pemahaman hadis tentang al-turkdigilib.uinsby.ac.id/29933/3/nurul qomariya_f020815173.pdf · kata...
TRANSCRIPT
PEMAHAMAN HADIS TENTANG AL-TURK (Kajian Sosio-Historis Hadis-hadis dalam al-Kutub al-Sittah)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Magister dalam Program Studi
Ilmu Hadis
Oleh:
NURUL QOMARIYA
NIM: F020815173
PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2018
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
viii
ABSTRAK
Nama : Nurul Qomariya
Judul Tesis : Pemahaman Hadis tentang al-Turk (Kajian Sosio-historis Hadis-
hadis dalam al-Kutub al-Sittah Pembimbing : Prof. Dr. H. Idri, M. Ag
Kata Kunci : metode pemahaman, sejarah-sosial, bangsa Turk
Hadis tentang bangsa Turk banyak ditemukan dalam al-kutub al-sittah kurang lebih ada lima belas riwayat. Ada ragam pemahaman terkait bangsa Turk
ini sendiri diantaranya dipahami sebagai bangsa Turki, bangsa China, atau
bangsa Mongol, bahkan ada yang memahaminya sebagai keturunan Ya‘ju>j dan
Ma‘ju>j. Pemahaman dan interpretasi yang demikian ini kemudian menjadi ramai
diperbincangkan di media sosial sehingga menjadi menarik untuk diteliti secara
mendalam. Bagaimana pemahaman terhadap hadis bangsa Turk ini yang sesuai
dengan kaidah ilmu hadis, lalu seberapa jauh dampak pemahaman yang demikian
terhadap fenomena yang muncul dewasa ini.
Kata pemahaman dalam kamus besar Bahasa Indonesia merupakan proses
atau cara memahami dan memahamkan. Bahasa Arabnya adalah al-fahm yang
memiliki arti memahami atau mengetahuinya. Al-fahm memiliki arti yang sama
dengan al-fiqh. Selain kedua istilah ini adapula istilah lain yang memiliki fungsi
sama yaitu sharh} al-h}adi>th, ma‘a>ni> al-h}adi>th, dan naqd al-h}adi>th. Istilah-istilah
tersebut memiliki tujuan sama yaitu untuk menggali makna suatu hadis. Dapat
disimpulkan bahwa proses menjelaskan dengan lima komponen ini merupakan
prosedur yang dapat digunakan ketika melakukan pemahaman terhadap suatu
hadis.
Hadis tentang bangsa Turk ini termasuk ramalan Rasulullah terkait hari
akhir yang bersifat spesifik. Salah satu riwayatnya berbunyi اعاةت اقوملا تالس احا ،تلوات قا كا التر،صغاارا أاناألنوف،ذلفاالوجوه،حرااألاعي هكا انرموجوها اجا
طراقاة،امل
اعاةت اقوموالاامل تالس اتلواحا عارنعاالمق اومات قا الش .
Sekilas, kata al-Turk memiliki kesamaan dengan nama bangsa Turki karena
berasal dari akar kata yang sama. Ciri fisik yang dipaparkan dalam hadis seakan
tertuju pada etnis Tionghoa (bangsa China). Namun ciri- ciri yang demikian
tidak hanya dimiliki China karena ciri fisik manusia dilihat dari rasnya maka ciri
tersebut dimiliki oleh ras Mongoloid dan China juga termasuk di dalamnya.
Pandangan ulama dalam kitab sharah} dari al-kutub al-sittah tidak ada yang
menyinggung China melainkan bangsa Mongol seperti yang disampaikan oleh
Imam al-Nawawi>. Jika ditelisik ulang sejarah hidup imam al-Nawawi> (abad 13M)
maka diketahui bahwa pada saat itu bangsa Mongol meluluh lantahkan Baghdad.
Ciri fisik bangsa Mongol sama persis dengan apa yang disebutkan dalam hadis.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
xiii
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM .......................................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iv
PERSETUJUAN TIM PENGUJI .................................................................... v
MOTTO ........................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii
PEDOMAN TRANSLITERASI ...................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah ............................. 11
C. Rumusan Masalah .................................................................... 11
D. Tujuan Penelitian ..................................................................... 12
E. Manfaat Penelitian ................................................................... 12
F. Kerangka Teori ........................................................................ 13
G. Kajian Pustaka ........................................................................ 19
H. Metode Penelitian .................................................................... 23
I. Sistematika Pembahasan ......................................................... 27
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
xiv
BAB II DISKURSUS TENTANG PEMAHAMAN HADIS
A. Pengertian Pemahaman Hadis ................................................ 29
B. Sejarah Pemahaman Hadis..................................................... 34
C. Aliran dalam Memahami Hadis............................................. 37
1. Kelompok tekstualis.………............................................. 38
2. Kelompok Kontekstualis…............................................... 40
D. Metode Pemahaman Hadis.................................................... 48
E. Pendekatan Pemahaman Hadis.............................................. 56
1. Pendekatan Bahasa............................................................ 56
2. Pendekatan Historis.......................................................... 57
3. Pendekatan Sosiologis...................................................... 58
4. Pendekatan Sosio-Historis............................................... 58
5. Pendekatan Antropologis.................................................. 59
6. Pendekatan Psikologis...................................................... 59
BAB III HADIS TENTANG BANGSA TURK
A. Hadis-hadis tentang Bangsa Turk dalam al-Kutub al-Sittah 62
B. Termenologi al-Turk .............................................................. 76
1. Lafaz} qawm.................................................................... 76
2. Lafaz} al-mija>nn............................................................. 77
3. Lafaz} al-mut}raqah......................................................... 77
4. Lafaz} dhulfu al-’unu>fi..................................................... 78
5. Lafaz} h}umrun................................................................ 79
6. Lafaz} al-sha‘ar............................................................... 79
C. Ciri Fisik Bangsa Turk ........................................................... 81
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
xv
D. Asal Usul Bangsa Turk .......................................................... 82
BAB IV ANALISIS HADIS TENTANG BANGSA AL-TURK
A. Kritik Terhadap Hadis tentang Bangsa al-Turk dalam al-Kutub al-
Sittah ...................................................................................... 87
B. Sejarah Sosial Bangsa al-Turk ............................................... 95
C. Implikasi Hadis tentang bangsa Turk terhadap Fenomena-
fenomena yang muncul Dewasa ini................................... 105
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 109
B. Saran-saran ............................................................................ 110
DAFTAR PUSTAKA
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam sebagai agama pamungkas diyakini oleh pemeluknya sebagai agama
rah}matan li al-‘a>lami>n. Untuk memahaminya, Allah telah memberikan pedoman
berupa al-Qur’an dan Sunnah yang merupakan sumber utama dari ajaran Islam.
Ayat al-Qur’an yang jumlahnya lebih dari enam ribu ayat tidak diterima oleh
Nabi Muhammad SAW dalam bentuk satu buku. Ayat-ayat tersebut turun secara
bertahap dalam jangka waktu hampir dua puluh tiga tahun. Ia juga diturunkan
bukan dalam suasana yang vakum tetapi diturunkan untuk kelompok masyarakat
pada zaman tertentu dengan latar belakang budaya dan lokasi tertentu.
Rasusullah SAW menerima wahyu tersebut di tengah-tengah masyarakat Arab
(Jazirah Arabia) pada tingkat kemajuan dan latar belakang budaya setempat pada
abad ketujuh Masehi.1
Sebagai utusan Allah SWT, tugas Nabi Muhammad SAW adalah
menyampaikan wahyu yang telah diturunkan kepadanya. Adakalanya isi dan
formulasinya sama seperti yang diwahyukan adakalanya dengan inisiatif sendiri
tetapi tidak lepas dari bimbingan ilham Tuhan. Tidak jarang pula beliau
berijtihad sendiri tanpa adanya wahyu maupun ilham dan ijtihadnya ini berlaku
hingga ada nas}s} yang menghapusnya.2 Kalaupun ijtihad beliau salah, maka Allah
1Munawir Sjadzali,Ijtihad dalam Sorotan (Bandung: Mizan, 1996), 117.
2Ahmad Izzan dan Saifuddin Nur, Ulumul Hadis (Bandung: Humaniora, 2011), 28.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
SWT langsung menegurnya. Seperti kasus yang menimpa Ibn Ummi Maktu>m,
yang telah diabadikan oleh al-Tirmidhi> dalam kitab Sunan-nya dan diriwayatkan
sebagai berikut:
ث نا سعيد بن يي بن سعيد ال ثن أب، قال: ىذا ما عرضنا على حد ، قال: حد موي{ ]عبس: [ ف ابن 1ىشام بن عروة، عن أبيو، عن عائشة قالت: أنزل: }عبس وت ول
م فجعل ي قول: يا رسول اللو أم مكتوم العمى، أتى رسول اللو صلى اللو عليو وسل شركني، فجعل رسول
أرشدن، وعند رسول اللو صلى اللو عليو وسلم رجل من عظماء امل
أت رى با أقول »قول: اللو صلى اللو عليو وسلم ي عرض عنو وي قبل على اآلخر، وي 3ف ي قول: ال« بأسا؟
Sa‘i>d ibn Yah}ya> ibn Sa‘i>d al-Amawiy menceritakan kepada kami,
ayahku menceritakan kepadaku, dia berkata: ini adalah apa yang
diceritakan oleh Hisha>m ibn ‘Urwah dari ayahnya dari Aisyah, dia
berkata: surat Abasa ayat pertama diturunkan berkenaan dengan Ibnu
Ummi Maktu>m yang buta, dia datang menemui Rasulullah SAW dan
berkata, wahai Rasul berilah aku petunjuk sedangkan Rasulullah sedang
berkumpul dengan pemuka orang musyrik, kemudian Rasulullah SAW
berpaling darinya dan meladeni yang lain, dan Ibnu Ummi Maktu>m
berkata ‚apakah yang saya katakan ini mengganggu tuan?‛ Rasulullah
SAW menjawab ‚tidak‛.
Hadis ini disinyalir sebagai sebab dari turunnya surah ‚Abasa‛ ayat
pertama sampai ayat kesepuluh. Di dalam kitabnya, Ibn Kathi>r menjelaskan
bahwa mayoritas mufassiru>n mengatakan bahwa surat ini turun sebagai teguran
atas sikap Rasulullah SAW terhadap Ibnu Ummi Maktum.4 Ini bisa dijadikan
bukti bahwa apa yang dikatakan Rasulullah SAW merupakan sebuah kebenaran.
3Muh}ammad ibn ‘I>sa> ibn Sawrah al-Tirmidhi>, Sunan al-Tirmidhi>, Juz. 5 (Mesir: Shirkah
Maktabah wa Mat}ba‘ah Mus}t}afa> al-Ba>bi> al-H}alabi>, 1975 M), 432. 4Abu> al-Fida>’ Isma>‘i>l ibn ‘Umar ibn Kathi>r al-Dimashqi>, Tafsi>r al-Qur’a>n al-‘Az}i>m, Juz.
8 (t.k: Da>r al-T}ayyibah li al-Nashri wa al-Tawzi>‘, 1999 M), 319.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
Sebagaimana yang telah difirmankan oleh-Nya bahwa apa yang dikatakan
Rasulullah SAW tidak lain adalah wahyu dari Allah SWT dalam surah al-Najm
ayat keempat ‚ ىح و ي ي ح و ن ىو اال ا ‛ (tidak lain adalah wahyu yang diwahyukan
kepadanya).5
Jika seseorang telah beriman yakni meyakini ke-rasulan Nabi Muhammad
SAW maka wajib baginya untuk mematuhi segala peraturan yang diperintahkan
olehnya.6 Maka tidak heran jika kemudian mayoritas ulama sepakat
menjadikannya sebagai dasar hukum bagi umat Islam setelah al-Qur’an.7 Allah
SWT berfirman, bahkan menggunakan kalimat perintah ‚ او ع ي ط أ ‛(taatlah kalian),
agar taat kepada Allah dan utusan-Nya seperti yang termaktub dalam al-Qur’an;
Ali Imran: 32, al-Nisa’: 59, al-Anfal: 20, al-Nur: 54, al-Nur: 33. Ayat-ayat
tersebut berbicara dalam konteks yang berbeda namun subtansinya sama yakni
taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Konsekuensi dari ke-taatan tersebut
adalah menerima semua yang telah disampaikan oleh Rasulullah sebagai bentuk
ketaatan seorang hamba terhadap Penciptanya. Seperti potongan ayat di bawah
ini:
وما آتاكم الرسول فخذوه وما ن هاكم عنو فان ت هوا
Apa yang didatangkan oleh Rasulullah maka ambillah, dan apa yang dilarang
oleh Rasulullah maka jauhilah.8
5Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya; Special for Woman, 526.
6Fatchur Rahman,Ikhtisar Mushthalahul Hadits (Bandung: al-Ma’arif, 1974), 61.
7Muh}ammad al-Khudri>, Us}u>l Fiqh (Beirut: Da>r al-Fikr, 1981), 241-242.
8Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya...,546.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
Seperti yang telah diketahui, bahwa al-Qur’an memberi perhatian yang
cukup besar dalam masalah tauhid dan pengenalan terhadap sumber wujud
(mabda’ al-wuju>d) disertai dengan kajian argumentatif terhadap masalah
tersebut. Maka tidak heran jika di dalam al-Qur’an banyak membicarakan
tentang hari kiamat (akhir dari alam wujud). Banyak ayat yang membahas
tentang hari kiamat secara luas dan dari berbagai aspeknya. Salah satu dampak
yang menonjol dan indikasi penting dari hari kiamat adalah menyingkap
kebenaran. Karena pada hari itu tidak akan ada satupun kebatilan yang mampu
menerobosnya. Al-Qur’an pun juga telah mengenalkan hari kiamat sebagai hari
penyingkapan kebenaran dan tidak ada kebatilan didalamnya.9
Janji akan ‚terjadi kiamat‛ merupakan janji yang harus terjadi dan telah
ditetapkan oleh al-Qur’an bahkan dikatakan didalamnya bahwa tidak ada
keraguan sedikitpun dalam masalah ini. Penjelasan ini sebagaimana firman Allah
SWT dalam al-Qur’an al-Karim:
اعة ال ريب فيها إذ ي ت ناز عون وكذلك أعث رنا عليهم لي علموا أن وعد اللو حق وأن السيانا رب هم أعلم بم قال الذين غلبوا على أمر ن هم أمرىم ف قالوا اب نوا عليهم ب ن ىم ب ي
(11) لنتخذن عليهم مسجدا
Dan demikian pula kami mempertemukan manusia dengan mereka agar
manusia itu mengetahui, bahwa janji Allah itu benar, dan bahwa kedatangan
hari kiamat tidak ada keraguan padanya. Ketika orang-orang itu berselisih
tentang urusan mereka,10
orang-orang itu berkata: ‚dirikan sebuah bangunan
9Jawadi Amuli, Makna Hari Kiamat Dalam Al-Qur’an: Perspektif Agama, Falsafah, dan
Irfan, terj, Muhammad Abdul Qadir Alkaf & Miqdad Turkan (Jakarta: Sadra
International Institute, 2012), 173. 10
Sebenarnya yang mereka perselisihkan tentang hari kiamat itu adalah apakah benar-
benar akan terjadi atau tidak dan apakah yang bangkit pada hari kiamat dengan jasad
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
di atas gua mereka,, tuhan mereka lebih mengetahui tentang mereka.‛
Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata ‚sesungguhnya kami
akan mendirikan sebuah rumah peribadatan dia atasnya.11
( عال الغيب فل يظهر على 12أدري أقريب ما توعدون أم يعل لو رب أمدا )قل إن ( إال من ارتضى من رسول فإنو يسلك من ب ني يديو ومن خلفو رصدا 12غيبو أحدا )
م وأحاط با لديهم وأحصى كل شيء عددا ( لي علم أن قد 12) أب لغوا رساالت رب(12)
Katakanlah: ‚aku tidak mengetahui, apakah azab yang diancamkan
kepadamu itu dekat ataukah Tuhanku menjadikan bagi (kedatangan) azab itu
masa yang panjang?‛, Dia adalah Tuhan Yang Mengetahui yang ghaib, maka
Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu.
Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia
mengadakan penjaga-penjaga malakikat di muka dan di eblakangnya. Supaya
Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan
risalah-risalah Tuhannya, sedang sebenarnya ilmu-Nya meliputi apa yang
ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu-persatu.12
Hal ini pun tak luput dari perhatian Rasulullah SAW karena kiamat
termasuk salah satu masalah yang sangat penting. Ia merupakan masalah yang
harus diyakini (beriman) akan kemunculannya. Berbicara tentang kiamat maka
didalamnya banyak sub bahasan yang perlu dijelaskan. Kiamat sendiri terbagi
dua bagian yakni kimat besar dan kecil. Dari dua sub bahasan ini ditemukan
tanda-tanda yang menjadi ciri akan munculnya kiamat. Kiamat besar maupun
kecil memiliki tanda-tanda tersendiri. Di bawah ini salah satu riwayat yang
menyebutkan tanda kiamat besar.
atau roh ataukah dengan roh saja. Maka Allah SWT akan mempertemukan mereka
dengan pemuda-pemuda dalam cerita ini untuk menjelaskan bahwa hari kiamat itu pasti
datang dan pembangkitan itu adalah dengan tubuh dan jiwa. 11
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya...,296. 12
Ibid., 573.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
ث نا شعبة، عن ( 1041) - 04 ث نا أب، حد ، حد ث نا عب يد اهلل بن معاذ العنبي حد ف رات القزاز، عن أب الطفيل، عن أب سرية حذي فة بن أسيد، قال: كان النب صلى اهلل
اعة، عليو وسلم ف غرف نا، ف قال: ما تذكرون؟ " ق لنا: الس ة ونن أسفل منو، فاطلع إلي اعة ال تكون حت تكون عشر آيات: خسف بالمشرق، وخسف قال: " إن الس
خ ال، ودابة الرض، ويأجوج ومأجوج، بالمغرب، وخسف ف جزيرة العرب والد ج ان والدمس من مغربا، ونار ترج من ق عرة عدن ت رحل الناس " ثن وطلوع الش قال شعبة: وحد
سرية، مثل ذلك، ال يذكر النب صلى اهلل عبد العزيز بن رف يع، عن أب الطفيل، عن أب عليو وسلم، وقال أحدها ف العاشرة: ن زول عيسى ابن مري صلى اهلل عليو وسلم، وقال
13اآلخر: وريح ت لقي الناس ف البحر،
‘Ubayd Alla>h ibn Mu‘a>dh menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan
kepada kami, Shu‘bah menceritakan kepada kami dari Fura>t al-Qazza>r dari
Abi> al-T}ufayl dari Abi> Sari>h}ah, dia berkata: Rasulullah datang kepada kami,
sedang kami tengah berbincang-bincang lalu beliau bertanya apa yang kalian
bicarakan? kami menjawab, kami sedang membicarakan kiamat. Beliau
berkata sesungguhnya kiamat tidak akan terjadi hingga kalian melihat
sepuluh tanda sebelumnya: khasf di timur, khasf di barat, khasaf di jazirah
Arab, asap, Dajja>l, binatang bumi, Ya’ju >j dan Ma’ju>j, terbitnya matahari dari
barat, dan api yang keluar dari jurang ‘adan yang menggiring manusia.
Shu‘bah berkata: ‘Abd al-‘Azi>z ibn Rafi>‘ dari Abi> al-T}ufayl dari Abi> Sari>h}ah
seperti demikian dan dia berkata: salah satu dari tanda kiamat yaitu
munculnya Nabi Isa as ibn Maryam R.a. diriwayatkan juga salah satu
tandanya yaitu angin yang menenggelamkan manusia ke lautan.
Selain tanda kiamat besar, tanda kiamat kecil pun tidak luput dari
perhatian Rasulullah SAW. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya riwayat yang
menceritakan tentangnya. Salah satunya yaitu peperangan dengan bangsa Turk
(qita>l al-Turk). Bahkan masalah bangsa Turk ini dalam al-kutub al-sittah menjadi
13
Muslim al-H}ajja>j Abu> al-H}asan al-Qushayri> al-Naysa>bu>ri>, S}ah}i>h} Muslim, Juz. 4
(Beirut: Da>r Ih}ya>’ al-Tura>th al-‘Arabi>, t.th), 2226.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
sub bahasan tersendiri. Di antara riwayat hadis yang membicarakan tentang
bangsa Turk yaitu:
ث نا أب، عن صالح، عن العرج، - 1012 ث نا ي عقوب، حد د، حد ث نا سعيد بن مم حدال ت قوم »وسلم: قال: قال أبو ىري رة رضي اللو عنو: قال رسول اللو صلى اهلل عليو
، حر الوجوه، ذلف النوف، كأن وجوىهم اعة حت ت قاتلوا الت رك، صغار العني السعر اعة حت ت قاتلوا ق وما نعالم الش طرقة، وال ت قوم الس
جان امل
14«امل
Sa‘i>d ibn Muh}ammad menceritakan kepada kami, Ya‘qu>b menceritakan
kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami dari S}a>lih} dari al-A‘raj, dia
berkata: Abu> Hurayrah berkata, Raulullah SAW bersabda ‚Kiamat tidak
akan terjadi hingga kalian memerangi bangsa Turk, yang bermata sipit
wajahnya merah, hidungnya pesek, wajah-wajah mereka seperti tameng yang
dilapisi kulit, dan tidak akan terjadi kiamat sampai memerangi kaum yang
menggunakan sandal terbuat dari bulu.
ث نا أبو بكر بن أب شيبة 1011) - 21 واللفظ البن أب عمر، -، وابن أب عمر ( حد، عن سعيد، عن أب ىري رة، أن النب صلى اهلل عليو ث نا سفيان، عن الزىري قاال: حد
اعة حت ت قاتلوا ق وما ك »وسلم، قال: أن وجوىهم المجان المطرقة، وال ال ت قوم السعر اعة حت ت قاتلوا ق وما نعالم الش 15«ت قوم الس
Abu> Bakr ibn Abi> Shaybah dan Ibn Abi> ‘Umar menceritakan kepada kami,
mereka berkata, Sufya>n menceritakan kepada kami dari al-Zuhri> dari Sa‘i>d
dari Abi> Hurayrah bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda ‚Tidak akan
datang kiamat sampai kalian memerangi kaum yang wajahnya seperti
tameng, dan tidak akan datang kiamat samapai kalian memerangi kaum yang
memakai alas kaki yang terbuat dari bulu‛.
Belakangan ini, hadis tersebut menjadi pusat perhatian masyarakat umum
(viral), khususnya di Indonesia karena mudahnya akses komunikasi dengan
adanya internet sehingga bisa berkomunikasi lewat media (sosial media) atau
dunia maya. Hadis ini muncul dan ramai diperbincangkan di media sosial dan 14
Muh}ammad ibn Isma>‘i>l Abu> ‘Abd Alla>h al-Bukha>ri>, S}ah}i>h} al-Bukha>ri>, Juz. 4 (t.k: Da>r
T}u>q al-Naja>h, 1422 H), 43. 15
Al-Naysa>bu>ri>, S}ah}i>h} Muslim, Juz. 4..., 2233.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
dikaitkan dengan kejadian akhir-akhir ini yaitu kasus pak Ahok (Gubernur DKI
Jakarta). Bersamaan dengan masalah pokoknya (yang dianggap telah melecahkan
al-Qur’an al-Maidah: 51), kemudian banyak ayat dan hadis yang bermunculan di
berbagai media sosial, baik di google, whatsapp, line, IG (Instagram), facebook,
twitter, dan lain-lain.
Salah satu yang muncul di media sosial adalah hadis tentang bangsa Turk.
Dalam hadis tersebut disebutkan bahwa bangsa Turk merupakan tanda kiamat
kecil, sehingga menimbulkan berbagai macam spekulasi terhadap pemahaman
teks hadis. Selain itu, juga disebutkan tanda-tanda fisik dari bangsa itu sendiri
diantaranya bermata sipit, hidungnya pesek, kulitnya warna merah, dan wajahnya
lebar. Disebutkan dalam riwayat lain bahwa bangsa Turk ini memakai penutup
kepala dan alas kaki yang terbuat dari bulu.16
Dilihat dari ciri fisik yang telah
disebutkan secara zahir mengarah pada etnis Tionghoa atau bangsa Cina. Artinya
secara tekstual hadis ini menyebutkan bahwa fenomena yang berkaitan dengan
etnis Tionghoa merupakan salah satu tanda Kiamat.
Al-Turk yang menjadi pokok bahasan dalam hadis tersebut kemudian
menuai pro-kontra ketika dikaitkan dengan etnis Tionghoa. Kemudian muncullah
bermacam-macam opini dan persepsi dari pengguna media sosial. Jika dilihat dari
ciri-cirinya secara garis besar memang mengarah pada etnis Tionghoa yang
cenderung sipit matanya disertai dengan hidung yang pesek. Karena kemudian
hadis ini berbicara tentang tanda kiamat kecil yang dipercaya bahwa kaum
16
Ibid., 2233.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
tersebut akan merusak bangsa Islam, maka tidak heran apabila terjadi perdebatan
yang sengit di media sosial dengan saling mencaci, mencibir etnis tersebut.
Adapula yang tidak setuju jika hadis tersebut dikaitkan dengan etnis tertentu
yang pada akhirnya menimbulkan adu mulut secara tidak langsung. Sekalipun
tidak saling kenal karena faktor ‚kebebasan‛ berkomentar di media sosial, namun
itulah yang terjadi di dunia yang tidak terlihat oleh mata. Walaupun sudah ada
undang-undang terkait elektronik, tetapi masih ada ruang bebas untuk
berkomentar dan meng-upload atau up date di media sosial. Sementara ini,
persepsi sebagian pengguna media sosial bahwa bangsa Turk dalam hadis
tersebut adalah orang Turki, dinisbatkan pada etnis Tionghoa, ditujukan kepada
bangsa Mongol/ bangsa Tartar, dan ada juga yang menisbatkan pada Ya’juj
Ma’juj.
Pada tahun 22 H/ 642 M, khalifah Umar ibn al-Khattab berhasil
melebarkan daerah kekuasaannya hingga ke beberapa wilayah di Asia Tengah.
Kekuasaan umat Islam ini mampu mengalahkan kekuasaan kekaisaran Sasania
(al-Dawlah al-Sasa>niyah). Orang-orang yang hidup pada masa ini disebut dengan
bangsa Turk yang pada masa berikutnya disebut Turkistan. Bangsa Muslim
menyebut bangsa Turk dengan mant}iqah ma> wara>’a al-nahar. Jadi kalau bangsa
Turk hanya dimaknai Cina saja, maka hadis ini menjadi sempit pemahamannya.
Pada masa itu, daerah yang termasuk bangsa Turk diantaranya; Cina, Turkistan,
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
Uzbekistan, Tajikistan, Afganistan, dan lain-lain.17
Maka tidak heran jika ada
yang mengatakan bahwa Turki Kuno disebut bangsa Turk.
Beberapa kitab sharah} menyebutkan bahwa peperangan yang diceritakan
dalam hadis ini sudah terjadi pada masa Imam Al-Nawawi>. Kitab sharah} dari al-
kutub al-sittah kebanyakan mengutip pendapat Imam al-Nawawi> yang
mengatakan bahwa perang ini telah terjadi pada masa hidupnya.18
Seperti yang
telah diketahui bahwa Imam al-Nawawi> hidup pada abad 13 Masehi. Sejarah
mencatat bahwa pada abad ini memang telah terjadi peperangan yang dahsyat
yakni bangsa Mongol yang berhasil meluluhlantakkan kota Baghdad. Dari
beberapa pendapat yang berbeda-beda ini kiranya menjadi menarik untuk diteliti
lebih mendalam lagi. Penelitian yang dilakukan secara mendalam akan
menghasilkan pemahaman yang meluas sehingga tidak mudah mengecam suatu
bangsa terlebih lagi dalam masalah yang sensitif ini.Karena pemahaman yang
sempit akan memunculkan berakibat kebencian tanpa adanya alasan yang
ilmiyah. Terlebih lagi misalnya hadis ini digunakan hanya sebagai alat untuk
mendapatkan suatu keuntunagn baik itu politik atau yang lainnya. Oleh
karenanya penulis tertarik untuk meneliti hadis ini dengan judul ‚Pemahaman
Hadis Tentang Etnis Tionghoa; Kajian Sosio-Historis Hadis-hadis dalam al-
Kutub al-Sittah‛.
17
‘Ali> Muh}ammad Muh}ammad al-S}alla>bi>, Al-Dawlah al-‘Uthma>niyah (Mesir: Da>r al-
Tawzi>‘ wa al-Nashr al-Isla>miyah, 1421 H/ 2001 M), 25-26. 18
Abu> Zakariya> Muh}yi> al-Di>n Yah}ya> ibn Sharf al-Nawawi>, Al-Minha>j Sharh} S}ah}i>h} Muslim Ibn al-H}ajja>j, Juz. 18 (Beirut: Da>r Ih}ya>’ al-Tura>th al-‘Arabi>, 1392 ), 36.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah
Penjelasan yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah kemudian
memunculkan berbagai masalah, diantaranya:
1. Kualitas hadis tentang bangsa Turk tersebut baik dari segi sanad maupun
matan.
2. Pemahaman tentang hadis bangsa Turk dalam al-kutub al-sittah
3. Ciri-ciri fisik dari bangsa Turk
4. Hubungan antara bangsa Turk dengan etnis Tionghoa
5. Latar belakang sebagian pengguna medsos untuk meng-upload hadis tentang
bangsa Turk
6. Fakta sejarah tentang ramalan nabi SAW terhadap bangsa Turk
7. Kritik sosial terhadap hadis tentang bangsa Turk
Disini, penulis akan memberi batasan masalah yang akan diteliti agar
penelitian ini menjadi fokus dan mendalam. Oleh karenanya, penelitian ini hanya
terbatas pada tiga masalah; pertama, pemahaman terhadap hadis tentang bangsa
Turk. Kedua, kajian sejarah sosial tentang hadis bangsa Turk dalam al-kutub al-
sittah. Ketiga, implikasi pemahaman hadis tentang bangsa Turk terhadap
fenomena yang muncul dewasa ini.
C. Rumusan Masalah
Permasalahan yang teridentifikasi dari latar belakang masalah di atas
tentu banyak dan oleh karenanya penulis memberi batasan masalah-masalah yang
diteliti agar penelitian ini menjadi fokus. Rumusan masalah dalam penelitian
adalah:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
1. Bagaimana pemahaman hadis tentang Bangsa Turk dalam al-kutub al-sittah?
2. Bagaimana sosio-historis Bangsa Turk dalam hadis-hadis tersebut?
3. Bagaimana dampak pemahaman hadis tentang Bangsa Turk terhadap
fenomena-fenomena yang muncul dewasa ini?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini, sesuai dengan rumusan masalah yang telah
dipaparkan sebelumnya adalah:
1. Untuk menjelaskan makna Bangsa Turk yang terdapat dalam al-kutub al-
sittah.
2. Untuk menjelaskan sosio-historisnya Bangsa Turk.
3. Untuk menjelaskan dampak pemahaman hadis tentang Bangsa Turk terhadap
fenomena yang muncul dewasa ini.
E. Kegunaan Penelitian
Harapan penulis, hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk hal-hal
berikut:
1. Secara teoretis, hasil penelitian ini akan memperkaya wawasan pemikiran
ilmu hadis khususnya dan pada khazanah kajian ke-Islaman umumnya.
Selain itu, diharapkan dapat memberi manfaat dalam mengembangkan
wacana penelitian yang sejenis.
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan renungan
dan evaluasi dari prediksi Nabi terhadap etnis Tionghoa, yakni memahami
hadis-hadis prediksi Nabi disertai dengan argumen ilmiah yang berdasarkan
fakta sejarah.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
3. Hasil penelitian ini juga menggarisbawahi serta membenarkan argumen-
argumen yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah.
Penelitian ini diharapkan dijadikan bahan pertimbangan dalam memahami
hadis Bangsa Turk. Sehingga dapat meluruskan pemahaman sebagian orang dan
tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan (misalnya mumunculkan
masalah-masalah isu sara seperti yang terjadi sekarang).
F. Kerangka Teoritik
Melakukan penelitian terhadap macam-macam teks hadis adalah langkah
awal yang harus dilakukan sebelum melakukan pemahaman terhadap subtansi
hadis tersebut. Dengan mengetahui keragaman teks hadis yang digunakan oleh
perawi, makaakan mempermudah dalam memahami subtansi karena adakalanya
suatu hadis dengan hadis yang lain ada keterkaitan. Oleh karenanya sebelum
melakukan pemahaman terhadap teks hadis yang diteliti, langkah pertama yang
akan dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah melakukan takhri>j al-h}adi>th.
Dari takhri>j al-h}adi>thdapat diketahui perbedan lafaz}-lafaz} yang digunakan
jugasiapa saja yang meriwayatkan hadis tersebut. Yang demikian ini tidak lepas
dari kritik sanad dan matan serta sebab munculnya hadis (asba>b wuru>d al-h}adi>th)
tetapi hadis tentang bangsa Turk tidak memiliki asba>b al-wuru>d. Selanjutnya
adalah melakukan pemahaman terhadap subtansi hadis tentang Bangsa Turk
dengan pemahaman secara tekstual dan kontekstual. Analisis yang demikian
akan menghasilkan pemahaman yang luas.
Seperti yang dipaparkan oleh Syuhudi Ismail bahwa hadis Nabi SAW ada
yang lebih tepat dipahami secara tekstual dan adapula yang dipahami secara
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
kontekstual. Pemahaman secara tekstual diterapkan apabila setelah dilakukan
kajian mendalam dengan aspek yang berkaitan dengannya – misalnya asba>b al-
wuru>d – tetap menuntut untuk dipahami sesuai dengan teks. Apabila aspek-aspek
yang berkaitan dengannya menuntut adanya pemahaman yang tidak sesuai
dengan teks maka harus dipahami secara kontekstual.19
Dari keduanya, tekstual
dan kontekstual ini kemudian Syuhudi Ismail berpendapat bahwa adakalanya
hadis itu bersivat universal, temporal dan lokal. Oleh karenanya, Syuhudi Ismail
kemudian memberikan contoh hadis-hadis yang bisa dimaknai secara tekstual
dan kontekstual sebagaimana yang ia tunjukkan dalam bukunya ‛Pemahaman
Hadis Nabi Secara Tekstual dan Kontekstual; Telaah Ma’ani Hadis tentang
Ajaran Islam yang Universal, Temporal, dan Lokal.‛
Salah satu hadis yang dijadikan contoh adalah masalah perang:
ث نا صدقة - 0404 ع جابر بن عبد حد نة، عن عمرو، س بن الفضل، أخب رنا ابن عي ي هما، قال: قال النب صلى اهلل عليو وسلم: 20«احلرب خدعة »اللو رضي اللو عن
S}adaqah ibn al-Fad}l menceritakan kepada kami, Ibn ‘Uyaynah berceritak
kepada kami dari ‘Amr, dia mendengar Ja>bir ibn ‘Abd Alla>h r.a. berkata,
Rasulullah SAW bersabda ‚perang itu siasat.‛
Ketika memahami petunjuk hadis di atas, diketahui bahwa petunjuk
tersebut sesuai dengan teks hadisnya, yaitu setiap perang harus memakai siasat.
Yang demikian ini berlaku universal karena tidak terikat oleh waktu dan tempat.
Jadi apapun bentuk perangnya menggunakan alat atau tidak, menggunakan cara
19
M. Syuhudi Ismail, Pemahaman Hadis Nabi Secara Tekstual dan Kontekstual; Telaah Ma’ani Hadis tentang Ajaran Islam yang Universal, Temporal, dan Lokal, (Jakarta:
Bulan Bintang, 1994), 3. 20
Al-Bukha>ri>, S}ah}i>h} al-Bukha>ri>, Juz. 4..., 64.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
apapun tetap harus menggunakan siasat karena perang tanpa siasat sama dengan
takluk kepada musuh tanpa syarat.21
Contoh di atas menunjukkan bahwa
petunjuk hadis menuntut untuk dipahami sesuai dengan teks, maka hadis ini
cukup dipahami secara tekstual.
Ia juga memberikan contoh tentang hadis yang lebih tepat dipahami
secara kontekstual. Misalnya:
ث نا عبد اللو بن مسلمة، عن مالك، عن ابن شهاب، عن أب سلمة، وأب - 1102 حد، عن أب ىري رة رضي اللو عنو: أن رسول اللو صلى اهلل عليو وسلم قال: " عبد اللو الغر
قى ث لث الليل اآلخر ي ق ن يا حني ي ب ماء الد لة إل الس ول: ي نزل رب نا ت بارك وت عال كل لي 22من يدعون، فأستجيب لو من يسألن فأعطيو، من يست غفرن فأغفر لو "
‘Abd Alla>h ibn Maslamah menceritakan kepada kami dari Ma>lik dari Ibn
Shiha>b dari Abi> Salamah dan Abi> ‘Abd Alla>h dari Abi> Hurairah
bahwasanya Rasulullah SAW telah bersabda ‚Tuhan kita setiap malam
turun ke langit dunia pada saat malam di pertiga akhir, (Allah) berfirman,
‚barangsiapa yang berdoa kepada-Ku niscaya Aku kabulkan doanya itu,
maka Aku akan memberinya; barang siapa minta ampun kepada-Ku
niscaya Aku mengampuninya.‛ (H.R. al-Bukhari)
Jika hadis di atas dipahami secara tekstual, maka kesimpulan akhirnya
adalah hadis tersebut d}a‘i>f bahkan palsu (mawd}u>‘).Walaupun secara sanad s}ah}i>h}
namun matan hadis ini lemah karena bertentangan dengan sifat Allah yang Maha
Suci. Jika Allah SWT didalam hadis ini dikatakan naik turun ke langit dunia
maka Ia sama dengan makhluk-Nya. Hasil akhirnya akan berbeda jika dipahami
secara kontekstual yaitu yang turun ke langit dunia bukanlah Dzat Allah SWT
21
M. Syuhudi Ismail, Pemahaman Hadis Nabi Secara Tekstual dan Kontekstual (Telaah Ma’ani al-Hadits tentang Ajaran Islam yang Universal, Temporal, dan Lokal), (pidato
pengukuhan guru besar, disampaikan pada 26 Maret 1994 di Kampus IAIN Alauddim
Ujung Pandang), 6. 22
Al-Bukha>ri>, S}ah}i>h} al-Bukha>ri>, Juz. 2..., 53.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
yang Agung melainkan rahmatNya. Penggunaan kata sepertiga malam terakhir
menunjukkan bahwa pada saat itu adalah saat yang mudah untuk khusyuk dalam
beribadah. Karena kekhusyukan itulah, rahmat Tuhan mudah diperoleh.
Pemahaman secara kontekstual ini menjadi lebih tepat sehingga hadis ini s}ah}i>h}
dari segi sanad maupun matan.23
Pada dasarnya, hadis Nabi SAW yang menunjukkan pada makna tekstual
dan kontekstual tidak lepas dari kebijaksanaan Nabi dalam berdakwah dan dalam
mengaplikasikan ajaran Islam. Kebijaksaannya ini pula dapat berimplikasi
terhadap peranan disiplin ilmu sebagai pendekatan dalam memahami hadis baik
ilmu yang sudah dijangkau oleh ulama terdahulu maupun yang belum
terjangkau.24 Ilmu pengetahuan yang terus berkembang dan heterogenitas
masyarakat selalu terjadi, maka kegiatan berdakwah dan penerapan ajaran Islam
dituntut untuk menggunakan pendekatan yang sesuai dengan ilmu pengetahuan
yang berkembang dan keadaan masyarakat. Dari sini bisa dipahami bahwa dalam
memahami teks harus dilakukan sebuah ijtihad. Disisi lain, mujtahid tersebut
bertanggungjawab untuk memahami dan memanfaatkan berbagai teori dari
disiplin ilmu pengetahuan, termasuk didalamnya ilmu sosiologi, antropologi,
psikologi, dan sejarah. Dengan menggunakan berbagai macam pendekatan ini
maka tampak lebih jelas bahwa ajaran Islam adakalanya bersifat universal,
temporal, dan lokal.25
23
Ismail, Pemahaman Hadis..., 15-16. 24
Ibid., 90. 25
Ibid.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
Sebenarnya, Syuhudi Ismail dalam memahami hadis tidak hanya
memandang teksnya saja tetapi juga memandang kepada siapa hadis itu
disampaikan? Siapa yang menyampaikan? Dalam kondisi apa hadis itu
disampaikan?. Maka untuk memahaminya perlu pandangan yang komprehensif
dalam memahami hadis tidak hanya berkutat pada teks hadis saja tetapi juga
terhadap pembaca dan penulis.26
Hadis yang akan diteliti dalam tesis ini merupakan salah satu ramalan
Rasulullah akan tanda-tanda datannya kiamat. Seperti yang telah diketahui
bersama bahwa tidak ada seorangpun di dunia ini yang mengetahui kapan kiamat
akan terjadi. Hal ini juga ditegaskan oleh Allah SWT dalam al-Qur’an surat al-
A’raf: 187:
اعة أ ا علمها عند رب ال يليها لوقتها إال ىو ث قلت يسألونك عن الس يان مرساىا قل إنا علمها ها قل إن ماوات والرض ال تأتيكم إال ب غتة يسألونك كأنك حفي عن عند ف الس
( 122أكث ر الناس ال ي علمون ) اللو ولكن Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang kiamat, ‚kapan
terjadi? Katakanlah, ‚sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu ada
pada Tuhanku; tidak ada seorangpun yang dapat menjelaskan waktu
terjadinya selain Dia. (Kiamat) itu sangat berat (huru haranya bagi
makhluk) yang di langit dan di bumi, tidak akan datang kepadamu,
kecuali secara tiba-tiba. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan engkau
mengetahuinya. Katakanlah ‚sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat
ada pada Allah SWT, tetapi kebanyakan manusia tidka mengetahuinya.27
Hadis-hadis yang berisi tentang ramalan merupakan salahsatu mu’jizat
Rasulullah SAW yakni mampu memprediksi apa yang akan terjadi. Suatu yang 26
Dalam memandang sebuah teks, untuk mencapai pemahaman dengan melihat kondisi,
disebut ‚horizon‛ lihat: Abdullah Khozin Afandi, Hermeneutika (Surabaya: Penerbit
Alpa, 2007), 82-83. 27
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya..., 174.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
pasti bahwa Rasulullah SAW juga tidak mengetahui kapan kiamat itu terjadi
namun beliau memberitahu umatnya melalui sabda-sabdanya tentang tanda-tanda
kiamat.
Tanda-tanda kiamat ashra>t} al-sa>‘ah terdiri dari dua kata yakniashra>t} dan
al-sa>‘ah. اط ر ش ا berasal dari ط ر الش (al-sharat}u) yang huruf ra’nya diharakati fathah
bermakna tanda.Bentuk plural-nya adalah اط ر ش ا , dan ئ ي الش اط ر ش ا artinya bagian
pertama dari sesuatu. Maka makna al-sharat}u adalah tanda bagi sesuatu yang
ditandakan. Sedangkan al-sa>‘ah menurut bahasaadalah sebagian waktu dari siang
dan malam. Bentuk jamaknya adalah sa>‘a>tun dan sa>‘un sedangkan siang dan
malam terdapat 24 jam. Menurut istilah, sa>‘ah adalah waktu dimana kiamat akan
terjadi.28
Jadi ashra>t} al-sa>‘ah ialah tanda-tanda kiamat yang mendahuluinya dan
menunjukkan kedekatannya.29
Artinya jarak dari munculnya tanda kiamat dengan
datangnya hari kiamat tersebut sudah dekat. Maka jika dijumpai tanda-tanda
kiamat menunjukkan bahwa kiamat akan segera datang. Pemahaman terhadap
hadis-hadis prediktif ini hendaknya diklasifikasikan terlebih dahulu mengingat
kiamat sendiri ada dua macam. Jika tanda kiamat kecil yang muncul maka
bukanlah akhir dari kehidupan di dunia ini melainkan hanya akan terjadi
kekacauan dan kehancuran.
G. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah mengkaji penelitian sebelumnya baik berupa
skripsi, tesis, desertasi, jurnal atau buku/ kitab yang membahas materi yang
28
Yu>suf ibn ‘Abd Alla>h ibn Yu>suf al-Wa>bil, Ashra>t} al-Sa>‘ah (Saudi Arabia: Da>r Ibn al-
Jawzi>, 1424 H), 73. 29
Ibid., 74.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
sama. Tujuan dari kajian pustaka ini adalah untuk membandingkan pembahasan
dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis
sehingga tidak ada pengulangan penelitian dengan materi yang sama.
Diantaranya:
1. Kitab Al-S}ah}i>h} al-Musnad min Ah}a>di>th al-Fitan wa al-Mala>h}im wa Ashra>t} al-
Sa>‘ah, karya Mus}t}afa> al-‘Adawi>. Dalam kitab ini disebutkan hadis-hadis yang
bermuatan tentang fitnah, tentang peperangan dan hadis yang bermuatan
tentang tanda kiamat baik itu kiamat kecil maupun besar. Salahsatu hadis
yang dibahas yaitu hadis tentang Bangsa Turk yang menjadi salahsatu tanda
kiamat kecil. Hadis tentang bangsa Turk di dalam kitab ini hanya dijelaskan
secara ringkas sedangkan dalam penelitian ini dilakukan secara tematik.
2. KitabS}ah}i>h} Ashra>t} al-Sa>‘ah wa Was}f li Yawmi al-Ba‘thi wa Ahwa>l Yawmi al-
Qiya>mah karya Mus}t}afa> Abu> al-Nas}r al-Shalibi>. Di dalam kitabnya, ia
membagi pada dua pembahasan (muqaddimah dan tamhi>d), tiga bab dan
penutup (kha>timah). Pada pembahasn pertama dijelaskan tentang hakikat
kiamat, pengertian kiamat secara bahasa dan istilah, pembagian tanda kiamat
baik kiamat besar dan kecil beserta tanda kiamat yang telah nampak dan
tidak. Pada bab pertama dijelaskan tentang tanda-tanda kiamat kecil. Bab
kedua menjelaskan tentang tanda-tanda kiamat besar. Bab ketiga menjelaskan
tentang hadis ketika hari kiamat dan keadan manusia pada saat hari kiamat.
Pada bagian akhir diisi dengan penutup. Hadis tentang Bangsa Turk, termasuk
dalam pembahasan tanda kiamat kecil.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
20
3. Kitabal-Niha>yah fi> al-Fitan wa al-M<ala>h}im karya Ibnu Kathi>r al-Dimashqi> (w.
774 H). Dalam kitabnya, al-H}a>fiz} Ibn Kathi>r menjelaskan tentang hadis-hadis
prediktif yakni hadis yang akan terjadi. Termasuk di dalamnya yaitu masalah
kiamat beserta dengan tanda-tandanya. Salahsatu hadis yang masuk dalam
pembahasan ini yaitu hadis bangsa Turk namun seperti kitab sebelumnya
hadis ini juga tidak dikaji secara menyeluruh dari berbagai kitab.
4. Kitab Ashra>t} al-Sa>‘ah karya Yu>suf ibn ‘Abd Alla>h ibn Yu>suf al-Wa>bil yang
sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Beni Sarbeni dan
diterbitkan oleh Pustaka Ibnu Kasir. Penjelsannya diawali dengan iman
terhadap hari akhir, nama-nama hari kiamat, kehujjahan hadis tentang hari
kiamat, pengertian kiamat besar dan kiamat kecil, serta hadis-hadis tentang
tanda-tanda kiamat besar dan kecil. Salahsatu pembahasan dalam tanda
kiamat kecil yaitu tentang hadis bangsa Turk. Seperti kitab yang lainnya,
hadis bangsa Turk disini dibahas namun tidak secara tematik.
5. ‚Hadis Prediktif dalam Kitab al-Bukhari‛ yang ditulis oleh Abdul Fatah Idris,
salahsatu dosen Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang dalam jurnal
TEOLOGIA, volume 24, nomor 1, Januari-Juni 2013. Dalam penelitiannya ini,
dijelaskan tentang kriteria hadis prediktif dan yang menjadi fokus
penelitiannya adalah hadis-hadis prediktif yang terdapat dalam kitab S}ah}i>h} al-
Bukha>ri>. Dari kriteria yang disebutkan, hadis tentang bangsa Turk termasuk
didalamnya namun tidak disebut dalam tulisannya. Terlabih lagi penelitian
tesis ini fokus pada hadis tentang bangsa Turk saja yang terdapat dalam al-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
21
kutub al-sittah. Hal inilah yang kemudian membedakan antara penelitian tesis
ini dengan jurnal tersebut.
6. ‚Studi Pemikiran Fazlur Rahman tentang Hadis-hadis Prediktif dan Teknis‛ e-
artikel yang ditulis oleh Abdul Fatah Idris. Dalam tulisannya, telah dijelaskan
tentang hadis-hadis yang bermuatan prediksi dan hadis-hadis teknis. Fazlur
Rahman menolak sebagian hadis prediktif karena dianggap hasil formuasi
ulama generasi awal Islam bukan dari Nabi, lebih spesifik adalah hadis yang
berkaitan dengan masalah politik, dogmatis, dan teologis. Begitu pula
terhadap hadis teknis yang lebih banyak bermuatan hukum menurut Fazlur
Rahman tidak historis dan tidak biografis. Dari penjelasan ini terlihat jelas
bahwa walaupun sama-sama membahas tentang hadis prediktif tetapi fokus
penelitiannya berbeda.
7. Hadis-hadis Prediktif tentang Tanda-tanda Hari Kiamat (studi ma‘a>ni> al-
h}adi>th) merupakan sebuah skripsi yang ditulis Achmad Mustofa pada tahun
2015 Jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir UIN Sunan Kalijaga. Hadis-hadis
tentang tanda-tanda hari Kiamat disini dimaknai secara tekstual dan
kontekstual namun pisau analisis yang digunakan adalah linguistik, tematik-
komprehensif. Jadi perbedaannya terletak pada hadis yang diteliti (walaupun
sama-sam prediktif) serta pisau analisisnya karena dalam penelitian ini akan
menggunakan pendekatan sosio historis.
8. Analisis Historis Sebagai Instrumen Kkritik Matan Hadis, ditulis oleh Tasbih
dalam Jurnal al-Ulum volume 11, nomor 1, Juni 2011, dari IAIN Sultan Amai
Gorontalo. Dalam tulisan kali ini dipaparkan bahwa hadis yang telah melewati
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
22
proses tranmisi verbal perlu adanya kritik eksternal maupun internal. Kritik
matan menjadi sangat urgen, hal ini dikarenakan kritik matan sebagai alat
penguji bahwa hadis tersebut benar datang dari Nabi SAW. Analisis historis
menjadi salahsatu instrumen yang digunakan dalam kritik matan untuk menguji
validitas internal hadis dengan menggunakan teori sejarah yang relevan dan
mengkorfimasikan teks hadis dengan fakta sejarah.
9. Tulisan Adi Fadli dalam jurnal EL-HIKAM, volume vii, nomor 2, Juli-
Desember 2014 yang diberi judul ‚Asbab al-Wurud antara Teks dan Konteks.‛
Dari tulisan ini dapat dipahami bahwa memahami hadis dengan asba>b al-
wuru>d merupakan cara yang paling baik karena akan menghasilkan makna
hadis yang benar. Dengan begitu hadis tersebut bisa dipraktekkan dalam
prilaku yang sesuai dengan pesan teks. Ilmu asba>b al-wuru>d ini juga termasuk
ilmu yang penting dalam menunjukkan hubungan teks dengan realitas. Juga
terdapat hadis yang secara tekstual tidak sesuai dengan zaman maka langkah
yang harus dilakukan adalah memahami teks hadisnya, kemudian dianalogikan
dengan menggunakan pendekatan historis, sosiologis, dan antropologis. Hal
ini juga berlaku pada hadis-hadis yang tidak memiliki sebab.
Penelitian-penelitian sebelumnya, seperti yang dijelaskan di atas tidak
ada yang menunjukkan secara spesifik melakukan penelitian terhadap hadis
tentang bangsa Turk. Pada penelitian ini dilakukan kajian khusus secara
tematik mengurai masalah seputar hadis tentang bangsa Turk. Dengan
demikian penelitian ini mengisi celah yang belum dilakukan sebelumnya.
H. Metode Penelitian
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
23
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Termasuk
deskriptif karena dalam penelitian ini dijelaskan tentang al-turk secara umum
baik yang berhubungan dengan suatu bangsa maupun bahasa. Dikategorikan
penelitian kualitatif karena sumber data penelitian ini berupa tulisan atau
disebut juga dengan penelitian kepustakaan (library reseach). Penelitian ini
menggunakan data kepustakaan yang representatif dan relevan dengan obyek
penelitian. Sumber data tersebut berupa catatan, buku, transkrip dan
sebagainya yang masih berkaitan dengan topik penelitian ini.30
2. Data dan Sumber data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer,
sekunder, begitu pula dengan data Diantaranya sebagai berikut:
a. Data
1) data primer
yaitu hadis-hadis tentang bangsa Turk dalam al-kutub al-sittah
2) data sekunder
data sekunder disini berisikan tentang asal-usul bangsa Turk, sejarah
sosial bangsa Turk, dan kejadian-kejadian yang berkaitan dengan hadis
tentang bangsa Turk.
b. Sumber Data primer
1) Kitab S}ah}i>h} al-Bukha>ri>, karya Muh}ammad ibn Isma>‘i>l al-Bukha>ri>
2) Kitab S}ah}i>h} Muslim, karya Muslim ibn al-H}ajja>j al-Naysa>bu>ri>
30
Suharsimi Arikunto, Metode Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka
Cipta, 1998), 19.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
24
3) Kitab Sunan Abi> Da>ud, karya Abu> Da>ud Sulayma>n al-Sijista>ni>
4) Kitab Sunan al-Tirmidhi>, karya Muh}ammad ibn ‘I>sa> ibn Sawrah
5) Kitab Sunan al-Nasa>’i >, karya Abu> ‘Abd al-Rah}ma>n al-Nasa>’i >
6) Kitab Sunan Ibni Ma>jah, karya Ibnu Ma>jah Abu> ‘Abd Alla>h al-Qazwi>ni>
c. Data sekunder
1) Kitab Sharh} S}ah}i>h} Muslim, karya Abu> Zakariya> Muh}yi> al-Di>n al-
Nawawi>
2) Kitab Fath} al-Ba>ri>, karya Ah}mad ibn ‘Ali> ibn H}ajar al-‘Asqala>ni >
3) Kitab H}a>shiyah al-Sindi> ‘Ala> Sunan al-Nasa>’i >, karya Jala>l al-Di>n al-
Suyu>t}i>
4) Kitab Sharh} Sunan Ibn Ma>jah, karya Jala>l al-Di>n al-Suyu>t}i>
5) Kitab H}a>shiyah al-Sindi> ‘ala> Sunan Ibn Ma>jah, karya Muh}ammad ibn
‘Abd al-Ha>di> al-Sindi>
6) Kitab ‘Awn al-Ma‘bu>d, karya Muh}ammad Ashraf ibn Ami>r ibn ‘Ali>
ibn H}aydar
7) Kitab Tuh}fah al-Ah}wadhi>, karya Abu> al-‘Ala> al-Muba>rakfu>ri>
8) Kitab Al-S}ah}i>h} al-Musnad min Ah}a>di>th al-Fitan wa al-Mala>h}im wa
Ashra>t} al-Sa>‘ah, karya Mus}t}afa> al-‘Adawi>.
9) Kitab S}ah}i>h} Ashra>t} al-Sa>‘ah wa Was}f li Yawmi al-Ba‘thi wa Ahwa>l
Yawmi al-Qiya>mah karya Mus}t}afa> Abu> al-Nas}r al-Shalibi>.
10) Kitab Majmu>‘ Akhba>r A>khir al-Zama>n wa Ashra>t} al-Sa>‘ah wa ma>
Sayujzi> fi>hi min al-Fitan wa al-H}uru>b karya ‘Abd Alla>h ibn Sulayma>n
ibn ‘Abd Alla>h ibn Muh}ammad al-Mash‘ali>.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
25
11) Kitab al-Niha>yah fi> al-Fitan wa al-M<ala>h}im karya Abu> al-Fida>’ Isma>‘i>l
ibn Kathi>r al-Dimashqi> (w. 774 H).
12) Kitab al-Bida>yah wa al-Niha>yah karya Abu> al-Fida>’ Isma>‘i>l ibn Kathi>r
al-Dimashqi> (w. 774 H).
13) Kitab Ith}a>f al-Jama>‘ah bi ma> Ja>’a fi> al-Fitan wa al-Mala>h}im wa Ashra>t}
al-Sa>‘ah karya H}amu>d ibn ‘Abd Alla>h ibn H}amu>d ibn ‘Abd al-Rah}ma>n
14) Dan kitab atau buku yang masih relevan dan ada kaitannya dengan
topik pembahasan dalam penelitian ini.
3. Tehnik pengumpulan dan pengolahan data
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa penelitian ini termasuk penelitian
kepustakaan, maka cara mengumpulkan data ialah dengan menelaah naskah
kepustakaan dan dokumentasi yang terkait. Teknik untuk menelaah dan
mengkaji isi kandungan data utama maupun pendukung yaitu dengan teknik
content analysis (kajian isi). Seperti yang diungkapkan oleh Lexy J. Moloeng
bahwa penelitian yang menggunakan dokumen (padat isi), biasanya
penghimpunannya menggunakan kajian isi atau content analysis.31
Berhubung
dalam penelitian ini adalah kajian hadis, maka menggunakan kajian isi
(content analysis) sesuai dengan kaedah hadis dan ‘ulu>m al-h}adi>th. Kajian isi
ini juga diperoleh dengan menyalin atau mengutip dari data-data yang
diperoleh. Cara mengutip disini ada dua macam yakni kutipan secara langsung
dan tidak langsung. Hasil kutipan tersebut, baik langsung maupun tidak harus
disertai dengan sumber data atau catatan kaki.
31
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2002), 163.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
26
Data-data yang sudah terhimpun, kemudian dipilah, diklasifikasi, serta
diinventarisasi ke dalam pemikiran yang dinilai sama dengan kaedah untuk
kemudian disimpulkan secara induktif maupun deduktif. Hasil analisa dari
data tersebut akan mudah diidentifikasi dan dikategorisasi secara sistematik
ke dalam suatu kesimpulan yang jelas sehingga mudah untuk dianalisa dan
diinterpretasi lebih lanjut. Pengolahan data ini meliputi; a. editing, yakni
memeriksa data-data yang diperoleh dengan cermat terutama dari segi
kelengkapan, kesesuaian, dan keragamannya. b. Pengorganisaian yakni
menyusun dan mensistematika data sesuai dengan kerangka rumusan masalah
yang direncanakan.
4. Teknik analisis data
Data-data yang sudah ditemukan akan dianalisa secara kualitataif
karena penelitian ini termasuk kualitatif. Adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut:
a. Menguraikan atau mendeskripsikan gagasan yang dijadikan obyek
penelitian yakni menjelaskan tentang hadis qita>l al-turk, baik dari segi
sanad mupun matan.
b. Kemudian menguraikan Bangsa Turk(asal usulnya)
c. Membahas dan memberikan interpretasi terhadap penjelasan-penjelasan
yang telah dideskripsikan.
d. Kemudian, melakukan penelitian dan pemahaman yang mendalam terhadap
hadis tentang bangsa Turk.
e. Yang terakhir yaitu menyimpulkan hasil penelitian.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
27
I. Sistematika Pembahasan
Secara keseluruhan, tesis ini disusun sesuai dengan konsep sistematika
pembahasan sebagai berikut:
Bab pertama adalah pendahuluan yang diisi dengan latar belakang
masalah, identifikasi masalah &pembatasan penelitian, rumusan masalah, tujuan
dan kegunaan penelitian, kerangka teoritik, kajian pustaka, metode penelitian
yang meliputi jenis penelitian, data dan sumber data, tehnik pengumpulan dan
pengolahan data, teknis analisis data dan sub bab yang terakhir yaitu sistematika
pembahasan.
Bab keduamerupakan diskursus tentang pemahaman hadis. Dalam bab ini
akan dimulai dengan penjelasan tentang perngertian pemahaman hadis, kemudian
sejarah munculnya pemahaman hadis, aliran-aliran dalam memahami hadis yang
terakhir yaitu penjelasan tentang metode dan pendekatan pemahaman hadis.
Bab ketiga, disini akan menjelaskan hadis tentang qita>l al-turk yang
terdapat dalam al-kutub al-sittah. Dalam bab ini dijelaskan takhri>j al-adi>th dari
al-kutub al-sittah beserta penjelasan dan pendapat tentang peperangan dengan
bangsa Turk.
Bab keempat, membahas hadis tentang bangsa Turk dengan pemahaman
secara tekstual maupun kontekstual. Menjelaskan analisis hadis tersebut dengan
pendekatan sosio historis. Pada bagian terkahir juga akan dijelaskan pengaruh
pemahaman hadis tentang bangsa Turk terhadap fenomena yang muncul dewasa
ini.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
28
Bab kelima, yakni bab terakhir dalam penelitian ini akan menjelaskan
kesimpulan dari paparan yang sudah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya. Pada
bab ini pula akan diakhiri dengan saran-saran.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB II
DISKURSUS TENTANG PEMAHAMAN HADIS
A. Pengertian Pemahaman Hadis
Pemahaman berasal dari kata مهالف . Dalam kamus Lisa>n al-‘Arab
disebutkan bahwa ممهالف بلقالبئيالش كتف رع: , al-fahm adalah pengetahuanmu tentang
sesuatu secara mendalam.1وملعيائيالش مهف , artinya memahami sesuatu adalah
mengetahuinya.2 Ilmu fahm al-h}adi>th adalah ilmu yang mempelajari proses
memahami dan menyingkap makna hadis. Proses memahami dan menyingkap
makna hadis ini membutuhkan suatu cara atau tehnik tertentu.3
Mus}t}afa> Khid}ir menjelaskan bahwa untuk mencapai pemahaman hadis
yang s}ah}i>h} / benar harus melalui beberapa kaidah. Kaidah-kaidah tersebut harus
terpenuhi karena jika tidak maka, pemahaman tersebut akan kacau. Adapun
kaidah tersebut adalah; pertama, al-‘aqlu karena akal merupakan tolak ukur yang
digunakan manusia dalam menimbang setiap perkara dan dengannya pula dapat
membedakan yang benar dan yang salah. Kedua, harus paham betul tentang
gramatikal Bahasa Arab karena hadis Nabi Muhammad SAW menggunakan
Bahasa Arab. Ketiga, harus mengetahui sejarah kapan muncunya hadis tersebut.4
Selain pentingnya mengetahui sebab munculnya hadis, pengetahuan tentang
1Muh}ammad ibn Mukarram ibn ‘Ali> Ibnu Manz}u>r, Lisa>n al-‘Arab, Juz. 12 (Beirut: Da>r
S}a>dir, 1414 H), 459. 2Zayn al-Di>n Abu> ‘Abd Alla>h Muh}ammad ibn Abi> Bakar al-Ra>zi>, Mukhta>r al-S}ah}h}a>h}
(Beirut: al-Maktabah al-‘As}riyah, 1999), 244. 3Abdul Majid Khon, Takhrij dan Metode Memahami Hadis (Jakarta: Amzah, 2014), 135.
4al-Ra>zi>, Mukhta>r al-S}ah}h}a>h}…, 201.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
30
waktu munculnya juga mmepengaruhi dalam memahami suatu hadis. Keempat,
harus mengetahui betul kepada siapa hadis tersebut ditujukan (harus mengetahui
khit}a>b dari hadis tersebut). Kelima, memahami hadis haruslah sesuai dengan
makna-makna yang dimaksudkan oleh Nabi SAW. Keenam, harus dikaitkan
dengan ilmu modern (ilmu pasti).5 Pemahaman penulis terhadap poin keenam
adalah dalam memahami hadis haruslah menggunakan pendekatan ilmiyah
seperti ilmu bahasa, sosiologis, antropologis, historis, sosio-historis, dan
psikologis.
Sedangkan al-fiqhu berasal dari اهقف-وقفي -وقف العوقالف . ولمهفالوئيالشبمل: al-fiqhu
adalah pengetahuan tentang sesuatu dan memahaminya. Ada juga yang
berpendapat bahwa al-fiqh asalnya adalah al-fahm, maka dikatakan فهقفنلفتوأ ا
فمهف يانيالد ويا (seseorang diberi pengetahuan dalam masalah agama artinya, ia
paham tentang agama). Faqiha-fiqhan juga bermakna ‘alima-‘ilman
(mengetahui).6 Zayn al-Di>n al-Ra>zi> di dalam kitabnya Mukhta>r al-S}ah}h}a>h} juga
mengatakan bahwa al-fiqh adalah al-fahm.7
Perbedaan dua kata ini menurut Ibnu Qayyim adalah al-fiqh lebih khusus
daripada al-fahm karena al-fiqhu memahami apa (dari perkataan) yang diinginkan
(tujuan) oleh pembicara dan ini merupakan kelebihannya, tidak hanya sekedar
5Ibid., 202.
6Ibn Manz}u>r, Lisa>n al-‘Arab, Juz... 13, 522.
7al-Ra>zi>, Mukhta>r al-S}ah}h}a>h}…, 242.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
31
memahami kalimat yang digunakan dalam bahasa tersebut.8 Maka penjelesan
dari ibnu Qayyim ini menunjukkan bahwa pekerjaan dari al-fiqh tidak hanya
sekedar memahami kosa kata, susunan bahasanya saja melainkan harus mengerti
apa yang diinginkan atau tujuan dari pembicaraan tersebut. Penjelasan yang
demikian juga ditemukan dalam tulisannya Mus}t}afa> Khid}ir Dunmaz al-Turki>
tentang Fahm al-H}adi>th al-Shari>f fi> d}au’i al-Qur’a>n al-Kari>m wa al-H}adi>th
Tha>bit.9
Secara Bahasa, ma‘a>ni> bentuk jamak dari lafal ma‘na> yang memiliki arti
makna, arti, maksud, atau maksud yang dikehendaki suatu lafal.10
‘Ilmu ma‘a>ni>
merupakan bagian dari ilmu Balaghah, yaitu ilmu yang mempelajari keadaan
lafal Arab yang sesuai dengan konteks.11
Secara sederhana, yang dimaksud
dengan ilmu ma‘a>ni> adalah ilmu yang membahas makna atau maksud lafal hadis
Nabi secara tepat dan benar.12
Secara termenologi, ‘ilmu ma‘a>ni> al-h}adi>th adalah ilmu yang membahas
prinsip metodologi dalam memahami hadis Nabi. Dengan ilmu ini maka hadis
tersebut dapat dipahami maksudnya secara tepat dan proporsional.13
Abdul
8Muh}ammad ibn Abi> Bakar ibn Ayyu>b ibn Sa‘ad Shamsu al-Di>n Ibnu Qayyim al-
Jawziyyah, I‘la>m al-Mu>qi‘i>n ‘an Rabb al-‘A>lami>n, Juz. 1 (Beirut: Da>r al-Kutub al-
‘Ilmiyah, 1991), 167. 9Mus}t}afa> Khid}ir Dunmaz al-Turki> ‚Fahm al-H}adi>th al-Shari>f fi> d}aw’i al-Qur’a>n al-
Kari>m wa al-H}adi>th Tha>bit‛ dalam al-Majallah al-Jaza>’iriyyah li al-Makht}u>t}a>t, vol. 11,
2014, 196. 10
Majma‘ al-Lughah al-‘Arabiyah, al-Mu‘jam al-Waji>z (t.t: Majma‘ al-Lughah al-
‘Arabiyah, 1980), 438. Majma‘ al-Lughah al-‘Arabiyah, Al-Mu‘jam al-Wasi>t} (Maktabah
al-Shuru>q al-Duwaliyah, 2004), 633. 11
Ibid. 12
Khon, Takhrij dan Metode…, 134. 13
Ibid.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
32
Mustaqim berkesimpulan bahwa ‘ilmu ma‘a>ni> al-h}adi>th adalah: ilmu yang
mengkaji tentang memahami hadis dilihat dari berbagai sudut pandang, dengan
melihat konteks kebahasaan dan gramatikal bahasanya, kontek munculnya hadis,
juga melihat kedudukan Rasulullah SAW dan mukha>t}ab-nya, serta
menghubungkannya dengan konteks masa kini sehingga dapat menangkap
maksud secara tepat, tanpa kehilangan relevansinya dengan konteks kekinian
yang selalu dinamis.‛14
Cakupan kajian ‘ilmu ma‘a>ni> al-h}adi>th lebih luas daripada ‘ilmu asba>b al-
wuru>d. ‘Ilmu ma‘a>ni> al-h}adi>th mengkaji makna yang berkaitan dengan konteks
internal redaksi Bahasa beserta indikasinya. Dan juga mengkaji dengan hal-hal
yang berkaitan dengan konteks eksternal situasi, kondisi, kultur, dan latar
belakang sebab timbulnya suatu hadis. pemaparan dari Abdul Majid Khon ini
sependapat dengan pernyataan Abdul Mustaqim di atas. ‘Ilmu ma‘a>ni> al-h}adi>th
memang banyak bersinggungan dengan makna teks yang hal ini sama dengan
‘ilmu ghari>b al-h}adi>th karena ‘ilmu ma‘a>ni> al-h}adi>th merupakan pengembangan
dari ‘ilmu ghari>b al-h}adi>th. Kedua ilmu ini memiliki tugas sama yakni
menjelaskan kalimat yang dianggap sulit dalam matan hadis dengan melihat teks
matan hadis yang lain.15 Sedangkan ‘ilmu asba>b al-wuru>d fokus pada peristiwa-
peristiwa atau pertanyaan-pertanyaan yang terjadi saat hadis itu disampaikan.16
14
Abdul Mustaqim, Ilmu Ma’anil Hadits: Paradigma Interkoneksi Berbagai Metode dan Pendekatan dalam Memahami Hadis Nabi (Yogyakarta: Idea Press, 2016), 4. 15
Khon, Takhrij dan Metode…, 136. 16
Mustaqim, Ilmu Ma’anil..., 65.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
33
Metode pemahaman hadis dalam ilmu hadis dikenal dengan istilah ma‘a>ni>
al-h}adi>th. Istilah ini juga dipakai oleh Abdul Majid Khon dalam bukunya Takhrij
dan Metode Memahami Hadis. Selain dikenal denga istilah ma‘a>ni> al-h}adi>th, ia
juga dikenal dengan istilah fiqh al-h}adi>th atau fahm al-h}adi>th.17
Kritik bahasa arabnya adalah قدنال yang berasal dari naqada-yanqudu-
naqdan: dalam kamus al-Munawwir memiliki arti mengkritik, meneliti dengan
seksama.18
Selain itu ia memiliki makna penelitian, analisis, pengecekan, dan
pembedaan. Jika dilihat dari makna kebahasaannya, yang dimaksud dengan naqd
al-h}adi>th adalah penelitian terhadap suatu hadis lalu menganalisis sanad dan
matannya, melakukan penelusuran terhadap sumber yang terkait dan
membedakan keautentikannya. Istilah kritik hadis ini belum populer di kalangan
ulama terdahulu tetapi mereka menggunakan ilmu al-jarh} wa al-ta‘di>l untuk
melakukan penelitian terhadap suatu hadis. ‘Ilmu al-jarh} wa al-ta‘di>l ini dalam
prakteknya sama dengan dengan kegian kritik hadis.19
Sharah} berasal dari kata sharah}a-yashrahu}-sharh}an yang artinya
menjelaskan, menafsirkan.20
Jadi sharh} al-h}adi>th adalah menjelaskan keadaan
atau menafsirkan maksud hadis. Pada prakteknya dalam kitab-kitab sharh}
ditemukan bahwa pen-sharh} tidak hanya menjelaskan matannya saja melainkan
juga sanadnya. Bahkan terkadang dijelaskan detail jika ditemukan periwayat
yang tidak jelas statusnya. Begitu pula dengan matan, mereka menjelaskan
17
Khon, Takhrij dan Metode..., 134-135; Mustaqim, Ilmu Ma’anil..., 4. 18
Ahmad Warson Munawwir, al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia Terlengkap (Surabaya: Pustaka Progresif, 1997), 1454. 19
Idri, Studi Hadis (Jakarta: Kencana, 2010), 275-276. 20
Munawwir, al-Munawwir: Kamus Arab…, 707.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
34
kalimat-kalimat yang digunakan dalam teks matan dan maksudnya dari
keseluruhan matan. Terkadang ada juga yang menghubungkannya dengan matan
lain yang terkait disertai dengan komentar ulama.
Setelah menjelaskan kelima istilah di atas yakni, fahm al-h}adi>th, fiqh al-
h}adi>th, ma‘a>ni> al-h}adi>th, naqd al-h}adi>th, dan sharh} al-h}adi>th dapat disimpulkan
bahwa apa yang dimaksud oleh kelimanya ini sama yaitu mengungkap maksud
matan hadis. Menurut hemat penulis, kelimanya ini merupakan proses
pemahaman hadis sehingga tidak dapat dipisahkan karena dengannya akan
menuju pemahaman hadis yang utuh dan benar.
B. Sejarah Pemahaman Hadis
Ada banyak dalil Al-Qur’a>n maupun Sunnah yang menyatakan bahwa
Muhammad adalah utusan Allah SWT yang wajib ditaati. Ia mendapat wahyu
berupa Al-Qur’a>n yang menjadi salah satu mu’jizat terbesar dalam sejarah para
utusan Allah SWT. Selain itu, yang menjadi istimewa dalam diri beliau adalah
apapun yang keluar dari lisannya merupakan wahyu. Hal ini telah Allah SWT
abadikan dalam firmanNya:
وحييوحى)3وماي نطقعنالوى) 21(4(إنىوإل
Dijelaskan dalam ayat yang lain bahwa Rasulullah diutus untuk seluruh
manusia tidak khusus pada suatu kaum saja sebagaimana dijelaskan dalam ayat
berikut:
21
Q.S. An-Najm: 3-4.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
35
يعاالن اسقلياأي ها رسولالل وإليكمج 22إن
أكث رالن اسلي علمون)كاف ةوماأرسلناكإل 23(22للن اسبشرياونذيراولكن Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa manusia diperintahkan
untuk taat kepadanya. Misalnya dalam ayat di bawah ini:
24(33يعواالر سولولت بطلواأعمالكم)أطيعواالل ووأطآمنواياأي هاال ذين
Ayat-ayat di atas, menunjukkan akan eksistensi Nabi dan pentingnya
peranannya. Dijelaskan bahwa sumber ajaran Islam pertama mengacu pada al-
Qur’an, kedua Sunnah Nabi, kemudian ijtihad (ijma>‘ dan qiya>s).25
Nabi Muhammad sebagai utusan Allah SWT memiliki peranan penting
untuk menyampaikan Al-Qur’a>n. Al-Qur’a>n diturunkan kepada Nabi Muhammad
menggunakan bahasa Arab. Kendati demikian, masih banyak sahabat yang tidak
memahaminya walaupun mereka juga menggunakan bahasa Arab. Al-Qur’a>n
merupakan sumber hukum utama berisi hukum-hukum yang lengkap namun,
penjelasannya bisa didapatkan dalam Sunnah. Bagaimana cara atau praktek
hukum Al-Qur’a>n telah dijelaskan oleh Rasulullah yang terangkum dalam
Sunnahnya.26
Yang demikian sesuai dengan dengan fungsi sunnah terhadap Al-
22
Q.S. al-A’raf: 158. 23
Q.S. Saba’: 28. 24
Q.S. Muhammad: 33, lihat pula Q.S. Ali Imran: 32, al-Nisa’: 59, al-Anfal: 20, al-Nur:
54. 25
Husni M Saleh, Ushul Fiqh (Surabaya: Taruna Media Pustaka, 2011), 22; lihat pula
‘Abd al-H}ami>d Muh}ammad ibn Ba>di>s al-S}anha>ji>, Maba>di’ al-Us}u>l (t.t: al-Shirkah al-
Wat}aniyahli al-Nashri wa al-Tawzi>‘, 1980), 21; lihat pula Nu>r al-Di>n ibn Mukhta>r al-
Kha>dimi>, ‘Ilmu al-Maqa>s}id al-Shar‘iyyah (t.t: Maktabah al-‘Abi>ka>n, 2001), 31. 26
Saleh, Ushul Fiqh…, 22.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
36
Qur’a>n.27
Oleh karenanya, menjadi sebuah keniscayaan jika sunnah dijadikan
sumber hukum setelah Al-Qur’a>n.
Ketika Rasulullah masih hidup semua permasalahan diadukan kepadanya.
Bahkan ketika sahabat mengalami kesulitan dalam memahami maksud dari teks
hadis maka, langsung ditanyakan kepadanya. Tetapi adakalanya para sahabat
mendapat penjelasan dari sahabat yang lain. Hal ini dapat dimaklumi karena
tidak semua sahabat dapat mengikuti majlis Rasul di setiap saat. Seperti kisah
populer sahabat Umar r.a dan tetangganya dari sahabat Anshar yang bergantian
untuk menghadiri majlis Nabi. Para sahabat tidak ingin meninggalkan majlis
Rasul namun mereka juga tidak bisa meninggalkan kewajibannya untuk bekerja
seperti berdagang, bercocok tanam, atau yang lainnya.28
Selain menghadiri majlis yang diadakan oleh Rasulullah, terkadang ada
sahabat yang datang berkunjung ke rumah Rasul untuk menanyakan
permasalannya. Adapula sahabat-sahabat perempuan yang menanyakan
masalahnya melalui istri-istri Rasulullah. Sahabat-sahabat yang meriwayatkan
hadis tidak hanya dari kaum laki-laki tetapi juga ada dari kaum perempuan
misalnya istri-istri Rasulullah seperti Aisyah r.a,
27
Hadis memiliki beberapa fungsi untuk Alquran itu sendiri yakni, baya>n al-taqri>r (bisa
disebut baya>n ta’ki>d atau baya>n ithba>t, yakni menetapkan dan memperkuat penjelasan
yang ada dalam Alquran), baya>n al-tafsi>r (Hadis berfungsi untuk memberikan rincian
terhadap ayat yang bersifat universal), baya>n al-tashri>‘ (Fungsi hadis adalah untuk
mewujudkan suatu hukum atau ajaran yang tidak didapati dalam Alquran atau dalam
Alquran hanya terdapat pokoknya saja), baya>n al-nasakh (Hadis sebagai na>sikh terhadap
sebagian hukum Alquran).Munzier Suparta, Ilmu hadis (Jakarta: Rajawali Pres, 2014),
58. 28
Abu> Zahwu, al-H}adi>th wa al-Muh}addithu>n (Kairo: t.p, 1378 H), 51.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
37
:-وسل معليوالل وصل ى-الل ولرسولحب يشأببنتفاطمةقالت»قالتعائشةعن-وسل معليوالل وصل ى-الل ورسولف قالالص لة؟أفأدعأطهرفلأستحاضامرأةإن ا: ب لفإذاباليضة،وليسعرقذلكإن قدرىاذىبفإذاالص لة،فات ركياليضةتأق
29وصل يالد معنكفاغسلي
Misalnya riwayat dari Ummu Salamah,
ث نا-130 ث نا:قالمعاوية،أبوأخب رنا:قالسلم،بنمم دحد عروة،بنىشامحد الل ورسولإلسليمأمجاءت:قالتسلمة،أم عنسلمة،أم اب نةزي نبعنأبيو،عن
،منيستحييلالل وإن الل ورسوليا:ف قالتوسل معليواللصل ى رأةعلىف هلالق امل
»وسل معليواللصل ىالن بقالاحت لمت؟إذاغسلمن اءرأتإذا:امل أمف غط ت«
رأة؟أوتتلمالل ورسوليا:وقالتوجهها،ت عنسلمة،فبميينك،تربتن عم،:»قالامل
30«ولدىايشبههاBegitu juga dengan istri Rasulullah yang lain; Maimunah, Hafshah,
Ummu Habibah, Zainab, Shafiyyah, Juwairiyah. Dari kalangan sahabat selain
istri Rasul misalnya seperti Asma>’ binti Abi> Bakr, Ummu Qais, Umaimah, dan
yang lainnya.
Pada mulanya, belum ada perhatian khusus terhadap kajian tentang
pemahaman hadis secara khusus. Hal ini dikarenakan ulama-ulama hadis lebih
fokus pada pengodifikasian hadis serta pembuktian autentisitas hadis Nabi.
Kajian pemahaman hadis atau ‘ilmu ma‘a>ni> al-h}adi>th kemudian ikut berkembang
29
Muh}ammad ibn ‘Ali> ibn Muh}ammad al-Shawka>ni>, Nayl al-Awt}a>r, Juz. 1 (Mesir: Da>r
al-H}adi>th, 1993), 334. Lihat pula al-Bukha>ri>, S}ah}i>h} al-Bukha>ri>, Juz. 1…, 55. Abu> Da>ud
Sulayma>n ibn al-Ash‘ath ibn Ish}a>q al-Sijista>ni>, Sunan Abi> Da>ud, Juz. 1 (Beirut: al-
Maktabah al-‘As}riyah, t.th), 74. Abu> ‘Abd al-Rah}ma>n Ah}mad ibn Shu‘ayb ibn ‘Ali> al-
Khurasa>ni> al-Nasa>’i >, Sunan al-Nasa>’i>, juz. 1 (H}alb: Maktab al-Mat}bu>‘a>t al-Isa>miyah,
1986), 122. 30
Al-Bukha>ri>, S}ah}i>h} al-Bukha>ri>, juz. 1…, 38.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
38
bersamaan dengan ilmu hadis yang lain seperti ilmu mukhtalif al-h}adi>th dan
ghari>b al-h}adi>th. Secara eksplisit munculnya kajian pemahaman ini dapat dilihat
dari usaha ulama untuk mensyarah hadis yang diawali dengan munculnya kitab
al-Istidhka>r karya Ibn ‘Abd al-Barr (w. 463 H) syarah al-Muwat}t}a’ karya imam
Ma>lik.31 Walau demikian, bukan berarti sebelum munculnya kitab syarah tidak
ada yang mempedulikan tentang subtansi dari teks itu sendiri. Jika dilihat dari
sejarah munculnya hadis yakni sejak Nabi masih hidup maka akan terlihat bahwa
benih-benih kajian pemaknaan atau pemahaman ini sudah dilakukan oleh para
sahabat.
C. Aliran dalam Memahami Hadis
Kelompok pemahaman hadis ini bisa diklasifikasikan menjadi dua aliran
yaitu kelompok tekstualis dan kelompok kontekstualis. Kelompok tekstualis
adalah sekelompok orang yang dalam memahami hadis lebih memperhatikan
makna zhahir teks hadis yang disebut dengan ahl al-h}adi>th. Kelompok
kontekstualis adalah orang-orang yang tidak hanya melihat zahir teks hadis saja
melainkan juga mengembangkan nalar terhadap faktor-faktor yang berada di
balik teks yang diistilahkan dengan ahl al-ra’yi.32
31
Khon, Takhrij dan Metode…, 137. 32
Suryadi, Metode Kontemporer Memahami Hadis Nabi Perspektif Muhammad al-Ghazali dan Yusuf al-Qardhawi (Yogyakarta: Teras, 2008), 73.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
39
1. Kelompok Tekstualis
Tekstual berasal dari kata teks artinya naskah yang berupa kata-kata
asli dari pengarang; kutipan dari kitab suci untuk pangkal ajaran atau alasan.33
Tekstualis adalah sekelompok orang yang dalam memahami hadis
lebih mementingkan makna zhahirnya (teks).34
Artinya kelompok pertama ini
mementingkan zhahir teks dengan mengesampingkan akal. Bahkan Imam
Ahmad ibn Hanbal berpesan pada muridnya bahwa hadis d}a‘i>f lebih ia suka
daripada pendapat seseorang (ra’yi).35 Selain mengesampingkan akal,
kelompok ini juga tidak melihat hal-hal yang berada di sekitar teks hadis
tersebut. Hal yang demikian juga pernah terjadi pada sahabat-sahabat
Rasulullah SAW misalnya keputusan sahabat Umar r.a dalam membagi tanah
rampasan perang sebagaimana riwayat al-Bayhaqi>:36
12221-, ساعيلي أخب رناأبوعمرومم دبنعبداللالديب,أناأبوبكرالبن الر حن عبد ,قال:ثنا القواريري الل ,وعب يد خيثمة أبو ي على,ثنا أخب رنأبو
,ثنامالك,ع ط ابرضيمهدي نزيدبنأسلم,عنأبيوقال:قالعمربنالقسمت ه تتحالمسلمونق ريةإل االلعنو:"لولأنأت ركآخرالن اسلشيءلممااف
قسمرسولاللصل ى كما ن هم فالص حيحب ي البخاري "رواه خيب ر وسل م اللعليو 37عنصدقةبنالفضلوأبموسى،عنعبدالر حن
33
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa,
2008), 1474. 34
Suryadi, Metode Kontemporer..., 73. 35
M. Ali Hasan, Perbandingan Mazhab (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), 227. 36
Muhammad Abdul Aziz al-Halawi, Fatwa dan Ijtihad Umar bin Khaththab; Ensiklopedia Berbagai Persoalan Fiqih, terj. Wasmukan dan Zubeir Suryadi Abdullah
(Surabaya: Risalah Gusti, 1999), 345-346. 37
Ah}mad ibn al-H}usayn ibn ‘Ali> Abu> Bakr Al-Bayhaqi>, Al-Sunan Al-Kubra> Li Al-Bayhaqi>, Juz. 6 (Beirut: Da>r Al-Kutub Al-‘Ilmiyah, 2003), 515.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
40
بنأخب رنامم دبنعبداللالافظ,أخب رنأبوالسنأحدبنمم د-12222مم دبنجعفر ,ثناسعيدبنأبمري,أن عبدوس,ثناعثمانبنسعيدالد ارميالط اب بن عمر ع س أن و , أبيو عن , أسلم بن أخب رنزيد قال: أخب رىم المدين
[ي قول:"أماوال ذين فسيبيده،لولأنأت ركآخرالن اس516عنو ص:رضياللكماقسمرسولاللصل ىالل قسمت ها إل ق رية ليسلمشيءمافتحتعلي ب ب انا
فالص حيحعنسعيدبنعليووسل مخيب ر,ولك نأت ركهالمحراثة"رواهالبخاري 38أبمري
Menurut Ramli Abdul Wahab, pemahaman tekstual adalah memahami
hadis dengan cara mengikuti metode ulama klasik yaitu dengan merujuk pada
kaedah Ulumul Quran, Ulumul Hadis, dan Ushul Fiqih.39
Dampak dari
memahami teks secara tekstual pada mulanya tidak terlihat karena Rasulullah
masih hidup. Namun, pada masa berikutnya setelah Islam berkembang di
berbagai belahan dunia maka menuntut umat Islam untuk menyampaikan
ajaran Nabi yakni Al-Qur’a>n dan Sunnah. Tersebarnya agama Islam tentunya
melintasi budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan yang mengakibatkan
perbedaan. Perbedaan-perbedaan ini kemudian menjadikan masalah kehidupan
di setiap tempat semakin kompleks.
Sebagaimana dikatakan oleh Syuhudi Ismail dalam bukunya Hadis
Nabi yang Tekstual dan Kontekstual bahwa ada hadis-hadis tertentu yang
lebih tepat jika dipahami secara tekstual.40
Jika titik fokus kaum ini pada
38
Ibid. 39
Ramli Abdul Wahid, ‚Perkembangan Metode Pemahaman Hadis di Indonesia,‛ dalam
Analytica Islamica, vol. 3, No. 2, 2014, 210. 40
Syuhudi Ismail, Hadis Nabi yang Tekstual dan Kontekstual (Jakarta: Bulan Bintang,
2009), 6.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
41
zhahir teks yang terdiri dari Bahasa Arab maka ilmu Bahasa menjadi
keniscayaan. Walaupun kelompok pertama lebih mementingkan zhahir teks
tetapi bukan berarti tidak menggunakan pendekatan keilmuan samasekali.
Dalam proses memamahi hadis, kelompok ini menggunakan pendekatan
bahasa dengan melihat susunan tata bahasanya.
Contoh pemahaman secara tekstualis, misalnya tentang perang;
نة،عنعمرو،سعجابربن-3030 ث ناصدقةبنالفضل،أخب رناابنعي ي حد الن ب قال قال: هما، عن الل و رضي الل و عبد وسل م: عليو الل الرب»صل ى
41«خدعةDijelaskan oleh Syuhudi Ismail bahwa hadis ini dapat dipahami secara
tekstual artinya pemahaman terhadap hadis ini sesuai dengan bunyi teks hadis
tersebut. Dalam hadis ini disebutkan bahwa perang adalah siasat dan pada
kenyataannya dimanapun perang itu terjadi, apapun senjata yang digunakan,
mulai dari jaman dahulu ingga saat ini maka peperangan membutuhkan siasat.
Hal ini sangat jelas, sebab jika berperang tanpa siasat maka sama saja dengan
menyerahkan diri kepada musuh tanpa syarat.42
2. Kelompok Kontekstualis (ahl ra’yi)
41
Al-Bukha>ri>, S}ah}i>h} al-Bukha>ri>, juz 4…, 1361, nomer indeks 1739. al-Sijista>ni>, Sunan Abi> Da>ud, juz. 3…, 43, no. indeks 2636. al-Tirmidhi>, Sunan al-Tirmidhi>, juz. 4…, 193,
no. indeks 1675. al-Qazwi>ni>, Sunan Ibn Ma>jah, juz. 2..., 946, no indeks 2834. 42
Ismail, Hadis Nabi…, 11.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
42
Konteks adalah situasi yg ada hubungannya dengan suatu kejadian
atau bagian dari suatu uraian atau kalimat yg dapat mendukung atau
menambah kejelasan makna.43
Kelompok kontekstualis adalah sekelompok orang yang dalam
memahami hadis cenderung melakukan pengembangan terhadap faktor-faktor
yang ada di balik teks.44
Begitu pula ada hadis Nabi yang memang lebih tepat
dipahami secara kontekstual.45
Munculnya kedua pemahaman ini bukan karena tidak ada hal yang
melatarbelakangi namun, muncul karena beberapa hal. Seperti yang dijelaskan
Syuhudi Ismail bahwa hadis harus dipahami secara tekstual dan kontekstual
berangkat dari pemahamannya terhadap hadis itu sendiri. Menurutnya
kehidupan masyarakat di setiap generasi bahkan di setiap tempat memiliki
persamaan, perbedaan, dan juga kekhususan.46
Sehingga dalam memahami
sunnah memerlukan pendekatan-pendekatan ilmu pengetahuan agar hadis
terus hidup.
Ada beberapa faktor mendasar yang menyebabkan pentingnya sebuah
pendekatan dalam memaknai atau memahami hadis. Diantaranya adalah
karena tidak semua kitab-kitab hadis mu’tabarah memiliki kitab syarah.
Kebanyakan yang muncul di permukaan adalah kitab syarah dari kitab
terkenal seperti kutub sittah. Dengan minimnya kitab syarah ini menimbulkan
43
Tim Penyusun, Kamus Bahasa…, 751. 44
Suryadi, Metode Kontemporer Memahami Hadis Nabi Perspektif Muhammad al-Ghazali dan Yusuf al-Qardhawi (Yogyakarta: Teras, 2008), 73. 45
Ismail, Hadis Nabi…, 6. 46
Ibid., 3.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
43
problem tersendiri ketika bersentuhan dengan hadis yang ternyata tidak
ditemukan dalam kitab syarah yang sudah ada. Faktor lainnya adalah pada
umumnya ulama cenderung memfokuskan data riwayatnya pada sudut
gramatika bahasa menggunakan pola pikir episteme bayani.47
Hal ini bisa menjadi kendala jika hasil pemikiran ulama terdahulu
kemudian dianggap final dan dogmatis.48
Pemikiran yang demikian sejalan
dengan Fazlur Rahman yang menjelaskan bahwa sunnah perlu dihidupkna
kembali. Jika hanya mengamini hasil pemikiran ulama sebelumnya yang
bahkan menganggapnya final maka sunah akan mandeg atau stagnan sampai
disitu saja. Dengan melihat konteksnya maka dapat menentukan pandangan-
pandangan spesifik yang sesuai dengan situasi saat ini. Pandangan yang
demikian ini dapat meleburkan ke-mandegkan pemikiran dengan pemahaman
bahwa sunnah bukan ketentuan yang final artinya ia akan terus hidup.49
Ada sebuah ungkapan yang sudah masyhur سلنيالد ن ا 50انكموانمزل كلحالصمال
(agama Islam selalu sesuai dengan segala waktu dan tempat). Syari’at Islam
sudah final (sempurna) tidak butuh pada syariat lain, atau tidak membutuhkan
kitab setelah Al-Qur’a>n, dan juga tidak membutuhkan utusan setelah Nabi
47
Suryadi, ‚Rekonstruksi Metodologis Pemahaman Hadis Nabi,‛ dalam Wacana Studi Hadis Kontemporer (t.t: PT Tiara Wacana, 2002), 140. 48
Ibid., 77. 49
Wahyuni Eka Putri, ‚Hermeneutika Hadis Fazlur Rahman‛ dalam Hermeneutika al-Qur’an dan Hadis (Yogyakarta: ELSAQ Press, 2010), 342-343. 50
Muh}ammad ibn S}a>lih} ibn Muh}ammad al-‘Athi>mayn, Tafsi>r Juz’ ‘amm (Riyadh: Da>r al-
Tharaya> li al-Nashr wa al-Tawzi>‘, 2002 M), 84. Lihat pula ‘Abd al-Rah}ma>n ibn H}amma>d
A>li ‘Umar, Di>n al-H}aqq (Saudi Arabia: Waza>rah al-Shu‘u>n al-Isla>miyah wa al-Awqa>f al-
Da‘wah wa al-‘Isha>d, 1420 H), 80.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
44
Muhammad SAW.51
Maka menjadi sebuah keharusan bagi umat Islam untuk
kembali pada Al-Qur’a>n dan Sunnah.
Jika syariat Islam yang selalu sesuai dikaitkan dengan kondisi
masyarakat yang berbeda-beda, maka memunculkan berbagai macam
kemungkinan yang akan terjadi. Adakalanya ajaran Islam itu terikat dengan
waktu dan tempat tertentu adapula yang tidak terikat. Selain itu, jika dilihat
dari fungsi diutusnya Rasulullah SAW sebagai pemberi petunjuk namun,
dalam waktu yang terbilang singkat maka ajaran yang dibawanya ada
kemungkinan bersifat universal, temporal, dan lokal.52
Oleh karena maka
menjadi sangat penting untuk mengkaji hadis Nabi dengan melihat status
Nabi dan konteksnya agar mendapat pemahaman yang mendalam.
Menurut Abdul Majid Khon, masalah kontekstual ini dapat dilihat dari
dua sisi. Pertama konteks bisa dilihat dari segi internal seperti mengandung
bahasa kiasan, metafora, serta simbol. Kedua bisa dilihat dari segi ekternal
seperti kondisi audiensi dari segi kultur, sosial, serta asba>b al-wuru>d.53
Menurut hemat penulis yang dimaksud dengan konteks internal adalah
makna lain yang dapat dipahami dari teks itu sendiri tetapi bukan mafhum
mantuq-nya. Kalau konteks eksternal adalah konteks yang bisa didapat dari
faktor-faktor yang berada di sekitar hadis. Teks hadis bisa dipahami dengan
melihat salahsatu faktor tersebut karena tidak semua hadis memiliki latar
belakang (asba>b al-wuru>d).
51
S}a>lih} ibn Fawza>n ibn ‘Abd Alla>h al-Fawza>n, Sharh} al-‘Us}u>l al-Thala>thah (t.t:
Mu’assasah al-Risa>lah, 2006), 272. 52
Ismail, Hadis Nabi…, 4. 53
Khon, Takhrij dan Metode…, 146-147.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
45
Ada beberapa langkah yang harus dilalui oleh peneliti untuk
memahami kandungan hadis baik secara tekstual maupun kontekstual agar
mendapat pemahaman yang utuh, sesuai dengan perkembangan zaman
sebagaimana pendapat Yusuf al-Qardhawi yang dikutip oleh Abdul Majid
Khon; pertama, memahami hadis sesuai petunjuk Al-Qur’a>n, dengan kata lain
kandungan hadis tidak boleh bertentangan dengan Al-Qur’a>n
a. Menghimpun hadis-hadis yang bertema sama dengan melakukan takhrij
kemudian menganalisis kandungan matannya
b. Penggabungan dan pen-tarjih-an hadis-hadis yang kotradiktif. Hadis-hadis
yang bertema sama dikompromikan dengan cara merinci yang global,
mengkhususkan yang umu, atau membatasi yang mutlak. Jika tidak
memungkinkan diambil yang lebih unggul.
c. Memahami hadis dengan mempertimbangkan konteks latar belakang,
situasi, kondisi, dan tujuan.
d. Membedakan antara sarana yang berubah-ubah dan yang tetap. Sarana dan
prasarana dapat berubah dan berkembang sesuai dengan lingkungan,
zaman, dan adat istiadat namun tujuan tetap haruis dijaga.
e. Membedakan makna hakikat dan majaz.
f. Membedakan antara alam gaib dan semesta
g. Memastikan makna dan konotasi lafal. Makna dan konotasi lafal harus
dijaga dan jangan sampai terjadi penyimpangan.54
54
Ibid., 149. Yu>suf al-Qard}a>wi>, Kayfa Nata‘a>malu ma‘a al-Sunnah al-Nabawiyyah (Kairo: Da>r al-Shuru>q, 2002), 111. Yusuf Qardhawi, Bagaimana Memahami Hadis Nabi SAW, terj. Muhammad al-Baqir (Bandung: Karisma, 1994), 196; Suryadi, Metode
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
46
Contoh hadis yang dipahami secara kontekstual:
1. Contoh hadis tentang larangan perempuan bepergian sendirian
ث ناسفيان،عنعمرو،عنأبمعبد،عنابنعب اس ث ناق ت يبةبنسعيد،حد حد ي قول: وسل م، عليو صل ىالل الن ب أن و:سع هما، عن الل و رجل»رضي يلون ل
ومعهامرمبامرأة،ولتسا 55«فرن امرأةإل
Diriwayatkan oleh al-Bukhariy dari Qutaibah ibn Sa‘i>d, Sufya>n
menceritakan dari ‘Amr dari Abi> Ma‘bad dari Ibnu ‘Abba>s r.a bahwa ia
pernah mendengar Rasulullah bersabda seorang laki-laki tidak boleh
berduan dengan seorang perempuan, dan seorang perempuan tidak
boleh bepergian jauh kecuali disertai mahramnya.
Ketika hadis ini muncul yakni pada saat itu di daerah Arab
transportasi yang digunakan adalah unta atau keledai. Hewan-hewan
digunakan untuk mengangkut manusia atau barang-barang melewati gurun
pasir yang tidak berpenghuni. Maka sudah barang tentu kalau perjalan ini
penuh dengan bahaya apalagi jika seorang perempuan. Oleh karenanya
Rasulullah melarang perempuan bepergian sendirian tanpa ada mahram
yang menemaninya.
Jika dilihat dari kondisi pada saat itu yang sangat mengkhawatirkan
maka yang menjadi masalah adalah perjalanan yang sepi serta kendaraan
yang membutuhkan waktu sangat lama. Hal ini berbeda dengan saat ini
yang dipermudah dengan adanya berbagai macam kendaraan. Perjalanan
jauhpun bisa ditempuh dalam jangka waktu yang singkat. Keadaan jalanan
Kontemporer Memahami Hadis Nabi (Yogyakarta: Teras, 2008), 137; Surahmat,
‚Metode Pemahaman Hadis Nabi Syaikh Yusuf al-Qardhawi‛, Inovatif, volume 1, no. 2
(tahun 2015), 48. 55
Al-Bukha>ri>, S}ah}i>h} al-Bukha>ri>, Juz. 4…, 59.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
47
yang ramai juga menjamin perempuan untuk keluar rumah walaupun
sendirian. Maka perempuan yang melakukan perjalanan sendirian tidak
termasuk melanggar hadis di atas.56
2. Contoh lain misalnya masalah tentang siwak
مالك،عنأبالز ناد،عنالعرج،عن ث ناعبدالل وبنيوسف،قال:أخب رنا حد رسولالل وصل ىاللعليو لولأنأشق »وسل مقال:أبىري رةرضيالل وعنو:أن كل صلة 57علىأم تأوعلىالن اسلمرت همبالس واكمع
‘Abd Alla>h ibn Yu>suf menceritakan kepada kami, dia berkata ma>lik
mengabarkan kepada kami dari Abi> al-Zina>d dari al-A‘raj dari Abi >
Hurairah r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda: seandainya aku tidak
khawatir akan memberatkan umatku, niscaya aku perintahkan
mereka untuk bersiwak setiap kali hendak shalat.58
وسل م عليو الل صل ى الن ب عن عائشة: مرضاةالس واك»وقالت للفم مطهرة 59للر ب
Dan Aisyah berkata dari Rasulullah SAW ‚Siwak dapat
membersihkan mulut dan mendatangkan ridha Allah.60
56
Khon, Takhrij dan Metode…, 147-148. Lihat pula Qardhawi, Bagaimana Memahami…, 136-137. 57
Muh}ammad ibn ‘Ali> al-Shawka>ni>, Nayl al-Awt}a>r, Juz. 1 (Kairo: al-Quds, 2012), 125.
Lihat pula al-Bukha>ri>, S}ah}i>h} al-Bukha>ri>, Juz 1…, 31, Muslim al-H}ajja>j Abu> al-H}asan al-
Qushayri> al-Naysa>bu>ri>, S}ah}i>h} Muslim, Juz. 1 (Beirut: Da>r Ih}ya>’ al-Tura>th al-‘Arabi>,
t.th), 220, Abu> Da>ud Sulayma>n ibn al-Ash‘ath ibn Ish}a>q al-Sijista>ni>, Sunan Abi> Da>ud, Juz. 1 (Beirut: al-Maktabah al-‘As}riyah, t.th), 12, Muh}ammad ibn ‘I>sa> ibn Sawrah al-
Tirmidhi>, Sunan al-Tirmidhi>, Juz. 1 (Mesir: Shirkah Maktabah wa Mat}ba‘ah Mus}t}afa> al-
Ba>bi> al-H}albi>, 1975 M), 34, Abu> ‘Abd al-Rah}ma>n Ah}mad ibn Shu‘ayb ibn ‘Ali> al-
Khurasa>ni> al-Nasa>’i >, Sunan al-Nasa>’i>, Juz. 1 (H}alb: Maktab al-Mat}bu> ‘a>t al-Isa>miyah,
1986), 12, Ibnu Ma>jah Abu> ‘Abd Alla>h Muh}ammad ibn Yazi>d al-Qazwi>ni>, Sunan Ibn Ma>jah, Juz. 1 (t.k: Da>r Ih}ya>’ al-Kutub al-‘Arabiyah, t.th), 105. 58
Faishal bin Abdul Aziz Alu Mubarak, Ringkasan Nailul Authar, terj. Amir Hamzah
Fachrudin & Asep Saefullah, juz. 1 (Jakarta: Putaka Azzam, 2011), 83. 59
Al-Bukha>ri>, S}ah}i>h} al-Bukha>ri>, Juz 1…, 31. 60
Mubarak, Ringkasan Nailul, Juz. 1…, 83.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
48
Jika dilihat dari zahir teks, hadis ini menunjukkan adanya anjuran
agar bersiwak setiap kali akan melaksanakan shalat. Kemudian pada
riwayat Aisyah dikatakan bahwa fungsi siwak adalah untuk membersihkan
mulut. Ada lima waktu yang sangat disunnahkan untuk bersiwak yakni
ketika hendak melaksanakan shalat, ketika berwudhu, ketika membaca Al-
Qur’a>n, ketika bangun tidur, dan yang terakhr ketika perubahan bau mulut.
Berubahnya bau mulut ini bisa dikarenakan makanan atau minuman, atau
terlalu lama diam atau terlama banyak bicara.61
Dan disunnahkan bersiwak
menggunakan kayu ara>k, biasanya orang Asia menyebutnya dengan kayu
siwak.
Tujuh manfaat bersiwak: melawan penyakit gusi yang disebabkan
oleh bakteri, memerangi plak gigi secara efektif, melawan karies (gigi
berlubang), menghilangkan bau mulut, membuat aroma mulut menjadi
harum, secara efektif membersihkan daerah interdental (daerah diantar
gigi), meningkatkan sekresi (pengeluaran ludah) serta mencegah terhadap
terjadinya dry mouth/ xerostomia atau mulut kering.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh prusahaan Wrigley telah
melakukan kajian terhadap siwak dan telah dipublikasikan dalam jurnal of
agricultural and food chemistry. Ditemukan bahwa mint dari ekstrak siwak
20 kali lebih efektif membunuh bakteri dibandingkan dengan mint yang
61
Muh}ammad ibn ‘Ali> ibn Muh}ammad al-Shawka>ni>, Nayl al-Awt}a>r, Juz 1 (Mesir: Da>r al-
H}adi>th, 1993), 134.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
49
lain.62
Dalam journal of periodontology, hasil peneliti di swedia
menjelaskan bahwa siwak mampu membunuh penyakit periodontal. Siwak
juga lebih efektif dalam mengurangi plak dan radang gusi dibandingkan
dengan toothbrushing.63
Hikmah yang dapat diambil dari hadis di atas adalah untuk selalu
menjaga (bau) mulut. Hal ini memang sangat penting terlebih apabila akan
berkumpul dengan banyak orang karena apabila terjadi maka akan
menimbulkan masalah. Di era sekarang, cara untu menjaga mulut agar
tetap segar dan tidak beraroma tak sedak adalah dengan menggosok gigi
menggunakan pasta gigi atau dengan berkumur-kumur dengan cairan
khusus. Ketika melakukannya (menjaga mulut agar tetap segar) tidak
menggunakan siwak bukan berarti telah melanggar hadis ini. Selama tujuan
dari hadis ini tercapai walaupun menggunakan alat yang berbeda maka
tidak menjadi masalah.
D. Metode Pemahaman Hadis
Metode dalam kamus memiliki dua arti; pertama cara yang teratur
berdasarkan pemikiran yang matang untuk mencapai maksud (dalam ilmu
pengetahuan dan sebagainya); Kedua cara kerja yang teratur dan bersistem untuk
62
Zaidah kusumawati, dkk. Ensiklopedia Nabi Muhammad SAW dalam Ragam Gaya Hidup 1, Juz. 5 (Jakarta: Lentera Abadi, 2011), Juz 5, 110. 63
Ibid., 112.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
50
dapat melaksanakan suatu kegiatan dengan mudah guna mencapai maksud yang
ditentukan.64
Sedangkan pemahaman merupakan proses atau cara memahami dan
memahamkan. Arti dari pemahaman ini berbeda dengan arti kata memahami
walaupun berasal dari akar kata yang sama yaitu paham. Makna dari memahami
adalah mengerti benar atau mengetahui benar sedangkan pemahaman adalah
proses.65
Dilihat dari artinya maka yang dimaksud dengan pemahaman hadis
adalah bagaimana cara atau proses memahami dan memahamkan teks hadis.
Sebagaimana pemaparan Hasyim Abbas yang ia kutip dari kitab
Muqa>wamah al-H}aya>h min al-Qur’a>n karya Ibra>hi>m al-Dasuqiy, bahwa secara
garis besar metode pemahaman hadis terbagi menjadi empat; pertama, naz}ariyah
tah}li>liyyah (tajzi’i) kedua, naz}ariyah ijma>liyyah ketiga, naz}ariyah muqa>rin, dan
keempat, naz}ariyah maud}u>‘iyyah/ tauhidiyah.66
Pembagian metode pemahaman
hadis ini sama dengan metode yang digunakan dalam tafsir. Begitu pula yang
dilakukan Hasjim Abbas, karena metode hadis yang dipaparkan beliau mengutip
dari kitab-kitab ‘ulu>m al-tafsi>r seperti al-Bida>yah fi> al-Tafsi>r karya ‘Abd al-H}ayy
al-Farmawi>.
Pertama, metode tahlili adalah salah satu cara menjelaskan hadis dengan
menjelaskan seluruh aspek yang dikandung oleh suatu hadis. Penjelasan ini dalam
64
Tim penyusun kamus pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa,
2008), 952. 65
W.J.S Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,
1976), 694. 66
Hasjim Abbas, ‚Studi Hadis dengan Metode Maudhu’i (Pendekatan Praktek)
dalam‛Bungan Rampai Persoalan-persoalan Keislaman dan Umat Islam, 1996, 5.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
51
penjelasan yang utuh dengan aspek kajian sedetail mungkin. Kajian dengan
metode ini akan menghasilkan kesimpulan yang persial yang sarat dengan nuansa
kecenderungan pengkaji. Karena kajian ini diekplorasi oleh pengkaji sesuai
dengan keilmuan yang dimiliki. Adapun langkah-langkah penelitian dengan
metode tahlili sebagai berikut: 1. Menjelaskan hadis sesuai dengan sistematika
kitab sumbernya, 2. Menjelaskan kosa kata dan pemaknaan terhadap struktur
kalimat matan hadis berdasarkan kaidah kebahasaan 3. Pemaknaan ungkapan
makna hadis seutuhnya 4. Menarik kesimpulan berupa pokok-pokok pesan hadis,
natijah hukum taklifiyah/ wadh’i/ ikhtiyari dan aspek hikmah yang bisa digali.
Metode tahlili ini merupakan cara konvensional yang klasik (taqlidi qadim).
Kitab syarah yang menggunakan metode tahlili seperti karya Ibnu H}ajar al-
‘Asqala>ni> dalam mensyarahi kitab S}ah}i>h} al-Bukha>ri>.67 Misalnya ketika Ibnu
Hajar menjelaskan riwayat al-Bukha>ri> nomer indeks 14 tentang iman:
ث ناأبوالز ناد،عنالعرج،عن-14 ث ناأبواليمان،قال:أخب رناشعيب،قال:حد حد عنو، الل و رضي ىري رة أب قال: وسل م عليو الل صل ى الل و رسول ن فسي»أن ف وال ذي
إليومنوالدهوولده أكونأحب «بيده،لي ؤمنأحدكمحت تعليقمصطفىالبغا[
بيده.)أحب ش)فوالذينفسيبيده(أقسمباللتعالالذيحيات-(1/14)14إليو(مقدمالديووعنوانذلكالطاعةوالقتداءوتركاملخالفة[
الر سول( )ق ولوبابحب
67
Ibid., 5-6.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
52
حت ق ولو بقرينة وسل م عليو صل ىالل و الل و رسول سي دنا والمراد للعهد فيو م أكونالل وإن الل وأحب رسول بسي دنا متص ة الحب ي ة لكن يان ال من الرسل يع ج مب ة كانت
صل ىالل وعليووسل موقدأكث 14 دينار واسمأبحزة المصي شعيبىوبنأبحزة المصن ف[ق ولو ر
وأبالز نادووقعفغرائبمالكللد ارقطنإدخالرجل منتريجحديثوعنالزىري العرجوأبىري رةفىذاالديثوىيزي ادةشاذ ةوىوأبوسلمةبنعبدالر حنب ي
بدونامنحديثمالكومنحديثإب راىيمبنطهمانوروىبن ساعيلي ف قدرواهالفيو الديثمصر حا ىذا عنأباليمانشيخالبخاري الر ازي منطريقأبحات منده
ق ولوبا شعيب عن عي اش بن علي طريق من الن سائي وكذا سناد ال يع ج ف لت حديثىناك يكن ل وإن ت وكيدا المهم المر على اللف جواز فيو بيده ن فسي وال ذي
ل ق ولو معمستحلف وىو المفعول ع أف عل ىو أحب ق ولو كامل إيانا أي ي ؤمنالفصل الممتنع لن إليو بقولو معمولو وب ي نو ب ي وفصل القياس خلف على كث رتو
كل أحدلووالدمنغريعكسوفبأجنبق ولومن مالوالدللكثري ةلن والدهوولدهقد تتل ول الش فقة لمزيد وذلك علىالوالد الولد حديثأنست قدي ف الن سائي فرواية
68اتفذلكفحديثأبىري رةىذاوىومنأف رادالبخاري عنمسلمالر وايKedua, metode ijmali adalah cara menjelaskannya singkat dan padat.
Artinya penyajiannya secara ringkas dan mencukupkan pada ide pokok yang
dikandung oleh hadis tersebut. Bahasa yang digunakanpun adalah Bahasa
sederhana yang lebih mengutamakan segi praktisnya. Misalnya seperti kitab al-
Adab al-Nabawi> karya Muh }ammad ‘Abd al-‘Azi>z al-Khawli>.69
Misalnya ketika ia
menjelaskan hadis tentang tanda-tanda orang munafik:
68
Al-‘Asqala>ni>, Fath} al-Ba>ri>, Juz .1…, 58. 69
Abbas, Studi Hadis…, 6.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
53
-2-باب:علماتالنفاق-6إذا آيةاملنافقثلث:»يووآلوقال:عنأبىريرةرضياللعنو،عنالنبصلىاللعل
رواهمسلموالرتمذيوالنسائي[«.حدثكذب،وإذاوعدأخلف،وإذاائتمنخانالوفاء ترك الوعد وإخلف وراءىا، خفي أمر على تدل الت الظاىرة العلمة اآلية:ىذه وليسالغرضمنذكر ورقو، بعدسقوط اخضر إذا منأخلفالشجر مأخوذة
كالفجورفاملخاصمةوإناالغرضالتنبيوإلالثلثةحصرآياتالنفاقفيهافإنا كثريةالقول فساد إل فنبو والنية والعمل القول ثلثة ف أصلو ينحصر التدين إذ أصولا
بالكذب،وإلفسادالفعلباليانة،وإلفسادالنيةبالخلفلنالخلفالقادحكانالعزمعليومقارناللوعد،وباقيالشرحللحديث 70فشرحماقبلو.ما
Ketiga, metode muqa>rin (membandingkan). Metode ini sangat
menonjolkan aspek keragaman matan hadis atau komentar. Cara yang ditempuh
dalam metode ini ada menampilkan perbedaan-perbedaan teks hadis yang
sepadan subtansi maknanya. Juga dengan menampilkan perbedaan pendapat antar
pensyarah hadis. dengan demikian maka yang tampak dari hasil metode ini
adalah keluasan makna dan keragaman komentar. Hal ini bisa dilihat dalam kitab
Ih}ka>m al-Ah}ka>m yang mengulas ‘Umdat al-Ah}ka>m karya Ibnu Daqi>q al-‘I>>d dan
kitab Nayl al-Awt}a>r yang mensyarah kitab Muntaq> al-Akhba>r karya Ibnu
Taymiyah.71
Contoh penjelasan dalam kitab Nail al-Aut}a>r:
كتابالص يام
70
Muh}ammad ‘Abd al-‘Azi>z ibn ‘Ali> al-Sha>dhili> al-Khawli>, al-Adab al-Nabawi> (Beirut:
Da>r al-Ma‘rifah, 1432 H), 20. 71
Abbas, Studi Hadis…, 6.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
54
الش رع: وف مساك ال اللغة: ف الص يام الفتح: ف والافظ مسلم شرح ف الن ووي قالالس نة ف رمضان شهر صوم ف رض وكان ان ت هى. مصوصة بشرائط مصوص إمساك
ة.الث انيةمنالجرموالفطرمنالشهودبابماي ثبتبوالص و
صل ىالل و-ت راءىالن اسالللفأخب رترسولالل و»)عنابنعمرقال:-1625رأي توفصاموأمرالن اسبصيامو-عليووسل م ارقطنوقال:ت فر درو«أن اهأبوداودوالد
ابنوىبوىوثقة(.بومروانبنمم دعن»)وعنعكرمةعنابنعب اسقال:-1626 صل ىالل وعليو-جاءأعرابإلالن ب الل و؟قال:ف قال:-وسل م إل أنلإلو ف قال:أتشهد رأيتاللل:ي عنرمضان إن
مم دارسولالل و؟قال:ن عمقال:يابللأذ نفالن اسف ليصومو ان عمقال:أتشهدأن المسة«غدا عنساكرواه بنسلمة داودأيضامنحديثح اد أبو ورواه أحد إل
عناهوقال: «ني قومواوأنيصوموافأمربللف نادىفالن اسأ»عنعكرمةمرسل موالفطرمنالشهود[بوالص و كتابالص يام[ بابماي ثبت
وصح حو والب ي هقي وصح حاه والاكم حب ان وابن الد ارمي أيضا أخرجو الديثالو لعنو. نافع عن نافع بن أببكر منطريق كلهم حزم أيضاابن والديثالث انأخرجو
والاكمقالالت رمذي:روىمرسلوقالالن سائيإن ارقطنوالب ي هقي وأولابنحب انوالد ةوفالبابعنابنعب اسوابنبالص وابوساكبنحربإذات فر دبأصلليكنحج
ارقطنوالط ب ران فالوسطمنطريقطاوسقال:"شهدتالمدينة عمرأيضاعندالد عنده وشهد واليها إل رجل فجاء عب اس وابن عمر ابن شهروبا ىلل رؤية على
رسولالل و»رمضانفسألابنعمروابنعب اسعنشهادتوفأمراهأنييزهوقال: - إن وسل م عليو الل و و-صل ى رمضان، ىلل رؤية على واحد شهادة ييزأجاز ل كان
بشهادةرجلي فطارإل وىو«شهادةال ارقطن:ت فر دبوحفصبنعمراليلي قالالد نعلىأن هات قبلشهادةالواح دفدخولضعيف.والديثانالمذكورانفالبابيدل
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
55
قال ق وليو. أحد ف والش افعي حنبل بن وأحد المبارك ابن ذىب ذلك وإل رمضان،الن ووي:وىوالصح،وبوقالالمؤي دبالل و.
و والوزاعي والل يث مالك ي قبلوقال ل إن و والادوي ة: ق وليو أحد ف والش افعي الث وريوفيو اآلت، ط اب ال بن زيد بن الر حن عبد بديث واستدلوا اث نان. ي عتب ر بل الواحد
وبديثأمريمك ةاآلت،وفيو"فإنل«صومواوأفطروافإنشهدشاىدانمسلمانف»ميباح المت قد تمالن رهوشهدشاىداعدل"وظاىرهااعتبارشاىدين.وتأولواالديث ي
الن ب عند شهد قد يكون -أن وسل م عليو بأن -صل ىالل و وأجابالو لون رها. غي ن يدل الباب وحديثا بالمفهوم. الواحد ق بول من المنع فيو ما غاية بالث ن ي الت صريح
المنطوقأرجح.وأم االت أويلبالحتمالالمذكورف ت عسفعلىق بولوبالمنطوق،ودللةعن البحر الش ريعة.وحكيف أكثر إلطرح مفضيا لكان مثلو اعتبار صح لو وتويز
ق ول وأحد حنيفة وأب خفاءالص ادق لحتمال الغيم ف الواحد ي قبل أن و بالل و المؤي دشهادة ف واختلفأيضا خفائو. لب عد جاعة إل ي قبل فل الص حو ل غريه عن اللل
يعاوالفقهاءأن وليكفيالواحدفىللخروجرمضان،فحكيفالبحرع رةج نالعت شو ال.
عدلواحد فشرحمسلم:لتوزشهادة ي قبل.قالالن ووي أن و وحكيعنأبث ورالع يع ج عند شو ال المهورعلىىلل واستدل ان ت هى. بعدل فجو زه ث ور أبا إل لماء
منضعف ت قد م لما حج ة بو ت قوم ل م،وىوم ا عب اسالمت قد وابن عمر بديثابنالر عبد حديث وأم ا بو. ت فر د اآلتيانمن مك ة أمري وحديث ط اب ال بن زيد بن حن
ف هماواردانفشهادةدخولرمضان.أم احديثأمريمك ةفظاىرلقولوفيو"نسكناأنبشهادتما".وأم احديثعبدالر حنب ط ابففيب عضألفاظو"إل نزيدبنال
منق ولو: ةشعبان»يشهدشاىداعدل"وىومستث فالكلمفشهادة«فأكملواعد المصن ف سيذكره ال ذي الل فظ وأم ا رمضان. دخول ق ولو: أعن مسلمان»، شهد فإن
كونمفهومالش رطقدوقعاللففالعملبوىوأيضامعارض«فصومواوأفطروا فمع
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
56
ات قد ممنق بولو دفأو لالش هر،وبالقياسعليولبالواح-صل ىالل وعليووسل م-ث باتىذاالكمبو،وإذالير ل لعدمالفارقفلي نتهضمثلىذاالمفهوم دفآخره
فطارمنال ال فشهادة الث ن ي علىاعتبار يكفيمايدل أن و فالظ اىر الص حيحة دل ةعل الواحديدل فالص وم.وأيضاالت عبدبقبولخب بو واحدقياساعلىالكتفاء ىفيو
ليلبتخصيصوبع ماوردالد موضعإل كل كالش هادةق بولوف الواحد دمالت عبدفيوببحديثعبد على مفهوم ي قال:إن أن ويكن ث ور أبو قالو ما فالظ اىر ونوىا الموال
ط ابقدعورضفأو لالش ه ات قد م.الر حنبنزيدبنال ربديثابن تأيده مع لسي ما فلي نتهضذلكالقياسلمعارضتو الش هر وأم افآخر
ل صلحي تو من مانع ر غي فذلك ضعيفا كان إن وىو م المت قد عب اس وابن لت أيدعمربأخبار الت عبد من ورد ما لتخصيص الديث بذلك المعتضد المفهوم ذلك ف يصلح
أ ف ق ولو أن مطلقا الواحد بقبول القول ي ؤي د وم ا نظر مل ب عد والمقام و لاآلحاديو بأن و ذلك وأجيبعن ق ولو إل استنادا ة العد كمال عند فطار ال يست لزم زرمضان
فطاربقولالواحدضمنالصرحياوفيونظر 72ال
Keempat, metode analitik tematik yaitu mengkaji beberapa hadis
berdasarkan topik yang sama. Cirinya adalah menghimpun sejumlah hadis yang
sama pembahasannya lengkap dengan sanad, matan, dan mukharrijnya.
Kemudian menganalisis hadis satu persatu dengan pendekatan ilmu yang relevan
sebagai sarana untuk mengupas tuntas topik pembahasan tersebut. Kajian ini
dimaksudkan untuk menjawab permasalahan yang muncul dalam topik hadis
yang dikaji.73
E. Pendekatan Pemahaman Hadis
72
Al-Shawka>ni>, Nayl al-Awt}a>r, Juz. 4..., 223. 73
Abbas, Studi Hadis…, 6-7.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
57
Ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan untuk membantu
memahami hadis diantaranya; pendekatan bahasa, historis, sosiologi, sosio-
historis, antropologi, psikologi.74
a. Pendekatan Bahasa
Pendekatan ini dilakukan dengan cara melihat bentuk-bentuk Bahasa
dalam teks hadis/ matan hadis. karena bentuk teks hadis ini bisa berupa
jawa>mi‘al-kalim (ungkapan singkat tetapi sarat makna), tamthi>l (ungkapan
yang berbentuk perumpamaan), Bahasa simbolik, Bahasa percakapan, dan
ungkapan anlogi (qiyas). Kiranya perlu melakukan klasifikasi terhada bentuk-
bentuk sabda Rasulullah agar dapat menjelaskan keistimewaan Nabi dalam
berbahasa karena beliau dikenal fasih dalam berbicara.75
Bahasa yang digunakan Rasulullah SAW dalam menyampaikan hadis
selalu menggunakan susunan yang baik dan benar. Dengan pendekatan ini,
maka mempermudah peneliti untuk mencari kandungan hadis tersebut.76
Ilmu
kebahasaan ini menjadi penting tatkala menemukan hadis-hadis yang
semakna. Sebelum menentukan kualitas suatu hadis maka terlebih dahulu
melakukan I’tibar atau mencari hadis yang setema. Dengan ditemukannya
macam-macam hadis dengan matan berbeda maka ilmu Bahasa menjadi
sebuah keniscayaan. Jika perbedaan lafazh tersebut tidak mengakibatkan
perbedaan makna maka tidak menjadi masalah dengan catatan sanadnya sama-
74
Ramli Abdul wahid, ‚Perkembangan Metode Pemahaman Hadis di Indonesia‛,
Analytica Islamica, vol 3, no. 2 (2014), 213; Nizar Ali, Memahami Hadis Nabi (Metode dan Pendekatan) (Yogyakarta: CeSAD YPI al-Rahmah, 2001), 56. 75
Ali, Memahami Hadis…, 4-5. 76
Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), 27.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
58
sama sahih.77
Selain untuk mengetahui petunjuk yang terdapat dalam hadis,
pendekatan bahasa juga menjadi penting untuk matan hadis yang
kemungkinan memiliki makna majazi.
b. Pendekatan Historis
Cara yang digunakan dalam pendekatan ini adalah dengan
memperhatikan dan mengkaji situasi atau peristiwa sejarah yang terkait
dengan latarbelakang munculnya hadis. Latarbelakang munculnya hadis dalam
istilah ilmu hadis disebut dengan asba>b al-wuru>d. Jadi, asba>b al-wuru>d adalah
sebab datangnya hadis yakni hal-hal yang menyebabkan Nabi mengucapkan
suatu perintah, larangan, dan lainnya.78
Menurut Hasbi ash-Shiddiqiey, asba>b al-wuru>d adalah ilmu yang
menerangkan sebab-sebab Nabi menuturkan sabdanya dan masa-masa Nabi
menuturkan itu atau sebab datangnya hadis dan munasabah-munasabahnya.79
Asba>b al-wuru>d adalah konteks historis, baik berupa peristiwa atau
pertanyaan atau lainnya yang terjadi pada saat hadis itu disampaikan oleh
Nabi. Ia berfungsi sebagai pisau analisis untuk menentukan apakah hadis itu
bersifat umum atau khusus, mutlak atau muqayyad, naskh atau mansukh dan
lain sebagainya. Asba>b al-wuru>d ini bukanlah tujuan tetapi sebagai sarana
77
Ali, Memahami Hadis…, 57-70. 78
Totok Jumantoro, Kamus Ilmu Hadis (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), 21-23. 79
Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Pokok-Pokok Ilmu Dirayah Hadis, jilid 1 (Jakarta:
Bulan Bintang, 1987), 269.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
59
untuk memperoleh ketetapan makna dalam memahami pesan moral suatu
hadis.80
Namun asba>b al-wuru>d tidak dibutuhkan untuk memahami hadis yang
bermuatan ghaib atau akidah karena masalah hal ghaib atau akidah tidak
terpengaruh oleh situasi apapun. Asba>b al-wuru>d sering kali dimuat dalam
hadis itu sendiri ketika periwayat menuturkan sebuah peristiwa secara utuh.
Terkadang periwayat hanya mengutip potongan hadis tertentu untuk dijadikan
dalil dalam kasus tertentu pula.81
c. Pendekatan Sosiologis
Memahami hadis dengan pendekatan sosiologis adalah dengan cara
memperhatikan serta mengkaji kemungkinan adanya keterkaitan antara teks
dengan kondisi dan situasi masyarakat pada saat hadis itu muncul. Tujuan dari
melakukan penelitian dengan pendekatan sosiologis adalah untuk menjelaskan
apa yang terjadi pada masyarakat dengan berbagai situasi dalam ruang dan
waktu. Setting social yang melingkupi hadis harus diperhatikan betul agar
mendapatkan pemahaman yang utuh tentang hadis tersebut.82
d. Pendekatan Sosio-Historis
Pendekatan ini merupakan penggabungan dari dua ilmu pengetahuan
yakni sosiologis dan historis. Pendekatan ini dilakukan dengan cara
menggabungkan fakta sejarah dan fakta social masyarakat pada saat hadis itu
80
Said Agil Husin Munawwar dan Abdul Mustaqim, Asbabul Wurud (Studi Kritik Hadis Nabi Pendekatan Sosio-Historis-Kontekstual) (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), 5. 81
Muh Zuhri, Telaah Matan Hadis (Sebuah Tawaran Metodologis) (Yogyakarta: lesfi,
2003), 62. 82
Ali, Memahami Hadis…, 86-92.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
60
muncul.83
Selain itu dapat melihat sejarah dan setting sosial masyarakat
sebelum hadis itu disabdakan oleh Rasulullah sehingga ditemukan
kemungkinan-kemungkinan yang bisa dijadikan penyebab munculnya sebuah
hadis.
Cara kerja sosiologis berdasarkan kecurigaan apakah tujuan dari hadis
itu sesuai dengan teks atau ada maksud lain. Dengan menguasai konsep
sosilogis maka akan mampu menganalisa efektifitas hadis dalam masyarakat
sebagai alat untuk mengubah masyarakat mencapai keadaan yang lebih baik.84
e. Pendekatan Antropologis
Pendekatan ini adalah dengan memahami hadis lewat praktek
keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, tradisi dan
budaya yang berkembang dalam masyarakat, pada saat hadis tersebut
disabdakan. Pemahaman hadis dengan pendekatan antropologis bahkan sudah
diterapkan Nabi SAW.85
f. Pendekatan Psikologis
Cara yang bisa digunakan untuk memahami hadis adalah dengan
melihat kondisi psikologis Nabi dan masyarakat (lawan bicara atau orang
yang dibicarakan). Kadangkala sabda Nabi merupakan respon terhadap
pertanyaan sahabat atau tanggapan atas sikap sahabat. Jadi sebelum bersabda
kadangkala beliau melihat kondisi psikologi lawan bicaranya atau yang sedang
dibicarakan.
83
Abdul Mustaqim, Ilmu Maanil Hadis Hadis Paradigm Interkoneksi: Berbagai Teori Dan Metode Memahami Hadis Nabi (Yogyakarta: Idea Press, 2008), 64. 84
Ibid., 69. 85
Ali, Memahami Hadis…, 103-107.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
61
Beberapa pendekatan yang ditawarkan ini tidak semuanya dapat
diterapkan secara bersamaan atau salahsatunya tidak dapat diterapkan pada
semua hadis. Dengan melihat latar belakang munculnya suatu hadis serta hal-
hal yang mengelilinginya maka, dapat ditemukan pendekatan mana yang lebih
tepat untuk digunakan sebagai pendekatan dalam memahaminya. Karena
adakalanya suatu hadis lebih tepat dipahami dengan pendekatan sosio-historis
atau secara sosialnya saja atau mungkin secara historisnya
Oleh karena sebagian besar hadis merupakan respon Nabi atas sahabat-
sahabatnya maka tentu saja sangat berkaitan erat dengan siuasi dan konsdisi
pada saat itu. Melihat peran Nabi pada saat bersabda juga dapat membantu
dalam memahami hadis karena dapat diketahui posisi beliau pada saat itu.86
Dengan melihat respon sahabat dalam mempraktekkan sunnah Rasul juga
dapat membantu memahami hadis Nabi karena sahabat merupakan saksi hidup
proses munculnya hadis. Setting social-kultural juga tidak dapat
dikesampingkan begitu saja karena bagaimanapun hadis hadir dalam ruang
dan waktu yang terbatas.
86
Ismail, Hadis Nsabi…, 2.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
62
BAB III
HADIS TENTANG BANGSA TURK
A. Hadis-hadis Bangsa Turk dalam al-Kutub al-Sittah
Hadis tentang bangsa Turk banyak diriwayatkan oleh ulama hadis
terkenal. Penulis banyak menemukan riwayat tersebut di dalam kitab-kitab
mu’tabarah. Disini, pencarian terhadap hadis tersebut terbatas pada al-kutub al-
sittah saja hal ini untuk memudahkan penulis dalam penelitian. Dalam al-kutub
al-sittah ditemukan sebanyak 17 riwayat. Bahkan riwayat-riwayat tersebut di
dalam masing-masing kitab dijadikan bab tersendiri. Dalam riwayat al-Bukha>ri>
ditemukan dalam ba>b qita>l al-turk juz 4 nomer indeks 2927, 2928, 2929 dan
dalam ba>b ‘ala>ma>t al-nubuwwah fi> al-isla>m juz 4 nomer indeks 3587. Dalam
kitab S}ah}i>h} Muslim ditemukan dalam bab larangan memerangi bangsa Turk juz 4
nomer 2912- 62, 63, 64, 65, 66. Dalam kitab Sunan Abi> Da>wud ditemukan dalam
ba>b fi> qita>l al-turk juz 4 nomer indeks 4303 dan 4304. Dalam kitab Sunan al-
Tirmidhi> dalam ba>b ma> ja>’a fi> qita>l al-turk nomer indeks 2215. Dalam kitab
Sunan al-Nasa’i> ditemukan satu riwayat dalam ghazwah al-turk wa al-h}abashah
juz 6 nomer indeks 3177. Dalam kitab Sunan Ibnu Ma>jah ditemukan empat
riwayat dalam ba>b al-turk juz 2 nomer indeks 4096, 4097, 4098, dan 4099.
Adapun riwayat-riwayat yang ditemukan dalam al-kutub al-sittah telah
dipaparkan sebagaimana berikut:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
63
1. Riwayat al-Bukha>ri>
عت احلسن، ي قول: - 9292 ث نا جرير بن حازم، قال: س ث نا أبو الن عمان، حد حدث نا عمرو ب إن من أشراط الساعة »ن ت غلب، قال: قال النب صلى هللا عليه وسلم: حد
اعة أن ت قاتلوا ق وما عراض عر، وإن من أشراط الس تعلون نعال الش أن ت قاتلوا ق وما ي ن طرقة الوجوه، كأن وجوهه
جان امل
«م امل
Abu> al-Nu‘ma>n menceritakan kepada kami, H{ari>r ibn Jari>r ibn H}a>zim
menceritakan kepada kami, dia berkata: saya mendengar al-H}asan
berkata , ‘Amr ibn Taghlib mencerikatan kepada kami, dia berkata:
Rasulullah SAW pernah bersabda “sesungguhnya termasuk tanda-tanda
kiamat yaitu kalian akan memerangi suatu kaum yang menggunakan
sandal berbulu, dan termasuk tanda kiamat kalian akan memerangi kaum
yang bermata sipit seakan-akan wajah mereka seperti tameng
ث نا سع - 9292 ث نا أب، عن صالح، عن حد ث نا ي عقوب، حد يد بن ممد، حدال »األعرج، قال: قال أبو هري رة رضي الل عنه: قال رسول الل صلى هللا عليه وسلم:
غار األعي، حر الوجوه، ذلف األنوف، كأن ت قوم الساعة حت ت قاتلوا التك، ص عر طرقة، وال ت قوم الساعة حت ت قاتلوا ق وما نعالم الش
جان امل
«وجوههم امل
Sa‘i>d ibn Muh}ammad menceritakan kepada kami, Ya‘qu>b menceritakan
kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami dari S}a>lih} dari al-A‘raj,
dia berkata Abu> Hurairah berkata Rasulullah SAW bersabda “tidak akan
datang kiamat sampai kalian memerangi bangsa Turk yang kecil
matanya merah wajahnya, pesek hidungnya, seakan-akan wajahnya
seperti tameng, dan tidak akan datang kiamat smapai kalian memerangi
kaum yang menggunakan penutup kepala berbulu
ث نا سفيان، قال: الزهري، عن سعيد بن - 9292 ، حد ث نا علي بن عبد الل حدسي ب، عن أب هري رة ر
ال ت قوم »ضي الل عنه، عن النب صلى هللا عليه وسلم، قال: املعر، وال ت قوم الساعة حت ت قاتلوا ق وما كأن الساعة حت ت قاتلوا ق وما نعالم الش
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
64
طرقة جان امل
سفيان وزاد فيه أبو الز ند، عن األعرج، عن أب هري رة ، قال « وجوههم امل
طرقة »رواية: جان امل
1«صغار األعي، ذلف األنوف، كأن وجوههم، امل
‘Ali> ibn ‘Abd Alla>h menceritakan kepada kami, sufya>n menceritakan
kepada kami, al-Zuhri> berkata dari Sa‘i>d ibn al-Musayyab dari Abi>
Hurairah dari Nabi Muh]ammad SAW bersabda “tidak akan datang hari
Kiamat sampai kalian memerangi kaum yang wajahnya seperti tameng”
Sufya>n berkata dan Abu> al-Zina>d menambahinya dari al-A‘raj dari Abi>
Hurairah dengan riwayat “kecil matanya, hidungnya pesek, wajahnya
seperti tameng.
ث نا أبو الز ند، عن األعرج، عن أب - 7822 ث نا أبو اليمان، أخبن شعيب، حد حدال ت قوم الساعة حت »لى هللا عليه وسلم، قال: هري رة رضي الل عنه، عن النب ص
عر، وحت ت قاتلوا التك، صغار األعي، حر الوجوه، ذلف ت قاتلوا ق وما نعالم الشطرقة،
جان امل
2األنوف، كأن وجوههم امل
Abu> al-Yama>n menceritakan kepada kami, Shu‘aib mengabarkan kepada
kami, Abu> al-Zina>d menceritakan kepada kami dari al-A‘raj dari Abu>
Hurairah dari Nabi SAW bersabda “tidak akan datang hari Kiamat
sampai kalian memerangi kaum yang memakai alas kaki dari bulu dan
sampai kalian memerangi bangsa Turk yang bermata sipit, kulitnya
berwarna merah, dan hidungnya pesek, wajahnya seperti tameng.
2. Riwayat Muslim
بة، وابن أب عمر 9299) - 29 ث نا أبو بكر بن أب شي واللفظ البن أب -( حد، عن سعيد، عن أب هري رة، أن النب صلى هللا ع ث نا سفيان، عن الزهري مر، قاال: حد
ال ت قوم الساعة حت ت قاتلوا ق وما كأن وجوههم المجان المطرقة، »عليه وسلم، قال: «قوم الساعة حت ت قاتلوا ق وما نعالم الشعر وال ت
Abu> Bakar ibn Abi> Shaibah dan Ibn Abi> ‘Umar menceritakan kepada
kami (lafazhnya milik Ibn Abi> ‘Umar), mereka berkata Sufya>n
menceritakan kepada kami dari al-Zuhri> dari Sa‘i>d dari Abi > Hurairah
bahwa Nabi SAW bersabda “tidak akan datang kiamat sampai kalian
1Muh}ammad ibn Isma>‘i>l Abu> ‘Abd Alla>h al-Bukha>ri>, S}ah}i>h} al-Bukha>ri>, Juz. 4 (Da>r T}u>q
al-Naja>h, 1422 H), 43. 2Ibid., 196.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
65
memerangi kaum yang wajahnya seperti tameng, dan tdak akan datang
kiamat sampai kalian memerangi kaum yang memaka alas kaki dari
bulu. ثن حرملة بن 9299) - 27 يي، أخبن ابن وهب، أخبن يونس، عن ابن ( وحد
شهاب، أخبن سعيد بن المسي ب، أن أب هري رة، قال: قال رسول هللا صلى هللا عليه عر، وجوههم مثل المجان ال ت قوم الساعة، حت ت قاتلكم أمة ي ن »وسلم: تعلون الش «المطرقة
H}armalah ibn Yah}ya> menceritakan kepadaku, Ibn Wahab menceritakan
kepada kami, Yu>nus mencerita kepadaku dari Ibn Shiha>b, Sa‘i>d ibn al-
Musayyab menceritakan kepadaku bahwa Abu> Huraorah berkata,
Rasulullah bersabda sabdanya “tidak akan datang hari kiamat
sampaumat yang memakai alas kaki dari bulu memerangi kalian,
wajahnya seperti tameng.
نة، ع 9299) - 26 ث نا سفيان بن عي ي بة، حد ث نا أبو بكر بن أب شي ن أب ( وحدلغ به النب صلى هللا عليه وسلم قال: ال ت قوم »الز ند، عن األعرج، عن أب هري رة، ي ب
عر، وال ت قوم الساعة حت ت قاتلوا ق وما صغ ار الساعة، حت ت قاتلوا ق وما نعالم الش «األعي ذلف النف
Abu> Bakar ibn Abi> Sahibah mengabarkan kepada kami, Sufya<n ibn
‘Uyainah menceritakan kepada kami dari Abi> al-Zina>d dari al-A‘raj dari
Abi> Hurairah dia menyampaikan sabda Nabi SAW “tidak akan datang
kiamat sampai kalian memerangi kaum yang memakai alas kaki dari
bulu dan tidak akan datang kiamat sampai kalian memerangi kaum yang
bermata sipit dan berhidung pesek.
ث نا ي عقوب ي عن ابن عبد الرحن، عن 9299) - 28 بة بن سعيد، حد ث نا ق ت ي ( حدال ت قوم »سهيل، عن أبيه، عن أب هري رة، أن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم، قال:
عر، الساعة حت ي قاتل المسلمون التك، ق وما وجوههم كالمجان المطرقة ي لبسون الش 3«ف الشعر ويشون
3Muslim ibn al-H}ajja>j Abu> al-H}asan Al-Qushayri> al-Naysa>bu>ri>, S}ah}i>h} Muslim, Juz. 4
(Beirut: Da>r Ih}ya>’ al-Tura>th al-‘Arabi>, t.th), 2233.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
66
Qutaibah ibn Sa‘i>d menceritakan kepada kami, Ya‘qu>b ,enceritakan
kepada kami dari Suhail dari ayahnya dari Abu> Hurairah bahsa
Rasulullah SAW bersabda “tidak akan datang kiamat sampai kaum
muslim memerangi bangsa Turk yaitu kaum yang wajahnya seperti
tameng berpakaian dan memakai alas kaki dari bulu.
ث نا وكيع، وأبو أسامة، عن إساعيل بن أب 9299) - 22 ث نا أبو كريب، حد ( حدهللا صلى هللا عليه خالد، عن ق يس بن أب حازم، عن أب هري رة، قال: قال رسول
عر، كأن وجوههم المجان المطرقة، »وسلم: ت قاتلون بي يدي الساعة ق وما نعالم الش 4«حر الوجوه، صغار األعي
Abu> Kuraib menceritakan kepada kami, Waki>‘ dan Ab> Usa>mah
menceritakan kepada kami dari Isma>‘i>l ibn Abi> Kha>lid dari Qais ibn Abi>
H}a>zim dari Abi> Hurairah, dia berkata Rasulullah SAW bersabda “
memerangi kaum yang memakai alas kaki dari bulu, wajahnya seperti
tameng kulitnya merah, matanya kecil.
3. Riwayat Abu> Da>wud
سكندران، عن سهيل ي عن ابن أب - 6737 ث نا ي عقوب ي عن ال ث نا ق ت ي بة، حد حدال ت قوم »صالح، عن أبيه، عن أب هري رة، أن رسول الل صلى هللا عليه وسلم قال:
عة حت ي قاتل المسلمون التك، ق وما وجوههم كالمجان المطرقة، ي لبسون السا «الشعر
Qutaibah menceritakn kepada kami, Ya‘qu>b menceritakan kepada kami
dari Suhail dari ayahnya dari Abi> Hurairah bahwa Rasulullah SAW
bersabda “tidak akan datang kiamat sampai kaum muslimin memerangi
bangsa Turk yakni kaum yang seperti tameng, memakai pakaian dari
bulu.
ث نا سفيان، عن الزهري ، - 6736 ث نا ق ت ي بة، وابن السرح، وغيها، قالوا: حد حدأن النب صلى هللا -رواية، قال ابن السرح: -سعيد بن المسي ب، عن أب هري رة عن
4Ibid., 2234.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
67
عر، وال ت قوم الساعة »عليه وسلم قال: ال ت قوم الساعة حت ت قاتلوا ق وما نعالم الش 5«لوا ق وما صغار األعي، ذلف النف، كأن وجوههم المجان المطرقة حت ت قات
Qutaibah dan Ibn al-Sarh} dan lainnnya menceritakan kepada kami,
mereka berkata Sufya>n menceritakan kepada kami dari al-Zuhri> dari
Sa‘i>d ibn al-Musayyab dari Abi> Hurairah -dengan riwayat Ibn al-Sarh} –
bahwasanya Rasulullah pernah bersabda “tidak akan datang kiamat
sampai kalian memerangi kaum yang memakai alas kaki dari bulu dan
tidak akan datang kiamat sampai kalian memerangi kaum yang bermata
sipit berhidung pesek serta wajahnya seperti tameng.
4. Riwayat al-Tirmidhi>
، وعبد اجلبار بن العلء، قاال: - 9998 خزوميث نا سعيد بن عبد الرحن امل حد
سي ب، عن أب ، عن سعيد بن امل ث نا سفيان، عن الزهري هري رة، أن النب صلى الل حد
عر، وال ت قوم الساعة »عليه وسلم قال: ال ت قوم الساعة حت ت قاتلوا ق وما نعالم الشطرقة
جان امل
يق، وف الباب « : حت ت قاتلوا ق وما كأن وجوههم امل عن أب بكر الص د
وب ريدة، وأب سعيد، وعمرو بن ت غلب، ومعاوية وهذا حديث حسن صحيح Sa‘i>d ibn ‘Abd al-Rah}ma>n al-Makhzu>mi> dan ‘Abd al-jabba>r ibn al-‘Ala>’
menceritakan kepada kami, mereka berkata Sufya>n menceritakan kepada
kami dari al-Zuhri> dari Sa‘i>d ibn al-Musayyab dari Abu> Hurairah bahwa
Nabi SAW bersabda “tidak akan datang kiamat sampai kalian
memerangi kaum yang bermata sipit dan tidak akan datang kiamat
sampai kalian memerangi kaum yang wajahnya seperti tameng.
5. Riwayat al-Nasa>’i>
ث نا ي عقوب، عن سهيل، عن أبيه، عن أب هري رة، - 7922 بة، قال: حد أخبن ق ت ي ل المسلمون التك ال ت قوم الساعة حت ي قات »أن رسول الل صلى هللا عليه وسلم قال:
عر، ويشون ف الشعر 6«ق وما وجوههم كالمجان المطرقة، ي لبسون الش
5Abu> Da>wud Sulayma>n ibn al-Ash‘ath ibn Ish}a>q al-Sijista>ni>, Sunan Abi> Da>wud, Juz. 4
(Beirut: al-Maktabah al-‘As}riyah, t.th), 112. 6Abu> ‘Abd al-Rah}ma>n Ah}mad ibn Shu‘ayb ibn ‘Ali> al-Khurasa>ni> al-Nasa>’i >, Sunan al-Nasa>’i >, Juz. 6 (H}alb: Maktab al-Mat}bu>‘a>t al-Isa>miyah, 1986), 44.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
68
Qutaibah mengabarkan kepada kami, dia berkata Ya‘qu>b mencerita
kepada kami dari Suahil dari ayahnya dari Abu> Hurairah bahwa
Rasulullah SAW bersabda “tidaka kaan datang kiamat sampai umat
islam memerangi bangsa Turk yakni kaum yang wajahnya seperti
tameng memakai pakaian dari bulu dan berjalan menggunakan alas kaki
dari bulu.
6. Riwayat Ibnu Ma>jah
ث نا أبو بكر بن - 6322 ، حد نة، عن الزهري ث نا سفيان بن عي ي بة قال: حد أب شي لغ به النب صلى هللا عليه وسلم، قال: ال »عن سعيد بن المسي ب، عن أب هري رة، ي ب
عر، وال ت قوم الساعة حت ت قاتلوا ق وما ت قوم الساعة حت ت قاتلوا ق وما، نع الم الش 7«صغار األعي
Abu> Bakar ibn Abi> Shaibah menceritakan kepada kami, dia berkata
Sufya>n menceritakan kepada kami dari al-Zuhri> dari Sa‘i>d ibn al-
Musayyab dari Abi> Hurairah menyampaikan sabda Rasulullah SAW
“tidak akan datang kiamat sampai kalian memerangi kaum yang bermata
sipit.
ث نا سفيان بن عي ي نة، عن أب - 6322 ث نا أبو بكر بن أب شي بة قال: حد حدال »هري رة، قال: قال رسول الل صلى هللا عليه وسلم: الز ند، عن األعرج، عن أب
ت قوم الساعة حت ت قاتلوا ق وما صغار األعي، ذلف األنوف، كأن وجوههم المجان عر المطرقة، وال ت قوم الساعة حت ت قاتلوا 8«ق وما نعالم الش
Abu> Bakar ibn Abi> Shaibah menceritakan kepada kami, dia berkata
SUfya>n ibn ‘Uyainah menceritakan kepada kami dari Abi> al-Zina>d dari
al- A‘raj dari Abu> Hurairah dia berkata, Rasulullah Saw bersabda
“tidakakan datang kiamat sampai kalian memerangi kaum yang bermata
sipit hidungnya pesek, wajahnya seperti tameng.
ث نا - 6322 ث نا أسود بن عامر قال: حد بة قال: حد ث نا أبو بكر بن أب شي حدث نا احلسن، ع عت النب صلى هللا جرير بن حازم قال: حد ن عمرو بن ت غلب، قال: س
7Ibnu Ma>jah Abu> ‘Abd Alla>h Muh}ammad ibn Yazi>d al-Qazwi>ni>, Sunan Ibn Ma>jah, Juz. 2
(t.k: Da>r Ih}ya>’ al-Kutub al-‘Arabiyah, t.tp), 1371. 8Ibid., 1372.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
69
اعة أن ت قاتلوا ق وما عراض الوجوه، كأن »عليه وسلم، ي قول: إن من أشراط الستعلون الشعر وجوههم المجان المطرقة، وإن من أشراط الساعة أ «ن ت قاتلوا ق وما ي ن
Abu< Bakar ibn Abi> Shaibah menceritakan kepada kami, dia berkata
Aswad ibn ‘A>mir bercerita kepada kami dia berkata, Jari>r ibn H}a>zim
bercerita kepada kami, dia berkata al-H}asan menceritakan kepada kami
dari ‘Amr ibn Taghlib dia berkata, saya mendengar rasulullah SAW
bersabda “termasuk tanda-tanda kiamat yaitu kalian akan memerangi
kaum yang lebar wajahnya seperti tameng, diantara tanda kiamat yaitu
kalian memerangi kaum yang menggunakan alas kaki dari bulu.
ث نا عمار بن ممد، عن األعمش، عن - 6322 ث نا احلسن بن عرفة قال: حد حد، قال: قال رسول الل صلى هللا عليه وسلم: ال »أب صالح، عن أب سعيد الدري
اتلوا ق وما صغار األعي، عراض الوجوه، كأن أعي ن هم حدق ت قوم الساعة حت ت ق رق، ي ربطون عر، وي تخذون الد تعلون الش اجلراد، كأن وجوههم المجان المطرقة، ي ن
لهم بلنخل «خي
Al-H}asan ibn ‘Arafah menceritakan kepada kami, dia berkata ‘Amma>r
menceritakan kepada kami dari al-A‘mash dari Abi> S}a>lih} dari Abi> Sa‘i>d
al-Khudriy dia berkata, Rasulullah SAW bersabda “tidak akan datang
kiamat sampai kalian memerangi kaum yang bermata sipit, wajahnya
lebar sampai matanya kecil seperti seekor belalang, wajahnya seperti
tameng, menggunkan alas kaki dari bulu yang dijadikan lunak, mereka
mengikat kudanya dengan pelepah kurma.
Begitu pula dengan mata rantai periwayat dari riwayat-riwayat di atas
telah dijadikan skema tunggal maupun skema gabungan dari semua riwayat.
Skema sanadnya dapat dilihat di bawah ini:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
70
1. Skema sanad riwayat al-Bukhari
2. Skema sanad riwayat Muslim
رسول هللا
أبو هريرة
له
البخارى
أبو النعمان
عمرو تغـلـب
صالح بن كيسان
سعيد بن مسيـب األعراج الحسن
على بن عبد هللا
بن حازم جرير
بن محمد سعيد
الزهرى
سفيان إبرهيم بن سعد
يعقوب بن إبرهيم بن سعد
ابو الزناد
شعيب بن حمزة
حكم بن نافع
رسول هللا
أبو هريرة
له
مسيـبالسعيد بن األعراج قئيس بن أبى حازم ذكوان
الزهرى
سفيان
ابن عمر أبو بكر بن أبى شيبة
مسلم
يونس
ابن وهب
بن يحيى حرملة
سهيـل ابو الزناد
يعـقوب
قتيبه بن سعيد
إسماعيل بن خالد
ابو اسامة واكيع
ابو كريب
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
71
3. Skema sanad riwayat Abi> Da>ud
4. Skema sanad riwayat al-Tirmidhiy
أبو هريرة
له
سعيد بن
المسيـب
ذكوان
الزهرى
سفيان
سهيـل
يعـقوب
قتيبه بن سعيد
ابو داود
ابن السراح
رسول هللا
له
هللارسول
أبو هريرة
له
سعيد بن المسيـب
الزهرى
سفيان
عبد الجبار بن العالرء سعيد بن عبد الرمن
الترمذى
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
72
5. Skema sanad riwayat al-Nasa>’iy
6. Skema sanad riwayat Ibnu Ma>jah
رسول هللا
أبو هريرة
له
ذكوان
سهيـل
يعـقوب
قتيبه بن
سعيد
النسائى
رسول هللا
أبو هريرة
له
سعيد بن المسيـب األعراج
الزهرى
سفيان
أبو بكر بن أبى شيبة
ابو الزناد
إبن ماجة
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
73
7. Skema Sanad Gabungan
رسول هللا
أبو هريرة
له
البخارى
أبو النعمان
عمرو تغـلـب
صالح بن كيسان
بن مسيـب سعيد األعراج الحسن ذكوان
على بن عبد هللا
حازمقئيس بن أبى
جريج بن حازم
شعيب بن
محمد
الزهرى
سفيان إبرهيم بن سعد
ن عمراب أبو بكر بن أبى شيبة يعقوي إبرهيم بن سعد
مسلم
يونس
بن وهبا
حرملة بن يحيى
سهيـل ابو الزناد
يعـقوب
قتيبه بن سعيد
إسماعيل بن خالد
ابو اسامة واكيع
ابو كريب
ابو داود
حابن السرا العالرءعبد الجبار بن سعيد بن عبد الرمن
إبن ماجة النسائى الترمذى
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
74
Dari skema-skema sanad ini diketahui bahwa riwayat-riwayat ini
bermuara pada dua sahabat yakni Abu> Hurairah dan ‘Amr ibn Taghlib. Hal ini
dapat dilihat dalam skema yang menggabungkan skema-skema tunggal dari
riwayat-riwayat Imam al-Bukha>ri>, Imam Muslim, Imam Abi> Da>wud, Imam al-
Tirmidhi>, Imam al-Nasa>’i>, dan Imam Ibnu Ma>jah. Skema ini dapat dilihat dalam
lampiran no 3.
Selain ditemukan dalam al-kutub al-sittah, hadis yang serupa juga banyak
ditemukan dalam kitab-kitab yang lain. Seperti penelusuran penulis terhadap
hadis-hadis terkait dalam kitab al-Mu‘jam al-Mufahras li Alfa>z} al-H}adi>th al-
Nabawi> ditemukan riwayat selain di atas. Jika pencarian menggunakan kata
kunci s}igha>r ditemukan dalam riwayat Abu> Da>wud bab mala>h}im :9, Ibnu Ma>jah
bab fitan: 36, Ah}mad : 3, 21. Dengan kata al-turk ditemukan dalam riwayat
Muslim bab fitan: 65, 82. Abi Da>wud: mala>h}im: 9, al-Nasa>’i> bab jiha>d: 2, Ah}mad
467.9 Dengan kata ummatun ditemukan dalam riwayat Muslim bab fitan : 63,
dengan lafazh qawmun ditemukan dalam riwayat Abu> Da>wud bab mala>h}im : 9,
Ah}mad 2: 271.10
Halaman berikutnya ditemukan redaksi yang sama namun tidak hanya
berisi bangsa Turk saja tetapi juga berisi tentang peperangan dengan Yahudi,
Khu>z dan Kirma>n, ditemukan dalam kitab S}ah}i>h} al-Bukha>ri> dalam bab mana>qib
9A. J. Wensink, al-Mu‘jam al-Mufahras li Alfa>z} al-H}adi>th al-Nabawi>, Juz. 5 (Leiden: t.p,
1936), 296. Lihat pula Jala>l al-Di >n ‘Abd al-Rah}ma>n al-Suyu>t}i>, Ja>mi‘al-Ah}a>di>th, Juz. 8
(Beirut: Da>r al-Fikr, 1994), 182. Lihat pula Abu> Ja>hil Muh}ammad al-Sa‘i>d ibn Bashu>ni>
Zaghlu>l, Mawsu>‘ah At}ra>f al-H}adi>th al-Nabawi> al-Shari>f, Juz. 7 (Beirut: Da>r al-Kutub al-
‘Ilmiyah, t.th), 193. 10Ibid., Juz. 5, 297.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
75
nomer 25. Bab Jiha>d nomer 95. Dalam riwayat Muslim bab fitan 62, 64, dalam
Da>ud bab mala>h}im 9, dalam riwayat al-Tirmidhi> bab fitan 40, Ibnu Ma>jah dalam
bab fitan 36, Ah}mad 2: 239, 319, 398, 475, 493, 530, 3: 31, 5: 70.11
Riwayat tentang Bangsa Turk dalam kitab S}ah}i>h} al-Bukha>ri> yang
diterbitkan oleh al-Mat}ba‘ah al-Salafiyah ditemukan keterangan bahwa hadis
nomer indeks 2927 ini sama dengan hadis nomer indeks 3587, 3590, 3591.12
Sedangkan riwayat nomer indeks 3590 membicarakan tentang kaum Khu>z dan
Kirma>n, yang oleh sebagian ulama hadis ini tidak termasuk dalam masalah
Bangsa Turk walaupun memiliki ciri fisik yang sama.13 Adapun riwayat indeks
3590 dan 3591 sebagaimana berikut:
ثن - 7823 ث نا يي، حد رضي هري رة أب عن هام، عن معمر، عن الرزاق، عبد حد خوزا، ت قاتلوا حت الساعة ت قوم ال : " قال وسلم، عليه هللا صلى النب أن عنه، الل
جان وجوههم األعي صغار األنوف، فطس الوجوه، حر األعاجم من وكرمان طرقة، امل
امل
14الرزاق عبد عن غيه تب عه الشعر نعالم Yah}ya> menceritakan kepadaku, ‘Abd al-Razza>q menceritakan kepada kami
dari Ma‘mar dari Hamma>m dari Abi> Hurairah r.a bahwa Nabi SAW pernah
bersabda “tidak akan datang kiamat samapai kalian memerangi bangsa Khu>z
dan Kirma>n dari bangsa ‘Ajami yang kulitnya berwarna kemerah-merahan
hidungnya pesek bermata sipit wajah mereka seperti tameng yang dilapisi
kulit dan alas kaki mereka terbuat dari bulu. Yang lain juga meriwayatkan
dengan redaksi yang sama dari ‘Abd al-Razza>q.
11Ibid., 298. 12Muh}ammad ibn Isma>‘i>l al-Bukha>ri>, al-Ja>mi‘ al-S}ah}i>h}, Juz. 2 (Kairo: Al-Mat}ba‘ah al-
Salafiyah, 1403), 339. 13Yu>suf ibn ‘Abd Alla>h ibn Yu>suf al-Wa>bil, Ashra>t} al-Sa>‘ah (Saudi Arabia: Da>r Ibn al-
Jawzi>, 1424), 127. 14Ibid.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
76
ث نا - 7829 ، عبد بن علي حد ث نا الل ق يس، أخبن إساعيل، قال : قال يان،سف حدنا: قال ثلث وسلم عليه هللا صلى الل رسول صحبت : ف قال عنه، الل رضي هري رة أب أت ي
عته فيهن، من احلديث أعي أن على أحرص سن ف أكن ل سني هكذا وقال : ي قول س ،" البارز هذا وهو «الشعر نعالم ق وما ت قاتلون الساعة يدي بي »: بيده [ 922:ص]
15البازر أهل وهم مرة سفيان وقال ‘Ali> ibn ‘Abd Alla>h menceritakan kepada kami, Sufya>n menceritakan kepada
kami, dia berkata Isma>‘i>l berkata Qais bercerita kepadaku, dia berkata kami
mendatangi Abu> Hurairah lalu dia berkata “saya bersahabat dengan Rasul
selama tiga tahun dan selama hidupku tidak pernah sekeras ini untuk
memahami hadis, saya mendengar beliau bersabda seraya berisyarat dengan
tangannya “Tanda-tanda kiamat yaitu kalian akan memerangi kaum yang
menggunakan alas kaki dari bulu.
B. Termenologi al-Turk
Hadis tentang bangsa Turk banyak diriwayatkan oleh ulama ternama.
Dalam penelitian ini hanya mencukupkan pada keenam ulama hadis terkenal
yakni Imam al-Bukha>ri>, Imam Muslim, Imam Abi> Da>wud, Imam al-Tirmidhi>,
Imam al-Nasa>’i>>, dan Imam Ibnu Ma>jah. Selain dari keenam imam tersebut, hadis
tentang bangsa Turk ini juga diriwayatkan oleh ulama lain semisal Imam Ahmad,
al-Bayhaqi>, dan yang lainnya. Pada bab ini akan dijelaskan pandangan-pandangan
ulama terhadap riwayat-riwayat Imam enam tersebut.
ق وم .1
Dalam salah satu riwayat Abu> Da>ud ditemukan tidak menggunakan
kalimat al-turk melainkan qawman dengan dibaca nasab (artinya ia menjadi
maf‘u>l bih/ obyek). Meskipun menggunakan kalimat ام و ق namun yang
dimaksud adalah bangsa Turk seperti yang dijelaskan A>ba>di> dalam kitab
15Al-Bukha>ri>>, al-Ja>mi‘ al-S}ah}i>h}…, 526.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
77
sharah}-nya.16 Tidak hanya riwayat Abu> Da>wud saja yang menggunakan
kalimat ام و ق bahkan dalam riwayat yang lain juga (Imam enam selain
riwayat al-Nasa>’i>). Dan dalam riwayat Abu> Da>wud yang lain menggunakan
lafazh قوم dengan dibaca rafa’ (karena ia menjadi fa>‘il /subyek).17
ان ج امل .2
Menurut Imam al-Nawawi> potongan hadis ان ج امل dengan dibaca fathah huruf
mi>m dan tasydid nu>n, merupakan bentuk plural dari lafazh ن م (yang dibaca
kasrah mi>m) memiliki arti س الت (perisai). Al-Qa>d}i> ‘Iya>d} dan sebagian yang
lain membolehkan membaca kasrah mi>m (al-mija>nn) namun bacaan ini
keliru seperti yang dikutip oleh ‘Ali> ibn ’A>dam ibn Mu>sa> al-Athyu>bi> dari
kitab T}arh} al-Tathri>b karya Abu> al-Fad}l Zayn al-Di>n al-‘Ira>qi>.18
3. ة ق ر ط امل
Menurut satu riwayat kalimat ة ق ر ط امل , bacaan yang fasih dan yang masyhur,
dibaca sukun t}a>’ dan di-takhfi>f ra>’nya al-mut}raqah.19 Dalam kutub al-
lughah dan kutub al-ghari>b dikatakan bahwa t}a>’-nya dibaca fathah dan
16Muh}ammad Ashraf ibn Ami>r ibn ‘Ali> ibn H}aydar A>ba>di>, ‘Awn al-Ma‘bu>d Sharh} Sunan Abi> Da>wud, Juz. 11 (Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1415 H), 277. 17Ibid. 18‘Ali> ibn A>dam ibn Mu>sa> al-Athyu>bi>, Dhakhi>rah al-‘Uqba> fi> Sharh} al-Mujtaba>, Juz. 26
(Riyadh: Da>r al-Mi‘ra>j al-Du>liyah li al-Nashr, 1996 M), 306. Lihat pula Abu> al-Fad}l
Zayn al-Di>n al-‘Ira>qi>, T}arh} al-Tathri>b fi> Sharh} al-Taqri>b, Juz. 7 (t.t: al-T}ab‘ah al-
Mis}riyah al-Qadi>mah, t.th), 223. 19Al-Nawawi>, al-Minha>j Sharh}, Juz. 18…, 36. Ah}mad ibn ‘Ali> ibn H}ajar Abu> al-Fad}l al-
‘Asqala>ni>, Fath} al-Ba>ri> Sharh} S}ah}i>h} al-Bukha>ri>, Juz. 6 (Beirut: Da>r al-Ma‘rifah, t.th),
104. Lihat pula A>ba>di>, ‘Awn al-Ma‘bu>d..., 276. Lihat pula Abu> al-‘Ala> Muh}ammad ‘Abd
al-Rah}ma>n ibn ‘Abd al-Rah}i>m al-Muba>rakfu>ri>, Tuh}fah al-Ah}wadhi> bi Sharh} Ja>mi‘ al-Tirmidhi>, Juz. 6 (Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyah, t.th), 382. Lihat pula al-Athyu>bi>,
Dhakhi>rah al-‘Uqba>..., 306.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
78
ra>’nya di tasydid (al-mut}arraqah). Akan tetapi lafazh املطرقة lebih dikenal
dengan dibaca seperti bacaan yang pertama yakni al-mut}raqah daripada al-
mut}arraqah. Menurut ulama, al-mut}raqah adalah ة اق ط ه ب ت ق ر ط ا و ب ق الع ت س ب ل ا ت ال ي ه
ة اق ط ق و ف (wajah yang dipakaikan kulit karena lebar dan menonjolnya pipi
bagian atas) maksudnya adalah, bentuk wajah dan lebar wajahnya
merupakan bentuk tashbi>h/ analogi dari al-tursah al-mut}raqah (perisai/
tameng yang ditutupi atau dilapisi kulit).20 Adapun wajahnya yang
diserupakan (tashbi>h) dengan al-tursah karena bentuknya yang lebar dan
bulat. Dan diserupakan juga dengan al-mut}raqah karena tebal dan gemuk
(tembem).21 A>ba>di> yang men-sharah} kitab Sunan Abi> Da>wud juga
menjelaskan tentang al-mut}raqah ini dengan mengutip dari penjelasannya
Imam al-Nawawi>.22
ف و ن اال ف ل ذ .4
Adapun األنف ذلف dengan menggunakan dha>l al-mu‘jamah atau al-muhmalah
namun masyhur dibaca dengan dha>l al-mu‘jamah. Sebagian besar ulama
membaca dengan dha>l al-mu‘jamah namun sebagian yang lain membacanya
dengan dha>l al-muhmalah. Bacaan yang benar adalah dha>l al-mu‘jamah ف ل ذ .
Huruf dha>l dibaca d}ammah dan la>m-nya dibaca sukun merupakan jamak
20Al-Nawawi>, al-Minha>j Sharh}..., 36. 21Al-Muba>rakfu>ri>, Tuh}fah al-Ah}wadhi>..., 383. 22A>ba>di>, ‘Awn al-Ma‘bu>d..., 277.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
79
dari ف ل ذ ا seperti kata ah}mar dan h}umrun. Bacaan yang demikian ini
memiliki arti fut}s al-unu>f (pesek hidungnya).
ر ح .5Beberapa riwayat yang ditemukan dari al-kutub al-sittah ada riwayat yang
tidak menyebutkan tentang warna kulit. Disebutkan dalam suatu riwayat
bahwa wajahnya berwarna merah (putih yang kemerah-merahan).23
Dikatakan h}umru al-wuju>h karena warna kulitnya bukan putih murni
melainkan warna putih yang kemerah-merahan. Jika menelisik pada ciri
fisik dari ras manusia maka tidak ditemukan warna dasar merah melainkan
salah satu warna dasar ras manusia adalah putih.
ر ع الش .6 Dikatakan dalam hadis ini bahwa bangsa Turk memakai sandal atau alas
kaki dari bulu seperti yang disebutkan dalam riwayat yang lain.24 Maksud
dari sabda Nabi ر ع الش م ال ع ن ام و ق او ل ات ق ت ت ح dengan dibaca fathah dua-duanya
sha‘ara -karena panjang rambut / bulunya hingga sampai ke kakinya
kemudian dijadikan sandal- adalah sandal mereka dari bulu (terbuat dari
bulu yang dianyam/ dikepang). Ibn Dih}yah beranggapan bahwa yang
dimaksud adalah benang yang dipakai dalam shara>bi>sh yakni kulit anjing
laut.25 Al-Sindi> menjelaskan dalam kitab sharah} Sunan Ibn Ma>jah, maksud
23Al-Nawawi>, al-Minha>j Sharh}..., 37-38. 24Ibid., 37. A>ba>di>, ‘Awn al-Ma‘bu>d..., 277. 25Al-Muba>rakfu>ri>, Tuh}fah al-Ah}wadhi>..., 382.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
80
dari ni‘a>lihum al-sha‘aru bahwa mereka membuat sandal atau alas kaki dari
bulu.26
Menurut Al-Qurt}ubi> dalam kitabnya al-Tadhkirah bangsa Turk membuat
tali dari rambut/ bulu yang kemudian tali-tali tersebut dijadikan sandal/
alas kaki seperti halnya mereka membuat pakaian. Penjelasan yang
demikian ini menunujukkan bahwa bulu atau rambut mereka ini tebal dan
panjang hingga menjuntai ke bawah seperti pakaian karena sampai ke
kakinya seperti sandal. Al-Suyu>t}i> berkomentar, dengan penjelasan di atas
menunjukkan bahwa negeri mereka itu dingin bersalju maka pakaian yang
cocok hanya dengan yang berbulu. Menurut al-Qa>ri’ pakaian mereka
terbuat dari kulit yang masih berbulu jadi menggunakan kulit yang belum
disamak.27
Riwayat Muslim yang menjelaskan bahwa ر ع الش ف ن و ش ي و ر ع الش ن و س ب ل ي
menunjukkan dengan jelas bahwa pakaian mereka terbuat dari bulu sama
halnya dengan alas kakinya yang terbuat dari bulu. Dengan demikian maka
sangatlah jelas bahwa negara mereka bersalju (sangat dingin).28
Penjelasan yang dipaparkan oleh al-Athyu>bi> sama dengan penjelasan dari
pen-syarah kitab hadis yang lain yakni banyak mengutip pendapat imam al-
Nawawi>. Misalnya penjelasan tentang lafazh al-maja>n, al-mut}raqah, dhulfu
al-anfi, dan tentang ر ع الش ف ن و ش ي و ر ع الش ن و س ب ل ي . Riwayat-riwayat di atas
26Muh}ammad ibn ‘Abd al-Ha>di> al-Tantawi> al-Sindi>, H}a>shiyah al-Sindi> ‘ala> Sunan Ibn Ma>jah, Juz. 2 (Beirut: Da>r al-Ji>l, t.th), 522. 27A>ba>di>, ‘Awn al-Ma‘bu>d..., 277. 28Ibid.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
81
menunjukkan bahwa bangsa Turk menggunakan bulu untuk membuat
pakaian maupun alas kaki. Penggunaan bulu yang dijadikan alas kaki tidak
hanya dilakukan oleh bangsa Turk saja tetapi umum.29
Hadis ini muttas}il dengan jalur sanad yang diriwayatkan al-Bukha>riy nomer
indeks 2929. Orang-orang yang meranggap bahwa hadis ini mu‘allaq adalah
keliru. Hadis ini muttas}il jika dilihat dari riwayat Isma>‘i>l dari jalur
Muh}ammad ibn ‘Uba>dah dari Sufya >n. Begitu pula dengan riwayat Isma>‘i>l
dari jalur Muh}ammad ibn ‘Abba>d dari Sufya>n. Ditemukan pula riwayat
yang muttas}il dalam riwayat lain dari jalur al-A‘raj dengan lafazh yang
sama namun dengan tambahan ح ر الو ج و ه dan tidak menyebutkan 30.ص غ ار األ ع ي
Riwayat Abu> Da>wud nomer indeks 4304 dari sahabat Abu> Hurairah
merupakan hadis yang diriwayatkan secara marfu‘. A>ba>di> juga menukil
pernyataan al-Nawawi> bahwa pengetahuan Rasulullah SAW tentang ciri-
ciri bangsa Turk yang termasuk salah satu tanda kiamat merupakan
mukjizat baginya dan tanda yang demikian telah terjadi pada masa
hidupnya. 31 Al-Qurt}ubi> menjelaskan bahwa sifat-sifat yang disebutkan di
atas kebanyakan dimiliki oleh bangsa Turk seperti nama yang disematkan
oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya “ س ل م و ن الت ك 32 .”ي ق ات ل امل
29Al-Athyu>bi>, Dhakhi>rah al-‘Uqba>..., 306. 30Al-‘Asqala>ni >, Fath} al-Ba>ri>…, 104. 31A<ba>di>, ‘Awn al-Ma‘bu>d…, 277. 32Al-Athyu>bi>, Dhakhi>rah al-‘Uqba>..., 306.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
82
C. Ciri Fisik Bangsa Turk
Ras manusia pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga yang
memiliki ciri fisik masing-masing; pertama, ras Kaukasoid kedua, ras Mongoloid
ketiga, ras Negroid. Dan ciri-ciri fisiknya secara umum dapat dilihat dari
kesamaannya dalam warna kulit yang pada dasarnya ada tiga yaitu hitam, putih,
dan kuning.33
Bangsa Turk yang dibicarakan dalam hadis ini seperti yang dijelaskan
dalam riwayat Imam al-Bukha>ri>, Muslim, Abi> Da>ud, al-Tirmidhi>, al-Nasa>’i>, dan
Ibnu Ma>jah menyebutkan ciri fisiknya. Dari riwayat-riwayat ini diketahui bahwa
bangsa Turk memiliki ciri fisik sebagaimana berikut:
a) bermata sipit
b) hidung pesek
c) warna kulit putih (kemerah-merahan)
d) bentuk wajahnya lebar
e) berpakaian tebal (terbuat dari bulu)
f) beralas kaki dari bulu
Mengetahui tentang sifat-sifat ini merupakan mu’jizat bagi Rasulullah
SAW. Dan peperangan dengan bangsa Turk dengan semua sifat yang telah
disebutkan di atas (mata sipit, merah wajahnya (kulitnya), pesek hidungnya,
wajahnya lebar seperti tameng yang dilapisi kulit, memakai sandal dari bulu)
33Harvini Lazi, dkk, “Deteksi Warna Kulit Menggunakan Model Warna Cielab Neural
Untuk Identifikasi Ras Manusia (Studi Kasus Ras: Kaukasoid, Mongoloid, Dan
Negroid)” dalam Jurnal Rekursif, vol. 5, no. 2 Juni 2017, 122-123.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
83
terjadi pada masa hidup Imam al-Nawawi>.34 Yang dimaksud adalah bangsa
Mongol karena pada pada abad ke-13 (masa hidupnya al-Nawawi>) telah berhasil
menghancurkan kota Baghdad (salah satu kota umat Islam).
D. Asal Usul Bangsa Turk
Ulama berbeda pendapat tentang asal-usul bangsa Turk, menurut al-
Khat}t}a>bi> bangsa Turk adalah salah satu anak cucu Qant}ara (Banu> Qant}u>ra>’)
seorang budak wanita Nabi Ibra>hi>m a.s. Kura>‘ mengatakan bahwa mereka adalah
al-Dailam yang merupakan salah satu jenis dari Turk. Abu> ‘Amr berkata bangsa
Turk adalah anak cucu Ya>fith (putra Nabi Nuh a.s) dan memiliki banyak jenis.
Wahab ibn Munabbah mengatakan bahwa mereka adalah anak dari paman Ya’juj
Ma’juj. Ketika Dhu> al-Qarnain membangun bendungan ada sebagian kaum Ya’juj
Ma’juj yang pergi, mereka tertinggal tidak ikut masuk bersama yang lain
sehingga disebut kaum al-Turk.35 Menurut penulis, makna Turk yang terakhir ini
dikembalikan pada makna asal katanya yaitu turk yang terdiri dari hurf ta>’, ra>’,
dan ka>f memiliki arti meninggalkan atau tertinggal.
Ada juga yang mengatakan bahwa bangsa Turk merupakan keturunan
Tubba‘, ada yang mengatakan anak Afri>du>n ibn Sa>m ibn Nu>h}. Ada yang
mengatakan ibn Ya>fith, ada juga yang mengatakan ibn Kaumi> ibn Ya>fith.36
Diceritakan dalam sebuah riwayat dari Abi> Hurairah bahwa Nabi Nuh memiliki
anak tiga yaitu Sa>m, H}a>m, Ya>fith. Sa>m memiliki anak yang nantinya menjadi
34Al-Nawawi>, al-Minhaj Sharh}…, 37-38. 35Al-‘Asqala>ni >, Fath} al-Ba>ri>..., 104. Lihat pula al-Muba>rakfu>ri>, Tuh}fah al-Ah}wadhi>..., 382. 36Al-‘Asqala>ni >, Fath} al-Ba>ri>..., 104. Lihat pula al-Muba>rakfu>ri>, Tuh}fah al-Ah}wadhi>..., 382.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
84
nenek moyang Bangsa Arab, Rum (Romawi), dan Persi. Sedangkan Ham
memiliki anak yang nantinya menjadi nenek moyang al-Qibt}, Barbar dan Sudan.
Adapun Yafith memiliki anak yang menjadi nenek moyang Ya’juj, Ma’juj, Turk,
S}aqa>liyah. Namun hadis ini sanadnya d}a‘i>f. Ditemukan dalam riwayat Sa‘i>d ibn
Bashi>r dari Qata>dah bahwa Ya’juj dan Ma’juj memiliki 22 kabilah. Ketika Dzul
Qarnain membangun bendungan ada satu kabilah yang tertinggal dalam
peperangan dan kemudian disebut Turk.37 Penjelasan ini sama seperti pendapat
Wahab ibn Munabbah dalam kitab Fath} al-Ba>ri>.
Adapun riwayat Ibn Mardawayh dari jalur al-Sudi> dijelaskan bahwa
bangsa Turk termasuk pasukan Ya’juj dan Ma’juj tidak termasuk keluarganya.
Dalam fatwa Syaikh Muh}yi> al-Di>n ditemukan penjelasan sebagai berikut: Ya’juj
dan Ma’juj merupakan anak keturunan A>dam tetapi bukan dari ibu Hawa>’.
Menurut jumhur ulama, mereka saudara tunggal bapak ( الب اخ ). Penjelasan ini
hanya ditemukan dalam riwayat Ka‘ab al-Ah}ba>r. Namun riwayat diatas
disanggah dengan hadis marfu>‘ bahwa mereka keturunan Nuh sedangkan Nuh
pasti anak keturunan Adam dengan ibu Hawa’.38 Al-Turk merupakan suatu
Bangsa, jamaknya al-Atra>k bentuk tunggalnya Turki> Karumi>.39 Penjelasan yang
terakhir ini bukanlah al-Turk yang dimaksud dalam hadis karena atra>k
merupakan bentuk jamak dari turki> (bangsa Turki).
Cerita yang ada dalam hadis ini pernah terjadi pada masa Nabi
Muhammad SAW. Ketika itu kaum muslimin memerangi mereka (bangsa Turk)
37Ibid., Juz. 13, 107. 38Ibid. 39A>ba>di>, ‘Awn al-Ma‘bu>d, Juz. 11..., 275.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
85
di Irak bersama raja Khawa>rizm dan kaum muslimin berhasil memenangkan
peperangan. Kedua kalinya merka datang menyerang tetapi Bangsa Turk dapat
mengalahkan bangsa Irak dan lainnya. Pada saat itu bangsa Turk keluar bersama
kaumnya yang tak terhitung jumlahnya karena sangat banyak. Sedangkan umat
Islam sendiri tidak mampu untuk menghalanginya sehingga mereka seperti kaum
Ya’juj Ma’juj. Saat berita kekalahan itu sampai kepada Rasulullah SAW,
kemudian beliau bersabda “ م ك و ك ر ت ام ك الت او ك ر ت ا ” tinggalkanlah bangsa Turk selama
mereka meninggalkan kalian.40
Disebutkan dalam kita>b al-fitan tentang tanda-tanda kiamat kubra bahwa
ada sepuluh. Diantaranya; al-Dajja>l, keluarnya Nabi ‘I>sa> ibn Maryam, Ya‘ju>j dan
Ma‘ju>j, al-Dukha>n, munculnya matahari dari tempat terbenamnya, al-Da>bbah.
Dalam penjelasannya ini, Ah}mad al-‘Adawi> menjelaskan tentang asal-usul, sifat,
dan kapan keluarnya. Begitu juga dengan Ya’juj dan Ma’juj juga dijelaskan
tentang asal-usul, sifat-sifat dan kapan mereka akan muncul. Sifat Ya’juj dan
Ma’juj yang dijelaskan olehnya mirip dengan apa yang terdapat dalam hadis di
atas seperti matanya yang sipit, lebar wajahnya yang seperti tameng sehingga di-
tashbi>h-kan pada al-Turk. Jika ada tanda-tanda kaum yang demikian di akhir
zaman maka menunjukkan bahwa kiamat sudah dekat.41
Al-Athyu>bi> juga menukil penjelasan al-Nawawi> bahwa sifat yang disebut
dalam riwayat ini merupakan mu’jizat Rasulullah SAW dan pernah terjadi pada
40Al-Athyu>bi>, Dhakhi>rah al-‘Uqba>…, 306. 41S}ifa>’ al-D}awwi> Ah}mad al-‘Adawi>, Ihda>’ al-Di>ba>jah bi Sharh} Sunan Ibn Ma>jah, Juz. 5
(t.t: Maktabah Da>r al-Yaqi>n, t.th), 446.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
86
masa hidup imam al-Nawawi>.42 Selain al-Athyu>bi>, A>ba>di juga menukil
pernyataan al-Nawawi> bahwasanya apa yang telah diprediksi dalam hadis
tersebut telah terjadi pada masa hidup imam al-Nawawi>.43
42Al-Athyu>bi>, Dhakhi>rah al-‘Uqba>…, 306. 43A>ba>di>, ‘Awn al-Ma‘bu>d..., 277.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB IV
ANALISA HADIS BANGSA TURK
A. Kritik Terhadap Hadis Tentang Bangsa Turk dalam al-Kutub al-Sittah
Hadis yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini berkenaan dengan
kiamat, oleh karenanya disini akan dijelaskan apa itu kiamat dan
permasalahannya:
1. Dalil Kebenaran Datangnya Kiamat Menurut al-Qur’an dan Hadis
Salahsatu rukun iman adalah percaya adanya hari akhir atau hari
kiamat karena iman padanya merupakan landasan umat Islam beraqidah
setelah beriman atas ke-Esaan Allah SWT. Karena hari kiamat ini merupakan
hal ghaib maka cara mempercayainya adalah melalui wahyu Allah SWT yang
telah diturunkan kepada RasulNya. Seringkali ditemukan bahwa ayat-ayat
yang berbicara iman kepada Allah SWT disertai dengan iman pada hari akhir.
Hal ini menunjukkan bahwa hari akhir merupakan hal yang sangat penting.1
Diantaranya:
تمأ ف يا أي ها ر منأكمأ فإنأ ت نازعأ مأ الذين آمنوا أطيعوا اللو وأطيعوا الرسول وأول الأسن ر وأحأ خر ذلك خي أ م الأ منون باللو والأي وأ ء ف ردوه إل اللو والرسول إنأ كنأتمأ ت ؤأ شيأ
2(95تأأويل )
1Yu>suf ibn ‘Abd Alla>h ibn Yu>suf al-Wa>bil, Ashra>t} al-Sa>‘ah (Saudi Arabia: Da>r ibn al-
Jauziy, 1424), 27. Yusuf bin ‘Abdillah bin Yusuf al-Wabil, Hari Kiamat Sudah Dekat, Terj. Beni Sarbeni (Bogor: Pustaka Ibnu Katsir, 2008), 23. 2Q.S: An-Nisa’: 59.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
88
رق والأمغأرب ولكن الأب منأ آمن باللو والأي وأ م ليأس الأب أنأ ت ولوا وجوىكمأ قبل الأمشأخر والأملئكة والأكتاب والنبيني وآتى الأمال على حبو ذوي الأقرأب والأ يتامى الأ
لة وآتى الزكاة والأموفون ائلني وف الرقاب وأقام الص بيل والس والأمساكني وابأن السابرين ف الأبأأساء والضراء وحني الأبأأس أولئك الذين صدقوا دىمأ إذا عاىدوا والص بعهأ
3(711ولئك ىم الأمت قون )وأ Diantara sabda Rasulullah yang berkaitan dengan iman kepada
hari akhir adalah:
95 - ، يأمي ب رنا أبو حيان الت اعيل بأن إب أراىيم، أخأ ث نا إسأ د، قال: حد ث نا مسد حدما للناس،ع رة، قال: كان النب صلى اهلل عليأو وسلم بارزا ي وأ نأ أب زرأعة، عنأ أب ىري أ
يل ف قال: ما اإليان؟ قال: من باللو وملئكتو، وكتبو، »فأتاه جبأ اإليان أنأ ت ؤأث وبلقائو من بالأب عأ بد اللو، « . ، ورسلو وت ؤأ لم: أنأ ت عأ لم؟ قال: " اإلسأ قال: ما اإلسأ
روضة، وتصوم رمضان ". قال: فألة، وت ؤدي الزكاة امل رك بو شيأئا، وتقيم الص وال تشأ
سان؟ قال: بد اللو كأنك ت راه، فإنأ لأ تكنأ ت راه فإنو ي راك أنأ »ما اإلحأ ، قال: « ت عأراطها: بك عنأ أشأ ائل، وسأخأ لم من الس ها بأعأ ئول عن أ سأ
اعة؟ قال: " ما امل مت السلمهن إذا ولدت المة رب ها، وإذا تطاول يان، ف خأس ال ي عأ م ف الب ن أ رعاة اإلبل الب هأ
اعة{ ]لقمان: إال اللو " ث تل النب صلى اهلل عليأو وسلم: }إن اللو عنأده علأم السب ر ف قال: 43 يل جاء ي علم »وأا شيأئا، ف قال: ف لمأ ي ر « ردوه »[ الية، ث أدأ ىذا جبأ
4قال أبو عبأد اللو: جعل ذلك كلو من اإليان « الناس دين همأ 2. Definisi Kiamat dan Nama-nama Hari Kiamat
Kiamat dalam kamus ilmiyah populer dijelaskan bahwa kiamat ada
dua; pertama kiamat besar dan kedua kiamat kecil. Kiamat besar adalah
3Q.S: Al-Baqarah: 177.
4Al-Bukha>ri>, S}ah}i>h} al-Bukha>ri>, juz. 1…, 19.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
89
kehancuran seluruh alam sedangkan kiamat kecil adalah kiamat yang banyak
dialami seperti kematian, bencana alam dan lain-lain.5
Yusuf al-Wabil dalam kitabnya membagi kiamat menjadi tiga; kiamat
kecil, kiamat sedang, dan kiamat besar. Penjelasan tentang kiamat kecil sama
halnya dengan penjelasan di atas yakni ketika seseorang telah meninggal maka
sebenarnya orang tersebut telah mengalami kiamat.6 Kiamat sedang adalah
meninggalnya suatu generasi seperti halnya yang dijelaskan dalam suatu hadis
riwayat Aisyah:
1977 - : ب رنا عبأدة، عنأ ىشام، عنأ أبيو، عنأ عائشة، قالتأ ثن صدقة، أخأ حدألونو: مت راب جفاة، يأأتون النب صلى اهلل عليأو وسلم ف يسأ كان رجال من العأ
اعة؟ فكان ي نأظ غرىمأ ف ي قول: الس و اهلرم حت ت قوم »ر إل أصأ ركأ إنأ يعشأ ىذا ال يدأت همأ « عليأكمأ ساعتكمأ ن موأ 7، قال ىشام: ي عأ
S}adaqah menceritakan kepadaku, ‘Abdah menceritakan kepada kami dari
Hisha>m dari ayahnya dari ‘Aishah, dia berkata ‚ada beberapa orang Arab
Badui datang menemui Rasulullah SAW kemudian mereka bertanya,
kapan datangnya kiamat? Lalu Rasulullah menatap orang yang paling
muda diantara mereka beliau berkata jika anak ini hidup dan masa tua
tidak datang kepadanya maka telah terjadi kiamat kepada kalian.8 Hisha>m
menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah kematiannya.
Kiamat besar adalah hari dimana Allah SWT akan mengakhiri
kehidupan dan membinasakan seluruh makhlukNya9 kemudian
5Pius A Partanto dan M Dahlan al Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arloka, t.th),
335-336. 6Al-Wabil, Hari Kiamat…, 72.
7Al-Bukha>ri>, S}ah}i>h} al-Bukha>riy, juz. 1…, 107.
8Al-Wabil, Hari Kiamat…, 72.
9Hal ini sesuai dengan firmanNya surah al-Rahman ayat 26-27
ها منأ كل قى( 26) فان علي أ و وي ب أ لل ذو ربك وجأ رام الأ (27) واإلأكأ
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
90
membangkitkannya untuk dimintai pertanggung jawaban.10
Inilah yang
disebut dengan iamat besar, dimana seluruh alam mengalami kehancuran dan
tidak ada yang tersisa satupun di dunia.
Hari itu diistilahkan dengan banyak nama, Yusuf al-Wabil
menyebutkan bahwa ada 19 istilah yang telah disebutkan dalam al-Qur’an
diantaranya; 1. Al-sa>‘ah 2. Yaum al-ba‘th, 3. yaum al-di>n, 4.yaum al-h}asrah, 5.
Al-da>r al-a>khirah, 6. Yaum al-tana>d, 7. Da>r al-qara>r, 8. Yaum al-fas}l, 9. Yaum
al-jam‘, 10. Yaum al-h}isa>b, 11. Yaum al-wa‘i>d, 12. Yaum al-khulu>d, 13. Yaum
al-khuru>j, 14. Al-wa>qi‘ah, 15. Al-h}a>qqah, 16. Al-t}a>mmah al-kubra>, 17. Al-
s}a>khkhah, 18. Al-‘a>zifah, 19. Al-qa>ri‘ah.11
Selain nama-nama yang telah
disebutkan, Imam al-Ghazali dan al-Qurt}ubiy telah mencatat nama-nama hari
akhir mencapai sekitar delapan puluh. Sebagian nama-nama tersebut di-
mushtaq dari nash al-Qur’an seperti yaum al-s}adr diambil dari ayat
yauma’idhin yas}duru al-na>s ashta>tan, dan masih banyak lagi.12
3. Kritik Terhadap Teks Hadis tentang Bangsa Turk
Sebelum berbicara jauh tentang bangsa Turk, penulis mencoba untuk
mengungkap kalimat-kalimat yang digunakan dalam beberapa riwayat yang
ditemukan dengan cara men-takhri>j-nya. Semua riwayat yang berbicara
tentang Bangsa Turk dalam al-kutub al-sittah ditemukan semuanya
10
Umar Sulaiman al-Asyqar, Ensiklopedia Kiamat, terj. Irfan Salim, dkk (Jakarta:
Zaman, 2011), 243. 11
Al-Wabil, Hari Kiamat…, 35-39. 12
Al-‘Asqala>ni>, Fath} al-Ba>ri>, juz. 11…, 396.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
91
menggunakan kalimat kalimat الساعة تقوم ال . Penggunaan fi‘il al-mud}a>ri‘13
menunjukkan adanya kejadian yang berulang-ulang maksudnya kejadian
tersebut kemungkinan terjadi berkali-kali. Dalam Ensiklopedi Kiamat yang
berdasarkan nash al-Qur’an dan Hadis ditemukan bahwa hadis tentang bangsa
Turk dikategorikan dalam tanda-tanda kiamat yang masih berlangsung dan
mungkin terulang kembali.14
Selain itu, ia bermakna ‚tidak terjadi kiamat
sampai ada peperangan‛ yang mengindikasikan bahwa peperangan tersebut
menjadi tanda datangnya kiamat. Jadi walaupun riwayat-riwayat tersebut
menggunakan kalimat berbeda namun memiliki esensi yang sama sehingga
tidak berpengaruh.
Ditemukan juga bahwa semua riwayat menggunakan bentuk fi‘il al-
mud}a>ri‘ dari kalimat قتل yang ikut wazan فاعل. Salahsatu faedah ketika fi‘il
yang mengikuti wazan tersebut adalah bermakna musha>rakah (bermakna
saling mengerjakan, kalau disini bermakna saling membunuh). Qatala15
yaqtulu qatlan bermakna membunuh, kalimat ini menunjukkan adanya
kejadian dimana ada seseorang membunuh orang lain (qatalahu artinya
membunuhnya baik dengan memukul, atau dengan batu, atau dengan yang
lainnya yang mengakibatkan lawannya meninggal). Sedangkan qa>tala
bermakna saling membunuh atau berperang.
13
‘Ilm al-Di>n Muh}ammad Ya>si>n ibn ‘I>sa> al-Fa>da>niy, H}usnu al-S}iya>ghah Sharh} Duru>s al-Bala>hah (Rembang: al-Maktabah al-Barakah, t.th), 22. 14
Umar Sulaiman al-Asyqar, Ensiklopedi Kiamat, ter. Irfan Salim, dkk (Jakarta: Zaman,
2011), 143. 15
Jama>l al-Di>n Ibn Manz}u>r al-‘Ans}a>riy, Lisa>n al-‘Arab, juz 11 (Beirut: Da>r S}a>dir, 1414
H), 547.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
92
Sebagian besar riwayat tersebut menggunakan kalimat langsung yakni
menggunakan kalimat تقاتلوا artinya menggunakan jamak mudhakkar mukha>t}ab
walaupun obyeknya ada yang langsung menggunakan Turk ada juga yang
menggunakan kaum tetapi tidak ada perbedaan diantaranya. Ada juga yang
menggunakan bentuk jamak mudhakkar gha>’ib dan subyeknya adalah kaum
muslimin. Ada satu riwayat yang berbunyi امة تقاتلكم yang artinya ada umat
dengan ciri fisik yang sama akan memerangi kalian. Disini walaupun obyek
dan subyeknya berbeda (kebalikan dari kaliamat sebelumnya) namun memiliki
arti sama yakni adanya peperangan anatara kaum muslim dengan umat dengan
ciri fisik tersebut.
Teks selanjutnya yaitu menyebutkan tanda-tanda fisik dari kaum yang
akan diperangi oleh kaum muslim dan dalam seluruh riwayat tidak ada
perbedaan. Sekalipun tidak ada perbedaan dalam penggunaan kalimat namun
disini ada beberapa kalimat yang termasuk kalimat ghari>b atau asing. Al-
mijann wa al-maja>nn adalah al-tursu wa al-tira>sah, mimnya tambahan karena
berasal dari al-junnah artinya al-sutrah16 yang berarti tameng atau perisai yang
menutupi. Al-maja>nn al-mit}raqah artinya tameng yang ditempa dengan kulit
lalu memakaikannya.17Dhalfu al-’unu>f, Abu> ‘Ubaid berkata dhalfu artinya
16
Majdu al-Di>n Abu> al-Sa‘a>da>t al-Muba>rak ibn Muh}ammad al-Shayba>niy al-Jazariy Ibn
al-Athi>r, al-Niha>yah fi> Ghari>b al-H}adi>th wa al-Athar, juz. 4 (Beirut: al-Maktabah al-
‘Ilmiyah, 1979 M/ 1399 H), 301 dan juz. 1, 308. 17
Abu> ‘Ubayd al-Qa>sim ibn Salla>m ibn Abd Alla>h al-Harawi> al-Baghda>di>, Ghari>b al-H}adi>th, juz 2 (H}aydar A>ba>d: Mat}ba‘ah Da>irah al-Ma ‘a>rif al- ‘Uthma>niyah, 1964 M), 48.
Lihat juga Jama>l al-Di>n Abu> al-Faraj ‘Abd al-Rah}ma>n ibn ‘Ali> ibn Muh}ammad al-Jawzi>,
Ghari>b al-H}adi>th, juz. 2 (Beirut: Da>r al-Maktabah al-‘Ilmiyah, 1985 M/ 1405 H), 33.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
93
pendek,18
lebar hidungnya,19
kecil hidungnya,20
artinya hidungnya pesek. Al-
dhulfu merupakan bentuk jamak dari adhlafu seperti halnya ah}maru dan
h}umrun.21 Terakhir, ciri-ciri dari bangsa Turk ini adalah في ويمشون الشعر يلبسون
mereka memakai pakaian yang terbuat dari bulu dan berjalan dengan الشعر
sandal yang terbuat dari bulu. Ditemukan juga dalam teks hadis lain bahwa
mereka juga menggunakan penutup kepala yang terbuat dari bulu. Cara
berpakain yang dmeikian ini menunjukkan bahwa bangsa Turk berada di
daerah yang memiliki musim dingin.22
Berbicara tentang ciri fisik maka secara garis besar, ciri fisik manusia bisa
dilihat dari ras masing-masing. Pada dasarnya ras manusia oleh para pakar dibagi
menjadi tiga ras utama; pertama, ras Kaukasoid, kedua ras Mongoloid, ketiga ras
Negroid;
1. Ras Kaukasoid atau ras yang berkulit putih merupakan sekumpulan
manusia yang menetap di Eropa, Afrika Utara, Timur Tengah, Pakistan,
dan India. Adapun ciri fisik yang dimiliki ras ini sebagai berikut:
a. Berkulit putih
b. Tekstur bibir tipis
c. Memiliki bulu yang tebal
18
Al-Baghda>di>, Ghari>b al-H}adi>th, juz 4…, 209. lihat pula al-Jawzi>, Ghari>b al-H}adi>th, juz.
1…, 363. 19
Ibn al-Athi>r, al-Niha>yah fi> Ghari>b, juz. 2…, 165. 20
Abu> al-Qa>sim Mah}mu>d ibn ‘Amr ibn Ah}mad al-Zamakhshari>, al-Fa>iq fi> Ghari>b al-H}adi>th wa al-Athar , juz. 2 (Lebanon: Da>r al-Ma‘rifah, t.th), 15. Munawwir,451. 21
Ibn al-Athi>r, al-Niha>yah fi> Ghari>b, juz. 2…, 165. 22
Abu> ‘Abd Alla>h Muh}ammad ibn Ah}mad ibn Abi> Bakr al-Qurt}ubi>, al-Tadhkirah bi Ah}wa>l al-Mawta> wa Umu>r al-A>khirah (Riyadh: Maktabah Da>r al-Minha>j li al-Nashri wa
al-Tawzi>‘, 1425), 1163.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
94
d. Rambut lurus atau bergelombang
2. Ras Mongoloid atau berkulit kuning ialah ras manusia yang kebanyakan
tinggal di daerah Asia Utara, Asia Timur, Asia Tenggara, Madagaskar di
lepas pantai timur Afrika, beberapa bagian India Timur Laut, Eropa
Utara, Amerika utara, Amerika Selatan, dan Oseania. Adapun ciri fisik
dari ras ini adalah:
a. Kulit kuning
b. Kelopak mata terdapat plica marginalis
c. Mata berwarna coklat sampai hitam
d. Rambut berwarna hitam dan lurus
e. Dahi kecil dan tegak
3. Ras Negroid atau berkulit hitam merupakan ras manusia yang tinggal di
benua Afrika di sebelah gurun sahara. Adapun ciri fisik dari ras ini:
a. Pigmentasi kulit yang kuat (kulit hitam)
b. Bibir dan hidung lebar dan tebal
c. Rambut keriting
d. Mata berwarna coklat sampai hitam.23
Jika dilihat dari ciri fisik yang telah disebutkan dalam hadis kemudian
dibandingkan dengan ciri ras yang dijelaskan di atas maka akan diketahui
bahwa bangsa Turk ini sangat mendekati pada ras Mongoloid. Ras ini berada
di Asia Utara; Rusia, Kazakhstan, Kirgiztan, Tajikistan, Turkmenistan,
23
Harvini Lazi, dkk, ‚Deteksi Warna Kulit Menggunakan Model Warna Cielab Neural
Untuk Identifikasi Ras Manusia (Studi Kasus Ras: Kaukasoid, Mongoloid, Dan
Negroid)‛ dalam Jurnal Rekursif, vol. 5, no. 2 Juni 2017, 122-123.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
95
Uzbekistan. Negara yang masuk bagiann Asia Timur; Cina, Hongkong,
Jepang, Makau, Mongolia, Korea Utara, Korea Selatan, Taiwan. Asia
Tenggara; Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, Brunei, Filiphina,
Vietnam, Kamboja, Laos, Myanmar dan Timor Leste.
Cina dan Mongol sama-sama termasuk ras Mongoloid seperti
penjelasan di atas. Maka secara fisik keduanya memiliki ciri yang sama.
Untuk menemukan siapakah sebenarnya bangsa Turk yang dimaksud dalam
hadis ini maka perlu kiranya kembali pada hadis-hadis lain yang berkaitan
dengan bangsa Turk ini.
B. Kajian Sosio-Historis Hadis tentang Bangsa Turk
Banu Qant}u>ra>’ adalah al-Turk24
atau Sudan atau anak keturunan Nabi
Ibrahim as.25
S}afwa>n ibn Umayyah adalah orang kaya raya di masa jahiliyah,
kekayaan ayahnya mencapai delapan puluh ribu26
ada yang mengatakan
jumlahnya banyak hingga tidak diketahui jumlahnya.27
Qant}u>ra> adalah budak
yang dimiliki Ibra>hi>m a.s yang melahirkan beberapa keturunan diantaranya
adalah bangsa Turk dan China.28
Kepala bangsa Turk disebut Kha>qa>n29
Setelah
Sarah meninggal, Nabi Ibrahim as menikah dengan Qat}u>ra> seorang perempuan
dari Kan’an salahsatu anak perempuan Yaqt}un. Darinya lahirlah enam putra
24
Al-Baghda>di>, Ghari>b al-H}adi>th, juz 4…, 285. 25
Maj al-Di>n Abu> T}a>hir Muh}ammad ibn Ya‘qu>b, al-Qa>mu>s al-Muh}i>t}, Juz 1 (Beirut:
Mu’assasah al-Risa>lah, 2005), 466. 26
Al-Jawzi>, Ghari>b al-H}adi>th, juz. 2…, 266. 27
Ibn al-Athi>r, al-Niha>yah fi> Ghari>b, juz. 4…, 133. 28
Qa>sim ibn Tha>bit ibn H}azam, al-Dala>’il fi> Ghari>b al-H}adi>th, juz. 2 (Riyadh: Maktabah
al-‘Abi>ka>n, 2001 M), 936. al-Zamakhshariy, al-Fa>iq fi> Ghari>b, juz. 3…, 299. al-Jawzi>,
Ghari>b al-H}adi>th, juz. 2…, 266. Ibn al-Athi>r, al-Niha>yah fi> Ghari>b, juz. 4…, 113. 29
Al-Jawzi>, Ghari>b al-H}adi>th, juz. 2…, 275.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
96
yakni Nafsha>n, Murra>n, Madya>n, Mudan, Nashaq, Sarah}. Jadi jumlah anak-anak
Nabi Ibrahim ada delapan orang dengan Isma’il dan Ishaq. Barbar adalah anak
keturunan Nafsha>n sedangkan ahli madyan kaum Nabi Syu’aib adalah anak
keturunan Madya>n.30
dalam kitab Ta>ri>kh al-T}abariy disebutkan bahwa nasab
Nabi iBra>hi>m a.s adalah Ibra>hi>m a.s ibn Ta>rich nama aslinya A>zar ibn Na>hu>r ibn
Sa>ru>‘ ibn Urghu> ibn Fa>lij ibn ‘A>bir ibn Sha>lih} ibn Arfakhshad ibn Sa>m ibn Nu>h}
ibn Lamik ibn Mutawashlikh ibn Akhnu>kh (Nabi Idri>s a.s) ibn Ya>rid ibn Mihla>’il
ibn Qaina>n ibn Anu>sh ibn Shi>th ibn A>dam a.s.31
Anak-anak Nabi Nuh ada tiga yakni Sa>m, H}am dan Ya>fith. Sa>m menjadi
kakek moyang bangsa Arab, ‘Ajam dan Romawi, sedangkan H}a>m adalah kakek
moyang dari bangsa H}abashah, Zanj dan Nu>bah, sedangkan Ya>fith adalah kakek
moyang dari bangsa Turk, Saqa>libah, Ya’ju>j dan Ma’ju>j.32
Anak cucu Nabi Nuh adalah Sa>m, H}a>m, dan Ya>fith. Wahab ibn Munabbih
menambahkan bahwa Sa>m ibn Nu>h adalah kakek moyang dari orang Arab,
bangsa Persia, bangsa Romawi. Sedangkan H}a>m adalah kakek moyang orang
Sudan dan Ya>fith kakek moyang bangsa Turk, Ya’ju>j dan Ma‘ju>j.33
Bangsa
Barbar adalah anak keturunan dari Thami>la> ibn Ma>rib ibn Fa>ra>n ibn ‘Amr ibn
‘Imli>q ibn La>wud ibn Sa>m ibn Nu>h. Adapun anak cucu Ya>fith yaitu Ja>mir,
30
Abu> al-H}asan ‘Ali> ibn Abi> al-Kiram al-Shayba>ni> al-Jazari> ‘Izz al-Di>n Ibn al-’Athi>r, Al-Ka>mil fi> al-Ta>ri<kh, Juz 1 (Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Arabi>, 1997), 110. 31
Muh}ammad ibn Jari>r ibn Yazi>d ibn Kathi>r al-T}abariy, Ta>ri>kh al-T}abari>, Juz. 2 (Beirut:
Da>r al-Tura>th, 1387 H), 276. 32
Abu> al-‘Awn Muh}ammad ibn Ah}mad ibn Sa>lim al-Safa>ri>ni> al-H}anbali>, Lama>mi‘ al-Anwa>r al-Bahiyyah wa Sawa>t}i‘ al-Asra>r al-‘Athariyah li Sharh} al-Durrah al-Mad}iyah fi> ‘Aqdi al-Firqah al-Mard}iyah, Juz. 2 (Damaskus: Mu’assasah al-Kha>fiqi>n wa
Maktabatuha>, 1982), 114. 33
Al-’Athi>r, Al-Ka>mil fi> al-Ta>ri>kh, Juz 1…, 72.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
97
Maw‘i‘, Mawrik, Bawwa>n, Fawba>, Ma>shij, Ti>rash. Dari anak cucu Ja>mir ini
kemudian menjadi raja-raja Persia. Anak Ti>rash adalah al-Turk dan al-Khazar.
Anak Ma>sij adalah al-Ashba>n, anak cucu Mau‘i‘ adalah Ya’ju>j dan Ma’ju>j, anak
cucu Bawwa>n adalah al-S}aqa>libah dan Burja>n. Sedangkan Ashba>n adalah orang-
orang yang menempati Daerah Romawi sebelum kemudian ditempati oleh anak
keturunan al-‘Is} ibn Ish}a>q dan yang lain.34
Nabi Nuh keturunan kesembilan dari Nabi Adam, dan keturunan ketiga
dari Nabi Idris. Ayahnya bernama Lamik bin Metusyalih bin Idris. Oleh Allah
SWT, ia diberi umur panjang hingga 950 tahun. istrinya bernama Wafilah dan
memiliki empat orang putra yakni Syam, Khan, Yafits dan Kan’an.35
Suatu saat Nabi Nuh dan kaumnya diberi azab oleh Allah SWT dengan
banjir yang meluluhlantahkan negerinya dan Allah SWT memerintahkan beliau
untuk membuat kapal. Dengan kapal inilah, beliau dan kaumnya yang mukmin
selamat dari banjir sedangkan kaum yang ingkar ikut tenggelam ditelan banjir.
Diantara yang selamat yaitu tiga orang putranya sedangkan Kan’an ikut
tenggelam dan membuat Nabi Nuh bersedih. Setelah banjir surut dan langit
kembali cerah, Nabi Nuh dan kaumnya turun dari kapal. Kemudian Nabi Nuh dan
kaumnya membangun perkampungan hidup di dalamnya sehingga memiliki
banyak keturunan yang nantinya keturunannya ini ada yang merantau ke daratan
Eropa dan Afrika.36
34
Ibid., 74. 35
Ade Armando dkk, Ensiklopedi Islam untuk Pelajar, jilid. 4, (Jakarta: PT Ichtiar Baru
Van Hoeve, t.th), 111. 36
Ibid., 112.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
98
Irfan Salim dan kawan-kawan ketika menerjemah hadis tentang bangsa
Turk dan penjelasan dari Imam Nawawi, mereka dengan jelas menerjemah
kalimat الترك dengan Turki. Bangsa Turki disini dikaitkan dengan bangsa Tartar
yang pernah membumihanguskan dunia Islam. Lebih jauh, penerjemah dari
Ensiklopedia Kiamat ini berkomentar bahwa Imam Nawawi terpengaruh oleh
ramalan Rasulullah dalam menanggapi peperangan yang terjadi pada masa
hidupnya.37
Jika mengingat penjelasan di bab tiga maka ditemukan penjelasan bahwa
dari beberapa riwayat dari Imam enam kesemua syarahnya merujuk pada
penjelasan Imam Nawawi. Oleh karenanya perlu kiranya penulis menelisik
kembali apa yang telah terjadi pada masa hidup Imam Nawawi tersebut. Imam
Nawawi bernama lengkap Abu> Zakariya> Yah}ya> ibn Sharaf ibn Muri38
ibn H}asan
ibn H}usain ibn Muh}ammad ibn Jama>‘ah ibn al-H}izamiy al-Nawawiy. al-H}izami>
adalah gelar yang dinisbatkan pada Hizam abi Haki>m al-S}ah}abi> (sahabat Nabi
Saw),39
hal ini dibenarkan oleh al-Nawawiy.40
Ia dilahirkan pada pertengahan
bulan Muharram tahun 631H/1233M di desa Nawa.41
Laqab al-Nawawiy di
sandarkan pada desa kelahirannya tidak disandarkan pada keilmuannya.
37
Al-Asyqar, Ensiklopedia Kiamat…, 143-144. 38
Ada yang menyebutkan Mira akan tetapi sedikit, lihat Muh}yi> al-Di>n Abi> Zakariya>
Yah}ya> ibn Sharaf al-Nawawiy, Irsha>d T}ulla>b al-H}aqa>’iq (Madinah: Maktabah al-I>ma>n,
1987), 7. Lihat, Abdul Ghani Daqir, al-Ima>m al-Nawawiy (Beirut: Da>r al-Qalam, 1994),
20. Lihat Jala>l al-Di>n ‘Abd al-Rah}ma>n al-Suyu>t}iy, Manhaj al-Sawi fi Tarjamati al-Ima>m al-Nawawiy (Beirut: Da>r Ibn H}azm, 1408/1988), 25. 39
‘Ala>’u al-Di>n ‘Ali> ibn Ibra>hi>m ibn Da>ud al-Sha>fi‘iy Ibn al-‘At}t}a>r, Tuh}fah al-T}a>libi>n fi> Tarjamah al-Ima>m al-Nawawiy (Amman: Da>r al-’Athariyah, 2007), 39. Hizam adalah
buyut dari Imam al-Nawawi yang tingal di Julan di desa Nawa. 40
Daqir, Al-Ima>m Al-Nawawiy..., 20. 41
Al-‘At}t}a>r, Tuh}fah al-T}a>libi>n..., 42. Lihat juga, Daqir, Al-Ima>m Al-Nawawi>..., 22, lihat
juga ‘Abd al-Rah}ma>n ibn Abi> Bakr Jala>l al-Di>n al-Suyu>t}i>, T}abaqa>t al-H}uffa>z} (Beirut:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
99
Abu> Ya‘la>42
meriwayatkan dari Mu‘a>wiyah ibn Khadij, dia berkata saat
itu aku bersama Mu‘a>wiyah ibn Abi> Sufya>n lalu datang petugasnya
membawakan sebuah surat, dalam surat tersebut diberitahukan bahwa telah
terjadi peperangan dengan bangsa Turk dan kaum muslimin telah
mengalahkannya. Banyak korban dari mereka demikian pula banyak harta
rampasan perang yang didapatkan dari mereka. Lalu Mu‘a>wiyah marah karena
hal itu kemudian memerintahkan untuk menulis surat yang isinya ‚aku telah
memahami apa yang telah engkau katakan korban yang telah engkau bunuh dan
harta rampasan perang yang telah engkau dapatkan maka aku tidak akan pernah
ingin tahu terhadap apa yang telah egkau persiapkan dan jangan engkau perangi
mereka sampai datang perintahku kepadamu. aku (Mu‘a>wiyah ibn Khadij)
bertanya, kenapa wahai Amirul Mukminin? Beliau menjawab aku mendengar
Rasulullah bersabda:
43لتظهرن الرتك على العرب حت تلحقها مبنابت الشيح والقيصوم فانا اكره قتاهلم لذالكSungguh bangsa Turk akan mengalahkan orang Arab hingga mengejar di al-
Syih dan al-Qais}u>m dan aku tidak suka memerangi mereka karena hal itu.
ث نا أبو ن عيأم، ح - 55597 ثن عبأد اللو بأن ب ريأدة، عنأ حد ث نا بشري بأن مهاجر، حد دت النب صلى اهلل عليأو أبيو قال: كنأت جالسا عنأد النب صلى اهلل عليأو وسلم، فسمعأ
ت يسوق ها ق وأ »وسلم ي قول: جف إن أم ني كأن وجوىهم الأ عأ م عراض الأوجوه، صغار الأ. وأ همأ ول ف ي نأجو منأ ىرب من أ ائقة الأ ا الس ما ثلث مرار حت ي لأحقوىمأ بزيرة الأعرب، أم
Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1403), 513. Abu> Zakariya> Muh}yi> al-Di>n Yah}ya> ibn Sharf al-
Nawawi>, al-Taqri>b wa al-Taysi>r li Ma‘rifah Sunan al-Bashi>r al-Nadhi>r (Beirut: Da>r al-
Kita>b al-‘Arabi>, 1405/ 1985), 11. 42
Al-Sha>fi‘i>, Fath}u al-Ba>ri>, Juz. 6..., 609. 43
Abu> al-H}asan Nu>r al-Di>n ‘Ali> ibn Abi> Bakr ibn Sulayma>n al-Haythimi>, Majma‘ al-Zawa>’id wa Manba‘a al-Fawa>’id, Juz. 5 (Kairo: Maktabah al-Qudsi>, 1994), 303.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
100
ض. و ض، وي نأجو ب عأ لك ب عأ همأ الثانية ف ي هأ طلمون كلهمأ منأ بقي من أ « . أما الثالثة ف يصأ؟ قال: سي بيده لي رأبطن »قال: « . ىم الت رأك »قالوا: يا نب اللو، منأ ىمأ أما والذي ن فأ
لمني ان ب ريأدة ال ي فارقو بعريان أوأ ثلثة، قال: وك « خيوهلمأ إل سواري مساجد الأمسأع من النب صلى اهلل عليأو وسلم م قية يعد ذلك للأهرب ما س سأ فر والأ ن الأبلء ومتاع الس
ر الت رأك 44منأ أمأAbu> Nu‘aim menceritakan kepda kami, Bashi>r ibn Muha>jir menceritakan
kepada kami, ‘Abd Alla>h ibn Buraidah bercerita kepadaku dari ayahnya dia
berkata, aku duduk didekat Rasulullah SAW kemudian aku mendengar
Rasululullah bersabda, Sesungguhnya ummatku akan digiring oleh kaum
yang berwajah lebar bermata sipit, wajah-wajah mereka seperti tameng (hal
itu terjadi tiga kali) sehingga mereka dapat mengejarnya di jazirah Arab.
Adapun pada kali yang pertama selamatlah orang yang lari darinya. Yang
kedua kalinya sebagiannya binasa dan sebagian lainnya selamat, pada yang
ketiga kalinya mereka mmebunuh yang tersisa. Para sahabat bertanya wahai
Nabiyullah beliau menjawab mereka adalah bangsa Turk beliau berkata demi
Dzat yang jiwaku ada ditanganNya niscaya kuda-kuda mereka akan
ditambatkan di tiang-tiang masjid kaum muslimin. Dia (Abdullah) setelah
itu Buraidah tidak pernah berpisah dengan dua atau tiga unta bekal
perjalanan dan air minum untuk kabur sewaktu-waktu kerena beliau
mendengar sabda Nabi tentang musibah yang ditimpakan oleh para
pemimpin Turk.45
Ketigakalinya, pertemuan dengan bangsa Turk ketika mereka
menghancurkan kota Baghdad. Mereka juga membunuh khalifah, ulama,
Gubernur, para tokoh dan ahli ibadah. Selain itu, ia masuk ke berbagai negeri
hingga ke Syam dan dapat menguasainya dalam waktu yang relatif singkat.
Berita tentangnya menyebar hingga Mesir dan membuat penduduk Mesir
khawatir. Hal ini menimbulkan raja Mesir al-Muzhaffar yang dijuluki al-Qut}uz
melawan bangsa Turk dan pertempuran ini dikenal dengan ‘ainu ja>lu>t. Raja Mesir
44
Abu> ‘Abd Alla>h Ah}mad ibn H}anbal al-Shayba>ni>, Musnad al-Ima>m Ah}mad ibn H}anbal, Juz. 38 (t.t: Mu’assasah al-Risa>lah, 2001), 44. Lihat pula al-Sijista>ni>, Sunan Abi> Da>ud, juz. 4..., 113. 45
Al-Wabil, Hari Kiamat..., 123-124.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
101
berhasil mengalahkan bangsa Turk, ia mendapatkan kemenangan seperti
kemenangan yang diperoleh oleh Thalut mengalahkan Jalut pada zaman Nabi
Daud as.46
Ada sebuah hadis yang masyhur pada masa sahabat yang berkaitan
dengan bangsa Turk, yakni;
يأبان، عنأ أب - 4711 رة، عنأ أب زرأعة الس ث نا ضمأ ب رنا عيسى بأن يونس، قال: حد أخأنة، رجل من الأمحررين، عنأ رج حاب النب صلى اهلل عليأو وسلم قال: سكي أ ل، منأ أصأ
ن همأ و رة حالتأ ب ي أ نأدق، عرضتأ هلمأ صخأ ر الأ ا أمر النب صلى اهلل عليأو وسلم بفأ لم ب نيأر، ف قام رسول اللو صلى اهلل عليأو فأ نأدق، الأ ول، ووضع رداءه ناحية الأ وسلم، وأخذ الأمعأ
ميع الأعليم{ ، ف ندر ل لكلماتو وىو الس ال، ال مبد قا وعدأ وقال: }تتأ كلمة ربك صدأجر، وسلأمان الأفارسي قائم ي نأ ظر، ف ب رق مع ضرأبة رسول اللو صلى اهلل عليأو ث لث الأ
ل لكلمات ال، ال مبد قا وعدأ و وسلم ب رأقة، ث ضرب الثانية، وقال: }تتأ كلمة ربك صدأخر، ميع الأعليم{ ، ف ندر الث لث الأ ف ب رقتأ ب رأقة ف رآىا سلأمان، ث ضرب الثالثة، وىو الس
ميع الأعليم{ ، ف ندر ل لكلماتو وىو الس ال، ال مبد قا وعدأ وقال: }تتأ كلمة ربك صدأو وسلم، فأخذ رداءه وجلس، قال سلأمان: الث لث الأباقي، وخرج رسول اللو صلى اهلل عليأ
رب ضرأبة إال كانتأ معها ب رأقة، قال لو رسول تك حني ضربأت، ما تضأ يا رسول اللو، رأي أق يا « يا سلأمان، رأيأت ذلك »اللو صلى اهلل عليأو وسلم: ف قال: إي والذي ب عثك بالأ
هلا »رسول اللو، قال: رى وما حوأ ول رفعتأ ل مدائن كسأ فإن حني ضربأت الضرأبة الأن ت ها بعي أ ح « ومدائن كثرية، حت رأي أ ابو: يا رسول اللو، ادأع اللو قال لو منأ حضره منأ أصأ
، فدعا رسول اللو صلى ا ، ويرب بأيأدينا بلدىمأ نا وي غنمنا ديارىمأ تحها علي أ هلل أنأ ي فأهلا، حت ث ضربأت الضرأبة الثانية، ف رفعتأ ل »عليأو وسلم بذلك، مدائن ق يأصر وما حوأ
ن ت ها بعي أ ، ويرب « رأي أ نا وي غنمنا ديارىمأ تحها علي أ ، قالوا: يا رسول اللو، ادأع اللو أنأ ي فأ 46
A>ba>di>, ‘Awn al-Ma‘bu>d, Juz. 11..., 280.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
102
، فدعا رسول اللو صلى اهلل عليأو و ث ضربأت الثالثة، ف رفعتأ »سلم بذلك، بأيأدينا بلدىمأن ت ها بعي أ هلا من الأقرى، حت رأي أ بشة وما حوأ ، قال رسول اللو صلى اهلل « ل مدائن الأ
،»عليأو وسلم: بشة ما ودعوكمأ ركوا الت رأك ما ت ركوكمأ عنأد ذلك دعوا الأ 47«وات أث نا ض - 3455 ، حد لي د الرمأ ث نا عيسى بأن مم نة، حد يأبان، عنأ أب سكي أ رة، عن الس مأ
حاب النب صلى اهلل عليأو وسلم، عن النب صلى رجل من الأمحررين، عنأ رجل منأ أصأ، و »اهلل عليأو وسلم، أنو قال: بشة ما ودعوكمأ ركوا الت رأك ما ت ركوكمأ دعوا الأ 48«ات أ
Rasulullah SAW memerintahkan kaumnya untuk meninggalkan bangsa
Turk karena kaum muslimin dan Habasyah ada gurun pasir yang tandus sehingga
Rasulullah tidak mengintruksikan untuk memasuki negeri Habasyah karena akan
mengalami penderitaan dan banyak masalah. Adapun bangsa Turk maka lebih
banyak kemudharatannya bagi kaum muslimin karena bangsa Turk berada di
negara yang memiliki iklim dingin sedangkan bangsa Arab berada di negara yang
panas. Kalau bangsa Turk memaksa masuk ke negara muslin maka, tidak boleh
mundur karena jihad perang pada saat itu menjadi fardu ain.49
Lebih lanjut Rasulullah SAW bersabda bahwa yang pertama kali
merampas kerajaan umatnya adalah Bani Qant}u>ra’.50
Penjelasan ini dapat
diemukan dalam riwayat al-T}abra>niy;
رم - 75405 ضأ د بأن عبأد اهلل الأ ث نا مم ، ثنا عثأمان بأن يأي الأقرأقسان، ثنا عبأد حد يب، وشقيق بأن سلمة، عنأ مش، عنأ زيأد بأن وىأ عأ ، عن الأ وان بأن سال الأمجيد، عنأ مرأ
47
Abu> ‘Abd al-Rah}ma>n Ah}mad ibn Shu‘aib ibn ‘Ali> al-Khurasa>ni>, Sunan al-Nasa>’i >, juz 6
(H}alb: Maktab al-Mat}bu‘a>t al-Isla>miyah, 1986), 43. 48
Al-Sijista>ni>, Sunan Abi> Da>ud, juz 11, 276. Ah}mad ibn al-H}usayn ibn ‘Ali> al-Bayhaqi>,
al-Sunan al-Kubra>, juz. 9 (Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyah, 2003), 297. 49
A>ba>di>, ‘Awn al-Ma‘bu>d, Juz. 11..., 276. 50
Isma>‘i>l ibn Muh}ammad al-‘Ajalu>niy, Kashfu al-Khafa>’ wa Mazi>lu al-Ilba>s ‘amm> Ishtahara min al-Ah}a>di>th ‘ala> Alsinati al-Na>s (Kairo: Maktabah al-Qudsiy, 1351 H), 38.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
103
عود قال: قال رسول اهلل صلى اهلل عليأو وس ؛ »لم: عبأد اهلل بأن مسأ ركوا الت رأك ما ت ركوكمأ ات أت ملأكهمأ وما خوهلم اهلل ب نو ق نأطوراء لب أم 51«فإن أول منأ يسأ
Kemudian Ibnu Hajar melanjutkan sebelumnya ada penghalang antara
bangsa Turk dengan kaum muslimin hingga penghalang tersebut terbuka sedikit
demi sedikit. Tawanan dari kalangan mereka sangat banyak sehingga penguasa
saling berlomba mendapatkannya karena mereka memiliki sifat kuat dan
pemberani sehingga sebagian besar tentara al-Mu’tashim adalah dari kalangan
mereka. Lalu bangsa Turk mengusai raja al-Mu’tashim dan mereka membunuh
putranya al-Mutawakkil kemudian anak-anaknya yang lain satu persatu sehingga
keajaan Islam bercampur baur dengan kerajaan al-Dailam. Para penguasa as-
Samaniyah pun dari bangsa Turk hingga mereka dapat menguasai negeri-negeri
selain Arab. Kemudian kerajaan-kerajaan tersebut dikuasai oleh dinasti
Sabaktikin, lalu oleh dinasti Saljuk, dan kekuasaan meluas meluas sampai Irak,
Syam, dan Romawi. Selanjutnya dikuasai oleh sisa-sisa pengikut mereka di Syam
yaitu Dinasti Zanki dan pengikut mereka yaitu Baitu Ayyub, mereka pun banyak
dari bangsa Turk mereka bisa mengalahkan kerajaan di Mesir, Syam dan Hijaz.52
Selanjutnya al-Ghazz memberontak pada dinasti Saljuk pada abad ke-5
Hijriyah. Mereka menghancurkan berbagai engeri dan banyak membunuh orang.
Kemudian tibalah bencana besar dengan kedatangan bangsa Tartar. Keluarnya
Jengis Khan terjadi setelah abad ke-6. Dunia dibumihanguskan olehnya terutama
daerah timur dan sekitarnya sehingga tidak tersisa satu negeripun kecuali
51
Sulaima>n ibn Ah}mad ibn Ayyu>b Abu> al-Qa>sim al-T}abra>ni>, al-Mu‘jam al-Kabi>r, Juz. 10
(Kairo: Maktabah Ibn Taimiyah, t.th), 181. 52
Al-Wabil, Hari Kiamat…, 127.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
104
kehancuan. Mereka juga menghancurkan Baghdad dan membunuh khalifah
Mushta’shim khalifah mereka yang terakhir pada tahun 650 H. Kemudian anak
cucu mereka terus melakukan kerusakan sampai pada akhirnya datang Lang yang
maknanya si pincang namanya adalah Tamur datang ke Syam dan hidup disana
dia membakar Damaskus sampai ke atap-atapnya. Kemudian mereka
melanjutkan ekspansnya ke Romawi, India dan daerah yang ada diantara
keduanya. Setelah ia wafat, anak cucunya berpencar ke berbagai negeri.53
Banyak diantara bangsa Turk yang kemudian masuk Islam dan
memberikan juga banyak memberikan sumbangsih terhadap umat Islam. Banyak
yang menjadi tentara Islam dan membantu dalam melakukan ekspansi besar,
diantara ketika penaklukkan ibu kota Romawi yakni Konstantinopel.54
Seperti
yang sudah diprediksi Rasulullah dalam sebah sabdanya:
تو أنا حد - 70591 عأ د: وس د بأن أب شيأبة، قال عبأد اهلل بأن أحأ ث نا عبأد اهلل بأن ممد بأن أب شيأبة، ق ثن الأوليد بأن منأ عبأد اهلل بأن مم باب، قال: حد ث نا زيأد بأن الأ ال: حد
ع النب ، عنأ أبيو أنو س عمي ث أ ر الأ ثن عبأد اهلل بأن بشأ ، قال: حد صلى الأمغرية الأمعافريتحن يأش ذلك اهلل عليأو وسلم ي قول: " لت فأ م الأ مري أمريىا، ولنعأ م الأ طنأطينية، ف لنعأ الأقسأ
طنأطينية تو، ف غزا الأقسأ ث أ لمة بأن عبأد الأملك فسألن، فحد يأش ". قال: فدعان مسأ 55الأ
Allah SWT mewujudkan apa yang telah diceritakan hadis di atas dan
Konstantinopel berhasil ditaklukkan pada masa Muhammad al-Fatih raja ketujuh
dari kerajaan Turki Uthmani yang bernama Muh}ammad ibn Sultan Mura>d Khan
53
Ibid., 127-128. 54
Ibid., 128. 55
Abu> ‘Abd Alla>h Ah}mad ibn Muh}ammad ibn H}anbal al-Shayba>ni>, Musnad al-Imam> Ah}mad ibn H}anbal, juz. 31 (t.t: Mu’assasah al-Risa>lah, 2001), 287.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
105
lahir 835 H, dan memerintah 856 H dan ia menjabat kurang lebih selama 31
tahun. ia menaklukkan Istanbul di hari ke 51 tepatnya hari rabu tgl 20 bulan
jumadil akhirah 857, ia melaksanakan shalat jumat di gereja umat Nasrani yaitu
di Aya Sofia.56
C. Implikasi Pemahaman Hadis tentang Bangsa Turk Terhadap Fenomena-
fenomena yang Muncul Dewasa ini.
Implikasi adalah keterlibatan atau keadaan terlibat, pelibatan,
kesimpulan, atau penyelipan masalah.57
Maksud dari sub bab ini adalah
keterlibatan pemahaman hadis tentang bangsa Turk terhadap fenomena yang
muncul dewasa ini. Lebih mudahnya sampai manakah pengaruh dalam
memahami hadis bangsa Turk atau akibat terhadap masyarakat sehingga
memunculkan fenomena yang menggemparkan terutama di media social.
Secara tekstual kalau dilihat dari matan hadis ada beberapa yang menarik
perhatian; pertama, kalimat al-turk, artinya bangsa Turk. al-turk terdiri dari ta>’,
ra>’, dan ka>f, secara harfiyah nama bangsa yang mendekati adalah Turki sehingga
banyak pengguna media social yang kemudian memahami bahwa hadis ini
berbicara tentang bangsa Turki. Akan tetapi kalau dilacak dalam kitab syarah
dari riwayat imam enam tidak ditemukan penjelasan yang mengarah pada Turki.
Kedua adalah kalimat selanjutnya yang berbicara tentang ciri fisik dari
bangsa Turk yakni bermata sipit, hidungnya pesek, wajahnya lebar, kulitnya
56
Yu>suf al-H}a>j Ah}mad, Mawsu>‘ah al-I‘ja>z al-‘Ilmi> li al-S}igha>r, juz. 1 (t.t:Maktabah Ibn
H}ajar, 2004), 27-28. 57
Pertanto, Kamus Ilmiah…, 254.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
106
kemerah-merahan, menggunakan penutup kepala dan alas kaki dari bulu. Ciri
fisik yang demikian sangat mendekati pada ciri fisik etnis Tionghoa atau China.
Bangsa yang memiliki ciri fisik bermata sipit memang tidak hanya China
misalnya orang Korea juga bermata sipit. Begitu pula dengan hidung pesek tidak
hanya hanya etnis Tionghoa, misalnya saja banyak orang Indonesia yang
hidungnya pesek. Yang wajahnya berwarna kemerah-merahan tidak hanya etnis
Tionghoa tapi orang-orang Eropa juga berwarna demikian. Ciri yang terakhir
mengenai الشعر yaitu rambut namun jika yang dimaksud disini الشعر dijadikan alas
kaki dan penutup kepala atau topi maka yang dimaksud adalah bulu. Biasanya
orang yang menggunakan sandal dan penutup kepala dari bulu adalah orang-
orang yang tinggal di negara yang memiliki iklim dingin. Negara yang memiliki
iklim dingin diantaranya negara yang berada di benua Eropa, Amerika, Afrika,
dan lainnya seperti China, Korea. Dari beberapa macam ciri fisik ini yang
mencakup semuanya adalah China secara lahiriyah.
Ada beberapa postingan baik itu di akun facebook atau youtobe yang
mengutip masalah hadis bangsa Turk ini. Diantaranya; pertama, postingan akun
facebook Ustadz Alwiridan pada tanggal 9 September 2017.58
Statusnya ini
diawali dengan ‚mungkinkah muslim akan berperang melawan orang-orang yang
bermata sipit dikarenakan tragedy rohingya.‛ Menurutnya pada bulan Maret
2017 ada berita bahwa China menolak usulan {PBB untuk menginvestigasi adanya
pembersihan Etnik di Myanmar. Juni 2017, China kembali menolak rencana
58
https://free.facebook/permalink.php?id=14278619148&story_543696179294884&_rdc=1&_rdr, diakses pada tanggal 01 Agustus 2018. 5:40.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
107
diturunkannya tim PBB ke Myanmar untuk investigasi pembantaian Rohingya di
Myanmar. 30 Agustus, China menolak keras usulan dewan PBB (UNSC) untuk
pembahasan isu pebantaian Rohingya di Myanmar. Selain itu, China juga
mengancam Turki yang ingin membela dan melindungi muslim Rohingya. Lebih
lanjut kemudia ia mengatakan ‚sudah saatnya boikot semua produk Negara
China dan semua Negara pendukung Myanmar. Kejadian ini kemudian ia kaitkan
dengan hadis tentang bangsa Turk. di akhir statusnya ia menerka-nerka
mungkinkah kemudian tragedi Rohingya memicu peperangan antara umat Islam
dengan bangsa yang bermata sipit.
Menurut hemat penulis, tulisan ini dapat memberi peluang kepada
pembaca akan adanya ramalan Rasulullah tentang bangsa Turk itu tertuju pada
bngsa China. Dan terkesan ia memahami hadis ini secara tekstualis yang hanya
berdasarkan pemahaman matan secara lahiriyahnya saja. Walaupun tidak dengan
tegas ia menyimpulkan bahwa bangsa yang bermata sipit itu adalah China namun
tulisannya cukup memberi isyarat akan hal tersebut.
Kedua, misalnya lagi postingan akun facebook Sedi Arifin pada tanggal
25 November 2016, hadis yang ia kutip adalah riwayat al-Bukhari sebagaimana
yang diteliti oleh penulis. Disini ia memaknai kaliamat al-turk adalah Turki.
Namun ia menjawab bangsa Turk dengan hadis lain yaitu hadis tentang bangsa
Khuzan dan Kirman:59
59
https://plus.google.com/104601184060937593927/post/A3UL8Zfd10X, diakses pada tanggal 31 Juli 2018. 21.41
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
108
ثن يأي، ح مر، عنأ هام، عنأ أب ىري أرة رضي اللو عنأو، أن حد ث نا عبأد الرزاق، عنأ معأ داعة حت ت قاتلوا خوزا، وكرأمان من النب صلى اهلل عليأو وسلم، قال: " ال ت قوم الس
طأرقة، نعاهلم العاجم حأر الوجو جان امل
ه، فطأس النوف، صغار العأني وجوىهم امل
عر الش
Ditemukan dalam kitab syarah hadis ini berbicara tentang bangsa Khu>z
dan Kirma>n yang tidak ada kaitannya dengan bangsa Turk walaupun secara
lahiriyah memiliki ciri fisik yang sama dengan bangsa Turk.
Ketiga, salah satu ceramah ustadz kondang yaitu ustadz Abdus Shomad di
youtobe. Pada suatu kesempatan beliau ditanya tentang hadis bangsa Turk oleh
salah satu jamaahnya yang dikaitkan dengan masalah pak Ahok yang marak
diperbincangkan pada saat itu. Beliau menegaskan bahwa hadis tersebut tidak ada
hubungan dengan kasus Ahok. Ia juga mengutip penjelasan Imam al-Nawawi
yang mengatakan bahwa bangsa Turk disitu adalah bangsa Mongol, Jengis Khan,
dan lain-lain. Tetapi seandainya suatu saat Komunis bangkit menjadi penguasa
dunia maka ada kemungkinan bahwa yang dimaksud hadis ini adalah China.60
Pernyataan beliau ini memberi kesempatan kepada penonton bahwa yang
dimaksud dengan bangsa Turk dalam hadis ini adalah China meskipun tidak ada
hubungannya dengan Ahok secara khusus.
60
https://www.youtube.com/watch?v=RRO20MvxZq0 diakses tanggal 1 Agustus 2018, 9:56.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Bangsa Turk dalam sebagaimana dijelaskan dalam al-kutub al-sittah adalah
kaum yang bermata sipit, hidung pesek, wajahnya lebar, kulitnya berwarna
kemerah-merahan, memakai alas kaki dan penutup kepala dari kulit. Dalam
riwayat lain dijelaskan bahwa bangsa Turk adalah Bani Qant}u>ra>’ yang
merupakan anak keturunan Nabi Nuh as dari Ya>fith. Ya>fith ibn Nu>h} a.s ini
kemudian menjadi kakek moyang bangsa Turk. Dijelaskan dalam suatu
riwayat lain bahwa bangsa Turk dan China keturunan Qant}u>ra> (budak yang
dimiliki Ibra>hi>m a.s) yang nantinya dijadikan istri. Maka tidak heran jika
bangsa China dan Turk memiliki ciri fisik yang sama.
2. Sosio historis bangsa Turk dalam kitab sharah} dari al-kutub al-sittah
sebagaimana yang dijelaskan Imam al-Nawawi> bahwa peperangan seperti
yang diceritakan dalam hadis pernah terjadi pada masanya yakni pada abad
ke-7 H. Kalau ditelisik sejarah hidupnya al-Nawawi>, pada abad tersebut telah
terjadi penyerangan bangsa Tartar terhadap kota Baghdad sampai hancur. Ciri
fisik yang disebutkan dalam hadis sama dengan ciri fisik yang dimiliki bangsa
Tartar (Mongol). Dalam riwayat ramalan Nabi yang lain diceritakan bahwa
kaum muslim akan bertemu dengan bangsa Turk. Pertama kalinya peperangan
dengannya mengalami kekalahan, kedua kalinya sama-sama mengalami
kerugian, dan terakhir bangsa Turk menghancurkan yang tersisa dari kaum
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
113
muslim. Pertemuan yang terakhir ini adalah kehancuran Baghdad. Oleh
karenanya Rasulullah berpesan agar tidak memulai peperangan dengan bangsa
Turk. Akan tetapi beliau juga bersabda bahwa nantinya bangsa Turk akan
memeluk agama Islam dan banyak membantu kaum muslim. Hal ini terbukti
dengan sebagian bangsa Turk yang menjadi prajurit ketika penaklukkan
Konstantinopel.
3. Pemahaman yang tidak sesuai dengan kaidah terhadap hadis ini dapat
berdampak buruk terlebih jika kemudian diviralkan di media sosial. Media
sosial merupakan tempat yang penggunanya bebas berkomentar atau
berpendapat walaupun sudah ada undang-undang khusus media sosial.
Sementara ini dampak yang bisa dilihat adalah: pertama, menimbulkan
kebencian terhadap etnis Tionghoa atau China yang ada di Indonesia
khususnya. Kedua, terkesan dipaksakan ketika mengaitkan kasus pak Ahok
dengan hadis bangsa Turk. ketiga, dengan pemahaman yang salah maka telah
menyebarkan berita hoax di media sosial. Keempat, menggiring opini tidak
sehat. Kelima, menimbulkan kesalahpahaman dari esensi hadis Nabi yang
sebenarnya.
B. Saran
1. Perlunya melihat pada dua aspek yakni teks dan konteks dalam memahami
sebuah hadis. Kedua aspek tersebut harus dilakukan dalam memahami hadis
dengan menggunakan berbagai pendekatan yang akan menghasilkan
kesimpulan obyektif.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
114
2. Perlunya ada kajian lanjut dengan pendekatan antropologis atau geografis
terhadap hadis-hadis yang berkaitan dengan suatu bangsa agar memperluas
pemahaman sehingga tidak menimbulkan opini negative terhadap suatu
bangsa.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
‘Adawi> (al), S}ifa>’ al-D}awwi> Ah}mad. Ihda>’ al-Di>ba>jah bi Sharh}i Sunan Ibn Ma>jah. Juz. 5. t.t: Maktabah Da>r al-Yaqi>n, t.th.
‘Ajalu>ni > (al), Isma>‘i>l ibn Muh}ammad. Kashfu al-Khafa>’ wa Mazi>lu al-Ilba>s ‘amma> Ishtahara min al-Ah}a>di>th ‘ala> Alsinati al-Na>s. Kairo: Maktabah al-
Qudsi>, 1351 H.
‘Ans}a>ri > (al), Jama>l al-Di>n Ibn Manz}u>r, Lisa>n al-‘Arab, juz 11. Beirut: Da>r S}a>dir,
1414 H.
‘Asqala>ni > (al), Ah}mad ibn ‘Ali> ibn H}ajar Abu> al-Fad}l. Fath} al-Ba>ri> Sharh} S}ah}i>h} al-Bukha>ri>. juz. 6. Beirut: Da>r al-Ma‘rifah, t.th.
‘At}t}a>r (al), ‘Ala>’u al-Di>n ‘Ali> ibn Ibra>hi>m ibn Da>wud al-Sha>fi‘i> Ibn. Tuh}fah al-T}a>libi>n fi> Tarjamah al-Ima>m al-Nawawi>. Amman: Da>r al-’Athariyah,
2007.
‘Athi>mayn (al), Muh}ammad ibn S}a>lih} ibn Muh}ammad. Tafsi>r Juz’ ‘Amm. Riyadh: Da>r al-Tharaya> li al-Nashr wa al-Tawzi>‘, 2002 M.
’Athi>r (al), Abu> al-H}asan ‘Ali> ibn Abi> al-Kiram al-Shayba>ni> al-Jazari> ‘Izz al-Di>n
Ibn. Al-Ka>mil fi> al-Ta>ri<kh, juz 1. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Arabi >, 1997.
Athi>r (al), Majdu al-Di>n Abu> al-Sa‘a>da>t al-Muba>rak ibn Muh}ammad al-Shayba>ni>
al-Jazari> Ibn. al-Niha>yah fi> Ghari>b al-H}adi>th wa al-Athar. juz. 4. Beirut:
al-Maktabah al-‘Ilmiyah, 1979 M/ 1399 H.
A>ba>di>, Muh}ammad Ashraf ibn Ami>r ibn ‘Ali> ibn H}aidar. ‘Awn al-Ma‘bu>d Sharh} Sunan Abi> Da>wud. Juz. 11. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1415 H.
Afandi, Abdullah Khozin. Hermeneutika. Surabaya: Penerbit Alpa, 2007.
Ali, Nizar. Memahami Hadis Nabi (Metode dan Pendekatan). Yogyakarta:
CeSAD YPI al-Rahmah, 2001.
Amuli, Jawadi. Makna Hari Kiamat Dalam Al-Qur’an: Perspektif Agama, Falsafah, dan Irfan. terj, Muhammad Abdul Qadir Alkaf & Miqdad
Turkan. Jakarta: Sadra International Institute, 2012.
Arikunto, Suharsimi. Metode Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta, 1998.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Armando, Ade dkk. Ensiklopedi Islam untuk Pelajar, Jilid. 4. Jakarta: PT Ichtiar
Baru Van Hoeve, t.th.
Asyqar (al), Umar Sulaiman. Ensiklopedi Kiamat, ter. Irfan Salim, dkk. Jakarta:
Zaman, 2011.
Athyu>bi> (al), ‘Ali> ibn A>dam ibn Mu>sa>. Dhakhi>rah al-‘Uqba> fi> Sharh} al-Mujtaba>. Juz. 26. Riyadh: Da>r al-Mi‘ra>j al-Du>liyah li al-Nashr, 1996 M.
Ah}mad, Yu>suf al-H}a>j. Mawsu>‘ah al-I‘ja>z al-‘Ilmi > li al-S}igha>r. Juz. 1. t.t:
Maktabah Ibn H}ajar, 2004.
Baghda>di> (al), Abu> ‘Ubaid al-Qa>sim ibn Salla>m ibn ‘Abd Alla>h al-Harawi>.
Ghari>b al-H}adi>th, Juz 2. H}aydar A>ba>d: Mat}ba‘ah Da>’irah al-Ma‘a>rif al-
‘Uthma>niyah, 1964 M.
Bayhaqi> (al), Ah}mad ibn al-H}usayn ibn ‘Ali>. al-Sunan al-Kubra>, Juz. 9. Beirut:
Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyah, 2003.
Barry (al), Pius A Partanto dan M Dahlan. Kamus Ilmiah Populer .Surabaya:
Arloka, t.th.
Bukha>ri> (al), Muh}ammad ibn Isma>‘i>l Abu> ‘Abd Alla>h. S}ah}i>h} al-Bukha>ri>. Juz. 4.
t.k: Da>r T}u>q al-Naja>h, 1422 H.
. Al-Ja>mi‘ al-S}ah}i>h}. Juz. 2. Kairo: Al-Mat}ba‘ah al-Salafiyah, 1403.
Daqir, Abdul Ghani. Al-Ima>m al-Nawawi>. Beirut: Da>r al-Qalam, 1994.
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya; Special for Woman
Dimashqi> (al), Abu> al-Fida>’ Isma>‘i>l ibn ‘Umar ibn Kathi>r. Tafsi>r al-Qur’a>n al-‘Az}i>m, Juz. 8. t.k: Da>r T}ayyibah li al-Nashri wa al-Tawzi>‘, 1999 M.
Fa>da>ni> (al), ‘Ilm al-Di>n Muh}ammad Ya>si>n ibn ‘I>sa>. H}usnu al-S}iya>ghah Sharh} Duru>s al-Bala>ghah. Rembang: al-Maktabah al-Barakah, t.th.
Fawza>n, S}a>lih} ibn Fawza>n ibn ‘Abd Alla>h. Sharh} al-‘Us}u>l al-Thala>thah. t.t:
Mu’assasah al-Risa>lah, 2006.
H}a>jj (al), Ah}mad Yu>suf. Mawsu>‘ah al-I‘ja>z al-‘Ilmi > li al-S}igha>r, Juz. 1. t.t:
Maktabah Ibn H}ajar, 2004.
H}anbali> (al), Abu> al-‘Awn Muh}ammad ibn Ah}mad ibn Sa>lim al-Safa>ri>ni>.
Lawa>mi‘ al-Anwa>r al-Bahiyyah wa Sawa>t}i‘ al-Asra>r al-’Athariyah li Sharh} al-Durrah al-Mad}iyah fi> ‘Aqdi al-Firqah al-Mard}iyah, Juz. 2
Damaskus: Mu’assasah al-Kha>fiqi>n wa Maktabatuha>, 1982.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
H}azam, Qa>sim ibn Tha>bit ibn. Al-Dala>’il fi> Ghari>b al-H}adi>th, Juz. 2. Riyadh:
Maktabah al-‘Abi>ka>n, 2001 M.
Haythami> (al), Abu> al-H}asan Nu>r al-Di>n ‘Ali> ibn Abi> Bakr ibn Sulayma>n.
Majma‘ al-Zawa>’id wa Manba‘a al-Fawa>’id, Juz. 5. Kairo: Maktabah al-
Qudsi>, 1994.
Hasan, M. Ali. Perbandingan Mazhab. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995.
Ismail, M. Syuhudi. Pemahaman Hadis Nabi Secara Tekstual dan Kontekstual; Telaah Ma’ani Hadis tentang Ajaran Islam yang Universal, Temporal, dan Lokal. Jakarta: Bulan Bintang, 1994.
. Hadis Nabi yang Tekstual dan Kontekstual. Jakarta: Bulan
Bintang, 2009.
‘Ira>qi > (al), Abu> al-Fad}l Zayn al-Di>n. T}arh} al-Tathri>b fi> Sharh} al-Taqri>b. Juz. 7.
t.t: al-T}ab‘ah al-Mis}riyah al-Qadi>mah, t.th.
Izzan, Ahmad dan Saifuddin Nur. Ulumul Hadis. Bandung: Humaniora, 2011.
Jawzi> (al), Jama>l al-Di>n Abu> al-Faraj ‘Abd al-Rah}ma>n ibn ‘Ali> ibn Muh}ammad.
Ghari>b al-H}adi>th, Juz. 2. Beirut: Da>r al-Maktabah al-‘Ilmiyah, 1985 M/
1405 H.
Jawziyyah (al), Muh}ammad ibn Abi> Bakar ibn Ayyu>b ibn Sa‘ad Shamsu al-Di>n
Ibnu Qayyim. I‘la>m al-Mu>qi‘i>n ‘an Rabb al-‘A>lami>n, juz. 1. Beirut: Da>r
al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1991.
Jumantoro, Totok. Kamus Ilmu Hadis. Jakarta: Bumi Aksara, 2002.
Khon, Abdul Majid. Takhrij dan Metode Memahami Hadis. Jakarta: Amzah,
2014.
Khudri> (al), Muhammad. Ushu>l Fiqh. Beirut: Da>r al-Fikr, 1981.
Khurasa>ni> (al), Abu> ‘Abd al-Rah}ma>n Ah}mad ibn Shu‘ayb ibn ‘Ali>. Sunan al-Nasa>’i >, Juz. 1 dan 6. H}alb: Maktab al-Mat}bu‘a>t al-Isla>miyah, 1986.
Majma‘ al-Lughah al-‘Arabiyah, al-Mu‘jam al-Waji>z. t.t: Majma‘ al-Lughah al-
‘Arabiyah, 1980.
. Al-Mu‘jam al-Wasi>t}. t.t: Maktabah al-Shuru>q al-Duwaliyah, 2004.
Mizi> (al), Yu>suf ibn ‘Abd al-Rah}ma>n ibn Yu>suf. Tahdhi>b al-Kama>l fi> Asma>’ al-Rija>l. Juz. 21. Beirut: Mu’assasah al-Risa>lah, 1980 M.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002.
Muba>rakfu>ri> (al), Abu> al-‘Ala> Muh}ammad ‘Abd al-Rah}ma>n ibn ‘Abd al-Rah}i>m.
Tuh}fah al-Ah}wadhi> bi Sharh} Ja>mi‘ al-Tirmidhi>. juz. 6. Beirut: Da>r al-
Kutub al-‘Ilmiyah, t.th.
Mubarak, Faishal bin Abdul Aziz Alu. Ringkasan Nailul Authar. terj. Amir
Hamzah Fachrudin & Asep Saefullah, Juz. 1. Jakarta: Putaka Azzam,
2011.
Munawwar, Said Agil Husin, dan Abdul Mustaqim. Asbabul Wurud (Studi Kritik Hadis Nabi Pendekatan Sosio-Historis-Kontekstual). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2001.
Mustaqim, Abdul. Ilmu Maanil Hadis Hadis Paradigm Interkoneksi: Berbagai Teori Dan Metode Memahami Hadis Nabi. Yogyakarta: Idea Press, 2008.
Naysa>bu>ri> (al), Muslim al-H}ajja>j Abu> al-H}asan al-Qushayri>. S}ah}i>h} Muslim. Juz. 1
dan Juz. 4. Beirut: Da>r Ih}ya>’ al-Tura>th al-‘Arabi>, t.th.
Nawawi> (al), Abu> Zakariya> Muh}yi> al-Di>n Yah}ya> ibn Sharf. Al-Minha>j Sharh} S}ah}i>h} Muslim Ibn al-H}ajja>j. juz. 18. Beirut: Da>r Ih}ya>’ al-Tura>th al-‘Arabi>,
1392.
. Al-Taqri>b wa al-Taysi>r li Ma‘rifah Sunan al-Bashi>r al-Nadhi>r. Beirut: Da>r al-Kita>b al-‘Arabi >, 1405/ 1985.
. Irsha>d T}ulla>b al-H}aqa>’iq. Madinah: Maktabah al-I>ma>n, 1987.
Partanto, Pius A, dan M Dahlan al Barry. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya:
Arloka, t.th
Poerwodarminto, W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka. 1976.
Qard}a>wi> (al), Yu>suf. Kayfa Nata‘a>malu ma‘a al-Sunnah al-Nabawiyyah. Kairo:
Da>r al-Shuru>q, 2002.
. Bagaimana Memahami Hadis Nabi SAW. terj. Muhammad al-
Baqir. Bandung: Karisma, 1994.
Qazwi>ni> (al), Ibnu Ma>jah Abu> ‘Abd Alla>h Muh}ammad ibn Yazi>d. Sunan Ibn Ma>jah. Juz 1 dan 2. t.t: Da>r Ih}ya>’ al-Kutub al-‘Arabiyah, t.th.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Qurt}ubi> (al), Abu> ‘Abd Alla>h Muh}ammad ibn Ah}mad ibn Abi> Bakr. Al-Tadhkirah bi Ah}wa>l al-Mawta> wa Umu>r al-A>khirah. Riyadh: Maktabah
Da>r al-Minha>j li al-Nashri wa al-Tauzi>‘, 1425.
Ra>zi> (al), Zayn al-Di>n Abu> ‘Abd Alla>h Muh}ammad ibn Abi> Bakar. Mukhta>r al-S}ah}h}a>h}. Beirut: al-Maktabah al-‘As}riyah, 1999.
Rahman, Fatchur. Ikhtisar Mushthalahul Hadits. Bandung: al-Ma’arif, 1974.
S}alla>bi> (al), ‘Ali> Muh}ammad Muh}ammad. al-Dawlah al-‘Uthma>niyah. Mesir: Da>r
al-Tawzi>‘ wa al-Nashr al-Isla>miyah, 1421 H/ 2001 M.
Sali>m, Abu> ‘Abd al-Rah}ma>n ‘Amr ‘Abd al-Mun‘im. Taysi>r ‘Ulu>m al-H}adi>th li al-Mubtadi’i>n. t.t: Da>r al-D}iya>’, 2000.
Shahrazwir> (al), Abu> ’Amr ‘Uthma>n ibn ‘Abd al-Rah}ma>n. ‘Ulu>m al-H}adi>th.
Beirut: Da>r al-Fikr al-Ma‘a>s}ir. 1406 H.
Shayba>ni> (al), Abu> ‘Abd Alla>h Ah}mad ibn Muh}ammad ibn H}anbal. Musnad al-Ima>m Ah}mad ibn H}anbal, Juz. 31 dan 38. t.t: Mu’assasah al-Risa>lah,
2001.
Shawka>ni> (al), Muh}ammad ibn ‘Ali> ibn Muh}ammad. Nayl al-Awt}a>r. Juz. 1.
Mesir: Da>r al-H}adi>th, 1993.
. Nayl al-Awt}a>r, Juz. 1. Kairo: al-Quds, 2012.
Shiddieqy (ash), Muhammad Hasbi. Pokok-Pokok Ilmu Dirayah Hadis. jilid 1.
Jakarta: Bulan Bintang, 1987.
Sijista>ni> (al), Abu> Da>wud Sulayma>n ibn al-Ash‘ath ibn Ish}a>q. Sunan Abi> Da>wud. Juz 1 dan 4. Beirut: al-Maktabah al-‘As}riyah, t.th.\
Sindi> (al), Muh}ammad ibn ‘Abd al-Ha>di> al-Tatawi>. H}a>shiyah al-Sindi> ‘ala> Sunan Ibn Ma>jah. Juz. 2. Beirut: Da>r al-Ji>l, t.th.
Sjadzali, Munawir. Ijtihad dalam Sorotan. Bandung: Mizan, 1996.
Sulayma>n ibn Ah}mad ibn Ayyu>b Abu> al-Qa>sim al-T}abra>ni>, Al-Mu‘jam al-Kabi>r, Juz. 10. Kairo: Maktabah Ibn Taymiyah, t.th.
Suparta, Munzier. Ilmu hadis. Jakarta: Rajawali Pres, 2014.
Suryadi, Metode Kontemporer Memahami Hadis Nabi Perspektif Muhammad al-Ghazali dan Yusuf al-Qardhawi. Yogyakarta: Teras, 2008.
Suyu>t}i> (al), ‘Abd al-Rah}ma>n ibn Abi> Bakr Jala>l al-Di>n. T}abaqa>t al-H}uffa>z}. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1403.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
. Ja>mi‘al-Ah}a>di>th. juz. 8. Beirut: Da>r al-Fikr, 1994.
. Manhaj al-Sawi fi Tarjamati al-Ima>m al-Nawawi>. Beirut: Da>r Ibn
H}azm, 1408/1988.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat
Bahasa, 2008.
T}abari> (al), Muh}ammad ibn Jari>r ibn Yazi>d ibn Kathi>r. Ta>ri>kh al-T}abari>. Juz. 2.
Beirut: Da>r al-Tura>th, 1387 H.
T}abra>ni> (al), Sulayma>n ibn Ah}mad ibn Ayyu>b Abu> al-Qa>sim. Al-Mu‘jam al-Kabi>r. Juz. 10. Kairo: Maktabah Ibn Taymiyah, t.th.
Tirmidhi> (al), Muh}ammad ibn ‘I>sa> ibn Sawrah. Sunan al-Tirmidhi>. Juz. 5. Mesir:
Shirkah Maktabah wa Mat}ba‘ah Mus}t}afa> al-Ba>bi> al-H}albi>, 1975 M.
Turki> (al) Mus}t }afa> Khid}ir Dunmaz. ‚Fahm al-H}adi>th al-Shari>f fi> D}au’i al-Qur’a>n
al-Kari>m wa al-H}adi>th Tha>bit, dalam al-Majallah al-Jaza>’iriyyah li al-Makht}u>t}a>t, vol. 11, 2014.
‘Umar, ‘Abd al-Rah}ma>n ibn H}amma>d A>li. Di>n al-H}aqq. Saudi Arabia: Waza>rah
al-Shu‘u>n al-Isla>miyah wa al-Awqa>f al-Da‘wah wa al-‘Isha>d, 1420 H.
Wa>bil (al), Yu>suf ibn ‘Abd Alla>h ibn Yu>suf. Ashra>t} al-Sa>‘ah. Saudi Arabia: Da>r
Ibn al-Jauzi>, 1424 H.
. Hari Kiamat Sudah Dekat, Terj. Beni Sarbeni. Bogor: Pustaka
Ibnu Katsir, 2008.
Wensink, A. J. Al-Mu‘jam al-Mufahras Li Alfa>z} al-H}adi>th al-Nabawi>. juz. 5.
Leiden: t.p, 1936.
Ya‘qu>b, Majdu al-Di>n Abu> T}a>hir Muh}ammad ibn. Al-Qa>mu>s al-Muh}i>t}, Juz 1.
Beirut: Mu’assasah al-Risa>lah, 2005.
Zaghlu>l, Abu> Ja>hil Muh}ammad al-Sa‘i>d ibn Basyu>ni>. Mawsu>‘ah At}ra>f al-H}adi>th al-Nabawi> al-Shari>f. Juz. 7. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyah, t.th.
Zahwu, Muh}ammad Muh}ammad Abu>. al-H}adi>th wa al-Muh}addithu>n. Kairo: t.p,
1378 H.
Zamakhshari> (al), Abu> al-Qa>sim Mah}mu>d ibn ‘Amr ibn Ah}mad. al-Fa>iq fi> Ghari>b al-H}adi>th wa al-Athar , Juz. 2. Lebanon: Da>r al-Ma‘rifah, t.th.
Zuhri, Muh. Telaah Matan Hadis (Sebuah Tawaran Metodologis). Yogyakarta:
Lesfi, 2003.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Harvini Lazi, dkk, ‚Deteksi Warna Kulit Menggunakan Model Warna Cielab
Neural Untuk Identifikasi Ras Manusia (Studi Kasus Ras: Kaukasoid,
Mongoloid, Dan Negroid)‛ dalam Jurnal Rekursif, vol. 5, no. 2 Juni 2017.
https://free.facebook/permalink.php?id=14278619148&story_543696179294884&_rdc=1&_rdr, diakses pada tanggal 01 Agustus 2018. 5:40.
https://plus.google.com/104601184060937593927/post/A3UL8Zfd10X, diakses pada tanggal 31 Juli 2018. 21.41
https://www.youtube.com/watch?v=RRO20MvxZq0 diakses tanggal 1 Agustus 2018, 9:56.