pembentukan sikap dan tingkah laku
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Definisi psikologi Menurut asal katanya, psikologi berasal dari kata-kata
yunani: psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harafiah
psikologi berarti ilmu jiwa.1
Manusia adalah makhluk yang unik karena memilki perbedaan dengan
individu lainnya. Sikap (attitude) merupakan konsep paling penting dalam
psikologi sosial yang membahas unsur sikap baik sebagai individu maupun
kelompok. Sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara
merasakan, jalan pikiran, dan perilaku. Selain itu, sikap atau attitude adalah suatu
konsep paling penting dalam psikologi sosial
Istilah sikap dalam bahasa inggris disebut “attitude” pertama kali digunakan
oleh Herbert spencer (1862), yang menggunakan kata ini untuk menunjukan suatu
status mental seseorang.2 Kesadaran individu yang menentukan perbuatan nyata
dan perbuatan-perbuatan yang mungkin akan terjadi itulah yang dinamakan sikap.
Jadi sikap ialah suatu hal yang menentukan sikap sifat hakekat, baik perbuatan
sekarang maupun perbuatan yang akan datang.3
Menurut Ensiklopedi Amerika, tingkah laku adalah suatu aksi reaksi
organisme terhadap lingkungan. Tingkah laku timbul apabila ada sesuatu yang
dapat menimbulkan reaksi, yakni disebut dengan rangsangan.
Tingkah laku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh
manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan,
1 Sarlito Wirawan Sarwoni, “Pengantar Umum Psikologi,” (Bulan Bintaang: Jakarta. Cet kedua, 1982), halm. 9.
2 Abu Ahmadi, “Psikologi Sosial,” (Rineka Cipta: Jakarta. Cet Kedua, 2002). Halm. 161.
3 Ibid., halm. 162.
1
persuasi, dan/atau genetika. Tingkah laku merupakan respon atau reaksi seseorang
terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi
melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme
tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus –
Organisme – Respon.
1.2 Proses dan Komponen Sikap
Terdapat tiga komponen sikap, tiga komponen sikap itu adalah komponen
respons evaluative kognitif, komponen respons evaluative afektif, dan komponen
respons evaluative perilaku. Ketiga komponen itu secara bersama merupakan
penentu bagi jumlah keseluruhan sikap seseorang ( Manstead, 1996; Strickland,
2001)
A. Komponen Respons evaluative kognitif
Gambaran tentang cara seseorang dalam mempersepsi objek, peristiwa
atau situasi sebagai sasaran sikap. Komponen ini adalah pikiran, keyakinan atau
ide seseorang tentang suatu objek. Dalam bentuk yang paling sederhana,
komponen kognitif adalah kategori-kategori yang digunakan dalam berpikir.
Aspek sikap yang berkenaan dengan penilaian individu terhadap obyek atau
subyek. Informasi yang masuk ke dalam otak manusia, melalui proses analisis,
sintesis, dan evaluasi akan menghasilkan nilai baru yang akan diakomodasi atau
diasimilasikan dengan pengetahuan yang telah ada di dalam otak manusia. Nilai –
nilai baru yang diyakini benar, baik, indah, dan sebagainya, pada akhirnya akan
mempengaruhi emosi atau komponen afektif dari sikap individu.4
B. Komponen Respons evaluative afektif
4 Sarwoni, “Pengantar Umum,” halm. 9.
2
Adalah perasaan atau emosi yang dihubungkan dengan suatu objek sikap.
Perasaan atau emosi meliputi kecemasan, kasihan, benci, marah, cemburu,atau
suka. Dinegara Amerika Serikat, kemungkinan berpindahnya oaring kulit hitam
ke daerah perumahan orang kulit putih dapat menimbulkan rasa cemas banyak
warga kulit putih.
C. Komponen Respons evaluative perilaku
Adalah tendensi untuk berperilaku pada cara-cara tertentu terhadap objek
sikap. Dalam hal ini, tekanan lebih pada tendensi untuk berperilaku dan bukan
pada perilaku secara terbuka. Misalnya, orang melakukan tendensi untuk
melakukan tindakan diskriminatif terhadap anggota dari sekelompok etnis
tertentu, namun karena tindakan itu secara social dan legal dilarang, maka ia tidak
melakukannya. Berkenaan dengan keinginan individu untuk melakukan perbuatan
sesuai dengan keyakinandan keinginannya.5
Sikap seseorang terhadap suatu obyek atau subyek dapat positif atau
negatif. Manifestasikan sikap terlihat dari tanggapan seseorang apakah ia
menerima atau menolak, setuju atau tidak setuju terhadap obyek atau subyek.
Komponen sikap berkaitan satu dengan yang lainnya. Dari manapun kita memulai
dalam analisis sikap, ketiga komponen tersebut tetap dalam ikatan satu sistem.
komponen kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak merupakan suatu
kesatuan sistem, sehingga tidak dapat dilepas satu dengan lainnya. Ketiga
komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap dan Ketiga komponen
kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak secara bersama- sama membentuk
sikap.
Jelasnya :
1. Sikap seseorang tidak dibawa sejak lahir , tetapi harus dipelajari selama
perkembangan hidupnya. Karena itu sikap selalu berubah-ubah dan dapat
dipelajari. Berbeda dangan instink/naluri manusia yang dibawanya sejak
lahir. Ia bersifat tetap dan mempunyai sifat motif-motif biogenetis seperti:
rasa lapar, haus seksual.5 Ahmadi, “Psikologi Sosial,” halm. 162.
3
2. Sikap semata-mata tidak berdiri sendiri, melainkan selalu berhubungan
dengan suatu objek. Pada umumnya sikap tidak berkenaan dengan satu
objek saja, melainkan juga dapat berkenaan dengan deretan-deretan
objek-objek yang serupa. Misalnya: si A seorang pemberani. Dalam hal ini
mungkin bukan si A sendiri yang pemberani, melainkan orang-orang
sebangsa A juga pemberani.
3. Sikap, pada umumnya mempunyai segi-segi motivasi dan emosi;
sedangkkan pada kecakapan dan pengetahuan hal ini tidak ada.6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
6 Ahmadi, “Psikologi Sosial,” halm. 179.
4
Sikap, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai kesiapan
untuk bertindak. Sedangkan menurut Oxford Advanced Learner Dictionary, sikap
merupakan cara menempatkan atau membawa diri,merasakan, jalan pikiran, dan
perilaku.7 G.W.Allport mengemukakan bahwa sikap adalah keadaan mental dan
saraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh
dinamik atau terarah terhadap respons individu pada semua objek dan situasi yang
berkaitan dengannya.8
Dalam sikap ini ada beberapa pengertian tentang sikap (attitude) dan
perilaku (behavior) Meskipun ada beberapa perbedaan pengertian sikap, tetapi
berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa
sikap adalah keadaan mental yang diatur melalui pengalaman yang memberikan
pengaruh terhadap respons individu, organisasi yang bersifat menetap dari proses
motivasional, emosional, perceptual, dan kognitif.
Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya
positif atau negatif terhadap obyek atau situasi. Perasaan ini menjadi konsep yang
merepresentasikan suka atau tidak sukanya (positif, negatif, atau netral) seseorang
pada sesuatu. Jadi sikap didevinisikan sebagai berikut : ”sikap adalah kesiapan
pada seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu”9
Sikap (Attitude) adalah:
1. Berorientasi kepada respon
Sikap adalah suatu bentuk dari perasaan, yaitu perasaan mendukung atau
memihak (favourable) maupun perasaan tidak mendukung (Unfavourable) pada
suatu objek.
2. Berorientasi kepada kesiapan respon
7 dalam Ramdhani,2008.
8 Menunit G.W Alport dalam (Tri Rusmi Widayatun, 1999 :218) sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak.
9 Sarwoni, “Pengantar Umum,” halm. 103.
5
Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan
cara-cara tertentu, apabila dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki
adanya respon suatu pola perilaku, tendenasi atau kesiapan antisipatif untuk
menyesuaikan diri dari situasi sosial yang telah terkondisikan
3. Berorientasi kepada skema triadic
Sikap merupakan konstelasi komponen-komponenkognitif, afektif, dan
konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku
terhadap suatu objek di lingkungan sekitarnya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sikap adalah keadaan diri dalam
manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial
dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di
lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk
merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.10
Perilaku, dalam pengertian umum adalah segala perbuatan atau tindakan
yang dilakukan oleh makhluk hidup.11 Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati
langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
Secara biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang
bersangkutan yang dapat diamati secara langsung maupun tidak
langsung. Menurut Drs. Sunaryo M.Kes perilaku adalah aktivitas yang timbul
karena adanya stimulus dan respon serta dapat diamati secara langsung maupun
tidak langsung. Jadi, Psikologi Perilaku mempelajari bagaimana mengembangkan
perilaku hidup organisme dalam menanggapi kondisi tertentu.
Pengkondisian klasik dan operan mendefinisikan Perilaku
Psikologi. Psikologi perilaku didasarkan pada teori bahwa perilaku semua
10 Sri Utami Rahayuningsih. 2008. Sikap ( Attitude ) (Online ) http:// www. Atttitude, blogspot.Com, diakses Rabu, 12 Oktober 2016. Pukul. 22:00
11 Soekidjo Notoatmodjo, 1987: halm. 1.
6
dipelajari melalui pengkondisian. Perilaku Psikologi, juga dikenal
sebagai behaviorisme, berpendapat bahwa semua perilaku yang diperoleh
oleh interaksi dengan lingkungan, melalui dua jenis utama conditioning, operant
conditioning dan pengkondisian klasik.
Perilaku psikolog berteori bahwa semua perilaku dapat dipelajari dan dinilai
tanpa mempertimbangkan keadaan mental internal. Perilaku mempunyai beberapa
dimensi, yaitu:
1. Fisik, dapat diamati, digambarkan dan dicatat baik frekuensi, durasi dan
intensitasnya.
2. Ruang, suatu perilaku mempunyai dampak kepada lingkungan (fisik
maupun sosial) dimana perilaku itu terjadi.
3. Waktu, suatu perilaku mempunyai kaitan dengan masa lampau maupun
masa yang akan datang.
B. Pembentukan dan Perubahan Sikap
Pada dasarnya sikap bukan merupakan suatu pembawaan, melainkan hasil
interaksi antara individu dengan lingkungan sehingga sikap bersifat dinamis.
Sikap dapat pula dinyatakan sebagai hasil belajar, karenanya sikap dapat
mengalami perubahan. Sesuai yang di nyatakan oleh Sheriff & Sheriff (1956),
bahwa sikap dapat berubah karena kondisi dan pengaruh yang diberikan. Sebagai
hasil dari belajar sikap tidaklah terbentuk dengan sendirinya karena pembentukan
sikap senantiasa akan berlangsung dalam interaksi manusia berkenaan dengan
objek teretntu (Hudaniah, 2003).
Sikap timbul karena adanya stimulus. Terbentuknya suatu sikap itu banyak
dipengaruhi perangsanga oleh lingkungan sosial dan kebudayaan misalnya :
keluarga, norma, golongan agama, dan adat istiadat.
Dalam hal ini keluarga mempunyai peranan yang besar dan lam
pembentukan sikap putra-putrinya. Sebab keluargalah sebagai kelompok primer
bagi anak merupakan pengaruh yang sangat dominan. Sikap seseorang tidak
7
selamanya. Iia dapat berkembang manakala mendapat pengaruh, baik dari dalam
maupun dari luar yang bersifat positif dan mengesan. Antara perbuatan dan sikap
adanya timbal balik. Tetapi sikap tidak selamanya menjelma dalam bentuk
perbuatan atau tingkah laku.orang-orang terkadang menampakan diri dalam
keadaan “diam” saja.
Hal ini tidak berarti bahwa ayah itu tidak bersikap. Ayah itu telah bersikap,
hanya perwujuan sikapnya diam memang dalam kasus ini ada dua kemungkinan:
Ayah itu diam- diam dengan alasan kalau buru- buru anak itu dilerai, akan
menimbulkan kebiasaan tidak baik.
Ayah itu akan cepat- cepat bertindak misalnya menggendong atau membelikan
kueh kesukannya agar anaak itu cepat berhenti menangis.
Sikap atau attitude merupakan organisasi kognitif yang dinamis, yang
banyak dimuati unsur- unsur emosional (efektif) dan disertai kesiagaan untuk
beraksi. Banyak orang yang lebih suka mempergunakan istilah sikap hidup atau
sikap emosi; karena sikap saja lebih mencerminkan posisi jasmaniah. Sedang
pada attitude ini banyak terdapat unsur efektif dan folutif kemauan, dan kesedian
untuk beraksi atau bertingkah laku tertentu.
Mac Dougall (kartono, Kartini, 1994 : 297). menyebutkan attitude/ sikap
sebagai santimen. Maka santimen merupakan totalitas dari instink- instink yang
terorganisir, yang berkaitan erat dengan emosi- emosi, dan semuanya menjadi
sumber penyebab tingkah laku manusia; sehingga menimbulkan bentuk tingkah
laku yang berkesinambungan, teratur dan berlangsung cukup lama.
Jadi sikap sosial merupakan organisasi dari unsur- unsur kognitif,
emosional dan momen- mmen kemauan, yang khusus di pengaruhi oleh
pengalaman- pengalaman masa lampau, sehingga sifatnya sangat dinamis, dan
memberikan pengarahan pada setiap tingkah laku.12
12 http://himasio-unsyiah.blogspot.co.id/2011/10/sikap-sosial.html diakses pada Rabu, 12 Oktober 2016.
8
Sikap tumbuh dan berkembang dalam basis sosial yang tertentu misalnya:
ekonomi, politik, agama dan sebagainya. Didalam perkembanganya sikap banyak
dipengaruhi oleh lingkungan, norma-norma atau grup. Hal ini akan
mengakibatkan perbedaan sikap antara individu yang satu dengan yang lain
karena perbedaan pengaruh atau ligkungan yang terima. Sikap tidak akan
terbentuk tanpa interaksi manusia, terhadap objek tertentu atau suatu objek.13 Ada
beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap, antara lain:
1. Faktor intern : yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu
sendiri.14 Faktor ini brupa selectivity atau daya pilih seseorang untuk
menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang dating dari luar.
Misalnya, orang yang sangat haus, akan lebih memperhatikan perangsang
yang dapat menhilangkan hausnya itu dari perangsang-perangsang yang
lain.
2. Faktor ekstern : yaitu faktor yang terdapat diluar pribadi manusia. Faktor
ini berupa interaksi sosial diluar kelompok. Misalnya, interaksi antara
manusia yang dengan hasil kebudayaan manusia yang sampai padanya
melalui alat-alat komunikasi seperti : surat kabar, radio, televise, majalah
dan sebagainya.
Pembentukan dan perubahan sikap tidak terjadi denagan sendirinya, sikap
terbentuk dalam hubungannya dengan suatu objek, orang, kelompok, lembaga,
nilai, melalui hubungan antar individu, hubungan didalam kelompok, komunikasi
surat kabar, buku, poster, radio, televise dan sebagainya.15
C. Proses Pembentukan dan Perubahan Sikap
Sikap dapat terbentuk atau berubah melalui empat macam:
1. Adopsi
13 Ahmadi, “Psikologi Sosial,” halm. 170.
14 Ibid., halm. 171.
15 Ibid. hlm 170.
9
Kejadian- kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang-ulang dan
terus menerus, lama kelamaan secara bertahap diserap kedalam diri individu dan
memengaruhi terbentuknya suatu sikap.
2. Diferensiasi
Dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya pengalaman, sejalan
dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang tadinya dianggap sejenis,
sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya. Terhadap objek tersebut dapat
terbentuk sikap tersendiri pula.
3. Integrasi
Pembentukan sikap disini terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai
pengalaman yang berhubungan dengan satu hal tentu sehingga akhirnya terbentuk
sikap menegenal hal tersebut.
4. Trauma
Trauma adalah pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan, yang
meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan. Pengalaman–
pengalaman yang traumatis dapat juga menyebabkan terbentuknya sikap.
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap
Proses belajar sosial terbentuk dari interaksi sosial. Dalam interaksi sosial,
individu membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang
dihadapinya. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap
adalah:
1. Pengalaman pribadi. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap,
pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu,
sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut
10
melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi,
penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama
berbekas.
2. Kebudayaan. B.F. Skinner (dalam, Azwar 2005) menekankan pengaruh
lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk kepribadian
seseorang. Kepribadian tidak lain daripada pola perilaku yang konsisten
yang menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan, ganjaran) yang
dimiliki. Pola reinforcement dari masyarakat untuk sikap dan perilaku
tersebut, bukan untuk sikap dan perilaku yang lain.
3. Orang lain yang dianggap penting. Pada umumnya, individu bersikap
konformis atau searah dengan sikap orang orang yang dianggapnya
penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk
berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang
dianggap penting tersebut.
4. Media massa. Sebagai sarana komunikasi, berbagai media massa seperti
televisi, radio, mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan
kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal
memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal
tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa informasi tersebut, apabila
cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam mempersepsikan dan
menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.
5. Institusi Pendidikan dan Agama. Sebagai suatu sistem, institusi
pendidikan dan agama mempunyai pengaruh kuat dalam pembentukan
sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep
moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah
antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari
pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.
6. Faktor emosi dalam diri. Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh
situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang,
suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang
berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk
11
mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian bersifat sementara dan segera
berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap
yang lebih persisten dan lebih tahan lama. contohnya bentuk sikap yang
didasari oleh faktor emosional adalah prasangka.16
BAB III
HUBUNGAN SIKAP DAN TINGKAH LAKU
Adanya hubungan yang erat antara sikap dan tingkah laku di dukung oleh
pengertian sikap yang mengatakan bahwa sikap merupakan kecendrungan untuk
bertindak. Tetapi beberapa penelitian yang mencoba menghubungkan antara
sikap dan tingkah laku menunjukkan hasil yang agak berbeda , yaitu menunjukan
hubungan yang kecil saja atau hubungan yang negatif.17
16 http://www.psychoshare.com/file-821/psikologi-kepribadian/sikap-pengertian-definisi-dan-faktor-yang-mempengaruhi.html. Diakses pada Senin, 10 Oktober 2016.
17 Ibid., Net
12
Adanya hubungan yang erat antara sikap (attitude) dengan tingkah laku
(behavior) didukung oleh pengertian sikap yang mengatakan bahwa sikap
merupakan kecenderungan untuk bertindak.18 Dalam penelitian-penelitian yang
dilakukan oleh warner dan De Fluer (1969) didevinisikan adanya 3 postula
hubungan antara sikap dan tingkah laku.
1. Postula keajengan (consistency) : sikap verbal merupakan alasan yang
masuk akal untuk menduga apa yang akan dilakukan oleh seseorang bila ia
berhadapan oleh objek sikapnya. Bukti yang kuat untuk postula ini kerap
kali ditemukan di dalam pola tingkah laku individu yang memiliki sikap
ekstrim terhadap yang khusus. Misalnya: Skala Prasangka.
2. Postulat ketidak ajengan (inconsistency) : postulat ini membantah adanya
hubungan yang konsisten antara sikap dan tingkah laku adlah dimensi
individual yang berbeda dan terpisah. Jadi, sikap dan tingkah laku tidak
tergantung sama lain.
3. Postulat konsistensi kontingen (postulat keajengan yang tidak tertentu).
Postulat ini mengusulkan bahwa hubungan antara sikap dan tingkah laku
tergantung pada faktor-faktor situasi tertentu pada variable antara.19
A. Fungsi Sikap
Fungsi sikap dapat dibagi menjadi empat golongan, yaitu:
1. sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri.
Bahwa sikap adalah sesuatu yang bersifat communicabel, artinya sesuatu
yang mudah menjalar, sehingga mudah pula menjadi milik bersama. Justru
karena itu sesuatu golongan yang mendasarkan atas kepentingan bersama dan
pengalamn bersama. Biasanya ditandai oleh adanya sikap anggotanya yang
sama terhadap sesuatu objek. Sehingga dengan demikian sikap bisa menjadi
18 Abu Ahmadi “Psikologi Sosial” halm. 173.
19 Ibid., halm 173-176.
13
rantai penghubung antara orang dengan kelmpoknya atau dengan anggota
kelompoknya yang lain.
2. Sikap befungsi sebagai alat pengatur tingkah laku.
kita tau bahwa tingkah laku anak kecil dan binatang pada umumnya
merupakan aksi- aksi yang spontan terhadap sekitarnya.
3. Sikap berfungsi sebagai pengatur pengalaman.
Dalam hal ini perlu dikemukakan bahwa manusia didalam menerima
pengalaman- pengalaman dari dunia luar sikapnya tidak pasif, tetapi diterima
secara aktif, artinya semua pengalaman yang bersal dari dunia luar tidak
semuanya dilayani oleh manusia, tetapi manusia memilih mana- mana yang
perlu dan mana yang tidak perlu dilayani. Jadi semua pengalaman ini diberi
penilaian, lalu dipilih.
Sikap berfungsi sebagai pernyataan keperibadian sikap sering
mencerminkan pribadi sesorang. Ini sebabnya karena sikap tidak pernah
terpisah dari pribadi yang mendukungnya.20
BAB IV
KESIMPULAN
Sikap adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan yang nyata
dalam kegiatan-kegiatan sosial. Maka sikap sosial adalah kesadaran individu yang
menentukan perbuatan yang nyata, yang berulang-ulang terhadap objek sosial.
Sikap timbul karena ada stimulus. Terbentuknya suatu sikap itu banyak
dipengaruhi perangsang oleh lingkungan sosial dan kebudayaan misalnya:
keluarga, norma, golongan agama, dan adat istiadat. Dalam hal ini keluarga
mempunyai peranan yang besar dalam membentuk sikap putra-putranya. Sebab
keluargalah sebagai kelompok primer bagi anak merupakan pengaruh yang paling 20 Abu Ahmadi “Psikologi Sosial” halm. 179.
14
dominan. Sikap seseorang tidak selamanya tetap. Ini bukan berarti orang tidak
bersikap. Ia bersikap juga hanya bentuknya: diam.
Menurut pendekatan perilaku, pada dasarnya tingkah laku
adalah respon atas stimulusyang datang. Secara sederhana dapat digambarkan
dalam model S - R atau suatu kaitan Stimulus - Respon. Ini berarti tingkah laku
itu seperti reflek tanpa kerja mental sama sekali. Behaviorisme percaya bahwa
perilaku manusia merupakan hasil dari proses belajar, manusia belajar dari
lingkungannya dan dari hasil belajar itulah ia berperilaku.
Bahwa sikap dapat berubah karena kondisi dan pengaruh yang diberikan.
Sebagai hasil dari belajar sikap tidaklah terbentuk dengan sendirinya karena
pembentukan sikap senantiasa akan berlangsung dalam interaksi manusia
berkenaan dengan objek teretntu
Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan sikapdan
tingkah laku, antara lain:
1. Faktor intern : yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu
sendiri.
2. Faktor ekstern : yaitu faktor yang terdapat diluar pribadi manusia.
Kemudian sikap akan terbentuk atau berubah melalui empat macam; Adopsi,
Diferensiasi, Integrasi,dan Trauma.
Oleh karena itu, manusia dapat dipengaruhi oleh lingkungannya.
Pendekatan ini juga berpendirian bahwa manusia dilahirkan tanpa sifat-sifat sosial
atau psikologis. Perilaku adalah hasil pengalaman dan perilaku digerakkan atau
dimotivasikan oleh kebutuhan untuk memperbanyak kesenangan dan mengurangi
penderitaan (Rakhmat,1994). Pendekatan ini juga disebut psikologi Stimulus-
Response (S-R). Pendekatan S-R yang ketat tidak mempertimbangkan
pengalaman kesadaran seseorang.
15
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. “Psikologi Sosial,” Rineka Cipta: Jakarta. Cet Kedua,
2002
Azwar, Saifuddin. “Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya.”
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2009.
Hanurawan, Fattah. Psikologi Sosial Suatu Pengantar.PT Remaja
Rosdakarya. Bandung. 2010.
Sarwoni, Wirawan, Sarlito. “Pengantar Umum Psikologi,” Bulan
Bintaang: Jakarta. Cet kedua, 1982.
16
Sri Utami Rahayuningsih. 2008. Sikap ( Attitude ) (Online ) http://
www.Atttitude,blogspot.Com, diakses Rabu, 12 Oktober 2016. Pukul. 22:00
http://himasio-unsyiah.blogspot.co.id/2011/10/sikap-sosial.html
diakses pada Rabu, 12 Oktober 2016.
http://www.psychoshare.com/file-821/psikologi-kepribadian/sikap-
pengertian-definisi-dan-faktor-yang-mempengaruhi.html. Diakses pada
Senin, 10 Oktober 2016.
17