pembelajaran dengan pencapaian konsep untuk meningkatkan

6
PEMBELAJARAN DENGAN PENCAPAIAN KONSEP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERTANYA SISWA PADA MATAPELAJARAN IPA / FISIKA KELAS VII-F SMP NEGERI 20 MALANG M. Imron Rosyid *) , Lia Yuliati **) , Kadim Masjkur **) E-mail: [email protected] *) Mahasiswa Program studi Pendidikan Fisika UM **) Dosen Jurusan Fisika FMIPA UM ABSTRAK: Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan bertanya siswa pada matapelajaran IPA / Fisika kelas VII-F SMP N 20 Malang. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap penelitian tindakan berupa siklus yang meliputi kegiatan: 1) perencanaan, 2) pemberian tindakan, 3) observasi, dan 4) refleksi. Penelitian ini dilakukan selama 2 siklus di kelas VII-F SMP N 20 Malang yang terdiri dari 36 siswa dengan materi suhu. Kemampuan bertanya diukur berdasarkan jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan dan skor pertanyaan, skor pertanyaan terdiri dari aspek kualitas, bahasa dan relevansi. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan kemampuan bertanya siswa kelas VII-F SMP N 20 Malang setelah diterapkan model pembelajaran dengan model pencapaian konsep. Persentase jumlah siswa yang bertanya pada observasi awal sebesar 11,1% meningkat menjadi 25% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 27,7% pada siklus II. Sedangkan skor pertanyaan, siklus I sebesar 78,7% dan mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 79,2%. Penelitian ini dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan pencapaian konsep dapat meningkatkan kemampuan bertanya siswa pada matapelajaran IPA / Fisika kelas VII-F SMP N 20 Malang. Kata Kunci: pencapaian konsep, kemampuan bertanya fisika Kemampuan bertanya siswa masih rendah, terbukti dengan jumlah siswa yang bertanya kepada guru hanya 3-4 siswa pada setiap pertemuan. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran IPA di kelas VII-F SMP Negeri 20 Malang masih pasif. Pertanyaan siswa merupakan sesuatu yang sangat penting bagi guru dan siswa tersebut. Melalui pertanyaan,guru dapat mengetahui pemahaman siswa terhadap materi/informasi yang dipelajari. Rendahnya kemampuan bertanya siswa merupakan permasalahan pembelajaran IPA di kelas VII-F SMP Negeri 20 Malang. Permasalahan tersebut menjadi alasan guru dan peneliti melakukan perbaikan pembelajaran IPA di kelas tersebut. Tujuan utama tindakan ini adalah meningkatkan kemampuan bertanya. Model pembelajaran yang sesuai dengan permasalahan adalah Pencapaian konsep. Hal ini dikarenakan model pembelajaran pencapaian konsep merupakan

Upload: doankhanh

Post on 12-Jan-2017

218 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: pembelajaran dengan pencapaian konsep untuk meningkatkan

PEMBELAJARAN DENGAN PENCAPAIAN KONSEP UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERTANYA SISWA PADA

MATAPELAJARAN IPA / FISIKA KELAS VII-F SMP NEGERI 20

MALANG

M. Imron Rosyid*), Lia Yuliati**), Kadim Masjkur**)

E-mail: [email protected] *) Mahasiswa Program studi Pendidikan Fisika UM **) Dosen Jurusan Fisika FMIPA UM

ABSTRAK: Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan bertanya siswa pada matapelajaran IPA / Fisika kelas VII-F SMP N 20 Malang. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap penelitian tindakan berupa siklus yang meliputi kegiatan: 1) perencanaan, 2) pemberian tindakan, 3) observasi, dan 4) refleksi. Penelitian ini dilakukan selama 2 siklus di kelas VII-F SMP N 20 Malang yang terdiri dari 36 siswa dengan materi suhu. Kemampuan bertanya diukur berdasarkan jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan dan skor pertanyaan, skor pertanyaan terdiri dari aspek kualitas, bahasa dan relevansi. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan kemampuan bertanya siswa kelas VII-F SMP N 20 Malang setelah diterapkan model pembelajaran dengan model pencapaian konsep. Persentase jumlah siswa yang bertanya pada observasi awal sebesar 11,1% meningkat menjadi 25% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 27,7% pada siklus II. Sedangkan skor pertanyaan, siklus I sebesar 78,7% dan mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 79,2%. Penelitian ini dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan pencapaian konsep dapat meningkatkan kemampuan bertanya siswa pada matapelajaran IPA / Fisika kelas VII-F SMP N 20 Malang. Kata Kunci: pencapaian konsep, kemampuan bertanya fisika Kemampuan bertanya siswa masih rendah, terbukti dengan jumlah siswa

yang bertanya kepada guru hanya 3-4 siswa pada setiap pertemuan. Hal ini

menunjukkan bahwa pembelajaran IPA di kelas VII-F SMP Negeri 20 Malang

masih pasif. Pertanyaan siswa merupakan sesuatu yang sangat penting bagi guru

dan siswa tersebut. Melalui pertanyaan,guru dapat mengetahui pemahaman siswa

terhadap materi/informasi yang dipelajari.

Rendahnya kemampuan bertanya siswa merupakan permasalahan

pembelajaran IPA di kelas VII-F SMP Negeri 20 Malang. Permasalahan tersebut

menjadi alasan guru dan peneliti melakukan perbaikan pembelajaran IPA di kelas

tersebut. Tujuan utama tindakan ini adalah meningkatkan kemampuan bertanya.

Model pembelajaran yang sesuai dengan permasalahan adalah Pencapaian

konsep. Hal ini dikarenakan model pembelajaran pencapaian konsep merupakan

Page 2: pembelajaran dengan pencapaian konsep untuk meningkatkan

model pembelajaran yang menitikberatkan pada cara-cara untuk memperkuat

dorongan internal manusia dalam memahami ilmu pengetahuan dengan cara

menggali dan mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah dan

mengupayakan jalan pemecahannya, serta mengembangkan bahasa untuk

mengungkapkannya (Sukamto, 1993), sehingga model pembelajaran pencapaian

konsep sengaja dirancang untuk membantu siswa agar lebih mudah mempelajari

suatu konsep tertentu (Joyce dan Weill , 1980).

METODE

Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). Menurut Suhardjono (2008:58) penelitian tindakan kelas merupakan

penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik

pembelajaran di kelas, seperti pada Gambar 1.

Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Sumber: Suhardjono, 2008:74) Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 20 Malang, tepatnya di Jalan R.

Tumenggung Suryo No 38 Malang. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-

F Semester I Tahun Ajaran 2012/2013 yang terdiri dari 36 siswa. Instrumen

penelitian ini terdiri dari innstrumen pembelajaran dan instrumen pengukuran,

instrumen pembelajaran berupa RPP dan LKS sedangkan instrumen pengukuran

berupa lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dan lembar observasi

kemampuan bertanya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan lembar

Perencanaan tindakan I Permasalahan

Permasalahan baru hasil refleksi

Pelaksanaan tindakan I

Refleksi I Pengamatan/

Pengumpulan data I

Perencanaan tindakan II

Pelaksanaan tindakan II

Refleksi II Pengamatan/

Pengumpulan data II Penarikan Kesimpulan

Page 3: pembelajaran dengan pencapaian konsep untuk meningkatkan

observasi keterlaksanaan pembelajaran dan kemampuan bertanya siswa.

Kemampuan bertanya diukur berdasarkan jumlah siswa yang mengajukan

pertanyaan dan skor pertanyaan, skor pertanyaan terdiri dari aspek kualitas,

bahasa dan relevansi. Analisis data dalam penelitian ini bersifat kualitatif (berupa

kata atau kalimat).

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Keterlaksanaan Pembelajaran Pencapaian Konsep

Keterlaksanaan pembelajaran pada siklus I sebesar 86,33% dan siklus II

sebesar 89%, keterlaksanaan pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus I

ke siklus II sebesar 2,67%, peningkatan ini menunjukkan bahwa hasil refleksi di

siklus I dapat diperbaiki di siklus II. Dari data tersebut menunjukkan bahwa

pembelajaran dengan model pencapaian konsep di kelas VII-F SMP N 20 Malang

dapat terlaksana dengan baik. Data observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan

model pencapaian konsep dapat dilihat dalam bentuk grafik seperti gambar 2

Gambar 2. Grafik Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran pada Siklus I dan II

Pelaksanaan pembelajaran model pencapaian konsep yang diterapkan pada

penelitian ini mengalami peningkatan persentase keterlaksanaan pembelajaran

dari siklus I ke siklus II. Peningkatan ini menunjukkan bahwa upaya guru dalam

membelajarkan siswa tidak semata-mata mengejar ketuntasan materi

pembelajaran tetapi dalam penerapan pembelajaran model pencapaian konsep

juga memerlukan pembiasaan baik bagi guru maupun siswa.

80,00%

82,00%

84,00%

86,00%

88,00%

90,00%

siklus I siklus II

persentase keterlaksanaan …

Page 4: pembelajaran dengan pencapaian konsep untuk meningkatkan

Peningkatan persentase keterlaksanaan pembelajaran tersebut dikarenakan

adanya perbaikan-perbaikan tindakan pada siklus II yang dilakukan berdasarkan

kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I. Perbaikan-perbaikan tersebut

antara lain yaitu guru lebih tegas dan serius dalam membimbing kegiatan

praktikum pada siklus II dan memberikan hadiah kepada kelompok praktikum dan

diskusi yang bisa selesai dengan cepat dan tertib.

2. Kemampuan Bertanya Siswa

Hasil observasi awal sebelum penelitian, jumlah siswa yang mengajukan

pertanyaan dalam setiap pertemuan 3-4 siswa dengan persentase 11,1%. Setelah

dilakukan penelitian dengan menerapkan pembelajaran dengan model pencapaian

konsep, jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan pada siklus I sebanyak 9 siswa

dengan persentase 25% sedangkan jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan

pada siklus II sebanyak 10 siswa dengan persentase 27,7%. Maka dapat

dinyatakan dari hasil observasi awal sampai siklus II mengalami peningkatan,

meskipun pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan yang sedikit. . Hasil

data dari jumlah siswa yang bertanya dari hasil observasi awal sampai tindakan

siklus II dapat dilihat pada grafik seperti Gambar 3

Gambar 3. Grafik Tingkat Pemahaman Konsep Fisika Siswa pada Siklus I dan II

Persentase skor pertanyaan pada siklus I sebesar 78,7% dan siklus II

sebesar 79,2%, mengalami peningkatan sebesar 0,5%, persentase ini sudah

mencapai indikator yang sudah ditentukan sebelumnya sebesar 60%. Peningkatan

skor pertanyaan siswa, dari rerata aspek pertanyaan pada siklus I dan siklus II

dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti gambar 4.

0,00%

5,00%10,00%15,00%

20,00%25,00%30,00%

Observasi AwalSiklus I Siklus II

Persentase yang dicapai

Page 5: pembelajaran dengan pencapaian konsep untuk meningkatkan

Gambar 4. Grafik Persentase Pertanyaan pada Siklus I dan II

Terjadinya peningkatan kemampuan bertanya siswa tersebut dikarenakan

pembelajaran model pencapaian konsep dapat memberi kesempatan kepada

seluruh siswa untuk membuat hipotesis tentang konsep yang akan dipelajari.

Pembelajaran dengan model pencapaian konsep ini dibantu dengan kegiatan

praktikum dan diskusi, kegiatan ini bertujuan untuk membantu siswa dalam

menentukan konsep yang akan dipelajarai, sehingga dalam kegiatan praktikum

dan diskusi ini diharapkan siswa mampu mengajukan pertanyaan-pertanyaan

tentang konsep yang belum difahami. Tejadinya peningkatan kemampuan

bertanya dari siklus I ke siklus II karena adanya perbaikan yang dilakukan

berdasarkan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I diantaranya yaitu

guru lebih tegas dan disiplin ketika membimbing kegiatan praktikum dan diskusi,

sehingga siswa bisa lebih berkosentrasi.

Kemampuan bertanya siswa diukur berdasarkan persentase jumlah siswa

yang bertanya dan skor pertanyaan yang diajukan siswa. Skor pertanyaan meliputi

aspek kualitas, relevansi dan bahasa. Berdasarkan data yang diperoleh,

pengukuran kemampuan bertanya siswa sudah mencapai indikator keberhasilan

yang ditentukan.

KESIMPULAN

1. Pelaksanaan Pembelajaran dengan model pencapaian konsep di SMP N 20

Malang kelas VII-F dengan tiga tahapan yaitu (a) Tahap penyajian data dan

identifikasi konsep (b) Tahap pengujian dan pencapaian konsep (c) Tahap

78,40%

78,50%

78,60%

78,70%

78,80%

78,90%

79,00%

79,10%

79,20%

Siklus I Siklus II

Peningkatan skorpertanyaan

Page 6: pembelajaran dengan pencapaian konsep untuk meningkatkan

analisis dan strategi-strategi berpikir dapat terlaksana dengan baik.

Keterlaksanaan pemebelajaran mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus

II.

2. Pembelajaran dengan model pencapaian konsep di SMP N 20 Malang kelas

VII-F dapat meningkatkan kemampuan bertanya siswa. Kemampuan bertanya

siswa mengalami peningkatan dari sebelum melakukan tindakan hingga

siklus II.

DAFTAR RUJUKAN

Joyce, B., Weil, M., & Calhaun, E. 2009. Models of Teaching:Model-Model

Pengajaran. Terjemahan oleh Achmad F. Dan Ateilla M. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Soekamto, T., dan Winataputra,U.S. 1997. Teori Belajar dan model-model

Pembelajaran, Bahan Ajar PEKERTI P2LPTK. Jakarta : Dirjen PPTK Dikti

Suhardjono. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.