pemanfaatan sekam padi sebagai bahan dasar kayu press...
TRANSCRIPT
Universitas Brawijaya, Malang
2011
Pemanfaatan Sekam Padi Sebagai Bahan Dasar Kayu Press Berbasis Usaha Mikro Untuk Petani Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Kegiatan : PKM-GT Disusun oleh: Hermantoro Wahyu Pradana Teknik Mesin, FT-UB
1. Judul Kegiatan : PEMANFAATAN SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN
DASAR KAYU PRESS BERBASIS USAHA MIKRO
UNTUK PETANI
2. Bidang Kegiatan : PKM-AI PKM-GT
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : HermantoroWahyu Pradana
b. NIM : 115060200111057
c. Jurusan : Teknik Mesin
d. Universitas/Institut/Politeknik : Uniersitas Brawijaya,
Malang
e. Alamat Rumah dan No Tel/HP : Jalan Panglima Sudirman VII/155,
Tulugagung / 087756213764
f. Alamat email : [email protected]
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 1 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr.Eng. Yudy Surya Irawan, ST., M.Eng.
b. NIP : 19750710 199903 1 004
c. Alamat Rumah dan No. Telp : Perum Gadang Cahaya Raya D-2, Malang
Telp. 0341-800766
Malang, 28 Desember 2011
Menyetujui,
Ketua Jurusan Teknik Mesin, FT-UB Ketua Pelaksana Kegiatan
(Dr. Slamet Wahyudi, ST., MT.) (Hermantoro Wahyu P.)
NIP. 19720903 199702 1 001 NIM. 1110620057
Pembantu Rektor III Dosen Pendamping
Universitas Brawijaya
(Ir. H. R. B. Ainurrasyid, MS.) (Dr.Eng. Yudy Surya Irawan, ST., M.Eng.) NIP. 19550618 198103 1 02 NIP. 19750710 199903 1 004
KATA PENGANTAR
Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam yang melimpah, mulai dari
beragam jenis tanaman dapat tumbuh subur dan menghasilkan pendapatan yang tidak kecil
bagi negara. Padi merupakan salah satu komoditas utama yang berkembang di Indonesia. Dan
banyak warga Indnonesia yang masih menggantungkan penghasilan dari pertanian padi ini.
Pemanfaatan lahan pertanian baik berupa tanaman padi itu sendiri ataupun limbah sisa
pengteolahannya merupakan salah satu langkah yang tepat untuk sekaligus menjaga
lingkungan. Karya ini memperlihatkan sebarapa besar potensi besar yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia. Indonesia membutuhkan ide-ide kreatif dari seluruh masyarakat untuk
terus berkembang menjadi lebih baik ke depan. Pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian karya tulis ini yaitu:
1. Allah SWT yang memberikan kesehatan serta kesempatan untuk membuat karya tulis
ini.
2. Orangtua yang sangat membantu pemberian motivasi serta nasehat yang bermanfaat
dalam proses penulisan yang cukup banyak menyita waktu.
3. Bapak Yudi Surya Irawan dari Jurusan Teknik Mesin Universitas Brawijaya yang
selalu membimbing kami.
4. Para Senior Jurusan Teknik Mesin Universitas Brawijaya yang telah membantu
membimbing dan memberikan masukan.
5. Teman-teman lain yang telah memberi motivasi bagi penulisan karya tulis ini.
Karya ini diharapkan dapat memberikan masukan informasi serta wacana yang
bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya.
Malang, 28 Desember 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Halaman Pengesahan ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv
Daftar Tabel iv
Ringkasan v
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan 1
Manfaat 2
GAGASAN 2
Kondisi kekinian 2
Solusi yang pernah diterapkan 2
Gagasan yang ditawarkan 4
Pihak-pihak yang dapat mengimplementasikan gagasan 6
Langkah strategis implementasi gagasan 7
KESIMPULAN 8
Inti Gagasan 8
Teknik Implementasi Gagasan 8
Prediksi hasil yang akan diperoleh 8
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Strategi Peningkatan Nilai Jual Sekam Padi 5
Tabel 2. Identifikasi Pelaksana dan Program yang diterapkan 6
Tabel 3. Peranan elemen terkait dalam pengembangan produksi kayu sekam 7
RINGAKASAN
Hasil pertanian Indonesia memiliki peranan penting dalam penggerak roda perekonomian.
Terutama disektor pertanian tanaman pangan, yang menjadi komoditi utama pertanian
Indonesia. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Nasional pada tahun 2009, lahan pertanian
di Indonesia sekitar 12.883.576 Ha dengan total produksi tahunan 64.398.890 ton. Tentunya
dari sektor ini akan banyak menghasilkan pendapatan bagi negara. Namun disamping itu,
pengolahan limbah yang dilakukan kurangah maksimal. Jika dibandingkan dengan output
hasil pertanian yang ada, pengolahan limbah penggilingan kurang menghasilkan pendapatan
bagi pengelolanya.
Dewasa ini, terdapat potential demand produk hasil pertanian yang mengikuti kemauan green
consumers dunia yang semakin meningkat. Data di Amerika Serikat menunjukan peningkatan
jumlah green consumers dari 62% menuju 77% dalam rentang waktu 2004-2006
(Ryan,2006). Hal ini merupakan langkah tepat untuk menghasilkan produk yang ramah
lingkungan dengan memanfaatkan limbah-limbah pertanian yang selama ini belum digunakan
secara maksimal. Sekam sisa proses penggilingan padi merupakan salah satu limbah
pertanian yang memiliki potensi untuk terus dikembangkan.
Karya tulis ini bertujuan untuk merumuskan konsep pengembangan pengolahan limbah padi
berupa sekam dan mencari langkah inovatif untuk memanfaatkan sekam sebagai bahan dasar
pembuatan produk yang lebih bernilai ekonomis. Gagasan ini ditulis dengan dengan analisis
dari beberapa permasalahan yang terjadi pada pertanian padi di Indonesia, yang dikombinasi
dengan solusi logis berdasarkan tinjauan pustaka yang ada.
Berdasarkan hasil analitis, pengembangan pengolahan limbah padi berupa sekam dapat
dilakukan dengan memanfaatkannnya untuk pembuatan kayu press sebagai pengganti serbuk
kayu yang umum digunakan, selanjutnya hasil olahan ini disebut “Kayu Sekam”. Langkah
lain sebagai penguatan internal nilai jual dari sekam adalah memanfaatkannya secara
langsung menjadi bahan untuk pembuatan furnitur. Sedangkan penguatan secara eksternal
adalah dengan menjualnya langsung kepada konsumen yang dilakukan oleh petani pengelola
sediri sehingga diharapkan agar para petani secara langsung dapat mengembangkan usaha
tersebut secara mandiri. Pengembangan tersebut difasilitasi oleh lembaga pemerintah, LSM,
serta kalangan akademisi dan didukungan dana oleh Lembaga Keuangan Mikro seperti
Koperasi.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan hasil pertanian yang cukup tinggi. Salah satu
hasil utamanya adalah padi. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Nasional pada tahun
2009, lahan pertanian di Indonesia sekitar 12.883.576 Ha dengan total produksi tahunan
64.398.890 ton. Tentunya dari hasil pengolahannya menghasilkan bahan sisa atau limbah
dengan jumah yang besar. Sekam dan batang padi adalah salah satu limbah dari proses
pengilingan padi yang jumlahnya sangat banyak namun masih memiliki nilai jual yang
relatif rendah. Justru kebanyakan petani kurang mampu memanfaatkan limbah ini.
Dibakar atau pun dijual kembali tanpa adanya pengolahan lebih lanjut adalah beberapa
contoh pemanfaatan limbah sekam dan batang padi dalam skala yang sangat minimum.
Agar bahan sekam dan batang padi mempunyai nilai jual yang lebih tinggi maka perlu
adanya inovasi pengolahan yang tepat guna.
Dewasa ini, terdapat potential demand produk hasil pertanian yang mengikuti
kemauan green consumers dunia yang semakin meningkat. Data di Amerika Serikat
menunjukan peningkatan jumlah green consumers dari 62% menuju 77% dalam rentang
waktu 2004-2006 (Ryan,2006). Hal ini merupakan langkah tepat untuk menghasilkan
produk yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan limbah-limbah pertanian yang
selama ini belum digunakan secara maksimal.
Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penulisan gagasan ini bertujuan
untuk :
1. merumuskan konsep pengembangan pengolahan limbah padi berupa sekam
2. mencari langkah inovatif dalam memanfaatkan sekam sebagai bahan dasar produksi
kayu prees
3. membantu petani untuk menciptakan lahan usaha baru
4. mengoptimalkan pemberdayaan sumber daya manusia didaerah pedesaan
Manfaat
Manfaat karya tulis ini adalah meningkatan nilai ekonomis sekam padi dari
proses sisa penggilingan padi, memperkaya khasanah pengetahuan masyarakat tentang
potensi produk berbasis limbah sekam menjadi rekomendasi terhadap peningkatan nilai
jual limbah sisa penggilingan padi berupa sekam berbasis usaha mikro bagi petani.
GAGASAN
Kondisi Kekinian
Kebutuhan furniture di dalam negeri juga cenderung meningkat, sejalan dengan
mulai membaiknya bisnis properti di Indonesia. Karena sebagaimana diketahui kebutuhan
akan rumah tinggal yang sehat juga terlihat semakin meningkat dan secara tidak langsung
kebutuhan akan perabotan rumah tangga pun akan meningkat pula. Salah satu
perlengkapan rumah tangga yang dibutuhkan antara lain adalah furniture, baik berupa
perlengkapan ruang tamu, perlengkapan ruang tidur, perlengkapan ruang dapur dan
perlengkapan ruang belajar. Perlengkapan furniture yang dimanfaatkan untuk tempat
tinggal umumnya adalah terbuat dari bahan dasar kayu dimana jenis ini memang sudah
lama menjadi bahan dasar dalam pembuatan furniture di Indonesia.
Di sisi lain, teknologi yang berkembang memaksa manusia untuk terus
memanfatkan potensi alam yang ada. Akibat dari eksploitasi alam yang berlebihan tentu
akan berakibat buruk untuk kehidupan manusia. Beragam cara telah di upayakan,
termasuk mencari bahan-bahan alternatif dari alam dan tentunya harus kembali untuk alam
pula. Dengan pemanfaatan dan pengolahan produk yang tepat, tentu menjadikan lahan
baru untuk membantu ekonomi masyarakat.
Solusi yang Pernah Diterapkan
Particle/Kayu press
Particle atau kayu press adalah bahan serbuk dari sisa olahan kayu yang
dibentuk menjadi papan lembaran dengan ukuran standar 244 X 122 cm .bahan dasar ini
sering digunakan sebagai speaker untuk menghasilkan suara memantul.namun banyak
dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat furnitur. Material ini tidak cukup kuat untuk
digunakan sebagai perabotan rumah tangga karena sifatnya yang mudah memendar maka
akan rontok jika terkena air dan kurang kuat menahan beban berat.meski demikian bahan
dasar ini bisa dipakai untuk beberapa tahun selama tidak terkena air. Spesifikasi dan
kwalitas bahan “Mudah lapuk”.
Kayu press yang ada dipasaran secara umum memiliki sifat sebagai berikut :
1. Kurang kuat mudah berpendar
2. Permukan halus
3. Jika di paku atau di skrup mudah lepas sistem perakitan biasanya menggunakan
knockdown
4. ukuran 122 X 244cm ketebalan 9 mm s/d 3.5 cm
Gambar 1. Tekstur kayu press dengan bahan dasar serbuk kayu
(sumber: www.binaukm.com, 2011)
Papan Semen dengan Sekam Padi
Komposit semen-serat dipakai luas pada berbagai konstruksi bangunan di dunia.
Hampir 70% produksi komposit semen-serat didasarkan pada bahan pengisi (filler)
asbestos. Pada negara maju seperti Amerika serikat dan sebagian Asia konsumsi
pemakaian komposit semen asbestos mencapai 90% (Warden, dkk, 2000). Selain komposit
semenasbestos, pemakaian komposit semen-serat kayu diseluruh dunia juga cukup tinggi.
Pemakaian yang cukup tinggi ini akan mendorong eksplorasi hutan secara berlebihan dan
menyebabkan ketidakseimbangan lingkungan yang membahayakan kehidupan manusia.
Pencarian material alternatif yang lebih murah dan tidak membahayakan kehidupan
manusia merupakan usaha yang paling tepat.
Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi cukup besar untuk
memanfaatkan serat yang diperoleh dari sampah pertanian sebagai bahan pengisi komposit
semen. Di Indonesia dari total luas tanah sebesar 7,8 juta hektar yang ditanami padi setiap
tahun akan dihasilkan padi (gabah kering giling) sebanyak 51,9 juta ton yang setara
dengan 32,7 juta ton beras dan 19,2 juta ton kulit beras/sekam (Dai Food Policy Advisory
Team BAPPENAS, 2002). Selama ini sekam padi sebagai limbah penggilingan padi
sebagian kecil sudah dimanfaatkan sebagai bahan pengawet/penyimpanan es dan bahan
bakar pada proses pembuatan batu bata, kompos, sedangkan sebagian besar dibuang atau
dibakar. Pembakaran sekam padi akan menghasilkan abu dengan kandungan karbon
sebesar 15% berat yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan (De Souza, dkk, 2000).
Sekam dapat diubah menjadi produk bernilai tinggi menggantikan serat kayu ataupun serat
asbes sebagai material penguat komposit semen. Pemanfaatan sekam sebagai bahan
pengisi altenatif menggantikan serat kayu ataupun serat asbes pada beberapa produk
komposit semen seperti internit, atap papan, serta struktur arsitek akan mampu
menyelamatkan hutan di Indonesia.
Modifikasi papan semen dengan menggunakan sekam padi yang selama ini
dianggap limbah dan hasil samping produk pertanian sebagai bahan alternatif dapat
menggantikan serat kayu yang ketersediaannya semakain terbatas dan serat asbes yang
berbahaya bagi kesehatan dan cukup mahal harganya untuk material penguat komposit
semen.
Berdasarkan solusi yang pernah diterapkan, proses produksi massal akan
membutuhkan dana yang tidak sedikit bagi penngembang usaha mikro. Berangkat dari
masalah yang ada, muncul pemikiran dan ide-ide untuk mengaplikasikan sekam padi yang
dianggap sebagian besar masyarakat hanya sebagai sampah sisa untuk menjadi produk lain
yang lebih tepat guna dan relatif mudah untuk dikembangkan usaha mikro di daerah
pedesaan. Sehingga diharapkan dapat membantu ekonomi masyarakat di daerah pedesaan,
khususnya para petani.
Gagasan yang Ditawarkan
Konsep Dana Modal Awal
Modal awal merupakan salah satu hal penting dalam menembangkan usaha
mikro. Begitu pula usaha mikro di pedesaan yang kebanyakan masyarakatnya memiliki
mata pencaharian sebagai petani. Pembiayaan untuk Usaha Kecil dan Menengah(UKM)
sebaiknya menggunakan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang ada, maupun non bank.
Lembaga Keuangan Mikro bank antara Lain: BRI unit Desa dan Bank Perkreditan Rakyat
(BPR). Sampai saat ini BRI memiliki sekitar 4.000 unit yang tersebar diseluruh Indonesia.
Dari kedua LKM ini sudah tercatat sebanyak 8.500 unit yang melayani UKM. Selain
Lembaga Keuangan Mikro berbasis bank, modal awal juga dapat disuplai dari LKM non
bank seperti Koperasi. Koperasi yang dikembangkan oleh masyarakat desa dapat menjadi
wadah untuk menjamin permodalan usaha mikro. Namun perlu dicatat bahwa suplai
modal berbasis koperasi harus mendapat dukungan penuh dari warga.
Pembuatan Produk Kayu Sekam
“Kayu sekam” merupakan salah satu bentuk olahan sekam yang masih belum
berkembang di kalangan masyarakat. Produk ini merupakan modifikasi dan
pengembangan dari kayu press yang menggunakan serbuk kayu sebagi bahan utama.
Dasar pemilihan sekam padi sebagai bahan pengganti serbuk kayu :
1. Mengadung kadar silika dan lignin yang tinggi serta adanya ikatan lignoselulosa
(Close & Menke.1986)
2. Bahan organik yang ramah lingkungan dan aman bagi manusia
3. Produksinya tinggi dan kontinuitas ketersediaannya terjamin karena seiring dengan
produksi padi untuk manusia
4. Penggunaannya tidak bersaing dengan kebutuhan manusia
5. Keberadaannya terkonsentrasi pada tempat tertentu (di pabrik penggilingan padi)
6. Merupakan bahan isolator panas yang baik
7. Masih belum banyak digunakan untuk tujuan-tujuan yang lebih bernilai ekonomi
Tabel 1. Strategi Peningkatan Nilai Jual Sekam Padi
Aspek Strategi
Penguatan Internal
Pengolahan sekam menjadi produk baru yaitu “Kayu Sekam”.
Membuat barang produksi dengan memanfaatkan kayu sekam.
Penguatan Eksternal
Penjualan produk setengah jadi untuk pembuatan produk lain
Penjualan produk jadi
Penjualan langsung ke konsumen melalui koperasi
Berdasarkan potensi yang ada pada sekam padi tersebut, perlu adanya tindak lanjut
agar limbah padi yang berupa sekam memiliki nilai jual yang lebih tinggi dan dapat
menjadi salah satu usaha sampingan untuk petani padi.
Alat dan Bahan :
1. Sekam padi
2. Mesin Press
3. Lem jenis phenol-Formaldehyde
Proses produksi :
1. Sekam sisa penggilingan padi dibersihkan dengan air mengalir untuk menghilangkan
kotoran-kotoran yang bercampur di dalamnya
2. Sekam dikeringkan dibawah terik sinar matahari selama satu hari
3. Setelah kering, kemudian dilanjutkan dengan proses gluing. Lem yang digunakan
adalah jenis urea resin atau. Sekam dicampur dengan lem hingga merata. Campuran
ini disebut vinir.
4. Lapisan-lapisan vinir diatur di bawah mesin press dengan tekanan tinggi hingga
ketebalan yang diinginkan. Lakukan proses pressing.
5. Lembaran-lembaran kayu press ini kemudian dipotong sesuai kebutuhan produksi
yang diperlukan
Gambar 2. Mesin press kayu
(sumber: routeterritory.wordpress.com, 2011)
Cara lain yang ditawarkan untuk meningkatkan nilai jual hasil olahan sekam
yang berupa kayu sekam adalah dengan mengolahnya menjadi produk jadi. Misalnya
untuk pembuatan furnitur.
Konsep penjualan
Salah satu faktor penting yang menjadi penentu berkembangnya suatu usaha
adalah strategi penjualan. Promosi yang baik menjadi salah satu media untuk
meningkatkan penjualan. Sekam yang hanya dijual apa adanya hanya memiliki nilai jual
yang relatif rendah. Setelah sekam dimodifikasi menjadi kayu press, tentu produk ini akan
memiliki nilai guna yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Penjualan produk dilakukan dengan sistem kooperatif dengan melakukan
kerjasama dengan pengerajin mebel. Pemasaran bisa dilakukan langsung kepada
konsumen ataupun melalui showroom yang dikembangkan sendiri. Namun sebagai
penyedia dana tetap melakukan kerjasama dengan koperasi. Jadi showroom pun juga
dikelola bersama dengan koperasi.
Gambar 3. Skema pemasaran produk
(sumber : hasil analisis, 2011)
Pihak-pihak yang Dapat Mengimplementasikan Gagasan
Gagasan ini dapat terwujud melalui partisipasi aktif pihak-pihak sebagai
berikut:
Tabel 2. Identifikasi Pelaksana dan Program yang diterapkan
Pelaksana Program yang diterapkan
Petani padi Sebagai target dari implementasi gagasan
Penyedia bahan dasar sekam
LKM (Koperasi) Sebagai penyedia modal dana kerjasama dengan
petani padi
Pengerajin Furnitur Sebagai partner kerjasama dengan petani
Untuk pengembangan pengolahan sekam sebagai kayu press untuk peningkatan
nilai jual limbah sekam, berkut ini merupakan pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan
program gagasan :
Tabel 3. Peranan elemen terkait dalam pengembangan produksi kayu sekam
No. Lembaga Peranan
1 Lembaga penelitian
Melakukan riset terhadap bahan
campuran agar dihasilkan output
berkualitas
2 Pemerintah
Memberikan bantuan dana untuk
pengembangan UKM di bidang
produksi kayu sekam
3 Bank
Memberikan kredit murah untuk
memulai usaha produksi kayu
press dengan bahan dasar sekam
padi
4 Distributor
Menentukan daerah tujuan
operasi di dalam dan luar negeri
untuk memasarkan output produk
Langkah Strategis Implemantasi Gagasan
Langkah-langkah strategis untuk menerapkan gagasan penerapan bahan sekam
padi sebagai bahan baku pembuatan kayu press ini adalah : 1. Identifikasi pengembangan pengolahan yang lebih terpadu untuk mendapatkan produk
yang unggul
2. Sosialisasi dari Lembaga Penelitian atau pihak lain yang berkompeten dibidangnya
untuk meratakan penerapan gagasan
3. Melakukan pendekatan terhadap pihak-pihak yang berkeinginan ambil bagian dalam
pengembangan usaha produksi “Kayu Sekam” ini
4. Melakukan strategi kemitraan dengan pengusaha yang mmemiliki program yang
mendukung penyediaan alat-alat produksi
5. Menanamkan kepercayaan kepada petani untuk ikut serta dalam pegembangan usaha
6. Melakukan mekanisme koordinasi dengan membagi tugas secara jelas, termasuk
pembagian keuntungan yang tidak merugikan salah satu pihak
7. Melakukan mekanisme evaluasi secara periodik dan profesional.
KESIMPULAN
Inti Gagasan
Gagasan peningkaatan nilai ekonomi dari limbah sekam padi meliputi modifikasi
penggunaan sekam padi sebagai pengganti serbuk kayu untuk pembuatan kayu press dan
penerapan variasi produk untuk meningkatkan daya saing dengan produk kayu press
dengan bahan dasar serbuk kayu yang sudah ada.
Teknik Implementasi Gagasan
Gagasan peningkatan nilai ekonomi limbah sekam padi ini dapat diimplementaskan
dengan baik apabila didukung oleh hal-hal sebagai berikut :
1. Adanya pengembangan penelitian yang berkelanjutan dari pihak-pihak yang ahli
2. Peran serta Pemerintah Daerah untuk ikut mengembangkan UKM ini
3. Adanya sinergi antara Pemerintah dan petani untuk mengembangkan dan menerapkan
teknologi yang ramah lingkungan, salah satunya dari produksi “Kayu Sekam”
4. Peran aktif dari masyarakat luas untuk mendukung kelancaran produksi “Kayu
Sekam”
Prediksi Hasil yang Akan Diperoleh
Dari gagasan yang ditawarkan, maka hasil yang akan diperoleh ditinjau dari
beberapa aspek adalah sebagai berikut :
1. Aspek Lingkungan
Sekam padi merupakan limbah yang dihasilkan dari sisa proses penggilingan padi,
dengan pemanfaatan yang tepat akan membantu mengurangi kuantitas limbah yang
tak terpakai.
2. Aspek Sosial
a. Dari pengolahan Kayu Sekam, akan memberdayakan usia-usia produktif
sehingga akan membuka lahan pekerjaan baru di daerah pedesaan
b. Dengan adanya inovasi produk baru, nilai ekonomis sekam akan meningkat.
Tentunya hal ini akan memberikan bidang usaha mikro yang sesuai bagi para
petani
c. Memberdayakan SDM masyarakat pedesaan untuk mengelola daerahnya
sendiri
3. Aspek Ekonomi
a. Mendongkrak nilai jual sekam padi
b. Memberikan pemasukan tambahan bagi pengelola usaha produksi Kayu
Sekam ini
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009, “Cara Pengembangan Usaha”, http://routeterritory.wordpress.com
3 Nopember 2011 09:01:14
Badan Pusat Statistik, 2010, “Tanaman Pangan”, http://www.bps.go.id
3 Nopember 2011 09:10:47
Anonim, 2010, “Industri Furniture dalam Ekonomi Indonesia”, http://binaukm.com
8 Nopember 2011 07:05:13
Ferdi Mukti, 2009, “Pertanian Padi”, http://ilmutanam.blogspot.com
8 Nopember 2011 07:32:09
Rusdi, 2010, “Keunggulan Koperasi”, http://tatastreet.blogspot.com
17 Nopember 2011 12:07:22
Anonim, 2010, “Resin Urea-Formaldehid”, http://id.wikipedia.org
22 Nopember 2011 16:27:05