pembelajaran sains fisika dengan pendekatan …lib.unnes.ac.id/2752/1/7166.pdf · 8. sunardi, spd,...
TRANSCRIPT
PEMBELAJARAN SAINS FISIKA DENGAN PENDEKATAN
SETS UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN
PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMPN 14 TEGAL
SKRIPSI
Disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Fisika
oleh
Eri Fitniati
4201404070
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2010
vi
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang Panitia
Ujian Skripsi Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Rabu
Tanggal : 24 Februari 2010
Semarang, 19 Februari 2010
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ani Rusilowati, M.Pd Dr. Sugianto, M.Si NIP. 196012191985032002 NIP.196102191993031001
vii
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul:
Pembelajaran Sains Fisika dengan Pendekatan SETS untuk
Meningkatkan Minat dan Pemahaman Siswa Kelas VII SMPN 14 Tegal
disusun oleh
nama : Eri Fitniati
NIM : 4201404070
telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam UNNES pada tanggal 24 Februari 2010.
Panitia:
Ketua Sekretaris
Dr. Kasmadi Imam S, M.S Dr. Putut Marwoto, M.S 195111151979031001 196308211988031004
Ketua Penguji
Drs. M. Sukisno, M. Si 194911151976031001
Anggota Penguji/ Anggota Penguji/
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Dr. Ani Rusilowati, M.Pd Dr. Sugianto, M.Si 196012191985032002 196102191993031001
viii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan yang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Februari 2010
Yang menyatakan
Eri Fitniati NIM. 4201404070
ix
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
Allah tidak akan membebani seseorang, melainkan sesuai dengan
kesanggupannya (Q.S. Al-Baqoroh:286).
Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akann
memudahkan bagi orang itu karena ilmu tersebut jalan menuju syurgq.
(HR. Muslim)
Sesungguhnya orang-orang yang berkata “Tuhan kami adalah Allah”,
kemudian mereka tetap istiqomah (teguh pendirian dalam tauhid dan
tetap beramal shaleh), tidak ada rasa khawatir pada mereka, dan mereka
tidak (pula) bersedih hati (QS. Al-Ahqaf 46: 13)
Sabar adalah proses yang sangat panjang, dan dewasa adalah perisainya.
PERSEMBAHAN
1. Allah SWT dan kekasih tercintaNya Muhammad SAW
2. Ibu, Bapak, Uwa, Side, Mbah Kakung, dan Mbah Putri tercinta, kalianlah sumber inspirasiku
3. Kakak dan kedua adikku 4. Guru‐guru dan murobi‐murobiku tercinta 5. Saudara‐saudara seperjuangan di Pesantren
Basmala Indonesia, di FLP, FSLDK, MADANI, dan ANN yang tersebar di seluruh Indonesia
6. Adik‐adikku di FKIF, FMI, ISAE, dan UKKI UNNES
7. Saudara‐saudaraku di Jurusan Fisika UNNES, UNS, ITB, dan UNTAN
8. Rekan‐rekanku alumni SMP N 14 Tegal dan SMA N 1 Tegal
x
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobil`alamin, segala puji hanya bagi Allah, Tuhan
Sekalian Alam, yang selalu memberikan peneguhan dan ketabahan diri di setiap
langkah, sehingga penulis dapat meyelesaikan skripsi dengan judul “Pembelajaran
Sains Fisika dengan Pendekatan SETS untuk Meningkatkan Minat dan
Pemahaman Siswa Kelas VII SMPN 14 Tegal”. Penulis menyadari bahwa dalam
pembuatan skripsi tidak lepas dari peran berbagai pihak yang mendukung dan
membantu penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan terima kasih dengan setulus hati kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan
menyelesaikan Studi Strata 1 Jurusan Fisika FMIPA UNNES.
2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin
untuk melaksanakan penelitian.
3. Ketua Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah
membantu dalam hal administrasi.
4. Dr. Ani Rusilowati, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I yang telah dengan
sabar memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyusun
skripsi.
5. Dr. Sugianto, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah dengan sabar
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyusun skripsi.
6. Drs. M. Sukisno, M. Si, selaku Dosen Penguji yang telah dengan sabar
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyusun skripsi.
7. Kepala SMP N 14 Tegal yang telah berkenan memberikan ijin kepada peneliti
dalam melaksanakan penelitian.
8. Sunardi, SPd, selaku guru Fisika SMP N 14 Tegal yang telah berkenan
membantu dan bekerjasama dengan peneliti dalam melaksanakan penelitian.
9. Ibu dan Bapakku tercinta yang telah memberikan segala bentuk pengorbanan,
do`a, dan kasih sayang yang tiada henti hingga terselesaikannya skripsi ini.
xi
10. Saudara-saudaraku di kos Halima As-Sadiya, Pesantren Basmala Indonesia,
FSLDK Semarang, FSLDK Bandung, FKIF, FMI, UKKI, MADANI, ANN,
FLP Semarang, Tegal, Solo, Sulewesi Selatan, yang selalu memberikan do`a,
dukungan dan kasih sayang kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Keluarga besar Bapak Rakian, yang selalu memberikan do`a dan dukungan.
12. Kak Bani Syafaat, kakakku tercinta yang selalu memberikan nasehat-nasehat
kepada penulis agar selalu sabar, ikhas, dan tabah dalam menjalani segala
bentuk ujian hidup.
13. Eko Wahyudi (Fisika UNTAN), akh Deden (Fisika ITB), Afandi (Fisika
UNS), terimaksih atas semua perhatian yang telah diberikan.
14. Semua sepihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
memberikan bantuan baik moril maupun materiil.
Penulis mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin.
Semarang, Februari 2010
Penulis
xii
ABSTRAK Fitniati, Eri. 2010. Pembelajaran Sains Fisika dengan Pendekatan SETS untuk
Meningkatkan Minat dan Pemahaman Siswa Kelas VII SMPN 14 Tegal. Skripsi, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Semarang. Dr. Ani Rusilowati, M.Pd. dan Dr. Sugianto, M.Si.
Kata Kunci: Pembelajaran sains Fisika, Pendekatan SETS, Minat, Pemahaman.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan secara langsung di SMP N 14 Tegal, ditemukan adanya permasalahan pembelajaran yaitu minat dan pemahaman belajar siswa yang rendah terutama pada pelajaran sains Fisika. Rendahnya minat dan pemahaman belajar siswa ini salah satu penyebabnya yaitu karena pembelajaran sains Fisika di sekolah tersebut belum mengarahkan siswa untuk berperan aktif mengkaji dan memahami penerapan ilmu pengetahuan yang didapatnya itu dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka diperlukan suatau penedekatan pembelajaran yang dapat mengarahkan siswa untuk berperan aktif mengkaji dan memahami penerapan ilmu pengetahuan yang didapatnya itu dalam kehidupan sehari-hari.. Salah satu pendekatan pembelajaran tersebut yaitu pembelajaran dengan pendekatan SETS (Science, Environment, Technology, and Society). Pembelajaran dengan pendekatan SETS dapat memberi pemahaman pada peserta didik tentang pengaruh Sains terhadap lingkungan, teknologi, dan masyarakat sehingga peserta didik dapat memanfaatkan pengetahuan yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan SETS pada penelitian ini dilakukan melalui penelitian tindakan kelas dengan dua siklus..
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII H SMP N 14 Tegal tahun ajaran 2009/2010. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang terdiri atas tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan minat dan pemahaman siswa dari sebelum pelaksanaan, siklus I sampai siklus II. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan nilai rata-rata minat siswa yaitu 69 (pra siklus, kategori kurang berminat), 77 (siklus I, kategori berminat), dan 82 (siklus II, kategori sangat berminat). Peningkatan pemahaman siswa dapat dilihat dari meningkatnya nilai rata-rata tes, yaitu 61 (pra siklus), 63.23 (siklus I), dan 71 (siklus II). Ketuntasan klasikal yang didiperoleh dari siklus I adalah 50 % dengan peningkatan pemahaman siswa sebesar 0.05 (kategori rendah), sedangkan pada siklus II ketuntasan klasikalnya menjadi 88.23% dengan peningkatan pemahaman siswa sebesar 0.32 (kategori sedang). Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pembelajaran Sains Fisika dengan pendekatan SETS dapat meningkatkan minat dan pemahaman siswa kelas VII di SMP N 14 Tegal.
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. ii
PENGESAHAN ......................................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI....................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................ v
KATA PENGANTAR ............................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL...................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiii
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian...................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 5
E. Penegasan Istilah ...................................................................................... 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN............. 7
A. Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 7
B. Hipotesis Tindakan ................................................................................... 21
BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................ 22
A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 22
B. Setting Penelitian...................................................................................... 22
C. Rancangan Penelitian ............................................................................... 22
D. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 27
xiv
E. Metode Analisis Data ............................................................................... 28
F. Indikator Keberhasilan .............................................................................. 31
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 32
A. Hasil Penelitian ........................................................................................ 32
B. Pembahasan.............................................................................................. 37
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 42
A. Simpulan .................................................................................................. 42
B. Saran ........................................................................................................ 42
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 44
LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................... 47
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Hasil perhitungan validitas instrumen soal.............................................. 24
2. Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal ................................................ 26
3. Kriteria minat siswa ............................................................................... 29
4. Hasil analisis minat siswa ....................................................................... 22
5. Hasil belajar siswa pada siklus I ............................................................. 33
6. Hasil angket pada siklus I ....................................................................... 34
7. Hasil angket pada siklus II ..................................................................... 35
8. Hasil belajar siswa pada siklus II ............................................................ 36
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Keterkaitan antara unsur SETS .............................................................. 20
2. Hasil Analisis minat siswa sebelum siklus I dan sesudah siklus I ............ 33
3. Hasil Analisis minat siswa setelah siklus I dan siklus II .......................... 36
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kisi-kisi soal uji coba ................................................................
Lampiran 2. Soal uji coba .............................................................................
Lampiran 3. Analisis soal uji coba ................................................................
Lampiran 4. Kisi-kisi soal .............................................................................
Lampiran 5. Soal siklus I dan siklus II ..........................................................
Lampiran 6. Kisis-kisi angket........................................................................
Lampiran 7. Lembar angket ..........................................................................
Lampiran 8. Analisis angket ..........................................................................
Lampiran 9. Kisi-kisi lembar observasi .........................................................
Lampiran 10. Lembar observasi ....................................................................
Lampiran 11. Analisis lembar observasi ........................................................
Lampiran 12. Hasil belajar siswa siklus I dan Siklus II ..................................
Lampiran 13. Daftar responden .....................................................................
Lampiran 14. Sillabus ...................................................................................
Lampiran 15. RPP .........................................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
SMP N 14 Tegal merupakan SMP negeri yang terletak di Jalan
Wisanggeni Kota Tegal. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan secara
langsung ke sekolah tersebut, ditemukan adanya permasalahan pembelajaran
yaitu minat dan pemahaman belajar siswa yang rendah terutama pada
pelajaran sains Fisika. Rendahnya minat dan pemahaman belajar siswa ini
salah satu penyebabnya yaitu karena pembelajaran sains Fisika di sekolah
tersebut belum mengarahkan siswa untuk berperan aktif mengkaji dan
memahami penerapan ilmu yang didapatnya itu dalam kehidupan sehari-hari.
Rendahnya minat dan pemahaman siswa ini akhirnya mengakibatkan kualitas
dari hasil belajar Fisika siswa, terutama di kelas VII H, belum mencapai KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu ≥ 63, hal ini dapat dilihat dari rata-rata
nilai Fisika siswa di kelas VII H yaitu 61.
Untuk menyikapi hal tersebut, guru sebagai faktor penentu
keberhasilan belajar dituntut untuk berperan maksimal dan profesional dalam
proses pembelajaran. Guru yang profesional diharapkan mampu
menyelenggarakan pembelajaran yang efektif, yaitu dengan merancang bahan
belajar (stimulus) yang mampu menarik dan memotivasi siswa untuk belajar
dan mampu menggunakan berbagai model pembelajaran yang menarik (Anni,
dkk. 2004:13). Peran maksimal guru dapat diwujudkan dengan pemilihan
2
pendekatan pembelajaran yang tepat. Tidak ada patokan yang baku mengenai
pendekatan pembelajaran yang paling baik untuk mengajar. Semua itu
disesuaikan dengan kondisi masing-masing, baik siswa, guru maupun sekolah.
Pendekatan adalah cara umum dalam memandang permasalahan atau
objek kajian. Ada berbagai pendekatan yang dapat digunakan dalam dunia
pembelajaran, di antaranya adalah pendekatan keterampilan proses,
pendekatan konstruktivisme, induktif, deduktif, dan pendekatan SETS
(Science, Environment, Technology, and Society).
Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat mengarahkan siswa
untuk berperan aktif mengkaji dan memahami penerapan ilmu pengetahuan
yaitu dengan pendekatan SETS (Science, Environment, Technology, and
Society). Pengajaran SETS dapat memberi pemahaman pada peserta didik
tentang peranan lingkungan terhadap sains, teknologi, dan masyarakat
sehingga peserta didik dapat memanfaatkan pengetahuan yang dipelajarinya.
Pendekatan SETS juga dapat membuat peserta didik mengetahui bagaimana
teknologi mempengaruhi laju perkembangan sains, dan berdampak pada
lingkungan serta masyarakat secara timbal balik sehingga siswa memiliki
kepedulian terhadap lingkungan kehidupannya. Dalam pengajaran
menggunakan pendekatan SETS murid diminta menghubungkaitkan antara
unsur SETS, yaitu menghubungkaitkan anatara konsep sains yang dipelajari
dengan benda-benda berkenaan dengan konsep tersebut pada unsur lain dalam
SETS, sehingga memungkinkan murid memperoleh gambaran yang lebih jelas
3
tentang keterkaitan konsep tersebut dengan unsur lain dalam SETS, baik
dalam bentuk kelebihan maupun kekurangannya. (Binadja, 1999a: 24).
Pembelajaran dengan pendekatan SETS yang di dalamnya terdapat
aspek lingkungan, akan sangat bermanfaat bagi siswa. Siswa akan lebih
mampu berpikir secara mendalam dan dapat melatih mereka untuk lebih
berperan dalam menyikapi permasalahan di lingkungan sekitar rumah maupun
lingkungan di sekitar sekolah tempat mereka belajar (Barak, 2007: 17).
Banyak penelitian yang menunjukkan keberhasilan pendekatan SETS
dalam mengatasi masalah-masalah yang terdapat dalam proses pembelajaran.
Hasil penelitian Susilowati (2004: 87) di SMA N 01 Ambarawa menunjukkan
bahwa hasil belajar dan sikap siswa terhadap lingkungan yang diajar dengan
pendekatan SETS lebih baik dari pada yang memperoleh pembelajaran dengan
metode konvensional. Hasil peneletian Atminingsih, Nur (2006: 92), di SMA
N I Gringsing menunjukkan pengaruh positif pendekatan SETS dalam
pembelajaran Kimia pokok bahasan zat radioaktif dan penggunaan radioisotop
terhadap minat dan sikap siswa pada pelajaran Kimia. Hasil penelitian
Mulyani (2008: 86), di SMA N 14 Semarang menunjukkan bahwa rata-rata
hasil belajar Kimia pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik antara siswa
yang diberi pembelajaran berpendekatan SETS menggunakan CD
pembelajaran lebih baik daripada hasil belajar Kimia menggunakan
pembelajaran konvensional. Hasil penelitian Hanifah, Arini Ainul (2008: 70),
di SMA N I Gringsing menunjukkan bahwa pembelajaran Kimia dengan
4
pendekatan SETS dengan metode eksperimen aplikatif dapat meningkatkan
hasil belajar Kimia dan dapat meningkatkan kreatifitas siswa.
Konsep sains Fisika pada dasarnya sangat erat dengan kehidupan alam
sekitar kita yang tentunya bersifat konkrit atau nyata. Hal tersebut sebenarnya
dapat dijadikan sebagai salah satu penunjang pembelajaran untuk dapat
memotivasi semangat belajar pada diri siswa. Pendekatan SETS dapat secara
langsung melibatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan dengan
cara tersebut pula maka para siswa tentunya akan lebih mudah dalam
memahami konsep sains yang ada. Pada penelitian ini, pokok bahasan yang
diteliti adalah pokok bahasan besaran dan satuan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan
yang timbul adalah:
1. Apakah pendekatan SETS mampu meningkatkan minat siswa dalam
belajar sains Fisika?
2. Seberapa besar pendekatan SETS mampu meningkatkan pemahaman
siswa dalam mempelajari sains Fisika?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya
peningkatkan minat siswa dalam belajar sains Fisika dan untuk meningkatkan
5
pemahaman siswa terhadap pelajaran sains Fisika dengan menggunakan
pendekatan SETS.
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
1. Bagi Peneliti, berguna untuk mendapatkan pengetahuan baru mengenai
model pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SETS.
2. Bagi Guru, diharapkan dapat mengetahui metode pengajaran yang sesuai
dengan pokok bahasan yang akan disampaikan.
3. Bagi Sekolah, diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan mutu
pembelajaran sains Fisika.
E. PENEGASAN ISTILAH
Untuk menghindari timbulnya kesalahpahaman dalam penafsiran dari
judul skripsi ini, maka perlu dibuat penegasan istilah sebagai berikut:
1. Pembelajaran Sains Fisika
Pembelajaran sains yang di dalamnya mencakup sains Fisika
menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. Sains atau ilmu pengetahuan alam
adalah salah satu pelajaran yang diajarkan di sekolah menengah pertama
(SMP) kelas VII. Pada penelitian ini, penulis membatasi penelitian pada
pokok bahasan besaran dan satuan.
6
2. Minat
Menurut Mulyasa (2004:15) minat adalah kecenderungan seseorang
untuk melakukan suatu perbuatan.
3. Pemahaman Siswa
Pemahaman siswa merupakan salah satu kemampuan kognitif yang
mencakup kemampuan siswa untuk menangkap makna dan arti dari bahan
atau materi yang dipelajari.
Pemahaman adalah kemampuan untuk mempertahankan,
membedakan, menduga, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberi
contoh, menuliskan kembali, dan memperkirakan (Arikunto, 2002 : 137).
4. SETS
SETS merupakan singkatan dari Science, Environment, Technology,
and Society. Pendekatan SETS memiliki makna pengajaran sains yang
dikaitkan dengan unsur lain seperti lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pembelajaran Sains Fisika
Sains atau yang biasa disebut sebagai Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) selalu dikaitkan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis. Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Melalui
pendidikan sains, diharapkan siswa mampu mengembangkan ilmu,
membina kerja sama bertenggang rasa, juga bersikap peka, jujur, tanggap
dan berperan aktif dalam menerapkan sains untuk memecahkan masalah
yang ada di sekitar. Salah satu pelajaran sains yang diajarkan di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) yaitu
pelajaran sains Fisika.
Sains Fisika merupakan bagian dari IPA yang telah
menyumbangkan ilmunya untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Pembelajaran sains Fisika di SMP di ajarkan mulai dari kajian
secara sederhana dan di teruskan ke kajian yang lebih kompleks.
Berbarengan dengan itu, siswa mulai dapat diperkenalkan pembahasan
yang bersifat kuantitatif dengan bantuan matematika, misalkan pada
persamaan suatu rumus yang telah ditemukan.
8
Sedangkan sebagai salah satu bagian dari sains atau IPA,
sebenarnya Fisika telah dipelajari di taman kanak-kanak, sekolah dasar
hingga sekolah tinggi dalam jenjang pendidikan. Fisika berhubungan erat
dengan pengamatan terhadap gejala-gejala di alam baik yang nyata
maupun gejala yang abstrak serta mempelajarinya, sehingga berpengaruh
pada cara dalam menyampaikannya kepada peserta didik.
Konsep tentang belajar mengandung tiga unsur utama, yaitu:
a. Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku
b. Perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman.
c. Perubahan perilaku karena belajar bersifat permanen.
Belajar mengacu pada perubahan perilaku yang terjai akibat dari
interaksi antara individu dengan lingkungannya. Apa yang dipelajari oleh
seseorang dapat diuraikan dan disimpulkan dari pola-pola perubahan
perilakunya (Anni, dkk. 2004:3).
2. Pemahaman Siswa
Pemahaman siswa merupakan salah satu kemampuan kognitif yang
mencakup kemampuan siswa untuk menangkap makna dan arti dari bahan
atau materi yang telah dipelajari. Tingkat pemahaman siswa dapat dilihat
dari hasil belajar yang diperoleh siswa tersebut. Hasil belajar merupakan
gambaran tingkat penguasaan siswa terhadap sasaran belajar pada topik
bahasan yang dipelajari, yang diukur dengan berdasarkan jumlah skor
jawaban benar pada soal yang disusun sesuai dengan sasaran belajar.
Dengan demikian hasil belajar merupakan hasil yang telah dicapai
9
seseorang setelah mengadakan suatu kegiatan belajar yang terwujud dalam
bentuk nilai hasil belajar yang telah diberikan oleh guru. Penelitian ini
lebih memfokuskan hasil belajar yang berupa pemahaman, sehingga soal-
soal yang dibuat dalam penelitian ini juga merupakan soal-soal yang
mengacu pada konsep pemahaman. Soal-soal yang mengacu pada konsep
pemahaman yaitu soal-soal yang dapat mengukur kemampuan siswa
dalam membedakan sesuatu, menduga, menyimpulkan,
menggeneralisasikan, memberi contoh, menuliskan kembali, dan
memperkirakan sesuatu sesuai dengan materi yang telah ia dapatkan
(Arikunto, 2002: 137).
3. Minat
Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang
minat. Minat adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu
perbuatan (Mulyasa, 2002:15). Menurut Bloom dan Balinsky dalam buku
petunjuk yang diterbitkan Depdiknas (2002:8) minat adalah kuatnya
kecenderungan seseorang terhadap objek-objek dan kegiatan yang
membutuhkan perhatian dan menghasilkan kepuasan. Dari beberapa
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan
seseorang secara aktif dan erat hubungannya dengan kemauan, kesenangan
dan perhatian. Minat erat sekali hubungannya dengan perasaan suka atau
tidak suka, tertarik atau tidak tertarik, dan senang atau tidak senang. Minat
timbul bila ada perhatian, dengan kata lain minat merupakan sebab serta
10
akibat dari perhatian. Sedangkan perhatian erat kaitannya dengan perasaan
suka dan tidak suka.
Walaupun minat/interest didefinisikan secara berbeda-beda, tetapi
minat senantiasa erat hubungannya dengan perasaan individu, objek,
aktivitas dan situasi. Selain itu, minat sangat erat hubungannya dengan
kebutuhan. Minat yang timbul dari kebutuhan anak-anak akan merupakan
faktor pendorong bagi anak dalam melaksanakan usahanya.
Jadi, dapat dilihat bahwa minat sangat penting dalam pendidikan,
sebab merupakan sumber dari usaha. Anak-anak tidak perlu mendapatkan
dorongan dari luar, apabila pekerjaan yang dilakukannya cukup menarik
minatnya. Minat seorang anak berpusat pada aktivitas yang menimbulkan
kepuasan yang mengurangi ketegangan (tension). Sehingga, apabila
aktivitas yang dilakukan oleh anak dapat menarik perhatiannya, maka akan
timbul minat pada anak tersebut dan mendapat suatu kepuasan.
Menurut Indrafachrudi (1970: 96), aspek-aspek minat dalam
belajar adalah kesenangan, kemauan, kesadaran, dan perhatian. Tanpa
adanya aspek-aspek tersebut, kemungkinan hasil belajar siswa tidak akan
optimal. Adapun peranan dan fungsi minat dalam belajar adalah:
a. Minat sebagai pendorong yang mengarahkan perbuatan seseorang dalam
beraktivitas.
b. Minat dapat membantu dalam memusatkan perhatian terhadap masalah
yang dihadapi.
11
c. Minat sebagai pembantu dalam pertumbuhan dan perkembangan
seseorang dalam mencapai suatu kematangan dan kedewasaan serta cita-
cita.
Selain itu, ada beberapa alasan mengapa seorang guru perlu
mengadakan pengukuran terhadap minat anak-anak, antara lain adalah
sebagai berikut:
a. Untuk meningkatkan minat anak-anak.
b. Untuk memelihara minat yang baru timbul.
c. Untuk mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yang tidak baik.
d. Sebagai persiapan untuk memberikan bimbingan kepada anak tentang
lanjutan studi/pekerjaan yang cocok baginya.
Menurut Nurkancana dan Sunartana (1986: 233), salah satu metode
pengukuran minat adalah dengan menggunakan kuesioner yang di
dalamnya berisi tentang pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan
keadaan siswa yang harus dipilih dan kuesioner jauh lebih efisien dalam
penggunaan waktu. Dari pilihan tersebut dalam tiap pernyataan akan
menghasilkan skor yang mencerminkan minat.
Minat termasuk ranah afektif yang menentukan keberhasilan
belajar seseorang. Orang yang tidak memiliki minat pada pelajaran
tertentu sulit untuk mencapai keberhasilan studi yang optimal. Seseorang
yang berminat dalam suatu pelajaran diharapkan akan mencapai hasil
belajar yang optimal. Oleh karena itu setiap guru harus mampu
12
membangkitkan minat semua siswanya terhadap mata pelajaran yang
diajarkan guru.
Minat antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut:
a. Membangkitkan suatu kebutuhan siswa (kebutuhan untuk menghargai
keindahan, memperoleh penghargaan, dsb).
b. Menghubungkan pelajaran dengan pengalaman yang lampau.
c. Memberi kesempatan siswa untuk mendapat hasil yang baik.
d. Menggunakan berbagai bentuk mengajar seperti diskusi, kerja
kelompok, demonstrasi, dsb).
Dari penjelasan di atas, maka supaya minat siswa dapat
dibangkitkan untuk memperoleh hasil yang baik, guru perlu
mengusahakan cara-cara tersebut di atas.
4. Pendekatan SETS
Pendekatan SETS merupakan perkembangan dari pendekatan STS
(Sains Technology and society). Dalam pendekatan STS proses
pengembangan materi tak terlepas dari ciri sains yang berorientasi pada
proses dan produknya saja, tetapi juga berorientasi pada tekmologi yang
ada dan yang dperlukan oleh masyarakat. Sedangkan dalam pendekatan
SETS proses pembelajaran mengemban pesan bahwa untuk menggunakan
sains ke bentuk teknologi dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
diperlukan pemikiran tentang berbagai implikasinya pada lingkungan
secara fisik maupun mental.
13
Pada dasarnya dalam kehidupan manusia, unsur sains, teknologi,
dan masyarakat itu saling berkaitan satu sama lain. Hal ini semakin
memperoleh pembenaran ketika masing-masing individu manusia harus
hidup bermasyarakat serta harus berinteraksi dengan alam sebagai habitat
hidupnya. Dari sana kemudian mereka mengenal fenomena alam yang
selanjutnya dikenal sebagai sains dan mereka mengambil manfaatnya
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam bentuk teknologi dan untuk
memperoleh kemudahan atau kemanfaatan dalam proses kehidupan secara
individu maupun bermasyarakat. Atas dasar inilah pembelajaran sains
berwawasan SETS mulai memberi penekanan penting pada kesaling
keterkaitan antara elemen-elemen SETS.
Tujuan Pendidikan SETS adalah untuk membantu peserta didik
mengetahui sains, perkembangan sains, teknologi-teknologi yang
digunakannya, dan bagaimana perkembangan sains serta teknologi
mempengaruhi lingkungan serta masyarakat.
Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan SETS memiliki
makna pengajaran sains yang dikaitkan dengan unsur lain dalam SETS,
yakni lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Sains tidak berdiri sendiri di
masyarakat karena keterkaitan dan ketergantungannya pada unsur-unsur
tersebut. Dalam konteks SETS perkembangan sains dianggap dipengaruhi
oleh perubahan lingkungan, teknologi, juga kepentingan serta harapan
masyarakat. Pada saat yang sama hendaknya dapat dipahami bahwa
perkembangan sains itu sendiri juga memiliki pengaruh kepada
14
perkemabangan teknologi, masyarakat serta lingkungan (Binadja, 1999a:
23).
Karakteristik pendekatan SETS dalam proses pembelajaran Fisika
dapat disebutkan beberapa diantaranya sebagai berikut : (1) bertujuan
memberi pembelajaran Fisika secara kontekstual, (2) siswa dibawa ke
situasi untuk memanfaatkan konsep Fisika ke bentuk teknologi untuk
kepentingan masyarakat, (3) siswa diminta berpikir tentang berbagai
kemungkinan akibat yang terjadi dalam proses pentransferan konsep
Fisika ke bentuk teknologi, (4) siswa diminta untuk menjelaskan
keterhubungkaitan antara unsur konsep Fisika yang diperbincangkan
dengan unsur-unsur lain dalam SETS yang mempengaruhi berbagai
keterkaitan antar unsur tersebut, (5) siswa dibawa untuk
mempertimbangkan manfaat atau kerugian dari penggunaan konsep Fisika
bila diubah dalam bentuk teknologi yang relevan, (6) siswa diajak
membahas tentang SETS dari berbagai arah dan dari berbagai titik awal
tergantung pengetahuan dasar yang dimiliki siswa bersangkutan (Utomo,
2009 : 6).
Pengajaran SETS harus dapat memberi pemahaman pada peserta
didik tentang peranan lingkungan terhadap sains, teknologi, dan
masyarakat agar peserta didik dapat memanfaatkan pengetahuan yang
dipelajarinya. Pada saat yang sama, pengajaran SETS juga harus membuat
peserta didik mengetahui bagaimana teknologi mempengaruhi laju
perkembangan sains, dan berdampak pada lingkungan serta masyarakat
15
secara timbal balik sehingga diharapkan siswa memliki kepedulian
terhadap lingkungan kehidupannya. Pembelajaran seperti ini akan
meningkatkan kepekaan siswa terhadap lingkungan di sekitarnya serta
dapat semakin memacu siswa untuk berpikir dan kreatif dalam ikut serta
berusaha menyikapi perubahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya
(Blikslager, 2008: 23).
Secara mendasar dapat dikatakan bahwa melalui pendekatan SETS
diharapkan agar peserta didik akan memiliki kemampuan memandang
sesuatu secara menyeluruh dengan memperhatikan keempat unsur SETS
tersebut. Sehingga dapat diperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang pengetahuan yang dimilikinya. Pendidikan SETS akan memberi
peluang lebih luas kepada para peserta didik untuk dapat menggunakan
pengetahuan yang dimiliki itu secara lebih baik dan bertujuan baik dalam
kehidupan sehari-hari dan untuk menjemput masa depan. Dalam usaha
menghasilkan sumber daya manusia yang lebih profesional di masa
emndatang diperlukan arah pendidikan yang lebih jelas dan
terimplementasikan sehingga memungkinkan peserta didik dan masyarakat
memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari pengetahuan yang
diperkenalkan dan harus dipelajari oleh peserta didik (Binadja, 1999c:
129).
Pembelajaran dengan pendekatan SETS dapat mengarahkan siswa
untuk lebih mengetahui lebih dalam tentang hubungan sains, lingkungan,
teknologi dan masyarakat. Pembelajaran yang di dalamnya menerangkan
16
tentang lingkungan dan teknologi akan sangat bermanfaat bagi siswa baik
secara individu maupun kelompok. Mereka akan lebih siap menghadapi
permasalahan yang sedang terjadi saat ini maupun yang akan datang
sehingga kualitas kehidupan manusia di dunia ini akan lebih baik (Pant,
2008: 17). Dalam proses belajar mangajar, sains tetap diberikan sebagai
prioritas utama tetapi unsur-unsur lainnya (lingkungan, teknologi, dan
masyarakat) juga mendapat perhatian yang cukup. Pengajaran sains tidak
berdiri sendiri melainkan dikaitkan dengan lingkungan, teknologi, dan
masyarakat karena keterkaitan dan ketergantungan antar unsur-unsur
tersebut. Dalam pendekatan SETS pembelajaran yang dilakukan
hendaknya dapat membawa siswa untuk lebih mengetahui kegunaan sains
dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa lebih memperhatikan
lingkungan sekitarnya.
Ciri-ciri pendekatan SETS menurut Binadja (1999b: 103) antara
lain:
a. Tetap memberikan pengajaran sains.
b. Siswa dibawa ke situasi untuk memanfaatkan konsep sains ke bentuk
teknologi untuk kepentingan masyarakat.
c. Siswa diminita berpikir tentang berbagai kemungkinan yang dapat terjadi
akibat pentransferan sains ke bentuk teknologi.
d. Siswa diminta untuk menjelaskan keterhubungkaitan antara unsur sains
yang sedang dibicarakan dengan unsur-unsur lain dalam SETS yaitu
17
lingkngan, teknologi, dan masyarakat yang mempengaruhi berbagai
keterkaitan antar unsur tersebut.
e. Siswa dibawa untuk mempertimbangkan manfaat dan kerugian daripada
penggunaan sains ke teknologi.
f. Dalam konteks konstruktivisme, siswa dapat diajak berbincang tentang
SETS dari berbagai macam arah dan dari berbagai macam titik awal
tergantung pengetahuan dasar yang dimiliki oleh siswa yang bersangkutan.
Secara bersama-sama dalam proses pembelajaran siswa dan guru
mempunyai peran menentukan dalam pembelajaran secara baik. Peran
guru dalam pembelajaran berwawasan SETS menurut Binadja
(1999b:106) di antaranya:
a. Mencipatakan pola berpikir yang melihat masa depan dengan berbagai
implikasinya.
b. Mengajak siswa untuk selalu berpikir terintregatif.
c. Membawa siswa untuk selalu berpikir kritis dalam menghadapi seuatu
dengan mengacu pada SETS.
d. Menjadi fasilitator yang mencukupi dalam pembelajran berwawasan
SETS.
e. Menjadi acuan arah pencarian informasi bagi siswa untuk bidang ilmu
yang ditekuninya.
f. Memberi tugas-tugas yang mengacu siswa untuk belajar secara
menyenangkan di lingkup SETS.
g. Membangkitkan minat pencarian pengetahuan yang lebih mendalam.
18
h. Memberi rangsangan untuk memecahkan masalah real sesuai bidang
ilmunya dan mengintregasikan dengan ilmu lain dengan cara
memperhatikan keterkaitan SETS.
i. Memberi rangsangan pada siswa untuk berinovasi, berkreasi, dan
berinvensi dengan berwawasan SETS.
j. Memberikan evaluasi pembelajaran yang juga berwawasan SETS.
Peran siswa dalam pembelajaran berwawasan SETS menurut
Binadja ( 1999b:107) adalah sebagai berikut:
a. Berusaha untuk selalu berwawasan SETS dalam belajar, berpikir dan
bertindak.
b. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan berwawasan SETS.
c. Berpikir tentang cara memanfaatkan pengetahuan yang diperoleh melalui
jalur SETS.
d. Berusaha secara aktif menyumbang kegiatan berwawasan SETS.
e. Selalu memiliki pemikiran alternatif produktif dan berwawasan SETS.
f. Mau menerima masukan positif untuk peningkatan kualitas belajar dan
pembinaan karier berkenaan dengan bidang yang dipelajari.
g. Memikirkan sendiri tentang karier yang dapat diciptakan dari
pengetahuan berwawasan SETS.
Pendidikan SETS adalah pendidikan yang membawa sistem
pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang dapat menerapkan
pengetahuan yang diperolehnya guna meningkatkan kualitas hidup
manusia (termasuk dirinya sendiri) tanpa harus membahayakan
19
lingkungannya. Dengan pemikiran berlandaskan SETS ini pula kita juga
mampu mengembangkan pengetahuan-pengetahuan baru yang sementara
ini belum terpikirkan (Binadja, 1999c: 27).
Dalam konteks pengembangan kurikulum sains yang bervisi SETS
maka SETS perlu dipikirkan sebagai sarana yang memberi sejumlah hal
berikut dalam arah pembelajaran sainsnya:
a. SETS hendaknya dipakai sebagai rambu-rambu dalam pengembangan
bahan pelajaran.
b. SETS hendaknya dimunculkan sebagai pembagi arah pada proses
pembelajaran sehingga proses belajar menjadi lebih produktif secara
akademik maupun ekonomis.
c. SETS perlu dipakai sebagai acuan dalam penentuan produk hasil proses
belajar yang menggambarkan peningkatan kemampuan peserta didik
dalam hal penalaran dan penggunaan ilmu pengetahuan yang dipelajari
secara lebih teramati.
d. SETS hendaknya juga dipakai sebagai tolak ukur keberhasilan proses
belajar peserta didik melalui pengembangan instrumen evaluasi yang
sesuai sehingga memungkinkan peserta didiknya mengetahui dengan lebih
baik tentang kecukupan pengetahuan yang mereka miliki dalam konteks
SETS tersebut (Binadja, 1999b: 129).
Dengan visi SETS itu juga, pendidikan sains diharapkan akan
menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan penalaran, kreatifitas,
20
serta produktifitas lebih tinggi dibanding dengan mereka yang tidak
berwawasan SETS (Binadja, 1999b: 35).
Pada masa mendatang, kehidupan berlandaskan sains dan teknologi
yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, betapapun sederhananya,
akan sangat membantu meringankan beban masyarakat dalam segala hal.
Pemahaman sains dan teknilogi itu nampaknya harus merupakan
persyaratan minimal kehidupan masyarakat masa depan. Dengan itu
masyarakat tak akan terlampau khawatir dengan perkembangan sains dan
teknologi di masa depan. Akan tetapi jika hanya sekedar dapat memahami
dan menerapkan sains dan teknologi tanpa batas, dapat terjadi
ketimpangan sosial karena penggunaan sains dan teknologi. Bahaya yang
dapat ditimbulkan pada lingkungan dan masyarakat tentu akan sangat
merugikan masyarakat itu sendiri. Itulah sebabnya persyaratan lain yang
terkandung dalam SETS, yakni keterhubungkaitan antar unsur SETS
(Binadja, 1999d: 141).
5. Sains
Sains atau ilmu pengetahuan alam adalah salah satu pelajaran yang
diajarkan di sekolah menengah pertama (SMP) kelas VII Pada penelitian
ini, penulis membatasi penelitian pada pokok bahasan gaya.
6. Besaran dan Satuan
Materi besaran dan satuan adalah materi pelajaran sains Fisika
yang diajarkan kepada siswa kelas VII semester 1. Materi besaran dan
satuan diberikan kepada siswa untuk mencapai kompetensi dasar yaitu
21
mendeskripsikan besaran pokok dan besaran turunan beserta satuannya
dan standar kompetensinya yaitu Memahami peranan besaran dan satuan
dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pembelajaran berpendekatan SETS, materi besaran dan
satuan akan dikaitkan dengan unsur-unsur yang terdapat dalam SETS yaitu
pengaruhnya terhadap perkembangan teknologi (unsur teknologi),
kemudian dipaparkan juga penggunaan alat-alat tersebut sebagai alat yang
bermanfaat untuk kehidupan bermasyarakat (unsur masyarakat), serta
dampak yang mungkin terjadi karena adanya pemanfaatan materi tersebut
terhadap lingkungan sekitar (unsur lingkungan). Hubungan keempat unsur
tersebut ditunjukkan pada Gambar 1.
Rendahnya hasil belajar mata pelajaran Fisika yang terukur pada
nilai rata-rata ulangan umum maupun pada raport dibandingkan dengan
mata pelajaran eksak lainnya seperti Biologi atau Kimia membawa
keprihatinan para pendidik khususnya guru-guru Fisika. Selain itu minat
yang rendah dari para siswa dalam mempelajari konsep-konsep Fisika
Society
Environment
Science
Technology
Gambar 1. Keterkaitan antara unsur SETS
22
dapat dilihat dari adanya anggapan umum siswa bahwa Fisika adalah mata
pelajaran yang sarat dengan rumus, perhitungan, pemikiran, dan abstrak
sehingga membosankan. Dengan kondisi pembelajaran Fisika seperti itu
dan tidak adanya motivasi yang mendukung semangat belajar siswa
menyebabkan ketuntasan pembelajaran relatif rendah. Selain itu hasil
belajar Fisika tidak tercermin pada sikap dan perilaku siswa dalam
kesehariannya. Siswa kurang memiliki cara pandang dan rasa peduli
terhadap dampak positif maupun negatif dari ilmu Fisika yang
memproduksi teknologi bagi masyarakat serta pengaruhnya terhadap
lingkungan (Utomo, 2009: 8).
B. HIPOTESIS TINDAKAN
Dengan menggunakan pendekatan SETS minat dan pemahaman
siswa kelas VII SMPN 14 Tegal pada pelajaran sains Fisika dapat meningkat.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan
dengan pendekatan SETS.
B. SETTING PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 14 Tegal yang terletak di Jalan
Wisanggeni Tegal. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII H SMP N 14
Tegal tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah 34 siswa.
C. RANCANGAN PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas yang mengambil setting di SMP N 14
Tegal, dilaksanakan dengan alur sebagai berikut.
1. Perencanaan Tindakan
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi
besaran dan satuan dengan model pembelajaran ekspositori
berpendekatan SETS.
b. Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa dan
lembar.
c. Menyusun lembar angket untuk siswa.
d. Mempersiapkan sarana dan media pembelajaran yaitu slide presentasi.
24
e. Menyusun kisi-kisi dan butir tes. Tes berupa soal pilihan ganda
sebanyak 30 butir untuk masing-masing siklus.
f. Menyusun kunci jawaban tes.
g. Mengadakan uji coba instrumen.
Instrumen berupa tes pilihan ganda diuji coba di kelas VII E
berjumlah 34 siswa yang berbentuk soal pilihan ganda. Instrumen
selanjutnya di analisis dengan menggunakan:
1) Validitas isi
Suatu tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur
tujuan khusus tertentu sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang
diberikan. Oleh karena materi yang diajarkan tertera dalam
kurikulum maka validitas isi ini sering juga disebut validitas
kurikuler (Arikunto, 2002: 67). Sejauhmana suatu tes memiliki
validitas isi ditetapkan menurut analisis rasional terhadap isi tes,
yang penilaiannya didasarkan atas pertimbangan subjektif
individual. Prosedur validasinya tidak melibatkan statistik apapun.
Dalam hal ini bisa dilakukan dengan cara menelaah soal yang
disusun berdasarkan materi yang relevan (Winarti, 2009: 25). Data
selengkapnya disajikan dalam Lampiran 1.
2) Uji validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan suatu
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur
25
( )( )( ){ } ( ){ }2222 YYNXXN
YXXYNrxyΣ−ΣΣ−Σ
ΣΣ−Σ=
(Arikunto, 2002: 65). Untuk menghitung validitas tiap butir soal
digunakan rumus korelasi product moment.
Keterangan:
xyr = skor item dengan skor total
N = jumlah peserta
XΣ = jumlah skor item
YΣ =jumlah skor total
XYΣ = jumlah perkalian skor item dengan skor total
2XΣ = jumlah kuadrat skor item
2YΣ = jumlah kuadrat skor total
Setelah diperoleh harga xyr selanjutnya dikonsultasikan dengan
nilai r tabel. Apabila xyr ≥ r tabel maka soal dikatakan valid.
Hasil perhitungan validitas instrumen soal disajikan pada Tabel
1. Data selengkapnya disajikan dalam Lampiran 3.
Tabel 1. Hasil Perhitungan Validitas Instrumen Soal
Tahap Kategori Jumlah Nomor Soal Silkus I Valid 20 2,5,7,8,11,14,15,16,17,18,19,20,
21,22,23,24,26,27,28,29 Tidak
Valid 10 1,3,4,6,9,10,12,13,25,30
Siklus II Valid 20 2,4,5,6,7,8,9,11,14,15,17,18,20,21,22,23,24,25,26,29
Tidak Valid
10 1,3,10,12,13,16,19,27,28,30
26
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
−=
111 kk
r ⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ −−
tkVMkM )(1
3) Uji realibilitas
Suatu tes dikatakan reliabel jika tes tersebut bisa memberikan
hasil yang tetap (Arikunto, 2002: 86). Rumus yang digunakan
untuk menghitung reliabilitas butir soal adalah rumus KR-21.
Keterangan:
r11 = rhitung = reliabilitas butir soal
k = banyaknya butir soal atau butir pertanyaan
M = skor rata–rata
Vt = varians total
(Arikunto, 2006: 189)
Nilai r11 yang diperoleh kemudian dikonsultasikan pada harga
product moment pada taraf signifikan 5% dengan ketentuan jika r11
> rtabel maka butir soal tersebut reliabel.
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas untuk item soal
siklus I, diperoleh harga rhitung sebesar 0,709. Jika n=30 diperoleh
rtabel= 0,339. Oleh karena, rhitung = 0,709 > rtabel = 0,339, maka
instrumen tersebut sudah reliabel. Perhitungan reliabilitas
instrumen siklus I disajikan pada Lampiran 3.
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas untuk item soal
siklus II, diperoleh harga rhitung sebesar 0,679. Jika n=30 diperoleh
rtabel= 0,339. Oleh karena, rhitung = 0,679 > rtabel = 0,339, maka
27
JSBP =
instrumen tersebut sudah reliabel. Perhitungan reliabilitas
instrumen siklus II disajikan pada Lampiran 2.
4) Taraf kesukaran soal
Menurut Arikunto (2002: 208), taraf kesukaran butir soal
dihitung dengan cara membandingkan siswa yang menjawab betul
dengan jumlah seluruh siswa peserta tes dengan rumus:
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Klasifikasi indeks kesukaran menurut Arikunto (2002: 210)
yang dimodifikasi sebagai berikut.
0,0 sampai dengan 0,30 = sukar
0,31 sampai dengan 0,70 = sedang
0,71 sampai dengan 1,00 = mudah
Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal disajikan pada Tabel
2. Data selengkapnya disajikan dalam Lampiran 3.
Tabel 2. Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
Tahap Kategori Jumlah Nomor Soal Silkus I Mudah 12 1,3,5,7,8,12,15,16,18,21,22,25 Sedang 11 2,6,9,17,19,23,24,26,27,28,30 Sukar 7 4,10,11,13,14,20,29 Siklus II Mudah 10 1,2,6,7,9,12,19,21,24,27 Sedang 12 3,4,10,11,14,15,16,17,22,25,28,30 Sukar 8 5,8,13,18,20,23,26,29
28
2. Pelaksanaan Tindakan
Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti mengajar siswa
dengan menggunakan RPP yang telah dibuat. Pada akhir pembelajaran tiap
siklus diadakan tes evaluasi.
3. Observasi
Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran di kelas dengan
menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Observasi dilakukan
dengan mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Pada akhir siklus siswa diminta mengisi angket
tanggapan terhadap model pembelajaran yang telah diterapkan.
4. Refleksi
Pelaksanaan refleksi berupa diskusi antara peneliti dan guru Fisika
yang bersangkutan. Diskusi tersebut bertujuan untuk mengevaluasi hasil
tindakan yang telah dilakukan yaitu dengan cara melakukan penelitian
terhadap proses yang terjadi, masalah yang muncul, dan segala hal yang
berkaitan dengan tindakan yang dilakukan. Setelah itu mencari jalan
keluar terhadap masalah-masalah yang mungkin timbul agar dapat dibuat
rencana perbaikan pada siklus II dan seterusnya.
D. METODE PENGUMPULAN DATA
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa lembar observasi
aktivitas siswa, angket siswa, dan tes hasil belajar.
29
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut.
1. Metode Tes
Tes diberikan pada akhir tiap siklus yang digunakan untuk mengukur
hasil belajar yang dicapai pada setiap siklus dan untuk mengetahui apakah
ada peningkatan hasil pemahaman siswa pada materi besaran dan satuan
setelah menggunakan pembelajaran dengan pendekatan SETS. Tes hasil
belajar dapat dilihat pada Lampiran 5.
2. Angket
Angket diberikan pada akhir siklus yang digunakan untuk mengetahui
apakah ada kenaikan minat belajar pada siswa setelah menerapkan model
pembelajaran dengan pendekatan SETS. Angket dapat dilihat pada
Lampiran 7.
3. Metode Observasi
Observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa.
Observasi dilakukan dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan
mengenai pelaksanaan pembelajaran di kelas. Lembar observasi aktivitas
siswa dapat dilihat pada Lampiran 10.
E. METODE ANALISIS DATA
Data hasil penelitian yang sudah terkumpul kemudian dianalisis
sebagai berikut:
1. Data hasil pengisian angket dihitung dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
30
a. Membaca setiap jawaban yang dipilih oleh siswa pada lembar angket.
b. Memberikan skor pada lembar kuesioner yang sudah diisi oleh siswa.
Sistem penskoran menggunakan skala Likert. Untuk pernyataan positif
(favourable), sangat setuju (SS) diberi skor 4 secara berturut-turut
sampai sangat tidak setuju (STS) diberi skor 1. Sebaliknya untuk
pernyataan negatif (unfavourable) sangat setuju (SS) diberi skor 1
secara berturut-turut sampai sangat tidak setuju (STS) diberi skor 4
(Subino, 1987: 125).
c. Merekap hasil angket pada pra siklus, siklus I dan siklus II untuk
mengetahui peningkatan minat siswa kemudian dimasukkan dalam
kategori minat siswa seperti ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Kriteria Minat Siswa
Skor Siswa Kriteria Minat 20 – 59 Tidak berminat 60 – 69 Kurang berminat 70 – 79 Berminat 80 – 100 Sangat berminat
2. Data hasil tes belajar siswa
Hasil tes belajar siswa yang dilakukan pada akhir siklus dihitung nilai
rata-ratanya dan dibandingkan antara siklus I dengan siklus II. Jika naik,
maka diasumsikan penerapan pembelajaran Fisika dengan pendekatan
SETS dapat meningkatkan pemahaman siswa. Nilai tes dirata-rata dengan
menggunakan rumus:
Keterangan:
X = nilai rata-rata
NXX Σ
=
(Suyitno, 2004: 73)
31
XΣ = jumlah nilai
N = jumlah siswa (Arikunto, 2002: 264)
Besarnya peningkatan pemahaman siswa sebelum dan sesudah
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SETS, dapat dianalisis
dengan uji Gain Ternormalisasi.
Keterangan
g = Besar peningkatan
Spost = Skor rata-rata akhir (dalam %)
Spre = Skor rata-rata awal (dalam %)
Kriteria gain yang digunakan yaitu :
g > 0.7 = Tinggi
0.3 ≤ g ≤ 0.7 = Sedang
g < 0.3 = Rendah (Wiyanto, 2008: 86)
3. Data hasil observasi
Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa
yang berupa tanggung jawab, menghargai pendapat orang lain,
menyampaikan pendapat, dan kemampuan bertanya. Hasil dari data
lembar observasi ini kemudian dianalisis dengan pemberian nilai untuk
masing-masing butir, kemudian mencari rata-rata nilai butir. Langkah
selanjutnya yaitu mengklasifikasikan atau mengkategorikan nilai butir-
butir yang langsung menunjukkan kedudukan peringkat butir yang
Spre
SpreSpostg
−
−=
%100
32
bersangkutan. Caranya adalah membandingkan nilai-nilai setiap butir
dengan rata-rata nilai semua butir sebagai pembatas.
- Nilai yang berada di atas rata-rata menujukkan kategori “Tinggi”,
disingkat T.
- Nilai rata-rata dan lebih rendah dari rata-rata menunjukkan kategoeri
“Rendah”, disingkat R. (Arikunto, 2006: 253)
Secara umum pada siklus I diperoleh data bahwa siswa-siswa kelas VII
H SMP N 14 Tegal telah memiliki tanggung jawab yang tinggi dan
kemampuan menghargai pendapat orang orang yang cukup tinggi pula,
akan tetapi masih tergolong rendah dalam kemampuan menyampaikan
pendapat dan dalam bertanya. Pada siklus II didapatkan adanya
peningkatan kemampuan, yaitu kemampuan siswa dalam mengemukakan
pendapat dan bertanya.
4. Data tentang ketuntasan belajar yang telah dicapai siswa dihitung dengan
menggunakan rumus:
Keterangan :
P = presentase ketuntasan belajar
S = jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar
N = jumlah siswa (Arikunto, 1987: 236)
%100xNSP =
33
F. INDIKATOR KEBERHASILAN
Tolok ukur keberhasilan penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari
adanya peningkatan minat belajar pada diri siswa dan sekurang-kurangnya
80% siswa memperoleh nilai ≥ 63. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Fisika di SMPN 14 Tegal adalah 63.
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan untuk meningkatkan
minat dan pemahaman siswa di SMP N 14 Tegal, diperoleh data hasil
penelitian sebagai berikut.
1. Siklus I
Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan pendekatan SETS
diperoleh data-data sebagai berikut.
a. Minat Siswa
Hasil analisis angket siswa ditunjukkan pada Tabel 4. Data
selengkapnya disajikan dalam Lampiran 8.
Tabel 4. Hasil Analisis Angket Siswa
No. Hasil Angket Data Awal Data Siklus I 1. Skor Tertinggi 71 85 2. Skor Terendah 58 68 3. Skor Rata-Rata 69 77 4. Kategori Kurang Berminat Berminat
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa setelah dilakukan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SETS pada siklus 1 rata-
rata hasil angket siswa meningkat dari 69 yang termasuk dalam kategori
kurang berminat menjadi 77 yang termasuk dalam kategori berminat.
Peningkatan minat siswa terhadap pelajaran Sains Fisika sebelum
35
dilakukan tindakan dan sesudah dilakukan tindakan pada siklus I dapat
digambarkan melalui Gambar 2.
010203040
5060708090
SkorTertinggi
SkorTerendah
Skor Rata-rata
Kriteria
Nila
i Ang
ket
Data AwalData Siklus I
b. Pemahaman siswa
Data tentang pemahaman siswa diperoleh dari pemberian soal-
soal objektif. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 5. Data selengkapnya
disajikan dalam Lampiran 12.
Tabel 5. Hasil Belajar Siswa Siklus I
Nilai rata-rata kelas 63.23 Jumlah siswa tuntas belajar 17 % Ketuntasan belajar 50 %
Pada siklus I ini terlihat adanya peningkatan nilai rata-rata kelas
yang semula adalah 61 menjadi 63.23. Peningkatan nilai ini kemudian
dianalisis dengan penghitungan Gain Ternormalisasi dan didapatkan
besarnya peningkatan pemahaman siswa pada siklus I adalah sebesar 0.05.
Gambar 2. Hasil Analisis Minat Siswa Sebelum Tindakan dan Sesudah Tindakan pada Siklus 1
36
Perolehan Gain Ternormalisasi ini tergolong pada kategori rendah. Secara
klasikal pada siklus I sebanyak 17 siswa telah tuntas belajar yaitu telah
memperoleh nilai ≥ 63 dengan ketuntasan belajar sebesar 50%. Hasil ini
menunjukkan bahwa nilai siswa pada siklus I belum memenuhi indikator
secara klasikal sekurang-kurangnya 80% siswa memperoleh nilai ≥ 63.
Besarnya peningkatan pemahaman siswa sebelum dan sesudah
pelaksanaan siklus I yaitu sebesar 0.05. Data ini diperoleh dari
penghitungan dengan rumus Gain Ternormalisasi.
c. Hasil Observasi
Hasil analisis lembar observasi siklus I ditunjukkan pada Tabel
6. Data selengkapnya disajikan dalam Lampiran 11.
Tabel 6. Hasil Angket Siklus I
Penilaian Jumlah Kriteria Tanggung Jawab 133 Tinggi Menghargai Pendapat 99 Tinggi Menyampaikan Pendapat 79 Rendah Kemampuan Bertanya 68 Rendah
Dari perolehan analisis lembar observasi pada siklus I diketahui
bahwa siswa-siswa di kleas VII H telah memiliki tanggung jawab dan
sikap menghargai orang lain yang tinggi akan tetapi kemampuan
menyampaikan pendapat dan kemampuan bertanya masih tergolong
rendah.
Refleksi
Berdasarkan hasil angket minat pada pembelajaran siklus I diperoleh
data bahwa sebagian besar siswa telah mengalami kenaikan minat dari
37
pembelajaran sebelumnya. Analisis hasil dari tes siklus I menujukkan
bahwa 17 siswa masih memiliki nilai kurang dari KKM yaitu kurang dari
63 dengan persentase siswa yang telah lulus KKM yaitu 50 % dan rata-
ratanya adalah 63.2. Berdasarkan hasil observasi pada pembelajaran siklus
I diperoleh data bahwa sebagian besar siswa telah memiliki tanggung
jawab dan kemampuan menghargai pendapat orang lain yang cukup tinggi
akan tetapi masih rendah dalam kemampuan menyampaikan pendapat dan
kemampuan bertanya. Rendahnya kemampuan siswa dalam
menyampaikan pendapat dan bertanya dalam pembelajaran ini salah
satunya adalah disebabkan karena siswa belum terbiasa mendapatkan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SETS.
Berdasarkan analisis hasil pembelajaran siklus I, langkah-langkah
yang akan ditempuh agar pembelajaran siklus II lebih baik adalah
menyusun rencana pembelajaran, menyiapkan alat dan bahan
pembelajaran, serta memberikan penguatan positif berupa kata-kata yang
dapat memotivasi siswa untuk dapat lebih bersemangat dalam mengikuti
proses pembelajaran.
2. Siklus II
Berdasarkan refleksi pada proses pembelajaran siklus I, pada
pembelajaran siklus II sudah direncanakan kembali perbaikan-perbaikan
agar minat dan pemahaman siswa dapat meningkat dan kekurangan-
kekurangan dari siklus I dapat diperbaiki. Dari hasil pengamatan siklus II
diperoleh data-data sebagai berikut.
38
0102030405060708090
100
SkorTertinggi
SkorTerendah
Skor Rata-rata
Kriteria
Nila
i Ang
ket
Data Siklus IData Siklus II
a. Minat Siswa
Hasil pengukuran minat belajar siswa pada siklus II dapat dilihat
pada Tabel 7. Data selengkapnya disajikan dalam lampiran 8.
Tabel 7. Hasil Angket Siklus II
No. Hasil Angket Data Awal Data Siklus I 1. Skor Tertinggi 85 90 2. Skor Terendah 68 71 3. Skor Rata-Rata 77 82 4. Kategori Berminat Sangat Berminat
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa setelah dilakukan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SETS pada siklus 1 rata-
rata hasil angket siswa meningkat dari 69 yang termasuk dalam kategori
kurang berminat menjadi 77 yang termasuk dalam kategori berminat.
Peningkatan minat siswa terhadap pelajaran Sains Fisika sebelum
dilakukan tindakan dan sesudah dilakukan tindakan pada siklus 1 dapat
digambarkan melalui Gambar 3.
Gambar 3. Hasil Analisis Minat Siswa Sebelum Tindakan
dan Sesudah Tindakan pada Siklus 1
39
b. Pemahaman siswa
Data tentang pemahaman siswa pada siklus II dapat dilihat pada
Tabel 8. Data selengkapnya disajikan dalam Lampiran 12.
Tabel 8. Hasil Belajar Siswa Siklus II
Nilai rata-rata kelas 71 Jumlah siswa tuntas belajar 30 % Ketuntasan belajar 88.23 %
Pada pembelajaran siklus II juga terdapat adanya peningkatan nilai
rata-rata kelas yang semula pada siklus I adalah 63.2, menjadi 74.85.
Sebagaimana penghitungan pada siklus I, peningkatan nilai ini kemudian
dianalisis juga dengan penghitungan Gain dan didapatkan besarnya
peningkatan pemahaman siswa pada siklus II adalah sebesar 0.32.
Perolehan Gain ini tergolong pada kategori sedang.. Hasil belajar siswa
pada siklus II juga lebih tinggi dibandingkan siklus I. Hal ini ditunjukkan
dengan perolehan rata-rata kelas pada siklus I yaitu 63.2 dan pada siklus II
rata-rata kelasnya menjadi 74.85. Dari perolehan hasil belajar siswa pada
siklus II sebanyak 30 siswa telah tuntas belajar yaitu yang memperoleh
nilai ≥ 63. Hasil ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus II
telah memenuhi indikator, yaitu sekurang-kurangnya 80% siswa
memperoleh nilai ≥ 63.
Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pada siklus II, jumlah siswa yang
tergolong berminat dan aktif meningkat dibandingkan pada siklus I.
Selama pembelajaran siswa sudah mulai berani mengungkapkan
40
pendapatnya dan mulai bertanya jika mengalami kesulitan. Tingkat
pemahaman materi juga meningkat dibandingkan siklus sebelumnya. Hal
ini terlihat pada nilai rata-rata kelas pada siklus II lebih tinggi daripada
siklus I.
B. PEMBAHASAN
Pada siklus I, telah terdapat kenaikan minat pada diri siswa dalam belajar.
Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai rata-rata minat siswa sebelum
pelaksanaan siklus I yaitu sebesar 69 (kategori kurang berminat), menjadi
sebesar 77 (kategori berminat) setelah pelaksanaan siklus I. Pada pelaksanaan
siklus I ini, jumlah siswa yang telah tuntas belajar yaitu yang telah memperoleh
nilai ≥ 63, hanya berjumlah 17 siswa dengan rata-rata nilainya yaitu 63.23 dan
persentase ketuntasan belajar 50 %. Data ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata
siswa pada siklus I lebih tinggi dari pada nilai rata-rata siswa sebelum
pelaksanaan siklus I yaitu sebesar 61. Untuk mengetahui seberapa besar
peningkatan pemahaman siswa sebelum pelaksanaan siklus I dan sesudah
pelaksanaan siklus I, digunakan uji Gain Ternormalisasi dan didapatkan
besarnya peningkatan pemahaman siswa pada siklus I ini yaitu sebesar 0.05.
Hasil ini menunjukkan bahwa peningkatannya masih tergolong rendah.
Sebagaimana dijelaskan di atas, jumlah persentase ketuntasan belajar pada
siklus I ini adalah 50 % dan hal ini menunjukkan bahwa jumlah persentase
ketuntasan belajar pada siklus I belum memenuhi indikator sehingga masih
masih perlu dilakukan perbaikan pada siklus selanjutnya.
41
Data perolehan pemahaman siswa yang belum memenuhi indikator ini
dapat dianalisis bahwa hal ini terjadi karena siswa belum terbiasa belajar dengan
menggunakan pendekatan SETS, sehingga dalam melaksanakan pembelajaran
ataupun dalam mengerjakan soal sebagian besar siswa masih merasa bingung
dan belum dapat memahami maksud dari soal-soal yang ada. Selama
pengamatan pada siklus I, aktivitas belajar yang jarang dilakukan oleh siswa
adalah bertanya dan mengajukan pendapat. Salah satu penyebab masih
rendahnya kemampuan bertanya dan mengungkapkan pendapat yaitu karena
siswa belum dapat memahami materi yang disampaikan dengan pendekatan
SETS, yaitu yang menjabarkan adanya pengaruh timbal balik antara Science
(Ilmu pengetahuan), environment (lingkungan), technology (teknologi), dan
society (masyarakat). Hal lain yang dapat menyebabkan masih rendahnya
kemampuan bertanya dan mengungkapkan pendapat pada diri siswa yaitu
karena kurangnya konsentrasi pada diri siswa.
Pada siklus II, jumlah siswa yang tuntas belajar mengalami kenaikan dari
siklus I, yaitu sebanyak 30 siswa berhasil memperoleh nilai diatas KKM dengan
persentase ketuntasan belajar sebesar 88.23 %. Besarnya peningkatan
pemahaman siswa yang diperoleh dari rata-rata nilai siswa pada siklus I dan II
kemudian dianalisis dengan menggunakan uji Gain Ternormalisasi untuk
diketahui seberapa besar peningkatannya. Berdasarkan penghitungan tersebut,
diperoleh besarnya peningkatan pemahaman siswa antara siklus I dan siklus II
yaitu sebesar 0.32 (termasuk dalam kategori sedang). Pada aspek minat, nilai
rata-rata minat siswa saat siklus I yaitu sebesar 77 (kategori berminat),
42
sedangkan pada siklus 2 meningkat menjadi 82 (kategori sangat berminat). Pada
siklus I jumlah siswa yang kurang berminat berjumlah 3 anak sedangkan pada
siklus II diperoleh data sudah tak ada lagi siswa yang dikategorikan dalam
kurang berminat dan semuanya telah meningkat menjadi berminat atau sangat
berminat. Kenaikan minat juga dapat dilihat dari meningkatnya jumlah siswa
yang dapat dikategorikan dalam kategori sangat berminat yaitu dari data siklus I
hanya 10 siswa, meningkat pada siklus II yaitu sebanyak 21 siswa.
Pada siklus II, keaktifan siswa yang dapat menunjang adanya minat siswa
pun semakin meningkat, siswa yang berani bertanya semakin meningkat, dan
yang berani menyampaikan pendapat juga meningkat jika dibandingkan siklus
sebelumnya. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa
penerapan pembelajaran sains Fisika dengan pendekatan SETS ini terbukti dapat
meningkatkan minat dan pemahaman siswa SMP N 14 Tegal.
Majid (2005: 153) menyatakan bahwa salah satu unsur yang memainkan
peran penting dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran adalah
bagaimana cara guru mengajarkan materi. Cara mengajar tersebut berkaitan erat
dengan aktivitas guru selama proses pembelajaran. Jadi, apabila guru telah
melakukan perannya dan mengajar sesuai dengan rencana pembelajaran yang
telah ditentukan, maka siswa akan beraktivitas sesuai dengan yang diharapkan
sehingga kompetensi dasar dan indikator yang ditetapkan dapat dicapai siswa.
Selama pelaksanaan penelitian dalam proses pembelajaran materi besaran
dan satuan ini, praktikan menggunakan model pembelajaran Ekspositori
(ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan) dengan pendekatan SETS yang
43
memungkinkan siswa untuk berperan aktif dalam berpikir dan dalam memahami
hubungan-hubungan antara materi besaran dan satuan dengan penerapannya
dibidang teknologi, pengaruhnya terhadap lingkungan, serta manfaat yang dapat
dirasakan oleh masyarakat. Pada pelaksanaan proses pembelajaran
menggunakan pendekatan SETS praktikan berperan sebagai mediator dan
fasilitator yang menyediakan fasilitas berupa slide presentasi, pemutaran video
yang ditampilkan di awal pembelajaran untuk menumbuhkan motivasi dan
untuk mengantarkan siswa pada materi yang akan disampaikan, serta pancingan-
pancingan kata untuk menggali keberanian siswa dalam bertanya dan untuk
menggali kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat.
Menurut Sukirman (2007: 57) pemahaman adalah hasil yang paling utama
dalam pembelajaran. Usaha untuk memperoleh pemahaman memerlukan
keterlibatan para siswa di mana mereka belajar melalui keterlibatan mereka
secara aktif dalam mengerjakan soal-soal, dalam memperhatikan penjelasan
guru, dalam bertanya, serta dalam mengemukakan pendapatnya.
Rendahnya minat siswa dalam belajar dikhawatirkan akan berakibat pada
rendahnya pemahaman siswa terhadap pelajaran yang sedang diikutinya.
Demikian juga sebaliknya, adanya kesulitan siswa dalam memahami materi
pelajaran dikhawatirkan dapat menurunkan minat siswa dalam mengikuti proses
belajar mengajar sehingga hasil belajar yang didapatkan tidak sesuai dengan
indikator yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu, dalam proses
komunikasi atau visualisasi materi perlu dilakukan adanya metode pembelajaran
yang tepat dan menarik bagi para siswa.
44
Pembelajaran Fisika dengan model pembelajaran ekspositori
berpendekatan SETS merupakan model pembelajaran yang membangun
pengetahuan dalam benak siswa dan lebih menekankan pada keterlibatan siswa
dalam pembelajaran, dengan media slide presentasi dapat mempermudah siswa
memahami materi dan memperkuat ingatan sehingga hasil belajar siswa dapat
meningkat.
45
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil
kesimpulan bahwa :
1. Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SETS,
maka minat belajar siswa pada pelajaran Sains Fisika mengalami
peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata yang diperoleh
siswa setelah mengisi lembar angket pada siklus 1 yaitu sebesar 77
(kategori berminat) dan pada siklus 2 yaitu sebesar 82 (kategori sangat
berminat).
2. Hasil pemahaman siswa juga meningkat seiring dengan meningkatnya
minat. Pada siklus 1 diperoleh rata-rata nilai sebesar 63.23 dengan
ketuntasan klasikal sebesar 50% dan pada siklus 2 mengalami peningkatan
menjadi 74.85 dengan ketuntasan klasikal sebesar 88.23%. Besarnya
peningkatan pemahaman siswa setelah dihitung dengan uji Gain yaitu
sebesar 0.32 yang termasuk dalam kategori sedang.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah diberikan, maka untuk
memperbaiki pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan SETS diperlukan
saran antara lain:
46
1. Dalam pembelajaran dengan pendekatan SETS, hendaknya praktikan atau
guru dapat mengarahkan siswa untuk memiliki persiapan yang matang dan
konsentrasi yang penuh sejak awal pembelajaran sehingga pembelajaran
dapat berlangsung lebih efektif.
2. Dengan melihat hasil pembelajaran dengan pendekatan SETS ini,
diharapkan pembelajaran dapat lebih dikembangkan dengan variasi media
pembelajaran lainnya untuk menambah minat dan pemahaman belajar
siswa terhadap suatu topik pelajaran.
3. Perlu diadakan siklus ke III untuk mengetahui apakah pembelajaran
dengan pendekatan SETS dapat kembali meningkatkan minat dan
pemahaman siswa.
47
DAFTAR PUSTAKA
Anni, Catharina Tri. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES. Arikunto, Suharsimi. 1987. Evaluasi Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (edisi
revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta. Atminingsih, Nur. 2006. Pengaruh Pendekatan SETS dalam Pembelajaran Kimia
Pokok Bahasan Zat Radioaktif dan Penggunaan Radioisotop terhadap Minat dan Sikap Siswa Kelas II SMA N I Gringsing (skripsi). Semarang: FMIPA UNNES.
Barak, Moshe. 2007. Reform-Based Science Teaching Teachers’ Intructional
Pratices and conceptions, 4 (1), 11-20. On line at http://education.calumet.
purdue.edu/vockell/AdPsyBook/Edpsy5/Edpsy5_social.htm. (accesed 18
Januari 2010)
Binadja, Achmad. 1999a. Pendidikan SETS dan penerapannya pada Pengajaran.
Makalah ini disajikan dalam seminar loka karya nasional, untuk bidang dsains dan non sains, kerjasama antara SEAMEO RESCAM dan UNNES, Semarang, 14-15 Desember 1999.
Binadja, Achmad. 1999b. SETS Education for Secondary Level. Makalah ini
disajikan dalam seminar loka karya nasional, untuk bidang dsains dan non sains, kerjasama antara SEAMEO RESCAM dan UNNES, Semarang, 14-15 Desember 1999.
Binadja, Achmad. 1999c. Wawasan SETS dalam Prngembangan Kurikulum
Sains. Makalah ini disajikan dalam seminar loka karya nasional, untuk bidang dsains dan non sains, kerjasama antara SEAMEO RESCAM dan UNNES, Semarang, 14-15 Desember 1999.
Binadja, Achmad. 1999d. Pengembangan Kurikulum Kimia Berwawasan SETS.
Makalah ini disajikan dalam seminar loka karya nasional, untuk bidang dsains dan non sains, kerjasama antara SEAMEO RESCAM dan UNNES, Semarang, 14-15 Desember 1999.
48
Blikslager, Victoria. 2008. Using Environment to Improve Learning. International
Journal of Science Education, 7 (1), 21-25. On line at
http://scholar.lib.vt.edu/ ejournals/JTE/ v7n1/contents.html (accesed 18
Januari 2010)
Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi Edisi Agustus 2002. Jakarta:
Dekdiknas. Hanifah, Arini Ainul. 2008. Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan SETS
dengan Metode Eksperimen Aplikatif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia dan Kreatifitas Siswa di Kelas XI IPA I SMA N 01 Gringsing (skripsi). Semarang: FMIPA UNNES.
Indrafachrudi, Soekarto. 1970. Pengantar Psikologi Pendidikan. Malang: IKIP
Malang. Majid. 2005. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya. Mulyani. 2008. Pembelajaran Berpendekatan SETS Menggunakan CD
Pembelajaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia pada Siswa di SMA N 14 Semarang (skripsi). Semarang: FMIPA UNNES.
Mulyasa. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Rosdakarya. Nurkancana, W & Sumartana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional. Pant, Hema. 2008. Environment Education or Teachers Through Technology
Mediated Open and Distance Learning. International Education Journal, 8 (3), 15-23. On line at http://www.ingentaconnect.com/content/routledg/ tsed/2009 (accesed 15 Januari 2010).
Subino. 1987. Konstruksi dan Analisis Tes Suatu Pengantar Kepada Teori Tes
dan Pengukuran. Jakarta: Depdikbud. Sukirman. 2007. Pandangan Teori Konstruktivistik Dalam Pembelajaran. Jurnal
Pendidikan. Volume 3. No 1. Hal 5-7. Semarang: Unnes Susilowati. 2004. Studi Komparasi antara Hasil Belajar dan Sikap Siswa yang
Memperoleh Pembelajaran dengan Pendekatan SETS dan Siswa yang Memperoleh Pembelajaran konvensional pada Siswa Kelas II SMA N 01 Ambarawa (skripsi). Semarang: FMIPA UNNES.
49
Suyitno, Amin. 2004. Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I. Semarang: UNNES.
Utomo, Pristiadi.2009. Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan SETS. Jurnal
Penelitian, 4 (2), 9-14. On line at http://puslit.petra.ac.id/journals/interior/ (accesed 20 Oktober 2009).
Winarti, Endang Retno. 2009. Evaluasi Proses dan HPM. Semarang: UNNES.
Wiyanto. 2008. Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi Laboratorium. Semarang: UNNES.
50
KISI-KISI SOAL UJI COBA BESARAN POKOK No Indikator Nomor soal Kunci
jawaban Jumlah prosentase Cognitive
domain 1 Mengelompokkan
besaran-besaran pokok dan satuannya
1,3,5,7,1215,17,30
B,C,A,D,BC,D,C
8 soal 27 % C1,C1,C1,C1,C1,C1, C1,C2
2 Menegetahui pengaruh sains “besaran pokok” terhadap lingkungan (environment)
6,8,10,19,2122,25,29
A,C,B,B,AC,D,D
8 soal 27 % C2,C2,C2,C2,C3,C2, C3,C2
3 Menegetahui pengaruh sains “besaran pokok” terhadap teknologi (technology)
2,9,11,1620,23,27
D,C,D,BC,B,A
7 soal 23% C1,C3,C1,C2,C2,C2, C2
4 Menegetahui pengaruh sains “besaran pokok” terhadap masyarakat (society)
4,13,14,1824,26,28
C,B,D,CD,B,A
7 soal 23 % C2,C3,C3,C3,C3,C2, C3
C1= ingatan (30%) C2 = pemahaman (46%) C3 = aplikasi (24%) KISI-KISI SOAL UJI COBA TURUNAN No Indikator Nomor soal Kunci
jawaban Jumlah prosentase Cognitive domain
1 Mengelompokkan besaran-besaran turunan dan satuannya
1,5,8,11,14 17,27,30
C,C,B,B,D D,A,C
8 soal 27 % C1,C1,C1, C1,C1,C1,C1,C1
2 Menegetahui pengaruh sains “besaran turunan” terhadap lingkungan (environment)
2,6,9,10 13,22,24
B,A,A,C D,C,B
7 soal 23 % C2,C2,C2, C3,C2,C2, C3
3 Menegetahui pengaruh sains “besaran turunan” terhadap teknologi (technology)
3,15,18,20 23,25,26,28
C,B,A,B A,C,D,B
8 soal 27% C3,C2,C2, C3,C3,C3, C2,C3
4 Menegetahui pengaruh sains “besaran turunan” terhadap masyarakat (society)
4,7,12,16 19,21,29
A,A,B,C D,C,A
7 soal 23 % C2,C2,C2, C2,C2,C2, C2
C1= ingatan (24%) C2 = pemahaman (50%) C3 = aplikasi (21%)
Lampiran 1
51
SOAL UJI COBA BESARAN POKOK
Mata Pelajaran : Fisika
Materi : Besaran pokok dan Satuannya
Kelas/semester : VII/I
Petunjuk:
1. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda (X) pada huruf
A, B, C, atau D pada lembar jawaban yang telah disediakan.
2. Mintalah penjelasan pada guru jika terdapat hal yang kurang jelas.
1. Di bawah ini yang termasuk kelompok besaran pokok adalah...
A. kecepatan, massa, dan massa jenis
B. kuat arus, panjang, dan suhu
C. luas, kecepatan, dan waktu
D. volume, panjang dan waktu
2. Garis tengah bagian dalam sebuah pipa diukur dengan menggunakan...
A. mikrometer sekrup C. mistar
B. meteran D. jangka sorong
3. Perhatikan tabel berikut
No Besaran Satuan Alat ukur 1 Panjang hektar Mistar 2 Massa kilogram Jangka sorong 3 Waktu detik atau sekon Stopwatch 4 Suhu kalori Termometer Dari tabel di atas pasangan yang benar antara besaran, satuan, dan alat
ukurnya adalah...
A. 1 C. 3
B. 2 D. 4
4. Pembuatan rumah dan bangunan lain dapat dilaksanakan dengan lebih mudah
dan lebih terperinci. Hal ini adalah salah satu manfaat yang diperoleh
masyarakat dari pengembangan sains yang berupa...
A. massa C. panjang
B. kuat arus D. kecepatan
Lampiran 2
52
5. Berikut ini yang termasuk besaran pokok adalah...
A. panjang, massa, waktu C. panjang, luas, volume
B. kecepatan, percepatan D. massa, berat. gaya
6. Ibu Ima paling suka membuat kue dan kemudian membagi-bagikan kue
tersebut kepada tetangga-tetangganya sehingga tercipta suasana kekeluargaan.
Suasana ini adalah salah satu pengaruh dari pengembangan sains di bidang...
A. lingkungan C. teknologi
B. sains D. sains dan teknologi
7. Perhatikan tabel berikut
No Besaran Satuan Alat ukur
1 Panjang hektar Mistar
2 Massa kilogram Jangka sorong
3 Waktu detik atau sekon Termometer
4 Suhu kelvin Termometer
Hubungan antara besaran pokok dengan satuan dalam sitem internasional (SI)
yang benar pada tabel di atas adalah…
A. 1 C. 3
B. 2 D. 4
8. Saat perlombaan lari, waktu yang diperlukan oleh pelari sampai ke garis finish
dapat ditentukan dengan menggunakan stopwatch. Dengan adanya lomba lari
tersebut, maka mayarakat akan menjadi lebih sehat dan lingkungan pun akan
lebih...
A. kotor C. sehat
B. jorok D. tercemar
9. Untuk mengukur tebal kertas digunakan…
A. jangka sorong C. micrometer sekrup
B. mistar D. meteran
10. Dampak positif dari ditemikannya konsep kuat arus bagi lingkungan salah
satunya yaitu...
A. efesiensi waktu C. lingkungan bebas polusi udara
B. lingkungan lebih terang D. lingkungan bebas polusi suara
53
11. Alat yang dapat digunakan untuk mengukur diameter dalam atau diameter luar
suatu benda adalah...
A. mistar C. neraca
B. micrometer sekrup D. jangka sorong
12. 1 km sama dengan...
A. 100 m C. 100 cm
B. 1000 m D. 1000 cm
13. Mikrometer skrup dapat digunakan oleh para montir untuk mengukur...
A. diameter sepeda motor C. panjang jok sepeda motor
B. diamater skrup D. panjang jeruji roda
14. Saat seseorang hendak membuat kue, maka ia akan menggunakan sebuah alat
untuk mengukur bahan-bahan yang diperlukan agar takarannya sesuai. Alat
yang dimaksud adalah...
A. jangka sorong C. micrometer sekrup
B. mistar D. neraca
15. Salah satu besaran pokok dalam fisika yaitu....
A. luas C. panjang
B. volume D. gaya
16. Stopwacth adalah salah satu alat hasil teknologi yang dapat digunakan untuk
mengukur...
A. panjang C. suhu
B. waktu D. arus listrik
17. Satuan dasar menurut sistem internasional untuk suhu adalah...
A. kilogram C. ampere
B. kandela D. kelvin
18. Seseorang yang menggunakan komputer biasanya ia juga menggunakan power
supply untuk melindungi komputernya. Hal ini adalah penerapan teknologi
bagi masyarakat yaitu dari pengembangan sains tentang...
A. luas C. kuat arus
B. waktu D. massa
54
19. Dampak negatif bagi lingkungan yang dapat ditimbulkan dari pengaruh sains
tentang kuat arus yaitu...
A. lingkungan menjadi terang C. lingkungan menjadi sehat
B. terjadinya konsleting D. polusi udara
20. Salah satu hasil teknologi pengaruh dari pengembangan sains “suhu” yaitu
diciptakannya…
A. stopwatch C. termometer bgadan
B. neraca D. meteran
21. Saat kita melewati jalan di perkotaan pada malam hari, kita sering melihat
adanya pemandangan kota yang indah karena efek pencahayaan yang sesuai
dengan kondisi jalan. Kesesuaian dalam penataan efek cahaya ini merupakan
salah satu pengaruh sains terhadap lingkungan. Sains yang dimaksud adalah
pengetahuan tentang….
A. intensitas cahaya C. panjang
B. massa D. suhu
22. Dengan adanya pengetahuan tentang panjang maka pengukuran adalam
pembuatan rumah akan semakin mudah. Setelah rumah-rumah tersebut selesai
dibangun dan masyarakat dapat tinggal dengan rukun, maka akan tercipta
suasana lingkungan yang…
A. kacau C. aman dan nyaman
B. rusuh D. penuh polusi udara
23. Konsep tentang adanya kuat arus membuat manusia berpikir untuk
menciptakan alat yang dapat mengukurnya. Alat tersebut biasa dinamakan…
A. voltmeter C. speedometer
B. amperemeter D. termometer
24. Pancaran sinar dari lampu di ruang tamu biasanya sengaja dibuat berbeda
intensitasnya dengan pancaran lampu belajar. Hal ini merupakan
pengembangan sains yang dapat dirasakan langsung oleh….
A. sains C. lingkungan
B. teknologi D. masyarakat
55
25. Pengetahuan tentang suhu telah membuahkan teknologi yang berupa
termometer ruang dan termometer badan. Kedua alat ini dapat digunakan di
rumah masing-masing warga sehingga lingkungan dapat lebih…
A. tercemar polusi udara
B. rentan terhadap bahaya rampok
C. terjaga dari polusi suara
D. lebih sehat
26. Manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat dari pengembangan konsep
“panjang” yaitu terciptanya…
A. stopwatch C. sepeda motor
B. meja belajar D. olah raga badminton
27. Lux meter merupakan hasil teknologi yang muncul karena adanya ilmu sains
yang berupa pengetahuan tentang....
A. intensitas cahaya C. suhu
B. arus listrik D. waktu
28. Bapak Shaleh hendak membuat lubang di lapangan sebagai tempat masuknya
bola golf. Sebelum menentukan diameter dan kedalaman lubang tersebut,
maka pak Shaleh harus mengukur dimater bola golf itu terlebih dahulu. Alat
yang dapat digunakan pak Shaleh untuk mengukur diameter bola tersebut
adalah….
A. jangka sorong C. penggaris
B. mikrometer sekrup D. meteran
29. Setelah manusia menemukan konsep tentang waktu, maka kegiatan-kegiatan
yang dilakukan masyarakat dapat lebih efisien dan tepat waktu. Efesiensi
waktu ini merupakan pengaruh sains yaitu ”waktu” terhadapa...
A. masyarakat C. teknologi
B. sains D. lingkungan
30. Eric mengukur tinggi kursi belajarnya dengan menggunakan tali. Eric
dikatakan sedang mengukur menggunakan satuan....
A. kelvin C. meter
B. ampere D. kilogram
56
KISI-KISI SOAL BESARAN POKOK No Indikator Nomor
soal Kunci jawaban
Jumlah prosentase Cognitive domain
1 Mengelompokkan besaran-besaran pokok dan satuannya
5,7,15,17 A,D,C,D 4 soal 20 % C1,C1,C1,C1
2 Menegetahui pengaruh sains “besaran pokok” terhadap lingkungan (environment)
8,19,21 22,29
C,B,A C,D
5 soal 25 % C2,C2,C3, C2,C2
3 Menegetahui pengaruh sains “besaran pokok” terhadap teknologi (technology)
2,11,16 20,23,27
D,D,B C,B,A
6 soal 30% C1,C1, C2,C2,C2, C2
4 Menegetahui pengaruh sains “besaran pokok” terhadap masyarakat (society)
14,18 24,26,28
D,C D,B,A
5 soal 25 % C3,C3,C3, C2,C3
C1= ingatan (30%) C2 = pemahaman (46%) C3 = aplikasi (24%) KISI-KISI SOAL BESARAN TURUNAN
No Indikator Nomor soal Kunci jawaban
Jumlah prosentase Cognitive domain
1 Mengelompokkan besaran-besaran turunan dan satuannya
5,8,11,14 17,30
C,B,B,D, D
5 soal 25 % C1,C1, C1,C1,C1
2 Menegetahui pengaruh sains “besaran turunan” terhadap lingkungan (environment)
2,6,9 22,24
B,A,A,C,B 5 soal 25 % C2,C2,C2,C2,C3
3 Menegetahui pengaruh sains “besaran turunan” terhadap teknologi (technology)
15,18,20 23,25,26
B,A,B A,C,D
6 soal 30% C2,C2, C3,C3,C3, C2
4 Menegetahui pengaruh sains “besaran turunan” terhadap masyarakat (society)
4,7,21,29 A,A,C,A 4 soal 20 % C2,C2,C2, C2
C1= ingatan (24%) C2 = pemahaman (50%) C3 = aplikasi (21%)
Lampiran 3
57
SOAL BESARAN POKOK
Mata Pelajaran : Fisika
Materi : Besaran pokok dan Satuannya
Kelas/semester : VII/I
Petunjuk:
3. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda (X) pada huruf
A, B, C, atau D pada lembar jawaban yang telah disediakan.
4. Mintalah penjelasan pada guru jika terdapat hal yang kurang jelas.
31. Garis tengah bagian dalam sebuah pipa diukur dengan menggunakan...
A. mikrometer sekrup C. mistar
B. meteran D. jangka sorong
32. Berikut ini yang termasuk besaran pokok adalah...
A. panjang, massa, waktu C. panjang, luas, volume
B. kecepatan, percepatan D.massa, berat. Gaya
33. Perhatikan tabel berikut
No Besaran Satuan Alat ukur
1 Panjang hektar Mistar
2 Massa Kilogram Jangka sorong
3 Waktu Detik atau sekon Termometer
4 suhu Kelvin Termometer
Hubungan antara besaran pokok dengan satuan dalam sitem internasional (SI)
yang benar pada tabel di atas adalah…
A. 1 C. 3
B. 2 D. 4
34. Saat perlombaan lari, waktu yang diperlukan oleh pelari sampai ke garis finish
dapat ditentukan dengan menggunakan stopwatch. Dengan adanya lomba lari
tersebut, maka mayarakat akan menjadi lebih sehat dan lingkungan pun akan
lebih...
Lampiran 5
58
A. kotor C. sehat
B. jorok D. tercemar
35. Alat yang dapat digunakan untuk mengukur diameter dalam atau diameter luar
suatu benda adalah...
A. mistar C. neraca
B. mikrometer sekrup D.jangka sorong
36. Saat seseorang hendak membuat kue, maka ia akan menggunakan sebuah alat
untuk mengukur bahan-bahan yang diperlukan agar takarannya sesuai. Alat
yang dimaksud adalah...
A. jangka sorong C. micrometer sekrup
B. mistar D. neraca
37. Salah satu besaran pokok dalam fisika yaitu....
A. luas C. panjang
B. volume D. gaya
38. Stopwacth adalah salah satu alat hasil teknologi yang dapat digunakan untuk
mengukur...
A. panjang C. suhu
B. waktu D. arus listrik
39. Satuan dasar menurut sistem internasional untuk suhu adalah...
A. kilogram C. ampere
B. kandela D. kelvin
40. Seseorang yang menggunakan komputer biasanya ia juga menggunakan power
supply untuk melindungi komputernya. Hal ini adalah penerapan teknologi
bagi masyarakat yaitu dari pengembangan sains tentang...
A. luas C. kuat arus
B. waktu D. massa
41. Dampak negatif bagi lingkungan yang dapat ditimbulkan dari pengaruh sains
tentang kuat arus yaitu...
A. lingkungan menjadi terang
B. terjadinya konsleting
C. lingkungan menjadi sehat
59
D. polusi udara
42. Salah satu hasil teknologi pengaruh dari pengembangan sains “suhu” yaitu
diciptakannya…
A. stopwatch C. termometer bgadan
B. neraca D. meteran
43. Saat kita melewati jalan di perkotaan pada malam hari, kita sering melihat
adanya pemandangan kota yang indah karena efek pencahayaan yang sesuai
dengan kondisi jalan. Kesesuaian dalam penataan efek cahaya ini merupakan
salah satu pengaruh sains terhadap lingkungan. Sains yang dimaksud adalah
pengetahuan tentang….
A. Intensitas cahaya C. panjang
B. massa D. suhu
44. Dengan adanya pengetahuan tentang panjang maka pengukuran adalam
pembuatan rumah akan semakin mudah. Setelah rumah-rumah tersebut selesai
dibangun dan masyarakat dapat tinggal dengan rukun, maka akan tercipta
suasana lingkungan yang…
A. kacau C. aman dan nyaman
B. rusuh D. penuh polusi udara
45. Konsep tentang adanya kuat arus membuat manusia berpikir untuk
menciptakan alat yang dapat mengukurnya. Alat tersebut biasa dinamakan…
A. voltmeter C. speedometer
B. amperemeter D. termometer
46. Pancaran sinar dari lampu di ruang tamu biasanya sengaja dibuat berbeda
intensitasnya dengan pancaran lampu belajar. Hal ini merupakan
pengembangan sains yang dapat dirasakan langsung oleh….
A. sains C. lingkungan
B. teknologi D. masyarakat
47. Manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat dari pengembangan konsep
“panjang” yaitu terciptanya…
A. stopwatch C. sepeda motor
B. meja belajar D. olah raga badminton
60
48. Lux meter merupakan hasil teknologi yang muncul karena adanya ilmu sains
yang berupa pengetahuan tentang....
A. intensitas cahaya C. suhu
B. arus listrik D. Waktu
49. Bapak Shaleh hendak membuat lubang di lapangan sebagai tempat masuknya
bola golf. Sebelum menentukan diameter dan kedalaman lubang tersebut,
maka pak Shaleh harus mengukur dimater bola golf itu terlebih dahulu. Alat
yang dapat digunakan pak Shaleh untuk mengukur diameter bola tersebut
adalah….
A. jangka sorong C. penggaris
B. mikrometer sekrup D. meteran
50. Setelah manusia menemukan konsep tentang waktu, maka kegiatan-kegiatan
yang dilakukan masyarakat dapat lebih efisien dan tepat waktu. Efesiensi
waktu ini merupakan pengaruh sains yaitu ”waktu” terhadapa...
A. masyarakat C. teknologi
B. sains D. lingkungan
61
KISI-KISI INSTRUMEN MINAT SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN FISIKA
No Aspek minat Sub indikator Favorable Unfavorable1. Perhatian
siswa • Kehadiran di kelas • Persiapan menjelang
pelajaran • Mendengarkan
penjelasan guru
11 1 15
12 2 16
2. Kesenangan • Tanggapan tentang sains fisika
• Tanggapan tentang cara penyampaian pelajaran
4,8 21, 27, 29, 31, 33
3,7 22, 28, 30, 32, 34
3. Kemauan • Bertanya • Usaha untuk
memperdalam pengetahuan
• Mencatat
14 23 17
13 24 18
4. Kesadaran • Aplikasi sains dalam kehidupan sehari-hari
• Mengerjakan tugas tanpa paksaan
6, 9, 25 19
5, 10, 26 20
Lampiran 6
62
INSTRUMEN MINAT Isilah angket dibawah ini dengan penuh kejujuran dan keterbukaan. Jawaban yang diberikan, tidak akan berpengaruh terhadap nilai akademik anda.
Keterangan :
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
. NO PERTANYAAN SS S TS STS
1. Sebelum mata pelajaran fisika berlangsung saya berusaha membaca materi yang akan di ajarkan terlebih dahulu
2. Sebelum mata pelajaran fisika berlangsung saya merasa tidak berusaha membaca materi yang akan di ajarkan terlebih dahulu
3. Fisika merupakan mata pelajaran yang membosankan
4. Fisika merupakan mata pelajaran yang menyenangkan
5. Fisika merupakan mata pelajaran yang tidak bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari
6. Fisika merupakan mata pelajaran yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari
7. Fisika merupakan mata pelajaran yang sulit dipelajari
8. Fisika merupakan mata pelajaran yang mudah dipelajari
9. Fisika merupakan mata pelajaran yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan sehari-hari
10. Fisika merupakan mata pelajaran yang tidak berhubungan dengan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan sehari-hari
11. Saya selalu mengikuti kegiatan belajar mengajar mata pelajaran fisika pada saat jam mata pelajaran fisika
12. Saya tidak pernah mengikuti kegiatan belajar mengajar mata pelajaran fisika pada saat jam mata pelajaran fisika
Lampiran 7
63
13. Ketika menemui materi yang tidak saya pahami, saya tidak bertanya pada teman atau guru
14. Ketika menemui materi yang tidak saya pahami, maka saya akan bertanya pada teman atau guru
15. Saya selalu mendengarkan semua penjelasan yang diberikan oleh guru tentang materi mata pelajaran fisika
16. Saya tidak pernah mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru tentang materi mata pelajaran fisika
17. Semua materi yang disampaikan guru mengenai mata pelajaran fisika selalu dicatat
18. Tidak semua materi yang disampaikan guru mengenai mata pelajaran fisika dicatat
19. Saya selalu mengerjakan tugas dan soal latihan yang di berikan oleh guru tanpa paksaan dari siapapun
20. Saya lebih sering mengerjakan tugas dan soal latihan yang di berikan oleh guru jika ada paksaan dari guru
21. Saya menyukai cara guru dalam mengajar mata pelajaran fisika dengan penedekatan SETS (Science, Environment, Technology, and Society) yaitu dengan cara mengaitkan materi sains dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
22. Saya tidak menyukai cara guru dalam mengajar mata pelajaran fisika dengan penedekatan SETS.
23. Saya terbiasa berdiskusi dengan teman untuk memperdalam pengetahuan tentang sains Fisika
24. Saya tidak pernah berdiskusi dengan teman untuk memperdalam pengetahuan tentang sains Fisika
25. Materi besaran dan satuan sangat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari
26. Materi besaran dan satuan tidak ada hubungannya dengan kehidupan sehari-hari
27. Materi besaran dan satuan merupakan materi sains fisika yang sesuai apabila diajarkan dengan menggunakan penedekatan SETS
28. Materi besaran dan satuan merupakan materi sains fisika yang tidak sesuai apabila diajarkan dengan menggunakan penedekatan SETS.
29. Saya lebih bisa memahami penerapan materi fisika dalm kehidupan sehari-hari apabila diajarkan dengan model pembelajaran dengan pendekatan SETS.
30. Saya tidak bisa memahami penerapan materi fisika dalm kehidupan sehari-hari apabila diajarkan dengan model pembelajaran dengan pendekatan SETS.
64
31. Model pembelajaran dengan pendekatan SETS membuat saya berminat mempelajari mata pelajaran fisika dengan lebih serius
32. Model pembelajaran dengan pendekatan SETS membuat saya tidak berminat mempelajari mata pelajaran fisika dengan lebih serius
33. Model pembelajaran dengan pendekatan SETS membuat belajar fisika menjadi lebih menyenangkan
34 Model pembelajaran dengan pendekatan SETS tidak membuat belajar fisika menjadi lebih menyenangkan
65
Kriteria Penilaian Lembar Observasi
Aspek yang diamati Skor Kriteria
Tanggung jawab
4 3 2 1
Memperhatikan penjelasan guru dan mengerjakan seluruh tugas.
Memperhatikan penjelasan guru tetapi mengabaikan tugas.
Mengabaikan penjelasan guru, namun bertanggung jawab terhadap tugas tugas.
Tidak memperhatikan penjelasan guru dan tidak bertanggung jawab terhadap tugas.
Menghargai pendapat orang
lain
4 3 2 1
Mendengarkan penjelasan teman secara keseluruhan Mendengarkan sebagian pendapat teman. Tidak mendengarkan pendapat teman dan tidak
mengganggu yang lain Tidak mendengarkan pendapat teman dan membuat
keributan sendiri
Menyampaikan pendapat
4 3 2 1
Mengutaran pendapatnya dengan jelas dan benar. Mengutaran pendapatnya sampai dengan 50% jelas
dan benar. Mengutaran pendapat namun tidak jelas dan benar. Tidak mengutaran pendapat.
Kemampuan bertanya
4 3 2 1
Sangat aktif bertanya tentang sesuatu yang kurang dipahami (lebih dari 3 kali)
Aktif bertanya tentang sesuatu yang kurang dipahami (2 sampai 3 kali)
Bertanya tentang sesuatu yang kurang dipahami (minimal 1 kali)
Tidak bertanya sama sekali
Lampiran 9
66
Lembar Observasi
No Nama Tanggung Jawab
Menghargai Pendapat Orang Lain
Menyampaikan Pendapat
Kemampuan Bertanya
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Aji Dwi Saputra Angga Widi Afrizal Ari Setiana Azmi Setiawan Dedi Riyanto Defika Yuwiarandini Dena Liantino Devi Ayu R Emalia Suryanti Evi Yuniarti Fahmi Umarsaid Farah Dilla A Fatchuroziqin Fikri Pancar N Ganang Yulianto Hendri Bimantara H Hilda Kusuma W Ilham Ma'rufi Ira Bella Putri A M. Dian Rifai Muzayanah Nata Arta Mustika Nur Saidah Nurul Afthiroh Ragil Anggi Samono Rahmat Mubarok Riska Nurmalita Rizqi Arsyiani N Sesa Eka Oktarina Shelila Alfiani Tria Wardhani Triyoko Yuliansyah Yuliana W Zulfa Nur R
Lampiran 10
67
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Satuan Pendidikan : SMP N 14 Tegal
Mata Pelajaran : Sains Fisika
Kelas / Semester : VII / I
Materi Pokok : Besaran dan Satuan
Sub materi pokok : Besaran Pokok dan Satuannya
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
I. Standar Kompetensi
- Memahami peranan besaran dan satuan dalam kehidupan sehari-
hari
II. Kompetensi Dasar
- Mendeskripsikan besaran pokok beserta satuannya
III. Indikator
- Mengelompokkan besaran-besaran pokok dan satuannya
- Menegetahui pengaruh sains “besaran pokok” terhadap lingkungan
(environment)
- Menegetahui pengaruh sains “besaran pokok” terhadap teknologi
(technology)
- Menegetahui pengaruh sains “besaran pokok” terhadap masyarakat
(society)
IV. Strategi Pembelajaran
Model pembelajaran : Ekspositori (ceramah, diskusi, tanya
jawab, dan penugasan)
Langkah-langkah kegiatan belajar mengajar
No Kegiatan Guru Aktivitas siswa waktu1.
Pendahuluan a. Mengucap salam b. Apersepsi
Menjawab salam Berpikir dan menjawab
15 menit
Lampiran 15
68
2. 3.
Memutar slide penerapan beberapa jenis besaran dalam kehidupan sehari-hari untuk membangkitkan motivasi kepada siswa sebelum melakukan pembelajaran.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Kegiatan inti a. Guru menerangkan materi besaran pokok
dan satuan dengan media presentasi yang telah dilengkapi dengan penerapan materi besaran dan satuan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Mengantarkan siswa untuk berpikir tentang penerapan materi besaran dan satuan dalam kehidupan sehari-hari dan mengarahkan siswa untuk berpikir tentang pengaruh materi besaran dan satuan terhadap lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
c. Memberikan pertanyaan dan mengajak siswa untuk berperan aktif dalam menjawab pertanyaan dan dalam mengemukakan pendapatnya.
Penutup a. Menyimpulkan materi yang telah
dipelajari. b. Mengarahkan siswa untuk mengerjakan
angket c. Mengarahkan siswa untuk kembali
mempelajari materi yang telah didapatkan.
d. Mengarahkan siswa untuk mengerjakan soal-soal
e. Memberikan kata-kata motivasi dan penyemangatan bahwa belajar sains Fisika adalah hal yang sangat menyenangkan karena sangat dekat dengan kehidupan keseharian kita.
pertanyaan guru Memperhatikan penjelasan guru, mencermati, dan memahami penjelasan guru, serta berperan aktif dalam mengemukakan pendapat atau bertanya tentang sesuatu yang kurang dipahami Menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan mengerjakan angket dan soal-soal
60 menit 60 menit
V. Sumber belajar
1. Buku Fisika kelas VII semester I
2. Bahan ajar Berwawasan SETS
69
VI. Penilaian
a. Jenis tagihan
- Aktivitas siswa
- Tes pilihan ganda
b. Bentuk instrumen
- Lembar obsevasi aktivitas siswa
- Soal-soal pilihan ganda
- Lembar angket
Semarang, 25 Juli 2009
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran, Peneliti,
Sunardi, S.Pd Eri Fitniati