pemanfaatan bambu dalam berkarya seni kriya pada … · pemanfaatan bambu dalam berkarya seni kriya...
TRANSCRIPT
1
PEMANFAATAN BAMBU DALAM BERKARYA SENI KRIYA
PADA SISWA KELAS IX SMPN. 33 BULUKUMBA
S K R I P S I
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan ( S1 )Pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh :
BAHTIAR
K.10541080814
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2017
2
ABSTRAK
BAHTIAR, 2017. Pemanfaatan Bambu dalam berkarya seni kriya pada Siswa
kelas IX SMPN 33Bulukumba. Skripsi. Prtogram Study Pendidikan Seni Rupa
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pembimbing 1, Andi Baetal Mukaddas S.Pd.,M.Sn dan Pembimbing II, Sri Satriani
S.Pd.,M.Pd.
Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana bahan dan alat yang digunakan
dalam pemanfaatan bambu, proses pemanfaatan bambu dalam berkarya seni kriya dan
jenis karya apa yang dihasilkan dari pemanfaatan bambu. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bahan dan alat apa yang digunakan dalam pemanfaatan bambu,
proses pemanfaatan bambu dan untuk mengetahui jenis karya yang dihasilkan dalam
pemanfaatan bambu kelas IX SMPN 33 Bulukumba, Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah teknik kepustakaan, observasi lapangan, wawancara dan
dokumentasi dan tes praktik. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif
kualitatif. Hasil penelitian ini dilihat dari pemanfaatan bambu seni kriya kelas IX
SMPN 33 Bulukumba. Terdiri atas beberapa tahapan penting yaitu peneliti mulai
membagi kelompok kerja, kemudian menyiapkan peralatan dan bahan, membuat
desain, memotong dan membela bambu, merancang desain, kemudian tahap
pewarnaan sampai finshing. Selain itu kemampuan siswa dalam proses pemanfaatan
bambu yang dihasilkan siswa kelas IX SMPN 33 Bulukumba dapat diukur atau
diklasifikasikan berdasarkan aspek penilaian kemampuan yaitu gagasan dan ide,
penguasaan teknis, penguasaan bahan,kreativitas dan kegunaan.
3
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum, Wr.Wb.
Tiada rasa syukur yang terucap selain rasa syukur kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan segala rahmat serta hidayahnya pada semua umat manusia,
shalawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW, yang telah membebaskan kita dari belenggu-belenggu dari zaman jahiliyah.
Suka duka mewarnai proses-proses dalam menjalani penulisan skripsi ini.
Walaupun demikian, sebuah kata yang mampu membuat bertahan yakni semangat
sehingga segala tantangan mampu ditaklukan sampai akhir penyelesaian penulisan
skripsi ini, sebagai salah satu syarat guna mengikuti ujian skripsi pada Program Studi
Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Makassar dengan judul “Pembuatan Souvenir dengan Menggunakan
Media Clay Tepung Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 33 Bulukumba”.
Dengan penuh kerendahan hati tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Dr. H. Rahman Rahim, SE., MM., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Dr. H. Irwan Akib, M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. A. Baetal Mukaddas, S.Pd., M.Sn. Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas
Muhammadiyah Makassar.
4
4. Muhammad Thahir, S.Pd. Sekertaris Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas
Muhammadiyah Makassar.
5. A. Baetal Mukaddas, S.Pd., M.Sn. Pembimbing I
6. Sri Satria, S.Pd., M.Pd. Pembimbing II.
7. Kedua orang tua yang dengan tulus dan penuh kasih sayang mendukung langkah kemajuan
ananda.
8. Segenap rekan-rekan dan seluruh mahasiswa seni rupa yang telah mendukung kelancaran
dan penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan- kekurangan.
Oleh karena itu, kritik dan saran untuk penyempurnaan skripsi ini senantiasa penulis
harapkan sehingga dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Billahi Fisabilil Haq Fastabiqul Khaerat
Assalamu Alikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Makassar, Oktober 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
5
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
ABSTRAK ........................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 3
D. Manfaat Hasil Penelitian .................................................................................... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ..........................4
A. Kajian Pustaka ................................................................................................... 4
B. Kerangka Pikir ................................................................................13
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................14
6
A. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian ................................................................ 14
B. Subjek Penelitian ............................................................................................... 15
C. Variabel dan Desain Penelitian ........................................................................... 16
D. Definisi Operasional Variabel ............................................................................. 17
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................. 17
F. Teknik Analisis Data .......................................................................................... 19
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………….. .. 22
A. Penyajian Hasil Penelitian ……………………………………….. ....................................... ...22
B. Pembahasan …………………...…………………………………….35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………..40
A. Kesimpulan ........................................................................................................ . 40
B. Saran ................................................................................................................. . 42
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….44
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR GAMBAR
7
Gambar Uraian Halaman
Gambar 1. Hiasan pensil yang terbuat dari clay 11
Gambar 2. Gantungan Kunci Dari Clay… 11
Gambar 3 Mainan yang terbuat dari clay 12
Gambar 4. Miniatur yang terbuat dari clay 12
Gambar 5. Peta Lokasi 12
Gambar 6. SMP Negeri 33 Bulukumba 15
Gambar 7 Wadah 23
Gambar 8 Sendok 24
Gambar 9. Cutter 24
Gambar 10. Kuas Kecil 25
Gambar 11. Gantungan Kunci 25
Gambar 12. Potongan Lidi 26
Gambar 13. Tepung terigu 26
Gambar 14. Tepung kanji 27
Gambar 15. Lem fox 27
Gambar 16. Pewarna sandy colour 27
Gambar 17. Minyak goreng 28
Gambar 18. Alat dan bahan 28
Gambar 19 . Tepung dan kanji 29
Gambar 20. Campuran tepung dan lem 29
8
Gambar 21. Pencampuran warna pada adonan 30
Gambar 22 .Adonan Clay 30
Gambar 23. Clay campuran 31
Gambar 24. Clay buah-buahan 32
Gambar 25. Bunga dan karakter kartun 34
9
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Dokumentasi Penelitian
Lampiran 2 : Persuratan
10
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Mutiara yang paling berharga dalam hidup adalah
hikmah dari setiap peristiwa yang dialami”
By Bahtiar
Kupersembahkan karya sederhana ini sebagai ungkapan rasa cinta dan banggaku sebagai
seorang anak atas segala pengorbanan dan kasih saying ayahanda dan ibundaku, saudara-
saudaraku yang senantiasa mendoakanku.
Dan sahabat yang selalu setia menemani saat suka maupun duka.
11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bambu adalah salah satu sumber daya alam yang mudah sekali dijumpai di
Indonesia dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Indonesia merupakan salah satu
wilayah yang menjadi surga bagi jenis tanaman bambu, Jenis-jenis bambu yang ada
di Indonesia banyak dimanfaatkan sebagai bahan bangunan (kontruksi), Transportasi,
Pembuatan alat musik seperti angklung, kuliner, kerajinan rumah tangga dan
ornamen, serta sebagai bahan pengobatan alami.
Komoditas bambu di Indonesia mempunyai potensi yang besar. Kita memiliki
berbagai jenis bambu yang benilai ekonomis tinggi. Kemudahan menemukan bambu
dan bambu yang memang memiliki banyak manfaat, yang kemudian banyak
kerajinan dan alat rumah tangga serta dekorasi yang terbuat dari bambu. seperti kipas,
bakul, angklung hiasan dinding, celengan dan masih banyak lagi hasil olahan bambu.
Hal itu yang kemudian juga menjadi alasan mengapa penulis mengangkat tentang
judul mengenai pemanfaatan bambu dalam berkarya seni kriya, dikarenakan bambu
yang memiliki banyak manfaat dan mudah dikreasikan menjadi karya seni yang
memiliki nilai estetis dan ekonomis.
12
Seperti diketahui Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal
untuk menghasilkan karya yang dapat menyentuh jiwa spiritual manusia. Seni budaya
nusantara yang mengalami perkembangan sangat pesat saat ini sesuai dengan
tuntutan zaman. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang kemudian
membuat manusia semakin menunjukkan keterampilan dan kreativitasnya dalam
mengembangkan warisan seni budaya nusantara baik yang bercorak tradisional
dengan mempertahankan pakem daerah setempat maupun corak modern dengan
berbagai variasi untuk memenuhi tuntutan pasar. Karya-karya seni kriya termasuk
diantaranya yang sangat mudah kita temukan di daerah-daerah. Termasuk seni kriya
dari bambu.
Perkembangan dalam dunia seni rupa, yaitu munculnya kriya sebagai
bagian tersendiri yang terpisah dari seni rupa murni. Jika sebelumnya kita
mengenal istilah seni kriya sebagai bagian dari seni murni, kita mengenal istilah
kriya atau ada pula yang menyebutnya kriya seni. Kriya merupakan
pengindonesiaan dari istilah Inggris Craft, yaitu kemahiran membuat produk
yang bernilai artistik dengan keterampilan tangan, produk yang dihasilkan umumnya
eksklusif dan dibuat tunggal, baik atas pesanan ataupun kegiatan kreatif individual.
Ciri karya kriya adalah produk yang memiliki nilai keadiluhungan baik dalam
segi estetik maupun guna. Sedangkan karya kriya yang kemudian dibuat misal
umumnya dikenal sebagai barang kerajinan.
13
Kemampuan bidang estetika dan budaya seakan dikesampingkan pada
kondisi sistem pendidikan nasional saat ini, karena lebih mengutamakan
pengembangan kemampuan dibidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan
matematika. Hal ini kurang mendukung upaya pembentukan kwalitas kepribadian
manusia Indonesia yang diharapkan. Peran pendidikan seni merupakan salah satu
kemampuan dibidang estetika yang dapat mewujudkan manusia seutuhnya.
Keragaman karya seni kriya di nusantara berdasarkan fungsinya dapat
dikelompokkan menjadi dua yakni kriya seni dan kriya terapan. Kriya seni adalah
karya kriya yang diciptakan semata-mata sebagai media ekspresi, pemaparan atau
pengungkapan pikiran sekaligus perasaan, cita-cita dan keinginan melalui bentuk
rupa untuk memberikan kepuasan batiniah atau rohaniah senimannya atau penikmat
seni. Jadi tujuan utama penciptaan karya kriya seni adalah untuk kepentingan artistik
serta estetik tanpa dikaitkan dengan kepentingan praktis. Sedangkan kriya terapan
adalah karya kriya yang dapat digunakan untuk kebutuhan atau kepentingan sehari-
hari.
Komoditas bambu Indonesia mempunyai potensi yang besar. Yang kemudian
membuat berbagai jenis bambu yang benilai ekonomis tinggi. Kemudahan
menemukan bambu dan bambu yang memang memiliki banyak manfaat, yang
kemudian banyak kerajinan dan alat rumah tangga serta dekorasi yang terbuat dari
bambu. seperti kipas, bakul, angklung hiasan dinding, celengan dan masih banyak
lagi hasil olahan bambu. Hal itu yang kemudian juga menjadi alasan mengapa penulis
14
mengangkat tentang judul mengenai pemanfaatan bambu dalam berkarya seni kriya,
dikarenakan bambu yang memiliki banyak manfaat dan mudah dikreasikan menjadi
karya seni yang memiliki nilai estetis dan ekonomis.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka penulis berkeinginan untuk
meneliti “Pemanfaatan bambu pada berkarya seni kriya pada siswa kelas IX SMPN.
33 Bulukumba”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dikemukakan tersebut, dapat
diuraiakan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Bahan dan alat apa yang digunakan dalam pemanfaatan bambu dalam
berkarya seni kriya pada siswa kelas IX SMPN. 33 Bulukumba.
2. Bagaimana proses pemanfaatan bambu dalam berkarya seni kriya pada
siswa kelas IX SMPN. 33 Bulukumba?
3. Apa saja jenis hasil karya yang dihasilkan dalam pemanfaatan bambu
dalam berkarya seni kriya pada siswa kelas IX SMPN. 33 Bulukumba?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuan
memperoleh data yang akurat, jelas dan benar atas masalah yang dirumuskan, secara
terperinci tujuan penelitian ini adalah:
15
1. Untuk mendeskripsikan bahan dan alat apa yang digunakan dalam
pemanfaatan bambu dalam berkarya seni kriya pada siswa kelas IX
SMPN. 33 Bulukumba.
2. Untuk mendeskripsikan proses pemanfaatan bambu dalam berkarya seni
kriya pada siswa kelas IX SMPN. 33 Bulukumba.
3. Untuk mendeskripsikan apa saja jenis hasil karya dalam pemanfaatan
bambu dalam berkarya seni kriya pada siswa kelas IX SMPN. 33
Bulukumba
D. Manfaat Hasil Penelitian
Jika tujuan penelitian ini dapat dicapai, maka hasil penelitian ini diharapkan
memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Secara akademik diharapkan dapat memberi informasi dan bahan
referensi bagi pembaca agar lebih memahami tentang pemanfaatan bambu
dalam berkarya seni kriya.
2. Sebagai bahan komparasi bagi Mahasiswa Pendidikan Seni Rupa dalam
berkarya seni
3. Menambah pengetahuan penulis terhadap masalah dalam penelitian ini
4. Dapat menambah literatur perpustakaan Universitas Muhammadiyah
Makassar
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka
Pada bagian ini akan diketengahkan kerangka acuan teori yang akan digunakan
sebagai landasan dalam melaksanakan penelitian. Pada dasarnya tinjauan pustaka
dilakukan untuk mengetahui sasaran penelitian secara teoritis, dan pada bagian ini
akan diuraikan landasan teoritis yang dapat menjadi kerangka acuan dalam
melakukan penilitian. Landasan yang dimaksud ialah teori yang merupakan kajian
kepustakaan dari berbagai literature yang relevan dengan masalah yang akan diteliti.
a. Pengertian Bambu
Pohon bambu termasuk dalam jenis rerumputan yang berongga dan memiliki
ruas-ruas di batangnya. Bambu merupakan salah satu jenis tanaman dengan siklus
pertumbuhan paling cepat. Hal itu dikarenakan bambu memiliki sistem Rizhoma-
dependen unik. Yakni dalam sehari, bambu dapat tumbuh sepanjang 60cm atau
bahkan bisa lebih, tergantung pada kondisi lingkungan atau geografis tempat ia
tumbuh. Bambu banyak sekali jenisnya dan banyak juga memberikan manfaat pada
manusia. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru. Akan tetapi, bambu
memiliki ranting-ranting kecil yang tumbuh dari batang bambu. Batang bambu
memiliki ranting bukan dahan. Ranting bentuknya lebih kecil jika dibandingkan
dengan dahan. Ranting tidak mengubah bentuk asli pohon itu. Artinya dengan
tumbuhnya ranting pada pohon itu (bambu) bentuk asli pohon tidak berubah.
17
(https://id.wikipedia.org/wiki/Bambu)
(https://sites.google.com/site/yandaalinegalery/home/manfaat-dan-fungsi-bambu).
Dalam bahasa Makassar, bambu disebut Bulo. Leluhur kita sudah sejak lama
memanfaatkan bambu ini sebagai bahan bangunan mereka. Dalam istilah klasik suku
makassar, bahkan bambu sudah lama dikenal. Terbukti dengan prinsip mereka
diambil dari kata bambu yakni Abbulo sibatang (arti harpiahnya: berbatang bambu;
dan maknanya adalah persatuan) Bambu merupakan sumber bahan bangunan yang
dapat diperbaharui dan banyak tersedia di Indonesia. Dari sekitar 1.250 jenis bambu
di dunia, 140 jenis atau 11% nya adalah spesies asli Indonesia. (Sugira Wahid, 2007:
11)
Orang Indonesia sudah lama memanfaatkan bambu untuk bangunan rumah,
perabotan, alat pertanian, kerajinan, alat musik, dan makanan. Namun, bambu belum
menjadi prioritas pengembangan dan masih dilihat sebagai "bahan milik kaum miskin
yang cepat rusak". Karenanya, pemanfaatan bambu harus diintegrasikan dengan
upaya pelestarian agar bambu tetap tersedia dalam jumlah yang cukup dan kualitas
yang baik. Dengan pengelolaan bambu yang meliputi pembudidayaan, pengelolaan
rumpun, dan pengembangan produk yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
(https://sites.google.com/site/yandaalinegalery/home/manfaat-dan-fungsi-bambu).
b. Jenis-jenis Bambu dan manfaatnya
Ada beberapa jenis (spesies) bambu yang ditemukan tumbuh di Indonesia yaitu:
Arundinaria japonica Sieb & Zuc ex Stend ditemukan di Jawa.
Bambusa arundinacea (Retz.) Wild. (Pring Ori) di Jawa dan Sulawesi.
18
Bambusa atra Lindl. (Loleba) di Maluku.
Bambusa balcooa Roxb. Di Jawa.
Bambusa blumeana Bl. ex Schul. f. (Bambu Duri) di Jawa, Sulawesi,
dan Nusa Tenggara.
Bambusa glaucescens (Wild) Sieb ex Munro. (Bambu Pagar; Cendani)
di Jawa.
Bambusa horsfieldii Munro. (Bambu Embong) di Jawa.
Bambusa maculata (Bambu Tutul; Pring Tutul) di Bali.
Ada beberapa jenis bambu yang baik untuk dijadikan kerajinan yaitu:
1. Bambu Apus
Bambu apus dikenal juga sebagai bambu tali atau dalam bahasa Sundanya awi
tali. Bambu apus (Gigantochloa apus) termasuk dalam genus Gigantochloa, jenis
bambu yang tumbuh merumpun. Tingginya bisa mencapai 20 m dengan warna buluh
hijau cerah atau kekuning-kuningan. Batangnya tidak bercabang di bagian bawah,
diameternya 2,5-15 cm, tebal dinding 6-13 mm, dan panjang satu ruas 45-65 cm.
Panjang batang yang dapat dimanfaatkan antara 3 m – 15 m. Bambu apus berbatang
kuat, liat, dan lurus. Bentuk batangnya sangat teratur dengan buku-buku yang sedikit
membengkak. Bambu apus hanya ditemukan di Jawa, mulai dari dataran rendah
sampai ketinggian 1.000 m dpl. Rebungnya pahit dan tidak bisa dimakan. G. apus
terkenal paling bagus untuk dijadikan bahan baku anyaman karena seratnya yang
19
panjang, halus, dan lentur. Sebaliknya jenis bambu ini tidak baik digunakan sebagai
alat musik, karena buku-bukunya yang cekung menyebabkan gaung yang tidak
beraturan.
Bambu ini, dalam keadaan basah berwarna hijau dan tidak keras. Sebaliknya
bila sudah kering warnanya menjadi putih kekuning-kuningan, liat, dan tidak mudah
putus. Karena itu, tak heran bila bambu ini digunakan sebagai bahan utama untuk
kerajinan anyaman.
Gambar 1 : Bambu Apus
(Sumber: http://www.ngasih.com/2015/04/-jenis-bambu-untuk-kerajinan/)
2. Bambu Betung
Bambu betung (Dendrocalamus asper Schult. F. Backer) dalam bahasa daerah
populer dengan sebutan awi bitung, bambu betung, deling betung, jajang betung, dan
pereng betung. Jenis bambu ini memiliki rumpun yang agak sedikit rapat dengan
20
pertumbuhan yang sangat lambat. Tinggi buluhnya mencapai 20 m dengan garis
tengah sampai 20 cm. Panjang ruasnya 40-60 cm sedang ketebalan dinding buluh
mencapai 1-1,5 cm. Jenis bambu ini bisa dijumpai mulai dari dataran rendah sampai
ketinggian 2.000 m dpl.
Bambu betung banyak digunakan sebagai bahan bangunan, bahan baku
pembuat dinding rumah yang dianyam atau dibelah, furniture, dan berbagai kerajinan
seperti keranjang bambu. Rebungnya yang digunakan untuk sayur, terkenal paling
enak di antara jenis-jenis bambu lainnya.
Gambar 2 : Bambu Betung
(Sumber: https://folksofdayak.files.wordpress.com/2014/04/bambu.jpg)
21
3. Bambu Gombong/Ater
Bambu yang buluhnya tidak bergaris dan disebut sebagai bambu ater. Buluhnya
berwarna hijau kehitam-hitaman atau ungu tua. karena ciri itulah jenis ini dinamai
bambu hitam. Rumpunnya agak jarang. Batangnya tumbuh tegak, bisa mencapai
ketinggian 20 m, garis tengah batang 5-10 cm, dan panjang ruasnya 45 cm – 60 cm.
Pelepah buluhnya selalu ditutupi oleh miang yang melekat dan berwarna hitam.
Pertumbuhan jenis bambu ini tergolong lambat. Bambu hitam tersebar di Jawa dan
hidup pada ketinggian 0-650 m dpl. Jenis bambu ini juga populer dengan sebutan
pring wulung atau awi hideung. Bambu hitam banyak digunakan sebagai bahan baku
furniture, dinding dari bambu, alat musik, alat rumah tangga dan kerajinan tangan,
bahkan juga sebagai pipa air dan pagar di desa-desa.
Bambu hitam, dalam keadaan basah kulitnya tidak begitu keras, tetapi setelah
kering sangat keras dan warnanya menjadi hitam kecoklat-coklatan.
22
Gambar 3 : Bambu Ater
Sumber: (http://4.bp.blogspot.com/bambu hitam.jpg)
c. Pengertian Seni Kriya
Seni Kriya adalah sebuah karya seni yang dibuat dengan menggunakan
keterampilan tangan (hand skill) dan memperhatikan segi fungsional (kebutuhan
fisik) dan keindahan (kebutuhan emosional). Karya seni kriya dikategorikan sebagai
karya seni rupa terapan nusantara. Dalam perkembangannya, karya seni kriya identik
dengan seni kerajinan karena terlihat dari cara pembuatan Karya Seni Kriya dengan
menggunakan tangan (hand made).
Seni Kriya telah ada sejak zaman Prasejarah dilihat dari benda-benda temuan
sejak zaman Batu Muda (Neolitikum) yang mana manusia sudah mula tinggal
menetap. Benda karya seni kriya tersebut adalah tembikar dimana tembikar terbuat
dari tanah liat dan digunakan sebagai wadah. Keragaman karya seni kriya di
23
nusantara berdasarkan fungsinya dapat dikelompokkan menjadi dua yakni kriya seni
dan kriya terapan. Kriya seni adalah karya kriya yang diciptakan semata-mata sebagai
media ekspresi, pemaparan atau pengungkapan pikiran sekaligus perasaan, cita-cita
dan keinginan melalui bentuk rupa untuk memberikan kepuasan batiniah atau
rohaniah senimannya atau penikmat seni. Jadi tujuan utama penciptaan karya kriya
seni adalah untuk kepentingan artistik serta estetik tanpa dikaitkan dengan
kepentingan praktis. Sedangkan kriya terapan adalah karya kriya yang dapat
digunakan untuk kebutuhan atau kepentingan sehari-hari.
d. Jenis-jenis kriya seni
Adapun Beberapa teknik dalam karya seni kriya Nusantara adalah sebagai
berikut :
1. Teknik Ukir
Teknik ini adalah membuat benda-benda kerajinan dengan cara mengurangi
bahan yang diukir dengan menggunakan peralatan ukir seperti pahat atau tatah ukir.
2. Teknik Tenun
Yakni membuat benda-benda kerajinan berupa kain tenun dengan cara
menganyam benang secara saling silang disesuaikan dengan motif hias yang dibuat.
3. Teknik Cor
Yakni teknik membuat benda dengan cara melebur dulu bahan yang akan dibuat
kemudian dicor atau dituang ke dalam cetakan.
24
4. Teknik Anyam
Yakni teknik membuat benda-benda kerajinan dengan cara menganyam
dengan bahan-bahan seperti pandan, rotan, bambu atau mendong
5. Teknik Batik
Yakni teknik memberi hiasan atau motif pada kain dengan cara memberi
gambar pada kain dengan malam atau lilin panas menggunakan canting, kemudian
diberi warna dengan zat pewarna khusus seperti napthol.
e. Unsur karya seni kriya
Berdasarkan bahan dasar seni rupa terapan nusantara, karya seni rupa dibagi
menjadi enam, yaitu antara lain sebagai berikut :
1. Seni kerajinan kulit
Seni kerajinan kulit adalah kerajinan yang menggunakan bahan baku dari kulit
yang sudah dimasak, kulit mentah atau kulit sintesis. Contoh seni kerajinan kulit
adalah antara lain seperti tas, sepatu, wayang dan lain-lain.
2. Seni kerajinan logam
Seni kerajinan logam adalah kerajinan yang menggunakan bahan-bahan logam
seperti besi, perunggu, emas, perak. Sedangkan teknik yang digunakan didalam seni
kerajinan logam biasanya menggunakan sistem cor, ukir, tempa atau sesuai dengan
bentuk yang diinginkan. Contoh seni kerajinan logam adalah antara lain seperti pisau,
barang aksesoris dan lain sebagainya
25
3. Seni ukir kayu
Seni ukir kayu adalah kerajinan yang menggunakan bahan dari kayu yang
dikerjakan atau dibentuk menggunakan tata ukir. Jenis kayu yang biasa digunakan
pada seni ukir kayu adalah antara lain seperti kayu jati, mahoni, waru, sawo, nangka
dan lain-lain. Contoh seni ukir kayu adalah antara lain seperti mebel, relief dan lain-
lain.
4. Seni kerajinan anyaman
Seni kerajinan anyaman adalah kerajinan yang biasanya menggunakan bahan-
bahan seperti rotan, bambu, daun lontar, daun pandan, serat pohon, pohon pisang,
enceng gondok dan lain-lain. Contoh seni kerajinan anyaman adalah antara lain
seperti topi, tas, keranjang dan lain-lain.
5. Seni kerajinan batik
Seni kerajinan batik adalah seni membuat pola hias di atas kain dengan proses
teknik tulis (casting) atau teknik cetak (printing). Contoh seni kerajinan batik adalah
antara lain seperti baju, gaun dan lain-lain.
6. Seni kerajinan keramik
Seni kerajinan keramik adalah kerajinan yang mengutamakan bahan baku dari
tanah liat yang melalui proses sedemikian rupa (dipijit, butsir, pilin, pembakaran dan
glasir) sehingga menghasilkan barang atau benda pakai dan benda hias yang indah.
Contoh seni kerajinan keramik adalah antara lain seperti gerabah, piring dan lain-lain.
26
Didalam seni kriya mengutamakan terapan atau fungsi, maka dari itu sebaiknya
harus terpenuhi dengan beberapa syarat-syarat yang berupa antara lain sebagai
berikut :
Dalam Aspek kegunaan dari karya seni kriya memiliki 3 unsur yaitu antara lain
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Keamanan
Keamanan adalah jaminan tentang keamanan orang menggunakan barang-
barang itu.
2. Kenyamanan
Kenyamanan adalah enaknya digunakan. Barang yang enak digunakan disebut
barang terap. Barang-barang terapan adalah barang yang memiliki nilai praktis yang
tinggi.
3. Fleksibel
Fleksibilitas adalah keluwesan penggunaan. Barang-barang seni kriya adalah
barang terap yaitu barang yang wujudnya sesuai dengan kegunaan atau terapannya.
Barang tetap dipersyaratkan memberi kemudahan dan keluwesan penggunaan agar
pemakai tidak mengalami kesulitan dalam penggunaannya.
27
f. Hasil karya yang terbuat dari bamboo
Adapun beberapa hasil karya yang terbuat dari bambu yaitu diantaranya:
a. Lampu hias dari bambu
Gambar 1 : Celengan dari bambu
Sumber (http://pusatkerajinanbambu.blogspot.co.id/p/lampu-hias-bambu.html
b. Celengan
Gambar 2 : Celengan dari bamboo
Sumber: (http://irulabdi.blogspot.co.id/2016/05/macam-macam-celengan.html
28
c. Anyaman
Gambar 3 : Anyaman
Sumber: (https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/anyaman-bambu-
di-tengah-zaman-plastik
d. Kursi dari bambu
Gambar 4 : Kursi dari bambu
Sumber: (http://mejakursi1.blogspot.co.id/2014/11/384-all-new-meja-kursi-dari-
bambu.html
29
e. Bingkai dari bambu
Gambar 5 : Bingkai dari bambu
Sumber: (https://id.wordpress.com/tag/kerajinan-bambu/
f. Kotak pensil dari bambu
Gambar 6 : kotak pensil dari bambu
Sumber: (https://caricaraampuh.com/100-contoh-kerajinan-tangan-dari-
bambu.html/cara-membuat-tempat-pensil-dari-bambu
30
g. Jam
Gambar 10 : Jam dari bambu
Sumber: (http://ancy16.blogspot.co.id/2015/06/jam-dari-bambu.html
h. Keranjang
Gambar 11 : Keranjang dari bambu
Sumber: (http://interfc-id.tripod.com/html/body_bambu2.html
31
B. Kerangka Pikir
Dengan melihat beberapa konsep di atas yang telah diuraikan pada
tinjauan pustaka maka, dapatlah dibuatkan kerangka atau skema yang dijadikan
sebagai kerangka pikir sebagai berikut:
Skema 1
Skema Kerangka Pikir
Alat dan bahan
Hasil penelitian
Proses pembuatan Pemanfaatan
bambu dalam berkarya seni kriya
Pemanfaatan bambu dalam berkarya seni
kriya
Siswa Kelas IX SMPN. 33 Bulukumba
Hasil karya yang dihasilkan dari
pemanfaatan bambu
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Lokasi Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan survey.
Pengertian deskriptif dapat diartikan sebagai proses pemecahan masalah yang
diselidiki dengan melukiskan obyek dan subyek penelitian pada saat sekarang
berdasarkan fakta-fakta yang ada dan tampak atau bagaimana adanya. Pelaksanaan
metode penelitian deskriptif tidak terbatas sampai pada pengumpulan dan penyusunan
data, tetapi meliputi analisis dan Interpretaspi tentang data tersebut, selain itu semua
data yang dikumpulkan memungkinkan menjadi kunci terhadap apa yang diteliti.
2. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di Kabupaten Bulukumba. Tepatnya di SMPN. 33
Bulukumba. Hal ini dianggap relevan dengan judul dan tujuan penelitian, sehingga
memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar berikut ini :
33
Gambar: Peta lokasi
Sumber https://www.google.co.id/maps/place/Smpn.33bulukumba
(10 anuari 2017)
B. Variabel dan Desain penelitian
1. Variabel Penelitian
Penelitian ini dilakukan guna memperoleh data tentang bagaimana cara
pemanfaatan bambu dalam berkarya seni kriya pada siswa kelas IX SMPN. 33
Bulukumba. Dengan demikian, variabel penelitian adalah cara pemanfaatan bambu
dalam berkarya seni kriya pada siswa kelas IX SMPN. 33 Bulukumba .Adapun
keadaan variabel - variabel sebagai berikut:
a. Pemanfaatan bambu dalam berkarya seni kriya pada siswa kelas IX
SMPN. 33 Bulukumba.
b. Bahan dan alat yang digunakan dalam pemanfaatan bambu dalam
berkarya seni kriya pada siswa kelas IX SMPN. 33 Bulukumba.
c.
34
Pengolahan Data
Kesimpulan
Analisis Data
Hasil yang dicapai
2. Desain Penelitian
Desain penelitian (Setyosari, 2010 : 148) merupakan rencana atau struktur
yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban atas
permasalahan-permasalahan penelitian.
Adapun bentuk desain penelitian ini dapat digambarkan dalam skema sebagai
berikut:
Skema 2
Skema Desain Penelitian
Pemanfaatan bambu dalam
berkarya seni kriya pada
siswa kelas IX SMPN. 33
Bulukumba.
Alat dan bahan yang digunakan
dalam Pemanfaatan bambu dalam
berkarya seni kriya pada siswa
kelas IX SMPN. 33 Bulukumba.
Hasil karya dari
Pemanfaatan bambu dalam
berkarya seni kriya pada
siswa kelas IX SMPN. 33
Bulukumba.
Pengumpulan data (observasi,
wawancara dan dokumentasi)
35
C. Definisi Operasional Variabel
Berdasarkan variabel diatas maka perlu dilakukan pendefinisian operasional
variabel guna memperjelas dan menghindari terjadinya suatu kesalahan. Serta
memudahkan sasaran penelitian hingga berjalan dengan baik. Adapun definisi
operasional variabel penelitian adalah sebagai berikut:
Proses Pemanfaatan bambu dalam berkarya seni kriya pada siswa kelas IX
SMPN. 33 Bulukumba.
a. Yang dimaksud disini ialah bagaimana cara siswa kelas IX SMPN. 33
Bulukumba menuangkan kreativitasnya dalam pemanfaatan bambu dalam
berkarya seni kriya.
b. Alat dan bahan yang digunakan dalam proses pemanfaatan bambu dalam
berkarya seni kriya pada siswa kelas IX SMPN. 33 Bulukumba. Yang dimaksud
disini adalah seperangkat media yang digunakan dalam rangka proses
pemanfaatan bambu kriya , mulai alat dan bahan yang terkecil hingga alat dan
bahan yang sangat urgen.
D. Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sasaran atau permasalahan yang akan diteliti.
Objek dari penelitian ini adalah siswa siswi kelas VIII yang dilaksanakan di SMPN.
33 Bulukumba. Mengingat yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah proses
36
pembuatan seni kriya dengan menggunakan bambu, maka populasi penelitian adalah
pada siswa VIII SMPN. 33 Bulukumba.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik kepustakaan,
observasi lapangan, wawancara dan dokumentasi.
1. Teknik Lapangan
Penelitian dengan teknik lapangan digunakan untuk memperoleh data primer
pada penelitian ini. Teknik lapangan yang digunakan yaitu: observasi , wawancara
dan dokumentasi.
a. Observasi
Observasi dilakukan guna memperoleh data secara langsung terhadap
pemanfaatan bambu dalam berkarya seni kriya pada siswa kelas IX SMPN. 33
Bulukumba sebagai bahan analisis, serta didukung atas dokumentasi hasil foto-foto
karya dan bentuk dokumentasi lainnya.
Dengan mendatangi dan melihat langsung suasana kelas IX SMPN. 33
Bulukumba sebagai tempat pembuatan yang tidak lain merupakan kelas dari para
siswa kelas IX yang akan membuat memanfaatkan bambu dalam berkarya seni kriya
peneliti melihat langsung aktivitas dan kreativitas dari para siswa-siswi kelas IX
37
SMPN. 33 Bulukumba dalam berkarya kemudian peneliti mengabadikan aktivitas
tersebut melalui pengambilan gambar menggunakan kamera.
b. Wawancara
Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan keterangan objektif melalui
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan rumusan masalah yang diajukan.
Dalam wawancara tersebut peneliti mengajukan beberapa pertanyaan terkait dengan
masalah yang peneliti teliti mengenai pemanfaatan bambu dalam berkarya seni kriya
pada siswa kelas IX SMPN. 33 Bulukumba.
c. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk mengambil foto-foto yang akan lebih menjelaskan
data yang diperoleh melalui teknik observasi dan wawancara. Peneliti mangambil
gambar yang terkait dengan kegiatan siswa kelas IX SMPN. 33 Bulukumba dalam
pemanfaatan bambu dalam berkarya seni kriya sebagai bahan pembuktian terhadap
masalah yang peneliti teliti.
F. Teknik Analisis Data
Berdasarkan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
mengenai pemanfaatan bambu dalam berkarya seni kriya pada siswa kelas IX SMPN.
33 Bulukumba. perlu dijelaskan tentang bagaimana peneliti memperoleh jawaban
tentang masalah yang peneliti teliti.
38
Dalam memperoleh informasi tentang pemanfaatan bambu dalam berkarya seni
kriypada siswa kelas VIII SMPN. 33 Bulukumba, peneliti menggunakan teknik
analisis data model interaktif Miles dan Huberman dalam Sugiono. Dapat dilihat pada
gambar berikut:
Teknik Analisis Data Model Interaktif Miles Dan Huberman
Miles and Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis
data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus
sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data
reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.
1. Data reduction (reduksi data)
Conclusions
drawing/verifyng
Data reduction
Data display
Data Collection
39
Data yang peneliti peroleh dari lapangan sangatlah banyak, semakin lama
peneliti berada di lapangan maka semakin banyak pula data yang peneliti dapatkan
maka peneliti perlu menganalisis data melalui reduksi data yaitu merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan hal-hal yang penting, di cari tema dan
polanya dan membuang yang tidak perlu.
Dengan demikian data yang telah peneliti reduksi akan memberikan gambaran
yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, untuk melakukan reduksi data maka peneliti menggunakan alat seperti
computer mini untuk memberikan kode pada aspek tertentu.
2. Data display (penyajian data)
Setelah peneliti mereduksi data maka peneliti melanjutkan analisis dengan
menyajikan data dengan teks yang bersifat naratif. Dalam hal ini miles and huberman
(1984 ) menyatakan “the most frequent form of display data for qualitative research
data in the past has been narrative tex” yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
Dalam penyajian data ini setelah peneliti mengelompokkan data-data yang
peneliti dapatkan maka peneliti memeriksa atau menguji kembali untuk melihat
apakah data-data yang peneliti temukan yang masih bersifat hipotetik berkembang
atau tidak.
3. Conclusion drawing/verification
40
Langkah selanjutnya yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan
awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya. tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung
oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan
kredibel. Metode inilah yang peneliti gunakan dalam memperoleh data-data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini
41
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bagian ini diuraikan hasil penelitian yang telah dilakukan dilapangan
mengenai pemanfaatan bambu dalam berkarya seni kriya pada pada siswa kelas IX
SMPN 33 Bulukumba.
Dalam penyajian ini akan diuraikan datanya berdasarkan metode deskriptif yaitu
prnggambaran data secara apa adanya berdasarkan kenyataan yang ada lapangan.
Berdasarkan rincian masalah yang diajukan peneliti meliputi: Alat dan bahan
yang digunakan dalam pemanfaatan bambu, bagaimana proses pemanfaatan dari
bambu, dan jenis karya apa yang dapat dihasilkan dalam pemanfaatan bambu dikelas
IX SMPN 33 Bulukumba.
42
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMPN 33 Bulukumba
Gambar: Lokasi Penelitian
(Dokumentasi: Bahtiar 25/4/2017)
Penelitian disekolah ini dilakukan pada siswa kelas IX dengan rancangan
penelitian pemanfaatan bambu dalam proses pembuatan seni kriya. Proses
pembelajaran seni disekolah ini berjalan dengan baik, kegiatan ekstrakurikuler dan
kesenian mulai berkembang seiring waktu. Begitu pula dengan pembelajaran seni
kriya, namun masih perlu peningkatan agar siswa lebih memahami secara terstruktur
bagaimana cara berkarya kerajinan dari bahan keras seperti bambu.
2. Bahan dan alat pemanfaatan bambu pada siswa kelas IX SMPN 33
Bulukumba
Bahan merupakan zat atau benda yang dari mana sesuatu dapat dibuat darinya,
seperti bambu, ialah bahan utama dan banyak dipakai dalm berkarya seni utamanya
kerajinan bambu. Sedangkan alat merupakan sesuatu yang digunakan untuk membuat
43
sesuatu, sehingga bahan berhasil tercipta menjadi suatu hasil karya yang bernilai dan
dapat digunakan sebagai pajangan dan benda pakai.
Dibawah ini dapat diuraikan bahan dan alat apa saja yang digunakan pada
pemanfaatan bambu seni kriya:
1. Bahan
1. Bambu
Bambu adalah salah satu bahan utama yang menjadi komoditas terbanyak dalam
kebutuhan manusia sebagai sumber daya alam, bambu dibutuhkan dalam segala hal,
baik dalam pembangunan rumah, alat- alat kebutuhan rumah tangga, sampai pada
pembuatan kerajinan.
Gambar: Bambu
(Dukumentasi: Bahtiar/25 april 2017)
44
2. Lem Fox putih
Lem fox putih berfungsi untuk merekatkan bahan dari kayu
Gambar: Lem fox putih
(Dokumentasi: Bahtiar/25/april/2017)
3. Cat Kayu
Cat kayu digunakan untuk mengecat pada bagian bambu yang diinginkan. Cat
avian berfungsi untuk mengkilapkan bahan kayu.
45
Gambar: Cat kayu/Avian
(Dokumentasi: Bahtiar 25/april 2017)
4. Cat poster
Cat poster untuk melukis pada permukaan karya yang dibuat, apabila
dibutuhkan.
Gambar: Cat Poster
(Dokumentasi: Bahtiar 25 april 2017)
46
5. Amplas
Berguna untuk menghaluskan permukaan pada bambu.
Gambar: Amplas
(Dokumentasi: Bahtiar 25 april 2017)
6. Tali Rami
Digunakan sebagai pengikat untuk membuat kerajinan, tali rami adalah serat tali
yang cukup kuat.
Gambar: Tali Rami Coklat
Dokumentasi: Bahtiar 25 April 2017
47
2. Alat
1. Gergaji potong
Digunakan untuk memotong bambu sesuai ukuran yang dibutuhkan dalam
berkarya.
Gambar: Gergaji potong
(Dokumentasi: Bahtiar 25 April 2017)
2. Gunting
Berfungsi untuk memotong tali, atau pegikat yang digunakan dalam membuat
rancangan.
Gambar: Gunting
(Dokumentasi: Bahtiar 25 April 2017)
48
3. Pisau
Digunakan sebagai alat untuk meraut bambu, membelah bambu dan memotong
ukuran bambu apabila diperlukan ukuran kecil, halus dan tipis.
Gambar: Pisau
(Dokumentasi: Bahtiar 25 April 2017)
4. Kuas Lukis
Digunakan untuk mengecat permukaan kerajinan yang sudah jadi, dan siap untuk
proses pewarnaan.
49
Gambar: Kuas
(Dokumentasi: Bahtiar 25 April 2017)
5. Spray gun
Untuk finishing dan digunakan sebagai alat untuk mengkilapkan hasil karya
yang sudah selesai.
Gambar: Spray gun
(Dokumentasi: Internet.com)
50
3. Bagaimana proses pemanfaatan bambu dalam berkarya seni kriya
Pemanfaatan bambu adalah suatu proses kreativitas tinggi, yang
menggunakan teknik kecekatan dan kinerja dari pekerja seni, utamanya dalam
memanfaatkan bambu atau material dari bahan keras, pada tahap ini telah dirincikan
bagaimana siswa dapat merancang karya seni menggunakan bahan dan peralatan
yang tersedia. Berkarya seni kriya tidak hanya memberikan pengetahuan secara
umum, namun juga dapat memberikan keuntungan bagi yang memiliki bakat dan
keterampilan tangan.
Adapun tahap dalam proses pemanfaatan bambu dalam berkarya seni kriya
dengan menggunakan alat, bahan. Kemudian merancang karya apa yang akan dibuat,
dari proses ini siswa dapat memahami terlebih dahulu apa fungsi dari bahan dan
peralatan yang digunakan, kemudian dilanjutkan dengan proses pembuatan karya,
proses mewarnai dan finishing.
1. Proses awal
Pada tahap ini dilakukan tahap awal dalam berkarya yaitu proses pemotongan
dan membelah bambu, menggunakan gergaji pemotong. Bambu dipotong sesuai
ukuran karya yang diinginkan.
51
Gambar: Proses awal
(Dokumentasi: Bahtiar 28/4/2017)
2. Proses pemilihan, dan menghaluskan
Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan bambu yang baik dan tidak pecah
setelah pemotongan dan pembelahan. Kemudian dilanjutkan dengan proses
penghalusan permukaan bambu yang kasar lalu kemudian dipotong, dibelah sesuai
rancangan yang akan dibuat.
52
Gambar: Proses pembentukan
(Dokumentasi: Bahtiar 28 april 2017)
3. Merancang desain karya
Pada tahap ini setiap kelompok merancang karya seni sesuai desain yang akan
dibuat, maka perlu kerjasama yang baik agar menjadi hasil karya yang maksimal dan
dapat bernilai.
Gambar: Proses perancangan karya
(Dokumentasi: Bahtiar 28 april 2017
53
4. Proses penyelesaian karya
Langkah berikutnya karya yang sudah dibentuk dan dan dirancang dengan baik
dilanjutkan dengan proses melem dan mengikat bagian sisi karya dengan tali rami
jika diperlukan.
Gambar: Proses penyelesaian karya
(Dokumentasi: Bahtiar 28 April 2017)
4. Karya yang dihasilkan dari pemanfaatan bambu kelas IX SMPN 33
Bulukumba
Kualitas sebuah karya tergantung pada proses pengerjaan yang maksimal, maka
kerjasama ekstra dan keterampilan dalam suatu kelompok dibutuhkan agar mejadi
suatu hasil yang sesuai dengan harapan, kemudian kualitas juga bergantung pada
54
bahan dan alat yang digunakan, namun dalam penelitian ini siswa dapat
melaksanakan tugas dan kreativitasnya dengan baik.
Dibawah ini diuraikan hasil karya dari pemanfaatan bambu setiap kelompok:
Gambar: Karya kelompok 1
(Dokumentasi: Bahtiar 28 April 2017)
Kelompok satu, menghasilkan karya seni dengan tema kapal air dari bambu,
kelompok diatas menggunakan bambu hijau yang masih muda. Karya yang
dihasilkan cukup terbilang kreatif namun terlalu sederhana, karena tidak ada material
lain yang melekat pada bagian permukaan yang menandakan sebagai kapal, kemudian
55
bambu yang digunakan tidak sesuai dengan keperluan, seharusnya digunakan bambu
kuning kuat dan tidak rapuh.
Gambar: Karya kelompok 2 dan 3
(Dokumentasi: Bahtiar 28 April 2017)
Kelompok 2 dan kelompok 3 membuat tempat pensil dari bambu, dengan
motif batik namun bentuknya sederhana, kelompok tersebut mengerjakan dengan
maksimal mulai pada tahap awal, perancangan, pewarnaan dan finishing. Kedua
kelompok mengerjakan dengan sangat terampil, dan kerjasama yang baik berjalan
dengan baik sehingga menghasilkan karya yang patut di apresiasi.
56
\
Gambar: karya kelompok 4
(Dokumentasi : Bahtiar 28 april 2017)
Kelompok 5, adalah kelompok terakhir yang menghasilkan model tempat
pensil yang berbeda dari kelompok sebelumnya, pada kelompok ini dibuat dua bentuk
dengan model bambu kecil dan besar tanpa motif dan warna, namun sudah maksimal
dan kerjasama secara bertahap berjalan dengan baik, pada kelompok ini siswa dapat
memahami dengan baik kegunaan dari peralatan dan bahan yang digunakan
dilanjutkan pada tahap awal sampai finishing kelompok tersebut berusaha
menampilkan karya yang berkualitas.
57
B. PEMBAHASAN
Pada bagian ini peneliti menguraikan hasil penelitian yang telah diperoleh
dilapangan dengan mengaitkan teori- teori yang telah dikemukakan terdahulu degan
kenyataan yang ada dilapangan.
1. Pembagian kelompok kerja
Pada penelitian pemanfaatan bambu kelas IX SMPN 33 Bulukumba dibagi
menjadi empat kelompok kerja, dimana kelompok pertama membuat kapal dari
bambu, kelompok dua dan tiga membuat tempat pensil bermotif batik dan berwarna,
dan kelompok terakhir membuat tempat pensil dengan dua bentuk bambu kecil dan
besar yang terlihat sederhana tanpa warna.
2. Alat dan bahan yang digunakan pada pemanfaatan bamboo
Alat dan bahan yang digunakan telah dipaparkan pada penyajhian hasil penelitian
serta proses pengerjaan secara manual. Alat dan bahan yang digunakan dalam proses
pemanfaatan bambu ialah bambu sebagai bahan utama, tali rawi, ampelas, lem fox
putih (lem kayu), pewarna seperti cat poster, cat avian, gergaji potong, pisau,
gunting,dan kuas lukis.
Bahan utama pada dalam pemanfaatan bambu terbagi menjadi beberapa jenis
bambu, dapat digunakan bambu kecil yang hijau (bambu betung), dan bambu kuning
dan kuat (bambu apus).
3. Proses pemanfaatan bambu dalam berkarya seni kriya
Hal yang diperlukan dalam penelitian ini adalah bambu sebagai bahan utama,
dapat digunakan berbagai jenis bambu yang berkualitas bagus, kuat dan tidak mudah
58
rapuh. Barulah proses ini dilanjutkan setelah kelompok terbagi menjadi empat
kelompok. Kemudian diperkenalkan bahan dan alat apa saja yang digunakan dalam
proses pemanfaatan bambu, setelah itu berlanjut tahap awal yaitu tahap pemotongan
bambu, setelah dipotong dapat langsung diraut atau dihaluskan sesuai jenis karya
yang akan dibuat,apabila akan dibuat jenis karya tempat pensil berarti bambu hanya
dipotong saja, atau bila dibuat perahu, atau anyaman berarti bambu dibelah menjadi
beberapa bagian sehingga dapat berbentuk perahu, sedangkan untuk bentuk anyaman
maka bambu dibelah tipis, agar bambu halus sebaiknya di amplas terlebih dahulu.
Tahap selanjutnya masuklah proses pembentukan desain, setiap kelompok dapat
membuat sesuai ide atau jenis karya yang terpilih dan mulailah bekerjasama
menyusun rancangan sampai selesai, dan membentuklah jenis karya tradisional.
Setelah selesai karya siap di finishing, boleh dipernis atau dilukis sesuai keinginan.
4. Jenis karya yang dihasilkan pada pemanfaatan bambu
Karya yang dihasilkan pada setiap kelompok menjadi penilaian tersendiri bagi
sekolah dan siswa itu sendiri,dapat dilihat dari segi bentuk dan jenis karya-karya
yang dihasilkan seperti miniatur kapal laut, tempat pensil dengan lukisan motif batik,
dan tempat pensil bambu dengan dua lubang bambu yang berukuran berbeda. Dari
segi bentuk karya yang ada siswa sekolah menengah pertama kelas IX dapat
memberikan apresiasi bagi guru disekolah karena telah membuat karya sendiri
dengan maksimal, menghasilkan karya yang bernialai artsistik, berkualitas dan dapat
digunakan sebagai benda pakai.
59
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Setelah diuraikan hasil penelitian dan pembahasannya maka dapat disimpulkan
bahwa.
1. Bambu adalah salah satu sumber daya alam yang sangat pesat dan paling banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia, indonesia merupakan surge bagi
tanaman bambu, yang jenis- jenisnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan
konstruksi, transportasi, pembuatan alat- alat musik tradisional, sebagai bahan
pengobatan alami, dan sebagai bahan kerajinan kriya, terapan yang besar di
Indonesia.
2. Alat dan bahan dalam pemanfaatan bambu seni kriya .Penggunaan alat dan
bahan dalam pemanfaatan bambu seni kriya peseta didik diharapkan dapat
memahami apa kegunaan dari alat dan material yang digunakan, maka
diperlukan peneliti memberikan teknik bagaimana cara siswa memahami
kegunaan suatu benda agar pada proses pembuatan karya siswa dapat dengan
cermat berkarya menggunakan bahan dan alat dengan benar.
3. Proses pemanfaatan bambu dalam berkarya seni kriya dihasilkan dalam berupa
benda pajangan dan benda pakai pada penelitian ini, penelitian berjalan sesuai
rancangan penelitian. Setiap kelompok membuat karya yang berbeda dengan
kemampuan yang berbeda, serta kualitas karya yang dihasilkan terbilang ada
60
yang memiliki kekurangan dan ada yang memiliki kelebihan, meskipun seperti
itu semua kelompok telah menunjukkan kinerja dan usaha yang baik.
4. Jenis karya yang dihasilkan seorang siswa bergantung pada kekompakan dan
kinerja yang baik, seperti pada hasil dari keempat kelompok tersebut,
menghasikan karya yang menarik dan berkualitas sebagai benda pakai dan benda
pajangan.
B. Saran
Untuk meningkatkan pemanfaatan bambu dalam berkarya seni kriya kelas IX
SMPN 33 Bulukumba disarankan untuk:
1. Kepada kepala sekolah, tenaga pengajar dan pihak- pihak terkait di lingkungan
SMPN 33 Bulukumba dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan sangat perlu
diperhatikan kekurangan dan dan kelebihan metode pembelajaran. Untuk
meningkatkan jiwa seni seorang siswa dalam berkarya bambu sangat dibutuhkan
teknik pengajaran secara langsung, memperlihatkan secara langsung bagaimana
mengolah bambu menjadi suatu karya yang dapat memiliki dua fungsi, seperti
fungsi keindahan dan fungsi pakai.
2. Kepada siswa kelas IX SMPN 33 Bulukumba, hendaknya lebih melatih diri dan
keterampilan tangan lebih baik lagi dalam berkarya seni, khususnya seni kriya
bambu.
3. Kepada Peneliti yang akan mengadakan penelitian lanjutan, agar penelitian ini
dapat dijadikan acuanuntuk penelitian selanjutnya guna meningkatkan seni
pembelajaran kriya bambu secara terarah.
61
4. DAFTAR PUSTAKA
5. BUKU:
6. Abdul Malik dkk. 2010. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar: FKIP
UNISMUH Makassar.
7. Moeliono.1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan. Jakarta: Balai Pustaka.
8. Poerwadarminta, W.J.S. 1982. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Suntingan
pusat Pembinaan dan Pengembangan bahasa, Jakarta: Balai Pustaka.
9. Setyosari, Punaji, 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan
Pengembangan. Jakarta
10. Wahid, Sugira. 2007. Manusia Makassar. Makassar: Pustaka Refleksi
11.
12. WEBSITE :
13. https://wikipedia.org/wiki/bambu
14. (https://sites.google.com/site/yandaalinegalery/home/manfaat-dan-fungsi-
bambu
15. Sumber: http://www.ngasih.com/2015/04/-jenis-bambu-untuk-kerajinan/
16. https://folksofdayak.files.wordpress.com/2014/04/bambu.jpg
17. http://4.bp.blogspot.com/-bambuhitam.jpg
18. http://pusatkerajinanbambu.blogspot.co.id/p/lampu-hias-bambu.html
19. http://irulabdi.blogspot.co.id/2016/05/macam-macam-celengan.html
62
20. https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/anyaman-bambu-
di-tengahzaman-plastik
21. http://mejakursi1.blogspot.co.id/2014/11/384-all-new-meja-kursi-dari-
bambu.html
22. https://id.wordpress.com/tag/kerajinan-bambu/
23. https://caricaraampuh.com/100-contoh-kerajinan-tangan-dari-
bambu.html/caramembuat-tempat-pensil-dari-bambu
24. http://ancy16.blogspot.co.id/2015/06/jam-dari-bambu.html
25. http://interfc-id.tripod.com/html/body_bambu2.html
63
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP/MTs
Kelas : IX
Semester : 1 (Satu)
Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Rupa
Alokasi Waktu : 8 x 45 menit
Standar Kompotensi : Mengapresiasi diri melalui karya seni
rupa
Kompotensi Dasar : Berkarya seni rupa
Indikator : - Identifikasi karya seni rupa terapan
dan seni rupa murni
-seni rupa terapan dan seni rupa murni
-berkarya seni kriya
-penguasaan dasar-dasar berfikir kreatif
dan inovatif
-rancangan objek yang digali dari segi
artistic
-implementasi multidisiplin/
multicultural dalam rancangan karya
seni rupa.
64
1. Tujuan Pembelajaran
Pada akhir pembeljaran siswa dapat :
- Merancang karya seni rupa
- Berkarya seni rupa/ secara baik
2. Materi Ajar
tata cara berekspresi karya seni rupa:
-latihan melukis
-berfikir kreatif (visual)
penjelasan prosedur
-menyiapkan desain
-menyiapkan bahan dan alat
-membuat sketsa
-mewarnai
-finishing
3. Metode Pembelajaran
Demonstrasi, praktik keterampilan dan life skill.
4. Langkah- langkah Pembelajaran
Pertemuan I, dan II (4 x 45 )
a. pendahuluan
paparan tentang seni rupa
Tanya jawab tentang karya seni rupa
Mengupas karya kreatif yang memiliki makna pada kehidupan
manusia
b. kegiatan inti
Latihan berfikir kreatif melalui karya seni rupa
Latihan berfikir kreatif dengan berkarya seni rupa dengan tema
tertentu
Latihan berfikir kreatif dengan seni lukis
65
Latihan berfikir kreatif melalui pemecahan masalah dalam
berkarya seni rupa
Latihan membuat sketsa ide, mewarnai dilengkapi dengan uraian
Latihan membuat gambar desain secara baik dan benar.
c. kegiatan akhir
Menanyakan kesulitan siswa selama PBM
Menyimpulkan materi pembelajaran
Pertemuan III dan IV ( 4 x 45 )
a. kegiatan pendahuluan
Mengevaluasi hambatan dan kesulitan siswa
Memberi jalan keluar pada kesulitan yang dihadapi
b. kegiatan inti
Kegiatan praktik penciptaan karya
c. kegiatan akhir
Menanyakan kesulitan siswa selama PBM
Mengevaluasi
5. Alat / sumber belajar
Buku “Senirupa 1 untuk SMP” oleh Agus Sachari. Dkk. Jakarta : erlangga
6. Penilaian
Teknik : tes tertulis
Bentuk instrument : uraian
Contoh instrument : soal evaluasi