pembentukan organ dan neurulasi
DESCRIPTION
1METODE PEMBENTUKAN ORGAN DAN NEURULASIAdnan (Biologi FMIPA UNM) Semua organ dibentuk dari tiga lapisan lembaga yang dihasilkan selama gastrulasi, yaitu lapisan ektoderem, lapisan mesoderem, dan lapisan endoderem Pada tahap perkembangan selanjutnya, ektoderem berekembang menjadi antara lain tabung saraf, neural crest, mata, telinga, ektoderem ekstra embrio dari amion dan chorion, epitel permukaan tubuh, rambut, dan kelenjar. Sementara itu lapisan mesoderem lateral. Dari mesoderem dorsal akanTRANSCRIPT
1
METODE PEMBENTUKAN ORGAN DAN
NEURULASI Adnan
(Biologi FMIPA UNM)
Semua organ dibentuk dari tiga lapisan lembaga yang dihasilkan
selama gastrulasi, yaitu lapisan ektoderem, lapisan mesoderem, dan lapisan
endoderem
Pada tahap perkembangan selanjutnya, ektoderem berekembang menjadi antara
lain tabung saraf, neural crest, mata, telinga, ektoderem ekstra embrio dari amion dan
chorion, epitel permukaan tubuh, rambut, dan kelenjar. Sementara itu lapisan
mesoderem lateral. Dari mesoderem dorsal akan dibentuk, antara lain skeleton aksial,
otot, dan jaringan ikat kulit. Dari mesoderem intermediat dibentuk, antara lain jaringan
ikat, otot polos organ-orgaan visera dan pembuluh darah, jantung, dan stroma gonad.
Dari lapisan endodrem dibentuk saluran pencernaan dan derivatnya (Gambar 1.1).
Pembentukan organ tubuh membutuhkan suatu mekanisme yang sangat rumit
dan kompleks. Mekanisme pembentukan organ disebut organogenesis. Agar organ-
organ tersebut dapat terbentuk, sejumlah proses ikut terlibat dan untuk setiap jenis
organ mempunyai cara pembentukan yang berbeda. Adapun cara-cara tersebut antara
alain penebalan lokal, pemisahan lapisan sel, pelipatan, penebalan dan pembentukan
rongga, fusi jaringan, dan pembentukan sel-sel mesenkim.
A. CARA PEMBENTUKAN ORGAN
1. Penebalan Lokal
Penebalan lokal terjadi akibat akumulasi sel-sel pada tempat tertentu pada suatu
lapisan sel. Sel-sel tersebut berasal dari daerah sekitarnya pada lapisan sel yang sama.
Peristiwa ini disebut penebalan lokal. Pada tempat-tempat dimana terjadi penebalan
lokal, biasanya aktivitas mitosis meningkat, walaupun hal tersebut tidak selalu terjadi.
Biasanya penebalan lokal dihasilkan oleh migrasi sel. Ada dua tipe penebalan lokal,
yaitu penebalan kontinyu dan penebalan yang tidak kontinyu.
Gambar 1.
Penebalan kontinyu dapat dijump
(neural plate)
Biasanya penebalan lokal dihasilkan oleh migrasi sel. Ada dua tipe penebalan lokal,
yaitu penebalan kontinyu dan penebalan yang tidak kontinyu.
Gambar 1. 1. Skema yang menunjukkan asal berbagai jenis organ pada tubuh (Gilbert,
1985).
Penebalan kontinyu dapat dijump
(neural plate). Penebalan lempeng saraf ditunjukkan pada gambar 1.2. Penebalan
Biasanya penebalan lokal dihasilkan oleh migrasi sel. Ada dua tipe penebalan lokal,
yaitu penebalan kontinyu dan penebalan yang tidak kontinyu.
Skema yang menunjukkan asal berbagai jenis organ pada tubuh (Gilbert,
1985).
Penebalan kontinyu dapat dijump
. Penebalan lempeng saraf ditunjukkan pada gambar 1.2. Penebalan
Biasanya penebalan lokal dihasilkan oleh migrasi sel. Ada dua tipe penebalan lokal,
yaitu penebalan kontinyu dan penebalan yang tidak kontinyu.
Skema yang menunjukkan asal berbagai jenis organ pada tubuh (Gilbert,
Penebalan kontinyu dapat dijump
. Penebalan lempeng saraf ditunjukkan pada gambar 1.2. Penebalan
Biasanya penebalan lokal dihasilkan oleh migrasi sel. Ada dua tipe penebalan lokal,
yaitu penebalan kontinyu dan penebalan yang tidak kontinyu.
Skema yang menunjukkan asal berbagai jenis organ pada tubuh (Gilbert,
Penebalan kontinyu dapat dijumpai pada proses pembentukan lempeng saraf
. Penebalan lempeng saraf ditunjukkan pada gambar 1.2. Penebalan
Biasanya penebalan lokal dihasilkan oleh migrasi sel. Ada dua tipe penebalan lokal,
yaitu penebalan kontinyu dan penebalan yang tidak kontinyu.
Skema yang menunjukkan asal berbagai jenis organ pada tubuh (Gilbert,
ai pada proses pembentukan lempeng saraf
. Penebalan lempeng saraf ditunjukkan pada gambar 1.2. Penebalan
Biasanya penebalan lokal dihasilkan oleh migrasi sel. Ada dua tipe penebalan lokal,
Skema yang menunjukkan asal berbagai jenis organ pada tubuh (Gilbert,
ai pada proses pembentukan lempeng saraf
. Penebalan lempeng saraf ditunjukkan pada gambar 1.2. Penebalan
Biasanya penebalan lokal dihasilkan oleh migrasi sel. Ada dua tipe penebalan lokal,
Skema yang menunjukkan asal berbagai jenis organ pada tubuh (Gilbert,
ai pada proses pembentukan lempeng saraf
. Penebalan lempeng saraf ditunjukkan pada gambar 1.2. Penebalan
2
Biasanya penebalan lokal dihasilkan oleh migrasi sel. Ada dua tipe penebalan lokal,
Skema yang menunjukkan asal berbagai jenis organ pada tubuh (Gilbert,
ai pada proses pembentukan lempeng saraf
. Penebalan lempeng saraf ditunjukkan pada gambar 1.2. Penebalan
yang tidak kontinue dapat dijumpai pada pembentukan folikel
folikel rambut dibentuk dari epidermis pada berbaga
berhubungan dengan yang lainnya (Gambar 1.2)
Gambar 1.
2. Pemisahan lapisan
Lapisan multiselluler dari suatu lapisan jaringan dapat memisah membentuk dua
atau lebi
yaitu secara horisontal dan vertikal. Pemisahan secara horisontal dapat dijumpai pada
pembentukan mesoderem somatik dan mesoderem viseral dari emesoderem lateral
(Gambar 1.3)
yang tidak kontinue dapat dijumpai pada pembentukan folikel
folikel rambut dibentuk dari epidermis pada berbaga
berhubungan dengan yang lainnya (Gambar 1.2)
Gambar 1.2. Pergeraka
B) dan pergerakan sel
(Majumdar, 1985).
Pemisahan lapisan
Lapisan multiselluler dari suatu lapisan jaringan dapat memisah membentuk dua
atau lebih lapisan yang baru. Pemisahan jaringan dapat berlangsung dengan dua cara,
yaitu secara horisontal dan vertikal. Pemisahan secara horisontal dapat dijumpai pada
pembentukan mesoderem somatik dan mesoderem viseral dari emesoderem lateral
(Gambar 1.3)
yang tidak kontinue dapat dijumpai pada pembentukan folikel
folikel rambut dibentuk dari epidermis pada berbaga
berhubungan dengan yang lainnya (Gambar 1.2)
Pergerakan sel-
B) dan pergerakan sel
(Majumdar, 1985).
Pemisahan lapisan
Lapisan multiselluler dari suatu lapisan jaringan dapat memisah membentuk dua
h lapisan yang baru. Pemisahan jaringan dapat berlangsung dengan dua cara,
yaitu secara horisontal dan vertikal. Pemisahan secara horisontal dapat dijumpai pada
pembentukan mesoderem somatik dan mesoderem viseral dari emesoderem lateral
yang tidak kontinue dapat dijumpai pada pembentukan folikel
folikel rambut dibentuk dari epidermis pada berbaga
berhubungan dengan yang lainnya (Gambar 1.2)
-sel ektoderem pada pembentukan lempeng saraf (A dan
B) dan pergerakan sel-sel epidermis pada pembentukan folikel rambut (C)
(Majumdar, 1985).
Lapisan multiselluler dari suatu lapisan jaringan dapat memisah membentuk dua
h lapisan yang baru. Pemisahan jaringan dapat berlangsung dengan dua cara,
yaitu secara horisontal dan vertikal. Pemisahan secara horisontal dapat dijumpai pada
pembentukan mesoderem somatik dan mesoderem viseral dari emesoderem lateral
yang tidak kontinue dapat dijumpai pada pembentukan folikel
folikel rambut dibentuk dari epidermis pada berbaga
berhubungan dengan yang lainnya (Gambar 1.2)
sel ektoderem pada pembentukan lempeng saraf (A dan
sel epidermis pada pembentukan folikel rambut (C)
Lapisan multiselluler dari suatu lapisan jaringan dapat memisah membentuk dua
h lapisan yang baru. Pemisahan jaringan dapat berlangsung dengan dua cara,
yaitu secara horisontal dan vertikal. Pemisahan secara horisontal dapat dijumpai pada
pembentukan mesoderem somatik dan mesoderem viseral dari emesoderem lateral
yang tidak kontinue dapat dijumpai pada pembentukan folikel
folikel rambut dibentuk dari epidermis pada berbagai tempat. Setiap folikel rambut tidak
sel ektoderem pada pembentukan lempeng saraf (A dan
sel epidermis pada pembentukan folikel rambut (C)
Lapisan multiselluler dari suatu lapisan jaringan dapat memisah membentuk dua
h lapisan yang baru. Pemisahan jaringan dapat berlangsung dengan dua cara,
yaitu secara horisontal dan vertikal. Pemisahan secara horisontal dapat dijumpai pada
pembentukan mesoderem somatik dan mesoderem viseral dari emesoderem lateral
yang tidak kontinue dapat dijumpai pada pembentukan folikel-folikel rambut. Folikel
i tempat. Setiap folikel rambut tidak
sel ektoderem pada pembentukan lempeng saraf (A dan
sel epidermis pada pembentukan folikel rambut (C)
Lapisan multiselluler dari suatu lapisan jaringan dapat memisah membentuk dua
h lapisan yang baru. Pemisahan jaringan dapat berlangsung dengan dua cara,
yaitu secara horisontal dan vertikal. Pemisahan secara horisontal dapat dijumpai pada
pembentukan mesoderem somatik dan mesoderem viseral dari emesoderem lateral
folikel rambut. Folikel
i tempat. Setiap folikel rambut tidak
sel ektoderem pada pembentukan lempeng saraf (A dan
sel epidermis pada pembentukan folikel rambut (C)
Lapisan multiselluler dari suatu lapisan jaringan dapat memisah membentuk dua
h lapisan yang baru. Pemisahan jaringan dapat berlangsung dengan dua cara,
yaitu secara horisontal dan vertikal. Pemisahan secara horisontal dapat dijumpai pada
pembentukan mesoderem somatik dan mesoderem viseral dari emesoderem lateral
3
folikel rambut. Folikel-
i tempat. Setiap folikel rambut tidak
sel ektoderem pada pembentukan lempeng saraf (A dan
sel epidermis pada pembentukan folikel rambut (C)
Lapisan multiselluler dari suatu lapisan jaringan dapat memisah membentuk dua
h lapisan yang baru. Pemisahan jaringan dapat berlangsung dengan dua cara,
yaitu secara horisontal dan vertikal. Pemisahan secara horisontal dapat dijumpai pada
pembentukan mesoderem somatik dan mesoderem viseral dari emesoderem lateral
Gambar 1.3.
Gambar 1.4. Pembentukan mesoderem somatik dan mesoderem viseral (splanknik)
3. Pelip
Pelipatan lapisan sel dapat terjadi dengan berbagai cara, yaitu pelipatan
memanjang pada tempat
memanjang, misalnya pada pembentukan tabung saraf atau
dan pelipatan
dapat berupa pelipatan ke dalam
auditori dari ektoderem (Gambar 1.6A) dan pelipatan keluar
pembentukan ke
mbar 1.3. Pembentukan mesoderem viseral dan mesoderem somatik melalui
pemisahan horisontal mesoderem lateral (Majumdar, 1985).
Gambar 1.4. Pembentukan mesoderem somatik dan mesoderem viseral (splanknik)
pada ayam (Gilbert, 11985)
Pelipatan
Pelipatan lapisan sel dapat terjadi dengan berbagai cara, yaitu pelipatan
memanjang pada tempat
memanjang, misalnya pada pembentukan tabung saraf atau
dan pelipatan terbatas pada daerah
dapat berupa pelipatan ke dalam
auditori dari ektoderem (Gambar 1.6A) dan pelipatan keluar
pembentukan kelenjar
Pembentukan mesoderem viseral dan mesoderem somatik melalui
pemisahan horisontal mesoderem lateral (Majumdar, 1985).
Gambar 1.4. Pembentukan mesoderem somatik dan mesoderem viseral (splanknik)
pada ayam (Gilbert, 11985)
Pelipatan lapisan sel dapat terjadi dengan berbagai cara, yaitu pelipatan
memanjang pada tempat-tempat tertentu dari suatu lapisan sel membentuk lekuk yang
memanjang, misalnya pada pembentukan tabung saraf atau
terbatas pada daerah
dapat berupa pelipatan ke dalam
auditori dari ektoderem (Gambar 1.6A) dan pelipatan keluar
lenjar-kelenjar percernaan dari endoderem (Gambar 1.6B)
Pembentukan mesoderem viseral dan mesoderem somatik melalui
pemisahan horisontal mesoderem lateral (Majumdar, 1985).
Gambar 1.4. Pembentukan mesoderem somatik dan mesoderem viseral (splanknik)
pada ayam (Gilbert, 11985)
Pelipatan lapisan sel dapat terjadi dengan berbagai cara, yaitu pelipatan
tempat tertentu dari suatu lapisan sel membentuk lekuk yang
memanjang, misalnya pada pembentukan tabung saraf atau
terbatas pada daerah-daerah tertentu dari suatu lapisan sel. Hal tersebut
dapat berupa pelipatan ke dalam (invaginasi)
auditori dari ektoderem (Gambar 1.6A) dan pelipatan keluar
kelenjar percernaan dari endoderem (Gambar 1.6B)
Pembentukan mesoderem viseral dan mesoderem somatik melalui
pemisahan horisontal mesoderem lateral (Majumdar, 1985).
Gambar 1.4. Pembentukan mesoderem somatik dan mesoderem viseral (splanknik)
pada ayam (Gilbert, 11985)
Pelipatan lapisan sel dapat terjadi dengan berbagai cara, yaitu pelipatan
tempat tertentu dari suatu lapisan sel membentuk lekuk yang
memanjang, misalnya pada pembentukan tabung saraf atau
daerah tertentu dari suatu lapisan sel. Hal tersebut
(invaginasi), misalnya pada pembentukan vesikula
auditori dari ektoderem (Gambar 1.6A) dan pelipatan keluar
kelenjar percernaan dari endoderem (Gambar 1.6B)
Pembentukan mesoderem viseral dan mesoderem somatik melalui
pemisahan horisontal mesoderem lateral (Majumdar, 1985).
Gambar 1.4. Pembentukan mesoderem somatik dan mesoderem viseral (splanknik)
Pelipatan lapisan sel dapat terjadi dengan berbagai cara, yaitu pelipatan
tempat tertentu dari suatu lapisan sel membentuk lekuk yang
memanjang, misalnya pada pembentukan tabung saraf atau
daerah tertentu dari suatu lapisan sel. Hal tersebut
, misalnya pada pembentukan vesikula
auditori dari ektoderem (Gambar 1.6A) dan pelipatan keluar (evaginasi)
kelenjar percernaan dari endoderem (Gambar 1.6B)
Pembentukan mesoderem viseral dan mesoderem somatik melalui
pemisahan horisontal mesoderem lateral (Majumdar, 1985).
Gambar 1.4. Pembentukan mesoderem somatik dan mesoderem viseral (splanknik)
Pelipatan lapisan sel dapat terjadi dengan berbagai cara, yaitu pelipatan
tempat tertentu dari suatu lapisan sel membentuk lekuk yang
memanjang, misalnya pada pembentukan tabung saraf atau neural tube
daerah tertentu dari suatu lapisan sel. Hal tersebut
, misalnya pada pembentukan vesikula
(evaginasi), misalnya pada
kelenjar percernaan dari endoderem (Gambar 1.6B)
Pembentukan mesoderem viseral dan mesoderem somatik melalui
pemisahan horisontal mesoderem lateral (Majumdar, 1985).
Gambar 1.4. Pembentukan mesoderem somatik dan mesoderem viseral (splanknik)
Pelipatan lapisan sel dapat terjadi dengan berbagai cara, yaitu pelipatan
tempat tertentu dari suatu lapisan sel membentuk lekuk yang
neural tube (Gambar 1.5)
daerah tertentu dari suatu lapisan sel. Hal tersebut
, misalnya pada pembentukan vesikula
, misalnya pada
kelenjar percernaan dari endoderem (Gambar 1.6B)
4
Pembentukan mesoderem viseral dan mesoderem somatik melalui
Gambar 1.4. Pembentukan mesoderem somatik dan mesoderem viseral (splanknik)
Pelipatan lapisan sel dapat terjadi dengan berbagai cara, yaitu pelipatan
tempat tertentu dari suatu lapisan sel membentuk lekuk yang
(Gambar 1.5)
daerah tertentu dari suatu lapisan sel. Hal tersebut
, misalnya pada pembentukan vesikula
, misalnya pada
5
Gambar 1.5. Pembentukan tabung saraf pada ayam (Gilbert, 1985)
Gambar 1.6. Pembentukan vesikula auditori (A) dan kelenjar pencernaan (B)
(Majumdar, 1985)
6
4. Penebalan dan pembentukan rongga
Tabung saraf pada myxanoid dan ikan bertulang sejati dibentuk dengan cara
penebalan lapisan ektoderem, dan pada akhirnya terbentuk batang saraf yang kompak.
Batang saraf yang kompak emengalai cativasi atau peronggaan, dan akhirnya
membentuk tabung saraf (Gambar 1.7).
Gambar 1.7. Pembentukan tabung saraf dengan cara kavitasi dan pelipatan (Majumdar,
1985)
5. Fusi
Bagian tepi dari suatu lapisan sel dapat berfusi untuk menyempurnakan
pembentukan suatu struktur, misalnya fusi dari pematang saraf (Neural ridge) pada
pembentukan tabung saraf (Gambar 1.8).
7
Gambar 1.8. Fusi pematang saraf pada pembentukan tabung saraf manusia (Gilbert,
1985)
6. Pemisahan dari lapisan induk
Kadang-kadang beberapa sel dari suatu lapisan sel terpisahkan dan bergerak
untuk membentuk struktur-struktur pada tempat-tempat lain dari embrio, misalnya
pembentukan neural crest atau pial neural.
7. Pembentukan sel-sel mesenkim
Sel-sel mesenkim berasal dari lapisan mesoderem, dan kemudian menjadi sel-
sel yang lepas. Sel-sel mesenkim bersifat amuboid, dan membantu dalam
pembentukan pembuuh darah, dan jaringan ikat pada berbagai jenis organ di dalam
tuuh. Sel-sel mesenkim juga berperan dalam pembentukan otot polos pada saluran
pencernaan makanan.
B. Neurulasi Neurulasi
interaksi antara kelompok
ektoderem di atasnya. Hasil
ektoderem di atasnya terinduksi dan membentuk tabung saraf atau
berada pada stadium tersebut disebut
organogenesis dalam pemben
Akibat interaksi sel
sel ektoderem menjadi menebal dan mendatar membentuk lempeng saraf atau
Batas lateral dari lempeng saraf terangkat membentuk lipatan saraf at
mengapit lekuk saraf atau
berama-sama berfusi pada bagian mediodorsal embrio dan membentuk tabung saraf atau
neural tube
Tabung saraf akhirnya memisah dari lapisan epidermis dan pada ujungnnya terbuka.
Bagian anterior dari tabung saraf yang terbuka disebut
belakang dari tabung yang terbuka disebut
menutup lebih dahulu dibandingkan dengan posterior neuropor.Pada embrio manusia, anterior
neuropor menutup pada stadium 18
dua hari kemudian.
Mekanisme pembentukan tabung saraf
mempunyai pola dasar yang sama, namun dalam beberapa hal juga terdapat perbedaan. Pada
myxanoid dan ikan bertulang sejati, pembentukan tabung saraf berlangsung dengan cara
kavitasi atau pemben
ditandai dengan terjadinya perubahan
pemanjangan dan konstriksi pada bnagian apeks sel.
B. Neurulasi Neurulasi adalah proses pembentukan saraf. Neurulasi ditandai dengan terjadinya
interaksi antara kelompok
ektoderem di atasnya. Hasil
ektoderem di atasnya terinduksi dan membentuk tabung saraf atau
berada pada stadium tersebut disebut
organogenesis dalam pemben
Akibat interaksi sel
sel ektoderem menjadi menebal dan mendatar membentuk lempeng saraf atau
Batas lateral dari lempeng saraf terangkat membentuk lipatan saraf at
mengapit lekuk saraf atau
sama berfusi pada bagian mediodorsal embrio dan membentuk tabung saraf atau
neural tube (Gambar
Tabung saraf akhirnya memisah dari lapisan epidermis dan pada ujungnnya terbuka.
Bagian anterior dari tabung saraf yang terbuka disebut
belakang dari tabung yang terbuka disebut
menutup lebih dahulu dibandingkan dengan posterior neuropor.Pada embrio manusia, anterior
neuropor menutup pada stadium 18
dua hari kemudian.
Mekanisme pembentukan tabung saraf
mempunyai pola dasar yang sama, namun dalam beberapa hal juga terdapat perbedaan. Pada
myxanoid dan ikan bertulang sejati, pembentukan tabung saraf berlangsung dengan cara
kavitasi atau pemben
ditandai dengan terjadinya perubahan
pemanjangan dan konstriksi pada bnagian apeks sel.
adalah proses pembentukan saraf. Neurulasi ditandai dengan terjadinya
interaksi antara kelompok-kelompok sel
ektoderem di atasnya. Hasil
ektoderem di atasnya terinduksi dan membentuk tabung saraf atau
berada pada stadium tersebut disebut
organogenesis dalam pemben-tuk
Akibat interaksi sel-sel ektoderem dengan sel
sel ektoderem menjadi menebal dan mendatar membentuk lempeng saraf atau
Batas lateral dari lempeng saraf terangkat membentuk lipatan saraf at
mengapit lekuk saraf atau neural groove
sama berfusi pada bagian mediodorsal embrio dan membentuk tabung saraf atau
(Gambar 1.9)
Gambar
Tabung saraf akhirnya memisah dari lapisan epidermis dan pada ujungnnya terbuka.
Bagian anterior dari tabung saraf yang terbuka disebut
belakang dari tabung yang terbuka disebut
menutup lebih dahulu dibandingkan dengan posterior neuropor.Pada embrio manusia, anterior
neuropor menutup pada stadium 18
Mekanisme pembentukan tabung saraf
mempunyai pola dasar yang sama, namun dalam beberapa hal juga terdapat perbedaan. Pada
myxanoid dan ikan bertulang sejati, pembentukan tabung saraf berlangsung dengan cara
kavitasi atau pemben-tukan rongga. Pa
ditandai dengan terjadinya perubahan
pemanjangan dan konstriksi pada bnagian apeks sel.
adalah proses pembentukan saraf. Neurulasi ditandai dengan terjadinya
kelompok sel-sel korda mesoderem (
ektoderem di atasnya. Hasil interaksi kedua lapisan sel tersebut menyebabkan sel
ektoderem di atasnya terinduksi dan membentuk tabung saraf atau
berada pada stadium tersebut disebut
tukan sistem saraf.
sel ektoderem dengan sel
sel ektoderem menjadi menebal dan mendatar membentuk lempeng saraf atau
Batas lateral dari lempeng saraf terangkat membentuk lipatan saraf at
neural groove. Kedua tepi lateral dari lipatan neural akhirnya secara
sama berfusi pada bagian mediodorsal embrio dan membentuk tabung saraf atau
Gambar 1.9. Ilustrasi pembentuk
Tabung saraf akhirnya memisah dari lapisan epidermis dan pada ujungnnya terbuka.
Bagian anterior dari tabung saraf yang terbuka disebut
belakang dari tabung yang terbuka disebut
menutup lebih dahulu dibandingkan dengan posterior neuropor.Pada embrio manusia, anterior
neuropor menutup pada stadium 18-20 somit sedangkan posteror neuropor menutup kira
Mekanisme pembentukan tabung saraf
mempunyai pola dasar yang sama, namun dalam beberapa hal juga terdapat perbedaan. Pada
myxanoid dan ikan bertulang sejati, pembentukan tabung saraf berlangsung dengan cara
tukan rongga. Pa
ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan bentuk sel
pemanjangan dan konstriksi pada bnagian apeks sel.
adalah proses pembentukan saraf. Neurulasi ditandai dengan terjadinya
sel korda mesoderem (
interaksi kedua lapisan sel tersebut menyebabkan sel
ektoderem di atasnya terinduksi dan membentuk tabung saraf atau
berada pada stadium tersebut disebut stadium neurula
an sistem saraf.
sel ektoderem dengan sel-sel kordamesoderem, menyebabkan sel
sel ektoderem menjadi menebal dan mendatar membentuk lempeng saraf atau
Batas lateral dari lempeng saraf terangkat membentuk lipatan saraf at
. Kedua tepi lateral dari lipatan neural akhirnya secara
sama berfusi pada bagian mediodorsal embrio dan membentuk tabung saraf atau
. Ilustrasi pembentuk
Tabung saraf akhirnya memisah dari lapisan epidermis dan pada ujungnnya terbuka.
Bagian anterior dari tabung saraf yang terbuka disebut
belakang dari tabung yang terbuka disebut posterior neuropor.
menutup lebih dahulu dibandingkan dengan posterior neuropor.Pada embrio manusia, anterior
20 somit sedangkan posteror neuropor menutup kira
Mekanisme pembentukan tabung saraf pada amphibia, reptilia, burung, dan mamalia
mempunyai pola dasar yang sama, namun dalam beberapa hal juga terdapat perbedaan. Pada
myxanoid dan ikan bertulang sejati, pembentukan tabung saraf berlangsung dengan cara
tukan rongga. Pada embrio amphibia, pembentukan tabung saraf
perubahan bentuk sel
pemanjangan dan konstriksi pada bnagian apeks sel.
adalah proses pembentukan saraf. Neurulasi ditandai dengan terjadinya
sel korda mesoderem (mesendoderem
interaksi kedua lapisan sel tersebut menyebabkan sel
ektoderem di atasnya terinduksi dan membentuk tabung saraf atau
stadium neurula. Neurulasi merupakan dasar
sel kordamesoderem, menyebabkan sel
sel ektoderem menjadi menebal dan mendatar membentuk lempeng saraf atau
Batas lateral dari lempeng saraf terangkat membentuk lipatan saraf at
. Kedua tepi lateral dari lipatan neural akhirnya secara
sama berfusi pada bagian mediodorsal embrio dan membentuk tabung saraf atau
. Ilustrasi pembentukan tabung saraf
Tabung saraf akhirnya memisah dari lapisan epidermis dan pada ujungnnya terbuka.
Bagian anterior dari tabung saraf yang terbuka disebut anterior neuropor,
posterior neuropor.
menutup lebih dahulu dibandingkan dengan posterior neuropor.Pada embrio manusia, anterior
20 somit sedangkan posteror neuropor menutup kira
pada amphibia, reptilia, burung, dan mamalia
mempunyai pola dasar yang sama, namun dalam beberapa hal juga terdapat perbedaan. Pada
myxanoid dan ikan bertulang sejati, pembentukan tabung saraf berlangsung dengan cara
da embrio amphibia, pembentukan tabung saraf
perubahan bentuk sel-sel neuroepitel yang mengalami
adalah proses pembentukan saraf. Neurulasi ditandai dengan terjadinya
mesendoderem
interaksi kedua lapisan sel tersebut menyebabkan sel
ektoderem di atasnya terinduksi dan membentuk tabung saraf atau neural tube
. Neurulasi merupakan dasar
sel kordamesoderem, menyebabkan sel
sel ektoderem menjadi menebal dan mendatar membentuk lempeng saraf atau
Batas lateral dari lempeng saraf terangkat membentuk lipatan saraf atau
. Kedua tepi lateral dari lipatan neural akhirnya secara
sama berfusi pada bagian mediodorsal embrio dan membentuk tabung saraf atau
an tabung saraf
Tabung saraf akhirnya memisah dari lapisan epidermis dan pada ujungnnya terbuka.
anterior neuropor, sedangkan bagian
Anterior neuropor biasanya
menutup lebih dahulu dibandingkan dengan posterior neuropor.Pada embrio manusia, anterior
20 somit sedangkan posteror neuropor menutup kira
pada amphibia, reptilia, burung, dan mamalia
mempunyai pola dasar yang sama, namun dalam beberapa hal juga terdapat perbedaan. Pada
myxanoid dan ikan bertulang sejati, pembentukan tabung saraf berlangsung dengan cara
da embrio amphibia, pembentukan tabung saraf
sel neuroepitel yang mengalami
adalah proses pembentukan saraf. Neurulasi ditandai dengan terjadinya
mesendoderem) dengan sel
interaksi kedua lapisan sel tersebut menyebabkan sel
neural tube. Embrio yang
. Neurulasi merupakan dasar
sel kordamesoderem, menyebabkan sel
sel ektoderem menjadi menebal dan mendatar membentuk lempeng saraf atau neural plate
au neural fold
. Kedua tepi lateral dari lipatan neural akhirnya secara
sama berfusi pada bagian mediodorsal embrio dan membentuk tabung saraf atau
Tabung saraf akhirnya memisah dari lapisan epidermis dan pada ujungnnya terbuka.
sedangkan bagian
rior neuropor biasanya
menutup lebih dahulu dibandingkan dengan posterior neuropor.Pada embrio manusia, anterior
20 somit sedangkan posteror neuropor menutup kira
pada amphibia, reptilia, burung, dan mamalia
mempunyai pola dasar yang sama, namun dalam beberapa hal juga terdapat perbedaan. Pada
myxanoid dan ikan bertulang sejati, pembentukan tabung saraf berlangsung dengan cara
da embrio amphibia, pembentukan tabung saraf
sel neuroepitel yang mengalami
8
adalah proses pembentukan saraf. Neurulasi ditandai dengan terjadinya
) dengan sel-sel
interaksi kedua lapisan sel tersebut menyebabkan sel-sel
Embrio yang
. Neurulasi merupakan dasar
sel kordamesoderem, menyebabkan sel-
neural plate.
neural fold dan
. Kedua tepi lateral dari lipatan neural akhirnya secara
sama berfusi pada bagian mediodorsal embrio dan membentuk tabung saraf atau
Tabung saraf akhirnya memisah dari lapisan epidermis dan pada ujungnnya terbuka.
sedangkan bagian
rior neuropor biasanya
menutup lebih dahulu dibandingkan dengan posterior neuropor.Pada embrio manusia, anterior
20 somit sedangkan posteror neuropor menutup kira-kira
pada amphibia, reptilia, burung, dan mamalia
mempunyai pola dasar yang sama, namun dalam beberapa hal juga terdapat perbedaan. Pada
myxanoid dan ikan bertulang sejati, pembentukan tabung saraf berlangsung dengan cara
da embrio amphibia, pembentukan tabung saraf
sel neuroepitel yang mengalami
Gambar
Perubahan bentuk sel disebabkan karena terjadinya polimerasi
sepanjang aksis sel, dan menyebabkan sel
mikrofilamen
bagian apeks sel menjadi sempit (Gambar
Carlson, R.M. 1
Gilbert, S.F. 1985.
Huettner, A. F. 1949.
Gambar 1.10 Perubahan
neurulasi (A) dan konstriksi dan pemanjangan bentuk sel (B) (Carlson,
1988).
Perubahan bentuk sel disebabkan karena terjadinya polimerasi
sepanjang aksis sel, dan menyebabkan sel
mikrofilamen-mikrofilamen yang ada pada bagian apeks sel mengalami kontriksi sehingga
bagian apeks sel menjadi sempit (Gambar
Carlson, R.M. 1988. New York.
Gilbert, S.F. 1985. Massacussetts.
Huettner, A. F. 1949. vertebrates
A
Perubahan-perubahan bentuk sel
neurulasi (A) dan konstriksi dan pemanjangan bentuk sel (B) (Carlson,
1988).
Perubahan bentuk sel disebabkan karena terjadinya polimerasi
sepanjang aksis sel, dan menyebabkan sel
mikrofilamen yang ada pada bagian apeks sel mengalami kontriksi sehingga
bagian apeks sel menjadi sempit (Gambar
988. Pattens Foundation of Embryology.New York.
Gilbert, S.F. 1985. Development BiologyMassacussetts.
Huettner, A. F. 1949. vertebrates. The Mc. Milla Co. N
A
perubahan bentuk sel
neurulasi (A) dan konstriksi dan pemanjangan bentuk sel (B) (Carlson,
Perubahan bentuk sel disebabkan karena terjadinya polimerasi
sepanjang aksis sel, dan menyebabkan sel
mikrofilamen yang ada pada bagian apeks sel mengalami kontriksi sehingga
bagian apeks sel menjadi sempit (Gambar 1.10
DAFTAR PUSTAKA
Pattens Foundation of Embryology.
Development Biology
Huettner, A. F. 1949. Fundamental of Comparative Embryology of the . The Mc. Milla Co. N
perubahan bentuk sel-sel ektoderem selama berlangsungnya
neurulasi (A) dan konstriksi dan pemanjangan bentuk sel (B) (Carlson,
Perubahan bentuk sel disebabkan karena terjadinya polimerasi
sepanjang aksis sel, dan menyebabkan sel-sel ektoderem menjadi memanjang. Sementara itu
mikrofilamen yang ada pada bagian apeks sel mengalami kontriksi sehingga
1.10)
DAFTAR PUSTAKA
Pattens Foundation of Embryology.
Development Biology. Sinauer Ass. Publ. Sunderland.
Fundamental of Comparative Embryology of the . The Mc. Milla Co. New York.
B
sel ektoderem selama berlangsungnya
neurulasi (A) dan konstriksi dan pemanjangan bentuk sel (B) (Carlson,
Perubahan bentuk sel disebabkan karena terjadinya polimerasi
sel ektoderem menjadi memanjang. Sementara itu
mikrofilamen yang ada pada bagian apeks sel mengalami kontriksi sehingga
DAFTAR PUSTAKA
Pattens Foundation of Embryology.
. Sinauer Ass. Publ. Sunderland.
Fundamental of Comparative Embryology of the ew York.
sel ektoderem selama berlangsungnya
neurulasi (A) dan konstriksi dan pemanjangan bentuk sel (B) (Carlson,
Perubahan bentuk sel disebabkan karena terjadinya polimerasi mikrotubul
sel ektoderem menjadi memanjang. Sementara itu
mikrofilamen yang ada pada bagian apeks sel mengalami kontriksi sehingga
Pattens Foundation of Embryology. Mc. Graw Hill Books.
. Sinauer Ass. Publ. Sunderland.
Fundamental of Comparative Embryology of the
sel ektoderem selama berlangsungnya
neurulasi (A) dan konstriksi dan pemanjangan bentuk sel (B) (Carlson,
mikrotubul-mikrotubul di
sel ektoderem menjadi memanjang. Sementara itu
mikrofilamen yang ada pada bagian apeks sel mengalami kontriksi sehingga
Mc. Graw Hill Books.
. Sinauer Ass. Publ. Sunderland.
Fundamental of Comparative Embryology of the
9
sel ektoderem selama berlangsungnya
neurulasi (A) dan konstriksi dan pemanjangan bentuk sel (B) (Carlson,
mikrotubul di
sel ektoderem menjadi memanjang. Sementara itu
mikrofilamen yang ada pada bagian apeks sel mengalami kontriksi sehingga
Mc. Graw Hill Books.
. Sinauer Ass. Publ. Sunderland.
Fundamental of Comparative Embryology of the
10
Majumdar, N.M. 1985. Texbook of vertebrates Embryology. Mc. Graw Hill Publ. Co. New Delhi.