pembelajaran kooperatif melalui model jigsaw …... · dari gerak harmonik sederhana, misalnya...

25
1 PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI MODEL JIGSAW DAN STAD DILENGKAPI PEMBERIAN TUGAS DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN GERAK HARMONIK SEDERHANA Skripsi Oleh : Titin Hariyani K.2305043 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: hakhue

Post on 08-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI MODEL JIGSAW …... · dari gerak harmonik sederhana, misalnya mainan anak ayunan. ... menyampaikan bahan ajar secara efektif, efisien dan tepat sasaran

1

PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI MODEL JIGSAW DAN STAD

DILENGKAPI PEMBERIAN TUGAS DITINJAU DARI

GAYA BELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN

GERAK HARMONIK SEDERHANA

Skripsi

Oleh :

Titin Hariyani

K.2305043

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI MODEL JIGSAW …... · dari gerak harmonik sederhana, misalnya mainan anak ayunan. ... menyampaikan bahan ajar secara efektif, efisien dan tepat sasaran

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Prestasi belajar siswa SMA N 1 Rembang kelas XI semester 1 tahun ajaran

2008/2009 pada pokok bahasan gerak harmonik sederhana cukup rendah, ini

ditunjukkan dari nilai rata-rata siswa 47,09; nilai maximum siswa 92; nilai minimum

siswa 22; simpangan nilai siswa 2,75. Rendahnya hasil belajar siswa tidak terlepas

dari beberapa faktor, diantaranya faktor dari luar dan dalam. Faktor dari luar meliputi

metode, kurikulum, kedaan keluarga dan lingkungan, disiplin sekolah, serta sarana

dan prasarana sekolah. Faktor dari dalam meliputi intelegensi, minat, bakat, keadaan

jasmani dan rohani, serta motivasi.

IG. A. K. Wardani (1994:289) menyatakan bahwa “Rendahnya mutu

lulusan SD, SLTP, dan SMU banyak dibahas dalam berbagai diskusi. Hal ini terkait

dengan rendahnya Nilai Ebtanas Murni (NEM) serta kurang mampunya para siswa

bernalar dan berpikir kritis. Kemampuan para siswa lebih banyak berfokus pada

menghapal tanpa diimbangi dengan kemampuan menerapkan teori dan menguasai

keterampilan”. Fisika merupakan ilmu pengetahuan alam yang mempelajari gejala-

gejala atau kejadian- kejadian alam yang bersifat fisik salah satu contohnya adalah

konsep gerak harmonik sederhana. Dalam kehidupan sehari-hari banyak penerapan

dari gerak harmonik sederhana, misalnya mainan anak ayunan. Konsep gerak

harmonik sederhana merupakan salah satu pokok bahasan pelajaran fisika yang

dipelajari pada tingkat SMA kelas XI semester 1. Dalam proses pembelajaran guru

diharapkan bisa mengajar dengan baik yaitu menguasai materi pelajaran, bisa

menyampaikan bahan ajar secara efektif, efisien dan tepat sasaran serta bisa

mengetahui kondisi siswa. Proses belajar mengajar yang lebih baik yaitu melibatkan

semua unsur dalam proses belajar mengajar itu sendiri meliputi siswa, pendidik,

fasilitas pendidikan, lingkungan dan model pembelajaran. Pembelajaran fisika yang

seharusnya diharapkan pengajar tidak terus menerus menyampaikan materi kepada

Page 3: PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI MODEL JIGSAW …... · dari gerak harmonik sederhana, misalnya mainan anak ayunan. ... menyampaikan bahan ajar secara efektif, efisien dan tepat sasaran

3

BAB II

KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA

BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Fisika

a. Hakikat fisika

Pengertian fisika menurut Gerthsen (1985), ”Fisika adalah suatu teori yang

menerapkan gejala alam sesederhana mungkin dan berusaha menemukan hubungan

antara kenyataan-kenyataannya. Persyaratan dasar untuk pemecahan persoalan-

persoalan ialah mengamati gejala-gejala tersebut” (Herbert Druxes,1986: 3).

Sedangkan Brockhaus (1972) mengatakan bahwa: ”Fisika adalah pelajaran tentang

kejadian dalam alam yang memungkinkan penelitian dengan percobaan. Pengukuran

yang didapat, disajikan secara sistematis dan didasarkan pada peraturan-peraturan

umum” (Herbert Druxes,1986: 3). Berdasarkan kutipan ini fisika merupakan teori

yang mempelajari gejala-gejala alam, hasilnya dirumuskan dalam bentuk definisi

ilmiah dan persamaan matematika berdasarkan hasil pengamatan dan penyelidikan.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa fisika adalah salah satu

cabang dari ilmu pengetahuan alam yang berusaha menguraikan serta menjelaskan

hukum-hukum alam dan kejadian-kejadian dalam alam dengan gambaran menurut

pemikiran manusia.

Berdasarkan pengertian fisika tersebut, maka dalam fisika meliputi proses,

sikap ilmiah, produk. Proses dalam kegiatan fisika berupa aktivitas-aktivitas yang

bertujuan untuk mempelajari, menggali, mencari, dan menyelidiki kejadian alam.

Sedangkan sikap ilmiah dalam kegiatan fisika adalah sikap suatu mental yang

diperlakukan selama melakukan proses kegiatan fisika. Termasuk dalam kegiatan ini

adalah jujur, terbuka, kritis, dan menghargai pendapat orang lain. Produk fisika

adalah hasil kegiatan fisika berupa konsep, hukum, dan teori yang tersusun dalam

fakta-fakta alam.

Page 4: PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI MODEL JIGSAW …... · dari gerak harmonik sederhana, misalnya mainan anak ayunan. ... menyampaikan bahan ajar secara efektif, efisien dan tepat sasaran

4

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Rembang pada tahun ajaran

2009/2010 yang berlokasi Jalan Gajah Mada No. 5 Rembang.

2. Waktu Penelitian

Tabel 3.1. Waktu Penelitian

Tahap Penelitian Kegiatan

Tahap Persiapan Pengajuan judul skripsi, permohonan pembimbing dan ijin

penelitian.

Tahap Pelaksanaan Semua kegiatan yang berlangsung di lapangan meliputi uji

coba instrumen (try out), pelaksanaan penelitian,

pengambilan data maupun tes.

Tahap Penyelesaian Analisa data, penyusunan laporan, konsultasi pembimbing

dan penggandaan.

Jadwal penelitian secara lengkap disajikan pada lampiran1

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen dengan desain faktorial 2 x 3. Terdapat dua kelompok yang diasumsikan

sama dalam hal kemampuan dan intelegensinya, tetapi berbeda dalam pemberian

perlakuan pengajaran. Adapun desain faktorial dari penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Tabel 3.2. Desain Faktorial Penelitian

B

A B1 B2 3B

A1

A2

A1B1

A2B1

A1B2

A2B2 31BA

A2B3

Page 5: PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI MODEL JIGSAW …... · dari gerak harmonik sederhana, misalnya mainan anak ayunan. ... menyampaikan bahan ajar secara efektif, efisien dan tepat sasaran

5

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Pada penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu variabel bebas dan variabel

terikat. Variabel bebasnya adalah pendekatan ketrampilan proses melalui metode

mengajar dan kreativitas siswa, variabel terikatnya adalah kemampuan kognitif

Fisika siswa pada materi Fluida Statis.

Pada penelitian ini jumlah siswa yang dilibatkan sebanyak 80 siswa dari

kelas XI IPA 3 dan XI IPA 5 di SMA Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran 2008/2009.

Data dalam penelitian ini yaitu data kreativitas siswa dan nilai kemampuan kognitif

Fisika pada materi Fluida Statis. Data yang terkumpul dikelompokkan menjadi dua

yaitu kelompok eksperimen (XI IPA 5) dan kelompok kontrol (XI IPA 3). Berikut ini

disajikan deskripsi data hasil penelitian dari masing-masing variabel.

1. Data Keadaan Awal Siswa

Dalam penelitian ini data keadaan awal yang digunakan yaitu nilai UAS

pelajaran Fisika pada semester I. Deskripsi data keadaan awal siswa dapat

ditunjukkan pada tabel 4.1 sedang data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 22.

Tabel 4.1. Deskripsi Data Keadaan Awal Siswa

Kelompok Jumlah

Data

Nilai

Tertinggi

Nilai

Terendah

Rata-rata Standar

Deviasi

Variansi

Eksperimen

Kontrol

40

40

88

88

60

60

73.70

72.03

6.56

7.11

43.04

50.54

Distribusi frekuensi keadaan awal untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol

dapat disajikan pada tabel 4.2 dan 4.6, kemudian diperjelas dengan histogram pada

gambar 4.1 dan 4.2.

Page 6: PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI MODEL JIGSAW …... · dari gerak harmonik sederhana, misalnya mainan anak ayunan. ... menyampaikan bahan ajar secara efektif, efisien dan tepat sasaran

6

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Keadaan Awal Siswa Kelas Eksperimen

Frekuensi

Kelas Interval

Titik Tengah Mutlak Relatif

60-64 62 4 10.00 %

65-69 67 7 17.50 %

70-74 72 12 30.00 %

75-79 77 10 25.00 %

80-84 82 4 10.00 %

85-89 87 3 7.50 %

Jumlah 40 100 %

Nilai keadaan awal siswa kelas eksperimen memiliki rentang antara 60

sampai 88 dengan rata-rata 73,70, standar deviasi 6.56 dan variansinya 43.04. Hasil

selengkapnya disajikan pada lampiran 22. Deskripsi datanya dapat dilihat dalam

histrogram berikut:

Page 7: PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI MODEL JIGSAW …... · dari gerak harmonik sederhana, misalnya mainan anak ayunan. ... menyampaikan bahan ajar secara efektif, efisien dan tepat sasaran

7

Gambar 4.1. Histogram Keadaan Awal Siswa Kelas Eksperimen

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Keadaan Awal Siswa Kelas Kontrol

Frekuensi

Kelas Kelas

Titik Tengah Mutlak Relatif

60-64 62 6 15.00 %

65-69 67 9 22.50 %

70-74 72 11 27.50 %

75-79 77 7 17.50 %

80-84 82 6 15.00 %

85-89 87 1 2.50 %

Jumlah 40 100 %

Nilai keadaan awal siswa kelas kontrol memiliki rentang antara 60 sampai 88

dengan rata-rata 72.03, standar deviasi 7.11 dan variansinya 50.54. Hasil

Page 8: PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI MODEL JIGSAW …... · dari gerak harmonik sederhana, misalnya mainan anak ayunan. ... menyampaikan bahan ajar secara efektif, efisien dan tepat sasaran

8

selengkapnya disajikan pada lampiran 22. Deskripsi datanya dapat dilihat dalam

tabel histrogram berikut :

Gambar 4.2. Histogram Keadaan Awal Siswa Kelas Kontrol

2. Data Kreativitas Siswa

Data kreativitas siswa diperoleh dari penyebaran angket kepada siswa

tentang kreativitas siswa dalam belajar Fisika.

Kreativitas siswa dibedakan menjadi dua kategori yaitu kategori tinggi dan

rendah. Seorang siswa dikatakan memiliki kreativitas tinggi apabila skor

kreativitasnya lebih dari atau sama dengan skor rata-rata gabungan antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol, sedangkan dikatakan memiliki kreativitas rendah

apabila nilainya kurang dari skor rata-rata gabungan antara kelas eksperimen dan

kelas kontrol.

Skor rata-rata gabungan kelas eksperimen dan kontrol adalah 112.81,

sehingga siswa yang memiliki skor lebih besar atau sama dengan 112.81 termasuk

Page 9: PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI MODEL JIGSAW …... · dari gerak harmonik sederhana, misalnya mainan anak ayunan. ... menyampaikan bahan ajar secara efektif, efisien dan tepat sasaran

9

pada kategori tinggi sedangkan siswa memiliki nilai di bawah 112.81 termasuk pada

kategori rendah. (Lampiran 27)

Deskripsi data kreativitas siswa dapat ditunjukkan pada tabel 4.4 sedang data

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 27.

Tabel 4.4. Deskripsi Data Kreativitas Siswa

Kelompok Jumlah

Data

Nilai

Tertinggi

Nilai

Terendah

Rata-

rata

Rata- rata

Gabungan

SD Variansi

Eksperimen 40 138 94 116.98 112.81 11.49 132.03

Kontrol 40 128 93 108.65 112.81 8.01 64.18

Distribusi Frekuensi kreativitas siswa untuk kelas eksperimen dan kelas

kontrol dapat disajikan pada tabel 4.5 dan 4.6, kemudian diperjelas dengan histogram

pada gambar 4.3 dan 4.4.

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Kreativitas Siswa Kelas Eksperimen

Frekuensi No Kelas

Interval

Titik Tengah Mutlak Relatif

1 91-97 94 2 5.00 % 2 98-104 101 5 12.50 % 3 105-111 108 6 15.00 % 4 112-118 115 8 20.00 % 5 119-125 122 10 25.00 % 6 126-132 129 5 12.50 % 7 133-139 136 4 10.00 %

Jumlah 40 100 %

Page 10: PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI MODEL JIGSAW …... · dari gerak harmonik sederhana, misalnya mainan anak ayunan. ... menyampaikan bahan ajar secara efektif, efisien dan tepat sasaran

10

Nilai kreativitas kelas eksperimen memiliki rentang antara 94 sampai 138

dengan nilai rata-rata 116.98, standar deviasi 11.49 dan variansinya 132.03. Hasil

selengkapnya disajikan pada lampiran 27. Deskripsi datanya dapat dilihat dalam

histrogram berikut:

Gambar 4.3. Histogram Distribusi Frekuensi Kreativitas Siswa Kelas Eksperimen

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Kreativitas Siswa Kelas Kontrol

Frekuensi Kelas Kontrol No

Kelas Interval Titik Tengah

Mutlak Relatif 1 68-73 70.5 4 10.00 % 2 74-79 76.5 6 15.00 % 3 80-85 82.5 11 27.50 % 4 86-91 88.5 10 25.00 % 5 92-97 94.5 6 15.00 %

Page 11: PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI MODEL JIGSAW …... · dari gerak harmonik sederhana, misalnya mainan anak ayunan. ... menyampaikan bahan ajar secara efektif, efisien dan tepat sasaran

11

6 98-103 100.5 3 7.50 % Jumlah 40 100 %

Nilai kreativitas kelas kontrol memiliki rentang antara 93 sampai 128 dengan

nilai rata-rata 108.65, standar deviasi 8.01 dan variansinya 64.18. Hasil selengkapnya

disajikan pada lampiran 27. Deskripsi datanya dapat dilihat dalam histrogram

berikut:

Gambar 4.4. Histogram Distribusi Frekuensi Kreativitas Siswa Kelas Kontrol

3. Data Nilai Kemampuan Kognitif Fisika Siswa

Data nilai kemampuan kognitif diperoleh setelah siswa mendapat perlakuan,

untuk kelas eksperimen diberi pembelajaran Fisika dengan pendekatan ketrampilan

proses melalui metode eksperimen, sedangkan kelas kontrol diberi pembelajaran

Fisika dengan pendekatan ketrampilan proses melalui metode demonstrasi. Nilai

kemampuan kognitif Fisika siswa diambil dari nilai postest materi Fluida Statis.

Adapun nilai kemampuan kognitif Fisika hasil penelitian dari masing-masing

kelompok disajikan dalam tabel 4.7.

Page 12: PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI MODEL JIGSAW …... · dari gerak harmonik sederhana, misalnya mainan anak ayunan. ... menyampaikan bahan ajar secara efektif, efisien dan tepat sasaran

12

Tabel 4.7. Deskrispi Data Nilai Kemampuan Kognitif Fisika Siswa

Kelompok Jumlah

Data

Nilai

Tertinggi

Nilai

Terendah

Rata-rata Standar

Deviasi

Variansi

Eksperimen

Kontrol

40

40

94

89

60

54

79.93

71.23

8.48

9.18

71.87

84.33

Distribusi frekuensi nilai kemampuan kognitif Fisika siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada tabel 4.8 dan tabel 4.9. Untuk

memperjelas distribusi frekuensi nilai kemampuan kognitif Fisika tersebut, disajikan

histogram pada gambar 4.5 dan 4.6.

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Kognitif Fisika Siswa Kelas Eksperimen

Frekuensi Kelas Eksperimen Kelas Interval

Titik Tengah Mutlak Relatif

60-65 62.5 2 5.00 % 66-71 68.5 5 12.50 % 72-77 74.5 9 22.50 % 78-83 80.5 11 27.50 % 84-89 86.5 8 20.00 % 90-95 92.5 5 12.50 %

Jumlah 40 100 %

Nilai kemampuan kognitif Fisika kelas eksperimen yang diberi pengajaran

dengan pendekatan ketrampilan proses melalui metode eksperimen memiliki rentang

antara 60 sampai 95 dengan rata-rata 79.93, standar deviasinya 8.48 dan variansinya

71.87. Hasil selengkapnya disajikan pada lampiran 27. Deskripsi datanya dapat

dilihat histrogram berikut ini:

Page 13: PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI MODEL JIGSAW …... · dari gerak harmonik sederhana, misalnya mainan anak ayunan. ... menyampaikan bahan ajar secara efektif, efisien dan tepat sasaran

13

Gambar 4.5. Histogram Nilai Kemampuan Kognitif Fisika Siswa Kelas Eksperimen

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Kognitif Fisika Siswa Kelas Kontrol

Frekuensi Kelas Eksperimen Kelas Interval

Kelas Interval

Mutlak Relatif 54-59 56.5 4 10.00 % 60-65 62.5 7 17.50 % 66-71 68.5 9 22.50 % 72-77 74.5 10 25.00 % 78-83 80.5 8 20.00 % 84-89 86.5 2 5.00 %

Jumlah 40 100 %

Nilai kemampuan kognitif Fisika kelas kontrol yang diberi pengajaran

dengan pendekatan ketrampilan proses melalui metode demonstrasi memiliki rentang

antara 54 sampai 89 dengan rata-rata 71.23, standar deviasinya 9.18 dan variansinya

Page 14: PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI MODEL JIGSAW …... · dari gerak harmonik sederhana, misalnya mainan anak ayunan. ... menyampaikan bahan ajar secara efektif, efisien dan tepat sasaran

14

84.33. Hasil selengkapnya disajikan pada lampiran 27 Deskripsi datanya dapat

dilihat histrogram berikut ini :

Gambar 4.6. Histogram Nilai Kemampuan Kognitif Fisika Siswa Kelas Kontrol

B. HASIL ANALISIS DATA

1. Uji Kesamaan Keadaan Awal

Data yang digunakan untuk uji kesamaan keadaan awal dalam penelitian

adalah nilai UAS Fisika semester I. Uji kesamaan keadaan awal dilakukan dengan

menggunakan rumus uji t-dua pihak. Sebelum dilakukan Uji-t dua pihak terlebih

dahulu dilakukan Uji Prasyarat yaitu Uji Normalitas dan Homogenitas.

Hasil uji normalitas keadaan awal siswa dengan rumus Liliefors diperoleh

hasil :

a. Untuk kelas eksperimen menunjukkan harga statistik uji Lobs = 0.0835

dan harga kritik L0.05; 40 = 0.1401. Karena Lobs < L0.05;40, maka dapat dikatakan

bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. (lampiran 23)

Page 15: PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI MODEL JIGSAW …... · dari gerak harmonik sederhana, misalnya mainan anak ayunan. ... menyampaikan bahan ajar secara efektif, efisien dan tepat sasaran

15

b. Untuk kelas kontrol menunjukkan harga statistik uji Lobs = 0.0907 dan harga

kritik L0.05;40 = 0.1401 atau (Lobs < L0.05;40), yang berarti sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi normal. (lampiran 24)

Hasil uji homogenitas menggunakan uji Bartlett untuk sampel kelas

eksperimen dan kontrol diperoleh harga 2hitungχ = 0.25. Harga ini tidak melebihi harga

2tabelχ = 3.841 untuk dk = 1 dan taraf signifikansi 5 %, yang berarti sampel berasal

dari populasi yang homogen. (lampiran 25)

Uji kesamaan keadaan awal dilakukan untuk mengetahui apakah kedua

sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki keadaan awal yang sama

sebelum diberi perlakuan. Dari tabel distribusi t diketahui harga ttabel = 2,00 dengan

dk = (40+40-2) = 78 dan taraf signifikansi 5 % dan dari hasil perhitungan uji t

didapatkan thitung = 1.0951 sehingga - ttabel = -2.00 < thitung = 1.0951 < ttabel = 2.00.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara keadaan awal

kemampuan kognitif Fisika siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol.

(Lampiran 26)

2. Uji Prasyarat Analisis

Prasyarat analisis data yang harus dipenuhi adalah Uji Normalitas dan Uji

Homogenitas. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai pos tes

kemampuan kognitif pada materi Fluida Statis.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors. Hasil perhitungan antara Lobs

dan Ltabel dibandingkan, jika Lobs < Ltabel maka sampel berasal dari populasi

berdistribusi normal, dan sebaliknya jika Lobs>Ltabel maka sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi tidak normal. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui:

1) Untuk kelas eksperimen menunjukkan harga statistik uji Lobs = 0,0580 dan harga

kritik L0.05; 40= 0,1401. Karena Lobs tidak melebihi harga Ltabel (L0.05; 40) maka

dapat dikatakan bahwa sampel pada kelas eksperimen berasal dari populasi yang

berdistribusi normal. (Lampiran 30)

Page 16: PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI MODEL JIGSAW …... · dari gerak harmonik sederhana, misalnya mainan anak ayunan. ... menyampaikan bahan ajar secara efektif, efisien dan tepat sasaran

16

2) Untuk kelas kontrol menunjukkan harga statistik uji Lobs = 0,0909 dan harga

kritik L0.05; 40 = 0,1401. Karena Lobs < Ltabel, maka dapat dikatakan bahwa sampel

pada kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. (Lampiran

31)

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari

populasi yang homogen atau tidak homogen. Uji homogenitas dilakukan adalah

dengan menggunakan Uji Bartlett. Dari hasil perhitungan diperoleh 0.246χ 2hitung = .

Apabila dikonsultasikan dengan 2tabelχ dengan taraf signifikansi 5% diperoleh 2

0.05;1χ

= 3.841. Karena 841.3χ246.0χ 20.05;1

2hitung =<= maka dapat dikatakan bahwa sampel

berasal dari populasi yang homogen.(Lampiran 32)

3. Hasil Pengujian Hipotesis

a. Hasil Analisis Variansi

Penelitian ini melibatkan dua variabel bebas. Pertama adalah penggunaan

pendekatan ketrampilan proses melalui metode eksperimen dan penggunaan

pendekatan ketrampilan proses melalui metode demonstrasi. Kedua adalah tingkat

kreativitas siswa yang dibedakan menjadi dua yaitu kategori tinggi dan rendah.

Untuk variabel terikatnya adalah kemampuan kognitif Fisika siswa pada materi

Fluida Statis.

Analisis data yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan dengan isi

sel tak sama. Hasil Anava dua jalan isi sel tak sama terhadap kemampuan kognitif

Fisika siswa yang diberi pembelajaran Fisika dengan pendekatan ketrampilan proses

melalui metode pembelajaran ditinjau dari kreativitas siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 4.10. Rangkuman Analisis Variansi (Anava) Dua Jalan Dengan Frekuensi Sel Tak Sama

Sumber Variansi JK dk RK Fobs Ftab P

A (Baris) 511.59 1 511.59 12.56 3.98 < 0.05

Page 17: PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI MODEL JIGSAW …... · dari gerak harmonik sederhana, misalnya mainan anak ayunan. ... menyampaikan bahan ajar secara efektif, efisien dan tepat sasaran

17

B (kolom) 2946.18 1 2946.18 72.30 3.98 < 0.05

AB (Interaksi) 38.15 1 38.15 0.94 3.98 > 0.05

Galat 3096.77 76 40.75 − − −

Total 6592.70 79 − − − −

Keputusan uji:

Berdasarkan tabel 4.10. dapat disimpulkan pengujian hipotesis sebagai berikut:

1) Ada perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan ketrampilan proses

melalui metode eksperimen (A1) dan demonstrasi (A2) terhadap kemampuan

kognitif Fisika siswa. Hal ini karena FA = 12.56 > F0.05; 1.76 = 3.98. (Lampiran

33)

2) Ada perbedaan pengaruh antara kreativitas siswa kategori tinggi (B1) dan rendah

(B2) terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa. Hal ini karena FB = 72.30 >

F0.05; 1.76 = 3.98. (Lampiran 33)

3) Tidak ada interaksi antara pengaruh penggunaan pendekatan ketrampilan proses

melalui metode pembelajaran (A) dan kreativitas siswa (B) terhadap kemampuan

kognitif Fisika siswa. Hal ini karena FAB = 0.94 < F0.05; 1.76 = 3.98. (Lampiran 33)

b. Hasil Uji Lanjut Analisis Variansi

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang perbedaan antar rerata pada Anava,

maka dilakukan uji komparasi ganda antar kolom dan antar baris dengan metode

Scheffe, dengan rangkuman komparasi ganda sebagai berikut:

Tabel 4.11. Rangkuman Komparasi Rerata Pasca Anava

Rerata Statistik

Uji

Harga

Kritik Komparasi

Rerata 1 2 (F) (a = 0,05)

P Kesimpulan

mA1 vs mA2 79.93 71.23 35.15 3,98 < 0,05 mA1 >mA2

mB1 vs mB2 82.79 68.71 97.35 3,98 < 0,05 mB1 > mB2

Perhitungan uji komparasi ganda selengkapnya terdapat pada lampiran 34.

Page 18: PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI MODEL JIGSAW …... · dari gerak harmonik sederhana, misalnya mainan anak ayunan. ... menyampaikan bahan ajar secara efektif, efisien dan tepat sasaran

18

Keputusan uji:

Berdasarkan tabel 4.11. dapat disimpulkan hasil uji coba rerata yaitu:

1) FA12 = 35.15 > F0.05; 1.76 = 3,98 maka Ho ditolak

Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan rerata yang signifikan antara

kolom A1 (penggunaan pendekatan ketrampilan proses melalui metode eksperimen)

dan kolom A2 (penggunaan pendekatan ketrampilan proses melalui metode

demonstrasi) terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa. Karena mA1>mA2. , maka

jika ditinjau dari keefektifan perlakuan, perlakuan 1 lebih efektif daripada perlakuan

2. Hal ini berarti bahwa pembelajaran dengan pendekatan ketrampilan proses melalui

metode eksperimen lebih efektif dibandingkan dengan metode demonstrasi terhadap

kemampuan kognitif Fisika siswa. (Lampiran 34)

2) FB12 = 97.35 > F0.05; 1.76 = 3,98 maka Ho ditolak

Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan rerata yang signifikan antara

baris B1 (kreativitas kategori tinggi) dengan baris B2 (kreativitas kategori rendah)

terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa. Karena mB1 > mB2, maka jika ditinjau

dari keefektifan perlakuan, perlakuan 1 lebih efektif daripada perlakuan 2. Hal ini

berarti bahwa kreativitas siswa kategori tinggi lebih efektif dibandingkan kreativitas

siswa kategori rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa. (Lampiran 34)

C. PEMBAHASAN HASIL ANALISIS DATA

Berdasarkan analisis variansi dan uji lanjut anava dapat diuraikan hal-hal

sebagai hasil penelitian :

1. Uji Hipotesis Pertama

0α:H i0A = Tidak ada perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan

ketrampilan proses melalui metode eksperimen (A1) dan

demonstrasi (A2) terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa.

0α:H i1A ¹ : Ada perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan

Page 19: PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI MODEL JIGSAW …... · dari gerak harmonik sederhana, misalnya mainan anak ayunan. ... menyampaikan bahan ajar secara efektif, efisien dan tepat sasaran

19

ketrampilan proses melalui metode eksperimen (A1) dan

demonstrasi (A2) terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa.

Berdasarkan dari hasil analisis data, dapat diketahui bahwa ada perbedaan

pengaruh antara penggunaan pendekatan ketrampilan proses melalui metode

eksperimen (A1) dan demonstrasi (A2) terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa.

Pada uji lanjut anava, didapatkan nilai FA12 = 35.15 lebih besar dari F0,05;1,76 = 3,98.

Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara

pembelajaran dengan pendekatan ketrampilan proses melalui metode eksperimen dan

metode demonstrasi terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa.

Rerata kelas eksperimen adalah 79.93 sedangkan rerata kelas kontrol adalah

71.23. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan

ketrampilan proses melalui metode eksperimen menghasilkan kemampuan kognitif

Fisika yang lebih baik daripada penggunaan pendekatan ketrampilan proses melalui

metode demonstrasi. Dalam pembelajaran Fisika dengan pendekatan ketrampilan

proses melalui metode eksperimen, siswa dapat mengalami proses ilmiah secara

langsung semisal diantaranya mengamati, mengidentifikasi, mengobservasi,

menganalisis dan menyimpulkan, yang mana pemahaman yang diperoleh dengan

pengalaman secara langsung jauh lebih efektif. Hal ini berbeda dengan pembelajaran

Fisika dengan pendekatan ketrampilan proses melalui metode demonstrasi. Dengan

metode ini siswa hanya mendapatkan penjelasan dengan melihat seorang guru yang

melakukan demonstrasi dan siswa kurang aktif sehingga kurang bisa memahami

materi yang disampaikan oleh guru.

2. Uji Hipotesis Kedua

0β:H j0B = : Tidak ada perbedaan pengaruh antara kreativitas siswa kategori

tinggi (B1) dan rendah (B2) terhadap kemampuan kognitif

Fisika siswa.

0β:H j1B ¹ : Ada perbedaan pengaruh antara kreativitas siswa kategori

Page 20: PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI MODEL JIGSAW …... · dari gerak harmonik sederhana, misalnya mainan anak ayunan. ... menyampaikan bahan ajar secara efektif, efisien dan tepat sasaran

20

tinggi (B1) dan rendah (B2) terhadap kemampuan kognitif

Fisika siswa.

Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan

pengaruh antara kreativitas siswa kategori tinggi (B1) dan rendah (B2) terhadap

kemampuan kognitif siswa. Pada uji lanjut anava, didapatkan nilai FB12 = 97.35 lebih

besar dari F0,05;1,76 = 3,98. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata

yang signifikan antara kreativitas siswa kategori tinggi dan kreativitas siswa kategori

rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa.

Rerata siswa yang memiliki kreativitas belajar kategori tinggi adalah 82.79,

sedangkan siswa yang memiliki kreativitas belajar kategori rendah adalah 68.82.

Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki kreativitas

belajar tinggi memiliki kemampuan kognitif Fisika yang lebih baik daripada siswa

yang memiliki kreativitas belajar rendah. Hal ini disebabkan karena siswa yang

mempunyai kreativitas tinggi dapat menciptakan gagasan baru dari angan-angan,

ingatan, keterangan dan konsep yang dimilikinya, sehingga dapat melahirkan ide-ide

yang sesuai dengan konsep ilmiah. Dengan demikian dapat tercipta pula sesuatu

yang baru yang sesuai dengan konsep Fisika. Selain itu siswa yang kreatif akan

mempunyai mental dan kepribadian yang tangguh dalam melakukan suatu

percobaan. Sedangkan siswa yang mempunyai kreativitas rendah cenderung pasif

dan malas dalam mengikuti pelajaran sehingga cenderung kurang dapat memahami

apa yang disampaikan oleh guru. Dengan perbedaan semacam ini, maka penguasaan

terhadap materi pelajaran bagi siswa yang memiliki kreativitas tinggi lebih baik

dibandingkan siswa yang memiliki kreativitas rendah.

3. Uji Hipotesis Ketiga

0αβ:H ij0AB =:

Tidak ada interaksi antara pengaruh penggunaan pendekatan

ketrampilan proses melalui metode pembelajaran (A) dan

kreativitas siswa (B) terhadap kemampuan kognitif Fisika

siswa.

Page 21: PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI MODEL JIGSAW …... · dari gerak harmonik sederhana, misalnya mainan anak ayunan. ... menyampaikan bahan ajar secara efektif, efisien dan tepat sasaran

21

0αβ:H ij1AB ¹:

Ada interaksi antara pengaruh penggunaan pendekatan

ketrampilan proses melalui metode pembelajaran (A) dan

kreativitas siswa (B) terhadap kemampuan kognitif Fisika

siswa.

Berdasarkan hasil analisis data maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada

interaksi antara pengaruh penggunaan pendekatan ketrampilan proses melalui

metode pembelajaran (A) dan kreativitas siswa (B) terhadap kemampuan kognitif

Fisika siswa. Dari hasil perhitungan anava dua jalan dengan frekuensi sel tak sama

didapatkan nilai FB12 = 97.35 lebih besar dari F0.05;1.76 = 3,98. Hal ini menunjukkan

bahwa penggunaan pendekatan ketrampilan proses melalui metode pembelajaran

dengan kreativitas siswa mempunyai pengaruh sendiri-sendiri terhadap pencapaian

kemampuan kognitif Fisika siswa.

Page 22: PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI MODEL JIGSAW …... · dari gerak harmonik sederhana, misalnya mainan anak ayunan. ... menyampaikan bahan ajar secara efektif, efisien dan tepat sasaran

22

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan:

1. Ada pengaruh penggunaan pembelajaran kooperatif dilengkapi pemberian tugas

melalui model jigsaw dan STAD terhadap kemampuan kognitif fisika siswa pada

pokok bahasan Gerak Harmonik Sederhana. Siswa yang diberi pembelajaran

fisika dengan pembelajaran kooperatif dilengkapi pemberian tugas melalui model

jigsaw memiliki kemampuan kognitif fisika yang lebih baik daripada melalui

model STAD.

2. Ada pengaruh antara gaya belajar kategori auditory, visual dan kinestetik

terhadap kemampuan kognitif fisika siswa pada pada pokok bahasan Gerak

Harmonik Sederhana. Siswa yang memiliki gaya belajar kategori auditory

memiliki kemampuan kognitif fisika yang lebih baik dari pada siswa yang

memiliki gaya belajar kategori visual dan kinestetik.

3. Tidak ada interaksi penggunaan pembelajaran kooperatif dilengkapi pemberian

tugas melalui model pembelajaran dan gaya belajar siswa terhadap kemampuan

kognitif fisika siswa pada pokok bahasan Gerak Harmonik Sederhana. Jadi antara

penggunaan pembelajaran kooperatif dilengkapi pemberian tugas melalui model

pembelajaran dan gaya belajar siswa mempunyai pengaruh sendiri-sendiri

tehadap kemampuan kognitif fisika siswa pada pokok bahasan Gerak Harmonik

Sederhana.

B. Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat dikemukakan implikasi penelitian

sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Page 23: PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI MODEL JIGSAW …... · dari gerak harmonik sederhana, misalnya mainan anak ayunan. ... menyampaikan bahan ajar secara efektif, efisien dan tepat sasaran

23

a. Pembelajaran kooperatif dilengkapi pemberian tugas melalui model jigsaw

dan STAD dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan

Page 24: PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI MODEL JIGSAW …... · dari gerak harmonik sederhana, misalnya mainan anak ayunan. ... menyampaikan bahan ajar secara efektif, efisien dan tepat sasaran

24

DAFTAR PUSTAKA

Adeyemi, Babatunde A. 2008. “Effects of Cooperative Learning and Problem-Solving Strategies on Junior Secondary School Students’ Achievement in Social Studies” Electronic. Journal of Research in Educational Psychology. ISSN.1695-2095. No.16. Vol 6 (3) 2008, pp: 691-708.

Anita Lie. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana.

Arends, Richard I..1998. Learning To Teach. Mc Graw Hill.

Arifah. 2008. “Kemampuan Menulis Angka Penting Hasil Kegiatan Praktikum Fisika pada Siswa SMU”. Jurnal Ilmu Kependidikan. ISSN 1829-596X.

Armstrong, Scott. 1998. “Student Teams Achievement Divisions (STAD )in a Twelefth Grade Classrooms: Effect on Student Achievement and Attitude”. Journal of Social Studies Research. April 2008, Pages 3.

Bauwens, Jeanne.1995. Cooperative Teaching.Texas:Pro-ed.

Bob Foster. 2003. Terpadu Fisika SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.

Budiyono.2004. Statistika Untuk Penelitian.Surakarta:UNS Press.

Cruickshank, Donald R.1995. The Act of Teaching. Mc. Graw Hill.

De Porter, Bobbi. 1992. Quantum Learning. Bandung: Kaifa.

Dewi Marginingsih. 2008. Metode Belajar Efektif Fisika. Surakarta: MKP Ekspresi.

Giancoli, Douglas C. 1998. Fisika 1 Edisi Ke-5. Terjemahan Cuk Imawan. Jakarta: Erlangga.

H. J. Gino. 1993. Belajar dan Pembelajaran I. Surakarta: UNS Press.

Herbert Druxes. 1986. Kompendium Didaktik Fisika. Terjemahan Soeparmo.Bandung: CV. Remadja Karya.

Hisyam Zaini.2007. Strategi Pembelajaran Aktif.Yogyakarta:CTSD.

Kurnia Prihatini. 2003. ”Remidiasi Pengajaran Fisika Dengan Pendekatan Cooperative Learning Model Jigsaw Dan Field Study Pada Pokok Bahasan Suhu Dan Pemuaian Di Kelas 1 Semester 2 MAN 2 Surakarta Tahun Ajaran

Page 25: PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI MODEL JIGSAW …... · dari gerak harmonik sederhana, misalnya mainan anak ayunan. ... menyampaikan bahan ajar secara efektif, efisien dan tepat sasaran

25

2002/2003”. Skripsi Pendidikan Fisika Universitas Sebelas Maret. Tidak dipublikasikan.

Sholikhati. 2007. ”Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Ditinjau Dari Kemampuan Awal Terhadap Peningkatan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Pokok Bahasan Gelombang Di SMP Negeri 8 Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007”. Skripsi Pendidikan Fisika Universitas Sebelas Maret. Tidak dipublikasikan.

Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning. Terjemahan Nurulita Yusron. Bandung: Nusa Media.

Suciati, dkk. 1993. Teori Belajar dan Motivasi. Jakarta: Dikti Depdikbud.

Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.

Suharsimi Arikunto. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Supiyanto. 2006. Fisika SMA Jilid 2 Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: PT Phibeta Gama.

Tim Penyusun. 2007. Pedoman Penulisan Skripsi. Surakarta: UNS Press.

Tipler, Paul A. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Terjemahan Lea Prasetio,dkk. Jakarta: Erlangga.

W. S. Winkel. 1995. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.

Willis, Judy. 2007. ”Cooperative Learning Is a Brain Turn-On”. Middle School Journal. March 2007, Volume 38, Number 4, Pages 4-13.