pemanfaatan edmodo pada pelajaran bahasa inggris siswa
TRANSCRIPT
1
PEMANFAATAN EDMODO PADA PELAJARAN BAHASA
INGGRIS SISWA KELAS X MA Al-AZHAR WIROSARI
TAHUN AJARAN 2013/2014
1)Santi Candra Puspita,
2)Dharmaputra T. Palekahelu
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, salatiga 50711, Indonesia
Abstract
This study aims to determine the increase in learning activities that have an impact
on improving student learning outcomes class X B in MA Al-Azhar Wirosari through the
use of Edmodo in English lessons. This research is a classroom action research. The
research took place in two cycles consisting of four meetings. This study consisted of four
phases: planning, implementation, observation, and reflection. The data collection used
observation sheets and tests. The validation data used saturation technique and analyzed
by using qualitative and quantitative techniques. The results show there is an increase in
the percentage of activity and student learning outcomes. Percentage of learning
activities in the pre cycle was 55.33%, first cycle was 71.34% and the second cycle was
85.33%. Improved learning outcomes can be seen from the test scores of students who
achieve a minimum completeness criteria. In the pre cycle, the percentage of student
learning outcomes at 30.00%, the percentage of the first cycle of student learning
outcomes at 73.33%, and the percentage of the second cycle of student learning outcomes
at 96.67%.
Keywords : Edmodo, Learning Activity, Learning Outcomes
1. Pendahuluan
Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi, kebutuhan akan suatu
konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis teknologi informasi menjadi
tidak dapat dihindari[1]. Dengan perkembangan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK), menyebabkan adanya E-learning, yaitu layanan yang sering
digunakan oleh lembaga pendidikan (perguruan tinggi dan sekolah) sebagai
tambahan terhadap proses belajar secara tatap muka maupun sebagai alternatif
saat berhalangan hadir untuk melaksanakan pembelajaran secara tatap muka[2].
Peneliti ingin melakukan penelitian di MA Al-Azhar Wirosari kelas X pada mata
pelajaran Bahasa Inggris. Setelah melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran,
guru menyarankan bahwa penelitian sebaiknya dilakukan di kelas X B (nilai rata-
rata kelas terendah diantara kelas X yang ada). Berdasarkan observasi di kelas X
B, pembelajaran Bahasa Inggris berlangsung menggunakan metode ceramah,
dimana guru menjelaskan dengan cara bercerita kepada siswa. Pada saat
pembelajaran berjalan, ditemukan siswa kurang memperhatikan dan asik saling
bicara saat guru mengajar. Siswa juga terlihat pasif ditunjukkan tidak ada siswa
yang bertanya saat guru memberikan kesempatan untuk bertanya. Saat dilakukan
2
evaluasi, terdapat banyak hasil belajar siswa yang tidak mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM). Oleh karena itu, penggunaan aplikasi Edmodo dalam
pembelajaran diharapkan mampu meningkatkan aktivitas siswa dalam
pembelajaran Bahasa Inggris. Meningkatnya aktivitas siswa diharapkan mampu
meningkatkan hasil belajar siswa.
Pemilihan aplikasi Edmodo dalam penelitian ini, disebabkan aplikasi yang
digunakan saat penelitian mengenai E-learning sebelumnya adalah aplikasi
Moodle. Moodle merupakan aplikasi Learning Manajemen Sistem (LMS) yang
digunakan untuk keperluan kegiatan belajar mengajar yang berjalan pada jaringan
internet. Selain Moodle aplikasi yang termasuk ke dalam aplikasi LMS adalah
Edmodo. Edmodo merupakan media jejaring sosial yang khusus dibuat untuk
dimanfaatkan bagi keperluan pendidikan, dimana tampilan utamanya menyerupai
Facebook, namun Edmodo memiliki beberapa keunggulan fasilitas diantaranya
pembuatan group untuk masing-masing kelas dan sub group untuk beberapa
kelompok dalam kelas tersebut, pembuatan assignment, pembuatan quiz,
penilaian, dll[3]. Kemudian, Edmodo memiliki empat keunggulan. Pertama,
Edmodo bisa membantu guru dalam membuat berita dalam grup atau memberi tes
yang bersifat online. Kedua, Edmodo juga akan memungkinkan siswa untuk
mengirim artikel dan blog yang relevan dengan kurikulum kelas sesuai dengan
perintah guru. Ketiga, guru dapat menggunakan edmodo untuk mengembangkan
ruang diskusi dimana siswa dapat berkomunikasi satu dengan yang lainnya.
Keempat, guru dapat menggunakan Edmodo untuk menginstruksikan,
menetapkan, dan membicarakan dengan siswanya secara online diwaktu yang
sama secara bersamaan[4].
2. Kajian Pustaka
E-learning disusun dengan tujuan menggunakan sistem elektronik atau
komputer sehingga mampu mendukung proses pembelajaran[5]. E-learning
memiliki empat karakteristik. Pertama, memanfaatkan jasa teknologi elektronik.
Kedua, memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer
networks). Ketiga, menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri. Keempat,
memanfaatkan komputer untuk menyimpan jadwal pembelajaran, hasil belajar,
dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan[6]. E-learning
memiliki empat manfaat. Pertama, sebagai penunjang pelaksanaan proses belajar
sehingga meningkatkan daya serap mahasiswa. Kedua, meningkatkan partisipasi
aktif dan kemampuan mandiri siswa. Ketiga, meningkatkan kualitas materi
pendidik dan pelatihan. Keempat, meningkatkan kemampuan menampilkan
informasi dengan perangkat teknologi informasi[7]. Kelebihan E-learning
memiliki tiga bagian. Pertama, lebih mudah diserap dengan menggunakan fasilitas
multimedia (gambar, teks, animasi, suara, video). Kedua, efektif dalam biaya
(tidak perlu instruktur, tidak perlu minimum audiensi, bisa dimana saja dan kapan
saja, murah untuk diperbanyak). Ketiga, lebih ringkas, artinya tidak banyak
formalitas kelas dan langsung pada pokok bahasan sesuai kebutuhan[8].
Kelemahan E-learning terdiri dari lima. Pertama, kurangnya interaksi antara
pengajar dan pelajar maupun antar pelajar itu sendiri. Kedua, proses belajar
3
mengajar cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.Ketiga, tidak semua
tempat tersedia fasilitas internet. Keempat, kurangnya sumber daya manusia yang
menguasai internet maupun komputer. Kelima, peserta didik dapat merasa
terisolasi[6].
Edmodo adalah jejaring sosial pribadi bagi guru dan murid dengan platform
sosial yang aman. Dengan model kicauan seperti situs jejaring sosial pada
umumnya, Edmodo dapat menjadikan jaringan khusus bagi guru dan siswa untuk
berbagi ide, berkas, peristiwa, dan tugas[4]. Kelebihan Edmodo terdiri dari empat.
Pertama, Edmodo bisa membantu guru dalam membuat berita dalam grup atau
memberi tes yang bersifat online. Kedua, Edmodo juga akan memungkinkan
siswa untuk mengirim artikel dan blog yang relevan dengan kurikulum kelas
sesuai dengan perintah guru. Ketiga, guru dapat menggunakan Edmodo untuk
mengembangkan ruang diskusi dimana siswa dapat berkomunikasi satu dengan
yang lainnya diwaktu yang sama. Keempat, guru juga dapat menggunakan
Edmodo untuk menginstruksikan, menetapkan, dan membicarakan dengan
siswanya secara online diwaktu yang sama secara bersamaan[4]. Kekurangan
Edmodo terdiri dari lima. Pertama, tidak mempunyai pilihan untuk mengirim
pesan tertutup antar sesama siswa, komunikasi sesama siswa berlangsung secara
global di dalam grup tersebut. Kedua, tidak adanya fasilitas chat seperti yang
terdapat pada jejaring sosial (Facebook, Tuenti dan Myspace) pada umumnya
yang menerapkan area untuk chating secara langsung. Ketiga, tidak adanya foto
album dan fasilitas tagging seperti jejaring sosial lainnya, Edmodo hanya bekerja
dengan file tipe generik dan tidak mengijinkan tagging. Keempat, tidak
menerapkan beberapa halaman atau view yang dapat dilihat oleh user. Kelima,
struktur Edmodo adalah pendidikan informal, walaupun begitu urutan dari konten
pada rangkaian materi bisa dijelaskan secara terbuka[9].
Aktivitas Belajar Siswa merupakan kegiatan yang melibatkan aktivitas fisik
maupun mental siswa untuk mengembangkan keterampilannya dengan cara
berfikir kritis dan mampu memecahkan permasalahan yang ada, sehingga tujuan
dapat tercapai[10]. Aktivitas belajar memiliki beberapa jenis indikator, dimana
pada penelitian ini dipilih lima indikator. Pertama, visual activities misalnya
membaca memperhatikan gambar demonstrasi. Kedua, oral activities seperti
bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, diskusi. Ketiga, listening
activities misalnya mendengarkan. Keempat, mental activities misalnya
memecahkan soal, menganalisis, kelima emotional activities misalnya
bersemangat, merasa bosan[11].
Hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki atau dikuasai siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya[12]. Hasil belajar mencakup kemampuan
kognitif (intelektual), afektif (sikap), dan kemampuan psikomotorik (bertindak).
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada dua. Pertama, faktor internal
meliputi, faktor jasmani dan faktor psikologis. Kedua, faktor eksternal meliputi,
faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat[13].
Ada dua kajian penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Pertama,
penelitian oleh Andriansyah berjudul “Eksplorasi pola komunikasi dalam diskusi
menggunakan Moodle pada perkuliahan simulasi pembelajaran Kimia” dengan
hasil perubahan yang terjadi membuat indikator dan tujuan menjadi lebih baik
4
dibandingkan sebelum diskusi. Kedua, penelitian Anwar dengan judul
“implementasi media pembelajaran E-learning dalam pembelajaran pendidikan
Agama Islam pada pokok bahasan pengurusan jenazah” dengan hasil adalah
penggunaan media E-learning mampu meningkatkan keaktifan belajar siswa.
Kerangka Berfikir dalam penelitian ini adalah pembelajaran Bahasa Inggris
di kelas X MA Al-Azhar Wirosari masih didominasi metode ceramah. Hal ini
meyebabkan siswa mengalami kebosanan dan rasa jenuh. Pembelajaran Bahasa
Inggris selama ini masih menunjukkan bahwa pencapaian tujuan belum bisa
terpenuhi, hal tersebut ditunjukkan dari hasil belajar siswa yang relatif berada di
bawah KKM dan ketuntasan kelas yang masih rendah. Berdasarkan hal tersebut,
peneliti ingin menerapkan pembelajaran elektronik menggunakan Edmodo untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, karena peneliti berfikir bahwa
model ini dapat memecahkan masalah pembelajaran selama ini. Pemecahan
masalah ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas dan hasil belajar siswa.
Peneliti menggunakan Edmodo untuk mencapai tujuan tersebut. Kerangka berpikir
penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1 Kerangka Berfikir
3. Metode Penelitian
Variabel dependen/terikat dalam penelitian ini adalah aktivitas dan hasil
belajar Bahasa Inggris siswa. Aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang
melibatkan segala aktivitas fisik maupun mental siswa untuk mengembangkan
keterampilannya agar mampu menyelesaikan permasalahan yang ada. Hasil
belajar merupakan suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang
Dilakukan
tindakan
Dalam pembelajaran diterapkan model E-learning
Nilai memenuhi
KKM dan Ketuntasan
kelas meningkat.
Siswa dapat aktif
menyelesaikan sendiri masalah
diberikan guru,
Nilai siswa dibawah KKM dan ketuntasan kelas masih rendah
Pembelajaran masih
konvensional, tidak
menggunakan model E-
learning
Dalam pembelajaran siswa
belum bisa mandiri, siswa
sering terlihat saling bicara
saat pembelajaran
1. Memberikan orientasi tentang permasalahan kepada siswa.
2. Mengorganisasikan siswa untuk mandiri dalam
pembelajaran.
3. Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi
masalah.
5
dilakukan secara berulang-ulang. Sedangkan untuk variabel independen/bebas
adalah pemanfaatan Edmodo. Edmodo adalah suatu jejaring sosial yang dibuat
khusus untuk tujuan pembelajaran yang tampilannya menyerupai Facebook.
Edmodo digunakann untuk berkomunikasi dan memecahkan masalah.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action
research). Penelitian tindakan kelas adalah pencermatan terhadap kegiatan belajar
mengajar, berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersama[14]. Penelitian tindakan kelas memiliki peranan
untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila dilakukan dengan baik dan benar.
Penelitian diadopsi dari penelitian tindakan menurut Kurt Lewin terdiri dari empat
tahapan dilalui yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi[15].
Gambar 2 menunjukkan hubungan keempat tahapan Kurt Lewin.
Gambar 2 Model PTK Kurt Lewin[15]
Prosedur tindakan penelitian ini dilakukan dengan dua tahap yaitu tahap
perencanaan tindakan dan pelaksanaan tindakan. Perencanaan tindakan
terdiri dari 4, (pra-survei dan observasi Masalah Pembelajaran) pra-survei
dilakukan secara langsung untuk mengetahui kemungkinan dan kesediaan sekolah
untuk dijadikan tempat penelitian. Tempat penelitiannya yaitu di MA Al-Azhar
Wirosari. Kegiatan selanjutnya adalah melakukan identifikasi mengenai
permasalahan dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris di kelas. Observasi
dilakukan pada siswa kelas X B berdasarkan saran dan arahan dari guru.
(Penyusunan proposal) penyusunan proposal penelitian dilakukan setelah
mengidentifikasi permasalahan dengan arahan dan saran dari dosen pembimbing.
Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan mempersiapkan lembar
kegiatan untuk model pembelajaran E-learning. Kedua, Pelaksanaan tindakan
terdiri dari 2 (dua) siklus.
Siklus I, yang pertama perencanaan meliputi: menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan materi yang akan dilakukan
tindakan, menyiapkan semua kelengkapan yang akan dibutuhkan dalam
pembelajaran, merancang lembar pengamatan, merencanakan skenario
pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran E-learning, dan mencari
informasi mengenai prestasi siswa dengan post test. Kedua, tindakan berupa guru
melakukan pembelajaran dengan mengacu kepada skenario dan RPP yang telah
disusun, guru menerapkan model pembelajaran E-learning, dan pelaksanaan
melibatkan siswa dan guru. Ketiga, pengamatan yang dilakukan bersamaan
dengan pelaksanaan tindakan. Observer mengamati aktivitas dari peserta didik
selama proses pembelajaran berlangsung melalui lembar pengamatan yang telah
6
disusun serta guru melakukan evaluasi dengan menggunakan post test untuk
mengukur tingkat keberhasilannya. Keempat, refleksi yaitu hasil observasi atau
pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dijadikan bahan analisis (refleksi)
untuk mengetahui penigkatan aktivitas belajar siswa, sehingga berdampak pada
peningkatan hasil belajar siswa. Peneliti dan guru melakukan refleksi untuk
mengetahui apakah yang terjadi sesuai dengan rancangan skenario, apakah tidak
terjadi penyimpangan atau kesalahan prosedur dan apakah prosesnya sesuai
dengan yang diharapkan. Hasil refleksi ini selanjutnya digunakan sebagai dasar
dalam menentukan siklus berikutnya.
Siklus II, Hasil refleksi pada siklus pertama sangat menentukan
perencanaan tindakan pada siklus kedua. Jika sudah terjadi peningkatan sesuai
dengan ketercapaian indikator keberhasilan, siklus kedua hanya sebagai
pemantapan dari siklus pertama. Namun, jika peningkatan belum sesuai dengan
indikator keberhasilan, maka siklus kedua tahap kerjanya seperti siklus pertama.
Siklus ini juga dilakukan untuk memperbaiki pelaksanaan pembelajaran pada
siklus pertama. Siklus ini berakhir apabila pada tahap kedua kriteria yang
dimunculkan sudah terpenuhi, namun apabila pada siklus kedua kriteria yang
diajukan belum terpenuhi maka siklus dilanjutkan pada siklus ketiga.
Teknik Pengumpulan Data menggunakan 3 teknik. Pertama, observasi
yaitu observasi terhadap pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti dan guru
mata pelajaran karena penelitian ini bersifat kolaboratif. Teknik observasi
merupakan teknik dimana peneliti melakukan pengamatan kejadian, gerak atau
proses, dimana pengamatan tersebut dilakukan di dalam kelas, maupun di luar
kelas baik secara langsung maupun berdasarkan data aktivitas di Edmodo. Ada
dua tahapan dalam menjalankan observasi yaitu membuat format observasi dan
melakukan observasi sesuai format yang sudah dibuat. Kedua, dokumentasi
dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Di mana agar setiap kejadian
penting dapat terekam. Ketiga, tes dilakukan dengan memberikan soal tes setelah
pelaksanaan pembelajaran pada tiap siklus di pertemuan ke 2. Soal tes yang
diberikan kepada siswa adalah soal yang telah disesuaikan dengan materi yang
sedang diajarkan sesuai SK/KD yang ada.
.Instrumen Penelitian meliputi, pertama, lembar observasi atau
pengamatan berisi indikator-indikator aktivitas belajar yang telah ditentukan.
Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas belajar
siswa selama proses pembelajaran berlangsung[16]. Kisi-kisi observasi aktivitas
belajar dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 Kisi- kisi Observasi Aktivitas Belajar Siswa menurut Paul B. Diedrich[16]
No Kegiatan Aspek yang Diamati
1 Visual activities Siswa membaca materi yang disajikan oleh
guru
2 Oral activities Siswa mengajukan pertanyaan /
mengemukakan pendapatnya
3 Listening activities Siswa mendengarkan dan memperhatikan
informasi yang disampaikan oleh guru dan
7
No Kegiatan Aspek yang Diamati
siswa lain
4 Mental activities Siswa memecahkan soal yang diberikan
oleh guru
5 Emotional activites Siswa bergerak aktif dan bersemangat
dalam mengikuti pembelajaran
Kedua, Tes. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis objektif
berbentuk pilihan ganda. Tes dilakukan guna mengukur hasil belajar siswa setelah
dikenakan tindakan.Ketiga, Dokumentasi. Dokumentasi yang akan dilakukan oleh
peneliti berupa foto-foto ketika proses pembelajaran Bahasa Inggris berlangsung.
Hal tersebut dimaksudkan guna mengetahui sejauh mana proses pembelajaran itu
berlangsung dan sebagai dokumentasi bagi peneliti.
Teknik Analisis Data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data dalam kategori, menjabarkan
ke dalam unit-unit, menggunakan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih
mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami oleh diri sendiri atau orang lain[17]. Penelitian ini menggunakan
2 teknik. Pertama, analisis kualitatif mengacu pada metode analisis dari Miles
dan Huberman yang terdiri dari tiga langkah. Pertama, reduksi data adalah di
mana setelah tindakan dilakukan sesuai dengan RPP yang telah dibuat, sehingga
diperoleh data-data yang didapat dari kegiatan pra siklus sampai siklus II.
Kemudian data-data tersebut dikumpulkan. Kedua, penyajian data merupakan
upaya untuk menyusun informasi aktivitas belajar dari hasil pengamatan di kelas
baik secara langsung maupun tertulis di Edmodo, maupun melalui Edmodo di luar
kelas. Dimana penyusunan data aktivitas yang didapat dari kegiatan pra siklus
sampai siklus II. Sedangkan penyusunan hasil belajar yang didapat dari nilai
ulangan terakhir pada pra siklus dan pos tes pada siklus I dan siklus II. Ketiga,
merupakan proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisir
tersebut, dari tiap siklus yang diteliti. Gambar 3 menunjukkan ketiga komponen
analisis kualitatif[18].
Gambar 3 Teknik Analisis Data[18]
Analisis Kuantitatif, Data hasil tindakan dari tiap siklus penelitian ini akan
menghitung prestasi belajar siswa yang akan didapat dengan menghitung mean
(rata-rata) dari daftar nilai siswa dan menghitung aktivitas siswa terhadap
pembelajaran. Analisis data observasi dan hasil belajar penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan percentages correction. Rumus percentages correction
NP=(R/SM)×100%. NP adalah nilai persen yang dicari, R adalah skor mentah
Verifikasi Reduksi
Data
Pengumpulan
Data
Penyajian
data/Data
Display
8
yang diperoleh siswa, SM adalah skor maksimum, dan 100 merupakan bilangan
tetap.
Indikator Keberhasilan, merupakan ketentuan atau patokan suatu
penelitian dikatakan berhasil atau tidak. Dalam penelitian ini yang menjadi
indikator keberhasilan setelah pelaksanaan tindakan adalah pertama,
meningkatnya aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran Bahassa Inggris
yang dapat dilihat melalui hasil analisis data. Apabila persentase di indikator
aktivitas siswa yang telah ditentukan mencapai ≥70% maka dapat dikatakan
pemanfaatan Edmodo mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa[16]. Kedua,
meningkatnya hasil belajar siswa setelah pelaksanaan tindakan dapat dilihat
melalui peningkatan nilai dari siklus I ke siklus selanjutnya. Apabila nilai hasil
belajar siswa yang didapat sesuai nilai KKM yaitu 71 mencapai ≥75% siswa,
maka dapat dikatakan dikatakan pemanfaatan Edmodo mampu meningkatkan
hasil belajar siswa. Tabel 2 menunjukkan kriteria keberhasilan hasil belajar belajar
siswa[20].
Tabel 2 Kriteria Keberhasilan[20]
4. Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Pelaksanaan Tindakan terdiri dari 3. Pertama, Pra Siklus dimana
dilakukan diskusi dengan guru mata pelajaran Bahasa Inggris pada tanggal 10
April 2014, sehingga dapat diketahui bahwa pada pembelajaran Bahasa Inggris
selama ini masih menggunakan metode ceramah. Dalam pembelajaran tersebut,
siswa terlihat kurang berminat dan cenderung bosan. Guru menyarankan untuk
melakukan penelitian di kelas X B. Pertimbangan yang mendasari dipilihnya kelas
X B dikarenakan hasil belajar pada kelas itu masih rendah. Tahap pra siklus
dilakukan untuk memperoleh data awal mengenai aktivitas belajar siswa
terhadap mata pelajaran Bahasa Inggris sebelum menerapkan pembelajaran model
E-learning. Hasil dari pengamatan yang telah dilakukan dijelaskan pada tabel 3.
Tabel 3 Persentase observasi pra siklus
No Aspek yang Diamati Ya Tidak Persentase (%)
1
Siswa membaca materi yang
disajikan oleh guru / Siswa
memerhatikan gambar
demonstrasi
V
33.33
Tingkat Keberhasilan Kategori Pencapaian
> 80% Sangat Tinggi
>60% - 79% Tinggi
>40% - 59% Sederhana
>20% - 39% Rendah
<20% Sangat Rendah
9
No Aspek yang Diamati Ya Tidak Persentase (%)
2 Siswa mengajukan pertanyaan
/ mengemukakan pendapatnya V 23.33
3
Siswa mendengarkan dan
memperhatikan informasi yang
disampaikan oleh guru dan
siswa lain
V
76.67
4 Siswa memecahkan soal yang
diberikan oleh guru V
63.33
5
Siswa bergerak aktif dan
bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran
V
63.33
Dari hasil tabel pra siklus di atas diperoleh data bahwa aktivitas belajar yang
didapat belum memenuhi kriteria yang ditentukan, yaitu indikator aktivitas
mencapai ≥70%[16]. Dilihat dari masing – masing indikator aktivitas yang
ditentukan hanya indikator ketiga yang memenuhi kriteria yang ditentukan yaitu
sebesar 76.67%, sedangkan indikator yang lain masih kurang dari 70%. Dilihat
secara keseluruhan rata–rata persentase seluruh indikator yang diperoleh hanya
menunjukkan sebesar 55.33%. Selain itu, guru juga memberikan data awal
hasil belajar siswa berupa nilai ulangan harian terakhir yang diperoleh siswa.
Nilai yang diperoleh siswa ditunjukkan pada tabel 4.
Tabel 4 Kriteria Keberhasilan Hasil Belajar Pra siklus
No Nilai F Persentase (%)
1. 81-90 4 13.33
2. 71-80 5 16.67
3. 61-70 14 46.67
4. 51-60 7 23.33
Jumlah 30 100
Dari data tersebut, dengan jumlah siswa 30 orang, yang mencapai nilai
KKM hanya 9 orang atau sekitar 30.00 % saja sedangkan 70 % atau sebanyak 21
siswa belum mencapai KKM yang telah ditentukan sehingga hasil yang diperoleh
tergolong rendah. Dari hasil kegiatan pra siklus, maka peneliti dan guru
memutuskan bahwa rancangan penelitian akan dilakukan dalam 2 siklus. Pada
masing-masing siklus memliki pokok bahasan yang berbeda sesuai dengan
kompetensi dasar yang sudah ditentukan.
Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I, Pertemuan I. pelaksanaan
siklus I pertemuan 1 dilakukan pada tanggal 17 April 2014. Pelaksanaan pada
siklus I pertemuan 1 menggunakan model E-learning, materi yang disampaikan
yaitu news item (pengertian, ciri, dan struktur). Pertemuan 1 terdiri dari 3
kegiatan. Pertama, pendahuluan, guru mengucapkan salam dan bersama-sama
melakukan doa dilanjutkan absensi singkat, guru menyampaikan SK/KD serta
10
tujuan pembelajaran. Kedua, penyampaian materi, Guru menyampaikan
pengertian model pembelajaran E-learning, keunggulan dan cara kerja dari
penggunaan Edmodo. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa ingin tau siswa
tentang pembelajaran model E-learning. Selanjutnya guru meminta siswa untuk
aktif dalam kegiatan pembelajaran, siswa diminta mengunduh dan memahami
materi yang telah diunggah dalam grup di Edmodo secara mandiri. Apabila siswa
menemukan materi yang kurang dimengerti, siswa diminta aktif untuk bertanya
secara langsung pada guru maupun melalui komentar di dalam Edmodo pada guru
maupun siswa lain. Ketiga, penutup, guru bersama siswa menyimpulkan
pembelajaran berdasarkan pendapat dari siswa yang telah diutarakan. Guru juga
memberi kesempatan siswa untuk bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari pada pertemuan ini.
Pertemuan II, pelaksanaan siklus I pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal
19 April 2014. Pelaksanaan pada siklus I pertemuan 2 menggunakan model E-
learning, materi yang disampaikan yaitu news item (analisis teks). Pertemuan 2
terdiri dari 3 kegiatan, pertama pendahuluan, guru mengucapkan salam dan
bersama-sama melakukan doa dilanjutkan absensi singkat, guru menyampaikan
SK/KD serta tujuan pembelajaran. Kedua, penyampaian materi, guru memberikan
contoh teks news item Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa
mengenai news item. Selanjutnya siswa diminta mengunduh dan memahami
materi yang telah diunggah dalam grup di Edmodo secara mandiri. Setelah tidak
ada pertanyaan dari siswa, guru memberikan 1 soal agar siswa bisa aktif
memberikan pendapatnya, dan bisa bertukar pendapat dengan siswa lain. Setelah
bertukar pendapat, guru membagikan soal tes untuk mengetahui seberapa besar
hasil belajar siswa yang didapat setelah diterapkan pembelajaran menggunakan
model E-learning dari pertemuan pertama sampai pertemuan kedua. Ketiga,
penutup dimana guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran berdasarkan
pendapat dari siswa yang telah diutarakan. Guru juga memberi kesempatan siswa
untuk bertanya jawab tentang materi maupun soal yang telah dipelajari pada
pertemuan ini.
Pengamatan/Observasi, berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti dan guru kolaborator pada siklus I diperoleh kesimpulan. Hasil
pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa pada siklus I Pertemuan 1
menunjukkan sebagian besar siswa masih saling bicara dengan teman sebelahnya,
beberapa lagi siswa terlihat sibuk dengan komputer masing-masing menyebabkan
persentase pencapaian indikator pertama hanya 60.00 %. Saat guru meminta
siswa untuk mengajukan pertanyaan atau mengutarakan pendapat, pembelajaran
masih pasif menyebabkan persentase indikator siswa bertanya hanya 46.47%.
Hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5 Persentase observasi pertemuan 1 siklus I
No Aspek yang Diamati Ya Tidak Persentase (%)
1 Siswa membaca materi yang
V 60.00
11
No Aspek yang Diamati Ya Tidak Persentase (%)
disajikan oleh guru / Siswa
memerhatikan gambar
demonstrasi
2 Siswa mengajukan pertanyaan
/ mengemukakan pendapatnya V 46.67
3
Siswa mendengarkan dan
memperhatikan informasi
yang disampaikan oleh guru
dan siswa lain
V
83.33
4 Siswa memecahkan soal yang
diberikan oleh guru V
73.33
5
Siswa bergerak aktif dan
bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran
V
70.00
Pertemuan II, hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa pada siklus
I pertemuan 2 mulai menunjukkan perubahan. Dari pengamatan, siswa dalam
mengajukan pertanyaan belum mencapai indikator keberhasilan, namun sudah
mengalami peningkatan persentase dari pertemuan sebelumnya 46.67% menjadi
63.33%. Sama halnya dengan indikator lain juga mengalami peningkatan
persentase. Indikator yang memiliki persentase tertinggi adalah indikator ketiga
dan keempat, kedua indikator mencapai 83.33%. Hasil dari pengamatan yang
telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6 Persentase observasi pertemuan 2 siklus I
No Aspek yang Diamati Ya Tidak Persentase (%)
1
Siswa membaca materi yang
disajikan oleh guru / Siswa
memerhatikan gambar
demonstrasi
V
76.67
2
Siswa mengajukan
pertanyaan / mengemukakan
pendapatnya
V 63.33
3
Siswa mendengarkan dan
memperhatikan informasi
yang disampaikan oleh guru
dan siswa lain
V
83.33
12
No Aspek yang Diamati Ya Tidak Persentase (%)
4 Siswa memecahkan soal yang
diberikan oleh guru V
83.33
5
Siswa bergerak aktif dan
bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran
V
73.33
Kesimpulan pertemuan I dan II. Dari hasil rata–rata persentase indikator
aktivitas belajar pada pertemuan 1 dan pertemuan ke 2, hasil yang diperoleh pada
tiap-tiap indikator sudah menunjukkan adanya peningkatan. Tabel 7 menunjukkan
hasil dari rata-rata pertemuan 1 dan pertemuan 2.
Tabel 7 Persentase Ketercapaian Observasi Siklus I
No Aspek yang Diamati Ya Tidak Persentase(%)
1
Siswa membaca materi yang
disajikan oleh guru / Siswa
memerhatikan gambar
demonstrasi
V
68.33
2 Siswa mengajukan pertanyaan
/ mengemukakan pendapatnya V 50.00
3
Siswa mendengarkan dan
memperhatikan informasi yang
disampaikan oleh guru dan
siswa lain
V
83.33
4 Siswa memecahkan soal yang
diberikan oleh guru V
78.33
5
Siswa bergerak aktif dan
bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran
V
71.67
Peningkatan tiap indikator dapat dilihat dari lima indikator yang telah
ditentukan. Pertama, indikator siswa membaca materi pada pra siklus sebesar
33.33% kemudian meningkat menjadi 68.33% pada siklus I. Kedua, indikator
siswa mengajukan pertanyaan/pendapat mengalami peningkatan dari presentase
23.33% pada pra siklus menjadi 50.00% pada siklus I. Ketiga, indikator siswa
mendengarkan memperoleh presentase 76.67% pada pra siklus dan pada siklus
meningkat menjadi 83.33%. Keempat, indikator siswa memcahkan soal juga
mengalami peningkatan dimana presentase pada pra siklus sebesar 63.33%
kemudian pada siklus I sebesar 78.33%. Kelima, siswa bergerak aktif mendapat
13
presentase pada pra siklus sebesar 63.33 % meningkat menjadi 71.67% pada
siklus I. Sebagian besar indikator aktivitas yang ditentukan sudah mencapai
kriteria yang diharapkan presentase ≥70% yaitu indikator tiga, empat, dan lima.
Meskipun mengalami peningkatan namun masih ada beberapa indikator yang
masih bisa ditingkatkan. Dilihat secara keseluruhan persentase aktivitas belajar
siswa sudah menunjukkan hasil yang baik yaitu sebesar 71.34 %.
Pengamatan Terhadap Hasil Belajar, hasil belajar siswa selama
pembelajaran berlangsung menggunakan Edmodo diamati dengan menggunakan
soal tes. Tes diberikan secara individu dengan jumlah 14 soal berupa pilihan
ganda. Dari hasil tes yang diberikan maka dapat diketahui nilai tes pada tabel 8.
Tabel 8 Kriteria Keberhasilan Hasil Belajar siklus I
No Nilai F Persentase (%)
1. 91-100 2 6.67
2. 81-90 1 3.33
3. 71-80 19 63.33
4. 61-70 4 13.33
5. 51-60 4 13.33
Jumlah 30 100
Dari tabel di atas maka dapat diketahui bahwa, dari 30 siswa yang mencapai
nilai KKM sebanyak 22 siswa atau sekitar 73.33% sedangkan yang nilainya
kurang dari KKM terdapat 8 siswa atau sekitar 26.67%. Berdasarkan tabel kriteria
keberhasilan, presentase hasil belajar pada Siklus I tergolong tinggi.
Refleksi merupakan kesimpulan diambil dari mengumpulkan data aktivitas
dan hasil belajar siswa pada Siklus I. Pertama, pembelajaran pada siklus I dengan
menggunakan model E-learning dapat berlangsung hampir sesuai dengan skenario
yang telah dibuat. Namun hal ini masih bisa ditingkatkan agar pembelajaran bisa
lebih optimal. Kedua, dari data yang didapat, aktivitas belajar siswa menggunakan
model E-learning menunjukkan adanya peningkatan presentase tiap indikator dan
jumlah rata-rata seluruh indikator pada siklus I, namun masih ada beberapa
indikator yang bisa ditingkatkan presentaase keberhasilannya.
Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II, Pertemuan 1. Pelaksanaan
siklus II pertemuan 1 dilakukan pada tanggal 24 April 2014. Pelaksanaan pada
siklus II pertemuan 1 menggunakan model E-learning, materi yang disampaikan
yaitu descriptive (pengertian, ciri, dan struktur). Pada pertemuan 1 terdapat 3
kegiatan. Pertama, pendahuluan, guru mengucapkan salam dan bersama-sama
melakukan doa dilanjutkan absensi singkat, guru menyampaikan SK/KD serta
tujuan pembelajaran. Kedua, penyampaian materi, guru menyampaikan bahwa
pembelajaran ini masih menggunakan model E-learning dengan penggunaan
Edmodo yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa ingin tau siswa tentang
pembelajaran model E-learning. Selanjutnya guru meminta siswa untuk aktif
dalam kegiatan pembelajaran, siswa diminta mengunduh dan memahami materi
yang telah diunggah dalam grup di Edmodo secara mandiri. Kemudian, guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif bertanya/memberikan
14
pendapatnya secara langsung maupun melalui komentar di Edmodo. Ketiga,
penutup, guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran berdasarkan pendapat
dari siswa yang telah diutarakan. Guru juga memberi kesempatan siswa untuk
bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan ini.
Pertemuan 2. Pelaksanaan siklus II pertemuan 2 dilakukan pada tanggal 26
April 2014. Pelaksanaan pada siklus 2 pertemuan 2 menggunakan model E-
learning, materi yang disampaikan yaitu descriptive (analisis teks). Pada
pertemuan 2 terdapat 3 kegiatan. Pertama pendahuluan, guru mengucapkan salam
dan bersama-sama melakukan doa dilanjutkan absensi singkat. Guru
menyampaikan SK/KD serta tujuan pembelajaran. Kedua penyampaian materi,
guru memberikan contoh teks descriptive, hal ini bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan siswa mengenai descriptive. Selanjutnya guru meminta siswa untuk
aktif dalam kegiatan pembelajaran, siswa diminta mengunduh dan memahami
materi yang telah diunggah dalam grup di Edmodo secara mandiri. Guru
memberikan 1 soal agar siswa bisa aktif memberikan pendapatnya, dan bisa
bertukar pendapat dengan siswa lain. Setelah bertukar pendapat, guru
membagikan soal tes untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar siswa yang
didapat setelah diterapkan pembelajaran menggunakan model E-learning dari
pertemuan pertama sampai pertemuan kedua. Ketiga penutup, guru bersama siswa
menyimpulkan pembelajaran berdasarkan pendapat dari siswa yang telah
diutarakan . Guru juga memberi kesempatan siswa untuk bertanya jawab tentang
materi maupun soal yang telah dipelajari pada pertemuan ini.
Pengamatan/Observasi, hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa
pada pertemuan pertama siklus II mulai menunjukkan perubahan yang signifikan.
Siswa mulai aktif membaca materi yang disajikan oleh guru ditunjukkan adanya
perubahan persentase menjadi 93.33%. Siswa lebih aktif dalam mengajukan
pertanyaan ditunjukkan dengan tercapainya persentase sebesar 73.33% . Siswa
juga bergerak aktif dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran persentase
yang dicapai sebesar 76.67%. Dapat dikatakan ditiap aspek indikator aktivitas
yang ditentukan sudah mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik. Hasil dari
pengamatan yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9 Persentase observasi pertemuan 1 siklus II
No Aspek yang Diamati Ya Tidak Persentase (%)
1
Siswa membaca materi yang
disajikan oleh guru / Siswa
memerhatikan gambar
demonstrasi
V
93.33
2
Siswa mengajukan
pertanyaan / mengemukakan
pendapatnya
V
73.33
3
Siswa mendengarkan dan
memperhatikan informasi
yang disampaikan oleh guru
V
83.33
15
No Aspek yang Diamati Ya Tidak Persentase (%)
dan siswa lain
4 Siswa memecahkan soal yang
diberikan oleh guru V
83.33
5
Siswa bergerak aktif dan
bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran
V
76.67
Pertemuan II, hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa pada
pertemuan 2 siklus II mulai mengalami kestabilan. Siswa aktif membaca materi
yang disajikan oleh guru dengan kesadaran dari siswa mengalami kestabilan
persentase dari pertemuan sebelumnya sebesar 93.33%. Siswa lebih aktif dalam
mengemukakan pendapatnya serta mau bertanya pada guru ketika ada yang belum
mengerti ditunjukkan adanya perubahan persentase menjadi 86.67%. Sehingga
mengakibatkan siswa bergerak aktif dan bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran mengalami peningkatan persentase yang dicapai menjadi 76.67%.
Hasil dari pengamatan yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 10 Persentase observasi pertemuan 2 siklus II
No Aspek yang Diamati Ya Tidak Persentase (%)
1
Siswa membaca materi yang
disajikan oleh guru / Siswa
memerhatikan gambar
demonstrasi
V
93.33
2 Siswa mengajukan pertanyaan
/ mengemukakan pendapatnya V
86.67
3
Siswa mendengarkan dan
memperhatikan informasi
yang disampaikan oleh guru
dan siswa lain
V
90.00
4 Siswa memecahkan soal yang
diberikan oleh guru V
86.67
5
Siswa bergerak aktif dan
bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran
V
86.67
Kesimpulan pertemuan I dan II. Dari hasil rata–rata persentase indikator
aktivitas belajar siswa pada pertemuan I dan pertemuan ke II hasil yang diperoleh
pada tiap-tiap indikator telah menunjukkan adanya kemajuan. Tabel 11
menunjukkan hasil dari rata-rata pertemuan 1 dan pertemuan 2.
16
Tabel 11 Persentase Ketercapaian Observasi Siklus II
No Aspek yang Diamati Ya Tidak Persentase(%)
1
Siswa membaca materi yang
disajikan oleh guru / Siswa
memerhatikan gambar
demonstrasi
V
93.33
2 Siswa mengajukan pertanyaan /
mengemukakan pendapatnya V
80.00
3
Siswa mendengarkan dan
memperhatikan informasi yang
disampaikan oleh guru dan
siswa lain
V
86.67
4 Siswa memecahkan soal yang
diberikan oleh guru V
85.00
5
Siswa bergerak aktif dan
bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran
V
81.67
Peningkatan tiap indikator dapat dilihat dari lima indikator yang telah
ditentukan. Indikator pertama, pada pra siklus sebesar 68.33% kemudian
meningkat menjadi 93.33% pada siklus I. Indikator kedua, mengalami
peningkatan dari presentase 50.00% pada pra siklus menjadi 80.00% pada siklus I.
Indikator ketiga, memperoleh presentase 83.33% pada pra siklus dan pada siklus
meningkat menjadi 86.67%. Indikator keempat, juga mengalami peningkatan
dimana presentase pada pra siklus sebesar 78.33%. kemudian pada siklus I sebesar
85.00%. Indikator kelima, presentase pada pra siklus sebesar 71.67% meningkat
menjadi 81.67% pada siklus I. Pada siklus II, kelima indikator sudah mencapai
kriteria yang diharapkan presentase mencapai ≥70%. Dilihat secara keseluruhan
persentase aktivitas belajar siswa sudah menunjukkan hasil yang baik yaitu
sebesar 85.33 %. Aktivitas siswa dalam forum di Edmodo dapat dilihat pada
gambar 3.
17
Gambar 3 Aktivitas belajar di dalam Edmodo
Pengamatan Terhadap Hasil Belajar. Hasil belajar siswa selama
pembelajaran berlangsung menggunakan Edmodo diamati dengan menggunakan
soal tes. Tes diberikan secara individu dengan jumlah 15 soal berupa pilihan
ganda. Dari hasil tes yang diberikan maka dapat diketahui nilai tes sebagai
berikut:
Tabel 12 Kriteria Keberhasilan Hasil Belajar siklus II
No Nilai F Persentase (%)
1. 91-100 3 10.00
2. 81-90 8 26.67
3. 71-80 18 60.00
4. 61-70 1 3.33
Jumlah 30 100
Dari tabel di atas maka dapat diketahui bahwa, dari 30 siswa yang
mencapai nilai KKM sebanyak 29 siswa atau sekitar 96.67% sedangkan yang
nilainya kurang dari KKM terdapat 1 siswa atau sekitar 3.33%.
Refleksi merupakan kesimpulan setelah pelaksanaan tindakan siklus II.
Pada siklus II kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Edmodo telah berjalan
sesuai dengan yang diharapkan. Dari data yang telah diperoleh, aktivitas belajar
siswa berjalan sesuai harapan dan telah mencapai indikator keberhasilan. Hasil
belajar pada siklus II pun mengalami peningkatan yang tinggi. Dari keseluruhan
data pada tabel aktivitas belajar dan hasil belajar pada siklus II, tindakan yang
dilakukan penggunaan Edmodo mampu meningkatkan aktivitas belajar sehingga
berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Dari hasil penelitian yang
didapat pada siklus II penelitian sudah cukup dan bisa dihentikan, dikarenakan
hasil yang diperoleh pada siklus ke II sudah memenuhi kriteria yang telah
18
ditentukan yaitu pada aktivitas belajar siswa indikator aktivitas mencapai ≥70%
dan pada hasil belajar siswa yang mencapai nilai KKM mencapai jumlah ≥75%.
Pembahasan, dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa
pemanfaatan Edmodo pada pembelajaran Bahasa Inggris di MA Al-Azhar
Wirosari Kabupaten Grobogan dapat meningkatkan aktivitas siswa. Hal tersebut
dapat dilihat dari kondisi awal atau pra siklus, siklus I dan siklus II. Pada pra
siklus perolehan persentase aktivitas belajar siswa hanya 55.33%, siklus I sebesar
71,34%, kemudian pada siklus II mencapai 85.33%. Dari data aktivitas yang
didapat tersebut menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa sudah mencapai
kriteria keberhasilan tindakan yang telah ditentukan yaitu sebesar ≥70%. Secara
keseluruhan data yang diperoleh dari pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat
pada gambar 4.
Gambar 4 Grafik Peningkatan Aktivitas Belajar
Selain mampu meningkatkan aktivitas siswa, penerapan Edmodo pada
pembelajaran Bahasa Inggris di MA Al-Azhar Wirosari Kabupaten Grobogan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal
atau pra siklus nilai ulangan Bahasa Inggris siswa yang mencapai nilai KKM
sebanyak 9 siswa atau sebesar 30.00%, sedangkan siswa yang belum mencapai
KKM sebanyak 21 siswa atau sebesar 70.00%. Nilai tertinggi yang berhasil
diperoleh siswa adalah 88 dan nilai terendah adalah 53 dengan nilai rata-rata kelas
sebesar 66.27. Pada siklus I perolehan nilai siswa yang mencapai KKM sebanyak
22 siswa atau 73.33% sedangkan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 8
siswa atau sebesar 26.67%. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 93 dan
nilai terendah yang diperoleh adalah 57 dengan nilai rata-rata kelas sebesar
71.83%. Sedangkan pada siklus II siswa yang mencapai KKM sebanyak 29 siswa
atau sebesar 96.67% dan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 1 siswa atau
sebesar 3.33%. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100 dan nilai terendah
yang diperoleh siswa adalah 66 dengan nilai rata-rata kelas sebesar 80.10. Secara
keseluruhan data yang diperoleh dari pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat
pada gambar 5.
Indikator I
Indikator II
Indikator III
Indikator IV
Indikator V
Pratindakan 33.33% 23.33% 76.67% 63.33% 63.33%
Siklus I 68.33% 50% 83.33% 78.33% 71.67%
Siklus II 93.33% 80.00% 86.67% 85.00% 81.67%
0.00%20.00%40.00%60.00%80.00%
100.00%
Pe
rse
nta
se
Grafik Aktivitas Belajar
19
Gambar 5 Grafik Peningkatan Hasil Belajar
Melalui observasi terhadap siswa yang belum mencapai KKM diperoleh
aktivitas siswa yang cukup sesuai dengan harapan, walaupun belum maksimal.
Ketika proses pembelajaran berlangsung indikator yang belum tercapai adalah
siswa belum aktif menyatakan pendapat atau mengajukan pertanyaan, sehingga
dalam mengerjakan post test siswa belum mencapai hasil yang baik. Tujuan
pemanfaatan Edmodo dalam pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar Bahasa Inggris siswa. Selain itu ingin melatih siswa menggunakan
teknologi dalam bersosialisasi dan bagaimana bekerjasama dalam penyelesaian
masalah sehingga dapat mempererat hubungan antar siswa dan guru. Siswa tidak
merasa bosan dengan suasana pembelajaran yang menggunakan metode ceramah,
karena pemanfaatan Edmodo membantu siswa memahami materi pelajaran
dengan lebih interaktif, menarik, dan bisa belajar di luar jam pelajaran.
5. Simpulan
Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di MA Al-Azhar
Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan dengan memanfaatkan Edmodo
diperoleh peningkatan aktivitas belajar siswa pada pelajaran Bahasa Inggris. Hal
ini dapat dilihat dari hasil persentase keseluruhan indikator aktivitas belajar pada
pra siklus, siklus I dan siklus II. Pada pra siklus perolehan persentase aktivitas
belajar siswa hanya 55.33%, siklus I sebesar 71,34%, kemudian pada siklus II
mencapai 85.33%. Dari data aktivitas yang didapat tersebut menunjukkan bahwa
aktivitas belajar siswa sudah mencapai kriteria keberhasilan tindakan yang telah
ditentukan yaitu sebesar ≥70%. Selain aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa
juga mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari peningkatan pencapaian nilai
Bahasa Inggris dengan KKM = 71, saat pra siklus sebesar 30.00%, kemudian
meningkat pada siklus I sebesar 73.33% dan pada siklus II meningkat menjadi
96.67%.
30
73.3396.67
0
20
40
60
80
100
120
Pra Tindakan Siklus I Siklus II
Hasil Belajar
20
6. Daftar Pustaka
[1] Kurniawan, Rendra, 2009, Analisis dan Perancangan Aplikasi E-learning
Berbasis Web, Institut Teknologi Adhi Tama, Surabaya-Indonesia.
[2] Ardiansyah, Ivan, 2013, Eksplorasi Pola Komunikasi dalam Diskusi
Menggunakan Moddle pada Perkuliahan Simulasi Pembelajaran Kimia,
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung-Indonesia.
[3] Broto, Tri Anggoro, 2014, Macam-macam Jejaring Sosial Pendidikan,
Diambil dari http://www.slideshare.net/ trianggorobroto/macammacam-
jejaring-sosial-pendidikan. Diakses tanggal 21 Maret 2014.
[4] Shelly, Gary dkk, 2011, Teachers Discovering Computers: Integrating
Technology in a Connected World, Boston: Cengange Learning.
[5] Allen, Michael, 2013, Michael Allen’s Guide to E-learning, Canada : John
Wiley & Sons.
[6] Nursalam dan Ferry Efendi, 2008, Pendidikan dalam Keperawatan, Jakarta:
Salemba Medika.
[7] Pranoto, Alvini, dkk, 2009, Sains dan Teknologi, Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama.
[8] L. Tjokro, Sutanto, 2009, Presentasi yang Mencekam, Jakarta : Elex Media
Komputindo.
[9] Ivana, Marenzi, 2012, International Workshop on Evidence-Based
Technology Enhanced Learning, New York City: Springer International
Publishing.
[10] Oemar Hamalik, 2009, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi
Aksara.
[11] Sardiman A.M, 2012, interaksi & motivasi belajar mengajar, Jakarta:
Rajawali pers.
[12] Sudjana, Nana, 2006, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung:
Rosdakarya.
[13] Akbar, reni dan Hawadi, 2001, Psikologi Perkembangan Anak, Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia.
[14] Suharsimi Arikunto, Suhardjono & Supardi, 2011, Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
[15] Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama, 2010, Mengenal Penelitian
Tindakan Kelas Edisi Kedua, Yogyakarta: PT. Indeks.
[16] Sadiman, A.S, dkk, 2009, Media Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Pers.
[17] Sugiyono, 2007, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.
[18] Miles, Matthew B. Dan A, Michae Huberman, 1992, Analisis Data
Kualitatif: Buku Tentang Metode-Metode Baru;Penerjemah, tjetjep Rohidi.
Jakarta: UI-Press.
[19] Purwanto, Ngalim, 2011, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
[20] Aqib, Zainal, 2009, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Yrama Widya.