peluang dan tantangan bank syariah dalam …
TRANSCRIPT
PELUANG DAN TANTANGAN BANK SYARIAH DALAM
MENGHADAPI ERA DIGITAL BANKING
(Studi Pada Bank Muamalat Kota Palopo)
Nurfadilla
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Palopo Jalan Jendral
Sudirman Km 03 Binturu Wara Selatan Kota Palopo
Sulawesi Selatan 91992
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan, memahami, kemudian mengungkapkan
makna atau nilai-nilai yang didapat dari peluang dan tantangan bank syariah kota
palopo dalam menghadapi era digital banking. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi untuk menemukan peluang dan tantangan
bank syariah dalam era digital banking di kota palopo. Data yang dikumpulkan
melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menemukan
bahwa terdapat peluang dan tantangan yang dihadapi bank syariah dalam era digital
banking. Pertama, adanya kemudahan yang dirasakan setelah munculnya digital
banking diwarnai dengan kemudahan transaksi tanpa harus ke bank langsung. Kedua,
dibalut dengan konsep syariah berdasarkan ajaran agama islam yang jauh dari riba.
Ketiga mempercepat jalannya kegiatan bank syariah dalam melayani nasabah.
Tantangan yang dirasakan bank syariah di era digital banking adalah tingginya
tingkat persaingan terhadap bank konvensional dan keterlamabatan jaringan internet
yang sealu tertinggal.
Kata Kunci : Bank Syariah, Peluang Dan Tantangan, Digital Banking
ABSTRACT
This study aims to find, understand, and then express the meaning or values
obtained from the opportunities and challenges of the Palopo city Islamic bank in
facing the digital banking era. This study uses a qualitative method with a
phenomenological approach to find the opportunities and challenges of Islamic banks
in the digital banking era in the city of Palopo. Data collected through observation,
interviews, and documentation. The results of this study found that there are
opportunities and challenges faced by Islamic banks in the digital banking era. First,
the convenience that was felt after the advent of digital banking was colored by the
ease of transactions without having to go to the bank directly. Second, it is wrapped
with the concept of sharia based on the teachings of the Islamic religion which is far
from usury. Third, accelerate the activities of Islamic banks in serving customers. The
challenges faced by Islamic banks in the digital banking era are the high level of
competition against conventional banks and the delay in the internet network which is
always lagging behind.
Keywords: Islamic Bank, Opportunities and Challenges, Digital Banking
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi di Indonesia
saat ini telah mengalami
perkembangan teknologi yang sangat
pesat. Teknologi informasi saat ini
merupakan kebutuhan yang sangat
penting, Teknologi sendiri sudah
menjadi tuntutan yang mendesak untuk
setiap orang dalam menyelesaikan
permasalahan secara cepat dan dapat
meringankan pekerjaan. Seiring
berjalannya waktu perkembangan
teknologi informasi terkhusus untuk
peran komputer saat ini sangat
mendapat perhatian dan peranan lebih
di dunia globalisasi. Teknologi
informasi dapat memberi dampak yang
luar biasa bagi dunia perbankan.
Akhir-akhir ini banyak perubahan pada
teknologi informasi dan bidang
telekomunikasi karena banyaknya
desakan yang timbul karena dasyatnya
kompetisi di dunia perbankan hingga
saat ini. Perkembangan teknologi
semakin hari semakin berkembang
pesat, tinggal bagaimana kita
menghadapinya siap ataupun tidak siap
kita harus mengikuti perkembangan
teknologi.
Perkembangan teknologi
perbankan digital, mulai memperkaya
aktivitas keuangan setiap nasabah.
Kemudahan yang diberikan membuat
nasabah merasa diistimewakan, namun
sayangnya sebagian masyarakat
Indonesia masih mengapresiasi
layanan digital banking ini. Menurut
data lembaga keuangan dunia,
diketahui hanya 54% masyarakat
Indonesia yang memiliki akses layanan
perbankan, sedangkan sisanya tidak.
Generasi milenial sekarang berpikir
bahwa ATM mobile banking, internet
banking, SMS banking, dll sangat
umum, yang menjadi arus utama saat
ini. Orang berpikir bagaimana orang
membuka rekening, menabung,
mengajukan kredit atau pinjaman dan
layanan perbankan lainnya tanpa harus
di bank terkait secara langsung. Bank
melihat hal ini sebagai potensi dan
peluang yang dapat meningkatkan
minat calon nasabah dan menjadikan
mereka nasabah bank untuk
memberikan layanan yang dibutuhkan
nasabah sehingga menjadi loyal
kepada bank (Kholis, 2020).
Industri perbankan akhir-akhir
ini mulai memberikan layanan
perbankan digital. Keuntungan yang
dapat di ambil perbankan untuk
memajukan perbankan digital ialah
perkembangan teknologi, telepon
seluler kini berkembang sangat pesat
dan semakin maraknya pengguna
ponsel sehingga perbankan syariah
masuk menawarkan produk-produknya
melalui media teknologi dan telpon
seluler. Transformasi era digital
sekarang ini hampir semua hal bisa
dilakukan melalui smartphone semua
bisa dilakukan misalnya menonton
film, mendengarkan musik, membeli
tiket pesawat, belanja pakaian ataupun
sejenisnya, karena ungkapan yang
paling tepat bukan lagi customer is
king tapi customer is dictator.
Di era digital saat ini perbankan
Syariah harus lebih sigap memberikan
pelayanan yang mudah, cepat dan
aman dengan memanfaatkan teknologi
saat ini. Salah satu strategi yang dapat
diterapkan untuk mengembangkan
digitalisasi perbankan yaitu melalui
kerja sama dengan perusahaan
teknologi khususnya telekomunikasi,
karena perusahaan telekomukasi
hampir dipastikan memiliki teknologi
canggih yang dapat mendukung
digitalisasi dalam dunia perbankan.
Permasalahan yang sering
muncul di dunia perbankan digital
yaitu kecepatan internet yang selalu
tertinggal, hingaa saat ini hanya sekitar
seperempat dari populasi penduduk
Indonesia yang mempunyai akses
terhadap pelayanan bank meski sudah
beroprasi selama berpuluh-puluh
tahun. Seiring perkembangan
teknologi yang semakin meningkat,
dunia perbankan masih harus
menghadapi tantangan dalam
mengadopsi teknologi digital. Terkait
dengan hal tersebut masih banyak bank
yang kesulitan dengan data dan
informasi konsumen misalnya, data
konsumen (perilaku), produk yang
konsumen butuhkan saat ini, model
bisnis yang seperti apa yang pantas
digunakan, dan bagaimana cara bank
menciptakan relasi antar bank dan
konsumen.
Fenomena yang sering muncul
dalam dunia perbankan khususnya
perbankan yang ada di kota palopo
adalah tingginya tingkat persaingan
antara bank konvensional dan bank
syariah dalam meningkatkan minat
nasabah untuk menabung di bank. Di
era digital banking saat ini perbankan
lebih cepat tanggap dalam mengambil
peluang untuk lebih memanjakan
nasabah dengan adanya layanan
internet banking, mobile banking, sms
banking, ATM. Dengan hadirnya
digital banking di tengah masyarakat
dapat lebih memudahkan nasabah
untuk melakukan transaksi tanpa harus
ke bank langsung.
Dunia digital adalah perjalanan
yang sangat rumit dan sulit untuk
dijalankan oleh karena itu, dibutuhkan
investasi dan perencanaan yang cermat
untuk pengambilan keputusan yang
menyangkut seluruh bank.
Pengambilan resiko pada bank namun
gagal untuk dipahami maka akan
merusak waralaba yang dibangun dari
generasi ke generasi. Seiring
berjalannya waktu perkembangan
perbankan syariah semakin pesat,
sehingga bank syariah sekarang mulai
meningkatkan upaya untuk memikat
nasabah sebanyak mungkin dengan
meningkatkan kualitas dan pelayannya
serta menawarkan produk-produk baru
yang dapat memikat minat nasabah.
Tingkat pengaruh digital banking di
era sekarang ini membawa pengaruh
yang sangat besar terhadap perubahan
lingkungan dan merubah pola fikir dan
perilaku masyarakat dalam
menentukan bank yang sesuai
kebutuhan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang
tersebut, maka yang menjadi
permasalahan adalah:
1. Bagaimana persiapan perbankan
syariah menghadapi era digital
banking?
2. Peluang dan tantangan bank
syariah dalam era digital banking?
3. Upaya apa yang dapat dilakukan
bank syariah dalam menghadapi
era digital banking?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui persiapan
perbankan syariah dalam
menghadapi era digital banking
2. Untuk mengetahui peluang dan
tantangan bank syariah kota
palopo dalam era digital banking
3. Untuk mengetahui upaya yang
dapat dilakukan bank syariah kota
palopo dalam menghadapi era
digital banking
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Perbankan Syariah
Menurut Kholis (2020)
perbankan adalah bisnis yang padat
karya, yakni yang dapat menyerap
banyak tenaga kerja. Misalkan
seseorang datang ke suatu cabang
sebuah bank, missalnya untuk
menabung. Saat mebuka pintu bank
tersebut sudah dapat dijumpai orang-
orang yang bekerja dan memeberikan
pelayanan salah satunya core business
nya yaitu layanan funding atau
pengumpulan dana dari masyarakat. Di
dalam banking hall dapat di jumpai
coustemer service yang dengan ramah
melayani kebutuhan perbankan
nasabah seperti pembukaan rekening,
deposito lainnya, kemudian ada teller
yang melayani setoran tunai, tarikan
tunai tranfer dan lainnya dan banyak
lagi, yang bekerja di back office, yang
menjalankan dan memenuhi kebutuhan
transaksi perbankan.
Seiring berjalannya waktu
perkembangan lembaga-lembaga
keuangan syariah tergolong cepat, dan
salah satu alasananya adalah karena
adanya keyakinan yang kuat
dikalangan masyarakat muslim bahwa
perbankan konvensional itu dapat
menimbulkan riba yang didalam
agama islam itu dilarang. Semakin
banyaknya jumlah bank syariah maka
struktur pasar syariah pun berubah dari
monoppoli menjadi oligopoly, yang
dapat menyebabkan semkain tingginya
tingkat persaingan diantara bank
syariah. Agar mampu bersaing dnegan
bank konvensional bank Syariah harus
mengubah strateginya. Dalam industry
perbankan syariah terdiri dari bank
umum syaiah, unit usaha Syariah, bank
pembiayaan Syariah (BPRS)
(Soenjoto, 2018).
2.1.2 Digital Banking
Menurut Otoritas jasa
keuangan (OJK) (2016) layanan
perbankan digital merupakan kegiatan
perbankan yang dapat diakses secara
mandiri dengan menggunakan sarana
elektronik, baik itu melalui media
digital milik nasabah, calon nasabah
maupun milik bank sendiri. Dengan
adanya layanan perbankan digital ini
dapat memudahkan calon nasabah dan
nasabah untuk mendapatkan informasi,
registrasi, pembukaan rekening,
melakukan komunikasi, penutupan
rekening, transaksi perbankan, dan
termasuk memperoleh informasi lain
dan transaksi di luar produk perbankan
seperti halnya informasi mengenai
nasihat keuangan (financial advisory),
transaksi sistem perdagangan berbasis
elektronik (e-commerce), investasi,
dan lain sebagainya (Jannah, 2019)
Dewasa ini, perbankan digital
menjadi daya tarik tersendiri bagi
nasabah. Perbankan mulai berlomba-
lomba meningkatkan layanannya agar
dapat mempermudah nasabah untuk
memperoleh layanan perbankan secara
mandiri (self-service) tanpa perlu
mendatangi kantor perbankan. Adapun
layanan perbankan secara mandiri
antara lain seperti melakukan transaksi
(tunai, transfer, dan pembayaran),
registrasi, hingga penutupan rekening
dan berbagai layanan lainnya.
2.1.2.1 Manfaat Digital Banking
Menurut Marlina (2018)
Manfaat yang dapat dirasakan dengan
adanya digital banking adalah sebagai
berikut :
1. Meningkatkan Mobilitas Dengan
adanya digital banking, urusan
perbankan bukan lagi hal yang
sulit, berbagai fitur telah
dihadirkan sehingga tidak ada lagi
waktu yang terpotong untuk pergi
ke bank, mobilitas dan kegiatan
kita dapat dinikmati sepenuhnya.
2. Memperbesar Kesempatan
Beralihnya kebiasaan belanja
tradisonal menjadi online shoping
menjadi salah satu alasan digital
banking sangat membantu.
3. Mudah dan Praktis Tujuan utama
adanya digital banking adalah
memberikan kemudahan dan
pengalaman menyenangkan bagi
nasabah. Dengan berbagai fiturnya
yang hanya dengan melakukan
instalasi aplikasi ponsel kini
transaksi perbankan dapat
dilakukan dengan praktis. Tidak
lupa digital banking juga telah
disiapkan untuk dapat digunakan
oleh segala usia dengan
memberikan layanan perbankan
yang baik, mudah dan cepat.
4. Ramah Lingkungan Selain
menghadirkan kemudahan, inovasi
juga berusaha untuk memberikan
nilai lebih tentunya. Banyaknya
nasabah suatu bank seimbang
dengan banyaknya jumlah kertas
yang digunakan oleh berbagai
dokumen yang disediakan tiap kali
bertransaksi.
2.1.2.2 Pentingnya Digital Banking
Bagi Nasabah
Menurut Ichwan (2019)
Perkembangan teknologi informasi
menimbulkan evolusi yang mengarah
kepada layanan perbankan
digital (digital banking). Layanan
perbankan digital adalah layanan atau
kegiatan perbankan dengan
menggunakan sarana elektronik yang
bertujuan meningkatkan efisiensi
kegiatan operasional dan mutu
pelayanan bank kepada nasabahnya.
Dengan layanan perbankan digital ini,
calon nasabah atau nasabah bank bisa
memperoleh kemudahan informasi,
melakukan komunikasi,
registrasi, pembukaan
rekening, transaksi perbankan, dan
penutupan rekening. Bahkan
dengan digital banking, nasabah
dimungkinkan transaksi di luar produk
perbankan, seperti nasihat keuangan
(financial advisory), investasi,
transaksi sistem perdagangan berbasis
elektronik (e-commerce), dan
kebutuhan lainnya. Untuk itu, bank
perlu mengembangkan strategi bisnis
yang mengarah pada layanan
perbankan digital. Hadirnya digital
banking menjadi solusi atas segala
urusan perbankan yang cukup menyita
waktu.
2.1.2.3 Fasilitas Digital Banking
Fasilitas Digital Banking
menurut Marlina (2018) adalah
sebagai berikut:
1. E-Loan merupakan layanan yang
digunakan oleh para pegawai staff
kredit khususnya Financing
Administration berupa sistem
dalam pemberian kredit pemilikan
rumah yang baru diajukan oleh
nasabah.
2. E-Coll E-coll atau Elektronik
Collection merupakan suatu
sistem yang digunakan oleh para
pegawai unit collection guna
memonitoring kinerja nya setiap
hari, fungsi sistem ini sebagai
salah satu sarana untuk melihat
laporan pembiyaan para nasabah
dibank tersebut untuk nantinya
dilakukan penagihan kepada
nasabah yang bermasalah atas
pembiayaannya.
3. E-Commerce Secara umum E-
commerce (perdagangan online)
merupakan aktivitas yang
berkaitan dengan kegiatan
penjualan, pembelian dan
pemasaran barang/jasa atau
transmisi dana/data melalui
jaringan elektronik terutama
internet.
2.1.3 Bentuk-bentuk Internet
Banking
Menurut Pratama (2013) Adapun
bentuk-bentuk internet banking adalah:
1. Automated Teller Machine (ATM)
2. Computer banking
3. Debit (or chack) card
4. Direct deposite
5. Direct payment (also electronic
bill payment)
6. Electronic chack conversion
7. Electronic fund transfer (RFT)
8. Payroll card.
9. Preauthorized Debit (or automatic
bill payment)
10. Prepaid card
11. Smart card
12. Stored-value- card
2.1.4 Peluang Dan Tantangan
Internet Banking
2.1.4.1 Peluang Internet Banking
Peluang internet banking bagi
bank Syariah:
1. Masyarakat saat ini lebih
membutuhkan proses yang simpel,
dapat dijangkau, hemat waktu,
mudah, aman, cepat dan tepat
sasaran.
2. Masyarakat sekarang lebih
mendahulukan sesuatu yang
memakan biaya sedikit,
penghematan biaya oprasional
oleh karena itu peluang internet
banking sangat besar.
3. Internet banking mampu
mengurangi biaya transaksi dari
titik terendah sehingga dapat
membuka peluang bagi perbankan
Syariah untuk mengembangkan
internet banking
4. Adanya internet banking dapat
meningkatkan minat nasabah
sehingga bank Syariah
mempunyai kesempatan untuk
mengembangkan internet banking
dikalangan masyarakat
5. Adanya bantuan internet banking
lebih mempermudah masyarakat
dalam bertransaksi, sehingga lebih
mempermudah masyarakat untuk
mengakses keperluang yang di
inginkan pada bank.
2.1.4.2 Tantangan internet banking
Mahayana (2014) mengatakan
bahwa adapun tantangan dalam
internet banking adalah:
1. Kualitas layanan internet
banking belum merata,
diantaranya adapula yang
menimbulkan kekecewaan
mendalam akibat sistem
pembayaran yang tidak baik,
sebanyak 18% keluhan dari
responden survei kami muncul
akibat website sering down.
Keluhan yang lain lagi adalah
karena cara mendaftar yang
rumit. Adapula keluhan bahwa
customer service kurang
helpful pada saat bermasalah.
2. Keandalan dan keamanan
internet banking yang masih
perlu ditingkatkan,
diantarannya yang paling
utama adalah masih ada
keluhan yang cukup signifikan,
yaitu saldo sudah terdebit tetapi
transaksi gagal atau tranfer
tidak sampai. Kemudian,
beberapa responden
mengeluhkan bahwa website
bank tempat mereka melakukan
internet banking terkena
phising, Ketika mencetak nilai
tabungan akhir di buku
rekening jumlahnya berbeda
dengan saldo teerakhir dalam
internet banking.
3. Sebagaimana juga sms banking
dan mobile banking, belum ada
regulasi khusus tentang internet
banking. Semuanya masih
dinaungi peraturan yang
bersifat general dan tentunya
akan kurang membidik tepat
dan kurang memproteksi
seluruh kepentingan yang ada.
2.1.4.3 Kendala Bank Syariah di Era
Globalisasi
Selain berprospek dapat
berkembang di era globalisasi ini bank
syariah mengalami banyak kendala.
Bank Syariah harus bersaing ketat
dengan bank konvensional, terdapat
juga kendala lain yang mempengaruhi
perkembangan bank syariah itu sendiri.
Berikut penjabaran kendala-kendala
dari bank Syariah menurut (Soenjoto,
2018) adalah:
1. Minimnya informasi Bank
Syariah. Masyarakat masih
banyak memiliki presepsi yang
salah tentang bank syariah.
Secara visual dan analogis
masih banyak masyarakat yang
menafsirkan bank syariah
adalah bank konvensional pada
umumnya yang menggunakan
dasar pembagian hasil di dalam
mendistribusikan pendapatan
yang diperoleh oleh bank.
Persepsi yang kurag tepat lagi
bank syariah dianggap sebagai
bank yang sifatnya bank
sektarian sehingga segala
transaksi dan operasionalnya
diperuntukkan golangan umat
agama tertentu. Beberapa
anggapan atau presepsi yang
keliru dari berbagai masyarakat
dapat dimaklumi karena masih
minimnya informasi dan
pemahaman tentang Bank
Syariah. Masih minimnya
literatur, referensi dan karya
tulis yang lain menyebabkan
terbatasnya sosialisasi tentang
informasi dan pemahaman
Bank Syariah.
2. Sumber daya manusia (SDM)
masih terbatas. Kini bank
syariah mengalami darurat
sumber daya manusia (SDM)
karena sedikitnya bankir yang
faham tentang sistem
operasional Bank Syariah.
Bahkan para bankir yang telah
mengikuti berbagai kursus dan
pelatihan dalam praktiknya
masih merasakan keterbatasan
pengetahuan tentang aplikasi
model penghimpunan dana,
pembiayaan, dan jasa dari bank
Syariah.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian pada
penulisan ini menggunakan metode
kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi yang bertujuan untuk
mengetahui peluang dan tantangan
bank Syariah dalam meghadapi era
digital banking. Moleong (2019:6)
penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, presepsi, motivasi, Tindakan,
dan lain-lain, Secara holistik dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk
kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai
metode ilmiah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada dasarnya temuan
merupakan sesuatu yang didapatkan
dari interaksi antara peneliti dengan
objek yang diteliti. Kemudian dalam
peneltian tersebut didapatlah beberapa
temuan yang dirangkap menjadi
beberapa tema, karena dalam membuat
karya tulis atau berbagai jenis macam
jenis tulisan pastilah memiliki sebuah
tema jika diibaratkan seperti rumah,
tema merupakan pondasinya. Jadi hal
yang paling utama dilihat oleh
pembaca adalah tema. Jika temanya
indah maka pembaca akan tertarik
untuk membacanya, dan juga
memberikan nilai lebih dalam kepada
tulisan tersebut.
Tema juga berarti makna dalam
sebuah karya tulis sehingga tema dapat
menggambarkan isi tulisan tersebut.
Oleh karena itu, setelah peneliti
menyelesaikan penelitiannya di Bank
Muamalat Kota Palopo peneliti
menemukan beberapa hal menarik
yang dikemas dalam sebuah penelitian
kemudian menyimpulkan beberapa
tema yang dianggap sangat menarik di
telaah lebih mendalam.
Peneliti menemukan apa saja
persiapan yang dilakukan bank
muamalat dalam menghadapi era
digital banking seperti sekarang ini,
dimaksudkan bahwa bank muamalat
dalam menghadapi era digital banking
banyak sekali merasakan perubahan
dan mulai bebenah mengikuti
perkembangan zaman karena mau
tidak mau digital banking kedepannya
akan semakin berkembang sehingga
karyawan pada bank syariah harus
banyak belajar tentang kemudahan-
kemudahan yang akan diperoleh
setelah adanya digital banking.
Temuan penelitian selanjutnya
adalah peluang dan tantangan bank
syariah dalam menghadapi era digital
banking dimasudkan bahwa bank
syariah mendapatkan peluang yang
sangat besar setelah adanya digital
banking. Masyarakat Indonesia ini
mayoritas muslim jadi menjadi
peluang besar untuk bagaimana
perbankan semakin mudah dalam
bersosialisasi di masyarakat, serta
dapat memberikan kemudahan-
kemudahan kepada nasabah dalam
melakukan transaksi tetapi terelepas
dari itu bank syariah juga mendapatkan
tantangan setelah hadirnya di digital
banking seperti tingginya tingkat
persaingan antara bank konvensional
dan bank syariah kemudian masih
kurangnya masyarakat yang mengerti
terkait internet banking yang
digunakan di dunia perbankan.
Penelitian peneliti yang
terakhir terkait dengan upaya yang
dilakukan bank syariah dalam
menghadapi era digital banking.
Dalam penelitian ini peneliti
menemukan upaya yang dilakukan
bank muamalat daram era digital
banking yaitu memperbanyak promosi-
promosi dan bersosialisasi kepada
instansi-instansi, ke majelis ta’lim dan
ke masjid-masjid serta semua yang
berbau islam untuk menawarkan kerja
sama yang baik dalam lingkup syariah.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
menggunakan metode kualitatif
dengan pendekatan metodologi pada
Bank Syariah Kota Palopo dapat
ditarik kesimpulan yakni: Pertama
kesiapan perbankan di era digital
banking saat ini yaitu menyediakan
layanan digital yang cepat, praktis,
tanpa gangguan. Perbankan harus
selalu siap untuk mengatisipasi setiap
permasalahan sistem dengan cepat
untuk memberikan layanan kepada
nasabah. Informan percaya bahwa
Kesiapan sistem pada perbankan
syariah juga tak terbatas pada
tekhnologi saja tetapi bagaimana
perbankan tetap mengedepankan
prinsip syariah yang berlandaskan
agama.
Kedua peluang dan tantangan yang
muncul yang dihadapi bank syariah
saat ini di era digital banking, tentunya
banyak sekali peluang yang didapatkan
seperti masyarakat sekarang lebih
membutuhkan proses yang simpel dan
cepat untuk memudahkan transaksi
yang menghemat waktu dan biaya
apalagi masyarakat Indonesia
mayoritas muslim tentunya
menginginkan bank yang tetap
mengutamakan prinsip syariah
sehingga hadirnya digital banking
dapat memberikan peluang yang besar
untuk meninggatkan minat nasabah
menabung di bank syariah. Kemudian
tantangan yang didapatkan bank
syariah adalah keandalan dan keamana
internet banking yang masih perlu
ditingkatkan lagi, persaingan yang
semakin ketat antara bank syariah dan
bank konvensiona tentu menjadi
tantangan tersendiri untuk bank
syariah.
Ketiga upaya yang dilakukan bank
syariah dalam menghadapi era digital
banking adalah lebih meningkatkan
sosialisasi-sosialisasi dan promosi
perkenalan tentang fitur-firur yang
ditawarkan bank syariah yang tetap
mengandalkan prinsip syariah dan
ketentuan Allah SWT. Informan
percaya bahwa memperbanyak
sosialisasi dan kerja sama kepada
majelis-majelis, badan kemakmuran
masjid dan lazizmu di kota palopo
akan lebih baik nantinya dalam
memperkenalkan bank syariah kepada
masyarakat luas.
Penelitian ini juga menemukan
perbedaan yang timbul sebelum dan
setelah hadirnya digital banking yaitu
memberikan kemudahan yang cukup
signifikan dalam membantu pekerjaan
karyawan dan lebih mempermudah
nasabah melakukan transaksi yang
dulunya dalam bertransaksi nasabah
harus ke bank langsung dan setelah
hadirnya digital banking nasabah dapat
mengakses layanan perbankan tanpa
harus ke bank langsung. Di era digital
saat ini perbankan lebih meperbanyak
fitur-fitur layanan yang dapat
memenuhi kebutuhan nasabah.
Saran
Penelitian ini hanya mengungkap
peluang dan tantangan bank syariah
dalam menghadapi era digital banking,
sehingga tidak membahas secara
keseluruhan tentang peluang dan
tantangan bank syariah. Untuk
penelitian selanjutnya sebaiknya
melanjutkan temuan penelitian ini,
dengan mencari tau apakah masih ada
peluang dan tantangan lainnya yang
membuat nasabah di bank syariah
terutma nasabah yang menggunakan
internet banking. Penelitian ini juga
hanya meneliti di Bank Muamalat
Kota Palopo, namun akan lebih
sempurna jika meneliti di semua bank
syariah yang ada di kota palopo
Peneliti berharap hasil penelitian ini
mampu menginspirasi penelitian
selanjutnya dengan tema dan sub tema
yang sama maupun yang berbeda
dengan kajian yang lebih spesifik,
selain itu diharapkan kepada pihak-
pihak yang berkompeten untuk
melakukan penelitian lebih lanjut
dengan menggunakan metodologi yang
sama dalam penelitian ini, terkhusus
dalam bidang akuntansi syariah atas
fenomena-fenomena baru yang perlu
diteliti.
DAFTAR RUJUKAN
Baidhowi. (2018). Sharia Banking
Opportunities and Challenges in
the Digital Era. Atlantis Press,
192(Icils), 157–161.
https://doi.org/10.2991/icils-
18.2018.30
Dimitri, Mahayana. 2014. “Tantangan
Internet Banking” E-Banking.
https://id.m.wikipedia. 08 Mei
2014.
Salam., Abdus. Dz. (2018). Inklusi
Keuangan Perbankan Syariah
Berbasis Digital-Banking:
Optimalisasi dan Tantangan. Al-
Amwal : Jurnal Ekonomi Dan
Perbankan Syari’ah, 10(1), 63.
https://doi.org/10.24235/amwal.v
10i1.2813
Febriani, D. (2020). Ekonomi dan
perbankan syariah di tengah era
digital. Hukum Ekonomi Syariah,
12(2).
Ichwan, Hasanudin. 2019. Alasan
Pentingnya Digital Banking Bagi
Nasabah. https://dvitologi. 13
Agustus 2019.
Jannah, I. F. (2019. Pengaruh
Penerapan Digital Banking
Terhadap Kepuasan Nasabah (
Studi Pada Bni Syariah Cabang
Banda Aceh). Skripsi
Kamayanti, A. 2016. Metodologi
Penelitian Kualitatif Akuntansi:
Pengantar Religiositas Keilmuan.
Edisi Kedua. Cetakan Kedua.
Yayasan Rumah Penoleh. Jakarta
Selatan.
Kholis, N. (2020). Perbankan Dalam
Era Baru Digital. Economicus,
12(1), 80–88.
https://doi.org/10.47860/economi
cus.v12i1.149
Kusrwarno, E. 2009. Metodologi
Penelitian Komunikasi,
Fenomenologi (Konsep Pedoman
Dan Contoh Penelitian). Widya
Padjajaran. Bandung.
Kusumanigtiyas Hesti Rinda,
Rahajeng Elsy. 2017. Presepsi
Nasabah Akan Layanan Atm Dan
E-Banking Dengan Metode Tam.
Studi Informatika: Jurnal Sistem
Informasi, 10(2).
Mahmudah, S. (2019). Globalisasi
Pasar dan Kesiapan Perbankan
Syariah di Indonesia. Dinar :
Jurnal Prodi Ekonomi Syari’ah,
2(2), 135–159.
Moleong, Lexy J. 2019. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Edisi
Revisi. Bandung. Pt Remaja
Rosdakarya.
Marlina, A., & Humairah, F. (2018).
Peran Digital Banking Dalam
Meningkatkan Kepuasan Nasabah
Kredit (Studi Kasus Pt.Bank
Tabungan Negara Syariah).
Moneter: Jurnal Keuangan Dan
Perbankan, 6(2), 37.
https://doi.org/10.32832/moneter.v
6i2.2409 .
Mohd Akram Laldin, & Fares Djafri.
(2019). Islamic Finance in the
Digital World: Opportunities and
Challenges. Journal of Islam in
Asia, 16(3), 283–299.
Pratama, Randy. 2013. Jenis-Jenis E-
Banking. Blogspot.Com Selasa,
18 Juni 2013.
Rafiki, A. (2020). Opportunities and
Challenges of Social Media to the
Islamic Banks in Indonesia.
January, 227–251.
https://doi.org/10.4018/978-1-
7998-2257-8.ch011
Soenjoto, W. P. P. (2018). Tantangan
Bank Syariah Di Era Globalisasi.
El-Barka: Journal of Islamic
Economics and Business, 1(1),
79.
https://doi.org/10.21154/elbarka.v
1i1.1447
Susilawaty, L., & Nicola, N. (2020).
Pengaruh layanan perbankan
digital pada kepuasan nasabah
perbankan. Jurnal Manajemen
Maranatha, 19(2), 179–190.
https://doi.org/10.28932/jmm.v19
i2.2478
Syukron, A. (2013). Dinamika
Perkembangan Perbankan Syariah
Di Indonesia. Jurnal Ekonomi
Dan Hukum Islam, 3(2), 28–53.
Werdi Apriyanti, H. (2018).
Perkembangan Industri
Perbankan Syariah Di Indonesia :
Analisis Peluang Dan Tantangan.
Maksimum, 8(1), 16.
https://doi.org/10.26714/mki.8.1.2
018.16-23
Wilantika. 2018. Studi Fenomenologi
Sistem Informasi Akuntansi
Pada Bank BRI Kota Palopo.
Skripsi. (Tidak Dipublikasikan)
Universitas Muhammadiyah
Palopo.