peluang dan potensi investasi provinsi lampung 2010

38
1 LAMPUNG LAMPUNG 1. PENDAHULUAN Pengelolaan potensi sumber daya alam daerah harus mampu meningkatkan peluang daerah untuk dijadikan target dan tujuan investasi yang menarik. Salah satu upaya peningkatan peluang tersebut adalah melalui pendeka- tan berbagai aspek/sektoral yang secara umum menggambarkan kondisi geografi, sosial dan perekonomian, serta menunjuk- kan lokasi kegiatan sektoral tersebut dapat dikembangkan. Ketersediaan data dan informasi tentang potensi daerah dan keberadaannya menjadi sangat penting dalam perumusan kebijakan investasi di daerah. Informasi potensi sumberdaya tersebut juga diharapkan dapat membantu para calon investor memilih dan memutuskan minat investasinya, diantaranya dengan 1. INTRODUCTION Managing of local natural resources should be able to increase the area opportunities to be targeted and attractive investment destination. One of the efforts to increase these opportunities is through the approach of the various aspects / sectors which generally describe the geographic, social and economic, as well as indicate the location of these sectoral activities can be developed. The availability of data and information on local potential and its existence becomes very important in the formulation of investment policy in the region. Information resource potential is also expected to assist the prospective investors to choose and decide their investment interests, among others by mapping

Upload: kodokmabok

Post on 12-Jan-2016

28 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

INVESTASI

TRANSCRIPT

Page 1: Peluang Dan Potensi Investasi Provinsi Lampung 2010

1

LAMPUNG

LAMPUNG

1. PENDAHULUAN

Pengelolaan potensi sumber daya

alam daerah harus mampu

meningkatkan peluang daerah

untuk dijadikan target dan tujuan

investasi yang menarik. Salah

satu upaya peningkatan peluang

tersebut adalah melalui pendeka-

tan berbagai aspek/sektoral yang

secara umum menggambarkan

kondisi geografi, sosial dan

perekonomian, serta menunjuk-

kan lokasi kegiatan sektoral

tersebut dapat dikembangkan.

Ketersediaan data dan informasi

tentang potensi daerah dan

keberadaannya menjadi sangat

penting dalam perumusan

kebijakan investasi di daerah.

Informasi potensi sumberdaya

tersebut juga diharapkan dapat

membantu para calon investor

memilih dan memutuskan minat

investasinya, diantaranya dengan

1. INTRODUCTION

Managing of local natural

resources should be able to

increase the area opportunities to

be targeted and attractive

investment destination. One of the

efforts to increase these

opportunities is through the

approach of the various aspects /

sectors which generally describe

the geographic, social and

economic, as well as indicate the

location of these sectoral activities

can be developed.

The availability of data and

information on local potential and

its existence becomes very

important in the formulation of

investment policy in the region.

Information resource potential is

also expected to assist the

prospective investors to choose and

decide their investment interests,

among others by mapping

Page 2: Peluang Dan Potensi Investasi Provinsi Lampung 2010

2

melakukan pemetaan potensi

investasi daerah.

Kajian potensi investasi daerah

dilakukan dengan menampung

aspirasi dan permintaan

Pemerintah Daerah terkait

dengan potensi investasi serta

memperhatikan arahan rencana

pembangunan jangka panjang

dan rencana pembangunan

jangka menengah dari setiap

sektor atau kementerian yang

terkait dengan investasi daerah.

2. KONDISI UMUM WILAYAH

2.1. Letak dan Luas

Provinsi Lampung terletak pada

posisi geografis antara 3°45’ -

6°45’ LS dan 103°40’ BT-105°50’

BT, di sebelah paling ujung

Tenggara Pulau Sumatera. Batas-

batas daerah Provinsi Lampung

adalah :

� Sebelah Utara dengan

Provinsi Sumatera Selatan,

� Sebelah Selatan dengan Selat

Sunda,

potential areas of investment.

Study potential areas of investment

made by the aspirations and

demands associated with the Local

Government and concerned about

the direction of investment

potential long-term development

plans and medium term

development plans of each sector

or ministry related to regional

investment.

2. GENERAL CONDITIONS

2.1. Location and Area

Provinsi Lampung is located at

3°45’-6°45’ South Latitude and

103°40’-105°50’ East Latitude

Sumatera Island. Boundaries

Lampung Province area are :

� In the north south Sumatera

province,

� In the South dengan Sunda

Strait,

� In the East dengan Java Sea,

� In the West Indonesia Ocean.

Page 3: Peluang Dan Potensi Investasi Provinsi Lampung 2010

3

� Sebelah Timur dengan Laut

Jawa,

� Sebelah Barat dengan

Samudera Indonesia.

Luas wilayah Provinsi Lampung

tercatat 3.528.835 ha, dengan

Kabupaten Tulang Bawang seba-

gai kabupaten terluas (777.084

ha) dan Kota Metro sebagai

wilayah terkecil (6.179 ha).

2.2. Karakteristik Fisik

Wilayah

2.2.1. Topografi

Kawasan bagian barat Provinsi

Lampung merupakan daerah

pegunungan bukit barisan.

Tercatat tiga buah gunung yang

tingginya lebih dari 2.000 m dari

permukaan laut, yaitu Gunung

Pesagi di kabupaten Lampung

Barat dengan ketinggian 2.239 m,

Gunung Tanggamus dengan

tinggi 2.102 m di Kabupaten

Tanggamus, dan Gunung Tangkit

Tebak dengan tinggi 2.115 m

terletak di Lampung Utara. Provi-

The size Lampung Province

tercatat 3,528,835 ha, Regency

Tulang Bawang as the largest

(777,084 ha) and city Metro the

smallest (6,179 ha).

2.2. Physical Characteristic

Area

2.2.1. Topography

Regions western part of Lampung

Province is a mountainous area of

the hill line. Recorded three

mountains that are over 2,000 m

above sea level, namely Mount

Pesagi in West Lampung district

with an altitude of 2,239 m, Mount

Tanggamus with 2,102 m high in

Tanggamus District, and Mount

Tangkit Guess the 2,115 m high

located in North Lampung.

Lampung Province has more than

150 islands big and small islands

Page 4: Peluang Dan Potensi Investasi Provinsi Lampung 2010

4

nsi Lampung memiliki lebih dari

150 pulau besar maupun pulau

kecil yang berpotensi dikembang-

kan untuk meningkatkan kese-

jahteraan masyarakat Lampung.

2.2.2. Iklim

Lampung beriklim tropis dengan

angin laut lembab yang bertiup

dari Samudera Indonesia dengan

2 musim angin setiap tahunnya,

yaitu : Angin bertiup dari arah

barat dan barat laut pada bulan

November sampai Maret, Angin

bertiup dari arah timur dan

tenggara pada bulan Juli-Agustus,

rata-rata kecepatan angin ialah

5,83 km / jam.

Curah hujan di Provinsi Lampung

pada tahun 1995-1999 berkisar

antara 1,293 mm 3,130 mm

pertahun. Curah hujan bulanan

rata-rata terendah ialah bulan

Juni dan Agustus 75,0 mm, dan

tertinggi ialah bulan Maret yaitu

345,4 mm. Banyaknya hari hujan

tiap bulan berkisar antara 2-27

hari. Temperatur di Provinsi

are likely to be developed to

improve the welfare of the people

of Lampung..

2.2.2. Climate

Lampung tropical climate with

humid sea breeze blowing from

Indonesia Ocean winds with 2

seasons each year, namely: wind

blowing from the west and

northwest in November through

March, winds blowing from the

east and southeast in July-August,

the average wind velocity is 5.83

km / hour.

Rainfall in the province of

Lampung in 1995-1999 ranged

from 1.293 mm 3.130 mm per year.

Rainfall is the lowest monthly

average in June and August is 75.0

mm, and the highest was in March

of 345.4 mm. Number of rainy days

per month ranged from 2-27 days.

Temperatures in Lampung

Province ranged from 22.5°C-

Page 5: Peluang Dan Potensi Investasi Provinsi Lampung 2010

5

Lampung berkisar antara 22,5°C-

32,8°C dengan kelembaban

berkisar antara 80%-88%.

2.2.3. Jenis Tanah

Sebelah Barat Lampung adalah

bagian dari Bukit Barisan yang

merupakan Geantiklinal dan

Sinklinal yang sebelah timurnya

terdapat patahan Semangka yang

panjang menyusuri Way

Semangka dan Teluk Semangka

serta gunung-gunung api

Tanggamus, Rindingan dan

Rebang. Sedimen-sedimen

vulkanis menutupi lembah-

lembah Suah, Gedong Surian dan

Way Lima. Pada bagian utara

lapisan sedimen ini mengalami

pelipatan yang menghasilkan

lapisan minyak bumi didalam 4

seri lapisan Palembang . Lapisan

sedimen sebelah timur tertutup

endapan tuffa masam dari debu

gunung api di Bukit Barisan yang

membentuk dataran peneplain di

bagian timur Lampung. Terdapat

Sukadana bosalt yang merupakan

” Plateau ” dan singkapannya

32.8°C with humidity ranging

between 80% -88%.

2.2.3. Soil Type

West of Lampung is part of the

Bukit Barisan, which is

Geantiklinal and Sinklinal the east

side there is a long fault along the

Way Watermelon and Watermelon

Bay and volcanoes Tanggamus,

Rindingan and Rebang. Volcanic

sediments cover the valleys

Shuhite, Gedong Surian and Way

Lima. In the northern part of this

sedimentary layer has folding

which produces a layer of oil in 4

series of layers of Palembang.

Sediment layer is closed east of

dust deposition tuffa sourly at the

Bukit Barisan mountain fire that

formed in the eastern plains

peneplain of Lampung. There

Sukadana bosalt which is the

"Plateau" and singkapannya

uneven. Types of land in the

province consists of 13 species of

red and yellow podzolic (FMD) is

the dominant species of about

Page 6: Peluang Dan Potensi Investasi Provinsi Lampung 2010

6

tidak merata. Jenis tanah di

provinsi terdiri dari dari 13 jenis

dan podsolik merah kuning (

PMK ) merupakan jenis dominan

sekitar 1.522.336 ha kemudian

latosol dan andosol. Jenis tanah

di Provinsi Lampung tampak

pada tabel berikut:

1,522,336 ha then latosol and

andosol. The type of soil in

Lampung Province appears in the

following table:

Tabel 1. Jenis Tanah di Provinsi Lampung

No. Jenis Tanah Luas (Ha)

1. Aluvial hidromorf 163.444

2. Aluvial 52.386

3. Assosiasi alluvial dan glei humus 290.218

4. Hidromorf kelabu 79.627

5. Regosol 80.674

6. Andosol 209.544

7. Renzina 8.328

8. Podsolik coklat 31.432

9. Latesit air tanah 8.328

10. Latosol 719.793

11. Assosiasi latosol dan podsolik merah kuning 97.438

12. Podsolik merah kuning 1.522.336

13. Kompleks podsolik merah kuning, latosol dan litosol 67.054

Sumber : Lembaga Penelitian Tanah 2009 Hidrologi dan Sumber Daya Air

Table 1. Soil Type in Lampung Province

No. Soil Type Area (Ha)

1. Aluvial hidromorf 163,444

2. Aluvial 52,386

3. Association humus alluvial and glei 290,218

4. Gray Hidromorf 79,627

5. Regosol 80,674

6. Andosols 209,544

7. Renzina 8,328

8. Brown podzolic 31,432

9. Groundwater Latesith 8.328

10. Latosol 719.793

Page 7: Peluang Dan Potensi Investasi Provinsi Lampung 2010

7

11. Association latosol red and yellow podzolicg 97,438

12. Red-yellow podzolicg 1,522,336

13. Complex red-yellow podzolic, latosol and litosol 67,054

Source: Institute for Soil Research 2009 Hydrology and Water

Di Provinsi Lampung terdapat

sungai-sungai besar yaitu Way

Sekampung (panjang 256 km),

Way Seputih (Panjang 249 km),

Way Terusan (panjang 168 km),

dan Way Tulang Bawang (panjang

132 km) dengan daerah aliran

sungai berkisar antara 796 km²

hingga 1.270 km².

Fungsi sungai umumnya di

gunakan sebagai sumber bahan

baku air bersih, mandi cuci kakus

(MCK), pengairan dan perikanan.

Terdapat rawa pasang surut di

sepanjang pantai timur dan

diantaranya merupakan daerah

budidaya perikanan udang dan

bandeng.

2.2.4. Penggunaan Lahan

Areal hutan di wilayah Provinsi

Lampung pada tahun 1998 masih

merupakan areal yang dominan

yaitu 985.085 ha walaupun luas

hutan terus menerus mengalami

In Lampung Province there are big

rivers namely Way Sekampung

(length 256 km), Way Seputih

(length 249 km), Canal Way

(length 168 km), and the Onion

Way Bone (length 132 km), with

watersheds ranging from 796 km²

up to 1,270 km².

The function of the river generally

in use as a raw material source of

clean water, bath wash toilet

(MCK), irrigation and fisheries.

There is a tidal marsh along the

east coast and is an area of

aquaculture including shrimp and

milkfish.

2.2.4. Land Use

Forest area in Lampung Province

in 1998 is still the predominant

area of 985,085 ha of forest area

despite continuous decline caused

by forest encroachers. Largest

Page 8: Peluang Dan Potensi Investasi Provinsi Lampung 2010

8

penurunan yang diakibatkan oleh

perambah hutan. Luas hutan

terbesar berada di Kabupaten

Lampung Barat sekitar 32.19%

dari seluruh areal hutan Provinsi

Lampung.

Penggunaan areal hutan yaitu

sebagai hutan lindung (HLN),

hutan suaka alam (HAS), hutan

produksi terbatas (HPT), hutan

produksi biasa (HPB), hutan

produksi yang dapat di konversi

(HPK) dan areas penggunaan lain

(APL). Di daerah Lampung Barat

juga terdapat Taman Nasional

Bukit Barisan dan sebelah timur

terdapat suaka marga satwa Way

Kambas di Kecamatan Sukadana.

Pemukiman transmigrasi

terutama di Kabupaten Lampung

Selatan meliputi daerah

Karangsari, Palas, Tanjungan,

Kertasari, Gedung Harapan dan

Natar dan di Kabupaten Lampung

Tengah mencakup daerah

Labuhan Maringgai, Braja Lulur,

Rajabasa Lama, Wanakerto,

Sumberejo, Seputih Raman hingga

forest area in West Lampung

District approximately 32.19% of

the total forest area in Lampung

Province.

The use of forest areas as protected

forests (HLN), forest nature

reserves (HAS), limited production

forest (HPT), regular production

forests (HPB), production forest in

the conversion (HPK) and other

use areas (APL). In areas of West

Lampung have also Bukit Barisan

National Park and east there are

wildlife sanctuaries in District

Sukadana Way Kambas.

Transmigration settlement,

especially in South Lampung

District covers an area Karangsari,

Palas, Tanjungan, Kertasari,

Building Hope and Natar and in

Central Lampung District covers

the area Labuhan Maringgai,

Braja Scrub, Rajabasa Lama,

Wanakerto, Sumberejo, Raman

Seputih until Seputih Surabaya.

Page 9: Peluang Dan Potensi Investasi Provinsi Lampung 2010

9

Seputih Surabaya.

Pemukiman Transmigrasi di

Kabupaten Lampung Utara

terbesar mulai dari barat yaitu

daerah Mesuji, Gedong Aji,

Rawapilu, Menggala, Kertasari,

Bumiraharja, Beradan hingga

Blambangan Umpu. Sedangkan di

Kabupaten Lampung Barat hanya

terdapat di sebagian pantai barat

yaitu daerah Bika. Dari utara

penggunaan lahan dan

pengembangan daerah Provinsi

Lampung 2005 tampak bahwa

penggunaan untuk perkebunan,

pertanian dan transmigrasi lebih

banyak di daerah Kabupaten

Lampung Utara, Kabupaten

Lampung Tengah dan Lampung

Selatan. Penggunaan tanah untuk

perkebunan dan tegalan / ladang

masing-masing 20,65% dan

19,13% dari luas penggunaan

tanah di Provinsi Lampung.

Transmigration Settlements in

North Lampung Regency biggest

start of the region west Mesuji,

Gedong Aji, Rawapilu, Menggala,

Kertasari, Bumiraharja, Beradan

until Blambangan Umpu. While in

the West Lampung regency exist

only on some west coast of the

Bika. From the northern area of

land use and development of

Lampung Province in 2005 it

appears that the use to plantation,

agriculture and transmigration

more in the area of North

Lampung District, Lampung

regency of Central and South

Lampung. Use of land for

plantations and other fields

respectively 20.65% and 19.13% of

the total use of land in Lampung

Province.

Page 10: Peluang Dan Potensi Investasi Provinsi Lampung 2010

10

Tabel 2. Penggunaan Tanah di Lampung Province (Ha).

No. Regency/City Sawah Pekarangan Ladang

& sejenis

Sleep/

non

product

ive

Others Total

1. Lampung Barat 16.771 12.255 57.399 20.093 388.522 495.040

2. T anggamus 28.372 23.417 73.730 6.041 204.101 335.661

3. Lampung Selatan 58.141 29.475 126.614 536 103.313 318.079

4. Lampung Timur 52.993 49.109 93.379 1.170 237.138 433.789

5. Lampung Tengah 65.756 47.677 144.607 2.103 218.839 478.982

6. Lampung Utara 13.001 25.316 89.940 3.068 141.238 272.563

7. Way Kanan 16.040 36.258 103.569 37.715 198.581 392.163

8. Tulang Bawang 109.347 36.856 175.364 14.977 440.540 777.084

9. Bandar Lampung 1.021 8.875 3.364 796 5.240 19.296

10. Metro 2.795 2.507 290 -- 587 6.179

Jumlah 364.237 271.745 868.256 86.499 1.938.099 3.528.836

Sumber : Lampung Dalam Angka 2009

Table 2. Area Land Use in Lampung Province (Ha).

No. Regency/City Field Farm Yard Land &

similar

Lahan

Tidur Others Total

1. Lampung West 16,771 12,255 57,399 20,093 388,522 495,040

2. T anggamus 28,372 23,417 73,730 6,041 204,101 335,661

3. Lampung South 58,141 29,475 126,614 536 103,313 318,079

4. Lampung East 52,993 49,109 93,379 1,170 237,138 433,789

5. Lampung Central 65,756 47,677 144,607 2,103 218,839 478,982

6. Lampung North 13,001 25,316 89,940 3,068 141,238 272,563

7. Way Kanan 16,040 36,258 103,569 37,715 198,581 392,163

8. Tulang Bawang 109,347 36,856 175,364 14,977 440,540 777,084

9. Bandar Lampung 1,021 8,875 3,364 796 5,240 19,296

10. Metro 2,795 2,507 290 -- 587 6,179

Total 364,237 271,745 868,256 86,499 1.,938,099 3,528,836

Source: Lampung In Figures 20099

2.3. Kependudukan

Sebaran jumlah penduduk dan di

tiap kabupaten dan kota di

Provinsi Lampung disajikan pada

Tabel 3.

2.3. Population

The distribution of the population

and in each district and city in

Lampung province presented in

Table 3.

Page 11: Peluang Dan Potensi Investasi Provinsi Lampung 2010

11

Tabel 4. Sebaran Penduduk dan Pembagian Wilayah di Provinsi Lampung

No Kabupaten / Kotamadya

Ibu Kota Jumlah

Penduduk (Jiwa)

Luas (Km²)

1. Bandar Lampung

(Kodya)

Tanjung Karang 722.289 19.855

2. Lampung Barat Liwa 384.024 474.989

3. Lampung Selatan Kalianda 970.145 2.503

4. Lampung Tengah Metro 1.002.219 399.782

5. Lampung Timur Sukadana 851.988 27.920

6. Lampung Utara Kota Bumi 937.577 528.649

7. Metro (Kodya) Metro 113.869 66

8. Tanggamus Kota Agung 856.614 777.084

9. Tulang Bawang Menggala 701.482 340

10. Way Kanan Blambangan Umpu 352.520 392.163

Sumber: BPS 2009.

Table 4. Population Distribution and Regional Division in Lampung Province

No Regency / City Capital City Total Poppulation

(People)

Size (Km²)

1. Bandar Lampung

(Municipality)

Tanjung Karang 722,289 19,855

2. Lampung West Liwa 384,024 474,989

3. Lampung South Kalianda 970,145 2,503

4. Lampung Central Metro 1,002,219 399,782

5. Lampung East Sukadana 851,988 27,920

6. Lampung North Kota Bumi 937,577 528,649

7. Metro (Municipality) Metro 113,869 66

8. Tanggamus Kota Agung 856,614 777,084

9. Tulang Bawang Menggala 701,482 340

10. Way Kanan Blambangan Umpu 352.,520 392,163

Source: BPS 2009.

Jumlah angkatan kerja di Provinsi

Lampung pada Februari 2009

mencapai 3,74 juta orang,

Total labor force in the province of

Lampung in February 2009

reached 3.74 million people,

Page 12: Peluang Dan Potensi Investasi Provinsi Lampung 2010

12

bertambah sebanyak 169,5 ribu

orang dibanding jumlah angkatan

kerja pada bulan Agustus 2008.

Bila dibandingkan dengan

keadaan tahun sebelumnya

(Februari 2008) jumlah tersebut

bertambah sebanyak 79,1 ribu

orang. Jumlah angkatan kerja di

Provinsi Lampung pada Februari

2010 mencapai 3,75 juta orang,

bertambah 15,4 ribu orang

dibanding jumlah angkatan kerja

pada bulan Februari 2009. Bila

dibandingkan dengan keadaan

Agustus 2009 jumlah tersebut

bertambah 126,5 ribu orang.

Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja (TPAK) pada Februari 2010

mencapai 69,23 persen atau

turun sebesar 1,10 persen bila

dibandingkan dengan indikator

yang sama pada Februari 2009

(70,33 persen).

Dengan demikian Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT) di

Provinsi Lampung pada Februari

2010 mencapai 5,95 persen, atau

increased by 169.5 thousand

people than the total labor force in

August 2008. When compared with

a year earlier (February 2008)

that number increased by 79.1

thousand people. Total labor force

in the province of Lampung in

February 2010 reached 3.75

million persons, increased 15.4

thousand persons compared to

total labor force in February 2009.

When compared with the situation

in August 2009 that number

increased 126.5 thousand people.

Labor Force Participation Rate

(LFPR) in February 2010 reached

69.23 percent, down 1.10 percent

when compared with the same

indicators in February 2009 (70.33

percent).

Thus the Open Unemployment Rate

(TPT) in Lampung Province in

February 2010 reached 5.95

percent, down better than the state

in February 2009 (6.18 percent)

Page 13: Peluang Dan Potensi Investasi Provinsi Lampung 2010

13

turun baik dibandingkan dengan

keadaan pada Februari 2009

(6,18 persen) maupun keadaan

pada Agustus 2009 (6,62 persen).

Jumlah penduduk yang bekerja di

Provinsi Lampung pada Februari

2010 mencapai 3.530,2 juta

orang, bertambah 22,8 ribu orang

jika dibandingkan dengan

keadaan pada Februari 2009

sebesar 3.507,4 ribu orang atau

bertambah 143 ribu orang

dibanding keadaan Agustus 2009

sebesar 3.387,2 ribu orang.

Dalam satu tahun terakhir

(Februari 2009-Februari 2010)

tidak semua sektor mengalami

kenaikan jumlah pekerja.

Penurunan jumlah pekerja terjadi

di kelompok sektor pertanian

sebesar 10 ribuan orang (0,50

persen), kelompok sektor

perdagangan sebesar 6 ribuan

orang (1,08 persen), dan

kelompok sektor transportasi

sebesar 19 ribuan orang (12,22

and state in August 2009 (6.62

percent).

Total working population in the

province of Lampung in February

2010 reached 3,530.2 million,

increasing 22.8 thousand people

compared to the situation in

February 2009 amounted to

3507.4 thousand people or

increase 143 thousand people than

the situation in August 2009

amounted to 3,387.2 thousand

people.

In the past year (February 2009-

February 2010), not all sectors has

increased the number of workers.

Decrease in number of workers in

the agricultural sector group of 10

thousand people (0.50 percent),

trade group of 6 thousand people

(1.08 percent), and group

transportation sector by 19

thousands people (12.22 percent).

In February 2010, the number of

Page 14: Peluang Dan Potensi Investasi Provinsi Lampung 2010

14

persen).

Pada Februari 2010, jumlah

penduduk yang bekerja sebagai

buruh/karyawan sebanyak 656,9

ribu orang (18,61 persen),

berusaha dibantu buruh tidak

tetap sebanyak 926,6 ribu orang

(26,25 persen), dan pekerja tak

dibayar sebanyak 890,9 ribu

orang (25,24 persen).

Berdasarkan jumlah jam kerja

pada Pebruari 2010, sebanyak 2,4

juta orang (68,31 persen) bekerja

di atas 35 jam perminggu,

sedangkan pekerja dengan jumlah

jam kerja kurang dari 8 jam

hanya sekitar 50 ribu orang (1,42

persen).

3. PEREKONOMIAN DAERAH

PROVINSI LAMPUNG

Nilai total ekspor Provinsi

Lampung bulan Agustus 2010

mencapai US$ 264,04 juta atau

mengalami peningkatan US$

81,62 juta (44,74%)

dibandingkan ekspor Juli 2010.

people working as laborers /

employees as much as 656.9

thousand people (18.61 percent),

attempted assisted by temporary

workers as much as 926.6

thousand people (26.25 percent),

and 890, 9 thousand people

workers are not paid as much

(25.24 percent).

Based on the number of hours

worked in February 2010, as many

as 2.4 million people (68.31

percent) worked over 35 hours per

week, while workers with the

number of hours worked is less

than 8 hours is only about 50

thousand people (1.42 percent).

3. PROVINCIAL REGIONAL

ECONOMIC LAMPUNG

The total value of exports of

Lampung Province in August 2010

reached US$ 264.04 million or an

increase of US$ 81.62 million

(44.74%) than exports in July

2010. When compared with August

2009, also increased to US$ 17.53

million (7.11%) from US$ 246.51

Page 15: Peluang Dan Potensi Investasi Provinsi Lampung 2010

15

Jika dibandingkan dengan

Agustus 2009, juga mengalami

peningkatan US$ 17,53 juta

(7,11%) dari senilai US$ 246,51

juta. Secara kumulatif nilai ekspor

Provinsi Lampung Januari-

Agustus 2010 mencapai US$ 1,47

milyar atau naik 2,33%

dibandingkan periode yang sama

tahun 2009.

Tujuh golongan barang utama

mengalami kenaikan nilai ekspor

pada Agustus 2010. Peningkatan

ekspor tertinggi terjadi pada

golongan barang kopi, teh,

rempah-rempah naik sebesar US$

33,99 juta; lemak & minyak

hewani/nabati naik sebesar US$

32,61 juta, dan bubur kertas/pulp

naik sebesar US$ 8,72 juta.

Sedangkan tiga golongan barang

utama yang mengalami

penurunan nilai ekspor, yaitu

kakao/coklat yang turun US$ 3,75

juta, bahan kimia organik, dan

kayu, barang dari kayu.

Periode Januari-Agustus 2010,

million. The cumulative value of

exports of Lampung Province from

January to August 2010 reached

US$ 1.47 billion, an increase of

2.33% compared to same period in

2009.

Seven main categories of goods

increased export value in August

2010. The highest export increase

occurred in group coffee products,

tea, spices rose by US$ 33.99

million; fats and oils of animal /

vegetable rose by US$ 32.61

million, and pulp and paper / pulp

increased by US$ 8.72 million.

While the three main classes of

goods which decreased the value of

exports, including cocoa /

chocolate that fell US$ 3.75 million,

organic chemicals, and wood and

articles of wood.

The period from January to August

2010, the export value of fats and

oils of animal / vegetable, coffee,

Page 16: Peluang Dan Potensi Investasi Provinsi Lampung 2010

16

nilai ekspor lemak dan minyak

hewan/nabati; kopi, teh, dan

rempah-rempah; bubur

kertas/pulp; serta kakao/coklat

mempunyai kontribusi yang

relatif besar yaitu masing-masing

sebesar 26,54%; 20,42%; 9,74%;

dan 7,33% dari total ekspor

Provinsi Lampung periode

Januari-Agustus 2010. Peranan

keempat golongan tersebut

mencapai 64,03% dari total nilai

ekspor pada periode yang sama.

Ekspor ke tujuh negara tujuan

utama mengalami kenaikan pada

Agustus 2010. Peningkatan nilai

ekspor tertinggi yaitu ke Cina

yang naik US$ 10,09 juta dan ke

Belanda naik US$ 6,98 juta.

Sementara ekspor ke tiga negara

tujuan utama lainnya mengalami

penurunan diantaranya ekspor ke

Jepang turun US$ 7,89 juta dan

ekspor ke Singapura turun US$

2,12 juta.

Negara tujuan utama ekspor

periode Januari-Agustus 2010

tea, and spices; pulp and paper /

pulp, and cocoa / chocolate has a

relatively large contribution which

amounted to 26.54%; 20.42%,

9.74% and 7.33% of total exports

of Lampung Province from January

to August period of 2010. The role

of the four groups reached 64.03%

of the total export value in the

same period.

Export to seven major destinations

increased in August 2010. The

highest increase of export value to

China which rose to US$ 10.09

million and the Netherlands rose

US$ 6.98 million. While exports to

the three other major destinations

such as decreased exports to Japan

fell U.S. $ 7.89 million and exports

to Singapore fell US$ 2.12 million.

The main destinations for exports

of the period from January to

August 2010 are to the United

States which reached US$ 174.30

million, followed by Japan, China,

and Malaysia amounted to US$

Page 17: Peluang Dan Potensi Investasi Provinsi Lampung 2010

17

yaitu ke negara Amerika Serikat

yang mencapai US$ 174,30 juta,

diikuti Jepang, Cina, dan Malaysia

masing-masing sebesar US$

167,10 juta, US$ 133,15 juta dan

US$ 116,81 juta dan peranan

keempatnya mencapai 40,12%

terhadap total ekspor periode

yang sama.

Perkembangan ekonomi dalam

waktu yang relatif pendek.

Informasi yang dimaksud antara

lain dapat diperoleh melalui

kajian terhadap data dan

indikator PDRB Triwulanan. Di

samping untuk perencanaan,

PDRB triwulanan juga dapat

dimanfaatkan untuk menyusun

model ekonometri guna

mengamati fluktuasi ekonomi

jangka pendek atau musiman.

Pada triwulan II 2010

perekonomian Lampung tumbuh

4,61 persen jika dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya (q

to q). Namun jika dibandingkan

dengan triwulan yang sama tahun

167.10 million, US$ 133.15 million

and US$ 116.81 million and the

role of the four reaches 40.12% of

total exports during the same

period.

Economic development in a

relatively short time. The

information referred to among

others, can be obtained through

review of quarterly GDP data and

indicators. In addition to planning,

quarterly GDP can also be used to

develop econometric models in

order to observe short-term

economic fluctuations or seasonal.

In the second quarter 2010

Lampung's economy grew 4.61

percent compared with the

previous quarter (q to q). But

compared with the same quarter in

2009 (y on y) Lampung's economy

grew at 5.50 percent. The

cumulative growth in Lampung

until second quarter 2010 (c to c)

or the first semester of 2010

amounted to 5.69 percent.

Page 18: Peluang Dan Potensi Investasi Provinsi Lampung 2010

18

2009 (y on y) perekonomian

Lampung tumbuh sebesar 5,50

persen. Secara kumulatif

pertumbuhan ekonomi Lampung

sampai dengan triwulan II 2010

(c to c) atau semester I 2010

sebesar 5,69 persen.

Struktur ekonomi Lampung pada

triwulan II 2010 mengalami

sedikit perubahan komposisi dan

urutan. Sektor Jasa-jasa yang

sebelumnya memberikan

kontribusi terbesar kelima, pada

triwulan ini menempati urutan

keempat menggeser sektor

Angkutan/Komunikasi.

Dari sisi pengeluaran,

pertumbuhan triwulan II 2010

sebesar 4,61 persen (q to q)

utamanya disebabkan tumbuhnya

komponen Konsumsi Pemerintah.

Bila dilihat dari triwulan II tahun

2009 (y on y) yang tumbuh 5,50

persen, komponen pendorong

utama pertumbuhan adalah

Konsumsi Rumah Tangga dan

PMTB, demikian halnya bila

The economic structure of

Lampung in second quarter 2010

experienced a slight change in

composition and sequence. The

services sector contributes the fifth

largest previously, in this quarter

ranks fourth sector shifts

Transportation / Communication.

From the expenditure side, growth

in second quarter 2010 amounted

to 4.61 per cent (q to q), mainly

due to the growth of government

consumption component. When

viewed from the second quarter of

2009 (y on y), which grew 5.50

percent, a key driver of growth is a

component of Household

Consumption and GFCF, so when

viewed cumulatively (c to c) The

second component is experiencing

significant growth.

Structure of GDP by expenditure in

second quarter 2010 experienced a

Page 19: Peluang Dan Potensi Investasi Provinsi Lampung 2010

19

dilihat secara kumulatif (c to c)

kedua komponen tersebut

mengalami pertumbuhan yang

cukup berarti.

Struktur PDRB menurut

Pengeluaran pada triwulan II

2010 mengalami perubahan

namun masih didominasi oleh

komponen Pengeluaran Rumah

Tangga (54,52 persen), PMTB

(13,38 persen), Net Ekspor (13,20

persen) dan Konsumsi

Pemerintah (11,71 persen).

4. PELUANG INVESTASI UNG-

GULAN DAERAH LAMPUNG

4.1. Sektor Pangan dan

Pertanian

Dalam bab ini Pertanian yang

dimaksud, mencakup pertanian

tanaman, bahan makanan, tana-

man obat dan hias, perkebunan,

kehutanan, peternakan dan

perikanan.

Produksi padi di Provinsi

Lampung terus mengalami

kenaikan dari tahun ke tahun

change but is still dominated by

the Household Expenditure (54.52

percent), GFCF (13.38 percent), Net

Exports (13.20 percent) and

government consumption (11.71

percent) ..

4. REGIONAL INVESTMENT

OPPORTUNITIES LAMPUNG

4.1. Food and Agriculture

Sector

In this chapter referred

Agriculture, including agricultural

crops, food, medicinal and

ornamental plants, plantation,

forestry, animal husbandry and

fishery.

Paddy production in Lampung

Province continues to increase

from year to year, although the

Page 20: Peluang Dan Potensi Investasi Provinsi Lampung 2010

20

walaupun kenaikannya tidak

terlalu signifikan. Tahun 2007

mencapai 2.208.404 ton naik

sekitar 8,38% dibandingkan

tahun 2006 dengan sentra

produksi padi terbesar di

kabupaten Provinsi Lampung

tengah dengan jumlah 539.270

ton atau 23,36% dari total

produksi padi di Provinsi

Lampung. Kenaikan patut kita

syukuri karena luas lahan untuk

pertanian semakin berkurang

seiring dengan waktu bertambah-

nya pertumbuhan penduduk.

Produksi tanaman palawija

(jagung, ubi kayu) Provinsi

Lampung mengalami kenaikan

jagung, ubi kayu, kacang tanah

dan kacang hijau di Provinsi

Lampung pada tahun 2005

mengalami kenaikan dibanding

tahun 2004, sedangkan produksi

ubi jalar dan kacang kedelai

mengalami penurunan.

Produksi komoditas perkebunan

terbesar adalah tebu mencapai

increase is not too significant. Year

2007 reached 2,208,404 tons

increased by 8.38% compared to

2006 with the largest rice

producing centers in the district of

Lampung Province center with a

total 539,270 tons or 23.36% of

total rice production in Lampung

Province. It should be grateful

because the area for agriculture

decreases with time increasing

population growth.

Production of secondary food crops

(maize, cassava) in Lampung

Province has increased maize,

cassava, peanuts and green beans

in Lampung Province in 2005 has

increased compared to 2004, while

production of sweet potatoes and

soybeans declined.

Commodity production is the

largest sugarcane plantations

Page 21: Peluang Dan Potensi Investasi Provinsi Lampung 2010

21

714.641 ton, dimana produksi

tebu terbesar dihasilkan oleh

perkebunan swasta (89,77%). Hal

ini berkaitan dengan adanya

industri gula di Provinsi

Lampung, yang sekaligus mengu-

sahakan perkebunan tebu. Selain

tebu kopi merupakan komoditas

andalan di Provinsi Lampung hal

ini diperkuat dengan adanya

produksi kopi. Produksi kopi

pada tahun 2007 mencapai

140.992 ton, dimana Kabupaten

Lampung Barat merupakan

penghasil kopi terbesar yaitu,

sekitar 39,88% dari total

produksi kopi di Lampung.

Beberapa komoditi di sub sektor

ini yang masih memiliki peluang

untuk di kembangkan, adalah :

1) Intensifikasi dan Ekstensifi-

kasi Perkebunan Karet, Lada

dan Kopi.

2) Extensifikasi Perkebunan

Tebu.

Karet

Area potensial terletak di Kab.

reach 714,641 tons, of which the

largest sugar cane production is

produced by private plantations

(89.77%). This relates to the sugar

industry in Lampung Province, as

well as pursue yag cane

plantations. Apart from sugar cane

is a commodity coffee in Lampung

Province it is reinforced by the

production of coffee. Coffee

production in 2007 reached

140,992 tons, of which the West

Lampung regency is the largest

coffee producer that is,

approximately 39.88% of the total

coffee production in Lampung.

Some of the commodities in this

sub-sector that still has a chance to

be developed, are:

1) Intensification and Extensifi-

cation Rubber, Pepper and

Coffee.

2) Extensification Sugarcane

Plantation.

Rubber

Potential area is located in the

Page 22: Peluang Dan Potensi Investasi Provinsi Lampung 2010

22

Way Kanan, Lampung Utara,

Tulang Bawang, Lampung

Tengah, Lampung Selatan,

Tanggamus dan Lampung Barat.

Produksi tahun 2008 sebesar

368.259 Ton.

Kakao

Area potensial terletak di

Kabupaten Lampung Timur,

Lampung Selatan, Tanggamus,

Lampung Barat dan Lampung

Tengah. Produksi kakao pada

tahun 2007 adalah 26.806 Ton.

Tebu

Area yang potensial terletak di

Kabupaten Lampung Tengah,

Kabupaten Tulang Bawang, Kabu-

paten Lampung Utara, Kabupaten

Way Kanan. Produksi tebu pada

tahun 2006: 693.550 Ton.

Kelapa

Komoditi kelapa Lampung pada

tahun 2008 mencapai 55.629

Ton. Area potensial terletak di

Kabupaten Lampung Selatan,

Tanggamus, Lampung Timur,

district. Way Kanan, Lampung

Utara, Bone Onion, Central

Lampung, South Lampung,

Tanggamus and Wes Lampung.

Production in 2008 amounted to

368,259 tons.

Cocoa

Potential area is located in East

Lampung District, South Lampung,

Tanggamus, West Lampung and

Central Lampung. Cocoa

production in 2007 was 26,806

tons.

Sugar cane

Potential area is located in Central

Lampung Regency, Regency Bone

Onion, North Lampung Regency,

Regency Way Kanan. Production of

sugarcane in 2006: 693,550 tons.

Coconut

Commodity coconut Lampung in

2008 reached 55,629 tons.

Potential area is located in South

Lampung regency, Tanggamus,

East Lampung, Central Lampung,

Page 23: Peluang Dan Potensi Investasi Provinsi Lampung 2010

23

Lampung Tengah, Lampung Barat

dan Way Kanan.

Kopi

Area potensial terletak di

Kabupaten Lampung Barat,

Tanggamus, Lampung Utara, Way

Kanan, Lampung Selatan dan

Lampung Tengah. Hasil produksi

kopi pada tahun 2008 mencapai

840.336 Ton.

Lada

Area potensial terletak di

Kabupaten Lampung Barat,

Lampung Selatan, Lampung

Utara, Lampung Timur, Way

Kanan, Tanggamus dan Lampung

Tengah. Lada yang berhasil

diproduksi pada tahun 2006 di

Lampung adalah 21.573 Ton.

Jagung

Area potensial terletak di

Kabupaten Lampung Timur. Jum-

lah produksi jagung pada tahun

2007 mengalami peningkatan

yang sangat tinggi mencapai

volume 1.346.821 Ton dari tahun

West Lampung and Way Kanan.

Coffee

Potential area is located in West

Lampung District, Tanggamus,

North Lampung, Way Kanan,

Lampung, South and Central

Lampung. The result of coffee

production in 2008 reached

840,336 tons.

Pepper

Potential area is located in the

district of West Lampung, South

Lampung, North Lampung, East

Lampung, Way Kanan, Tanggamus

and Central Lampung. Pepper

which was produced in 2006 in

Lampung is 21,573 tons.

Corn

Potential area is located in East

Lampung Regency. Total corn

production in 2007 has increased

very high volume reached

1,346,821 tons from the year 2006

were 170,488 tons.

Page 24: Peluang Dan Potensi Investasi Provinsi Lampung 2010

24

2006 sebanyak 170.488 Ton.

Ubi Kayu

Jumlah produksi komoditi ubi

kayu di Provinsi Lampung pada

tahun 2006 tercatat sebanyak

6.394.906 Ton. Area potensial

terletak di Kabupaten Way Kanan

(Pakuan Ratu, Negara Batin, Way

Tuba, Bahuga, Negeri Agung,

Negeri Besar, Umpu,

Blambangan).

Perikanan

Hasil perikanan tahun 2007 yang

terdiri dari perikanan tangkap

dan perikanan budidaya. Data

yang ditampilkan berupa

produksi, nilai produksi

perikanan, jumlah rumah tangga

perikanan, alat tangkap dan luas

areal perikanan budidaya, data

tersebut dirinci menurut

kebupaten/kota.

Dalam kurun waktu sampai

dengan 2006, terdapat 10

rencana proyek PMDN di sektor

perikanan yang telah disetujui

Cassava

The number of commodity

production of cassava in Lampung

Province in 2006 was recorded

6,394,906 Tons. Potential area is

located in the County Right Way

(Pakuan Queen, State of Mind, Way

Tuba, Bahuga, District Court, the

State Great, Umpu, Blambangan).

Fishery

Fishery products in 2007 which

consisted of fishing and

aquaculture. Data shown in the

form of production, fishery

production value, number of

fishing households, fishing gear

and aquaculture area, the data is

broken down by district / city.

In the period up to 2006, there

were 10 domestic investment

projects planned in the fisheries

sector which has been approved

Page 25: Peluang Dan Potensi Investasi Provinsi Lampung 2010

25

dengan nilai total nilai investasi

sebesar Rp. 938.188.973.000

untuk rencana proyek investasi

yang berstatus PMA di sektor

perikanan Provinsi Lampung

bejumlah 4 proyek dengan nilai

investasi US$ 1.000 juta.

Untuk sumberdaya perikanan

laut, potensinya masih cukup

besar, dimana perairan laut

Lampung dibagi ke dalam 3

wilayah, yaitu :

� Pantai Timur ( Laut Jawa ),

� Selat Sunda ( Teluk Lampung

dan Teluk Semangka )

� Pantai Barat.

Potensi ikan di perairan barat,

sebesar 85,379 ton pertahun

untuk areal penangkapan sampai

30 mil, sedangkan sampai areal

ZEE sebesar 97,845 ton pertahun,

maka potensi ikan tangkap di

pantai barat sebesar 182,864 ton

pertahun. Pada perairan pantai

timur, potensinya sebesar 11,800

ton pertahun dengan didominasi

oleh jenis ikan demesal,

with a total value of the investment

value of Rp. 938,188,973,000

Foreign management in the

fisheries sector totaled 4 projects

with an investment of US$ 1,000

million.

For marine fishery resources, its

potential is still quite large, where

the sea waters of Lampung is

divided into 3 areas, namely:

� East Coast (Java Sea),

� Sunda Strait (Lampung Bay

and the Gulf of Watermelon)

� West Coast.

The potential of fish in the waters

west of 85.379 tons per year for

fishing area to 30 miles, while to

the EEZ area of 97.845 tons per

year, then the potential for

catching fish on the west coast of

182.864 tons per year. In the

eastern coastal waters, the

potential of 11.800 tons per year

with dominated by demesel fish

species, while capture fisheries

Page 26: Peluang Dan Potensi Investasi Provinsi Lampung 2010

26

sedangkan potensi ikan tangkap

di Selat Sunda sebesar 97,752 ton

pertahun dengan di dominasi

oleh jenis ikan karang.

Untuk budidaya perikanan laut,

potensi lahan yang ada luasnya

kurang lebih 10,600 ha yang

menyebar pada Teluk Lampung,

Teluk Semangka, Pantai Timur

Lampung dan Barat Lampung.

Dari potensi lahan yang ada,

dialokasikan untuk budidaya ikan

kerapu seluas 681 Ha, mutiara

seluas 3,999 Ha, rumput laut

1,325 Ha dan kerang-kerangan

seluas 4,596 Ha.

Sedangkan lahan yang potensial

untuk budidaya air payau, baik

untuk kegiatan pembesaran ikan

/ udang maupun pembenihan,

luasnya 61,200 Ha. Potensi

tersebut menyebar di Pantai

Timur Lampung yang

membentang dari utara sampai

selatan, seluas 52,500 Ha, Teluk

Lampung seluas 700 Ha, Teluk

Semangka 2,000 Ha dan pantai

amounted to 97.752 tons in Sunda

Strait annually is dominated by

species of reef fish.

For marine aquaculture, the

potential of existing land area of

approximately 10.600 ha are

spread on the Bay of Lampung,

Watermelon Bay, East Coast

Lampung and West Lampung.

From the potential of existing land,

allocated for grouper aquaculture

area of 681 ha, pearl area of 3.999

ha, 1.325 ha of seaweed and

shellfish area of 4.596 ha.

While the potential land for

brackish water aquaculture, both

for the enlargement of fish /

shrimp and hatchery, the extent of

61.200 Ha. The potential spread

East Coast Lampung that stretches

from north to south, covering an

area of 52.500 hectares, an area of

700 hectares of Lampung Bay, Bay

Watermelon 2.000 Ha and west

coast area of 5.00 ha. And

Page 27: Peluang Dan Potensi Investasi Provinsi Lampung 2010

27

barat seluas 5,00 Ha. Dan

komoditi yang potensial untuk di

kembangkan secara budidaya

adalah; Udang, Ikan Bandeng,

Ikan Kakap dan Ikan Kerapu.

Jenis ikan yang dibudidayakan

dalam Budidaya Tambak adalah

Udang Windu dan Ikan Bandeng

dengan produksi 394 Ton pada

tahun 2006 dan meningkat

menjadi 165.990 Ton pada tahun

2007. Ikan hasil budidaya laut

pada tahun 2007 diproduksi

2.094 Ton, hasil budidaya kolam

9.318 Ton, hasil budidaya

keramba 927 ton, budidaya jaring

apung 1.040 Ton, dan hasil

perikanan tangkap sebanyak

135.214 Ton.

4.2. Sektor Energi

Kebutuhan listrik Provinsi

Lampung sebagian besar di

suplay oleh PT. PLN (Persero)

Wilayah Lampung. Seiring dengan

meningkatnya jumlah pelanggan

maka daya tersambung, produksi

listrik dan listrik yang terjual juga

commodity potential to be

developed in cultivation are:

Shrimp, Fish, Milk, Fish, Snapper

and Grouper.

Species of fish in ponds are

cultivated in the Aquaculture and

Fish Windu Shrimp Milkfish with

production of 394 tons in 2006 and

increased to 165,990 tons in 2007.

Of cultured marine fish in 2007

produced 2,094 tons, 9,318 tons of

cultured ponds, cage culture

results 927 tons, 1,040 tons

floating net culture, and the results

of fishing as much as 135,214 tons.

4.2. Energy Sector

Electricity needs of the majority of

Lampung Province on the supply

by PT. PLN (Persero) Lampung.

Along with the increasing number

of customers then the power is

connected, electricity production

and electricity sold also increased.

Page 28: Peluang Dan Potensi Investasi Provinsi Lampung 2010

28

semakin meningkat. Produksi

listrik tahun 2007 mencapai

1.909.926 MWh meningkat

12,43% dibandingkan tahun

2006.

Potensi pertambangan di Provinsi

Lampung tersebar di Wilayah

Kabupaten/Kota Potensi ini

merupakan kekayaan yang harus

kita gunakan dengan sebaik-

baiknya guna meningkatkan

kesejahteraan masyarakat

Potensi Bijih Besi di Lampung

tersebar di di Kabupaten

Lampung Selatan dan Kabupaten

Lampung Tengah. Sedangkan

sebaran potensial Pasir Kuarsa

terletak di Kabupaten Tulang

Bawang (3.600.000 m3) dan

Lampung Timur (32.575.000 m3).

4.3. Sektor Infrastruktur

Berdasarkan data Direktori

Sarana dan Prasarana Penunjang

Investasi di Daerah Lampung

2005, di Provinsi Lampung akan

dikembangkan pelabuhan udara

Electricity production in 2007

totaled 1,909,926 MWh increased

by 12.43% compared to 2006.

Potential mining in the province of

Lampung scattered in Region

District is a wealth of potential

that must be used best to improve

the welfare of society

Iron Ore Potential in Lampung,

Lampung District spread in South

and Central Lampung District.

While the potential distribution of

Quartz Sand is located in the

Regency Bone Onion (3,600,000

m3) and East Lampung

(32,575,000 m3).

4.3. Infrastructure Sector

Based on data from Directory

Services and Tools Supporting

Investment in the Region Lampung

2005, Lampung Province will be

developed along the 2,250 m

Page 29: Peluang Dan Potensi Investasi Provinsi Lampung 2010

29

sepanjang 2.250 m dan

pembangunan 2 unit pembangkit

tenaga listrik.

4.4. Pariwisata

Macam-macam obyek wisata

yang ada di Propinsi Lampung

antara lain:

Monumen Sigar, Area Bakauhuni,

Taman Hutan Raya, Taman Safari,

Kebun Binatang, Gunung Sugih,

Olahraga air, Bukit Barisan

Taman Nasional, Krakatau

Archipelago.

4.5. Industri dan Perdagangan

Berdasarkan sensus ekonomi

tahun 2006 perusahaan industri

besar/sedang di Provinsi

Lampung berjumlah 319

perusahaan. Tenaga kerja yang

diserap oleh perusahaan tersebut

sebanyak 98.145 orang dengan

klasifikasi perusahaan yang

paling banyak menyerap adalah

pekerja perusahaan pengolahan

dan pengawetan daging, ikan,

Airport and the construction of 2

units of power plants.

4.4. Tourism

Various kinds of attractions that

exist in Lampung Province, among

others:

Monument Sigar, Bakauhuni Area,

Forest Park, Safari Park, Zoo,

Mount Sugih, Water sports, Bukit

Barisan National Park, Krakatau

Archipelago.

4.5. Industry and Trade

Based on the 2006 economic

census of large and medium in

Lampung Province amounted to

319 companies. Labor force is

absorbed by the company as much

as 98,145 people with classification

companies that consume most

processing companies are workers

and preservation of meat, fish,

vegetables, fruits, oils (KKI 151) as

much as 46 551 people (47.43%),

Page 30: Peluang Dan Potensi Investasi Provinsi Lampung 2010

30

sayur-sayuran, buah-buahan,

minyak (KKI 151) sebanyak

46.551 orang (47,43%),

kemudian klasifikasi penggilingan

padi-padian, tepung dan makanan

ternak (KKI 153) sebanyak

12.304 orang (12,54%) dan

industri makanan lainya (KKI

154) yang menyerap pekerja

sebanyak 10.425 orang (10,62%).

Pada tahun 2006, nilai tambah

atas dasar harga pasar yang

diciptakan oleh seluruh usaha

industri besar dan sedang adalah

sebesar 789,55 milyar rupiah dan

nilai tambah (biaya faktor

produksi) sebesar 7.442,446

milyar rupiah.

4.5.1. Sektor Industri Primer

Sektor pertanian merupakan

sektor usaha utama Provinsi

Lampung yang masih prospektif.

Sektor ini memiliki kontribusi

yang signifikan terhadap

perekonomian Lampung, yaitu

45,99% dari PRDB Provinsi

Lampung pada tahun 2006

then the classification of milling

grain, flour and fodder (KKI 153)

as many as 12,304 people

(12.54%) and other food industries

(KKI 154) are absorbing workers

as much as 10 425 people

(10.62%).

In 2006, the value added at market

prices created by the large and

medium industrial enterprises

amounted to 789.55 billion rupiah

and added value (cost of factors of

production) amounted to

7,442.446 billion rupiah.

4.5.1. Primary Industry Sector

The agricultural sector is the main

business sectors that are still

prospective Lampung Province.

This sector has a significant

contribution to the economy of

Lampung, which is 45.99% of

PRDB Lampung Province in 2006

with real growth average of 4:09%

Page 31: Peluang Dan Potensi Investasi Provinsi Lampung 2010

31

dengan pertumbuhan riel rata-

rata sebesar 4.09% per tahun

dalam kurun waktu 1993 sampai

2006. Dan sektor ini merupakan

industri padat karya (labor

intensive) dengan penyerapan

tenaga kerja yang terbesar di

Lampung, yaitu sebesar 59.3%

dari total tenaga kerja.

Beberapa sektor industri utama

yang dapat dikembangkan untuk

investasi di Lampung, baik

sebagai komoditas domestik

maupun export, yaitu :

1. Tanaman palawija dan

holtikultura,

2. Tanaman perkebunan, dan

3. Perikanan ( budidaya dan

tangkap)

4.5.2. Sektor Industri

Sekunder

Sektor industri pengolahan non-

migas merupakan sektor utama

ketiga setelah pertanian dan

sektor pedagangan, hotel dan

restaurant, dimana memberikan

kontribusinya terhadap

per year in the period 1993

through 2006. And this sector is

labor-intensive industries (labor

intensive) with the largest

employment in Lampung, which

represents 59.3% of the total

workforce.

Several major industrial sectors

that can be developed for

investment in Lampung, either as

domestic and export commodities,

namely: :

1. Crops and horticulture,

2. Plantation crops, and

3. Fisheries (aquaculture and

capture)

4.5.2. Secondary Industry

Sector

Sector non-oil processing industry

is the third major sector after

agriculture and trading sectors,

hotels and restaurants, where its

contribution to the economy of

Lampung in 2006 of 13:32% real

Page 32: Peluang Dan Potensi Investasi Provinsi Lampung 2010

32

perekonomian Lampung pada

tahun 2006 sebesar 13.32%

dengan tingkat pertumbuhan riel

rata-rata sebesar 3.47% pertahun

dari tahun 2002 sampai 2005.

Besarnya kontribusi industri

pengolahan non-migas ini

terhadap kinerja perekonomian

Provinsi Lampung pada tahun

2000, terutama bersumber dari

sub sektor industri makanan,

minuman dan tembakau

(12,25%), sub sektor industri

kimia, barang-barang dari bahan

kimia, batu bara, karet dan plastik

( 0,35% ). Industri barang dari

bahan kayu dan hasil hutan

lainnya (0,31%) dan sub sektor

industri barang galian bukan

logam kontribusinya sebesar

0.23% terhadap pembentukan

PDB Provinsi Lampung. Export

industri pengolahan pada tahun

2006, bersumber dari komoditas

industri makanan, minuman

(61.9%), industri barang-barang

dari karet (1.13%) dan industri

kayu (0,92%).

growth rate by an average of

3:47% per year from 2002 to 2005.

The contribution of non-oil

processing industry is on the

economic performance of

Lampung Province in 2000, mainly

due to the sub-sector of food,

beverages and tobacco (12.25%),

chemical industry sub-sector, the

goods from chemicals, coal, rubber

and plastics (0.35%). Manufacture

of goods from timber and other

forest products (0.31%) and sub-

sector non-metal mineral products

industry amounted to 0.23%

contribution to GDP of Lampung

Province. Export processing

industries in 2006, sourced from

industry commodity foods,

beverages (61.9%), industrial

rubber goods (1.31%) and wood

industry (0.92%).

Page 33: Peluang Dan Potensi Investasi Provinsi Lampung 2010

33

Dalam kurun waktu 6 tahun

terakhir ini (2000 sampai 2006),

terdapat 31 rencana proyek di

sektor sekunder ini yang telah

disetujui oleh BKPM / BKPMD,

dimana 25 proyek berstatus

PMDN dengan nilai investasi

secara kumulatif sebesar Rp.

1.934.443.183, sedangkan 6

proyek lainnya berstatus PMA

dengan nilai investasi secara

kumulatif sebesar US$ 592,098

juta.

Untuk 25 proyek PMDN tersebut,

industri yang terbanyak diminati

adalah industri makanan,

minuman dengan 25 rencana

proyek yang nilai investasinya

secara kumulatif sebesar Rp.

1.934.443.183. Sedangkan untuk

proyek PMA, industri yang

terbanyak diminati juga industri

makanan, minuman dengan 6

rencana proyek yang nilai

investasinya secara kumulatif

sebesar US$ 592,098 juta.

Within the last 6 years (2000 to

2006), there were 31 planned

projects in the secondary sector

which has been approved by the

BKPM / BKPMD, of which 25

projects with status of (PMDN) a

cumulative investment value of Rp.

1,934,443,183, while the other 6

projects status (PMA) with a

cumulative investment value of

US$ 592.098 million.

For 25 domestic investment

projects, the industry is mostly

interested in the food industry,

beverages with 25 planned

projects a cumulative investment

value of Rp. 1.934.443.183 billion

As for PMA projects, the largest

industry is also interested in the

food industry, beverages with 6

plan projects a cumulative

investment value of US$ 592.098

million.

Page 34: Peluang Dan Potensi Investasi Provinsi Lampung 2010

34

Di sektor industri pengolahan ini,

keunggulan yang dimiliki oleh

Provinsi Lampung, antaranya,

adalah tersedianya bahan baku

(seperti agro industri / agro

bisnis, hasil hutan maupun hasil

perikanan), infrastruktur yang

memadai, seperti sarana

transportasi darat dan laut cukup

baik, lokasi provinsi relatif dekat

dengan sentra pasar regional /

internasional dan pasar nasional

dan tersedianya tenaga kerja

yang dibutuhkan untuk proses

industri pengolahan ini.

Dengan melihat potensi yang ada

di Provinsi Lampung, maka

terdapat beberapa industri

pengolahan yang dapat

dikembangkan di Provinsi

Lampung, diantaranya adalah :

Industri Pakan Ternak, Industri

Kemasan dan Industri Peralatan

Pertanian.

4.5.3. Sektor Industri Tersier

Sektor tersier memilki kontribusi

yang cukup besar terhadap

Manufacturing sector, the

advantages possessed by the

province of Lampung, among other

things, is the availability of raw

materials (such as agro-industrial

/ agro-business, forestry and

fishery), adequate infrastructure,

such as land and sea

transportation is quite good, the

location of the province is

relatively close with regional

market centers / international and

national markets and the

availability of labor needed to

process this industry.

By looking at the potential that

exists in the province of Lampung,

then there are some industries that

can be developed in Lampung

Province, among others: Livestock

Feed Industry, Packaging Industry

and Agricultural Equipment

Industry..

4.5.3. Tertiary Industry Sector

Tertiary sector has a significant

contribution to economic

Page 35: Peluang Dan Potensi Investasi Provinsi Lampung 2010

35

kinerja ekonomi Provinsi

Lampung, yaitu 39.64%, terutama

bersumber dari sektor

perdagangan, hotel dan

restaurant (16.87%) dan

transportasi (4.83%). Sementara

minat investasi di sektor ini

selama 7 tahun terakhir (2002 -

Mei 2006), untuk proyek

investasi PMDN, terbanyak

rencana proyek di usaha

transpotasi angkutan darat, yaitu

9 proyek dengan rencana nilai

investasi secara kumulatif

sebesar US$ 4,73 juta, disusul

dengan rencana proyek hotel &

restaurant dan real estate /

industri estate.

Sedangkan untuk proyek

investasi PMA, terbanyak rencana

proyeknya di usaha perdagangan,

yaitu 11 proyek dengan rencana

nilai investasi secara kumulatif

sebesar US$ 14,96 juta, disusul

dengan rencana 3 proyek

Telekomunikasi yang secara

kumulatif nilai investasinya

sebesar US$ 76,39 juta dan

performance in Lampung Province,

which is 39.64%, mainly due to the

trade, hotel and restaurant

(16.87%) and transportation

(4.83%). While interest in investing

in this sector during last 7 years

interested in (2002 - May 2006),

for domestic investment projects,

most business transportation

projects in land transport, namely

9 projects with a cumulative

investment plan of US$ 4.73

million, followed by project plan

hotels & restaurants and real

estate / industrial estate projects.

As for foreign investment projects,

most projects in the trading

business, i.e. 11 projects with a

cumulative investment plan of US$

14.96 million, followed by

Telecommunication plans 3

projects that the cumulative

investment value of US$ 76.39

million, and two electricity projects

with investment value of US$

Page 36: Peluang Dan Potensi Investasi Provinsi Lampung 2010

36

rencana 2 proyek kelistrikan

dengan nilai investasi sebesar

US$ 335.12 juta.

Terdapat beberapa peluang

investasi di sektor tersier

terutama untuk mendukung

kegiatan di sektor primer dan

sekunder di Lampung,

diantaranya:

� Pariwisata terutama eco-

tourism, Krakatau, Way

Kambas, Bukit Barisan

Selatan.

� Pergudangan dan distribusi.

Lokasi Provinsi Lampung yang

strategis, yaitu diujung selatan

Pulau Sumatera memiliki akses

yang baik ke Sentra Pasar

Regional atau Internasional dan

Pasar Nasional yang mana untuk

memperlancar aktivitas

perdagangan ekspor-impor telah

di tunjang oleh adanya fasilitas

yang baik dan kapasitas yang

mencukupi oleh pelabuhan

panjang.

335.12 million.

There are several investment

opportunities in the tertiary sector,

particularly to support activities in

primary and secondary sectors in

Lampung, including:

� Krakatoa, Way Kambas, South

Bukit Barisan.

� Warehousing and Distribution.

Lampung Province strategic

location, namely the southern tip

of Sumatra Island have good

access to Central Market or the

International Regional and

National Market which is to

facilitate import-export trading

activities have been in Tunjang by

the good facilities and sufficient

capacity of the port length.

Page 37: Peluang Dan Potensi Investasi Provinsi Lampung 2010

37

Beberapa komoditi industri yang

potensial untuk dikembangkan di

Provinsi Lampung diantaranya

Timah, Kaolin, dan Pasir Kuarsa.

Komoditi-komoditi tersebut

memerlukan industri pengolahan

yang dapat meningkatkan nilai

guna dan nilai ekonomisnya. Jenis

industri yang potensial untuk

dikembangkan di Provinsi

Lampung disajikan pada Tabel 4.

Some industrial commodity

potential to be developed in

Lampung Province including tin,

kaolin, and quartz sand.

Commodities that require the

processing industry that can

improve the use value and its

economic value. Types of potential

industries to be developed in

Lampung Province is presented in

Table 4.

Tabel 4. Jenis Industri yang Potensial Dikembangkan di Provinsi Lampung

No commodity Industry yang Telah Ada Industry Potential Existing

Developed 1. Timah - Industri peleburan bijih timah

(smeller)

- Industri kerajinan pewter

- Industri pengolahan kemasan

kaleng

2. Kaolin - Industri tepung kaolin - Industri keramik

- Industri cat

3. Pasir Kuarsa - Industri pasir kuasa - Industri gelas

Table 4. Types of Potential Industries Developed in Lampung Province

No Commodity Existing Industry Industry Potensial to be

Developed 1. Timah - Industry peleburan bijih timah

(smeller)

- Manufacture of pewter

- Industrial processing cans

2. Kaolin - Industry tepung kaolin - Industrial ceramics

- Industrial paint

3. Pasir Kuarsa - Industry pasir kuasa - glass industry

Page 38: Peluang Dan Potensi Investasi Provinsi Lampung 2010

38

Gambar 1. Peta Potensi dan Investasi Provinsi Lampung

(Figure 1. Maps Potential and Investment of Lampung Province)