pembahasan evrog sarana jamban keluarga

59
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Lingkungan merupakan salah satu faktor yang sangat berperan dalam riwayat timbulnya penyakit. Berdasarkan studi Water and Sanitation Program - East Asia and Pasific Region ( WSP - EAP ) 2007 lebih dari 94 juta penduduk Indonesia (43% dari populasi) tidak memiliki jamban sehat dan hanya 2% memiliki akses pada saluran air limbah perkotaan. 1,2 Kepmenkes RI No. 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) salah satu pilar dan indikator adalah setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi dasar sehingga dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari BABS (Buang Air Besar Sembarangan) atau Open Defecation Free(ODF). 1 Berdasarkan laporan pencapaian milenium di Indonesia, Badan Pusat Statistik dan Survei Sosial Ekonomi Nasional 2011, Proporsi rumah tangga dengan akses terhadap fasilitas sanitasi dasar layak di perkotaan(72,54%) dan di pedesaan (38,97%) dengan target MDGs 2015 perkotaan (76,82%) dan pedesaan yaitu (55,55%). 2,3 Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa pembuangan akhir tinja rumah tangga di Indonesia sebagian besar menggunakan tangki septik (66,0%). Masih terdapat rumah tangga dengan pembuangan akhir tinja tidak ke tangki septik (SPAL,kolam/sawah, langsung 1

Upload: annykusumadewiakbar

Post on 29-Jan-2016

262 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

ikm

TRANSCRIPT

Page 1: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang sangat berperan dalam riwayat

timbulnya penyakit. Berdasarkan studi Water and Sanitation Program - East Asia and

Pasific Region (WSP-EAP) 2007 lebih dari 94 juta penduduk Indonesia (43% dari populasi)

tidak memiliki jamban sehat dan hanya 2% memiliki akses pada saluran air limbah

perkotaan.1,2

Kepmenkes RI No. 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat (STBM) salah satu pilar dan indikator adalah setiap individu dan komunitas

mempunyai akses terhadap sarana sanitasi dasar sehingga dapat mewujudkan komunitas

yang bebas dari BABS (Buang Air Besar Sembarangan) atau Open Defecation Free(ODF).1

Berdasarkan laporan pencapaian milenium di Indonesia, Badan Pusat Statistik dan

Survei Sosial Ekonomi Nasional 2011, Proporsi rumah tangga dengan akses terhadap

fasilitas sanitasi dasar layak di perkotaan(72,54%) dan di pedesaan (38,97%) dengan target

MDGs 2015 perkotaan (76,82%) dan pedesaan yaitu (55,55%).2,3

Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa pembuangan akhir tinja rumah tangga di

Indonesia sebagian besar menggunakan tangki septik (66,0%). Masih terdapat rumah tangga

dengan pembuangan akhir tinja tidak ke tangki septik (SPAL,kolam/sawah, langsung ke

sungai/danau/laut, langsung ke lubang tanah, atau ke pantai/kebun).1,7

Berdasarkan Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Karawang 2014 -

2018 didapatkan 38,77% masyarakat belum memiliki akses terhadap jamban dan masih

melakukan BABS. Kepemilikan jamban di Kabupaten Karawang baru mencapai 62%

dengan rincian memiliki dan menggunakan 60% jamban pribadi, 2% MCK/WC Umum dan

38% BABS.4,6

Kondisi BABS berkontribusi terhadap tingginya angka kejadian diaredi Indonesia.

Data angka kejadian diare nasional pada tahun 2006 sebesar 423per seribu penduduk pada

semua umur dan 16 provinsi mengalami Kejadian LuarBiasa (KLB) diare dengan Case

Fatality Rate (CFR) sebesar 2,52. Provinsi Jawa barat termasuk dari 7 daerah di Indonesia

1

Page 2: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

yang memiliki Insiden dan Prevalensi diare tertinggi di Indonesia yaitu sebesar 4,3% dan

8,6%.8

Penyakit diare merupakan salah satu dari 5 kunjungan penyakit terbanyak tahun 2014

yang datang ke Puskesmas Batujaya dengan persentase sebesar 18,4%. Berdasarkan hal

tersebut di atas maka dilakukan evaluasi program yang sudah dijalankan,mengetahui tingkat

keberhasilan program pengawasan jamban,menindaklanjuti upaya perbaikan dan

mengidentifikasi faktor risiko lingkungan berbagai jenis penyakit dan di Puskesmas

Batujaya periode Juni 2014 sampai dengan Mei 2015.

2

Page 3: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, masalah yang didapat berupa:

1. Berdasarkan studi Water and Sanitation Program - East Asia and Pasific Region (WSP-

EAP) 2007 lebih dari 94 juta penduduk Indonesia (43% dari populasi) tidak memiliki

jamban sehat.

2. Berdasarkan laporan pencapaian milenium di Indonesia, Badan Pusat Statistik dan

Survei Sosial Ekonomi Nasional 2011, Proporsi rumah tangga dengan akses terhadap

fasilitas sanitasi dasar layak di perkotaan(72,54%) dan di pedesaan (38,97%).

3. Berdasarkan Riskesdas 2013 didapat bahwa Provinsi Jawa barat termasuk dari 7 daerah

di Indonesia yang memiliki Insiden dan Prevalensi diare tertinggi di Indonesia yaitu

sebesar 4,3% dan 8,6% yang dimana diare sindiri merupakan penyakit yang berkaitan

dengan lingkungan.

4. Berdasarkan Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Karawang 2014 – 2018

sebesar 38,77% masyarakat belum memiliki akses terhadap jamban dan masih

melakukan buang air besar sembarangan.

5. Di Puskesmas Batujaya diare merupakan salah satu dari 5 kunjungan penyakit terbanyak

tahun 2014 yang datang ke Puskesmas dengan persentase sebesar 18,4%.

3

Page 4: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

1.1 Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui permasalahan program pengawasan jamban dan penyelesaian

masalah di UPTD Puskesmas Batujaya periode Juni 2014 sampai dengan Mei 2015.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Diketahuinya jumlah sarana jamban yang ada, jenis jamban, jumlah penduduk

yang menggunakan jamban, dan jumlah jamban yang memenuhi syarat kesehatan

di Puskesmas Batujaya periode Juni 2014 sampai dengan Mei 2015.

2. Diketahuinya penyuluhan/pemicuan tentang sarana jambandi Puskesmas Batujaya

periode Juni 2014 sampai dengan Mei 2015.

3. Diketahuinya cakupan hasil inspeksi program pengawasan jamban di Puskesmas

Batujaya periode Juni 2014 sampai dengan Mei 2015.

4. Diketahuinya persentasi akses penduduk terhadap fasilitas jamban yang memenuhi

syarat kesehatan di PuskesmasBatujaya periode Juni 2014 sampai dengan Mei

2015.

1.2 Manfaat

1.4.1 Bagi Evaluator

1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat di bangku kuliah.

2. Melatih serta mempersiapkan diri dalam mengatur suatu program khususnya

program upaya kesehatan lingkungan terutama program pengawasan jamban.

3. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam mengambil langkah yang harus dilakukan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,antara lain perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.

4. Menumbuhkan minat dan pengetahuan mengevaluasi.

5. Mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis.

1.4.2 Bagi Perguruan Tinggi

1. Mengamalkan Tridarma Perguruan Tinggi.

2. Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang

kesehatan.

3. Mewujudkan Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) sebagai universitas yang

menghasilkan dokter yang berkualitas.

4

Page 5: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

1.4.3 Bagi Puskesmas yang dievaluasi

1. Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam program upaya kesehatan

lingkungan terutama program pengawasan jambandi wilayah kerja Puskesmas

Batujaya, Kecamatan Batujaya, Kecamatan Karawang, Jawabarat.

2. Mengetahuimasalah dan hambatan yang ditemui pada saat pelaksanaan program

upaya kesehatan lingkungan terutama program pengawasan jamban di wilayah

kerja Puskesmas Batujaya, Kecamatan Batujaya, Kecamatan Karawang, Jawabarat.

3. Dapat meningkatkan motivasi pemegang program dan pelaksana program agar

dapat berjalan dengan baik.

4. Memperoleh masukan dari saran-saran yang diberikan sebagai umpan balik agar

keberhasilan program di masa mendatang dapat tercapai secara optimaldalam

meningkatkan efisiensi dan efektivitas program pengawasan jamban sehingga mutu

dari pada pelayanan puskesmas ini menjadi lebih baik dalam meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat.

1.4.4 Bagi Masyarakat

1. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Batujaya.

2. Dengan tercapainya keberhasilan program, diharapkan dapat menjadi contoh bagi

daerah-daerah lain di Indonesia.

3. Masyarakat dapat memperoleh akses fasilitas jamban yang layak untukkebutuhan

sehari-hari

1.5. Sasaran

Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Batujaya, Kecamatan Batujaya, Kabupaten

Karawang, Jawa Barat pada periode Juni 2014 sampai dengan Mei2015.

5

Page 6: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

Bab II

Materi dan Metode

2.1. Materi

Materi yang dievaluasi dalam program pengawasan jamban periode Juni 2014 sampai

dengan Mei 2015 di UPTD ( Unit Pelaksana Teknis Dinas ) Puskesmas Batujaya ,

Kecamatan Batujaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, antara lain:

1. Pendataan jumlah sarana jamban yang ada.

2. Jumlah penduduk yang menggunakan jamban.

3. Jenis jamban yang ada atau yang digunakan.

4. Jumlah jamban yang memenuhi syarat kesehatan.

5. Penyuluhan tentang sarana jamban

6. Pemetaan sarana jamban yang memenuhi syarat.

7. Program pengawasan/inspeksijamban.

8. Pencatatan dan Pelaporan Penyuluhan tentang sarana jamban.

2.2. Metode

Evaluasi program ini dilaksanakan dengan pengumpulan data, pengolahan data, dan

analisis data sehingga dapat digunakan untuk menjawab permasalahan pelaksanaan program

pengawasan jamban di Puskesmas Batujaya periode Juni 2014 sampai dengan Mei 2015

dengan cara membandingkan cakupan hasil program terhadap tolak ukur yang telah

ditetapkan dan menemukan penyebab masalah dengan menggunakan pendekatan sistem.

6

Page 7: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

Bab III

Kerangka Teoritis

3.1. Kerangka Teoritis

Bagan 1.Teori Pendekatan Sistem

Gambar di atas menerangkan sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling

dihubungkan dengan suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan

organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan. Bagian atau elemen

tersebut dapat dikelompokkan dalam lima unsur, yaitu :

1. Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan

dibutuhkan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, terdiri dari tenaga (man), dana

(money), sarana (material), metode (method), mesin atau alat yang digunakan (machine),

jangka alokasi waktu (minute), lokasi masyarakat (market), dan informasi (information).

2. Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang ada di dalam sistem dan

berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Terdiri dari

unsur perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating),

dan pemantauan (controlling).

3. Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari

berlangsungnya proses dalam sistem.

7

Page 8: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

4. Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem

tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem, terdiri dari lingkungan fisik dan non

fisik.

5. Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran

dari sistem dan sekaligus sebagai masukan dari sistem tersebut, berupa pencatatan dan

pelaporan yang lengkap, monitoring, dan rapat bulanan.

6. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran dari suatu sistem.

3.2. Tolok Ukur

Tolok ukur merupakan nilai acuan atau standar yang telah ditetapkan dan digunakan

sebagai target yang harus dicapai pada tiap-tiap variabel sistem, yang meliputi masukan,

proses, keluaran, lingkungan, dan umpan balik pada program pengawasan

jamban.Digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalam program

pengawasan jamban.

Berdasarkan jumlah keseluruhan jamban yang ada di wilayah kerja Puskesmas

Batujayadan jumlah sarana jamban yang memenuhi syarat kesehatan atau merupakan

fasilitas sanitasi yang layak. Fasilitas pembuangan tinja(jamban) yang digunakan sendiri

atau bersama,yang efektif untuk memutus mata rantai penularan penyakit sesuai Kepmenkes

RI No. 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) salah

satu pilar dan indikator adalah setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap

sarana sanitasi dasar sehingga dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari BABS (Buang

Air Besar Sembarangan) atau Open Defecation Free(ODF).

Kepmenkes no.852/Menkes/KS/IX/2008, dilengkapi dengan septik tank atau Sistem

Pengolahan Air Limbah (SPAL), dengan kloset leher angsa atau tidak leher angsa yang

tertutup dan pembuangan akhir tidak mencemari sumber air/tanah.

8

Page 9: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

Bab IV

Penyajian Data

3.1. Sumber Data

Sumber data dalam evaluasi ini diambil, berasal dari:

Data Sekunder :

Laporan pembangunan kesehatan UPTD Puskesmas Batujaya Kecamatan Batujaya

Profil kesehatan UPTD Puskesmas Batujaya

Data Demografi dari Puskesmas Batujaya tahun 2014.

Data Geografi dari Puskesmas Batujaya tahun 2014.

Laporan Bulanan Data Dasar Penyehatan Lingkungan, UPTD Puskesmas Batujaya,

Kecamatan Batujaya, Kabupaten Karawang periode Juni 2014 sampai dengan Mei

2015.

4.1 Data Umum

4.2.1 Data Geografis

UPTD Puskesmas Batujaya terletak di desa BatujayaKecamatan Batujaya, yang merupakan

Puskesmas induk dengan luas wilayah 8138,139 Ha.Wilayah kerja UPTD Puskesmas

Batujaya terdiri dari 10 desa, 45 Dusun, 45 RW dan 135 RT dengan jarak desa terjauh 7,5

km dari Puskesmas Batujaya

UPTD Puskesmas Batujaya memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah utara: wilayah kerja Puskesmas Kec. Tirtajaya

Sebelah selatan: wilayah kerja Kab Bekasi

Sebelah timur: wilayah kerja Puskesmas Medangasem

Sebelah Barat : wilayah kerja Puskesmas Kec.Pakis Jaya

Sepuluh desa tersebut yaitu:

9

Page 10: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

1.Desa Wanajaya ` 6. Desa Mekarmulya

2.Desa Wanakerta 7. Desa Margamulya

3.Desa Wanasari 8. Desa Margakaya

4.Desa Karangmulya 9. Desa Parungsari

5.Desa Mulyajaya 10. Desa Karangl

UPTD Puskesmas Batujaya berjarak + 1 km dari kantor kecamatan Batujaya dan + 46 km

dengan Kantor Pemda Kabupaten Karawang dengan waktu tempuh + 100menit menggunakan

roda empat. Dengan Kondisi jalan di Kecamatan Batujaya Sudah Cukup bagus dimana jalan

sudah diaspal atau di beton.

4.2.2 Data Demografi

Jumlah penduduk di UPTD Puskesmas Kecamatan Batujaya sampai bulan mei

sebesar 90.159 dimana Laki-laki sebanyak 46.468 jiwa dan Perempuan sebanyak

43.691 jiwa. Jumlah Rumah 31.574dan Jumlah KK 30.177 sampai akhir tahun

2014.

4.2.2.1 Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan penduduk Kecamatan Batujaya terbanyak adalah sekolah

menengah pertama, berjumlah 12.381 orang (32,41%).

4.2.2.2 Mata pencarian

Mata pencarian terbanyak di Kecamatan Batujaya adalah petani, berjumlah 27.577

orang (40.18%).

4.2.2.3Jumlah Kepala keluarga miskin

Jumlah kepala keluarga miskin di Kecamatan Batujaya berjumlah 17020 orang

(56,4%).

4.2.2.5 Data Fasilitas Kesehatan

10

Page 11: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

Jenis sarana kesehatan yang berada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Batujaya

antara lain:

Dokter umum :2 orang ( PNS : 2 orang )

Dokter gigi : 1 orang ( PNS : 1 orang )

Bidan : 41 orang ( Bidan PNS : 10, Bidan Desa : 31)

Perawat : 27 orang (PNS : 7 Orang, Non PNS : 20 Orang)

Petugas Laboratorium : 1 orang ( PNS : 1 orang)

4.3 Data Khusus

.3.1 Masukan

a) Tenaga

Petugas Kesehatan Lingkungan (Sanitarian) : 1 orangsebagai Koordinator

program danpelaksana program.

b) Dana

Dana APBD tingkat II : Cukup

Bantuan Operasional Kesehatan : Cukup

c) Sarana

Sarana medis:

Sanitarian kit : Tidak ada

Sarana non medis:

Infocus : Ada

Layar : Ada

Leaflet : Ada

Lembar balik : Ada

Poster : Ada

Formulir wawancara/ : Ada

formulir pengawasan sarana jamban

Buku pedoman Kesling : Ada

Alat tulis : Ada

11

Page 12: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

Sarana transportasi : Ada

d. Metode

Pendataan dilakukan setiap awal tahun sampai akhir tahun berupa jumlah

jamban yang ada, jumlah penduduk yang memakai sarana jamban, jenis

jamban yang digunakan dan jumlah akses fasilitas yang memadai. Pendataan

biasanya dilakukan bersamaan dengan kegiatan pengawasan/inspeksi. Data

tentang jumlah jamban yang ada juga didapatkan melalui data kecamatan

yaitu buku potensi desa yang disesuaikan dengan Puskesmas Batujaya.

Penyuluhan/pemicuan mengenai saran jamban yang memenuhi syarat

kesehatan yang berdasarkan program STBM ( Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat ). Penyuluhan dilakukan di dalam dan di luar gedung.

Pemetaan jamban yang sudah memenuhi syarat.

Pemetaan jamban dilakukan setahun sekali di balai desa, terutama di desa

binaan. Pemetaan dilakukan setelah pertengahan tahun atau di akhir tahun

yang bertujuan untuk mengevaluasi kegiatan program yang sudah dijalankan

melalui lingkup area/daerah. Dimana pemetaan berisikan tentang kondisi

sarana jamban yang ada, rumah yang memakai jamban, akses fasilitas sanitasi

yang layak (jamban sehat) dan rumah dengan kasus diare/penyakit berbasis

lingkungan yang diakibatkan oleh sarana jamban yang tidak memenuhi syarat

kesehatan.

Pengawasan/inspeksi sarana jamban.

Inspeksi dilakukan secara berkala 4 kali dalam sebulan (1 minggu 1 kali)oleh

petugas kesehatan lingkungan terlatih bersama dengan kader/perangkat

desa/bidan dengan mengunjungi satu persatu rumah di wilayah kerja

puskesmas Batujaya.Pengawasan/inspeksi jamban diperiksa secara

fisikdimana fasilitas pembuangan tinja dan menggunakan septik tank dengan

sarana air bersih dengan kloset leher angsa atau tidak leher angsa yang

tertutup dan pembuangan akhir tidak mencemari sumber air/tanah.

Pencatatan dan pelaporan

Pencatatan.

12

Page 13: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

Petugas lapangan mencatat kegiatan-kegiatan yang dikerjakan, dalam

format pencatatan pengawasan sarana jamban (register dan formulir lain

yang diperlukan) seterusnya membuat penyajian/visualisasi data dalam

bentukgrafik atau tabel yang diperbaharui secara periodik (bulanan dan

tahunan).

Pelaporan.

Puskesmas yang melaksanakan kegiatan ini melaporkannya kepada Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai format yang telah ada dan diberikan

secara periodik (bulanan dan tahunan).

4.2.1 Proses

a. Perencanaan

Perencanaan kegiatan di buat 1 bulan sebelumnya. Perencanaan untuk

pembuatan jadwal pengawasan/inspeksi dari jamban sehat maupun rumah

sehat.

Pelaksanaan kegiatan pendataandan inspeksi sarana jamban sebanyak 8 kali

dalam sebulan (1 bulan 8 kali ) oleh petugas kesehatan lingkungan terlatih

pada hari kerja dari jam 09.00 – 12.00 WIB.

Pemetaan sarana jamban yang memenuhi syarat (1 tahun sekali).

Kegiatan penyuluhan 12 kali (1 bulan sekali) yang dilaksanakan oleh petugas

kesehatan lingkunganmelalui lintas program dan lintas sektor. Bertujuan

untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan

lingkungan dan sosialisi program STBM.

Pencatatan dan pelaporan :

Pencatatan dilakukan setiap kegiatan dilaksanakan (pada hari kerja pada

pukul 09.00-12.00 WIB).

Pelaporan dilakukan setiap awal bulan.

b. Pengorganisasian

Dibuat struktur organisasi, Kepala puskesmas sebagai penanggung jawab

program, melimpahkan kekuasaan kepada Koordinator program (programmer),

13

Page 14: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

kemudian programmer melakukan koordinasi dengan pelaksana program.

Terdapat struktur tertulis dan pembagian tugas yang teratur dalam melaksanakan

tugasnya:

Bagan 2. Struktur organisasi bagian Kesehatan Lingkungan Puskesmas Batujaya

Pengorganisasian dalam program pengawasan jamban dibagi berdasarkan

jabatan:

1. Kepala Puskesmas (H. Eko Susanto, MM Kes)

Sebagai penanggung jawab program.

Monitoring pelaksanaan kesehatan lingkungan.

Melakukan evaluasi data hasil pelaksanaan kegiatan Kesehatan

Lingkungan di wilayah kerja.

2. Koordinator Kesehatan Lingkungan (Ahmand Taufik AMK)

Koordinator program.

Menerima pelaporan hasil kegiatan kesehatan lingkungan dari wilayah

setempat.

Melakukan pencatatan hasil keberhasilan program dan melaporkan hasil

pencatatan kepada Kepala Puskesmas Batujaya dalam waktu tiap bulan.

14

Kepala Puskesmas

H. Eko Susanto, MMKes

Koordinator Kesehatan LingkunganAhmad Taufik AMK

Lintas Program (Bidan, Dokter, dsb)Lintas Sektoral (Ketua RW, RT)

Page 15: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

C. Pelaksanaan

Sesuai dengan rencana dan metode yang telah ditetapkan, dilaksanakan secara

berkala:

- Pengumpulan data dilakukan 1 kali selama 1 tahun di tiap-tiap desa di

wilayah kerja Puskesmas Batujaya.

- Kegiatan penyuluhan hanya dilakukan 2 kali selama 1 tahun yang

dilaksanakan oleh petugas kesehatan lingkungan melalui lintas program dan

lintas sektor, tetapi data tertulis tidak lengkap.

- Pengawasan jamban 4x/sebulan dengan pengawasan yang tidak terjadwal.

- Dilakukan pemetaan sarana jamban yang memenuhi syarat tetapi tidak

lengkap jenis jamban yang ada di tiap-tiap desa.

Pencatatan dan pelaporan :

Pencatatan dilakukan setiap kegiatan dilaksanakan (pada hari kerja pada

pukul 09.00-12.00 WIB).

Pelaporan dilakukan setiap awal bulan.

D. Pengawasan

Adanya pencatatan setiap bulan dan tahunan dan pelaporan secara berkala

tentang kegiatan pengawasan jamban ke tingkat Kabupaten minimal 1 bulan

sekali.

Adanya rapat bulanan di Puskesmas Batujaya tentang hasil pencapaian

program pengawasan jamban.

4.2.2 Keluaran

a. Cakupan hasil pengawasan/inspeksi sarana jamban

Cakupan = x 100%

15

Page 16: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

Pengawasan

Jumlah jamban diperiksa di wilayah kerja

Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

Jumlah sarana jamban yang ada di wilayah kerja

Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

Cakupan : 2421** / 3983* = 0,607 x 100% = 60,07%

Target dari bulan Juni 2014 sampai dengan Mei 2015= 75 %

Kesimpulan : Cakupan belum mencapai target sebesar 75 % jadi besarnya masalah adalah

75 % - 60,04 % = 14,93%/75 = 0,1990 x 100% = 19,90%

b. Persentase penduduk dengan akses fasilitas sanitasi yang layak/jamban

Cakupan :19.915*/ 90.159* = 0,220 x 100% = 22%

Target dari bulan Juni 2014 sampai dengan Mei 2015= 75 %

Kesimpulan : Cakupan belum mencapai target sebesar 75 % jadi besarnya masalah adalah

75 % - 22 % = 53 %/75 = 0,706 x 100% = 70,66 %

Keterangan :

(*) diambil dari hasil data dasar kesehatan lingkungan tahun 2014, sebab perhitungan

harus dalam jangka 1 tahun.

(**) diambil dari hasi rekapitulasi laporan bulanan penyehatan lingkungan Juni 2014

sampai denganMei 2015.

c. Catatan dan pelaporan

- Laporan yang disajikan merupakan laporan cakupan hasil inspeksi pengawasan

jamban yang terdiri dari jumlah jamban yang ada serta jumlah jamban yang

memenuhi syarat.

16

Cakupan Penduduk dengan akses jamban :

Jumlah penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

X 100%

Page 17: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

- Tidak ada laporan tentang jenis jamban yang digunakan oleh penduduk di wilayah

kerja UPTD Puskesmas Batujaya.

4.2.3 Lingkungan

a. Lingkungan Fisik

Lokasi :

Semua lokasi sarana jamban dapat dijangkau dengan sarana transportasi

yang ada, namun ada beberapa tempat yang jaraknya dari puskesmas

cukup jauh sekitar 7.5 km dengan waktu tempuh 30 menit. Sebagian jalan

masih berlubang-lubang dan masih cukup banyak jalan yang belum

diaspal sehingga mempengaruhi kinerja programmer.

Iklim :

Iklim tidak mempengaruhi pelaksanaan program. Tetapi bila musim hujan

akses ke beberapa desa di wilayah kerja Puskesmas Batujaya terputus

karena banjir atau jalanan yang becek.

Kondisi Geografis :

Kondisi geografi tidak mempengaruhi program pengawasan jamban.

Berdasarkan keterangan petugas kesehatan lingkungan Puskesmas

Batujaya tidak mempengaruhi.

Lingkungan Non Fisik

- Keadaan sosial ekonomi masyarakat dapat mempengaruhi keberhasilan program.

Sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai buruh petani dan terdapat

jumlah Kepala keluarga miskin di Kecamatan Batujaya berjumlah 17.020 (56,4%),

17

Page 18: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

hal tersebut dapat mempengaruhi akses untuk mendapatkan sarana jambanyang

memadai.

- Tingkat pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan masih rendah.

- Perilaku masyarakat yang masih BAB sembarangan seperti di saluran

irigasi,sungai,pinggir pantai, dan sawah, mempengaruhi keberhasilan program.

4.3.4 Umpan Balik

Adanya rapat kerja bulanan bersama Kepala Puskesmas satu bulan satu kali yang

membahas laporan kegiatan evaluasi program yang telah dilaksanakan.

4.3.5 Dampak

Langsung

Akses masyarakat terhadap jamban menjadi lebih mudah

Belum dapat dinilai

Tidak langsung

Menurunkan angka morbiditas diare

Belum dapat dinilai

Meningkatkan derajat kesehatan keluarga yang kaitannya dengan

kesehatan lingkungan

Belum dapat dinilai.

Bab V

Pembahasan Masalah

18

Page 19: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

5.1. Masalah Menurut Variabel Keluaran

No Variabel Tolok Ukur (%) Pencapaian(%) Masalah(%)

1. Cakupan hasil

pengawasan/

inspeksi jamban

75 60,07 19,90

2. Persentase penduduk

yang menggunakan

akses jamban.

75 22 70,66

5.2. Masalah Menurut Variabel Masukan

No Variabel Tolok Ukur (%) Pencapaian (%) Masalah

1. Tenaga Tersedianya petugas

sebagai koordinator

dan pelaksana program

pengawasan jamban

yang terampil di

bidangnya

Ada 1 orang tenaga yang

merangkap sebagai

koordinator dan

pelaksana program

pengawasan jamban

namun tidak mencukupi

karena wilayah kerja

yang luas. Pelaksana

program juga bekerja di

bagian pengobatan balai.

(+)

2. Sarana Sanitarian Kit Tidak ada (+)

3. Metode Pendataan

Penyuluhan tentang

sarana jamban ( 1 kali

dalam 1 bulan ) yang

memenuhi syarat

kesehatan di dalam dan

Pendataan dilakukan

tetapi terbatas dan tidak

ada pendataan mengenai

jenis jamban.

Penyuluhan dilakukan di

dalam gedung hanya 2

kali dalam setahun.

(+)

(+)

19

Page 20: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

di luar gedung.

Pengawasan/inspeksi

sarana jamban minimal

8 kali ( 2 kali dalam 1

minggu) dalam sebulan

Pemetaan sarana

jamban

Pengawasan hanya

dilakukan 4 kali dalam

sebulan.

Jarang dilakukan

pemetaan jamban.

(+)

(+)

5.3. Masalah Menurut Variabel Proses

NO. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah

1. Perencanaan Dibuatnya perencanaan

jadwal

pengawasan/inspeksi

jamban maupun jumlah

akses ke fasilitas

sanitasi jamban 1 bulan

sebelumnya.

Perencanaan jadwal

pengawasanjamban sehat

dan jumlah akses ke

fasilitas sanitasi jamban

telah direncanakan

dalam rapat bulanan

sebelumnya tidak

dilakukan sesuai Jadwal.

(+)

2. Pelaksanaan Penyuluhan/pemicuan

dilakukan 12 kali (1

kali 1 bulan) yang

dilaksanakan oleh

petugas kesehatan

lingkungan melalui

lintas program dan

lintas sektor.

Penyuluhan/pemicuan

dilakukan di dalam dan

di luar gedung dengan

sarana dan prasarana

yang sudah cukup

memadai tetapi tidak

memenuhi standar yaitu

jumlah penyuluhan dari

Juni 2014-Mei 2015

hanya 2 kali

(+)

20

Page 21: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

5.4. Masalah Menurut Variabel Lingkungan

No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah

1. Fisik Iklim Pada saat musim hujan beberapa

tempat sulit dijangkau karena jalanan

yang becek dan beberapa tempat

terkadang banjir

(+)

2. Non Fisik a.Keadaan sosial dan

ekonomi masyarakat

b.Perilaku masyarakat

terhadap penggunaan

sarana jamban dapat

mempengaruhi

keberhasilan program.

c.Tingkat pengetahuan

masyarakat.

Sebagian besar penduduk bermata

pencaharian sebagai petani dan sekitar

27.577 termasuk penduduk miskin.Hal

tersebut akan mempengaruhi

penduduk untuk memiliki sarana

jamban yang memadai.

Perilaku masyarakat yang masih BAB

sembarangan seperti di kali, saluran

irigasi, sungai, sawah, dan pinggir

pantai mempengaruhi keberhasilan

program.

Tingkat pengetahuan tentang

kesehatan lingkungan yang masih

rendah.

(+)

(+)

(+)

Bab VI

Perumusan Masalah

6.1. Masalah sebenarnya (menurut keluaran)

• Cakupan hasil pengawasan/inspeksi sarana jamban 60,07% dari target 75%dengan besar

masalah 14,93%

21

Page 22: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

• Cakupan persentasi penduduk dengan akses fasilitas sanitasi yang layak/jamban sehat

yaitu 22 % dari target 75% dengan besar masalah 53%

6.2. Masalah dari unsur lain (penyebab)

• Masukan

- Tenaga

Ada 1 orang tenaga yang merangkap sebagai koordinator dan pelaksana program

pengawasan jamban namun tidak mencukupi karena wilayah kerja yang luas dan 1

orang tenaga ini juga merangkap sebagai perawat di balai pengobatan umum..

- Metode

Pendataan terhadap jenis jamban tidak dilakukan, pengawasan/inspeksi sarana

jamban dan jumlah akses penduduk ke fasilitas sanitasikurang dilakukan dengan

optimaldan jarang dilakukan pemetaan jamban.

• Proses

- Pelaksanaan

Penyuluhan/pemicuan dilakukan di dalam dan di luar gedung dengan sarana dan

prasarana yang sudah cukup memadai tetapi tidak memenuhi standar yaitu jumlah

penyuluhan dari bulan Juni 2014 sampai dengan Mei 2015 hanya 2 kali.

Bab VII

Penyelesaian Masalah

7.1 Kurangnya cakupan pengawasan sarana jamban

Cakupan hasil pengawasan/inspeksi sarana jamban 60,07 dari target 75%.

Penyebab:

22

Page 23: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

- Tenaga. Ada 1 orang tenaga yang merangkap sebagai koordinator dan pelaksana

program pengawasan jamban namun tidak mencukupi karena wilayah kerja yang

luas dan 1 orang tenaga ini juga merangkap sebagai perawat di balai pengobatan

umum.

- Metode. Pendataan terhadap jenis jamban tidak dilakukan, pengawasan/inspeksi

sarana jamban hanya dilakukan 4 kali dalam sebulan, dan jarang dilakukan

pemetaan jamban.

Penyelesaian masalah antara lain :

- Menambah jumlah orang tenaga yang merangkap sebagai koordinator dan pelaksana

program pengawasan jamban.

- Sebaiknya pendataan terhadap jenis jamban dilakukan dan pemetaan yang

memenuhi syarat, meningkatkan jumlah frekuensi pengawasan/inspeksi sarana

jamban minimal sebanyak delapan kali ( 1 minggu 2 kali ) dalam sebulan, serta

mengumpulkan dan melatih kader-kader dari tiap-tiap desa yang ada untuk dapat

melakukan pengawasan/inspeksi dan pemetaan sarana jamban secara berkala di

daerah tempat tinggalnya.

7.2 Kurangnya cakupan penduduk dengan akses fasilitas sanitasi yang layak/jamban sehatPersentase penduduk dengan akses fasilitas sanitasi yang layak/jamban sehat yaitu 22,00%

dari target 75%

Penyebab antara lain :

- Pelaksanaan. Penyuluhan/pemicuan dilakukan di dalam dan di luar gedung namun

frekuensi penyuluhan masih kurang karena penyuluhan hanya dilakukan 2 kali dari

bulan Juni 2014 hingga bulan Mei 2015.

- Lingkungan. Pengetahuan, dan perilaku masyarakat yang masih rendah sehingga

tidak menggunakan jamban sebagai sarana MCK melainkan menggunakan sungai,

kali, atau irigasi. Keberadaan irigasi, kali maupun sungai mempengaruhi kebiasaan

dan perilaku masyarakat.

Penyelesaian antara lain :

- Melakukan penyuluhan/pemicuan kepada masyarakat yang ada di lingkungan

tempat tinggalnya minimal selama 1 kali tiap bulannya .

23

Page 24: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

- Membantu masyarakat dengan strategi awal membangun jamban di dekat kali,

sungai, maupun irigasi agar perlahan-lahan mempengaruhi kebiasaan masyarakat

untuk menggunakan jamban.

Bab VIII

Penutup

9.1 Kesimpulan

Dari hasil evaluasi program yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan program

pengawasan jamban di Puskesmas Batujaya periode Juni 2014 hingga Mei 2015 dikatakan

24

Page 25: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

berhasil tetapi hasil yang dicapai tidak sesuai dengan tolok ukur yang telah ditentukan. Dari

hasil kegiatan program, didapatkan :

a. Jumlah sarana jamban yang ada sebanyak 3.983, jumlah jamban yang memenuhi syarat

kesehatan sebanyak 3.572, dan tidak ada data tertulis tentang jenis jamban yang

digunakan, serta jumlah penduduk dengan akses sanitasi jamban sehat sebanyak 19.915

jiwa.

b. Data tertulis tentang penyuluhan sarana jamban sehat tidak ada.

c. Cakupan hasil pengawasan/inspeksi sarana jamban belum mencapai target.

d. Presentase penduduk yang menggunakan jamban belum mencapai target.

8.2 Saran

Melakukan setiap kegiatan sesuai dengan jadwal yang sudah direncanakan sejak awal

kegiatan.

Melakukan pendataan meliputi jenis jamban untuk melihat wilayah kerja yang belum

memiliki akses fasilitas sanitasi yang layak/jamban sehat.

Mengumpulkan dan melatih kader-kader dari tiap-tiap desa yang ada untuk dapat

melakukan pengawasan/inspeksi dan pemetaan sarana jamban secara berkala di daerah

tempat tinggalnya.

Melakukan penyuluhan/pemicuan kepada masyarakat yang ada di lingkungan tempat

tinggalnya sehingga penyuluhan yang intensif dapat tercapai.

Melaksanakan kerja sama lintas sektoral dengan pemerintah setempat dalam hal ini dinas

pekerjaan umum untuk pembangunan sarana MCK di wilayah yang akses jambannya

sedikit.

25

Page 26: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

Daftar Pustaka

1. Trihono, Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional 2010. Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Diunduh

http://www.kesehatan.kebumenkab.go.id/data/lapriskesdas.pdf pada tanggal Juli2015.

2. Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor 132 tahun 2013. Tentang Pelaksanaan Sanitasi

Total Berbasis Masyarakat (STBM), 2013. Diunduh

darihttp://new.pamsimas.org/data/2013/surat%20edaran%20Menkes%20no%20132%20th

%202013.pdf pada tanggal 5 Juli 2015.

3. Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia 2011. Memastikan

Kelestarian Hidup. Jakarta : Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan

Perencanaan Pembanguan Nasional (BAPPENAS);2012.h.86-9.

4. Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Karawang tahun 2014 sampai

2018

.https://www.google.com/url.ppsp.nawasis.dokumenperencanaansanitaspokjakab.karawang

diunduh pada tanggal 2 Juli2015.

5. Saatnya Memilih yang Lebih Baik Bukan Sekedar Membangun Jamban. Propinsi Jawa

Barat,2010. https://www.diskes.jabarprov.go.id%2Fassets%2Fdata%2Fmenu

%2FSTBM2.pdf&ei=b7z9U6KuJsGwuASFk4C4BA&usg=AFQjCNHAyzFARXodLgBaI

9I9uhlHtUTxlA&bvm=bv.74035653,d.c2E diunduh pada tanggal 9 April 2015.

6. Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang. Buku Kumpulan Peraturan dan Pedoman Teknis

Kesehatan Lingkungan. Karawang : Kegiatan Pengembangan dan Analisis Risiko

Kesehatan Lingkungan APBD II; 2014.

7. Trihono, Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional 2013. Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Diunduh dari:

http://www.kesehatan.kebumenkab.go.id/data/lapriskesdas.pd f pada tanggal 9 April 2015.

26

Page 27: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

Lampiran

27

Page 28: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

LAMPIRAN I

Peta Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Batu Jaya

28

Page 29: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

Lampiran II

Tabel 1. Jumlah Penduduk Per Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Batu JayaTahun 2014

No Nama Desa Jumlah

RW

Jumlah

RT

Jumlah

KK

Jumlah Penduduk

Jumlah

1. Kota Ampel 5 12 2173 9.892

2. Karya Makmur 3 9 2950 7.105

3. Telok Bango 6 24 3741 9.924

4. Karya Mulya 4 11 3244 11.036

5. Telok Ambulu 4 11 3381 6.109

6. Karya Bakti 5 18 3502 8.237

7. Batu Jaya 4 11 3086 15.214

8. Batu Raden 5 15 2456 5.742

9. Segaran 5 15 2555 9.691

10. Segar Jaya 4 9 3089 7.209

Jumlah 45 135 30177 90.159

Sumber: Profil Puskesmas Batu Jaya Tahun 2014

29

Page 30: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

Tabel 2. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur Puskesmas

Batujaya tahun 2014

NO KELOMPOK UMUR

(TAHUN)

JUMLAH PENDUDUK

LAKI-LAKI PEREMPUAN L+P

1 0-4 3.276 3.399 6.675

2 5 – 9 4.413 4.121 8.534

3 10 – 14 3.703 3.831 7.534

4 15 – 19 4.087 3.927 8.014

5 20 – 24 4.643 4.323 8.966

6 25 – 29 4.792 4.633 9.425

7 30 – 34 3.467 3.424 6.891

8 35 – 39 3.751 3.653 7.404

9 40 – 44 2.347 2.351 4.698

10 45 – 49 2.668 2.121 4.789

11 50 – 54 2.643 2.408 5.051

12 55 – 59 2.570 2.554 5.124

13 60 – 64 1.527 1.594 3.121

14 65 – 69 1.270 935 2.205

15 70 – 74 733 114 847

16 75+ 578 303 881

Jumlah 46.468 43.691 90.159

Sumber: Profil Puskesmas Batu Jaya Tahun 2014

Tabel 3. Tingkat Pendidikan Penduduk di Wilayah Puskesmas Batu Jaya Tahun 2014

30

Page 31: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)

1. SD/MI 11469 28.97

2. SMP/MTS 12831 32.41

3. SMA/MA 11121 28,09

4. Sarjana 162 0.41

5. Belum tamat SD 4007 10,12

Jumlah 39590 100

Sumber: Profil Puskesmas Batu Jaya Tahun 2014

Tabel 4. Distribusi Penduduk Batu Jaya menurut Mata Pencaharian / Pekerjaan Tahun

2014

Mata Pencaharian/Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

Buruh tani 27577 40,18

Petani 10844 15,80

Pedagang 6781 9,88

Wiraswasta 5559 8,10

PNS (Bidan, perawat, guru) 5319 7,75

Buruh perusahaan 4351 6,34

Buruh bangunan 3727 5,43

Karyawan 3596 5,24

Pengrajin 769 1,12

TNI 69 0,10

POLRI 41 0,06

Jumlah 68635 100

Sumber: Profil Puskesmas Batu Jaya Tahun 2014

Tabel 5. Distribusi KK Non-Miskin dan Miskin di Kecamatan Batu Jaya Tahun 2014

Nama Desa KK Non-miskin KK Miskin

31

Page 32: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

Kota Ampel 523 1650

Karya Makmur 1826 1124

Telok Bango 2412 1329

Karya Mulya 1825 1419

Telok Ambulu 2003 1378

Karya Bakti 1514 1988

Batu Jaya 730 2356

Batu Raden 889 1567

Segaran 444 2111

Segar Jaya 991 2098

Jumlah 13157 17020

Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Batu Jaya Tahun 2014

Tabel 6.Data Penduduk yang memiliki akses terhadap Jamban di Wilayah Kerja UPTD

Puskesmas Batujaya Periode Juni 2015 – Mei 2015

Nama Desa Jumlah Penduduk

Kuta Ampel 1905

Karya Makmur 2400

Telok Bango 2360

Karya Mulya 2105

Telok Ambulu 1430

Karya Bakti 2105

Batu Jaya 2555

Batu Raden 1405

Segaran 2395

Segar Jaya 1255

Jumlah 19915

Sumber: Profil Puskesmas Batu Jaya 2014

Tabel 7. Kunjungan Sepuluh Besar Penyakit Terbanyak UPTD Puskesmas Batujaya2014

32

Page 33: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

NO Jenis Penyakit Jumlah

1 ISPA 415

2 Demam 383

3 Batuk 349

4 Gastritis 296

5 Diare 284

6 Rematik 245

7 Hypertensi 235

8 Dermatitis 208

9 Gigi 192

10 Conyungtivitis 152

11 Persalinan 166

12 Lain – lain 119

Total 3044

Sumber: Profil Puskesmas Batu Jaya Tahun 2014

Tabel 8. Data DasarPenyehatan Lingkungan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Batujaya

Periode Juni 2014 – Mei 2015

33

Page 34: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

No Kelurahan /

Desa

Jumlah

Penduduk

Jumlah

KK yang

Ada

Jumlah Rumah

Yang Yang

Ada Diperiksa

Jumlah Jamban

Keluarga (Jaga)

Yang ada MS

1 Kutaampal 9892 3420 2353 2314 381 321

2 Karyamakmu

r

7105 2633 2281 2205 480 411

3 Karyamulya 11036 4151 2615 2610 421 487

4 Telukbango 9924 2949 2386 2315 472 458

5 Telukambulu 6109 1931 1891 1215 286 201

6 Karyabakti 8237 2710 2151 1997 421 345

7 Batujaya 15214 5680 3531 3453 511 497

8 Baturaden 5724 1891 1781 1687 281 210

9 Segaran 9691 2827 2354 2895 479 411

10 Segarjaya 7204 1985 1911 1587 251 231

Total 90.159 30177 23290 22278 3983 3572

Sumber: Profil Puskesmas Batu Jaya Tahun 2014

Tabel 9. Laporan Tahunan Pemeriksaan Jamban Sehat UPTD Puskesmas Batujaya

Periode Juni 2014 – Mei 2015

34

Page 35: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

No Kelurahan / Desa Jumlah Jamban Keluarga (Jaga)

Yang diperiksa MS

Kutaampal 202 198

2 Karyamakmur 236 189

3 Karyamulya 352 343

4 Telukbango 280 253

5 Telukambulu 141 122

6 Karyabakti 168 160

7 Batujaya 446 446

8 Baturaden 121 108

9 Segaran 392 364

10 Segarjaya 83 80

Total 2421 2263

Sumber: Profil Puskesmas Batu Jaya

Lampiran III

35

Page 36: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

Pembahasan Masalah

No Variabel Tolok Ukur (%) Pencapaian(%) Masalah(%)

1 Keluaran

- Cakupan hasil

pengawasan/

inspeksi jamban

75% 60,07% 19,90%

- Presentase

penduduk yang

menggunakan

akses jamban.

75% 22% 70,66%

2. Masukan- Tenaga (Man) Tersedianya petugas

sebagai koordinator dan pelaksana program pengawasan jamban yang terampil di bidangnya

Ada 1 orang tenaga yang merangkap sebagai koordinator dan pelaksana program pengawasan jamban

(+)

Dana (Money) - Tersedianya dana yang berasal dari BOK dan APBD, sebesar Rp.37.000 per RW

-Dana yang ada cukup, baik dana untuk inspeksi jamban maupun dana untuk penyuluhan.

(-)

Sarana - Sanitarian kit- InfocusLayar- Leaflet- Lembar balik- Poster- Formulir wawancara/ formulir pengawasan jamban- Buku pedoman kesling- Alat tulis, sarana transportasi

-Tidak ada-Ada-Ada-Ada-Ada-Ada

-Ada-Ada

(+)(-)(-)(-)(-)(-)

(-)(-)

- Metode

(Method)

- Pendataan -Pendataan dilakukan

tetapi terbatas. Tidak ada

pendataan mengenai

jenis jamban.

(+)

36

Page 37: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

- Penyuluhan tentang

sarana jamban ( 1 kali

dalam sebulan ) yang

memenuhi syarat

kesehatan di dalam dan

di luar gedung

- Pengawasan/inspeksi

sarana jamban minimal

8 kali ( 1 minggu 2 kali

) dalam sebulan

-Pemetaan sarana

jamban

-Pencatatan dan

pelaporan

-Penyuluhan dilakukan

di dalam gedung hanya 2

kali dalam setahun.

-Pengawasan hanya

dilakukan 4 kali dalam

sebulan

-Jarang dilakukan

pemetaan jamban.

-Adanya pencatatan

setiap bulan dan tahunan

dan pelaporan secara

berkala tentang kegiatan

pengawasan jamban dan

jumlah akses penduduk

ke fasilitas sanitasi ke

tingkat Kabupaten

minimal 2 bulan sekali.

(+)

(+)

(+)

(-)

3. Proses

-Perencanaan - Dibuatnya

perencanaan jadwal

pengawasan/inspeksi

jamban maupun

jumlah akses ke

fasilitas sanitasi

- Perencanaan jadwal

pengawasan jamban

sehat dan jumlah akses

ke fasilitas sanitasi

jamban telah

direncanakan dalam

(+)

37

Page 38: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

jamban 1 bulan

sebelumnya.

rapat bulanan

sebelumnya tidak

dilakukan sesuai Jadwal.

-Pengorganisasian - Dibentuk struktur

organisasi, kepala

puskesmas sebagai

penanggung jawab

program,

melimpahkan

kekuasaan kepada

koordinator program

(programmer),

kemudian melakukan

koordinasi dengan

pelaksana program.

- Struktur organisasi

dan perencanaan tugas

sudah jelas.

(+)

- Pelaksanaan - Sesuai dengan

rencana dan metode

yang telah ditetapkan

dilaksanakan secara

berkala:

pengumpulan data

1x/sebulan.

- Penyuluhan/pemicuan

dilakukan 12 kali (1

kali 1 bulan) yang

dilaksanakan oleh

petugas kesehatan

lingkungan di dalam

dan luar gedung.

- Pendataan dilakukan

1 bulan sekali

-Jumlah penyuluhan dari

Juni 2014- Mei 2015

hanya 2 kali dalam

gedung.

(-)

(+)

38

Page 39: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

- Pengawasan - Pencatatan setiap

bulan/tahunan dan

pelaporan secara

berkala tentang

kegiatan pengawasan

jamban ke tingkat

Kabupaten syarat,

minimal 1 bulan sekali.

-Rapat bulanan di

Puskesmas

- Adanya pencatatan

setiap bulan dan

tahunan dan pelaporan

secara berkala tentang

kegiatan pengawasan

jamban dan jumlah

penduduk akses ke

fasilitas jamban.

- adanya rapat bulanan

(-)

(-)

Umpan Balik Adanya rapat kerja bulanan dengan Dinas satu kali yang membahas laporan kegiatan evaluasi program

Dilakukan rapat kerja bulanan.

(-)

4. Lingkungan

- Fisik Iklim Pada saat musim hujan

beberapa tempat sulit

dijangkau karena jalanan

yang becek dan beberapa

tempat terkadang banjir.

(+)

- Non Fisik - Keadaan sosial

ekonomi masyarakat

dapat mempengaruhi

keberhasilan program

Sebagian besar penduduk

bermata pencaharian

sebagai petani dan

sekitar 27.577 termasuk

penduduk miskin. Hal

tersebut akan

mempengaruhi penduduk

untuk memiliki sarana

(+)

39

Page 40: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

- Tingkat pengetahuan

dapat mempengaruhi

keberhasilan

program.

- Perilaku masyarakat

terhadap penggunaan

sarana jamban dapat

mempengaruhi

keberhasilan

program

jamban yang memadai.

- Tingkat pengetahuan

tentang kesehatan

lingkungan yang masih

rendah .

- Perilaku masyarakat

yang masih BAB

sembarangan seperti di

kali, saluran irigasi,

sungai, sawah, dan

pinggir pantai

mempengaruhi

keberhasilan program

(+)

(+)

Form Penilaian Jamban Sehat

40

Page 41: Pembahasan Evrog Sarana Jamban Keluarga

Nama :

Alamat :

JenisJambanYang Dimiliki:

Cemplung Tanpa Tutup Leher Angsa

Cemplung Dengan Tutup Sharing

Tidak Ada

No. Pertanyaan Jawaban

1 Apakah jamban anda memiliki atap? YA TIDAK

2 Apakah jamban anda memiliki rangka dan dinding? YA TIDAK

3 Apakah slab/dudukan jamban yang ada sudah aman? YA TIDAK

4 Apakah jamban yang ada menimbulkan bau yang tidak sedap? YA TIDAK

5 Apakah ada penutup lubang di lubang jamban yang ada? YA TIDAK

6Adakah fasilitas penampungan air dan sabun untuk cuci

tangan? YA TIDAK

7Apakah jarak jamban/sumur tinja dengan sumber air lebih dari

10 M? YA TIDAK

41