oleh individu karena kondisi
yang sehat akan membuat seseorang bekerja lebih teliti dan cepat
menyelesaikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
(2) Psikis
Faktor psikis yang mempengaruhi minat adalah motif,
perhatian dan perasaan. Menurut Alma (2010: 89) mengungkapkan
motif adalah kebutuhan, keinginan, impuls. Motif dengan kekuatan
yang sangat besarlah yang akan menentukan perilaku seseorang.
Motif yang kuat ini seringkali berkurang apabila telah mencapai
kepuasan ataupun karena menemui kegagalan. Jadi kekuatan motif
dapat berubah karena terpuaskan kebutuhannya dan karena adanya
hambatan.
b) Faktor Ekstrinsik
Faktor lingkungan yang mempengaruhi minat adalah
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
(1) Lingkungan Keluarga
Menurut Soemanto (2002) minat berwirausaha siswa
dipengaruhi oleh lingkungan keluarga seperti cara orang tua
mendidik, suasana rumah, status sosial ekonomi dan jenis
pekerjaan orang tua. Soemanto (2002) mengungkapkan bahwa
minat berwirausaha akan terbentuk apabila keluarga memberikan
pengaruh yang positif terhadap minat tersebut, karena sikap dan
aktivitas sesama anggota keluarga saling mempengaruhi baik
secara langsung maupun tidak langsung. Orang tua yang
berwirausaha dalam bidang tertentu dapat menimbulkan minat
anaknya untuk berwirausaha dalam bidang yang sama.
(2) Lingkungan Sekolah
Soemanto (2002: 138) mengungkapkan bahwa
“lingkungan sekolah memiliki peran dalam menumbuhkan minat
siswa, akan tetapi dalam proses belajar mengajar ternyata faktor-
faktor kebutuhan minat, tujuan, sikap, kemampuan dan bakat dari
masing-masing siswa belum mendapat pelayanan semestinya”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Hisrich-Pettes dalam Alma (2005) berpendapat bahwa pendidikan
formal yang dimiliki seseorang dapat menjadi potensi utama untuk
menjadi wirausaha yang berhasil.
(3) Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat sangat memiliki pengaruh
terhadap minat siswa. Lingkungan yang sangat berpengaruh
terhadap minat siswa antara lain pergaulan dengan teman sebaya,
televisi, surat kabar dan lain-lain. Menurut Soemanto (2002: 190)
“lingkungan masyarakat mempunyai peranan dan tanggung jawab
yang besar di dalam rangka mewujudkan minat seseorang”.
Sedang menurut Suryana (2006) faktor eksternal yang
mempengaruhi minat seseorang adalah faktor lingkungan. Dari
pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa pembentuk watak dan
lingkungan masyarakat memiliki peran yang sangat besar.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi minat ada yang berasal dari dalam diri
individu sendiri (faktor intrinsik) dan ada yag berasal dari luar individu
(faktor ekstrinsik). Faktor ekstrinsik adalah lingkungan dari individu,
antara lain pendidikan yang diperoleh dari keluarga, melihat dari orang tua
atau dari anggota keluarga yang berwirausaha akan memberi gambaran
bagi individu untuk menumbuhkan minatnya. Selain itu, status sosial
ekonomi keluarga dan jenis pekerjaan orang tua. Seorang individu akan
melihat dari keadaan orang tua, keadaan yang berhasil baik akan
menimbukan minat untuk bekerja seperti orang tuanya.
Lingkungan sekolah juga berperan dalam menumbuhkan minat
kewirausahaan dengan adanya pendidikan kewirausahaan. Jadi sebagai
pendidik tugas seorang guru harus mampu menciptakan lingkungan
belajar mengajar yang dapat merangsang siswa untuk belajar agar timbul
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
perasaan senang dan siswa akan termotivasi untuk belajar dan hasil
belajarnya akan maksimal.
Selain lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah,
lingkungan masayarakat juga merupakan faktor yang mempengaruhi
minat berwirausaha. Lingkungan masyarakat yang dimaksud antara lain
teman pergaulan, media informasi dan jenis-jenis pekerjaan masyarakat
tempat tinggalnya. Dari teman pergaulan dapat saling berbagi pengalaman
kewirausahaan, dari pengalaman yang menarik itu akan menimbulkan
minat berwirausaha. Dari media misalnya dari surat kabar atau dari
internet, melalui media tersebut akan diperoleh banyak informasi dan
pengetahuan yang tentang kewirausahaan yang bisa menumbuhkan minat
berwirausaha. Selain dari dua hal tersebut lingkungan masyarakat yang
bisa menumbuhkan minat berwirausaha adalah jenis-jenis pekerjaan
masyarakat tempat tinggal. Kesuksesan berwirausaha dari seorang anggota
masyarakat akan menumbuhkan minat untuk berwirausaha.
3) Indikator Minat
Pada dasarnya minat menurut Winkel (2004) dibagi menjadi
empat unsur pokok yang sangat penting untuk meraih keberhasilan, yaitu:
a) Perasaan Senang
Perasaan senang akan menimbulkan minat, yang diperkuat
dengan sikap yang positif. Perasaan senang siswa bisa ditunjukkan
dengan beberapa hal, misalnya siswa antusias mengikuti pelajaran.
b) Perhatian
Menurut Soemanto (2002: 32) “perhatian adalah pemusatan
tenaga atau kekuatan jiwa tertentu pada objek atau pendayagunaan
kesadaran untuk menyertai aktivitas”. Aktivitas yang disertai dengan
perhatian intensif akan lebih sukses dan prestasinya pun akan lebih
tinggi. Dalam hubungannya dengan perhatian, Oemar Hamalik (2003:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
13) berpendapat bahwa “minat menentukan sukses dan gagalnya
kegiatan seseorang. Kurangnya minat menyebabkan kurangnya
perhatian dan usaha belajar, sehingga menghambat studinya”.
c) Kesadaran
Timbulnya minat dari diri seseorang dapat pula diawali dari
adanya kesadaran bahwa suatu objek itu mempunyai manfaat bagi
dirinya. Kesadaran itu mutlak harus ada dan dengan kesadaran itu pula
seseorang akan mengenai objek yang dirasa ada daya tarik baginya.
Menurut Slameto (2003:180) “Bila seorang siswa sudah menyadari
bahwa belajar merupakan alat untuk mencapai beberapa tujuan yang
dianggapnya penting dan bila siswa melihat bahwa hasil pengalaman
belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar
ia akan berminat untuk mempelajarinya”.
d) Kemauan
Seseorang dapat dikatakan mempunyai minat terhadap
sesuatu apabila seseorang mempunyai kecenderungan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan atau mempunyai kemampuan untuk
mewujudkan tujuan-tujuan yang dikehendaki. Dengan demikian
kemauan tersebut akan mendorong kehendak yang dikenalkan oleh
pikiran dan terarah pada suatu tujuan.
4) Ciri-ciri Wirausaha
Soemanto (1993: 45) mengatakan bahwa ciri-ciri manusia
wirausaha adalah berkepribadian kuat, dan manusia yang berkepribadian
kuat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a) Memiliki moral yang tinggi
b) Memiliki sikap mental wiraswasta
c) Memiliki kepekaan terhadap lingkungan
d) Memiliki ketrampilan wiraswasta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Sedangkan ciri-ciri wirausaha menurut Cahyono (2009) antara lain:
(1) memiliki percaya diri, (2) memilki keberanian, (3) memiliki sikap hidup yang positif, (4) mau belajar dari kesalahan dan kegagalan, (5) mempunyai bakat, kreatif dan imajinatif, (6) memiliki jiwa kepemimpinan, (7) mampu memotivasi diri dan karyawan, (8) mengetahui dasar pengelolaan keuangan.
(1) Memiliki percaya diri
Untuk menjadi wirausahawan sukses harus percaya diri
dalam berusaha, mempunyai keberanian untuk mengambil resiko,
senang menerima tantangan, pantang menyerah dan berkeyakinan diri
yang mantap serta kokoh. Mempunyai semangat dan kemauan yang
kuat untuk mengatasi berbagai kesulitan dan permasalahan sehingga
terhindar dari perasaan takut, cemas dan rendah diri di dalam
berusaha.
(2) Memiliki Keberanian
Keberanian merupakan modal dasar bagi seorang
wirausaha, kitaharus punya keberanian mengambil resiko, tidak takut
membuat kesalahan, dan tidak takut gagal sehingga kita akan lebih
punya keberanian membuka usaha.
(3) Memiliki Sikap Hidup yang Positif
Keberanian dalam membuka usaha membutuhkan tekad,
perencanaan dan sikap hidup yang positif. Sikap hidup yang positif
(added value) yang dibutuhkan oleh pengusaha antara lain
(a) Kerja Keras Kerja keras adalah bekerja keras dalam batas-batas yangjelas sehingga menghasilkan hasil yang optimal dan berkualitas.
(b) Tepat waktu Apapun yang dikerjakan, baik kuantitas maupun kualitasnya haruslah tepat waktu. Pekerjaan di hari ini,tidak akan dikerjakan untuk keesokan harinya.
(c) Emosi terkontrol
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Mampu mengontrol emosi, baik dalam keadaan senang maupun susah, sehingga apapun kebijaksanaan yang diterapkan, arahnya adalah konstruktif.
(d) Pandangan optimis Pandangan optimis sangatlah diperlukan untuk mencapai kesuksesan. Berpikir positif seringkali bertindak sebagai magnet yang ampuh untuk mengundang segala sesuatu yang kita pikirkan untuk terwujud.
(e) Jujur kepada siapapun Kebohongan adalah sumber kegelisahan, karena kalaupun kebohongan itu tidak terbongkar sudah pasti sangat menyiksa batin. Seandainya seandainya kebohongan itu terungkap maka reputasi yang sudah dibangun puluhan tahun sekalipun akan hancur seketika, sekali orang berbuat curang maka orang selamanya tidak akan percaya.
(f) Tepat janji Setiap komitmen atau ungkapan yang kita utarakan kepada rekan bisnis kita seharusnya selalu ditepati dan anggaplah komitmen atau ucapan itu sebagai janji sehingga yang namanya janji adalah hutang dan harus dilunasi.
(g) Moral yang baik Moral yang baik merupakan kunci keberhasilan atas usaha Anda selain daripada pemahaman usaha Anda dan melihat permasalahan secara positif yang tidak membuat Anda menjadi patah semangat namun melihat sebagai peluang dan belajar atas setiap kegagalan.
(4) Mau Belajar Dari Kesalahan dan Kegagalan
Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda, kegagalan itu
justru diperlukan dalam dunia usaha. Karena adanya kegagalan itulah
maka ada kesuksesan atau kemenangan. Karena itu, jangan takut akan
kegagalan dan kesalahan. Kegagalan dan kekalahan dalam berbisnis
adalah pembelajaran meuju kesuksesan.
(5) Mempunyai Bakat, Kreatif dan Imajinatif
Banyak kegagalan terjadi karena kurangnya kreativitas,
kepemimpinan dan pembuatan keputusan yang tepat untuk mencari
solusi yang baik. Kreativitas akan sangat membantu untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
menyesuaikan produk-produk agar dapat diterima oleh pasar dan juga
melihat berbagai peluang dalam membangun usaha.
(6) Memiliki Jiwa Kepemimpinan
Seorang pemimpin yang baik tidak di ukur dari berapa
banyak pengikutnya atau pegawainya, tetapi dari kualitas orang-orang
yang mengikuti serta berapa banyaknya pemimpin-pemimpin baru di
sekelilingnya. Pemimpin yang berhasil dan sukses adalah mereka yang
berani mengambil kesempatan dan untuk menuntaskan pekerjaan,
bukan sekedar perintah anak buah, tetapi yang penting adalah ada
hasil penuntasan pekerjaan.
(7) Mampu Memotivasi Diri dan Karyawannya
Motivasi diri dapat dilakukan dengan cara menanamkan
impian dan menjadikan menjadi kenyataan sehingga yakin dapat
mencapainya. Seorang wirausaha sukses harus memiliki niat,
kemauan, hasrat, gairah, ambisi dan kinginan untuk sukses. Seorang
wirausaha harus berani berpikiran sukses dan berani mengembangkan
kepercayaan diri. Selama ini, banyak dari kita yang tidak memiliki
motivasi untuk meraih sukses, hal itu pula yang menghalangi
kesuksesan mendekati kita.
(8) Mengetahui Dasar Pengelolaan Keuangan
Setiap usaha dari yang paling kecil sekalipun
membutuhkan manajemen yang baik untuk memastikan proses
pemasaran, produksi, distribusi dan penjualan berlangsung dengan
baik. System manajemen yang buruk akan mengakibatkan adanya
biaya yang tidak perlu seperti bahan baku yangterbuang, pekerja yang
tidak produktif karena pengawasan tidak efektif dan daskripsi
Pekerjaan yang tidak jelas, koordinasi dan komunikasi antar pegawai
yang tidak efektif sehingga banyak kepuusan yang terlambat,
perekrutan pegawai yang tidak efektif sehingga banyak pegawai yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
keluar masuk dan membuang banyak waktu dan biaya, pelatihan yang
tidak baik sehngga produktivitas pegawai rendah dan masih banyak
lagi pemasalahan organisasi. Kunci utama mengatur keuangan usaha
adalah disiplin untuk mematuhi presentase yang telah diatur untuk
keuangan usaha dan keluarga. Caranya dengan membedakan
kebutuhan dan keinginan.
Menurut Fadel Muhammad dalam buchari alma (2005 : 45) untuk
menjadi seorang wirausaha, seorang harus memiliki tujuh ciri yang
merupakan identitas yang melekat pada diri seorang wirausaha antara lain:
(1) kepemimpinan, (2) inovasi, (3) cara pengmbilan keputusan, (4) sikap tanggap terhadap perubahan, (5) bekerja ekonomis dan efisien, (6) visi masa depan, (7) sikap terhadap resiko.
(1) Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan faktorutama bagi seorang yang ingin berwira usaha. Dengan keunggulan di bidang kepemimpinan, maka seorang wirausaha akan sangat memperhatikan orientasi pada sasaran, hubungn kerja atau personal dan efektifitas.
(2) Inovasi Inovasi selalu membawa perkembangan dan perubahan ekonomi, yang di maksud bukanlah suatu temuan yang luar biasa, tetapi suatu temuan yang menyebabkan berdayagunanya sumber ekonomi kea rah yang lebih produktif.
(3) Cara pengambilan keputusan Seorang wirausahawan yaknimereka yang cenderung di dominasi oleh otak kanan. Itulah yang mendorong bekerjanya intuisi dan inisiatif seorang wirausaha yang seakan-akan memiliki indra ke enam.
(4) Sikap tanggap terhadap perubahan Sikap tanggap wirausahawan terhadap perubahan relative lebih tinggi dibanding dengan orang. Lain. Setiap perubahan oleh seorang wirausahawan duianggap mengandung peluang yang merupakan masukkan dan rujukan terhadap pengambilan keputusan.
(5) Bekerja ekonomis dan efisien Seorang wirausaha melakukan kegiatanya dengan gaya yang smart (cerdas, pintar dan bijak) bukan bergaya seorang mandor. Ia bekerja ekonomis dan efisien, guna mencapai hasil maksimal.
(6) Visi masa depan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Visi ibarat benang merang yang tidak terlihat yang ditarik sejak awal hingga keadaan yang terakhir. Visi pada hakekatnya merupakan pencerminan komitmen dan konsistensi.
(7) Sikap terhadap resiko Seorang wirausahawan adalah penentu resiko buka panggung resiko, maksudnya adalah mereka yang menetapkan sebuah keputusan, telah memahami secara sadar resiko yang bakal dihadapi, dalam arti resiko itu sudah dibatasi dan terukur. Kemudian muncul resiko itu diperkecil.
Sedang menurut Geoffrey G. Meredith mengemukakan ciri-ciri
dan watak kewirausahaan sebagai berikut:
Tabel Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan
Sumber : Meredith (2003: 5)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri dari wirausahawan
antara lain adalah :
1) Seorang Wirausahawan Harus mau bekerja keras
Kerja keras merupakan modal dasar untuk keberhasilan
seseorang. Apbila ingin menjadi orang yang sukses maka hrus bekerja
keras membanting tulang dalam merintis usahanya. Sikap kerja keras
harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Sebab, bagaimana orang mau
bekerja keras jika disiplin tidak ada.
Ciri-ciri Watak
1. Percaya diri 2. Berorientasi pada
tugas dan hasil 3. Pengambilan resiko
dan suka tantangan 4. Kepemimpinan 5. Keorisinalan 6. Berorientasi kemasa
depan
Keyakinan, ketidakketergantungan, individualitas, dan optimisme. Kebutuhan untuk berprestas, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras mempunyai dorongan kuat, energik dan inisiatif. Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar. Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik. Inovatif dan kreatif serta fleksibel. Pandangan ke masa depan, prespektif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
2) Memiliki rasa percaya diri atau keyakinan
Kita harus memiliki keyakinan diri bahwa kita melakukan
suatu usaha, jangan ragu dan bimbang. Percaya diri diplementasikan dalm
tindakan sehari-hari, melangkah pasti, tekun sabar, tidak ragu-ragu.
3) Berani mengambil resiko
Seorang wirausahawan adalah penentu resiko adalah penentu
buka panggung resiko , maksudnya adalah mereka yang menetapkan
sebuah keputusan, telah memahami secara sadar resiko yang akan
dihadapi.
4) Pandai membuat keputusan
Apabila kita dihadapkan pada alternatif harus memilih, maka
buatlah pertimbangan yang matang. Kumpulkan berbagai macam
informasi, boleh meminta pendapat orang lain, setelah itu ambil keputusan
dan jangan ragu-ragu.
5) Kreatif
Banyak kegagalan terjadi karena kurangnya kreativitas,
kepemimpinan dan pembuatan keputusan yang tepat untuk mencari solusi
yang baik. Kreativitas akan sangat membantu untuk menyesuaikan
produk-produk agar dapat diterima oleh pasar dan juga melihat berbagai
peluang dalam membangun usaha.
6) Kemampuan memimpin
Seorang wirausahawan harus mampu menjadi pemimpin yang
baik, dia memimpin sumberr daya manusia yang berbagai macam
karakternya, dan juga memimpin sumber daya non manusia yang harus
dikelola sebaik-baiknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
c. Tinjauan Penyelenggaraan Mata Diklat Kewirausahaan di Sekolah
Menengah Kejuruan
1) Pengertian Mata Diklat Kewirausahaan
Program diklat kewirausahaan merupakan program diklat yang
diajarkan kepada siswa SMK. Secara umum program diklat ini membekali
siswa untuk menjadi wirausahawan yang berarti orang yang pandai atau
berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru,
menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta
mengatur permodalan. Hal ini sesuai dengan tujuan SMK yakni
mempersiapkan tamatannya untuk bekerja di bidang tertentu maka dari
itu, SMK perlu menyiapkan bidang keahlian yang secara garis besar
program pendidikan dan latihan SMK dibagi menjadi tiga (1999: 8)
meliputi:
a) Program Normatif Program normatif memuat mata pelajaran guna memyiapkan warga Negara Indonesia yang baik.
b) Program Adaptif Program Adaptif menyiapkan pengetahuan sebagai pendukung bidang keahliannya.
c) Program Produktif Program produktif menyiapkan siswa menjadi tenaga yang produktif.
Mata diklat kewirausahaan termasuk dalam program adaptif
yang memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan bagi siswa untuk
lebih menekuni bidang keahliannya. Dalam kurikulum SMK (1999: 5)
“mata diklat kewirausahaan adalah kumpulan bahan kajian dan pelajaran
yang mengungkap aneka penerapan, prinsip dan gagasan tentang
kewirausahaan”. Suryana (2003: 7) mengemukakan bahwa “ilmu
kewirausahaan adalah suatu disiplin lmu yang mempelajari tentang nilai
kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi resiko
yang mungkin terjadi”. Menurut Soemanto (2002) bahwa pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
kewirausahaan berusaha menjawab tantangan guna menjadikan manusia
bukan hanya mampu mencari pekerjaan melainkan untuk mengembangkan
sumber daya manusia yang mampu menciptakan pekerjaan sendiri atau
bahkan menyediakan lapangan pekerjaan bagi orang lain.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat diambil kesimpulan
bahwa mata diklat kewirausahaan adalah salah satu mata diklat yang
diajarkan kepada siswa SMK berkaitan dengan penerapan prinsip-prinsip,
gagasan dan resiko siswa dalam membuat perencanaan usaha atau hal
yang berkaitan dengan dunia usaha.
Berdasarkan silabus SBPP SMK yang dikutip oleh Ating Tedja
Sutrisna (1999: 121) mata diklat kewirausahaan dibagi menjadi topik
sebagai berikut:
a) Tingkat I alokasi waktu 40 jam dengan topik (1) Hakekat kewirausahaan (2) Karakteristik kewirausahaan (3) Kecerdasan emosional (4) Prinsip-prinsip pemotivasian
b) Tingkat II alokasi waktu 40 jam dengan topik (1) Wawasan bisnis (2) Analisa kebutuhan konsumen (3) Menganalisis usaha skala kecil (4) Permodalan usaha (5) Manajemen pergudangan (6) Harga pokok (7) Perpajakan (8) Promosi
c) Tingkat III alokasi waktu 40 jam (1) Proposal usaha (2) Perijinan usaha (3) Menyusun laporan keuangan (4) Studi banding (5) Praktek membuka usaha
Dari silabus tersebut mata diklat kewirausahaan dibagi menjadi
tiga topik. Masing-masing topik dipelajari dengan alokasi waktu 40jam.
Dari pembagian menjadi tiga topik tersebut mata diklat kewirausahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
dapat membekali siswa pengetahuan dan kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotorik.
2) Fungsi dan Tujuan Mata Diklat Kewirausahaan
Menurut kurikulum SMK (1999: 5) “Mata pelajaran
kewirausahaan berfungsi sebagai bekal pengetahuan, ketrampilan, sikap
dasar dan prinsip pengelolaan usaha agar siswa mampu berwirausaha
sesuai dengan bidang keahliannya”.
Menurut Hamalik (2003: 109) mengatakan bahwa “Tujuan
pengajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan
tercapai oleh siswa setelah berlangsung pengajaran”. Berdasarkan
pendapat tersebut, maka tujuan dari Mata Diklat Kewirausahaan adalah
agar siswa:
a) Mampu menjadi pengusaha yang mandiri secara profesional dengan
memanfaatkan situasi, kondisi, peluang, potensi lingkungan serta
keahlian dalam bidangnya.
b) Mampu berperan aktif secara profesional sebagai pengelola usaha.
c) Memiliki sikap kewirausahaan dan etos kerja baik sebagai pelaku
maupun sebagai pimpinan suatu usaha.
Berbekal pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan
kewirausahaan tersebut, maka dapat membentuk jiwa kewirausahaan pada
diri siswa. Soemanto (2002: 74) mengatakan bahwa “Satu-satunya
perjuangan atau cara untuk mewujudkan manusia yang mempunyai moral,
sikap dan ketrampilan wirausaha adalah dengan pendidikan”. Melalui
dunia pendidikan, wawasan individu menjadi luas, lebih percaya diri, bisa
memilih dan mengambil keputusan yang tepat, meningkatkan kreatifitas
dan inovasi, membina moral dan karakter, serta ketrampilan individu
tersebut sehingga akhirnya mampu berdiri sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
3) Pola Pembelajaran Mata Diklat Kewirausahaan di Sekolah
Menengah Kejuruan
Pelaksanaan life skill kewirausahaan di SMK dapat dilaksanakan
melalui pendekatan : 1). reorientasi pembelajaran, 2). pengembangan
budaya sekolah, pengembangan manajemen sekolah dan hubungan
sinergis dengan masyarakat.
Adapun pola pembelajaran kewirausahaan adalah :
a) Pembukaan Wawasan
Pembukaan wawasan dilakukan melalui kegiatan seperti: ceramah,
diskusi, mengundang lulusan SMK yang berhasil, mengundang
wirausahawan yang berada di sekitar sekolah agar menceritakan
keberhasilan dan kegagalan yang pernah mereka alami atau
mengunjungi perusahaan, melalui pengamatan langsung melalui
pemagangan atau studi banding.
b) Penanaman Sikap
Penanaman sikap dilakukan melalui pembiasaan dan pemberanian
melakukan sesuatu. Kadang-kadang harus melalui “tekanan”,
“keterpaksaan” dalam arti positif antara lain dengan cara pemberian
batas waktu (deadline).
c) Pembekalan Teknis
Bertujuan memberi bekal teknis dan bermanfaat bagi perjalanan hidup
anak didik, bukan ilmu yang muluk-muluk.
d) Pembekalan pengalaman awal
Bertujuan mendorong anak didik berani “melangkah”, merasakan
kenikmatan keberhasilan dan belajar dari pahitnya kegagalan.
(Sumarsono, 2009 ).
Agar proses transformasi tersebut berjalan lancar, ada beberapa
syarat yang harus dipenuhi dalam melaksanakan proses pendidikan, antara
lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
a) Adanya hubungan edukatif yang baik antara pendidik dan terdidik.
Hubungan edukatif ini dapat diartikan sebagai suatu hubungan yang
diliputi kasih sayang, sehingga terjadi hubungan yang didasarkan atas
kewibawaan. Hubungan yang terjadi antara pendidik dan peserta didik
merupakan hubungan antara subyek dan subyek.
b) Adanya metode pendidikan yang sesuai. Sesuai dengan kemampuan
pendidik, materi, kondisi peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan
kondisi lingkungan di mana pendidikan tersebut berlangsung.
c) Adanya sarana dan perlengkapan pendidikan yang sesuai dengan
kebutuhuan. Sarana tersebut harus didasarkan atas pengabdian pada
peserta didik, harus sesuai dengan stiap nilai yang ditransformasikan.
Adanya suasana yang memadai, sehingga proses transformasi
nilai-nilai tersebut berjalan wajar, serta dalam suasana yang menyenangkan.
Adapun beberapa nilai kewirausahaan yang perlu mendapat perhatian dalam
program pendidikan antara lain: kejujuran, keberanian, cinta damai, keandalan
diri, potensi, disiplin, tahu batas, kemurnian, kesesuaian, setia, dapat
dipercaya, hormat, cinta, kasih sayang, peka, tidak egois, baik hati, ramah,
adil dan murah hati. (Prasetyo: 2009).
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22
tahun 2007 tentang Standar Isi, bahwa struktur kurikulum SMK mencakup
antara lain mata pelajaran kewirausahaan dengan jumlah 192 jam. Standar
Kompetensi Lulusan pada mata pelajaran kewirausahaan adalah :
a) Mampu mengidentifikasi kegiatan dan peluang usaha dalam kehidupan
sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan masyarakatnya
b) Menerapkan sikap dan perilaku wirausaha dalam kehidupan sehari-hari di
lingkungan masyarakatnya
c) Memahami sendi-sendi kepemimpinan dan mampu menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari serta menerapkan perilaku kerja prestatif
dalam kehidupannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
d) Mampu merencanakan sekaligus mengelola usaha kecil/mikro dalam
bidangnya
4) Tujuan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan
a) Tujuan Sekolah Menangah Kejuruan secara Umum
SMK sebagai satuan pendidikan kejuruan sebagaimana
ditegaskan dalam penjelasan pasal 15 UU Sistem Pendidikan
Nasional, merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan
peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu, dimana
tujuan umum dari SMK dalam buku I Kurikulum Berbasis
Kompetensi SMK (2004: 6) adalah sebagai berikut:
(1) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga negara
yang berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
demokratis, dan bertanggung jawab.
(3) Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan
kebangsaan, memahami dan menghargai keanekaragaman budaya
bangsa Indonesia.
(4) Mengembangkan potensi peserta didik agar mereka memiliki
kepedulian terhadap lingkungan hidup dengan secara aktif turut
memelihara dan melestarikan lingkungan hidup serta
memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif dan efisien.
b) Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan Secara Khusus
Selain tujuan umum SMK seperti yang telah disebutkan di
atas, Sekolah Menengah Kejuruan juga memiliki tujuan-tujuan khusus
sebagaimana tercantum dalam GBPP (Depdiknas,2004:6):
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
(1) Menyiapkan peserta didik agar menjadi produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya.
(2) Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlian yang diminatinya.
(3) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
(4) Membekali peserta didik dengan kompetensi-komptensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih.
c) Jenis-jenis Pendidikan Kejuruan
Berdasarkan keputusan Mendikbud No. 080/U/1993, SMK
digolongkan menjadi 6 kelompok dan terdiri dari 100 program studi,
keenam kelompok tersebut adalah:
(1) Kelompok Pertanian dan Kehutanan (2) Kelompok Teknologi dan Industri (3) Kelompok Bisnis dan Manajemen (4) Kelompok Pariwisata (5) Kelompok Kesejahteraan Masyarakat (6) Kelompok Seni dan Kerajinan
2. Penelitian yang Relevan
Tinjauan pustaka bertujuan untuk mengetahui keaslian sebuah karya
ilmiah. Untuk mengetahui keaslian penelitian ini akan dipaparkan beberapa
penelitian yang relevan dengan penelitian ini.
a. Penelitian yang dilakukan oleh Warren Byabashaija, Makerere University
Business School, Kampala; (2) Isaac Katono, Uganda Christian University,
Kampala; (3) Robert Isabalija; Southern University & A&M College, Baton
Rouge. Penelitian ini meneliti mengenai dampak pendidikan kewirausahaan
dalam memulai wirausaha bagi mahasiswa di Uganda. Dalam penelitian ini
sampelnya adalah mahasiswa perguruan tinggi di Uganda. Mahasiswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
menjawa pertanyaan sebelum mengikuti pendidikan kewirausahaan dan
sesudah mengikuti pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi. Dalam
penelitian ini bukti menunjukkan bahwa kewirausahaan bukanlah suatu
pilihan karir bagi individu dengan pendidikan perguruan tinggi. Masyarakat
Uganda tidak berharap berkarir menjadi seorang wirausahawan. Penemuan
mengejutkan dalam penelitian ini adalah tidak ditemukan pengaruh situasional
faktor pada hubungan antara niat dengan sikap yang bersifat wirausahawan.
Dalam penelitian tersebut didapat kesimpulannya sebagai berikut:
“The study did not find undue collinearity between subjective norms and perceived desirability or perceived feasibility as to regard them as indistinguishable. For a long time, anecdotal evidence in Uganda has indicated that entrepreneurship was not an esteemed career option for individuals with college education. We expected this negative societal bias to manifest itself in the relationship between subjective norms and perceived desirability of entrepreneurship. According to Azjen‟s (1991) theory of planned behavior, the greater the expectation or pressure from society, the greater the gravitation towards the behavior in question. Indeed, in the current study, the relationship was positive meaning that positive norms enhance perceived desirability of entrepreneurship as a career. Since Ugandan society would not expect or pressure a college graduate to opt for entrepreneurship as a first choice career it was not surprising that perceived desirability had very few high values (right-skewed). The surprising finding in our study was the lack of significant finding for the moderating influence of situational factors on the relationship between entrepreneurial attitudes and intentions. Learned (1992), Kennedy et al (2003), and Aldrich and Cliff (2003) found that family commitments were a major influence on self-employment decisions while Boden (1999) found a significant relationship for women. One reason that comes to mind for our lack of significant finding is that at college level, students are able distinguish between necessity and opportunity entrepreneurship.” (Terjemahan dari kesimpulan di atas adalah dalam Studi kami tidak temukan kolerasi antara norma-norma hubungan dan merasa keinginan atau merasa kelayakan seperti penyebabnya tidak dapat dibedakan. Dalam jangka waktu panjang, bukti anekdot di Uganda telah menunjukkan bahwa kewiraswastaan bukanlah suatu dipandang pilihan karier untuk individu dengan pendidikan perguruan tinggi. Kita mengharapkan penyimpangan bermasyarakat negatif ini untuk menjelma menjadi dirinya sendiri dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
hubungan antara norma-norma hubungan dan merasa keinginan kewiraswastaan. Menurut Azjen (1991) teori tentang perilaku direncanakan, semakin besar semakin harapan atau memaksa dari masyarakat, semakin besar semakin gravitasi ke arah perilaku yang dimasalahkan. Tentu saja, di dalam pembelajaran yang sekarang, hubungan adalah maksud/arti positif yang positif norma-norma tingkatkan keinginan kewiraswastaan dirasa sebagai karier. Sejak itu, masyarakat Uganda tidak akan harapkan atau memaksa suatu perguruan tinggi lulus untuk memilih untuk kewiraswastaan sebagai karier pilihan pertama, hal itu tidaklah mengejutkan bahwa keinginan yang dirasa mempunyai sangat sedikit nilai-nilai tinggi (right-skewed). Penemuan mengejutkan dalam studi ini adalah ketiadaan temuan penting untuk moderat pengaruh situational faktor pada [atas] hubungan antara niat dan sikap bersifat usahawan. Pembelajaran ( 1992), Kennedy et Al ( 2003), dan Aldrich Dan Karang ( 2003) ditemukan komitmen keluarga itu adalah suatu pengaruh utama pada self-employment, sedangkan keputusan Boden ( 1999) ditemukan suatu hubungan penting untuk wanita-wanita. Satu alasan yang datang untuk mengurus untuk temuan yang penting yang tidak ada di penemuan kami adalah bahwa pada tingkatan perguruan tinggi, para siswa dapat membedakan antara keperluan dan kewiraswastaan kesempatan.)
Penelitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian yang
akan dilakukan peneliti, yaitu meneliti mengenai dampak pendidikan
kewirausahaan dalam menumbuhkembangkan minat berwirausaha. Perbedaan
dengan penelitian ini adalah dalam penelitian tersebut pendidikan
kewirausahaan tidak memberikan dampak terhadap minat berwirausaha
mahasiswa, tidak ditemukannya pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap
minat berwirausaha.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Hessel Oosterbeek, Mirjam van Praag, Auke
Ijsselstein di Amsterdam University. Penelitian ini meneliti mengenai dampak
program pendidikan kewirausahaan terhadap keterampilan dan motivasi
berwirausaha bagi mahasiswa perguruan tinggi. Setengah data dikumpulkan
data diolah dengan statistic deskritif. Sampel dalam penelitian ini adalah 562
mahasiswa dari empat program studi. Hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa
smahasiswa sudah memiliki perspektif yang nyata dalam diri mereka untuk
mempertimbangkan menjadi wirausahawan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
“This paper analyzes the impact of the leading entrepreneurship education program on entrepreneurial competencies and intentions using an instrumental variables approach in a difference-in-differences framework. We exploit that the program was offered to students at one location of a school but not to students at another location of the same school. We instrument treatment by relative distance of parents’ place of residence to the locations. The results show that the program does not have the intended effect: The effects on students’ self-assessed entrepreneurial skills (and traits) are not significantly different from zero and the point estimates are even negative. The effect on entrepreneurial intentions is significantly negative. This result stands in sharp contrast to earlier positive outcomes of assessments based on the appreciation of the parties involved. The results can possibly be related to the fact that students have obtained more realistic perspectives both on themselves as well as on what it takes to be an entrepreneur. A more realistic self-perception may have caused the (insignificant) decreases in the traits measures among students in the treatment group relative to the control group. In the same vain, changes in self-perception might have caused the slight decreases in the entrepreneurial skill levels of program participants relative to non-participants as these are of the same order of magnitude as the changes in traits scores. However, the fact that these changes in self-perception are reflected in lower skill levels and are apparently not (at least) compensated by higher actual levels of these skills is worrisome and indicative of the ineffectiveness of the program at the school of our study. The negative impact of the program on the intention to become an entrepreneur can be due to a more realistic view of what is needed to start an own business as was suggested in interviews that were held with lecturers and coaches. More indirectly, participants might have lost their (over-)optimism (as reflected in their lower self-perception) and this may have caused a lower interest in entrepreneurship. Alternatively, the program participants may simply have disliked the program. Various factors may have contributed to that: participation is compulsory, the time and effort input demanded from participants is high relative to the credit points they earn, and the number of students per group is large (ten on average) which may hamper active involvement and may have caused some participants to free-ride. The contribution of our study is that it is the first solid impact evaluation of the SMC program. However, the internal validity comes at a cost: the lack of external validity since we analyze the program in only one school. We do not base any policy implications on the results of just one study. The implication of our study is that more impact evaluations along the lines of our study should be
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
conducted in collaboration with the schools in order to ensure a random allocation of students across treatment and control groups. Moreover, studies that assess the effectiveness of variants of the program in terms of aspects such as the entrepreneur team’s size, the duration of the program, mandatory versus voluntary participation in the program and the number of student credit points earned would be instructive”. (Terjemahan dari kesimpulan di atas adalah Penelitian ini meneliti dampak program pendidikan kewiraswastaan yang terkemuka pada niat dan kemampuan bersifat usahawan dengan menggunakan suatu variabel sebagai instrumen pendekatan dalam suatu perbedaan-perbedaan kerangka. Kita tidak memanfaatkan program telah ditawarkan ke para siswa yang ada penempatan suatu sekolah tetapi ke para siswa pada penempatan yang lain sekolah yang sama. Hasil menunjukkan bahwa program tidak ada yang diharapkan mempengaruhi: Efek atas ketrampilan siswa bersifat usahawan self-assessed dan ciri tidaklah dengan mantap berbeda dari nol dan titik perkiraan bahkan negatif. Efek pada niat bersifat usahawan hal negatif dengan mantap. Hasil ini berdiri dalam kontras jelas menghasilkan hal positif dalam penilaian yang lebih awal berdasar pada penghargaan. Hasil yang mungkin dihubungkan dengan fakta bahwa para siswa sudah memperoleh perspektif yang lebih realistis kedua-duanya atas diri mereka pada apa pertimbangan suatu usahawan. Suatu self-perception yang lebih realistis mungkin telah menyebabkan penurunan ciri dalam mengukur antar siswa di dalam kelompok perawatan sehubungan dengan kelompok pengendali. Dalam hal yang sama, perubahan di dalam self-perception mungkin telah menyebabkan yang sedikit penurunan ketrampilan yang bersifat usahawan tingkat peserta program sehubungan dengan bukan peserta seperti ini menjadi perhatian yang sama penting ketika perubahan dalam nilai. Bagaimanapun, faktanya bahwa ini perubahan self-perception tidak dicerminkan di dalam tingkatan ketrampilan lebih rendah dan terlihat sedikitnya yang digantikan oleh tingkatan yang nyata lebih tinggi dari ketrampilan ini adalah kekhawatiran dan yang mengindikasikan untuk ketidakberhasilan program di sekolah studi kami. Dampak yang negatif program pada niat untuk menjadi suatu usahawan dapat dalam kaitan dengan suatu pandangan yang lebih realistis dari apa yang diperlukan untuk memulai suatu bisnis kepunyaan seperti telah diusulkan di dalam wawancara yang telah dilakukan bersama dengan dosen dan pelatih. Lebih secara tidak langsung, peserta mungkin telah hilang optimis mereka ketika dicerminkan dalam self-perception lebih rendah dan ini mungkin telah menyebabkan suatu lebih rendah minat akan berwirausaha. Sebagai alternatif, peserta program yang bisa dipastikan sudah tidak berminat pada program itu. Berbagai faktor mungkin telah mendukung bahwa: keikutsertaan adalah wajib, waktunya dan masukan usaha menuntut dari peserta adalah sanak keluarga tinggi kepada poin-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
poin kredit yang mereka dapat, dan banyaknya para siswa saban kelompok adalah besar yang boleh menghambat keterlibatan aktip dan mungkin telah menyebabkan beberapa peserta ke free-ride. Kontribusi dari studi kami adalah bahwa itu adalah lebih dulu dievaluasi dampak padat program SMC. Akan tetapi, kebenaran yang internal datang pada suatu biaya: ketiadaan kebenaran eksternal karena kita meneliti program itu hanya satu sekolah. Kita tidak mendasarkan implikasi kebijakan atas hasil satu studi saja. Implikasi dari studi kami adalah bahwa lebih evaluasi dampak sepanjang studi kami harus diselenggarakan bekerjasama dengan sekolah dalam rangka memastikan suatu alokasi para siswa yang diacak. Lebih dari itu, belajar yang menilai efektivitas varian program dalam kaitan dengan aspek seperti usahawan ukuran regu, jangka waktu program, wajib dalam keikutsertaan di dalam program dan banyaknya poin-poin kredit siswa yang yang didapat akan bersifat mengandung pelajaran.)
Persamaan dari penelitian tersebut dengan penelitian yang
dilakukan peneliti adalah meneliti mengenai dampak pendidikan
kewirausahaan terhadap motivasi dan ketrampilan berwirausaha. Dan hasilnya
menunjukkan perbedaan dengan hasil penelitian ini, yaitu dalam penelitian
tersebut tidak ada pengaruh dari pendidikan kewirausahaan terhadap motivasi
dan kerampilan berwirausaha, siswa telah mempunyai perspektif sendiri
dalam menumbuhkan motivasi dan keterampilan berwirausaha.
c. Penelitian yang dilakukan oleh Tur Nastiti, Nurul Indarti dan Rokhima
Rostiani dengan judul “Minat Berwirausaha Mahasiswa Indonesia dan
Cina”. Studi ini ditujukan untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang
mempengaruhi minat berwirausaha pada mahasiswa Indonesia dan Cina.
Hasilnya menunjukkan perbedaan faktor-faktor yang mempengaruhi minat
berwirausaha pada mahasiswa Indonesia dan Cina. pencapaian, lokus kendali,
efikasi pribadi, dan kesiapan instrument, sedangkan mahasiswa Indonesia oleh
efikasi pribadi. Implikasi bagi universitas dan pemerintah turut didiskusikan.
d. Penelitian yang dilakukan oleh Machmudun dengan judul skripsi “Analisis
Minat Berwirausaha Siswa di SMK Negeri 6 Surakarta”. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui: (a) bagaimana minat berwirausaha siswa di
SMK N 6 Surakarta, (b)faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
siswa di SMK N 6 Surakarta, (c) kendala-kendala yang dihadapi dalam
menumbuhkan minat berwirausaha siswa di SMK N 6 Surakarta, (d) usaha-
usaha yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang timbul dalam
pengembangan minat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (a) adanya minat siswa
untuk berwirausaha di SMK Negeri 6 Surakarta, (b) faktor-faktor yang
mendorong timbulnya minat berwirausaha siswa di SMK N 6 Surakarta antara
lain faktor internal dan eksternal, (c) kendala yang menghambat minat
berwirausaha siswa di SMK N 6 Surakarta antara lain kendala internal yaitu
tingkat kreatifitas yng berbeda-beda, adanya keraguan karena keterbatasan
pinjaman modal, penguasaan materi kewirausahaan yang masih minim dan
kendala eksternal yaitu pandangan sebagian orang tua siswa yang masih
menganggap rendah pekerjaan sebagai wirausahawan, (d) usaha yang
dilakukan untuk menumbuhkan minat berwirausaha di SMK N 6 Surakarta
antara lain: usaha internal yaitu melatih diri dn memberikan pelatihan tentang
pengembangan kreatifitas, pemberian pinjaman modal yang terstruktur. Usaha
eksternal yaitu mengadakan pertemuan dengan orangtua siswa guna
menyamakan pandangan tentang pentingnya kegiatan kewirausahaan.
Penelitian ini memberikan gambaran awal bagi peneliti tentang
pendidikan kewirausahaan dan minat berwirausaha siswa, kendala-kendala yang
dihadapi siswa dalam menumbuhkan menumbuhkan minat berwirausaha dan
upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang timbul.
Dari beberapa penelitian yang relevan yang mengkaji tentang minat
kewirausahaan tersebut memberikan gambaran awal mengenai minat
berwirausaha di lingkungan siswa. Dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa
minat berwirausaha masih rendah, banyak kendala-kendala yang dihadapi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
B. Kerangka Berfikir
Kondisi masyarakat Indonesia belum sepenuhnya kondusif untuk
berkembangnya bibit berwirausaha. Di samping itu untuk menghadapi masa depan
perlu perekonomian yang sehat dan kokoh dengan meningkatkan sumber daya
manusia yang lebih mandiri, beretos kerja tinggi dan produktif. Dilihat dari tingkat
pendidikan yang ada nampak bahwa kualitas sumber daya manusia Indonesia yang
masih rendah.
Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Bisnis dan Manajemen dibekali
ketrampilan dan pengetahuan sebagai bekal awal yang dapat digunakan dalam
bekerja setelah lulus sekolah. Sesuai dengan tujuan dari SMK yaitu menyiapkan
lulusannya menjadi seorang yang produktif, adaptif dan kreatif, lulusan dari SMK
diharapkan mampu langsung terjun di dunia usaha. Melalui bekal awal pengetahuan
tentang kewirausahaan yang diperoleh siswa di sekolah, peneliti berusaha meneliti
tentang pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan dalam
menumbuhkembangkan minat berwirausaha siswa.
Dalam penelitian ini, siswa mengikuti pelaksanaan pembelajaran mata
diklat kewirausahaan dengan strategi pembelajaran dari guru, dalam pembelajaran
terdapat kendala yang dihadapi dan akan dilakukan upaya-upaya untuk mengatasi
kendala tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
ya
Gambar 1. Kerangka Berfikir
S
I
S
W
A
Proses
Pembelajaran
MD KWU
Strategi
Pembelajaran
Kendala Solusi
GURU
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti mengambil tempat di
SMK Negeri 1 Karanganyar, adapun pertimbangan strategis yang mendorong
penelitian di lokasi tersebut adalah:
a. Tersedia data untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini.
b. Lokasi SMK N 1 Karanganyar mudah dijangkau oleh peneliti dan dekat
dengan tempat tinggal asal peneliti sehingga memudahkan dalam pelaksanaan
penelitian.
c. Peneliti memiliki pengalaman lapangan di lokasi penelitian dalam masa
Praktek Pengalaman Lapangan selama 3 bulan yang akan memudahkan
peneliti bila terjun kembali ke lokasi tersebut.
2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan setelah proposal ini disetujui dan
telah mendapat ijin dari pihak-pihak terkait. Penelitian ini akan dilaksanakan
mulai dari bulan Januari sampai bulan Juli.
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Atas dasar teori yang telah disusun dan melihat permasalahan yang
ada dalam penelitian ini, maka pendekatan penelitian ini menggunakan penelitian
kualitatif. Menurut Moleong (2006: 6 ) penelitian kualitatif adalah:
Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistic dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yag alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Sedangkan bentuk penelitian ini adalah studi kasus yang dilakukan
terhadap variabel mandiri/tunggal yaitu tanpa mengaitkan dengan variabel lain.
Peneliti tidak memberikan perlakuan terhadap objek, sehingga objek dibiarkan
seperti kondisi aslinya dan apa adanya. Sutopo (2002: 112) menyatakan “Suatu
penelitian disebut sebagai studi kasus tunggal, bilamana penelitian tersebut hanya
dilakukan pada satu karakteristik. Artinya, penelitian tersebut hanya dilakukan
pada satu sasaran.”
2. Jenis Penelitian
Dalam hal ini peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif. Ciri-
ciri penelitian deskriptif kualitatif adalah:
a. Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada sekarang, pada masalah-
masalah aktual
b. Data yang dikumpulkan mulai disusun, dijelaskan kemudian di analisa.
(Surakhmad, 2004: 140)
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif
adalah mempelajari masalah-masalah dari masyarakat, lembaga, situasi-situasi
tertentu, sikap, tanggapan, pandangan berdasarkan fakta yang ada.
Dalam penelitian deskriptif kualitatif yang dilaksanakan kali ini adalah
menggunakan strategi penelitian tunggal terpancang. Dalam mengkaji masalah ini
peneliti secara mendetail dan lengkap dibutuhkan suatu pendekatan permasalahan
melalui pemilihan strategi yang tepat. Strategi yang dipilih oleh peneliti
digunakan sebagai dasar untuk mengamati, mengumpulkan informasi dan untuk
menyajikan analisis hasil penelitian. Strategi penelitian tunggal terpancang
merupakan kegiatan pengumpulan kegiatan data yang lebih terarah berdasarkan
tujuan dan pertanyaan-pertanyaan peneliti yang lebih dahulu diajukan. Dalam
penelitian tunggal terpancang peneliti hanya memusatkan pada penelitiannya pada
beberapa hal yang sesuai dengan tujuan dari penelitian yang dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
C. Data dan Sumber Data
1. Data
Menurut Iskandar (2008: 100), “Secara garis besar data penelitian dapat
digolongkan menjadi dua macam yaitu data kualitatif dan data kuantitatif (data
statistik)”. Dalam pendekatan kualitatif, data atau informasi yang menjadi bahan
baku penelitian untuk diolah merupakan data yang berwujud data primer dan data
sekunder (Iskandar, 2008: 252). Dalam sumber tersebut disebutkan bahwa data
primer merupakan data yang diperoleh melalui serangkaian kegiatan observasi,
wawancara, maupun penyebaran angket. Sedangkan data sekunder merupakan data
yang diperoleh melalui pengumpulan atau pengolahan data yang bersifat studi
dokumentasi (analisis dokumen) berupa penelaahan terhadap dokumen pribadi,
resmi kelembagaan, referensi-referensi atau peraturan (literatur laporan, tulisan,
dan lain-lain yang memiliki relevansi dengan fokus permasalahan penelitian
(Iskandar, 2008: 253).
a. Dalam penelitian ini data primer berasal dari:
1) Hasil observasi yang berupa kata-kata, aktivitas/tindakan dan foto.
2) Hasil wawancara yang berupa kata-kata.
b. Data sekunder berasal dari:
Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari dokumen resmi SMK Negeri 1
Karanganyar, laporan, peraturan-peraturan dan referensi yang relevan dengan
masalah penelitian
2. Sumber Data
Sumber data merupakan bagian yang sangat penting bagi peneliti karena
ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan ketepatan
informasi yang diperoleh. Dalam memilih sumber data, peneliti harus berfikir
mengenai kemungkinan kelengkapan informasi yang akan dikumpulkan dan juga
validitasnya. Sumber data berasal dari manusia, dokumen, arsip dan benda-benda
lainnya. Menurut Loftland (2006:157) yang dikutip Moleong, “Sumber data utama
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, dan selebihnya adalah data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
tambahan seperti dokumen dan lain-lain”. Sedangkan menurut Goez Le Comte dalam
Sutopo (2002:54) “Sumber data kualitatif dapat berupa manusia, peristiwa, tingkah
laku, dokumen dan arsip dan berbagai benda lain”. Untuk memperoleh data informasi
yang berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian tersebut di atas maka sumber
data diambil dari:
1. Informan
Adalah orang yang dipandang mengetahui permasalahan yang akan
dikaji dan bersedia memberikan informasi kepada peneliti. Informan dalam hal ini
meliputi guru mata diklat kewirausahaan dan siswa tingkat XI program Keahlian
Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Karanganyar, serta beberapa pejabat
di lingkunagn SMK Negeri 1 Karanganyar.
2. Peristiwa
Data atau informasi juga dapat dikumpulkan dari aktivitas, perilaku
sebagai sumber data yang berkaitan dengan sasaran penelitian. Dari pengamatan
peristiwa, peneliti bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu bisa terjadi secara
lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara langsung. Peristiwa sebagai sumber
beragam dari berbagai peristiwa baik yang terjadi secara sengaja atau tidak.
Informan dalam hal ini meliputi guru mata diklat kewirausahaan dan siswa
tingkat XI program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1
Karanganyar, serta beberapa pejabat di lingkunagn SMK Negeri 1 Karanganyar.
3. Lokasi
Informasi mengenai lokasi atau aktivitas diperoleh dari tempat
penelitian yaitu di SMK Negeri 1 Karanganyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
4. Dokumen
Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data dengan mempelajari
dokumen, arsip, laporan buku, peraturan dan lain-lain yang berkaitan dengan
penelitian yang terdapat di SMK Negeri 1 Karanganyar.
D. Teknik Pengambilan Sampel (Cuplikan)
Dalam penelitian ini peneliti tidak menentukan sejumlah sampel. Peneliti
hanya menentukan informan untuk diwawancarai guna memperoleh keterangan
tentang permasalahan yang diteliti. Dalam menentukan informan ini peneliti
menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Moleong (2004:165)
mengemukakan bahwa “Dengan purposive sampling ini terkandung maksud untuk
menjaring sebanyak mungkn informasi dari berbagai macam sumber”.
Peneliti juga menggunakan teknik bola salju (Snowball Sampling). Teknik
snowball sampling adalah teknik pengambilan sampling tanpa persiapan tetapi
mengambil orang pertama yang dijumpai, dan selanjutnya mengikuti petunjuknya
untuk mendapatkan sampling berikutnya sehingga mendapat data lengkap dan
mendalam. (Sutopo, 2002: 37)
Dalam teknik ini untuk memperoleh data yang mendalam diperlukan
informan yang mengetahui permasalahan yang sedang diteliti, yaitu dengan cara
menunjuk seorang informan kemudian informan yang terpilih dapat menunjuk
informan yang lebih tahu, sehingga akan didapat data yang lebih lengkap. Dalam
penelitian ini yang menjadi titik awal penarikan sampel adalah guru mata diklat
kewirausahaan SMK Negeri 1 Karanganyar. Tahap kedua dari informan yang
pertama selanjutnya menunjuk informan yang dirasa lebih mengetahui tentang
permasalahan yang sedang diteliti, kemudian peneliti mewawancarai informan
tersebut dan demikian selanjutnya sampai diperoleh data yang mendalam dan data
yang dikumpulan benar-benar mendukung tercapainya tujuan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
E. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan pendekatan penelitian kualitatif dan jenis sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini maka teknik pengumpulan data yang digunakan
meliputi:
1. Wawancara
Moleong (2006: 186) menyatakan “Wawancara adalah percakapan
dengan maksud tertentu”. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu
pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Teknik ini digunakan untuk
mendapatkan data atau informasi dengan cara tanya jawab yang dikerjakan
dengan sistematis dan mendalam serta berlandaskan pada tujuan penelitian.
Wawancara yang dilakukan merupakan wawancara terbuka dimana pihak yang
diwawancarai juga mengetahui bahwa dia juga diwawancarai. Pertanyaan yang
disampaikan dilakukan secara bebas tetapi tetap mengarah pada permasalahan
yang diteliti. Data yang dikumpulkan dengan wawancara merupakan data penguat
bagi penemuan data yang dikumpulkan dengan pengamatan, sekaligus data-data
lain yang diperlukan untuk mendukung penjelasan permasalahan penelitian.
2. Observasi atau pengamatan
Moleong (2006: 175) menyatakan “pengamatan memungkinkan
pengamat untuk melihat dunia sebagaimana di liht oleh subjek penelitian, hidup
pada saat itu, menangkap arti fenomena dari segi pengertian subjek.” Dari
pendapat tersebut terlihat jelas bahwa teknik pengambilan data dengan
pengamatan akan membawa peneliti pada pemahaman yang sama dengan subjek
yang diteliti akan sebuah obyek.
Peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian untuk menggali data-data
yang ada di lapangan. Pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan
langsung, yaitu dengan terjun langsung ke SMK Negeri 1 Karanganyar dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
mengamati kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam
mata diklat kewirausahaan. Teknik ini untuk mengamati aktivitas guru dan siswa
serta kondisi lokasi penelitian. Kegiatan observasi dilakukan secara formal
maupun informal dan tidak hanya dilakukan sekali tetapi berulang-ulang sebab
pengulangan tersebut data yang diperoleh lebih valid.
3. Dokumentasi
Informasi yang terdapat dalam dokumen sangat mendukung dalam
suatu penelitian. Dalam analisis ini akan menjadi sumber data untuk mendapatkan
data yang lengkap dan mempermudah dalam penelitian antara lain dokumen dan
arsip yang berada di SMK Negeri 1 Karanganyar yang ada hubungannya dengan
penelitian tersebut. Dokumen yang dimaksud misalnya struktur organisasi
sekolah, data jumlah murid sekolah, latar belakang orang tua murid dan yang lain-
lain.
F. Validitas Data
Validitas data akan menunukkan bahwa yang diamati peneliti sesuai
dengan apa yang sesungguhnya ada pada lokasi penelitian dan penjelasan dari
deskripsi permasalahan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Untuk menganalisa
data kualitatif digunakan suatu teknik yang disebut Triangulasi.Menurut Moleong
(2004: 178), “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu”.
Triangulasi menurut Patton yang dikutip oleh Sutopo (2002:31)
disebutkan ada empat macam triangulasi yaitu:
1. Data Triangulation (Triangulasi Data)
Dimana peneliti menggunakan beberapa sumber data untuk mengumpulkan data
yang sama.
2. Investigator Triangulation (Triangulasi Penyelidik)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Pengumpulan data yang semacam dilakukan oleh beberapa peneliti.
3. Methodological Triangulation (Triangulasi Metode)
Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode yang berbeda ataupun
dengan mengumpulkn data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik
pengumpulan data yang berbeda.
4. Theoritical Triangulation (Triangulasi Teori)
Melakukan penelitian tentang topic yang sama dan datanya dianalisis dengan
menggunakan beberapa perspektif teoritis yang berbeda.
Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi data
dan triangulasi metode. Dimana triangulasi data digunakan untuk pengumpulan data
sejenis dengan menggunakan berbagai sumber data yng berbeda. Sedangkan
triangulasi metode digunakan untuk pengumpulan data yang sejenis tetapi dengan
teknik pengumpulan data yang berbeda.
G. Analisis Data
Pada penelitian kualitatif, proses analisis pada dasarnya dilakukan
bersamaan dengan proses pelaksanaan pengumpulan data. Menurut Bondan & Biken
yang dikutip oleh Moleong (2006: 248) mengatakan “Analisis data adalah upaya
yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-
milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain”. Teknik analisis data
dalam penelitian ini menggunakan model teknik analisis interaktif yang dimulai dari
tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Langkah-langkah dalam analisis data:
1. Data kualitatif terutama terdiri dari kata-kata, bukan angka-angka. Data yang
diperoleh dari hasil wawancara, observasi maupun dokumentasi tersebut
dikumpulkan menjadi satu untuk diproses lebih lanjut.
2. Reduksi Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada
penyederhanaan data kasar yang muncul dari catatan yang tertulis di lapangan.
Reduksi data ini berlangsung secara terus menerus selama penelitian dan berlanjut
sesudah penelitian lapangan sampai dengan laporan akhir tersusun.
3. Sajian Data
Sebagai analisis kedua, sajian data merupakan rangkaian informasi, deskripsi
dalam betuk narasi yang disusun secara logis dan sistematis yang mengacu pada
rumusan masalah yang telah dirumuskan sebagai pertanyaan penelitian. Sajian
data merupakan deskripsi mengenai kondisi rinci untuk menceritakan dan
menjawab setiap permasalahan dalam penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk
memudahkan pemahaman atas gambaran fenomena yang ada pada obyek
penelitian.
4. Penarikan Simpulan dan Verifikasi
Data yang diperoleh sejak awal penelitian sebenarnya sudah merupakan suatu
kesimpulan. Kesimpulan itu mula-mula belum jelas dan masih bersifat sementara,
kemudian meningkat sampai pada tahap kesimpulan yang mantap, yaitu
pernyataan yang telah memiliki landasan yang kuat karena telah melalui proses
analisa data. Untuk lebih jelasnya proses analisis data dalam penelitian ini, dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gb.1 Komponen-komponen Analisis Data Model Interaktif
(Sumber: Milles dan Huberman, 1992: 20)
REDUKSI DATA PENYAJIAN
DATA
KESIMPULAN &
VERIFIKASI
PENGUMPULAN
DATA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
H. Prosedur Penelitian
Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan Penelitian
Pada tahap ini mulai dilakukan berbagai kegiatan sebelum peneliti terjun ke
lapangan mulai dari pengajuan judul, pembuatan proposal penelitian dan
mengurus ijin untuk memperlancar jalannya penelitian.
2. Tahap Pengumpulan Data
Dalam melaksanakan pengumpulan data peneliti menggunakan tiga teknik yaitu:
wawancara, observasi dan dokumentasi. Ketiga teknik ini digunakan untuk
melengkapi data yang lain sehingga data yang dkumpulkan benar-benar valid.
3. Tahap Analisis Data Awal
Tahap ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan tersebut
sesuai dengan yang diharapkan.
4. Tahap Analisis Data Akhir
Analisis data akhir dilakukan setelah data awal dianalisis. Data yang dianalisis
dalam tahap ini adalah seluruh data yang diperoleh dalam pengumpulan data yang
merupakan data pendukung dalam mencapai tujuan penelitian.
5. Tahap Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan ditarik berdasarkan pada tujuan penelitian yang didukung oleh data
yang valid, sehingga hasil penelitian yang diperoleh dapat
dipertanggungjawabkan.
6. Tahap Penulisan dan Penggandaan Laporan
Tahap ini merupakan tahap akhir penelitian yang mencakup semua kegiatan yang
berhubungan dengan penelitian dan hasil yang dicapai, ditulis dan dilaporkan
kepada pihak–pihak yang berkepentingan dengan bentuk laporan yang sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat dibuat bagan prosedur
penelitian sebagai berikut:
Gb. 2: Skema Prosedur Penelitian
Persiapan
Penelitian
Pembuatan
Proposal dan
Penelitian
Perijinan
Analisis Data Akhir
Pengumpulan
Data
Penarikan
Kesimpulan
Analisis Data Awal
Pembuatan Dan
Penggandaan Laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi/ Objek Penelitian
1. Sejarah Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Karanganyar
Berdiri 7 Nopember 1963 dengan SK MENDIKBUD No. 974/B-
3/Kedj Dikenal dengan sebutan SMEA. Jumlah Siswa 1.446 / 37 Rombongan
Belajar . Luas Lahan 7.656 M2 dan Luas Gedung 4.750 M2 seluruh gedung
berlantai 2. Luas lahan pengembangan 1.821 m2 masih dalam proses pengadaan
melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar .
Halaman/Taman : 1.947 M2 disertai dengan Lap. OR seluas : 788 M2. Lain-lain :
1.498 M2
a. VISI
Setiap organisasi selalu mempunyai pandangan ke depan. Visi organisasi-
organisasi harus dibawa agar dalam bekerja tetap konsisten dan eksis ,
antisipatif, inovatif serta proaktif. Penetapan visi sebagai bagian dari
perencanaan strategis yang merupakan suatu langkah penting dalam
perjalanan organisasi. Visi tidak hanya penting pada waktu mulai berkarya,
tetapi juga pada kehidupan organisasi itu selanjutnya. Kehidupan organisasi
sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan internal dan eksternal. Oleh
karena itu visi organisasi harus menyesuaikan dengan perubahan tersebut.
Visi adalah suatu pedoman dan pendorong organisasi untuk mencapai
tujuannya. Organisasi selalu memperbarui atau menyesuaikan visinya agar
dapat mewujudkan apa yang diinginkan serta mengkomunikasikannya kepada
semua staff guna memperoleh dukungan partisipasi semua pihak. Untuk
menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam memberikan dukungan yang
prima, rumusan visi diharapkan dapat menjadi pedoman dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya. Dengan memperhatikan tugas pokok dan fungsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
yang dimiliki serta proyeksi yang diinginkan ke depan, maka visi yang
ditetapkan pada SMK Negeri 1 Karanganyar adalah:
Mewujudkan SMK yang di percaya oleh masyarakat sebagai lembaga
Diklat yang unggul serta mampu menjawab tantangan dalam perubahan
di era global.
b. MISI
Adapun untuk mendukung perwujudan visi, maka misi yang akan dijalankan
SMK Negeri 1 Karanganyar adalah sebagai berikut:
1) Membekali peserta diklat dengan kompetensi yang memadai sesuai
dengan kebutuhan lapangan kerja dan mampu berwirausaha
2) Membekali peserta diklat agar memiliki etos kerja yang tinggi dan berbudi
pekerti yang luhur
c. Tujuan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Karanganyar
1) Menyiapkan siswa menjadi insan cerdas, terampil dan kompetitif untuk
memasuki lapangan kerja, memilih karir dan mampu mengembangkan diri
sesuai bidang keahliannya.
2) Menyiapkan siswa memungkinkan melanjutkan ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi.
Mendapatkan sertifikat penjamin mutu : SMM ISO 9001 : 2000 dari
UKAS Quality Management Inggris dengan sertifikat : 19281 ISSUE No. 1
tanggal 13 Maret 2007.
Sekolah Standar Nasional (SSN) diraih pada 2003 dengan Surat
Penetapan Direktur Dikmenjur No. 1829/C5.3/MN/2003 tanggal 7 Oktober
2003. . Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) Tahun 2008 dengan Surat
Keputusan Direktur PSMK No. 2858/C5.3/Kep/KU/2008 tanggal 8 Juli 2008
SMK Negeri 1 Karanganyar ditetapkan sebagai Tempat Uji
Kompetensi (TUK) untuk menyelenggarakan Uji Kompetensi kepada siswa SMK
dan masyarakat yang ingin mendapat pengakuan tentang kompetensi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
dimiliki. Sertifikat Kompetensi akan diterbitkan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi
(LSP) jika yang bersangkutan lulus ujian. Sertifikasi ini sangat membantu dalam
mencari pekerjaan.
Daftar Program Uji Kompetensi di SMK N 1 Karanganyar:
a. Program Keahlian Multimedia, berdasarkan SK Lembaga Sertifikasi Profesi
Telematika No. SKV - 00107 - WPT - IX - 2007.
b. Program Keahlian Tata Busana, berdasarkan Rekomendasi dari Sertifikat
TUK Lembaga Sertifikasi Program Garmen No. 076 - LO / LSP - G / IV / 08
tanggal 27 Oktober 2008.
c. Program Keahlian Penjualan, berdasarkan Rekomendasi dari Asosiasi Profesi
Penjualan Indonesia (APPI) tanggal 21 November 2008
d. Program Keahlian Administrasi Perkantoran, berdasarkan SK Lembaga
Sertifikasi Profesi Administratif Profesional dan Sekretaris Indonesia No.
003/SK/DPP/III/09 Tanggal 15 Maret 2009
e. Program Keahlian Akuntansi, berdasarkan SK Lembaga Sertifikasi Profesi
Teknisi Akuntansi No. 106/SKEP/LSP-TA/IAIKAPDI/XII/09
f. Program Keahlian Usaha Perjalanan Wisata
2. Lokasi Sekolah Menegah Kejuruan Negeri 1 Karanganyar
SMK Negeri 1 Karanganyar terletak di jalan Monginsidi No. 1
Karanganyar Surakarta. SMK ini seluruhnya dan mempunyai batas-batas sebagai
berikut :
Sebelah barat : SMK Bakti Karya
Sebelah timur : MAN karanganyar
Sebelah utara : Perumahan warga, pertokoan
Gedung SMKN 1 Karanganyar terletak diantara sekolah-sekolah lain,
diantaranya MAN Karanganyar, rumah warga sekitar, dan sebagainya. Maka
tidak mengherankan apabila pada jam-jam masuk sekolah lalu lintas di depan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
SMKN 1 Karanganyar sangat ramai dan padat. Selain itu SMKN 1 Karanganyar
didirikan di atas tanah seluas dengan luas bangunan yang terdiri dari :
a. Gedung / ruang kelas
Ruang kelas rata-rata berukuran (7x8)m² dengan tinggi yang cukup, sehingga
memenuhi syarat untuk ruang belajar yang baik
b. Laboratorium : komputer, mengetik
c. Perpustakaan
d. Ruang Kepala sekolah
e. Ruang tata usaha
f. Ruang wakil Kepala sekolah
g. Ruang QMR dan BK
h. Ruang Guru
i. Rumah Dinas Kepala sekolah
j. Cafetaria / kantin
k. Kamar mandi /WC
l. Aula
m. Mushola
n. KW Mart
o. Ruang UKS
p. Ruang OSIS
q. Bank Mini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Gb.1 Denah Lokasi SMK Negeri 1 Karangnyar
Sumber : Dokumen SMK Negeri 1 Karanganyar 2012
Gb.2 Denah SMK Negeri 1 Karanganyar
Sumber : Dokumen resmi SMK Negeri 1 Karanganyar 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
3. Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Karanganyar
Kepala Sekolah : Tenang Pranata, S.Pd, M.Pd
QMR : Drs. Parmanto
Wakil Kepala Humas : Budi Atmojo, S.Kom
Wakil Kepala Kurikulum : Drs. Supadyo
Wakil Kepala Kesiswaan : Jiyanto, S.Pd
Wakil Kepala Sarpas dan Ketenagakerjaan : Drs. Bambang AP
Ka. Kom Keahlian Akuntansi : Ari Anggarukmi, S.Pd
Ka. Kom Keahlian Administrasi Perkantoran : Sri Suratmi, S.Pd
Ka. Kom Keahlian Pemasaran : Drs. Sugiartono
Ka. Kom Keahlian Busana Butik : Drs. FR Tri Bekti M
Ka. Kom Keahlian Multimedia : Agus Trimarwanto, S.Pd
Ka. Kom Keahlian Usaha Perjalanan Wisata : Sri Sumarsih, S.Pd
Ka. Tata Usaha : Tri Bangun Wahyuni
Kepegawaian : Triyono
Keuangan : Suwardi
Kesiswaan : Dalyono, S.Kom
Tata Surat : Ariesta Finda F
Perlengkapan : Sri Murdiyatmo
Koordinator SK : Suparmo
4. Pembagian Jurusan di SMK N 1 Karanganyar
a. Program Akuntansi
Dari masa ke masa SMK masih diminati banyak kalangan
masyarakat dunia usaha atau dunia kerja membutuhkan tenaga kerja yang siap
dan trampil. Untuk itu SMK Negeri 1 Karanganyar tetap menjadi Favorit
masyarakat kabupaten karanganyar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Program Keahlian Akuntansi adalah salah satu program yang ada
di SMKN1 Karanganyar. Banyak peserta didik baru dalam setiap tahun.
Jumlah pendaftar selalu melampui program keahlian yang lain. Prestasi dari
program keahlian ini sudah banyak di raih dalam setiap event. Juga
penyaluran kerja yang selalu di penuhi oleh para lulusan program Akuntansi.
SDM yang handal yang dimiliki selalu siap menyajikan materi-materi dalam
menunjang pendidikan program keahlian Akuntansi, tenaga muda yang
terampil dalam mengasuh anak didik siap menciptakan lulusan yang handal.
Guna menunjang tujuan tersebut SMK negeri 1 Karanganyar melengkapi
dengan berbagai fasilitas yang ada untuk Program keahlian Akuntansi telah
mendirikan Tempat uji Kompetensi (TUK) Akuntansi. Untuk membekali
sertifikat guna melanjutkan ke dunia usaha dan dunia kerja.
1) Tujuan
Menyiapkan siswa/tamatan :
a) Memasuki lapangan kerja dan dapat mengembangkan sikap
profesional dalam lingkup bisnis dan manajemen, khususnya akuntansi
b) Mampu memilih karir, berkompetisi dan mampu menyiapkan diri
dalam bidang akuntansi
c) Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk bidang akuntansi
d) Menjadi tenaga kreatif yang produktif, adaftif dan kreatif
2) Lingkup Pekerjaan yang dapat dimasuki :
a) Penata buku muda dalam lingkup pekerjaan akuntansi
b) Tenaga administrasi kantor
c) Tenaga yang handal dan mandiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
b. Program Administrasi Perkantoran
Program Administrasi Perkantoran adalah pilihan tepat bagi Anda
yang ingin menjadi sekretaris, staf administrasi, manajer muda yang handal.
Daalam program ini para siswa di bekali panduan teori dan praktek dalam
proses belajar. Fasilitas yang lengkap guna menunjang proses pembelajaran di
smk negeri 1 karanganyar, untuk membekali ilmu dan mental para siswa didik
setelah lulus sekolah dan siap terjun dalam dunia usaha.
Para alumni smk negeri karanganyar dari rogram keahlian
Administrasi perkatoran mampu bersaing dengan tenaga kerja yang lain
bahkan dalam pasar kerja internasional ini telah didirkan tempa uji
kompetensi (TUK) Administrasi Perkantoran. Siap sudah lulusan dari SMK
negeri 1 karanganyar untuk melanjutkan ke dunia usaha maupun kerja kelak
setelah lulus nanti.
1) Tujuan :
Menyiapkan siswa/tamatan :
a) Memasuki lapangan kerja dan dapat mengembangkan sikap
profesional dalam lingkup bisnis dan manajemen, khususnya sekretaris
b) Mampu memilih karir, berkompetisi dan mampu menyiapkan diri
dalam bidang sekretaris
c) Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk bidang sekretaris
d) Menjadi tenaga kreatif yang produktif, adaftif dan kreatif
2) Lingkup Pekerjaan yang dapat dimasuki :
a) Penata buku muda dalam lingkup pekerjaan sekretaris
b) Tenaga administrasi kantor
c) Tenaga yang handal dan mandiri
c. Program Pemasaran/Penjualan
Program Penjualan adalah pilihan bagi Anda menginginkan
pendidikan yang akan langsung berguna untuk memperoleh pekerjaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
maupun berwirausaha Program keahlian penjualan tidak hanya menyiapkan
tenaga trampil yang siap bekerja di mana saja, melainkan juga mendidik para
siswa untuk menjadi wirausahawan/wirausahawati yang mampu
mempekerjakan diri mereka sendiri melainkan malah membuka lapangan
kerja bagi orang-orang lain pula. Kemampuan ketrampilan yang diperoleh
dari program ini antara lain penataan lemari pajang (etalase), operator
computer kasir dan kerja praktek jualan langsung ke masyarakat diajarkan di
sini. Penjualan, selain merupakan ilmu tersendiri, juga merupakan seni; untuk
mengasah naluri siswa di bidang ini mereka dibekali cara-cara paling efektif
untuk melayani konsumen dan mendongkrak kesuksesan usaha milik mereka
sendiri maupun tempat mereka bekerja nanti.
1) Tujuan :
Menyiapkan siswa/tamatan :
a) Memasuki lapangan kerja dan dapat mengembangkan sikap
profesional dalam lingkup bisnis dan manajemen, khususnya
penjualan
b) Mampu memilih karir, berkompetisi dan mampu menyiapkan diri
dalam bidang penjualan
c) Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk bidang penjualan
d) Menjadi tenaga kreatif yang produktif, adaftif dan kreatif
2) Lingkup Pekerjaan yang dapat dimasuki :
a) Penata produk dalam lingkup pekerjaan penjualan
b) Tenaga administrasi kantor
c) Tenaga yang handal dan mandiri
d. Program Tata Busana/Busana Butik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Laboratorium Menjahit terdiri dari 2 ruang dilengkapi dengan
mesin jahit manual dan otomatis serta mesin obras yang kesemuanya sesuai
dengan standart Dunia Usaha. Selain itu tersedia 1 ruang sebagai Sanggar
Busana yang berfungsi untuk menyediakan kebutuhan dalam mendesain
busana menghias sehingga menjadi busana yang indah.
1) Tujuan:
Menyiapkan siswa/tamatan :
a) Memasuki lapangan kerja dan dapat mengembangkan sikap
profesional dalam lingkup Tata Busana
b) Mampu memilih karir, berkompetisi dan mampu menyiapkan diri
dalam bidang Tata Busana
c) Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan
dunia usaha/industri dibidang Tata Busana
d) Menjadi tenaga kerja yang produktif, adaptif dan kreatif
e) Lulus Berprestasi langsung ditempatkan bekerja
2) Lingkup pekerjaan yang dapat dimasuki :
a) Pembuatan gambar kerja
b) Pembuat pola
e. Program Multimedia (TI)
Program Keahlian Multimedia merupakan salah satu program dari
bidang keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi yang ada di SMK
Negeri 1 Karanganyar. Program Keahlian ini mempersiapkan peserta didik
dalam bidang Desain Grafis, Animasi 2D dan 3D, Video Shooting dan Web
Desain. Dengan mengacu kepada kurikulum yang berbasis pada Dunia Usaha
dan Dunia Industri diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik yang sesuai
dengan tuntutan dunia kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Peserta didik juga ditempatkan pada lokasi praktik (on job training)
yang sesuai dengan bidangnya. Selain peningkatan kualitas peserta didik juga
peningkatan SDM dari tenaga pendidiknya agar dapat mengikuti tuntutan dari
dunia kerja yang diinginkan. Untuk Program Studi Multimedia telah memiliki
3 orang assesor kompetensi :
1) Andi Saputro (Junior Multimedia Programming)
2) Yarkasi, S.Kom (Junior Multimedia Programming)
3) Budi Santoso, S.Pd (Basic Office, Advance Office, Junior Network
Administrator, Network Administrator) dibawah pimpinan Bapak Budi
Atmodjo, B.A TUK SMK Negeri 1 Karanganyar selalu berusaha
memberikan pengujian terbaik sesuai dengan Sumber Daya Manusianya
1) Tujuan:
Menyiapkan siswa/tamatan :
a) Memasuki lapangan kerja dan dapat mengembangkan sikap
profesional dalam lingkup Multimedia
b) Mampu memilih karir, berkompetisi dan mampu menyiapkan diri
dalam bidang Multimedia
c) Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan
dunia usaha/industri dibidang Multimedia
d) Menjadi tenaga kerja yang produktif, adaptif dan kreatif
2) Lingkup pekerjaan yang dapat dimasuki :
a) Dekstop Publisher/Web Desain
b) Animator 2D dan 3D
c) Video Shooting
d) Graphic Desain
e) Advertising
f) Entertainmen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
B. Deskripsi Temuan Penelitian
1. Pelaksanaan Pembelajaran mata diklat kewirausahaan di SMK Negeri 1
Karanganyar
a. Kurikulum Mata Diklat Kewirausahaan
Program diklat kewirausahaan merupakan program diklat yang
diajarkan kepada siswa SMK. Secara umum program diklat ini membekali
siswa untuk menjadi wirausahawan yang berarti orang yang pandai atau
berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun
operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur
permodalan.
Berdasarkan struktur kurikulum SMK mencakup antara lain mata
pelajaran kewirausahaan dengan jumlah 150 jam. Standar Kompetensi
Lulusan pada mata pelajaran kewirausahaan adalah :
a. Mengaktualisasikan sikap dan perilaku wirausaha
b. Menerapkan jiwa kepemimpinan
c. Merencanakan usaha kecil atau mikro
d. Mengelola usaha kecil atau mikro
Berdasarkan silabus SMK, mata diklat kewirausahaan dibagi
menjadi topik sebagai berikut:
1) Tingkat I alokasi waktu 100 x 45menit jam dengan topik:
a) Mengidentifikasi sikap dan perilaku wirausaha
b) Menerapkan sikap dan perilaku kerja prestatif (selalu ingin maju)
c) Merumuskan solusi masalah
d) Membuat keputusan
e) Menunjukkan sikap pantang mneyerah dan ulet
f) Mengelola konflik
g) Membangun visi dan misi usaha
2) Tingkat II alokasi waktu 76 x 45menit jam dengan topik:
a) Menganalisis peluang usaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
b) Menganalisis aspek-aspek pengelolaan usaha
c) Menyusun proposal usaha
3) Tingkat III alokasi waktu 24 x 45menit dengan topik:
a) Mempersiapkan pendirian usaha
b) Menghitung resiko menjalankan usaha
c) Mengevaluasi hasil usaha
b. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Kegiatan belajar mengajar merupakan dua aktivitas yang
berlangsung secara bersamaan, simultan dan memiliki fokus yang
dipahami bersama. Sebagai suatu aktivitas yang terencana, belajar
memilki tujuan yang bersifat permanen, yakni terjadinya perubahan pada
anak didik. Perubahan tingkah laku pada siswa, dalam konteks pengajaran
jelas merupaka produk dan usaha guru melalui kegiatan mengajar. Hal ini
mengajar merupakan suatu aktivitas khusus yang dilakukan guru untuk
menolong dan membimbing anak didik memperoleh perubahan dan
pengembangan keterampilan, sikap, penghargaan dan pengetahuan.
Kegiatan belajar mengajar di SMK Negeri 1 Karanganyar, dalam
hal upaya membiasakan penerapan karakteristik wirausaha dilakukan
melalui kegiatan :
1) Mata pelajaran kewirausahaan
Standar kompetensi atau kompetensi dasar yang ada dalam
mata pelajaran kewirausahaan terlebih dahulu harus dianalisis sifat-
sifatnya seperti pembukaan wawasan, penanaman sikap, pembekalan
teknis atau pembekalan pengalaman awal berwirausaha. Sehingga
indikator utama dalam tiap kompetensi dasar tidak boleh keluar dari
sifatnya tersebut. Selanjutnya kegiatan mulai dari perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian pembelajaran secara simultan harus
mengacu pada indikator utama yang telah dibuat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Adapun pembelajaran kewirausahaan dilaksanakan dengan
sebagai berikut:
a) Pembukaan Wawasan
dilakukan melalui kegiatan seperti: ceramah, diskusi, mengundang
lulusan SMK yang berhasil, mengundang wirausahawan yang
berada di sekitar sekolah agar menceritakan keberhasilan dan
kegagalan yang pernah mereka alami atau mengunjungi
perusahaan, melalui pengamatan langsung melalui pemagangan
atau studi banding.
Dalam pembelajaran ini, guru menggunakan metode ceramah
dalam menjelaskan materi mata diklat kewirausahaan.
Seperti yang disampaikan informan II pada wawancara
pada tanggal 24 April 2012 menyatakan bahwa:
Dalam setiap kegiatan belajar mengajar guru itu harus bisa membuka wawasan siswa mengenai kewirausahaan mbak, dengan memberikan materi pelajaran sesuai kurikulum, semua guru kewirausahaan harus berusaha membuat siswa mengerti dasar-dasar kewirausahaan terlebih dahulu, agar wawasan mereka terbuka. Nah hal itu dilakukan dengan pemberian materi mata diklat kewirausahaan, siswa dibekali LKS untuk pembelajaran.
Hal senada juga disampaikan oleh informan III pada
wawancara tanggal 27 Juni 2012 “Untuk pembukaan wawasan
dalam pembelajaran kewirausahaan dengan pemberian dan
penjelasan materi kewirausahaan dalam setiap pertemuan baik dari
LKS maupun buku pendamping”
Hal tersebut juga diperkuat dari observasi yang
dilakukan oleh peneliti pada tanggal 24 April 2012 pada waktu
kegiatan belajar mengajar mata diklat kewirausahaan di kelas X3.
Dalam pembelajaran guru menggunakan metode ceramah untuk
menjelaskan materi mata diklat kewirausahaan. Menjelaskan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
materi ini adalah salah satu strategi pembelajaran guru untuk
membuka wawasan siswa, membuka pikiran siswa mengenai
wirausaha. Pada saat ini pembelajaran mata diklat kewirausahaan
masih kegiatan di kelas dan praktek, untuk kedepannya akan
direncanakan pembelajaran yang lebih bervariasi seperti studi
banding dan kunjungan-kunjungan kewirausahaan.
b) Penanaman Sikap, dilakukan melalui pembiasaan dan pemberanian
melakukan sesuatu. Kadang-kadang harus melalui “tekanan”,
“keterpaksaan” dalam arti positif antara lain dengan cara
pemberian batas waktu (deadline).
Penanaman sikap yang dilakukan guru dalam pembelajaran adalah
dengan menanamkan sikap wirausaha yaitu disiplin diri,
bertanggung jawab, kreatif, mandiri, kerjasama dan berani
menganggung resiko. Guru menanamkan pada siswa untuk selalu
siap menerima hal positif atau negatif yang akan terjadi.
Berdasarkan pengamatan pada tanggal 24 April 2012
dalam proses pembelajaran guru mengadakan diskusi dalam kelas
untuk membahas dan memecahkan persoalan yang diberikan guru.
Melalui hal ini siswa ditanamkan sikap untuk bertanggung
tanggung jawab, kerjasama dan kreatif.
Seperti yang disampaikan informan II pada wawancara berikut:
Dalam kegiatan pembelajaran guru harus menanamkan sikap-sikap kewirausahaan seperti disiplin dalam hal apapun, kerjasama, mandiri, bertanggung jawab baik saat masih di sekolah maupun setelah di luar lingkungan sekolah, dan sikap-sikap tersebut tidak hanya dilakukan pada saat pembelajaran saja, namun juga setelah di luar pembelajaran sebagai latihan siswa, kalau dilakukan secara terus-menerus pasti akan menjadi kebiasaan. Kegiatannya banyak bisa dengan diskusi kelas, memberi PR itu sudah masuk dalam penanaman sikap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Kegiatan pembelajaran lain yang bertujuan
menanamkan sikap kewirausahaan adalah kegiatan pemberian
tugas rumah dengan deadline. Dengan adanya tugas rumah siswa
ditananamkan sikap bertanggung jawab, dan melakukan segala
sesuatu dengan tepat waktu.
Hal tersebut dipertegas dengan pernyataan informan III
pada wawancara tanggal 25 Juli 2012 “memberikan tugas rumah
secara individu itu juga termasuk salah satu kegiatan penanaman
sikap, membiasakan siswa disiplin, mandiri, bertanggung jawab,
tepat waktu dan juga melatih kreativitas”
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang
dilakukan oleh peneliti, penanaman sikap kewirausahaan
dilakukan melalui kegiatan diskusi kelas, pemberian tugas rumah,
yang melatih siswa untuk membiasakan sikap tanggung jawab,
disiplin diri, tepat waktu, kerjasama, mandiri dan mengembangkan
kreativitas siswa.
c) Pembekalan Teknis, bertujuan memberi bekal teknis dan
bermanfaat bagi perjalanan hidup anak didik, bukan ilmu yang
muluk-muluk. Kegiatanya dilakukan melalui pembimbingan dan
praktik.
Kegiatan praktik kewirausahaan di sekolah dikelola oleh masing-
masing unit produksi.
Seperti pernyataan informan I pada wawancara tanggal
27 Juni 2012 sebagai berikut :
Kegiatan praktek kewirausahaan siswa dikelola oleh masing-masing unit produksi dan di business centre. Setiap jurusan ada unit produksi, akuntansi ada bank mini, jurusan administrasi perkantoran ada jasa layanan fotocopi, jurusan pemasaran ada KW Mart yang juga sebagai business centre, jurusan busana butik ada sanggar busana, jurusan multimedia ada jasa layanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
internet, dan yang baru ini ada agen tiket dan pemandu wisata untuk jurusan usaha perjalanan wisata.”
Juga disampaikan oleh informan II pada wawancara tanggal 27
Juni 2012 :
Kegiatan praktek kewirausahaan siswa dikelola oleh unit produksi. Masing-masing jurusan punya unit produksi yang memfasilitasi siswa untuk praktek. Untuk siswa akuntansi ada bank mini, jurusan administrasi perkantoran ada jasa fotocopi, multimedia ada jasa internet, pemasaran ada mini market KW Mart, jurusan busana butik ada sanggar busana dan usaha perjalanan wisata ada agen tiket dan pemandu wisata. Unit produksi itulah yang memfasilitasi siswa untuk menerapkan ilmu dan teori yang telah mereka dapat.”
Untuk pembekalan teknis kewirausahaan siswa, dalam
pembelajaran kewirausahaan dilaksanakan kegiatan praktik di
masing-masing unit produksi dan KW Mart sebagai business
centre. Di unit produksi masing-masing jurusan siswa diberi
fasilitas untuk mengelola usaha dan menerapkan teori yang sudah
dipelajari sesuai dengan bidangnya. Selain di unit produksi, semua
siswa juga wajib mengikuti kegiatan kewirausahaan di business
centre yaitu menjual kembali barang yang diambil dari KW Mart.
Kegiatan tersebut sebagai salah satu strategi pembelajaran guru
mata diklat kewirausahaan agar siswa menerapkan ilmu dan teori
yang telah diberikan guru, menanamkan sikap kewirausahaan bagi
siswa, dan membantu siswa mengembangkan minatnya. Kegiatan
ini akan bermanfaat bagi siswa kelak setelah lulus, jika mereka
terjun dalam dunia usaha mereka sudah mempunyai kemampuan
teknis sebagai wujud nyata dari teori-teori yang telah dipelajari.
Seperti wawancara pada tanggal 24 April 2012 oleh
informan II sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Kegiatan praktik yang dilakukan dalam pembelajaran mata diklat kewirausahaan selain di unit produksi adalah praktek KW Mart mbak. Dari kegiatan tersebut siswa benar-benar mempraktekkan dari apa yang mereka pelajari. Itu memang masuk dalam kurikulum, dan wajib dilakukan siswa dan ada penilaiannya.
Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan
peneliti dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tidak hanya
pembekalan materi dan teori tetapi juga dengan pembekalan teknis
dengan praktek secara langsung. Kegiatan praktek yang
dilaksanakan siswa SMK Negeri 1 Karanganyar dikelola oleh
masing-masing unit produksi yang dimiliki oleh setiap jurusan dan
menjual barang yang diambil dari KW Mart sebagai business
centre. Selain pelaksaan kegiatan praktek wajib, guru selalu
memotivasi siswa agar belajar berwirausaha, mempraktekkan dari
teori yang telah dipelajari. Hal tersebut dapat dilihat dari banyak
siswa yang berwirausaha misalnya aktif di KW Mart di luar
pembelajaran, banyak siswa yang menjual makanan ke sekolah dan
menjual pulsa.
d) Pembekalan pengalaman awal, bertujuan mendorong anak didik
berani “melangkah”, merasakan kenikmatan keberhasilan dan
belajar dari pahitnya kegagalan. Kegiatanya dapat dilakukan
melalui praktik.
Pembekalan pengalaman juga dilakukan melalui
praktik. Jadi kegiatan praktik yang dilakukan siswa selain
membekali teknis juga membekali pengalaman bagi siswa.
Kegiatan yang dilakukan untuk pembekalan pengalaman awal
antara lain kegiatan magang dan praktek di unit produksi dan
business centre.
Dari observasi yang dilakukan oleh peneliti pada
tanggal 8 Mei 2012 siswa melaksanakan praktek di tempat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
pelayanan fotocopi, dalam kegiatan tersebut siswa benar-benar
mengalami secara nyata berperan sebagai seorang wirausahawan,
mulai dari membuka, pengelolaan tempat, memberikan pelayanan
yang baik, pengelolaan keuangan sampai penyusunan laporan
keuangan selama piket. Demikian juga observasi yang dilakukan
peneliti pada tanggal 8 Mei 2012 di KW Mart, siswa yang praktek
di KW Mart mengelola kegiatan KW Mart, mulai dari pengelolaan
barang- barang, pengelolaan pembayaran dan pengelolaan laporan
keuangan yang didampingi oleh guru pembina, yang mengarahkan
dan mengawasi kegiatan siswa.
Disampaikan informan II pada wawancara tanggal 27
Juni 2012 “Pembekalan pengalaman juga dilaksanakan melalui
kegiatan praktek di unit produksi, jadi praktik itu selain
pembekalan teknis juga pembekalan pengalaman bagi siswa”.
Pernyataan dari informan II diperkuat dengan pernyataan informan
III pada wawancara tanggal 27 Juni 2012 “Pembekalan
pengalaman dan sekaligus pembekalan teknis dilakukan melalui
kegiatan praktik, baik praktik di unit produksi maupun di KW
Mart”.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut
diperoleh kesimpulan bahwa pembekalan pengalaman awal di
dapat siswa melalui kegiatan praktek kewirausahaan di masing-
masing unit produksi dan di business centre yaitu KW Mart. Setiap
program jurusan memiliki unit produksi yang disediakan untuk
memfasilitasi siswa dalam kegiatan kewirausahaan. Seperti
kegiatan yang piket yang dilaksanakan oleh setiap siswa
administrasi perkantoran di jasa pelayanan fotocopi, siswa
pemasaran di KW Mart, siswa busana butik di sanggar busana dan
siswa lainnya di masing-masing unit produksi. Dalam kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
praktek tersebut siswa mengelola usaha seolah-olah mereka
sebagai pemilik yang harus mampu mengelola dan
mengembangkan usahanya.
2) Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin)
Sebagai bentuk pelaksanan pendidikan sistim ganda (PSG) di
SMK maka dilaksanakan kegiatan praktik kerja industri (prakerin).
Prakerin merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan di dunia
usaha atau industri (DU/DI), yang dilaksanakan tiga bulan selama
menempuh pendidikan di SMK. Ada tiga capaian yang bisa diperoleh
dalam pelaksanaan prakerin, yaitu pembukaan wawasan, penanaman
sikap dan pembekalan teknis berwirausaha pada bidang tertentu.
Untuk mencapai ketiga hal tersebut, maka kegiatan penilaian prakerin
harus diselaraskan pada upaya pembukaan wawasan, penanaman sikap
dan pembekalan teknis berwirausaha.
Seperti yang disampaikan informan I pada wawancara tanggal
27 Juni 2012 sebagai berikut :
Kegiatan praktik kerja industri kalau disini istilahnya on the job training selama tiga bulan salah satu pembelajaran yang melatih siswa untuk berwirausaha, hal ini justru lebih nyata karena siswa langsung terjun, bisa mengamati, mencoba, dan selama 3 bulan siswa akan belajar dan lama-lama kan terbiasa melakukan, nah setelah dari situ benar-benar mendapat pengalaman berwirausaha.
Hal senada juga diungkapkan oleh informan II pada
wawancara tanggal 1 Mei 2012 “OJT adalah salah satu kegiatan
pembelajaran, selama 3 bulan siswa magang, pasti kan mendapat
banyak ilmu dan pengalaman dari tempat OJT-nya.”
Metode penilaian dapat dilakukan melalui portofolio jurnal
kegiatan, presentasi dan wawancara, serta pengamatan. Metode
penilaian portofolio jurnal kegiatan digunakan untuk mengetahui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
pengetahuan teknis. Metode presentasi dan wawancara untuk
mengetahui pengetahuan teknis dan wawasan wirausaha. Sedangkan
metode pengamatan untuk mengetahui keterampilan teknis dan
penaman sikap wirausaha.
Informan II pada wawancara tanggal 1 Mei 2012
menyatakan:
Penilaian OJT dilakukan melalui jurnal kegiatan, jadi selama magang setiap hari siswa diwajibkan mengisi jurnal kegiatan, kegiatan apa saja yang dilakukan. Jurnal itu juga sebagai absensi untuk menilai kedisiplinan siswa. Selain dari jurnal pada akhir kegiatan magang, siswa membuat laporan observasi selama kegiatan magang berlangsung, jadi dari situ bisa dilihat siswa itu benar-benar belajar dari magang atau cuma sekedar ikut untuk mendapat nilai.
Hal senada juga diungkap informan III pada wawancara
tanggal 1 Mei 2012 “penilaian OJT itu dari jurnal kegiatan dan dari
laporan”
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan
bahwa kegiatan praktik kerja industri (prakerin) adalah salah satu
kegiatan yang menunjang kegiatan kewirausahaan. Kegiatan prakerin
dilaksanakan selama tiga bulan, dan ada tiga capaian yang diperoleh
siswa yaitu pembukaan wawasan, penanaman sikap dan pembekalan
teknis. Penilaian kegiatan prakerin dilakukan melalui jurnal kegiatan
harian yang diisi siswa dan dari laporan kegiatan magang.
c. Praktik Kegiatan Berwirausaha
Kegiatan praktik berwirausaha di sekolah dimaksudkan agar siswa
mempunyai pengalaman awal dalam berwirausaha. Hal ini dilakukan
melalui keterlibatan siswa dalam Unit Produksi
Menempatkan Unit Produksi di sekolah, sebagai motor penggerak
keterlaksanaan kewirausahaan. Melalui lembaga ini, mulai dari tataran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
penanaman konsep, penanaman sikap, pemahaman teknis serta
pembekalan pengalaman awal berwirausaha dapat dilakukan.
Sebagaimana unit produksi adalah Suatu proses kegiatan usaha yang di
lakukan di sekolah, bersifat bisnis (profit oriented) dengan para pelaku
warga sekolah, mengoptimalkan sumber daya sekolah dan lingkungan,
dalam berbagai bentuk unit usaha sesuai dengan kemampuan yang di
kelola secara profesional.
Seperti yang disampaikan oleh informan I pada wawancara tanggal
27 Juni 2012 sebagai berikut :
Kegiatan praktik kewirausahaan dikelola oleh masing-masing unit
produksi dan di business centre. Setiap program jurusan memiliki unit
produksi. Akuntansi ada bank mini, Administrasi Perkantoran ada jasa
fotocopi, Pemasaran ada KW Mart, Busana Butik ada sanggar busana,
Multimedia ada jasa internet dan Usaha Perjalanan Wisata ada agen tiket
dan pemandu wisata.
Pernyataan tersebut diperkuat dengan observasi yang dilakukan
peneliti pada tanggal 27 Juni 2012 di unit produksi. Kegiatan praktik
kewirausahaan siswa dilakukan di masing-masing unit produksi sesuai
dengan program keahliannya. Seperti yang terlihat di jasa fotocopi,
siswamemberikan pelayanan bagi warga sekolah yang membutuhkan jasa
fotocopi. Di sanggar busana siswa praktik membuat pola, mendesain baju
dan menjahit membuat pakaian. Juga terlihat kegiatan praktik siswa di
KW Mart, yang sedang bertransaksi melakukan pelayanan pejualan
barang.
Berdasarkan wawancara dan hasil observasi yang telah dilakukan
oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa kegiatan praktik wirausaha siswa
SMK Negeri 1 Karanganyar dilaksanakan melalui unit produksi yang
dikelola oleh masing-masing program keahlian dan di business centre,
sebagai tempat praktik wirausaha siswa SMK Negeri 1 Karanganyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
2. Kendala dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan
Kendala berarti halangan, rintangan, faktor atau keadaan yang
membatasi, menghalangi, atau mencegah pencapaian sasaran; kekuatan yang
memaksa pembatalan pelaksanaan. Sedangkan kendala yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran
mata diklat kewirausahaan.
Kendala dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan
di SMK Negeri 1 Karanganyar antara lain :
a. Perubahan Kurikulum
Pelaksanaan pembelajaran sering mengalami kendala seperti
terjadinya perubahan kurikulum, perubahan ini sengaja diciptakan oleh atasan
(Depdiknas) sebagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan atau
pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan, ataupun sebagai
usaha untuk meningkatkan efisiensi dan sebagainya. Inovasi seperti ini
dilakukan dan diterapkan kepada bawahan dengan cara mengajak,
menganjurkan dan bahkan memaksakan apa yang menurut pencipta itu baik
untuk kepentingan bawahannya. Dan bawahan tidak punya otoritas untuk
menolak pelaksanaannya.
Seperti yang disampaikan oleh informan II dalam wawancara
tanggal 26 Juli 2012 sebagai berikut :
Kurikulum yang sering berubah-ubah itu juga menjadi kendala dalam pembelajaran mbak, ya memang tujuannya bagus supaya pendidikan lebih bagus, tetapi terkadang kami belum bisa mengikuti jadi ya bisa dibilang dipaksakan.
Hal senada juga diungkapkan oleh informan III pada wawancara
tanggal 26 Juli “kurikulum sering berubah-ubah mbak dan kami tidak selalu
bisa mengikutinya”
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
salah satu kendala dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat
kewirausahaan adalah adanya perubahan kurikulum. Perubahan yang
ditetapkan oleh pemerintah memang bertujuan agar pendidikan menjadi lebih
baik, tetapi terkadang pihak sekolah dan guru belum bisa sepenuhnya
mengikuti perubahan tersebut dan cenderung dipaksakan untuk mengikutinya.
b. Anggapan siswa kewirausahaan hanya mata diklat pelengkap
Para siswa menganggap hanya pelajaran pelengkap, karena tidak menjadi
penentu kelulusan sehingga para siswa kurang termotivasi mengikuti
pembelajaran. Mindset para siswa telah tertanam untuk jadi pekerja atau
pegawai negeri bukan menjadi pengusaha atau wirausaha. Hal inilah yang
menjadi hambatan pelaksanaan pembelajaran kewirausahaan dan menjadi
tantangan para guru kewirausahaan.
Seperti yang disampaikan oleh informan II pada wawancara
tanggal 26 Juli 2012 sebagai berikut :
Terkadang siswa menganggap kewirausahaan pelajaran yang biasa saja, karena kan bukan mata pelajaran yang menentukan kelulusan, jadi ya ada siswa yang semaunya sendiri dalam pembelajaran, tidak menganggap pelajaran yang penting.”
Pernyataan tersebut diperkuat oleh pernyataan informan IV pada
wawancara tanggal 26 Juli 2012 “pelajaran kewirausahaan menurut saya perlu
diadakan di sekolah, tetapi bukan yang diutamakan, yang perlu diutamakan ya
pelajaran yang buat ujian aja.”
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dijelaskan bahwa ada
anggapan siswa bahwa mata diklat kewirausahaan bukan mata diklat yang
perlu diutamakan karena bukan mata diklat sebagai penentu kelulusan
sehingga kurang tertarik dan termotivasi dalam mengikuti pembelajarannya.
c. Suasana belajar yang kurang menyenangkan
Pengelolaan kelas merupakan faktor penting tercapainya tujuan
pembelajaran. Iklim lingkungan kelas yang kondusif merupakan tulang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
punggung dan faktor pendorong yang dapat memberikan daya tarik
tersendiri bagi proses pembelajaran. Iklim belajar yang menyenangkan akan
membangkitkan semangat dan menumbuhkan aktivitas serta kreatifitas
peserta didik. Namun suasana pembelajaran di SMK Negeri 1 Karanganyar
pada saat pembelajaran mata diklat kewirausahaan suasana pembelajaran
kurang kondusif.
Seperti pada pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada
tanggal 24 April 2012 saat pembelajaran di kelas. Guru mengajar dengan
metode ceramah, yang dianggap siswa kurang menarik, sehingga siswa
banyak yang tidak memperhatikan penjelasan guru. Dalam hal ini
pengelolaan kelas yang dilakukan guru kurang, sehingga tidak terjadi
hubungan edukatif antara guru dan siswa.
Suasana pembelajaran yang kurang menyenangkan tersebut dikarenakan
metode pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi, sehingga
siswa bosan dan tidak aktif dalam pembelajaran.
Seperti yang disampaikan oleh informan IV pada wawancara
tanggal 1 Mei 2012 sebagai berikut “pembelajaran kewirausahaan
membosankan mbak, biasanya cuma dijelaskan guru trus dikasih tugas,
penjelasan guru kadang kurang jelas jadi pada ramai sendiri.”
Hal senada juga disampaikan informan V, “menurut saya
pembelajarannya kurang menyenangkan, bosan mbak”.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut dapat
disimpulkan bahwa salah satu kendala dalam pelaksanaan pembelajaran
mata diklat kewirausahaan di SMK Negeri 1 Karanganyar adalah suasana
pembelajaran krang menyenangkan sehingga siswa dalam pembelajaran
tidak memperhatikan dan tidak fokus. Interaksi antara guru dan siswa
kurang, sehingga siswa menjadi pasif. Suasana yang kurang menyenangkan
tersebut dikarenakan metode yang digunakan guru kurang bervariasi,
sehingga siswa bosan dan tidak fokus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
d. Sumber belajar siswa yang kurang
Dalam setiap pembelajaran guru menggunakan sumber belajar dari buku
dan Lembar Kerja Siswa. Namun sumber belajar siswa hanya dari Lembar
Kerja Siswa, siswa tidak mempunyai buku yang digunakan dalam
pembelajaran.
Seperti yang disampaikan informan II pada wawancara tanggal 26
Juli 2012 sebagai berikut:
Sumber belajar memang masih kurang mbak, guru ada buku pegangan untuk mengajar. Tetapi siswa dalam belajar buku pegangannya hanya LKS, padahal di LKS itu materinya hanya secara garis besarnya saja, jadi masih perlu buku-buku kewirausahaan lain untuk referensi.
Hal tersebut diperkuat oleh informan IV “untuk belajar pakai LKS mbak,
tidak punya buku”.
Penyataan informan II dan IV tersebut diperkuat dengan observasi yang
dilakukan oleh peneliti pada tanggal 24 April 2012, dalam kegiatan belajar
pembelajaran dikelas sumber belajar siswa hanya Lembar Kerja Siswa.
Siswa tidak memiliki buku referensi untuk belajar, sehingga materi
pelajaran yang diperoleh siswa hanya sedikit dan hanya terpancang pada
Lembar Kerja Siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh
peneliti, kurangnya sumber belajar siswa juga merupakan salah satu kendala
dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan di SMK Negeri
1 Karanganyar. Sumber belajar siswa hanya menggunakn Lembar Kerja
Siswa yang materinya masih kurang lengkap, sehingga pengetahuan siswa
hanya terpancang pada apa yang ada di Lembar Kerja Siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan
pembelajaran mata diklat kewirausahaan
Dari kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat
kewirausahaan di SMK Negeri 1 Karanganyar, ada upaya yang dilakukan untuk
mengatasi kendala tersebut, antara lain:
a. Inovasi pembelajaran
Dalam pendidikan terjadinya perubahan kurikulum, untuk
mengikuti perubahan-perubahan tersebut dilakukan inovasi pembelajaran oleh
guru agar mampu mengikuti dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kurikulum yang berlaku.
Seperti yang disampaikan informan II pada wawancara tanggal 26
Juli 2012 sebagai berikut :
Untuk bisa mengikuti kurikulum yang berubah-ubah guru harus melakukan inovasi dalam pembelajaran, walaupun terkadang sulit untuk mengikuti tp kami berupaya melakukan inovasi agar menjadi lebih baik.
Hal senada juga diungkapkan oleh informan III, “untuk bisa
mengikuti kurikulum yang berubah-ubah setiap guru harus bisa berinovasi,
mensiasati pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku.”
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa
upaya yang dilakukan guru untuk mengikuti perubahan kurikulum adalah
dengan melakukan inovasi pembelajaran. Guru harus mampu melakukan
strategi pembelajaran yang tepat agar pembelajaran berjalan dengan baik.
b. Mengubah pandangan siswa mengenai mata diklat kewirausahaan
Pandangan siswa yang beranggapan bahwa mata diklat kewirausahaan hanya
mata diklat pelengkap harus diubah. Guru berupaya menjelaskan pentingnya
mata diklat kewirausahaan dalam menumbuhkembangkan minat berwirausaha
siswa dan pentingnya mata diklat kewirausahaan untuk membekali siswa
menjadi wirausahawan yang memadai dan mampu berkompetisi di dunia
usaha.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Seperti yang disampaikan oleh informan II pada wawancara tanggal 26 Juli
2012 sebagai berikut :
Pandangan siswa yang menganggap kewirausahaan hanya mata diklat pelengkap harus diubah, walaupun kewirausahaan bukan penentu kelulusan siswa, tp kewirausahaan itu penting sekali dalam pendidikan apalagi SMK yang mempersiapkan lulusan siap kerja baik dunia industry maupun usaha. Saya selalu menjelaskan pentingnya pembelajaran kewirausahaan, supaya siswa nanti setelah tamat tidak nganggur, karena sulit mencari kerja jaman sekarang.
Hal senada juga diungkap oleh informan III, “guru berusaha menjelaskan
kepada pentingnya mata diklat kewirausahaan untuk membekali siswa teori
dan pengalaman agar mampu terjun di dunia usaha”
Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan oleh peneliti
bahwa untuk mengubah anggapan siswa mengenai mata diklat kewirausahaan
guru menjelaskan pentingnya mata diklat kewirausahaan untuk membekali
siswa pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman untuk menjadi
wirausahawan yang akan sangat berguna untuk kehidupannya kelak.
c. Pemilihan metode belajar yang menarik
Untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan guru berupaya
memilih metode pembelajaran yang menarik, seperti dengan mengadakan
diskusi kelas dan pembelajaran dengan media internet.
Hal tersebut disampaikan oleh informan II pada wawancara tanggal 26 Juli
2012 :
Agar siswa tidak bosan dengan kegiatan pembelajaran di kelas, kami mencoba metode pembelajaran yang lain, seperti diskusi kelompok dalam kelas dan pembelajaran di lab dengan media internet. Jadi siswa dapat lebih leluasa dalam belajar, mencari solusi permasalahan dengan saling bertukar pendapat dengan temannya, juga siswa bisa mencari materi-materi dengan internet.
Pernyataan tersebut juga diperkuat informan IV sebagai berikut :
Pembelajaran yang tidak membosankan pada saat belajar di lab mbak, soalnya di lab kita bisa browsing nyari materi-materi kan, jadi tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
mendengarkan materi terus-menerus, kalau seperti itu kan bosan, ngantuk banyak yang ramai, kalau di lab kita tidak bosan.
Hal tersebut diperkuat dengan observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal
8 Mei 2012, pembelajaran dilakukan dengan media internet membuat siswa
lebih aktif dan kreatif. Siswa mendapat materi yang lebih bervariasi dan lebih
ada interaksi edukatif antara guru dan siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh
peneliti dapat disimpulkan bahwa untuk menciptakan suasana pembelajaran
yang menyenangkan guru memilih metode pembelajaran yang menarik
dengan diskusi dan dengan media internet. Dengan hal tersebut terbukti siswa
terlihat lebih aktif dan antusias dalam pembelajaran.
d. Peminjaman buku pelajaran di perpustakaan
Kurangnya sumber belajar adalah salah satu kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan di SMK Negeri 1
Karanganyar. Untuk menambah sumber belajar, di perpustakaan disediakan
buku-buku ajar mata diklat kewirausahaan yang dapat dimanfaatkan siswa
untuk belajar.
Seperti yang diungkapkan oleh informan II pada wawancara tanggal 26 Juli
2012 sebagai berikut :
Kan siswa disini yang diwajibkan punya hanya LKS, jadi banyak siswa yang tidak punya buku. Jadi perpustakaan menyediakan buku-buku kewirausahaan yang bisa dimanfaatkan siswa untuk belajar.
Pernyataan tersebut dipertegas informan VI dalam wawancara tanggal 26 Juli
2012, “di perpustakaan ini ada banyak buku-buku kewirausahaan yang
disediakan. Siswa bisa memanfaatkan untuk belajar”
Pernyataan kedua informan tersebut diperkuat dengan observasi yang
dilakukan oleh peneliti pada tanggal 6 Juli 2012 di perpustakaan SMK Negeri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
1 Karanganyar. Di perpustakaan tersebut terdapat buku-buku kewirausahaan
yang dapat digunakan siswa untuk menambah sumber belajar.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan
oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa untuk menambah sumber belajar siswa
perpustakaan menyediakan buku-buku kewirausahaan yang sangat bermanfaat
bagi siswa dalam belajar. Jadi siswa tidak hanya terpancang pada materi yang
ada di Lembar Kerja Siswa saja.
C. PEMBAHASAN
Sekolah menengah kejuruan merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan
untuk mencetak lulusannya menjadi tenaga yang siap kerja. Untuk mencapai tujuan
tersebut Sekolah Menengah Kejuruan telah membuat perencanaan pengajaran yang
berorientasi pada pemberian ketrampilan baik secara teori maupun praktek. Hal ini
diwujudkan dengan pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan dalam
upaya menumbuhkembangkan minat berwirausaha siswa.
Dalam sub bab ini, peneliti menganalisis data yang berhasil dikumpulkan
di lapangan sesuai dengan perumusan masalah. Analisis peneliti adalah sebagai
berikut:
1. Pelaksanaan mata diklat kewirausahaan di SMK Negeri 1 Karangnyar
a. Kurikulum Mata Diklat Kewirausahaan
Berdasarkan struktur kurikulum SMK mencakup antara lain mata
pelajaran kewirausahaan dengan jumlah 150 jam. Standar Kompetensi
Lulusan pada mata pelajaran kewirausahaan adalah :
a. Mengaktualisasikan sikap dan perilaku wirausaha
b. Menerapkan jiwa kepemimpinan
c. Merencanakan usaha kecil atau mikro
d. Mengelola usaha kecil atau mikro
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Berdasarkan silabus SMK, mata diklat kewirausahaan dibagi
menjadi topik sebagai berikut:
b. Tingkat I alokasi waktu 100 x 45menit jam dengan topik:
1) Mengidentifikasi sikap dan perilaku wirausaha
2) Menerapkan sikap dan perilaku kerja prestatif (selalu ingin maju)
3) Merumuskan solusi masalah
4) Membuat keputusan
5) Menunjukkan sikap pantang mneyerah dan ulet
6) Mengelola konflik
7) Membangun visi dan misi usaha
c. Tingkat II alokasi waktu 76 x 45menit jam dengan topik:
1) Menganalisis peluang usaha
2) Menganalisis aspek-aspek pengelolaan usaha
3) Menyusun proposal usaha
d. Tingkat III alokasi waktu 24 x 45menit dengan topik:
1) Mempersiapkan pendirian usaha
2) Menghitung resiko menjalankan usaha
3) Mengevaluasi hasil usaha
Dari silabus tersebut mata diklat kewirausahaan dibagi menjadi
tiga topik. Masing-masing topik dipelajari dengan alokasi waktu 40jam.
Dari pembagian menjadi tiga topik tersebut mata diklat kewirausahaan dapat
membekali siswa pengetahuan dan kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotorik.
b. Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar di SMK Negeri 1 Karanganyar, dalam
hal upaya membiasakan penerapan karakteristik wirausaha dilakukan
melalui kegiatan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
1) Mata pelajaran kewirausahaan
Adapun pembelajaran kewirausahaan dilaksanakan dengan sebagai
berikut:
a) Pembukaan Wawasan
dilakukan melalui kegiatan seperti: ceramah, diskusi, mengundang
lulusan SMK yang berhasil, mengundang wirausahawan yang
berada di sekitar sekolah agar menceritakan keberhasilan dan
kegagalan yang pernah mereka alami atau mengunjungi
perusahaan, melalui pengamatan langsung melalui pemagangan
atau studi banding.
Dalam pembelajaran ini, guru menggunakan metode ceramah
dalam menjelaskan materi mata diklat kewirausahaan.
b) Penanaman Sikap, dilakukan melalui pembiasaan dan pemberanian
melakukan sesuatu. Kadang-kadang harus melalui “tekanan”,
“keterpaksaan” dalam arti positif antara lain dengan cara
pemberian batas waktu (deadline).
Penanaman sikap yang dilakukan guru dalam pembelajaran adalah
dengan menanamkan sikap wirausaha yaitu disiplin diri,
bertanggung jawab, kreatif, mandiri, kerjasama dan berani
menganggung resiko. Guru menanamkan pada siswa untuk selalu
siap menerima hal positif atau negatif yang akan terjadi.
c) Pembekalan Teknis, bertujuan memberi bekal teknis dan
bermanfaat bagi perjalanan hidup anak didik, bukan ilmu yang
muluk-muluk. Kegiatanya dilakukan melalui pembimbingan dan
praktik.
Pembelajaran tidak hanya pembekalan materi dan teori
tetapi juga dengan pembekalan teknis dengan praktek secara
langsung. Kegiatan praktek yang dilaksanakan siswa SMK Negeri
1 Karanganyar dikelola oleh masing-masing unit produksi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
dimiliki oleh setiap jurusan dan menjual barang yang diambil dari
KW Mart sebagai business centre. Selain pelaksaan kegiatan
praktek wajib, guru selalu memotivasi siswa agar belajar
berwirausaha, mempraktekkan dari teori yang telah dipelajari.
d) Pembekalan pengalaman awal, bertujuan mendorong anak didik
berani “melangkah”, merasakan kenikmatan keberhasilan dan
belajar dari pahitnya kegagalan. Kegiatanya dapat dilakukan
melalui praktik.
Pembekalan pengalaman awal di dapat siswa melalui
kegiatan praktek kewirausahaan di masing-masing unit produksi
dan di business centre yaitu KW Mart. Setiap program jurusan
memiliki unit produksi yang disediakan untuk memfasilitasi siswa
dalam kegiatan kewirausahaan. Seperti kegiatan yang piket yang
dilaksanakan oleh setiap siswa administrasi perkantoran di jasa
pelayanan fotocopi, siswa pemasaran di KW Mart, siswa busana
butik di sanggar busana dan siswa lainnya di masing-masing unit
produksi. Dalam kegiatan praktek tersebut siswa mengelola usaha
seolah-olah mereka sebagai pemilik yang harus mampu mengelola
dan mengembangkan usahanya.
2) Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin)
Prakerin merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan di
dunia usaha atau industri (DU/DI), yang dilaksanakan tiga bulan selama
menempuh pendidikan di SMK. Ada tiga capaian yang bisa diperoleh
dalam pelaksanaan prakerin, yaitu pembukaan wawasan, penanaman
sikap dan pembekalan teknis berwirausaha pada bidang tertentu. Untuk
mencapai ketiga hal tersebut, maka kegiatan penilaian prakerin harus
diselaraskan pada upaya pembukaan wawasan, penanaman sikap dan
pembekalan teknis berwirausaha.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Prakerin merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan di
dunia usaha atau industri (DU/DI), yang dilaksanakan tiga bulan selama
menempuh pendidikan di SMK. Ada tiga capaian yang bisa diperoleh
dalam pelaksanaan prakerin, yaitu pembukaan wawasan, penanaman
sikap dan pembekalan teknis berwirausaha pada bidang tertentu. Untuk
mencapai ketiga hal tersebut, maka kegiatan penilaian prakerin harus
diselaraskan pada upaya pembukaan wawasan, penanaman sikap dan
pembekalan teknis berwirausaha.
c. Praktik Kegiatan Berwirausaha
Kegiatan praktik berwirausaha di sekolah dimaksudkan agar siswa
mempunyai pengalaman awal dalam berwirausaha. Hal ini dilakukan melalui
keterlibatan siswa dalam Unit Produksi.
Unit produksi yang ada di SMK Negeri 1 Karanganyar :
P. Akuntansi : Bank Mini
P. Administrasi Perkantoran : Jasa Fotocopi
P. Pemasaran : KW Mart
P.Multimedia : Jasa internet
P. Busana Butik : Sanggar Busana
P. Usaha Perj. Wisata : Agen tiket dan Pemandu wisata
Kegiatan praktik kewirausahaan siswa dilakukan di masing-masing
unit produksi sesuai dengan program keahliannya. Seperti yang terlihat di jasa
fotocopi, siswamemberikan pelayanan bagi warga sekolah yang
membutuhkan jasa fotocopi. Di sanggar busana siswa praktik membuat pola,
mendesain baju dan menjahit membuat pakaian. Juga terlihat kegiatan praktik
siswa di KW Mart, yang sedang bertransaksi melakukan pelayanan pejualan
barang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
2. Kendala dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan
Kendala berarti halangan, rintangan, faktor atau keadaan yang membatasi,
menghalangi, atau mencegah pencapaian sasaran; kekuatan yang memaksa
pembatalan pelaksanaan. Sedangkan kendala yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat
kewirausahaan.
a. Perubahan kurikulum
Perubahan yang ditetapkan oleh pemerintah memang bertujuan agar
pendidikan menjadi lebih baik, tetapi terkadang pihak sekolah dan guru belum
bisa sepenuhnya mengikuti perubahan tersebut dan cenderung dipaksakan
untuk mengikutinya.
b. Anggapan siswa kewirausahaan hanya mata diklat pelengkap
Para siswa menganggap hanya pelajaran pelengkap, karena tidak menjadi
penentu kelulusan sehingga para siswa kurang termotivasi mengikuti
pembelajaran.
c. Suasana belajar yang kurang menyenangkan
Kendala dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan di SMK
Negeri 1 Karanganyar adalah suasana pembelajaran krang menyenangkan
sehingga siswa dalam pembelajaran tidak memperhatikan dan tidak fokus.
Interaksi antara guru dan siswa kurang, sehingga siswa menjadi pasif. Suasana
yang kurang menyenangkan tersebut dikarenakan metode yang digunakan
guru kurang bervariasi, sehingga siswa bosan dan tidak fokus.
d. Sumber belajar siswa yang kurang
Kurangnya sumber belajar siswa juga merupakan salah satu kendala dalam
pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan di SMK Negeri 1
Karanganyar. Sumber belajar siswa hanya menggunakn Lembar Kerja Siswa
yang materinya masih kurang lengkap, sehingga pengetahuan siswa hanya
terpancang pada apa yang ada di Lembar Kerja Siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan
pembelajaran mata diklat kewirausahaan
Dari kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat
kewirausahaan di SMK Negeri 1 Karanganyar, ada upaya yang dilakukan untuk
mengatasi kendala tersebut, antara lain:
a. Inovasi pembelajaran
Upaya yang dilakukan guru untuk mengikuti perubahan kurikulum adalah
dengan melakukan inovasi pembelajaran. Guru harus mampu melakukan
strategi pembelajaran yang tepat agar pembelajaran berjalan dengan baik.
b. Mengubah pandangan siswa mengenai mata diklat kewirausahaan
Untuk mengubah anggapan siswa mengenai mata diklat kewirausahaan guru
menjelaskan pentingnya mata diklat kewirausahaan untuk membekali siswa
pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman untuk menjadi wirausahawan yang
akan sangat berguna untuk kehidupannya kelak.
c. Pemilihan metode belajar yang menarik
Untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan guru memilih
metode pembelajaran yang menarik dengan diskusi dan dengan media
internet. Dengan hal tersebut terbukti siswa terlihat lebih aktif dan antusias
dalam pembelajaran.
d. Peminjaman buku pelajaran di perpustakaan
Untuk menambah sumber belajar siswa perpustakaan menyediakan buku-
buku kewirausahaan yang sangat bermanfaat bagi siswa dalam belajar. Jadi
siswa tidak hanya terpancang pada materi yang ada di Lembar Kerja Siswa
saja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. SIMPULAN
1. Pelaksanaan Pembelajaran Mata Diklat Kewirausahaan di SMK Negeri 1
Karanganyar
a. Kurikulum Mata Diklat Kewirausahaan
Berdasarkan struktur kurikulum SMK mencakup antara lain mata
pelajaran kewirausahaan dengan jumlah 150 jam. Standar Kompetensi
Lulusan pada mata pelajaran kewirausahaan adalah :
e. Mengaktualisasikan sikap dan perilaku wirausaha
f. Menerapkan jiwa kepemimpinan
g. Merencanakan usaha kecil atau mikro
h. Mengelola usaha kecil atau mikro
Berdasarkan silabus SMK, mata diklat kewirausahaan dibagi
menjadi topik sebagai berikut:
4) Tingkat I alokasi waktu 100 x 45menit jam dengan topik:
h) Mengidentifikasi sikap dan perilaku wirausaha
i) Menerapkan sikap dan perilaku kerja prestatif (selalu ingin maju)
j) Merumuskan solusi masalah
k) Membuat keputusan
l) Menunjukkan sikap pantang mneyerah dan ulet
m) Mengelola konflik
n) Membangun visi dan misi usaha
5) Tingkat II alokasi waktu 76 x 45menit jam dengan topik:
d) Menganalisis peluang usaha
e) Menganalisis aspek-aspek pengelolaan usaha
f) Menyusun proposal usaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
6) Tingkat III alokasi waktu 24 x 45menit dengan topik:
a) Mempersiapkan pendirian usaha
b) Menghitung resiko menjalankan usaha
c) Mengevaluasi hasil usaha
b. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
Kegiatan belajar mengajar di SMK Negeri 1 Karanganyar, dalam hal
upaya membiasakan penerapan karakteristik wirausaha dilakukan melalui
kegiatan :
3) Mata pelajaran kewirausahaan
Adapun pembelajaran kewirausahaan dilaksanakan dengan
sebagai berikut:
e) Pembukaan Wawasan
f) Penanaman sikap
g) Pembekalan teknis
h) Pembekalan pengalaman awal
4) Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin)
Sebagai bentuk pelaksanan pendidikan sistim ganda (PSG) di SMK
maka dilaksanakan kegiatan praktik kerja industri (prakerin). Prakerin
merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan di dunia usaha atau
industri (DU/DI), yang dilaksanakan tiga bulan selama menempuh
pendidikan di SMK.
c. Praktik Kegiatan Berwirausaha
Kegiatan praktik berwirausaha di sekolah dimaksudkan agar siswa
mempunyai pengalaman awal dalam berwirausaha. Hal ini dilakukan melalui
keterlibatan siswa dalam Unit Produksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
2. Kendala dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan
Kendala dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan
di SMK Negeri 1 Karanganyar antara lain :
a. Perubahan Kurikulum
b. Anggapan siswa kewirausahaan hanya mata diklat pelengkap
c. Suasana belajar yang kurang menyenangkan
d. Sumber belajar siswa yang kurang
3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan
pembelajaran mata diklat kewirausahaan:
Dari kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat
kewirausahaan di SMK Negeri 1 Karanganyar, ada upaya yang dilakukan untuk
mengatasi kendala tersebut, antara lain:
a. Inovasi pembelajaran
b. Mengubah pandangan siswa mengenai mata diklat kewirausahaan
c. Pemilihan metode belajar yang menarik
d. Peminjaman buku pelajaran di perpustakaan
B. IMPLIKASI
Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian yang dilakukan peneliti
mengenai pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan dalam
menumbuhkembangkan minat berwirausaha siswa di SMK Negeri 1 Karanganyar
ditentukan implikasi sebagai berikut:
1. Dengan pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan di SMK secara
terstruktur diharapkan dapat membekali siswa SMK dengan pengetahuan dan
pengalaman tentang kewirausahaan dan sebagai langkah progresif dalam upaya
menumbuhkembangkan minat berwirausaha siswa. Materi yang diperoleh siswa
mulai dari tingkat X, XI dan XII diharapkan dapat diaplkasikan setelah mereka
tamat dari SMK.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
2. Dengan adanya unit produksi yang memfasilitasi siswa tempat praktek
kewirausahaan dan bekerja sama dengan banyak instansi usaha di luar sekolah
seperti industri dan pengusaha yang sukses diharapkan siswa dapat
mengaplikasikan secara nyata ilmu dan pengetahuan yang telah diperoleh melalui
pembelajaran mata diklat kewirausahaan.
C. SARAN
Setelah peneliti mengetahui kondisi dan minat berwirausaha siswa di
SMK Negeri 1 Karanganyar, berdasarkan hasil penelitian ini maka terdapat saran-
saran sebagai berikut :
1. Kepada Sekolah SMK Negeri 1 Karanganyar
a. Dalam hal manajemen sekolah, unit produksi pada SMK perlu lebih
dikembangkan agar siswa dapat memanfaatkan secara maksimal. Unit
produksi diharapkan dapat menjadi pemicu berkembangnya iklim
kewirausahaan di sekolah. Bekerja sama dengan instansi atau unit kerja lain di
luar sekolah perlu dikembangkan, untuk wahana belajar para pengelola unit
produksi, sekaligus belajar bersinergi dengan unit usaha atau orang lain
b. Upaya yang bisa dilakukan untuk menumbuhkembangkan jiwa wirausaha
melalui budaya sekolah, yaitu hendaknya selalu disampaikan nilai-nilai
karakteristik kewirausahaan dalam setiap kegiatan pengajaran.
c. Memberdayakan stake holder untuk kemajuan unit produksi dan menciptakan
suasana kewirausahaan di sekolah.
d. Dalam hal praktek kewirausahaan KW Mart sebaiknya dilakukan
pendampingan agar kegiatan kewirausahaan siswa mencapai pembelajaran
yang optimal dan tepat sasaran karena ada kemungkinan siswa tidak menjual
barang, tetapi memaksa orang tua untuk menjadi konsumen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
2. Kepada Guru Mata Diklat Kewirausahaan SMK Negeri 1 Karanganyar
a. Dalam kaitannya dengan pengembangan budaya sekolah, hendaknya guru
mata diklat menanamkan sikap positif kewirausahaan dan juga disampaikan
kepada guru yang lainnya dalam pembelajaran selalu mengaitkan dengan
sikap dan perilaku tersebut seperti : disiplin diri, tanggung jawab, kerjakeras,
semangat untuk belajar dan menemukan cara kerja yang lebih baik, peduli
lingkungan dan lain sebagainya. Dengan demikian diharapkan segenap warga
sekolah dapat memahami hal-hal tersebut, kemudian menjadikannya sebagai
nilai-nilai kehidupan dan mewujudkanya dalam perilaku keseharian.
b. Perlu diadakan reorientasi pembelajaran dengan cara mensiasati kurikulum
yang berlaku agar kewirausahaan dapat ditumbuhkan secara terprogram.
c. Sebaiknya pembelajaran nilai-nilai kewirausahaan yang diintegrasikan ke
dalam mata diklat tertentu menggunakan pendekatan dan metode yang
bervariasi. Sumber belajar adalah materi ajar yang berasal dari berbagai
sumber dalam mata diklat tertentu tersebut yang memenuhi kriteria edukatif,
dan tetap menekankan pada kompetensi siswa, baik secara individual maupun
klasikal serta tetap mengacu pada ketuntasan belajar siswa.
3. Kepada Siswa :
a. Mengubah pandangan yang salah mengenai mata diklat kewirausahaan yang
menganggap kewirausahaan hanya mata diklat pelengkap
b. Menambah wawasan dan pengetahuan yang dimiliki dengan sering bertanya
kepada seseorang yang lebih mengerti dan sering menambah sumber
referensi.
c. Meningkatkan penguasaan materi kewirausahaan yang dimiliki.