pemanfaatan monumen 3 oktober 1945 sebagai sma …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan...

51
i PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH PADA SISWA SMA NEGERI 4 PEKALONGAN SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sejarah Oleh: Nurul Aini 3101413008 JURUSAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Upload: phungtuong

Post on 11-Aug-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

i

PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH PADA SISWA

SMA NEGERI 4 PEKALONGAN

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sejarah

Oleh:

Nurul Aini

3101413008

JURUSAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Page 2: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

ii

Page 3: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

iii

Page 4: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

iv

PERYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya

sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.

Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini dikutip atau

dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 20 September 2017

Nurul Aini

NIM. 3101413008

Page 5: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

Jatuh, Bangkit, Jatuh Lagi, Bangkit lagi dan kemudian berhasil. Terkadang

memang harus seperti itu dulu demi sebuah cita-cita dan masa depan yang

lebih baik, itulah yang dinamakan perjuangan hidup. Lelah boleh, asal

tidak menyerah (Penulis).

Persembahan:

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Bapak dan Ibu tercinta (Hasan Bisri dan Umi

Khasanah), terima kasih atas doa restu, ridho,

keikhlasan, kasih sayang, dukungan dan

pengorbanan yang tiada batas. Semoga skripsi ini

dapat menjadi salah satu tanda baktiku.

Adik saya tersayang, Fahcmi Nurul Rizqi yang rela

menemani saya selama penelitian

Teman-teman Unhide yang selalu mendoakanku,

membantuku dalam mewujudkan cita-citaku.

Teman-teman Pendidikan Sejarah angkatan 2013,

Pondok Durrotu Aswaja, Kos Al Banat, PPL

SMPN 1 Batang, KKN Desa Rejosari- Batang yang

selalu mendukung.

Almamaterku, Universitas Negeri Semarang

Page 6: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

vi

SARI

Aini, Nurul. 2017. Pemanfaatan Monumen 3 Oktober 1945 sebagai

Sumber Belajar Sejarah Pada Siswa SMA Negeri 4 Pekalongan. Skripsi. Fakultas

Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Dr. YYFR. Sunarjan,

M.S., Pembimbing II: Atno, S.Pd, M.Pd.

Kata kunci: Pemanfaatan, Monumen 3 Oktober 1945, Sumber Belajar Sejarah Penggunaan sumber belajar di dalam proses pembelajaran sejarah

merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan. Karena dengan menggunakan

sumber belajar siswa akan lebih tertarik mempelajari sejarah. Penggunaan

sumber belajar sejarah dapat memanfaatkan bangunan bersejarah, seperti

Monumen 3 Oktober 1945 yang ada di Pekalongan. Oleh karena itu, peneliti

mencoba mengamati dan menganalisis tentang pemanfaatan Monumen 3 Oktober

1945 sebagai sumber belajar sejarah di SMA Negeri 4 Pekalongan.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengetahui proses pembelajaran

sejarah di SMA Negeri 4 Pekalongan; (2) Mengetahui pemanfaatan Monumen 3

Oktober 1945 sebagai sumber belajar di SMA Negeri 4 Pekalongan; dan (3)

Mengetahui kendala apa saja yang dihadapi oleh guru dan siswa dalam

pemanfaatan Monumen 3 Oktober 1945 sebagai sumber belajar di SMA Negeri 4

Pekalongan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan

deskriptif - naratif. Sumber data yang digunakan yaitu sumber data primer dan

sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan Observasi, Wawancara dan

dokumentasi, sedangkan uji keabsahan data pada penelitian ini menggunakan

triangulasi sumber.

Hasil dari penelitian ini adalah (1) Pembelajaran sejarah di SMA Negeri 4

Pekalongan secara keseluruhan sudah cukup baik, guru dan siswa sudah

menggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai

pendukung di dalam proses pembelajaran. Selain itu, guru juga melakukan

pengacakan metode dan media yang digunakan dalam proses pembelajaran; (2)

Pemanfaatan Monumen 3 Oktober 1945 di SMA Negeri 4 Pekalongan telah

dilakukan oleh guru namun hanya sebatas pada penyampaian materi dari peristiwa

yang melatarbelakangi dibangunnya monumen tersebut melalui diskusi; dan (3)

Terdapat tiga kendala yang dihadapi guru dan siswa dalam memanfaatkan

Monumen 3 Oktober 1945 sebagai sumber belajar sejarah, tiga kendala tersebut

yaitu: waktu pembelajaran sejarah sedikit; transportasi belum memadai karena

letak monumen dengan sekolah cukup jauh; dan pengawasan guru terhadap siswa

masih kurang, karena dikhawatirkan siswa sulit dikoordinir saat di luar sekolah.

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu pemanfaatan Monumen 3 Oktober 1945

masih belum optimal. Saran dalam penelitian ini yaitu agar keberadaan monumen

dan bangunan bersejarah lainnya yang ada di Pekalongan lebih di tingkatkan

dalam pemanfaatannya sebagai sumber belajar sejarah, sehingga sejarah lokal dari

peristiwa monumen tersebut tidak hilang.

Page 7: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

vii

ABSTRACT

Aini, Nurul. 2017. Utilization of Monument 3 October 1945 as a source

of learning history at the students of SMA Negeri 4 Pekalongan. Essay. Faculty of

Social Science. Semarang State University. Counselor I: Dr. YYFR. Sunarjan,

M.S., Supervisor II: Atno, S.Pd, M.Pd.

Keywords: Utilization, Monument October 3, 1945, Learning Resources History The use of learning resources in the learning process of history is an

important factor to note. Because by using learning resources students will be

more interested in studying history. The use of historical learning sources can be

utilizing historic buildings, such as Monument 3 October 1945 in Pekalongan.

Therefore, researchers try to observe and analyze the optimals of historic

buildings in Pekalongan, especially Monument 3 October 1945 used as a source

of learning history in SMA Negeri 4 Pekalongan.

The purpose of this study are (1) To know the learning process of history

in SMA Negeri 4 Pekalongan; (2) To know the optimization of monument

utilization 3 October 1945 as learning resource in SMA Negeri 4 Pekalongan; (3)

Knowing what constraints faced by teachers and students in optimizing the

utilization of Monument 3 October 1945 as a source of learning in SMA Negeri 4

Pekalongan. This research use as qualitative method with narrative descriptive

approach. The source of data used, namely primary and secondary data

resource.Using data collection techniques of observation, interview and

documentation, while the validity of test data in this study use a triangulation

source.

The results of this study are (1) Learning history in SMA Negeri 4

Pekalongan as a whole is good enough, teachers and students have used learning

resources and utilize school facilities as a supporter in the learning process. In

addition, the teacher also performs randomization of methods and media used in

the learning process; (2) Utilization Monument 3 October in SMA Negeri 4

Pekalongan has been done by the teacher but not optimal, teachers utilize

Monumen 3 October 1945 only as in the submission of material from the event

which aspects influenced the building of the monumen through the discussion;

and (3) There are three obstacles faced by teachers and students in exploiting

Monument 3 October 1945 as a source of learning history by visiting the

monument directly. The three obstacles are: Time learning a bit of history,

transportation has not been adequate because of the layout of the monumen with

the school far enough and supervision of teachers against students is still lacking,

because it was feared the difficult students coordinated time outside of school.

The conclusion of this research is the utilization Monument 3 October 1945 still

not optimal. Suggestions in this research is that the monuments and other

historical buildings that exist in Pekalongan to be optimal as a source of local

history events the monument does not missing.

Page 8: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

viii

PRAKARTA

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

SWT yang telah memberikan kekuatan, semangat dan kesabaran sehingga

akhirnya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini

diajukan dalam rangka menyelesaikan pendidikan Strata 1 (S1) pada prodi

Pendidikan Sejarah FIS Unnes. Dalam penulisan skripsi ini penulis mengambil

judul “Pemanfaatan Monumen 3 Oktober 1945 sebagai Sumber Belajar Sejarah

Pada Siswa SMA Negeri 4 Pekalongan”.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari kesulitan dan hambatan, namun

berkat bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak skripsi ini dapat diselesaikan

dengan baik. Oleh karena itu, ijinkanlah saya menyampaikan ucapan terima kasih

kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh studi

jenjang S1 di Unnes.

2. Drs. Moh. Solehatul Mustofa, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Semarang yang telah memberikan izin penelitian.

3. Dr. Hamdan Tri Atmaja, M.Pd., Ketua Jurusan Sejarah yang telah

memberikan izin penelitian

4. Dr. Cahyo Budi Utomo, M.Pd., Penguji Utama yang telah memberikan

bimbingan, arahan, motivasi dan saran kepada penulis selama penyusunan

skripsi

5. Dr. YYFR. Sunarjan, M.S., Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, arahan, motivasi dan saran kepada penulis selama penyusunan

skripsi.

Page 9: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

ix

6. Atno, S.Pd., M.Pd., Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,

arahan, motivasi, dan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi.

7. Bapak dan Ibu dosen Sejarah, terima kasih atas waktu dan kesempatan

untuk dapat berdiskusi bersama.

8. Sukardi, S.Pd., Staf Tata Usaha Jurusan Sejarah yang telah membantu

mengurus administrasi peneliti selama menempuh studi S1 di jurusan

sejarah.

9. Dra. Nur Azizah, Staf Perpustakaan Jurusan Sejarah yang telah

memberikan izin meminjam buku kepada peneliti selama menempuh studi

S1 di Jurusan Sejarah.

10. Keluarga besar mahasiswa jurusan sejarah angkatan 2013 atas kenangan dan

kerjasamanya yang tidak mungkin terlupakan.

11. Yulianto Nurul Furqon, M.Pd., Kepala SMA Negeri 4 Pekalongan yang

telah memberikan izin penelitian.

12. Habib Toyib, S.Pd., Guru Sejarah kelas XI SMA Negeri 4 Pekalongan yang

telah membantu terlaksananya penelitian.

13. Peserta didik kelas XI IPA 3 SMA Negeri 4 Pekalongan tahun ajaran 2016/

2017 yang telah membantu terlaksananya penelitian.

14. Bapak, Ibu, dan saudara-saudaraku terima kasih atas segala dukungan, doa,

dan semangat.

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis

pada khususnya dan para pembaca sekalian.

Semarang, 20 September 2017

Penulis

Page 10: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................... iii

PERNYATAAN ......................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ v

PRAKATA ................................................................................................. vi

SARI ........................................................................................................... viii

ABSTRACT ............................................................................................... x

DAFTAR ISI .............................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8

E. Batasan Istilah ............................................................................. 9

BAB II LANDASAN TEORI

A. Penelitian yang Relevan ............................................................ 13

B. Kajian Pustaka ........................................................................... 16

1. Monumen 3 Oktober .................................................... 16

2. Belajar .......................................................................... 20

3. Pembelajaran Sejarah ................................................... 21

4. Sumber Belajar Sejarah ................................................ 23

5. Pemanfaatan Sumber Belajar ....................................... 26

C. Kerangka Berpikir ...................................................................... 28

Page 11: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

xi

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ................................................................. 30

B. Latar Penelitian .......................................................................... 31

C. Fokus Penelitian ........................................................................ 31

D. Sumber Data .............................................................................. 32

1. Sumber Data Primer ..................................................... 32

2. Sumber Data Sekunder ................................................. 33

E. Alat dan Teknik Pengumpulan Data ......................................... 34

1. Observasi ..................................................................... 34

2. Wawancara .................................................................. 35

3. Dokumentasi ................................................................ 37

F. Uji Validitas Data ....................................................................... 37

G. Teknik Analisis Data ............................................................. .... 41

H. Prosedur Penelitian ................................................................ .... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ........................................................................... 45

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................... 45

a. Kota Pekalongan .................................................... 45

b. SMA Negeri 4 Pekalongan .................................... 48

c. Monumen 3 Oktober 1945 ............................... ..... 54

2. Proses Pembelajaran Sejarah ....................................... 56

3. Pemanfaatan Monumen 3 Oktober 1945 ..................... 64

4. Kendala Pemanfaatan Monumen ........................... ..... 71

B. Pembahasan ................................................................................ 74

1. Proses Pembelajaran Sejarah ....................................... 74

2. Pemanfaatan Monumen 3 Oktober 1945 ...................... 79

3. Kendala Pemanfaatan Monumen ................................. 82

Page 12: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

xii

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ..................................................................................... 86

B. Saran ........................................................................................... 88

Daftar Pustaka ........................................................................................... 90

Lampiran .................................................................................................. 93

Page 13: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................ 29

Gambar 3.1 Triangulasi Sumber Pengumpulan Data 1 .................................... 39

Gambar 3.2 Triangulasi Sumber Pengumpulan Data 2 .................................... 40

Gambar 3.3 Triangulasi Sumber Pengumpulan Data 3 .................................... 40

Gambar 3.4 Komponen Analisis Data .............................................................. 42

Page 14: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Tenaga Pendidik SMAN 4 Pekalongan ........................................ 94

2. Tenaga Kependidikan ..................................................................... 98

3. Hasil Observasi Pembelajaran Sejarah ........................................... 99

4. Silabus ............................................................................................ 105

5. RPP ................................................................................................. 112

6. Materi Pembelajaran ...................................................................... 118

7. Glosarium ...................................................................................... . 133

8. Pedoman Wawancara dengan Guru ............................................... 134

9. Pedoman Wawancara dengan Siswa .............................................. 138

10. Transkip Wawancara dengan Guru ......................................... ....... 142

11. Transkip Wawancara dengan Siswa................................................ 151

12. Jadwal Guru Sejarah ...................................................................... 168

13. Daftar Peserta didik kelas XI IPA 3 .............................................. . 169

14. Foto Penelitian ................................................................................ 171

15. Surat Keterangan Penelitian ........................................................... 175

Page 15: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan seseorang, baik dilingkungan keluarga, sekolah ataupun

masyarakat. Pendidikan berlangsung seumur hidup manusia, hal tersebut

berarti bahwa pendidikan di mulai sejak manusia lahir hingga tutup usia

sepanjang manusia itu mampu menerima pengaruh dan mengembangkan

dirinya. Umaedi, dkk (2009: 1.3) menjelaskan bahwa salah satu tujuan

pendidikan pada gilirannya adalah menyiapkan individu untuk dapat

beradaptasi/ menyesuaikan diri atau memenuhi tuntutan-tuntutan sesuai

wilayah tertentu (nasional, regional maupun global) yang senantiasa berubah.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi

untuk (1) Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa; dan (2) Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pembelajaran sejarah merupakan wadah yang tepat dalam upaya

membentuk watak dan peradaban bangsa serta menjunjung tinggi nilai-nilai

luhur yang ada pada diri Bangsa Indonesia sesuai dengan fungsi nasional

Page 16: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

2

pendidikan yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003 di atas. Kochhar (2008: 28) menjelaskan bahwa

sejarah perlu diajarkan untuk mengembangkan pemahaman tentang diri

sendiri. Pemahaman yang benar akan nilai-nilai yang terkandung dalam diri

bangsa Indonesia akan menjadi bekal bagi siswa dalam menghadapi

kehidupan bermasyarakat kelak. Sejarah perlu diajarkan untuk mendorong

siswa agar lebih memiliki visi hidup kedepan dan bagaimana cara mereka

untuk mencapainya (Kochhar, 2008: 35). Kartodirjo (1993: 50) juga

menjelaskan bahwa bangsa yang tidak mengenal sejarahnya dapat diibaratkan

dengan seseorang yang telah kehilangan memorinya, orang yang pikun atau

sakit jiwa. Oleh karena itu, sejarah perlu diajarkan di sekolah agar siswa

mengetahui sejarah bangsanya sehingga tidak lupa atau pikun dengan jati diri

bangsanya sendiri.

Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006, pendidikan sejarah

memiliki lima tujuan, yaitu mampu: (1) Membangun kesadaran peserta didik

tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari

masa lampau, masa kini dan masa depan; (2) Melatih daya kritis peserta didik

untuk memahami fakta sejarah dengan didasarkan pada pedekatan ilmiah dan

metodologi keilmuan; (3) Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan pada

peserta didik terhadap proses tumbuhnya bangsa Indonesia pada masa

lampau; (4) Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses

tumbuhnya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang; dan (5)

Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa

Page 17: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

3

Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat

diimplementasikan dalam berbagai kehidupan baik nasional maupun

internasional.

Pendidikan sejarah memberikan pengertian kepada masyarakat tentang

makna yang terkandung di dalam peristiwa yang telah lampau. Pendidikan

sejarah yang dilaksanakan berdasarkan pemahaman dan kearifan dapat

membantu mewujudkan generasi yang sadar sejarah dan bijaksana dalam

menggapi masa lampau agar dapat menata masa depan secara lebih baik.

Oleh karena itu, pendidikan sejarah memiliki peranan yang sangat penting

dalam membentuk kepribadian suatu bangsa.

Sejarah merupakan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa

lampau yang menyangkut kehidupan umat manusia. Sejarah memberikan

informasi kepada kita tentang kejayaan dari suatu kebudayaan pada masa

lampau. Sejarah sendiri memiliki tiga sifat yaitu: (1) Abadi; (2) Unik: dan (3)

Penting. Peristiwa sejarah dikatakan abadi karena tidak berubah-ubah dan

tetap dikenang sepanjang masa, peristiwa sejarah dikatakan unik karena

hanya terjadi satu kali dalam masanya dan tidak pernah terulang sama persis

untuk kedua kalinya, sedangkan peristiwa sejarah dikatakan penting karena

mempunyai arti dalam menentukan kehidupan orang banyak (Kuntowijoyo,

1995: 60). Peristiwa sejarah yang telah terjadi akan lenyap dan yang

tertinggal hanyalah jejak-jejak dari peristiwa yang kemudian dijadikan

sumber dalam menyusun sejarah yang sering disebut peninggalan sejarah.

Page 18: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

4

Salah satu jejak-jejak dari peristiwa sejarah terdapat di Kota

Pekalongan, yaitu: Monumen Perjuangan 3 Oktober 1945. Monumen tersebut

terletak di Jalan Imam Bonjol, Bendan Pekalongan (kawasan THR). Dahulu

dibangunnya monumen tersebut dilatarbelakangi oleh perundingan 3 Oktober

1945 yang dilakukan oleh delegasi Pekalongan dengan delegasi Jepang di

markas Kempetei yang sekarang markas tersebut telah berganti menjadi

sebuah masjid yang dikenal dengan nama masjid As-Syuhada’. Perundingan

3 Oktober 1945 yang dilaksanakan di markas Kempetei tersebut merupakan

bentuk usaha masyarakat Pekalongan dalam mempertahankan kemerdekaan

Republik Indonesia yang telah di proklamasikan oleh Ir. Soekarno dan Moh.

Hatta.

Perundingan 3 Oktober 1945 termasuk dalam sejarah lokal, karena

peristiwanya hanya terjadi di Pekalongan. Menurut Widja (1991: 13) Sejarah

Lokal dapat dikatakan sebagai suatu bentuk penulisan sejarah dalam ruang

lingkup yang terbatas yang meliputi suatu lokalitas. Keterbatasan lingkup ini

biasanya dikaitkan dengan unsur wilayah (unsur spatial). Di Indonesia

Sejarah Lokal biasa disebut pula sebagai sejarah daerah, namun tidak jarang

yang mengklaim bahwa Sejarah Lokal tidak sama dengan sejarah daerah.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa sejarah lokal adalah sejarah daerah yang ruang

lingkunpnya terbatas, seperti pada peristiwa 3 Oktober 1945 yang merupakan

sejarah daerah kota Pekalongan, sehingga peristiwa tersebut tidak ada di kota

lain. Jikapun ada di kota lain terdapat peristiwa yang serupa, maka tempat,

Page 19: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

5

tokoh dan alur cerita peristiwanya akan berbeda, tidak akan sama persis

dengan yang terjadi di Pekalongan.

Meskipun peristiwa 3 Oktober 1945 hanya sebatas sejarah lokal. Akan

tetapi, materinya relevan dengan salah satu materi sejarah dalam kurikulum

2013 pada Kompetensi Dasar 3.10 yaitu: Menganalisis Strategi dan Bentuk

Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Upaya Mempertahankan Kemerdekaan

dari Ancaman Sekutu dan Belanda. Materi ini didalam kurikulum 2013

diajarkan pada Sejarah Peminatan kelas XI SMA dan Sejarah Umum kelas XI

SMK. Pada masa mempertahankan kemerdekaan setelah proklamasi di

bacakan oleh Ir. Soekarno dan Moh. Hatta, rakyat Indonesia melakukan

berbagai macam cara agar sekutu maupun Belanda kembali ke negaranya dan

meyerahkan kekuasaan sepenuhnya kepada Indonesia. Rakyat Indonesia tidak

terkecuali dengan rakyat di Pekalongan juga ikut andil melakukan perjuangan

melalui cara diplomasi atau perundingan, meskipun masih ada cara lain yaitu

dengan menggunakan perlawanan fisik dengan senjata, namun rakyat

Pekalongan lebih memilih cara damai dengan melakukan perundingan dengan

delegasi Jepang.

Oleh karena itu, sudah seharusya jika peristiwa tersebut perlu untuk

diajarkan kepada siswa karena dapat memberikan wawasan tentang sejarah

lokal yang ada didaerahnya sehingga sejarah lokal tersebut tidak hilang

karena generasi mudanya tidak memahami peristiwa sejarah lokal tersebut.

Selain itu, monumen dari peristiwa tersebut juga dapat dimanfaatkan sebagai

sumber belajar sejarah, seperti yang dikemukakan oleh Arif Dihamzah

Page 20: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

6

(sejarawan Kota Pekalongan) dalam kunjungannya bersama Kesbang

Polinmas Kota Pekalongan ke SMP/ MTS dan SMA/ SMK/ MA yang ada di

kota Pekalongan bahwa sekolah harus memberikan pengetahuan tentang

wawasan kebangsaan kepada siswanya yang dapat di berikan melalui

pelajarah IPS/ Sejarah dan pelajaran PKN. Beliau juga menghimbau kepada

guru- guru IPS/ Sejarah/ PKN agar memanfaatkan bangunan atau benda-

benda dari jejak-jejak peristiwa bersejarah yang ada di Pekalongan. Hal

tersebut perlu dilakukan agar siswa dapat memahami peristiwa sejarah yang

tersirat di dalam suatu bangunan atau benda bersejarah yang ada didaerahnya.

Berdasarkan uraian di atas, menurut peneliti perlu adanya pemanfaatan

benda atau bangunan peninggalan bersejarah supaya nantinya generasi muda

penerus Bangsa Indoesia tidak kehilangan identitas bangsanya dengan

mempelajari sejarah serta dapat memahami peristiwa sejarah yang ada pada

suatu bangunan bersejarah minimal pada lingkup daerahnya terlebih dahulu.

Oleh karena itu, peneliti bermaksud melakukan penelitian yang diberi judul

Pemanfaatan Monumen 3 Oktober 1945 Sebagai Sumber Belajar

Sejarah Pada Siswa SMA Negeri 4 Pekalongan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang sebagaimana yang telah dipaparkan diatas,

maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah proses pembelajaran sejarah di SMA Negeri 4

Pekalongan?

Page 21: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

7

2. Bagaimanakah pemanfaatan Monumen 3 Oktober 1945 sebagai sumber

belajar di SMA Negeri 4 Pekalongan?

3. Apa saja kendala yang dihadapi oleh guru dan siswa dalam pemanfaatan

Monumen 3 Oktober 1945 sebagai sumber belajar di SMA Negeri 4

Pekalongan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai

pada penelitian ini yaitu:

1. Mengetahui proses pembelajaran sejarah di SMA Negeri 4 Pekalongan

2. Mengetahui pemanfaatan Monumen 3 Oktober 1945 sebagai sumber

belajar di SMA Negeri 4 Pekalongan

3. Mengetahui kendala apa saja yang dihadapi oleh guru dan siswa dalam

pemanfaatan Monumen 3 Oktober 1945 sebagai sumber belajar di SMA

Negeri 4 Pekalongan

D. Manfaat Penellitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan

dapat bermanfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi

khasanah ilmu, khususnya bagi Jurusan Sejarah serta Arkeologi

dalam memberikan informasi mengenai peninggalan masa lampau yang

Page 22: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

8

berada di Pekalongan dan memberikan informasi tentang pentingnya

pemanfaatan sumber belajar sejarah guna mencapai tujuan pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi :

a. Siswa

1) Agar siswa lebih tertarik untuk belajar sejarah dan mudah dalam

pemahaman materi pelajaran sejarah karena dikaitkan dengan

sejarah lokal di daerahnya.

2) Agar siswa memilki wawasan sejarah lokal yang ada di daerahnya.

3) Agar siswa memahami arti penting pembelajaran sejarah lokal di

sekolah terutama sejarah dan peninggalan-peninggalan bersejarah

di sekitar wilayah Kota Pekalongan.

b. Guru

1) Mendorong guru untuk mengembangkan kreatifitas dalam

memanfaatkan Monumen 3 Oktober 1945 di Pekalongan sebagai

sumber belajar bagi siswa SMA/ SMK/ MA yang menarik.

2) Menambah referensi bahan materi pada pokok bahasan usaha

mempertahankan Kemerdekaan di daerah. Sehingga sejarah lokal

yang ada di Pekalongan dapat tersampaikan kepada siswa.

3) Guru dapat memanfaatkan peristiwa yang melatarbelakangi

dibangunya Monumen 3 Oktober 1945 di Pekalongan sebagai

materi bahan ajar untuk disampaikan kepada siswa.

Page 23: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

9

c. Masyarakat

Melalui penelitian ini masyarakat diharapkan dapat

mengetahui peninggalan masa lampau di Kota Pekalongan yang

belum di publikasikan serta menjadikan masyarakat memahami

sejarah lokal di daerahnya.

d. Pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tolak ukur

untuk membuat kebijakan mengenai peninggalan sejarah, supaya

sejarah lokal khususnya di Kota Pekalongan dapat diketahui

masyarakat serta dijadikan sebagai sumber belajar bagi setiap

sekolah.

e. Peneliti

1) Memberikan pengalaman kepada peneliti untuk mengembangkan

bahan ajar yang kemudian selanjutnya dapat diterapkan oleh

peneliti saat menjadi guru.

2) Memberikan masukan tentang pengembangan bahan ajar yang

ideal.

E. Batasan Istilah

Peneliti menggunakan batasan istilah untuk membatasi permasalahan

supaya data yang diperoleh sesuai dengan fokus penelitian, menghindari bias

Page 24: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

10

pengertian, dan memudahkan pembaca dalam memahami hasil penelitian.

Adapun batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Pemanfaatan

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyebutkan,

pemanfaatan dapat diartikan sebagai proses, cara, perbuatan yang

memanfaatkan (KBBI, 2005: 626). Berdasarkan pengartian diatas

pemanfaatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah memanfaatkan

peninggalan dari perisitiwa sejarah yang terdapat di Kota Pekalongan

yang digunakan sebagai sumber belajar mata pelajaran sejarah di

SMA Negeri 4 Pekalongan.

2. Sumber belajar

Sumber belajar (learning resource) ditetapkan sebagai informasi

yang disajikan dan disimpan dalam bentuk media yang dapat membantu

siswa dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum (Majid, 2007:

170). Sumber belajar dapat dirumuskan sebagai gejala sesuatu yang dapat

memberikan kemudahan belajar, sehingga diperoleh sejumlah informasi,

pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang diperlukan (Mulyasa,

2006: 177).

Menurut AECT dan Banks (dalam Komalasari, 2010: 108)

sumber pelajaran adalah segala sesuatu atau daya yang dapat

dimanfaatkan guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan

untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan

efektivitas dan efesiensi tujuan pembelajaran. Sumber belajar yang

Page 25: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

11

dimaksudkan dalam penelitian ini adalah Monumen 3 Oktober 1945 di

Pekalongan.

3. Sejarah Lokal

Sejarah Lokal dapat dikatakan sebagai suatu bentuk penulisan

sejarah dalam ruang lingkup yang terbatas yang meliputi suatu lokalitas

(Widja, 1991: 13). Keterbatasan lingkup ini biasanya dikaitkan dengan

unsur wilayah (unsur spatial). Di Indonesia Sejarah Lokal bisa disebut

pula sebagai sejarah daerah, namun tidak jarang yang mengklaim bahwa

Sejarah Lokal tidak sama dengan sejarah daerah.

Wasino (2009: 2) menyatakan bahwa Sejarah Lokal adalah

sejarah yang posisi kewilayahannya dibawah Sejarah Nasional. Sejarah

baru muncul setelah adanya kesadaran sejarah nasinoal, namun demikian

bukan berarti semua sejarah lokal harus memiliki keterkaitan dengan

Sejarah Nasional. Sejarah Lokal bisa mencakup peristiwa-peristiwa yang

memiliki keterkaitan dengan Sejarah Nasional dan peristiwa-peristiwa

khas lokal yang tidak berhubungan dengan peristiwa yang lebih luas

seperti Nasional, Regional dan Internasional. Sejarah Lokal yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah Peristiwa 3 Oktober 1945 yang

hanya terjadi di Pekalongan. Peristiwa tersebut merupakan bentuk usaha

perlawanan masyarakat Pekalongan terhadap Jepang supaya mau

menyerahkan kekuasaannya setelah Kemerdekaan Republik Indonesia di

proklamasikan oleh Soekarno-Hatta.

Page 26: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Penelitian Terdahulu

Sebelum peneliti melakukan penelitian ini, terlebih dahulu peneliti

melakukan kajian terhadap penelitian terdahulu yang dianggap relevan.

Penelitian pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Ali

Afif (2015) dengan judul Benda dan Bangunan Peninggalan Masa Lampau

Sebagai Sumber Belajar Sejarah Pada Siswa SMA Negeri 1 Slawi Tahun

Pelajaran 2014/ 2015. Penelitian ini menggunakan metode penelitian

kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada empat situs-situs

peninggalan sejarah yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar yaitu

Situs Purbakala Semedo, Museum Sekolah Slawi, Makam Amangkurat I,

makam Ki Gede Sebayu. Siswa kelas X-7 SMA Negeri 1 Slawi pernah

melakukan pemanfaatan peninggalan masa lampau salah satunya berupa

Situs Purbakala Semedo. Pemanfaatan situs tersebut dilakukan dengan cara

guru mengkaitkan materi sejarah dengan peninggalan sejarah yang ada di

Kabupaten Tegal. Dalam melakukan proses pemanfaatan sumber belajar

sejarah, siswa-siswi melakukan teknik wawancara, kemudian melakukan

dokumentasi pemanfaatan yang berupa foto maupun rekaman video. Setelah

melakukan pemanfaatan, siswa membuat hasil akhir berupa karya tulis atau

makalah dan slide berupa power point. Penilaian dari proses akhir

pemanfaatan sumber belajar sejarah yang dilakukan oleh siswa-siswi

Page 27: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

13

dimasukkan kedalam penilaian keterampilan. Sumbangsih penelitian ini

terhadap penelitian yang dilakukan peneliti yaitu sebagai penguat alasan

peneliti bahwa situs atau peninggalan hasil peristiwa bersejarah dapat

dimanfaatkan sebagai sumber belajar dengan melalui wawancara terhadap

narasumber terkait dengan peristiwa, dokumentasi berupa foto maupun

rekaman video di situs sejarah tersebut.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Laras Fierera Prista Rahman

(2015) dengan judul Pemanfaatan Situs Astana Gede Sebagai Sumber Belajar

Sejarah Siswa SMA Negeri 1 Kawali Kabupaten Ciamis Tahun Ajaran 2015/

2015. Jenis penelitian ini adalah Penelitian kualitatif deskriptif. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa pemanfaatan Situs Astana Gede yang

dilaksanakan oleh guru sejarah adalah dengan metode lawatan sejarah.

Lawatan sejarah dilakukan dengan mengunjungi objek sejarah secara

langsung yang dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Pengaruh

postitif yang siswa dapatkan dengan penerapan lawatan sejarah mampu

membuat siswa lebih tertarik terhadap pembelajaran sejarah dan menambah

pengetahuan secara lebih mendalam. Sumbangsih penelitian ini terhadap

penelitian yang dilakukan peneliti yaitu sebagai penguat analisis peneliti

bahwa pemanfaatan situs bersejarah dengan teknik lawatan sejarah mampu

menjadikan siswa lebih tertarik dalam pembelajaran sejarah yang selama ini

dianggap membosankan karena guru sejarah masih menggunakan metode

konvensional dengan ceramah dan terpaku pada buku teks.

Page 28: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

14

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Qudsiyati Ika Muriana (2015)

dengan judul Pemanfaatan Situs Semedo Sebagai Sumber Belajar Sejarah

Siswa SMA Negeri 1 Pangkah dan SMA Negeri 2 Slawi Kabupaten Tegal

Tahun Pelajaran 2014/ 2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif

deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemanfaatan Situs

Semedo yang dilaksanakan guru sejarah SMA Negeri 1 Pangkah dan SMA

Negeri 2 Slawi dengan metode lawatan sejarah berpengaruh positif. Selain

menambah pengetahuan, siswa juga lebih tertarik terhadap pembelajaran

sejarah. Lawatan sejarah yang dilakukan di Situs Semedo dengan membawa

siswanya yaitu SMA Negeri 1 Pangkah kelas X.A dan SMA Negeri 2 Slawi

X IPA 4. Sumbangsih penelitian ini terhadap penelitian yang dilakukan

peneliti yaitu sebagai penguat alasan peneliti bahwa pemanfaatan situs sejarah

sebagai sumber belajar dengan menggunakan metode lawatan sejarah lebih

menarik siswa terhadap pembelajaran sejarah serta menambah wawasan

pengetahuan siswa tentang hasil penemuan yang ada di Situs Semedo seperti:

artefak atau hasil alat-alat kebudayaan, fosil hewan purba yang ada darat

maupun yang ada perairan, dan penemuan fosil manusia purba jenis Homo

Erectus.

Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Redita Ventyasari (2015)

dengan judul Pemanfaatan Museum Trinil Sebagai sumber Belajar Sejarah

Bagi Siswa SMA di Kabupaten Madiun Kabupaten Jawa Timur Tahun

Ajaran 2014/ 2015. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Hasil

dari penelitian ini guru sejarah SMA Negeri 3 madiun dan SMA Negeri

Page 29: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

15

5 Madiun berpendapat Museum Trinil dapat dimanfaatkan sebagai sumber

belajar dan media pembelajaran. Siswa antusias untuk mengikuti pelajaran

sejarah dengan memanfaatkan Museum Trinil, sehingga mereka dapat

mengetahui cara merawat situs agar tetap eksis. Namun, adanya kendala-

kendala yang dialami ketika memanfaatkan Museum Trinil sebagai sumber

dan media pembelajaran membuat proses belajar berjalan kurang maksimal.

Upaya guru mengatasi kendala yang dialami pada saat pelaksanaan

pembelajaran yaitu dengan cara memberikan bekal panduan pemahaman

pada siswa sebelum mengunjungi Museum Trinil. Sumbangsih penelitian ini

terhadap penelitian yang dilakukan peneliti yaitu peneliti dapat belajar cara

mengendalikan kendala-kendala apa saja yang dihadapi ketika melakukan

pemanfaatan situs sejarah sebagai sumber belajar.

Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Dedy Cahyo Nugroho (2015)

dengan judul Pemanfaatan Sejarah Pabrik Gula Rendeng Sebagai Sumber

Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Bae Kudus

Tahun 2014/ 2015. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif.

Hasil dari penelitian mengungkapkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran

sejarah sudah cukup baik saat peneliti melakukan observasi. Penggunaan

model- model pembelajaran yang dilakukan guru sejarah sudah

bervariatif. Pembelajaran juga dilakukan dengan memanfaatkan bangunan

Pabrik Gula Rendeng yang berada di sekitar Kota Kudus. Pembelajaran di

Pabrik Gula Rendeng dilaksanakan pada saat semester 1 yaitu pada materi

Dominasi Pemerintah Kolonial Belanda di Indonesia yang di dalamnya

Page 30: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

16

terdapat materi Tanam Paksa yang dilakukan oleh Gubernur Jendral Van Den

Bosch pada tahun 1830. Hasil dari pembelajaran yang dilakukan guru sejarah

di Pabrik Gula Rendeng yaitu pembelajaran menjadi lebih menyenangkan

karena siswa dapat melihat langsung peninggalan dari sistem Tanam Paksa

yang pernah dilakukan pemerintah Kolonial Belanda. Hal ini juga dapat

mengurangi rasa jenuh pada saat proses kegiatan belajar mengajar di dalam

kelas dan model pembelajaran seperti ini mampu menumbuhkan minat

belajar bagi siswa. Sumbangsih penelitian ini terhadap penelitian yang

dilakukan peneliti yaitu peneliti mendapatkan referensi metode yang dapat

digunakan untuk pemanfaatan situs sejarah sebagai sumber sejarah yaitu bisa

dengan menggunakan metode belajar di luar kelas atau dengan kata lain

melaksanakan proses belajar mengajar langsung di area situs sejarah yang

akan dimanfaatkan sebagai sumber belajar.

B. Kajian Pustaka

1. Monumen 3 Oktober 1945

Dibangunnya monumen 3 Oktober 1945 dilatar belakangi oleh

peristiwa lokal mempertahankan kemerdekaan yang dilakukan oleh

masyarakat Pekalongan. Proklamasi yang telah dibacakan oleh Ir.

Soekarno dan Moh. Hatta di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945 tidak

dengan cepat tersiar didaerah-daerah seperti yang terjadi di Kota

Pekalongan. Pemerintah jepang yang kalah perang melawan sekutu

dengan sengaja merahasiakan berita tersebut dari masyarakat

Page 31: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

17

Pekalongan, sehingga suasana di Kota Pekalongan tenang-tenang saja

pasca di proklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia.

Baru 2 hari setelah proklamasi, datang seorang kurier dari Jakarta

bernama Suprapto yaitu karyawan Sendenbu yang mengabarkan kepada

masyarakat Pekalongan bahwa Bung Karno dan Bung Hatta atas nama

Bangsa Indonesia telah memproklamasikan Kemerdekaan Republik

Indonesia. Pemuda Suprapto kemudian juga berpesan kepada angkatan

muda supaya berita ini cepat disebar luaskan keseluruh pelosok daerah

akan tetapi, tetap bersikap waspada dalam menghadapi segala

kemungkinan yang terjadi (Oetaya, 1997: 5)

Pasca tersebarnya berita proklamasi yang dibawa Suprapto

Masyarakat Pekalongan dimana-mana berkerumun memperbincangkan

proklamasi. Di kampung-kampung, di jalan, di kantor-kantor , di pasar,

dimana saja rakyat secara spontan bergembira ria. Semangat proklamasi ,

semangat kemerdekaan benar-benar menjiwai masyarakat Pekalongan.

Rasa takut kepada Jepang tidak ada lagi. Jalan-jalan menjadi ramai

dipadati pemuda-pemuda yang lalu lalang dengan gaya patriot

kemerdekaan memakai lencana merah putih dari kain yang kemudian

dengan serentak diikuti oleh masyarakat Pekalongan yang lainnya.

(Oetaya, 1997: 5)

Sebaliknya di Markas Kempetai pihak Jepang tetap bungkam.

Meskipun ada rasa gelisah dan kebingungan pada diri mereka. Barulah

pada tanggal 22 Agustus 1945 di Kantor Syuchookan Jepang

Page 32: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

18

mengumumkan bahwa Sekutu akan datang tetapi, tanpa menyinggung

Proklamasi Indonesia yang telah dibacakan oleh Bung Karno dan Bung

Hatta. Apalagi membicarakan penyerahan senjata dan kewenangan

pemerintahan kepada masyarakat Pekalongan (Oetaya, 1997: 12)

Melihat situasi di Pekalongan semakin panas, pihak Jepang tidak

menolak pada saat masyarakat Pekalongan meminta agar diadakannya

perundingan. Perundingan yang semula ditetapkan pada tanggal 1

Oktober 1945 pukul 10.00 WIB di Kantor Syuchookan, kemudian secara

mendadak atas permintaan pihak Jepang diundur selama dua hari. Hal

tersebut dikarenakan menningkatnya situasi di Semarang. Usulan

pengunduran ini kemudian dirundingkan bersama oleh masyarakat

Pekalongan di rumah Mr. Besar dengan angkatan muda yang akhirnya

ditentukan bahwa: (1) Perundingan ditetapkan tanggal 3 Oktober 1945

pukul 10.00 WIB, bertempat di markas Kempetai; (2) Para anggota

delegasi Indonesia terdiri dari Mr. Besar dan anggota eksekutif K.N.I.;

dan (3) Ketua delegasi ditetapkan dr. Sumbaji.

Sedangkan dari pihak Indonesia mengajukan juga tiga tuntutan

yang terdiri dari: (1) Pemindahan kekuasaan dari Jepang kepada pihak

Pekalongan dilaksanakan dengan damai dan secepatnya; (2) Diserahkan

semua senjata yang ada di tangan Jepang baik yang ada di Kempetai,

Keibitai maupun yang di tangan Jepang Sakura kepada Pihak

Pekalongan; dan (3) Memberikan jaminan kepada pihak Jepang bahwa

mereka akan di lindungi, di perlakukan dengan baik dan di kumpulkan

Page 33: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

19

menjadi satu di markas Keibitai (Sekarang Kantor Pemda Kodya

Pekalongan) (Oetaya, 1997: 14).

Tanggal 3 Oktober 1945 tepat pukul 10.00 WIB perundingan

dimulai. Meja disusun menjadi bentuk leter U. Pihak Jepang duduk

dalam satu baris menghadap ke barat yang terdiri dari: (1) Tokonami

(Syuchokan); (2) Kawabata (Kempetaicho); (3) Hayashi (Staf Kempetai)

; dan (5) Horizumi (Penterjemah), sedangkan di pihak Pekalongan duduk

dalam dua baris. Di sebelah utara terdiri dari: (1) Mr. Besar; (2) dr.

Sumbaji; dan (3) dr. Ma’as. Di sebelah selatan terdiri dari: (1) R.

Suprapto; (2) A. Kadir Bakri; dan (3) Jauhar Arifin. Anggota Eksekutif

K.N.I. yakni; (1) Kromo Lawe; dan (2) Ky. H. Mohammad Ilyas namun

sampai perundingan dimulai ternyata tidak hadir (Oetaya, 1997: 14).

Perundingan yang awalnya berlangsung khidmat seketika berubah

menjadi kekacauan saat Rahayu dan Bismo dengan luar biasa masuk

halaman menancapkan Sang Saka diatas atap markas Kempetai dalam

rangka mengobarkan semangat rakyat. Hal tersebut menjadikan tentara

Jepang marah dan menembakkan senjata ke atas sebagai peringatan.

Perundingan 3 Oktober 1945 seketika berubah menjadi peristiwa

berdarah di Pekalongan yang membuat gugur 37 orang dan cacat

permanen 12 orang.

Usaha menghargai jasa pahlawan yang telah gugur dalam

peristiwa berdarah tersebut kemudian dibuatkan sebuah Monumen oleh

masyarakat Pekalongan sebagai tanda kebesaran perjuangan yang telah

Page 34: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

20

dilakukan para pejuang yang ikut andil mengambilalih kekuasan dari

Jepang di Pekalongan. Monumen yang dibuat tersebut kemudian diberi

nama Monumen Perjuangan 3 Oktober 1945 sesuai tanggal terjadinya

peristiwa berdarah di Pekalongan. Monumen Perjuangan 3 Oktober 1945

di Pekalongan tersebut semula berada di halaman depan bekas Markas

Kempetai dan masuk dalam lingkup situs sejarahnya. Namun, karena

berbagai faktor menyebabkan letak monumen berubah beberapa kali, dan

letak yang terakhir berada di bekas Kebon Rojo, tempat dimana dulu

masyarakat Pekalongan menyaksikan dan menjadi korban keganasan

Jepang dalam Peristiwa 3 Oktober 1945 di Pekalongan (Oetaya, 1997:

22)

2. Belajar

Menurut pandangan Skinner (dalam Dimyati dan Mujiono, 2009:

9) bahwa belajar adalah suatu perilaku pada saat orang belajar, maka

responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka

responnya menurun. Menurut Gagne (dalam Dimyati dan Mujiono, 2009:

10) belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa

kapabilitas, setelah belajar orang memilki keterampilan, pengetahuan,

sikap dan nilai. Sedangkan menurut Piaget (dalam Dimyati dan Mujiono,

2009: 13) berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu. Sebab

individu melakukan interaksi terus-menerus dengan lingkungan.

Lingkungan tersebut mengalami perubahan. Dengan adanya interaksi

dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang.

Page 35: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

21

Menurut Purwanto (2008: 85);

(1) Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, dimana perubahan

itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada

kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang buruk; (2) Belajar

merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau

pengalaman dalam artian perubahan-perubahan yang di sebabkan oleh

pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar,

seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi; dan

(4) Tingkah laku yang dapat mengalami perubahan menyangkut

beberapa aspek kepribadian,baik fisik maupun psikis, seperti: perubahan

dalam pengertian, pemecahan suatu masalah, keterampilan, kecakapan,

kebiasaan ataupun sikap.

Menurut Syah (2003: 68) Belajar adalah tahapan perubahan

seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses

kognitif. Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang

dimaksud dengan belajar adalah suatu proses yang berkaitan dengan

tingkah laku manusia menuju pada perubahan tingkah laku atau

pengetahuan yang terjadi berdasarkan pengalaman masa lalu atau

lingkungan yang terlibat interaksi tertentu.

3. Pembelajaran Sejarah

Pembelajaran adalah perencanaan atau perancangan (desain)

sebagai upaya untuk membelajarkan siswa (Uno, 2009: 2). Pembelajaran

merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut keaktifan guru dalam

menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan

rencana yang telah diprogramkan (Mulyasa, 2006: 117).

Menurut Briggs (dalam Rifa’i dan Anni, 2012: 157) Pembelajaran

adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi peserta didik

Page 36: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

22

sedemikian rupa sehingga peserta didik itu memperoleh kemudahan.

Menurut Gagne (dalam Rifa’i dan Anni, 2012: 158) Pembelajaran

merupakan serangkaian peristiwa eksternal peserta didik yang dirancang

untuk mendukung proses internal belajar.

Menurut Dunkin dan Biddle (dalam Majid, 2011: 111)

Pembelajaran berada dalam empat variable interaksi, yaitu: (1) Variabel

pertanda (presage variable) berupa pendidik; (2) Variabel konteks

(contex variable) berupa peserta didik; (3) Variabel proses (process

variable); dan (4) variabel produk (product variable).

Pembelajaran sejarah adalah pembelajaran peristiwa sejarah dan

perkembangan masyarakat yang telah terjadi (Agung dan Wahyuni,

2013: 61). Setiap peristiwa atau kegiatan yang dilakukan manusia adalah

sejarah sehingga pembelajaran sejarah adalah pembelajaran tentang

tingkah laku manusia yang telah terjadi. Pembelajaran sejarah merupakan

kajian ilmiah tentang manusia, kesuksesan dan kegagalannya serta

evolusi masyarakat dalam berbagai aspek seperti: ekonomi, sosial,

kultural, seni, keagamaan, dan sebagainya (Kochhar, 2008: 67).

Dilihat dari pengertian diatas maka Kochhar (2008: 50)

merumuskan beberapa hal yang menjadi tujuan utama dalam

pembelajaran sejarah di Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah sebagai

berikut:

(1) Meningkatkan pemahaman terhadap proses perubahan dan

perkembangan yang dilalui umat manusia hingga mampu mencapai

tahap perkembangan yang sekarang ini; (2) Meningkatkan pemahaman

terhadap akar peradaban manusia dan penghargaan terhadap kesatuan

dasar manusia; (3) Menghargai berbagai sumbangan yang diberikan

Page 37: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

23

oleh semua kebudayaan pada peradaban manusia secara keseluruhan;

(4) Memperkokoh pemahaman bahwa interaksi saling menguntungkan

antar-berbagai kebudayaan merupakan faktor yang penting dalam

kemajuan kehidupan manusia; dan (5) Memberikan kemudahan kepada

siswa yang berminat mempelajari sejarah suatu negara dalam kaitannya

dengan sejarah umat manusia secara keseluruhan.

Kochar (2008: 51-54) menjelaskan bahwa pembelajaran sejarah

di Sekolah Menengah Atas (SMA) memiliki beberapa tujuan

instruksional yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

(1) Pengetahuan, berupa; mengingat, mengendali, menunjukkan,

membaca; (2) Pemahaman, berupa; mengklasifikan, menggambarkan,

membandingkan, menjelaskan, membedakan, mengidentifikasi,

menyusun fakta, mendeteksi, menginterpretasikan, menarik kesimpulan;

(3) Pemikiran kritis, berupa; mengidentifikasi, menganalisis,

mengumpulkan, menyelidiki, menyeleksi, menciptakan, menarik,

memberikan, memverifikasi; (4) Keterampilan, berupa;

menggambarkan, menyiapkan; (5) Minat, berupa; mengumpulkan,

menyiapkan, berpartisipasi, mengunjungi, membaca, menulis; dan (6)

Perilaku, berupa; memiliki, menunjukkan, membaca, membangun,

mempraktikkan, bekerja sama, menghargai, percaya.

Dalam pengertian ini berarti kegiatan pembelajaran sejarah adalah

kegiatan pembelajaran yang mempelajari perkembangan masyarakat

yang didalamnya terdapat kegiatan memilih, menetapkan,

mengembangkan metode dan materi untuk mencapai tujuan yang

diharapkan.

4. Sumber Belajar Sejarah

Sumber belajar (learning resource) ditetapkan sebagai informasi

yang disajikan dan disimpan dalam bentuk media yang dapat membantu

siswa dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum (Majid, 2007:

170). Sumber belajar dapat dirumuskan sebagai gejala sesuatu yang dapat

memberikan kemudahan belajar, sehingga diperoleh sejumlah informasi,

Page 38: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

24

pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang diperlukan (Mulyasa,

2006: 177).

Menurut AECT (1997) dan Banks (1990) dalam Komalasari

(2010: 108) Sumber Pelajaran adalah segala sesuatu atau daya yang dapat

dimanfaatkan guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan

untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan

efektivitas dan efesiensi tujuan pembelajaran.

Komponen sumber belajar itu meliputi pesan, orang, bahan,

peralatan, teknik dan lingkungan/ latar.

a. Pesan, adalah ajaran atau informasi yang akan disampaikan oleh

komponen belajar lain yang dapat berupa ide, fakta, ajaran, nilai, dan

data. Dalam sistem persekolahan, maka pesan ini berupa seluruh mata

pelajaran yang disampaikan kepada siswa.

b. Orang adalah manusia yang berperan sebagai pencari, penyimpan,

pengolah dan penyaji pesan. Contohnya: Guru, Dosen, Pustakawan,

Sejarawan, Instruktur, Pelatih Olahraga dan masih banyak lagi,

bahkan termasuk Siswa itu sendiri.

c. Bahan merupakan perangkat lunak (software) yang mengandung

pesan-pesan belajar, yang biasanya disajikan menggunakan peralatan

tertentu. Contohnya: buku teks, modul, transparansi (OHT), kaset

program audio, kaset program video, program slide dan film.

d. Alat adalah perangkat keras (hardware) yang digunakan untuk

menyajikan pesan yang tersimpan dalam bahan. Contohnya: OHP,

Page 39: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

25

tape recorder, video player, proyektor slide, proyektor film dan

komputer.

e. Teknik yaitu prosedur atau langkah-langkah tertentu yang disiapkan

dalam menggunakan bahan, alat, lingkungan dan orang untuk

menyampaikan pesan. Misalnya: demonstrasi, diskusi, praktikum,

pembelajaran mandiri, sistem pendidikan terbuka/ jarak jauh dan

tutorial tatap muka.

f. Latar/ lingkungan adalah situasi di sekitar terjadinya proses belajar

mengajar dimana pembelajar menerima pesan. Lingkungan di

bedakan menjadi dua macam, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan

nonfisik. Contoh lingkungan fisik: gedung sekolah, perpustakaan,

laboratorium, aula, pasar, kebun, bengkel dan pabrik. Contoh

lingkungan nonfisik: tata ruang belajar, ventilasi udara, cuaca dan

kebisingan/ ketenangan lingkungan belajar.

Ditinjau dari tipe atau asal usulnya, AECT dan Banks (dalam

Komalasari, 2010: 109) membedakan sumber belajar menjadi dua, yaitu:

a. Sumber belajar yang dirancang (learning resource by design) yaitu

sumber belajar yang memang sengaja dibuat untuk tujuan

pembelajaran. Sumber belajar semacam ini sering disebut bahan

pembelajaran. Contohnya adalah: buku pelajaran, modul, program

audio, program slide suara dan transparansi (OHT).

b. Sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan

(learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang tidak

Page 40: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

26

secara khusus di rancang untuk keperluan pembelajaran, namun dapat

ditemukan, dipilih dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

Contohnya: pejabat pemerintah, tenaga ahli, pemuka agama,

sejarawan, olahragawan, kebun binatang, waduk, monumen,

museum, film, sawah, surat kabar dan masih banyak lagi lainnya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa monumen

dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Dalam penelitian ini dengan

memanfaatkan komponen orang yaitu guru sejarah, sejarawan dan siswa

sebagai penyampai informasi tetntang pemanfaatan monumen sebagai

sumber belajar sejarah.

5. Pemanfaatan Sumber Belajar

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyebutkan,

pemanfaatan dapat diartikan sebagai proses, cara, perbuatan yang

memanfaatkan (KBBI, 2005: 626). Berdasarkan pengartian diatas

pemanfaatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah memanfaatkan

peninggalan dari peristiwa sejarah yang terdapat di Kota Pekalongan

yang digunakan sebagai sumber belajar mata pelajaran sejarah di SMA

Negeri 4 Pekalongan. Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses

dan sumber untuk belajar. Fungsi pemanfaatan sangat penting karena

membicarakan kaitan antara peserta didik dengan bahan atau sistem

pembelajaran. Pemanfaatan merupakan turunan kata dari kata ‘Manfaat’,

yakni suatu penghadapan tersebut pada umumnya mengarah pada

Page 41: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

27

perolehan atau pemakaian yang hal-hal yang berguna baik di pergunakan

secara langsung maupun tidak langsung agar dapat bermanfaat.

Implementasi pemanfaatan sumber belajar di dalam proses

pembelajaran tercantum dalam kurikulum saat ini bahwa dalam proses

pembelajaran efektif adalah proses pembelajaran yang menggunakan

berbagai sumber belajar (Sanjaya, 2008: 228). Menurut Widja (1989: 62)

pemanfaatan sumber belajar sejarah perlu dimanfaatkan kepada siswa,

baik melalui kegiatan di kelas maupun kegiatan di luar kelas, serta

mengisi kegiatan di waktu-waktu luang. Kegiatan tersebut meliputi

membaca, diskusi, mengkliping dan mempelajari peninggalan sejarah.

Memanfaatkan sumber belajar mengajar akan memudahkan siswa

menangkap cerita sejarah secara benar dan bagi guru secara tidak

langsung terbantu tugasnya dan akan menciptakan kegiatan belajar

mengajar secara efektif. Manfaat penggunaan sumber belajar secara

efektif bagi guru akan membiasakan untuk menguasai materi yang

tersimpan dalam belajar dengan baik sehingga sebelum kegiatan belajar

mengajar guru akan menyiapkannya dengan sebaik-baiknya. Sumber

belajar sejarah yang dipakai guru dapat:

a. Membantu memecahkan masalah yang berkaitan dengan

penggambaran cerita sejarah yang memudahkan siswa memahami

materi pelajaran

b. Membiasakan guru berfikir kritis karena seorang guru dalam

pemanfaatan sumber belajar melibatkan aktivitas.

Page 42: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

28

c. Mendorong dan memanfaatkan berbagai sumber belajar, sehingga

guru akan lebih menguasi materi yang akan diajarkan.

Objek berbagai peninggalan sejarah seperti mata uang kuno, alat

sejarah, alat rumah tangga, relief dan sebagainya merupakan benda hasil

kebudayaan masa lamapu akan sangat menarik jika guru menunjukkan

dlam pelajaran di kelas. Begitu juga dengan model peninggalan sejarah

yang tidak dapat dibawa kedalam kelas sehingga tugas guru adalah

membawa siswa ke museum atau tempat-tempat sejarah lainnya (Kasmadi,

1992: 4).

Dapat disimpulkan bahwa suatu komponen yang sangat penting

dalam proses belajar mengajar adalah sumber belajar. Pemanfaatan sumber

belajar dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Sumber

belajar juga sangat membantu guru dalam peran menyampaikan materi

dengan baik agar siswa bisa memahami materi dengan mudah.

C. Kerangka Berpikir

Kota Pekalongan memiliki warisan benda dan bangunan peninggalan

jejak-jejak peristiwa masa lampau yang dapat dijadikan sebagai sumber

belajar pada pengajaran sejarah, salah satunya yaitu Monumen 3 Oktober

1945. Sumber belajar tersebut mampu memberikan wawasan kepada siswa

yaitu dengan menjadi pemandu materi pembelajaran, memberikan ilustrasi

pada materi pembelajaran, serta memberi informasi mengenai pengetahuan

yang luas.

Page 43: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

29

Pemanfaatan bangunan peninggalan jejak-jejak peristiwa masa lampau

sebagai sumber belajar tersebut perlu diadakan. Karena dengan

memanfaatkan sumber belajar tersebut dengan berbagai cara, seperti

membaca, berdiskusi dan membuat kliping dapat membantu guru dalam

pelaksanaan kegiatan pembelajaran agar terciptanya suatu kondisi yang dapat

mendorong siswa supaya dapat mencapai kompetensi dalam pembelajaran

yang selanjutnya, tujuan pembelajaran sejarah akan tercapai, seperti

memahami fakta secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan

metodologi ilmiah serta menumbuhkan apresiasi dan penghargaan siswa

terhadap peninggalan masa lampau.

Pemanfaatan sumber belajar yang terdapat di lingkungan sekitar

(lokal) dapat menjadikan siswa dapat memahami tentang bangunan

peninggalan jejak-jejak peristiwa masa lampau di daerahnya. Berdasarkan

uraian di atas, maka peneliti memiliki kerangka berpikir yang tepat tentang

Optimalisasi Pemanfaatan Monumen 3 Oktober 1945 sebagai Sumber Belajar

Sejarah Pada Siswa SMA Negeri 4 Pekalongan yang dapat di gambarkan

sebagai berikut:

Page 44: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

30

Gambar 2.1. Kerangka Pikir Peneliti

Proses pembelajaran sejarah

di SMA Negeri 4 Pekalongan

Pemanfatan sumber belajar

sejarah lokal berupa Monumen

3 Oktober 1945 di Pekalongan

Pengenalan bangunan bersejarah

di Pekalongan oleh guru kepada

siswa

Kendala yang dihadapi guru dan siswa

dalam pemanfaatan sejarah lokal Monumen

3 Oktober 1945 sebagai sumber belajar

dalam proses pembelajaran sejarah

Page 45: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

88

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pemanfaatan

Monumen 3 Oktober 1945 di SMA Negeri 4 Pekalongan, maka dapat di

simpulkan sebagai berikut :

1. Pembelajaran di SMA Negeri 4 Pekalongan dapat dikatakan cukup

baik. Karena guru telah melaksanakan serangkaian aktivitas proses

pembelajaran yang terdiri dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan

pembelajaran dan penilaian. Tahap perencanaan guru telah menyusun

beberapa perangkat pembelajaran seperti Silabus, RPP, Prota, Promes,

menyiapkan materi pembelajaran, penggunaan media pembelajaran dan

pemanfaatan sumber belajar. Metode yang di gunakan guru dalam

pembelajaran yaitu cermah bervariasi, dimana guru mengajak siswa

untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran, guru sejarah juga telah

memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di sekolah dengan baik

untuk mendukung terlaksananya proses pembelajaran. Guru sejarah di

SMA Negeri 4 Pekalongan juga telah menggunakan sumber belajar dan

mencantmkannya di RPP guru, namun sumber belajar yang digunakan

masih terbatas pada sumber belajar yang di sediakan dari sekolah.

2. Pemanfaatan Monumen 3 Oktober 1945 di SMA Negeri 4 Pekalongan

telah dilaksanakan namun belum pada tingkatan baik, hal tersebut

disebabkan guru belum mengajak siswanya untuk melaksanakan

Page 46: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

89

pembelajaran di luar sekolah dengan memanfaatkan langsung monumen

sebagai sumber belajar sejarah. Akan tetapi, guru tetap menyampaikan

materi yang berkaitan dengan Monumen 3 Oktober 1945 melalui

sumber buku ada dan internet untuk menambahkan materi yang dirasa

kurang oleh guru.

3. Pemanfaatan monumen sebagai sumber belajar belum belum pada

tingkatan baik di sebabkan adanya kendala yang dihadapi oleh guru dan

siswa. Guru dan siswa berpendapat bahwa pemanfaatan Monumen 3

Oktober 1945 sebenarnya adalah salah satu metode yang kreatif dan

inovatif, karena siswa bisa mengetahui secara langsung letak dan

merasakan langsung suasana pembelajaran di monumen tersebut. Akan

tetapi, guru dan siswa mengalami tiga kendala di dalam pemanfaatan

monumen, yaitu: (1) Kurangnya waktu, karena pembelajaran sejarah

hanya dua jam pelajaran setiap minggunya pada kelas IPA dan tiga jam

pelajaran setiap minggunya pada kelas IPS; (2) Pengawasan guru

terhadap siswa, keterbatasan kemampuan guru dalam melakukan

pengawasan kepada siswanya yang jumlahnya rata-rata 32 siswa untuk

kelas IPA dan 28 siswa untuk kelas IPS. Guru takut jika siswa akan

sulit di kendalikan ketika di luar sekolah; dan (3) Transportasi, letak

sekolah dengan monumen yang cukup jauh menjadikan guru perlu

menyediakan transportasi agar siswanya dapat terkoordinir dengan

baik.

Page 47: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

90

B. Saran

Berdasarkan simpulan dalam penelitian ini, maka peneliti dapat

memberi saran sebagai berikut:

1. Bagi guru sejarah, agar dapat mengembangkan strategi, model dan

metode yang lebih kreatif dan unik dalam proses mengajar, terutama

pada model pembelajaran agar siswa tidak merasa bosan dan

mengantuk dalam mempelajari sejarah terutama yang menyangkut

materi usaha mempertahankan kemerdekaan, guru hendaknya

mampu mengkaitan materi tersebut dengan peristiwa perundingan 3

Oktober 1945 yang juga merupakan usaha mempertahankan

kemerdekaan oleh masyarakat Pekalongan. Sehingga, peristiwa

sejarah yang bersifat lokal tersebut dapat tersampaikan dengan baik

kepada siswa.

2. Bagi Pemerintah daerah, melihat kondisi bangunan bersejarah di

Pekalongan yang dapat dijadikan sumber belajar sejarah kurang

diperhatikan, maka dalam hal ini pemerintah daerah perlu

memperhatikan bangunan bersejarah tersebut. Selain itu, pemerintah

Kota Pekalongan harus lebih intens dalam melakukan sosialisasi ke

sekolah-sekolah SMP dan SMA agar dapat memanfaatkan bangunan

bersejarah sebagai sumber belajar. Pengadaan buku-buku dalam

pelajaran sejarah pada tiap sekolah juga harus diadakan, sebab

mengingat fungsi bangunan bersejarah tersebut dapat membantu

Page 48: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

91

guru dalam proses pembelajaran dan sebagai bentuk pelestarian

bangunan bersejarah yang ada di Kota Pekalongan.

3. Penelitian selanjutnya, penelitian ini masih belum mendalam pada

aspek pemanfaatan bangunan bersejarah yang ada di Pekalongan

sebagai sumber belajar. Terutama pada pemanfaatan monumen

dengan cara datang langsung ke Monumen 3 Oktober 1945 untuk

melaksanakan pembelajaran. Sehingga di sarankan kepada peneliti

selanjutnya untuk lebih mendalam lagi dalam mengkaji bagaimana

strategi yang dilakukan untuk menilai keberhasilan pemanfaatan

monumen di SMA Negeri 4 Pekalongan.

Page 49: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

92

DAFTAR PUSTAKA

Afif, Muhammad A. 2015 ‘Benda dan Bangunan Peninggalan Masa Lampau

Sebagai Sumber Belajar Sejarah Pada Siswa SMA Negeri 1 Slawi Tahun

Pelajaran 2014/2015’. Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial Unnes

Agung S, Leo dan Wahyuni Sri.2013.Perencanaan Pembelajaran Sejarah.

Yogyakarta. Ombak

Ahmad, Tsabit A. 2010’ Strategi Pemanfaatan Museum Sebagai Media

Pembelajaran Pada Materi Zaman Prasejarah ‘. Dalam Jurnal Paramita. No.1. Hal. 105-115.

Atno. 2011’ Efektivitas Media Cd Interaktif Dan Media Vcd Terhadap Hasil

Belajar Sejarah Siswa SMA Negeri Di Banjarnegara Ditinjau Dari Tingkat

Motivasi Belajar’. Dalam Jurnal Paramita. No. 2. Hal. 213-225.

Ba’in. 2011’Nilai-Nilai Pendidikan Pada Pemberontakan Rakyat Sumatera Barat

Pada Awal Tahun 1927’. Dalam Jurnal Paramita. No. 2. Hal. 191-201

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 20 Tahun 2006

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka

Hasibuan.J.J. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Kartodirjo, Sartono. 1993. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Kasmadi, Hartono. 1996. Model- model dalam Pengajaran Sejarah. Semarang:

IKIP Semarag Press.

Kochhar, S.K. 2008. Teaching History. Jakarta: Grasindo.

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual (Konsep dan Aplikasi). Bandung: PT. Refika Aditama

Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang Budaya.

Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar Kompetensi Guru). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Page 50: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

93

Moeleong, Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Mudjiono dan Dimyati. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: PT.Rineka

Cipta.

Mulyasa. 2006. Menjadi Guru Profesional; Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

.............. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Muriana, Qudsiyati I. 2015. ‘Pemanfaatan Situs Semedo Sebagai Sumber Belajar Sejarah Siswa SMA Negeri 1 Pangkah dan SMA Negeri 2 Slawi

Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2014/2015’. Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial Unnes

Nugroho, Dedy C. 2015. ‘Pemanfaatan Sejarah Pabrik Gula Rendeng Sebagai Sumber Belajar Sejarah Siswa Kelas XI Ips 1 SMA Negeri 1 Bae

Kudus Tahun 2014/ 2015’. Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial Unnes

Oetoyo, dkk. 1983. Monumen Perjuangan 3 Oktober ’45 Pekalongan.

Pekalongan : Pemda Pekalongan.

Purwanto, Ngalim. 2008. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Permendiknas. 2016. Silabus Sejarah SMA Umum Kurikulum 2013 revisi 2016.

Jakarta: Kementerian Riset, Teknolgi dan Perguruan Tinggi.

Rifa’i, Achmad dan Anni, Catharina Tri. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang:

Unnes Press.

Rahman, Laras F.P. 2015. ‘Pemanfaatan Situs Astana Gede Sebagai Sumber Belajar Sejarah Siswa SMA Negeri 1 Kawali Kabupaten Ciamis Tahun

Ajaran 2015/2015’. Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial Unnes

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:

Alfabeta

Sunarjan, YYFR. 2017’ The Survival Strategy : Urban Poor Communityto Live

in The BrintikHillGraveyard, Semarang, Indonesia’. Dalam International Journal of Economic Research. No.6. Hal 147-157

Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Page 51: PEMANFAATAN MONUMEN 3 OKTOBER 1945 SEBAGAI SMA …lib.unnes.ac.id/30031/1/3101413008.pdfmenggunakan sumber belajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai pendukung di dalam

94

Tary, Mochammad. 1983. Peristiwa Berdarah 3 Oktober 1945. Pekalongan :

Pemda Pekalongan

Umaedi, dkk. 2009. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Uno, Hamzah. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Ventyasari, Redita. 2015. ‘Pemanfaatan Museum Trinil Sebagai sumber Belajar

Sejarah Bagi Siswa SMA di Kabupaten Madiun Kabupaten Jawa Timur

Tahun Ajaran 2014/ 2015’. Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial Unnes.

Wasino. 2009. Dari Riset Hingga Tulisan Sejarah. Semarang: Unnes Press.

Widja, I Gede.1989. Dasar- dasar Pengembangan Strategi serta Metode Pengajaran Sejarah . Jakarta: DepdikBUD Dirjen Dikti PPLPTK.

............... 1991. Sejarah Lokal Suatu Perspektif dalam Pengajaran Sejarah.Bandung : Angkasa.