pembentukan organ dan neurulasi

10
1 METODE PEMBENTUKAN ORGAN DAN NEURULASI Adnan (Biologi FMIPA UNM) Semua organ dibentuk dari tiga lapisan lembaga yang dihasilkan selama gastrulasi, yaitu lapisan ektoderem, lapisan mesoderem, dan lapisan endoderem Pada tahap perkembangan selanjutnya, ektoderem berekembang menjadi antara lain tabung saraf, neural crest, mata, telinga, ektoderem ekstra embrio dari amion dan chorion, epitel permukaan tubuh, rambut, dan kelenjar. Sementara itu lapisan mesoderem lateral. Dari mesoderem dorsal akan dibentuk, antara lain skeleton aksial, otot, dan jaringan ikat kulit. Dari mesoderem intermediat dibentuk, antara lain jaringan ikat, otot polos organ-orgaan visera dan pembuluh darah, jantung, dan stroma gonad. Dari lapisan endodrem dibentuk saluran pencernaan dan derivatnya (Gambar 1.1). Pembentukan organ tubuh membutuhkan suatu mekanisme yang sangat rumit dan kompleks. Mekanisme pembentukan organ disebut organogenesis. Agar organ- organ tersebut dapat terbentuk, sejumlah proses ikut terlibat dan untuk setiap jenis organ mempunyai cara pembentukan yang berbeda. Adapun cara-cara tersebut antara alain penebalan lokal, pemisahan lapisan sel, pelipatan, penebalan dan pembentukan rongga, fusi jaringan, dan pembentukan sel-sel mesenkim. A. CARA PEMBENTUKAN ORGAN 1. Penebalan Lokal Penebalan lokal terjadi akibat akumulasi sel-sel pada tempat tertentu pada suatu lapisan sel. Sel-sel tersebut berasal dari daerah sekitarnya pada lapisan sel yang sama. Peristiwa ini disebut penebalan lokal. Pada tempat-tempat dimana terjadi penebalan lokal, biasanya aktivitas mitosis meningkat, walaupun hal tersebut tidak selalu terjadi.

Upload: adnanunm3177

Post on 20-Jun-2015

2.635 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

1METODE PEMBENTUKAN ORGAN DAN NEURULASIAdnan (Biologi FMIPA UNM) Semua organ dibentuk dari tiga lapisan lembaga yang dihasilkan selama gastrulasi, yaitu lapisan ektoderem, lapisan mesoderem, dan lapisan endoderem Pada tahap perkembangan selanjutnya, ektoderem berekembang menjadi antara lain tabung saraf, neural crest, mata, telinga, ektoderem ekstra embrio dari amion dan chorion, epitel permukaan tubuh, rambut, dan kelenjar. Sementara itu lapisan mesoderem lateral. Dari mesoderem dorsal akan

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBENTUKAN ORGAN DAN NEURULASI

1

METODE PEMBENTUKAN ORGAN DAN

NEURULASI Adnan

(Biologi FMIPA UNM)

Semua organ dibentuk dari tiga lapisan lembaga yang dihasilkan

selama gastrulasi, yaitu lapisan ektoderem, lapisan mesoderem, dan lapisan

endoderem

Pada tahap perkembangan selanjutnya, ektoderem berekembang menjadi antara

lain tabung saraf, neural crest, mata, telinga, ektoderem ekstra embrio dari amion dan

chorion, epitel permukaan tubuh, rambut, dan kelenjar. Sementara itu lapisan

mesoderem lateral. Dari mesoderem dorsal akan dibentuk, antara lain skeleton aksial,

otot, dan jaringan ikat kulit. Dari mesoderem intermediat dibentuk, antara lain jaringan

ikat, otot polos organ-orgaan visera dan pembuluh darah, jantung, dan stroma gonad.

Dari lapisan endodrem dibentuk saluran pencernaan dan derivatnya (Gambar 1.1).

Pembentukan organ tubuh membutuhkan suatu mekanisme yang sangat rumit

dan kompleks. Mekanisme pembentukan organ disebut organogenesis. Agar organ-

organ tersebut dapat terbentuk, sejumlah proses ikut terlibat dan untuk setiap jenis

organ mempunyai cara pembentukan yang berbeda. Adapun cara-cara tersebut antara

alain penebalan lokal, pemisahan lapisan sel, pelipatan, penebalan dan pembentukan

rongga, fusi jaringan, dan pembentukan sel-sel mesenkim.

A. CARA PEMBENTUKAN ORGAN

1. Penebalan Lokal

Penebalan lokal terjadi akibat akumulasi sel-sel pada tempat tertentu pada suatu

lapisan sel. Sel-sel tersebut berasal dari daerah sekitarnya pada lapisan sel yang sama.

Peristiwa ini disebut penebalan lokal. Pada tempat-tempat dimana terjadi penebalan

lokal, biasanya aktivitas mitosis meningkat, walaupun hal tersebut tidak selalu terjadi.

Page 2: PEMBENTUKAN ORGAN DAN NEURULASI

Biasanya penebalan lokal dihasilkan oleh migrasi sel. Ada dua tipe penebalan lokal,

yaitu penebalan kontinyu dan penebalan yang tidak kontinyu.

Gambar 1.

Penebalan kontinyu dapat dijump

(neural plate)

Biasanya penebalan lokal dihasilkan oleh migrasi sel. Ada dua tipe penebalan lokal,

yaitu penebalan kontinyu dan penebalan yang tidak kontinyu.

Gambar 1. 1. Skema yang menunjukkan asal berbagai jenis organ pada tubuh (Gilbert,

1985).

Penebalan kontinyu dapat dijump

(neural plate). Penebalan lempeng saraf ditunjukkan pada gambar 1.2. Penebalan

Biasanya penebalan lokal dihasilkan oleh migrasi sel. Ada dua tipe penebalan lokal,

yaitu penebalan kontinyu dan penebalan yang tidak kontinyu.

Skema yang menunjukkan asal berbagai jenis organ pada tubuh (Gilbert,

1985).

Penebalan kontinyu dapat dijump

. Penebalan lempeng saraf ditunjukkan pada gambar 1.2. Penebalan

Biasanya penebalan lokal dihasilkan oleh migrasi sel. Ada dua tipe penebalan lokal,

yaitu penebalan kontinyu dan penebalan yang tidak kontinyu.

Skema yang menunjukkan asal berbagai jenis organ pada tubuh (Gilbert,

Penebalan kontinyu dapat dijump

. Penebalan lempeng saraf ditunjukkan pada gambar 1.2. Penebalan

Biasanya penebalan lokal dihasilkan oleh migrasi sel. Ada dua tipe penebalan lokal,

yaitu penebalan kontinyu dan penebalan yang tidak kontinyu.

Skema yang menunjukkan asal berbagai jenis organ pada tubuh (Gilbert,

Penebalan kontinyu dapat dijumpai pada proses pembentukan lempeng saraf

. Penebalan lempeng saraf ditunjukkan pada gambar 1.2. Penebalan

Biasanya penebalan lokal dihasilkan oleh migrasi sel. Ada dua tipe penebalan lokal,

yaitu penebalan kontinyu dan penebalan yang tidak kontinyu.

Skema yang menunjukkan asal berbagai jenis organ pada tubuh (Gilbert,

ai pada proses pembentukan lempeng saraf

. Penebalan lempeng saraf ditunjukkan pada gambar 1.2. Penebalan

Biasanya penebalan lokal dihasilkan oleh migrasi sel. Ada dua tipe penebalan lokal,

Skema yang menunjukkan asal berbagai jenis organ pada tubuh (Gilbert,

ai pada proses pembentukan lempeng saraf

. Penebalan lempeng saraf ditunjukkan pada gambar 1.2. Penebalan

Biasanya penebalan lokal dihasilkan oleh migrasi sel. Ada dua tipe penebalan lokal,

Skema yang menunjukkan asal berbagai jenis organ pada tubuh (Gilbert,

ai pada proses pembentukan lempeng saraf

. Penebalan lempeng saraf ditunjukkan pada gambar 1.2. Penebalan

2

Biasanya penebalan lokal dihasilkan oleh migrasi sel. Ada dua tipe penebalan lokal,

Skema yang menunjukkan asal berbagai jenis organ pada tubuh (Gilbert,

ai pada proses pembentukan lempeng saraf

. Penebalan lempeng saraf ditunjukkan pada gambar 1.2. Penebalan

Page 3: PEMBENTUKAN ORGAN DAN NEURULASI

yang tidak kontinue dapat dijumpai pada pembentukan folikel

folikel rambut dibentuk dari epidermis pada berbaga

berhubungan dengan yang lainnya (Gambar 1.2)

Gambar 1.

2. Pemisahan lapisan

Lapisan multiselluler dari suatu lapisan jaringan dapat memisah membentuk dua

atau lebi

yaitu secara horisontal dan vertikal. Pemisahan secara horisontal dapat dijumpai pada

pembentukan mesoderem somatik dan mesoderem viseral dari emesoderem lateral

(Gambar 1.3)

yang tidak kontinue dapat dijumpai pada pembentukan folikel

folikel rambut dibentuk dari epidermis pada berbaga

berhubungan dengan yang lainnya (Gambar 1.2)

Gambar 1.2. Pergeraka

B) dan pergerakan sel

(Majumdar, 1985).

Pemisahan lapisan

Lapisan multiselluler dari suatu lapisan jaringan dapat memisah membentuk dua

atau lebih lapisan yang baru. Pemisahan jaringan dapat berlangsung dengan dua cara,

yaitu secara horisontal dan vertikal. Pemisahan secara horisontal dapat dijumpai pada

pembentukan mesoderem somatik dan mesoderem viseral dari emesoderem lateral

(Gambar 1.3)

yang tidak kontinue dapat dijumpai pada pembentukan folikel

folikel rambut dibentuk dari epidermis pada berbaga

berhubungan dengan yang lainnya (Gambar 1.2)

Pergerakan sel-

B) dan pergerakan sel

(Majumdar, 1985).

Pemisahan lapisan

Lapisan multiselluler dari suatu lapisan jaringan dapat memisah membentuk dua

h lapisan yang baru. Pemisahan jaringan dapat berlangsung dengan dua cara,

yaitu secara horisontal dan vertikal. Pemisahan secara horisontal dapat dijumpai pada

pembentukan mesoderem somatik dan mesoderem viseral dari emesoderem lateral

yang tidak kontinue dapat dijumpai pada pembentukan folikel

folikel rambut dibentuk dari epidermis pada berbaga

berhubungan dengan yang lainnya (Gambar 1.2)

-sel ektoderem pada pembentukan lempeng saraf (A dan

B) dan pergerakan sel-sel epidermis pada pembentukan folikel rambut (C)

(Majumdar, 1985).

Lapisan multiselluler dari suatu lapisan jaringan dapat memisah membentuk dua

h lapisan yang baru. Pemisahan jaringan dapat berlangsung dengan dua cara,

yaitu secara horisontal dan vertikal. Pemisahan secara horisontal dapat dijumpai pada

pembentukan mesoderem somatik dan mesoderem viseral dari emesoderem lateral

yang tidak kontinue dapat dijumpai pada pembentukan folikel

folikel rambut dibentuk dari epidermis pada berbaga

berhubungan dengan yang lainnya (Gambar 1.2)

sel ektoderem pada pembentukan lempeng saraf (A dan

sel epidermis pada pembentukan folikel rambut (C)

Lapisan multiselluler dari suatu lapisan jaringan dapat memisah membentuk dua

h lapisan yang baru. Pemisahan jaringan dapat berlangsung dengan dua cara,

yaitu secara horisontal dan vertikal. Pemisahan secara horisontal dapat dijumpai pada

pembentukan mesoderem somatik dan mesoderem viseral dari emesoderem lateral

yang tidak kontinue dapat dijumpai pada pembentukan folikel

folikel rambut dibentuk dari epidermis pada berbagai tempat. Setiap folikel rambut tidak

sel ektoderem pada pembentukan lempeng saraf (A dan

sel epidermis pada pembentukan folikel rambut (C)

Lapisan multiselluler dari suatu lapisan jaringan dapat memisah membentuk dua

h lapisan yang baru. Pemisahan jaringan dapat berlangsung dengan dua cara,

yaitu secara horisontal dan vertikal. Pemisahan secara horisontal dapat dijumpai pada

pembentukan mesoderem somatik dan mesoderem viseral dari emesoderem lateral

yang tidak kontinue dapat dijumpai pada pembentukan folikel-folikel rambut. Folikel

i tempat. Setiap folikel rambut tidak

sel ektoderem pada pembentukan lempeng saraf (A dan

sel epidermis pada pembentukan folikel rambut (C)

Lapisan multiselluler dari suatu lapisan jaringan dapat memisah membentuk dua

h lapisan yang baru. Pemisahan jaringan dapat berlangsung dengan dua cara,

yaitu secara horisontal dan vertikal. Pemisahan secara horisontal dapat dijumpai pada

pembentukan mesoderem somatik dan mesoderem viseral dari emesoderem lateral

folikel rambut. Folikel

i tempat. Setiap folikel rambut tidak

sel ektoderem pada pembentukan lempeng saraf (A dan

sel epidermis pada pembentukan folikel rambut (C)

Lapisan multiselluler dari suatu lapisan jaringan dapat memisah membentuk dua

h lapisan yang baru. Pemisahan jaringan dapat berlangsung dengan dua cara,

yaitu secara horisontal dan vertikal. Pemisahan secara horisontal dapat dijumpai pada

pembentukan mesoderem somatik dan mesoderem viseral dari emesoderem lateral

3

folikel rambut. Folikel-

i tempat. Setiap folikel rambut tidak

sel ektoderem pada pembentukan lempeng saraf (A dan

sel epidermis pada pembentukan folikel rambut (C)

Lapisan multiselluler dari suatu lapisan jaringan dapat memisah membentuk dua

h lapisan yang baru. Pemisahan jaringan dapat berlangsung dengan dua cara,

yaitu secara horisontal dan vertikal. Pemisahan secara horisontal dapat dijumpai pada

pembentukan mesoderem somatik dan mesoderem viseral dari emesoderem lateral

Page 4: PEMBENTUKAN ORGAN DAN NEURULASI

Gambar 1.3.

Gambar 1.4. Pembentukan mesoderem somatik dan mesoderem viseral (splanknik)

3. Pelip

Pelipatan lapisan sel dapat terjadi dengan berbagai cara, yaitu pelipatan

memanjang pada tempat

memanjang, misalnya pada pembentukan tabung saraf atau

dan pelipatan

dapat berupa pelipatan ke dalam

auditori dari ektoderem (Gambar 1.6A) dan pelipatan keluar

pembentukan ke

mbar 1.3. Pembentukan mesoderem viseral dan mesoderem somatik melalui

pemisahan horisontal mesoderem lateral (Majumdar, 1985).

Gambar 1.4. Pembentukan mesoderem somatik dan mesoderem viseral (splanknik)

pada ayam (Gilbert, 11985)

Pelipatan

Pelipatan lapisan sel dapat terjadi dengan berbagai cara, yaitu pelipatan

memanjang pada tempat

memanjang, misalnya pada pembentukan tabung saraf atau

dan pelipatan terbatas pada daerah

dapat berupa pelipatan ke dalam

auditori dari ektoderem (Gambar 1.6A) dan pelipatan keluar

pembentukan kelenjar

Pembentukan mesoderem viseral dan mesoderem somatik melalui

pemisahan horisontal mesoderem lateral (Majumdar, 1985).

Gambar 1.4. Pembentukan mesoderem somatik dan mesoderem viseral (splanknik)

pada ayam (Gilbert, 11985)

Pelipatan lapisan sel dapat terjadi dengan berbagai cara, yaitu pelipatan

memanjang pada tempat-tempat tertentu dari suatu lapisan sel membentuk lekuk yang

memanjang, misalnya pada pembentukan tabung saraf atau

terbatas pada daerah

dapat berupa pelipatan ke dalam

auditori dari ektoderem (Gambar 1.6A) dan pelipatan keluar

lenjar-kelenjar percernaan dari endoderem (Gambar 1.6B)

Pembentukan mesoderem viseral dan mesoderem somatik melalui

pemisahan horisontal mesoderem lateral (Majumdar, 1985).

Gambar 1.4. Pembentukan mesoderem somatik dan mesoderem viseral (splanknik)

pada ayam (Gilbert, 11985)

Pelipatan lapisan sel dapat terjadi dengan berbagai cara, yaitu pelipatan

tempat tertentu dari suatu lapisan sel membentuk lekuk yang

memanjang, misalnya pada pembentukan tabung saraf atau

terbatas pada daerah-daerah tertentu dari suatu lapisan sel. Hal tersebut

dapat berupa pelipatan ke dalam (invaginasi)

auditori dari ektoderem (Gambar 1.6A) dan pelipatan keluar

kelenjar percernaan dari endoderem (Gambar 1.6B)

Pembentukan mesoderem viseral dan mesoderem somatik melalui

pemisahan horisontal mesoderem lateral (Majumdar, 1985).

Gambar 1.4. Pembentukan mesoderem somatik dan mesoderem viseral (splanknik)

pada ayam (Gilbert, 11985)

Pelipatan lapisan sel dapat terjadi dengan berbagai cara, yaitu pelipatan

tempat tertentu dari suatu lapisan sel membentuk lekuk yang

memanjang, misalnya pada pembentukan tabung saraf atau

daerah tertentu dari suatu lapisan sel. Hal tersebut

(invaginasi), misalnya pada pembentukan vesikula

auditori dari ektoderem (Gambar 1.6A) dan pelipatan keluar

kelenjar percernaan dari endoderem (Gambar 1.6B)

Pembentukan mesoderem viseral dan mesoderem somatik melalui

pemisahan horisontal mesoderem lateral (Majumdar, 1985).

Gambar 1.4. Pembentukan mesoderem somatik dan mesoderem viseral (splanknik)

Pelipatan lapisan sel dapat terjadi dengan berbagai cara, yaitu pelipatan

tempat tertentu dari suatu lapisan sel membentuk lekuk yang

memanjang, misalnya pada pembentukan tabung saraf atau

daerah tertentu dari suatu lapisan sel. Hal tersebut

, misalnya pada pembentukan vesikula

auditori dari ektoderem (Gambar 1.6A) dan pelipatan keluar (evaginasi)

kelenjar percernaan dari endoderem (Gambar 1.6B)

Pembentukan mesoderem viseral dan mesoderem somatik melalui

pemisahan horisontal mesoderem lateral (Majumdar, 1985).

Gambar 1.4. Pembentukan mesoderem somatik dan mesoderem viseral (splanknik)

Pelipatan lapisan sel dapat terjadi dengan berbagai cara, yaitu pelipatan

tempat tertentu dari suatu lapisan sel membentuk lekuk yang

memanjang, misalnya pada pembentukan tabung saraf atau neural tube

daerah tertentu dari suatu lapisan sel. Hal tersebut

, misalnya pada pembentukan vesikula

(evaginasi), misalnya pada

kelenjar percernaan dari endoderem (Gambar 1.6B)

Pembentukan mesoderem viseral dan mesoderem somatik melalui

pemisahan horisontal mesoderem lateral (Majumdar, 1985).

Gambar 1.4. Pembentukan mesoderem somatik dan mesoderem viseral (splanknik)

Pelipatan lapisan sel dapat terjadi dengan berbagai cara, yaitu pelipatan

tempat tertentu dari suatu lapisan sel membentuk lekuk yang

neural tube (Gambar 1.5)

daerah tertentu dari suatu lapisan sel. Hal tersebut

, misalnya pada pembentukan vesikula

, misalnya pada

kelenjar percernaan dari endoderem (Gambar 1.6B)

4

Pembentukan mesoderem viseral dan mesoderem somatik melalui

Gambar 1.4. Pembentukan mesoderem somatik dan mesoderem viseral (splanknik)

Pelipatan lapisan sel dapat terjadi dengan berbagai cara, yaitu pelipatan

tempat tertentu dari suatu lapisan sel membentuk lekuk yang

(Gambar 1.5)

daerah tertentu dari suatu lapisan sel. Hal tersebut

, misalnya pada pembentukan vesikula

, misalnya pada

Page 5: PEMBENTUKAN ORGAN DAN NEURULASI

5

Gambar 1.5. Pembentukan tabung saraf pada ayam (Gilbert, 1985)

Gambar 1.6. Pembentukan vesikula auditori (A) dan kelenjar pencernaan (B)

(Majumdar, 1985)

Page 6: PEMBENTUKAN ORGAN DAN NEURULASI

6

4. Penebalan dan pembentukan rongga

Tabung saraf pada myxanoid dan ikan bertulang sejati dibentuk dengan cara

penebalan lapisan ektoderem, dan pada akhirnya terbentuk batang saraf yang kompak.

Batang saraf yang kompak emengalai cativasi atau peronggaan, dan akhirnya

membentuk tabung saraf (Gambar 1.7).

Gambar 1.7. Pembentukan tabung saraf dengan cara kavitasi dan pelipatan (Majumdar,

1985)

5. Fusi

Bagian tepi dari suatu lapisan sel dapat berfusi untuk menyempurnakan

pembentukan suatu struktur, misalnya fusi dari pematang saraf (Neural ridge) pada

pembentukan tabung saraf (Gambar 1.8).

Page 7: PEMBENTUKAN ORGAN DAN NEURULASI

7

Gambar 1.8. Fusi pematang saraf pada pembentukan tabung saraf manusia (Gilbert,

1985)

6. Pemisahan dari lapisan induk

Kadang-kadang beberapa sel dari suatu lapisan sel terpisahkan dan bergerak

untuk membentuk struktur-struktur pada tempat-tempat lain dari embrio, misalnya

pembentukan neural crest atau pial neural.

7. Pembentukan sel-sel mesenkim

Sel-sel mesenkim berasal dari lapisan mesoderem, dan kemudian menjadi sel-

sel yang lepas. Sel-sel mesenkim bersifat amuboid, dan membantu dalam

pembentukan pembuuh darah, dan jaringan ikat pada berbagai jenis organ di dalam

tuuh. Sel-sel mesenkim juga berperan dalam pembentukan otot polos pada saluran

pencernaan makanan.

Page 8: PEMBENTUKAN ORGAN DAN NEURULASI

B. Neurulasi Neurulasi

interaksi antara kelompok

ektoderem di atasnya. Hasil

ektoderem di atasnya terinduksi dan membentuk tabung saraf atau

berada pada stadium tersebut disebut

organogenesis dalam pemben

Akibat interaksi sel

sel ektoderem menjadi menebal dan mendatar membentuk lempeng saraf atau

Batas lateral dari lempeng saraf terangkat membentuk lipatan saraf at

mengapit lekuk saraf atau

berama-sama berfusi pada bagian mediodorsal embrio dan membentuk tabung saraf atau

neural tube

Tabung saraf akhirnya memisah dari lapisan epidermis dan pada ujungnnya terbuka.

Bagian anterior dari tabung saraf yang terbuka disebut

belakang dari tabung yang terbuka disebut

menutup lebih dahulu dibandingkan dengan posterior neuropor.Pada embrio manusia, anterior

neuropor menutup pada stadium 18

dua hari kemudian.

Mekanisme pembentukan tabung saraf

mempunyai pola dasar yang sama, namun dalam beberapa hal juga terdapat perbedaan. Pada

myxanoid dan ikan bertulang sejati, pembentukan tabung saraf berlangsung dengan cara

kavitasi atau pemben

ditandai dengan terjadinya perubahan

pemanjangan dan konstriksi pada bnagian apeks sel.

B. Neurulasi Neurulasi adalah proses pembentukan saraf. Neurulasi ditandai dengan terjadinya

interaksi antara kelompok

ektoderem di atasnya. Hasil

ektoderem di atasnya terinduksi dan membentuk tabung saraf atau

berada pada stadium tersebut disebut

organogenesis dalam pemben

Akibat interaksi sel

sel ektoderem menjadi menebal dan mendatar membentuk lempeng saraf atau

Batas lateral dari lempeng saraf terangkat membentuk lipatan saraf at

mengapit lekuk saraf atau

sama berfusi pada bagian mediodorsal embrio dan membentuk tabung saraf atau

neural tube (Gambar

Tabung saraf akhirnya memisah dari lapisan epidermis dan pada ujungnnya terbuka.

Bagian anterior dari tabung saraf yang terbuka disebut

belakang dari tabung yang terbuka disebut

menutup lebih dahulu dibandingkan dengan posterior neuropor.Pada embrio manusia, anterior

neuropor menutup pada stadium 18

dua hari kemudian.

Mekanisme pembentukan tabung saraf

mempunyai pola dasar yang sama, namun dalam beberapa hal juga terdapat perbedaan. Pada

myxanoid dan ikan bertulang sejati, pembentukan tabung saraf berlangsung dengan cara

kavitasi atau pemben

ditandai dengan terjadinya perubahan

pemanjangan dan konstriksi pada bnagian apeks sel.

adalah proses pembentukan saraf. Neurulasi ditandai dengan terjadinya

interaksi antara kelompok-kelompok sel

ektoderem di atasnya. Hasil

ektoderem di atasnya terinduksi dan membentuk tabung saraf atau

berada pada stadium tersebut disebut

organogenesis dalam pemben-tuk

Akibat interaksi sel-sel ektoderem dengan sel

sel ektoderem menjadi menebal dan mendatar membentuk lempeng saraf atau

Batas lateral dari lempeng saraf terangkat membentuk lipatan saraf at

mengapit lekuk saraf atau neural groove

sama berfusi pada bagian mediodorsal embrio dan membentuk tabung saraf atau

(Gambar 1.9)

Gambar

Tabung saraf akhirnya memisah dari lapisan epidermis dan pada ujungnnya terbuka.

Bagian anterior dari tabung saraf yang terbuka disebut

belakang dari tabung yang terbuka disebut

menutup lebih dahulu dibandingkan dengan posterior neuropor.Pada embrio manusia, anterior

neuropor menutup pada stadium 18

Mekanisme pembentukan tabung saraf

mempunyai pola dasar yang sama, namun dalam beberapa hal juga terdapat perbedaan. Pada

myxanoid dan ikan bertulang sejati, pembentukan tabung saraf berlangsung dengan cara

kavitasi atau pemben-tukan rongga. Pa

ditandai dengan terjadinya perubahan

pemanjangan dan konstriksi pada bnagian apeks sel.

adalah proses pembentukan saraf. Neurulasi ditandai dengan terjadinya

kelompok sel-sel korda mesoderem (

ektoderem di atasnya. Hasil interaksi kedua lapisan sel tersebut menyebabkan sel

ektoderem di atasnya terinduksi dan membentuk tabung saraf atau

berada pada stadium tersebut disebut

tukan sistem saraf.

sel ektoderem dengan sel

sel ektoderem menjadi menebal dan mendatar membentuk lempeng saraf atau

Batas lateral dari lempeng saraf terangkat membentuk lipatan saraf at

neural groove. Kedua tepi lateral dari lipatan neural akhirnya secara

sama berfusi pada bagian mediodorsal embrio dan membentuk tabung saraf atau

Gambar 1.9. Ilustrasi pembentuk

Tabung saraf akhirnya memisah dari lapisan epidermis dan pada ujungnnya terbuka.

Bagian anterior dari tabung saraf yang terbuka disebut

belakang dari tabung yang terbuka disebut

menutup lebih dahulu dibandingkan dengan posterior neuropor.Pada embrio manusia, anterior

neuropor menutup pada stadium 18-20 somit sedangkan posteror neuropor menutup kira

Mekanisme pembentukan tabung saraf

mempunyai pola dasar yang sama, namun dalam beberapa hal juga terdapat perbedaan. Pada

myxanoid dan ikan bertulang sejati, pembentukan tabung saraf berlangsung dengan cara

tukan rongga. Pa

ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan bentuk sel

pemanjangan dan konstriksi pada bnagian apeks sel.

adalah proses pembentukan saraf. Neurulasi ditandai dengan terjadinya

sel korda mesoderem (

interaksi kedua lapisan sel tersebut menyebabkan sel

ektoderem di atasnya terinduksi dan membentuk tabung saraf atau

berada pada stadium tersebut disebut stadium neurula

an sistem saraf.

sel ektoderem dengan sel-sel kordamesoderem, menyebabkan sel

sel ektoderem menjadi menebal dan mendatar membentuk lempeng saraf atau

Batas lateral dari lempeng saraf terangkat membentuk lipatan saraf at

. Kedua tepi lateral dari lipatan neural akhirnya secara

sama berfusi pada bagian mediodorsal embrio dan membentuk tabung saraf atau

. Ilustrasi pembentuk

Tabung saraf akhirnya memisah dari lapisan epidermis dan pada ujungnnya terbuka.

Bagian anterior dari tabung saraf yang terbuka disebut

belakang dari tabung yang terbuka disebut posterior neuropor.

menutup lebih dahulu dibandingkan dengan posterior neuropor.Pada embrio manusia, anterior

20 somit sedangkan posteror neuropor menutup kira

Mekanisme pembentukan tabung saraf pada amphibia, reptilia, burung, dan mamalia

mempunyai pola dasar yang sama, namun dalam beberapa hal juga terdapat perbedaan. Pada

myxanoid dan ikan bertulang sejati, pembentukan tabung saraf berlangsung dengan cara

tukan rongga. Pada embrio amphibia, pembentukan tabung saraf

perubahan bentuk sel

pemanjangan dan konstriksi pada bnagian apeks sel.

adalah proses pembentukan saraf. Neurulasi ditandai dengan terjadinya

sel korda mesoderem (mesendoderem

interaksi kedua lapisan sel tersebut menyebabkan sel

ektoderem di atasnya terinduksi dan membentuk tabung saraf atau

stadium neurula. Neurulasi merupakan dasar

sel kordamesoderem, menyebabkan sel

sel ektoderem menjadi menebal dan mendatar membentuk lempeng saraf atau

Batas lateral dari lempeng saraf terangkat membentuk lipatan saraf at

. Kedua tepi lateral dari lipatan neural akhirnya secara

sama berfusi pada bagian mediodorsal embrio dan membentuk tabung saraf atau

. Ilustrasi pembentukan tabung saraf

Tabung saraf akhirnya memisah dari lapisan epidermis dan pada ujungnnya terbuka.

Bagian anterior dari tabung saraf yang terbuka disebut anterior neuropor,

posterior neuropor.

menutup lebih dahulu dibandingkan dengan posterior neuropor.Pada embrio manusia, anterior

20 somit sedangkan posteror neuropor menutup kira

pada amphibia, reptilia, burung, dan mamalia

mempunyai pola dasar yang sama, namun dalam beberapa hal juga terdapat perbedaan. Pada

myxanoid dan ikan bertulang sejati, pembentukan tabung saraf berlangsung dengan cara

da embrio amphibia, pembentukan tabung saraf

perubahan bentuk sel-sel neuroepitel yang mengalami

adalah proses pembentukan saraf. Neurulasi ditandai dengan terjadinya

mesendoderem

interaksi kedua lapisan sel tersebut menyebabkan sel

ektoderem di atasnya terinduksi dan membentuk tabung saraf atau neural tube

. Neurulasi merupakan dasar

sel kordamesoderem, menyebabkan sel

sel ektoderem menjadi menebal dan mendatar membentuk lempeng saraf atau

Batas lateral dari lempeng saraf terangkat membentuk lipatan saraf atau

. Kedua tepi lateral dari lipatan neural akhirnya secara

sama berfusi pada bagian mediodorsal embrio dan membentuk tabung saraf atau

an tabung saraf

Tabung saraf akhirnya memisah dari lapisan epidermis dan pada ujungnnya terbuka.

anterior neuropor, sedangkan bagian

Anterior neuropor biasanya

menutup lebih dahulu dibandingkan dengan posterior neuropor.Pada embrio manusia, anterior

20 somit sedangkan posteror neuropor menutup kira

pada amphibia, reptilia, burung, dan mamalia

mempunyai pola dasar yang sama, namun dalam beberapa hal juga terdapat perbedaan. Pada

myxanoid dan ikan bertulang sejati, pembentukan tabung saraf berlangsung dengan cara

da embrio amphibia, pembentukan tabung saraf

sel neuroepitel yang mengalami

adalah proses pembentukan saraf. Neurulasi ditandai dengan terjadinya

mesendoderem) dengan sel

interaksi kedua lapisan sel tersebut menyebabkan sel

neural tube. Embrio yang

. Neurulasi merupakan dasar

sel kordamesoderem, menyebabkan sel

sel ektoderem menjadi menebal dan mendatar membentuk lempeng saraf atau neural plate

au neural fold

. Kedua tepi lateral dari lipatan neural akhirnya secara

sama berfusi pada bagian mediodorsal embrio dan membentuk tabung saraf atau

Tabung saraf akhirnya memisah dari lapisan epidermis dan pada ujungnnya terbuka.

sedangkan bagian

rior neuropor biasanya

menutup lebih dahulu dibandingkan dengan posterior neuropor.Pada embrio manusia, anterior

20 somit sedangkan posteror neuropor menutup kira

pada amphibia, reptilia, burung, dan mamalia

mempunyai pola dasar yang sama, namun dalam beberapa hal juga terdapat perbedaan. Pada

myxanoid dan ikan bertulang sejati, pembentukan tabung saraf berlangsung dengan cara

da embrio amphibia, pembentukan tabung saraf

sel neuroepitel yang mengalami

8

adalah proses pembentukan saraf. Neurulasi ditandai dengan terjadinya

) dengan sel-sel

interaksi kedua lapisan sel tersebut menyebabkan sel-sel

Embrio yang

. Neurulasi merupakan dasar

sel kordamesoderem, menyebabkan sel-

neural plate.

neural fold dan

. Kedua tepi lateral dari lipatan neural akhirnya secara

sama berfusi pada bagian mediodorsal embrio dan membentuk tabung saraf atau

Tabung saraf akhirnya memisah dari lapisan epidermis dan pada ujungnnya terbuka.

sedangkan bagian

rior neuropor biasanya

menutup lebih dahulu dibandingkan dengan posterior neuropor.Pada embrio manusia, anterior

20 somit sedangkan posteror neuropor menutup kira-kira

pada amphibia, reptilia, burung, dan mamalia

mempunyai pola dasar yang sama, namun dalam beberapa hal juga terdapat perbedaan. Pada

myxanoid dan ikan bertulang sejati, pembentukan tabung saraf berlangsung dengan cara

da embrio amphibia, pembentukan tabung saraf

sel neuroepitel yang mengalami

Page 9: PEMBENTUKAN ORGAN DAN NEURULASI

Gambar

Perubahan bentuk sel disebabkan karena terjadinya polimerasi

sepanjang aksis sel, dan menyebabkan sel

mikrofilamen

bagian apeks sel menjadi sempit (Gambar

Carlson, R.M. 1

Gilbert, S.F. 1985.

Huettner, A. F. 1949.

Gambar 1.10 Perubahan

neurulasi (A) dan konstriksi dan pemanjangan bentuk sel (B) (Carlson,

1988).

Perubahan bentuk sel disebabkan karena terjadinya polimerasi

sepanjang aksis sel, dan menyebabkan sel

mikrofilamen-mikrofilamen yang ada pada bagian apeks sel mengalami kontriksi sehingga

bagian apeks sel menjadi sempit (Gambar

Carlson, R.M. 1988. New York.

Gilbert, S.F. 1985. Massacussetts.

Huettner, A. F. 1949. vertebrates

A

Perubahan-perubahan bentuk sel

neurulasi (A) dan konstriksi dan pemanjangan bentuk sel (B) (Carlson,

1988).

Perubahan bentuk sel disebabkan karena terjadinya polimerasi

sepanjang aksis sel, dan menyebabkan sel

mikrofilamen yang ada pada bagian apeks sel mengalami kontriksi sehingga

bagian apeks sel menjadi sempit (Gambar

988. Pattens Foundation of Embryology.New York.

Gilbert, S.F. 1985. Development BiologyMassacussetts.

Huettner, A. F. 1949. vertebrates. The Mc. Milla Co. N

A

perubahan bentuk sel

neurulasi (A) dan konstriksi dan pemanjangan bentuk sel (B) (Carlson,

Perubahan bentuk sel disebabkan karena terjadinya polimerasi

sepanjang aksis sel, dan menyebabkan sel

mikrofilamen yang ada pada bagian apeks sel mengalami kontriksi sehingga

bagian apeks sel menjadi sempit (Gambar 1.10

DAFTAR PUSTAKA

Pattens Foundation of Embryology.

Development Biology

Huettner, A. F. 1949. Fundamental of Comparative Embryology of the . The Mc. Milla Co. N

perubahan bentuk sel-sel ektoderem selama berlangsungnya

neurulasi (A) dan konstriksi dan pemanjangan bentuk sel (B) (Carlson,

Perubahan bentuk sel disebabkan karena terjadinya polimerasi

sepanjang aksis sel, dan menyebabkan sel-sel ektoderem menjadi memanjang. Sementara itu

mikrofilamen yang ada pada bagian apeks sel mengalami kontriksi sehingga

1.10)

DAFTAR PUSTAKA

Pattens Foundation of Embryology.

Development Biology. Sinauer Ass. Publ. Sunderland.

Fundamental of Comparative Embryology of the . The Mc. Milla Co. New York.

B

sel ektoderem selama berlangsungnya

neurulasi (A) dan konstriksi dan pemanjangan bentuk sel (B) (Carlson,

Perubahan bentuk sel disebabkan karena terjadinya polimerasi

sel ektoderem menjadi memanjang. Sementara itu

mikrofilamen yang ada pada bagian apeks sel mengalami kontriksi sehingga

DAFTAR PUSTAKA

Pattens Foundation of Embryology.

. Sinauer Ass. Publ. Sunderland.

Fundamental of Comparative Embryology of the ew York.

sel ektoderem selama berlangsungnya

neurulasi (A) dan konstriksi dan pemanjangan bentuk sel (B) (Carlson,

Perubahan bentuk sel disebabkan karena terjadinya polimerasi mikrotubul

sel ektoderem menjadi memanjang. Sementara itu

mikrofilamen yang ada pada bagian apeks sel mengalami kontriksi sehingga

Pattens Foundation of Embryology. Mc. Graw Hill Books.

. Sinauer Ass. Publ. Sunderland.

Fundamental of Comparative Embryology of the

sel ektoderem selama berlangsungnya

neurulasi (A) dan konstriksi dan pemanjangan bentuk sel (B) (Carlson,

mikrotubul-mikrotubul di

sel ektoderem menjadi memanjang. Sementara itu

mikrofilamen yang ada pada bagian apeks sel mengalami kontriksi sehingga

Mc. Graw Hill Books.

. Sinauer Ass. Publ. Sunderland.

Fundamental of Comparative Embryology of the

9

sel ektoderem selama berlangsungnya

neurulasi (A) dan konstriksi dan pemanjangan bentuk sel (B) (Carlson,

mikrotubul di

sel ektoderem menjadi memanjang. Sementara itu

mikrofilamen yang ada pada bagian apeks sel mengalami kontriksi sehingga

Mc. Graw Hill Books.

. Sinauer Ass. Publ. Sunderland.

Fundamental of Comparative Embryology of the

Page 10: PEMBENTUKAN ORGAN DAN NEURULASI

10

Majumdar, N.M. 1985. Texbook of vertebrates Embryology. Mc. Graw Hill Publ. Co. New Delhi.