pembahasan

6
BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Dari hasil pemeriksaan ditemukan : 3.1.1 Fakta yang berkaitan dengan waktu terjadinya kematian Lebam mayat Lebam mayat pada bagian belakang tubuh, berwarna merah keunguan, ditekan tidak hilang. Lebam mayat jika sudah lebih dari 4 jam tidak hilang dengan penekanan. Kapiler-kapiler akan mengalami kerusakan dan butir-butir darah merah juga akan rusak. Pigmen-pigmen dari pecahan darah merah akan keluar dari kapiler darah yang rusak dan mewarnai jaringan sekitarnya sehingga menyebabkan lebam mayat di daerah tersebut akan menetap dan tidak hilang dengan penekanan. Warna lebam mayat merah keunguan menandakan terjadinya asfiksia (Dahlan 2008). Kaku Mayat Pada jenazah didapatkan kaku mayat sudah lengkap. Lebih kurang 6 jam sesudah mati, kaku mayat akan mulai terlihat dan lebih kurang 6 jam kemudian seluruh tubuh akan menjadi kaku. Kekakuan tersebut akan berlangsung selama 36 sampai 48 jam. Sesudah itu, tubuh mayat akan mengalami relaksasi kembali sebagai akibat dari proses degenerasi dan pembusukan. Relaksasi yang terjadi sesudah mayat mengalami kaku mayat disebut relaksasi sekunder (Dahlan, 2008). 3.1.2 Fakta dari pemeriksaan tubuh bagian luar permukaan kulit tubuh Dahi Terdapat luka robek di dahi sebelah kanan berukuran dua sentimeter kali tiga sentimeter, tepi tidak rata. Luka terbuka / robek adalah luka yang disebabkan karena persentuhan dengan

Upload: mourend

Post on 15-Apr-2016

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

forensik

TRANSCRIPT

Page 1: Pembahasan

BAB 3PEMBAHASAN

3.1 Dari hasil pemeriksaan ditemukan :3.1.1 Fakta yang berkaitan dengan waktu terjadinya kematian

Lebam mayatLebam mayat pada bagian belakang tubuh, berwarna merah keunguan, ditekan tidak

hilang.

Lebam mayat jika sudah lebih dari 4 jam tidak hilang dengan penekanan. Kapiler-

kapiler akan mengalami kerusakan dan butir-butir darah merah juga akan rusak. Pigmen-

pigmen dari pecahan darah merah akan keluar dari kapiler darah yang rusak dan mewarnai

jaringan sekitarnya sehingga menyebabkan lebam mayat di daerah tersebut akan menetap

dan tidak hilang dengan penekanan. Warna lebam mayat merah keunguan menandakan

terjadinya asfiksia (Dahlan 2008).

Kaku MayatPada jenazah didapatkan kaku mayat sudah lengkap.

Lebih kurang 6 jam sesudah mati, kaku mayat akan mulai terlihat dan lebih kurang 6

jam kemudian seluruh tubuh akan menjadi kaku. Kekakuan tersebut akan berlangsung

selama 36 sampai 48 jam. Sesudah itu, tubuh mayat akan mengalami relaksasi kembali

sebagai akibat dari proses degenerasi dan pembusukan. Relaksasi yang terjadi sesudah

mayat mengalami kaku mayat disebut relaksasi sekunder (Dahlan, 2008).

3.1.2 Fakta dari pemeriksaan tubuh bagian luar permukaan kulit tubuhDahiTerdapat luka robek di dahi sebelah kanan berukuran dua sentimeter kali tiga

sentimeter, tepi tidak rata. Luka terbuka / robek adalah luka yang disebabkan karena

persentuhan dengan benda tumpul dengan kekuatan yang mampu merobek seluruh

lapisan kulit dan jaringan di bawahnya, yang ciri–cirinya sebagai berikut :

Bentuk garis batas luka tidak teratur, tepi luka tidak rata.

Bila ditautkan tidak dapat rapat (karena sebagian jaringan rusak).

Tepi luka tidak rata dan terdapat jembatan jaringan

Disekitar garis batas luka ditemukan memar

Lokasi luka lebih mudah terjadi pada lokasi dekat dengan tulang (misalnya daerah

kepala, muka, atau ekstremitas)

Page 2: Pembahasan

Karena terjadinya luka disebabkan oleh robeknya jaringan maka bentuk dari luka

tersebut tidak menggambarkan bentuk dari benda penyebabnya. Jika benda tumpul yang

mempunyai permukaan bulat atau persegi dipukulkan pada kepala maka luka robek yang

terjadi tidak berbentuk bulat atau persegi.

Lokasi luka lebih mudah terjadi pada daerah yang deka .MataPada pemeriksaan tampak ptechie pada konjungtiva

Gambaran Postmortem pada Asfiksia Karena asfiksia merupakan mekanisme

kematian, makasecara menyeluruh untuk semua kasus akan ditemukan tanda-tanda umum

yang hampir sama,yaitu:

Muka dan ujung-ujung ekstremitas sianotik (warna biru keunguan) yang disebabkan

tubuhmayat lebih membutuhkan HbCO2 daripada HbO2.

Tardieu’s spot pada konjungtiva bulbi dan palpebra. Tardieu’s spot merupakan bintik-

bintik perdarahan (petekie) akibat pelebaran kapiler darah setempat.

Lebam mayat cepat timbul, luas, dan lebih gelap karena terhambatnya pembekuan

darah danmeningkatnya fragilitas/permeabilitas kapiler.

Bibir atas dan bawahBibir atas dan bawah berwarna kebiruan.

Bibir atas dan bawah berwarna kebiruan menandakan terjadi sianosis. Sianosis

terjadi karena kurangnya oksigen sehingga darah akan berwarna kebih gelap dan encer.

3.1.3 Fakta dari pemeriksaan tubuh bagian dalam

Rongga kepalaTerdapat resapan darah pada jaringan di bawah luka. Resapan darah merupakan

bentuk luka memar. Luka memar adalah salah satu bentuk luka yang ditandai oleh

kerusakan jaringan tanpa disertai diskontinuitas permukaan kulit dimana kapiler pecah dan

meresap ke jaringan sekitarnya yang disebabkan oleh kekerasan benda tumpul.

Rongga dadaPada kasus ini, rongga pericardium ditemukan bekuan darah dan darah cair

sebanyak 820 cc. Adanya banyak bekuan dan darah cair di rongga perikard memastikan

terjadinya tamponade jantung. Tamponade jantung dapat terjadi secara mendadak jika

begitu banyak cairan yang terkumpul secara cepat sehingga jantung tidak dapat berdenyut

Page 3: Pembahasan

secara normal. Lamanya darah yang menumpuk semakin banyak, menyebabkan tekanan

pada otot jantung juga semakin besar. Keadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan

dalam jantung, dan menyebabkan ventrikel jantung tidak terisi dengan sempurna, sehingga

hasilnya adalah pemompaan darah menjadi tidak efektif, syok, dan dapat juga

menyebabkan kematian (Widhiatmoko, 2012).

Pada jenazah juga ditemukan bekuan darah di antara lapisan otot pembuluh darah

dan lapisan luar pembuluh darah dari aorta ascendens, arcus aorta, bagian atas aorta

descendens, arteri carotis kiri dan kanan hingga setinggi pertengahan leher. Dissection

aorta adalah kondisi dimana terjadi suatu robekan kecil pada tunica intima. Darah memasuki

robekan ini dan menyebabkan lapisan intima terkupas dari lapisan media, efek lebih lanjut

darah dapat membelah lapisan-lapisan otot dinding aorta dan membentuk kanal atau lumen

palsu. Kanal ini mungkin pendek atau mungkin meluas keseluruh panjang dari aorta. Ujung

distal kanal palsu tersebut dapat robek ke arah lapisan intima dan darah mengalir masuk,

kembali ke lumen yang benar dari aorta (Widhiatmoko, 2012).

Didapatkan jantung aterosklerosis pada arteri koroner kiri cabang antero descendens

dan ditemukan banyak bercak aterosklerosis dengan berbagai ukuran pada permukaan

dalam aorta. Aterosklerosis adalah suatu penyakit keradangan yang mengenai arteri besar

dan sedang. Hal ini disebabkan oleh penumpukan plak ateromatus pada permukaan dalam

(intima) dinding arteri (Widhiatmoko, 2012).

Ditemukan ruptur pada awal lengkung aorta bagian belakang. Lubang aorta

membesar. Lubang aorta yang membesar menandakan terjadnya aneurisma. Aneurisma

adalah dilatasi abnormal dari pembuluh darah / aorta. Terjadi suatu perubahan pada

dinding aorta, elastin dan otot polos mengalami suatu proses dan menjadi jaringan ikat,

akibatnya dinding menjadi lemah lalu menggembung. Baik true maupun false aneurisma

sama-sama mempunyai potensi mengalami ruptur, dan komplikasi lain yang berakibat fatal.

bekuan darah dari dalam aneurisma dapat lepas ke dalam aliran darah menjadi suatu

emboli. Aneurisma dapat pecah secara tiba-tiba, sering terjadi orang meninggal mendadak

karena ruptur ini dengan tanpa didahului gejala apa pun (Widhiatmoko, 2012).

Page 4: Pembahasan

Daftar Pustaka

Dahlan, Sofwan. 2008. Ilmu Kedokteran Kehakiman. Badan Penerbit Universitas

Diponegoro.Semarang.

Widhitmoko B, Yudianto A. 2012. Tamponade Jantung Akibat Ruptur Spontan Aorta. Dept.

Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK Unair. Surabaya

Faridah H, Kaniasari N, Shiddiq R. 2012. Traumatologi Forensik “Umur Luka”. Fakultas

Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman. Solo