pembahasan yang pertama akan menguraikan...

65
53 BAB IV Perkembangan Aktivitas Masyarakat di Sekitar Stasiun Padalarang Uraian dalam bab ini terdiri dari beberapa sub judul yaitu : 1) Gambaran umum Kecamatan Padalarang 2) Gambaran perkembangan dan pengelolaan Stasiun Kereta Api Padalarang, dan 3) Dampak keberadaan Stasiun Padalarang terhadap masyarakat Padalarang dari segi sosial dan ekonominya. Setiap sub judul tersebut kemudian dijabarkan kembali dalam beberapa bagian sehingga menjadi pemaparan yang menyeluruh. Pembahasan yang pertama akan menguraikan mengenai gambaran umum Kecamatan Padalarang dengan memaparkan kondisi geografis dan demografis kecamatan tersebut. Uraian mengenai keadaan geografis mengemukakan mengenai letak geografis, batas wilayah, luas wilayah, serta hal-hal lainnya yang termasuk dalam kondisi geografis Kecamatan Padalarang. Uraian mengenai keadaan demografis memaparkan mengenai masalah kependudukan yang meliputi aspek-aspek pendidikan, mata pencaharian, kesejahteraan sosial, dan lainnya. Peneliti mengkaji mengenai gambaran umum Kecamatan Padalarang untuk memberikan gambaran mengenai kondisi masyarakat Padalarang dilihat dari segi ekonomi dan sosial pada tahun 1998-2008. Pembahasan kedua, menguraikan tentang pengelolaan Stasiun Padalarang. Pembahasan mengenai pengaruh keberadaan Stasiun terhadap masyarakat Padalarang sekitar tahun 1998-2008 dengan memperhatikan beberapa aspek seperti Struktur Organisasi perusahaan di Stasiun Padalarang, pelayanan terhadap

Upload: vuongkhanh

Post on 09-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

53

BAB IV

Perkembangan Aktivitas Masyarakat di Sekitar Stasiun Padalarang

Uraian dalam bab ini terdiri dari beberapa sub judul yaitu : 1) Gambaran

umum Kecamatan Padalarang 2) Gambaran perkembangan dan pengelolaan

Stasiun Kereta Api Padalarang, dan 3) Dampak keberadaan Stasiun Padalarang

terhadap masyarakat Padalarang dari segi sosial dan ekonominya. Setiap sub judul

tersebut kemudian dijabarkan kembali dalam beberapa bagian sehingga menjadi

pemaparan yang menyeluruh.

Pembahasan yang pertama akan menguraikan mengenai gambaran umum

Kecamatan Padalarang dengan memaparkan kondisi geografis dan demografis

kecamatan tersebut. Uraian mengenai keadaan geografis mengemukakan

mengenai letak geografis, batas wilayah, luas wilayah, serta hal-hal lainnya yang

termasuk dalam kondisi geografis Kecamatan Padalarang. Uraian mengenai

keadaan demografis memaparkan mengenai masalah kependudukan yang meliputi

aspek-aspek pendidikan, mata pencaharian, kesejahteraan sosial, dan lainnya.

Peneliti mengkaji mengenai gambaran umum Kecamatan Padalarang untuk

memberikan gambaran mengenai kondisi masyarakat Padalarang dilihat dari segi

ekonomi dan sosial pada tahun 1998-2008.

Pembahasan kedua, menguraikan tentang pengelolaan Stasiun Padalarang.

Pembahasan mengenai pengaruh keberadaan Stasiun terhadap masyarakat

Padalarang sekitar tahun 1998-2008 dengan memperhatikan beberapa aspek

seperti Struktur Organisasi perusahaan di Stasiun Padalarang, pelayanan terhadap

Page 2: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

54

masyarakat, keterlibatan pemerintah, kebijakan Stasiun terhadap para pedagang

(baik pedagang tinggal maupun asongan), pengemis, tukang ojeg, para pengamen

yang ada hubungannya dengan Stasiun Padalarang.

Pembahasan ketiga adalah mengenai dampak keberadaan Stasiun

Padalarang terhadap kondisi sosial-ekonomi masyarakat Padalarang tahun 1998-

2008. Uraian yang terdapat dalam pembahasan ini adalah mengenai tingkat

penjualan tiket/ karcis kereta api ekonomi, pendapatan pekerja Stasiun, para

pedagang yang berjualan di Stasiun dan sekitarnya, tukang ojeg, para pengemis,

dan para pengamen yang mendapatkan penghasilan dari kereta ekonomi dan

Stasiun Padalarang yang kemudian berkaitan dengan kondisi sosial-ekonomi.

4.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Padalarang

4.1.1 Keadaan Geografis dan administratif

Pembahasan mengenai keadaan geografis Kecamatan Padalarang

dikembangkan untuk mengetahui kaitan antara kondisi geografi dengan

keberadaan Stasiun Padalarang serta dampaknya terhadap kondisi sosial ekonomi

masyarakat Padalarang. Sebagai pengantar, peneliti akan mengemukakan terlebih

dahulu mengenai kondisi administratif Kabupaten Bandung Barat (KBB). KBB

merupakan Kabupaten yang baru saja berdiri pada tahun 2007, Kabupaten ini

pada awalnya merupakan bagian dari kabupaten Bandung, akan tetapi karena

adanya pemekaran maka berpisahlah menjadi KBB.

Page 3: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

55

Gambar 4.1

Peta Kabupaten Bandung Barat

Sumber : BPS Bandung Barat dalam Angka Tahun 2008

Berdasarkan data, luas wilayah Kabupaten Bandung Barat yaitu 1.305,77

KM², terletak antara 60º 41’ s/d 70º 19’ lintang Selatan dan 107º 22’ s/d 108º 05’

Bujur Timur. Mempunyai rata-rata ketinggian 110 M dan Maksimum 2.2429 M

dari permukaan laut. Kemiringan wilayah yang bervariasi antara 0 – 8%, 8 – 15%

hingga diatas 45%, dengan batas wilayah sebagai berikut.

1. Sebelah Barat : berbatasan dengan kabupaten Cianjur

2. Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten

Subang.

3. Selebah Timur : berbatasan dengan Kabupaten bandung dan Kota Cimahi.

4. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Selatan Kabupaten Bandung dan

Kabupaten Cianjur.

Page 4: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

56

Jumlah penduduk KBB sebanyak 1.408.550 jiwa dengan proporsi

berdasarkan jenis kelamin terdiri dari laki-laki 705.679 jiwa dan perempuan

702.871 jiwa . penyebaran penduduk tidak merata terpadat ada di Kecamatan

Ngamprah sedangkan terendah adalah Kecamatan Gununghalu. Jumlah angkatan

kerja KBB mencapai 447.314 jiwa dan terbagi dalam beberapa jenis mata

pencaharian seperti di sektor pertanian dan buruh tani dengan prosentase tertinggi

mencapai 33.87 %. Sektor Industri l6,53 %, sektor Perdagangan l5,51%, sektor

jasa 9,51 % dan yang lainnya 24.59 %. Dari sisi pola penyebaran,penduduk

Kecamatan Ngamprah merupakan Kecamatan yang relatif padat dibandingkan

dengan kecamatan lainnya di wilayah KBB dengan tingkat kepadatannya dalah

Kecamatan gunung halu dengan tingkat kepadatan hanya mencapai 450,42.

Cakupan wilayah KBB, meliputi 15 (lima belas) Kecamatan yang terdiri

dari : Padalarang, Cikalongwetan, Cililin, Parongpong, Cipatat, Cisarua,

Batujajar, Ngamprah, Gununghalu, Cipongkor, Cipeundeuy, Lembang,

Sindangkerta, Cihampelas dan Rongga, kemudian yang menjadi kota dari

Kabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya

berikut peta Kecamatan Padalarang;

Page 5: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

57

Gambar 4.2

Peta Kecamatan Padalarang

Page 6: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

58

Pembahasan tentang keadaan geografis Kecamatan Padalarang

dikembangkan untuk mengetahui kaitan antara kondisi geografi dengan

keberadaan Stasiun Padalarang serta dampaknya terhadap kondisi sosial ekonomi

masyarakat Padalarang.

Kecamatan Padalarang pada awalnya merupakan salah satu Kecamatan

yang ada di Kabupaten Bandung, akan tetapi setelah ada pemekaran pada tahun

2006 maka wilayah Kecamatan Padalarang menjadi wilayah dari KBB dan

Kecamatan Padalarang pun dijadikan sebagai pusat kota dari KBB. Jika dilihat

dari tinggi pusat pemerintahannya, wilayah Kecamatan Padalarang terletak di 700

m permukaan laut, kemudian memiliki suhu maksimum 24 °C dan 15 °C. Jarak

pusat pemerintahan wilayah Kecamatan Padalarang dengan desa yang terjauh

sekitar 6 km 15 jam dan jarak wilayah Kecamatan Padalarang dengan ibukota

propinsi sekitar 20 km 45 jam. Dilihat dari curah hujannya, Kecamatan

Padalarang memiliki curah hujan yang terbanyak sekitar 52 hari dan banyaknya

curah hujan 694 mm/t.

Kemudian dilihat dari pemerintahannya, Kecamatan Padalarang memiliki

luas tanah 4000 , memiliki luas bangunan sekitar 6.0018 , dibangun pada

tahun 2007 dengan sumber dana dari APBN sebesar Rp. 297.000.000,-. Prasarana

atau sarana pengangkutan serta komunikasi kecamatan Padalarang terdiri dari

sebagai berikut:

a. - lalulintas melalui darat di kecamatan : 96 %

• Lalulintas melalui air/sungai/laut : 4 %

b. Apabila melalui air/laut/sungai, jumlah dermaga : 1 buah

Page 7: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

59

c. Lalulintas darat melalui:

• Jalan aspal : 15 km

• Jalan diperkeras : 30 km

• Jalan tanah : 12,5 km

d. Sarana umum yang dapat digunakan oleh penduduk kecamatan

• Motor air : 39 buah

• Sepeda/ojek : 164 buah

• Delman : 200 buah

• Kereta api : 1 rangkaian

Jumlah : 404 buah

Melihat letak Kecamatan Padalarang yang dilalui oleh jalan raya dan

berada di pusat kota KBB mendukung kegiatan ekonomi masyarakat. Kondisi ini

didukung pula oleh sarana transportasi yang cukup memadai selain karena

daerahnya yang mudah dijangkau dari berbagai arah. Alat transportasi utama antar

wilayah atau daerah yang paling diminati oleh masyarakatnya adalah kereta api.

Secara tidak langsung, tersedianya sarana transportasi tersebut

berpengaruh terhadap perkembangan kehidupan masyarakat dan dapat

meningkatkan mobilitas kehidupan masyarakat Padalarang. Penduduk Padalarang

dapat dengan mudah memperoleh pengaruh dari luar dan dapat meningkatkan

aktivitas yng lebih kompleks dari masyarakatnya ke luar daerah.

Page 8: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

60

4.1.2 Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk

4.1.2.1 Keadaan Penduduk

Keadaan demografis merupakan salah satu faktor yang cukup penting

dalam perkembangan suatu wilayah selain kondisi geografis. Penduduk dalam

jumlah yang besar dapat menjadi sumber penggerak pembangunan, namun dapat

pula menjadi masalah dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan. Banyaknya

penduduk Kecamatan Padalarang menjadi salah satu pendukung berkembangnya

Stasiun Padalarang, walaupun sebenarnya tidak hanya Kecamatan Padalarang saja

tetapi kecamatan lain pun yang ada di kawasan KBB itu sangat mempengaruhi.

Hal tersebut terjadi karena banyak dari mereka yang terlibat dalam Stasiun

tersebut baik sebagai pekerja ataupun sebagai penumpang kereta api. Adapun

perkembangan jumlah penduduk Kecamatan Padalarang sebagai berikut:

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk Kecamatan Padalarang 1998-2008

Tahun Penduduk Jumlah

Jiwa Laki-laki Perempuan

1998 49.942 51.042 100.984

1999 __ __ __

2000 65.574 59.883 125.457

2001 63.504 61.284 124.788

2002 67.469 61.397 128.866

2003 67.856 67.596 135.452

2004 51.576 87.713 139.289

2005 75.150 68.194 144.064

2006 75.513 69.435 144.948

2007 76.810 71.540 148.350

2008 80.456 75.346 155.802

Sumber: Diolah dari Data BPS Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.

(1998-2008). Kabupaten Bandung dalam Angka dan kabupaten Bandung

Page 9: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

61

Barat dalam Angka. Soreang : Kantor Statistik Kabupaten Bandung dan

Cimareme : Kantor Statistik Kabupaten Bandung Barat.

Keterangan: - tidak ada data.

Berdasarkan data penduduk pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa

jumlah penduduk di Kecamatan Padalarang mengalami peningkatan setiap tahun.

Peningkatan tersebut diakibatkan angka kelahiran yang tinggi dan migrasi

penduduk ke Kecamatan Padalarang sejalan dengan berkembangnya Stasiun

Padalarang seperti adanya kereta api ke Jawa dari Padalarang telah mendatangkan

banyak orang Jawa yang migrasi ke daerah KBB, yang salah satunya adalah

kecamatan Padalarang.

Pada tahun 2000 terjadi kenaikan jumlah penduduk yang cukup signifikan di

Kecamatan Padalarang dengan laju pertumbuhan mencapai 4,8% dari tahun

sebelumnya, yang salah satunya disebabkan oleh mulai meningkatnya masyarakat

pendatang baik dari luar Kecamatan, luar Kabupaten bahkan luar daerah Jawa

Barat, misalnya seperti masyarakat Jawa Tengah yang berdatangan dengan

menggunakan kereta api. Selanjutnya, pada tahun 2002 jumlah penduduk

Kecamatan Padalarang mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu

mencapai 1,6% dari tahun sebelumnya. Begitu juga pada tahun 2003, 2004,

2005,2006, dan 2007 jumlah penduduk Kecamatan Padalarang telah mengalami

peningkatn sekitar1% - 2% dari sebelumnya. Puncaknya pada tahun 2008,

Kecamatan Padalarang mengalami kenaikan yang sangat pesat dikarenakan

Kecamatan Padalarang dijadikan sebagai kota kabupaten Bandung Barat yang

baru saja dimekarkan dari Kabupaten Bandung. Dengan dijadikannya Kecamatan

Padalarang sebagai kota KBB itu telah mengundang banyak warga dari luar KBB

Page 10: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

62

untuk mengisi pemerintahan yang baru didirikan, oleh karena itu dengan semakin

bertambahnya penduduk di Kecamatan Padalarang maka semakin tinggi pula

kebutuhan alat transportasi dan kebutuhan ekonomi.

Kondisi ini dikarenakan kecamatan Padalarang berkembang menjadi suatu

daerah perkotaan, yang membuat warga dari luar tertarik untuk pindah ke

kecamatan Padalarang. Selain itu juga banyak dari luar warga Padalarang yang

mendapat pekerjaan sebagai PNS di KBB yang mengharuskan mereka untuk

tinggal di Kecamatan Padalarang dikarenakan jarak rumah sebelumnya itu jauh

dengan tempat kerja di Padalarang. Penambahan penduduk di Kecamatan

Padalarang tersebut terjadi secara signifikan dari tahun 1998-2008. Dengan

adanya pertambahan penduduk tersebut menyebabkan peningkatkanan juga

terhadap jumlah penumpang kereta api di Stasiun Padalarang.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kecamatan Padalarang, dapat

diketahui bahwa pada tahun 1998-2008, komposisi penduduk di Kecamatan

Padalarang sebagian besar ternasuk kedalam angkatan kerja produktif dan

sebagian kecil adalah penduduk tidak produktif seperti anak-anak dan lanjut usia

(lansia). Perbandingan jumlah penduduk wanita dan laki-laki tidak jauh berbeda,

namun secara kuantitatif jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan

perempuan.

Di lain pihak, tingginya jumlah penduduk menjadi masalah tersendiri bagi

pemerintah dalam hal penyediaan lahan pemukiman, lembaga pendidikan,

kesehatan, dan lapangan kerja di Kecamatan Padalarang. Masyarakat di

Kecamatan Padalarang merupakan sumber daya manusia yang harus dioptimalkan

Page 11: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

63

untuk perkembangan daerahnya. Masalah lapangan kerja inilah yang menjadi

salah satu faktor yang mengakibatkan banyaknya para pedagang di stasiun kereta

api padalarang, tukang ojek di sekitar Stasiun Padalarang, dan tukang pikul serta

pekerjaan lainnya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS Kabupaten Bandung dan BPS

Padalarang bahwa pada tahun 1998 jumlah tenaga kerja yang di PHK mencapai

2.192 orang yang terdiri dari 1.875 orang laki-laki dan 317 orang. Pada saat itu

jumlah penduduk masyarakat Padalarang sekitar 100.984 orang dan itu berarti

bahwa sekitar 2.17 % orang yang menganggur dan tidak punya pekerjaan di

tambah lagi dengan pengangguran murni sebanyak 5.279 orang, jadi total

masyarakat yang tidak punya pekerjaan itu sekitar 7.471 orang. Kemudian untuk

kepala rumah tangga itu terdiri dari 24.127 orang. Dari data tersebut kita bisa

memperhitungkan bahwa dari 24.127 orang kepala rumah tangga itu sekitar 7.471

orang tidak memiliki pekerjaan, hal tersebut menyebabkan orang – orang tersebut

untuk mencari jalan keluar supaya bisa mendapatkan penghasilan. Yang menjadi

alternatif mereka untuk mendapatkan penghasilan yaitu diantaranya ada yang

menjadi tukang ojek, membuka usaha sendiri, menjadi pedagang, menjadi

pedagang asongan, menjadi pengamen dan bahkan ada yang menjadi pengemis.

4.1.2.2 Mata Pencaharian

Eksistensinya Stasiun Padalarang telah mengakibatkan banyak orang yang

asalnya pengangguran dan mengalami PHK mempunyai penghasilan kembali

dengan cara menjadi pedagang di Stasiun kereta api, menjadi pedagang asongan

Page 12: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

64

di kereta ekonomi, menjadi tukang ojeg di sekitar Stasiun Padalarang, menjadi

pengamen di kereta api ekonomi dan bahkan menjadi pengemis di kereta api. Dari

hal tersebut bisa diketahui bahwa keberadaan Stasiun Padalarang bisa

memberikan mata pencaharian terhadap masyarakat Padalarang yang menganggur

dan yang kena PHK, baik itu mata pencaharian yang sifatnya lebih baik maupun

pekerjaan yang sifatnya kurang baik.

Sebagian besar masyarakat Kecamatan Padalarang memiliki mata

pencaharian sebagai buruh pabrik/industri sekitar 26,03 %, dan sisanya terdiri dari

petani, buruh tani, pegawai kehutanan, pegawai perkebunan, PNS, pengrajin,

pedagang, peternak, tukang ojek, montir, Dokter, industri rumah tangga,

TNI/POLRI, dan jasa. Untuk lebih jelasnya, presentase mata pencaharian

penduduk Padalarang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.2

Presentase Mata Pencaharian Kecamatan Padalarang Tahun 1998-2008

Mata Pencaharian Tahun

1998 2000 2003 2006 2008 pertanian 6,05% 7,02% 6,8% 6,04% 8,38% Industri/ buruh pabrik 64,6% 58,14% 56,9% 58,03% 33,31% perdagangan 6,01% 5,57% 6,92% 8,12% 19,22% jasa 4,04% 4,13% 4,13% 4,64% 13,31% Lapangan lainnya 19,3 % 25,14% 25,25% 23,17% 25,78%

Sumber: Diolah dari data monografi kecamatan Padalarang dan BPS Kabupaten Bandung

Barat. (1998, 2000, 2003, 2005, dan 2008). Kabupaten Bandung Barat dalam

Angka. Bandung Barat: Kantor Statistik Kabupaten Bandung Barat.

Dari tabel ditas bisa dilihat bahwa mata pencaharian terbesar dari

masyarakat Padalarang itu adalah buruh pabrik atau pekerja di bidang industri

karena memang kawasan industri di Padalarang itu sangat banyak, diantaranya:

Page 13: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

65

1. perusahaan tekstil (PT. Jamafak, PT. Tahtong, PT. Medion, PT. Ateja

dsb).

2. perusahaan susu (PT.Ultrajaya).

3. perusahaan obat (PT. Combhipar).

4. perusahaan makanan dan minuman (PT.Indofood, PT. Sosro dsb).

5. dan perusahaan lainnya.

Jika dilihat dari tabel diatas bisa dilihat bahwa data tahun ke tahun buruh

pabrik atau pegawai di bidang industri mengalami penurunan, hal tersebut

dikarenakan banyak pekerja yang kena PHK. Sedangkan mata pencaharian lain

itu mengalami peningkatan terutama di bidang perdagangan.

Para pekerja yang kena PHK tersebut mencoba lagi untuk mendapatkan

penghasilan dengan cara lain, diantaranya dengan cara berjualan di Stasiun

Padalarang, menjadi tukang ojeg, menjadi pedagang di pasar, membuka warung

dirumahnya, dan sebagainya. Seperti yang tercantum dalam tabel diatas

digambarkan bahwa dalam bidang perdagangan, dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan terutama pada tahun 2008, selain itu pada lapangan yang lainnya juga

mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahunnya.

4.1.2.3 Tingkat Pendidikan

Perkembangan suatu daerah tidak hanya ditentukan oleh jumlah penduduk

dan mata pencaharian yang ada tetapi juga oleh bidang pendidikan yang ada.

Tingkat pendidikan suatu daerah sangat berpengaruh terhadap perkembangan

daerah tersebut. Hal ini disebabkan karena pembangunan di suatu daerah banyak

Page 14: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

66

ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Kualitas sumber daya manusia

tidak terlepas dari tingkat pendidikan yang dimiliki. Dengan pendidikan manusia

mendapatkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi manusia agar lebih

mengetahui dan mendalami segala aspek kehidupan sehingga akan menunjang

pembangunan (Soekanto, 2005: 10).

Selain itu, pendidikan memegang peranan penting karena tinggi rendahnya

tingkat pendidikan suatu bangsa akan mencerminkan kualitas bangsa itu sendiri.

Oleh karena itu pendidikan sampai taraf tertentu, hingga saat ini disadari menjadi

satu kebutuhan dasar (basic need) setiap manusia (Badan Pusat Statistik

kabupaten Bandung, 1998:37).

Tingkat pendidikan masyarakat Kecamatan Padalarang tidak terlepas dari

gambaran umum pendidikan di tingkat Kabupaten Bandung yang kemudian

berubah menjadi KBB. Keadaan pendidikan di Kecamatan Padalarang antara lain

tercermin dari keberadaan berbagai jenis dan tingkatan sekolah. Jumlah sekolah

dan murid menurut tingkat pendidikan di Kabupaten Bandung dan KBB dari

tahun 1998-2008 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.3

Perkembangan Jumlah Sekolah dan Murid di Kecamatan Padalarang Tahun 1998-2008

Tahun Tingkat SD Tingkat SMP Tingkat SMA Unit

Sekolah Jumlah Murid

Unit Sekolah

Jumlah Murid

Unit Sekolah

Jumlah Murid

1998 71 13.070 7 5.857 3 1850 1999 71 13.776 7 6.105 3 1786 2000 71 14.591 7 4.304 3 1708 2001 71 15.246 7 5.989 3 1.674 2002 71 15.246 7 5.939 3 1.732 2003 69 15.246 7 5.939 3 1.795

Page 15: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

67

2004 69 15.393 7 6.219 4 1.045 2005 65 13.694 7 6.812 4 1.065 2006 70 14.591 7 6.902 4 1.276 2007 72 15.711 9 6.737 4 1.411 2008 78 16.146 10 6699 10 2.579 Sumber: Diolah dari Data BPS Kabupaten Bandung dan Bandung Barat. (1998-

2008). Kabupaten Bandung Dalam Angka dan Kabupaten Bandung Barat Dalam Angka.

Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat: Kantor Statistik Kabupaten

Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.

Berdasarkan tabel 4.6 menurut data BPS diatas, jumlah murid SD, SMP

dan SMU tahun 1999 di Kecamatan Padalarang mengalami peningkatan yang

sebagaimana yang terjadi di tingkat Kabupaten Bandung, walaupun jumlah

sekolahnya tetap sama. Pada tahun 2000, jumlah sekolah tidak mengalami

peningkatan dan jumlah murid tingkat SD mengalami peningkatan, akan tetapi

jumlah murid SMP dan SMU mengalami penurunan. Selanjutnya terjadi kenaikan

jumlah murid pada tahun 2001, baik di tingkat SD maupun SMP, akan tetapi

tingkat SMU masih mengalami penurunan. Selanjutnya, pada tahun 2001 jumlah

sekolah SD, SMP dan SMU masih tetap sama. Kemudian, dilihat dari jumlah

murid SD dan SMP mengalami peningkatan, akan tetapi jumlah murid SMA

mengalami penurunan. Selanjutnya, pada tahun 2002 jumlah sekolah SD, SMP

dan SMA masih tetap sama dan jumlah murid pada tingkat SD tidak mengalami

penurunan atau kenaikan, pada tingkat SMP mengalami kenaikan dan pada

tingkat SMA mengalami penurunan. Selanjutnya, pada tahun 2002 jumlah sekolah

SD, SMP dan SMA masih tetap sama dan jumlah murid pada tingkat SD masih

tetap sama dengan tahun sebelumnya, jumlah murid dari tingkat SMP mengalami

penurunan dan jumlah murid pada tingkat SMA mengalami peningkatan.

Selanjutnya pada tahun 2003, jumlah sekolah SD mengalami penurunan dan

Page 16: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

68

jumlah muridnya masih tetap sama, kemudian jumlah sekolah SMP masih tetap

sama dengan tahun sebelumnya begitu juga dengan jumlah muridnya, dan pada

tingkat SMA, jumlah sekolah masih tetap sama dengan tahun sebelumnya tetapi

jumlah muridnya mengalmi peningkatan. Selanjutnya pada tahun 2004, 2005, dan

2006 jumlah Sekolah yang dimiliki kecamatan Padalarang tetap sama dengan

sebelumnya, akan tetapi jumlah muridnya mengalami penurunan dan peningkatan

tetapi tidak terlalu signifikan atau hanya terjadi perubahan sedikit saja.

Selanjutnya pada tahun 2007, jumlah sekolah SD mengalami penambahan dan

jumlah muridnya juga mengalami kenaikan dibandingkan dengan sebelumnya,

kemudian pada tingkat SMP jumlah sekolah mengalami penambahan begitu juga

dengan jumlah muridnya mengalami kenaikan, dan pada tingkat SMA jumlah

sekolahnya tetap sama dengan tahun sebelumnya akan tetapi jumlah muridnya

mengalami penurunan. Selanjutnya pada tahun 2008, jumlah sekolah di tingkat

SD mengalami penambahan sebanyak 6 sekolah, begitu juga dengan jumlah

muridnya mengalami penambahan yang cukup signifikan. Selanjutnya pada

tingkat SMP, jumlah sekolahnya mengalami penambahan sebanyak 1 kelas, akan

tetapi jumlah muridnya mengalami sedikit pengurangan, dan pada tingkat SMU,

jumlah sekolahnya mengalami penambahan sebanyak 7 sekolah dengan jumlah

muridnya juga sama mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Berdasarkan data dari BPS diatas, pada kurun waktu 1998-2008 sebagian

besar Kecamatan Padalarang sudah mampu mengenyam pendidikan minimal

sampai jenjang pendidikan sekolah dasar (SD). Hal tersebut dapat dilihat dari

banyaknya lembaga pendidikan yang didirikan pemerintah terutama sekolah-

Page 17: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

69

sekolah untuk tingkat pendidikan dasar. Pada awalnya kesadaran masyarakat akan

pentingnya pendidikan masih kurang, hal ini terlihat dari masih sedikitnya jumlah

lembaga pendidikan untuk tingkat SMP atau SMA, dimana jumlah yang ada

berbeda jauh dengan jumlah SD. Akan tetapi lama-kelamaan kesadaran

masyarakat mengenai pentingnya pendidikan itu semakin meningkat itu bisa

dilhat dari jumlah sekolah SMP dan SMA yang bertambah terutama setelah

Padalarang menjadi bagian dari kota KBB dan hal tersebut juga bisa dilihat dari

adanya penambahan muridnya walaupun masih ada penurunan tapi penurunannya

tidak terlalu banyak. Peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pendidikan itu

disebabkan karena di Kecamatan Padalarang itu merrupakan daerah yang

industrinya cukup banyak yang apabila masyarakat Padalarang tersebut ingin

mendapatkan pekerjaan di industri tersebut maka harus menyekolahkan anaknya

minimal sampai SMP atau SMA. Selain itu juga, kecamatan Padalarang sudah

berkembang menjadi daerah yang cukup maju, hal tersebut bisa dilihat dari

adanya penambahan sekolah baik dari tingkat SD, SMP, maupun SMA dan

bahkan mulai adanya Perguruan tinggi kelas jauh STKIP dan Kebidanan.

Jenjang pendidikan yang ditempuh oleh mayoritas penduduk Kecamatan

Padalarang sangat mempengaruhi kesempatan kerja yang akan dimasuki mereka.

Mengingat jenjang pendidikan yang banyak ditempuh oleh masyarakat adalah

SMP dan SMA, maka kesempatan kerjapun kebanyakan pada pekerjaan dibidang

industri atau pekerja pabrik. Adapun minoritas yang sekolahnya hanya sampai

SD, mereka itu memiliki pekerjaan yang tidak mengharuskan memiliki

pendidikan formal seperti jadi buruh tani, tukang pikul, pedagang asongan, tukang

Page 18: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

70

ojeg, dan sebagainya sesuai dengan keahlian yang didapat dari pendidikan non-

formalnya.

4.1.2.4 Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Padalarang

Kehidupan sosial-ekonomi masyarakat Kecamatan Padalarang, akan

peneliti bahas disini untuk melihat keterkaitannya dengan kesempatan bagi

masyarakatnya untuk mengembangkan kemampuan dan potensi dirinya dalam

sektor publik. Keberadaan Stasiun Padalarang telah mempengaruhi kondisi sosial

ekonomi masyarakatnya. Mayoritas penduduk Kecamatan Padalarang sangat

berkaitan sekali dengan Stasiun Padalarang, dikarenakan keberadaan Stasiun

tersebut telah berpengaruh pada kehidupan mereka baik dari segi pemanfaatan alat

transportasi yang murah dan cepat, sebagai tempat mencari penghasilan dan

sebagai tempat bekerja. Selain itu, dikatakan pula bahwa hubungan yang terjalin

dengan masyarakat lain dilakukan secara terbuka dalam suasana saling

mempengaruhi akibat kemudahan akses alat transportasi kereta api di Padalarang.

Kehidupan sosial ekonomi masyarakat Kecamatan Padalarang pada tahun

1998 cukup kompleks, ada yang merasakan kondisi ekonomi yang terpuruk, ada

yang masih tetap stabil, ada yang merasa biasa-biasa saja, dan ada yang merasa

pas-pasan. Menurut hasil wawancara peneliti kepada beberapa orang narasumber

yang terdiri dari berbagai klasifikasi pekerjaan, penduduk Kecamatan Padalarang

pada umumnya mengalami kemunduran ekonomi pada tahun 1998 jika

dibandingkan dengan ekonomi sebelumnya, walaupun ada juga minoritas yang

tidak mengalaminya. Masyarakat yang merasa dirugikan akibat krisis moneter

Page 19: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

71

tersebut berasal dari kalangan buruh pabrik/buruh industri, mata pencaharian

tersebut merupakan mayoritas mata pencaharian yang dimiliki oleh masyarakat

Padalarang. Hal tersebut terjadi dikarenakan pada tahun 1998 terjadi PHK besar-

besaran dari berbagai perusahaan indurtri yang ada di Padalarang, dalam BPS

Kabupaten Bandung tercatat bahwa penduduk kecamatan Padalarang yang terkena

PHK tersebut mencapai 2.192 orang. Setelah terjadi PHK besar-besaran tersebut

banyak dari mereka yang mengais penghasilan dari berbagai macam seperti

membuka industri rumahan (membuat baju payetan untuk dikirim ke kota

Bandung, Jakarta dan Surabaya), yang dimana mereka tersebut untuk mengirim

dan menjual ataupun membeli bahan dasarnya menggunakan alat transportasi

kereta yang ongkosnya terhitung lebih murah, kemudian ada yang menjadi tukang

ojek (ada yang disekitar rumahnya dan banyak juga yang mangkal di sekitar

Stasiun Padalarang dan Pasar Curug Agung yang terletak di belakang Stasiun

Padalarang), ada yang menjadi pedagang roda di Stasiun Padalarang, ada yang

menjadi pedagang asongan dan ada juga yang pengamen di dalam kereta api kelas

ekonomi.

Selain dari mata pencaharian di bidang industri, yang mendapat pengaruh

dari Stasiun Padalarang adalah mereka yang memang bekerja di Stasiun

Padalarang, hal tersebut terjadi karena 95 persen yang bekerja di Stasiun

Padalarang tersebut merupakan penduduk Padalarang sendiri, bahkan yang

menjadi pedagang kios di Stasiun tersebut kebanyakan merupakan pensiunan dari

pegawai perusahaan kereta api tersebut. Kemudian, setelah Stasiun Padalarang

mengalami perkembangan yang cukup pesat, maka tingkat mobilitas penduduk

Page 20: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

72

masyarakat Padalarang semakin meningkat. Dilihat dari pedagang pasar yang

berdekatan dengan Stasiun Padalarang, para pedagang tersebut merasa

dipengaruhi dengan adanya Stasiun Padalarang dikarenakan dengan adanya

Stasiun tersebut makin meramaikan dan meningkatkan penghasilan mereka, baik

dari masyarakat Padalarang maupun dari masyarakat luar Padalarang dan bahkan

dari luar KBB seperti daerah Cijambe, Ciranjang yang merupakan wilayah

Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Purwakarta. Terjadinya interaksi tersebut

dikarenakan adanya jalur kereta api antara satu sama lain.

Selain itu, dengan berkembangnya Stasiun Padalarang telah

mengakibatkan adanya peningkatan dalam jumlah penduduk di Kecamatan

Padalarang, hal tersebut bisa dilihat dari tanah PJKA atau tanah yang merupakan

milik perusahaan kereta api di Padalarang sudah dipenuhi dengan rumah warga.

Warga tersebut berasal dari Kecamatan Padalarang, luar Kecamatan Padalarang,

luar daerah Kabupaten Bandung Barat, dan bahkan luar dari Jawa Barat seperti

dari Jawa Tengah (Solo, Kebumen dan Madiun). Masyarakat luar Jawa Barat

seperti masyarakat yang berasal dari Jawa Tengah tersebut bisa berinteraksi dan

bahkan tinggal di Padalarang itu diakibatkan karena adanya kereta api jurusan

Padalarang- Kahuripan yang merupakan kereta api jarak jauh kelas ekonomi, yang

secara ongkos atau tiketnya tersebut terhitung relatif murah.

Dilihat dari penjelasan diatas, bisa dikatakan bahwa keberadaan Stasiun

Padalarang cukup mempengaruhi masyarakat Padalarang baik secara posistif

maupun negatif. Dari segi positifnya, dengan adanya Stasiun tersebut telah

memudahkan masyarakat untuk melakukan interaksi dengan masyarakat dari

Page 21: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

73

daerah luar, mendapatkan kemudahan dalam bepergian baik di daerah seBandung

Raya maupun ke luar kota dengan ongkos yang cukup terjangkau. Dari segi

negatifnya, makin padatnya wilayah Kecamatan Padalarang dan makin bertambah

penduduknya juga telah mengakibatkan semakin sempitnya lapangan pekerjaan,

harga tanah di Kecamatan Padalarang semakin meningkat, para penumpang yang

biasa menggunakan transportasi kereta api harus rela berdesak-desakan dan

mengalami kecopetan jika kereta api tersebut dalam keadaan penuh, dan

bertambahnya masyarakat yang bermata pencaharian sebagai pengemis maupun

pengamen yang merupakan pekerjaan yang kurang dihargai dikalangan

masyarakat umum.

Kemudian, selain itu juga dengan adanya KRD ekonomi kedaerah sekitar

Bandung Raya telah membantu masyarakat dalam berbagai hal, misalnya

membantu mempermudah perjalanan para pekerja yang berlangganan naik kereta

api, membantu anak sekolah yang bersekolah sekitar kota Cimahi dan Kota

Bandung yang berlangganan kereta api, membantu masyarakat pedagang

Padalarang yang menjual barang dagangannya ke daerah kota Bandung, seperti

hasil produksi rumah tangga masyarakat Padalarang yaitu produksi payetan

burkat, baju dan kerudung, mempermudah para penumpang biasa untuk bepergian

ke wilayah kota Bandung baik untuk jalan-jalan, berbelanja maupun berekreasi,

mengirit pengeluaran ongkos para penumpang karena ongkos yang dikeluarkan ke

wilayah kota Bandung dan sekitarnya tersebut hanya sebesar Rp.1000 rupiah saja

sedangkan jika naik angkutan kota ataupun bis kota itu sebesar Rp.4500 rupiah

sampai 6000 rupiah. Itu berarti bahwa perbedaan antara ongkos alat transportasi

Page 22: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

74

kereta api dengan ongkos angkutan roda empat cukup jauh sehingga daya tarik

kereta api kelas ekonomi dari Stasiun Padalarang semakin meningkat bagi

masyarakat Padalarang.

Dengan adanya alat transportasi kereta api tersebut juga telah membantu

Kecamatan Padalarang menjadi cukup berkembang karena masyarakatnya sering

berinteraksi dngan wilayah kota Bandung, misalnya hal tersebut bisa dilihat dari

aspek pendidikan. Dengan adanya alat transportasi kereta api, banyak orangtua

yang menyekolahkan anaknya ataupun anaknya yang bersekolah ke daerah kota

Cimahi, kota Bandung dan sekitarnya, hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan

kualitas pendidikan yang lebih bagus. Hal tersebut juga atas pertimbangan bahwa

ongkos yang dikeluarkan untuk bersekolah di Padalarang ataupun diluar

Padalarang tersebut terhitung tidak jauh berbeda tetapi mendapatkan kualitas

pendidikan yang lebih bagus dibandingkan dengan di Padalarang sendiri,

walaupun pada kenyataannya hal tersebut tidak menjadi patokan bagus tidaknya

suatu Sekolah ataupun kualitas muridnya karena hal tersebut masih berdifat

relatif dan tergantung pada anak yang bersekolah itu sendiri.

Pada kurun waktu 1998-2008, Stasiun Padalarang mengalami

perkembangan yang cukup signifikan, hal tersebut bisa dilihat dari adanya

penambahan beberapa kereta yang dioperasikan di Padalarang terutama pada

tahun 2008. Pada tahun 2008 telah dioperasikannya kereta Pattas Baraya geulis

yang merupakan kebijakan pemerintah untuk mempermudah masyarakat

Padalarang bepergian ke wilayah kota Bandung atas dasar semakin tingginya

tingkat kebutuhan masyarakat Padalarang dalam menggunakan kereta api. Selain

Page 23: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

75

itu juga ada kereta api Padalarang-Kahuripan dan kereta ekonomi jurusan ke

Jakarta yang mulai di operasikan dari tahun 2006.

Pemaparan-pemaparan di atas memberikan gambaran bahwa kehidupan

sosial ekonomi masyarakat kecamatan Padalarang khususnya di sekitar Stasiun

Padalarang yang semakin mengalami perkembangan dan perubahan. Meskipun

kehidupan yang terjadi senantiasa mengalami pasang surut, namun hal tersebut

tidak menjadi sebuah hambatan untuk terjalinnya hubungan yang baik antar

masyarakatnya. Hubungan yang terjalin antar masyarakat, selain didasarkan

kepada hubungan pekerjaan didasari pula oleh adanya sikap saling membutuhkan

antara yang satu dengan yang lainnya.

4.2 Perkembangan Stasiun Padalarang pada tahun 1998-2008

Pada sub bab ini dibahas mengenai perkembangan Stasiun Padalarang dari

tahun 1998 hingga tahun 2008 sesuai dengan periodisasi yang penulis ambil. Di

sini dipaparkan mengenai latar belakang Stasiun Padalarang dijadikan suatu

Stasiun kelas dua setelah Stasiun besar seperti Stasiun Bandung, yang akan

meliputi penjelasan mengenai pengelolaan Stasiun Padalarang, Struktur

Organisasi, mengenai kepegawaian, pembukuan, dan pendapatan dari penumpang

maupun bukan penumpang, selain itu juga mengenai perkembangan penumpang

kereta api di Stasiun Padalarang pada tahun 1998-2008 dan mengenai pengaruh

keberadaan Stasiun Padalarang terhadap masyarakat sekitarnya pada tahun 1998-

2008.

Page 24: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

76

4.2.1 Pengelolaan Stasiun Kereta Api Padalarang

Pengelolaan Stasiun Padalarang itu diarahkan sesuai dengan perusahaan

kereta api pusat, baik dari segi operasional maupun teknis pengoperasian kereta.

Hal tersebut memang sudah tercantum dalam Undang-Undang RI no 13 tahun

1992 tentang Perkeretaapian. Pola pengelolaan tersebut terbagi menjadi dua

pelaksanaan yaitu secara setempat dan terpusat. Pengelolaan setempat tersebut itu

mengatur perjalanan kereta api PPKA dan jam langsir serta penjaga pintu.

Pengelolaan terpusat tersebut merupakan pengendali utama pengoperasian kereta

api di stasiun Padalarang.

4.2.1.1 Struktur Orgnisasi

Gambar 4.1

Struktur Organisasi PT. Kereta Api Bandung

Pimpinan Operasi

KADAOP

Wakil Pimpinan

Operasi

KASIOP

Bidang Sarana

Kasi Sarana

Bidang JJR

Kasi JJ

Bidang Sintelis

Kasi Sintelis

Bidang Pelayanan

Kasi OPSAR

Bidang HUMAS

Bidang PAM TIB

Kasubsi Kamtib

KA HUMAS

Sub DAOP Daerah

DAOP II

Page 25: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

77

Struktur Organisasi PT. Kereta Api Padalarang

PPKA

PAP Petugas Materil

Juru Rumah Sinyal Juru Langsir

Pel. Peta Langsir Pen. Pintu Perlintasan

Kondektur Penjaga Wesel

4.2.1.2 Peran Pemerintah

Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) merupakan perusahaan yang

bergerak dibidang jasa dan angkutan yang berada dibawah naungan Departemen

Perhubungan, misalnya BUMN yang terdiri dari tiga macam latar belakang, yaitu:

1. PERJAN (Perusahaan Jawatan)

Yaitu perusahaan yang melayani masyarakat yang melaksanakan tugas

Negara.

2. PERUM (Perusahaan Umum)

Yaitu perusahaan yang mandiri, disamping melayani masyarakat juga

mencari keuntungan sendiri untuk membiayai dan memajukan

perusahaannya.

Kepala Stasiun

Kepala Sub Urusan

Oprasi

Kepala Sub Urusan

Pelayanan

Kord. Peny. Penyimpanan Karcis

Petugas Loket Petugas Informal

Gudang KH. KB BGS Pekarya Stasiun

Portir Petugas Parkir

Mandor

Pemegang Buku Kas Kasir

Pelaksana Akuntansi

Kepala Sub Urusan

Perbendaharaan

Page 26: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

78

3. PT. PERSERO (Perusahaan perseorangan)

Yaitu perusahan yang mencari keuntungan yang diberi modal oleh Negara

yang termasuk perhubungan darat, yaitu PERUM DAMRI dan PERUM

ASDP, Yang termasuk perhubungan laut, yaitu PALNI, dan yang

termasuk perhubungan udara adalah GARUDA dan MERPATI.

Dari keterangan tersebut bisa digambarkan bahwa perusahan kereta api

merupakan perusahaan yang merupakan milik Pemerintah, walaupun secara latar

belakangnya perusahaan kereta api itu mengalami perubahan secara beruntun dari

mulai sebagai Perusahaan Jawatan, sebagai Perusahaan Umum dan saat ini

sebagai Perusahaan Perseorangan. Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah untuk

meningkatkan sistem perkeretaapian, maka akan sangat mendorong peningkatan

pangsa angkutan baik penumpang maupun barang melalui kereta api antara lain:

1. Angkutan barang terutama barang strategis seperti batubara, semen, pupuk,

dan minyak sawit akan terbuka luas.

2. Permintaan angkutan peti kemas meningkat dengan pesat.

3. Perusahaan kereta api masih satu-satunya perusahaan yang melayani jasa

dalam bidang angkutan diatas rel.

4. Angkutan kereta api merupakan kegiatan usaha jasa transport yang bersifat

pelayanan umum yang tahan didalam menghadapi resesi ekonomi.

5. Peluang untuk mendapatkan pinjaman dari Bank serta bantuan-bantuan luar

negri yang bersifat lunak juga terbuka luas.

Adapun peluang pemerintah sangat menentukan bagi pengembangan

angkutan kereta api, karena:

Page 27: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

79

1. Adanya kebijaksanaan pemerintah atas angkutan darat terhadap barang-

barang curah (semen, batubara, pupuk) serta komoditi lain yang tidak boleh

diangkut melalui jalan raya,

2. Adanya peranan pemerintah didalam menjalin kerjassama antara

perkeretaapian dengan perusahaan moda transportasi lain yang terkait baik

didalam maupun luar negeri,

3. Dukungan pemerintah untuk menjadikan angkutan kereta api sebagai tulang

punggung angkutan darat,

4. Pemerintah memberikan dukunan yang besar pada perusahaan kereta api

tercermin dari semakin meningkatnya perhatian dalam rehabilitasi maupun

pembangunan lintas baru.

Peran pemerintah pada perusahaan kereta api itu merupakan hal yang

sangat signifikan, hal tersebut bisa tercermin dari pelayanan yang diberikan

pemerintah dalam melakukan rehabilitasi sarana dan prasarana Stasiun, baik

yang dipusat maupun yang di daerah setempat. Selain itu juga, pemerintah

mncoba untuk memberikan penambahan kereta lintas baru, memberikan

persiapan yang matang untuk memberikan pelayanan angkutan pada hari raya

Lebaran, memberlakukan kebijakan untuk mengatur kerapian stasiun.

Hal tersebut juga sudah terlihat di Stasiun Padalarang, dimana pada tahun

2008 kemarin Stasiun Padalarang telah mendapat tambahan rangkaian kereta api

pattas Baraya Geulis yang bertujuan ke kota Bandung hingga Stasiun

Cicalengka. Selain itu juga, telah dibukanya pembelian tiket kereta api jarak jauh

kelas ekonomi yang bertujuan ke Jakarta, Kahuripan, Kediri dan Madiun. Selain

Page 28: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

80

itu, dua bulan yang lalu Stasiun Padalarang telah mendapatkan kucuran dana

untuk memperbaiki sarana dan prasarana Stasiun Padalarang, yaitu adanya

pengecatan seluruh bangunan stasiun padalarang, penambahan kursi tunggu,

penambahan gerbong kereta api KRD pada bulan Ramadhan tahun kemarin.

4.2.1.3 Pendapatan dari Perusahaan Kereta Api

1. Pendapatan dari peusahaan kereta api terdiri dari 3 yaitu:

a. Hasil pendapatan penjualan karcis dari penumpang.

b. Hasil pendapatan penjualan kartu langganan sekolah yang merupakan

pendapatan dari hasil penjualan kartu langganan khusus anak sekolah.

c. Hasil pendapatan penjualan kartu trayek bulanan yang merupakan

pendapatan dari hasil penjualan kartu trayek bulanan khusus untuk umum.

d. Hasil pendapatan penjualan surat bagasi, yang merupakan surat pengantar

yang disertai tanda bagi penumpang yang membawa barang (20 kilo

keatas) serta menyisakan sehelai karcis bagi si penjual untuk memudahkan

pembukuan (arsip).

2. Pendapatan dari non penumpang, yang terdiri dari:

a. Sewa tanah

Ialah tanah yang berada dilingkungan Perusahaan kereta api yang dibuat

menjadi rumah ataupun tempat berdagang/kios dagang.

b. Sewa Ruang

Ialah ruang yang disewakan oleh pihak dinas perhubungan dengan

kontrak tahunan.

Page 29: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

81

c. Sewa gudang

Ialah gudang yang berada didalam kereta api untuk menyimpan

keperluan barang.

d. Sewa Halaman

Ialah halaman yang ada di stasiun

e. Sewa buffet

Ialah buffet yang disewakan didalam took yang berada di dalam stasiun

kereta api.

f. Sewa kios

Ialah pihak ketiga yang ada di lingkugan stasiun kereta api.

3. Pendapatan lain-lain

Bunga deposito dan Giro ialah PT Persero kereta api menabung kepada

Bank dan bunganya masuk kepada pendapatan PT Persero kereta api. Kemudian

adanya penjualan asets yang merupakan barang-barang milik perusahaan, seperti:

a. Peron adalah orang yang menjemput ke stasiun tetapi orang tersebut harus

membeli karcis peron.

b. Asongan adalah menjual bahan makanan di stasiun

c. G 215 ialah pendapatan dari G 215 sebagai kwitansi resmi kwitansi

penerima pendapatan.

d. Pesan tempat ialah pesan tempat sebelum tujuh hari pemberangkatan

dilakukan.

e. Bandungan ialah berlaku untuk Detop II Semarang, yaitu penyewaan

hotel-hotel yang ada di Semarang.

Page 30: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

82

4.2.1.4 Pembukuan

1. Pembukuan daftar harian penjualan karcis

Adalah mengisi stasiun tujuan, harga, nomor permulaan, tanggal, nomor

dimuka, dijual dan pendapatan.

a. Pembukuan daftar harian penjualan karcis KRD

b. Pembukuan daftar harian penjualan karcis lokal

2. Pembukuan dokumen dasar bentuk 215 adalah mengisi singkatan stasiun,

kode stasiun, dinasan, nomer KA, kode kelompok KA, warna karcis, dan

tanggal karcis yang terjual awal.

3. Pembukuan setoran harian adalah mengisi jumlah keseluruhan pendapaan

penjualan karcis KRD, jumlah pendapatan keseluruhan penjualan karcis

lokal.

4. Pembukuan penerimaan atau B 13 yang merupakan format isisan analisa

semua penerimaan tadi dari jumlah keseluruhan pendapatan penjualan

karcis dan pendapatan penumpang, pendapatan surat begusi dan pendapatan

kartu trayek bulanan (KTB), kartu langganan sekolah (KLS) dai loket-loket

termasuk kedalam rekening no.226 pemasukan B.13 terdiri dari tanggal,

nomoe seperti penerimaan, dan uraian jumlah keseluruhan pendapatan

terdiri dari :

• Pendapatan dari hasil penjualan karcis (penumpang),

• Pendapatan surat bergasi, dan

Page 31: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

83

• Pendapatan kartu trayek bulanan (KTB) dan kartu layanan sekolah

(KLS). Pembukuan penerimaan B 13 ini ditutup setiap 4 hari

sekali.

5. Pembukuan pengeluaran atau B.15

Adalah mengisi analisa semua pengeluaran pembukuan pengeluaran B 15

terdiri dari tanggal, bukti pengeluaran lainnya yang terdiri dari PP atau

nomor nilai, bukti pengeluaran, uraian, nomor bukti dan nilai kode perkiraan

(debet).

Pembukuan pengeluaran B.15 ditutup 4 hari sekali segala macam

pengeluaran, baik pengeluaran ke Bank maupun pengeluaran Premi. Pwmbukuan

tersebut dilakukan untuk mempermudah penghitungan pendpatan yang diperoleh

oleh stasiun kereta api dan sebagai bahan dokumentasi.

4.2.2 Volume Penumpang Kereta api dan Pendapatan Stasiun

Padalarang

Pada bagian ini penulis akan mencoba menguraikan perkembangan

penumpang kereta api di di Stasiun Padalarang pada tahun 1998-2008. Adapun

sebelum penulis menguraikan bagaimana perkembangan penumpang di Stasiun

Padalarang, penulis akan menguraikan terlebih dahulu perkembangan penumpang

kereta api di Kabupaten Bandung dari tahun 1998-2005 supaya penulis bisa

membandingkannya dengan Stasiun-Stasiun lain yang ada di wilayah Kabupaten

Bandung pada saat itu. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan melalui tabel berikut

ini.

Page 32: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

84

Tabel 4.4 Realisasi Kinerja angkutan penumpang perStasiun di Kabupaten Bandung

Stasiun Jumlah penumpang

Tahun

1998

Tahun

1999

Tahun

2001

Tahun

2002

Tahun

2003

Cimahi

Rancaekek

Cicalengka

Nagreg

Padalarang

Rendeh

Cilame

Tagog apu

cipatat

428.451

1.607.633

1.952.223

9.891

912.338

37.598

4.989

114.217

61.071

589.639

1.632.227

2.057.465

8.314

1.351.764

38.089

5.826

93.933

64.738

535.069

1.474.192

1.467.390

5.991

926.783

34.257

4.975

40.281

93.268

---

1.248.104

1.234.841

17.437

798.096

34.388

4.136

33.144

72.351

---

1.016.137

1.025.368

9.827

508.329

34.027

3.946

27.932

47.650 jumlah 5.128.411 5.841.993 4.582.206 3.442.497 2.673.216

Sumber: DAOP 2 Bandung

Stasiun Jumlah penumpang

Tahun

2004

Tahun

2005

Tahun

2007

Tahun

2008

Cimahi

Rancaekek

Cicalengka

Nagreg

Padalarang

Rendeh

Cilame

Tagog apu

cipatat

-

901.964

1.218.465

9.863

560.308

24.816

5.037

22,370

48.357

-

903.403

1.055.229

14.392

609.307

23.410

4.432

21.286

53.741

-

-

-

-

734.284

-

-

-

-

- - - -

912.922 - - - -

Page 33: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

85

jumlah 2.791.180 2.685.200 - -

Sumber: DAOP 2 Bandung Keterangan: (-) ; data tidak ditemukan

Berdasarkan tabel di atas, bisa digambarkan bahwa jumlah penumpang

kereta perStasiun di Kabupaten Bandung tersebut mengalami kenaikan dan

penurunan. Pada tahun 1999 jumlah penumpang kereta api se-Kabupaten

Bandung tersebut mengalami kenaikan, kemudian pada tahun 2000 mengalami

penurunan, kemudian pada tahun 2001 juga masih mengalami penurunan. Pada

tahun 2002 dan tahun selanjutnya Stasiun Cimahi sudah tidak termasuk pada

kabupaten Bandung karena telah menjadi Kotamadya Cimahi sehingga secara

tidak langsung pasti jumlah penumpangnya akan berkurang jika

didokumentasikan oleh BPS Kabupaten Bandung. Hal tersebut juga terlihat dari

tabel diatas bahwa tahun 2002 dan 2003 juga jumlah penumpang kereta api se-

Kabupaten Bandung mengalami penururunan, begitu juga dengan tahun 2004 dan

2005. Akan tetapi walaupun mengalami penurunan dilihat dari jumlah

penumpang, pendapatan yang didapat oleh Stasiun kereta api se-kabupaten

Bandung itu mengalami peningkatan yang cukup signifikan, hal tersebut bisa

dilihat dari tabel dibawah ini.

Tabel 4.6 Realisasi pendapatan perstasiun di kabupaten Bandung dari tahun

1998-2005

Stasiun Jumlah pendapatan

Tahun

1998

Tahun

1999

Tahun

2001

Tahun

2002

Tahun

2003

Cimahi 208.583.300 336.135.300 343.165.000 --- ---

Page 34: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

86

Rancaekek

Cicalengka

Nagreg

Padalarang

Rendeh

Cilame

Tagog apu

cipatat

949.203.100

1.040.548.700

5.380.500

273.131.400

24.082.700

2.756.500

17.038.400

23.942.700

1.188.296.700

1.323.526.100

5.035.600

322.190.900

25.936.000

3.028.700

18.682.300

24.264.900

1.539.323.000

1.488.195.000

3.579.820

457.982.000

39.028.000

4.185.000

24.016.000

59.760.000

1.941.888.000

1.488.145.000

13.717.000

532.252.000

39.118.000

4.373.000

23.577.000

57.363.000

2.044.227.000

1.546.940.000

20.737.000

484.172.000

43.140.000

4.739.000

26.476.000

47.934.000

jumlah 2.544.667.300 3.306.607.600 3.959.233.820 4.100.433.000 4.218.365.000

Sumber: DAOP 2 Bandung Keterangan: (-) ; data tidak ditemukan

Dari tabel di atas bisa digambarkan bahwa dari tahun 1998-2008 jumlah

pendapatan Stasiun kereta api se-Kabupaten Bandung tersebut mengalami

Stasiun Jumlah pendapatan

Tahun

2004

Tahun

2005

Tahun

2006

Tahun

2007

Tahun

2008

Cimahi

Rancaekek

Cicalengka

Nagreg

Padalarang

Rendeh

Cilame

Tagog apu

cipatat

-

9 1.953.297

1.914.775.700

17.277.070

824.504.097

41.095.772

6.461.484

23.211.000

48.758.000

-

1.833.046.000

1.647.253.000

37.431.000

1.247.265.000

40.510.000

7.181.000

20.235.000

54.529.000

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

2.007.077.000

-

-

-

-

-

-

-

-

3.272.237.000

-

-

-

-

jumlah 2.878.036.420

4.887.450.000 3.961.621.000 4.100.433.000 4.218.365.000

Page 35: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

87

peningkatan yang cukup signifikan, terutama pada tahun 2001 yang

meningkatnya itu hampir Rp.720.000.000 rupiah. Hal tersebut bisa dikatakan

bahwa pendapatan yang diperoleh oleh suatu Stasiun kereta api itu tidak hanya

dari penjualan karcis atau tiket saja tetapi ada pendapatan lain yang diperoleh,

seperti yang dijelaskan pada pembahasan sebelumnya bahwa ada pendapatan

yang diperoleh oleh Stasiun kereta api yang disebut dengan pendapatan non-

penumpang. Dari hal tersebut bisa diketahui bahwa dari tahun ke tahun interaksi

masyarakat sekabupaten Bandung tersebut mengalami peningkatan secara terus-

menerus.

Tabel 4.7 Realisasi pendapatan di Stasiun Kereta Api Padalarang

Tahun Jumlah

pendapatan

Jumlah

penumpang

Jarak

(km)

1998

1999

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

273.131.400

322.190.900

457.982.000

532.252.000

484.172.000

824,504,097

1.247.265.000

2.007.077.000

2.007.077.000

3.272.237.000

912.338

1.351.764

926.783

798.096

508.329

560,308

609.307

734.284

734.284

912.922

17.516.556

22.488.031

17.885.000

15.001.000

10.971.000

14.155.906

23.891.000

40.512.757

40.512.757

42.600.000

Sumber: DAOP 2 Bandung dan BPD Stasiun Padalarang

Page 36: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

88

Dari tabel diatas bisa dipaparkan bahwa dari tahun 1998 sampai 2008,

jumlah pendapatan yang dihasilkan oleh Stasiun mengalami peningkatan yang

cukup signifikan, kecuali pada tahun 2003 yang mengalami penurunan sebesar

Rp. 48.080.000 rupiah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Walaupun

demikian, setelah mengalami penurunan tersebut, pendapatan Stasiun Padalarang

pada tahun selanjutnyapun mengalami peningkatan secara terus menerus bahkan

mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Peningkatan pendapatan yang cukup

tinggi itu bisa dilihat dari tahun 2006 ke tahun 2007.

Dilihat dari data diatas, jumlah penumpang dari tahun 1998-2008 bisa

digambarkan bahwa jumlah penumpang kereta api mengalami kenaikan dan

penurunan dari setiap tahunnya. Hal tersebut bisa terjadi karena tidak semua

penumpang tersebut setiap hari melakukan aktivitas dengan menggunakan kereta

api dan penumpang kereta api tersebut bisa diklasifikasikan menjadi beberapa

jenis penumpang, ada yang penumpang tetap dan ada yang penumpang tidak

tetap. Akan tetapi, walupun jumlah penumpang mengalami pasang surut, tetap

saja jumlah penumpang kereta api tersebut cukup seimbang dan stabil jika dilihat

dari tahun 1998-2008.

Berdasarkan data tersebut, jumlah penumpang kereta api di Stasiun

Padalarang mengalami peningkatan dan sedikit penurunan atau bisa dikatakan

cukup stabil secara rata-rata, sedangkan jumlah pendapatan yang didapatkan oleh

Stasiun Padalarang mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun

1998-2008. Ini berarti bahwa manfaat yang dirasakan oleh PT. Kereta Api

(Persero) dan masyarakat Padalarang tidak hanya didapatkan dari sarana

Page 37: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

89

transportasi saja tetapi dari berbagai hal, misalnya adanya kebijakan dari pihak

Stasiun untuk memperbolehkan masyarakat Padalarang untuk berjualan, baik

pedagang kios, pedagang roda, maupun pedagang asongan dengan persyaratan

yang tidak terlalu berat, adanya lahan parkiran disekitar Stasiun yang

menguntungkan bagi pihak Stasiun dan bagi penitip kendaraan dan lain

sebagainya.

4.2.3 Klasifikasi Penumpang dari Stasiun Padalarang

Untuk memudahkan dalam mengetahui berbagai penumpang kereta api di

Stasiun Padalarang, penulis telah mengklasifikasikan penumpang di Stasiun

Kereta Api Padalarang kedalam beberapa kategori, yaitu sebagai berikut:

1. Penumpang kereta api ekonomi jarak jauh, yaitu penumpang dari Kereta

Api Ekonomi Kahuripan, Kereta Api Ekonomi tujuan Jakarta, Kereta Api

Ekonomi tujuan Cianjur dan Kereta Api Ekonomi tujuan Purwakarta,

Kereta Api Ekonomi tujuan Garut sampai Tasikmalaya. Penumpang kereta

api ini terdiri dari berbagai kalangan masyarakat yaitu masyarakat dari luar

Padalarang tersebut yang tinggal di Padalarang ataupun bekerja di

Padalarang dan masyarakat Padalarang yang bekerja di daerah tersebut

atupun bekerja disana., kemudian msyarakat yang ingin berekreasi ke

tempat tersebut dengan menggunakan kereta Api. Selain itu, didalam

kereta Ekonomi jarak jauh ini terdapat penumpang yang merupakan

pedagang asongan yang menjajakan dagangannya untuk para penumpang

kereta tersebut.

Page 38: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

90

2. Penumpang kereta api ekonomi KRD Bandung Raya, yaitu penumpang

yang bepergian dari stasiun kereta api Padalarang dengan tujuan kedaerah

sekitar Bandung Raya dengan trayeknya Padalarang-Cicalengka.

Penumpang KRD ini diklasifikasikan dalam berbagai penumpang, yaitu:

• Pekerja

Para pekerja merupakan penumpang yang berlangganan kereta api

KRD dengan menggunakan Kartu Abudemen (KBD) yang dibeli setiap

satu bulan sekali. Penumpang jenis pekerja ini terdiri dari berbagai

pekerjaan yang dimiliki masayarakat pengguna kereta api tersebut,

diantaranya yaitu PNS, pegawai pabrik, pelayan toko, buruh bangunan dan

beberapa pekerjaan lainnya.

• Anak sekolah dan mahasiswa

Sama halnya dengan para pekerja, anak sekolah dan mahasiswa

juga memiliki kartu langganan Sekolah (KLS) yang dibeli setiap satu

bulan sekali. Anak sekolah biasanya berangkat pada kereta api KRD yang

jam 05.45 dan pulang sampai Padalarang pada kereta api yang jam 14.15,

sedangkan mahasiswa biasanya ditentukan sesuai dengan kebutuhannya.

• Pedagang asongan

Pedagang asongan merupakan penumpang yang memang

berdagang didalam KRD tersebut, barang yang dijajakannya ada yang

berupa makanan dan minuman, ada yang berupa alat-alat rumah tangga,

hiasan, jepit-jepit, buah-buahan, koran, gantungan HP, tempat HP, dan

kebutuhan masyarakat lainnya. Pedagang asongan ini hanya dikenakan

Page 39: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

91

biaya Rp.3.000 rupiah saja untuk berjualan di KRD yaitu beli karcis 2

buah untuk trayek Padalarang-Cicalengka dan Cicalengka-Padalarang.

Dan bahkan kalu pedagang asongan tersebut sering pindah-pindah kereta

mereka sama sekali tidak beli karcis. Oleh karena itulah banyak

masyarakat Padalarang yang berjualan di kereta api ekonomi ini. Selain

menguntungkan bagi para pedagang asongan tersebut juga

menguntungkan bagi para penumpang yang membutuhkan barang-barang

yang didagangkan oleh pedagang asongan tersebut. Tetapi ada juga

penumpang yang tidak merasa nyaman dengan adanya pedagang asongan

tersebut yaitu ketika kereta api penuh dengan penumpang sehingga

menyebabkan berdesak-desakan dan mempermudah adanya tindakan

kriminalitas seperti pencopet.

• Pengamen

Para pengamen di kereta api sebenarnya tidak dikenai biaya

sepeserpun oleh pihak Perusahaan Kereta api, akan tetapi ada juga

beberapa pengamen yang punya kesadaran sendiri untuk membeli karcis

karena telah menumpang di kereta api ekonomi tersebut. Para pengamen

yang ada di kereta tersebut terdiri dari berbagai macam pengamen, yaitu

pengamen yang menggunakan alat musik band (rombongan), ada yang

memakai alat musik calung (rombongan), ada yang memakai kaset, ada

yang menari-nari saja, dan ada yang menggunakan seruling, ada yang

menggunakan kecrekan, ada yang menggunakan gitar saja dan ada yang

hanya menyanyi saja tanpa alat musik.

Page 40: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

92

• Pengemis

Para pengemis yang menumpang di kereta api juga ada dua

macam, yaitu pengemis yang hanya menggunakan kereta api sebagai alat

transportasi untuk mereka mengemis di pusat-pusat kota, pusat

perbelanjaan, pusat pendidikan dan tempat-tempat ramai yang lainnya dan

ada juga pengemis yang memang mengemis di dalam kereta ekonomi

tersebut. Para pengemis tersebut, baik yang hanya penumpang saja

ataupun yang mengemis didalam kereta tersebut tidak pernah membeli

karcis ataupun dikenai biaya apapun oleh pihak perusahaan kereta api.

Adapun yang menjadi persyaratan bagi para pengemis dari pihak

perusahaan kereta api tersebut adalah tidak diperbolehkan untuk

mengganggu para penumpang dan jika terbukti telah melakukan

pelanggaran tersebut maka pengemis itu dilarang untuk menumpang di

kereta api ekonomi tersebut.

• Penumpang biasa

Penumpang biasa merupakan penumpang kereta api yang tidak

setiap hari ataupun tidak rutin menggunakan kereta api sebagai alat

trasnportasi bepergian. Biasanya penumpang ini akan menggunakan kereta

api tersebut untuk berbelanja ke pusat kota Bandung, untuk berkreasi,

untuk bepergian dengan alasan tertentu ke daerah kota Bandung dan

sekitarnya. Para penumpang ini memiliki alasan yang sama menggunakan

alat transportasi ekonomi ini yaitu ongkosnya yang murah dan terjangkau

juga cepat sampai tujuan.

Page 41: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

93

• Pedagang dayung

Pedagang dayung merupakan sebutan bagi para pedagang yang

berjualannya dengan cara ditanggung atau memakai roda dan mereka

berjualan di komplek-komplek perumahan di wilayah kota Bandung dan

sekitarnya. Mereka berjualannya dimulai dari pagi hingga siang saja,

setelah saya amati ternyata cukup banyak masyarakat Padalarang yang

berprofesi sebagai pedagang jenis ini, diantaranya ada yang berjualan

pisang, sayuran, bunga, dan awug (jenis makanan khas sunda).

4.3 Aktivitas di Sekitar Stasiun Padalarang

Sub bab ini merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian yang terakhir

mengenai pengaruh keberadaan Stasiun Padalarang terhadap kondisi sosial-

ekonomi masyarakat Padalarang pada tahun 1998-2008. Kehidupan sosial

ekonomi masyarakat Padalarang tidak dapat dilepaskan dari perkembangan

Stasiun Padalarang. Stasiun Padalarang yang telah berkembang beratus-ratus

tahun ini telah memberikan pengaruh yang beragam terhadap masyarakat

Padalarang dan sekitarnya. Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan di bawah ini

dampak Keberadaan Stasiun Padalarang dari segi ekonomi dan dari segi sosial

masyarakat Padalarang.

4.3.1 Kehidupan Ekonomi

Secara ekonomi, yang dirasakan masyarakat Padalarang karena

keberadaan Stasiun Padalarang itu cukup kompleks, hal tersebut dikarenakan ada

berbagai macam aktivitas yang dilakukan masayarakat Padalarang dengan

Page 42: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

94

keberadaan Stasiun tersebut. Aktivitas masyarakat Padalarang di Stasiun

Padalarang tersebut diantaranya adalah masyarakat pengguna alat transportasi

kereta api KRD dan masyarakat yang mencari nafkah di dalam Stasiun ataupun

didalam kereta api.

Berdasarkan klasifikasi pekerjaan yang dimiliki oleh masyarakat

Padalarang karena keberadaan Stasiun Padalarang tersebut adalah sebagai berikut,

pedagang roda di Stasiun, pedagang asongan di KRD, pedagang kios di Stasiun

Padalarang, petugas kebersihan, dan tukang ojek. Berdasarkan catatan Stasiun

Padalarang, ada 10 orang pedagang roda yang resmi berjualan di dalam Stasiun

Padalarang. Pedagang tersebut dibagi menjadi 2 kelompok yaitu pedagang roda 1

dan pedagang roda 2, pembagian itu dilakukan karena mereka berjualan di Stasiun

tersebut secara begiliran. Penggiliran tersebut dilakukan atas kebijakan Kepala

Stasiun Padalarang sebagai cara untuk menata kerapihan Stasiun Padalarang. Para

pedagang roda itu berbelanja dari grosir pasar Curug Agung yang merupakan

pasar yang berada di belakang Stasiun tersebut. Para pedagang roda resmi tersebut

dikenakan sewa tempat sebesar Rp. 250.000 rupiah/bulan oleh pihak Stasiun.

Barang yang didagangkan oleh pedagang tersebut adalah makanan ringan,

minuman ringan, Koran, cemilan, rokok dan berbagai jenis jajanan anak-anak.

Kemudian, jumlah pedagang kios yang mempunyai izin resmi berjualan didalam

Stasiun yaitu berjumlah 6 orang, dengan klasifikasi 2 kios warung nasi, 1 kios

berjualan makanan burung, dan 3 kios berjualan berbagai jenis kebutuhan

masyarakat. para pedagang kios tersebut dikenai biaya sewa yang lebih besar

dibandingkan dengan pedagang roda karena mereka diberikan tempat khusus

Page 43: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

95

beserta tempat duduknya. Biaya sewanya itu sebesar Rp. 650.000 rupiah perbulan.

selain dari pedagang terbut, Stasiun Padalarang juga mencatat bahwa ada 23 orang

pedagang asongan tetap yang berjualn di dalam KRD ekonomi. Pedagang asongan

tersebut menjajakan berbagai jenis kebutuhan masayarakat, yaitu ada yang berupa

makanan dan minuman, ada yang berupa buah-buahan, alat-alat rumah tangga,

Koran, aksesoris HP, aksesoris perempuan, dan beberapa jenis dagangan lainnya.

Pedagang asongan tersebut tidak dikenai biaya apapun oleh pihak Stasiun dan

mereka hanya membeli karcis saja untuk Pulang-Pergi. Adapun kebijakan dari

pihak Stasiun untuk mereka adalah tidak boleh mengganggu kenyamanan

penumpang dan apabila diketahui mengganggu maka tidak segan-segan pihak

Stasiunpun melarang mereka berjulan di dalam kereta api lagi. Selain dari

pedagang tersebut, ada juga yang orang-orang yang berjualan di belakang Stasiun

Padalarang yaitu pedagang roda yang tidak resmi dan pedagang yang

menghamparkan dagangannya dilantai/ di tanah. Para pedagang tersebut berjualan

pada waktu pagi saja yaitu mulai jam 07.00-10.00. barang yang mereka jajakan

juga berbagai macam yaitu jenis obat-obatan tradisional, pakaian dan kerudung,

elektronik yang sederhana, sepatu, tempat HP, dan alat-alat rumah tangga. Para

pedagang tersebut cuma dikenai biaya kebersihan sebesar Rp. 2000 rupiah per

satu kali dagang oleh petugas kebersihan.

Dari klasifikasi tersebut maka bisa diketahui bahwa pendapatan dan

pemenuhan kebutuhan hidupnya itu berbeda-beda. Pada kurun waktu 1998-2008

penghasilan yang didapatkan oleh masyarakat Padalarang yang dipengaruhi

Stasiun Padalarang tersebut ada yang mengalami peningkatan dan ada juga yang

Page 44: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

96

belum mengalami peningkatan. Untuk mengetahui sejauhmana penghasilan yang

didapat oleh masyarakat Padalarang tersebut bisa di pengaruhi oleh seberapa besar

mereka mampu memenuhi kebutuhan bahan pokok hidup mereka dan kebutuhan

lainnya. Untuk lebih jelasnya akan dijabarkan dibawah ini:

Tabel 4.6

Harga Bahan-bahan Pokok di Kabupaten Bandung

Jenis Barang Harga

1998 1999 2000 2006 2008 Beras (kg) Rp. 1.069,00 Rp. 2.478,79 Rp. 2.232,35 Rp. 4.133 Rp.5.500

Minyak Goreng (kg)

Rp. 2.925,00 Rp. 5.550,92

Rp. 4.831,49 Rp. 6.400 Rp. 8.500

Gula Pasir (kg) Rp. 2.123,00 Rp. 2.682,08 Rp. 3.079,72 Rp.5.900,01 Rp.8.100

Garam (bata) Rp. 238,00 Rp. 1.209,43

Rp. 1.225,00 Rp. 3.125 Rp. 4.123

Ikan Asin (kg) Rp. 2.886,00 Rp. 12.556,5

Rp. 13,483,6 Rp. 15.412 Rp.16.400

Minyak Tanah (liter)

Rp. 400,00 Rp. 400,00

Rp. 471,67 Rp.4.750 Rp.6.515

Sabun Cuci (batang)

Rp. 1.125,00 Rp. 7.245,58

Rp. 7.032,56 Rp. 7.500 Rp. 8.500

Sumber : BPS (Kabupaten Bandung dalam angka tahun 1998,1999, 2000, 2006)

Berdasarkan tabel di atas bisa digambarkan bahwa harga kebutuhan pokok

masyarakat dari tahun 1998 sampai tahun 2008 tersebut mengalami peningkatan,

yang menjadi permasalahan adalah apakah dengan peningkatan harga pokok

tersebut penghasilan masyarakat Padalarang juga meningkat atau tidak. Oleh

karena itu saya akan menjabarkannya dibawah ini sesuai dengan hasil wawancara

terhadap masyarakat yang bersangkutan. Adapun yang akan penulis jabarkan,

tidak akan semua orang yang diwawancarai, akan tetapi yang akan dijabarkan

adalah sesuai dengan klasifikasi masyarakat yang mengais kebutuhan ekonomi

dari keberadaan Stasiun Padalarang tersebut.

Page 45: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

97

Tabel 4.7 Penghasilan beberapa masyarakat yang kebutuhan pokoknya dipengaruhi

oleh Stasiun Padalarang Nama Mata

pencaharian

sebelumnya

Mata pencaharian

Saat ini

Penghasilan

1998 2008

Ibu Tarliah

Suaminya

pegawai pabrik

Pedagang kios

stasiun KA PDL

Rp.1.000.000

sampai Rp.

1.200.000,-/ bln

Rp. 2.000.000 sampai

Rp. 3.000.000/ bln

Bapak Ardi Petugas

kebersihan KA

Pedagang roda di

stasiun KA PDL

Rp. 450.000,-/ bln Kurang lebih

Rp.1000.000,-/bln

Bapak

Wawan

Pedagang

asongan KRD

Pedagang asongan

KRD

Rp.700.000,-/bln Kurang lebih

Rp. 1000.000,-/bln

Bapak Asep - Pedagang sayur

pasar di samping

stasiun

Rp. 900.000,-/bln Kurang lebih

Rp. 3.000.000,-/bln

Bapak

Endang

Pensiunan

pegawai KA

Pedagang

kelontongan

stasiun

Rp. 1.500.000,-/ bln Kurang lebih

Rp. 1.500.000,-/bln

Bapak Ahdat Pegawai industri

tekstil

Pedagang roda di

stasiun

Rp. 1.200.000,-/bln Kurang lebih

Rp.1.500.000,-

Bapak Ade Pegawai PT.

Indofood

Pemilik warung

nasi

Rp. 1.500.000,-/bln-

Rp. 2.000.000,-

Rp. 4.500.000,- sampai

Rp. 6.000.000,-/bln

Bapak Hendi pengamen Pengamen Rp. 1.000.000,-/bln Kurang lebih

Rp.1.500.000,-

Bapak Engkus nganggur Peminta-minta di

kereta

- Kurang lebih

Rp.1000.000,-/blan

Firmansyah - tukang sapu di

KRD

- Kurang lebih

Rp.450.00,-/bln

Page 46: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

98

Heni - Pedagang pulsa di

stasiun

- Kurang lebih

Rp.3000.000,-/bln

Bapak Tama Pegawai Stasiun

Kereta api

Pegawai Stasiun

Kereta api

Rp. 1.000.000,-/bln Rp.1.500.000,-/bln

Neng Winda - Pedagang buah-

buahan di stasiun

- Kurang lebih

Rp.1.700.000,-/bln

Rohmat Pegawai rajut Tukang ojeg di

Stasiun

Rp. 900.000,-/bln Kurang lebih

Rp. 600.000,-/bln

Roni - Petugas

kebersihan

- Rp. 350.000,- sampai

Rp.400.000,- perbulan

Sumber: diolah dari hasil wawancara peneliti

Dari tabel di atas, bisa digambarkan bahwa dengan keberadaan Stasiun

Padalarang telah mendorong masyarakat Padalarang untuk mendapatkan

penghasilan dan memiliki mata pencaharian yang baru sesuai dengan modal,

keinginan dan potensi yang dimilikinya, yaitu yang awalnya seorang pegawai

pabrik kemudian menjadi pedagang di Stasiun, ada beberapa pedagang yang

memang merupakan pensiunan pegawai kereta api yang kemudian mencari

pendapatan lain dengan cara berdagang di Stasiun, ada yang memang merupakan

pegawai Stasiun Kereta Api, ada juga yang memang diharuskan oleh

orangtuanya melanjutkan usaha di Stasiun tersebut, ada juga yang berwirausaha

di Stasiun tersebut dikarenakan mempunyai modal yang besar, ada juga yang

mereka sebelumnya menganggur dan akhirnya dengan tidak malu merekapun

memutuskan untuk menjadi pengamen dan pengemis di Stasiun tersebut, ada

juga yang pada awalnya pekerja pabrik akan tetapi karena di PHK maka

Page 47: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

99

merekapun menjadi tukang ojek di sekitar Stasiun Padalarang dan pasar Curug

Agung sebagai cara untuk mendapatkan penghasilan.

Sebagai contoh, ada beberapa orang yang pada awalnya merupakan

seorang pegawai pabrik kemudian menjadi pedagang di Stasiun, misalnya Bapak

Ahdat yang asalnya pegawai industri tekstil yang kemudian akhir tahun 1998

telah di PHK oleh perusahaannya. Kemudian menggunakan uang pesangonnya

untuk biaya modal usaha dagang di Stasiun Padalarang dengan menggunakan

roda, akhirnya sampai saat ini pak Ahdat masih tetap berdagang di Stasiun

Padalarang. Selain bapak Ahdat, bapak Rohmat juga merupakan orang yang

diberhentikan dari pekerjaannya dikarenakan pabrik tekstil tempat kerjanya itu

harus mengurangi pekerja secara besar-besaran dikarenakan pengaruh krisis

moneter. Berbeda dengan bapak Ahdat, bapak Rohmat tidak mendapat uang

pesangon yang besar sehingga diapun mencoba mencari pekerjaan lain dan

akhirnya menjadi tukang ojeg di Stasiun Padalarang. Walaupun penghasilannya

tidak sebanding dengan dia bekerja di pabrik rajut, tetapi dia masih bisa

menghidupi keluarganya dengan menjadi tukang ojek di Stasiun Padalarang

hingga saat ini. Setelah mereka menjalani usahanya masing-masing, merekapun

merasa bahwa ternyata penghasilan yang mereka dapat cukup lumayan dan bisa

mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.

Selain itu, ada beberapa pedagang yang memang merupakan pensiunan

pegawai kereta api yang kemudian mencari pendapatan lain dengan cara

berdagang di Stasiun, seperti: suami ibu Tarliah dan bapak Endang. Jika dilihat

dari segi pendapatannya, pekerjaan sebagai pegawai Stasiun Kereta Api lebih

Page 48: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

100

kecil dibandingkan dengan berdagang di stasiun, oleh karena itulah mereka tetap

mempertahankan untuk berdagang disana. Kemudian, bapak Tama selaku

pegawai Stasiun merasa sangat dipengaruhi sekali oleh keberadaan Stasiun

padalarang karena sudah hampir 15 tahun beliau mengais rezeki disana.

Selain itu, ada juga yang memang dari awalnya masih belum bekerja tapi

karena diharuskan oleh orangtuanya melanjutkan usaha di Stasiun tersebut maka

diapun tetap usaha disana, misalnya: Bapak Asep, Neng winda dan Heni yang

pada mulanya belum pernah bekerja dan karena ada tuntutan serta ada modal

maka merek berjualan di sekitar dstasiun. Dari segi penghasilannya bisa dilihat

dari tabel diatas bahwa penghasil usaha yang dilakukan disekiar Stasiun tersebut

cukup menguntungkan, bahkan sekali-kali pendapatannya tersebut bisa melebihi

gaji dari seorang PNS.

Kemudian, ada juga yang berwirausaha di Stasiun tersebut dikarenakan

mempunyai modal yang besar dan melanjutkan usaha kedua orangtuanya yang

sudah tua serta keinginan dirinya untuk tidak bergantung pada orang lain,

misalnya bapak Ade yang pada awalnya merupakan pekerja Indofood yang

notabene gajinya cukup besar, rela keluar dari pekerjaannya untuk meneruskan

usaha warung nasi orang tuanya di Stasiun Padalarang, yang semakin lama

semakin ramai dan berkembang. Setelah beliau mengembangkan warung nasi

tersebut, ternyata penghasilan yang didapatnya tersebut dua kali lipat dari gaji

pekerjaan sebelumnya.

Selain itu, ada juga beberapa orang yang merasa bahwa kehidupannya

tersebut bergantung pada keberadaan Stasiun Padalarang, misalnya Roni yang

Page 49: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

101

merupakan petugas kebersihan Stasiun Padalarang. Kemudian, pak Hendi dan

pak Engkus yang memiliki pekerjaan sebagai pengamen dan pengemis. Mereka

melakukan pekerjaan tersebut dikarenakan mereka sebelumnya menganggur dan

akhirnya dengan tidak malu merekapun memutuskan untuk menjadi pengamen

dan pengemis itu sebagai cara untuk mendapatkan penghasilan. Sampai saat ini

mereka tetap menjalankan pekerjaan tersebut dikarenakan penghasilan yang

didapat itu cukup untuk memenuhi hidupnya dengan keluarga.

Selain dengan mendorong masyarakat untuk mendapatkan mata

pencaharian, keberadaan Stasiun Padalarang juga telah mendorong masyarakat

untuk mendapatkan penghasilan dan pendapatan bagi masyarakat yang

menggantungkan hidupnya disekitar Stasiun tersebut. Berdasarkan tabel di atas,

harga bahan pokok masyarakat Padalarang hampir setiap tahun mengalami

kenaikkan, oleh karena itu walaupun penghasilan dan pendapatan masyarakat

Padalarang dengan bekerja ataupun berusaha di Stasiun Padalarang itu rata-rata

lebih besar dibandingkan dengan pekerjaan sebelumnya, akan tetapi kemampuan

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya itu belum tentu mengalami peningkatan

yang signifikan.

Untuk lebih jelasnya mengenai dampak ekonomi yang dirasakan

masyarakat Padalarang akibat keberadaan Stasiun tersebut, maka penulis akan

menguraikannya sesuai dengan berbagai aktivitas dari masyarakat Padalarang

tersebut, yaitu:

Page 50: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

102

a. Masyarakat yang mencari nafkah di sekitar Stasiun dan didalam kereta api

1. Pedagang Roda

Pedagang roda yang berada di Stasiun Padalarang merupakan salah satu

masyarakat yang ekonominya dipengaruhi keberadaan Stasiun tersebut. Ada 10

orang pedagang roda yang berdagang di Stasiun Padalarang yang mempunyai izin

resmi dan ditempatkan didalam Stasiun. Pedagang roda tersebut dibagi menjadi

dua kelompok dan berjualannyapun secara bergiliran. Para pedagang roda resmi

ini dikenai sewa tmpat sebesar Rp. 250.000 rupiah/bulan oleh pihak Stasiun

Padalarang. Barang yang dijual oleh pedagang roda resmi yaitu berupa makanan

ringan, rokok, minuman ringan, daan jenis jajanan anak-anak. Selain itu, ada juga

yang merupakan pedagang roda yang tidak resmi, biasanya mereka berjualan di

luar Stasiun. Para pedagang roda yang tidak resmi tersebut bejualan bakso, Es

Cendol, Mie ayam, dan berjualan goreng-gorengan. Untuk mengetahui seberapa

besar penghasilan yang didapat oleh pedagang roda tersebut, maka penulis akan

mencontohkan dengan salah satu pedagang roda yang di wawancara oleh peneliti

yaitu Ibu Tarliah. Ibu Tarliah merupakan salah satu pedagang roda resmi yang ada

di Stasiun Padalarang, beliau berjualan disana sejak tahun 2004, ini berarti ibu

Tarliah baru sekitar 5 tahun menjadi pedagang di Stasiun tersebut. Ibu Tarliah

berdagang di Stasiun tersebut dikarenakan suaminya diberhentikan dari

pekerjaannya. Suaminya tersebut telah bekerja di pabrik Korek Api sekitar kurang

lebih 17 tahun sehingga suaminya mendapatkan uang pesangon sebesar

Rp.16.000.000 rupiah dari pabrik tempatnya bekerja tersebut. Kemudian,

merekapun mencari jalan keluar untuk mendapatkan penghasilan yang bisa

Page 51: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

103

digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari keluarga mereka dan kebetulan pada

saat itu ada yang ingin mengoperkontrakan kios di Stasiun Padalarang. Akhirnya

merekapun memutuskan untuk mengontrak kios tersebut untuk dijadikan kios

jajanan di Stasiun tersebut.

Pada tahun 1998 penghasilan yang didapat oleh suaminya untuk

memenuhi kebutuhan keluarganya sekitar Rp.1000.000,- sampai Rp.1.500.000,-,

sedangkan pada tahun 2008 pendapatan yang diperoleh dari hasil berdagang

tersebut sekitar Rp.2.000.000,- sampai Rp.3.000.000,-. Jika dilihat dari segi

pendapatan yang diperoleh, pendapatan pada tahun 2008 lebih besar dibandingkan

dengan pendapatan yang diperoleh pada tahun 1998. Untuk mengetahui

bagaimana pemenuhan kebutuhan dari tahun 1998 dan 2008, maka penulis akan

menguraikannya dibawah ini:

� Pada tahun 1998

• Pendapatan rata-rata : Rp.1.000.000,- perbulan

• Pengeluaran perbulan

- Membeli beras 5 orang = 30Kg x @ Rp. 1.069,- Rp. 32.070,-

- Membeli lauk pauk Rp. 60.000,-

- Lain-lain Rp. 200.000,- +

- Jumlah Rp. 292.070,-

• Sisa Rp. 707.930,-

� Pada tahun 2008

• Pendapatan rata-rata : Rp.2.000.000,- perbulan

• Pengeluaran perbulan

- Membeli beras 5 orang = 30Kg x @ Rp. 5.500,- Rp. 165.000,-

Page 52: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

104

- Membeli lauk pauk Rp. 200.000,-

- sewa kios Rp. 250.000,-

- Lain-lain Rp. 400.000,- +

- Jumlah Rp. 1.015.000,-

• Sisa Rp. 985.000,-

Jika dilihat dari data diatas bisa diketahui bahwa perbandingan

penghasilan dan pengeluaran ibu Tarliah sekeluarga untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya masih memiliki sisa yang bisa digunakan untuk kebutuhan lain.

Menurut beliau, perekonomian keluarga mereka dari tahun 1998-2008 cukup

stabil atu bisa dikatakan tidak mengalami peningkatan ataupun penurunan yang

cukup signifikan. Akan tetapi walaupun begitu beliau merasa sangat diuntungkan

dengan adanya stasiun kereta api tersebut dikarenakan jika beliau tidak berjualan

disana mungkin perekonomian mereka belum tentu bisa stabil sampai saat ini.

2. Tukang Ojek

Tukang ojek yang mangkal disekitar Stasiun Padalarang cukup bergantung

pada keberadaannya Stasiun tersebut, misalnya Bapak Rohmat yang merupakan

salah satu tukang ojek yang mangkal di sekitar Stasiun Kereta Api Padalarang.

Pada tahun 1998 ia masih bekerja di pabrik rajut, kemudian karena pabrik rajut

tersebut berhenti maka iapun menjadi tukang ojeg dari tahun 2005. Adapun

perbandingan penghasilan dan pengeluaran yang diperolehnya pada tahun 1998

dan tahun 2008 adalah sebagai berikut:

� Pada tahun 1998

• Pendapatan rata-rata : Rp.650.000,- perbulan

Page 53: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

105

• Pengeluaran perbulan

- Membeli beras 2 orang = 12Kg x @ Rp. 1.069,- Rp. 12.828,-

- Membeli lauk pauk Rp. 30.000,-

- Lain-lain Rp. 90.000,- +

- Jumlah Rp. 132.828,-

• Sisa Rp. 517.172,-

� Pada tahun 2008

• Pendapatan rata-rata : Rp.600.000,- perbulan

• Pengeluaran perbulan

- Membeli beras 2 orang = 12Kg x @ Rp. 5.500,- Rp. 66.000,-

- Membeli lauk pauk Rp. 90.000,-

- kredit motor Rp. 375.000,-

- Lain-lain Rp. 150.000,- +

- Jumlah Rp. 546.000,-

• Sisa Rp. 54.000,-

Berbeda dengan ibu Tarliah, bapak Rohmat ini mengalami penurunan jika

dilihat dari pendapatannya anatar tahun 1998 dan 2008. Menurut hasil wawancara

kepada beliau, penghasilan yang beliau dapatkan dari tahun 1998-2008 itu tidak

tetap dan selalu berubah-rubah apalagi semenjak jadi tukang ojek, adakalanya

naik pendapatnnya jika ramai penumpang dan juga sebaliknya. Akan tetapi

walaupun demikian, keberadaan stasiun Padalarang juga telah berperan untuknya

Page 54: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

106

karena bisa memberikan mata pencaharian yang baru setelah ia diberhentikan dari

pekerjaannya.

3. Pedagang kios

Ada beberapa pedagang kios yang ada di Stasiun Padalarang, yang

diataranya adalah bapak Ade. Pedagang kios ini merupakan pedagang yang

mempunyai izin resmi dari pihak Stasiun Padalarang dan dikenai sewa tempat

yang cukup besar dibandingkan dengan pedagang roda resmi, yaitu sebesar

Rp.650.000 rupiah/bulan. Sewa tempat bagi pedagang kios itu lebih besar

dikarenakan fasilitas tempat yang digunakan di Stasiun tersebut juga meliputi

rungan khusus untuk berjualan beserta tempat duduknya sedangkan pedagang

roda tidak di fasilitasi dengan adanya ruangan khusus. Untuk mengetahui

seberapa besar penghasilan pedagang kios tersebut, maka penulis akan

mencontohkan dengan salah satu pedagang kios, misalnya bapak Ade. Bapak Ade

adalah seorang wiraswasta yang mempunyai warung nasi di Stasiun Padalarang.

Bapak ade pernah bekerja selama 1 tahun di Indofood yang berpenghasilan sekitar

Rp.2.000.00,-. Akan tetapi karena minat dalam dirinya ingin berwiraswasta maka

beliau mengundurkan diri dari pekerjaannya dan meneruskan usaha warung nasi

orangtuanya yang sudah tua. Penghasilan yang didapat dari usaha ini sekitar Rp.

4.500.000,- sampai Rp.6.000.000,-. Adapun perbandingan penghasilan dan

pengeluaran yang diperolehnya pada tahun 1998 dan tahun 2008 adalah sebagai

berikut:

� Pada tahun 1998

• Pendapatan rata-rata : Rp.2.000.000,- perbulan

Page 55: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

107

• Pengeluaran perbulan

- Membeli beras 3 orang = 18Kg x @ Rp. 1.069,- Rp. 19.242,-

- Membeli lauk pauk Rp. 30.000,-

- Lain-lain Rp. 150.000,-+

- Jumlah Rp. 199.242,-

• Sisa Rp. 1.800.758

� Pada tahun 2008

• Pendapatan rata-rata : Rp. 5.250.000,- perbulan

• Pengeluaran perbulan

- Membeli beras 6 orang = 36Kg x @ Rp. 5.500,- Rp. 198.000,-

- Membeli lauk pauk Rp. 350.000,-

- kredit mobil Rp. 1.985.500

- sewa kios Rp. 650.000,-

- Lain-lain Rp.400.000,-+

- Jumlah Rp. 3.583.500,-

• Sisa Rp. 1.666.500,-

Berdasarkan data diatas bisa diketahui bahwa kehidupan ekonomi bapak

Ade dari tahun 1998 sampai 2008 itu sangat mencukupi kebutuhan keluarganya.

Jika dilihat dari perkembangannya, usaha yang digeluti oleh bapak Ade saat ini

cukup menguntungkan sekali bagi keluarganya dibandingkan dengan pekerjaan

sebelumnya. Selain dari usaha sendiri juga semakin lama usahanya tersebut

semakin berkembang, apalagi stasiun Padalarang semakin berkembang. Jadi bisa

diambil kesimpulan bahwa keberadaan Stasiun Padalarang yang semakin

berkembang pesat maka akan mendorong berkembangnya pula usaha warung

Page 56: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

108

nasinya tersebut. Hal tersebut bisa terjadi karena warung nasi sangat dibutuhkan

oleh banyak orang yang beraktivitas di Stasiun Padalarang dan walaupun harga-

harga bahan pokok naik dari tahun ke tahunnya, tetap saja pelanggan warung

nasinya tersebut tidak rugi karena harga makanan yang dijualpun akan mengikuti

harga bahan-bahan pokoknya.

4. Pegawai Stasiun Padalarang

Pegawai Stasiun Padalarang ini mayoritas merupakan masyarakat

Padalarang sendiri. Jumlah pekerja Stasiun tersebut sebanyak 22 orang pegawai

yang mempunyai berbagai tugas masing-masing dan 1 orang Kepala Stasiun.

Seperti halnya Pak Tama yang merupakan salah satu pegawai Stasiun Padalarang.

Beliau sudah bekerja selama 16 tahun sebagai penjaga Karcis dan penghitung

pendapatan harian dari karcis yang terjual. Gaji yang didapatkan oleh beliau

dengan bekerja di Stasiun tersebut sudah memenuhi kebutuhan hidupnya dengan

keluarga samapai saat ini. Oleh karena itu, menurutnya keberadaan Stasiun

Padalarang ini telah memberikan pekerjaan yang tetap buatnya, telah memberikan

pengalaman, dan telah membantu perekonomian keluarganya.

5. Pedagang asongan

Didalam kereta api KRD, cukup banyak pedagang asongan yang

merupakan masyarakat Padalarang, menurut catatan Stasiun Padalarang

jumlahnya yaitu 23 orang. Pedagang asongan tersebut berjualan di kereta api

KRD dari pagi sampai sore bahkan sampai malam, yaitu dari pemberangkatan

pertama kereta api pada jam 05.45 dari Padalarang-Cicalengka dan pulang pada

Page 57: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

109

kereta api KRD yang sampai Padalarang jam 19.30. Penghasilan yang didapat

oleh para pedagang asongan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup

mereka sehingga mereka tetap berjualan disana. Misalnya pak Wawan, beliau

adalah salah satu pedagang asongan yang saya wawancarai. Pak wawan sudah

menjadi pedagang asongan selama 19 tahun, dari bujangan sampai mepunyai anak

4 saat ini. Dari tahun 1998-2008, penghasilan pak Wawan dari berjualan tersebut

cukup stabil dan tidak mengalami kesulitan yang begitu besar. Penghasilan yang

didapat pak Wawan pada tahun 1998 diperkirakan sekitar Rp.700.00,-/bln dan

pada tahun 2008 diperkirakan sekitar Rp.1000.000,-/bln. Sebenarnya, penghasilan

yang didapat oleh pak Wawan tersebut tidak selalu tetap, akan hitungan tersebut

merupakan perkiraan yang bisa diambil jika dibandingkan antara harga barang

pada tahun 1998 dengan harga barang pada tahun 2008. Dengan dia berprofesi

sebagai pedagang asongan tersebut, beliau berhasil meyekolahkan anak-anaknya

sampai jenjang SMP dan sampai jenjang SMA. Pak wawan menjadi pedagang

asongan sampai saat ini karena menurutnya ia tidak punya keahlian lain selain

pekerjaan tersebut, oleh karena itu keberadaan Stasiun Padalarang menurutnya

sangat penting sekali bagi kehidupannya.

6. Pengamen

Didalam kereta api KRD diperkirakan ada pengamen tetap sebanyak 22

orang, baik yang rombongan maupun yang sendiri. Para pengamen ini biasanya

mulai mengamen pada kereta api yang berangkat dari Padalarang jam 07.15 dan

pulang dengan menggunakan kereta api yang jam17.15 sampai Padalarang.

Page 58: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

110

Pengamen ini terdiri dari kalangan anak remaja dan orang dewasa. Ada beberapa

alasan pengamen tersebut mengamen didalam kereta api, diantaranya yaitu karena

mereka tidak punya pekerjaan dan tidak punya keahlian dibidang lain, karena

ikut-ikutan dengan teman, karena penghasilannya lumayan untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya, dan karena keterbatasan fisik yang dimilikinya. Misalnya

kang Hendi, ia adalah salah atu pengamen tetap di kereta KRD dan ia menjadi

pengamen sejak bujangan hingga mempunyai anak 1 orang saat ini. Ia mengamen

dengan memanfaatkan suaranya yang dibantu dengan musik dari kaset.

Menurutnya, alasan ia menjadi pengamen adalah karena ia tidak bisa melihat

sehingga dia tidak bisa bekerja dibidang lainnya. Penghasilan yang didapat oleh

kang Hendi itu tidak selalu tetap, tapi jika dirata-ratakan yaitu sekitar Rp. 40.000,-

sampai Rp.50.000,- perhari. Oleh karena itu, menurutnya keberadan Stasiun

Padalarang itu sangat penting bagi dirinya dan keluarganya karena mereka

mendapat penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dari sana.

7. Pengemis

Selain pengamen, didalam kereta api juga banyak pengemis yang

merupakan masyarakat Padalarang. Para pengemis ini biasanyanya memiliki

keterbatasan fisik yang dimilikinya atau memiliki kelainan di tubuhnya, misalnya

orang yang tidak bisa melihat, orang yang tidak bisa berjalan, dan orang yang

cacat dibagian tubuh lainnya. Akan tetapi, selain dari itu ada juga pengemis yang

masih terlihat sempurna secara fisik dan ia hanya memperlihatkan dirinya dengan

memakai pakaian yang tidak layak saja. Para pengemis ini terdiri dari kalangan

anak-anak dan orang dewasa. Misalnya, firmansyah adalah seorang pengemis

Page 59: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

111

yang masih anak-anak yang usinya 9 tahun. Ia mengemis dikarenakan ia disuruh

oleh orangtuanya, dengan alasan untuk menambah penghasilan orangtuanya yang

sangat kurang. Penghasilan yang diperolehnya setiap hari adalah sekitar

Rp.15.000,- sampai Rp.30.000,- perhari. Menurut ungkapannya, dia tidak mau

menjadi pengemis karena ia mau sekolah, akan tetapi orangtuanya marah jika ia

tidak mengemis dan tidak membawa uang saat pulang. Dilihat dari segi

penghasilannya, keberadaan Stasiun Padalarang tersebut cukup membantu bagi

kehidupannya, akan tetapi dilihat dari segi sosialnya cukup memprihatinkan.

b. Masyarakat pengguna alat transportasi kereta api KRD

1. Anak Sekolah atau Mahasiswa

Anak sekolah dan mahasiswa merupakan masyarakat yang cukup

diuntungkan dengan adanya Stasiun Padalarang, terutama mereka yang

bersekolah atau yang kuliah disekitar kota Bandung. anak sekolah dan mahasiswa

pengguna setia kereta api ini biasanya mempunyai KLS, yaitu Kartu Langganan

Sekolah. KLS ini lebih menguntungkan buat para anak Sekolah dan Mahasiswa

karena jika diperhitungkan dalam sebulan, KLS ini lebih murah dibandingkan

dengan beli karcis setiap hari, yaitu seharga Rp.26.000,- yang bisa dipakai untuk

pulang pergi sedangkan karcis berharga Rp.1.000 sampai Rp.1.500,- (trayeknya

Padalarang-Kiaracondong seharga Rp.1.000,- dan Padalarang-Cicalengka seharga

Rp.1.500,-), yang kalau diperhitungkan untuk pulang pergi dengan naik kereta api

tersebut sekitar Rp. 60.000,-. Dengan alasan tersebut, cukup banyak anak sekolah

dan mahasiswa yang bersekolah dan kuliah di kota Bandung dan sekitarnya

Page 60: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

112

menggunakan jasa kereta api sebagai alat transportasi utama. Menurut hasil

wawancara peneliti terhadap beberapa anak sekolah dan mahasiswa, mereka

menjadi penumpang setia kereta api dikarenakan ongkosnya cukup murah, cepat

sampai tujuan dan bisa berkenalan dengan pengguna kereta api lainnya. Adapun

sisi negatifnya yaitu ketika kereta api penuh dan ketika ada ada tindakan

kriminalitas seperti pencopet. Akan tetapi jika dibandingkan, dengan

menggunakan kereta api sebagai alat transportasi tersebut sisi negatifnya lebih

sedikit jika dibandingkan dengan sisi positifnya.

2. Pekerja

Sama halnya dengan para pekerja, kebanyakan para pekerja yang menjadi

penumpang setia kereta api KRD ini mempunyai KBD, ayaitu Kartu abudemen

pengganti karcis yang dibeli setiap bulan. KBD ini lebih menguntungkan buat

para pekerja karena jika diperhitungkan dalam sebulan, KBD ini lebih murah

dibandingkan dengan beli karcis setiap hari, yaitu seharga Rp.31.000,- yang bisa

dipakai untuk pulang pergi sedangkan karcis berharga Rp.1000,- sampai 1.500,-

(trayeknya Padalarang-Kiaracondong seharga Rp.1000,- dan Padalarang-

Cicalengka seharga Rp.1.500,-), yang kalau diperhitungkan untuk Pulang Pergi

dengan naik kereta api tersebut sekitar Rp. 60.000,- sampai Rp.90.000,-perbulan.

Dengan alasan tersebut, cukup banyak masyarakat Padalarang yang bekerja di

sekitar Bandung Raya yang bisa dijangkau lewat stasiun itu menggunakan jasa

kereta api sebagai alat transportasi utama. Ada beberapa jenis pekerja ang menjadi

penumpang setia KRD Ekonomi, diantaranya sebagai berikut,

Page 61: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

113

- PNS

Ada beberapa alasan PNS untuk menjadi penumpang kereta KRD

Ekonomi, yaitu angkosnya cukup murah dan cepat sampai tujuan. Seperti hasil

wawancara peneliti dengan bapak Dede yang merupakan pegawai Dinas

Peternakan kota Bandung, beliau menggunakan kereta api dikarenakan kereta api

itu cukup aman dan cepat sampai tujuan. Beliau berangkat dengan menggunakan

kereta api yang jam 05.45 dan sampai kantor itu sekitar jam 07.30 dan pulang

dengan menggunakan kereta api jam 12.50 atau jam 14.15. Menurut beliau,

dengan menggunakan kereta api itu cukuk efektif dan efisien.

- Buruh pabrik

Buruh pabrik yang menjadi penumpang kereta api juga cukup banyak,

mereka berangkat bekerja dengan naik kereta jam 05.45 dan pulang dengan

menggunakan kereta api jam 16.20. Buruh pabrik ini kebanyakan berhenti

didaerah Cimindi dan daerah Kiaracondong. Alasan mereka menggunakan kereta

api karena ongkosnya murah dan dijangkau dengan menggunakan kereta api.

Seperti hasil wawancara peneliti dengan bapak Wagio, beliau merupakan salah

satu pekerja pabrik tekstil didaerah Cibaligo Cimindi. Menurut beliau, dengan

adanya kereta api KRD tersebut membantu sekali untuknya karena bisa

mengurangi biaya transportasisebayak 2 kali lipat jika dibandingkan dengan naik

kendaraan angkutan kota.

- Pelayan toko

Banyak masyarakat Padalarang yang bekerja menjadi pelayan toko

disekitar kota Bandung, misalnya teh Leni. Teh Leni adalah salah satu pelayan

Page 62: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

114

toko di Pasar Baru kota Bandung,tepatnya di toko pakaian anak-anak. Yang

menjadi alasan ia untuk naik kereta api adalah karena ongkosnya yang murah dan

karena letak Stasiun Bandung itu berdekatan dengan tempat ia bekerja. Oleh

karena itu, biaya ongkos yang dikeluarkan itu sangat kecil sekali yaitu sekitar

Rp.2.000 perhari, pulang pergi Padalarang – Bandung. Sedangkan kalau naik

angkot itu sekitar Rp. 12.000,- perhari Pulang pergi Padalarang-Bandung.

Menurutnya, dengan adanya Stasiun Padalarang itu sangat menguntungkan

sekali bagi masayarakat Padalarang karena memudahkan akses ke pusat kota

Bandung.

4.3.2 Kehidupan Sosial

Kehidupan sosial masyarakat Padalarang tidak dapat dilepaskan dari

keberadaannya Stasiun Padalarang, terutama bagi masyarakat yang tinggal di

sekitar Stasiun Padalarang. Perubahan dalam mata pencaharian dari pekerjaan

pabrik ke wirausaha sendiri, dari pengangguran menjadi pengamen, dari pekerja

pabrik menjadi tukang ojek dan mata pencaharian yang lainnya yang berpengaruh

terhadap penghasilan yang diperoleh. Hal tersebut mempengaruhi beberapa

masyarakat Padalarang mengenai pentingnya pendidikan, dikarenakan bahwa

mata pencaharian masyarakat yang semakin sempit dikarenakan perkembangan

dan pertambahan jumlah penduduk di kecamatan Padalarang. Seiring dengan

berkembangnya kecamatan Padalarang menjadi pusat kota di KBB maka

pemikiran masyarakat mengenai pendidikanpun semakin tinggi.

Alat transportasi kereta api di Padalarang telah mempengaruhi adanya

peningkatan Mobilitas sosial penduduknya, hal tersebut bisa dilihat dari tingkat

Page 63: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

115

pertambahan penumpang kereta api di Stasiun Padalarang dari tahun ke tahun

untuk bepergian keluar kota taupun ke luar daerah Jawa Barat, dilihat dari adanya

perubahan dalam segi mata pencaharian serta dilihat dari adanya status sosialnya

masyarakat yang berganti. Mobilitas sosial sebagaimana yang diungkapkan di atas

dapat diartikan sebagai gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang

mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Mobilitas sosial terbagi menjadi dua

tipe macam yaitu gerak sosial horizontal dan vertikal. Gerak sosial horizontal

merupakan peralihan individu atau objek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial

ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Sedangkan gerak sosial vertikal

dimaksudkan sebagai perpindahan individu atau objek sosial lainnya dari suatu

kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat ( Soekanto,

2005 : 249-250). Selain itu, peningkatan Mobilitas sosial masyarakat tersebut

terjadi karena adanya aktivitas masyarakat Padalarang sebagai penumpang kereta

api yang sering bepergian ke luar daerah Padalarang sehingga mengakibatkan

adanya hubungan antara masyarakat Padalarang dengan masyarakat luar

Padalarang begitu juga sebaliknya. Semakin berkembangnya Stasiun Padalarang

dan semakin banyaknya kereta api (baik kereta api lokal maupun kereta ekonomi

jarak jauh seperti KA Kahuripan dan kereta api tujuan Jakarta) yang berhenti

ataupun singgah di Stasiun Padalarang maka berpengaruh terhadap kehidupan

sosial masyarakatnya, baik yang positif maupun yang negatif. Secara teori, hal

tersebut bisa dikaitkan dengan adanya Mobilitas sosial masyarakat, yang menurut

Horton and Chester I Hunt (1992:36) menyatakan bahwa Mobilitas sosial (social

Page 64: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

116

mobilitiy) dapat diartikan sebagai suatu gerak perpindahan dari suatu kelas sosial

ke kelas sosial lainnya.

Pada masyarakat Padalarang tersebut telah terjadi mobilitas vertikal

maupun horizontal, karena perubahan yang terjadi pada masyarakatnya tersebut

cukup kompleks. Dalam hal mata pencaharian, keberadaan Stasiun Padalarang

tersebut mengakibatkan adanya perubahan sosial pada beberapa masyarakatnya

dalam mobilitas vertikal maupun horizontal, yaitu:

a. ada beberapa masyarakat yang mengalami perubahan dalam pekerjaannya

dan langsung merubah status dari yang lebih rendah ke yang lebih tinggi,

misalnya asalnya buruh pabrik menjadi pemilik usaha rumah tangga di

kampungnya atau yang tadinya pegawai pabrik berubah menjadi pedagang

kios (Mobilitas Vertikal). Status mereka yang mengalami perubahan ini,

biaanya lebih dihargai oleh masyarakat dibandingkan dengan status

sebelumnya.

b. ada beberapa masyarakat yang pekerjaannya berubah, akan tetapi masih tetap

pada status yang sama, misalnya yang tadinya buruh pabrik menjadi tukang

ojek (Mobilitas Horizontal). Status mereka yang mengalami perubahan ini

tidak terlalu memberikan penghargaan yang lebih baik dari masyarakat

sekitar, baik dari pekerjaan sebelumnya maupun pekerjaan barunya.

c. ada beberapa masyarakat yang pada awalnya tidak memiliki pekerjaan dan

akhirnya mendapatkan profesi, akan tetapi perubahan tersebut mengakibatkan

adanya perubahan pada status sosial yang lebih rendah dibandingkan

sebelumnya, misalnya pengangguran menjadi pengemis ataupun

Page 65: Pembahasan yang pertama akan menguraikan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054130_bab_4.pdfKabupaten Bandung Barat adalah kecamatan Padalarang. Untuk lebih jelasnya berikut

117

pengangguran menjadi pengamen di Stasiun Padalarang atau di dalam kereta

api. Status mereka yang mengalama perubahan ini cenderung tidak dihargai

oleh masyarakat dan bahkan tidak dianggap keberadaannya oleh masyarakat

sekitar sebagai orang yang layak.

Selain itu, keberadaan Stasiun Padalarang yang semakin berkembang juga

telah memudahkan adanya interaksi yang meningkat antara masyarakat

Padalarang dengan masyarakat luar. Hal tersebut berpengaruh pada perilaku dan

moralitas masyarakat Padalarang baik yang positif maupun yang negatif. Dari segi

positifnya, masyarakat Padalarang menjadi mudah beradaptasi dengan adanya

orang baru dan menambah kekerabatan dengan berbagai karakter orang dari

berbagai daerah dan segi negatifnya adalah adanya beberapa tindakan

kriminalitas, seperti pencopetan dan didalam kereta api atupun Stasiun yang

dilakukan oleh masyarakat Padalarang atau masyarakat luar Padalarang.