pemanfaatan schoology untuk meningkatkan aktivitas belajar
TRANSCRIPT
i
PEMANFAATAN SCHOOLOGY UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
(STUDI KASUS: SMA NEGERI 1 TENGARAN)
Laporan Penelitian
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer
Oleh:
Fridarlin Magda Noni Wuri Lobo
NIM: 702010055
Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Februari 2015
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
PEMANFAATAN SCHOOLOGY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS
BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
(STUDI KASUS : SMA NEGERI 1 TENGARAN) 1) Fridarlin Magda Noni Wuri Lobo 2) Adriyanto J. Gundo, S.Si., M. Pd 3) Angela
A. Setyanti, S. Pd., M.Cs
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
1) [email protected] 2) [email protected]
Abstract Lack of learning activities on the subjects of civics in SMA N 1 Tengaran and
lack of use of media tools in supporting the learning process is the basis of this
study. The purpose of this research is to improve the students' learning activities
and facilitate students in accessing the materials on the subjects of Civics that this
study will utilize Schoology application as a learning medium. The end result of
this research is an increase in student learning activities. The percentage of the
overall indicator of student learning activities at the meeting of the first, second
and third are 42.08%, 67.08% and 88.52%. Data obtained student learning
activities showed that students' learning activities have reached criteria for the
success of the actions that have been determined in the amount of ≥ 70%. This is
supported also by increasing student learning outcomes.
Keywords: E-learning, Schoology, student learning activities
Abstrak
Kurangnya aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran PKn di SMA N 1
Tengaran dan kurangnya penggunaan media dalam mendukung proses
pembelajaran merupakan dasar dari penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dan memfasilitasi siswa dalam
mengakses materi mata pelajaran PKn dengan memanfaatkan aplikasi Schoology
sebagai media pembelajaran. Hasil akhir dari penelitian ini adalah peningkatan
aktivitas belajar siswa. Persentase indikator keseluruhan aktivitas belajar siswa
pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga adalah 42,08%, 67,08% dan 88,52%.
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa telah mencapai
kriteria keberhasilan yang telah ditentukan sebesar ≥ 70%. Hal ini didukung juga
dengan meningkatkan hasil belajar siswa.
Kata kunci: E-learning, Schoology, aktivitas belajar siswa
1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan
Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
2) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
3) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
1
1. Pendahuluan
Pada proses pembelajaran di kelas XI SMA Negeri 1 Tengaran,
ditemukan beberapa permasalahan yaitu kurangnya aktivitas belajar
sehingga siswa tidak terlibat dalam proses pembelajaran serta
kurangnya penggunaan media pembelajaran sehingga pembelajaran
hanya berfokus pada guru. Pembelajaran masih dominan dengan
metode ceramah, termasuk dalam mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan. Hal ini menyebabkan siswa merasa jenuh dan
bosan. Siswa menjadi kurang fokus dan kurang tertarik mendengarkan
materi yang disampaikan guru. Siswa juga sering ketinggalan materi
saat mencatat materi. Siswa terlihat pasif ditunjukkan dengan tidak ada
siswa yang bertanya saat guru memberikan kesempatan untuk
bertanya. Selain itu, informasi atau materi-materi yang disampaikan
oleh guru masih menggunakan metide ceramah. Hal ini berdasarkan
hasil pengamatan langsung pada saat melakukan observasi awal untuk
mengetahui keadaan awal di sekolah.
Padahal saat ini teknologi di bidang pendidikan berkembang
pesat, dan seharusnya hal ini dapat menjadi alternatif pembelajaran.
SMA Negeri 1 Tengaran telah terkoneksi internet namun belum
dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin sehingga ini menjadi
alternatif yang dimungkinkan untuk dapat membantu dalam proses
belajar mengajar di SMA Negeri 1 Tengaran khususnya pada mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu e-learning. E-learning
adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronik dan
merupakan sistem yang dikembangkan dalam kupaya peningkatan
kualitas pembelajaran dengan berupaya menembus keterbatasan ruang
dan waktu. Sistem e-learning merupakan suatu bentuk implementasi
teknologi yang ditujukan untuk membantu proses pembelajaran yang
dikemas dalam bentuk elektronik/digital dan pelaksanaannya
membutuhkan sarana komputer berbasis web dalam situs internet [1].
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Tengaran pada mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Setelah melakukan
wawancara dengan guru mata pelajaran, guru menyarankan bahwa
penelitian ini sebaiknya dilakukan di kelas XI MIPA 2 (nilai rata-rata
kelas lebih dari kelas XI MIPA yang ada) dan XI MIPA 4.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini mengkaji secara
langsung pemanfaatan e-learning dengan memanfaatkan aplikasi
Schoology untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa. Model
pembelajaran ini diharapkan dapat memecahkan masalah pembelajaran
selama ini dengan adanya peningkatan dalam aktivitas belajar siswa di
SMA Negeri 1 Tengaran. Pemilihan aplikasi Schoology dikarenakan
Schoology merupakan media jejaring sosial yang khusus dibuat untuk
dimanfaatkan bagi keperluan pendidikan, dimana tampilannya hampir
sama dengan Facebook. Beberapa keunggulan yang dimiliki oleh
Schoology yaitu pertama, Schoology bisa membantu guru dalam
membuat berita dalam grup atau memberi tes yang bersifat online.
2
Kedua, Schoology juga akan memungkinkan siswa untuk mengirim
artikel dan blog yang relevan dengan kurikulum kelas sesuai dengan
perintah guru. Ketiga, guru dapat menggunakan Schoology untuk
mengembangkan ruang diskusi dimana siswa dapat berkomunikasi
satu dengan yang lainnya. Keempat, guru dapat menggunakan
Schoology untuk menginstruksikan, menetapkan, dan membicarakan
dengan siswanya secara online diwaktu yang sama secara bersamaan
[2].
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian yang dilakukan Putri Mei Ananda berjudul
“Pengembangan e-learning berbasis Schoology pada mata pelajaran
IPA kelas VIII di SMA N 1 Seririt” menunjukkan peningkatan
terhadap hasil belajar [4].
Kedua, penelitian berjudul “Penerapan dan Pengembangan
Pembelajaran Kolaboratif dengan Media Web E-learning untuk Mata
Pelajaran Produktif di SMK Bina Nusantara Ungaran Tahun 2014”
oleh Tan Hidayat menunjukkan bahwa perpaduan antara model
pembelajaran kolaborasi dan media web E-learning mampu
meningkatkan keaktifan dan pemahaman siswa terhadap materi
pelajaran [5].
Pada kedua penelitian tersebut terdapat kesamaan yaitu sama-
sama menerapkan pembelajaran berbasis elektronik atau e-learning
namun terdapat juga perbedaan yaitu media yang digunakan, sekolah
yang diteliti dan masing-masing penelitian bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar dan keaktifan serta pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran. Menurut hasil penelitian pada kedua
penelitian tersebut menunjukkan bahwa e-learning dengan
menggunakan media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar
dan keaktifan belajar siswa, maka fokus penelitian ini adalah e-
learning dengan memanfaatkan aplikasi Schoology untuk
meningkatkan aktivitas belajar siswa. Model pembelajaran ini
diharapkan dapat memecahkan masalah pembelajaran selama ini
dengan adanya peningkatan dalam aktivitas belajar siswa.
Sistem E-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan
media atau jasa bantuan perangkat elektronika. Dalam pelaksanaannya,
e-learning menggunakan jasa audio, video, perangkat komputer, atau
kombinasi dari ketiganya [6]. E-learning memiliki empat karekristik.
Pertama, memanfaatkan jasa teknologi elektronik. Kedua,
memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer
networks). Ketiga, menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri.
Keempat, memanfaatkan komputer untuk menyimpan jadwal
pembelajaran, hasil belajar, dan hal-hal yang berkatkan dengan
administrasi pembelajaran [7].
3
Selain itu e-learning memiliki empat manfaat. Pertama, sebagai
penunjang pelaksanaan proses belajar sehingga meningkatkan daya
serap mahasiswa. Kedua, meningkatkan partisipasi aktif dan
kemampuan mandiri siswa. Ketiga, meningkatkan kualitas materi
pendidik dan pelatihan. Keempat, meningkatkan kemampuan
menampilkan informasi dengan perangkat teknologi informasi [8].
Aktivitas Belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan
perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Berdasarkan
pendapat di atas, maka dapat dipahami bahwa belajar merupakan
proses perubahan perilaku pada diri sendiri berkat adanya interaksi
individu dengan lingkungannya [9]. Aktivitas belajar adalah proses
pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan sedemikian rupa agar
menciptakan peserta didik aktif bertanya, mempertanyakan dan
mengemukakan gagasan [10]. Aktivitas adalah bagian penting dalam
proses belajar. Hal ini akan membuat keadaan mendengar dan
membaca yang pasif menjadikannya sebuah pencarian, pemilihan dan
pemahaman materi secara aktif. Orang akan mempelajari sesuatu
dengan cepat ketika pembelajarannya bersifat interaktif. Pada
umumnya orang akan belajar secara efektif dan efisien ketika dia
memutuskan beberapa banyak yang telah dikerjakannya, terutama pada
siswa yang aktif dan memiliki tingkat pengetahuan yang lebih tinggi
[11].
Jenis-jenis aktivitas belajar yang diterapkan dalam penelitian
ini yaitu 1) Visual Activities, yang termasuk di dalamnya misalnya
membaca, memperhatikan gambar. 2) Oral Activities, seperti
menyatakan, bertanya, memberi saran, berpendapat dan diskusi. 3)
Listening Activities, seperti mendengarkan: uraian, percakapan,
diskusi. 4) Writing Activities, seperti misalnya mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru dan menulis laporan diskusi. 5) Emotional
Activities, seperti merasa tidak bosan, tidak gugup, tidak melamun,
berani, tenang, ntidak mengantuk, dan tidak mengerjakan tugas mata
pelajaran lain [12]. Kegiatan-kegiatan inilah yang membuat siswa
menjadi aktif [13].
Diskusi Kelompok adalah suatu proses penglihatan dua atau
lebih individual yang berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan
muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah ditentukan melalui
cara tukar menukar informasi, mempertahankan pendapat atau
pemecahan masalah. Sedangkan metode diskusi adalah suatu cara
penyajian bahan pelajaran di mana guru memberi kesempatan kepada
para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan
perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat
kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu
masalah [14]. Schoology adalah jejaring sosial pribadi bagi guru dan siswa
dengan platform sosial yang aman. Schoology merupakan salah satu
laman web yang berbentuk web sosial yang mana menawarkan
4
pembelajaran sama seperti di dalam kelas dan mudah digunakan
seperti Facebook. Melalui Schoology guru Melalui Schoology,
pengurusan pembelajaran amat mudah [3]. Schoology memungkinkan
guru-guru untuk memperdalam proses pembelajaran dengan siswanya
di luar kelas (di luar jam pelajaran). Schoology membantu guru dalam
membuka kesempatan komunikasi yang luas kepada siswa agar siswa
dapat lebih mudah untuk mengambil peran/bagian dalam diskusi dan
kerja sama dalam tim. Selain itu, Schoology juga mempunyai banyak
ciri dan fungsi yang menarik untuk dimanfaatkan oleh siswa.
Schoology juga didukung oleh berbagai bentuk media seperti video,
audio da image dan audio [2] sehingga melalui Schoology diharapkan
mampu menjawab permasalahan yang ada.
Schoology dirancang oleh Jeremy Friedman, Ryan Hwang dan
Tim Trinidad pada tahun 2007, mahasiswa Universitas Washington,
St. Louis, MO. Saat menggunakan Schoology tidak terlalu sulit karena
memiliki fitur yang sama dengan facebook dan juga menggunakan
istilah-istilah yang biasa digunakan pada facebook seperti Recent
Activity, Messages, Course, Resource, Groups, Assignment,
Attendance dan lain-lain [15].
3. Metode penelitian
Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan
metode pendekatan eksperimen (Nonequivalent Control Group Design).
Desain ini adalah bentuk penelitian yang dilakukan dengan menggunakan
subjek penelitian yang dipilih tidak secara random untuk kelompok
eksperimen untuk kelas XI MIPA 2 dan kelompok kontrol untuk kelas XI
MIPA 4. Artinya bahwa pemilihan kedua kelas berdasarkan presentase
nilai rata-rata kelas. Di bawah ini merupakan persentase ketuntasan siswa
pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan :
Tabel 1: Presentase ketuntasan siswa pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan
Kelas Jumlah siswa Persentase
Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
XI MIPA 4 20 8 71.4% 28.6%
XI MIPA 2 11 17 39.3% 60.7%
Dari tabel tersebut diperoleh bahwa lebih dari 50% siswa kelas
XI MIPA 4 telah memperoleh nilai lebih dari standar Kriterian
Ketuntasan Maksimal (KKM) yaitu sebesar 75. Sedangkan siswa kelas
XI MIPA 2 diperoleh hasil lebih dari 50% tidak mencapai KKM.
Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas XI dengan
jumlah siswa rata-rata 30 siswa. Sampelnya adalah siswa kelas XI
MIPA yang dimana terdapat dua kelas yaitu kelas XI MIPA 2 dan XI
MIPA 4. Masing-masing kelas diberikan pretest terlebih dahulu. Nilai
pretest kemudian dihitung untuk mengetahui kelas mana yang akan
5
diberikan treatment. Hasil rata-rata pretest menunjukkan bahwa kelas
XI MIPA 2 nilai lebih rendah dibandingkan kelas XI MIPA 4. Kelas
kontrol tidak akan diberikan perlakuan menggunakan media
pembelajaran. Kelas XI MIPA 4 akan diajarkan secara manual atau
pembelajaran seperti biasa saat guru menyampaikan materi.
Penelitian ini akan dilakukan di SMA N 1 Tengaran. Dari hasil
observasi yang dilakukan, SMA N 1 Tengaran telah dilengkapi dengan
hotspot namun belum dimanfaatkan secara maksimal serta belum
pernah menerapkan aplikasi Schoology sebagai media pembelajaran.
Dari beberapa penjelasan tersebut, maka penelitian ini dilakukan di
SMA N 1 Tengaran.
Metode pengumpulan data bersifat mengukur (tes) seperti
nilai pretest-posttest dan juga menghimpun (nontes) seperti lembar
observasi, angket dan wawancara. Nilai pretest dan posttest digunakan
untuk mengetahui perbandingan peningkatan hasil belajar siswa kelas
kontrol dan kelas eksperimen. Instrumen digunakan adalah checklist
dengan memberi tanda cek sesuai pernyataan yang sesuai di olom
tersedia dengan tujuan untuk mengetahui respon/tanggapan/umpan
balik dari siswa kelas eksperimen setelah mendapat perlakuan belajar.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
observasi, wawancara dan angket. Data hasil observasi digunakan
sebagai data awal pengumpulan informasi sebelum dilakukannya
perlakuan, sedangkan wawancara setelah perlakuan dan angket
digunakan untuk memperoleh informasi umpan balik dari siswa setelah
menerima perlakuan.
Tabel 1 : Kisi-kisi aktivitas belajar siswa [11]
Indikator Keberhasilan merupakan ketentuan atau patokan
suatu penelitian dikatakan berhasil atau tidak. Apabila presentase di
indikator aktivitas siswa yang telah ditentukan mencapai ≥70% maka
dapat dikatakan pemanfaatan Schoology mampu meningkatkan
aktivitas belajar siswa [14]. Kedua, meningkatnya hasil belajar siswa
Aspek yang diamati Indikator
Visual Activities Siswa membaca materi yang disajikan oleh guru/
siswa memperhatikan gambar atau video yang
telah diupload di aplikasi Schoology
Oral Activities Siswa mengajukan pertanyaan / mengemukakan
pendapatnya baik secara langsung maupun di
dalam Schoology
Listening Activities Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai
tujuan pembelajaran/mendengarkan guru
menyampaikan materi
Writing Activities Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru
/siswa membuat laporan diskusi di Schoology
Emotional Activities Siswa bergerak aktif dan bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran
6
yang didapat sesuai KKM yaitu ≥ 75%, maka dapat dikatakan
pemanfaatan Schoology mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Tabel 2 : Kriteria keberhasilan [16]
Tingkat keberhasilan Kategori Pencapaian
>80% Sangat Tinggi
≥60% - 79% Tinggi
≥40% – 59% Sederhana
≥20%-39% Rendah
<20% Sangat rendah
Sumber : Aqib Zainal (2009)
Perhitungan presentase =
x 100 %
Tahapan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Orientasi sekolah
Orientasi sekolah berguna untuk melihat kondisi lapangan
seperti berapa kelas yang ada, jumlah siswanya dan cara
mengajar guru PKn selama ini.
b. Membuat perangkat pembelajaran berupa RPP untuk kelas
kontrol yang menggunakan metode ceramah dan untuk
kelas eksperimen menggunakan metode diskusi dengan
memanfaatkan aplikasi Schoology
c. Menyiapkan isntrumen penelitian berupa tes prestasi belajar
sekaligus aturan penskoran serta angket tanggapan siswa
d. Melakukan validasi instrumen dan peraikan instrument
e. Melakukan uji coba soal tes dan menghitung relibitasnya
f. Mengadakan pretest materi bahan PKn
g. Menetukan kelas kontrol dan eksperimen secara acak
Kelas XI MIPA 2 sebagai kelas eksperimen sebagai kelas
kontrol
h. Melaksanakan perlakuan
Pembelajaran dengan memanfaatkan aplikasi Schoology
pada kelas eksperimen
Pembelajaran konvensional pada kelas control
i. Mengadakan post test materi pada kelas control dan kelas
eksperimen
j. Menganlisis data
k. Membuat kesimpulan
Desain pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan secara garis besar dapat dilaksanakan dengan
langkah-langkah di bawah ini:
7
Tabel 3 : Desain pembelajaran dalam menggunakan Schoology dalam
proses belajar mengajar
4. Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini membahas tentang manfaat pemanfaatan
Schoology dalam pembelajaran dalam meningkatkan aktivitas belajar
siswa dan mempermudah siswa untuk mengakses materi yang telah
diberikan oleh guru, sehingga siswa dan guru dapat bekerja sama
dalam proses pembelajaran. Penggunaan Schoology juga dapat
menghemat waktu, tenaga dan pikiran karena ketika siswa mengakses
materi di luar jam pelajaran maka hal itu akan membantu siswa
memahami materi pelajaran bukan hanya di dalam kelas tetapi juga di
luar kelas.
Penelitian ini dilakukan selama empat minggu, dimana minggu
pertama dilakukan observasi awal sebagai perkenalan dengan beberapa
siswa dan pengenalan aplikasi Schoology. Pada pertemuan ini, Pada
minggu pertama, pertemuan pertama dilakukan observasi awal untuk
mengetahui secara langsung bagaimana aktivitas belajar siswa saat
pembelajaran berlangsung dimana guru mengajar seperti biasa, dengan
menggunakan metode ceramah dan diamati bagaimana aktivitas siswa
di dalam kelas saat pembelajaran sedang berlangsung.
Melalui observasi awal yang telah dilakukan, didapati bahwa
beberapa siswa ada yang tidak menyimak penjelasan guru, ada yang
mengerjakan tugas untuk mata pelajaran lain, dan ada beberapa siswa
yang berbicara dengan teman sebangku. Hal ini dikarenakan guru
masih menggunakan pembelajaran konvensional – guru memberikan
materi menggunakan metode ceramah. Dalam proses pembelajaran
Memilih dan menetapkan tujuan
pembelajaran kepada siswa
Guru menyampaikan semua tujuan
pelajaran dan memotivasi peserta
didik belajar
Menyajikan informasi dengan
menggunakan Schoology
Guru menyajikan informasi kepada
siswa dengan demonstrasi langsung
menggunakan Schoology
Pembentukan kelompok diskusi Guru menjelaskan masalah-masalah
yang harus dibahas
Proses diskusi dengan
menggunakan Schoology
Proses pengerjaan langsung di dalam
Schoology baik dalam bentuk komen
ataupun upload file
Guru melakukan pengamatan Guru sebagai moderator pada saat
mengerjakan tugas
Penilaian berdasarkan hasil
diskusi baik secara langsung
maupun di dalam Schoology
Guru mengevaluasi hasil belajar pada
saat berdiskusi
8
juga, guru tidak menggunakan media dalam menyampaikan materi.
Guru juga tidak memanfaatkan fasilitas internet yang tersedia untuk
mencari informasi-informasi berkaitan dengan materi-materi yang
dibahas. Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran sangat kurang.
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai guru pada kelas
eksperimen maupun kelas kontrol. Sebelum kelas berakhir, guru
memberikan kesempatan kepada peneliti untuk memperkenalkan diri
dan mempekenalkan Schoology.
Minggu kedua, pertemuan pertama siswa belajar seperti biasa
tetapi dengan berbantuan Schoology. Namun sebelumnya dilakukan
pretest untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum melakukan
treatment atau perlakuan. Alasan melakukan pretest adalah untuk
membandingkan hasil belajar sebelum dan sesudah melakukan
perlakuan. Setelah itu guru bertanya jawab dengan siswa tentang
Geopolitik dengan sesuai pengetahuan mereka. Siswa membuka
Schoology, melihat, membaca ataupun mengunduh materi yang telah
diupload sebelumnya. Ketika ada materi yang kurang paham, siswa
diberi kesempatan untuk bertanya. Adapun materi yang diupload
dalam bentuk blog. Diakhir pembelajaran siswa dibentuk dalam tujuh
kelompok untuk belajar bersama dan berdiskusi tentang materi minggu
depan.
Di bawah ini merupakan pembelajaran awal di dalam
Schoology. Siswa membaca materi dan guru menjelaskan materi.
Gambar 1 : Tampilan materi di Schoology dalam bentuk blog
Pada minggu ketiga, pertemuan kedua siswa diberikan tugas
untuk mencari tahu tentang keadaan kehidupan di perbatasan Indonesia
– Malaysia. Siswa berdiskusi berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan
yang telah diposting pada Schoology. Hasil diskusi diupload dengan
cara comment atau upload file yang dikerjakan di laptop atau
handphone. Setelah melakukan diskusi dan hasil diupload, guru
kembali menjelaskan materi yang berkaitan dengan materi minggu ini.
9
Siswa juga bisa bertanya secara langsung atau melalui Schoology
ketika ada penjelasan yang tidak dimengerti.
Gambar 2 : Siswa berdiskusi di Schoology
Gambar tersebut merupakan diskusi yang dilakukan di dalam
aplikasi Schoology. Siswa memanfaatkan aplikasi Schoology untuk
bertukar pikiran. Diskusi bukan saja dilakukan di forum diskusi tetapi
juga di setiap materi yang diupload. Alasan mengapa diskusi dilakukan
di aplikasi Schoology adalah untuk menghemat waktu. Siswa yang
awalnya takut untuk mengemukakan pendapat bisa mengemukakan
pendapatnya tanpa harus berbicara secara langsung di dalam kelas.
Beberapa siswa lebih senang jika mengemukakan pendapat melalui
Schoology, siswa juga bisa bertanya hal tersebut dimana saja dan
kapan saja jika mereka ingin bertanya, tidak hanya bertanya saat di
kelas saja.
Minggu keempat, pertemuan ketiga siswa mengamati
beberapa pakaian adat yang telah diupload dan menonton “tanah
surga katanya”, setelah itu siswa bertanya jawab. Siswa berdiskusi
lagi tentang tanggapan mereka terhadap isi cerita dari cuplikan video
“tanah surga katanya”. Setelah itu guru memberi tanggapan terhadap
jawaban siswa dan memberi kesimpulan. Guru memberi motivasi
kepada siswa dan menjelaskan materi yang berkaitan dengan topik
minggu itu. Materi diupload di Schoology sehingga siswa bisa
membaca kembali dan belajar mandiri. Pada akhir pembelajaran, siswa
diberikan tes akhir sebagai salah satu cara untuk menguji pemahaman
siswa selama proses pembelajaran. Tes ini disebut posttest, dimana tes
ini akan menjadi panduan apakah proses pembelajaran berjalan dengan
lancar dan sesuai indikator atau tidak. Setelah tes, siswa diberikan
penjelasan akhir tentang mata pelajaran PKn, dan siswa diberikan
kesempatan untuk meringkas materi yang telah diajar.
10
Gambar 3: Video “tanah surga katanya”
Dengan menggunakan Schoology sebagai media bantu
mengajar dan belajar guru maupun siswa, membantu siswa untuk
membaca, mengamati, dan meringkas materi ajar. Pemanfaatan
Schoology sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas
belajar.
Tabel Perbandingan Presentase Indikator
N
o
Indikator Kelas
Eksperimen
Kelas Kontrol
Pertemuan Pertemuan
1 2 3 1 2 3
1 Siswa membaca materi yang
disajikan oleh guru / siswa
memperhatikan gambar atau
video yang telah diupload di
aplikasi Schoology
57.1 64.2 85.7 78.5 71.
4
60.
7
2 Siswa mengajukan pertanyaan
/ mengemukakan pendapatnya
baik secara langsung maupun
di dalam Schoology
39.2 64.2 78.5 71.4 64.
2
53.
5
3 Siswa memperhatikan
penjelasan guru mengenai
tujuan
pembelajaran/mendengarkan
guru dan siswa lain dalam
menyampaikan informasi
53.5 82.1 92.8 82.1 75 53.
5
4 Siswa mengerjakan tugas
yang diberikan guru /siswa
membuat laporan diskusi di
Schoology
39.2 57.1 85.7 78.5 57.
1
46.
4
5 Siswa bergerak aktif dan
bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran
53.5 78.5 89.2 75 67.
8
50
11
Aktivitas belajar siswa terhadap pembelajaran dengan
menggunakan aplikasi Schoology pada mata pelajaran PKn diukur
menggunakan lembar observasi. Berdasarkan tabel tersebut
menunjukkan perbedaan antara kelas eksperimen yang menggunakan
aplikasi Schoology dan kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran
konvensional. Adapun peningkatan tiap indikator pada kelas
ekpserimen dapat dilihat dari lima indikator yang telah ditentukan
menurut Paul D. Diedric dalam Andianti (2013) yaitu Visual activities.
Aktivitas ini terdapat pada indikator pertama. Pada pertemuan pertama
siswa yang melakukan aktivitas ini sebesar 35.7%, sedangkan pada
pertemuan kedua dan ketiga, terdapat peningkatan menjadi 64.2% dan
85.7%. Aktivitas ini digunakan saat siswa membaca materi yang telah
diberian/diupload sebelumnya di aplikasi Schoology, beberapa cerita
yang tentang kehidupan perbatasan di Indonesia untuk didiskusikan
dan memperhatikan gambar/video yang tersedia; Oral activities
digunakan saat siswa mengajukan pertanyaan dan mengemukakan
pendapat kepada guru ataupun siswa. Pada pertemuan pertama siswa
yang melakukan aktivitas ini sebesar 39.2%, pada pertemuan kedua
64.2% dan pertemuan ketiga 78.5%; Listening activities mempunyai
peran penting dalam kesuksesan komunikasi dalam sebuah
pembelajaran karena sebelum mengemukakan pendapat, bertanya dan
menjawab pertanyaan siswa harus mendengarkan terlebih dahulu.
Indikator ketiga, pada pertemuan pertama siswa yang mendengar dan
memperhatikan guru hanya 53.5%, tetapi meningkat pada pertemuan
selanjutnya menjadi 82.1% dan 92.8%. Siswa yang melakukan Writing
activities, mengerjakan tugas yang diberikan guru dan membuat
laporan diskusi di Schoology pada pertemuan ketiga sebesar 85.7%,
sedangkan pada pertemuan pertama dan kedua masing-masing 39.2%
dan 51.7%. Emotional activities dinilai saat melihat reaksi siswa saat
menerima pelajaran selama proses pembelajaran. Dalam indikator ini
diperoleh presentase 53.5% yang aktif dan bersemangat dalam
pembelajaran pada pertemuan pertama, dan pada pertemuan
selanjutnya mengalami peningkatan sebesar 78.5% dan 89.2%
Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa dengan
memanfaatkan aplikasi Schoology dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa. Pada visual activities, siswa yang awalnya tidak suka
membaca pada akhirnya suka membaca dan memperhatikan informasi
dalam bentuk blog, gambar maupun video. Oral activities ada
beberapa siswa yang awalnya takut untuk mengemukakan pendapat,
tetapi ketika menggunakan Schoology, siswa tersebut mempunyai
wadah untuk menyampaikan pendapatnya. Siswa tersebut tidak merasa
takut dalam mengemukakan pendapat. Listening activities juga
mengalami peningkatan dimana siswa suka mendengar ketika guru
menyampaikan tujuan pembelajaran, menyampaikan materi dan juga
ketika berdiskusi dengan teman. Beberapa siswa mengatakan bahwa
dengan menggunakan Schoology, siswa lebih senang belajar dan siswa
12
bisa belajar mandiri dimana dan kapan saja sehingga yang awalnya
tidak suka membaca dan tidak aktif di kelas, menjadi aktif karena
materi yang diupload di Schoology bisa dibaca kembali. Siswa tidak
merasa bosan ketika proses belajar mengajar karena aplikasi Schoology
mendukung untuk membagikan (share) video, materi dalam bentuk
pdf, power-point dan juga gambar. Hasil perolehan angket sebesar
78.5% juga menunjukkan adanya respon yang baik dari siswa
mengenai pembelajaran dengan menggunakan aplikasi Schoology
dalam menyampaikan materi.
Dari hasil yang didapat menunjukkan bahwa aktivitas belajar
siswa mendukung keaktifan siswa. Siswa bisa aktif dalam proses
pembelajaran ketika siswa tersebut dilibatkan dalam pembelajaran
seperti bertanya, membaca, mencatat ataupun diskusi kecil, siswa
menjadi terbiasa, rajin membaca dan siswa aktif bertanya. Siswa tidak
akan menjadi aktif jika tidak ada aktivitas yang dilakukan ketika
proses belajar mengajar.
Siswa yang awalnya tidak aktif bertanya dan mengemukakan
pendapat, menjadi aktif bertanya dan mau mengemukakan
pendapatnya. Pemanfaatan aplikasi Schoology bukan saja
meningkatkan aktivitas belajar siswa tetapi juga hasil belajar siswa.
Siswa bisa aktif dalam proses pembelajaran ketika siswa tersebut
dilibatkan dalam pembelajaran seperti bertanya, membaca, mencatat
ataupun diskusi kecil sehingga melalui hal tersebut, siswa menjadi
terbiasa, rajin membaca dan siswa akan aktif bertanya. Siswa tidak
akan menjadi aktif jika tidak ada aktivitas yang dilakukan ketika
proses belajar mengajar. Tujuan dari aktivitas belajar adalah
menciptakan mental belajar yang aktif. Dapat disimpulkan bahwa
aktivitas belajar siswa merupakan hal yang paling penting untuk
diperhatikan karena tanpa adanya aktivitas belajar maka siswapun
tidak dapat menjadi aktif. Sehingga sangat penting untuk
meningkatkan aktivitas belajar siswa agar memicu keaktifan siswa di
kelas.
Di bawah ini adalah diagram aktivitas belajar siswa.
Gambar 4 : Diagram Aktivitas Siswa
0
20
40
60
80
100
0 1 2 3 4 5
Pertemuan1
Pertemuan2
Pertemuan3
13
Pada diagram di atas menunjukkan bahwa pada indikator kedua dan
keempat masih rendah hal ini dikarena siswa belum terbiasa dalam hal
bertanya atau mengemukakan pendapat. Hal ini dikarenakan siswa
belum terbiasa dalam hal mengemukakan pendapat. Begitu pula
dengan indikator keempat berkaitan dengan writing activitites.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan, pembelajaran sebelumnya
sangat pasif. Siswa tidak dibiasakan untuk menulis. Siswa hanya
mendengar guru menjelaskan materi sehingga siswa sedikit malas
dalam hal menulis.
Sedangkan kelas kontrol menerapkan pembelajaran dengan metode
ceramah. Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa siswa
yang awalnya mempunyai presentase melakukan setiap indikator lebih
dari 50% mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan siswa merasa
bosan dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Ketika
melakukan wawancara, siswa memprotes mengapa kelas mereka hanya
dilakukan pembelajaran seperti biasanya. Siswa yang awalnya suka
membaca sebesar 78.5% menjadi 60.7%. Hal ini disebabkan karena
tidak adanya penggunaan media pembelajaran yang membuat siswa
tertarik untuk belajar dan siswa tidak dilibatkan dalam proses
pembelajaran. Siswa akhirnya hanya menjadi pendengar pasif yang
hanya mendengarkan guru menjelaskan materi di depan kelas. Begitu
pula dengan indikator yang lainnya sehingga siswa yang bergerak aktif
dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran hanya sekitar 50% atau
sebagian dari jumlah siswa pada pertemuan ketiga. Penurunan
presentase tersebut berpengaruh juga pada hasil akhir pembelajaran
diukur dari hasil posttest yang dilakukan. Sehingga sangat penting
untuk menggunakan media pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas
belajar siswa.
Hasil Pretest dan Posttest
Penelitian ini membahas tentang pemanfaatan Schoology untuk
meningkatkan aktivitas belajar siswa. Namun, hasil pemanfaatan dari
Schoology juga dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Di bawah ini
adalah hasil pretest dari kelas control dan kelas eksperimen. Pretest
dilakukan sebelum dilakukan treatment atau perlakuan terhadap kelas
eksperimen, sehingga melalui hasil pretest tersebut, terlihat bagaimana
nilai kelas kontrol lebih tinggi dari pada kelas eksperimen. Nilali
tertinggi di kelas kontrol sebesar 90 dan nilai terendah sebesar 40,
dengan rata-rata yang diperoleh sebesar 70.71% sedangkan di kelas
eksperimen, nilai tertinggi 70 dan nilai terendah 50 dengan rata-rata
52.14%. Dari perbandingan nilai ini menunjukkan bahwa kedua kelas
tersebut belum mencapai KKM yang telah ditentukan tetapi nilai di
kelas kontrol lebih tinggi dari pada kelas eksperimen.
Tabel di bawah ini adalah tabel hasil pretest dan posttest kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
14
Tabel 6 : Hasil Pretest
Kelas Jumlah
siswa
Nilai
terendah
Nilai
tertinggi
Rata-rata
Kontrol 28 40 90 70.71
Eksperimen 28 50 70 52.14
Setelah melakukan treatment atau perlakuan terhadap kelas
eksperimen dan kelas kontrol selama tiga kali pertemuan, maka
dilakukan posttest untuk mengetahui hasil akhir dari tiap kelas. Dari
hasil posttest yang dilakukan menunjukkan bahwa pada kelas kontrol
terjadi penurunan terlihat dari rata-rata yang diperoleh pada kelas
kontrol hanya 53.93% dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 40.
Sedangkan pada kelas eksperimen terjadi peningkatan dengan rata-rata
80.36%, nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 40.
Permasalahan siswa yang mengakibatkan hasil belajar PKn
rendah dipengaruhi oleh rendahnya aktivitas belajar siswa, rendahnya
pemahaman siswa dan pembelajaran yang tidak melibatkan siswa
secara langsung. Dengan demikian, pada pertemuan selanjutnya
diterapkan pembelajaran dengan menggunakan aplikasi Schoology
untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa. Berdasarkan hasil tersebut
menunjukkan bahwa pemanfaatan aplikasi Schoology dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Tabel 7 : Hasil Posttest
Kelas Jumlah
siswa
Nilai
terendah
Nilai
tertinggi
Rata-rata
Kontrol 28 40 100 53.93
Eksperimen 28 50 100 80.36
Melalui observasi terhadap siswa yang belum mencapai KKM
aktivitas siswa yang masih kurang yaitu kurangnya perhatian terhadap
guru yang sedang mengajar dan kurang aktif dalam mengemukakan
pendapat sehingga ketika tes, siswa tidak bisa menjawab beberapa soal
dengan benar. Tujuan dari pemanfaatan Schoology yaitu untuk
meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa. Selain itu
melatih siswa untuk menggunakan teknologi yang ada untuk hal-hal
yang membangun. siswa tidak merasa bosan dengan suasana belajar
menggunakan metode ceramah.
Berdasarkan hasil yang didapat menunjukkan bahwa aktivitas
belajar siswa sangat mendukung keaktifan siswa.
5. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa terdapat peningkatan aktivitas belajar siswa meliputi visual
activities, oral activities, listening activities, writing activities, dan
emotional activities dengan menggunakan aplikasi Schoology. Siswa
15
dengan mudah bersama guru mempelajari dan mengakses mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada aplikasi Schoology yang
telah tersedia.
6. Daftar Pustaka
[1] Darmawan Deni., 2012. Inovasi Pendidikan; Pendekatan
Praktik Teknologi Multimedia Dan Pembelajaran Online.
Remaja Roskarya. Bandung
[2] Tim Schoology., Schoology. 2015., http://www.schoology.com
diakses 18 Oktober 2015
[3] Indra K., 2014. "Media E-Lerning Schoology : Mudah, Praktis,
Bisa di mana saja dan Penggunaan mirip Facebook"
http://www.m-edukasi.web.id/2013/06/aplikasi-schoology-
dalam-proses.html diakses tanggal 5 September 2015
[4] Putri, Mei.,dkk., 2014. Pengembangan e-learning berbasis
Schoology pada mata pelajaran IPA kelas VIII di SMP N 1
Seririt. Jurnal Pendidikan. Universitas Pendidikan Ganesha
[5] Tan, Hidayat., 2014. Penerapan dan Pengembangan
Pembelajaran Kolaboratif dengan Media Web E-learning
untuk Mata Pelajaran Produktif di SMK Bina Nusantara
Ungaran Tahun 2014.
[6] Nursalam dan Ferry., 2008. Pendidikan Dalam Keperawatan.
PT Salemba Medika
[7] Pranoto, Alvini, dkk., 2009. Sains dan Teknologi. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama
[8] Muhammad, Ali., 2008. Guru dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung : Sinar Baru Algesindo
[9] Hartono., (2008). PAIKEM Pembelajaran Aktif, Inovatof,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Pekanbaru : Zanafa
[10] Daryanto & Tarial. 2012. Konsep Pembelajaran Kreatif.
Yogyakarta : Gava Media
[11] Andianti, Yohana Putri (2013), Penerapan Metode Inkuiri
Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPS Pada
Siswa Kelas 5 SD N Salatiga 08 Kecamatan Sidorejo Sem 2 TP
2012/2013
[12] Al Amin, M. (2011). Pengaruh prestasi belajar fiqih terhadap
ketrampilan ibadah shalat siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah
Futuhiyyah Palebon Pedurungan Semarang Tahun
2011 (Doctoral dissertation, IAIN Walisongo) diakses tanggal
4 November 2015. [13] Taniredja, dkk. (2011). Model-Model Pembelajaran Inovatif.
Bandung : Alfabeta
[14] Darmadi, Hamid., (2011). Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung : Alfabeta
[15] Wibawa, A., 2013. “LMS schoology”
16
https://www.academia.edu/5047571/generasi_lms_dalam_duni
a_pendidikan_menggunakan_aplikasi_web_schoology_3._Tam
pilan_home_LMS_schoology diakses tanggal 5 September
2015
[16] Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk
Guru, SD, SLB, TK. Bandung. Yrama Widya.