pembelajaran animasi

6
’’PENGGUNAAN MACROMEDIA FLASH 8 PADA SUB MATERI POKOK ELASTISITAS (MODULUS YOUNG KAWAT) DALAM PEMBUATAN VIRTUAL LAB FISIKA UNTUK KELAS XI SMA” Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Animasi Pembelajaran Fisika dengan Dosen Pengampu Dewanto Harjunowibowo, M. Sc Disusun Oleh: Mega Putri Triyani (K2311048) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

Upload: rhe-rhe-littlestar

Post on 13-Apr-2016

219 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

PENGGUNAAN MACROMEDIA FLASH 8 PADA SUB MATERI POKOK ELASTISITAS (MODULUS YOUNG KAWAT) DALAM PEMBUATAN VIRTUAL LAB FISIKA UNTUK KELAS XI SMA

TRANSCRIPT

Page 1: Pembelajaran Animasi

’’PENGGUNAAN MACROMEDIA FLASH 8 PADA SUB MATERI POKOK

ELASTISITAS (MODULUS YOUNG KAWAT) DALAM PEMBUATAN VIRTUAL

LAB FISIKA UNTUK KELAS XI SMA”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Animasi Pembelajaran Fisika

dengan Dosen Pengampu Dewanto Harjunowibowo, M. Sc

Disusun Oleh:

Mega Putri Triyani (K2311048)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2014

Page 2: Pembelajaran Animasi

BAB I

I.1 Latar Belakang

Semua ilmu pengetahuan berawal dari alam. Fisika merupakan ilmu pengetahuan

alam yang mulai dibelajarkan sejak anak usia dini hingga dewasa, namun berbeda tahap dan

perkembangannya. Dari zaman ke zaman fisika telah menemukan sebuah ttik

kebermanfaatan untuk seluruh makhluk di dunia ini.

Pendidikan dikala sekarang dituntut untuk menaikan mutu dan kualitasnya. Olimpiade

mulai digelar hingga tingkat nasional bahkan internasional terutama fisika. Pendidikan yang

dicanangkan pada kurikulum saat ini yakni kurikulum 2013 menuntut siswa berperan aktif

dan kompetensi sisw itu sendiri. Tugas guru pada kurikulum saat ini adalah menjadi fasiltator

bagi siswa maupun siswi nya.

Pada saat sekarang dimana belum seluruh sekolah di Indonesia mempunyai piranti

praktikum yang sesuai untuk metode pembelajaran fisika

I.2 Rumusan Masalah

I.3 Tujuan

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

Jika sebuah benda padat berada dalam keadaan setimbang tetapi dipengaruhi gaya-gaya

yang berusaha menarik, menggeser, atau menekannya, maka bentuk benda itu akan berubah.

Jika benda kembali ke bentuknya semula bila gaya-gaya dihilangkan, benda dikatakan

elastik. Kebanyakan benda adalah elastik terhadap gaya-gaya sampai ke suatu batas tertentu

yang dinamakan batas elastik. Jika gaya-gaya terlalu besar dan batas elastik dilampaui, maka

benda tidak kembali ke bentuknya semula, tetapi secara permanen berubah bentuk. Rasio

gaya F terhadap luas penampang A dinamakan tegangan tarik. Perubahan fraksional pada

panjang batang ∆L/L dinamakan regangan (Tipler, 1998).

Satuan Internasional (SI) tegangan adalah Newton per meter persegi (N.m-2). Satuan ini

juga memiliki nama khusus yaitu pascal (disingkat Pa). 1 pascal = 1 Pa = 1 N.m-2. Satuan

Page 3: Pembelajaran Animasi

tegangan yang lain adalah dyne per sentimeter persegi (dyn.cm-2). Perbandingan tegangan per

regangan, atau tegangan per unit regangan disebut Modulus Young suatu bahan (Sears,

1984).

Regangan tidak memiliki satuan karena merupakan rasio dari besaran-besaran yang sama. Modulus Young adalah ukuran dasar yang penting dari perilaku mekanis bahan (Bueche, 2005).

Modulus elastisitas didapat dari rumus sebagai berikut: E = σ / ε

E : Modulus elastisitas (MPa)

σ : Tegangan tarik/kuat tarik (MPa)

ε : Regangan (Budi, 2011).

Hampir semua logam pada tahap sangat awal dari uji tarik terjadi hubungan antara beban

atau gaya yang diberikan berbanding lurus dengan perubahan panjang bahan tersebut. Ini di

sebut daerah linier atau linear zone. Aturan Hooke sebagai berikut: rasio tegangan (stress)

dan regangan (strain) adalah konstan. Stress adalah beban di bagi luas penampang bahan dan

strain adalah pertambahan panjang di bagi panjang awal bahan.

Stress:

σ = F/A

F : gaya tarikan

A : luas penampang

Strain:

ε = ∆L/L

∆L : pertambahan panjang

L : panjang awal (Gandavi, 2010).

ΔL berbanding lurus dengan berat atau gaya yang dikenakan pada benda (sebuah

hubungan yang pertama kali diamati oleh Robert Hooke (1635-1703). Kesebandingan ini

dapat dituliskan sebagai persamaan:

F = k ΔL

Disini F mewakili gaya (atau berat) yang menarik benda, ΔL merupakan kenaikan panjang,

dan k tetapan kesebandingan (Giancoli, 1997).

Menurut hukum Stokes, adanya beban tegangan tarik ini akan mengakibatkan bertambah

panjangnya kawat sesuai dengan modulus elastisitasnya. Apabila modulus elastisitasnya

kecil, pemuluran kawat menjadi tinggi (Sara, 2009).

Page 4: Pembelajaran Animasi

Elastisitas menunjukkan bahwa deformasi yang dihasilkan oleh tegangan dalam batas

normal benar-benar kembali ke bentuk semula setelah beban dihilangkan. Ketika diangkat ke

tingkat tegangan yang lebih tinggi melampaui batas, akan terjadi deformasi plastik atau

kegagalan     (Bahtiar, 2010).

Modulus Young (E) dari suatu material adalah parameter kunci untuk desain teknik

mesin. Elastisitas adalah hubungan antara tegangan (σ) dan regangan (ε).

Hukum Hooke menghubungkan ini dalam hal pemenuhan S atau kekakuan C,

σ = Cε ε = Sσ (Hopcroft, 2010).

Tabel 4.1 Perkiraan Modulus Young

BahanModulus Young

Y (Pa)

Aluminium 7.0 × 1010

Kuningan 9.0 × 1010

Tembaga 11 × 1010

Kaca 6.0 × 1010

Besi 21 × 1010

Timah 1.6 × 1010

Nikel 21 × 1010

Baja 20 × 1010

(Young, 1998).