pembahasan dan analisis manajemen

44
80 PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN Management’s Discussion and Analysis Perencanaan dan pelaksanaan investasi yang prudent dan penerapan empat fokus pengelolaan strategi secara konsisten untuk mengatasi tantangan dan mengokohkan pertumbuhan kinerja secara berkesinambungan Prudent investment planning and implementation, as well as the consistent application of the four strategic focuses, are the keys to overcoming challenges and solidifying sustainability of growth Laporan Tahunan 2009 Annual Report PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk.

Upload: dinhdieu

Post on 12-Jan-2017

232 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

80

pembahasan dan analisis manajemenManagement’s Discussion and Analysis

Perencanaan dan pelaksanaan investasi yang prudent dan penerapan empat fokus pengelolaan strategi secara konsisten untuk mengatasi tantangan dan mengokohkan pertumbuhan kinerja secara berkesinambungan

Prudent investment planning and implementation, as well as the consistent application of the four strategic focuses, are the keys to overcoming challenges and solidifying sustainability of growth

laporan Tahunan 2009 annual Report pT semen GResik (peRseRo) Tbk.

81

Tinjauan ekonomi, indusTRi dan pRospek usaha

Review of Economy, Industry, and Business Prospects 81

Tinjauan umum Perekonomian indonesiaperekonomian indonesia dipengaruhi oleh gejolak perekonomian global yang masih terimbas dampak resesi yang dimulai akhir 2008. pada akhir tahun 2009 sejalan dengan stabilnya perekonomian dunia yang ditandai dengan menguatnya kembali transaksi dan indeks harga saham di pasar finansial utama serta menguatnya kembali harga-harga komoditas utama, perekonomian indonesia mulai membaik.

ekonomi indonesia tidak sempat mengalami kontraksi perekonomian, namun mengalami pelambatan pertumbuhan. Gdp indonesia pada tahun 2009 mencatat pertumbuhan sebesar 4,5% sedikit melemah dibandingkan Gdp tahun 2008 yang tumbuh sebesar 6,1%. sementara itu indikator ekonomi lainnya berangsur mulai membaik pada semester kedua 2009.

pasar modal indonesia mencatat prestasi yang mengesankan sebagai salah satu bursa dengan kenaikan indeks tertinggi di asia, yakni 85% diatas level ihsG 1.340,9 akhir tahun 2008, ditutup pada level 2.519,0 diakhir tahun 2009. dengan seluruh indikator ekonomi makro tersebut, banyak ekonom berpendapat, perekonomian indonesia berada pada kondisi yang baik dan siap berkembang lebih lanjut di masa mendatang.

overview of The indonesian economyindonesia’s economic conditions were influenced by the global economic crisis, the impact of which was felt in the recession that began at the end of 2008. by the end of 2009, the gradual return of some stability in the global economic conditions was reflected in the increase in transaction levels and the stock price indices on the main financial markets. Further supported by the rebound in commodity prices, indonesia’s economic conditions and prospects indicated improvements.

although the indonesian economy did not contract during the onslaught of the crisis, it did experience slower growth. in 2009, indonesia’s Gdp recorded growth of 4.5%, weaker than the Gdp growth rate of 6.1% in 2008. inflation rate declined from 11.1% in 2008 to only 2.8 % while bi interest rate stood at 6.5% by close of 2009 compared to 8.75% at the beginning of the year.

Within this context, the indonesian capital market achieved one of the highest index gains in asia of 85% i.e., jCi level of 2,519.0 at the end of 2009 compared to 1,340.9 at the end of 2008. Given all these macro economic indicators, many economists are of the opinion that the indonesian economy has sound fundamentals and is poised to develop further in the future.

82

Tinjauan indusTri sampai akhir tahun 2009, belum ada perubahan signifikan dalam industri semen indonesia. kondisi perekonomian yang kurang mendukung sejak akhir semester dua 2008 hingga awal semester kedua tahun 2009, membuat rencana investasi beberapa pelaku industri semen utama di indonesia tertunda. dalam kurun waktu tersebut, hanya perseroan yang mulai merealisasikan rencana ekspansinya dengan membangun dua unit pabrik baru di sulawesi dan jawa, dengan kapasitas masing-masing sebesar 2,5 juta ton semen dan direncanakan mulai berproduksi di tahun 2011 dan 2012.

Produksi, Penjualan dan ProsPek usahaTotal produksi semen nasional pada tahun 2009 turun sebesar 2,8% dari 38,6 juta ton, menjadi 37,5 juta ton, sementara permintaan semen nasional tumbuh sebesar 2,9% menjadi 39,1 juta ton. pertumbuhan permintaan semen tahun 2009 tersebut dipicu oleh membaiknya kondisi perekonomian indonesia yang memacu realisasi proyek-proyek pemerintah dan swasta pada semester ii.

konsumsi semen domestik (dalam juta ton)

Domestic Cement Consumption (in million tons)

05 06 07 08 09

18.8

11.5

19.6

12.4

19.6

14.5

21.2

16.8

21.6

17.5

jawaJava

luar jawa

Outer Islands

di masa mendatang, seiring dengan perbaikan kondisi perekonomian, konsumsi semen nasional diyakini akan terus tumbuh. prediksi pertumbuhan perekonomian indonesia di tahun 2010 diperkirakan sekitar 5,5% dan akan tumbuh lebih tinggi di tahun-tahun berikutnya. permintaan semen domestik diperkirakan tumbuh seiring dengan pertumbuhan perekonomian nasional. konsumsi semen di luar jawa akan terus meningkat lebih cepat dibandingkan konsumsi di jawa. hal ini seiring dengan peningkatan kegiatan perekonomian berbasis sumber daya alam yang didukung oleh ketersediaan infrastruktur di daerah-daerah tersebut.

Tingkat pertumbuhan yang tinggi di luar pulau jawa terutama sulawesi dan kalimantan menguntungkan bagi penjualan perseroan secara keseluruhan, karena perseroan memiliki fasilitas produksi yang berlokasi di sulawesi. dengan kondisi demikian, maka pertumbuhan volume penjualan perseroan di luar jawa pada tahun 2009 meningkat tajam dibandingkan dengan pertumbuhan volume penjualan di jawa.

review of The indusTryThe indonesian cement industry has not experienced any significant change in 2009. however, the weak economic condition that stretched from the second semester of 2008 to the beginning of the second semester of 2009 resulted in the postponement of investment plans by the major producers. The Company, however, continued its expansion plans by constructing two new plants, in sulawesi and java, each with a capacity of 2.5 million tons of cement and scheduled to start production in 2011 and 2012 respectively.

ProducTion, sales and Business ProsPecTsThe total domestic production of cement decreased by 2.8% in 2009, from 38.6 million tons to 37.5 million tons, while domestic demand grew by 2.9% to reach 39.1 million tons. The demand growth was was triggered by the improving economic conditions in indonesia, which supported the realization of various government and private projects in the second semester of 2009.

in line with the improving economic conditions, domestic cement consumption is expected - to expand further in the future. The indonesian economy is expected to grow by around 5.5% in 2010 and even further in the following years. This is expected to boost the domestic cement demand growth going forward. Going forward, cement consumption outside java is expected to increase at a higher rate compared to java as regions outside java grow rapidly supported by the increase in natural resource-based economic activities and development of infrastructure facilities.

The high level of growth outside of java, especially in sulawesi and kalimantan, is advantageous for the Company as it has production facilities located in sulawesi from where it also supplies to the kalimantan market. Within this context, in 2009, the Company’s sales volume growth outside of java increased sharply.

laporan Tahunan 2009 annual Report pT semen GResik (peRseRo) Tbk.

83

Tinjauan kineRja opeRasionalOperational Performance Review

pembahasan dan analisis manajemen manaGemenT’s disCussion and analYsis

“Kami senantiasa meningkatkan

kualitas pelayanan kepada pelanggan

dengan memberikan produk yang

berkualitas, pasokan yang kontinyu

dan pengiriman tepat waktu.”

“We consistently improve the quality

of customer service by providing

continuous supply of quality products

with timely delivery. ”

irwan suarlydirektur pemasaran marketing director

konsumsi semen domestik (dalam juta ton)

Domestic Cement Consumption (in million tons)

05 06 07 08 09

18.8

11.5

19.6

12.4

19.6

14.5

21.2

16.8

21.6

17.5

jawaJava

luar jawa

Outer Islands

kegiatan perseroan dan anak perusahaan terdiri atas 4 bidang usaha, yakni industri semen, pertambangan, produksi kantong semen dan pengembangan kawasan industri. industri semen adalah segmen usaha utama dengan kontribusi pendapatan di atas 97% dari total pendapatan konsolidasi perseroan. Gambaran distribusi pendapatan perseroan menurut segmen usaha selama periode 2008-2009 adalah sebagai berikut.

disTRibusi pendapaTan peRseRoan menuRuT seGmen usaha (dalam Rp juTa)CompanY inCome disTRibuTion aCCoRdinG To business seGmenT (in million Rp)

segmen industri industry segment 2008 % 2009 %

semen Cement 12.136.961 97,2 14.319.060 97,5

pertambangan mining 181.684 1,5 182.326 1,2

kantong semen Cement bag 143.907 1,2 164.421 1,1

industrial estate industrial Real estate 25.291 0,2 26.894 0,2

Total Pendapatan Total revenue 12.487.843 14.692.701

dari tabel tersebut, tampak bahwa sepanjang periode tahun yang dilaporkan tidak ada perubahan komposisi distribusi pendapatan perseroan. hal ini karena tiga segmen usaha lain adalah pendukung segmen usaha semen sebagai bidang usaha utama perseroan. oleh karena itu, pembahasan berikut terkonsentrasi pada uraian program dan realisasi kinerja operasional segmen usaha semen.

seGmen usaha indusTri semen

Bidang Pemasaran dan distriBusi

The Company and its subsidiaries are active in four business fields: cement, mining, cement sack production and industrial estate development. Cement is the main business segment, contributing more than 97% of the Company’s consolidated income. Company income distribution according to business segment during the period 2008-2009 was as follows.

From this table it can be inferred that during the reporting period there were no shifts in the composition of the Company’s income distribution. This is because the three other segments support the cement business segment as the Company’s primary field of business. hence, the following discussion focuses on explaining the operating performance and programs of the cement business segment.

cemenT indusTry Business

marKeting and distriBution

*

*sebelum eliminasi before elimination

84

Volume Penjualan dan Pangsa Pasaruntuk mendapatkan kinerja penjualan yang maksimal di tengah kondisi perekonomian global yang belum kondusif, fokus wilayah penjualan perseroan pada tahun 2009 adalah di pasar domestik. sesuai dengan keunggulan geografisnya dimana perseroan memiliki lokasi pabrik yang strategis di wilayah barat, tengah dan timur indonesia, manajemen menerapkan sinergi yang terfokus pada lokasi, merk, distribusi dan penjualan untuk memperoleh efisiensi yang optimal.

secara keseluruhan, total volume penjualan perseroan pada tahun 2009 termasuk ekspor mencapai 18,4 juta ton, dimana total volume penjualan domestik meningkat 7,0% dibandingkan tahun sebelumnya, sedangkan volume ekspor turun. pada tahun 2009 ini perseroan masih mendominasi pangsa pasar semen nasional sekitar 45%.

jaringan distribusi dan fasilitas Pendukung distribusiuntuk menjangkau wilayah pemasaran yang tersebar di seluruh wilayah geografis yang luas sesuai dengan lokasi unit produksinya, perseroan memiliki jaringan distribusi yang tersebar dari ujung barat sampai ujung Timur indonesia. jaringan distribusi perseroan, terdiri atas distributor yang tersebar diseluruh pelosok nusantara. para distributor memiliki jaringan toko-toko yang berjumlah ribuan.

untuk mendukung kecepatan distribusi ke seluruh pelosok nusantara dan meningkatkan efisiensi dan jaringan distribusi, perseroan melakukan langkah strategis dengan membangun fasilitas packing plant di Ciwandan, dumai dan aceh. Packing plant di Ciwandan dan aceh sudah mulai beroperasi sejak akhir tahun 2009, sedangkan packing plant dumai masih dalam proses penyelesaian konstruksi. (lihat Fasilitas pendukung dan distribusi, hal 54-56)

komunikasi Pemasaran perseroan melakukan upaya-upaya peningkatan ekuitas merek dan loyalitas pelanggan guna mempertahankan posisi market leader, yaitu dengan cara mengkomunikasikan secara terintegrasi keunggulan produk dan layanan kepada masyarakat melalui kegiatan-kegiatan komunikasi above-the-line dan below-the-line diantaranya:

• komunikasi melalui integrasi konsep visual lintas media.

• program loyalitas pelanggan

• pembentukan komunitas pelanggan

perseroan juga melakukan sosialisasi product knowledge dan kunjungan ke pelanggan potensial

sales volume and market sharein the midst of the unfavourable global economic conditions in 2009, the Company focused on the domestic market by emphasizing sales in the regions. Throughout the year, the Company leveraged its core advantage of wide geographic presence which is supported by its strategically located factories in the western, central and eastern regions of indonesia. The Company continued to focus on increasing synergies amongst its brands, distribution and sales to achieve optimal efficiency in all locations.

in 2009, total Company sales volume, including exports, reached 18.4 tons. domestic sales volume increased by 7.0% while export volume declined. The Company continued to dominate the domestic cement market in 2009 with a market share of about 45%.

distribution network and distribution support facilitiesThe Company has established and maintains an extensive distribution network with distributors spread out geographically from its strategically placed production units into all corners of the archipelago.These distributors have a network of stores numbering in the thousands throughout the country.

in 2009, the Company took the strategic decision of constructing packing plant facilities in Ciwandan, dumai and aceh to further-improve distribution efficiency. This has enabled the Company to further leverage its geographic distribution advantage to accelerate distribution to all corners of the archipelago. The packing plants at Ciwandan and aceh began operating in 2009, while the packing plant in dumai is now in the final stages of construction. (see “support Facilities” and “distribution,” pages 54-56)

marketing communicationThe Company consistently strives to maintain its position as the market leader. it continues to enhance brand equity and customer loyalty through above-the-line and below-the-line communications geared towards communicating the strength and competitive superiority of the Company’s products and services to the customers through:

• integrated visual concepts across a wide range of media;

• customer loyalty program; and

• formation of customer communities.

The Company actively enhances public knowledge of its products by disseminating pertinent information and

laporan Tahunan 2009 annual Report pT semen GResik (peRseRo) Tbk.

85

“Kami memproduksi semen dengan

teknologi ramah lingkungan, hemat

energi dan efisien untuk menghasilkan

produk berkualitas tinggi.”

“We produce cement with eco-friendly,

energy saving and efficient technology

to achieve a high quality product.”

suparnidirektur produksi production director

seperti pabrikan serta proyek jembatan suramadu, Fly over makassar, bendungan karebbe, jalan beton sulawesi segmen maros-Pare-Pare, duku-padang pariaman, jembatan kelok 9 sumatera barat.

Pelayanan Pelangganperseroan membuka layanan pengaduan pelanggan melalui beberapa saluran, yakni melalui surat, e-mail, sms dan telepon. pengaduan pelanggan yang ditindak lanjuti mencakup diantaranya mutu produk, ketepatan pengiriman dan packing produk, tahapan pembayaran dari distributor yang ditunjuk dan lain-lain.

Tim pelayanan Teknis perseroan juga senantiasa melakukan kunjungan ke pelanggan semen curah antara lain: pelanggan pabrikan, readymix dan proyek. berdasarkan survei kepuasan dan loyalitas pelanggan yang dilakukan oleh universitas padjadjaran menyatakan bahwa pelanggan puas dan loyal.

BidanG Produksi“program peningkatan kapasitas perseroan” berhasil meningkatkan kapasitas dari 18,0 juta ton di tahun 2008 menjadi 19,0 juta ton tahun 2009, terdiri dari semen Gresik 9,0 juta ton, semen padang 5,9 juta ton dan semen Tonasa 4,1 juta ton. perseroan memiliki kapasitas terpasang sebesar 40,4% dari kapasitas nasional.

produksi semen turun dari 18,17 juta ton di tahun 2008 menjadi 18,14 juta ton di tahun 2009. penurunan

pembahasan dan analisis manajemen manaGemenT’s disCussion and analYsis

visiting potential customers, including factories and construction sites, e.g., the suramadu bridge project, the makassar flyover, the karebbe dam, the sulawesi concrete road segment connecting maros and pare-pare, the duku-padang pariaman flyover and the West sumatra kelok 9 bridge.

customer serviceThe Company has put in place an easily accessible service for customers to make complaints and provide suggestions through various channels, namely by mail, e-mail, sms and telephone. Customer complaints relating to various issues are addressed, e.g., product quality, product shipping and packing, payment process, etc.

The Company’s technical services team also makes regular visits to bulk cement customers, including factories, readymix suppliers and large project developers. a survey on customer satisfaction and loyalty undertaken by padjadjaran university has indicated that the Company’s customers are satisfied and consistently loyal.

ProducTionThe Company’s “Capacity management program” succeeded in increasing capacity from 18.0 million tons in 2008 to 19.0 million tons in 2009, with semen Gresik having a capacity of 9.0 million tons, semen padang 5.9 million tons and semen Tonasa 4.1 million tons. The Company’s installed capacity stands at 40.4% of national capacity.

in 2009, cement production decreased to 18.14 million tons from 18.17 million tons in 2008. This decrease

86

produksi terjadi karena gempa bumi di padang yang menyebabkan gangguan operasi peralatan produksi sehingga kehilangan kesempatan memproduksi semen selama beberapa hari. selain itu, penurunan produksi juga disebabkan kegiatan perbaikan peralatan utama untuk kelancaran operasi serta meningkatkan efisiensi.

Penggunaan energibatubara merupakan bahan bakar utama untuk operasi kiln. Total kebutuhan batubara perseroan di tahun 2009 sebesar 3,1 juta ton, turun 3,4% dari penggunaan batubara di tahun sebelumnya sebesar 3,2 juta ton. penurunan konsumsi batubara ini dipengaruhi oleh peningkatan efisiensi secara keseluruhan pada proses produksi.

selain batubara, dalam proses produksi semen dibutuhkan energi listrik yang cukup besar. kebutuhan energi listrik perseroan dipenuhi dari pln dan pembangkit sendiri.

Total biaya energi bagi proses produksi semen cukup besar, dengan persentasi berkisar 35% dari beban pokok pendapatan. perseroan melakukan langkah-langkah untuk menekan besaran persentasi total biaya energi tersebut, melalui program penelitian dan pengembangan yang diuraikan pada pembahasan tersendiri.

Penerapan Produksi Berwawasan lingkunganperseroan menerapkan sistem manajemen yang terkait dengan lingkungan yang terintegrasi kedalam sistem manajemen semen Gresik (smsG).

sistem manajemen yang terkait dengan lingkungan, meliputi: sml iso-14001:2004, sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (smk3) dan ohsas 18001:2007, serta penerapan program continuous improvement, 5R dan sistem saran.

perseroan juga ikut berpartisipasi aktif dalam upaya menurunkan efek pemanasan global (global warming) dengan melakukan kegiatan CO2 reduction, diantaranya:

• meningkatkan produksi blended cement

• penggantian bahan perusak ozon secara bertahap seperti: bahan apaR, freon,dll.

• implementasi Cdm (Clean Development Mechanism)

perseroan bekerjasama dengan konsultan untuk pengembangan proyek Cdm di semen Gresik, dengan judul proyek ”Partial substitution of fossil fuels with biomass at Semen Gresik cement plant in Tuban”.

occurred due to the impact of the earthquake in padang, which disrupted operations of production equipment for several days. also, upgrading works and scheduled repair and maintenance activities slightly impacted production capacity but these efforts are necessary to improve efficiency and increase capacity in the long term.

energy useCoal is the main fuel used for the operation of kilns. in 2009, the Company required 3.1 tons of coal for its activities, 3.4% below 3.2 million tons in the previous year. The decrease in coal consumption was due to increased efficiency across the entire production process.

in addition to coal, the cement production process requires significant electricity power consumption. The Company’s electricity needs are met by pln and its own power plants.

The total energy costs for the cement production process are quite high, at approximately 35% of the cost of revenue. The Company has taken measures to control this high percentage of energy costs through its Research and development program, which is described and discussed separately.

Production with an environmental PerspectiveThe Company has successfully integrated the application of an environmental management system in its overall semen Gresik management system (sGms).

This environmentally friendly management system entails sml iso-14001:2004 certification, ohsas 18001:2007 certification, application of the Work safety and health management system (smk3) and the 5R principles, along with the implementation of a suggestion system and a continuous improvement program.

The Company is also actively participating in efforts to decrease the effects of global warming through Co2

reduction activities, including:

• increasing blended cement production;

• replacing ozone destroying materials in phases, such as apaR materials, freon, etc.;

• implementing Cdm (Clean development mechanism).

The Company is also working together with an experienced consultant to develop a Cdm project, namely “partial substitution of fossil fuels with biomass energy at the semen Gresik cement plant in Tuban”.

laporan Tahunan 2009 annual Report pT semen GResik (peRseRo) Tbk.

87

“Kami selalu melakukan inovasi

untuk memproduksi semen secara

efisien, berkualitas tinggi dan

berwawasan lingkungan.”

“We consistently innovate to produce

high quality cement efficiently and

with an environmental perspective.”

suhartodirektur penelitian & pengembangan dan operasionalR&d and oprational director

penandatanganan kontrak implementasi proyek Cdm dengan konsultan sCC (Syndicatum Carbon Capital) dilakukan tanggal 20 maret 2009 disaksikan oleh menteri negara bumn. progress untuk proyek Cdm semen Gresik, saat ini sudah mendapatkan persetujuan dari dnpi (dewan nasional perubahan iklim) dan siap untuk proses mendapatkan registrasi dari unFCCC. (lihat pembahasan GCG, sub-bagian lingkungan hal 203 mengenai Cdm )

BidanG PeneliTian dan PenGemBanGanperseroan melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan dengan sasaran untuk meningkatkan daya saing melalui pengembangan produk, penggunaan bahan baku dan energi alternatif, serta melakukan rekayasa proses produksi. aktivitas yang dilaksanakan merupakan bagian dari program ”continuous improvement” untuk meningkatkan pertumbuhan jangka panjang. perseroan melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan yang mencakup:

Pengembangan Produkmelakukan penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi, dengan biaya yang lebih efisien antara lain meliputi:

• pengembangan produk blended cement,

• meningkatkan penggunaan bahan substitusi clinker,

• melakukan penelitian dan pengembangan di bidang aplikasi produk untuk mendukung pelanggan pabrikan, readymix dan proyek.

Pengembangan kemasankegiatan pengembangan kemasan dilakukan dalam rangka efisiensi dengan tetap mengedepankan kepuasan pelanggan. langkah yang dilakukan meliputi:

• maksimalisasi penggunaan kantong yang lebih ekonomis,

pembahasan dan analisis manajemen manaGemenT’s disCussion and analYsis

The Company signed the contract for the implementation of the Cdm project with the consultant, syndicatum Carbon Capital (sCC) on march 20, 2009. This Cdm project, which has already been approved by the national Climate Change board (dnpi), is ready for unFCCC registration. (see the discussion on GCG concerning Cdm in the environment sub-section on page 203)

research and develoPmenT The Company continuously undertakes research and development to increase its competitiveness through innovation and product development, the use of alternative raw materials and energy, and realizing production process engineering. such activities conducted is part of continues improvement program to increase long term growth.The Company carried out the following research and development activities:

Product developmentTo produce high quality products with a more efficient cost structure, the Company conducted research and development involving:

• the development of blended cement products;

• increased usage of alternative materials to substitute clinker;

• research and development on product applications to support factory, readymix and project customers.

Packing developmentThe developments in packing were made in order to increase efficiency, while continuing to prioritize customer satisfaction, through:

• maximizing the use of more economical sacks;

88

• optimalisasi pemakaian kraft serta mencari alternatif kraft yang kualitasnya baik dan lebih mempunyai nilai tambah.

Pengembangan Bahan Bakumelakukan penelitian dan pengembangan dalam hal pemanfaatan bahan baku alternatif (alternative raw material) meliputi antara lain: fly ash, copper slag, gypsum purified, dan valley ash, untuk meningkatkan penggunaan bahan substitusi clinker.

Pengembangan Bahan bakarperseroan telah melakukan langkah-langkah meliputi:

• membuat perencanaan kebutuhan batubara jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan pabrik saat ini dan rencana pengembangan perseroan.

• melakukan kontrak batubara jangka panjang dengan penambang skala besar untuk memenuhi kebutuhan operasional dan pengamanan pasokan jangka panjang.

• melakukan upgrade fasilitas produksi dan membangun coal mill baru untuk kesiapan penggunaan batubara low calorie.

• penggunaan bahan bakar alternatif (alternative fuel) dari biomass, limbah industri, dll. hal ini dilakukan dengan membangun fasilitas feeding alternative fuel yang sudah selesai dan beroperasi di tahun 2009. penggunaan bahan bakar alternatif selain untuk mendukung efisiensi juga merupakan kepedulian perseroan dalam hal

88

• optimizing the utilization of craft paper, while searching for less expensive and good quality alternatives.

raw material developmentResearch and development was aimed at the utilization of alternative raw materials, e.g., fly ash, copper slag, purified gypsum, and valley ash. To ensure sustainable supplies of raw materials, the Company is conducting several studies to find new sources, including the mapping of potential land areas.

development in fuelThe Company has undertaken the following key steps:

• planned long term requirements for coal to meet both current consumption and future growth.

• entered into long term coal contracts with large scale mining operators to meet operational needs and secure long term supplies.

• upgraded production facilities and built new coal mills in readiness for the utilization of low calorie coal.

• used alternative fuels from biomass, industrial waste, etc. This was accomplished by alternative fuel feeding facilities, which were completed and commenced operations in 2009. The use of alternative fuels not

laporan Tahunan 2009 annual Report pT semen GResik (peRseRo) Tbk.

89

pengurangan efek gas rumah kaca (global warming), dengan memberi kontribusi pengurangan gas Co2.

sinergi Pengadaan dalam upaya meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses pengadaan, perseroan melakukan kegiatan sinergi pengadaan untuk barang strategis dan jasa, antara lain meliputi: batubara, kertas kraft, belt conveyor, brick, castable dan suku cadang sejenis.

Terkait dengan pemasok, dikelola dengan menerapkan vendor management dalam rangka identifikasi, evaluasi dan hubungan kerjasama dengan pemasok.

sinergi Engineeringmelakukan kegiatan sinergi di bidang engineering dengan memanfaatkan “resource group” untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. kegiatan sinergi bidang engineering, meliputi:

• pengelolaan dan pengendalian capex,

• pelaksanaan proyek de-bottlenecking,

• pelaksanaan pembangunan packing plant.

• pelaksanaan pembangunan pabrik baru.

89

only increases efficiency but also reduces greenhouse gas emissions.

Procurement synergyTo improve the efficiency and effectiveness of its procurement process, the Company optimizes synergy in the procurement of strategic goods and services, including: coal, craft paper, conveyor belts, bricks, castable and other similar spare parts.

Vendor management is applied in the identification, evaluation and maintenance of relations with suppliers.

engineering synergyThe Company facilitates synergy to increase productivity and efficiency in the field of engineering through “resource groups”. activities related to the above include:

• capex management and control;

• de-bottlenecking project; and

• packing plant construction.

• construction of new plants.

90

Tinjauan kineRja keuanGanFinancial Performance Review

“Kami mengelola keuangan Perseroan

secara konservatif dan prudent,

mengutamakan pengamanan likuiditas

dan memelihara struktur permodalan

yang optimal dengan memperhatikan

kebutuhan pertumbuhan Perseroan.”

“We manage the Company’s finances

in a conservative and prudent manner,

prioritizing safeguarding of liquidity

and maintaining an optimal capital

structure while giving due attention to

the Company’s growth requirements.”

cholil hasandirektur keuangan Chief Financial officer

perseroan menghasilkan kinerja yang terus meningkat di tengah fluktuasi kondisi perekonomian dan ketatnya persaingan sebagai hasil penerapan strategi secara konsisten. Tinjauan pencapaian kinerja keuangan perseroan diuraikan sebagai berikut:

ikhTisar laBa-ruGi

ikhTisaR laba RuGi peRseRoan, 2009 - 2008 (dalam Rp juTa, keCuali dinYaTakan lain)summaRY oF CompanY sTaTemenTs oF inCome, 2009 - 2008 (in million Rp, unless oTheRWise sTaTed)

laba Rugi statements of income 2009 2008 perubahan

Changes

pendapatan Revenue 14.387.850 12.209.846 17,8%

beban pokok pendapatan Cost of Revenue 7.613.709 6.855.225 11,1%

laba kotor Gross profit 6.774.141 5.354.621 26,5%

beban usaha operating expenses 2.431.578 1.967.435 23,6%

laba usaha operating income 4.342.563 3.387.186 28,2%

laba bersih net income 3.326.488 2.523.544 31,8%

laba sebelum bunga, pajak, penyusutan dan amortisasi (ebiTda)earning before interest, Taxes, depreciation and amortization (ebiTda)

4.772.573 3.867.228 23,4%

jumlah Rata-rata Tertimbang saham beredar (dalam ribuan saham)Total outstanding shares (in thousand of shares)

5.879.361 5.922.179 -0,7%

laba bersih per saham dasar (Rupiah)basic earnings per share (in Rupiah)

566 426 32,8%

The Company has managed to continuously improve its performance, even in the midst of volatile economic conditions and tight competition, due to the consistent application of its strategy. a review of the Company’s financial performance is presented below:

summary of sTaTemenTs of income

laporan Tahunan 2009 annual Report pT semen GResik (peRseRo) Tbk.

91

Pendapatanpendapatan perseroan mencapai Rp14.388 miliar, meningkat 17,8% dibanding tahun 2008, sebesar Rp12.210 miliar. kontribusi pendapatan tersebut diperoleh dari penjualan semen sebesar 99,3% dan penjualan produk lain sebesar 0,7%. penyebab kenaikan pendapatan adalah peningkatan volume penjualan terutama penjualan dalam negeri (lihat penjelasan kinerja pemasaran). di pasar domestik, perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp14.079 miliar atau meningkat 19,7% di atas tahun sebelumnya, sedangkan pendapatan ekspor mengalami penurunan sebesar 31,4% dari tahun 2008 atau menjadi sebesar Rp309 miliar.

Beban Pokok Pendapatanperseroan senantiasa melakukan upaya untuk menekan laju kenaikan biaya produksi melalui program manajemen biaya.

beban pokok pendapatan perseroan pada tahun 2009 sebesar Rp7.614 miliar atau lebih tinggi 11,1% dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp6.855 miliar. Rasio beban pokok pendapatan terhadap pendapatan mencapai 52,9% atau turun 3,2% dari tahun sebelumnya sebesar 56,1%. hal ini membuktikan bahwa usaha-usaha sinergi dan efisiensi yang dilakukan perseroan menunjukkan hasilnya.

Beban usaha beban usaha perseroan tahun 2009 sebesar Rp2.432 miliar atau meningkat 23,6% dari tahun sebelumnya sebesar Rp1.967 miliar. peningkatan ini dipengaruhi oleh naiknya beban penjualan sebesar 26,1% terutama disebabkan oleh meningkatnya harga bbm dan pengiriman semen ke luar pulau.

beban umum dan administrasi meningkat 21,1%, terutama dipengaruhi oleh penyesuaian biaya tenaga kerja, biaya konsultan untuk studi dalam rangka pelaksanaan aksi korporasi, serta meningkatnya kegiatan program kemitraan dan bina lingkungan sebagai wujud kepedulian perseroan terhadap lingkungan dan usaha mikro.

laba dan marjindengan berbagai upaya efisiensi tersebut di atas, laba kotor mencapai sebesar Rp6.774 miliar atau meningkat 26,5% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp5.355 miliar. marjin laba kotor mencapai 47,1% atau lebih tinggi 3,2% dibanding tahun sebelumnya sebesar 43,9%.

pembahasan dan analisis manajemen manaGemenT’s disCussion and analYsis

revenueThe Company’s revenue reached Rp14,388 billion, an increase of 17.8% compared to 2008’s Rp12,210 billion. The biggest contributor to revenue was cement sales at 99.3%, while sales of other products accounted for 0.7%. This revenue growth was attributable to an increase in sales volume, particularly in domestic sales (see the review of marketing performance). in the domestic market, the Company succeeded in recording Rp14,079 billion in revenue, 19.7% increase compared to the previous year, while export revenue declined by 31.4% to Rp309 billion.

cost of revenueThe Company has continued to contain increases in production costs through its cost management program.

The Company’s cost of revenue in 2009 was Rp7,614 billion or 11.1% higher than the previous years’ figure of Rp6,855 billion. The cost of revenue to revenue ratio was 52.9%, a decline of 3.2% from the prior year at 56.1%. This is the testimony to the fact that the synergy and efficiency measures put in place by the Company are showing results.

operating expensesThe Company’s operating expenses in 2009 amounted to Rp2,432 billion, up 23.6% from 2008 figure of Rp1,967 billion. This increase was influenced by a 26.1% increase in the cost of sales which was due to an increase in shipments to outer islands and an increase in fuel prices.

General and administrative costs rose 21.1% mainly due to increase in employee costs and consultancy fees for studies conducted in connection with the implementation of strategic corporate initiatives. There was continued increase in activities under the partnership and environmental management program and this is a manifestation of the Company’ concern and support for the environment and the development of micro enterprises.

income and margins on the back of the various efficiency measures mentioned above, gross profit reached Rp6,774 billion, increasing 26.5% from Rp5,355 billion in the prior year. The gross profit margin reached 47.1%, or 3.2% higher than 43.9% in the previous year.

92

perseroan memperoleh laba usaha sebesar Rp4.343 miliar atau meningkat 28,2% dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp3.387 miliar, sehingga marjin laba usaha menjadi 30,2% atau meningkat 2,5% dari tahun 2008 sebesar 27,7%.

ebiTda tahun 2009 mencapai Rp4.773 miliar atau meningkat 23,4% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp3.867 miliar sehingga marjin ebiTda perseroan meningkat 1,5% dari 31,7% di tahun 2008 menjadi sebesar 33,2% pada tahun 2009. pencapaian ini meningkatkan kemampuan perseroan dalam memenuhi kewajiban beban bunga, melakukan pinjaman dan kegiatan investasi.

laba Bersih dan laba Bersih per sahamsetelah memperhitungkan pendapatan lain-lain (bersih) sebesar Rp302 miliar dan beban pajak penghasilan sebesar Rp1.302 miliar serta hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan sebesar Rp26 miliar, perseroan mampu membukukan laba bersih sebesar Rp3.326 miliar atau meningkat 31,8% dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp2.524 miliar dengan net margin mencapai 23,1% atau naik 2,4% dari tahun lalu.

laba bersih per saham dasar tahun 2009 sebesar Rp566 per lembar saham (dalam angka penuh) atau meningkat 32,8% dari tahun 2008 sebesar Rp426 per lembar saham (dalam angka penuh) yang menunjukkan perseroan mampu memberikan peningkatan nilai kepada pemegang saham.

ikhTisar neraca

ikhTisaR neRaCa peRseRoan, 2009 - 2008 (dalam Rp juTa, keCuali dinYaTakan lain)CompanY balanCe sheeT hiGhliGhTs, 2009 - 2008 (in million Rp, unless oTheRWise sTaTed)

keterangan description 2009 2008 perubahan Changes

aktiva lancar Current assets 8.207.041 7.083.422 15,9%

investasi pada perusahaan asosiasiinvestments in associates

66.671 59.566 11,9%

aset Tetap Fixed assets 4.014.143 3.308.878 21,3%

aktiva Tidak lancar lainnyaother non-Current assets

663.453 151.098 339,1%

jumlah aktiva Total assets 12.951.308 10.602.964 22,1%

kewajiban lancar Current liabilities 2.294.842 2.090.589 9,8%

kewajiban Tidak lancarnon-Current liabilities

338.372 338.660 -0,1%

Total kewajiban Total liabiities 2.633.214 2.429.249 8,4%

hak minoritas atas ekuitas anak perusahaanminority interest in equity of subsidiaries

120.415 104.129 15,6%

jumlah ekuitas Total equity 10.197.679 8.069.586 26,4%

The Company recorded an operating income of Rp4,343 billion, an increase of 28.2% compared to the previous year at Rp3,387 billion, resulting in an operating margin of 30.2%, representing a 2.5% increase from 27.7% in 2008.

ebiTda in 2009 reached Rp4,773 billion or an increase of 23.4% compared to the prior year figure of Rp3,867 billion, which increased the Company’s ebiTda margin by 1.5% from 31.7% in 2008 to 33.2% in 2009. This achievement further enhanced the Company’s ability to fulfill its interest expense obligations, obtain loans and undertake investment activities.

net income and Basic earnings per share after calculating other expenses (net) of Rp302 billion and income tax expenses of Rp1,302 billion as well as minority interests in subsidiaries of Rp26 billion, The Company recorded a net income of Rp3,326 billion, or an increase of 31.8% compared to the previous year’s Rp2,524 billion. net margin of 23.1% was also 2.4% higher than 2008.

basic earnings per share in 2009 amounted to Rp566 per share (in full Rupiah), an increase of 32.8% from Rp426 per share (in full Rupiah) in 2008, indicating the Company’s ability to deliver added value to shareholders.

Balance sheeT hiGhliGhTs

laporan Tahunan 2009 annual Report pT semen GResik (peRseRo) Tbk.

93

aktivapada tanggal 31 desember 2009, posisi aktiva perseroan ditutup dengan jumlah Rp12.951 miliar, atau naik 22,1% dibanding posisi akhir tahun 2008 sebesar Rp10.603 miliar. posisi aktiva tersebut dipengaruhi oleh saldo aktiva lancar sebesar Rp8.207 miliar lebih tinggi 15,9% dibanding dengan posisi tahun sebelumnya sebesar Rp7.083 miliar. hal–hal yang berpengaruh terhadap kenaikan aktiva lancar adalah sebagai berikut:

• kas dan setara kas, kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya, serta investasi jangka Pendek

saldo kas dan setara kas, kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya serta investasi jangka pendek (tidak termasuk investasi pada reksadana) naik sebesar Rp1.394 miliar disebabkan adanya kenaikan pendapatan dan semakin cepatnya kolektibilitas piutang usaha. sehingga kas dan setara kas menjadi sebesar Rp5.283 miliar yang antara lain terdiri dari kas sebesar Rp2 miliar, ditempatkan di rekening giro sebesar Rp458 miliar atau 9% dari jumlah kas dan setara kas, serta deposito berjangka sebesar Rp4.770 miliar atau sebesar 91% dari jumlah kas dan setara kas.

kas dan setara kas perseroan ditempatkan di pT bank mandiri (persero) Tbk, pT bank negara indonesia (persero) Tbk, pT bank Rakyat indonesia (persero) Tbk, pT bank Central asia Tbk, deutsche bank, pT bank Cimb niaga Tbk dan pT bank mega Tbk, dan bank lainnya, baik dalam mata uang Rupiah, euro maupun dolar as.

penyebab perubahan komposisi kas tersebut berasal dari berbagai aktivitas seperti dijelaskan pada perubahan arus kas di bawah.

• Piutang usaha

piutang usaha perseroan tercatat sebesar Rp1.425 miliar pada akhir tahun 2009 atau turun 4,4% dari akhir tahun 2008 sebesar Rp1.490 miliar meskipun pendapatan mengalami peningkatan. Rata-rata perputaran piutang mengalami percepatan dari 36 hari menjadi 34 hari. penyisihan piutang ragu-ragu juga mengalami penurunan dari Rp62 miliar menjadi Rp60 miliar. hal ini menunjukkan pengelolaan piutang semakin baik.

pembahasan dan analisis manajemen manaGemenT’s disCussion and analYsis

assets on december 31, 2009, the Company’s asset position closed at Rp12,951 billion, or an increase of 22.1% compared to the 2008 final position of Rp10,603 billion. This asset position was influenced by the current assets balance of Rp8,207 billion, which was 15.9% higher than the prior year’s position of Rp7,083 billion. The increase in current assets was attributable to the following factors:

• cash and cash equivalents, cash and cash equivalents with restricted use, and short term investments

The balance of cash and cash equivalents, cash and cash equivalents with restricted use and short term investments (excluding investments in mutual funds) increased by Rp1,394 billion as a result of the growth in revenue and the improving collectability of trade receivables. Cash and cash equivalents thus amounted to Rp5,283 billion, among others consisting of cash of Rp2 billion, deposited in current accounts amounting to Rp458 billion or 9% of the total cash and cash equivalents, and in time deposits amounting to Rp4,770 billion or 91% of the total cash and cash equivalents.

The Company’s cash and cash equivalents are placed in pT bank mandiri (persero) Tbk, pT bank negara indonesia (persero) Tbk, pT bank Rakyat indonesia (persero) Tbk, pT bank Central asia Tbk, deutsche bank, pT bank Cimb niaga Tbk and pT bank mega Tbk, as well as in other banks, in Rupiah, euros and us dollars.

The change in the cash composition came about as the result of various activities, as explained below under changes in cash flow.

• Trade receivables

The Company recorded trade receivables of Rp1,425 billion, a decline of 4.4% from the end of 2008 position of Rp1,490 billion despite the growth in revenue. The average collection period improved from 36 days to 34 days. The provision for doubtful accounts was also reduced from Rp62 billion to Rp60 billion, reflecting the improved management of receivables.

94

kategori Categoryjumlah Total

2009 2008

lancar Current 1.258.351 1.072.812

lewat jatuh tempo overdue 226.912 479.893

jumlah Total 1.485.263 1.552.705

penyisihan piutang ragu-ragu provision for doubtful account (59.960) (62.434)

jumlah piutang usaha Total 1.425.303 1.490.271

pendapatan Revenue 14.387.850 12.209.846

% piutang usaha terhadap pendapatan % Total Receivable to Revenue

9,9% 12,2%

umuR piuTanG usaha peRseRoan, 31 desembeR 2009 dan 2008 (dalam Rp juTa)CompanY’s TRade ReCeiVables bY aGe, desembeR 31, 2009 and 2008 (in million Rp)

• Persediaan

posisi persediaan bersih pada akhir tahun adalah Rp1.408 miliar atau turun sebesar 14,1% dibandingkan posisi akhir tahun sebelumnya sebesar Rp1.638 miliar. saldo persediaan tersebut terutama terdiri dari persediaan bahan baku dan penolong sebesar Rp630 miliar, suku cadang bersih sebesar Rp535 miliar, barang dalam proses sebesar Rp172 miliar dan persediaan lainnya sebesar Rp118 miliar. hal ini menunjukkan semakin baiknya pengelolaan persediaan.

aktiva Tidak lancar aktiva Tidak lancar pada akhir 2009 sebesar Rp4.744 miliar atau meningkat 34,8% dibanding akhir 2008. peningkatan terbesar dari aktiva tidak lancar tersebut berasal dari kenaikan aset tetap bersih dan uang muka dalam rangka pembangunan pabrik semen baru dan pembangkit listrik sehubungan dengan salah satu upaya perseroan dalam meningkatkan kapasitas.

kewajiban jumlah kewajiban perseroan pada tanggal 31 desember 2009 tercatat sebesar Rp2.633 miliar atau meningkat 8,4% dibanding tahun sebelumnya Rp2.429 miliar. posisi kewajiban lancar pada akhir tahun sebesar Rp2.295 miliar atau naik 9,7% dari posisi tahun lalu, sedangkan posisi kewajiban tidak lancar sebesar Rp338 miliar atau 0,1% di bawah posisi tahun lalu. hal-hal yang berpengaruh terhadap kewajiban lancar adalah sebagai berikut:

• hutang usaha

posisi hutang usaha pada akhir tahun 2009 turun sebesar 3,6% menjadi Rp776 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat Rp805 miliar.

• inventories

The net inventory position at year-end was Rp1,408 billion, a decrease of 14.1% compared to the end of the previous year when it stood at Rp1,638 billion. The inventory balance consists primarily of raw and indirect materials amounting to Rp630 billion, net spare parts amounting to Rp535 billion, work-in-progress amounting to Rp172 billion and other inventories totaling Rp118 billion. This reflects the improvements made in inventory management.

non-current assets non-current assets stood at Rp4,744 billion at the end of the year, an increase of 34.8% compared to the end of 2008. The growth in non-current assets was caused by an increase in net fixed assets and advances in connection with the construction of new plants and power plants as part of the Company’s effort to increase capacity.

liabilities The Company’s total liabilities as at december 31, 2009 stood at Rp2,633 billion, an increase of 8.4% compared to the previous year’s position of Rp2,429 billion. Current liabilities at year-end amounted to Rp2,295 billion, up 9.7% from the previous year, while the non-current liabilities position was Rp338 billion or just 0.1% below the position at the same time last year. The factors influencing current liabilities are as follows:

• Trade Payables

Trade payables position at the close of 2009 declined 3.6% to Rp776 billion from the Rp805 billion recorded at the end of the prior year.

laporan Tahunan 2009 annual Report pT semen GResik (peRseRo) Tbk.

9595Kenaikan laba bersih membuat

ekuitas meningkat 26,4% menjadi

rp10,2 triliun, menunjukkan

kemampuan Perseroan melakukan

investasi pengembangan usaha

• Beban yang masih harus dibayar

posisi beban yang masih harus dibayar pada akhir tahun 2009 sebesar Rp789 miliar atau naik sebesar Rp148 miliar antara lain karena adanya kenaikan biaya program kemitraan, tunjangan produktifitas, uang jasa dan tantiem serta biaya pemasaran.

• hutang Pajak

posisi hutang pajak perseroan pada akhir tahun 2009 sebesar Rp539 miliar atau naik sebesar Rp77 miliar. hal ini sebagai akibat kenaikan laba sebelum pajak perseroan meskipun terdapat penurunan tarif pajak penghasilan badan.

pembahasan dan analisis manajemen manaGemenT’s disCussion and analYsis

the increase in net income triggered

a 26.4% increase in equity to

rp10.2 trillion, which further boosts

the Company’s ability to invest for

business growth

• accrued expenses

accrued expenses at the end of 2009 amounted to Rp789 billion, or an increase of Rp148 billion, attributable to, among other things, increases in partnership program costs, productivity allowances, compensation and bonuses, and marketing expenses.

• Tax Payable

The Company’s tax payable position at the end of 2009 was Rp539 billion or an increase Rp77 billion. This was the result of an increase in the Company’s profit before tax despite a reduction in the corporate income tax rate.

96

ekuitasjumlah ekuitas per 31 desember 2009 sebesar Rp10.198 miliar atau meningkat 26,4% dari tahun sebelumnya, sebesar Rp8.070 miliar. peningkatan tersebut terutama dipengaruhi oleh kenaikan laba bersih tahun 2009.

perseroan melakukan pembelian kembali saham sebanyak 68.032.000 lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp199 miliar sejak 13 oktober 2008 sampai dengan 9 januari 2009. pada tanggal 7 oktober 2009 perseroan menjual seluruh saham yang dibeli kembali dengan nilai Rp413 miliar. keuntungan atas penjualan tersebut sebesar Rp211 miliar menambah “Tambahan modal disetor”.

pada nopember 2009, perseroan menempatkan investasi di reksadana sebesar Rp50 miliar. keuntungan yang belum direalisasi atas pemilikan efek pada tanggal 31 desember 2009 sebesar Rp3 miliar dan diakui sebagai komponen ekuitas.

struktur modalperseroan menetapkan kebijakan struktur modal yang mampu mencerminkan perimbangan penggunaan komposisi modal sendiri dengan pinjaman agar dapat memaksimalkan nilai perseroan.

dalam pelaksanaanya, perseroan berusaha mempertahankan struktur permodalan yang prudent agar memiliki fleksibilitas dan daya tahan dalam menghadapi perubahan dampak ekonomi secara global.

kebijakan dividendividen hanya dapat dibayarkan sesuai kemampuan keuangan perseroan berdasarkan keputusan yang diambil dalam Rapat umum pemegang saham, termasuk juga harus ditentukan waktu pembayaran dan bentuk dividen.

selama 3 tahun terakhir perseroan memiliki dividend pay out ratio stabil dan jumlahnya meningkat sesuai dengan kinerja dan kemampuan keuangan perseroan yaitu sebesar 50%. pembagian dividen tetap mempertimbangkan target struktur modal perseroan serta strategi pertumbuhan perseroan secara jangka panjang.

pada tanggal 23 desember 2009, perseroan membagikan dividen interim sebesar Rp58 per lembar saham atau sebesar Rp344,0 miliar.(selengkapnya lihat “informasi bagi investor” hal 64-79)

equityTotal equity as at december 31, 2009 amounted to Rp10,198 billion, up 26.4% from the previous year’s figure of Rp8,070 billion. This increase was largely due to the growth in net income in 2009.

The Company conducted a buy-back of 68,032,000 shares with a total transaction value of Rp199 billion between october 13, 2008 and 9 january 2009. on october 7, 2009 the Company sold all the bought-back shares for a value of Rp413 billion. The proceeds from this sale, amounting to Rp211 billion, were booked as “additional paid-in capital”.

in november 2009, the Company placed a total of Rp50 billion in mutual funds. unrealized gains on securities holdings as at december 31, 2009 amounted to Rp3 billion and are recognized as a component of equity.

capital structure The Company has determined a capital structure that is capable of reflecting a balance between the use of equity and loans in order to maximize the value of the Company.

in practice, the Company strives to maintain a prudent capital structure to ensure the Company has the flexibility and resilience to face the impact of any changes in the global economy.

dividend Policy The payment of dividends depends on the Company’s financial capability, and is based on decision taken at the General meeting of shareholders, which must also determine the time and form of the dividend payment.

For the last 3 years the Company has maintained a stable dividend pay-out ratio of 50% and the total dividend amount has increased in line with the Company’s financial performance and capacity. in determining the dividend payment, the Company’s capital structure target and long term growth requirements are also taken into account.

on december 23, 2009, the Company paid out an interim dividend of Rp58 per share, or a total of Rp344,0 billion.(For more details, see “information for investor” page 64-79)

laporan Tahunan 2009 annual Report pT semen GResik (peRseRo) Tbk.

97

modal kerja Bersihdengan semakin meningkatnya pendapatan serta pengelolaan piutang usaha dan manajemen kas yang lebih baik, maka modal kerja bersih perseroan meningkat signifikan. secara keseluruhan modal kerja bersih perseroan meningkat sebesar 18,4% dari Rp4.993 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp5.912 miliar pada tahun 2009. dengan peningkatan tersebut, perseroan memiliki kemampuan untuk mendanai seluruh kebutuhan operasional. arus kasTabel berikut merupakan ringkasan arus kas perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 desember 2009 dan 2008:

(dalam Rp juta) (in Rp million) 2009 2008

arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasinet cash flows provided by operating activities

4.246.498 2.628.308

arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasinet cash flows used in investing activities

(3.347.291) (527.807)

arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan net cash flows used in financing activities

(1.235.627) (1.176.097)

(penurunan)/kenaikan bersih kas dan setara kasnet (decrease)/increase in cash and cash equivalents

(336.421) 924.404

saldo akhir kas dan setara kasCash and cash equivalents at the end of the year

3.410.263 3.746.684

arus kas bersih perseroan yang diperoleh dari aktivitas operasi sebesar Rp4.246 miliar meningkat Rp1.618 miliar atau 61,6% di atas tahun 2008. peningkatan tersebut terutama karena dilakukannya pengelolaan kas yang lebih baik yang ditunjukkan dengan kenaikan penerimaan dari pelanggan sebesar Rp2.646 miliar. pengelolaan piutang usaha yang telah dilakukan perseroan juga sangat berkontribusi positif terhadap arus kas masuk dari pelanggan. hal ini dapat dilihat dari semakin baiknya tingkat kolektibilitas dari piutang usaha tanpa mengurangi hak bagi pemasok untuk memperoleh pembayaran yang lebih baik. selain itu, peningkatan pendapatan yang signifikan serta peningkatan penghasilan bunga simpanan dan investasi yang diterima sebesar Rp102 miliar juga berkontribusi terhadap arus kas masuk. pada tahun 2009, perseroan melakukan pembayaran pajak penghasilan Rp1.275 miliar atau naik 46,1% dari tahun 2008 sebesar Rp873 miliar.

arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi selama tahun 2009 adalah sebesar Rp3.347 miliar atau meningkat 534,2% dari tahun sebelumnya. perseroan telah mengeluarkan dana untuk pembelanjaan modal sebesar Rp1.615 miliar, meningkat sebesar Rp1.052

pembahasan dan analisis manajemen manaGemenT’s disCussion and analYsis

net working capital With growing revenue and continues improvement in management of trade receivables and cash, the Company’s net working capital showed a significant increase. overall, net working capital grew 18.4% from Rp4,993 billion in 2008 to Rp5,912 billion in 2009. With this growth, the Company has the capacity to finance all its operational needs.

cash flowThe following table provides a summary of the Company’s cash flows for the years ending on december 31, 2009 and 2008:

The Company’s net cash flow is derived from operational activities amounting to Rp4,246 billion, an increase of Rp1,618 billion or 61.6% compared to 2008. This increase was largely attributable to improved cash management, as indicated by the growth in receipts from customers of Rp2,646 billion. The Company’s management of trade receivables also contributed very positively to cash flows from customers. This is reflected in the growing improvement in trade receivables collectability without prejudicing suppliers’ right to receive due payments on time. in addition, the significant increase in revenue as well as the growth in interest income on deposits and investments to Rp102 billion also contributed to cash inflows. in 2009, the Company paid a total of Rp1,275 billion in income tax, an increase of 46.1% from the 2008 figure of Rp873 billion.

net cash used for investment in 2009 amounted to Rp3,347 billion, an increase of 534.2% from the previous year. The Company’s capital expenditure totaled Rp1,615 billion, an increase of Rp1,052 billion or up 186.9% from 2008. This expenditure was to

98

miliar atau 186,9% dari tahun 2008. pembelanjaan tersebut difokuskan untuk mendanai investasi strategis perseroan baik jangka pendek maupun jangka panjang terutama yang berkaitan dengan upaya meningkatkan efisiensi dan penambahan kapasitas produksi termasuk dalam rangka pemberian uang muka pembangunan pabrik baru di jawa dan sulawesi. perseroan juga menjaminkan kas dan setara kas sebesar Rp790 miliar yang digunakan sebagai jaminan sementara dalam rangka pengadaan peralatan pembangunan pabrik semen baru di jawa.

perseroan meningkatkan penempatan dana pada investasi jangka pendek sebesar Rp984 miliar dalam rangka mengoptimalkan tingkat pengembalian investasi yang lebih baik.

arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan pada tahun 2009 sebesar Rp1.236 miliar, naik 5,1% atau sebesar Rp60 miliar dari tahun 2008. peningkatan tersebut terutama dipengaruhi adanya pembayaran dividen kepada pemegang saham pada bulan juni 2009 sebesar Rp1.262 miliar dan membagikan dividen interim pada bulan desember 2009 sebesar Rp344 miliar sebagai nilai tambah bagi pemegang saham. pada tanggal 7 oktober 2009 perseroan menjual seluruh saham yang dibeli kembali dan memperoleh arus kas bersih sebesar Rp410 miliar.

kas dan setara kas pada akhir tahun sebesar Rp3.410 miliar atau lebih rendah 9% dari tahun sebelumnya sebesar Rp3.747 miliar.

rasio-rasio keuanGan

2009 2008 perubahan

Changes

marjin laba kotor Gross profit margin 47,1% 43,9% 3,2%

marjin laba usaha operating margin 30,2% 27,7% 2,5%

marjin laba bersih net profit margin 23,1% 20,7% 2,4%

marjin ebiTda ebiTda margin 33,2% 31,7% 1,5%

Rasio ebiTda terhadap bunga (x)interest Coverage Ratio (x)

234,4 147,6 86,8

Rasio laba terhadap ekuitas Return to equity 32,6% 31,3% 1,3%

Rasio laba terhadap Total aktiva Return to assets 25,7% 23,8% 1,9%

Rasio lancar Current Ratio 357,6% 338,8% 18,8%

Rasio kewajiban terhadap ekuitasa)

Total debt to equitya)1,5% 2,2% -0,8%

Rasio kewajiban terhadap aktivaa)

Total debt to assetsa)1,2% 1,7% -0,5%

Rasio kewajiban terhadap ebiTda (x)a)

Total debt to ebiTdaa) (x)0,03 0,05 -1,5%

Rasio kewajiban terhadap kapitala)

Total debt to Capitala)1,5% 2,2% -0,7%

Rata-rata perputaran piutang (hari)average Collection period (days)

34 36 (2)

a)Total kewajiban yang berefek bunga

fund the Company’s strategic investments, both short term and long term, for improving efficiency, expanding production capacity and making of the required advance-payments for the construction of the new plants in java and sulawesi. The Company also guaranteed cash and cash equivalents amounting to Rp790 billion, which were used as temporary collateral in the procurement of equipment for the construction of the new cement factory in java.

The Company increased its placements in short term investments by Rp984 billion in respect of optimizing its return on investments.

net cash flows used in financing activities in 2009 amounted to Rp1,236 billion, up 5.1% or Rp60 billion from 2008. This increase was influenced mainly by the payment of Rp1,262 billion in dividends to the shareholders in june 2009 and the payment of an interim dividend in november 2009 of Rp344 billion as added value for the shareholders. on october 7, 2009 the Company sold all the bought back shares, obtaining a net cash flow of Rp410 billion.

Cash and cash equivalents at year-end amounted to Rp3.410 billion or 9% lower than the Rp3,747 billion recorded in the previous year.

financial raTios

laporan Tahunan 2009 annual Report pT semen GResik (peRseRo) Tbk.

99

program efisiensi yang dijalankan perseroan membuat rasio beban pokok pendapatan terhadap pendapatan membaik menjadi sebesar 52,9% di tahun 2009 dari 56,15% di tahun 2008 dan beban usaha terhadap pendapatan dipertahankan pada kisaran dibawah 17%. hasilnya, rasio profitabilitas yang meliputi: marjin laba kotor menjadi 47,1%; marjin laba usaha 30,2%; marjin laba bersih sebesar 23,1% sementara marjin ebiTda mencapai 33,2%. hal ini membuat rasio rentabilitas terhadap ekuitas (Return on Equity) tahun 2009 mencapai 32,6%, naik dari angka 31,3% di tahun 2008, diikuti rentabilitas terhadap aset (Return on Asset) mencapai 25,7% dari 23,8% di tahun 2008.

selain profitabilitas yang membaik, posisi keuangan perseroan semakin kuat sebagaimana tercermin dari posisi rasio lancar yang mencapai 357,6%. solvabilitas perseroan juga semakin membaik, tercermin dari rasio kewajiban terhadap ekuitas yang sebesar 1,5%, rasio kewajiban terhadap total aktiva adalah sebesar 1,2%, sedang rasio kewajiban terhadap ebiTda menjadi 0,03x. indikator posisi keuangan tersebut menunjukkan besarnya potensi perseroan dalam menggalang dana untuk merealisasikan proyek-proyek strategis yang telah dicanangkan.

realisasi Belanja modal Realisasi belanja modal pada tahun 2009 sebesar Rp1.615 miliar atau meningkat 186,9% dari tahun lalu sebesar Rp563 miliar. peningkatan ini disebabkan karena adanya realisasi investasi rutin dan investasi non-rutin sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan kapasitas dan efisiensi.

pembahasan dan analisis manajemen manaGemenT’s disCussion and analYsis

The efficiency program led to

improvements in the coGs and

profitability ratios, bringing roe

up to 32.6% and roa to 25.7%

Program efisiensi menghasilkan

perbaikan Cogs dan rasio

profitabilitas, sehingga rasio

rentabilitas roe meningkat

menjadi 32,6% dan roa 25,7%

The efficiency program put in place by the Company yielded an improvement in the cost of revenue to operating revenue ratio to 52.9% in 2009, from 56.15% in 2008, while the operating expenses to revenue ratio was maintained at below 17%. The impact on the profitability ratios was as follows: gross profit margin, 47.1%; operating margin, 30.2%; net margin, 23.1%; while the ebiTda margin reached 33.2%. as a result the Return on equity ratio reached 32.6% in 2009, up from 31.3% in 2008, while Return on assets reached 25.7%, compared to 23.8% in 2008.

in addition to the improved profitability, the Company’s financial position also strengthened, as reflected in the current ratio of 357.6%. The Company’s solvency also improved, as indicated by the debt to equity ratio of 1.5%, the debt to total assets ratio of 1.2%, and the debt to ebiTda ratio of 0.03x. These financial indicators demonstrate the Company’s potential in terms of providing funds to realize the strategic projects that it has planned.

caPiTal exPendiTure realizaTion Capital expenditure realization in 2009 was Rp1,615 billion, an increase of 186.9% from Rp563 billion in the previous year. This growth was the result of the realization of routine and non-routine investment towards increasing capacity and efficiency.

100

peRkembanGan pRoYek sTRaTeGisProgress of Strategic Projects

seiring perbaikan kondisi eksternal, Perseroan

mulai merealisasikan rencana pengembangan

yang terukur demi memastikan penyelesaian

tepat waktu

in line with the improvement in external

conditions, the Company began to realize

measured development plans in order to

ensure on-time completion

DE-bottlEnEcking De-bottlenecking merupakan upaya modifikasi atau penggantian peralatan produksi untuk meningkatkan kapasitas produksi. perseroan melakukan langkah upgrading fasilitas pabrik yang dilakukan secara bertahap sejak tahun 2008 dan direncanakan selesai tahun 2011. program de-bottlenecking yang dilakukan sepanjang tahun 2009 adalah:

• semen Gresik

Upgrade Tuban, secara fisik hasil yang sudah bisa dinikmati dengan adanya proyek pengembangan kapasitas pabrik Tuban ini adalah meningkatnya kapasitas desain kiln menjadi sebesar rata-rata 8.000 ton per day (tpd) dari sebelumnya sebesar 7.500 tpd.

• semen Padang

peningkatan kapasitas juga dilakukan di pabrik semen padang dengan target produksi semen menjadi sebesar 6,5 juta ton, dilakukan secara bertahap mulai tahun 2008 sampai dengan tahun 2011.

de-BoTTleneckinG de-bottlenecking is the modification or replacement of production equipment to increase production capacity. since 2008 the Company has been introducing measures to upgrade factory facilities in phases, and these are scheduled for completion in 2011. The de-bottlenecking programs undertaken in 2009 are as follows:

• semen Gresik

Tuban upgrade: the capacity expansion project at the Tuban factory is already yielding results with the increase of the kiln capacity from 7,500 tons per day (tpd) to an average 8,000 tpd.

• semen Padang

Capacity is also being expanded at the semen padang factory with a targeted production of 6.5 million tons of cement, which is being accomplished in phases starting from 2008 and finishing in 2011.

Water treatment foundation works at Tuban plant project

laporan Tahunan 2009 annual Report pT semen GResik (peRseRo) Tbk.

101

pada tahun 2009, kemajuan pelaksanaan kegiatan ini telah mencapai 22,1% dari target 20,8%.

• semen Tonasa

pada tahun 2009 telah dilakukan persiapan peningkatan kapasitas pabrik dari 7.500 tpd menjadi 9.000 tpd.

PemBanGunan PaBrik Baru sesuai dengan keputusan Rupslb 10 desember 2007, saat ini perseroan membangun dua unit pabrik semen baru di jawa dan sulawesi dengan masing-masing kapasitas produksi sebesar 2,5 juta ton per tahun.

sampai dengan akhir tahun 2009, progres pembangunan pabrik baru di jawa sebesar 14,0% dan di sulawesi sebesar 18,5% dengan rincian sebagai berikut:

pembahasan dan analisis manajemen manaGemenT’s disCussion and analYsis

in 2009, activity implementation reached 22.1%, exceeding the target of 20.8%.

• semen Tonasa

in 2009 preparations were made for the expansion of factory capacity from 7,500 tpd to 9,000 tpd.

consTrucTion of new PlanTs pursuant to the decision of the extraordinary meeting of shareholders on december 10, 2007, the Company is now building two new cement plants in java and sulawesi, each with a production capacity of 2.5 million tons per year.

as of the end of 2009, 14.0% of the construction of the new plant in java had been accomplished and in sulawesi, progress had reached 18.5%, as elaborated further below.

Coal storage steel structure and roofing works at Tonasa plant project

102

peRkembanGan keGiaTan pembanGunan pabRik semen di jaWapRoGRess oF CemenT FaCToRY ConsTRuCTion in jaVa

keterangan description bobot Weight Rencana planning aktual actual

persiapan preparation 0,61% 40,36% 41,04%

pengelolaan management 3,77% 25,65% 26,17%

permesinan engineering 4,34% 25,87% 24,75%

pengadaan procurement 61,94% 17,85% 18,20%

konstruksi Construction 27,46% 1,46% 1,22%

penugasan Commissioning 1,88% 0,00% 0,00%

Total 100% 13,86% 13,99%

peRkembanGan keGiaTan pembanGunan pabRik semen di sulaWesipRoGRess oF CemenT FaCToRY ConsTRuCTion in sulaWesi

keterangan description bobot Weight Rencana planning aktual actual

persiapan preparation 0,98% 54,74% 60,67%

pengelolaan management 3,43% 25,16% 30,53%

permesinan engineering 4,53% 29,92% 29,53%

pengadaan procurement 60,40% 23,72% 23,81%

konstruksi Construction 28,67% 3,52% 3,98%

penugasan Commissioning 1,99% 0,00% 0,00%

Total 100% 18,09% 18,50%

sebagai bagian dari implementasi program sinergi, pengadaan peralatan utama kedua pabrik tersebut dilakukan secara bersama. perseroan telah melakukan proses tender paket peralatan utama yang awalnya diikuti oleh 11 (sebelas) perusahaan, dengan pemenang sebagai berikut:

• paket 1, Raw Material Preparation oleh Thyssenkrupp Fordertechnik Gmbh (jerman)

• paket 2a, Pyro Processing oleh FlsmidTh a/s (denmark)

• paket 2b, Cement Mill oleh loesche Gmbh (jerman)

• paket 3, Cement Packer oleh Claudius peters projects Gmbh (jerman)

progres pembangunan pabrik semen baru sampai dengan 15 april 2010 sebesar 20,9% di jawa dan 24,4% di sulawesi. dengan progres tersebut pembangunan pabrik baru dijadwalkan selesai tepat waktu.

in line with the implementation of the synergy program, the procurement of key equipment for both factories was done at the same time. The Company held a tender for primary equipment packages in which 11 companies took part. The winners were as follows:

• package 1, Raw material preparation by Thyssenkrupp Fordertechnik Gmbh (Germany)

• package 2a, pyro processing by FlsmidTh a/s (denmark)

• package 2b, Cement mill by loesche Gmbh (Germany)

• package 3, Cement packer by Claudius peters projects Gmbh (Germany)

progress on the construction of the new plants as of april 15, 2010 had reached 20.9% in java and 24.4% in sulawesi. With this rate of progress, both new plants are on schedule.

laporan Tahunan 2009 annual Report pT semen GResik (peRseRo) Tbk.

103

PemBanGunan PemBanGkiT lisTrik sesuai hasil keputusan Rupslb tertanggal 30 januari 2009, (lihat subchapter “Rupslb, uraian GCG hal 153 dan informasi material “perubahan Rencana investasi”, hal 118) perseroan memutuskan perubahan rencana pembangunan pembangkit listrik dari 10 unit dengan total kapasitas 410 mW, menjadi 2 unit dengan kapasitas 70 mw (2 x 35 mW).

sampai dengan akhir tahun 2009 perkembangan pembangunan 2 unit pembangkit listrik dengan kapasitas masing-masing 35 mW di sulawesi sebesar 3,6%. sedangkan perkembangan sampai dengan 15 april 2010 sebesar 3,6% dengan perkembangan tersebut diharapkan pembangunan proyek ini diharapkan selesai tepat waktu. perkembangan pembangunan secara menyeluruh dapat dilihat pada tabel berikut:

peRkembanGan keGiaTan pembanGunan pembanGkiT lisTRik di sulaWesideVelopmenT on ConsTRuCTion aCTiViTies oF poWeR planTs in sulaWesi

keterangan description bobot Weight Rencana planning aktual actual

persiapan preparation 5,00% 32,00% 30,60%

pengelolaan management 5,00% 19,40% 18,60%

permesinan engineering 4,00% 26,50% 26,50%

pengadaan procurement 45,0% 0,08% 0,08%

konstruksi Construction 35,0% 0,00% 0,00%

penugasan Commissioning 6,00% 0,00% 0,00%

Total 100% 3,66% 3,55%

Human capital mastEr plan (hcmP)proyek hCmp di uraikan dalam pembahasan ”informasi perusahaan” bagian pengembangan sumber daya manusia hal 58-63.

information communication anD tEcHnology (icT)integrasi iCT perseroan merupakan langkah strategis dalam mendorong tercapainya Long Term Profitability and Sustainable growth. sepanjang 2009 perseroan telah berhasil menyatukan infrastruktur iCT. sistem aplikasi bisnis (eRp) berbasis sap mengacu pada “best practice” internasional. pada awal januari 2010, perseroan berhasil “Go Live” sistem sap di semen padang.

perseroan mendapatkan e-Company Award 2009 dari Warta ekonomi sebagai juara pertama untuk kategori Basic Industry. pengembangan iCT perseroan akan terus dilaksanakan dengan roll out aplikasi sap di semen Gresik dan semen Tonasa yang dijadwalkan akan “Go Live” pada tahun 2011.

pembahasan dan analisis manajemen manaGemenT’s disCussion and analYsis

consTrucTion of Power PlanTs in line with the decision of the extraordinary meeting of shareholders on january 30, 2009, (see subchapter “extraordinary meeting of shareholders, description of GCG page 153 and material information, “amendment of investment plans”, page 118 ) The Company decided to amend the planned construction of 10 power plants with a total capacity of 410 mw, to 2 plants with a capacity of 70 mw (2 x 35 mw).

as of the end of 2009 progress on the construction of these two power plants in sulawesi, each with a capacity of 35 mW, had reached 3.6%, while progress up until april 15, 2010 had reached 3.6%. With this rate of progress, it is expected that the construction project will be completed on time. overall progress on construction can be seen in the following table:

human caPiTal masTer Plan (hcmP)The hCmp project is elaborated in “Company information” under the human Resource development section, page 58-63.

informaTion, communicaTion and TechnoloGy (icT)The integration of iCT in the Company is a strategic measure towards the achievement of long term profitability and sustainable growth. in 2009 the Company succeeded in unifying its iCT infrastructure. The sap-based business application (eRp) system is based on international best practice. at the beginning of january 2010, the Company’s sap system “went live” at semen padang.

The Company received a 2009 e-Company award from Warta ekonomi magazine for coming first in the basic industry category. The development of iCT in the Company will continue with the roll out of the sap application at semen Gresik and semen Tonasa, which are scheduled to “Go live” in 2011.

104

Tinjauan kineRja anak peRusahaanReview of Subsidiaries’ Performance

seGmen usaha semen

PT semen PadanG (sP)sp dimiliki oleh perseroan dengan persentase kepemilikan 99,9%, berlokasi di indarung, padang, sumatera barat. lokasi sp sangat strategis untuk mendistribusikan semen di daerah pasar utama sp di wilayah sumatera dan menjadikan sp sebagai pemasok kebutuhan semen terbesar di wilayah sumatera dan sebagian jawa. di samping itu, sp juga melakukan ekspor ke beberapa negara asia. sp merupakan pintu utama ekspor perseroan ke beberapa negara karena lokasinya paling dekat dengan tujuan ekspor. untuk mendukung pemasarannya, sp mengoperasikan beberapa fasilitas pengantongan semen di daerah pasar seperti padang, banda aceh, medan, batam, jakarta, dan banten.

jenis semen yang diproduksi oleh sp mencakup Ordinary Portland Cement (opC), Portland Pozzolan Cement (ppC), Portland Composite Cement (pCC), Oil Well Cement (oWC), Super Masonry Cement (smC).

sp mempunyai kapasitas produksi terpasang sebesar 5,9 juta ton per tahun yang dihasilkan oleh 4 (empat) unit pabrik.

cemenT secTor

PT semen PadanG (sP) sp is 99,9% owned by the Company, and is located in indarung, padang, West sumatra. sp’s location is highly strategic for the distribution of cement throughout sp’s principal marketing areas in sumatra and has made sp the biggest supplier of cement in sumatra and certain parts of java. moreover, sp also exports to several countries in asia. sp is the Company’s main export doorway to various countries due to its proximity to the major export destinations. To support its marketing operations, sp operates various cement bagging facilities in its market area, such as in padang, banda aceh, medan, batam, jakarta, and banten.

sp produces various types of cement, including ordinary portland Cement (opC), portland pozzolan Cement (ppC), portland Composite Cement (pCC), oil Well Cement (oWC), and super masonry Cement (smC).

sp has an installed production capacity of 5.9 million tons per year in four factories.

laporan Tahunan 2009 annual Report pT semen GResik (peRseRo) Tbk.

ikhtisar kinerja keuangan sp selama 2009 dibanding 2008 disajikan sebagai berikut:

ikhTisaR kineRja keuanGan semen padanG (dalam juTa Rp)summaRY oF FinanCial peRFoRmanCe semen padanG (in million Rp)

keterangan descripton 2009 2008 % perubahan % Changes

pendapatan Revenue 3.943.295 3.754.746 5,0

laba usaha operating income 768.610 652.839 17,7

ebiTda 909.136 808.279 12,5

laba bersih net income 538.350 480.144 12,1

aktiva lancar Current assets 1.073.264 1.085.120 (1,09)

aktiva Tidak lancar other non-Current assets 1.496.335 1.260.605 18,70

Total kewajiban Total liabilities 726.828 802.814 (9,46)

ekuitas equity 1.835.672 1.537.394 19,40

Produksi dan Penjualan Tahun 2009, produksi semen sp mencapai 5,4 juta ton atau turun 8,1% dari tahun 2008 sebesar 5,8 juta ton. penurunan produksi semen tersebut disebabkan karena terjadinya bencana alam gempa bumi di padang yang menyebabkan peralatan produksi mengalami gangguan operasi.

penurunan produksi semen tersebut berdampak pada turunnya volume penjualan, menjadi sebesar 5,1 juta ton. penurunan penjualan ini selain disebabkan oleh rusaknya fasilitas produksi, terutama juga akibat penurunan sebesar 0,8% konsumsi semen di sumatera. di pasar ekspor, sp menurunkan total volume penjualannya karena adanya kebijakan untuk memberikan prioritas penjualan semen dalam negeri. Total volume penjualan ekspor sebesar 0,6 juta ton, turun 0,3 juta ton dari tahun 2008.

secara total pendapatan sp sebesar Rp3.943 miliar atau meningkat 5,0% dari tahun 2008 sebesar Rp3.755 miliar. pendapatan dalam negeri sebesar Rp3.678 miliar atau meningkat 9,2% dari tahun 2008 sebesar Rp3.370 miliar. pendapatan luar negeri sebesar Rp265 miliar atau turun 31,2% dari tahun 2008 sebesar Rp385 miliar.

Profitabilitaslaba usaha sp sebesar Rp769 miliar atau meningkat 17,7% dari tahun sebelumnya sebesar Rp653 miliar. pencapaian ini menghasilkan ebiTda sebesar Rp909 miliar sehingga marjin ebiTda 23,1% atau naik 1,6% dari tahun 2008 sebesar 21,5% sedangkan marjin operasi sebesar 19,5% atau naik 2,1% dari periode tahun 2008 sebesar 17,4%. Interest Coverage Ratio pada tahun 2009 naik 174 kali, yaitu dari 210 kali pada tahun 2008 menjadi 384 kali.

pembahasan dan analisis manajemen manaGemenT’s disCussion and analYsis

105

a summary of sp’s financial performance in 2009 compared to 2008 is presented below:

Production and sales in 2009, sp’s cement production reached 5.4 million tons, falling 8.1% from 5.8 million tons in 2008. The decline in cement production was a result of a major earthquake in padang that affected production equipment and disrupted operations.

The decline in cement production resulted in a decline in sales volume to 5.1 million tons. The decline in sales was attributable not only to the disruption in production but also to a 0.8% decline in cement consumption in sumatra. in the export market, sp reduced its total sales volume in line with the policy to prioritize domestic sales to meet growing domestic demand. Total export sales volume reached 0.6 million tons, 0.3 million tons below 2008.

sp achieved a total revenue of Rp3,943 billion, an increase of 5.0% from Rp3,755 billion in 2008. domestic revenue was Rp3,678 billion, 9.2% above Rp3,370 billion in 2008, while export revenue amounted to Rp265 billion which reflected a decline of 31.2% from Rp385 billion in 2008.

Profitabilitysp’s operating income of Rp769 billion represented a 17.7% increase from the previous year’s Rp653 billion. This achievement yielded an ebiTda of Rp909 billion. ebiTda margin increased by 1.6% from 21.5% in 2008 to 23.5% in 2009. operating margin of 19.5% rose 2.1% from 17.4% in 2008. The interest coverage ratio in 2009 increased 174 times, from 210 times in 2008 to 384 times.

laba bersih sebesar Rp538 miliar atau meningkat 12,1% dari tahun sebelumnya sebesar Rp480 miliar. oleh karena itu, Net Margin mencapai sebesar 13,7% atau meningkat 0.9% di atas tahun 2008 sebesar 12,8%. pencapaian ini juga menghasilkan Return on Equity pada tahun 2009 sebesar 29,3% menurun dibanding tahun 2008 sebesar 31,2%. kenaikan profitabilitas tersebut, didukung oleh semakin baiknya sinergi grup.

Perubahan aktiva dan kewajibanTahun 2009 sp mencatat total aktiva sebesar Rp2.570 miliar atau meningkat 9,5% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp2.346 miliar. peningkatan tersebut dipengaruhi oleh peningkatan aktiva tidak lancar sebesar Rp236 miliar, sedangkan aktiva lancar turun sebesar Rp12 miliar.

hal-hal yang berpengaruh terhadap posisi aktiva lancar adalah sebagai berikut:

• kas dan setara kas, baik yang dibatasi maupun yang tidak dibatasi penggunaannya

kas dan setara kas meningkat sebesar Rp61 miliar terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan serta pengelolaan piutang usaha dan manajemen kas yang lebih baik.

• Piutang usaha

piutang usaha pada akhir tahun 2009 tercatat sebesar Rp185 miliar atau turun 22,9% dari akhir tahun 2008 sebesar Rp240 miliar. Turunnya posisi piutang

106net income reached Rp538 billion, increasing 12.1% from Rp480 billion in the prior year. This resulted in an increase in the net margin to 13.7%, up 0.9% from 12.8% in 2008. Return on equity of 29.3% in 2009 decreased compared to 2008, when it was 31.2%. The increase in profitability was supported by the growing synergy within the group.

changes in assets and liabilitiesin 2009 sp recorded total assets of Rp2,570 billion, an increase of 9.5% compared to Rp2,346 billion in the previous year. influencing this increase was a Rp236 billion growth in non-current assets, while current assets fell by Rp12 billion.

Factors influencing the current assets position are as follows:

• cash and cash equivalents, with both restricted and unrestricted use

Cash and cash equivalents increased by Rp61 billion, due mainly to the increase in revenue as well as better management of trade receivables and cash.

• Trade receivables

Trade receivables at the end of 2009 stood at Rp185 billion, or a decline of 22.9% from Rp240 billion at the end of 2008. The decrease in the year-end

laporan Tahunan 2009 annual Report pT semen GResik (peRseRo) Tbk.

107

sP telah mendapatkan akreditasi

manajemen mutu iso 9001:2000,

sistem manajemen lingkungan

iso 14001: 2004, serta smK3,

oHsas 18001 dan iso 17025.

sP is accredited for iso 9001:2000

quality management and the iso

14001:2004 environmental management

system, as well as smK3, oHsas 18001

and iso 17025

pada akhir tahun tersebut menunjukkan semakin baiknya pengelolaan piutang. hal ini ditunjukkan lebih pendeknya masa rata-rata perputaran piutang yaitu dari 19 hari menjadi 18 hari.

• Persediaan

posisi persediaan bersih pada akhir tahun 2009 adalah Rp619 miliar atau turun sebesar 2,1% dibandingkan posisi akhir tahun sebelumnya sebesar Rp632 miliar. hal ini menunjukkan semakin baiknya pengelolaan persediaan di sp, meskipun terdapat kenaikan penyisihan atas persediaan usang dan bergerak lambat dari Rp6 miliar pada akhir tahun 2008 menjadi Rp11 miliar pada akhir 2009. saldo persediaan tersebut terdiri dari persediaan bahan baku dan penolong sebesar Rp285 miliar, suku cadang sebesar Rp207 miliar, barang dalam proses sebesar Rp89 miliar, barang dalam perjalanan sebesar Rp38 miliar, dan barang jadi sebesar Rp12 miliar.

aktiva Tidak lancarposisi aktiva tidak lancar pada akhir 2009 sebesar Rp1.496 miliar atau meningkat 18,7% dari posisi akhir 2008. peningkatan terbesar dari aktiva tidak lancar tersebut berasal dari kenaikan posisi aset tetap bersih sebesar Rp235 miliar atau naik 18,8% dari tahun sebelumnya.

kewajiban pada akhir tahun 2009 sebesar Rp727 miliar atau turun 9,5% dari tahun sebelumnya terutama karena adanya penurunan hutang usaha sebesar Rp163 miliar atau turun 44,9% dari tahun sebelumnya.

posisi ekuitas sp pada akhir 2009 sebesar Rp1.836 miliar atau meningkat 19,4% dari posisi akhir 2008 sebesar Rp1.537 miliar. posisi ini menghasilkan Debt to Equity Ratio sebesar 0,8%, lebih rendah dibanding tahun sebelumnya sebesar 1,4%. demikian juga dengan posisi Debt to Asset Ratio tahun 2009 yang membaik menjadi 0,6%.

kantor akuntan publik telah memberikan opini wajar dalam semua hal yang material atas laporan keuangan konsolidasian sp dan anak perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 desember 2009.

pembahasan dan analisis manajemen manaGemenT’s disCussion and analYsis

receivables position reflects the improvement in the management of receivables. This is indicated by the shorter average collection schedule, which has improved from 19 days to 18 days.

• inventories

The net inventory position at the end of 2009 was Rp619 billion, down 2.1% compared to Rp632 billion at the end of the previous year. This demonstrates sp’s improved inventory management, although there was an increase in the provision for obsolete and slow-moving inventories from Rp6 billion at the end of 2008 to Rp11 billion at the end of 2009. The inventory balance comprised raw and indirect materials worth Rp285 billion, net spare parts with Rp207 billion, work-in-progress worth Rp89 billion, goods in transit worth Rp38 billion, and finished goods worth Rp12 billion.

non-current assetsThe non-current assets position at the end of 2009 was Rp1,496 billion, up 18.7% from the position at the end of 2008. The increase in non-current assets was largely attributable to an increase in net fixed assets of Rp235 billion or 18.8% compared to the prior year.

liabilities at the end of 2009 amounted to Rp727 billion, down 9.5% from the prior year, largely as a result of a decrease in trade payables of Rp163 billion, a decline of 44.9% compared to the previous year.

sp’s equity position at the end of 2009 was Rp1,836 billion, an increase of 19.4% from Rp1,537 billion at the end of 2008. accordingly, the debt to equity ratio declined 0.8% from 1.4% in 2008. likewise, the debt to asset ratio improved to 0.6% in 2009.

The public accountant gave an opinion of fair in all material matters on the consolidated financial statements of sp and its subsidiaries for the year that ended on december 31, 2009.

108

sp telah mendapatkan akreditasi manajemen mutu iso 9001:2000 berupa sertifikat no. QsC 00517 dari sucofindo iCs, pengakuan terhadap mutu jenis semen oWC dari American Petroleum Institute (api) berupa sertifikat no. 10a-0044 pada tahun 1995, dan akreditasi sistem manajemen lingkungan iso 14001: 2004, sertifikat no. ems 00013 dari sucofindo iCs serta smk3, ohsas 18001 dan iso 17025.

sp memiliki anak perusahaan:

• PT sepatim Batamtama (sB)

sb berlokasi di batam, Riau, yang bergerak di bidang perdagangan umum, pengantongan semen, kontraktor, jasa dan pengangkutan umum. penyertaan sp sebesar 85% dan dana pensiun semen padang sebesar 15%. nilai aset sb pada akhir tahun 2009 sebesar Rp18 miliar (sebelum eliminasi).

• PT Bima sepaja abadi (Bsa)

bsa berlokasi di Tanjung priok, jakarta. bidang usaha bsa meliputi perdagangan umum dan peragenan (perwakilan) perusahaan lain, pengantongan semen, dan kegiatan yang berhubungan dengan perdagangan semen. sp memiliki saham sebesar 80% dan pT bima intan kencana sebesar 20%. nilai aset bsa pada akhir tahun 2009 sebesar Rp59 miliar (sebelum eliminasi).

sp memiliki perusahaan asosiasi:

• PT igasar

merupakan perusahaan asosiasi sp yang berlokasi di padang, sumatera barat. bidang usaha pT igasar meliputi: distribusi semen, transportasi dan alat berat; produksi bahan bangunan; perdagangan umum.

saham pT igasar dipegang oleh koperasi karyawan semen padang sebesar 68%, Yayasan igasar sebesar 20% dan sp sebesar 12%.

• PT sumatera utara Perkasa semen

pT sumatera utara perkasa semen (“sups”), dahulu pT deli semen, adalah perusahaan asosiasi pT semen padang dan tempat kedudukan di medan, sumatera utara. bidang usaha sups meliputi jasa pengantongan dan pembuatan kantong semen.saham sups dipegang oleh husman painan sebesar 68%, dana pensiun semen padang sebesar 18%, sp sebesar 10% dan pT ppi sebesar 4%.

PT semen Tonasa (sT)sT sahamnya dimiliki oleh perseroan sebesar 99,9% merupakan anak perusahaan yang berlokasi di biringere, pangkep, sulawesi selatan. sT mempunyai kapasitas produksi terpasang sebesar 4,1 juta ton per tahun yang dihasilkan oleh 3 (tiga) unit pabrik.

sp has obtained the iso 9001:2000 accreditation for quality management in the form of certificate no. QsC 00517 from sucofindo iCs, acknowledgement of the quality of its oWC cement from the american petroleum institute (api) in the form of certificate no. 10a-0044 in 1995, and iso 14001:2004 accreditation for environmental management systems, certificate no. ems 00013 from sucofindo iCs and smk3, ohsas 18001 and iso 17025.

sp has the following subsidiaries:

• PT sepatim Batamtama (sB)

sb, which is located in batam, Riau, operates in the general trading, cement bagging, contracting, services and transportation businesses. sp owns a stake of 85% and the semen padang pension Fund, 15%. sb’s assets at the end of 2009 were valued at Rp18 billion (before elimination).

• PT Bima sepaja abadi (Bsa)

bsa is located at Tanjung priok, jakarta. bsa’s business covers general trading and agency services for other companies, cement bagging, and activities connected to cement trading. sp owns 80% of the shares and the remaining 20% are owned by pT. bima intan kencana. bsa’s assets at the end of 2009 amounted to Rp59 billion (before elimination).

sp has the following associated companies:

• PT igasar

This associated company is located in padang, West sumatra. pT igasar’s business covers cement distribution, transportation and heavy equipment; construction materials production; general trading. a total of 68% of pT igasar’s shares are held by the semen padang employees’ Cooperative, while Yayasan igasar holds 20% and sp, 12%.

• PT sumatera utara Perkasa semen

pT sumatera utara perkasa semen (“sups”), formerly pT deli semen, is an associate company of pT semen padang domiciled in medan, north sumatra. sups engages in bagging services and the manufacture of cement bags. sups’s shares are held by husman painan (68%), the semen padang pension Fund (18%), sp (10%) and pT ppi (4%).

PT semen Tonasa (sT)sT, which is 99.9% owned by the Company, is a subsidiary located in biringere, pangkep, south sulawesi. sT has an installed production capacity of 4.1 million tons per year from three factories.

laporan Tahunan 2009 annual Report pT semen GResik (peRseRo) Tbk.

109

jenis semen yang diproduksi oleh sT mencakup jenis semen Ordinary Portland Cement (opC), Portland Pozzolan Cement (ppC). sT kini sedang membangun pabrik semen baru, Tonasa V dengan kapasitas sebesar 2,5 juta ton per tahun. unit pabrik baru dengan biaya investasi sebesar usd 289 juta tersebut direncanakan akan mulai beroperasi tahun 2011.

lokasi sT sangat strategis untuk mendistribusikan semen di daerah pasar kawasan indonesia Timur dan sebagai pemasok kebutuhan semen terbesar di kawasan tersebut, terutama di sulawesi. daerah pasar sT lainnya meliputi daerah pemasaran wilayah kalimantan dan nusa Tenggara. untuk mendukung pemasarannya, sT mengoperasikan beberapa fasilitas pengantongan semen di makassar, bitung, samarinda, banjarmasin, bali, ambon dan palu.

ikhtisar kinerja keuangan sT selama 2009 dibanding 2008 dapat disajikan sebagai berikut:

ikhTisaR kineRja keuanGan semen Tonasa (dalam juTa Rp)summaRY oF FinanCial peRFoRmanCe semen Tonasa (in million Rp)

keterangan description 2009 2008 %perubahan %Changes

pendapatan Revenue 2.814.118 2.204.847 27,6

laba usaha operating income 578.839 416.538 39,0

ebiTda 676.216 509.054 32,8

laba bersih net income 429.723 294.441 45,9

aktiva lancar Current assets 1.315.591 1.189.918 10,6

aktiva Tidak lancar other non-Current assets 1.085.756 668.148 62,5

Total kewajiban Total liabilities 848.195 587.415 44,4

ekuitas equity 1.553.153 1.270.651 22,2

Produksi dan Penjualanselama tahun 2009 produksi semen sT mencapai 3,5 juta ton atau meningkat 2,1% dari tahun 2008. peningkatan tersebut didukung oleh semakin lancarnya aktifitas operasi dengan mengoptimalkan program total preventive maintenance secara rutin untuk mendukung stabilitas produksi pabrik Tonasa ii, iii, dan iV.

seiring dengan peningkatan permintaan kebutuhan semen di pasar domestik sebesar 2,6% dari tahun sebelumnya, sT berhasil meningkatkan volume penjualannya menjadi sebesar 3,7 juta ton. khusus untuk pasar sulawesi sT mampu memasok semen sebesar 2,0 juta ton atau meningkat 16,5% dibanding tahun 2008. hal ini karena adanya kebutuhan semen di sulawesi yang mencapai 3,0 juta ton atau meningkat 15,8%

pembahasan dan analisis manajemen manaGemenT’s disCussion and analYsis

The types of cement produced by sT include ordinary portland Cement (opC) and portland pozzolan Cement (ppC). sT is currently building a new cement factory, Tonasa V, with a capacity of 2.5 million tons year. The new plant, built with an investment of usd 289 million, is scheduled to begin operating in 2011.

sT’s location is highly strategic for cement distribution in the eastern indonesia market and as the biggest cement supplier in that region, particularly in sulawesi. sT’s other markets include kalimantan and nusa Tenggara. in support of its marketing, sT operates several cement bagging facilities in makassar, bitung, samarinda, banjarmasin, bali, ambon, and palu.

a summary of sT’s financial performance in 2009 compared to 2008 is presented below:

Production and salesin 2009 cement production reached 3.5 million tons, an increase of 2.1% over 2008. a contributing factor for this increase was the improvement in operation efficiency that was made possible by optimizing the total preventive maintenance program diligently to ensure production stability in the Tonasa ii, iii, and iV plants.

in line with a 2.6% increase in domestic demand for cement, sT managed to increase its sales volume to 3.7 million tons. For the sulawesi market alone, sT was able to supply 2.0 million tons of cement, an increase of 16.5% compared to 2008. This was dues to the growing demand for cement in sulawesi, which reached 3.0 million tons, up 15.8% from 2008. With the strength of the Company’s integrated distribution

110

dari tahun 2008. dengan kekuatan pengelolaan sistem distribusi perseroan yang terintegrasi, maka kontribusi volume penjualan semen sT ini memberikan dampak yang positif terhadap kinerja penjualan perseroan.

keberhasilan sT dalam memasarkan semen di pasar domestik ini mampu meningkatkan pangsa pasar sT menjadi 9,4% dari 8,3% pada tahun 2008.

sT memprioritaskan penjualannya ke pasar domestik oleh karenanya volume penjualan ekspor hanya mencatat 60 ribu ton di tahun 2009.

Total pendapatan tahun 2009 di pasar domestik sebesar Rp2.770 miliar dan ekspor sebesar Rp44 miliar. dibanding tahun 2008, pencapaian pendapatan pasar domestik menunjukkan peningkatan sebesar Rp630 miliar atau 29,4%, yaitu dari Rp2.140 miliar tahun 2008. sedangkan pendapatan pasar ekspor mengalami penurunan sebesar Rp21 miliar, yaitu dari Rp65 miliar turun menjadi Rp44 miliar, sejalan dengan menurunnya volume penjualan ekspor.

Profitabilitaspada tahun 2009, sT berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp2.814 miliar atau meningkat 27,6% dari tahun 2008. laba usaha sT sebesar Rp579 miliar atau meningkat 38,8% dari tahun 2008 sebesar Rp417 miliar dengan marjin operasi sebesar 20,6% lebih tinggi dari tahun 2008 sebesar 18,9%.

pencapaian ini menghasilkan ebiTda sebesar Rp676 miliar dan marjin ebiTda sebesar 24,0% atau meningkat 0,9% dari tahun sebelumnya 23,1%. Interest Coverage Ratio pada tahun 2009 naik sebesar 35,7 kali, yaitu dari 31,4 kali pada tahun 2008 meningkat menjadi 67,1 kali pada tahun 2009.

laba bersih sT sebesar Rp430 miliar atau meningkat 46,3% dari tahun 2008 sebesar Rp294 miliar. pencapaian ini menghasilkan Net Margin sebesar 15,3% atau naik sebesar 1,9% dari tahun lalu. pencapaian ini juga memberikan Return on Equity pada tahun 2009 sebesar 27,7% atau naik 4,5% dari tahun 2008. pencapaian kinerja yang baik tersebut merupakan hasil dari semakin baiknya sinergi dalam grup.

Perubahan aktiva dan kewajibanposisi aktiva sT akhir tahun 2009 sebesar Rp2.401 miliar atau naik 29,2% dari posisi akhir tahun sebelumnya sebesar Rp1.858 miliar. peningkatan ini berasal dari peningkatan aktiva lancar sebesar Rp126 miliar atau 10,6% dan peningkatan aktiva tidak lancar sebesar Rp418 atau 62,6%.

management system, sT’s cement sales volume has made a very positive contribution to the Company’s sales performance.

sT’s success in marketing cement in the domestic market has enabled the company to increase its market share to 9.4%, from 8.3% in 2008.

sT prioritizes sales to the domestic market whereby export sales was only 60,000 tons in 2009.

Total revenue in 2009 in the domestic market was Rp2,770 billion and export revenue amounted to Rp44 billion. Compared to 2008, domestic revenue showed a growth of Rp630 billion or 29.4% from Rp2,140 billion in 2008. meanwhile, revenue from exports fell by Rp21 billion, from Rp65 billion to Rp44 billion, as a result of the decline in export sales volume.

Profitabilityin 2009, sT succeeded in booking Rp2,814 billion in revenue, up 27.6% from 2008. sT’s operating income amounted to Rp579 billion or an increase of 38.8% from Rp417 billion in 2008, with an operating margin of 20.6%, compared to 18.9% in 2008.

This achievement resulted in ebiTda of Rp676 billion and an ebiTda margin of 24.0%, rising 0.9% from the previous year’s 23.1%. The interest Coverage Ratio in 2009 increased 35.7 times, from 31.4 times in 2008 to 67.1 times in 2009.

sT recorded a net income of Rp430 billion, up 46.3% from Rp294 billion in 2008. This resulted in a net margin of 15.3%, an increase of 1.9% from the prior year. This achievement also yielded a Return on equity in 2009 of 27.7%, an improvement of 4.5% from 2008. This impressive performance is the outcome of the growing synergy within the group.

changes in assets and liabilitiessT’s asset position at the end of 2009 stood at Rp2,401 billion, up 29.2% from Rp1,858 billion at the end of the previous year. This growth was derived from an increase in current assets of Rp126 billion or 10.6% and an increase in non-current assets of Rp418 or 62.6%.

laporan Tahunan 2009 annual Report pT semen GResik (peRseRo) Tbk.

111

Produksi naik 2,1%, volume

penjualan naik 12,9%, utilisasi

100%, st membangun unit

baru berkapasitas 2,5 juta ton

pertahun

Production increased by 2.1%,

sales volume grew 12.9%, and

utilization was above 100%. st built

new units with an annual capacity

of 2.5 million tons

hal-hal yang berpengaruh terhadap posisi aktiva lancar adalah sebagai berikut:

• kas dan setara kas

kas dan setara kas meningkat sebesar Rp321 miliar terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan serta pengelolaan piutang usaha dan manajemen kas yang lebih baik.

• Piutang usaha

piutang usaha pada akhir tahun 2009 tercatat sebesar Rp213 miliar atau turun 15,8% dari akhir tahun 2008 sebesar Rp253 miliar. Turunnya posisi piutang pada akhir tahun tersebut menunjukkan semakin baiknya pengelolaan piutang. hal ini ditunjukkan lebih pendeknya masa rata-rata perputaran piutang yaitu dari 34 hari menjadi 27 hari.

• Persediaan

posisi persediaan bersih pada akhir tahun 2009 adalah Rp283 miliar atau turun 22,7% dari posisi akhir tahun sebelumnya sebesar Rp366 miliar. hal ini menunjukkan semakin baiknya pengelolaan persediaan di sT, meskipun terdapat kenaikan penyisihan persediaan usang dan bergerak lambat dari Rp9 miliar pada akhir tahun 2008 menjadi Rp13 miliar pada akhir 2009. saldo persediaan tersebut terdiri dari persediaan barang jadi sebesar Rp17 miliar, barang dalam proses sebesar Rp35 miliar, bahan baku dan penolong sebesar Rp129 miliar, suku cadang sebesar Rp81 miliar, barang dalam perjalanan sebesar Rp16 miliar dan lain-lain sebesar Rp16 miliar.

aktiva Tidak lancar posisi aktiva tidak lancar pada akhir 2009 sebesar Rp1.086 miliar atau meningkat 62,5% dari posisi akhir 2008 sebesar Rp668 miliar. peningkatan tersebut berasal dari kenaikan posisi aset tetap bersih sebesar Rp164 miliar atau 25,8% dari tahun sebelumnya dan uang muka pembangunan pabrik baru sebesar Rp241 miliar.

posisi total kewajiban sT pada akhir tahun 2009 mencapai Rp848 miliar atau naik 44,5% dari tahun sebelumnya sebesar Rp587 miliar. hal ini terutama disebabkan kenaikan kewajiban lancar sebesar Rp277,4

pembahasan dan analisis manajemen manaGemenT’s disCussion and analYsis

Factors influencing the current assets position are as follows:

• cash and cash equivalents

Cash and cash equivalents increased by Rp321 billion, which was largely attributable to the revenue growth as well as better management of trade receivables and cash.

• Trade receivables

Trade receivables at the end of 2009 were recorded at Rp213 billion, down 15.8% from Rp253 billion at the end of 2008. The decline in the year-end receivables position reflects the improvement in the management of receivables. This can be seen in the shorter average collection schedule, which has fallen from 34 days to 27 days.

• inventories

The inventory position at the end of 2009 was Rp283 billion, or a decline of 22.7% from the previous year-end position of Rp366 billion. This reflects the improvement in sT’s inventory management, even though the provision for obsolete and slow-moving inventories increased from Rp9 billion at the end of 2008 to Rp12 billion at the end of 2009. The inventory balance consisted of finished goods (Rp17 billion), work-in-progress (Rp35 billion), raw and indirect materials (Rp129 billion), spare parts (Rp81 billion), goods in transit (Rp16 billion) and others (Rp16 billion).

non-current assets non-current assets at the end of 2009 stood at Rp1,086 billion, or an increase of 62.5% compared to the 2008 year-end position of Rp668 billion. This increase came about as a result of a Rp164 billion or 25.8% increase in net fixed assets compared to the previous year, and advances for the construction of the new plant amounting to Rp241 billion.

sT’s total liabilities at the end of 2009 amounted to Rp848 billion, up 44.5% from Rp587 billion in the previous year. This was largely due to an increase in current liabilities of Rp277.4 billion or 67.5% compared to the previous year’s

112

miliar atau 67,5% dari posisi tahun lalu. hal-hal yang mempengaruhi posisi kewajiban lancar adalah hutang usaha naik sebesar Rp64 miliar, beban yang masih harus dibayar naik sebesar Rp38 miliar dan kenaikan hutang pajak sebesar Rp20 miliar.

ekuitas sT akhir tahun 2009 sebesar Rp1.553 miliar atau naik 22,2% dari tahun sebelumnya. posisi ini menghasilkan Debt to Equity Ratio sebesar 4,0% atau turun 4,1% dari tahun sebelumnya sebesar 8,1%. demikian juga dengan posisi Debt to Asset Ratio tahun 2009 sebesar 2,6% atau turun 3,0% dari tahun 2008 sebesar 5,6%.

kantor akuntan publik telah memberikan opini wajar dalam semua hal yang material atas laporan keuangan sT untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 desember 2009.

sT telah mendapatkan akreditasi manajemen mutu iso 9001: 2000, sistem manajemen lingkungan iso 14001:2004 dari sGs Yarsley international sertification services limited, sertifikasi keselamatan kerja di areal pelabuhan dan kapal laut dengan telah diraih isps Code dan telah menerapkan smk3.

seGmen usaha non semen

indusTri PerTamBanGan

Pt united tractors semen gresik (utsg)uTsG berlokasi di Tuban, jawa Timur dan bergerak di bidang pertambangan, perdagangan dan pemberian jasa. saham uTsG dimiliki oleh perseroan sebesar 55% dan pT united Tractors Tbk sebesar 45%.

kegiatan utama uTsG diprioritaskan untuk menunjang kegiatan produksi perseroan, khususnya dalam hal penyediaan jasa penambangan batu kapur dan tanah liat.

Profitabilitas pendapatan uTsG secara rinci diperoleh dari hasil jasa tambang batu kapur dan tanah liat, jasa peledakan, sewa peralatan dan penjualan tanah liat.

profitabilitas uTsG diukur dari kemampuannya dalam menyediakan bahan baku bagi perseroan dengan cara se efisien mungkin. pada tahun 2009, uTsG mampu menyediakan kebutuhan bahan baku perseroan yang meningkat. namun pada tahun ini perseroan lebih banyak menggunakan tanah liat dari tambang sendiri, sehingga pendapatan dari kerja sama operasi (kso) tanah liat mengalami penurunan signifikan. meskipun demikian uTsG mampu mencari pendapatan dari luar perseroan melalui jasa sewa alat berat dan proyek lain, sehingga

position. Factors influencing the current liabilities position included an increase in trade payables of Rp64 billion, an increase in accrued expenses of Rp38 billion and an increase of Rp20 billion in taxes payable.

sT’s equity at the end of 2009 stood at Rp1,553 billion, up 22.2% from the prior year. This position resulted in a debt to equity ratio of 4.0%, or 4.1% lower than the previous year’s 8.1%. likewise, the debt to asset ratio in 2009 was 2.6%, or a decline of 3.0% from 5.6% in 2008.

The public accountant gave an opinion of fair in all material matters on sT’s financial statement for the year that ended on december 31, 2009.

sT has also obtained iso 9001:2000 accreditation for quality management and iso 14001:2004 for its environmental management system from sGs Yarsley international Certification services limited, and is certified for workplace safety in port facilities and vessels by having isps Code certification and by applying smk3.

non-cemenT secTor

mining industry

Pt united tractors semen gresik (utsg)located in Tuban, east java, and operates in the mining, trade and services sectors. uTsG’s shares are owned by

113pada tahun 2009 uTsG membukukan pendapatan sebesar Rp182 miliar, naik 0,4% dari tahun 2008.

ebiTda uTsG mencapai sebesar Rp48 miliar atau 26,3% dari pendapatan, meningkat 9% dari tahun 2008 sebesar 17,3%. peningkatan tersebut terutama dihasilkan dari program efisiensi yang dilakukan uTsG. Interest Coverage Ratio pada tahun 2009 sebesar 28,9 kali, sedangkan tahun 2008 27,4 kali. Net margin 10,5% atau naik 3,2% dari tahun 2008 sebesar 7,3%.

kantor akuntan publik telah memberikan opini wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan uTsG untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 desember 2009.

uTsG telah memperoleh sertifikat iso 9001:2000 dari Quality endorsed Company untuk manajemen mutu dan sertifikat iso 14001:2004 dari Certified environmental Company.

Kantong Kemasan

Pt industri Kemasan semen gresik (iKsg) iksG bergerak di bidang pembuatan kemasan atau industri kemasan, perdagangan dan jasa, yang berlokasi di Tuban jawa Timur. komposisi pemegang saham adalah perseroan sebesar 60%, pT Fajar mas murni sebesar 30%, dan pT newlong indonesia sebesar 10%.

the Company and pT united Tractors Tbk, with stakes of 55% and 45%, respectively.

uTsG’s main priority is to support the Company’s production activities, and specifically the provision of limestone and clay extraction services.

Profitability uTsG’s revenue is derived from limestone and clay mining services, explosive services, equipment lease and the sale of clay.

uTsG’s profitability is measured by its ability to provide raw materials for the Company as efficiently as possible. in 2009, uTsG was able to cater for the Company’s increasing raw material requirements. however, this year the Company increasingly used clay from its own mines as a result of which the result that revenue from the clay joint operating agreement (kso) experienced a significant decline. nevertheless, uTsG managed to seek revenue from outside the Company through heavy equipment leasing services and other projects, such that in 2009 uTsG booked revenue of Rp182 billion, up 0.4% from 2008.

uTsG’s ebiTda reached Rp48 billion or 26.3% of revenue, increasing 9% from 17.3% in 2008. This increase was due mainly to the efficiency program implemented by uTsG. The interest Coverage Ratio in 2009 was 28.9 times, compared to 27.4 times in 2008. The net margin was 10.5%, up 3.2% from 7.3% in 2008.

The public accountant gave an opinion of fair in all material matters on uTsG’s financial statement for the year that ended on december 31, 2009.

uTsG has been awarded the iso 9001:2000 certificate from Quality endorsed Company for quality management and the iso 14001:2004 from Certified environmental Company.

PackaGinG BaGs

Pt industri Kemasan semen gresik (iKsg) iksG, which manufactures packaging or operates in the packaging, trading and service industries, is located in Tuban, east java. The Company owns 60% of the shares, while pT Fajar mas murni and pT newlong indonesia own 30% and 10% respectively.

114

dalam menjalankan kegiatan operasinya, iksG memiliki mesin sebanyak 21 (dua puluh satu) unit dengan total kapasitas terpasang 214 juta kantong per tahun. hasil produksi iksG diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan perseroan.

ProfitabilitasTotal pendapatan pada tahun 2009 sebesar Rp164 miliar atau naik 14,3% dari tahun 2008 sebesar Rp144 miliar. ebiTda mencapai sebesar Rp42 miliar sehingga ebiTda marjin 25,4% di atas tahun 2008 sebesar 23,4%. peningkatan ini karena adanya peningkatan volume penjualan baik kepada perseroan maupun pihak ketiga. pada tahun 2009 Interest Coverage Ratio sebesar 29 kali.

kantor akuntan publik telah memberikan opini wajar dalam semua hal yang material atas laporan keuangan iksG untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 desember 2009.

For its operations, iksG owns 21 machines with a total installed capacity of 214 million bags per year. iksG’s production is prioritized for the requirements of the Company.

ProfitabilityTotal revenue in 2009 was Rp164 billion, up 14.3 % from Rp144 billion in 2008. ebiTda reached Rp42 billion, resulting in an ebiTda margin of 25.4%, up from the previous year’s 23.4%. This increase was due to a growth in sales volume, both to the Company and to third parties. in 2009 the interest Coverage Ratio was 29 times.

The public accountant gave an opinion of fair in all material matters on iksG’s financial statement for the year that ended on december 31, 2009.

laporan Tahunan 2009 annual Report pT semen GResik (peRseRo) Tbk.

115

dalam bidang pengelolaan perusahaan, iksG telah memperoleh sertifikat iso 9001:2000 dari lioyd’s Register Quality assurance dan sertifikat smk3 dari pT sucofindo, jakarta.

rEal EstatE

Pt Kawasan industri gresik (Kig)kiG berlokasi di Gresik, jawa Timur yang bergerak di bidang industrial estate yang meliputi perolehan, pengembangan, penjualan dan persewaan tanah industri, gudang, ruko maupun bangunan pabrik siap pakai (bpsp) di dalam dan luar kawasan, termasuk konstruksi untuk pengembangan fasilitas umum seperti jalan, penyediaan air, listrik dan lain-lain. kepemilikan saham perseroan sebesar 65% dan pT petrokimia Gresik (persero) sebesar 35%.

pembahasan dan analisis manajemen manaGemenT’s disCussion and analYsis

With regard to the company’s management, iksG has been awarded the iso 9001:2000 Certificate from lloyds’ Register Quality assurance and the smk3 Certificate from pT sucofindo, jakarta.

real esTaTe

Pt Kawasan industri gresik (Kig)kiG, which is located in Gresik, east java, operates in the industrial estate business, which covers the acquisition, development, sale and lease of industrial land, warehouses, shop houses and ready-to-use factory buildings on and outside industrial estates, including construction for the development of public facilities such as roads, water and electricity supply, and so on. The Company owns 65% of kiG’s shares and the remaining 35% is owned by pT petrokimia Gresik (persero).

116

ProfitabilitasTotal pendapatan pada tahun 2009 sebesar Rp27 miliar atau naik 6,3% dari tahun 2008 sebesar Rp25 miliar. ebiTda mencapai sebesar Rp16 miliar sehingga marjin ebiTda 60,0% di atas tahun 2008 sebesar 55,6%. peningkatan ini karena meningkatnya pendapatan sewa gudang, sewa tanah dan penjualan ruko.

kantor akuntan publik telah memberikan opini wajar dalam semua hal yang material atas laporan keuangan kiG untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 desember 2009.

Perusahaan asosiasiperseroan memiliki beberapa perusahaan asosiasi yang didalam laporan keuangan konsolidasian dicatat dengan metode ekuitas dan biaya. kegiatan perusahaan asosiasi ini bervariasi, namun pada umumnya dilakukan dalam rangka mendukung operasional perseroan. beberapa perusahaan asosiasi tersebut tercakup dalam uraian berikut:

PT swadaya Graha (swG) sWG terletak di Gresik, jawa Timur dan bergerak dalam bidang fabrikasi baja, kontraktor sipil, kontraktor mekanikal & elektrikal, persewaan alat-alat berat & konstruksi, bengkel & manufaktur, developer, jasa pemeliharaan, serta biro engineering. komposisi kepemilikan saham di sWG dipegang oleh perseroan sebesar 25,0%, dana pensiun semen Gresik 62,5%, pT Varia usaha 8,1%, dan koperasi Warga semen Gresik 4,4%.

dalam bidang pengelolaan perusahaan, sWG telah memperoleh sertifikat iso 9001:2008 dari lloyd’s Register Quality assurance dan sertifikat smk3 standard ohsas 18001:2007 dari pT sucofindo (persero), implementasi 5s yang dimulai bulan nopember 2009

PT varia usaha (vu)Vu merupakan perusahaan asosiasi perseroan yang berlokasi di Gresik, jawa Timur, bergerak dalam bidang jasa pengangkutan umum dan ekspedisi dengan menggunakan/memakai truk dan/atau dengan kereta api, perdagangan termasuk ekspor impor antar pulau dalam negeri, keagenan, distributor, usaha perdagangan lainnya, perindustrian dan pembangunan, pertambangan (meliputi kegiatan: penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pemurnian, pengangkutan dan penjualan hasil pertambangan). komposisi kepemilikan saham di Vu dimiliki oleh perseroan sebesar 24,9%, dana pensiun semen Gresik 48,7%, dan koperasi Warga semen Gresik 26,4%.

dalam bidang pengelolaan perusahaan, Vu telah memperoleh sertifikat iso 9001:2000 dari sGs indonesia.

ProfitabilityTotal revenue in 2009 was Rp27 billion, an increase of 6.3% from Rp25 billion in 2008. ebiTda stood at Rp16 billion and the ebiTda margin increased from 55.6% in 2008 to 60.0% in 2009. This increase was caused by the growth in revenue from warehouse lease, land lease and the sale of shophouses.

The public accountant gave an opinion of fair in all material matters on kiG’s financial statement for the year that ended on december 31, 2009.

associaTed comPanies The Company owns a number of associated companies which are recorded in the consolidated financial statement using the equity and cost method. although the associated companies are engaged in various activities, in general they operate in the context of supporting the Company’s operations. some of these associated companies are included in the description below.

PT swadaya Graha (swG) sWG is located in Gresik, east java, and operates in the business of steel fabrication, civil contracting, mechanical & electrical contracting, heavy & construction equipment leasing, repair & manufacturing, development, maintenance services, and engineering. sWG’s share ownership composition is as follows: the Company (25.0%), semen Gresik pension Fund (62.5%), pT Varia usaha (8.1%), and koperasi Warga semen Gresik (4.4%).

With regard to the company’s management, sWG has been awarded the iso 9001:2008 Certificate from lloyd’s Register Quality assurance and the smk3 standard ohsas 18001:2007 Certificate from pT sucofindo (persero), 5s implementation which began in november 2009.

PT varia usaha (vu)Vu is an associated company located in Gresik, east java, operating in the businesses of general transportation and expediting by road and/or rail; trading, including domestic inter-island export/import; agency services, distributor services, other trading businesses; industry and construction; mining (including general investigation, exploration, exploitation, refining, transportation and sale of mining products). The share ownership of Vu is as follows: the Company (24.9%), semen Gresik pension Fund (48.7%), and koperasi Warga semen Gresik (26.4%).

With regard to the company’s management, Vu has been awarded the iso 9001:2000 Certificate by sGs indonesia.

laporan Tahunan 2009 annual Report pT semen GResik (peRseRo) Tbk.

117mengantisipasi prospek 2010

yang membaik, Perseroan

mengedepankan strategi revenue

management dan capacity

management

PT eternit Gresik (eG)eG merupakan perusahaan asosiasi perseroan yang berlokasi di Gresik, jawa Timur. Ruang lingkup kegiatan perusahaan meliputi industri bahan bangunan non asbestos dan cetakan. saham eG dimiliki oleh perseroan sebesar 17,6% dan Team s.a. 82,4%.

dalam bidang pengelolaan perusahaan, eG telah memperoleh sertifikat iso 9001:2008 dan iso 14001:2004 dari benchmark australia, serta ohsas 18001:2007 tentang keselamatan dan kesehatan kerja juga dari benchmark australia.

pembahasan dan analisis manajemen manaGemenT’s disCussion and analYsis

anticipating better prospects in

2010, the Company is prioritizing

its revenue management and

capacity management strategies

PT eternit Gresik (eG)eG is one of the Company’s associate companies and is located in Gresik, east java. The company’s scope of activities non-asbestos and pre-cast construction materials. The Company owns 17.6% of eG’s shares and the remaining 82.4% is owned by Team s.a.

With regard to the company’s management, eG has been awarded the iso 9001:2008 and iso 14001:2004 Certificates by benchmark australia, as well as ohsas 18001:2007 on Workplace safety and health, also by benchmark australia.

118

TRansaksi maTeRial dan kejadian luaR biasaMaterial Transactions and Extraordinary Events

PeruBahan rencana invesTasipada tanggal 30 januari 2009, perseroan mengadakan Rupslb dengan mengagendakan beberapa persoalan utama serta mengambil beberapa keputusan penting. keputusan penting yang memiliki nilai material diantaranya adalah mengenai: perubahan Rencana investasi dan pembelian kembali saham perseroan.

sesuai dengan keputusan Rapat umum pemegang saham luar biasa pada tanggal 10 desember 2007, sebelumnya perseroan berencana membangun pabrik semen baru baik di pulau jawa maupun di pulau sulawesi dengan total investasi sebesar usd 670 juta (enam ratus tujuh puluh juta dollar amerika serikat) dan membangun 10 plTu dengan total investasi sebesar usd 573 juta (lima ratus tujuh puluh tiga juta dollar amerika serikat). seiring dengan perubahan kondisi eksternal yang ekstrim dan dengan mempertimbangkan kepentingan jangka panjang perseroan, rencana ini kemudian ditinjau ulang dengan melibatkan pengamat dan masukan konsultan independen. Rencana yang ditinjau adalah pembangunan plTu untuk keperluan sendiri. sedangkan rencana pembangunan pabrik baru tidak berubah.

melalui Rupslb pada 30 januari 2009 tersebut, maka rencana investasi tersebut kemudian diputuskan untuk dilaksanakan dengan perubahan sebagaimana tercantum pada tabel berikut.

no.

lokasi plTu yang semula direncanakan untuk dibangunoriginally planned location for

plTu Construction

spesifikasispecification

nilai investasi yang Telah disetujui juta usd

approved investment Value (us$ million)

Total nilai investasi yang diubah juta usd

Total amendment on invesment Value (us$ million)

1 Tuban 2 X 65 mW 171 0

2 indarung 3 X 35 mW 146 0

3 Tonasa 1 X 35 mW 50 0

4pabrik baru di jawanew plant in java

2 X 35 mW 110 0

5pabrik baru di sulawesi*)new plant in sulawesi

2 X 35 mW 96 114

Total nilai investasi Total investment Value

573 114

PemBelian dan Penjualan kemBali saham PerseroanRupslb tanggal 30 januari 2009 tersebut juga mengukuhkan pelaksanaan pembelian kembali saham perseroan (share buyback) yang dilaksanakan antara tanggal 13 oktober 2008 sampai dengan tanggal 9 januari 2009. perseroan mengalokasikan dana yang berasal dari saldo laba sebanyak-banyaknya Rp1.000 miliar untuk program tersebut. sebelumnya, pada 12 oktober 2008 perseroan menyampaikan keterbukaan informasi kepada bapepam-lk tentang program pembelian kembali saham dengan masa pelaksanaan

amendmenT of invesTmenT Planson january 30, 2009, the Company convened an extraordinary meeting of shareholders to discuss a number of key issues and take certain critical decisions relating to amendment of the Company’s investment plans and execution of a share buyback exercise.

pursuant to a decision of the extraordinary meeting of shareholders on december 10, 2007, the Company had planned to build new cement factories in both java and sulawesi with a total investment of usd 670 million, and build 10 power plants with a total investment of usd 573 million. Following significant changes in the external conditions and considering the long term strategy and interests of the Company, these plans were re-assessed with input from analysts and independent consultants. The plan for the construction of power plants by the Company’s for its own purposes was reviewed and re-assessed, while the plans for the new plants remained unchanged.

at the aforementioned extraordinary meeting of shareholders on january 30, 2009, the decision was taken to proceed with the amended investment plan as shown in the following table.

share BuyBack

The extraordinary meeting of shareholders on january 30, 2009 also confirmed the Company’s share buyback, which was executed between october 13, 2008 and january 9, 2009. The Company allocated Rp1,000 billion from its retained earnings for the program. previously, on october 12, 2008 the Company had submitted its disclosure to bapepam-lk regarding the share buyback program for a 3-month execution period from october 13, 2008 until january 9, 2009. in its disclosure, the Company

laporan Tahunan 2009 annual Report pT semen GResik (peRseRo) Tbk.

119

selama 3 bulan terhitung sejak 13 oktober 2008 sampai dengan 9 januari 2009. dalam keterbukaan informasi tersebut perseroan menegaskan jumlah pembelian sebanyak-banyaknya 20% dari seluruh jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh atau sebanyak-sebanyaknya 1.186 juta lembar saham.

jumlah saham yang telah dibeli pada periode tersebut adalah sejumlah 68.032.000 lembar atau setara 1,15% dari modal disetor dengan dana terpakai sejumlah Rp198,7 miliar atau setara dengan 19,9% dari dana yang dianggarkan. Rata-rata proporsi nilai buyback dibanding dengan total market smGR adalah 23,32% (kategori konservatif). harga penutupan pada 9 januari 2009 adalah Rp4.250 atau mengalami peningkatan 229,7% dibandingkan saat penutupan 8 oktober 2008, Rp1.850 per lembar. harga rata-rata program pembelian kembali saham sampai dengan berakhirnya periode pembelian kembali, tanggal 9 januari 2009, adalah sebesar Rp2.920 per saham.

saat ini perseroan telah menjual kembali saham hasil program buyback yang sempat dicatat dalam bentuk treasury stock tersebut, sesuai dengan peraturan Xi.b.3. yang salah satu pasalnya berbunyi “saham yang dibeli kembali dapat dijual kembali setelah 30 (tiga puluh) hari sejak pembelian kembali saham perseroan selesai dilaksanakan”. perseroan melakukan penjualan kembali saham tersebut dengan menunjuk anggota bursa sebagai pelaksana, pada harga pasar. harga penjualan per saham tersebut adalah sebesar Rp6.075/saham. selisih atas transaksi ini kemudian dicatat sebagai tambahan ekuitas. seluruh transaksi pembelian dan penjualan kembali saham perseroan dilakukan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

kejadian GemPa di PadanGpada tanggal 30 september 2009 pukul 17.16 waktu setempat telah terjadi gempa bumi dengan kekuatan 7,6 skala richter yang berpusat di daerah sumatera barat, kurang lebih sekitar 104 km sebelah barat lokasi pabrik semen padang. operasi pabrik sempat berhenti karena tergangggunya pasokan listrik dari pln. setelah melakukan pengecekan, pada umumnya peralatan produksi, fasilitas penunjang maupun distribusi secara umum tidak mengalami kerusakan yang signifikan dan telah mulai beroperasi kembali seperti semula. namun demikian terdapat beberapa peralatan produksi yang memerlukan perbaikan ringan.

beberapa saat setelah kejadian tersebut, perseroan segera meningkatkan koordinasi untuk menjamin pasokan semen di wilayah pemasaran semen padang. perseroan juga melaporkan kondisi pabrik semen

pembahasan dan analisis manajemen manaGemenT’s disCussion and analYsis

confirmed the intended purchase of a maximum of 20% of the issued and fully-paid-up shares, or a total of 1,186 million shares.

a total of 68,032,000 shares were bought back during this period or the equivalent of 1.15% of the paid-up capital, with the utilized funds amounting to Rp198.7 billion or 19.9% of the budgeted funds. The average proportion of buyback value compared to the total market smGR was 23.32% (conservative category). The closing price on january 9, 2009 was Rp4,250, an increase of 229.7% compared to the closing price on october 8, 2008 at Rp1,850 per share. The average price during the share buyback program until the end of the period on january 9, 2009, was Rp2,920/share.

The Company has now resold the shares from the buyback program, which were registered in the form of treasury stock, in accordance with regulation Xi.b.3., one of the articles of which reads, “bought back shares may be resold 30 days after completion of the share buyback”. The Company conducted the resale of the shares by appointing a member of the exchange as executor, at the market price. The selling price was Rp6,075/share. The difference on these transactions was then recorded as additional equity. The entire share buyback and resale transaction was conducted in compliance with the prevailing laws and regulations.

earThquake in PadanGon september 30, 2009 at 17.16 local time, an earthquake measuring 7.6 on the Richter scale shock West sumatera, with the epicenter approximately 104 km west of the location of the semen padang factory. Factory operations were suspended due to the disruption of the electricity supply from pln. after checks were carried out, no significant damage was found to production equipment, supporting facilities and distribution facilities and therefore normal operations were resumed. however, some of the production equipment needed minor repairs.

immediately following this event, the Company increased its coordination to guarantee cement supplies to the semen padang market area. The Company also reported the post-earthquake condition of the semen

120

padang pasca gempa kepada otoritas pasar modal sebanyak 3 kali. pada saat dibuatnya laporan ini, seluruh kegiatan operasional semen padang telah berlangsung seperti sediakala.

Pinjaman PerBankansehubungan dengan pembangunan pabrik semen Tonasa V (“Tonasa V”) dan pembangkit listrik 2x35 megawatt (pembangkit listrik), pada tanggal 22 juni 2009, sT menandatangani perjanjian kredit sindikasi dengan pT bank mandiri (persero) Tbk (selaku pimpinan sindikasi), pT bank Rakyat indonesia (persero) Tbk, pT bank jatim, dan pT bank sulawesi selatan (selanjutnya disebut sebagai bank sindikasi) dengan fasilitas kredit maksimal sebesar Rp3.547 miliar atau 68% dari jumlah nilai investasi Tonasa V dan pembangkit listrik.

Fasilitas kredit tersebut terdiri dari:

• Fasilitas kredit investasi dengan jumlah maksimum Rp3.166 miliar. Fasilitas ini termasuk fasilitas nCl dalam bentuk fasilitas lC dan/atau skbdn

• Fasilitas kredit investasi bunga masa konstruksi sebesar maksimum Rp381 miliar. Fasilitas ini hanya dapat digunakan untuk melunasi 68% dari beban bunga selama masa tenggang sebagaimana didefinisikan dalam perjanjian kredit sindikasi tersebut.

Fasilitas kredit sindikasi tersebut dijamin dengan aset tetap berupa tanah, bangunan, mesin-mesin, dan peralatan milik sT. Fasilitas tersebut juga mendapat jaminan berupa corporate guarantee, cash deficit guarantee, dan cost overrun guarantee dari perseroan.

bank sindikasi akan mengenakan bunga mengambang sebesar prime lending rate dari masing-masing bank sindikasi. pembayaran pokok kredit sindikasi akan dilakukan secara cicilan triwulanan mulai maret 2013 sampai dengan juli 2019.

Tidak terdapat jumlah kredit yang terutang per tanggal 31 desember 2009.

ikaTan maTerial unTuk invesTasi BaranG modal pada tanggal 31 desember 2009, perseroan dan anak perusahaan (sp dan sT) memiliki beberapa ikatan untuk pembelian persediaan dari beberapa pemasok masing-masing sebesar Rp1.204 miliar, Rp430 miliar dan Rp395 miliar. komitmen pembelian tersebut termasuk komitmen pembelian menggunakan fasilitas non-cash loan dari pT bank mandiri (persero) Tbk dan pT bank

maTerial commiTmenT for caPiTal exPendiTuresas at december 31, 2009, The Company and its subsidiaries (sp and sT) have various commitments to purchase inventories from various suppliers amounting to Rp1,204 billion, Rp430 billion and Rp395 billion respectively. such commitments include purchase commitments which will involve the use of non-cash loan facilities from pT bank mandiri (persero) Tbk and

Pt tonasa mendapatkan

pinjaman sindikasi rp3,5 triliun

Pt tonasa has obtained a syndicated

loan of rp3.5 trillion

padang factory to the capital market authority on three occasions. at the time of writing this report, all operational activities at semen padang were running as normal.

Bank financinGin relation to the construction of the Tonasa V cement plant (“Tonasa V”) and two 35 megawatt power plants (“power plant”), on june 22, 2009, sT entered into a syndicated loan agreement with pT bank mandiri (persero) Tbk (as lead bank), pT bank Rakyat indonesia (persero) Tbk, pT bank jatim and pT bank sulawesi selatan (collectively referred to as the “syndicated banks”) for a maximum facility amount of Rp3,547 billion or 68% of the Tonasa V and power plant investment amount.

These facilities comprise the following:

• investment credit facility with a maximum facility amount of Rp3,166,000,000. This facility includes an nCl facility in the form of lC and/or skbdn.

• Credit facility for interest during the construction period with a maximum facility amount of Rp381,000,000. This facility is only to be used for payment of 68% of the interest charges during the grace period as defined in the syndicated credit agreement.

The syndicated loan agreement is secured by fixed assets comprising sT’s land, buildings, machinery and equipment. This facility is also guaranteed by a corporate guarantee, a cash deficit guarantee, and a cost overrun guarantee from the Company.

The syndicated banks will charge floating interest at their prime lending rate. The loan is repayable in quarterly installments starting from march 2013 through july 2019.

There were no outstanding amounts under this loan facility as of december 31, 2009.

laporan Tahunan 2009 annual Report pT semen GResik (peRseRo) Tbk.

121

negara indonesia (persero) Tbk sebesar usd2.819.362, euR135.299.148, sGd1.496.695, jpY79.460.746, Gbp18.072 dan Rp76.6 miliar.

selain itu, perseroan memiliki ikatan untuk pembelian barang modal berdasarkan kontrak dengan beberapa pemasok terutama sehubungan dengan pengadaan untuk pembangunan pabrik semen dengan jumlah ikatan senilai ekivalen Rp1.369,8 miliar. anak perusahaan perseroan, semen Tonasa, juga memiliki ikatan untuk pembelian barang modal berdasarkan kontrak dengan beberapa pemasok terutama sehubungan dengan pengadaan untuk pembangunan pabrik semen dan pembangkit listrik senilai ekivalen Rp1.428,5 miliar.

keterangan selengkapnya mengenai ikatan material tersebut dapat dilihat pada Catatan no 35.a, 35.c dan 35.d pada laporan keuangan konsolidasi auditan perseroan hal 321.

selama Tahun 2009 tidak ada transaksi benturan kepentingan.

perseroan dan anak perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa karena adanya hubungan kepemilikan maupun sifat yang lain. definisi pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang dipakai adalah sesuai dengan yang diatur dalam psak no. 7, “pengungkapan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa”.

pT bank negara indonesia (persero) Tbk in the amount of usd2,819,362, euR135,299,148, sGd1,496,695, jpY79,460,746, Gbp18,072 and Rp76.6 billion.

The Company also had capital expenditures commitments under the contractual arrangements, principally relating to procurement for cement plant constructio, totally Rp1,369.8 billion. besides, the subsidiary (sT), also had capital expenditures commitment under the contractual arrangements, principally relating to procurement for cement plant and power plant construction, totally equivalent to Rp1,428.5 billion.

TRansaksi benTuRan kepenTinGanTransactions with Conflict of Interest

TRansaksi denGan pihak-pihak YanG mempunYai hubunGan isTimeWaRelated Party Transactions

a detailed explanation of these material commitments can be found at note 35.a, 35.c and 35.d of the audited Consolidated Financial statements, page 321.

during 2009 there were no transactions with a conflict of interest.

The Company and its subsidiaries enter into transactions with parties that have certain relationships with the Company, such as through ownership. The definition of a related party used here is consistent with the definition in psak no. 7, “disclosure of Related parties”.

122

Transaksi antara perseroan dan anak perusahaan dengan badan usaha milik negara/daerah dan perusahaan-perusahaan lain yang dimiliki/dikendalikan negara/daerah, tidak diperhitungkan sebagai transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa diungkapkan dalam catatan no.36 laporan keuangan konsolidasi auditan, halaman 326.

ikhtisar transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang dilakukan perseroan sepanjang tahun 2009 diantaranya adalah:

nama pihak party name sifat hubungan nature of Relationship Transaksi Transaction

pT Varia usahaperusahaan asosiasiassociated Company

pembelian dan penjualan produk purchase and sales of products

koperasi Warga semen Gresik

mempunyai anggota manajemen kunci yang sama

share same key management member

pembelian dan penjualan produk purchase and sales of products

pT Waru abadi

mempunyai anggota manajemen kunci yang sama

share same key management member

pembelian dan penjualan produk purchase and sales of products

pT igasar perusahaan asosiasi associated Company

penjualan produk sales of products

pT swabina Gatra

mempunyai anggota manajemen kunci yang sama

share same key management member

pembelian produk dan jasa

purchase of product and services

pT prima karya manunggal

mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan anak perusahaan

share same key management member with

subsidiary company

pembelian produk dan jasa

purchase of product and services

Perubahan Peraturan Perpajakanpada september 2008, undang-undang no. 7 Tahun 1983 mengenai “pajak penghasilan” telah diubah dengan undang-undang no. 36 Tahun 2008. perubahan tersebut juga mencakup perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya. perseroan dan anak perusahaan telah mencatat dampak perubahan tarif pajak tersebut sebesar Rp16,2 miliar (2008: Rp3,6 miliar) sebagai bagian dari beban pajak tangguhan pada tahun berjalan.

Perubahan standar akuntansi

• psak no. 50 (Revisi 2006) - “instrumen keuangan: penyajian dan pengungkapan.”

Transactions between the Company and its subsidiaries with state/Regionally owned enterprises and other companies that are owned or controlled by the state or by a region, are not considered as related party transactions. all material transactions and balances with related parties are disclosed in note no.36 to the audited Consolidated Financial statement, page 326.

a summary of related party transactions entered into by the Company in 2009 is shown below.

Changes in tax regulationsin september 2008, law no. 7 Year 1983 regarding “income Tax” has been revised by law no. 36 Year 2008. The revised law stipulates changes in the corporate tax rate from a marginal tax rate of 30% in 2008 to a single rate of 28% for fiscal year 2009 and 25% for fiscal year 2010 and onwards. The Company and its subsidiaries recorded the impact of the changes in tax rates amounting to Rp16.2 billion (2008: Rp3.6 billion) as part of deferred tax effect in the current year’s statement of income.

Changes in accounting standard

• psak no. 50 (Revised 2006). “Financial instruments: presentation and disclosures.”

peRubahan peRaTuRan dan sTandaR akunTansiChanges of Regulation and Accounting Standards

laporan Tahunan 2009 annual Report pT semen GResik (peRseRo) Tbk.

123

• psak no. 55 (Revisi 2006) - “instrumen keuangan: pengakuan dan pengukuran.”

• psak no. 26 (Revisi 2008) - “biaya pinjaman.”

perseroan telah mengevaluasi dampak dari kebijakan akuntansi tersebut. penerapan psak revisi tersebut, yang berlaku mulai 1 januari 2010, tidak berdampak material terhadap laporan keuangan konsolidasian perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 desember 2009. selain itu dewan standar akuntansi keuangan (dsak) - ikatan akuntan indonesia telah mengeluarkan beberapa revisi standar akuntansi lainnya, dimana aturan tersebut baru berlaku mulai 1 januari 2011.

Perjanjian dengan Perbankan pada tanggal 20 januari 2010 perseroan mengadakan perjanjian fasilitas non cash loan berupa fasilitas lC dan skbdn dengan pT bank mandiri (persero) Tbk dengan nilai maksimum fasilitas sebesar usd85.000.000. Fasilitas ini digunakan untuk pengadaan barang investasi berupa mesin, peralatan dan penunjang untuk pembangunan pabrik semen Tuban iV. jangka waktu fasilitas ini ditetapkan 3 tahun sejak tanggal 20 januari 2010 sampai dengan tanggal 19 januari 2013 dan dijamin secara fidusia dengan mesin-mesin, peralatan/dan penunjangnya yang pengadaannya menggunakan fasilitas ini.

Perkara Hukumpada bulan januari 2010, kppu memberitahukan perseroan dan anak perusahaan (sp dan sT) sebagai Terlapor dalam perkara no.01/kppu-i/2010 tentang dugaan pelanggaran pasal 11 uu no. 5 tahun 1999 tentang larangan praktik monopoli dan persaingan usaha Tidak sehat yang dilakukan oleh produsen semen di indonesia. pada bulan pebruari 2010, perseroan telah memberikan tanggapan ke kppu yang intinya menolak dugaan pelanggaran pasal 11 uu no.5 tahun 1999. kppu dijadwalkan akan melakukan pemeriksaan lanjutan hingga tanggal 25 mei 2010. namun jika dipandang perlu dapat diperpanjang hingga tanggal 7 juli 2010. selanjutnya, kppu akan membuat keputusan sementara terkait perkara tersebut.

Penjualan saham oleh Blue Valley Holdings Pte Ltdpada tanggal 31 maret 2010, salah satu pemegang utama saham perseroan, blue Valley holdings pte ltd telah menjual 1.403.010.056 lembar saham (23,66% dari seluruh total saham perseroan) yang dimilikinya melalui private placement kepada beberapa investor institusional.

pembahasan dan analisis manajemen manaGemenT’s disCussion and analYsis

kejadian seTelah TanGGal neRaCaSubsequent Events

• psak no. 55 (Revisi 2006). “Financial instruments: Recognition and measurement.”

• psak no. 26 (Revised 2008). “borrowing Costs.”

The Company have evaluated the effects of these revised accounting standard. based on managements’ assessments the revised psak that will effective on januari 2010, have no material impact to the consolidated financial statement for the year ended december 31, 2009. apart from that, the Financial accounting standard board (dsak) of the indonesian accountant association has issued several revisions on other accounting standards, in which the directives will be effective as of january 1st, 2011.

Commitment with Bank on january 20, 2010, the Company entered into a non cash loan facility agreement in the form of lC and skbdn facilities with pT bank mandiri (persero) Tbk for a maximum amount of usd 85,000,000. This facility will be used for the purchase of machinery, equipment and supporting tools for the construction of the Tuban iV cement plant. The availability period of this facility is 3 years from january 20, 2010 to january 19, 2013 and it is secured by a fiduciary transfer of the machinery, equipment and supporting tools acquired using this facility.

Legal Casein january 2010, the Company and its subsidiaries (sp and sT) were notified by the Commission for the supervision of business Competition (kppu) as Reported parties in Case no.01/kppu-i/2010 in relation to the violation of article 11 of law no 5 Year 1999 on the prohibition of monopolistic practices and unfair business Competition allegedly conducted by cement producers in indonesia. in February 2010, the Company made clarifications to the kppu, in essence rejecting the alleged violation of article 11 of law no. 5 Year 1999. kppu is scheduled to continue further investigations and announce its preliminary judgement in july 2010.

sale of shares by Blue Valley Holdings Pte Ltd on march 31, 2010, one of the Company’s major shareholders, blue Valley holdings pte ltd, sold a total of 1,403,010,056 shares (23.66% of the Company’s total shares) through private placement to several institutional investors.