pemanfaatan pekarangan rumah petani kangkung …
TRANSCRIPT
PEMANFAATAN PEKARANGAN RUMAH PETANI KANGKUNG DALAM
UPAYA MENAMBAH PENDAPATAN KELUARGA DI DESA LANTA
KECAMATAN LAMBU KABUPATEN BIMA
ADI YANSYAH
105 96 00 412 10
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
PEMANFAATAN PEKARANGAN RUMAH PETANI KANGKUNG DALAM
UPAYA MENAMBAH PENDAPATAN KELUARGA DI DESA LANTA
KECAMATAN LAMBU KABUPATEN BIMA
ADI YANSYAH
105 9600 412 10
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pertanian (S.p)Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
2
3
4
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: “Pemanfaatan
Pekarangan Rumah Petani Kangkung Dalam Upaya Menambah Pendapatan Keluarga Di
Desa Lanta Kecamatan Lambu Kabupaten Bima”adalah benar merupakan hasil karya
yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun.
Semua sumber data informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulisan lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Makassar, April 2015
Adi Yansyah
105 9600 412 10
5
ABSTRAK
Adi Yansyah, 2015. Pemanfaatan Pekarangan Rumah Petani
Kangkung Dalam Upaya Menambah Pendapatan Keluarga Di Desa Lanta
Kecamatan Lambu Kabupaten Bima. Skripsi. Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadyah Makassar. (Pembimbing),
Ratnawati Tahir dan St. Khadijah Y. Hiola.
Penelitian ini adalah Sensus Sampling (Penelitian Observasi) yang
Bertujuan Untuk mengkaji pemanfaatan pekarangan rumah petani kangkung
dalam upaya menambah pendapatan keluarga di Desa Lanta Kecamatan Lambu
Kabupaten Bima. Penelitian ini dilaksanakan satu periode pada tanaman
kangkung. Pengumpulan data dilakukan wawancara dan kuesioner penelitian.
Data yang terkumpul dianalisis secara kualitatif. Hasil analisis data tersebut
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pendapatan petani tanaman kangkung
dari pemanfaatkan pekarangan rumah untuk menambah pendapatan keluarga.
Upaya-upaya yang dilakukan adalah menambah pengetahuan petani dan
keterampilan untuk usaha tani kangkung dalam upaya menambah pendapatan
keluarga. Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh petani tanaman kangkung
untuk meningkatkan pendapatan hasil usaha mereka, mulai dari persiapan lahan
pekarangan rumah, pemilihan bibit kangkung yang unggul, proses perawatan dan
pemupukan, itu semua demi memperoleh peningkatan hasil yang maksimal.
Kata Kunci : Pemanfaatan pekarangan rumah, Tanaman Kangkung dan
Pendapatan keluarga.
6
RIWAYAT HIDUP
Adi Yansyah, lahir di Desa Lanta Kecamatan Lambu
pada Tanggal 10 Juli 1991, Penulis merupakan anak ke
Dua dari Lima bersaudara, buah kasih sayang dari
pasangan Ayahanda Makasau dan Ibunda Masnah.
Penulis menamatkan Pendidikan di SD Negeri No. 2
Lanta pada tahun 2003, pada tahun yang sama
melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri. No. 1 Lambu dan tamat pada tahun
2006, melanjutkan pendidikan di SMA. Negeri No. 1 Lambu tamat tahun 2009.
Kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar
pada Tahun 2010 dengan Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian. Selama menjadi
mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Makassar, Penulis aktif mengikuti
berbagai kegiatan baik di dalam maupun di luar kampus. Selain itu penulis juga
aktif dalam berbagai organisasi internal dan ekstra kampus, seperti IMM (Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah), Organisasi Daerah (ORGANDA) dll. Berkat
lindungan Allah SWT, dan Iringan Do’a kedua orang tua serta Saudara-saudaraku,
juga berkat bimbingan para dosen dan support dari teman-teman seperjuangan,
sehingga dalam mengikuti pendidikan di perguruan tinggi berhasil menyusun
Skripsi yang berjudul: Pemanfaatan Pekarangan Rumah Petani Kangkung Dalam
Upaya Menambah Pendapatan Keluarga Di Desa Lanta Kecamatan Lambu
Kabupaten Bima.
vii
M O T T O
Hidup adalah sebuah perjuangan
Dan perjuangan membutuhkan pengorbanan
Maka, berbuatlah yang lebih baik dari pada hari ini.
orang yang tidak pernah Merasakan pahitnya belajar
pasti dia merasakan pahitnya kebodohan.
Kemenangan kita yang paling besar bukanlah
karena kita tidak pernah jatuh, melainkan karena kita bangkit
setiap kali kita jatuh.
Kupersembahkan karya sederhana ini
kepada Ayahanda, Ibunda, Saudara-saudariku
serta seluruh keluargaku karena berkat doa dan
kerelaan segalanya sehingga dapat mencapai
kesuksesanku.
888
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi ALLAH, Tuhan Pelimpah Cahaya,
Pembuka Penglihatan, Penyingkap Rahasia, dan Penyibak Selubung Tirai, karena
dengan izin-Nya jualah maka skripsi ini dapat diselesaikan, walaupun dalam
bentuk yang sangat sederhana.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa sejak awal sampai selesainya skripsi
ini cukup banyak hambatan, akan tetapi dengan kemauan dan ketekunan penulis
serta berkat uluran tangan dari insan-insan yang telah digerakkan hatinya oleh
sang Khalik untuk memberikan dukungan, bantuan, dan bimbingan, sehingga
segala hambatan dapat penulis atasi. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
penghargaan dan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada mereka yang telah
memberikan andilnya sampai skripsi ini dapat diwujudkan.
Ayahanda terhormat Makasau dan Ibunda tercinta Masnah yang telah
membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang. Harapan dan
cita-cita luhur keduanya senantiasa memotivasi penulis untuk berbuat dan
menambah ilmu, juga memberikan dorongan moral maupun material serta atas
doanya yang tulus buat Ananda. Demikian pula buat kakak- adek-adekku yang
tersayang Nini, Yuliati, dan Nuranjani, Nurmalisah sesungguhnya tiada kata yang
mampu penulis definisikan untuk mengungkapkan rasa terima kasih atas segala
9
pengorbanan dan pengertian yang kalian berikan selama penulis menempuh
pendidikan.
Ibu Dr. Ir. Ratnawati Tahir, M.Si selaku Pembimbing I
Ibu ST. Khadijah Y. Hiola, S.TP, M.Si selaku Pembimbing II,
yang dengan tulus ikhlas meluangkan waktunya memberikan petunjuk,
arahan dan motivasi kepada penulis sejak awal hingga selesainya skripsi ini
Ucapan terima kasih dan penghargaan juga kepada :
1. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd, Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Bapak Ir. H. Saleh Molla, M.M, Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Amruddin, S.Pt, M.Si, Ketua Program Studi Agribisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak-bapak dan Ibu-ibu dosen Program Studi Agribsnis Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu, atas segala bimbingan dan ilmu yang diberikan kepada penulis selama
di bangku kuliah.
5. Terkhusus buat adik- adikku tercinta beserta teman- temanku kanda
Ardiansyah, Rosmiati Ibrahim, St. Hajar, Rafyanti, Gunawan, Sandi, Ibrahim,
Supriadi, Burhan,Kasman, Zainul Arifin saya ucapkan banyak terima kasih
atas perhatian dan bantuannya selama ini.
10
6. Teman-teman organdaku di Himassila yang banyak membantukku dalam
suka dan duka sehingga terselesaikan skripsi saya ucapkan banyak terima
kasih yang sebesar- besarnya.
Terlalu banyak orang yang berjasa dan mempunyai andil kepada penulis
selama menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar, sehingga
tidak akan muat bila dicantumkan dan dituturkan semuanya dalam ruang yang
terbatas ini, kepada mereka semua tanpa terkecuali penulis ucapkan terima kasih
yang teramat dalam dan penghargaan yang setinggi-tingginya.
Akhirnya tak ada gading yang tak retak, tak ada ilmu yang memiliki
kebenaran mutlak, tak ada kekuatan dan kesempurnaan, semuanya hanya milik
Allah SWT, karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
penyempurnaan dan perbaikan skripsi ini senantiasa dinantikan dengan penuh
keterbukaan.
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Makassar, 2015
Penulis
11
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii
HALAMAN KOMISI PENGUJI ....................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................ v
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................vi
MOTTO .............................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... .. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ .4
1.4 Kegunaan Penelitian ................................................................................... 4
BAB II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Nilai Ekonomis Tanaman Kangkung ....................................................... 5
2.2. Pengertian Nilai Ekonomis ....................................................................... 6
2.1.1 Jenis-Jenis Teori Ekonomis ........................................................... 8
xii
2.1.2 Konsep Penting Dalam Pengaturan Sistem Perekonomian
Tanaman Kangkung ....................................................................... 9
2.3. Pengertian Pekarangan ........................................................................... 10
2.4. Klasifikasi Area Pekarangan ................................................................... 12
2.5. Keuntungan Pekarangan Rumah Yang Produktif ................................... 13
2.6. Cara Menerapkan Pekarangan Rumah Yang Efektif .............................. 14
BAB III METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 16
3.2 Pupolasi dan Sampel .............................................................................. 16
3.3 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 16
3.4 Analisis Data .......................................................................................... 17
3.5 Definisi Operasional .............................................................................. 18
3.6 Kerangka Pikir ....................................................................................... 19
BAB IV Gambaran Umun Wilayah Penelitian
4.1 Letak Wilayah ......................................................................................... 21
4.2 Potensi Penggunaan Lahan ..................................................................... 21
4.3 Keadaan Penduduk .................................................................................. 22
4.4 Umur ........................................................................................................ 23
4.5 Tingkat Pendidikan ................................................................................. 24
4.6 Mata Pencaharian .................................................................................... 24
4.7 Sarana dan Prasarana .............................................................................. 25
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Identitas Responden ............................................................................... 27
5.2 Umur ...................................................................................................... 27
5.3 Tingkat Pendidikan .................................................................................. 29
5.4 Pengalaman Berusahatani ........................................................................ 30
1313
5.4.1 Jumlah Tanggungan Keluarga ...................................................... 31
5.5 Luas Lahan .............................................................................................. 33
5.6 Pengetahuan Petani Tentang Peningkatan pemanfaatan perkarangan
rumah dalam upaya menambah pendapatan keluarga.. .......................... 34
5.7 Observasi Keterampilan Petani Dalam Merawat Tanaman Kangkung
dari pemanfaatan pekarangan ruma………………………… ................. 37
5.8 Peningkatan Pendapatan Petani dalam Usaha Tanaman Kangkung
Dari Pemanfaatan Pekarangan Rumah…................................................. 38
5.9 Upaya Petani dalam Meningkatkan Pendapatan Usaha Tanaman
Kangkung dari Pemanfaatan Pekarangan Rumah……………………….43
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ............................................................................................. 48
6.2 Saran ........................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1414
DAFTAR TABEL
No Halaman
Teks
1. Pola Penggunaan Lahan di Desa Lanta, Kecamatan Lambu,
2014………………………………………………………….. 22
2. Penyebaran Penduduk Berdasarkan Tingkat Umur dan Jenis
kelamin Di Desa Lanta, Kecamatan Lambu, Kabupaten
Bima, 2014…………………………………………………… 23
3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Desa
Lanta, Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima, 2014…………. 24
4. Mata pencaharian Penduduk di Desa Lanta, Kecamatan
Lambu, Kabupaten Bima, 2014…………………………… 25
5. Sarana dan Prasarana Penduduk di Desa Lanta, Kecamatan
Lambu, Kabupaten Bima, 2014……………………………… 26
6. Klasifikasi Petani Responden Menurut Kelompok Umur di
Desa Lanta Kecamatan Lambu Kabupaten Bima, 2014……... 28
7. Tingkat Pendidikan Petani Responden di Desa Lanta
Kecamatan Lambu Kabupaten Bima, 2014………………….. 29
8. Pengalaman Berusahatani Petani Responden di Desa Lanta
Kecamatan Lambu Kabupaten Bima, 2014………………….. 31
9. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Responden di Desa
Lanta Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima, 2014………….. 32
10.Peningkatan Pendapatan Petani Dalam Usaha Tanaman
Kangkung Dari Pemanfaatan Pekarangan Rumah…………..
1515
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul
1. Konsioner Penelitian.
2. Identitas Petani Responden di Desa LantaKecamatan Lambu Kabupaten
Bima 2014.
3. Rekapitulasi Kuestioner Petani Tanaman Kangkung di Desa Lanta
Kecematan Lambu Kabupaten Bima
4. Dokumentasi.
5. Surat Permohonan Izin Penelitian
6. Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari KESBANG
7. Surat Izin Penelitian dan Survei dari BAPPEDA
8. Surat Keterangan Selesai Penelitian dari Desa
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fenomena yang sering terjadi di Indonesia pada zaman sekarang ini adalah
semakin sempitnya sumber daya lahan karena peruntuhan lahan di alih fungsikan
sehingga lahan untuk budidaya tanaman pertanian berupa tanaman kangkung
semakin berkurang. Pemanfaatan pekarangan rumah merupakan lahan yang
mudah di usahakan oleh seluruh anggota keluarga tetapi fenomena telah
membuktikan bahwa masih banyak rumah tangga petani yang memanfaatkan
pekarangan rumah untuk tanaman kangkung hanya saja masih sebatas untuk
konsumsi anggota keluarga belum diusahakan secara komersial. Kangkung
merupakan sayuran yang cukup banyak peminatnya, Kangkung bisa tumbuh di
dataran rendah maupun dataran tinggi dan dapat dibudidayakan dilahan terbatas
seperti pekarangan.
Pemanfaatan pekarangan rumah yang selama ini hanya ditumbuhi rumput,
yang justru merusak pemandangan sekitar rumah, lebih bermanfaat jika ditanami
kangkung yang tak hanya dapat dijadikan sayuran namun memberikan nilai
keindahan, sehingga lingkungan lebih terlihat asri dan teratur serta hasilnya dapat
dinikmati dalam keadaan segar karena dapat dipanen sesuai kebutuhan.
Pemanfaatan pekarangan rumah yang baik dapat menghasilkan berbagai manfaat
pekarangan rumah yang potensi sebagai tambahan penghasilan Masyarakat Lanta
Kecamatan Lambu Kabupaten Bima dengan memanfaatkan waktu luang yang
tersedia dalam mengatasi kekurangan. Pekarangan adalah areal tanah yang
2
biasanya berdekatan dengan sebuah bangunan. Pekarangan bukan merupakan hal
baru, praktek pemanfaatan demikian sudah lama dilakukan terutama di pedesaan.
Namun demikian, seiring berjalannya waktu kebiasaan tersebut semakin
ditiggalkan, dan banyak pekarangan di pedesaan justru tidak dimanfaatkan,
dibiarkan terlantar dan gersang.
Dengan melihat kondisi objektif bahwa masyarakat tani di Desa Lanta
Kecamatan Lambu Kabupaten Bima tersebut banyak yang memanfaatkan
pekarangan rumah tetapi hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan keluarga saja
dalam arti hanya untuk di konsumsi keluarganya, kesadaran untuk memahami
konsep pengolahan hasil, pemasaran untuk mendapatkan pendapatan yang lebih
besar masih sempit.
Pekarangan merupakan bagian dari pembangunan hutan kota, guna
lingkungan yang nyaman, sehat dan indah, sangat mendukung pembangunan yang
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan (Suistanable Development) karena
pemanfaatan pekarangan merupakan pelestarian ekosistem yang sangat baik. Jika
setiap rumah mempunyai pekarangan yang indah serta terpelihara, sekaligus akan
meningkatkan pembangunan hutan kota yang berbentuk menyebar dengan
struktur yang berstrata akan meningkatkan kualitas lingkungan yang sejuk, sehat
dan indah. Dengan membuat taman pekarangan, ini berarti akan dapat
menyalurkan segala kreatifitas dan kesenangan ataupun hobi semua anggota
keluarga yang melatar belakangi pada umumnya masyarakat didaerah tersebut
memiliki pekarangan yang begitu luas tetapi masih kurang yang memanfaatkan
lahan yang ada. Bertolak belakang dengan kecendrungan di atas, jumlah
3
penduduk akhir-akhir ini terus mengalami peningkatan sehingga kebutuhan bahan
panganpun semakin bertambah. Pemenuhan kebutuhan pangan tersebut banyak
menemui permasalahan, diantaranya adalah fenomena perubahan iklim global
yang berpengaruh pada tingkat produksi dan distribusi bahan pangan,
penyempitan lahan pertanian akibat penggunaan di bidang non pertanian, dan
tingginya tingkat degradasi lahan sehingga menyebabkan berkurangnya hasil
panen. Oleh sebab itu, strategi baru dalam pemenuhan bahan pangan, diantaranya
melalui pemanfaatan lahan pekarangan, perlu dikembangankan. Data statistik
menunjukkan luas lahan pekarangan di Desa Lanta Kecamatan Lambu Kabupaten
Bima saat ini mencapai 717,17 Ha. Apabila dimanfaatkan secara optimal maka
permasalahan perekonomiannya masyarakat tani di desa lanta kecamatan lambu
kabupaten bima bisa memenuhi kebutuhan pangan, dan menambah pendapatan
perekonomian pada masyarakat tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian
adalah:
1. Bagaimana pengetahuan petani tanaman kangkung dari pemanfaatan
pekarangan rumah dalam upaya menambah pendapatan keluarga?
2. Apa saja upaya yang dilakukan petani kangkung untuk menambah pendapatan
keluarga?
4
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan pekarangan rumah untuk
menambah pendapatan keluarga.
2. Untuk mengetahui bagaimana upaya yang dilakukan petani kangkung
pemanfaatan pekarangan rumah untuk mendapatkan pendapatan
keluargan.
1.4 Kegunaan Penelitian
1. penelitian tersebut dapat membantu petani tanaman kangkung untuk
mengetahui bagaimana pemanfaatan pekarangan rumah Untuk menambah
pendapatan keluarga di Desa Lanta Kecamatan Lambu Kabupaten Bima.
2. Penelitian ini sangat bermanfaat bagi penulis karena dapat mengetahui
sejauh mana pengetahuan dan keterampilan petani tanaman kangkung
mengenai pemanfaatan pekarangan rumah dalam upaya menambah
pendapatan keluarga.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Nilai Ekonomis Tanaman Kangkung
Menurut Majid (2012). Nilai Ekonomis Tanaman Kangkung adalah suatu
studi mengenai individu-individu dan masyarakat membuat pilihan, dengan
meningkatkan hasil usaha tani, dengan menggunakan sumber daya yang terbatas
tetapi dapat digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan nilai ekonomis
berbagai tanaman kangkung dan mendistribusikannya untuk kebutuhan konsumsi,
sekarang dan di masa akan datang, kepada berbagai individu dan golongan
masyarakat tani.
Menurut Hernanto (1994), besarnya pendapatan yang akan diperoleh dari
suatu kegiatan usaha tani tergantung dari beberapa faktor yang mempengaruhinya
seperti luas lahan, tingkat produksi, identitas pengusaha, pertanaman, dan efisiensi
penggunaan tenaga kerja. Dalam melakukan kegiatan usaha tani, petani berharap
dapat meningkatkan pendapatannya sehingga kebutuhan hidup sehari-hari dapat
terpenuhi. Harga dan produktivitas merupakan sumber dari faktor ketidakpastian,
sehingga bila harga dan produksi berubah maka pendapatan yang diterima petani
juga berubah.
Sebagian besar lapisan masyarakat mengenal dan menyukai sayuran satu
ini. Kangkung pun mudah dapat di gunakan berbagai macam masakan, mulai dari
tumis kangkung yang memiliki banyak penggemar itu, pecel, sayur bening dan
lain-lain. Sehingga permintaan kangkung cukup besar, bahkan di daerah Lombok
6
kangkung sudah banyak yang dikirim daerah lain seperti Surabaya maupun
Jakarta dan bahkan sudah bisa di ekspor. Dari situ bisa dilihat jika kangkung
memang menjanjikan secara ekonomi.
2.2 Pengertian Nilai Ekonomis
Nilai ekonomis adalah suatu unit kegiatan produksi yang mengolah
sumber-sumber ekonomi atau faktor-faktor produksi untuk menyediakan barang
dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan
memuaskan kebutuhan masyarakat.
Sistem ekonomi pasar keinginan konsumen dicetuskan langsung dipasar
dan merupakan dasar untuk mengalokasikan sumber daya yang terbatas. Jika tren/
kecenderungan konsumen menginginkan lebih banyak kangkung misalnya, maka
para pedagang akan menaikan harga kangkung. Di sisi lain, harga pasar kangkung
yang tinggi akan mendorong para petani untuk mengembangkan hasil produksi
kangkung yang lebih banyak dan bahkan di antara mereka ada yang berani untuk
mempersiapkan modal yang lebih banyak. Akibatnya kemudian, banyak
penawaran melebihi permintaan konsumen sehingga harga akan kembali turun.
Dengan demikian permintaan konsumen akan perlahan-lahan meningkat kembali.
Penyesuaian seperti sering disebut sebagai the invisible hand (tangan yang tidak
terlihat) yang merupakan mekanisme sistem pasar dalam mengarahkan keputusan
ekonomi. Ungkapan yang terkenal diungkapkan oleh Adam Smith dalam bukunya
The Wealth Of Nation pada tahun 1776 (Firdaus, 2012).
7
Di samping itu, dari segi prasarana, dinas juga akan mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Di antaranya permohonan bantuan senilai Rp 5 miliar yang
diajukan dinas pertamina pusat yang diantaranya diberikan dalam bentuk 2 unit
mobil boks dan ruang pendingin. “Masing-masing mobil boks berkapasitas
mengangkut 30 ton kepala dinas pertanian juga akan makin memantapkan
kemasan kangkung yang dikirim agar lebih bernilai ekonomis. Biasanya,
kangkung di pasar lokal dijual Rp 1.500 ikat, namun jika sudah dikemas
diperkirakan mencapai Rp 15 ribu. Untuk mewujudkan target tersebut, pihaknya
akan bekerja sama dengan kelompok tani kangkung yang ada di Kabupaten/Kota.
Dinas dalam hal ini hanya berkapasitas memberi bantuan teknis manajemen dan
modal usaha serta pembinaan. Budidaya kangkung memiliki nilai ekonomis yang
lebih tinggi dibandingkan varietas lainnya. Untuk satu musim tanam, petani
kangkung bias mendapatkan omzet Rp 18-24 juta per hektare. Selain itu,
penyerapan tenaga kerja di usaha ini juga lebih banyak yakni diperkirakan
sebanyak 8-12 orang akan dipekerjakan dalam satu hektare per satu musim tanam.
Nilai ekonomis pembangunan pada tanaman kangkung adalah proses
kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan
adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam
struktur ekonomis suatu negara.
Dalam perkembangan pembangunan ekonomis tak dapat lepas dari
pertumbuhan ekonomis (economic growth): pembangunan ekonomi mendorong
pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar
proses pembangunan ekonomi. Pembangunan di Indnesia tidak diragukan lagi
8
GBHN pun telah memberikan amanat bahwa prioritas pembangunan diletakkan
pada pembangunan di bidang ekonomi dengan titik beratkan pada sektor
pertanian. Pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan produksi
pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri, meningkat ekspor,
meningkat pendapatan petani, memperluas kesempatan kerja, dan mendorong
pemerataan kesempatan berusaha. ( Hayami, Ruttan 1985). Pertumbuhan ekonomi
adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan
dalam bentuk pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami
pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan.
2.2.1 Jenis-jenis Teori Ekonomis
(a). Teori nilai ekonomi
Ekonomi adalah analisis pandangan- pandangan yang menggambarkan
sifat hubungan yangwujud dalam kegiatan ekonomis, dan ramalan tentang
peristiwa yang terjadi apabila suatu keadaan yang mempengaruhinya mengalami
perubahan dan peningkatan nilai ekonomis.
(b) Teori ekonomi deskriptif
Bidang ilmu ekonomi ini adalah analisis ekonomis yang menggamabarkan
keadaan yang sebenarnya wujud dalam perekonomian. Analisis mengenai keadaan
suatu daerah adalah tergolong sebagai ilmu ekonomi deskriptif. Setiap ilmu
pengetahuan bertujuan untuk menganalisis keadaan yang wujud di alam semesta
dan di alam kehidupan manusia.
9
(c). Teori ekonomi terapan
Bidang ini lazim disebut juga sebagai teori kebijakan ekonomis yaitu
cabang ilmu ekonomi yang menelaah tentang kebijakan yang perlu dilaksnakan
untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi.
2.2.2 Konsep Penting Budidaya Tanaman Kangkung
a. Batas kemungkinan produksi (production possibilies fronties), produksi yang
dapat diciptakan masyarakat pada suatu periode tertentu apabila faktor-faktor
produksi sepenuhnya digunakan dan tingkat tekhnologi tidak berubah.
b. Biaya kesempatan (opportunity costs), jumlah (kuantitas) suatu barang yang
harus dikurangi produksinya untuk meningkatkan produksi atau unit barang
lain dalam konteks analisis kurva kemungkinan produksi. Secara umum konsep
ini berarti pilihan lain yang terbaik yang perlu dilepaskan untuk melakukan
suatu kegiatan lain.
c. Kemajuan teknologi, perkembangan teknologi memproduksi dan cara-cara
memproduksi perbaikan peralatan yang digunakan dalam proses produksi,
peningkatan dalam kemahiran pekerja dan perbaikan dalam pengurus perusaan
yang menyebabkan sejumlah faktor produksi yang sama dalam menghasilkan
jumlah produksi yang lebih besar.
Kangkung banyak sekali manfaatnya bagi kehidupan manusia sebagai obat
tidur karena dapat menenangkan saraf. Adapun akarnya penting untuk obat waris
(haemorhoid). Sementara itu zat besi yang terkandung dalam kangkung sangat
berguna untuk pertumbuhan badan. Batang mudah kangkung dan daunnya dapat
10
disayur, ditumis, pecel, lotek, dan dapat dilalap masak. Adapula orang yang
makan mentah sebagai lalap, tetapi rasanya agak getir (kelat). Cara memasaknya
tidak boleh terlalu lama karena teksturnya menjadi berlendir dan rasanya tidak
enak. Untuk memperoleh hasil kangkung yang memuaskan, harus benih / bibit
yang unggul agar nantinya tahan terhadap hama dan penyakit (Saparinto, 2009)
2.3 Pengertian Pekarangan
Pekarangan adalah lahan terbuka yang terdapat di sekitar rumah tinggal.
Lahan ini jika dipelihara dengan baik akan memberikan lingkungan yang menarik
nyaman dan sehat serta menyenangkan sehingga membuat kita betah tinggal di
rumah.
Menurut, (M. Ginting, 1984), Pekarangan adalah sebidang tanah di sekitar
rumah (bagian depan,samping maupun belakang) yang mudah di usahakan dengan
tujuan untuk meningkatkan pemenuhan gizi mikro melalui perbaikan menu
keluarga, dan biasanya dibatasi dengan pagar. Pemanfaatan Pekarangan adalah
pekarangan yang dikelola melalui pendekatan terpadu berbagai jenis tanaman,
ternak dan ikan, sehingga akan menjamin ketersediaan bahan pangan yang
beranekaragam secara terus menerus, guna pemenuhan gizi keluarga.
Pekarangan rumah kita dapat kita manfaatkan sesuai dengan selera dan
keinginan kita. Misalnya dengan menanam tanaman produktif seperti tanaman
hias, buah, sayuran, rempah-rempah dan obat-obatan. Dengan menanam tanaman
produktif di pekarangan akan membseri keuntungan ganda, salah satunya adalah
kepuasan jasmani dan rohani (Anonim, 2009). Taman indah di sekitar rumah
11
akan mampu membangkitkan semangat dan memberi inspirasi bagi yang
memandang. Sebuah pepatah Cina kuno”Apabila ingin bahagia selama hidup,
buatlah taman yang indah”. Pepatah ini ada benarnya mengingat arti penting
taman dalam sebuah rumah tinggal (Supriati, 2011).
Taman sayur merupakan contoh taman yang multifungsi. Di satu sisi
tampilannya cukup memberikan kesan dan ketika dipanen dapat dimanfaatkan
sebagai bahan pangan (Supriati 2011). Bahkan jika jumlahnya cukup banyak bisa
dijual yang akan memberikan keuntungan ekonomis. Martha Stewart juga
melakukan usaha berkebun sayuran di pekarangan yang terdapat di belakang
rumahnya di kawasan Bedford, Cantitoe Corners sejak tahun 2001. Stewart
berpendapat yang dibutuhkan setiap hari adalah makanan, sehingga beliau tidak
membuat taman bunga di pekarangan rumahnya (Stewart dalam LIVING, 2010).
Selain dari manfaat estetis dan produktif dari taman sayur ada manfaat lain
yang bisa kita peroleh. Dengan taman sayur di pekarangan kita ikut mendukung
gaya hidup hijau yang merupakan suatu usaha untuk mengatasi laju pemanasan
global yang bisa kita mulai dari rumah kita (Anonim, 2009). Sebagaimana kita
tahu tumbuhan pada siang hari berfotosintesis dengan mengambil CO2 dari udara
dan sebagai hasilnya tumbuhan melepaskan O2 ke udara. Jadi dengan menanam
sayuran di pekarangan rumah dapat mengurangi konsentrasi CO2 yang semakin
meningkatkan akibat emisi kendaraan bermotor yang lalu lalang di sekitar rumah
kita. Dengan demikian kualitas udara di sekitar rumah kita menjadi lebih baik.
12
2.4 Klasifikasi Area Pekarangan
Secara garis besar area atau daerah taman pekarangan pada umumnya
dapat dibagi menjadi:
1. Daerah umum (public area). Taman yang kita buat dimaksudkan pada area
ini selain dilihat dan dinikmati oleh penghuni rumah juga oleh siapa saja
yang lewat di depan atau disekitar rumah kita.
2. Daerah kesibukan (service area). Taman yag kita buat pada area ini adalah
untuk kesibukan penghuni rumah, misalnya tempat mencuci pakaian,
mencuci piring atau lainnya. Pada area inipun dapat ditanam tanaman
bumbu-bumbuan, sayur-sayuran atau tempat menanam tanaman obat-
obatan. Begitu pula tempat anak-anak bermain. Biasanya daerah ini
diletakkan dekat dapur, dengan maksud bila mau ambil tanaman bumbu
pada saat sedang memasak mudah dan dekat sehingga tidak memerlukan
waktu yang lama, jadi masakannya tidak menjadi hangus. Begitupula
tempat anak-anak bermain diletakkan didaerah ini, dengan maksud ibu
atau pembantu rumah tangga atau penghuni rumah yang lainnya sambil
bekerja, setiap saat dapat mengawasi anak-anak yang sedang bermain.
Apalagi tiba-tiba ada anggota keluarga memerlukan tanaman obat-obatan,
terutama pada malam hari dapat dengan mudah dan aman mengambilnya.
13
3. Daerah pribadi (private area). Daerah ini kita buat taman yang khusus
untuk pribadi, misalnya tempat ibu atau bapak menanam tanaman
hobbinya tempat “bertukang”, melakukan penelitian yang paling hemat,
aman, setiap saat dapat diamati. Daerah pribadi ini biasanya disediakan
disamping rumah.
4. Daerah famili (family area). Daerah ini dapat dibuat taman untuk
kepentingan keluarga, atau tempat berolah raga, atau tempat keluarga
berkumpul, camping dan lainnya. Jangan lupa memikirkan tempat anak-
anak dikala remaja bersantai. Taman untuk keluarga ini diberi tempat yang
strategis dipekarangan bila pekarangannya luas (Irwan, 2008).
2.5 Keuntungan Pekarangan Rumah Yang Produktif
Berbagai keuntungan diperoleh dengan memanfaatkan pekarangan
menjadi produktif secara konseptual adalah sebagai berikut:
1. Banyak yang tidak menyadari akan potensi pekarangan sebagai penghasil
(tambahan), seperti bahan pangan atau bahan obat-obatan bahkan ternak
untuk kebutuhan hidup sehari-hari dalam rangka hidup sehat, murah dan
mudah.
2. Pemanfaatan pekarangan merupakan bagian dari pembangunan hutan kota,
guna lingkungan yang nyaman, sehat dan indah, sangat mendukung
pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
(suistanable development), karena pemanfaatan pekarangan merupakan
pelestarian ekosistem yang sangat baik.
14
3. Jika setiap rumah mempunyai pekarangan yang indah serta terpelihara,
sekaligus akan meningkatkan pembangunan hutan kota yang berbentuk
menyebar dengan struktur yang berstrata akan meningkatkan kualitas
lingkungan yang sejuk, sehat dan indah.
4. Dengan membuat taman pekarangan, ini berarti akan dapat menyalurkan
segala kreatifitas dan kesenangan ataupun hobi semua anggota keluarga.
5. Unsur utama dalam pemanfaatan pekarangan adalah tanaman, apakah itu
tanaman hortikultura, obat-obatan, bumbu-bumbuan, rempah-rempah dan
lainnya.
6. Pemanfaatan pekarangan dengan taman pekarangan yang konseptual akan
memberikan kenyamanan serta dapat memenuhi kebutuhan jasmaniah dan
rohaniah terutama anggota keluarga, maupun siapa saja yang lewat disekitar
rumah kita.
7. Pemanfaatan pekarangan mengandung nilai pendidikan khususnya dapat
mendidik anggota keluarga cinta lingkungan, juga pekarangan dapat menjadi
laboratorium hidup. (Saparinto, 2013)
2.6 Cara Menerapkan Pekarangan Rumah Yang Efektif
Untuk membentuk keluarga sehat dan lingkungan sehat yang
berkelanjutan, sehat dalam arti memberikan sayuran sehat, kegiatan sehat,
interaksi anggota keluarga yang sehat, serta tanah dan udara yang sehat.
Sesungguhnya dalam pekarangan rumah ternyata telah menyediakan hampir
semua kebutuhan dasar bertani ketika kita memiliki banyak waktu luang untuk
15
mengelolah dan memanfaatkannya. Berikut berbagai keuntungan pekarangan
rumah sebagai lahan sempit yang produktif :
1. Dihalaman rumah sudah tersedia fasilitas untuk berkebun. Misalnya sumber
air dalam artian menggunakan keran air yang terdapat dihalamaan, misalnya
sisa air cucian sayur didapur
2. Tidak perlu mencari tenaga kerja khusus, karena pekerjaan perkebunan cukup
mudah. Penghuni rumah atau siapapun bisa berpartisipaasi. Mulai dari kepala
keluarga, ibu rumah tangga, anak- anak.
3. Dapat memanfaatkan bahan bekas yang ada dihalaman sekitar.
4. Halaman rumah menjadi lebih segar dan sehat.
5. Tidak perlu membeli atau keluar rumah untuk mendapatkan sayuran sehat.
6. Tempat berkumpul keluarga melakukan kegiatan yang menyehatkan dan
segudang manfaat lain berkebun dipekaran rumah.
16
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Desa Lanta Kecamatan Lambu
Kabupaten Bima, yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Barat
Waktu dalam kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan mulai
September 2014-Desember 2015.
3.2. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah “masyarakat yang ada
di wilayah Desa Lanta Kecamatan Lambu Kabupaten Bima” yang ikut
berpartisipasi dalam pemanfaatan pekarangan rumah sebanyak 30 orang dan
orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah (Sensus Sampling)
artinya seluruh populasi dijadikan sampel (Arikunto, 2010).
3.3. Teknik Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data ditempuh sebagai berikut :
a. Data primer berupa hasil tanya jawab yang dikumpulkan melalui wawancara
masing-masing responden, yang meliputi :data identitas respon petani yang
mengikuti pemanfaatan pekarangan rumah Penggunaan lahan sempit sebagai
upaya perbaikan teknologi dalam peningkatan nilai ekonomis pada
masyarakat atau upaya memenuhi kebutuhan keluarga.
17
b. Data sekunder berupa nama-nama para petani tanaman kangkung pemanfaatn
pekarangan rumah yang diperoleh dari kantor Desa dan instansi yang terkait
dengan penelitian ini.
3.4. Analisis Data
Untuk menganalisi data-data yang telah dikumpulkan, maka penulis
menggunakan teknik-teknik analisis data yang bersifat deskriptif, aktifitas analisis
dengan cara menganalisis konteks dan menganalisis pernyataan dari hasil
wawancara yang diperoleh dan informasi yang dianggap mampu untuk
memberikan informasi yang akurat sesuai dengan masalah penelitian.
Secara rincian, tahapa analisis data dijabarkan sebagai berikut:
a. Reduksi data, dilakukan dengan cara menberikan kode terhadap data-data yang
sesuai dengan kebutuhan data penelitian untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan dari perumusan masalah penelitian.
b. Penyajian data, data yang telah direduksi kemudian diorganisasikan dan
disajikan dalam bentuk tulisan yang memiliki arti dan kemampuan untuk
menjawab masalah-masalah penelitian.
c. Penarikan kesimpulan, dilakukan selama proses pengumpulan data dengan
tetap meninjau data-data yang telah dikumpulkan sebelumnya untuk
memastikan bahwa data yang dibutuhkan sudah lengkap, sehingga penelitian
bisa menarik kesimpulannya.
18
3.5. Definisi Operasional
1) Peningkatan pendapatan petani adalah proses kenaikan hasil usahanya
yang terus menerus atas pendapatan rumah tangga. Kenaikan
pendapatan tersebut akan menaikan konsumsi berbagai macam barang
dan dapat menghasilkan nilai elastis dari pendapatan yang tidak elastis.
2) Pemanfaatan pekarangan adalah dengan membiasakan diri dalam
memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari serta akan menjadi terampil dalam melakukan tanam- menanam dan
keterampilan yang dimiliki itu dapat mengembangkan usaha yang
menguntungkan atau dapat menghasilkan nilai ekonomis.
3) Penyuluhan Pertanian adalah pemberdayaan petani dan keluarganya
beserta masyarakat pelaku agribisnis melalui kegiatan pendidikan non
formal di bidang pertanian agar mereka mampu menolong dirinya
sendiri baik di bidang ekonomi, sosial maupun politik sehingga
peningkatan pendapatan dan kesejahteraan mereka dapat dicapai.
4) Masyarakat tani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk
memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan hidupnya di bidang
pertanian dalam arti luas yang meliputi usahatani pertanian, peternakan,
perikanan dan pemungutan hasil laut. Peranan petani sebagai pengelola
usahatani berfungsi mengambil keputusan dalam mengorganisir faktor-
faktor produksi yang diketahui.
19
3.6. Kerangka Pikir
Pemanfaatan pekarangan petani tanaman kangkung dalam upaya
menambah pendapatan keluarga di Desa Lanta Kecamatan Lambu Kabupaten
Bima adalah Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahterakan
petani kangkung terutama di bidang tanaman pangan adalah melalui peningkatan
produktifitas tanaman kangkung. Peningkatan pertumbuhan dan produksi tanaman
kangkung yaitu, pemerintah melalui penyuluh harus mampu memberikan
pengertian kepada petani tentang budidaya tanaman kangkung dan pemanfaatan
pekarangan rumah sehingga menghasilkan output yang maksimal. Salah satu cara
untuk dapat dilakukan yakni dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan
dalam memanfaatkan pekarangan rumah. Secara sitematis kerangka pikir tentang
tingkat pengetahuan dan keterampilan petani dalam pemanfaatan pekarangan
rumah.
20
KERANGKA PIKIR
Tanaman kangkung
Petani yang
memanfatkan
pekarangan
Pemanfaatan pekarangan rumah
Upaya menambah pendapatan
keluarga
21
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
4.1. Letak Wilayah
Desa Lanta Kecamatan Lambu Kabupaten Bima yang memiliki jarak dari
ibu kota Kabupaten +40 km. Secara administrasi Desa Lanta berbatasan dengan :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Melayu
2. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Lanta Barat
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Rato
4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Lanta Barat
Keadaan umum iklim yang ada di Desa Lanta yaitu dengan curah hujannya
berkisar 15000C per Tahun. Sedangkan ketinggiannya + 14 Km dari permukaan
laut.
4.2. Potensi Penggunaan Lahan
Sistem penggunaan lahan pada usahatani di Desa Lanta meliputi sawah
sebagai berikut : Pola penggunaan lahan di Desa Lanta Kecamatan Lambu untuk
mengetahui jenis penggunaan lahan serta luas lahan yang digarap oleh petani
tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.
22
Tabel 1. Pola Penggunaan Lahan di Desa Lanta, Kecamatan Lambu, 2014.
NO Jenis Penggunaaan Luas lahan/Ha Persentase (%)
1.
2.
Sawah Irigasi
- Sawah
- Perkebunan
- Ladang
Tadah Hujan
- - Lahan Kering
- - Hutan
174,21
93,14
72,91
16,63
9,76
47,51
25,40
19,89
4,53
2,67
Jumlah 366,65 100,00
Sumber: Data Sekunder 2014.
Tabel 1 menunjukkan bahwa, pengunaan lahan terluas adalah Lahan
Sawah Irigasi/Sawah 340,26 Ha dengan persentase 47,51 %. Sedangkan
penggunaan lahan yang paling sempit adalah Lahan Tadah Hujan/Hutan yaitu
seluas 9,76 Ha dengan persentase 2,62 %. Kenyataan ini menunjukan dan
memberi peluang bagi kehidupan masyarakat di Desa Lanta untuk hidup sebagai
petani tanaman pangan dan perkebunan untuk meningkatkan pendapatan petani
tanaman kangkung dari pemanfaatan pekarangan rumah.
4.3. Keadaan Penduduk
Pada bahasan ini, akan dibahas tentang umur penduduk, tingkat
pendidikan, mata pencaharian, serta sarana dan prasarana yang digunakan oleh
penduduk dalam kegiatan sehari-harinya.
23
4.4. Umur
Berdasarkan data dari kantor Desa Lanta, jumlah usia kerja (11 – 60 ke
atas) di Desa Lanta adalah 3165 orang, dan yang non usia kerja (0 – 10 tahun)
adalah 727 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Penyebaran Penduduk Berdasarkan Tingkat Umur dan Jenis
kelamin Di Desa Lanta, Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima, 2014
No.
Umur
(Tahun)
Laki-Laki Perempuan Jumlah Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1 – 10
11 - 20
21 - 30
31 - 40
41 - 50
51 – 60
ke atas
total
369
411
193
242
361
398
1974
358
401
177
269
279
431
1915
727
812
370
511
640
829
3889
18,70
20,88
9,52
13,13
16,46
21,31
100,00
Sumber : Kantor Desa Lanta, 2014
Tabel 2 menunjukkan bahwa, jumlah usia anak laki-laki lebih banyak dari
jumlah anak perempuan sedangkan remaja laki-laki lebih banyak pula dari remaja
perempuan. Begitupula jumlah keseluruhannya jauh lebih banyak jumlah laki-laki
daripada jumlah perempuan dalam meningkatkan pendapatan petani tanaman
kangkung dari pemanfaatan pekarangan rumah.
24
4.5. Tingkat Pendidikan
Dari registrasi penduduk Desa Lanta, yang diperoleh dari Kantor Desa,
maka dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan penduduk dikelompokan menjadi 5
yaitu, tingkat pendidikan SD, SLTP, SLTA, Perguruan Tinggi dan Sarjana. Untuk
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Desa Lanta,
Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima, 2014
No. Tingkat Pendidikan Laki-Laki Perempuan Jumlah Persentase( %)
1.
2.
3.
4.
5.
SD
SLTP
SLTA
Perguruan tinggi
Sarjana
305
207
232
314
20
302
183
228
302
13
607
390
460
616
33
28,83
18,51
21,84
29,24
1,57
Total 1078 1028 2106 100,00
Sumber : Kantor Desa Lanta, 2014
4.6. Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk Desa Lanta pada umumnya adalah petani
sawah dan kebun dengan tanaman holtikultura. Namun tak semua penduduk Desa
Lanta bermata pencaharian sebagai petani, karena ada juga masyarakat yang mata
pencahariannya sebagai pedagang, pengusaha, dan pegawai. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 4.
25
Tabel 4. Mata pencaharian Penduduk di Desa Lanta, Kecamatan Lambu,
Kabupaten Bima, 2014
No Jenis Usaha Jumlah (Jiwa) Persentase ( % )
1.
2.
3.
Petani
Pengusaha
Pegawai
3780
46
63
97,20
1,19
1,61
Jumlah 3889 100,00
Sumber : Kantor Desa Lanta, 2014
4.7. Sarana dan Prasarana
Tabel 5. Sarana dan Prasarana Penduduk di Desa Lanta, Kecamatan
Lambu, Kabupaten Bima, 2014
No. Sarana dan Prasarana Jumlah (buah)
1.
2.
3.
4.
Bidang Pendidikan
- SD
Bidang Kesehatan
- Posyandu
- Polindes
Bidang Keagamaan
- Masjid
- Mushollah
Prasarana Perhubungan
- Jembatan
- Jalan Aspal
2
4
1
2
3
1
1
26
5.
Lembaga Kemasyarakatn
- BPD
- LKMD
1
1
Sumber : Primer Kantor Desa Lanta, 2014
Untuk memperlancar aktivitas masyarakat dan pembangunan di Desa
Lanta Kecamatan Lambu Kabupaten Bima, maka harus didukung oleh sarana dan
prasarana yang memadai. Dari Tabel 5 diatas dapat diketahui bahwa sarana dan
prasarana di Desa Lanta sudah cukup lengkap, yaitu terdiri dari sarana dan
prasarana dalam bidang pendidikan, kesehatan, pelayanan masyarakat, bidang
olahraga, alat transportasi, dan alat komunikasi, bidang keagamaan, dan
perhubungan. Jadi dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa sarana dan
prasarana di Desa Lanta sudah cukup terpenuhi di dalam melakukan aktivitas
sehari-hari.
27
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Identitas Responden
Petani dalam mengelola usahataninya juga dapat menetapkan atau
menetukan alternatif yang ingin diusahakan pada setiap bidang lahan dengan
komoditi apa yang akan diusahakan. Namun demikian seorang petani tidak
terlepas dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi usahataninya antara lain
umur, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan dan pengalaman
berusahatani
5.2. Umur
Keberhasilan dalam mengelola usahatani sangat ditentukan oleh faktor
umur. Umur petani sangat berkemampuan fisik bekerja dan berfikir. Pada
umumnya petani berumur muda dan sehat jasmaninya memiliki kemampuan fisik
yang lebih kuat dari petani yang berumur tua, juga lebih cepat menerima inovasi
atau perubahan-perubahan baru yang dianjurkan. Antara petani yang satu dengan
yang lainnya memiliki umur yang bervariasi sehingga untuk mengetahui tingkat
umur dari masing-masing petani responden diperlukan pengelompokan umur dari
interfal tertentu.
Tabel 6. Klasifikasi Petani Responden Menurut Kelompok Umur di Desa
Lanta Kecamatan Lambu Kabupaten Bima, 2014.
No Umur (Tahun) Jumlah (jiwa) Persentase (%)
1
2
27 – 31
32 – 36
12
7
40,00
23,33
28
3
4
5
37 – 41
42 – 46
47 – 51
5
3
3
16,67
10,00
10,00
Total 30 100,00
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2014.
Tabel 6 terlihat bahwa umur petani responden yang paling banyak adalah
27-31 tahun yaitu sebanyak 12 jiwa dengan persentase 40 %. Sedangkan umur
petani responden yang paling sedikit antara 42-46 tahun, dan 47-51 yaitu masing-
masing sebanyak 3 jiwa dengan persentase 10%. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa secara umum, umur petani responden tergolong pada usia
produktif petani tanaman kangkung dari pemanfaatan pekarangan rumah dalam
meningkatkan pendapatan mereka, dengan melihat kondisi objektif peani di
lapangan bahwasan petani responden yang memiliki persentase yang rendah
sesuai dengan persentase diatas tidak pantang menyerah untuk memanfaatkan
pekarangan rumah tanaman tangkung dalam upaya menambah pendapatan
ekonomi keluarga di Desa Lanta Kecamatan Lambu Kabupaten Bima.
29
5.3. Tingkat Pendidikan
Kemampuan petani untuk berpikir dalam menerima inovasi baru dan
mengelola usahataninya sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya. Petani
yang mempunyai pendidikan yang relatif tinggi akan mempengaruhi cara berpikir
yang menyebabkan petani lebih dinamis dan mempunyai tingkat penerimaan
terhadap teknologi baru lebih baik untuk meningkatkan produksi cabang usahatani
yang dijalankan (Soeharjo dan Patong, 1997).
Untuk lebih jelasnya, tingkat pendidikan petani responden dapat dilihat
pada Tabel 7.
Tabel 7. Tingkat Pendidikan Petani Responden di Desa Lanta Kecamatan
Lambu Kabupaten Bima, 2014
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014.
Tabel 7 terlihat bahwa tingkat pendidikan petani responden yang paling
banyak adalah SD yaitu 15 orang dengan persentase 50 %, sedangkan tingkat
pendidikan petani responden yang paling sedikit adalah S1 yaitu sebanyak 2 orang
dengan persentase 6,67%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat
No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
SD
SLTP
SMA
SI
15
7
2
50,00
20,00
23,33
6,67
Total 30 100,00
30
pendidikan petani tanaman kangkung di Desa Lanta tergolong masih rendah
dalam mengetahui pemanfaatan pekarang rumah dalam meningkatkan pendapatan
mereka, walaupun petani responden dengan tingkat pendidikan memiliki
persentase yag rendah mereka pula terus memiliki motivasi untuk meningkatkan
pendapatan pekarangan rumah dengan menanam sayur-sayuran terlebih tanaman
kangkung yang memiliki peluang yang banyak untuk medapatkan nilai tambah
dalam memenuhi kebutuhan keluarga oleh karena itu mereka juga sadar
bahwasannya profesi mereka sangat sibuk sehingga mereka sangat antusias untuk
mengembangkan pemanfaatan pekarangan rumah.
5.4. Pengalaman Berusahatani
Pengalaman berusahatani yang dimaksud adalah terhitung sejak mulai
melakukan kegiatan usahatani. Pengalaman petani yang cukup lama membuat
kemampuan petani dalam berusahatani menjadi lebih baik. Pengalaman
berusahatani bagi seseorang akan berpengaruh besar terhadap kesuksesan atau
keberhasilan usahatani terutama dalam pengambilan keputusan dalam proses
usahataninya. Bertolak dari pengalaman berusahatani tersebut maka dapat
dijadikan sebagai pelajaran bahwa pada umumnya semakin banyak pengalaman
maka akan berpengaruh terhadap peningkatan produksi dan keuntungan petani.
Untuk lebih jelasnya, pengalaman berusahatani petani responden dapat dilihat
pada Tabel 8.
31
Tabel 8. Pengalaman Berusahatani Petani Responden di Desa Lanta
Kecamatan Lambu Kabupaten Bima, 2014
No
.
Pengalaman Berusahatani
(Tahun)
Jumlah Responden
(jiwa)
Persentase (%)
1.
2.
3
4
5.
9 – 12
13 - 16
17 – 20
21 – 24
25 - 28
7
10
4
6
3
23,34
33,33
13,33
20,00
10,00
Total 30 100,00
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014.
Tabel 8 dibawah terlihat bahwa pengalaman berusahatani petani responden
yang terbanyak yakni antara 13–16 tahun dengan jumlah responden sebanyak 10
orang dengan persentase 33,33 %. Sedangkan pengalaman berusahatani petani
responden yang paling sedikit yakni 25-28 tahun dengan jumlah responden
sebanyak 3 orang dengan persentase 10,00 %.
5.4.1. Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan keluarga yang dimaksud adalah semua orang yang
tinggal dalam satu rumah ataupun berada di luar rumah dan masih menjadi
tangungan kepala keluarga. Tanggungan keluarga juga mempengaruhi
keterampilan dan cara berpikir petani besarnya tanggungan keluarga turut pula
32
mempengaruhi beban hidup petani, dengan jumlah keluarga yang besar tentunya
membutuhkan biaya hidup yang besar pula.
Dalam satu keluarga petani biasanya terdiri dari petani itu sendiri sebagai
kepala keluarga, ditambah istri dan anak-anaknya serta segenap keluarga dekat
yang tinggal serumah dan menjadi tanggungannya. Untuk mengetahui besar
tanggungan keluarga petani responden dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Responden di Desa Lanta,
Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima, 2014.
No Tanggungan Keluarga Jumlah (orang) Persentase (%)
1
2
1 – 3
4 – 6
13
17
43, 33
56, 67
T o t a l 30 100,00
Sumber : Analisis Data Primer, 2014.
Tabel 9 menunjukan Jumlah tanggungan keluarga petani responden berkisar
antara 4 – 6 orang dengan jumlah 17 responden dengan persentase 56,67 %.
Jumlah anggota keluarga yang banyak merupakan sumber tenaga kerja untuk
mengelola usahatani tanaman kangkung dalam memanfaatkan pekarangan rumah
untuk meningkatkan pendapatan mereka. Sedangkan jumlah tanggungan keluarga
yang terendah berkisar antara 1-3 dengan jumlah 13 responden dengan persentase
43,33 %.
33
5.5. Luas Lahan
Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa luas lahan
pekarangan rumah yang di garap petani responden. Areal tanaman pekarangan
rumah di Desa Lanta Kecamatan Lambu Kabupaten Bima meliputi areal 1,00-1,5
areal luas lahan pekarangan rumah peani responden dengan jumlah responden 23
orang dengan persentase 76,67%, sedangkan jumlah petani responden dengan luas
lahan pekarangannya 1,5-2,00 areal pekarangan rumah dengan jumlah responden
7 orang dengan persentase 23,33%. Khusus pengolahan tanaman kangkung pada
lahan pekarangan rumah. Dengan meningkatnya pemasaran tanaman kangkung
sehingga terjadi peningkatan permintaan produksi yang digunakan sebagai
kebutuhan.
Dengan semakin meningkatnya produksi kangkung di Desa Lanta
Kecamatan Lambu Kabupaten Bima Petani responden semakin memberi peluang
pada peningkatan volume menanam kangkung pada lahan pekarangan rumahnya,
sesuai hasil yang ada di atas dengan luas lahan yang di garap tersebut yaitu 1,00-
1,5 areal dengan jumlah bibit yang ditanam 2 kg , jenis bibit kangkung ini yaitu
kangkung petik cabut, model kangkung petik ini daunnya lebar dan tirusnya
berwarna hijau kelam serta memiliki bunga yang berwarna putih ke ungu-unguan,
bibit kangkung yang di tanam ini di beli/ kg. jarak antara petani kangkung dengan
toko penjual bibit kangkung lebih kurang 1 km dari tempat petani responden yang
memanfaatkan lahan pekarangan rumah tersebut.
34
Setelah melihat langsung dilapangan bahwa petani memiliki tenaga kerja dan
tenaga kerjanya tidak untuk disewa serta tidak mengeluarkan biaya yang cukup
besar untuk di sewa tetapi tenaga kerja hanyalah keluarga petani sendiri dan
tetangga petani responden itu yang hanya membantu memanfaatan pekarangan
rumah tersebut.
5.6. Pengetahuan Petani Tentang Peningkatan Pemafaatan Pekarangan
Rumah Dalam Upaya Menambah Pendapatan Keluarga.
Pengetahuan petani tentang peningkatakan pemanfaatan pekarangan
rumah petani kangkung dalam upaya menambah pendapatan keluarga merupakan
petani yang terus memperhatikan hasil usahanya sehingga menghasilkan nilai
tambah perekonomian keluarga dalam pemanfaatan pekarangan rumah,
ketergantunga masyarakat dalam mengkomsumsi kangkung sangat mendukung
untuk memenuhi pendapatan dalam keluarga, tingkat pengetahuan masyarakat
petani kangkung masa lalu berfokus pada peningkatan hasil tani yang sekarang
kanena petani yang lalu atau masa dulu tidak memiliki peningkatan dalam usaha
tanaman kangkung dikarena petani yang dulu menanam tanaman kangkung
hanyalah dikonsumsi sindiri dalam keluarganya saja tanpa dijual untuk
menghasilkan nilai ekonomis.
Diketahui bahwa di Desa Lanta Kecamatan Lambu Kabupaten Bima pada
masa lalu banyak kangkung yang tumbuh liar di pesawahan oleh sebab itu
tanaman kangkung tidak memiliki nilai untuk dipasarkan di elemen masyarakat
beda dengan sekarang kangkung sangat dibutuhkan oleh berbagai pihak atau
konsumen baik sektor desa sampai sektor perkotaan karena kangkung yang sering
35
tumbuh liar di persawahan sudah tidak ada lagi karena mati, kenapa kemudian
matinya tanaman kangkung oleh karena petani sawah bisa di katakan seratus
persen yang memakai obat-obat yang memiliki bahan kimia sehingga tanaman
kangkung yang selama ini yang banyak tumbuh dipersawahan sekarang sudah
tidak ada lagi sehingga petani sekarang antusias penanaman tanaman kangkung
karena dapat menamhah pendapatan..
Tingkat Pengetahuan petani dalam memgembangkan tanaman kangkung
mulai dari pembelian bibit sampai mendapatkan nilai ekonomis pada tanaman
kangkung, petani memilih variantas bibit unggul dan jenis kangkung
ditanam yaitu kangkung petik, kangkung petik ini sangat laku dipasaran selain
laku dipasaran kangkung petik ini cepat tumbuh besar sehingga cepat petani
mendapatkan hasilnya.
Petani sebelum penanaman petani terlebih dahulu mengolah lahannya
tujuan mengolah lahan ini agar tanah atau lahan tersebut dapat gembur setelah
pengolahan lahan petani menggariskan lahan dengan menggunakan cangkul
dengan jarak antara 6-7 cm lalu petani menyiram lahannya sebelum melakukan
penanaman dan setelah itu petani merendam benihnya selama satu malam tujuan
untuk merendam benih atau bibit kangkung ini agar bibit tersebut cepat
berkecambah setelah direndam petani taburkan benih atau melakukan penanaman
didalam lahan yang di olah dan yang sudah di garis lubang dengan jarak yang
disebutkan diatas.
36
Jarak tanam sangat menentukan keberhasilan usaha tani petani tanaman
kangkung kapan jarak tanam terlalu sempit tanaman kangkung akan mengalami
kerdil atau tidak subur pertumbuhannya, tanaman kangkung petik ini diberi pupuk
berumur 1 minggu setelah penanaman dan jumlah pupuk yang beri pada
tanaman kangkung ini sebanyak 2 kg sesuai luas lahan yang ditanami kangkung
dengan luas lahan 1,00- 1,5 areal.
Tujuan untuk memberi pupuk yaitu agar tanaman dapat subur dan cepat
tumbuh besar juga dapat menghasilkan tanaman yang bagus dan sangat menarik
oleh perhatian konsumen sehingga memiliki peluang besar petani kangkung untuk
menambah pendapatan keluarga dan meningkatkan hasil produksinya oleh karena
banyak konsumen maka petani sangat memberikan motivasi untuk meningkatkan
produksinya untuk menanam tanaman kangkung dari pemanfaatan pekarangan
rumah dalam upaya menambah pendapatan keluarga.
Dan pada umumnya masyarakat Petani lebih memilih tanaman kangkung
untuk ditanam disebabkan karena banyak permintaan pasar dan kebutuhan
masyarakat sehari-hari untuk di komsumsi dan kangkung memiliki kelebihan.
Banyak masyarakat mengetahui kelebihan dari kangkung tersebut bahwa
kangkung berfungsi sebagai penyenan saraf dan sangat penting untuk obat wasir
sementara itu, zat besi yang terkandung dalam kangkung sangat berguna untuk
pertubuhan badan. Batang mudah daun-daunnya dapat disayur, ditumis, pecel, dan
dapatpula dilalap masak. Adapula yang orang makan kangkung mentah sebagai
lalap, tetapi dimakan seperti ini rasanya agak getir (kelat). Cara memasak
37
kangkung tidak boleh terlalu lama akan mengakibatkan teksturnya menjadi
berlendir dan rasanya tidak enak dan akan mengurangi zat-zat yang ada
didalamnya oleh karena itu kangkung tidak boleh masak terlalu lama.
Selain itu kangungpun cepat menghasilkan nilai yang berbentuk uang
karena diketahui bahwasannya kangkung cepat tumbuh besar dan memiliki umur
yang rendah serta cepat untuk dipanen dibandinngkan dengan tanaman yang lain
sehingga petani lebih memilih tanaman kangkung untuk ditanamanya
dibandingkan tanaman yang lain karena tanaman kangkung cepat dinikmati
hasilnya.
5.7. Observasi Keterampilan Petani Dalam Merawat Tanaman Kangkung
Dari Pemanfaatn Pekarangan Rumah
Keterampian petani dalam menanam kangkung yaitu upaya
meningkatkan pendapatan kebutuhan keluarga dari pemanfaataan perkarangan
rumah, keterampilan petani yaitu ada beberapa metode untuk mendapatkan hasil
tanaman yang memuaskan sebagai berikut :
1. Bila tanaman kangkung terlalu lebat maka diperlukan penjarangan dan
apabila tanamannya banyak yang mati, petani melakukan penyulaman atau
ganti dengan bibit baru agar tanaman kangkung tersebut tidak menghasilkan
tanaman yang tidak memuaskan pendapatannya, maka dari itu petani terampil
dalam mengelolah tanamannya sehingga petani mendapatkan penghasilan
yang memuaskan dan menambah pendapatan keluarga dari pemanfaatan
pekarangan rumah.
38
2. Petani melakukan penyiangan apabila terdapat rumput liar atau tanaman
pengganggu yang tumbuh dalam tanaman kangkung, petani melakukan
penyiangan satu kali dalam dua minggu dengan cara itu tanaman kangkung
bisa tumbuh dengan baik dan menambah penghasilan keluarga dalam
pemanfaatan pekarangan rumah.
3. Petani tanaman kangkung melakukan pembubunan untuk mendekatkan unsur
hara bagi tanaman kangkung, sehingga mempermudah akar tanaman untuk
menyerapnya dan pembubunan petani melakukannya pada saat tanaman
kangkung berumur dua miggu, dengan cara itu petani dapat menghasilkan
tanaman kangkung yang memuaskan dan untuk memenuhi kebutuhan
keluaraga.
4. Petani melakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk urea. Pupuk urea
diberikan hanya sekali selama tanaman kangkung ditanam dan pupuk urea ini
dilakukan oleh petani dengan cara dilarutkan dalam air lalu disiramkan pada
tanaman kangkung, tujuan pemupukan ini agar tanaman kangkung dapat
tumbuh dengan cepat dan tanaman kangkung tidak kerdil.
5.8. Peningkatan Pendapatan Petani Dalam Usaha Tanaman Kangkung Dari
Pemanfaatan Pekarangan Rumah.
Tanaman kangkung tidak bisa di pungkiri bahwa permintaan pasar sangat
besar di berbagai kalangan masyarakat baik kalangan desa maupun kalangan kota.
Hal ini sudah menjadi tingginya permintaan pasar, sehingga masyarakat Desa
Lanta sangat berantusias dalam memfaatkan lahan pekarangan rumah untuk
memenuhi kebutuhan hidup.
39
Tanaman kangkung dalam pengkarangan rumah merupakan suatu
kebutuhan hidup masyarakat tani dalam meningkatatkan perekonomian
masyarakat di Desa Lanta Kecamatan Lambu Kabupaten Bima. Hal ini sudah di
buktikan dalam beberapa respoden yang menjadi tolok ukur masyarakat dalam
memfaatkan lahan pekarangan rumah. Tingginya peningkatan tanaman kangkung
sehingga kebutuhan pasar semakin meningkat untuk di konsumsi seluruh lapisan
masyarakat. Pertumbuhan ekonomi menyebabkan pertambahan yang terus-
menerus atas pendapatan rumah tangga. Kenaikan pendapatan tersebut akan
menaikan komsumsi pada tanaman kangkung.
Pengolahan hasil pertanian merupakan komponen kedua dalam kegiatan
agribisnis setelah komponen produksi pertanian. Tanaman kangkung yang
dilaksanakan pengolahan hasil yang di sebabkan berbagai faktor; pada hal di
sadari bahwa kegiatan pengolahan ini di anggap penting, karena dapat
meningkatkan nilai tambah pada tanaman kangkung.
Nilai tambah dalam peningkatan pendapatan pekarangan rumah pada
tanaman kangkung bagi pengelola ialah dapat menghasilkan perekonomian untuk
mendapatkan kebutuhan hidup. Hal ini disebabkan karena dengan mengelolah
yang baik maka nilai tambah barang sayur-sayuran kangkung semakin mengalami
peningkatan dan pasarpun semakin tinggi permintaannya.
40
Tanaman kangkung petani responden langsung di pasarkan di pasar
terdekat dengan harga 1.500/ikat dan dua kali panen petani mendapat hasil
sebanyak 95 ikat tanaman kangkung dengan luas lahan yang ada di atas 1,00-1,5
harga kangkung Rp. 1.500×95 ikat = Rp. 142. 500/ 1 musim pendapatan kotor
petani tanaman kangkung hasil pemanfaatan pekarangan rumahnya.
Harga bibit kangkung yang ditanam ini dengan harga Rp. 40.000 sesuai luas
lahan di atas, Pupuk untuk memupuk tanaman kangkung ini yaitu pupuk urea
sebanyak 2 kg sesuai dengan luas lahan yang ditanami kangkung dan harga pupuk
2 kg seharga Rp. 20.000, sedangkan transportasi untuk memasarkan hasil
produksi petani responden senilai Rp. 10.000. pemanfaatan pekarangan rumah
meningkatkan dan menambah pendapatan keluarga. Untuk lebih jelasnya,
peningkatan pendapatan petani dalam usaha tanaman kangkung dari pemanfaatan
pekarangn rumah dapat dilihat pada tabel dibawah ini yaitu tabel ke 10.
Tabel 10. Peningkatan Pendapatan Petani Dalam Usaha Tanaman
Kangkung Dari Pemanfaatan Pekarangan Rumah.
No Luas lahan (areal) Hasil Panen Pendapatan kotor Pendapatan bersih
1 1.00-1.5 95 142.500 72.500
2 2.00-2.5 190 285.000 155.000
3 2.5-3.00 380 570.000 380.000
Total 665 997.500 607.500
Tabel 10. Menunjukan tingkat pendapatan petani responden pada tanaman
kangkung yang dilihat pada luasnya lahan pekarangan rumah 1,00-1,5 areal yang
di gunakan petani, peningkatan pendapatan yang dimiliki untuk pendapatan
41
kotornya Rp. 142.500 dari hasil kali jumlah kangkung yang dipanen yaitu 95 ikat
× Rp. 1.500/ikat, setelah dihitung semua pengelurannya petani tanaman kangkung
mendapat pendapatan bersih Rp. 72.500/ musim. Sementara petani kangkung
mendapatkan hasil dalam hitungan dua bulan produksi tanaman kangkungnya
tiga musim maka petani mendapat hasil sebesar Rp. 217.500/ 3 musim.
Dilihat pada luas lahan 2.00-2.5 areal yang digunakan petani, peningkatan
pendapata kotornya Rp. 285.000 dari hasil kali jumlah kangkung yang dipanen
yaitu 190 ikat × 1.500/ikat setelah dihitung semua pengelurannya petani tanaman
kangkung mendapat pendapatan bersih Rp. 155.000/musim Sementara petani
kangkung mendapatkan hasil dalam hitungan dua bulan produksi tanaman
kangkung tiga musim maka petani mendapat hasil sebesar Rp 465.000/ 3 musim.
Sedangkan dilihat pada luas lahan 2.5-3.00 areal yang digunakan petani,
peningkatan pendapata kotornya Rp. 570.000 dari hasil kali jumlah kangkung
yang dipanen yaitu 190 ikat × 1.500/ikat setelah dihitung semua pengelurannya
petani tanaman kangkung mendapat pendapatan bersih Rp 380.000/musim
Sementara petani kangkung mendapatkan hasil dalam hitungan dua bulan
produksi tanaman kangkungnya tiga musim maka petani mendapat hasil sebesar
Rp 1. 140.000/ 3 musim.
42
Dari Pemanfaatan pekarangan rumah karena umur tanaman kangkung
dalam 1 musim yaitu 20 hari maka dari itu petani bisa memproduksi tanaman
kangkungnya selama 2 bulan 3 kali produksi itu semua sangat memberikan
bantuan untuk memenuhi kebutuhan dan menambah pendapatan keluarga petani
kangkung yang memanfaatkan pekarangan rumah di Desa Lanta Kecamatan
Lambu Kabupaten Bima.
Suatu penggunaan faktor produksi dikatakan efisien secara teknis
(efisiensi teknis) kalau faktor produksi yang dipakai menghasilkan produksi
maksimum. Dikatakan efisiensi harga atau efisiensi alokatif kalau nilai dari
produk marginal sama dengan harga faktor produksi yang bersangkutan dan
dikatakan efisiensi ekonomi kalau usaha pertanian tersebut mencapai efisiensi
teknis dan sekaligus juga mencapai efisiensi harga.
Pertanian tidak sebatas hanya meniadakan penggunaan asupan eksternal
sintetis, tetapi juga pemanfaatan sumber-sumber alam secara berkelanjutan,
produksi makanan sehat dan menghemat energi. Aspek ekonomi dapat
berkelanjutan bila produksi pertaniannya mampu mencukupi kebutuhan dan
memberikan pendapatan yang cukup untuk melaksanaan keberlanjutan kehidupan.
Budidaya pertanian mengintikan pada keselarasan alam, melalui keragaman
hayati dan pengoptimalan penggunaan asupan alami yang berada di sekitar
melalui proses daur ulang bahan-bahan alami. Dalam proses budidayanya, dari
persiapan lahan hingga pemanenan tidak dapat dilepaskan dengan interaksi kedua
hal tersebut. pertanian memerlukan pola pikir yang baru pula. Seluruh anggota
43
keluarga yang terlibat dalam pengelolaan lahan harus siap dalam melakukan
perubahan-perubahan dalam banyak aspek. Yang pertama dan terpenting adalah
cara pandang petani itu sendiri terhadap usahanya.
Suatu penggunaan faktor produksi dikatakan efisien secara teknis (efisiensi
teknis) kalau faktor produksi yang dipakai menghasilkan produksi maksimum.
Dikatakan efisiensi harga atau efisiensi alokatif kalau nilai dari produk marginal
sama dengan harga faktor produksi yang bersangkutan dan dikatakan efisiensi
ekonomi kalau usaha pertanian tersebut mencapai efisiensi teknis dan sekaligus
juga mencapai efisiensi harga.
5.9. Upaya Petani dalam Meningkatkan Pendapatan Usaha Tanaman
Kangkung dari Pemanfaatan Pekarangan Rumah.
Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh petani tanaman kangkung untuk
meningkatkan pendapatan hasil usaha mereka, mulai dari persiapan lahan
pekarangan rumah, pemilihan bibit kangkung yang unggul, proses perawatan dan
pemupukan, itu semua demi memperoleh peningkatan hasil yang maksimal.
Beranjak dari hal tersebut tidak terlepas dari beberapa faktor penentu atau
pendukung dalam peningkatan pendapatan hasil usaha tanamanan kangkung dari
pemanfaatan pekarangan rumah sebagai berikut :
Faktor – faktor Produksi yang digunakan
a. Faktor produksi lahan
Tanah sebagai salah satu faktor produksi merupakan pabrik hasil-hasil
pertanian yaitu tempat dimana produksi berjalan dan darimana hasil produksi ke
44
luar. Faktor produksi tanah mempunyai kedudukan paling penting. Hal ini terbukti
dari besarnya balas jasa yang diterima oleh tanah dibandingkan faktor-faktor
produksi lainnya. Potensi ekonomi lahan pertanian dipengaruhi oleh sejumlah
faktor yang berperan dalam perubahan biaya dan pendapatan ekonomi lahan.
Setiap lahan memiliki potensi ekonomi bervariasi (kondisi produksi dan
pemasaran), karena lahan pertanian memiliki karakteristik berbeda yang
disesuaikan dengan kondisi lahan tersebut.
Maka faktor-faktornya bervariasi dari satu lahan ke lahan yang lain dan dari
satu negara ke negara yang lain. Secara umum, semakin banyak perubahan dan
adopsi yang diperlukan dalam lahan pertanian, semakin tinggi pula resiko
ekonomi yang ditanggung untuk perubahan-perubahan tersebut. Kemampuan
ekonomi suatu lahan dapat diukur dari keuntungan yang didapat oleh petani dalam
bentuk pendapatannya. Keuntungan ini bergantung pada kondisi-kondisi produksi
dan pemasaran. Keuntungan merupakan selisih antara biaya (costs) dan hasil
(returns).
b. Faktor Modal ( Sarana Produksi)
Dalam proses pemanfaatan pekarangan rumah, maka modal dibedakan
menjadi dua macam yaitu modal tetap dan tidak tetap. Perbedaan tersebut
disebabkan karena ciri yang dimiliki oleh model tersebut. Faktor produksi seperti
lahan yang di garap dalam pemanfaatan pekarangan rumah, cangkul, dan alat-alat
lain yang sering dimasukkan dalam kategori modal tetap. Dengan demikian
modal tetap didefinisikan sebagai biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi
45
yang tidak habis dalam sekali proses produksi. Peristiwa ini terjadi dalam waktu
yang relatif panjang.
Sebaliknya dengan modal tidak tetap atau modal variabel adalah biaya yang
dikeluarkan dalam proses produksi dan habis dalam satu kali dalam proses
produksi tersebut, misalnya biaya produksi yang dikeluarkan untuk membeli
benih, pupuk, transportasi.
c. Faktor Tenaga Kerja
Faktor produksi tenaga kerja, merupakan faktor produksi yang penting dan
perlu diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup bukan saja
dilihat dari tersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja
perlu pula diperhatikan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada faktor
produksi tenaga kerja adalah :
1) Tersedianya tenaga kerja
Setiap proses produksi diperlukan tenaga kerja yang cukup memadai.
Jumlah tenaga kerja yang diperlukan perlu disesuaikan dengan kebutuhan sampai
tingkat tertentu sehingga jumlahnya optimal. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan
ini memang masih banyak dipengaruhi dan dikaitkan dengan kualitas tenaga
kerja, jenis kelamin, musim
2) Kualitas tenaga kerja
Dalam proses produksi, apakah itu proses produksi barang-barang
pertanian atau bukan, selalu diperlukan spesialisasi. Persediaan tenaga kerja
spesialisasi ini diperlukan sejumlah tenaga kerja yang mempunyai spesialisasi
pekerjaan tertentu, dan ini tersedianya adalah dalam jumlah yang terbatas. Bila
46
masalah kualitas tenaga kerja ini tidak diperhatikan, maka akan terjadi kemacetan
dalam proses produksi. Sering dijumpai alat-alat teknologi canggih tidak
dioperasikan karena belum tersedianya tenaga kerja yang mempunyai klasifikasi
untuk mengoperasikan alat tersebut.
3) Jenis kelamin
Kualitas tenaga kerja juga dipengaruhi oleh jenis kelamin, apalagi dalam
proses produksi pertanian. Tenaga kerja pria mempunyai spesialisasi dalam
bidang pekerjaan tertentu seperti mengolah tanah, dan tenaga kerja wanita
mengerjakan tanam.
4) Tenaga kerja musiman
Pertanian ditentukan oleh musim, maka terjadilah penyediaan tenaga kerja
musiman dan pengangguran tenaga kerja musiman. Bila terjadi pengangguran
semacam ini, maka konsekuensinya juga terjadi migrasi atau urbanisasi musiman.
Dalam usahatani sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga petani
sendiri. Tenaga kerja keluarga ini merupakan sumbangan keluarga pada petani
yang memanfaatkan lahan pada pekaranagan rumah secara keseluruhan dan tidak
perlu dinilai dengan uang tetapi terkadang juga membutuhkan tenaga kerja
tambahan misalnya dalam penggarapan tanah, menanam dan proses pemaneman
hasil pemanfaatan pekarangan rumah tersebut.
d. Faktor Menejemen
Manajemen terdiri dari merencanakan, mengorganisasikan dan melaksanakan
serta mengevalusi dalam proses pemanfaatan pekarangan rumah. Karena proses
produksi ini melibatkan sejumlah orang (tenaga kerja) dari berbagai tingkatan,
47
maka manajemen berarti pula bagaimana mengelola orang-orang tersebut dalam
tingkatan atau dalam tahapan proses produksi
Faktor manajemen dipengaruhi oleh:
1) Tingkat Pendidikan
2) Pengalaman Berusahatani
48
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pemanfaatan pekarangan rumah
petani tanaman kangkung dalam upaya menambah pendapatan keluarga di
Desa Lanta Kecamatan Lambu Kabupaten Bima.
1. Tingkat pengetahuan dan keterampilan petani kangkung dalam pemanfaatan
pekarangan rumah sangat mendukung untuk menambah pendapatan keluarga
serta membantu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
2. Upaya yang telah dilakukan oleh petani tanaman kangkung untuk
meningkatkan pendapatan hasil usaha mereka, mulai dari persiapan lahan
pekarangan rumah, pemilihan bibit kangkung yang unggul, proses perawatan
dan pemupukan, itu semua demi memperoleh peningkatan hasil yang maksimal
dalam pemanfaatan pekarangan rumah petani tanaman kangkung.
6.2. Saran
1. Disarankan kepada para petani tetap selalu meningkatkan dan tidak merasa
puas dalam pemanfaatan pekarangan rumah.
2. Disarankan kepada instansi-instansi yang terkait dalam hal ini penyuluh
pertanian tetap selalu memberikan pengarahan dan informasi terhadap petani
dalam meningkatkan pemanfaatan pekarangan rumah.
49
3. Di`sarankan kepada pembaca tulisan skripsi ini jika tidak merasa puas dengan
referensi yang dibacanya agar dapat melanjutkan penelitian ini untuk mecapai titik
kesempurnaan karena penulis menyadari refensi yang ditulis ini masih jauh dari
kesempurnaan.
50
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009. http://icon agry.blogspot.com/2009/09/tekan budaya konsumtif-
mulailah.htmlmanfaatkan Pekarangan Rumah yang Sempit Menjadi
Lahan Produktif diambil 27 September 2010
Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Edisi Revisi 2010, jakarta: Renika Cipta
Firdaus, Muhmmad, 2012. Manajemen agribisnis, Jakarta: Bumi Aksara.
Ginting, M. 1984. Eksplorasi Pemanfaatan Pekarangan secara Konseptual Seb
agai Konsep. Program Gerakan Dinas Pertanian Kota: Bandung
Hayami, Y. danV.W. Ruttan (1985), Agricultural in Economic Development,
New York, McGraw-Hill
Hendro, sunarjono, 2013. Bertanam 36 jenis sayuran. Penebar swadaya.
Jakarta
Hernanto, F. 1994. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta
Irwan, ZD. 2008. http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/ diambil
27 September 2010.
Majid, Jamaluddin, 2012. Dinamika Perkonomian Indonesia. Makassar.
Saragih, B. 1998. Agribisnis, paradigma baru pembangunan ekonomi berbasis
pertanaian. Yayasan mulia persada indonesia, jakarta.
Supriati, Y. E. Herliana. 2011. Taman Sayur dan 19 Desain Menarik. Penebar
Swadaya: Jakarta.
Suparinto, Cahyo, 2009, 79 Bisnis pertanian menguntungkan, penebar
swadaya, Jakarta: Balai Pustaka.
Suparinto, Cahyo, 2013, panduan praktis menanam 14 sayuran konsumsi
popular di pekarangan, Yokyakarta: ANDI OFFSEET
Stewart, M, 2010. Usaha yang Berbuah Manis dalam Majalah LIVING \
bmINDONESIA Edisi Terbaru. Kompas-Gramedia: Jakarta
51
LAMPIRAN
52
Lampiran 1. Daftar Kuisioner
DAFTAR KUISIONER
Identitas Responden Nomor : ....................
1. Nama Masyarakat Petani :
2. Umur :
3. Pendidikan :
4. Jumlah Tanggungan Keluarga :
5. Pengalaman Usahatani :
6. Luas Garapan :
1. Apakah Bapak / Ibu sudah lama memanfaatkan lahan pekarangan
rumah dan anggota keluarganya mendukung dalam usahanya ini?
a) Sangat mendukung
b) Tidak mendukung
c) Mendukung
2. Apakah penyuluh ada dukungannya dalam pemanfaatan pekarangan
rumah ini?
a) Sangat mendukung
b) Tidak mendukung
c) Mendukung
53
3. Jika adanya peran penyuluhan apakah hasil pemanfaatan pekarangan
rumah tersebut semakin mendukun untuk kebutuhan keluarga
Bapak/Ibu?
a) Sangat Mendukung
b) Tidak mendukung
c) Mendukung
4. Dalam pemanfaatan pekarangan rumah apakah Bapak/ Ibu
mendukung untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari?
a) Sangat mendukung
b) Tidak mendukung
c) Mendukung
5. Apakah Bapak/Ibu Dalam pemanfaatan pekarangan rumah ini
mendukung untuk dipasarkan hasilnya?
a) Sangat mendukung
b) Tidak mendukung
c) Mendukung
6. Apakah dalam memanfaatan pekarangan rumah ini Bapak/Ibu ada
dukungan oleh instansi-instansi setempat?
a) Sangat Mendukung
b) Tidak Mendukung
c) Mendukung
54
7. Apakah Bapak/Ibu dalam pemanfaatan pekarangan rumah ini hasilnya
mendukung untuk memenuhi kebutuhan keluarga?
a) Sangat mendukung
b) Tidak mendukung
c) Mendukung
55
Lampiran 2.
Identitas Petani Responden di Desa Lanta Kecamatan Lambu Kabupaten Bima,
2014.
N0 Nama
Responden
Umur
(Tahun)
Pengalaman
Berusahatani
Pendidikan Jumlah
Tanggungan.
Keluarga
(Orang)
Luas
lahan
(areal)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Gasim Ode
Mukhtar
Jamaludin
Ridwan
Muhamad Ali
Batsil Li
Aba sahril
Abubakar M
Sulaiman
Ibrahim Nai
M. Saleh
Siti Afrida G
Nur Ramla B
Usman Harun
Muktar Hamid
Burhan Jafar
Saiful Jafar
Nurmini Arsad
Sudirman
47
38
38
35
35
27
28
27
34
32
39
47
28
43
40
46
35
28
39
5
6
3
4
3
6
6
4
4
6
3
2
5
4
6
5
6
4
2
SMA
SD
SMA
SD
SMP
SMA
SD
SMP
SD SMA
SD
SMA
SMA
SD
SMP
SD
SMP
SD
SMP
SD
6
2
6
5
4
5
3
5
5
4
6
5
4
1
4
3
5
6
3
1,00
3,00
1,08
1,5
1,00
3,00
1,5
1,00
2,00
2,09
1,00
2,5
2,5
2,00
3,00
1,00
3,00
3,00
2,00
56
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
Yunus
Birin Yunus
Yunus Wara
Rasyid
Fudin Jafar
Samsul Bahri
Ramudan
St. kalsum R
Samsudin
Nuria Ikang
Hamida
37
41
33
31
34
35
29
31
32
36
38
3
2
4
6
8
3
7
7
5
8
4
SMP
S1
SD
SD
SD
S1
SD
SD
SMA
SD
SD
5
2
1
6
2
1
3
2
3
5
2
3,0
2,07
2,00
3,00
2,5
1,08
2,09
3,00
1,5
2,01
2,01
57
Lampiran 3.
Rekapitulasi Kuestioner Petani Tanaman Kangkung di Desa Lanta Kecematan
Lambu Kabupaten Bima.
No
Skor
Rekapitulasi Kuesioner Petani Tanaman Kangkung
1 2 3 4 5 6 7
A b c a b c a b C a b c a b c a b c a b c
1 √ √ √ √ √ √ √
2 √ √ √ √ √ √ √
3 √ √ √ √ √ √ √
4 √ √ √ √ √ √ √
5 √ √ √ √ √ √ √
6 √ √ √ √ √ √ √
7 √ √ √ √ √ √ √
8 √ √ √ √ √ √ √
9 √ √ √ √ √ √
10 √ √ √ √ √ √ √
11 √ √ √ √ √ √ √
12 √ √ √ √ √ √ √
13 √ √ √ √ √ √ √
14 √ √ √ √ √ √ √
15 √ √ √ √ √ √ √
16 √ √ √ √ √ √ √
12 √ √ √ √ √ √ √
13 √ √ √ √ √ √ √
14 √ √ √ √ √ √
15 √ √ √ √ √ √ √
16 √ √ √ √ √ √ √
17 √ √ √ √ √ √ √
18 √ √ √ √ √ √ √
19 √ √ √ √ √ √ √
20 √ √ √ √ √ √ √
21 √ √ √ √ √ √ √
22 √ √ √ √ √ √ √
23 √ √ √ √ √ √ √
24 √ √ √ √ √ √
25 √ √ √ √ √ √ √
26 √ √ √ √ √ √ √
27 √ √ √ √ √ √ √
28 √ √ √ √ √ √ √
29 √ √ √ √ √ √ √
30 √ √ √ √ √ √ √
∑ 17 11 7 14 8 13 14 10 11 13 8 11 15 14 6 16 12 7 16 11 8
58
Lampiran 4.
Dokumentasi
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Gambar. 1. Menghitung Luas Lahan Pekarangan
Gambar.2. Tanaman Kangkung Dalam Pekarangan
59
Gambar 4 : Proses Mewawancarai Petani
Gambar 5 : petani