pelaksanaan program raksa desa...
TRANSCRIPT
PELAKSANAAN PROGRAM RAKSA DESA DALAM PEMBERDAYAAN WIRAUSAHA DI DESA TARIKOLOT
KEC. CITEUREUP - KAB. BOGOR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi scbagai Syarat untuk
Meraih Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.)
Oleh: Nurul Zamal
NIM.103054028800
JURUSAN PENGEMBANGAN MASY ARAKAT ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF IIIDAYATULLAH
JAKARTA 2008 IIJ1429 M.
PELAKSANAAN PROGRAM RAKSA DJ[SA
DALAM PEMBERDA Y AAN WIRAUSAHA DI DESA TARIKOLOT
KEC. CITEUREUP .. KAB. BOGOR
SKRIPSI
Diajnkan Kepada Falmltas Dakwalt Dan Komnnikasi Sebagai Syarat Untuk Merailt Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.)
Oleh:
Nnrnl Zamal NIM. 103054028800
Di bawah Bimbingan
Tantan Hermansab M.Si NIP : 150 370 228
JURUSAN PENGEMBANGAN MASY ARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIFHIDAYATULLAH
JAKARTA
2008 H./1429 M.
LEM BAR PERNY AT AAN
Dengan ini saya rnenyatakan bahwa:
I. Skripsi ini rnerupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk rnernenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UJN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sangsi yang berlaku di UD'1 Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, Juni 2008
N urul Zam al
ABSTRAK
Nurul Zamal Pelaksanaan Program Raksa Desa dalam Pemberdayaan F,konomi Wirausaha di Desa Tarikolot Kee. Citeureup-Kab. Bogor.
Penelitian ini mengkaji tentang Pelaksanaan Program Raksa Desa dalam pemberdayaan ekonomi wirausaha di Desa Tarikolot. Banyaknya programprogram pemerintah untuk mengatasi permasalahan yang ada di masyarakat kurang efektif dalam pelaksanaannya. Merangkai sebuah pertanyaan besar dalam diri peneliti dan membentuk sebuah keinginan untuk mengkaji program pemerintah. Dalam kesempatan ini peneliti coba untuk 1wmelitik lebih dalam pelaksanaan program pemerintah yang bernama Program Raksa Desa.
Berdasarkan pokok pemasalahan yang penulis rumuskan di atas, maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian, antara lain: (l) Untuk mengetahui apa saja Program Raksa Desa serta dampak yang diharapkan terjadi pada masyarakat (wirausaha di Desa Tarikolot). (2) Untuk mengetahui pelaksanaan Program Raksa Desa dalam pemberdayaan ekonomi khususnya para wirausaha di Desa Tarikolot periode 2006-2007. (3) Untuk mengetahui hambatanhambatan yang ditemui dan untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan pelaksanaan Program Raksa Desa dalam Pemberdayaan Ekonomi pada wirausaha di Desa Tarikolot periode 2006-2007.
Dalam Pelaksanaannya Program Raksa Desa di Desa Tarikolot selama periode 2006-2007 cukup efektif. Karena beberapa faktor seperti pilkades dan kurangnya partisipasi masyarakat Program Raksa Desa di desa tarikolot tidak lagi berjalan secara efektif.
Saran peneliti setelah melakukan penelitian di Desa Tarikolot adalah: Dalam proses pemberdayaan masyarakat baik dilakukan oleh pemerintah maupun pihak Non Goferment. Apapun program yang di usung da11 metode apa yang digunakan dalam pelaksanaannya yang terpenting adalah KEY AKINAN dalam menjalankallllya. Proses pemberdayaan tidak ubahnya s1:perti MEMASAK. Seperti apa yang dikatakan Rudi seorang ahli dalam memasak bahwa tidak ada resep rahasia di dalam memasak tetapi KEY AKINAN kita dalam memberikan bumbu-bnmbu yang membuat masakan kita meajadi lejat. Seperti pemberdayaan juga tidak ada metode atau kongsep nyang pas dalam pemberdayaan tetapi apaun metodenya yang penting KEY AKlNAN dalam menjalankannya.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Afhamdulillahi Robbif'afamin, puji dan syukur kita panjatkan kehadirat
Allah SWT, karena hanya dengan kasih sayang-Nya kita dapat menikmati
indahnya kehidupan di dunia ini, dan semoga kasih sayang-Nya tetap menyertai
kita sampai ·dikehidupan mendatang. Atas keagungan-Nya yang telah memberikan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul PELAKSANAAN PROGRAM RAKSA DESA DALAM
PEMBERDA Y AAN EKONOMI WIRAUSAHA DI DESA TARIKOLOT KEC.
CITEUREUP-KAB. BOGOR
Rangkaian shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan
kepada insan yang termulia dimana syafaatnya sangat di.nantikan oleh seluruh
umat manusia yaitu Nabi Muhdmmad SAW yang menjadi uswatun hasanah bagi
seluruh mahluk di dunia termasuk penulis.
Skripsi ini berjudul "Pelaksanaan Program Raksa Desa dalatn
Pemberdayaan Ekonomi Wirausaha di Desa Tarikolot Kee. Citeureup-Kab.
Bogor". Pengambilan judul ini seiring d~ngan diadakannya Otonomi Daetah.
Sehingga pemerintah daerah berperan sentral dalam mensejahtrakan rakyatilya.
Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Barat mengimplementasikan Program Raksa
Desa sebagai sebuah langkah pemerintah daerah untuk mensejahtrakan
masyarakatnya.
Pe11ulis sepenuhnya menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kategori
sempurna, sekalipun penulis telah berusaha untuk melakukan yang terbaik, namun
pasti masih ada kekurangan dan kelemahan baik dari segi isi atau teknik
penyusunannya. Dengan demikian, penulis membuka diri untuk mencrima
masukan dan kritik yang konstruktif untuk perbaikan skripsi dan diri penulis
sendiri sebagai bahan evaluasi dan introveksi diri sekarang dan dimasa yang akan
datang.
Pada kesempatan ini penulis turut mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu di dalam penyusunaan laporan skripsi ini,
semoga Allah SWT membalas kebaikan ini.
I. Bapak dan lbuku yang tercinta, terkakasih dan tersayang, selalu mendapat
ridho Allah SWT. Segala do'a dan pengorbanannya menjadi bennanfaat
untuk penulis. Amin
2. Dr. Murodi MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan komunikasi, yang telah
memberikan masukan baik berupa saran maupun kritiik dan bantuannya
memperlancar proses penulisan skripsi ini.
3. Ora. Mahmudah Fitriah ZA, M.Pd, sebagai ketua 111rusan Pengembangan
Masyarakat Islam. Yang telah memberikan masllkan dan seniahgatnya dalam
men;iperlancar proses penulisan skripsi ini.
4. Wati Nilamsari, M.Si, sebagai sekretaris jurusan Pengembangan Masyarakat
Islam. Yang telah memberikan masukan dan semahgatnya dalam
memperlancar proses penulisan skripsi ini.
5. Tantan Hermansah, M.Si selaku dosen pembimbing dan motivator bagi
penulis yang senantiasa disiplin, sabar dalam membimbing penulis
menyelesaikan skripsi ini. Semoga Senantiasa diberikan kebahagiaan di dunia
dan diakhirat kelak.
6. Bapak !wan Ruswandi, selaku bendahara SA TLAK Desa Tarikolot Kee.
Citeurep-Kab. Bogor Periode 2006-2007 yang senan tiasa ramah dalam
membantu penulis melakukan penelitian di Desa Tarikolot-Kec.Citeureup.
7. Bapak M. Yusuf El Zam'zami selaku sekretris SATLAK Desa Tarikolot Kee.
Citeureup-Kab. Bogor periode 2006-2007. yang membantu penulis dengan
ramah dalam penelitian di Desa Tarikolo!.
8. Bapak Doni Setiawan selaku Pendamping SATLAK Desa tarikolot Kee.
Citeureup-Kab. Bogor. Yang telah membantu peneliti d1:ngan ramah dalam
mencari data-data untuk penelitian.
9. Kakak ku Budi Karwavi (Alm) selalu ada walau tiada. Sehyum dan tutur
katamu iringi dalam pembuatan skripsi ini. Do'a ku agar kdu diberi
kebahagian di akhirat.
I 0. Kakak-kakak ku Al-Hikmah, Albar Muksin dan Akmal:ia .dalam diri kita
bukan hanya mengalir darah yang sama tapi juga cinta yang sama.
11. PMI 2003 : Sahabat ku yang hilang, Nasro-Evie, Roy-Faiz, Misbah-C:tictin,
Farhanah-Nurmen, Bagus-Qwing, Ilham-Sopia, Fahmi-Asiah, Apeh
Alhasanah, Mozer-fima, Iskandar-Yani, Roni-Yayah, Khafi-Imas, Sunardl· ?,
Lukman-Y ana maryana, Datam-Maryanah, Zamal-Marsanda (No Coment)
kalo ga cocok jangan marah ya ... Btw makasih banget atas do' a dan
persahabatan ini semoga akan selalu abadi (Evriytingor Everyday is Olw!!)
Keterbatasan manusia tidak akan rnarnpu menandingi kekuasaan pencipta
Nya, begitu pun dengan diri penulis yang tak lepas dari kelemahan dan
kekurangan, walaupun telah berusah seoptimal mungkin dalam penyusunan
laporan skripsi ini. Mudah-mudahan karya kecil ini dapat mendorong karya-karya
lainnya dan bermanfaat untuk kehidupn bermasyarakat dan bemegara.
OAFTAR ISi
ABSTRAK ............•......•..•.......................................................................... i KATA PENGANTAR .....................................................••........•................. ii DAFTAR ISI .................................................•.......•.•.......••.......•................. vi DAFTAR TABEL .....•.................................................•..........•........•........•.. vii
BAB I PENDAHULUAN ...........•...................•.......•..•.......•.................•.... 1 A. La tar Belakang Masalah ............. ..... ............ ... ....... .................. I B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................... 9 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 10 D. Metodelogi Penelitian .............................................................. 11 E. Kajian Pustaka ......................................................................... 20 F. Sistematika Penulisan .............................................................. 21
BAB II TIN.JUAN TEORETIS ................................................................. 23 A. Pemberdayaan ......................................................................... 23 B. Pemberdayaan Ekonomi .......................................................... 34 C. Pemberdayaan Ekonomi Wirausaha ......................................... 38
BAB ill GAMBARAN UMUM LO KASI PENELITIAN DAN POGRAM RAKSA DESA ••••.•.••••...••..••...•...•......•..••...•••...• 41 A. Keadaan Demografis dan Monogafis Desa Tarikolot ............... 41 B. Pentingnya Pemberdayaan Ekonomi di Desa Tarikolot ............ 4 7 C. Gambaran Umum Program Raksa Desa ................................... 48 D. Langkah-langkah Penetapan Kuota Dan Lokasi ....................... 55 E. Dana Bantuan Program Laksa Desa (DB-PRD) ....................... 56 F. Biaya Oprasional Pelaksanaan (BOP) ...................................... 56 G. Pengelolaan Program Raksa Desa ............................................ 57
BAB IV ANALISIS DAN TEMUAN DI LAPANGAN """"························ 64 A. Program Raksa Desa dan Dampaknya pada Masyarakat ........... 64 B. Program Raksa Desa sebagai Aktivitas Pemberdayaan
Ekonomi.. ................................................................................. 71 C. Hambatan-hambatan dan Upaya-upaya Mengatas.i
Permasalahan Program Raksa Desa ......................................... 89
BAB V PENUTUP ................................................................................... 92 A. Kesimpulan .............................................................................. 92 B. Saran ....................................................................................... 93
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 94 LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel I Penduduk Desa Tarikolot ................................................................. 42
Tabel 2 Usia Kerja ....................................................................................... 43
Tabet 3 Usia Sekolah ................................................................................... 43
Tabet 4 Jumlah Penduduk Menurut Agama .................................................. 44
Tabet 5 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ................................ 45
Tabet 6 Jumlah Sarana Pendidikan ............................................................... 45
Tabet 7 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian ................................. 46
Tabel 8 Tahap I (satu) Pelaksanaan Bantuan Modal Program Raksa Desa .... 66
Tabet 9 Tahap II (dua) Pelaksanaan Bantuan Modal Pograrn Raksa Desa ..... 66
Tabet 10 Kondisi Awai Pembangunan Infastruktur di Desa Tarikolot ........... 68
Tabet 11 Perencanaan Pembangunan Infastruktur di Desa Tarikolot ............. 69
Tabet 12 Realisasi Pembangunan Infastruktur di Desa Tarikolot .................. 69
Tabet 13 Uraian Jenis Usaha ........................................................................ 75
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Arus gelombang demokrasi yang melanda seluruh dunia, merupakan salah
satu di antara berbagai ragam penyebab perubahan di tanah air kita. Arus
demokratisasi yang diiringi dengan gejolak ekonomi dunia yang berimbas pada
perekonomian nasional, mengantarkan terjadinya perubahan pada negeri kita,
dengan perubahan mendasar yang mencolok yaitu runtuhnya pemerintahan Orde
Baru sebagai simbol dari pemerintahan sentralistik-otoriter. Menyusul runtuhnya
pemerintahan Orde Baru, pemerintahan yang menggantikannya merespon
perubahan yang berlangsung dengan mendirikan rejim yang lebih bercorak
desentralistik-demokratik.1
Problematika yang dihadapi masyarakat Indonesia, memang tidak sedikit
dan bahkan dapat dikatakan sangat banyak, satu dari sekian banyak perrriasalahan
yang dihadapi masyarakat terletak pada bidang ekonomi.. Apabila ingih di
sebutkan lebih rinci maka akan tampak bahwa problem ekonomi masyarakat
dewasa ini, sekurang-kurangnya mencangkup tingkat penghasilan (riil) yang
rendah, tingkat peserta dan kemampuan bersaing yang rendah dalam pengelolaan
sumber-smnber ekonomi nasional, tingkat pengangguran yang tinggi, keterbatasan
1 Abdul Gafarr Karim dkk, Komp/eksitas Persoalan Otono1ni Daerah Di Indonesia, (Yogyakarta: PUSTAKA BELAJAR, 2003), cct. Ke l, h. 314
2
kemampuan dalam mengelola kegiatan bisnis dan lain-lain. Problematika ekonomi
masyarakat ini terbungkus rapih dan tersembunyi di balik bingkai kemiskinan. 2
Persoalannya sekarang adalah bagaimana atau dengan cara apa
problematika ekonomi masyarakat itu dipecahkan? Apakah usaha-usaha
memecahkan problematika ekonomi masyarakat itu dapat diwujudkan?
Pemberdayaan ekonomi masyarakat diharapkan dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat, yang penerapannya diharapkan dapat mengurangi
tumpukan poblematika (kesengsaraan) ekonomi masyarakat.
Pemberdayan diartikan sebagai upaya memperluas horizon pilihan bagi
masyarakat, dengan upaya pendayagunaan potensi, pemanfaatan yang sebaik
baiknya dengan basil yang memuaskan. lni berarti masyarakat diberdayakan
untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya, dapat dikatakan
bahwa masyarakat yang berdaya adalah yang dapat memilih dan mempunyai
kesempatan untuk mendapatkan pilihan-pilihan
Untuk itu penyelenggaraan pemerintahan daerah yang tadinya diatur
dengan UU Nomor 5 tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan di daerah
dengan nuansa sentralistik, diganti dengan UU Nomor 22 Tahun J.999 tentang
Pemerintahan Daerah yang lebih diwamai dengan semangat demokrasi.
Perubahan corak pemerintah tersebut sudah barang tentu membawa berbagai
konsekwensi yang menyertainya. Corak desentralistik memunculkan peran
pemerintah daerah yang semakin besar dalam menjalankan roda pemerintahan
ketimbang pada periode sebelumnya. Untuk itu pemeritah daerah memiliki
2 Ibid hal. 46
3
kewenangan yang semakin besar dan juga scmakin bebas dari intervensi tangan
pemcrintah pusat dalam mercncanakan dan mcnyelenggarakan gcrak langkah
pembangunan di daerah.3
Otonomi daerah adalah salah satu produk terpcnting reformasi politik yang
berlangsung di Indonesia sejak tahun 1998 yang bcrmuatan demokratisasi. Tujuan
otonomi dacrah adalah untuk meningkatkan kualitas keadil.an, demokrasi, dan
kesejahteraan bagi seluruh unsur bangsa yang beragam dalam bingkai negara
kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sedangkan tujuan khusus dari kebijakan
otonomi daerah adalah meningkatkan keterlibatan serta partisipasi masyarakat
dalam proses pembuatan keputusan maupun implernentasinya sehingga terwujud
perncrintahan lokal yang bersih, efisien, transparan, responsif, dan akuntabel.
Dalarn penyelenggaraan pernerintahannya, sebagai konsekwensi dari
perubahan yang terjadi, Dacrah harus marnpu rnenyediakan surnberdaya manusia
yang handal, pendanaan yang rnemadai serta prasarana dan sarana pendukung
lainya yang dipergunakan guna menggulirkan roda pemerintahan dan
pernbangunan di daerah.
Dengan adanya pergeseran penyelenggaraan pemerintahan daer2h ke arah
yang lebih otonom, dan dengan rnenyimak dampak yang ditimbulkannya, maka
pernerintah daerah harus mampu mclakukan berbagai peran untuk merespon
perubahan tersebut. Hal ini merupakan konsekwensi dari te1jadinya perubahan
yang membawa akibat bagi pemerintah daerah menjadi pemegang kendali yang
dominan atas jalannya roda pemerintahan dan pembangunan di daerah.
3 Tim Koordinasi Program Laksa Des~ Mekanissme Program Jaksa Desa, Kab. Bogar 2003, hal I
4
Pemerintah Daerah juga memegang kemudi dan bertanggung jawab scpenuhnya
atas kehidupan dan dinamika masyarakat yang ada di wilayahnya. Oleh karena itu
tidak berlebihan apabila dinyatakan bahwa pemerintah daerah dapat menjalankan
peran sebagai agen perubahan di daerah menyusul penyelenggaraan roda
Pemerintahan Daerah yang lebih otonom untuk mengarah pada pembangunan
sosial.
Pembangunan ekonomi daerah merupakan sebuah contoh dari peran
pemerintah untuk mendorong kemajuan ekonomi di daerah karena sejalan dengan
upaya unh1k memantapkan kemandirian pemerintah daerah yang dinamis dan
bertanggung jawab, serta mewujudkan pemberdayaan dan otonomi daerah dalam
lingkup yang lebih nyata, maka diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan
efesiensi, efektifitas, dan propesionalisme agar rnampu meningkatkan
kesejahtraan masyarakat yaitu dengan pembangunan ekonomi di daerah.
Perlu. diingat bahwa 50% anggaran pembangunan sekarang berada di
bawah wewenang Pemerintah Daerah. Keberhasilan pembangunan poyek-proyek
Pemerintah akan tergantung dari kemampuan dan kesediaan Pemerintah Daerah.4
Pembangunan ekonomi daer'lh adalah suatu proS<~S dimana pemerintllh
daerah dan masyarakatnya mengelola · smnberdaya yang ada dalam suatu
kemitraan antara pemerintah daerah dan sektor swasta untuk menciptakan suah1
lapangan kerja baru dan merangsang pekembangan kegiatan ekonomi
(Pertumbuhan Ekonomi) di wilyah tersebut.
4Winamo Zain, Dilemma Indonesia (Jakarta: Visi Volume VI, No. 7, 2007) h. 43
5
Sesuai dengan tuntutan ekonomi daerah dan tata pemerintahan yang baik
(Good Govermance) diperlukan bagian yang mendalam yang mencakup
kelembagaan sehingga te1wujud kejelasan tugas dan tanggung jawab (roof and
responbility) setiap unsur kelembagaan baik pemerintah maupun unsur
masyarakat lainnya yang secara vertikal dan horizontal berusaha menanggulangi
kemiskinan. Tentu saja upaya-upaya pengentasan kemiskinan itu hams menjadi
sesuatu yang bersifat solutif dan altematif dalam upaya pengentasan kemiskinan
secara nasional.5
Pemerintah daerah diharapkan mampu untuk mengatur sendiri penduduk
yang miskin di beberapa wilayah Indonesia yang dimasa lalu pembangunan
fisiknya berupa sarana/prasarana sosial ekonomi belum mendapatkan perhatian
yang berarti, karena wilayah tersebut menjadi miskin karena adanya diskriminasi
kebijakan pembangunan nasional.
Pembangunan masyarakat oleh pemerintah daerah harus menggunakan
model pembangunan yang berakar dari bawah (Bottom-Up Development),
pembangunn yang berbasis partisipatifmasyarakat (Pembangunan Partisipatoris).6
Pembangunan tidak akan terlaksana apabila tidak ada keterlibatan secara penuh
dari masyarakat yang benar-benar mengerti akan permasalahan yang dihadapi dan
kebutuhan mana yang harus terpenuhi. Pengalaman telah membuktikan, seringkali
pembangunan di atas namakan untuk kepentingan rakyat. Namun tidak sesuai
dengan harapan dan kebutuhan rakyat. Bukan hanya itu Loekman Soetrisno pun
5 FathuJlah, Ken1iskinan Dan So/usinya Di Era Otonomi Daerah (Warta Demografi: Wabana Memasyarakatkan Pemikiran Demografi, Th. Ke 32 no I 2003) h. 6
6 Syafri Sairin, Pen1bahan Social Masyarakat Indonesia Perspektif Antropologi, (Bandung: Pustaka Pelajar, 1992) cet. Ke-I h.258
6
merasa yakin dan percaya bahwa salah satu wujud kongkrit adanya penghargaan
terhadap masyarakat adalah dengan melibatkan mereka dalam pembangunan
secara maksimal.
Pembangunan desa atau pemberdayaan masyarakat desa merupakan
seluruh proses kegiatan pembangunan yang berlangsung di desa/keluahan dan
merupakan bagian tak terpisahkan dari pembangunan nasional yang mencakup
seluruh aspek kehidupan dan penghidupan masyarakat. Pembangunan ini
dilaksanakan secara terpadu dengan mengembangkan swadaya gotong-royong
masyaakat.
Pembangunan Desa dan Pembangunan Masyarakat Pedesaan dapat
didorong melalui peningkatan koordinasi dan peningkatan pembangunan sektoral,
pengembangan sumber daya manusia, pemanfaatan sumber daya alam, dan
penumbuhan iklim yang mendorong tumbuhnya prakarsa dan swadaya
masyarakat. Dengan cara ini peningkatan dan pengembangan desa swadaya ke
desa swakarya menuju ketingkat desa swasembada dapat dipercepat.7
Adanya kebijakan otonomi daerah dapat merupakan tantangan sekaligus
peluang untuk menata kembali mekanisme perencanaan program atau proyek-
proyek pembangunan sosial. Kebijakan ini selain sebagai respon terhadap aspirasi
yang berkembang, juga sesuai dengan kecenderungan pembangunan yatlg
bemuansa pemberdayaan regional atau lokal. Implikasinya, kebijakan-kebijkan
cetak-biru (blueprint policies) yang lebih bersifat top-down akan berkurang,
sedangkan partisipasi lokal menjadi Mainstream pembangunan.
7 Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa Departemen Dalam Negri, Perencanaan Partisipatif Pemhangunan Masyarakat Desa, (Jakarta: PT Penebar Swadaya, 1996) cetl,h.4
7
Model pembangunan yang berpusat pada rakyat lebih menekankan pada
pemberdayaan yang memandang inisiatif-kreatif dari rakyat sebagai sumber daya
pembangunan paling utama. Juga, memandang bahwa kesejahteraan material dan
spiritual mereka merupakan tujuan yang harus dicapai oleh proses pembangunan.
Perlu diketahui bahwa rakyat memiliki peran yang sangat penting dalam
pembangunan ekonomi nasional. Untuk itu sudah saatnya adanya pemberdayaan
ekonomi rakyat dengan segala kemampuan se1ta potensi yang ada untuk
menguatkan posisi rakyat dalam percaturan ekonomi, baik nasional maupun
intemasional.
Pemberdayaan masyarakat tidak hanya berkaitan dengan pengembangan
potensi ekonomi rakyat, tetapi juga peningkatan harkat dan martabat, rasa percaya
diri dan harga dirinnya, serta terpeliharanya tatanan nilai budaya setempat.
Sebagai kongsep sosial budaya yang implementatif dalam pembangunan yang
berpusat pada rakyat, pemberdayaan tidak hanya bertujuan, menutnbuh
kembangkan nilai tambah ekonomis, tetapi juga nilai tambah sosial-budaya.
Karena itu, kajian strategis pemberdayaan masyarakat, baik masalah-masalah
ekonomi, sosial, budaya maupun politik, menjadi sangat p(mting sebagai masukan
untuk reformulasi pembangunan yang berpusat pada masya:rakat. Melalui program
pemberdayaan ini membuka peluang bagi masyarakat untuk membani,'llh diri
secara partisipasif.8
Istilah pemberdayaan masyarakat digunakan secara luas oleh berbagai
lapisan masyarakat, seperti oleh pembuat kebijakan, kalangain praktisi pelaksana
'Hikmat, R. Harry. Strategi Pemberdayaan Masyarakat, (Bandung: Humaniora Utama Press, 2004) cet ke-2 h 135
8
program atau proyek, petugas sosial, dan kelompok propesional. Berbagai macam
aktivitas yang menamakan gerakan. program, proyek dan kegiatan pemberdayaan
telah dilaksanakan oleh pemerintah secara nasional, antara lain program lmpres
Desa Tertinggal (IDT), Program Takesra/Kukesra, Program Kelompok Usaha
Bersama (KUBE), Program Kredit Lunak, Program Jaring Pengaman Sosial
(JPS), dan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP). Di daerah,
gerakan pemberdayaan juga telah dicanangkan oleh pemerintah, seperti Gerakan
Rereongan Sarumpi di Jawa Baral dan Program Keberdayaan Masyarakat yang
dilaksanakan oleh Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) dalam penanggulangan
kemiskinan di pedesaan dan di perkotaan.9
Salah satu dari program pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah
daerah adalah Program Raksa Desa yang merupakan bentuk altikurasi perhatian
Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang diformulasikan clalam bentuk tugas
pembantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat kepada Pemerintah Desa.
Program dan pendanaannya disalurkan melalui APBD Provinsi Jawa Barat pada
setiap tahun sampai seluruh Desa di Jawa Barat menerima.
Selama perode 2006-2007 Program Raksa Desa telah dijalankan di Desa
desa seluruh Jawa Barat termasuk di Kabupaten Bogor. Setidaknya sudah 65 Desa
di Kabupaten Bogor menerima bantuan Pogram Raksa Desa, salah satunya di
Desa Tarikolot Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor.
Dari kondisi di atas memberikan daya tarik penulis. untuk mengadakan
penelitian dan mengangkatnya untuk memenuhi tugas skripsi dalam mencapai
9 Jbidh. vii
9
gelar Sa~jana Sosial Islam (S.Sos.I) Fakultas Dakwah Dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta denganjudul:
"Pe/aksa11aan Program Raksa Desa dalam Pemberdayaan Ekonomi di
Desa Tarikolot Kee. Citeureup-Kah. Bogor"
B. Pembatasan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya masalah yang akan dibahas dan untuk lebih
terarah maka penulis membatasi pennasa!ahan kepada: Pengembangan
wirausaha (tingkat individu) di Desa Tarikolot Kee. Citeureup - Kab.
Ilogor pada periode 2006-2007.
2. Perumusau Masalah
Bertolak dari paparan di atas maka dapat dirumuskan permasalahanya
sebagai berikut:
a. Apa saja Program Raksa Desa serta Dampak yang diharapkan terjadi
pada masyarakat (wirausaha di Desa Tarikolot)?
b. Baf!aimana Pelaksanaan Program Raksa Desa. dalam Pemberdayaan
1'.konomi kbususnya para wirausaha di Desa Tarikolot periode 2006-
2007?
c. Hambatan-hambatan apa saja dan upaya-upaya apa saja yang
dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan p·elaksanaan Program
Raksa Desa dalam Pemberdayaan Ekonomi pada wirausaha di Desa
Tarikolot periode 2006-2007?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
10
Berdasarkan pokok pemasalahan yang penulis rumuskan di atas, maka
ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian, antara lain:
a. Untuk mengetahui apa latar belakang dari Program Raksa Desa ini
serta dampak yang diharapkan terjadi pada masyarakat (wirausaha di
Desa Tarikolot).
b. Untuk mengetahui pelaksanaan Program Raksa Desa dalam
pemberdayaan ekonomi khususnya para wirausaha di Desa Tarikolot
periode 2006-2007.
c. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang ditemui dan untuk
mengetahui upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan
hambatan pelaksanaan Program Raksa Desa dalam Pemberdayaan
Ekonomi pada wirausaha di Desa Tarikolot periode 2006-2007.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Dapat menambah wawasan dan pengalaman penulis secara langsung di
lapangan melalui penelitian ini.
b. Dapat memberi pengertian betapa pentingnya peran wiarausaha dalam
Pemberdayaan Ekonomi umumnya di Indonesia khususnya di Desa
Tarikolot.
11
c. Penelitian ini akan menambah pembendaharaan dalam keilmuan
Pengembangan Masyaakat Di Pepustakan UIN Syarif Hidaytullah
Jakarta
d. Dapat menjadi evaluasi bagi pemerintah Desa Tarikolot dalam
menjalankan Program Raksa Desa.
e. Dapat menjadi acuan bagi pemerintah Kabupaten Bogor tentang
efektifitas Program Raksa Desa di Desa Tarikolot Kecamatan Citereup.
D. Metodelogi Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Tarikolot yang terletak di Kee. Citerueup
Kab. Bogor, alasan peneliti dalam mengambil lokasi penelitian ini adalah:
a. Lokasi penelitian mudah dijangkau oleh peneliti
b. Program yang menjadi pokok bahasan menarik untuk dikaji oleh
peneliti
c. Peneliti ingin mengetahui bagaimana melakukan pendekatan dengan
wirausahawan dalam mengembangkan usahanya berjualan di Desa
Tarikolot untuk dijadikan bekal pelajaran bagi pe:neliti sebagai calon
sarjana sosial.
2. Tempat dan Waktu
Penulis mengambil penelitian ini di Desa Tarikolot JI. Industri No. 65
Tarikolot Kee. Citeureup Kab. Bogor. Adapun waktu peneliti untuk
12
mengadakan penelitian tersebut selama tiga bulan terhitung dari bulan
Februari sampai April 2008.
3. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, pendekatan
kualitatif be1tujuan untuk menggambarkan secara sistematis mengenai
faktor-faktor atau unsur-unsur yang terkait dalam pelaksanaan program di
lapangan dan hubungan antara faktor. Baik yang mendukung pelaksanaan
program atau yang menjadi penghambatnya. Bodgam dan Taylor
mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata dari orang atau pelaku yang
dapat diamati secara langsung. '°
Dalam hal ini yang akan diteliti adalah tentang pelaksanaan Program
Raksa Desa di Desa Tarikolot Kecamatan Citeureup Kabupaten 13ogor.
4. Teknik Pemiliban Subyek Peuelitian
Dalam teknik pemilihan subyek penelitian, peneliti merlgunakan
sampel bertujuan (Purposive Sample) karena dalam penelitian kualltahf
tidak ada sampel acak dan penelitian kualitatif sang'.lt erat kaitarlnya
dengan faktor-faktor kontekstual. Jadi, maksud sampling dalam hal ilii
ialah untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam
sumber dan bangunannya. Dengan demikian tujuannya bukanlah
10 Lexy J. Moleong, Metode/ogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2004), cet. Ke-20, edisi revisi, h.224
13
memusatkan diri pada adanya perbedaan-perbedaan yang nantinya
dikembangkan ke dalam generalisasi. 11
Pada sampel bertujuan seperti ini jumlah subyek penelitian ditentukan
oleh pertimbangan-pertimbangan informasi yang diperlukan. Jika
maksudnya memperluas informasi, jika tidak ada lagi informasi yang dapat
dijaring, maka penentuan subyek penelitian pun sudah dapat diakhiri. Jadi,
kuneinya disini ialah jika sudah mulai teljadi pengulangan informasi, maka
penentuan subyek penelitian sudah harus dihentikan.
Untuk itu dalarn penelitian ini peneliti menentukan subyek penelitian
dengan merumuskan menjadi dua tahapan sesuai dengan jumlah dana
yang didapatkan oleh wirausaha, yaitu: Besat dan Kee ii. Jumlah wirausaha
yang mendapatkan dana Program Raksa Desa sebanyak 55 orang pada
periode 2006-2007, dan dari 55 orang itu peneliti mengkategorikannya
sebagai berikut:
a. Besar yaitu Rp 1000.000,00 pada tahap ini peneliti mengaltlbl! tiga (3)
orang wirausaha
b. Kecil yaitu Rp. 500.000,00 pada tahap ini pencliti mengambil dua (2)
orang wirausaila
5. Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data yaitu:
"Ibid, h.156
14
a. Data Primer
Data Primer adalah data lapangan yang didapat dari sumber
pertama, yaitu hasil wawancara dan observasi peneliti di lapangan.
Dalam data primer ini penulis dapatkan dari hasil wawancara dan
observasi terhadap Wirausaha di Desa Tarikolot yang sebelunmya
sudah ditentukan dalam pemilihan subyek pene:litian. Peneliti juga
membuat buku harian pengalaman di lapangan dari hasil pengamatan
selama proses penelitian.
b. Data Sekunder
Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari catatan-catatan atau
dokumen-dokomen yang berkaitan dengan penelitiian dari sumber yang
terkait. Catatan dan dokumen tersebut berasal dari dokumen pribadi
Desa Tarikolot.
6. Metode yang Digunakan
Untuk mendapatkan data yang objektif maka dalam j)ehelltian ini,
penulis menggunakan teknik pengumpulan data yang bersifat kualitatif,
berupa:
a. Observasi
Observasi adalah cara pengumpulan data yang dilakukan secara
sistematis dan sengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap
gejala objek yang akan diteliti langsung di lapangan. Karena observasi
merupakan salah satu teknik penelitian yang sangat penting bagi
seorang peneliti secara langsung di lapangan, yang artinya pengamatan
15
yang menggunakan panca indera langsung. Menurut Agus Sujanto,
pengamatan diartikan "sebagai proses mengcnal dunia luar dengan
k . d '12 mengguna an m era .
Dalam observasi penulis melakukan pencatatan apa yang bisa
dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, diraba. oleh tangan, kemudian
peneliti tuangkan dalam penulisan skripsi sesuai dengan data yang
dibutuhkan.
Observasi dilakukan ketika penulis berkunjung ke setiap
wirausaha yang ada di Desa Tarikolot.
b. Wawancara Mendalam
Wawancara, adalah pengumpulan data dengan cara mengadakan
komunikasi atau interview langsung dengan narasumber yaitu para
wirausaha atau pedagang di Desa Terikolot khususnya yang mendapat
bantuan dana Program Raksa Desa. Pada tahap ini peneliti
menggunakan wawancara berstruktur dan terbuka, di mana ada
komunikasi langsung antara responden clengan peneliti, peneliti
memberikan pecloman wawancara yang kemuclin diajukan kepacla
responden untuk clijawab. Intinya agar peneliti dapat bekomunikasi
clengan baik clan wirausaha yang menjacli suhyek peneliti clapat
menyampaikan informasi clengan tenang clan akurat.
12 Agus Sujanto, Psiko/ogi Umum, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001), cet., ke-11, h.21
16
c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu penulis mengumpulkan, membaca dan
mempelajari berbagai macam bentuk data tertulis yang ada di lapangan
se11a data-data lain di perpustakaan yang dapat dijadikan bahan analisa
untuk hasil dalam penelitian ini. Dokumentasi berguna untuk
melengkapi data-data yang diperlukan, juga untuk mengetahui segala
sesuatu yang ada kaitannya dengan permasalahan yang sedang diteliti.
d. Catalan Harian
Catalan harian adalah bagian dari dokmnen pribadi yang dibuat
oleh peneliti yang isinya tentang tindakan, pengalaman dan
kepercayaannya. Maksud mengumpulkan dokumen pribadi adalah
untuk memperoleh kejadian nyata tentang situasi sosial dan arti
berbagai faktot di sekitar subyek penelitian.
e. Telrnik Pettcatatan Data
Teknik pencatatan data dilakukan dengan cara pencatatan lapatigati
yang berisi hasil wawancara dan observasi dengan rnenggunakan l:JaHaila
yang objektif. Alat Bantu yang digunakan penulis adalah alat iulls 1faH
tape recorder. Pada waktu pencatatan data, keberadaan pettiHlti
diketahui oleh objek peneliti (wirausaha di Desa Tarikolot). Pencatahlli
data ini menggunakan teknik wawancara terstruktur dan terbuka.
Sebelum wawancara, peneliti mempersiapkan beberapa ha!
mengenai:
17
I. Pedoman wawancara yang meliputi butir: Tujuan wawancara,
penentuan informan, tempat wawancara, perangkat garis besar
pertanyaan.
2. Merencanakan pendekatan dalam wawancara agar tercipta suasana
yang lancar dan perolehan data yang diharapkan.
Sambil membina hubungan yang baik dengan wirausaha di Desa
Tarikolot, dilakukan juga wawancara sambil lalu (Casual Interview).
Wawancara ini dilakukan tanpa rencan~ penulis tidak memilih orang
yang akan diwawancarai, dan berlangsung secara kebetulan dan sambil
lalu. Contohnya ketika peneliti bertemu wirausaha itu di jalan atau
dalam kegiatan keagamaan seperti sehabis so lat be~jama' ah.
f. Analisis Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara peneliti dengan
wirausaha dan petugas SATLAK Desa Tarikolot, pengamatan yang
sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen resmi yang diperoleh
dari Desa Tarikolot, dokumen p•ibadi dan sebagainya. Setelah dibac~
dipelajari, dan ditelaah, maka langkah berikutnya ialah mengadakan
reduksi data yang dilakukan dengan jalan membliat abtraksi. Abtraksi
merupakan sebuah proses membuat rangkuman yang inti pada tahap ini
peneliti menggabungkan hasil rangkuman wawancar~ observasi dan
dokumen-dokumen, proses dan pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijaga
sehingga perlu di dalanmya. Langkah selanjutnya adalah menyusunnya
18
dalam satuan-satuan. Satuan-satuan itu kemudian dikategorisasikan
pada langkah berikutnya. Kategori-kategori itu dilakukan sambil
membuat koding. Tahap terakhir dari analisis data ini ialah mengadakan
pemeriksaan keabsahan data. Setelah selesai tahap ini, mulailah kini
tahap penafsiran data dalam mengolah hasi I sementara menjadi teori
subtantif dengan menggunakan metode tertentu pada tahap ini peneliti
menggunkan teori dari Edi Suhaito dan Harrri 1-likmat 13
g. Keabsahan Data
Teknik keabsahan data dalam penelitian ini memiliki kriteria:
1. Kredibilitas (Derajat Kepercayaan)
Kredibilitas (derajat kepercayaan) dengan menggunakan teknik
triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain, hal itu dicapai dengan jalan:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil
wawancara, misalnya untuk mengetahui pelaksanaan Pogram
Raksa Desa kepada wirusaha di Desa Ta.rikolot
b. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan
orang lain. Misalnya penulis membandingkan jawaban yang
diberikan oleh aparat Desa atau Petugas SATLAK Desa dengan
masyakat Desa Tarikolot khususnya para wirausaha.
13 Lexy J. Moleong, Metode/ogi Penelitian Kua/itatif, (Bandung, Remaja Rosdakarya 2007) edisi revisi h. 190
19
c. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen
yang berkaitan masalah yang diajukan. Peneliti memanfaatkan
dokumen dan data itu sebagai bahan perbandingan.
2. Ketekunan adalah keqjengan pengamatan
Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-
unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan adalah isu
yang sedang dicari kemudian memusatkan dari pada hal-hal tersebut
secara rinci. 14 Maksudnya peneliti disini hanya memusatkan dan
mencari jawaban sesuai, perumusan masalah saja.
3. Kepastian dengan teknik pemeriksaan audit kepastian
Auditor dalam ha! ini adalah dosen pembimbing. Disini pemastian
bahwa sesuatu itu objektif adalah tidak tergantung pada persetujuan
beberapa orang terhadap pandangan. Pendapat dan penemuan seseorang.
Dapatkah dikatakan bahwa penemuan seseorang itu objektif, sedangkan
jika disepakati oleh beberapa orang barulah dapat dikatakan objektif.15
Adapun teknis yang digunakan dalam penulisM sekripsi ini adalah
buku "Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi VIN Syarif
Hidayatullah Jakaita"
14 Ibid. h.329 15 Ibid, h. 325
20
E. Kajian Pustaka
Pemberdayaan ekonomi sangat penting dalam proses pembangunan
nasional. Banyak kalangan teoritis yang membahas tentang pemberdayaan
ekonomi. Skripsi penulis yang membahas tentang pemberdayaan ekonomi ini
tentunya memiliki persamaan-persamaan dengan penulis lain seperti:
Achmad judul skripsi "Motivasi Ke1ja Pedagang dalarn Pemanfaatan Dana
Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) untuk Peningkatan
Kesejahtraan Ekonomi Keluarga di RW 01 Bintaro Jakarta Selatan" Jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dak:wah Dan Kornunik:asi.
Sk:ripsi ini membahas tentang motivasi k:erja pedagang dalam meminjam
dana PPMK (Pelak:sanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan) untuk:
peningkatan ek:onomi keluarga dan pengaruh program pemberdayaan masyarak:at
k:elurahan bagi pedagang dalam peningk:atan kesejahtraan ekonomi keluarga.
Skripsi yang disusun oleh Achmad memang memiliki banyak persamaan
dengan skripsi penulis tapi hanya sebatas judul saja yang mengkaji tentang
pemberdayaan masyarak:at dalam peningkatan k:esejahtraan ekonomi. Tapi penulis
memiliki program tersendiri dalam pemberdayaan ekonomi yaitu Program Raksa
Desa tentunya perbedaan program tersebut memberikan perbedaan hasil
penelitian.
Ahmad Hubairi judul skripsi "Peran koprasi Serba Usaha lnsan Darma
Mandiri dalam Meningk:atkan Ekonomi Masyarakat mela.lui Sentra Usaha Ikan
Hias di Kelurahan Bojong Sari Baru Sawangan-Depok". Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunik:asi.
21
Skripsi ini membahas tentang bagaimana peran koprasi Serba Usaha lnsan
Danna Mandiri dalam Pen ingkatan Ekonom i Masyarakat, Bagaimana Hara pan
Anggota Koperasi Terhadap Keberadaan Koperasi lnsan Darma Mandiri dalam
Peningkatan Ekonomi Masyarakat dan Bagaimana Kesesuaian Antara Peran
Koprasi Dengan Apa yang Diharapkan.
Skripsi Ahmad Hubairi memang memiliki persamaan dengan skripsi
penulis dalam hal pembahasan masalah yang mengusung pemberdayaan ekonomi
masyarakat, tapi dalam segi isi memiliki banyak perbedaan dt:ngan skripsi penulis
selain perbedaan program ada perbedaan dalam perumusan masalah yang dikaji.
F. Sistematika Penulisan
Agar pembahasan dalam penulisan ini sistematik, maka penulis
membaginya menjadi 5 bab yang tiap-tiap bah terdiri dari sub-sub bagian sebagai
beikut:
Bab I Pendahulun, bab ini menguraikan Latar Belakang Masalah, Perumusan
Masalah, Tujuan dan manfaat Penelitian, Metodelogi penelitian,
Kajian Pustaka Serta Sistematika Pennlisan.
Bab II Tinjauan Teoritis, dalam bah ini menguraikan tentang Pemberdayaan:
Defenisi Pemberdayaan, Kongsep Pemberdayaan, Tujuan
Pemberdayaan, Strategi Pemberdayaan, Prinsip Pemberdayaan, Tahap
Tahap Pemberdayaan, Proses-Proses Pemberdayaan. Pemberdayaan
Ekonomi: Pengertian Pemberdayaan Ekonomi, Pola-Pola
Pemberdayaan Ekonomi, Strategi Pemberdayaan Ekonomi
Bab Ill
Bab IV
22
Gambran Umum Lokasi Penelitian Dan Pogram Raksa Desa.
Mengurikan tentang Keadaan Georafis Dan Monogafis Desa Tarikolot:
Geografis dan Demografis. Pentingnya Pemberdayaan Ekonomi Di
Desa Tarikolot. Gambaran Umum Program Raksa Desa: Latar
Belakang Masalah, Tujµa,n Qan Sasaran, Strategi Dan Pendekatan,
Indikator Keberhasilan, Komponen Dan Kriteria Pogram Raksa Desa,
Langkah-Langkah Penetapan Lokasi, Dana Bantuan Program Raksa
Desa, Biaya Oprasional, Pengelolaan Program Raksa Desa.
Pelaksanaan Program Raksa Desa Dalam Pemberdayaan Ekonomi
Wirausaha di Desa Tarikolot. Menguraikan lentang: Pogram Raksa
Desa dan Dampaknya Pada Masyarkat: Pertumbuhan Ekonomi,
Perawatan Masyarakat, Pengembangan Manusia. Program Raksa Desa
Sebgai Aktifltjl& Pemberdayaan Ekonomi: Pemiapan, Perencanaan,
Penyaluran dil!,J Pencairan Dana, Peningkatan Ekonomi Msyakat.
Hambatan-hljqlpl)tan dan Upaya Mengatasi Permasalahan Prowam
Raksa Desa: Hambatan-hambatan, Upaya Mengatasi Pennasalahan ..
Program P.aksa Desa.
Bab V Penutup, terdiri dari Kesimpulan dan Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB II
TIN.JAUAN TEORETIS
A. Pemberdayaan
I. Definisi Pemberdayaan
Menurut Edi Suharto Pembangunan nasional dapat dirumuskan kedalam
tiga tugas utama yang mesti dilakukan sebuah negara bangsa (Nation-State),
yakni Pertumbuhan Ekonomi (Economi Growth), Perawatan Masyarakat
(Community Care) dan Pengembangan Manusia (Human Development).
Pemberdayaan adalah sebuah proses tujuan. Sebagai proses,
pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan
atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-
individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka
pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh
sebagian sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki
kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti
memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata
pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dam mandiri dalam
melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. Pengertian pemberdayaan sebagai
·f
'
24
tujuan seringkali digunakan sebagai indikator keberhasdan pemberdayaan
sebagai sebuah proses.'
Pemberdayan diartikan sebagai upaya memperluas horizon pilihan bagi
masyarakat, dengan upaya pendayagunaan potensi, pemanfaatan yang
sebaik-baiknya dengan hasil yang memuaskan. lni berarti masyarakat
diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang bennanfaat bagi
dirinya, dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya adalah yang dapat
memilih dan mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pilihan-pilihan.
Selain itu pemberdayaan atau pengembangan juga berarti menciptakan
kondisi hingga semua orang (yang lemah) dapat menyumbang
kemampuannya secara maksimal untuk mencapai tujuannya, kartasasmita
menyatakan bahwa keberdayaan dalam konteks masyarakat adalah
kemampuan individu bersenyawa dalam masyarakat dan membangun
keberdayaan masyarakat yang bersangkutan. 2
Pemberdayaan adalah suatu aktivitas refleksif; suatu proses yang
mampu diinisiasikan dan dipertahankan hanya oleh agen atau subyek yang
mencari kekuatan atau penentuan diri sendiri (self-determination). Sementara
proses lainnya hanya dengan memberikan iklim, hubungan, sumber-sumber
dan alat-alat prosedural yang melaluinya masyarakat dapat meningkatkan
1 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyal (Bandung: PT Refika Aditama, 2005), cet. Ke-1, h. 59
2 Lili Badriadi, dkk. Zakat Dan Wirausaha, (Jakarta: CV Pustaka Amri, 2005), cet.1. h. 54
25
kehidupannya. Pemberdayaan merupakan sistem yang berinteraksi dengan
lingkungan sosial dan fisik.3
Jim lfe mengatakan bahwa pemberdayaan memberikan sumberdaya,
kesempatan, pengetahuan dan keterampilan kepada warga untuk
meningkatkan kemampuan mereka dalam menentukan masadepannya sendiri
dan berpartisipasi dalam memengaruhi kehidupan dari masyarakatnya.4
Menurut Karl Marx, pemberdayaan masyarnkat adalah proses
perjuangan kaum powerless untuk memperoleh surpilus value sebagai hak
normatifnya. Perjuangan memperoleh surplus value dilakukan melalui
distribusi penguasaan faktor-faktor produksi. Dan perjuangan untuk
mendistribusikan penguasaan faktor-faktor produksi harus dilakukan melalui
pe1juangan politik.5
Berdasarkan pendapat tersebut, pemberdayaan bukan merupakan upaya
pemaksaan kehendak, proses yang dipaksakan, kegiatan untuk kepentingan
pemrakarsa dari luar, keterlibatan dalam kegiatan tertentu saja, dan makna-
makna lain yang tidak sesuai dengan pendelegasian kelcuasaan atau kekuatan
sesuai potensi yang dimiliki masyarakat.
2. Konsep Pemberdayaan (Perspektif Pemerintah)
Walaupun uraian berikut tidak mewakili pemahaman birokrasi
pemerintah secara keseluruhan, tetapi paling tidak dapat membantu kita
3 Hikmat, R. Harry. Strategi Pe1nberdayaa11 Masyarakat, (Bandung: Humaniora Utama Press, 2004) cet ke-2 hal X
'Zubaidi, Wacana Pembangunan Allernatif (Jogjakarta: Ar-Ruzz,2007) cet-1 h.98 5http/www.bappenas.com/naskah no. 20 juniMjuli 2000/ Friedrr..·11~.-. (100"} · T.'~i-·:"··''.'::::!!:nt:
the Politics of Alternative Development. Cambridge Mass: Blackwell Publisher. Page 4
26
untuk rnernaharni konsep pernberdayaan rnenurut birokrasi pernerintah. Dari
berbagai tulisan Surnodiningrat ( 1999). Konsep Pernberdayaan Ekonorni
secara ringkas dapat dikernukakan sebagai berikut:6
a. Perekonornian rakyat adalah pereknornian yang diselenggarakan
oleh rakyat. Perekonornian yang deselenggarakan oleh rakyat
adalah bahwa perekonornian nasional yang berakar pada potensi
dan kekuatan rnasyarakat secara luas untuk rnenjalankan roda
perekonornian rnereka sendiri. Pengertian rakyat adalah semua
warga negara.
b. Pernberdayaan ekonorni rakyat adalah usaha untuk rnenjadikan
ekonomi yang kuat, besar, modern, dan berdaya saing tinggi dalam
rnekanisme pasar yang benar. Karena kendala pengembangan
ekonomi rakyat adalah kendala struktural, maka pemberdayaan
ekonomi rakyat harus dilakukan melalui perubahan struktural.
c. Perubahan struktural yang dimaksud adalah perubahan dari
ekonomi tradisional ke ekonomi modern, dari ekonomi lemah ke
ekonomi kuat, dari ekonomi subsisten ke ekonomi pasar, dari
ketergantungan ke kemandirian. Langkah-langkah proses
perubahan struktur, meliputi: (!) pengalokasian sunibet
pemberdayaan sumberdaya; (2) penguatan kelembagaan; (3)
penguasaan teknologi; dan (4) pemberdayaan sumberdaya manusia.
6 Ibid, Sumodiningrat, h. 7
27
d. Pemberdayaan ekonomi rakyat. tidak cukup hanya dengan
peningkatan produktivitas. memberikan kesempatan berusaha yang r\•
.,.· . 1;,
sama, dan hanya memberikan suntikan modal sebagai stimulan,
tetapi harus dijamin adanya kerjasama dan kemitraan yang erat
antara yang telah maju dengan yang masih lemah dan belum •• r.'
berkembang.
e. Kebijakannya dalam pembedayaan ekonomi rakyat adalah: (1)
pemberian peluang .atau akses yang lebih besar kepada aset
produksi (khususnya modal); (2) memperkuat posisi transaksi dan
kemitraan usaha ekonomi rnkyat, agar pelaku ekonomi rakyat
bukan sekadar price taker; (3) pelayanan pendidikan dan
kesehatan; (4) penguatan industri,.k_ecil; (5) mendorong munculnya
wirausaha baru; dan ( 6) pemerataan spasial
· f. Kegiatan pemberdayaan masyarakat mencakup: (I) peningkatan
akses bantuan modal u~aha; (2) peningkatan akses pertgembangan
SDM; dan (3) peningi-:atan akses ke sarana clan prasarana yang
mendukung langsung sosial ekonomi masyarakat lokal.
3. Tujuan Pemberdayaau
Pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan potensi
masyarakat agar mampu meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik bagi
seluruh warga masyarakat melalui kegiatan-kegiatan swadaya. Untuk
28
f .. PER PU Sl:~, KIV\~-~~·.-;1~·i;;~~~··1
UIN S'r'AHID J/\}(,l\HTA I -------·---
mencapai tujuan ini, faktor peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan
formal dan nonformal perlu mendapat prioritas.
Memberdayakan masyarakat bertujuan "mendidik masyarakat agar
mampu mendidik diri mereka sendiri" atau "membantu masyarakat agar
mampu membantu diri merekka sendiri". Tujuan yang akan dicapai melalui
usaha pemberdayaan masyarakat, adalah masyarakat yang mandiri,
berswadaya, mampu mengadopsi inovasi, dan memiliki pola pikir yang
kosmopolitan.7
4. Strategi Pemberdayaan
Dalam beberapa situasi, strategi pemberdayaan dapat saja dilakukan
secara individual: meskipun pada gilirannya strategi ini pun tetap berkaitan
dengan kolektivitas, dalam arti mengkaitkan klien dengan sumber atan sistem
lain diluar dirinya. Dalam konteks pekerjaan sosial, pemberdayaan dat)at
dilakukan melalui tiga aras atau matra pemberdayaan: Mikro, Mezzo, dan
Makro.8
a. Aras Mikro. Pemberdayaan dilaln1kan terhadap klien secara
individu melalui bimbingan, konseling, stress management, crisis
intervention. Tujuan utamanya adalah pembimbing atau melatih
klien dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya.
7 http://www.depdiknas.go.id/Jumal/32/rum_didikanJ!Qla pemberdayaan masyarakat
8 of 13 9/16/2005 5:54 8 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: PT Refika
Aditama, 2005), cet. Ke-1, h. 66-67
29
b. Aras Mezzo. Pemberdayaan dilakukan terhadap sckelompok klien.
Pembcrdayaan dilakukan dengan mcnggunkan kelompok sebagai
media intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok,
biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan
kesadaran, pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap klien agar
memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapi.
c. Aras Makro. Pendekatan ini juga disebut sebagai Strategi Sistem
Besar, karena sasaran perubahan diarahkan pada sistem lingkungan
yng luas. Perumusan kebijakan, perencanaan sosial, kampanye,
aksi sosial, lobbying, pengorganisasian masyarakat, manajemen
konflik adalah strategi dalam pendekatan ini.
5. Prillslp Pemberdayaan
Terdapat beberapa prinsip pemberdayaan menurut perspektif pekerjaan
sosial diantaranya.9
a. Pemberdayaan adalah proses kolaboratif. Karenanya pekerja sosial
dan masyarakat harus bekerja sama sebagai partner.
b. Proses pemberdayaan menempatkan masyaraka:t sebgai aktor atau
subyek yang kompeten datt rllampu menjangkau smnber-sumber
dan kesempatan-kesempatah
c. Masylltakat harus melihat diri trieteka sendiri sebagai agen penting
yang dapat me1npengatUhl perubahai1.
9 Ibid 68-69
30
d. Kompentasi diperoleh atau dipertajam melalui pengalaman hidup,
khususnya pcngalaman yang memberikan perasaan mampu pada
masyarakat.
e. Solusi-solusi, yang berasal dari situasi khusus, harus beragam dan
menghargai keberagaman yang berasal dari faktor-faktor yang
berada pada situasi masalah tersebut.
f. Jaringan-jaringan sosial informal merupakan sumber dukungan
yang penting bagi penurunan ketegangan dan meningkatkan
kompetensi serta kemampuan mengendalikan seseorang.
g. Masyarakat harus berpartisipasi dalam pemberdayaan mereka
sendiri: tujuan, cara dan basil harus dirumuskan oleh mereka
sendiri.
h. Tingkat kesadaran merupakan kunci dalam pemberdayaan, karena
pengetahuan dapat memobilisasi tindakan terhadap perubahan.
i. Pemberdayaan melibatkan alcses terhadap sumber-sumber dan
kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber tersebut secara
efektif
j. Poses pemberdayaan bersifat dinamis, sinergis, berubah terl:ts,
evolutif, permasalahan selalu memiliki beragam solusi.
6. Tahap-tabap Pemberdayaan
Adapun upaya untuk pemberdayaan masyarakat terdiri dari tiga tahapan
yaitu:
31
a. Menciptakan suasana iklim yang memungkinkan potensi
masyarakat itu berkembang. Titik tolaknya adalah pengenalan
bahwa setiap manusia dan masyarakat merniliki potensi (daya)
yang dapat dikembangkan
b. Memperkuat potensi atau daya yang dirniliki oleh rnasyarakat.
Palam rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih positif dan
nyata, se1ta pembukaan akses kepada berbagai peluang yang akan
membuat masyarakat menjadi semakin berdaya dalam pemanfaatan
peluang
c. Memberdayakan juga mengandung arti menanggulangi. l 0
7. Proses-proses Pemberdayaan
United Nations (1956: 83-92), mengemukakan Proses-Proses
Pemberdayaan Masyarakat adalah sebagai berikut. 11
a. Getting To Know The Local Community
Mengetahui karakteristik masyarakat setempat (lokal) yang akan
diberday1kan, termasuk perbedaan karakteristik yang membedakan
masyarakat desa yang satu dengan yang lainnya. Mengetahui artieya untuk
memberdayakan masyarakat diperlukan hubungan timbal balik ant~
petugas dengan masyarakat.
10 Gunawan Sumodiningrat, Pengembangan Daerah Dan Pe1nberdayaan Masyarakat, (Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara), eet. 2. h.156
11 http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/32/pendidikan rulliLpemberdayaap masyarokat
8 of 13 9/16/2005 5:54
32
b. Gathering Knowledge About Tlte Local Community
Mengumpulkan. pengetahuan yang menyangkut informasi mengenai
masyarakat setemp11t. Pengetahuan tersebut merupakan informasi foktual
tentang distribusi penduduk menurut umur, ~ex, pekerjaan, tingkat
pendidikan, status sosial· ·ekonomi, termasuk pengetahuan tentang nilai,
sikap, ritual dan custom, jenis pengelompokan, serta faktor kepemimpinan
baik formal maupun informal.
c. I dentifYing The Local Leaders
Segala usaha pemberdayaan masyarakat akan sia-sia apabila tidak
memperoleh dukungan dari pimpinan/tokoh-tokoh masyarakat setempat.
Untuk itu, faktor "the local leaders" harus selau diperhitungkan karena
mereka mempunyai pengaruh yang kuat di dalam masyarakat.
d. Stimulating The Community To Realize That It Has Problems
Di dalam masyarakat yang terikat terhadap adat kebiasaan, sadar atau
tidak sadar mereka tidak merasakan bahwa mereka punya masalah yang
perlu dipecahkan. Karena itu, masyarakat perlu pendekatan persuasif agar
mereka sadar bahwa mereka punya masalah yang pe:rlu dipecahkan, dan
kebutuhan yang perlu dipenuhi.
e. Helping People To Discnss Their Problem
Memberdayakan masyarakat bermakna merangsang masyarakat untuk
mendikusikan masalahnya serta merumuskan pemecahannya dalam
suasana kebersamaan.
33
f. Helping People To Identify Their Most Press.Ing Problems
Masyarakat perlu diberdayakan agar mampu mengidentifikasi
permasalahan yang paling menekan. Dan masalah yang paling menekan
inilah yang harus diutamakan pemecahannya.
g. Fostering Self-Confidence
Tujuan utama pemberdayaan masyarakat adalah membangun rasa
percaya diri masyarakat. Rasa percaya diri merupakan modal utama
masyarakat untuk berswadaya.
II. Deciding On A Program Action
Masyarakat perlu diberdayakan untuk menetapkan suatu program
yang akan dilakukan. Program action tersebut perlu ditetapkan menurut
skala prioritas, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Tentunya program dengan
skala prioritas tinggilah yang perlu didahulukan pelaksanaannya.
L Recognition Of Stmgths A11d Resources
Memberdayakan masyarakat berarti membuat masyarakat t1hu dan
mengerti bahwa mereka memiliki kekuatan-kekuatan dan sumber-sumber
yang dapat dimobilisasi untuk memecahkan pennasalahn diu1 memenuhi
kebutuhannya.
j. Helping People To Continue To Work 011 Solving Their
Problems
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu kegiatan yang
berkesinambungan. Karena itu, masyarakat perlu diberdayakan agar
mampu bekerja memecahkan masalahnya secara kontinyu.
34
k. Increasing People Ability For Self-help
Salah satu tujuan pemberdayaan masyarakat adalan tumbuhnya
kemandirian masyarakat. Masyarakat yang mandiri adalah masyarakat
yang sudah mampu menolong diri sendiri. Untuk itu, perlu selalu
ditingkatkan kemampuan masyarakat untuk berswadaya.
B. Pemberdayaan Ekonomi
1. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi
Selain Karl Marx dan Friedman, masih banyak pandangan mengenai
pengertian pemberdayaan, sepe1ti Hulme dan Turn<:r (1990), Robert Dahl
(1963), Kassam (1989), Sen dan Grown (1987), clan Paul(l 987), yang pada
prinsipnya adalah bahwa pemberdayaan adalah penguatan masyarakat untuk
dapat berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan yang
mempengaruhi masa depannya, penguatan masyarakat untuk dapat
memperoleh faktor-faktor prodtlksi, dan penguatan masyarakat untuk dapat
menentukan pilihan masa depannya. 12
Dari berbagai pandangan mengenai konsep pemberdayaan, maka dapat
disimpulkan, bahwa pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah Penguatan
Pemilikan Faktor-Faktor Prodtiksi, penguatan Penguasaan Distribusi Dan
Pemasaran, penguatan Masyafakat Untuk Mendapatkan Gaji/Upah Yang
Memadai, dan penguatan Milsyarakat Untuk Memperoleh Infonnasi,
12 http/www.bappenas.com/naskah no. 20 juni-juli 2000/ Friedmann (1992): E1npo1vement: the Politics of Alternative Deve/opn1ent. Cambridge Mass: Black.well Publisher. Page4
35
Pengetahuan Dan Ketrampilan, yang harus dilakukan secara multi aspek,
baik dari aspek masyarakatnya scndiri, maupun aspek kebijakannya.
Pemberdayaan ekonomi masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu
proses yang dinamis, artinya perubahan yang te1:jadi menuntut adanya
dinamika masyarakat dalam meningkatkan income per capita untuk
memenuhi kehidupan sehari-hari guna mengantisipasi dan mempersiapkan
kondisi ekonomi dimasa mendatang.
Pemberdayaan ekonomi masyarakat haruslah mencapai berbagai aspek
dengan memperhatikan hak, nilai dan keyakinan yang harus dihormati dan
harus disertai kesadaran bahwa tujuan akhir dan perubahan yang dilakukan
adalah untuk memperbaiki tingkat kesejahtraan seluruh masyarakat, bukan
sekedar menaikan pendpatan satu kelompok.
Pemberdayaan 111asyarakat dalam pengembangall ekonomi kerakyatan
diharapkan terjadi pei1ingkatan kesejahtraan yang 111erata. Pembei·dayaart
masyarakat merupakan upaya untuk memandirikan masyarakat lewat
wirausaha perwujndan potensi kethampuan yang mereka miliki. Konsep
pemberdayaan masyaralrnt tidak dapat dilepaskan dari paradigma
pembangunan yang memberikan kedaulatan kepada rakyat untuk
menentukan pilihan kegiatan yang paling sesuai bagi ke:majuan diri mereka
masing-masing. Setiap upaya pemberdayaan perlu diarahkan pada penciptaan
suatu lingkungan memungkinkan masyarakat untuk menikmati kehidupan
yang jauh lebih baik.
h.55
36
2. Pola-pola Pemberdayaan Ekonomi
Pola-pola pemberdayaan ekonomi masyarakat mempunyai ciri-ciri atau
unsur-unsur pokok sebagai berikut: 13
a. Mempunyai tujuan yang hendak dicapai
b. Mempunyai wadah kegiatan yang terorganisir
c. Aktivitas yang dilakukan terencana, berlanjut., serta harus sesuai
dengan kebutuhan dan sumberdaya setempat.
d. Ada tindakan bersama dan keterpaduan dari b1:rbagai aspek yang
terkait.
e. Ada perubahan sikap pada masyarakat sasaran selama tahap-tahap
pemberdayaan.
f. Menekankan pada peningkatan partisipasi masyarakat dalam ekonomi
terutama dalam wirausaha.
Dengan demikian pola-pola pemberdayaan ekonomi masyarakat bukan
sekedar diartikan sebagai keharusan masyarakat untuk mengikuti suatu
kegiatan, melainkan dipahami sebagai kontribusi mt~reka dalam setiap
tahapan yang mesti dilalui oleh suatu program k,erja pemberdayaan
masyarakat. Asumsinya masyarakatlah yang paling tahu kebutuhan da11
permasalahan yang mereka hadapi.
13 Lili Badriadi, dkk. Zakat Dan Wirausaha, (Jakarta: CV Pustaka Amri, 2005), cet.1.
37
3. Strategi Pemberdayaan Ekonomi
Secara umum, pemberdayaan ekonomi masyarakat dapat dibagi menjadi
empat Strategi yaitu: 14
a. The Growth Strtegy, penerapn strategi pertumbuhan ekonomi
masyarakat pada umumnya dimaksudkan untuk mencapai
peningkatan pendapatan yang cepat dalam nilai ekonomis melalui
peningkatan pendapatan perkapita penduduk, produktivitas,
pertanian, permodalan dan kesempatan ke1ja yang dibarengi
dengan kemampuan konsumsi masyarakat terutama di pedesaan.
b. The Welfare Strategy, strategi kesejahtraan ini pada dasamya
dimaksudkan untuk memperbaiki kesejahtraan masyarakat. Tetapi
karena tidak dibarengi dengan pembangunan kultur dan budaya
mandiri dalam diri masyarakat, maka yang tejadi adalah tingginya
sikap ketergantungan masyarakat kepada pemerintah
c. The Responsive Stategy, strategi ini merupakan reaksi terhadap
starategi kesejahtraan melalui pengadaan teknologi serta sumber
sumber yang sesuai bagi kebutuhan proses pembangunan.
d. The Integrated Or Holistic Strategi, dalam strategi ini, terdaj:lat tiga
prinsip dasar sebagai konsep kombinasi dari unsur-unsur pokok
ketiga stategis di atas, yaitu:
14 Ibid, h. 58
38
I) Persamaan, keadilan, pemerataan dan partisipasi merupakan
tujuan yang secara cksplisit Imus ada dan strategi
menyeluruh.
2) Memerlukan perubahan-perubahan mendasar, baik dalam
komitmen maupun dalam gaya maupun cara kerja.
3) Keterlibatan badan publik dan oganisasi sosial secara
terpadu.
Dengan demikian pola strategi pemberdayaan ekonomi masyarakat
haruslah mencapai berbagai aspek dengan memperhatikan hak, nilai dan
keyakinan yang harus dihonnati dan harus disertai kesadaran bahwa tujuan
akhir dan perubahan yang dilakukan adalah untuk memperbaiki tingkat
kesejahtraan seluruh masyarakat, bukan sekedar menaikan pendapatan satu
kelompok saja.
C. Pemberdayaan Ekonomi Wirausaha
1. Pengertian Wirausaha
Secara sederhana arti wirausahawan (Entrepreneur) adalah orang yang
berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai
kesemptan. Be1jiwa berani di dalam mengambil resiko artinya bermental
mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas
sekalipun dalam kondisi tidak pasti.
Wirausaha (Entrepreneur) Bukanlah sekedar pedagang, namun jauh
lebih dari maknanya, yaitu yang berkenaan dengan mental manusia, rasa
39
percaya diri, efosiensi waklll, kreativitas, ketabahan, keuletan, kesungguhan,
dan moralitas dalam menjalankan usaha mandiri yang tujuannya adalah
untuk mempersiapkan individu maupun masyarakat agar dapat hidup layak
sebagai manusia yang kehadirannya di tunjukan untuk mengembangkan
dirinya, masyarakat, alam, dan kehidupannya. 15
Pete F. Drucker mengatakan bahwa kewirausahaan merupakan
kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang barn dan berbeda. Sementara
itu, zimmerer mengartikan kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan
kreativitas dan inovasi dalam memecahkan pesoalan dan menemukan
peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).16
Revrisond Baswir mengatakan bahwa wirausaha adalah sector usaha
sebuah perekonomian tertentu yang dihuni oleh massa rakyat kebanyakan.
Memang hams, kebijakan yang menekankan pertumbuhan ekonomi itu, di
lihat dari beberapa indikator umum ekonomi, terlibat adanya peningkatan
taraf hidup masyarakat. H.S. Dillon, menjelaskan bahwa wirausaha adalah
suattl system ekonomi yang memihak kepada kepentingan ekonomi sebagian
rakyat secara manusiawi, adil dan demokratis.17
2. Wirausaba scbagai Proses Pemberdayaan
Pemberdayaan dan partisipasi merupakan strategi ym1g sangat potensial
dalani rangka meningkatkan ekonomi, sosial dan transfonrnasi budaya. Proses
ini, pada akhimya, akan dapat menciptakan pembangunan yang lebih
15 Arman Hakim Nasution dkk, Membangun Spirit Enterprenership .A1uda Indonesia. (Jakarta: PT Elex Komputincto 2001), cet 1, h 2
16 Kasmir, SE. MM, Kewirausahaan, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada 2006) h. 17 17 Lili Bariadi, dkk. Zakat dan Wirausaha, (Jakarta, CV Pusataka Amti. 2005). Cet.1 h.
37
40
berpusat pada rakyat. Salah satu agen internasiona, 13angk Dunia misalnya,
percaya bahwa partisipasi masyarakat di dunia ketiga merupakan sarana
efektif untuk meajangkau masyarakat termiskin melalui upaya pembangkitan
semangat hidup untuk dapat mendorong diri sendiri. 18
Dalam hal ini cara terbaik untuk mengatasi masalah pembangunan
adalah membiarkan semangat wiraswasta tumbuh dalam kehidupan
masyarakat berani mengambil resiko, berani bersaing, menumbuhkan
semangat untuk bersaing, dalam menemukan hal-hal baru (inovasi) melalui
pmtisipasi masyarakat.
Pembangunan ekonomi kerakyatan melalui wirausaha merupkan
ekonomi yang dihuni secara massif oleh masyarakt Indonesia sehingga
menjadi hajat hidup umum. Dengan demikian, negara bertanggung jawab
alas kelangsungan dan kesuksesan model perekonomian wirausaha ini.
Upaya pengembangan sumberdaya ekonomi kerakyatan berkaitan erat
dengan persoalan "pemihakan" pada pengembangan usaha kecil dan
menengah.
Tanpa bermaksud menggusur keberadaan kelompok bisnis besar, yang
harus jadi persoalan adalah pemerataan asset ekonomi dengan basis !uas
seoagai dasar pijakan untuk mengejar pertumbuhan ekonomi. Karena
pemihakan pada pengembangan usaha··usaha kerakyatan adalah keharusan
politik dalam rangka peningkatan pangsa ekonomi dalam terlaksananya
pertumbuhan yang berkelanjutan.19
18 Hikmat, R. Harry. Strategi Pemberdayaan Masyarakat, (Bandung: Humaniora Utama Press, 2004) cet ke-2 ha! 4
19 Lili Bariadi, dkk. Zakat dan Wirausaha, (Jakarta, CV Pusataka Amri. 2005). Cet. l h. 43
BABHI
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
DAN PROGRAM RAKSA DESA
A. Keadaan Demografis dan Monogafis Desa Tarikolot
1. Geografis
Desa Tarikolot merupakan salah satu desa yang berada di wilayah
Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor. Desa Tarikolot memiliki wilayah
252 Ha dengan batas-batas sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Citeureup
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Gunungsati
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pasir Mukti
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Karang Asem Tittiltr
Luas tanah Desa Tarikolot 252 Ha terdiri dari tanah sawah 60 I-Ia, Tahah
darat dan lain-lainnya seluas 192 Ha. Sebagian besar tanah Desa Tarikolot
adalah pesawahan memungkinkan daerah ini cocok sekali untuk pertanian.1
2. Demografis
Desa Tarikolot memiliki luas wilayah 252 Ha dihuni oleh 16.320 jiwa
penduduk, yang terdiri dari 3388 Kepala Keluarga (KK) tersebar di 6 RW
dan 33 RT. Jika melihat perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah
yang ada, Desa Tarikolot merupakan wilayah berpenduduk jarang (kurang
padat).
1 Laporan Pertanggungjawaban Kepala Desa Tarikolot tahun 2002 s/d 2006
37
Perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di Desa
Tarikolot kurang seimbang. Dari data yang ada dapat diketahui bahwa jumlah
total penduduk laki-laki sebanyak 5473 orang, sementara jumlah total
penduduk perempuan sebanyak 10162 orang.
Penyebaran penduduk di Desa Tarikolot kurang merata disetiap RW.
Seperti pada data yang penel iti dapatkan ketika m1iwawancarai Bapak
Sekretaris Desa (Sekdes) Moch. Yusuf El Zam'zami mengatakan bahwa
jumlah penduduk yang berada di RW 01 sebanyak 4563 orang, RW 02
sebanyak 1150 orang, RW 03 sebnyak 3761 orang, RW 04 sebanyak 4217
orang, RW 05 sebanyak 1518 orang, RW 06 Sebanyak 421 orang data ini
diambil dari hasil laporan pertanggungjawaban Kepala Desa Tarikolot tahun
2006. Untuk memperjelas gambaran umumjuntlah pendliduk Desa Tarikolot
dapat dilihat pada Tebel I berikut:
NO
I
2
3
4
5
6
Tabell.a
Penduduk Desa Taril,lJlot
Penduduk Jun1.lah
Jumlah Jiwa 15635 Jiwa
Laki-laki 5473 Jiwa
Wanita 10162 Jiwa
JumlahKK 3098 Jiwa
Pengangguran 2200 Jiwa
JumlahRW 6
--
--
--
--
--
-·
38
7 Jumlah RT
8
Sumber: Laporan pertanggungjawaban Kepala Desa Tarikolot September 2006
Tabet 1.b
Usia Kerja
--No Usia ke1ja Jumlah
I 18-25 Tahun 1094 Jiwa
--2 26-36 Tahun 1412 Jiwa
--3 37-50 Tahun 2161 Jiwa
Sumber: Laporan pertanggungjawaban Kepala Desa Tarikolot September 2006
Tabet 1.c
Usia Sekolah
No Usia Sekolah Jumlah
--1 7-15 Tahun 2161 Jiwa
--2 16-18 Tahun 927 Jiwa
--Sumber: Laporan pertanggungjawaban Kepala Desa Tarikolot September 2006
Mayoritas penduduk Desa Tarikolot beragama Islam. Dari data yaliit ada
diketahui bahwa penduduk Desa Tarikolot yang beraga.ma ·Islam sebahyak
15547 orang, penduduk yang beragama Kristen 52 orang dan katolik 10
orang, Hindu 12 orang, Budha 4 orang. Adapun sarana ibadah yang ada di
Desa Tarikolot seperti Masjid terdapat 9 buah, Musholla sebanyak 18 buah,
Ponpes 7 buah dan Majlis Ta'lim sebanyak 10 buah.
39
Kehidupan beragama di Desa Tarikolot cukup baik. Hal ini dapat dilihat
dari pengamatan sementara, sampai saat ini tidak pcrnah terjadi konflik
berlatar agama ataupun SARA (Suku Agama Ras Dan Antar Golongan) di
Desa Tarikolot. Masing-masing pemeluk agama saling menghormati dan
dapat hidup berdampingan secara damai. Dalam bern1asyarakat mereka tidak
memandang agama.
Tabel3
Jumlah Penduduk Menu rut Agama
RW Islam Kristen Katolik Hindu -Budha Lain-lain
I 4538 16 8 6 - -
2 1138 8 - - 4 -
3 3749 4 6 2 - -
4 4199 12 6 - - -
5 1507 7 - - - -6 416 5 - - - -
TOTAL 15547 52 20 12 4 0
Sumber: Laporan pertanggungiawaban Kepala Desa Tarikolot September 2006
Bidang pendidikan, penduduk Desa Tarikolot paling banyak merupakan
lulusan Sekolah Dasar (SD). Dari data tabel 4 dapat diketahui bahwa
penduduk Desa Tarikofot yang merupakan lulusan S1ikolah Dasar (SD)
sebanyak 3821 orang, lulusan Sekolalr Menengah Pertruna (SMP) sebanyak
40
(3199) orang, lulusan Sekolah Menengah Atas sebanyak 2350 orang, Sarjana
SI sebanyak 27 orang.
Untuk menunjang kemajuan pendidikan penduduk, Desa Tarikolot juga
memiliki sarana dan prasarana pendidikan baik yang bersipat relijius (agama)
maupun umum yang ada di Desa Tarikolot seperti: Taman Kanak-kanak
(TK) sebanyak 2 buah, Sekolah Dasar (SD) sebanyak 6 buah, Sekolah
Tingkat Pertama (SMP) sebanyak 2 buah, Sekolah Tingkat Alas (SLTA)
sebanyak I buah, Pondok Pesantren sebanyak 7 buah, Majlis Ta'lim
sebanyak I 0 buah. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada label 4 berikut:
Tabel 4.a
Jumlah Penduduk Menurnt Tingkat Pendidikau2
SD SLTP SLTA SI
Jumlah 3821 3199 2350 27
t_2 __ +-s_3 __ _,
t.~-~ Tabel 4.b
Jumlah Saraua Pendidikau
TK SD SLTP SLTA Ponpes Majlis ·
Jumlah 2 6 2 I 7 IO
Dari Tabel 5 di bawah dapat diketahui jumlah pencluduk menmut mata
pencaharian. Penduduk yang berpropesi sebagai Industri Kecil sebanyak 275
orang, Buruh Pabrik sebanyak 876 orang, Propesi Bengkel Las sebanyak 15
2 Ibid.
41
orang, Bcngkel Mobil/Motor sebanyak 15 orang, Tukang Jahit sebanyak 25
orang, Pedagang scbanyak 115 orang, Warung sebanyak 60 orang, Kios
sebanyak 55 orang, Petani sebanyak 25 orang, Berkebun sebanyak 6 orang,
Kuli Bangunan 43 orang, Supir Angkot sebanyak 33 orang, Tukang Ojeg
sebanyak 480 orang, ABRI sebanyak 9 orang, Pensiunan sebanyak 17 orang,
PNS sebanyak 45 orang, lain-lain sebanyak 7817 orang.
Dilihat dari jumlah tersebut dapat diketahui bahwa mata pencaharian
ataupun pekerjaan yang paling banyak digeluti oleh penduduk Desa Tarikolot
adalah Buruh Pabrik. Tentunya hal ini didukung oleh perkembangan industri
yang ada di Desa Tarikolot seperti PT Ricki Putrn Globalindo Tbk, PT
Wachoal Indonesia COY, PT Untung Terns Sejahtera, PT Sari Rasa dan lain
lain.
Tabet 5
Jumlah Peududuk Meuumt Mata Peucal11a1'ian3
NO Mata Pencaharian Jumlah Penduduk
1 Industri Kecil 275 Orang
2 Buruh Pabrik 876 Orang
3 Bengkel Las 15 Orang
4 Bengkel Motor/Mobil 15 Orang
5 Tukang Jahit 25 Orang
6 Pedagang 115 Orang
7 Warung 60 drang
3 Ibid.
42
·-· ______ ...
8 Kios 55 Orang
---- _,,_,.,. __________ ._
·--··-· ------------·-----9 Petani 25 Orang
-·- ·- --10 Berkebun 6 Orang
11 Kuli Bangunan 43 Orang
12 Sopir Angkot 33 Orang
13 Tukang Ojeg 480 Orang
14 ABRI 9 Orang
15 Pensiunan 17 Orang
16 PNS 45 Orang
17 Lain-lain 7817 Orang
B. Pentingnya Pemberdayaan Ekonomi di Desa TaNlr.olot
Penguatan ekonomi rakyat atau pemberdayrum masyarakat dalam
ekonomi, tidak beratti mengalienasi pengnsaha besar atau kelompok ekonomi
kuat. Karena pemberdayaan memang bukan menegaskan yang laih, tetapi give
power to everybody. Pemberdayaan masyarakat dalatn bidang ekohohli adalah
penguatan bersama, dimana yang besar hanya akan berkembang ki!lau ada yahg
kecil dan menengah, dan yang kecil akan berkembang kalau ada yang besar dari
menengah. Daya saing yang tinggi hanya ada jika ada kete:rkaitan antara yah~
besar dengan yang menengah dan kecil. Sebab hanya dengan keterkaitan produksi
yang adil, efisiensi akan terbangnn. 4
4 http/www.bappenas.com/naskah no. 20 juni-juli 2000/ Pranarka dan Vidhyandika Moeljarto mengenai Pemberdayaan
43
Oleh sebab itu, melalui kemitraan dalam bidang permodalan. kemitraan
dalam proses produksi, kemitraan dalam distribusi, masing·masing pihak akan
diberdayakan. Untuk itu dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat diperlukan
modal sebagai sebuah langkah untuk memajukan perekonomian rakyat. Seperti
apa yang telah dilakukan oleh Pemerintah Jawa Barat yang membuat Program
Raksa Desa guna memajukan perekonomian rakyat yaitu dengan penerapan dana
bergulir kepada setiap Wirausaha/Pedagang di Desa Tarikolot.
Berdasarkan data pada tabel 5 di atas dan pengamatim peneliti sebagian
besar penduduk Desa Tarikolot memiliki kreatifitas dalarn hasil pembuatan
kerajinan alat-alat rumah tangga atau sebagai wirausaha. Pada tabel 5 dapat dilihat
Jumlah masyarakat Desa Tarikolot yang menggantungkan mata pencaharian
dalam bentuk wirausaha cukup signifikan. seperti Industri !Cecil sebanyak 275
orang, Bengkel Las sebanyak 15 orang, Bengkel Mobil/Motor sebanyak 15 orang,
Tukang Jahit sebanyak 25 orang, Pedagang sebanyak 115 orang, Warung
sebanyak 60 orang, Kios sebanyak 55 orang.
Untuk itu kehadiran Program Raksa Desa cukup tepat bila dilaksankan di
Desa Tarikolot untuk lebih meningkatkan basil produksi masyarakat dan
mengarah kepada kemajuan ekonor.1i masyarakat khususnya Masyarakat Desa
Tarikolot.
44
C. Gambaran Unrnm Program Raksa Desa
2007
1. Latarbelakang Masalah5
Desa memiliki peran strategis dalam penyelenggaraan pembangunan
dan kemasyarakatan karena desa merupakan:
a. Lini terdepan pelayanan pemerintah kepada masyarakat
b. Unit pemerintah terkecil yang berhadapan langsung dengan
masyarakat
c. Muara dari berbagai program-program pemerintah, baik program
Pemerintah Pusat, Propinsi maupun Kabupaten.
Dengan posisi demikian upaya memeratakan Desa melalui
implementasi tugas pembantuan merupakan bentuk allikulasi paradigma
perencanaan pembangunan yang mengedepankan pehdekalan partisipalif.
Perencanaan pembangunan partisipatif ini diharapkan akan terlaksana
pembangunan yang sinergis, efisien dan efektif serta meni11gkatkannya iklim
demokrasi kepemerintahan dan pembangunan.
Maka pemerintah Propinsi Jawa Baral meluncurkan Program Raksa
Desa yang merupakan bentuk altikurasi perhatian Peme1intah ProvihSi Jawa
Baral, yang diformulasikan dalam bentuk tugas pembantuan dari Pemerlhtah
Provinsi Jawa Baral kepada Pemerintah Desa.
Maksud Program Raksa Desa adalah mempercepat pencapaiah
peningkatan kesejahleraan masyarakal desa dengan memberdayakan
5 Laporan Penerimaan dan Penggunaan Dana Program Raksa De!:a Desa Tarikolot Tahon
45
pemerintah dan masyarakat desa melalui pendayagunaan sumberdaya lokal
seeara mandiri dan sumberdaya pembangunan secara optimal.
2. Tujuan dan Sasaran Program Raksa Desa 6
Tujuan Program Raksa Desa adalah:
a. Meningkatkan kuantitas dan lrnalitas infrastruktur pedesaan
b. Meningkatkan perekonomian masyarakat pedesaan, melalui
penyediaan permodalan bagi kelompok usaha ekonomi masyarakat
c. Meningkatkan kinerja aparat Kecamatan, Desa dan Kelurahan
d. Meningkatkan upaya pemerataan pembangunan antar wilayah Jawa
Ba rat
e. Meningkatnya sinergitas program-program pemerintah
Sasaran dari Pogram Raksa Desa adalah:
a. Meningkatnya kuantitas dan kualitas infrastruktur pedesaan
b. Meningkatnya perekonomian rnasyarakat pedesaan
c. Meningkatnya kinerja aparat Desa
d. Meningkatnya anirno masyarakat dal.am mengetnbal1gkan
wilayahnya.
3. Strategi dan Pendekatan
Desa memiliki posisi terdepan dalam struktur pemerintahall di
Indonesia. Desa memiliki basis yang kuat dan mendasar baik dalarn rangka
6 Tim Koordinasi Program Laksa Desa, Mekaniss1ne Program Jaksa Desa, Kah. Bogor 2003, ha!. 3
46
otonomi maupun pembangunan. Desa dapat juga dikatakan sebagai agen
pembangunan dan agen demokrasi dalam pembangunan sistem demokrasi di
Indonesia. 7
a. Strategi yang digunakan dalam Program Raksa Desa:
1) Mendorong tumbuh dan berkembangnya prakarsa dan swadaya
gotong-royong masyarakat, partisipasi masyarakat serta
transparansi
2) Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan organisasi yang
berakar pada masyarakat desa.
3) Membangun sinergi sebagai kegiatan pembangunan yang
dilaksanakan di desa dalam konteks kewilayahan.
4) Mendorong tumbuhnya kesalehan sosial dengan wujud
kesetiakawanan sosial dalam konteks pemb.angunan desa.
5) Meningkatkan peran dan fungsi lembaga masyarakat terutama
dalam menjalankan fungsi kontrol sosial t<:rhadap pelaksanaan
program-program pembangunan desa.
b. Pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan Program Raksa Desa:
I) Pembangunan yang be1tmnpu pada masyarakat (Community
Bosed Development).
2) Bottom Up Planning, perencanaan dari bawah artinya
perencanaan untuk menentukan prioritas kegiatan yang
7 Ibid. hal. 4-5
47
dilakukan melalui mekanisme musyawarah perencanaan
pembangunan desa.
3) Pemberian kredit pinjaman permodalan lebih diarahkan kepada
masyarakat atau kelompok masyarakat yang memiliki usaha
dalam sektor formal, mikro dan usaha kecil.
4) Pembangunan infrastruktur dasar pedesaan diarahkan pada
pembangunan infrastruktur yang dapat mengungkit secara
signifikan tingkat ekonomi masyarakat serta meningkatkan
aksesbilitas masyarakat terhadap pelayanan dasar kesehatan,
pendidikan serta sumberdaya ekonomi.
4. Indikator Keberhasilan
Untuk mengukur keberhasilan Pogram Raksa Desa bidang fisik dan
ekonomi indikatomya adalah:8
a. Bidang Fisik
I) Tersalurkannya dana Ice desa lokasi
2) Termanfaatkannya druia bru1tuan oleh desa sesuai dehgan rencana
kegiatan yang sudah disepakati dan proposi alokasi
3) Bertambahnyajumlah sarana/prasara.m infrastruktur desa
4) Meningkatnya kwalitas sarana/prasarana/infrastruktur desa
5) Meningkatnya aksesbilitas masyarakat terhaclap pembangunan
6) Meningkatnya pru'!isipasi (swadaya) masyarakat dalam kegiatan
pembangunan.
8 Ibid hal. 5-6
48
b. Bidang Ekonomi
I) Tersalurkannya dana ke desa lokasi
2) Termanfaatkannya dana oleh desa sesuai dengan rencana
kegiatan yang sudah disepakati dan proporsi alokasi.
3) Be1tambahnyajumlah kegiatan usaha yang dikelola masyarakat
4) Bertambahnya asset usaha masyarakat
5) Meningkatnya kemampuan masyarakat mengembangkan
pinjaman modal usaha.
6) Meningkatnya persentase perguliran.
5. Kornponen dan Kriteria Program Rnksa besa
a. Kornponen Pogram Raksa Desa
Program ini diarahkan pada sasaran dan kegiatan yang sesuai
dengan karakteristik dan masalah yang dihadapi oleh masing-masing
desa. Pioritasnya adalah kegiatan yang terkait d(mgan pencajJaian IPM
Jawa Barat yang meliputi dalam aspek pendidikan, kesehatan, dan daya
beli.
Tugas pembantuan kepala desa ini diharapkan dapat membantu
pemerintah dan masyarakat desa mengatasi permasalahan yang ada di
desa, diantaranya meliputi:
I) Prasarana Fisik/Infrastruktur pedesaan Galan, jembatan, irigasi, air
bersih, listrik, dan lain-lain yang menunjang perekonomian
pedesaan)
49
2) Perekonomian Desa (permodalan, teknologi, dan pemasaran)
3) Pendidikan (penurunan angka Drop Out dan pemberantasan buta
aksara)
4) Kesehatan (penanggulangan ibu hamil/ibu bersalin resiko tinggi
dan komplikasi kebidanan serta bayi baru lahir)9
b, Kriteria Desa Lokasi Program
Bantuan program raksa desa pada dasarnya diarahkan untuk semua
desa di Jawa Baral, namun dalam pelaksanaannya dilakukan secara
bertahap setiap tahun sampai seluruh desa menerimanya. Desa-desa
yang diproritaskan menerima bantuan program raksa desa adalah desa-
desa yang memenuhi kriteria sebagai berikut: 10
I) Desa-desa terpilih dalam satu wilayah kecairtatan dan atau antara
kecamatan yang diupayakan satu hamparan.
2) Desa yang memiliki banyak jumlah rumah tangga berstatus
keluarga pra-sejahtera dan sejahtera 1
3) Desa rawan air bersih dan sanitasi dasar
4) Desa rawan infrastruktur jalan
5) Desa Rawan Listrik, yang ditentukan oleh proporsi itili1ah tatlgga
yang berlangganan listrik baik PLN maupun non PLN
Selain kriteria tersebut di atas, untuk penetapan lokasi raksil desa
pemerintah kabupatenlkota harus menyatakan komitmennya
menyukseskan Program Raksa Desa. Komitmen dimaksud meliputi:
9 Ibid hal. 7 10 Ihidhal.13
50
I) Pernerintah Kabupaten/Kota berkewajiban rnenyediakan dana
tarnbahan biaya operasional
2) Pernerintah Kabupaten/Kota bersedia rnensiinergikan program
rnaupun anggaran ke lokasi Program Raksa Desa.
3) Pemerintah Kabupaten/Kota akan mendorong tumbuh dan
berkembangnya swadaya masyarakat.
4) Pemerintah Kabupaten/Kota akan membina secara intens
pelaksanaan Program Raksa Desa (SATLAK Desa)
5) Kesediaan pemerintah atau Kabupaten/Kota untuk mendorong dan
membangun swadaya gotong-royong masyarakat ( dituangkan
dalam bentuk pernyataan tertulis)
D. Langkah-langkah Penetapan Kuota dan Lokasi 11
1. Penetapan Knota Kabnpaten/I(ota
Menempatkan kuota awal berdasarkan rumus berikut. Jumlah Desa
Kabupaten/kota dibagi jumlah desa propinsi dikali kuota popinsi.
Kuota Kabupaten/Kota = L: Desa Kab/Kota x :~ KUdta Ptovihsl
L: Desa Provinsi
11 !bid. hal. 14-16
51
2. Pengusulau dan Penetapan Desa Lokasi
a. Bupati/walikola mengusulkan nama-nama desa calon lokasi
Program Raksa Desa kepada Gubernur Jawa Baral melalui
SATLAK Propinsi Jawa Barat.
b. SATLAK Propinsi Jawa Baral menghimpum usulan tersebul,
selanjutnya menyampaikan kepada Gubernur untuk ditetapkan
sebagai desa lokasi Program Raksa Desa dengan keputusan
Gubernur.
E. Dana Bantnan Program Laksa Desa (DB-PRD)
Dana bantuan Program Raksa Desa (DB-PRD) dialokasikan secara
langsung kepada setiap desa lokasi sebesar Rp.100.000.000, (Seratus Juta Rupiah)
dengan rincian sebagi berikut:
a. Rp 40.000.000,- (Empat Puluh Juta Rupiah) digunakan untuk kegiatan
Pembangunan, peningkatan dan pengembangan sarana dan prasarana
dasar pedesaan seperti Pasar Desa, Sarana Air Bersih, Listrik Pedesaan,
Saluran Irigasi, Jalan Desa, Jembatan, Dan Lain SebagainyP ..
b. Rp 60.000.000,- (Enam Puluh Juta Upiah) dignnakan untuk usaha
ekonomi masyarakat pedesaan sekala mikro kecil, seperti penyediaan
dan penambahan modal usaha, penyediaan pengadaan teknologi tepat
guna (TTG), pengembangan pemasaran, clan lain sebagainya.
52
F. Biaya Oprasional Pelaksanaan (BOP) Dana Bantuan Pogram Raksa
Dcsa
a. BOP tingkat desa untuk menunjang pelaksanaan Program Raksa Desa
dilokasikan sebesar Rp 4.000.000,-(Empat Juta Rupiah) Per Desa. Dana
BOP ini dipergunkan untuk membiayai kegiatan seperti rapat-rapat,
honorium SATLAK, administrasi SATLAK, pembinaan, konsultasi,
koordinasi pemantauan dan pelaporan. Rencana kegiatan ini dituangkan
dalam FROM D-12.
b. BOP tingkat kecamatan sebesar Jumlah Desa lokasi dikali Rp
250.000,00
c. BOP tingkat Kabupaten sebesar Jumlah riesa lokasi dikali Rp
150.000,00
d. BOP tingkat povinsi sebesar Jumlah Desa dikali Rp 100.000,00
G. Pellgelolaan Progmm Raksa Desa
1. Prinsip Pengelolaan
Tugas pembantuan keryada desa ini dilaksanakan berdasarkan pinsip
prinsip berikut:12
a. Kebijakan dan Program Raksa Desa ditetapkan oleh Pernerintah
Provinsi
b. Dana Pogram Raksa Desa bersifat specific grant dari pemerintah
provinsi dan disalurkan Jangsung kepada desa.
12 Ibid. h. 17
53
c. Tenaga pendamping yang berperan sebagai fasiJitator kecamatan
ditetapkan dan didanai oJeh pemerintah provinsi berdasarkan
usuJan SATLAK Kabupaten/Kota.
d. PeJaporan dan pertangungjawaban diJakukan oJeh desa dan
disampikan secara berjenjang atau Jangsung kepada SATLAK
Provinsi Jawa Baral.
e. Dan Jain-Jain.
2. Organisasi Pengelolaan
Untuk menunjang keberhasiJan peJaksanaan pengeJolaan Pogram Raksa
Desa dibentuk satuan peJaksana (SATLAK) pada setiap tingkatan
pemerintahan.
a. SATLAK Provinsi
SATLAK Provinsi ditetapkan oleh Gube1·11ur Jawa Barat. Wakil
Gubemur ditetapkan selaku penanggung jawab Program Raksa Desa.
Tugas pokok dan fungsi SATLAK Provinsi adalah:13
13 Ibid. h. 19
1) Penanggung jawab bertanggung jawab terhadap keberhasilan
seluruh Program Raksa Desa.
2) Ketua SATLAK Povinsi, mengkoordinasikan pelaksanaatl
kegiatan Program Raksa Desa
3) Pengarah memberikan arahan berkaitan dengan aspek kebijakan
untuk kelancaraan pelaksanaan kegiatan program terutama
kebijakan untuk memadukan kegiatan Program Raksa Desa
54
dengan kegiatan sektoral yang dikelola oleh SKPD Propinsi,
untuk mewujudkan sinergitas kegiatan.
4) Sekretaris dibantu unsur sekretariat, melaksanakan:
a) Penyusunan buku pedoman umum dan buku petunjuk
teknis Program Raksa Desa.
b) Menyebar luaskan informasi tentang Program Raksa Desa
c) Membantu penyelenggaraan pelatih.an, sosialisasi, dan
desiminasi Program Raksa Desa bagi SAtLAK Desa.
d) Memfasilitasi pelatihan/sosialisasi/d1~seminasi Program
Raksa Desa bagi SATLAK Kabupaten/Kota, Kecamatan
dan tenaga Pendampingan.
b. SATLAK Kabupaten/Kota
SATLAK Kabupaten/Kota dibentuk dan dite:tapkan oleh Bupati,
terdiri dari ketua SATLAK Kabupaten/Kota daa beranggotakan SKPD
terkait. Tugas dan tanggung jawab SATLAK Kabupaten/Kot.a adalah
melakukan pembinaan dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian
dan pelaporan perkembangan kegiatan. Untuk kelancarlin tugas-tugas
oprasional dibantu oleh unit sekretariat dan pemegang kas.14
Tugas pokok dan fi.mgsi SATLAK Kabupaten/Kota adalah:
I) Menyusun petuajuk teknis lingkup kegiatan di
Kabupaten/Kota masing-masing.
2) Melaksanlikan koordinasi dengan SATLAK. Provinsi
14 Ibid h. 20
55
3) Menyusun rekapitulasi rencana kegiatan fisik/infrastruktur
dan ekonorni, se1ta menyirnpulkan rekapitulasi clirnaksucl
kepacla Bupati/Walikota untuk menclapatkan pengesahan,
4) Menyebar luaskan Program Raksa Desa kepacla clesa-clesa
5) Melaksanakan pelatihan/sosialisasi/clesiminasi Program Raksa
Desa bagi SATLAK Desa.
c. SATLAK Kecamatan
SATLAK kecamatan clibentuk clan clitetapkan clengan keputusan
Bupati/Walikota atas usu! Camat. SATLAK kecamatan tercliri clari
camat selaku ketua SATLAK Kecamatan clan beranggotakan unsur
teknis terkait clengan kegiatan progl'am yang clilaksanakan di clesa clan
beranggotakan unsur terkait dan clalam pelaksanaadnya clibantu oleh
seorang tenaga penclamping Program Raksa Desa.15
15 Ibid. h. 21-22
I
56
BAGAN ORGANJSASI SATLAK KECAMATAN
KETUA SATLAK KEC CAMAT
[ TENAGA PENDAMPING
~7\~ Satlak [Sat~ Satlak Satla k
a Des a Des a Des a Des
I ' SEKRETARIS PEMEGANG KAS I
BID ANG BID ANG 6'/oAN~ BID ANG PENDIDIKAN KESEHATAN EKONOMI PRASARANA
FlSIK
Tugas pokok dan fungsi SATLAK Kecamatan adalah:
1) Menyebar luaskan infonnasi ten tang Program Raksa Desa
kepada des-desa di wilayahnya.
2) Melaksanakan pembil;aan dan bimhingan teknis kepada
SATLAKDesa
3) Mengkoordinasi, menterpadukan dan mensi11ergikan kegiatan
antar desa di wilayahnya.
4) Menerima laporan kemajuan pelaksanaan pogram dan laporan
pencarian dana dari SATLAK Desa
57
5) Membentuk SATLAK Desa
Tugas dan tanggung jawab tenaga pendamping di Kecamatan
I) Memberi pengertian dan infomiasi tentang kongsep
Program Raksa Desa
2) Membantu SATLAK Desa menampung usulan-usulan
kegiatan hasil musyawarah rencana pembangunan dusun
(MUSRENBANGDUS)
3) Memandu pelaksanaan Forum Musyawarah Desa
4) Membantu penyusunan rencana kegiatan dan rencana
pelaksanaan.
5) Memberikan fasilitas kepada SATLAK Desa.
6) Melaksanakan pemantauan dan evalllasi kegiatan
7) Membantu SATLAK Desa dalam menyllslm dokm)len
untuk pencarian dana, serta menyusun laporatl kemajuan
pelaksanaan kegiatan program.
d. SATLAK Desa
SATLAK Desa dibentuk oleh Camat berdasarkiih usulan Kejlala
Desa. SATLAK desa terdiri dari Kepala Desa selaku ketua SATLAK
Desa, pemegang kas/pengelola administrasi keuangan serta sekretaris.
Dilengkapi dengan bidang ekonomi, bidang fisik/infrastruktur Desa,
bidang pendidikan dan bidang kesehatan.
16 Ibidh. 23
58
Tugas pokok dan fimgsi SATLAK Desa yaitu: 16
I) Menyebar Juaskan infonnasi tentang kegiatan Program Raksa
Desa kepada masyarakat
2) Menampung usulan kegiatan dan usulan calon penerima
pinjaman modal bergulir hasil MUSRENBANGDES.
3) Bersama masyarakat mertentukan prioritas rencana kegiatan
dan calon penerima pinjaman modal bergulir melalui
musyawarah rencana !Jembangunan desa
(MUSRENBANGDES)
4) Melaksanakan kegiatan program, yang meliputi
pembangunan sarana dan prasarana dasar dan kegiatan
perekonomian (Modal Bergulir)
5) Melakukan pemantauan dan pengawasan pelaksanaart
kegiatan.
6) Membuat laporan pelaksanaan kegiatan dan laporan
pencairan dana secara berjenjang atau langsung kepada
Gubemur Jawa Barat.
59
BAGAN ORGANISASI SATLAK DESA
KETUA SATLAK DESA KEPALA DESA
PEMEGANG KAS SEKRETARIS
I I BIDANG BID ANG
PENDIDIKAN KESEHATAN EKONOMI BIDAN~ I BID ANG
RANA IK
PRASA FIS
BAB IV
ANALISIS DAN TEMUAN DI LAPANGAN
A. Program Ral.sa Desa dan Dampaknya pada Masyarakat
Pembangunan adalah usaha yang dilakukan secara terus menerus dan
berkelanjutan guna meningkatkan kondisi yang lebih baik dan kondusif,
terwttjudnya kehidupan masyarakat yang berdaulat, mandiri, memiliki daya saing,
berkeadilan, sejahtra maju serta memiliki kekuatah moral dan etika yang baik.
Program Raksa Desa merupakan sebuah kebijakan pembangunan
pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat untuk peni11gkatan kesejahtraan
masyarakat yang pada dasarnya untuk mendukung pembangunan nasional.
Menurut Edi Suhmto Pernbangunan nasiohal dapat dirurnuskah kedalarn tiga
tugas utarna yang rnesti dilakukan sebuah negara bangsa (Nation-State), yakni
Pertmnl:Jllhan Ekonomi (Economi Growth), Perawatan Masyanlkat (Community
Care) dan Pengembangan Manusia (Human Development). 1
Untuk rnernperjelas Program Raksa Desa dan darnpaknya bada rnasyatakat
rnaka peneliti rnerurnuskannya berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Edi
Suharto tersebut.
l. Pertumbultan Ekonomi
Fungsi Pertumbuhan Ekonomi mengacu bagaimana melakukan
"wirausaha" (misalnya rnelalui industrialisasi, penarikan pajak) guna
memperoleh pendapatan finansial yang diperlukan untuk membiayai kegiatan
1 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Raliyal (Bandung: PT Refika Aditama, 2005), cet. Ke-1, h.5
65
pembangunan.2 Salah satu Latar Belakang dari Program Raksa Desa adalah
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat clesa karena Program
Raksa Desa memberikan bantuan dana (modal) dengan bergulir kepada
wirausaha. Tentunya agar wirausaha sekala mikro dapat lebih meningkatkan
usahanya. Dari peningkatan usaha itu dimungkinkan dapat menyerap tenaga
kerja dan wirausahajadi lebih mandiri.
Dampak yang dihasilkan dari pemberian dana modal bergulir terhadap
perekonomian masyarakat khususnya wirausaha temyata sangat positif.
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan peneliti
walaupun jumlah dana yang mereka (Wirausaha) dapatkan hanya sebebesar
Rp 500.000,00 - Rp 1.000.000,00 tapi cukup membantu dalam penambahan
modal usaha.
Seperti apa yang dialami oleh Bapak Salahudi.n (32 Tahun) seorang
wirausaha yang memiliki Counter ia mengatakan "Uang pihjaman yang
diberikan kurang besar utuk peningkatan usaha tapi iumayan juga buat
penambahan modal".
Pemberian pinja'Tlan Modal usaha yang kecil mema,ng menjadi kenda1n
bagi wirausaha di<lalam memajukan usahanya. Tapi pembeHan modal usahn
telah memberikan semangat kepada wirausaha di Desa Tarikolot utuk terus
menjalankan usahanya. semangat dan kerja keras mempakan modal yang
besar didalam mengelola usaha kareana dengan adanya :>emangat wirausaha
2 Ibid. h 6
66
terus menjalankan usahanya dengan menjalankan usahanya ada harapan
untuk memajukan usahanya dan terus berkembang.
Berdasarkan hasil penelitian, Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat
khusunya wirausaha yang ada di Desa Tarikolot dari hasil Pelaksanaan
Program Raksa Desa bidang ekonomi penulis tuangkan dalam Tabel Berikut:
Tabel 8
Tahap 1 (satu) Pelaksauaan Bantuan Modal Program Ralcsa Desa
Rcncana Realisasi Perguliran
No Jenis Usaha 0/o (kolom Orang Biaya (Rp) orang lliaya Rp orang Biaya (Rp)
8 &4)
l Perdagangan 33 30.500.000 55 23.000.000 2. J.500.000
2 Pertukangan 21 28.500.000 35 35.500.000 ' -· 3.000.000
3 Peternakan l l.000.000 3 1.500.000 - -
Tabe19
Tabap II (<Ina) Pelaksanaan Bantmm Modal Pogmm Raksa Desa
Rencana ReaUsasi Pergulirait
No Jenis Usaha % (kolom Orang Biaya (Rp) orang Biaya Rp orang Biaya (Rp)
ll &4)
1 Perdagangan 33 30.500.000 45 12.500.000 2 1.500.000 3,27%
2 Pertukangan 21 28.500.000 30 6.500.000 2 I.500.000 8,20%
3 Peternakan 1 1.000.000 7 1.00.000 - -
Jumlah 55 60.000.000 82 60.000.000 7 4.500.000 11,47%
67
Dapat dilihat pada tabel 8 dan 9 di atas, bahwa telah te1jadi perguliran
dana yang cukup signifikan yang terjadi pada periode 2006-2007. Dari 55
wirausaha yang mendapat pinjaman modal telah berhasil mengulirkan Ice 27
wirausaha lainnya. Sehingga menjadi 82 wirausaha yang menerima pinjaman
dana bergulir Program Raksa Desa.
Dari hasil penelitian di atas peneliti menyimpulkan Untuk mencapai
perubahan yang besar harus dimulai dari perubahan yang kecil. Oleh
karenanya pelaksanaan Program Raksa Desa mernpakan sebuah langkah
untuk bisa menjadikan masyarakat lebih mandiri mrtuk bisa mencukupi
kebutuhan ekonomi keluarga. Memang sebuah langkah yang kecil untuk
mencapai pertmnbuhan ekonomi tapi sebuah langkah kecil dari Program
Raksa besa ini dapat mendorong perubahan sosial di masyarakat khususnya
di Desa Tarikolot. Yang berarti bisa mencapai pertumbuhan Ekonomi yang
besar, tentunya setelah melalui berbagai macam proses.
2. Perawatan Masyarakat
Fungsi Perawatan Masyarakat menunjuk pada bagimana merawat dan
melindungi warga negara dari berbagai macam resiko yang mengancam
kehidupannya.3 Selain untuk pertumbuhan eko!10mi Program Raksa Desa
juga diharapkan dapat melindungi masyarakat atau jJ(:tawatan masyarakat
karcna Prograhi Raksa Desa juga memberikan banh1a11 drula ilntuk kegiatan
3 Ibid h. 6
68
fisik (infrastruktur) seperti Perbaikan Jalan, Jembatan, Pos Kam ling dan lain-
lain.
Pembuatan sarana infrastruktur diharapkan dapat memberikan
kemudahan kepada masyarakat didalam menjalankan aktifitasnya. Baik
untuk kemajuan ekonomi, keamanan dan kenyamanan masyarakat. seperti
pelaksanaan Program Raksa Desa di Desa Tarikolot dalmn realisasinya telah
melakukan Betonisasi Jalan, pembuatan pos kamling, dan pembuatan
jembatan bambu.
1'abel 10
Pembanguuau Infastruktur di Desa Tariikolot
KONDISIAWAL NO JENJS KEGIA TAN
VOLUME UKUMN BIA YA (lip)
I Betonisasi jalan Ix 0.8 x 1,5 km llp. 20.750.000 1.5
2 Pemb Pos Kamling 2 Unit 2x2M Rp. 7.500.000
3 Pemb Jembatan 2 Unit Ix 15 x 2 Rp. 4.500.000 Bambu
JU ML AH Rp.40.0(J0.000
NO
1
2
3
NO
1
2
3
69
Tabel ll
Pembangunan lnfastruktur di Desa Tarikolot
REN CANA SW ADA YA JENIS KEGIATA:
VOLUME UK URAN BIAVA ( Rp)
Betonisasi jalan Ix 0.8 x 1.5 1,5 km Rp. 20.750.000 Rp.12.000.000
Pemb Pos Kamling 2 Unit 2x2M Rp. 7 .500.000 Rp. 2.300.000
Pemb Jembatan 2 Unit 1x15 x 2 Rp. 4.500.000 Rp.2.500.000 Bambu
JUMLAl-I Rp.40.000.000 Rp.16.800.000
Laporat1 Penerimaan Dan Penggunaan Dana Pogrom Raksa Desa di Desa 1arikolot
Tabel12
Pembanguuan Infastruktur di Desa Tarikolot
REAM SAS I SWADAVA JENIS KEGIATA-
VOLUME UK URAN BIAYA(Rp)
Betonisasi jalan Ix 0.8 1,lkm Rp. 23.260.000 Rp.12.000.000
Pemb Pos Kamling 2 Unit 2x2M Rp. 6.500.000 Rp. 2.300.000
Pemb Jembatan 2 Unit 1x15 Rp. 2.550.000 Rp.Z.500.000 Barn bu
JUMLAH Rp.32.000.000 Rp.16.800.00(}
Laporan Penerimaa11 Dan Pe11ggu11aa11 Dtma Pogram R~~ di Des~~
Berdasarkan basil penelitian, dengan adanya µembang:unan infras~
di Desa Tarikolot walaupun tidak semua sarana yang ada di Desa Thrikolot
70
terealisasi tapi dalam pelaksanaannya semua warga turut serta dalam
pembangunan infastruktur ini. Sehingga tercipta sebuah kerjasama sosial
yang sangat indah. Dengan adanya pembangunan infrastruktur ini tentunya
menimbulkan kepedulian warga tehadap kenyamanan lingkungannya.
Seperiti apa yang di kemukakan Bapak !wan selaku petugas SATLAK
sekligus warga Tarikolot juga. Pembangunan infrastruktur tentunya sangat
memberikan dampak positif bagi masyarkat salah satunya kepedulian
masyarakat terhadap keamanan lingkungan meningkat setelah didirikan Pos
Kam ling.
"Sebelum didirikan pos kamling warga kurang antusias dalam menjalankan tugasnya untuk ronda tapi setelah ada pos kamling yang baru, semangat warga untuk ronda timbul kembali" tutur pak !wan.
Itu dari perawatan masyarakat adalah agar masyaralkat merasa aman dan
terlindungi. Alangkah baiknya jika keamanan itu diciptakan sendiri oleh
masyarakat bukan oleh aparat pemerintah seperti polisi, tentara dan lain-lain.
Untuk itu Pogram Raksa Desa juga memberikan dampak yang positif
terhadap perawatan masyarakat khususnya di Desa Tarikolot walaupun
jumlah dana yang minim nntuk melakukan perubahan infrastruktur di Desa
Tarikolot tapi memberikan pengaruh yang sangat baik untuk menirnbulkan
kesadaran warga masyarakat di Desa Tarikolot dalam merawat
lingkungannya.
71
3. Pengembangan Manusia
Sedangkan fungsi Pengembangan Manusia mengarah kepada
peningkatan kompetisi sumber daya manusia yang menjamin tersedianya
angkatan ke1ja berkwalitas yang mendukung mesin pembangunan. Dengan
adanya Program Raksa Desa tentunya bisa memberikan sebuah langkah bagi
masyarakat untuk lebih berkembang karena secara tidak Jangsung Program
Raksa Desa mendidik masyarakat (wirausaha) untuk lebih berdaya, tentunya
dalam hal mengembangkan usahanya. Dengan berkernbangnya wirausaha
diharapkan dapat memperkecil pengangguran yang ada di lingkungan sekitar.
Program Raksa Desa adalah sebuah program pemberian bantuan dana
untuk perbailrnn infrastruktur di desa dan pemberian bantuan modal kepada
wirausaha yang ada di desa. Program Raksa Desa merupakan sebuah
kebijakan untuk mengarahkan pembangunan berbasis IPM (Indeks
Pembangunan Manusia) kepada Desa. Dengan asumsi jika IPM Desa
meningkat, maka akan meningkatkan pula IPM Kecamatan. Jika IPM
Kecamatan meningkat akan meningkatkan !PM Kabupaten!kota. Dan
dengan meningkatnya IPM Kabupaten/Kota akan menghasilkan IPM
propinsi yang meningkat.
B. Pelaksanaan Program Raksa Desa sebagai Aktivitas l>emb~rllaylhlli
Ekonomi
Pembangunan Masyarakat Desa merupakan tanggung jawab bersama
antara pemerintah dan masyarakat. dalam ha! ini masyarakat menjadi sasaran
72
sekaligus pemeran yang aktif dalam pembangunan yang sesuai dengan keperluan.
Keberhasilan pembangunan desa ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain
keterpaduan program pem bangunan, kcmampuan masyarakat, peran serta
masyarakat dan yang ada di desa. Semakin disadari bahwa keterlibatan
(partisipatit) masyarakat secara langsung pada setip tahapan pembangunan di desa
mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut pembangunan,
merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan itu sendiri.4
Bagaimana pelaksanaan Program Raksa Desa dalam pemberdayaan
ekonomi khususnya para wirausaha di Desa Tarikolot periode 2006-2007? Tidak
bermaksud untuk melemahkan program-program pemerinta.h, Karena program-
program yang dibuat oleh pemerintah seperti lmpres Desa Tertinggal (ID1),
Program Takesra/Kukesra, Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE), Program
Kredit Lunak, Program Jaring Pengaman Sosial (JPS), clan Program
Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP), Pada kenyataan di lapangan
program-program tersebut tidak mengalami kemajuan atau keberlanjutan sesuai
dengan apa yang diharapkan.
Untuk mengetahui Pelaksanaan Program Raksa Desa dalam Pemberdayaan
Ekonomi Wlrausaha di Desa Tarikolot. Peneliti mengacu kepada Buku Pedoman
Pelaksanaan Program Raksa Desa. Kah. Bogor ditambah dengan temuan lapangan
oleh peneliti.
4 Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa Departemen Dalam Negri, Perencanaan Partisipatif Pembangunan Masyarakal Desa, (Jakarta: PT Penebar Swadaya, 1996) cetl,h.l
73
I. Persiapan
Tahap persiapan Pelaksanaan Program Raksa Desa di Desa Tarikolot
meliputi:
a. Pembentukan organisasi pengelolaan program atau satuan SATLAK
Desa yang ditetapkan dengan keputusan camat atas nama
Bupati/Walikota. Adapun nama-nama petug.as SA TLAK Desa
sebagai berikut:
I) H. A. Djadja Djakarsih. HR. : Ketua SATLAK
2) Moch. Yusuf El Zam'zami : Sekreta;ris
3) Iwan Ruswandi : Benclahara
4) H. Nana Djuhana : :i:liclang Fisik
5) A. Budiman : Bidallg Ekonomi
6) Dien Tajudien : Anggota
b. Petugas SATLAK melakukan sosialisasi kepada warga besa farikolot
melalui RT, RW, clan Tokoh masyarakat terkait.
c. Petugas SATLAK menyediakan waktu clan tempat untuk melakllkart
MUSRENBANGDES.
2. Perencanaan
Tahap perencanaan yang terclapat pada juklak Program Raksa Desa
meliputi: Melakukan indentifikasi penerimaan bantuan permoclalan dan jenis
kegiatan sarana clan prasarana clasar peclesaan, Melakukan penilaian
kelayakan usaha dan kelayakan teknis, Penetapan penerima bantuan
74
pennodalan dan jenis kegiatan sarana dan prasarana dasar, Penyusunan dan
pengajuan dokumen pencairan dana dan kegiatan verivikasi. Untuk
membuktikan bahwa usulan kegiatan fisik prasarana dinyatakan layak secara
teknis, dokumen usulan harus diketahui oleh petugas teknis dengan cara
membubuhkan tanda tangan.5
a. Indcntifikasi Pencrima Bantnan Permodala111 I>an Jenis Kegiatan
I>an Prasarana Fisik (Infrastruktur)
Untuk melakukan indentifikasi penerima bantuan permodalan dan jenis
kegiatan sarana dan prasarana fisik (infrastruktur) dalam kegiatan Program
Raksa Desa dilakukan melalui forum MUSRENBANGDES Program Raksa
Desa yang dihadiri oleh Tokoh Masyarakat, RT, RW, dan Wirausaha di Desa
Tarikolot. Adapun tempat pelaksanaan MUSRENBANGDES di kantor Desa
Tarikolot yang berlokasi di JI. Industri No. 65 Tarikolot Kee. Citeureup Kab.
Bogar
Dari empat kali pengadaan fotum MUSRENBANGDES 1haka
dihasilkan beberapa kesepakatan seperH:6
I) Provek infrastuktur diambil yatlg paling urgen (penting daii
terjangkau)
2) Penerima bantuan modal bergulir melakukan perjanjian dab
diklasifikasikan menurut kebutuhan peminjam.
5 Tim Koordinasi Program Laksa Desa, Mekanissme Program lak.r;a Desa, Kab. Bogor 2003.h.24
6 Wawancara dengan Bapak !wan Ruswandi selaku bendahara SATLAK Desa Tarikolot
75
3) Pembagian jumlah dana diberikan kepada 33 RT dan dari masing-
masing RT hanya dua orang wirausaha yang mendapatkan dana
bergulir Program Raksa Desa.
Dalarn tahap ini maka dihasilkan wirausaha yang berhak rnendapatkan
bantuan modal dana bergulir sebanyak 55 calon peminjarn dengan besar dana
Rp. 60.000.000,- Dengan besamya dana berfariasi rnulai pinjarnan terkecil
Rp. 500.000,-dan pinjarnan terbesar Rp. 1.000.000,-· dengan jangka waktu
pengarnbilan paling pendek 3 bulan dan paling lama 12 bulan. Adapun uraian
jenis usahanya sebagai berikut:
No
I
2
3
Tabel 13
Uraian Jenis tJsaha
Uraian Jenis Usaha .Jumlah
Jliaya Wirausaha
Perdagangan 33 Rp 30,500.000 ..
Pertukangan Dan Jasa 21 Rp 28.500.000 Linn ya
petemakan I Rp 1.000.000
Jurnlah 55 Rp 60.01JtJ.ooo
Laporan Penerimaan Dan Pe11gg1maan Dana Pogram Raksa Desli di Desa tarikolot
Dalarn perencanaan kegiatan pernbangunan infrastruktur berdasarkan
basil rnusyawarah maka di tetapkan wilayah yang mendapat perbaikan
infrastuktur diantaranya:
76
I. RW 01 Kp. Taikolot : Pembangunan Jembatan
Pos Kamling
2. RW 02 Kp. Babakan : Betonisasi Jalan
3. RW )l3 Kp. Taringgul : Betonisasi Jalan
4. ~W 04 Kp. Bojong : Betonisasi Jalan
PosKamling
5. RW 05 Kp. Babakan : Beton\sasi Jalan
6. RW 06 Kp. Sabur : Betonisasi Jalan
b. fenynsumtil' Skala Prioritas
TahliJ:f kedua dalam perencanaan Pogram Raksa Desa ini adalah
petlyllsunan skala prioritas ealon penerima bantuan permodalan yang
dilakukan berdasarkan mekanisme yang sudah disepakati oleh masyarakat
dan Pemerintah Desa. Penentuan prioritas akan dilakukan berdasarkan
kriteria yang sudah disepakati. Penyusunan prioritas jenis kegiatan prasarana
fisik harus dilakukan secara demokratis dan terbuka.
Kriteria yang digunakan dalam penyusunan prioritas ealon penerima
pinjaman modal bergulir adalah:7
.j'-'
I) Warga penduduk dan bertempat tinggal di desa yang bersangkutan
(batur salembur).
2) Termasuk kategori keluarga Pra KS yang llriemiliki kemauan dan
kemampuan berusaha.
7 Tim Koordinasi Program Laksa Desa, Mekaniss1ne Prograni i'aksa Desa, Kah. Bogor 2003,h.27
77
3) Mempunyai usaha mikro/kecil baik individu maupun kelompok.
baik yang bersetatus pemula atau yang sudah lama berwirausaha
namun butuh penambahan modal
4) Terhimpun dalam kelompok pengelola Usaha Ekonomi
Produksi/Produktif (UEP/P) Program Raksa Desa yang dibentuk
sendiri dengan difasilitasi oleh SATLAK desa.
Kriteria jenis usaha yang dapat dibiayai oleh ban1uan Program Raksa
Desa, meliputi:
I) Kegiatan usaha ekonomi produktif dan menguntungkan serta
mempunyai peluang berkembang.
2) Merupakan pengembangan usaha mikro/kecil
3) Jenis usah yang relatif cepat dan mudah menghasilkan
4) Banyak menggunakan bahan baku lokal
5) Produknya dibutuhkan oleh pasar.
6) Kegiatan usaha dijalankan di wilayah Keeamatan atau desa
Bersangk:utan.
Kriteria jenis kegiatan prasarana fisik, meliputi:
1) Jenis prasarana yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat banyak
2) Memiliki keterkaitan langsung dengan upaya peningkatan ekonomi
masyarakat.
3) Memanfaatkan dan menggunakan sebanyak 111 ungkin bahan-bahan
yang tersedia di desa atau dihasilkan oleh masyarakat desa setempat
dan/atau sekitar.
78
4) Dapat dikerjakan atau diselesaikan sesuai dengan jangka waktu yang
tclah ditetapkan.
5) Tidak menimbulkan dampak negatifterhadap lingkungan hidup.
6) Dapat dikerjakan dan melibatkan sebanyak mungkin penduduk desa
setempat sebagai tenaga ke1janya, baik laki-laki maupun perempuan
dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan partisipasi
masyarakat desa.
Dalam temuan peneliti dilapangan penentuan sekala prioritas yang
dilakukan oleh SATLAK Desa Tarikolot berpegang pada juklak Kriteria di
atas karena sangat relefan dengan proses pelaksanaannya. Tentunya ha! ini
senada dengan apa yang dikatakan olek Bapak Doni selaku pendamping
Pogram Raksa Desa di Desa Tarikolot bahwa "Dalam perencanaan penentuan
wirausaha yang akan mendapat program dana bergulir dan penetapan
kegiatan fisik itu dilakukan melalui Musyawarah dan berdasarkan pada
kriteria yang terdapat pada buku pedoman Program Raksa Desa".
c. Pemanfaatan Bantnan sebagai Dana Bergnlir
Dana bantuan Program Raksa Desa yang diarahkan pada kegiatan
ekonomi pada dasarnya mempakan dana bergulir masyarakat. Artinya dana
bantuan Program Raksa Desa diberikan kepada masyarakat untuk dikelola
secara berkesinambungan sebagai drum abadi masyarakat yang dignlirkan
menurut mekanisme yang disepakati oleh masyarakat set•~mpat.
Beberapa ha! yang perlu diperhatikan agar dana bantuan ini berfungsi
sebagai dana bergulir masyarakat, maka dibuat kesepakatan bersama antara
79
wirausaha dan petugas SATLAK. Adapun bentuk perja11jian itu diantaranya
sebagai berikut:
I. Para ketu RT dan RW, betianggungjawab atas para warganya yang
meminjam dana raksa desa.
2. Tidak diperbolehkan dalam satu nama lebih dari dua peminjm (atas
nama)
3. Bila ada peminjam yang baru dinjurkan untuk menunggu tahap
berikutnya, jika sudah memenuhi syrat-syarat yang telah
ditentukan.
4. Pinjaman berikutnya setelah berselang 6 ( enam) bulan kemudian
5. Jumlah pinjman terdii dari:
a) Jumlah pinjaman senilai Rp 500.bOO, de1hgan pengembalian
perbulannya sebesar Rp 50.000,- selama 12 (dua belas bulan)
masa eieilan.
b)Jumlah pinjaman senilai Rp 1.000.000, dengan pengembalian
perbulannya sebesar Rp 100.000, selama 12 (dua betas bulan)
masa eicilan, nilai tersebut diatas se<telah mendapatkan
persetujuan petugas SATLAK Desa.
6. Dana pinjaman tersebut hanya untuk penambahan modal usaha,
dan tidak dibenarkan diluar usaha sesuai dengan perjanjian yang
telah disepakati.
80
7. Pengembalian dana ptnJaman harus tepai: pada waktunya, dan
penyetoran pinjaman hanya kepada petugas yang telah ditentukan
(SATLAK KEUANGAN)
8. Bila peminjam terjadi masalah I mengakibatkan keterlambatan
pembayaran cicilan segera melapor kepada petugas.
9. Pengembalian dana pinjaman tidak ada sangkut paut dengan
intitusi yang lain, kecuali diketahui oleh ketua SATLAK Desa.
I 0. Bagi peminjam yang sudah melunasi pinjamannya, tidak bisa
langsung meminjam kembali.
11. Para peminjam bila melanggar ketentuan yang telah disepakati,
akan dikenakan sangsi pembayaran pinjaman dengan barang yang
berharga sesui denganjumlah pinjman.
12. Bagi pembayaran pinjaman harus disertai buku pinjaman dan buku
tersebut jangan sampai hilang.
13. Bila tidak ada ketidakjelasan informasi untuk para calon peminjam,
agar menghubungi petugas SATLAK desa yang telah
ditunjuk.Penilaian
d. Kelayakan Usaha dan Kelayakan Teknis
Ketua SATLAK Kecamatan dibantu oleh tenaga pendamping dan wakil
dari lembaga keuangan di Kecamatan dan anggotai bidang SATLAK
Kecamatan melakukan penilaian kelayakan usaha dan kelayakan teknis
terhadap usulan-usulan prioritas kegiatan prasarana fisik dan kegiatan modal
81
bergulir. Penilaian ini dilakukan untuk menetapkan apakah suatu kegiatan
dinilai layak dan tepat untuk dikembangkan di desa yang bersangkutan.
e. Penetapan Penerima Bantuan dan Jenis Kegiatau1
SATLAK Desa bersama tenaga pendamping dan dinas terkait anggota
bidang SATLAK Kecamatan melakukan peninjauan lapangan untuk menguji
kebenaran usulan-usulan yang telah dinilai kelayaka11 usaha dan kelayakan
teknis.
Sebelum menetapkan nama-nama penerima bantuan modal bergulir,
SATLAK Desa bersama tenaga pendamping dan dinas terkait di Kecamatan
serta ketua RW /ketua Dusun melakukan uji lapangan untuk mengetahui
kesesuaian dan ketepatan antara penerima bantuan dengan kriteria yang
sudah ditentukan.
Selanjutnya bidang ekonomi SATLAK Desa mempersiapkan dokumen
dokumen yang akan dimusyawarahkan dan disepakati dalam musyawarah
desa, meliputi:
a. Daftar Calon Penerima Bantuan Modal Bergulir
b. Surat Perjanjian Kerjasan1a Modal Bergulir, yaitu surat perjanjian
antara ketua SATLAK Desa dengan penerima bantuan modal
bergulir.
82
3. Penyaluran dan Pencairan Dana
a. Penyaluran Dana
Penyaluran dana dilaksanakan melalui Bank Jabar Provinsi, Bank
Jabar Kabupaten/Kota dan lembaga keuangan di Kecamatan atau
lembaga keuangan lain yang dapat mengakses sampai ketingkat Desa.
Dana Program Raksa Desa terd iri dari dana bantuan Program Raksa
Desa untuk Desa dan BOP. Mekanisme penyaluran dana dimaksud
adalah sebagai berikut:
I) BOP-SATLAK Provinsi disalurkan mdalui Bank Jabar
Provinsi ke nomor rekening ketua SATLAK Provinsi
2) BOP-SATLAK Kabupaten/Kota dan Honorium/Insentif tenaga
pendamping disalurkan melalui Bank Jabar Kabupaten/Kota ke
nomor rekening ketua SATLAK Kabupaten/Kota.
3) BOP-SATLAK Kecamatan disalurkan rnelalui Bank/Lembaga
keuangan lain yang dituhjuk ke nomor rekening ketua
SATLAK Kecamatan.
4) BOP-SATLAK Desa dan da'.1a bantuan Pogran1 Raksa Desa
disalurkan melalui Bank/Lembaga keuangan lain yang ditunjuk
desa ke nomor rekening ketua SATLAK-Desa.
b. Pencairan Dana
Pencairan dana dapat dilakukan dengan 2 (dua) kali penarikan,
yaitu:
83
I. Untuk tahap I (Pertama) Desa Tarikolot telah meneima dana
bantuan sebesar Rp 64.400.000,- (Enam Puluh Empat Juta
Empat Ratus Ribu Rupiah) dengn rineian seibagai berikut:
a. Untuk Pembangunan lnfrastruktur Sebesar Rp 32.000.000,
(Tiga Puluh Dua Juta Rupiah)
b. Untuk Peningkatan Ekonomi Masyarakat Sebesar Rp
30.000.000,- (Tiga Puluh Juta Rupiah)
c. Untuk Biaya Oprasional Sebesar Rp 2.400.000,- (Dua Juta
Em pat Ratus Ribu Rupiah)
2. Untuk tahap 2 (dua) Desa Tarikolot telah menerima dana
bantuan sebesar Rp 39.600.000,- (Tiga Puluh Sembilan Juta
Enam Ratus Ribu Rupiah)
a. Untuk Pembangunah lnfrastruktur Sebesar Rp 8.000.000,
(Delapan Jtlta Rupiah)
b. Urttuk Peningkatan Ekonomi Masyarakat Sebesar Rp
30.000.000,- (Tiga Puluh Juta Rupiah)
c. Untlik Biaya Oprasional Sebesar Rp 1.600.000,- (Satu Juta
Etfom Ratus Ribu Rupiah)
c. Pelaksaliaan Kegiatan
Dalam merealisasikan semua program yang telah direncanakan
melalui musyawarah desa. Semua komponen aparatur pemerintah dari
mulai RT, RW, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda dan semua lapisan
84
masyarakat yang berkompeten semua berke~ja sama dengan dibantu
seorang pendamping dari kecamatan.
Pelaksanaan kegiatan Program Raksa Desa dalam peningkatan
ekonomi masyarakat melalui pemberian pinjaman b1~rgulir dari 55 calon
peminjam, baru dapat direalisasikan sebanyak 49 orang dengan sebesar
dana Rp 30.000.000,- dengan besarnya pinjaman berpariasi mulai
pinjaman terkecil Rp 500.000,- dan besarnya pinjaman terbesar Rp
I 000.000,- dengan jangka waktu pengambilan paling pendek 3 bulan
dan paling lama 12 bulan.
d. Pembangnnan Infrastruktur
Dalam ha! pembangunan infrastruktur, telah dialoksikan kesemua
wilayah desa yang meliputi 6 (enam) RW dengan jenis fisik sebagai
berikut:
I. RW 0 I Kp. Taikolot
2. RW 02 Kp. Babakan
3. RW 03 Kp. Taringgul
4. RW 04 Kp. Bojong
5. RW 05 Kp. Babakan
6. RW 06 Kp. Sabur
: Pembangunan Jembatan
Pos Kamling
: Betonisasi Jalan
: Betonisru;i Jal an
: Betonisasi Jalan
PosKamling
: Betonisasi Jalan
: Betonisasi Jalan
Dalam pembangunan infratruktur ini masyarakat Desa Tarikot
melakukannya secara gotong-royong. Pembangu:n infrastuktur ini
85
tentunya berguna sekali bagi masyaakat (wirausaha) untuk menopang
kegiatan ekonomi di Desa Tarikolot. Karena tujuan dari pembangunan
infrastruktu dari Program Raksa Desa adalah untuk mempermudah
masyarakat dalam melakukan aktifitasnya dalam memenuhi kebutuhan
ekonomi.
4. Peningkatan Ekonomi Masyarakat
a. Pernbahan nsaha
Dari hasil penelitian pelaksanaan Program Raksa Desa, pemberian
bantuan modal pinjaman kepada wirausaha memang memberikan
dampak yang positif artinya pemberian bantuan modal itu membuat
wirausaha bersemangat dalam mengelola usahanya. Akan tetapi dampak
positif itu kurang mememberikan perubahan usaha pada wirausaha yang
bergerak pada bidang kerajinan.
Tentunya ha! ini disebabkan oleh beberapa litktor, tapi peneliti
mengelompokannya menjadi dua faktor diantaranya ada faktor eksteren
dan faktor interen:
l. F aktor Eksteren
Ketergantungan wirausaha di Desa Tarikolot kepada order
(pesanan) membuat wirausaha sulit untuk mengembangkan
usahanya. Karena pada prinsipnya order (pesanan) tidak datang
setiap Minggu, Bulan maupun Tahun, artinya order (pesanan) itu
86
tidak tentu datangnya sehinga modal usaha terkadang habis untuk
biaya hidup menungu adanya order (pesanan).
Seperti apa yang dialami oleh bapak Oob Susanto (35 tahun)
seorang wirausaha di Desa Tarikolot yang membuat kerajinan
saringan AC. Ia menuturkan:
"Pada waktu saya mendapat pmJaman dana sebesar Rp. 1.000.000,00 kebetulan sedang mendapat order (pesanan), jadi uang itu saya gunakan untuk modal. Sekarang saya sedang mencari modal lagi utuk persiapan kalau ada order lagi".
Yang menjadi faktor eksteren selanjutnya adalah jumlah
pinjaman modal yang terbatas. Jumlah dana pinjman sebesar Rp.
500.000-Rp I 000.000 di tengah naiknya harga bahan baku
membuat wirausaha sulit untuk meningkatkan produksi. Sehingga
perubahan usahanya berjalan lambat bahkan biasa-biasa saja.
2. Faktor Interen
Dalam setiap lini kehidupan peran manajel11ett t11emattg sangat
penting agar hidup ini memiliki arah yang pasti dart apa yailg kita
akan Iakukan dapat Iebih mudah bila manajeme!'1ny:i l:laik. Aj:ialagi
dalam berwirausaha tentunya peran manejemen sangat pentirlg.
Manajemen yang kurang baik adalah salah sat\i pehyebab
Iambatnya perubahan usaha yang dialami. wirausaila di Desa
Tarikolot. Wirausaha di Desa Tarikolot masih mencampur adukan
antara kebutuhan keiuarga (pribadi) dengan kebutuhan usaha.
87
b. Perubahan Pendapatan
Dari hasil penelitian yang dilakukan, peneliti menilai pelaksanaan
Program Raksa Desa memang cukup membantu di dalam hal
penambahan modal bagi wirausaha. Tetapi jumlah pinjaman sebesar Rp.
500.000 - Rp. 1.000.000 merupakan modal yang sangat minim untuk
memberikan pengaruh kepada wirausaha. Dari hasil pengamatan
peneliti, wirausaha yang berkembang di Desa Tarikolot kebanyakan
mereka adalah pengrajin yang menggunakan bahan baku dari besi, seng,
kuningan, dan sebagainya. Sehingga membutuhkan dana yang cukup
besar didalam usahanya.
Akan tetapi Program Raksa Desa tidak hanya memberikan bantuan
kepada pengrajin saja. Masih ada jenis wirausaha lain yang
mendapatkan bantuan seperti Bengkel, Warung Sembako, Counter HP,
Perternakan dan lain-lain. Dari hasil wawancara peneliti degan salah
seorang pengusaha canter pengisian pulsa, Bapak Syaharudin, ia
menjelaskan uang pinjaman yang didapat dipergunakan untuk mt\mbeli
HP untuk meningkatkan pelayanannya kepada kongsnmen karena
pengguna HP di lingkungannya semakin meningkat. Contoh sel:!elum
mendapatkan bantuan ia hanya memiliki satn HP saja. Setelah
mendapatkan bantuan, kemudian ia menjadi memiliki dua HP.
Ditambah modal dari ibunya sekarang usaha Counter milik Bapak
Syaharudin tidak hanya menjual pulsa tetapi juga menjual HP.
88
Perubahan pendapatan wirausaha di Desa Tarikolot setelah
mendapat pinjaman modal dari Program Raksa Desa memang beragam,
tergantung bagaimana wirausaha itu mengoptimalkannya. Jadi
perubahan pendapatan pada wirausaha setelah menclapat dana program
raksa desa itu ada, tetapi tidak dirasakan semua oleh wirausaha di Desa
Tarikolot.
c. Perubahan Alokasi Pendapatan
Dalam Pelaksanaan Program Raksa Desa berdasarkan apa yang
peneliti amati. Wirausaha di Desa Tarikolot telah melakukan perubahan
alokasi pendapatan kepada wirusaha lain, bukan alokasi pendapatan
untuk usahanya kembali. Karena program dana pinjaman Raksa Desa
Dirancang untuk digulirkan kembali. Dapat dilihat pada tabel 2.a dan
2.b di atas, bahwa telah terjadi perguliran dana yang cukup signifikan
yang terjadi pada periode 2006-2007.
Dari 55 wirausaha yang mendapat pinjaman modal telah berhasil
mengulirkan ke 27 wirausaha lainnya. Sehingga menjadi 82 wirausaha
yang menerima pinjaman dana bergulir Program Raksa Desa.
Sebenamya Program Raksa Desa adalah program yang dapat
menjanjikan kepada masyarakat khususnya wirausaha untuk dapat
mengembangkan usahanya dan bisa mencukupi kebutuhan ekonomi
keluarga.
89
Seperti apa yang dilakukan Bapak Salahudin karena kemajuan
usaha counternya sekarang ia berani untuk menyekolahkan anaknya.
Tadinya ia sempat mengalami keraguan dan kebimbangan untuk
menyekolahkannya takut berhenti di tengah jalan (tidak sampai lulus)
karena usaha counternya yang pas-pasan.
Berkaca pada permasalahan Bapak Salahudin di alas ada sebuah
harapan baru dari Program Raksa Desa menjadi program yang dapat
diterima di masyarakat dan efektif khususnya pelaksanaan Program
Raksa Desa di Desa Tarikolot.
C. H:imbatan-hambatan dan upaya-upaya mengat21si permasalahan
Program Raksa Desa
1. Kendala dan Hambatan
Selama Program Raksa Desa bergu!ir tidak ditemukan hambatan beratii,
balk dari segi pembangunan maupun penyaluran pinjamart bergulir. Akan
tetapi kami mencatat beberapa ha! penting yang berkaitan dengan kegiatan
tersebut, diantaranya adalah:8
a. Jumlah pinjaman yang mengajukan permohonan tidak sebanding
dengan uang yang ada, sehingga memberikan pinjaman
menggunlikan skala prioritas dan memberikan kepada orang-orang
yang benar-benar membutuhkan tambahan modal dan memiliki
rasa tanggung jawab.
8 Laporan Penerimaan Dan Penggunaan Dana Program Raksa Desa di Desa Tarikolot Kecamatan Citeureup periode 2006-2007, SATLAK Desa Tarikolot
PERPUST1·\t\:·v1 UIN SYi\H
90
b. Rata-rata peminjarn rnengajukan perrnohonan yang besarnya antara
Rp. 500.000,- sarnpai Rp. I .000.000,-
Dalam wawancara dengan bapak Jwan Ruswandi sebagai bendahara
SATLAK di Desa Tarikolot, Ia rnengatakan bahwa:
"Dalarn pelaksanaan program Raksa Desa di Desa Tarikolot pada periode 2006-2007 mernang tidak ada kendala yang cukup berarti. Tapi setelah pemilihan pilkades yang baru banyak kendala yang dihdapi, terutama setelah saya tidak lagi menjabat sebagai aparat desa dan saya bf,kerja di peusahaan swasta sehingga waktu saya untuk rnengurus Program Raksa Desa kurang rnaksirnal"
Kendala-kendala yang dihadapi oleh bapak !wan Ruswandi setelah tidak
ada di desa:
a. Dalarn penagihan pak !wan selalu menemukan jawaban dari
wirausaha (peminjam modal) "maaf pak !wan belum ada uang",
sehingga Pak !wan mengalami kejenuhan.
b. Ada juga wirausaha yang bangkrut, seperti apa yang di alami oleh
Bapak Sarkun pembuat citakan lilin dan bapak Amaluditi pembuat
alat-alat untuk perlengkapan sembahyang cina. Setelah peneliti dan
bapak !wan 13erkunjung ke rumhnya untuk mewawancarai ia pun
me1tjelaskah mengapa tidak dapat melanjutkau usahanya karena
harga bahan baku yang naik dan sepinya order, tutumya.
c. Di karnakarl letak wirausaha yang jauh ditambah Tiddk ada dana
untuk transportasi menjadi kendala tersendiri bagi Bapak Iwari.
91
2. Upaya-Upaya untuk Mengatasi Permasalahan Program Raksa Desa
Masyarakat memiliki banyak potensi, baik dilihat dari sumber-sumber
daya alam yang ada maupun dari sumber-sumber sosial- budaya. Masyarakat
memiliki "kekuatan" yang bila digali dan disalurkan akan berubah menjadi
energi yang besar untuk mengatasi masalah yang mereka alami. Cara
menggali dan mendayagunakan somber daya yang ada di masyarakat inilah
yang menjadi inti dari pemberdayaan masyarakat. Di dalam pemberdayaan
masyarakat yang terpenting adalah bagaimana menundukan masyarakat pada
posisi pelaku (Subyek) pembangunan yang aktit: bukan hanya penerima yang
'f9 pas1.
Seperti apa yang dikemukakan oleh Harry Hikmat di atas dan
pengamatan peneliti dilapangan yang menjadi pennasalahan Program Raksa
Desa adalah kurangnya partisipasi masyarakat (wirnnsaha) di dalam
pelaksanaan program artinya wirausaha hanya di jadikan sebgai objek
sehinga kurang membangkitkan kesadaran wirausaha untuk membalikart
modal pinjaman.
Seharusnya upaya yang dilakukan oleh pemerintah desa adalah
melibatkan wirausaha dalam pelaksanaan program misalkan dengan
mengangkat petugas SATLAK dari kalangan wirausaha dan membuat sebuah
kelompok usaha guna menjalin kesatuan di kalangan wirausaha.
9 Hikmat, R. Harry. Strategi Pemberdayaan Masyarakat, (Bandung: Humaniora Utama Press, 2004) cet ke-2 hal 217
A. KESIMPULAN
BABY
PENUTUP
I. Program Raksa Desa diharapkan bisa menjadi motivasi bagi wirausaha
untuk terus mengembangkan usahanya. Seperti apa yang penulis ketahui
jumlah pinjaman modal Rp. 500.000 - Rp. 1000.0000 tidak banyak
membantu didalam mengembangkan usaha. Tapi uang pinjaman modal
itu bisa menjadi pil semangat bagi wirausaha untuk terns menjalankan
dan memajukan usahanya. Di dalam pelaksanaannya Pogram Raksa
Desa cukup baik wirausaha yang berada di Desa Tarikolot sebagian
besar dapat menerimanya sebagai modal usaha pada periode 2006-2007.
2. Setelah pemilihan kepala desa yang yang barn Program Raksa Desa
tidak lagi berjalan sebagaimana mestinya dikamakan at:mrat desa yang
menjadi petugas SATLAK berganti dengan ym1g barll. Dalam
pelaksanaan program raksa desa ini, masyarakat (witausdha) leblh
berperan sebagai objek pembangunan dan pelaksanaan progtaitt yang
telah dirancang sebelumnya oleh pemerintah, bukan sebagai stibyek
pembangunan yang aktualisasi dirinya (wirausaha) diakui. Sehingga
ketika mendapatkan permasalahan pada poin di atas Program Raksa
Desa ini tidak lagi berjalan secara maksimal.
3. Ada hambatan struktural, yakni Pilkades sehingga Program Raksa Desa
yang tadinya berjalan lancar menjadi menjadi terhambat. Hal ini
93
dikarnakan petugas SATLAK yang tadinya rnengurus Pelaksanaan
Program Raksa Desa tidak lagi rnenjabat sebagai aparat desa.
B. SARAN
I. Dalam Pelaksanaan Program Raksa Desa harus melibatkan wirausaha atau
masyarakat di dalam pelaksanaan program lebih bersipat partisipatif. Agar
ada sebuah rasa memiliki dari masyarakat terhadap pelaksanaan program.
Selain itu dengan pelibatan seluruh komponen masyarakat maka
keberlanjutan dari program itu dapat dilakukan. Sebab rasa memiliki yang
ada pada masyarakat akan juga menumbuhkan rasa tanggung jawab.
2. Program Raksa Desa Adalah Program Pemerintah. Meskipun demikian
seluruh juklak dan juklis sebaiknya tidak dibuat bairn tapi lebih fleksibel.
Hal ini tidak lain agar prinsip-prinsip partisipasi dalam pemberdayaan
masyarakat bisa terjadi. Selain itu program pemberdayaan yang bemuansa
top down sudah bukan jamannya lagi karena program seperti itu tidak
pemah menunjukan keberhasilan
3. Pemberdayaan tidak hanya penting bagi masyarakat tapi penting juga bagi
aparat pemerintah agar memiliki rasa tanggung jawab terhadap program
yang dilaksanakan. Oleh karena itu disini menjadi sangat penting peranan
dari perguruan tinggi terutama untuk mengisi dan rnemperkaya isu-isu
teoritik dalam pemberdayaan masyarakat serta memberikan kontribusi
lebih jauh perguruan tinggi kepada perubahan sosia! dii masyarakat. Selain
itu untuk tidak menjadikan perguruan tinggi sebagai menara gading.
Seperti kritik selama ini.
OAFTAR PUSTAKA
Badriadi, Lili, dkk. 2005. Zakat Dan Wirausaha. Jakarta: CV Pustaka Amri.
Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa Depa1iemen Dalam Negri. 1996 Perencanaan Partisipatif Pembangunan MaJyarakat Desa. Jakarta:PT. Penebar Swadaya
Gafarr A. Karim dkk. 2003 Kompleksitas Persoalan Otonomi Daerah Di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Gunawan Sumodiningrat, Pengembangan Daerah Dan Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara
Harapan Anwarudin 2008 Modul-modul Pemberdayaan M"asyarakat, Jakarta: APPM (Asosiasi Pelatih Pengembang Masyarakat)
Hakim, N. Annan dkk 2001 Membangun Spirit Enterprenership Muda Indonesia. Jakarta: PT Elex Komputindo
Hikmat, R. Harry. 2004 Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora Utama
Kasmir. 2006. Kewirausahaan, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada Moleong, Lexy J. 2004 Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
RosdaKarya Sujanto, Agus. 200 I Psikologi Umum. Jakarta: PT Bumi Aksara
Suharto, Edi. 2005 Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: PT Refika Aditama
Sairin, Syafri. 1992 Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia Perspektif Antropologi. Bandung: Pustaka Pelajar
Zubaidi. 2007 Wacana Pembangunan Alternatif. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Zain, Winarno. 2007. Dilemma Indonesia, (Jakarta: visi volume VI, No. 7, 2007)
95
SUMBER-SUMBER LAIN
Laporan Pertanggungjawaban Kepala Desa Tarikolot tahun 2002 s/d 2006
Tim Koordinasi Program Laksa Desa, Mekanisme Program laksa Desa, Kab. Bogor 2003.
Dokumen, Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Kesejahtraan Sosial (BPMKS) Kab. Bogor, Th 2005-2006
http/www.bappenas.com/naskah no. 20 juni-juli 2000/ Friedmann (1992): Empowement: the Politics of Alternative Development. Cambridge Mass: Blackwell Publisher.
http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/32/pendidikan pola pemberdayaan masyarakat 8 of 13 9/16/2005 5:54
http://www.pu.go.id/publik/P2KP/Sept/pengentasan Kemiskinan Melalui Pemberdayaan Masyarakat 9/16/2005 9:25 PEMERINT AH
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0705/06/IJ802.httn Petnb@gunan Berbasis Masyarakat Desa
http://www.balaidesa.or.id/prapar.htm Partisipasi M{u:!ipulatif 6/Ml2005 11 :34 AM
PEDOMAN WAWANCARA
l'ELAKSANAAN PROGRAM RAKSA DESA
D .. \Lf""l\1 PEI\1BER?)AYA.4.!'-J E!(!)NOl\1! '.\'LRA.US.\H.-'\
DI DESA TARIKOLOT KEC. CITEUREUP-1\AH. BOGOR
I . A pakah bapak/ibu tau apakah Program Raksa Desa itu'.'
2. Apa alasan bapak/lbu untuk mengikuti Program Raksa Desa?
3. Digunakan untuk apa dana pinjaman bergulir yang bapak/ibu terima?
4. Apakah ada manfaat bagi usaha bapak/ibu setelah mendapat pinjaman
dana dari Program Raksa Desa?
5. Apakah Program Raksa Desa juga memberikan kemajuan pada ekonomi
keluarga?
6. Apakah ada peningkatan pendapatan setelah bapak/ibu mendapat pinjaman
dana Program Raksa Desa?
7. Kesulitan-kesulitan apa yang dihadapi oleh bapak/ibu dalam mengelola
dana pinjaman Program Raksa Desa?
8. Apa sebabnya bapak/ibu tidak bisa mengembalikan dana pinjaman
Program Raksa Desa?
9. Apakah pembangunan infrasturtur sudah tepat sasaran menurut bapak/ibu?
IO. Apakah ada kemajuan bagi usaha bapak/ibu dilakukannya pembangunan
infrastuktur oleh Pogram Raksa Desa?
I 1. Dari pengamatan bapak/ibu sebagai wirausaha apakah Program Raksa
Desa sudan berjalan dengan baik?
12. Apakah dalam pelaksanaan Program Raksa Desa ada peran (partisipatif)
dari masyarakat (wirausaha)?
13. Bagaimana sosilisasi kepada seluruh masyarakat di Desa Tarikolot adanya
Program Raksa Desa?
14. Bagaiman Pelaksanaan Program Raksa Desa apakah be~jalan dengan
lancar sesuai dengan rencana yang diharapkan?
15. Sejauh mana peran pemerintah daerah membantu pelaksanaan Program
Raksa Desa di Desa Tarikolot?
16. Sebagai petugas SATLAK kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam
pelaksanaan Program Raksa Desa?
17. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi hambatan
hambatan tersebut?
18. Sebagai pendamping kendala apa saja yang dihadapi oleh anda di dalam
pelaksanaan Program Raksa Desa di Tarikolot?
19. Bagaimana mekanisme Pelaksanaan Program Raksa Desa di Desa
Tarikolot menurut anda sebagai pendamping?
20. Apakah pelaksanaan Pogram Raksa Desa sudah berjalan cukup efektif di
Desa Tarikolot?
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGRI
SY ARIF HIDA YA TULLAH JAKARTA FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASl
Jin. Ir. H. ,Juanda No. 95 Cipnt:it 15412 Telepon : 7432728
WAWANCARA
Nama:
Jenis Usaha:
Jumlah Modal Dana Yang Didapat:
Daftar Pertanyaan?
I. Sebelumnya apakah lbu/Bapak tau, Apakah Program Laksa Desa itu?
2. Setelah Bapak/Ibu mene1ima banh1an modal dari Program Laksa Desa, Apakah
memberikan kemajuan pada usaha yang Bapak/lbu kelola?
3. Apakah dengan menerima druia bergulir Program Laksa Desa dapat meningkatkan
ekonomi keluarga?
4. Sebagai wirausaha menumt Bapak/Ibu Pelaksanaan Pogram Laksa Desa apakah mampu
memecahkan masalah ekonomi keluarga?
5. Kesulitan-kesulitan apa yang dihadapi oleh Bapak/Ibu sebagai wirausaha didalam
mengelola dana bantuan Program Raksa Desa?
6. Hal apa yang menyebabkan usaha yang Bapak/ibu kelola tidak herjalan (bangkmt)?
DEP;\RTEMEN ;\GAMA FAJ(lJLTAS DAKWAH DAN KOMUNJKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) "SY ARIF HIDAY ATULLAH"
JAKARTA
: Un.OJ/F5/PP.03/'z,,1Jf- /2008 : I ( satu) berkas Skripsi
Uj ian Skripsi
Kepa.Ja Yth : l. Ors. H. Mahmud .lalal. M.A 2. Ora. Hj. Mona Eliza. MA
.Jakarta, z,d .!uni 2007
3. Ora. Mahmuclah Fitriyah ZA. M.Pd
Ketua Sekretaris Penguji I Penguji ll ' Pcrnbimbing
4. Wati Nilamsari, !YI.Si 5. Tan Tan J-Iermansyah, M.Si
..Jssa/011111 'u/aik11m H'r. Wh.
Oekan Fakultas Oakwah dan Kornunikasi U!N Syarif 1-lidayatullah Jakarta menunjuk Bapak/lbu/Saudara sebagai Pcnguji Skripsi mahasiswa Fakultas Oakwab clan Komunikasi :
Nama NIM .I urusan .fudul Skripsi
N urul Zamal : I 03054028800 : PMI
: Pelaksanaan Program Raksa Desa dalam Pernberdayaan Masyarakat di Oesa Tari Kolot Kee. Citeurep Kah. Bogor.
Ujian tersebut akan dilaksanakan pada :
Hari, tanggal Senin, 23 Juni 2008 Waktu : Pukul 13.30 - 14.30 WIB Tempat : Ruang Meeting ( Lantai II )
Untuk mcnunjang kelancaran ujian climaksucl. bersama ini kami kirimkan naskah skripsi guna dipelajari/diteliti sebagairnana rnestinya.
Alas perhalian Bapak/Ibu/Saudara kurni ucapkan lcrirna kasih.
Wassu/amu 'a/aikum Wr. Wb.
MI Kepegawaian clan Keuangan Um urn
an. Oekan, Pembanlu Delrnn Bidang Akademik
ub. Kettrn Jurusan PM!
7~ Dra. Mrrlmm~itriyah ZA, M.Pd NIP. 1502821256)
DEPARTEMEN AGAMA
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
"SY ARIF HIDAYATULLAH"
JAKARTA
'!. Juanda No. 95 Ciputat- 15412 Telp.: 021 - 7432728
TRANSKRIP NILAI
a m a IM
: Nurul Zamal : 103-054028800
empat & Tgl. Lahir : Bogar, 12 Desember 1986 1rusan : Pengembangan Masyarakat Islam mggal Lulus · . : Senin, 23 Juni 2008
o. Mata Kuliah
I Berdasarkan Transkrip Nilai dari Bagian Akademik UIN Syahid Jakarta
2 Skripsi
ilai Rata-rata I IP 1dicium
3.10 Amat Baik
Kredit
140
6
146
Nilai KxTxN
429
A I 4 24
453
du! Skripsi Pelaksanaan Program Raksa Desa dalam Pemberdayaan Ekonomi Wirausaha di Desa Tarikolot Kee. Citeureup Kab. Bogor.
PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR KECAMATAN CITEUREUP
DESA TARIKOL()T Alamat : JI. lndustri No. 65 Tarikolot
SURAT KETERANGAN Nomor : 890 I !If I VII / 2008
Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Desa Tarikolot Kecamatan Citeureup aten Bogor menerangkan sebagai betikut :
Nam a : NURUL ZAMAL
Jenis Kelamin : Laki - laki
Tempatrrgl. Lahir : Bogor, 12Desember1986
NIM : 10203054028800
Jurusan I Program : Masyarakat Islam
Smester
Alamat
: Akhir
: Jl.Bakos~rtanal No: 40 Kp. Bunisari Rt.07/06 Kelurahan Cibinol']g K!'lbupaten Bogor
Bahwa nama tersebut diatas, telah mengadakan Penelitian di Desa Tarikolot nggal 14 April 2008 s/d 14 Juli 2008 dalam rangka p~nyusunnan Skipsi dengan judul 1anaan Program Raksa Desa Dalam Pemberyaan Ekonc»mi Wlrausaha di Desa ot Kecamatan Cit.eureup Kabupat.en Bogo1• ·
)emikian surat keterangan ini kami buat, untuk dapat dipEirgunakan sebagai mana •a.
Non1or Larnpiran Perihal
PEMERINTAH KABUPA,TEN BOGOR
KANTOR KESATUAN BANGSA DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT
Jalan Tegar Beriman Telp. (021) 879166:59 Cibinong 16914
0701 t 1 ??IKesbang
Izin Penelitian
I. Dasar:
Cibinong, 4 _ y:;elJ,..IJW'( 2008
Kepada Yth. Camat Citeureup
KABUPATENBOGOR di-
TEMPAT
Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 36 Tahun '.'.004 Tentang Pembentukan Kantor Kesatuan B~ngsa Dan Perlindungan l.vfasyarakat Kabupaten Boger.
II. Memperhatikan surnt dari: UNIV. NEGERI SYARIF HIDAYATlJI,LAH JAKARTA, Tanggal: 16 Jauuari 2008, Nomor: UJ1i.0l/F5/KM.Ol.3/l19/2008, Perlhal: Iziu Penelitlan.
III. Atas nama tersebut, dengan ini kami mernberikan izin pemberitahuan di laksanakannya kegiatan Pcnelitian yang di lakukan oleh:
Nam a Alam at Tema/Judul Peserta Penanggung Jawab
Nurul Zamal. .n. Ir. H. Juanda NO. 95 Ciputat. Terlampir. 01 ( Satu) Orang.
: Dr l\1urodi, MA.
IV. Yang di laksanakan : 04 Februari 2007 s.d. 04 APillL :!008. Dengan ketentuan
l. Sepanjang kegiatan tersebut di atas tidak mengganggu kearnanan dan ketertiban Sosial Politik.
2. Tidak di perkenankan rnelaksanakan kegiatan di luar ketcntuan yang di tetapkan di atas.
3. Setelah selesai agar melaporkan hasilnya kepada Bupati Bogor melalui Kepala Kesatuan Bangsa Dan Perlindungan Masyarnkat Kabupaten Bogor.
Demikianlah atas kerjasamanya di ucapkan terirna b1sih.
OR KESBANG , NM.AS GOR