pemberdayaan ekonomi pemuda melalui program...
TRANSCRIPT
1
PEMBERDAYAAN EKONOMI PEMUDA MELALUI PROGRAM
JARINGAN WARUNG NUSANTARA (JAWARA) HIMPUNAN
PENGUSAHA NAHDLIYIN DI KELURAHAN JATISARI KECAMATAN
JATIASIH KOTA BEKASI
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk memenuhi persyaratan
Memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
MUHAMMAD DZUL AZMI
1111054000011
PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
i
ABSTRAK
Muhammad Dzul Azmi
Pemberdayaan Ekonomi Pemuda Melalui Program Jaringan Warung
Nusantara (jawara) oleh Himpunan Pengusaha Nahdiyin di Kelurahan
Jatisari Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi
Pembangunan adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat agar
tercipta suatu lingkungan yang memungkinkan masyarakat dapat menikmati
kualitas kehidupan yang lebih baik. Pembangunan daerah dilaksanakan
pengelolaan sumber daya yang mengarah pada pemerintahan yang lebih baik.
Pembangunan daerah yang baik dapat terjadinya keseimbangan antara pemerintah,
dunia usaha dan masyarakat.
Namun masalah dari pembangunan baik di negara maju maupun di negara
berkembang adalah pengangguran. Negara dituntut untuk menciptakan
pembangunan dan kesempatan kerja untuk penduduknya. Dampak dari
pengangguran masyarakat tidak dapat memaksimalkan kesejahteraan yang
dicapai. Peran pemerintah dalam pembangunan sangat dibutuhkan agar tidak
terjadi kesenjangan sosial di masyarakat
Peran Himpunan Pengusaha Nahdliyin di kota bekasi, di harapakan dapat
menarik minat para pemuda khususnya dan para waga Nahdliyin di Kota Bekasi
untuk mengikuti berbagai macam program yang sudah di susun oleh pihak
Himpunan Pengusaha Nahdliyin Kota Bekasi, Khususnya pada permaslahan ini
adalah program Jawara (Jaringan Warung Nusantara) yang mana pokok sasaranya
adalah para pemuda yang tidak memiliki kegiatan, pengangguran, dan kurang
mencukupi dalam gal ekomomi. Harapan pemberi program sendiri yaitu bertujuan
agar masyarakat mampu membangun kehidupannya secara layak dan program
yang diberikan tersebut memiliki kesesuaian dengan kemampuan dan potensi
yang di miliki masyarakat.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang diamati. Subjek penelitian adalah orang yang dapat
memberikan informasi, adapun yang dijadikan sumber informasi dalam penelitian
ini adalah Ketua Umum HPN Kota Bekasi dan Ketua Harian HPN Kota Bekasi.
Sedangkan objeknya adalah tentang peran HPN dalam pemberdayaan masyarakat
melalui program jaringan warung nusantara (Jawara). Teknik pengumpulan data
menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian yang penulis temukan terkait dengan Peran Himpunan
Pengusaha Nahdliyin dalam pemberdayaan masyarakat melalui program jawara
adalah berperan melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai fasilitator dan
pendidik yang mengupayakan agar kehidupan masyarakat menjadi mandiri.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah wassyukru lillaah atas limpahan rahmat, nikmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Peran Pusat pelatihan
Kerja Daerah dalam Pemberdayaan Masyarakat melalui Program Pelatihan
Teknik Pendingin di Jakarta Selatan” dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat
serta salam kepada Baginda besar Nabi Muhammad SAW, atas segala perjuangan
menuntun umat-Nya ke jalan yang di Ridhai Allah SWT.
Proses penulisan skripsi ini penulis sadari banyak mengalami kesulitan.
Namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkat
kekuatan yang Allah SWT berikan kepada penulis maka kesulitan-kesulitan yang
dihadapi tersebut dapat teratasi. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan rasa
terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Wati Nilamsari, M.Si selaku ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat
Islam sekaligus Dosen Pembimbing atas segala ilmu dan bimbingan yang
diberikan selama masa studi di Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam.
3. Bapak Muhammad Hudri, MA. Selaku sekretaris Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam
4. Segenap dosen Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam dan seluruh
Civitas Akademik yang telah memberi wawasan keilmuan dan
iii
membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Pimpinan dan staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ayahanda tercinta Bapak Drs. KH. Syaifuddin Siroj dan Ibunda Tercinta
Ibu Anik Badriah. Terima kasih yang tak terhingga atas segala dukungan,
doa dan kasih sayangnya.
7. Bapak Ir. Agus Suyanto dan Bapak Muhammad Taofik Hidayat
Kurniawan, SH. Selaku ketua umum dan ketua harian Himpunan
Pengusaha Nahdliyin Kota Bekasi yang telah memberi izin dan informasi.
Semoga kepemimpinan Bapak selalu di berkahi Allah dan segala kebaikan
Bapak menjadi amal jariyah yang dicatat oleh Allah SWT. aamiin.
8. Saudara Hendra Saputra, Ghufron, Arvan, dan Hadnrian selaku anggota
trainer program jawara. Terima kasih atas segala informasinya dan
membimbing saya selama penelitian di Himpunan Pengusaha Nahdliyin
Kota Bekasi. Semoga setiap kebaikan menjadi amal jariyah yang dicatat
oleh Allah SWT. aamiin.
9. Untuk teman-teman seperjuangan di Jurusan Pengembangan Masyarakat
Islam 2011, Musthofa Hamdi, Muhammad Wildan Chair, Raffi, Fauzyah
juga kepada kakak serta adik kelas semua yang telah banyak memberikan
masukan kepada penulis. Terima kasih banyak semuanya. Sukses selalu.
aamiin.
10. Serta semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu namun tidak mengurangi rasa terima kasih penulis.
iv
Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa
penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan penulis yang masih perlu
mengisi diri dengan ilmu pengetahuan. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Bekasi, 5 Juni 2018
Penulis
Muhammad Dzul Azmi
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABLE ......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................................ 10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 11
D. Metodologi Penelitian .......................................................................... 12
E. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 21
F. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................... 25
G. Sistematika penulisan ........................................................................... 26
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pemberdayaan
1. Pengertian Pemberdayaan ....................................................... 28
2. Konsep Pemberdayaan ............................................................. 30
3. Tujuan Pemberdayaan .............................................................. 32
4. Peoses Pembedayaan ……………………………………... .... 33
B. Pemberdayaan Ekonomi
1. Pengertian Ekonomi ................................................................. 36
2. Pemberdayaan Ekonomi .......................................................... 37
3. Strategi Pemberdayaan Ekonomi ............................................. 40
4. Indikator Keberhasilan Pemberdayaan Ekonomi ..................... 42
C. Generasi Muda ..................................................................................... 43
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH
A. Gambaran Umum Kelurahan Jatisari Kecamatan Jatiasih
1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ......................................... 45
2. Visi Misi Kelurahan Jatisari ..................................................... 48
3. Letak Geografis ........................................................................ 49
4. Letak Demografis ..................................................................... 50
5. Kondisi Sosial Budaya ............................................................. 51
B. Profil Himpunan Pengusaha Nahdliyin
1. Sejarah Himpunan Pengusaha Nahdliyin ................................. 52
2. Tujuan Himpunan Pengusaha Nahdliyin .................................. 53
3. Dasar Himpunan Pengusaha Nahdliyin .................................... 54
4. 10 usaha utama Himpunan Pengusaha Nahdliyin .................... 55
vi
5. Susunan Pengurus Himpunan Pengusaha Nahdliyin ................ 57
6. Visi Misi Himpunan Pengusaha Nahdliyin .............................. 60
C. Kegiatan Program jawara Di Kelurahan Jatisari Kecamatan Jatiasih
Sejarah awal Munculnya Program Jawara Di Kelurahan Jatisari ........ 64
D. Program Pelatihan Kegiatan Program Jawara Di Kelurahan Jatisari
Kecamatan Jatiasih ............................................................................... 65
BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS
A. Tahapan Pemberdayaan Melalui Program Jawara Oleh HPN ............. 66
1. Tahapan Persiapan ......................................................................... 69
2. Assesment (identifikasi masalah) ................................................... 72
3. Tahapan Perencanaan Alternatif Program Atau Kegiatan ............ 73
4. Tahapan Peformulasian Rencana Aksi........................................... 74
5. Tahapan Pelaksanaan (implementasi) Program Atau Kegiatan ..... 75
6. Tahapan evaluasi ............................................................................ 79
B. Pengaruh Pemberdayaan ekonomi Melalui Program Jaringan Warung
Nusantara Terhadapa Peningkatan Ekonomi Pemuda ........................ 80
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 86
B. Saran ..................................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 88
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABLE
1. Table 1 Informan ...................................................................................... 16
2. Table 2 Daftar Masalah Secara Kualitatif Di Kelurahan Jatisari ............. 47
3. Table 3 Daftar Penduduk Kelurahan Jatisari Berdasarkan Jenis Kelamin . 50
4. Table 4 Indikator Ekonomi Sebelum dan Sesudah Mengikuti Program Jawara
................................................................................................................... 84
viii
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1 Peta Wilayah Kecamatan Jatiasih ..................................... 45
2. Gambar 2 SK Kemenkumham Berdirinya HPN ..................................... 63
3. Gambar 3 SK Kemenkumham Berdirinya HPN ..................................... 64
4. Gambar 4 Proses Penyerahan Persyaratan Program Jawara ................... 63
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat banyak
pendekatan yang dapat dilakukan. Berbicara tentang masalah
mensejahterakan masyarakat adalah bukan hal yang baru yang harus
diperbincangkan, sudah sejak lama kasus ini selalu hangat dalam
perbincangan ranah publik. Kata pemberdayaan itu sendiri adalah suatu
pembahasan dimana individu dengan individu lainnya saling membangun
untuk mencapai kata sejahtera dalam ruang lingkup masyarakat itu sendiri.
Sehingga tujuan yang selalu di angan-angankan masyarakat dapat tercapai,
yaitu membangun kehidupan secara mandiri dan menjauhkan diri dari
kemiskinan.1
Sesuai dengan ayat Al-Quran, maka pemberdayaan itu akan
berhasil jika manusia yang diberdayakan itu terus gigih dan berusaha
untuk merubah kehidupannya. Allah berfirman :
حتى يغيروا ما بأنفسهم إن الله لا يغير ما بقىم
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” [Ar-Ra’d/13:11].
Pemberdayaan itu sendiri muncul dikarenakan dari sistem
kenegaraan yang kurang stabil, sehingga berdampak kepada masyarakat
negara itu sendiri. Negara belum berkembang (Under developed
countries), negara terbelakang (backward countries), negara kurang
1 Anwar, Manajemen Pemberdayaan Perempuan, (Bandung: Alfabeta, 2007), h.4.
2
berkembang (les developing countries), negara miskin dan negara
sedang berkembang (developing countries).2 Negara harus ikut serta dalam
membangun masyarakat agar masyarakat itu sendiri tidak selalu tertinggal.
Negara harus juga menggandeng pihak swasta dalam memberdayakan
masyarakat, sehingga pemberdayaan itu sendiri lebih merata.
Dalam pemberdayaan selain negara yang harus bertanggung jawab
adalah masyarakat itu sendiri, masyarakat akan mendapatkan kehidupan
yang sejahtera apabila masyarakat itu sendiri mau berusaha dalam
menaungi kehidupan, sedangkan manusia itu sendiri sudah dianugerahi
nikmat untuk berfikir agar kehidupannya dapat berubah kedalam tingkatan
yang lebih baik. Keterbelakangan dalam masyarakat itu sendiri terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhinya, diantaranya pendapatan per
kapita yang rendah, tingkat tabungan dan investasi yang rendah, serta
industrialisasi yang sangat terbatas dipakai sebagai indikator
keterbelakangan ekonomi. 3 Pemberdayaan masyarakat tidak bisa
dilakukan hanya jangka pendek. Namun sebuah proses yang harus
dilakukan dengan jangka panjang, karena dalam mengatasi kemiskinan
atau kesenjangan banyak faktor yang harus diselesaikan.
Wrihatnolo (dalam Ardhito Binadhi : 2016 : 4) mengemukakan
bahwa pemberdayaan masyarakat mengandung dua pengertian, yaitu : (1)
memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan otoritas
2 Ambar teguh sulistiyani, kemitraan dan metode-metode pemberdayaan, (Yogyakarta:
Gava media,2017), h.42. 3 Johannes Muller, Perkembangan Masyarakat Lintas-Ilmu, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2006), h.4.
3
kepihak lain. (2) usaha untuk memberi kemampuan. Pihak lain yang
dimaksud bukan hanya ditujukan pada seseorang, akan tetapi juga kepada
sekolompok orang. 4 Pemberdayaan itu harus dilakukan secara
menyeluruh kedalam berbagai plosok masyarakat. Yaitu suatu proses aktif
yang dilakukan antara motivator, fasilitator dan kelompok masyarakat
yang perlu di berdayakan melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan,
pemberian berbagai kemudahan, serta peluang untuk mencapai akses
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemberdayaan adalah
sebuah “proses menjadi” bukan sebuah “proses instan”.
Pengalaman tidak berdaya, terus masuk ke dalam jalan buntu, dan
ketidaksempurnaan dalam segala usaha mengadu nasib sangat menentukan
sikap hidup orang miskin. Mereka hampir tak pernah mengalami sesuatu
yang lain, selain kemiskinan. Mereka tidak pernah melihat masa depan
yang lebih cerah, sebab apapun yang mereka perbuat selalu terbentur pada
halangan-halangan yang hampir mustahil bisa mereka atasi. Orang miskin
adalah orang biasa yang tidak lebih baik, juga tidak lebih buruk daripada
orang lain.5
Kemiskinan dengan segala sebab dan akibatnya merupakan
tantangan utama segala kebijakan pembangunan masyarakat. Kenyataan
jurang global dalam kemakmuran dan jumlah orang miskin yang begitu
besar tidak merupakan nasib yang ditentukan oleh kekuatan yang tidak
4 Ardhito binadi, penanggulangan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat
(Yogyakarta: CV. Budi Utama, 2017), h.5. 5 Johannes Muller, Perkembangan Masyarakat Lintas-Ilmu, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2006), h.8.
4
diketahui, melainkan akibat perkembangan-perkembangan yang salah atau
meleset arahnya karena suatu gejala yang juga bisa disebut
keterbelakangan.
Permasalahan kemiskinan di era globalisasi ini bukanlah masalah
kecil yang dialami oleh masyarakat. Sudah banyak jalan keluar yang sudah
dicoba oleh banyak orang, salah satunya pemberdayaan. Istilah
pemberdayaan bukanlah hal asing lagi pada umumnya di masyarakat. Pada
intinya pemberdayaan adalah upaya untuk mengatasi permasalahan yang
dihadapi, sehingga masyarakat mempunyai kesadaran serta kekuasaan
penuh untuk membentuk kehidupan di masa yang akan datang.6
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk meningkatkan
harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak
mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan
keterbelakangan. Dengan kata lain, pemberdayaan adalah memampukan
dan memandirikan masyarakat. Pemberdayaan merupakan suatu program,
dimana pemberdayaan dapat dilihat dari tahapan-tahapan guna mencapai
suatu tujuan yang biasanya sudah ditentukan jangka waktunya.
Sedangankan pemberdayaan sebagai proses, merupakan proses yang
berkesinambungan sepanjang hidup seseorang.
Pemberdayaan yang dikemukakan oleh Hogan yakni
pemberdayaan masyarakat sebagai suatu proses yang berkesinambungan
sepanjang komunitas masih ingin melakukan perubahan, perbaikan, dan
6 Anwar, Manajemen Pemberdayaan Perempuan, (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 15.
5
juga tidak hanya terpaku pada program saja.7 Pada hakekatnya, kegiatan
pemberdayaan masyarakat merupakan pembangunan untuk mencapai
kondisi masyarakat yang ideal, yaitu kondisi yang saling menguntungkan
antara pemberi dan penerima manfaat program pemberdayaan. Pemberi
program bisa menyalurkan tanggung jawabnya sebagai bentuk partisipasi
dalam pembangunan dan penerima manfaat program lebih berdaya dari
segala aspek kehidupan baik ekonomi, sosial, pendidikan, kesehatan, dan
aspek kehidupan lainnya untuk mencapai kesejahteraan.
Pemberdayaan masyarakat harus menjadi tujuan program
pengembangan masyarakat. Makna pemberdayaan adalah membantu
komunitas dengan sumberdaya, kesempatan, keahlian dan pengetahuan
agar kapasitas komunitas meningkat sehingga dapat berpartisipasi untuk
masa depan warga komunitas. Ketidakberdayaan masyarakat adalah akibat
dari proses struktural yang dilakukan oleh pembangunan Negara.
Pendekatan pemberdayaan merupakan antitesis dari pendekatan
pembangunan sebelumnya. Dalam pendekatan ini, masyarakat dibangun
bukan berarti mereka tidak memiliki pengetahuan dan bodoh. Mereka
memiliki pengetahuan dan bagaimana caranya meningkatkan pengetahuan
mereka, cara hidup, dan manajemen kehidupan mereka, namun
peningkatan itu tidak harus mengabaikan potensi lokal.8
7 Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-Pemikiran Dalam Kesejahteraan Sosial (Jakarta:
FEUI, 2002), Seri II, h. 173. 8 Pemikiran Guru Besar Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara, Pembangunan
Pedesaan, Dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat (Bogor: IPB Press, 2010), h.
58.
6
Pembangunan yang tidak mengabaikan potensi lokal salah satunya
adalah dengan membuat program pemberdayaan yang melibatkan
partisipasi masyarakat. Dalam program pengembangan masyarakat
partisipasi masyarakat adalah sangat penting. Karena partisipasi ini akan
menentukan keberhasilan suatu program pengembangan masyarakat
tersebut.9 Agar masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam menjalankan
program tersebut pastinya ada tahapan yang harus dijalankan. Sejak awal,
pada tahap perencanaan program, masyarakat harus terlibat di dalamnya
agar pada tahap pelaksanaannya dan tahapan selanjutnya masyarakat akan
lebih aktif dalam keterlibatan program.
Program pemberdayaan ekonomi (kewirausahaan) masyarakat
sebagai upaya kegiatan yang diarahkan untuk memperbesar akses
pendapatan ekonomi masyarakat dalam mencapai sosial-budaya terutama
ekonomi yang lebih baik, sehingga masyarakat diharapkan lebih mandiri
dengan kualitask kehidupan dan kesejahteraan yang lebih baik pula. Oleh
karena itu pemberdayaan ekonomi pada hakikatnya merupakan suatu
proses yang dinamis, artinya perubahan yang terjadi menuntut adanya
dinamika masyarakat dalam meningkatkan income per capita untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari guna mengantisipasi dan mempersiapkan
kondisi ekonomi di masa mendatang. Yang dibutuhkan saat ini adalah
suatu solusi yang dapat membantu mengatasi permasalahan kemiskinan.10
9 Tantan Hermansyah & Muhtadi, Dasar-Dasar Pengembangan Masyarakat Dalam
Islam, (Bogor, Titian Nusa Press, 2010), h. 19-20. 10
Lili Bariadi, dkk. Zakat & Kewirausahaan, (Jakarta: CDE/ Center for Enterpreneurship
Development, 2005), h. 73.
7
Pengembangan dengan memberdayakan para pemuda dalam
pemberdayaan ekonomi keluarga Kelurahan Jatisari Kecamatan Jatiasih
Kota Bekasi. Dapat menciptakan masyarakat yang mandiri menjadi
landasan karakter budaya lokal yang kuat. Disamping usia yang masih
produktif dan hanya bisa mengandalkan pendapatan sebagai pekerja
serabutan dan buruh kuli didaerah Kelurahan Jatisari Kecamatan Jatiasih
yang menjadikan pendapatan sebuah keluarga menjadi rendah dan tingkat
kesejahteraannyapun menjadi kurang sejahtera. Maka pemberdayaan yang
dilakukan oleh Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) untuk memberikan
akses serta mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk
membuat keluarga yang ada di Kelurahan Jatisari Kecamatan Jatiasih Kota
Bekasi ini menjadi lebih berdaya dan diharapkan bisa membantu pendapat
keluarganya.
Keberadaan Himpunan Pengusaha Nahdliyin merupakan salah satu
kegiatan positif yang strategis. Menyinggung soal pemberdayaan di
sebuah daerah di bilangan Kelurahan Jatisari Kecamatan Jatiasih Kota
Bekasi terdapat salah satu sentra pemberdayaan yang cukup untuk
mensejahterakan para pemuda yang tergabung dalam Himpunan
Pengusaha Nahdliyin.
Pada awalnya Himpunan Pengusaha Nahdliyin ini hanya
diperuntukan untuk para pemuda Nahdliyin yang belum memiliki
kesibukan dalam hal apapun. Kota Bekasi merupakan sebuah kota yang
menjadi daya tarik bagi masyarakat khusus bagi para pemuda Nahdliyin
yang berada di daerah tersebut.
8
Di sentra dalam menjalankan bidang usaha para pemuda Nahdliyin
ini banyak menyerap para pekerja dan sebetulnya tidak memiliki
keterampilan dalam bidang usaha. Disana mereka para pemuda diberikan
pemahan bagaimana caranya menjalankan usaha tersebut. Tujuan
pemahaman kepada para pemuda Nahdliyin tujuannya adalah agar mereka
mampu mengolah keterampilan mereka dengan cara berdagang, disamping
itu tujuan yang paling utama adalah membuat para pemuda Nahdliyin
yang tidak memiliki kesibukan apapun yang tinggal di sekitaran Kelurahan
Jatisari Kecamatan Jatiasih tersebut dapat mandiri didalam menjalani
kehidupannya terutama secara ekonomi.
Adapun peneliti memilih Himpunan Pengusaha Nahdliyin dalam
penelitian ini, karena peneliti melihat eksistensi yang di perlihatkan oleh
Himpunan Pengusaha Nahdliyin yang bentuk tujuannya dapat meningkatan
ekonomi para pemuda tersebut yang mempunyai peranan positif dalam
upaya membantu mengembangkan dan meningkatkan ekonomi kehidupan
mereka yang ada di Kelurahan Jatisari Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi.
Setidaknya, melalui program yang dilakukan oleh Himpunan Pengusaha
Nahdliyin ini dapat membekali para pemuda yang di berdayakan dengan
suatu keahlian hidup sehingga nantinya pemuda mampu menjalankan
kehidupannya secara mandiri dan siap menghadapi setiap momentum yang
meresahkan seperti krisis ekonomi yang sedang dihadapi bangsa Indonesia.
Adapun alasan peneliti mengangkat permasalahan dan judul
diantaranya:
9
1. Permasalahan ekonomi merupakan salah satu permasalahan yang
sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini khususnya wilayah
Kelurahan Jatisari Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi, oleh karena itu
melalui penelitian ini peneliti ingin menggugah kesadaran kita untuk
mengamati permasalahan ekonomi yang berada di sekitar lingkungan
kita dan mencoba mencari solusinya secara bersama-sama. Karena,
permasalahan ekonomi merupakan permasalahan bersama yang harus
diselesaikan secara bersama-sama.
2. Himpunan Pengusaha Nahdliyin merupakan sebuah lembaga yang
terbentuk dibawah naungan Nahdlatul Ulama yang bergerak dalam
bidang sosial salah satu programnya yaitu meningkatkan ekonomi
pemuda Nahdliyin, dimana hal ini sangat berhubungan dan sejalan
dengan keilmuan Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI)
dalam penelitian meningkatkan ekonomi pemuda Nahdliyin.
3. Ketertarikan peneliti kepada Himpunan Pengusaha Nahdliyin di
karenakan peningkatan anggota dari tahun ke tahun.
Maka dengan melihat latar belakang di atas, dan berbagai sudut pandang serta
pertimbangan, peneliti berusaha melakukan penelitian dengan memilih judul
“PEMBERDAYAAN EKONOMI PEMUDA MELALUI PROGRAM
JARINGAN WARUNG NUSANTARA (JAWARA) HIMPUNAN
PENGUSAHA NAHDLIYIN DI KELURAHAN JATISARI KECAMATAN
JATIASIH KOTA BEKASI”.
10
B. Batasan dan Perumusan Masalah
1. Fokus Masalah
Dengan melihat latar belakang yang sudah ada, yakni semakin
banyaknya kemiskinan dan pengangguran di wilayah Kelurahan
Jatisari Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi. Maka masyarakat perlu
mendapatkan perlakuan khusus yaitu dengan menciptakan suasana
baru, yang memungkinkan mereka mengembangkan potensi, bakat,
serta mempunyai kemampuan dan keahlian tertentu. Maka dalam
penelitian ini peneliti memfokuskan pada Proses Program
Pemberdayaan Ekonomi pemuda di Kelurahan Jatisari Kecamatan
Jatiasih Kota Bekasi.
2. Rumusan Masalah
Dalam proposal ini peneliti merumuskan masalahnya dengan
pembahasan yang berkaitan di atas, diantaranya adalah :
a. Bagaimana tahapan perencanaan pemberdayaan ekonomi yang
dilakukan oleh Himpunan Pengusaha Nahdliyin terhadap para
pemuda di Kelurahan Jatisari Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi?
b. Bagaimana tahapan pelaksanaan pemberdayaan ekonomi yang
diakukan oleh Himpunan Pengusaha Nahdliyin terhadap
peningkatan ekonomi para pemuda di Kelurahan Jatisari Jatiasih
Kota Bekasi?
11
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui dan memperoleh gambaran tentang tahapan
perencanaan dan pelaksanaan pemberdayaan ekonomi yang
diakukan oleh Himpunan Pengusaha Nahdliyin terhadap peningkatan
ekonomi para pemuda di Kelurahan Jatisari Jatiasih Kota Bekasi
b. Untuk mengetahui pengaruh dari pemberdayaan ekonomi yang di
lakukan oleh Himpunan Pengusaha Nahdiyin terhadap peningkatan
ekonomi para pemuda di Kelurahan Jatisari Jatiasih Kota Bekasi
2. Manfaat Penelitian
a. Secara akademis penelitian ini di harapkan dapat memberikan
konstribusi bagi jurusan Pengembangan Masyarakat Islam,
Khususnya di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
bidang pemberdayaan ekonomi pemuda yang di lakukan oleh
Himpunan Pengusaha Nahdliyin.
b. Penelitian ini dapat menambah wawasan peneliti, berkaitan dengan
konsep maupun metodologi serta dapat menjadi acuan, apakah
program tersebut dapat menjadi program yang paling alternatif untuk
dikembangkan dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia
yang terampil dan berkualitas.
12
D. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mengunakan pendekatan kualitatif.
Pendekatan ini digunakan karena beberapa pertimbangan yaitu bersifat
terbuka, serta memberi kemungkinan bagi perubahan-perubahan
manakala ditemukan fakta yang lebih mendasar, menarik, dan unik di
lapangan. Sedangkan peneliti memilih pendekatan kualitatif dalam
melakukan penelitian karena peneliti berharap dengan menggunakan
pendekatan kualitatif ini didapatkan hasil penelitian yang menyajikan
data yang akurat dan digambarkan secara jelas dari kondisi
sebenarnya.11
Bogdan dan Taylor dalam bukunya mendefinisikan tentang
metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
prilaku yang diamati. Menurut Moleong, penelitian kualitatif
mempunyai karakteristik yang penting antara lain: berada pada latar
alamiah (konteks dari suatu keutuhan), memandang manusia (peneliti)
sebagai alat atau instrumen penelitian, analisa data bersifat induktif, dan
menghendaki arah bimbingan penyusunan teori substansi yang berasal
dari data, lebih mementingkan proses dari pada hasil.12
11
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2003), cet. Ke-2, h.39. 12
Lexy, J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2001), h.3.
13
Pendekatan kualitatif ini dipilih berdasarkan tujuan penelitian
yang ingin mengetahui lebih lanjut program pemberdayaan ekonomi di
Kelurahan Jatisari Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi melalui
pemberdayaan pemuda di Kelurahan Jatisari Kecamatan Jatiasih Kota
Bekasi. Penelitian kualitatif deskriptif yaitu penelitian yang terbatas
pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan atau suatu
peristiwa dengan sebagaimana adanya berdasarkan fakta-fakta yang
tampak, sehingga bersifat sekedar untuk mengungkap fakta (fact
finding), hasil penelitian ditekankan pada memberikan gambaran secara
obyektif tentang keadaan yang sebenarnya dari obyek yang di selidiki,
akan tetapi untuk mendapatkan manfaat yang lebih luas, biasanya
dalam jenis penelitian ini dilakukan juga pemberian berbagai
interpretasi.
Adapun ciri-ciri pokok dari penelitian deskriptif adalah :
a. Memuaskan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat
penelitian dilakukan (saat sekarang) atau masalah-masalah yang
bersifat aktual.13
b. Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang sedang di
selidiki dengan sebagaimana adanya, di iringi dengan interpretasi
nasional.
2. Teknik Pengumpulan Data
13
H.Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta: 1991), h.31.
14
Untuk memperoleh data secara akurat, penulis mengadakan
penelitian menggunakan beberapa metode pengumpulan data, yaitu :
a. Observasi
Observasi adalah pengamanan dengan menggunakan seluruh
panca indera (melihat, mendengar, dan merasakan)14
dan pencatatan
secara sistematis gejala-gejala yang terjadi di lapangan penelitian.15
Buku yang berkaitan mengenai pendapat, teori, maupun hukum dan
lain-lain yang berhubungan dengan masalah penyelidikan atau
penelitian.
Penulis mendapatkan data-data tertulis dari pihak Himpunan
Pengusaha Nahdliyin berupa buku, dokumentasi proses dan hasil
program pemberdayan ekonomi pemuda di Kelurahan Jatisari
Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi
b. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi yang di lakukan
antara dua orang dengan melibatkan seseorang yang ingin
memperoleh informasi dari seseorang lainnya melalui mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.16
Dalam
14
Indriati Yulistiani, Ragam Penelitian Kualitatif, Penelitian Lapangan, (Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik: UI, 2001), h.16 15
Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:
Bumi Aksara, 1998), cet-2, h,24. 16
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi
Dan Ilmu Sosial lainnya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), cet ke-4, h. 180
15
penelitian ini menggunakan wawancara mendalam yang bersifat
luwes dengan susunan pertanyaan-pertanyaan dapat dirubah pada
saat melakukan wawancara karena disesuaikan dengan karakteristik
responden yang di wawancarai, kebutuhan dan kondisi saat
melakukan wawancara.
Teknik yang digunakan untuk penentuan subjek dalam
penelitian ini adalah teknik purposive sampling (bertujuan).
Purposive sampling merupakan teknik penentuan sample dengan
pertimbangan tertentu. Kita memilih orang sebagai sample dengan
memilih orang yang benar-benar mengetahui atau memiliki
kompetensi dengan topik penelitian.
Dalam penelitian ini peneliti melakukan teknik pemilihan
informan dengan teknik purposive sampling yang memberikan
keleluasaan kepada peneliti dalam menyelesaikan informan yang
sesuai dengan tujuan penelitian, yang terpenting disini bukanlah
jumlah informan, melainkan potensi dari tiap kasus untuk
memberikan pemahaman teoritis yang lebih baik mengenai aspek
yang di pelajari.17
Dalam peneltian ini penulis mewancarai Bapak Ir. H. Agus
Suyanto sebagai ketua umum Himpunan Pengusaha Nahdliyin
(HPN) kota bekasi, Pengurus Himpunan Pengusaha Nahdliyin
Kecamatan Jatiasih, dan anggota Himpunan Pengusaha Nahdliyin
17
Nanang Martono, Metode Penelitian Kualitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h.79.
16
Kelurahan Jatisari serta masyarakat sekitar. Penulis mengadakan
tanya jawab berkenaan dengan proses pemberdayaan, yang
semnanya mempunyai tujuan untuk melihat apa saja dampak
pemberdayaan yang mereka lakukan dan mereka rasakan. Adapun
yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah :
Table 1
Table informan
No Informan Nama Informasi yang
dicari
Jumlah Teknik
pengumpulan
data
1 Ketua umum Bapak Ir. H.
Agus
Suyanto
Gambaran umum
tentang
Himpunan
Pengusaha
Nahdiyin dan
pemberdayaan
yang dilakukan di
program jawara
1 Wawancara
dan
dokumentasi
2 Ketua harian Bapak Taofiq
Hidayat
Kurniawan,
SH
tahapan
sosialisasi dan
persyaratan
program jawara
1 Wawancara
dan
dokumentasi
3 Anggota PAC HPN
Jatiasih di
Kelurahan Jatisari
(trainer)
Hendra
Saputra
Proses menjadi
anggota Jaringan
Warung
Nusantara
1 Wawancara
dokumentasi
dan observasi
4 Anggota PAC HPN
Jatiasih di
Kelurahan Jatisari
(trainer)
Syarifudin Proses menjadi
anggota Jaringan
Warung
Nusantara
1 Wawancara
dokumentasi
dan observasi
5 Anggota PAC HPN
Jatiasih di
Kelurahan jatisari
(trainer)
Ghufron Proses menjadi
anggota Jaringan
Warung
Nusantara
1 Wawancara
dokumentasi
dan observasi
6 Anggota PAC HPN
Jatiasih di
Kelurahan Jatisari
(trainer)
Arvan Proses menjadi
anggota Jaringan
Warung
Nusantara
1 Wawancara
dokumentasi
dan observasi
7 Anggota pac hpn
jatiasih di
kelurahan jatisari
(trainer)
Handrian Proes menjadi
anggota Jaringan
Warung
Nusantara
1 Wawancara
dokumentasi
dan observasi
17
Sumber : Hasil Pengolahan Data
c. Studi Dokumen
Studi dokumentasi adalah cara mengumpulkan data yang
melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan
termasuk juga buku-buku yang berkaitan mengenai pendapat, teori,
maupun hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah
penyelidikan atau penelitian. Gootschalk menyatakan bahwa
dokumen (dokumentasi) dalam pengertiannya yang lebih luas berupa
setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apaun,
baik itu yang bersifat tulisan, lisan, gambaran, dan arkeologis.18
d. Instrumen Alat Bantu
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti. Kedudukan
peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit, ia sekaligus
merupakan perencana, pelaksanaan pengumupulan data, analisis,
penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil
penelitiannya. Pengertian instrumen atau alat penelitian disini tepat
karena ia menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian.19
Dalam penelitian kualitatif pada awalnya dimana
permasalahan belum jelas dan pasti, maka yang menjadi instrumen
18
Gunawan Imam, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013), h.161 19
Lexy, J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007), cet-22, h. 168
18
adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya telah fokus penelitian
menjadi jelas, maka kemungkinan akan di kembangkan instrumen
penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan
membandingkan data yang telah di temukan melalui observasi dan
wawancara.20
Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau
diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data utama
dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video/audio
tapes, pengambilan foto atau film.21
Pada penelitian ini, peneliti dibekali dengan beberapa alat
sebagai pembantu catatan dan ingatan, seperti alat-alat tulis, kamera,
dan perekam suara.
3. Macam dan Sumber Data
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah hasil langsung dari penelitian
yang dilakukan. Penulis mendapatkan data ini saat penelitian
berlangsung dari subyek penelitian, yaitu di peroleh dari
wawancara kepada pengurus Himpunan Pengusaha Nahdiyin, dan
anggota (para pemuda) yang berpartisipasi dalam usaha
pemberdayaan yang dilakukan oleh Himpunan Pengusaha Nahdiyin
di Kelurahan jatisari Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi.
20
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2010), cet-2, h. 60. 21
Lexy, J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007), cet-26, h. 15.
19
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber-sumber pendukung
dalam penelitian. Data yang di peroleh dari catatan-catatan, buku-
buku, buletin, dan dokumen-dokumen tertulis yang berhubungan
dengan penelitian ini.
4. Teknik Pemilihan Subyek Penelitian
Adapun subyek penelitian yang dilakukan oleh peneliti
memilih orang-orang yang yang bergelut dalam mengembangkan
program jaringan warung nusantara (Jawara) oleh Himpunan
Pengusaha Nahdiyin (HPN)
5. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif secara teoritis
merupakan proses penyusunan data untuk memudahkan penafsirannya.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian kualitatif biasanya berbentuk
deskriptif, yaitu data yang berbentuk uraian yang memaparkan keadaan
objek yang diteliti berdasarkan fakta-fakta aktual atau sesuai
kenyataannya. Sehingga, menuntut penafsiran peneliti yang dinyatakan
oleh sasaran penelitian yang bersangkutan secara tertulis atau lisan, dan
prilaku nyata.
Pengolahan data dilakukan berdasarkan pada tiap perolehan data
dari hasil observasi, wawancara dengan tiap-tiap informan, dan studi
dokumentasi untuk direduksi, dideskripisikan, dianalisis, atau kemudian
20
ditafsirkan. Prosedur analisis terhadap masalah tersebut lebih
difokuskan pada upaya menggali fakta sebagaimana adanya (natural
setting), dengan teknis analisis pendalaman kajian yang tujuannya
untuk memberikan gambaran data tentang hasil penelitian.
6. Teknik Pengujian Keabsahan Data
Seperti yang telah dijelaskan oleh Lexy J. Meolong dalam
bukunya Metodologi Kualitatif. Untuk menentukan keabsahan data
adalah dengan melakukan triangulasi adalah teknik pemeriksaaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu
untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data
itu.22
Triangulasi di artikan sebagai teknik pengumpulan data yang
bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan
sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data
dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang
sekaligus menguji kreabilitas data, yaitu mengecek kredibilitas dan
dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.23
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik dengan cara
membandingkan sumber-sumber data yang diperoleh dengan kenyataan
yang ada saat penelitian berlangsung.
22
Lexy, J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2007), cet-22, h.330. 23
Prof. Dr. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2010), cet-2
h.24.
21
E. Tinjauan Pustaka
Pada bagian tinajuan pustaka peneliti skripsi merangkum dari
beberapa hasil penelitian terdahulu yang sesua dengan judul peneliti yaitu
Pemberdayaan ekonomi. Dalam proses penulisan, penyusun menggunakan
teknik penulisan yang di dasari langsung dari buku pedoman penulisan
skripsi, tesis,dan disertasi. Yang diterbitkan oleh CeQda UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Cetakan Tahun 2007.
Penelitian Iis Sudiyanti : Pemberdayaan Masyarakat (Gelandangan dan
Pengemis)Dalam Bidang Keterampilan Pengolahan Kedelai Di Panti
Sosial Bina Karya Panghudi Luhur Bekasi. 24
Isi pembahahasan : Skripsi ini membahas mengenai pemberdayaan
masyarakat (Gelandangan dan Pengemis) dalam bidang keterampilan
pengolahan bahan baku kedelai di Panti Sosial Bina Karya Panghudi
Luhur Bekasi agar mereka dapat hidup mandiri.
Persamaan dan Pemberdayaan : Persamaan skripsi penulis dengan skripsi
di atas adalah pemberdayaan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan
dan taraf hidup masyarakat, serta membuat masyarakat menjadi lebih
mandiri. Dan perbedaannya penulisan skripsi peneliti merujuk kepada
kegiatan pemberdayaan ekonomi para pemuda melalui program
pemberdayaan pemuda Nahdliyin dalam mengingkatkan kesejahteraan di
Kelurahan Jatisari Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi. Sedangkan Skripsi di
24
Iis Sudiyanti, 1111054000006, Studi Pengembangan Masyarakat Islam, Lulus tahun
2015
22
atas lebih menekankan pada sektor ekonomi yang hanya melakukan
penanggulan kemisikinan dengan kegiatan pemberdayaan melalui program
pengolahan kedelai.
Penelitian Nurmah : Peran Pengusaha Pembuatan Tempe Dalam
Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus di RT 16 RW 09 Kelurahan
Kebayoran Lama Utara Jakarta Selatan).25
Isi pembahasan : Skripsi ini membahas tentang upaya pemberdayaan
masyarakat program pengolahan bahan baku tempe. Untuk mengetahui
hasil pemberdayaan yang dilakukan oleh pengusaha pembuatan tempe
terhadap masyarakat sekitar.
Persamaan dan Perbedaan : Persamaan skripsi penulis dengan skripsi di
atas adalah mengenai upaya pemberdayaan ekonomi untuk meningkatkan
kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat, serta membuat masyarakat
menjadi lebih mandiri. Dan perbedaannya penulisan skripsi peneliti
merujuk kepada kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui program
kegiatan pemberdayaan ekonomi para pemuda Nahdliyin di Kelurahan
Jatisari Kecamatan Jatiasih Kota bekasi. Sedangkan Nurmah merujuk dan
lebih menekankan pada peran pengusaha pembuatan tempe dan dalam
sektor hambatan pengusaha pembuatan tempe dalam pemberdayaan
masyarakat.
25
Nurmah, 109054000003, Studi Pengembangan Masyarakat Islam, Lulus Tahun 2013
23
Penelitian Kusninda : Upaya Program Sinergis Pemberdayaan Komunitas
(Prospek) Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) Dalam Memberdayakan
Ekonomi Masyarakat.26
Isi Pembahasan : Skripsi ini membahas tentang upaya memberdayakan
ekonomi masyarakat melalui kegiatan berwirausaha yang diberikan
PROSPEK PKPU kepada anggota KSM khususnya di KSM Al-Mujahidin
Kelurahan Cilandak Barat, Jakarta Selatan.
Persamaan dan Perbedaan : Persamaan skripsi penulis dengan skripsi di
atas adalah pemberdayaaan merujuk pada sektor ekonomi dan sosial dalam
meningkatkan kesejahteraan sosial bagi masyarakatnya. Dan perbedaannya
penulisan skripsi peneliti merujuk kepada kegiatan pemberdayaan
ekonomi para pemuda Nahdliyin di Kelurahan Jatisari Kecamatan Jatiasih
Kota Bekasi. Sedangkan skripsi diatas lebih memfokuskan kepada
rancangan program untuk pengembangan PROSPEK khususnya dalam
menitikberatkan pada bidang ekonomi yang berbasis pada sektor
pendidikan, kesehatan, serta ekonomi. Untuk memberdayakan kaum
dhu’afa.
Penelitian Anisa Fatonah : Pemberdayaan Ekonomi Ibu Rumah Tangga
Melalui Pelestarian Minuman Tradisional Bir Pletok Studi Kasus:
Kelompok Wanita Tani Cempaka RW 02 Petukangan Jakarta Selatan27
26
Kusninda, 101054022768, Studi Konsentrasi Pengembangan Masyarakat Islam, Lulus
Tahun 2007
27
Anisa Fatonah, 1110054000034, Studi Pengembangan Masyarakat Islam, Lulus tahun
2017
24
Isi Pembahasan : Skripsi ini membahas tentang cara mengatasi kemiskinan
dengan menggunakan pemberdayaan ekonomi ibu rumah tangga melalui
pelestarian minuman tradisional bir pletok kelompok wanita tani.
Persamaan dan Perbedaan : Persamaan skripsi penulis dengan skripsi di
atas adalah mengenai mengenai upaya pemberdayaan ekonomi untuk
meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat, serta membuat
masyarakat menjadi lebih mandiri. Dan perbedaannya penulisan skripsi
peneliti merujuk kepada kegiatan pemberdayaan ekonomi para pemuda
Nahdliyin di Kelurahan Jatisari Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi.
Sedangkan perbedaannya diatas terletak pada terbentuknya kelompok
wanita tani cempaka sehingga dapat membantu Ibu Rumah Tangga
mendapatkan keuntungan dengan cara mengikuti kegiatan pelestarian
minuman tradisional bir pletok.
Penelitian Anfal : Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Melalui Kelompok
Pembuatan Assesoris Di Kelurahan Sudimara Jaya Ciledug Kota
Tangerang28
Isi Pembahasan : Skripsi ini membahas tentang Pemberdayaan Ekonomi
Keluarga Melalui Kelompok Pembuatan Assesoris Di Kelurahan Sudimara
Jaya Ciledug Kota Tangerang. Dan dampak ekonomi dari kegiatan
pembuatan assesoris yang dilakukan oleh kelompok pembuatan assesoris.
Persamaan dan Perbedaan : Persamaan skripsi penulis dengan skripsi di
atas adalah mengenai mengenai upaya pemberdayaan ekonomi untuk
28
Anfal, 1110054000031, Studi Pengembangan Masyarakat Islam, Lulus tahun 2015
25
meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat, serta membuat
masyarakat menjadi lebih mandiri. Dan perbedaannya penulisan skripsi
peneliti merujuk kepada kegiatan pemberdayaan ekonomi para pemuda
Nahdliyin di Kelurahan Jatisari Kecamatan Jatiasih Kota bekasi.
Sedangkan perbedaannya diatas terletak kepada kegiatan pemberdayaan
masyarakat melalui kelompok pembuatan assesoris di Kelurahan Sudimara
Jaya Ciledug Kota Tangerang.
F. Waktu dan Lokasi Penelitian
Adapun waktu penulis untuk mengadakan penelitian selama 4
bulan, sejak bulan Januari 2018 sampai dengan Mei 2018. Lokasi
penelitian ini dilakukan di Kelurahan Jatisari Kecamatan Jatiasih Kota
Bekasi . Dengan melihat langsung bagaimana upaya yang dilakukan
Himpunan Pengusaha Nahdliyin dalam memberdayakan para pemuda
Nahdliyin. Alasan penyusun memilih lokasi tersebut untuk dijadikan
lokasi penelitian adalah :
a. Lokasi yang mudah di jangkau karena berdekatan dengan rumah
peneliti sehingga penelitian dapat dilakukan dengan cara yang
efisien dan menghemat waktu serta biaya.
b. Proses pemberdayaan pemuda yang dilakukan oleh Himpunan
Pengusaha Nahdiyin sangat menarik karena telah banyak
memberdayakan masyarakat sekitar.
26
G. Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari lima Bab, tiap-tiap Bab mempunyai sub
bahasan yaitu :
BAB I PENDAHULUAN : Merupakan bab pendahuluan yang
terdiri dari Latar Belakang Masalah, Pembatasan Masalah
dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,
Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka, dan Sistematika
Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI : dalam landasan teori ini akan
membahas tentang beberapa pengertian dan penjelasan,
yaitu Pengertian Pemberdayaan, Konsep pemberdayaan,
Pengertian Pemberdayaan Ekonomi, Tahapan-tahapan
Pemberdayaan, Pengertian Pemuda, Pengertian
Peningkatan Ekonomi Pemuda. Pada bab ini akan
membahas tentang pengembangan dan peningkatan
ekonomi Pemuda.
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN : Dalam
bab ini akan dipaparkan mengenai program pemberdayaan
pemuda Nahdliyin oleh Himpunan Pengusaha Nahdliyin
meliputi proses pemberdayaan masyarakat Kelurahan
Jatisari Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi pada program
pemberdayaan ekonomi pemuda Nahdliyin.
27
BAB IV ANALISIS : Hasil temuan dan pembahasan meliputi
tahapan perencanaan dan pelaksanaan pemberdayaan
pemuda melalui pemberdayaan kewirausahaan yang
dilakukan oleh Himpunan Pengusaha Nahdliyin, Pengaruh
pemberdayaan ekonomi pemuda yang dilakukan oleh
Himpunan Pengusaha Nahdiyin di Kelurahan Jatisari
Jatiasih Kota Bekasi.
BAB V PENUTUP : Merupakan bab terakhir yang berisi tentang
kesimpulan dan saran-saran penulis serta diakhiri dengan
daftar pustaka dan lampiran.
28
28
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pemberdayaan
1. Pengertian Pemberdayaan
Istilah “Pemberdayaan” adalah terjemahan dari bahasa asing
“empowerment”. Pemberdayaan berarti penguatan. Secara teknis, istilah
pemberdayaan dapat disamakan dengan istilah pengembangan. Pemberdayaan
adalah upaya untuk mempeluas macam-macam pilihan bagi masyarakat. Ini
berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang
bermanfaat bagi dirinya.29
Dalam pengertian lain. Pemberdayaan berasal dari kata daya yang berarti
kekuatan atau kemampuan. Pemberdayaan adalah suatu upaya meningkatkan
kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh suatu masyarakat sehingga mereka
dapat mengaktualisasikan jati diri, hasrat, dan martabatnya secara maksimal untuk
bertahan dan megembangkan diri secara mandiri.30
Pengembangan masyarakat adalah komitmen dalam memberdayakan
masyarakat lapis bawah, sehingga mereka memiliki berbagai pilihan nyata
menyangkut masa depannya. Masyarakat lapis bawah umumnya terdiri atas
orang-orang lemah, tidak berdaya dan miskin karena tidak memiliki sumber daya
atau tidak memiliki kemampuan untuk mengontrol sarana produksi. Mereka
umumnya terdiri atas buruh, petani penggarap, petani berlahan kecil, para
nelayan, masyarakat hutan, kalangan pengangguran, orang cacat, dan orang-orang
29
Nanih Machendrawaty dan agus Syafei, pengembangan masyarakat islam: dari ideologi
strategi sampai tradisi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 41-42 30
Direktorat Jendral Pendidikan Islam, Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Depag RI,
Pemberdayaan Masyarakat Pendekatan RRA dan RPA (Malang: 2009) cet, 1 hal. 17
29
marjinal karena umur, keadaan gender, ras dan etnis.31
Pemberdayaan masyarakat
didefinisikan juga sebagai proses penguatan masyarakat secara aktif dan
berkelanjutan berdasarkan prinsip keadilan sosial, partisipasi dan kerjasama yang
setara.
Menurut Srikartini, memberdayakan masyarakat di artikan upaya untuk
meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi
sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan
keterbelakangan.32
Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya yang di miliki
dengan mendorong, memberikan motivasi dan meningkatkan kesadaran akan
potensi yang dimiliki serta berupaya mengembangkannya.33
Pemberdayaan merujuk kepada kemampuan orang, khususnya kelompk
rentan dan lemah sehingga memiliki kekuatan dan kemampan dalam :
a. Memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan,
dalam arti bukan bebas mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari
kelaparan, bebas dari kebodohan dan bebas dari kemiskinan ilmu.
b. Memanjangkan sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka
dapat meningkatkan pendapatanya dan memperoleh barang-barang dan
jasa-jasa yang mereka perlukan.
c. Berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang
mempengaruhi mereka.34
31
Zubaedi, pengembangan masyarakat Wacana dan Praktik (jakarta: Kencana, 2013), h.4 32
Srihartini, Pendok Pesantren dan Pemberdayaan Ekonomi, Masyarakat Islam, jurnal
PMI 2003 (september,2003), h.44 33
Gunawan Sumadi, Pengembangan Daerah dan Pemberdayaan Masyrakat (Jakarta: Bina
Rena Pariwara, 1997), h.44
30
Pemberdayaan masyarakat dapat dipahami bahwa masyarakat akan di
tempatkan sebagai pihak yang menerima kekuatan atau daya (power) melalui
sebuah program sebagai pihak pemberdayaan, agar masyarakat mampu :
a. Menganalisis situasi kehidupan dan masalah-masalahnya
b. Mencari pemecahan masalah berdasarkan kemampuan dan sumber daya
yang dimiliki oleh mereka sendiri.
c. Mengembangkan usahanya dengan segala kemampuan dan sumber daya
yang dimiliki oleh mereka sendiri.
d. Mengembangkan sistem untuk mengakses sumber daya yang diperlukan.35
Dari definisi diatas maka konsep pemberdayaan yang digunkan dalam
penelitian ini adalah suatu upaya untuk mendorong para pemuda untuk dapat
melakukan usaha-usaha pembinaan, pendidikan, pelatihan keterampilan, serta
yang lainnya. Yang tentunya dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya
manusia, seingga para pemuda mempunyai kesadaran dan kekuasaan dalam
membentuk masa depan yang lebih baik serta memperoleh kesejahteraan
dalam hidupnya.36
2. Konsep Pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat selalu memposisikan masyarakat sebagai
faktor utama baik sejak perencanaan maupun sampai proses evaluasi. Secara
sederhana masyarakat dapat dikatakan berdaya apabila mampu
mengidentifikasi masalahnya dan mengatasinya secara mandiri. Mandri
yang dimaksud disini adalah bahwa masyarakat memahami akan situasi
34
Edi suharto, membangun masyarakat memberdayakan rakyat, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2005), h.58 35
Nana Minarti, Pemberdayaan dan Penanggulangan Kemiskinan (makalah seminar), h.5 36
Gunawan Sumadi, Pengembangan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat (Jakarta:
Bina Rena Perwira, 1997), cet ke-1, h.41-42
31
tataran hidup bersama yang di inginkan dan bekerja dengan sadar secara
bersama-sama untuk mencapainya.37
Konsep yang penting didalam pemberdayaan masyarakat adalah
bagaimana mendudukan masyarakat pada posisi pelaku pembangunan yang
aktif, bukan penerima pasif. Konsep pemberdayaan pada dasarnya adalah
upaya menjadikan suasan kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi
semakin efektif secara struktural, baik didalam kehidupan keluarga,
masyarakat, negara, regional, internasional, maupun bidang politik,
ekonomi dan lain-lain.38
dalam pemberdayaan masyarakat perlu adanya proses, melalui
proses maka masyarakat secara bertahap akan memperoleh kemampuan
tersebut, untuk mencapai masyarakat yang mandiri perlu adanya tahapan-
tahapan dalam memberdayakan suatu masyarakat, yaitu :39
a. Tahap penyadaran, tahap ini merupakan tahap persiapan dalam kegiatan
pemberdayaan masyarakat, pada tahap ini fasilitator atau pemberdaya
masyarakat mampu menciptakan kondisi yang baik dan memotivasi
mereka untuk melakukan penyadaran diri kondisinya pada saat itu, dengan
adanya semangat tersebut diharapkan dapat menghantarkan masyarakat
semakin terbuka dengan sekitarnya dan merasa membutuhkan
pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kapasitas diri serta
memperbaiki kondisi yang ada.
37
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Islam
Depag RI, op.cit., 38
Moh. Ali Azi, Rr,. Suhartini dan A. Halim, dakwah pemberdayaan masyarakat
Paradigma Aksi Metodologi, (Yogyakarta : Pustaka Pesantren, 2005), cet, 1, hal.71 39
Elwamendri, Tahapan Pemberdayaan Masyarakat (OnLine) tersedia di :
https://elwamendri.wordpress.com/2017/03/12/tahapan-pemberdaan-masyarakat/
32
b. Tahap pembinaan, pada tahap ini, adanya proses tranformasi pengetahuan,
kecakapan dan keterampilan dapat berlangsung baik, dalam hal ini
masyarakat akan belajar tentang pengetahuan dan kecakapan yang baru
nantinya berkaitan dengan tuntutan kebutuhan yang ada, sehingga dapat
mengambil peran didalam pembangunan.
c. Tahap kemandirian, dalam tahap ini kemandirian masyarakat adalah
berupa pendampingan untuk menyiapkan masyatakat agar benar-benar
mampu mengelola kegiatan proses pemberdayaan masyarakat terkait erat
dengan faktor internal sngat penting sebagai salah satu wujud
selforganizing dari masyarakat , namun kita juga perlu memberikan
perhatian pada faktor eksternalnya. Proses pemberdayaan masyarakat
mestinya didampingi oleh fasilitator yang sifatnya disiplin. Tim
pendamping ini merupakan salah satu eksternal faktor dalam
pemberdayaan masyarakat. Peran tim pada awal proses sangat aktif, tetapi
akan berkurang secara bertahap sealama proses berjalan sampai
masyarakat sudah mampu bagaimana menjalankan kegiatannya secara
mandiri.
3. Tujuan Pemberdayaan
Menurut Edi Suharto tujuan utama pemberdayaan adalah memperkuat
kekuasaan masyarakat khususnya kelompok lemah yan memiliki
ketidakberdayaan baik karena kondisi internal (misalnya persepsi mereka sendiri),
maupun karena kondisi eksternal (misalnya di tindas oleh struktural sosial yang
tidak adil).40
40
Edi Suharto, Ph, D, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT,
Refika Aditama, 2005), h. 60
33
Menurut Agus Ahmad Syafe’i tujuan pemberdayaan masyrakat adlah
membangun masyarakat atau memberdayakan kemampuan untuk memajukan diri
ke arah yang lebih baik secara berkesinambungan. Oleh karenanya pemberdayaan
atau pengembangan masyarakat adalah upaya memperluas pilihan masyarakat. Ini
berarti masyarakat. Ini berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan
memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri.41
sementara itu dalam
pemberdayaan, selain diutamakan terlaksananya program pemberdayaan degan
lancar, tujuan akhirnya juga agar klien atau sasaran program ikut terberdayakan.42
4. Proses Pemberdayaan
Pemberdayaan sebagau suatu program, dimana pemberdayaan dilihat dari
tahapan-tahapan guna mencapai suatu tujuan yang biasanya sudah ditentukan
jangka waktunya. Sedangkan pemberdayaan sebagai proses, pemberdayakan
merupakan proses yang berkesinambungan sepanjang hidup seseorang. Untuk
melihat pemberdayaan sebagai suatu proses dapat dilihat apa yang dikemukakan
oleh Hogan, bahwa pemberdayaan masyarakat sebagai suatu proses yang
berkesinambungan sepanjang komunitas masih ingin melakukan perubahan dan
perbaikan dan juga tidak hanya terpaku pada satu program saja.43
Proses
pemberdayaan masyarakat terdiri dari 5 (Lima) tahap :
a. Menghadirkan kembali pengalaman yang dapat memberdayagunakan
dan tidak memberdayakan.
41
Agus Ahmad Syafe’i, Manajemen Pemberdayaan Masyarakat Islam, (Bandung :
Gerbang Masyarakat Baru, 2001), h.39 42
Bachtiar Chamsyah, Dimensi Religi Dalam Kesejahteraan Sosial, (Jakarta : Badan
Pelatihan dan Pengembangan Sosial, Departemen Sosial, 2003), h.97 43
Isbandi Rkminto Adi, Pemikiran-pemikiran Dalam Kesejahteraan Sosial (Jakarta :
FEUI, 2002), Seri II, h. 173
34
b. Mendiskusikan alasan mengapa terjadi pemberdayaan dan tidak
pemberdayaan.
c. Mengidentifikasi masalah
d. Mengidentifikasi daya yang bermakna.
e. Mengembangkan rencana-rencana aksi dan mengimplementasikan.44
Dari uraian diatas bahwa pemberdayaan yang terjadai pada masyarkat
bukanlah suatu proses yang berhenti pada suatu titik tertentu tetapi lebih sebagai
upaya berkesinambungan meningkatkan daya yang ada.
5. Prinsip-prinsip Pemberdayaan :
a. Kesukarelaan, artinya, ketertiban seseorang dalam kegiatan pemberdayaan
tidak boleh berlangsung karena adanya pemaksaan, melainkan harus
dilandasi dengan kesadaran diri dan motivasinya untuk memprbaiki dan
memecahkan masalah kehidupan yang dirasakan.
b. Otonom, yaitu kemampuan untuk mandiri melepaskan diri dari
ketergantungan yang diiliki oleh setiap individu, kelompk, maupun
kelembagaan yang lain.
c. Keswadayaan, taitu kemampuan untuk merumuskan, melaksanakan
kegiatan dengan penuh tanggung jawab, tanpa menunggu atau
mengharapkan dukungan pihak luar.
d. Partisipatif, yaitu keterlibatan setiap stakeholder sejak pengambilan
keputusan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan
pemanfaatan hasil-hasil kegiatan.
44
Nanih Machendrawati dan Agus Ahmad Syafe’i , Pengembangan Masyarakat Islam
(Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2001), h. 25
35
e. Demokrasi, yang memberikan hak kepada semua pihak untuk
mengemukakan pendapatnya, dan saling menghargai pendapat maupun
perbedaan diantara sesama stakeholder.
f. Keterbukaan, yang dilandasi dengan kejujuran, saling percaya, dan saling
memperdulikan.
g. Kebersamaan, untuk saling berbagi rasa, saling membantu dan
mengembangkan sinergisme.
h. Egaliter, yang menempatkan semua pemangku kepentingan (stakeholder)
dalam kedudukan yang setara, sejajar, tidak ada yang ditinggikan dan tidak
ada yang direndahkan.
i. Akuntabilitas, yang dapat di pertanggung jawabkan dan terbuka untuk di
awasi oleh siapapun.
j. Desentralisasi, yang memberi kewenangan kepada setiap daerah otonom
(kabupaten dan kota) untuk mengoptimalkan sumber daya yang sebebsar-
besarnya demi kemakmuran masyarakat dan kesinambungan atau
pemerataan pembangunan.45
45
Mardikanto dan Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat, h. 108-109
36
B. Pemberdayaan Ekonomi
1. Pengertian Ekonomi
Seorang ekomomi dari massachusetts institute of technology (MIT)
mengumpulkan sekurang-kurang nya 6 (enam) buah definisi dari pada ahli lain,
ke enam definisi itu antara lain :
a. Ilmu Ekonomi, atau ekonomi politik (politic economy) adalah suatu
study tentang kegiatan-kegiatan yang dengan atau tanpa
menggunakan uang, mencakup atau melibatkan transaksi-transaksi
pertukaran antar manusia.
b. Ilmu ekonomi adalah suatu study mengenai bagaimana orang
menjatuhkan pilihan yang tepat untuk memnfaatkan sumber-sumber
produktif (tanah,tenaga kerja, barang-barang modal misalnya mesin,
dan pengetahuan teknik) yang langka dan jumlahnya terbatas, untuk
menghasilkan berbagai barang (misalnya gandum, daging, mantel,
perahu layar, jalan raya, pesawat, kereta api. Dll) serta
mendistribusikannya kepada anggota masyarakat untuk mereka
konsumsi.
c. Ilmu ekonomi adalah study tentang manusia dalam kegiatan hidup
mereka sehari-hari untuk mendapat dan menikmati kehidupan.
d. Ilmu ekonomi adalah study tentang bagaimana manusia bertindak
tentang mengorganisasi tentang kegiatan-kegiatan konsumsi dan
produksinya.
e. Ilmu ekonomi adalah study tentang kekayaan
37
f. Ilmu ekonomi adalah suatu study tentang cara-cara memperbaiki
masyarakat
Umumnya secara definitif, ilmu ekonomi merupakan ilmu yang
memperlajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran
karena inti permasalahan ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan anara
keinginan (wants) manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan
yang jumlahnya terbatas.46
2. Pemberdyaan Ekonomi
Pemberdayaan ekonomi rakyat adalah “upaya penyerahan sumber daya
untuk mengembangkan potensi ekonomi rakyat untuk meningkatkan produktivitas
rakyat sehingga, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam disekitar
keberadaan rakyat, dapat ditingkatkan produktivitasnya”. Dari berbagai
pandangan mengenai konsep pemberdayaan, maka dapat di simpulkan, bahwa
pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah penguatan pemilikan faktor-faktor
produksi, penguatan penguasaan distribusi dan pemasaran, penguatan masyarakat
untuk mendapatkan gaji/ipah yang memadai, dan penguatan masyarkat untuk
memperoleh informasi, pengetahuan dan keterampilan, yang harus dilakukan
secara multi aspek, baik dari aspek masyarakat itu sendiri maupun aspek
kebijakannya.
Upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat tidak lepas dari perluasan
kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat. Terkait dengan
permberdayaan masyarakat dalam memperluas kesempatan kerja, maka
dipengaruhi salah satunya dengan kebijakan pembangunan usaha mikro keci dan
46
Apridar, Teori Ekonomi Sejarah dan Perkembangannya (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2010), h.5
38
menengah (UMKM). Pengembangan UMKM terutama Usaha Kecil Menengah
(UKM), memiliki potensi yang strategis dalam rangka pemberdayaan masyarakat,
mengingat pertumbuhan dan aktifnya sektor real yang dijalankan oleh UKM
mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat, yaitu tersedianya lapangan
kerja dan meningkatnya pendapatan. Hal ini menunjukan bahwa kelompok UKM
dapat menjadi penyeimbang pemerataan dan penyerapan tenaga kerja. Berkaitan
dengan upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Terdapat 4 (empat) konsep pemberdayaan ekonomi, secara ringkas dapat
dikemukakan sebagai berikut :
a. Perekonomian rakyat adalah perekonomian yang diselenggarakan oleh
rakyat, perekonomian yang diselenggarakan oleh rakyat adalah
pereknomian nasional yang berakar pada potensi dan kekuatan
masyarkat secara luas untuk menjalankan roda perekonomian mereka
sendiri.
b. Pemberdayaan ekonomi rakyat adalah usaha untuk menjadikan
ekonomi yang kuat, besar, modern, dan berdaya saing tinggi dalam
mekanisme pasar yang benar. Karena kendala pengembangan ekonomi
rakyat adalah kendala struktural, maka pemberdayaan ekonomi rakyat
harus di lakukan melalui perubahan struktural.
c. Perubahan struktural yang dimaksud adalah perubahan dari ekonomi
tradisional ke ekonomi modern, dari ekonomi lemah ke ekonomi kuat,
dari ekonomi subsisten ke ekonomi pasar, dari ketergantungan ke
kemandirian. Langkah-langka proses perubahan struktur, meliputi :
39
1. Pengalokasian sumber pemberdayaan sumberdaya
2. Penguatan kelembagaan
3. Penguasaan teknologi; dan
4. Pemberdayaan sumberdaya manusia
5. Pemberdayaan ekonomi rakyat, tidak cukup hanya dengan
peningkatan produktivitas, memberikan kesempatan berusaha yang
sama, dan hanya memberikan suntikan modal sebagai stimulan,
tetapi harus dijamin adanya kerjasama dan kemitraan yang erat
antara yag telah maju dengan yang masih lemah dan belum
berkembang.
6. Kebijakan dalam pemberdayaan ekonomi adalah :
1) Pemberian ruang atau akses yang lebih besar kepada aset
produksi (khususnya modal).
2) Memperkuat posisi transaksi dan kemitraan usaha ekonomi
rakyat, agar pelaku ekonomi rakyat bukan sekedar price taker.
3) Pelayanan pendidikan dan kesehatan.
4) Penguatan industri kecil.
5) Mendorong munculnya wirausaha baru; dan
6) Pemerataan spasial
d. Kegiatan pemberdayaan masyarakat mencakup :
1. Peningkatan akses bantuan modal usaha.
2. Peningkatan akses pengembangan SDM (Sumber Daya
Manusia); dan
40
3. Peningkatan akses sarana dan prasarana yang mendukung
langsung sosial ekonomi masyarakat lokal.
3. Strategi Pemberdayaan Ekonomi
Sasaran umum permberdayaan ekonomi masyarakat dapat dibagi menjadi
4 strategi, antara lain :47
a) The Growth Strategy : penerapan strategi pertumbuhan ekonomi
masyarakat pada umumnya dimaksudkan untuk mencapai peningkatan
pendapatan yang cepat dalam nilai ekonomis melalui peningkatan
pendapatan perkapita penduduk, produktivitas, sektor pertanian,
pemodalan dalam kesempatan kerja yang dibarengi dengan kemampuan
konsumsi masyarakat, terutama di pedesaan.
b) The Walfare Strategy : starategi kesejahteraan ini pada dasarnya
dimaksdukan untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat.
c) The Responsive Strategy : startegi ini merupakan reaksi terhadap
strategi kesejahteraan melalui pengaduan teknologi serta sumber-
sumber yang sesuai bagi kebutuhan proses pembangunan.
d) The Intergated or Holistic Strategy : Dalam strategi ini, terdapat tiga
prinsip dasar sebagai konsep kombinasi dari unsur-unsur pokok ketiga
strategi diatas, yaitu :
1. Perencanaan, keadilan, pemerataan dan partisipasi merupakan
tujuan yang secara eksplisit harus ada dari tiga strategi yang
menyeluruh maka badan publik yang ditugasi harus melakaukan :
a. Memahami dinamika sosial masyarakat sebagai intervensinya
47
Soetandyo Wignyosoebroto, dkk, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat, (yogyakarta :
LKIS Pustakan Pesantren, 2005), h.8-11
41
b. Intervensi dilakukan untuk memperkokoh kemampuan
masyarakat sendiri dalam memecahkan masalah yang
dihadapinya, serta untuk mengambil langkah-langkah
intrumental yang membutuhkan kemampuan aparatur untuk
melakukan intervensi sosial.
2. Melakukan perubahan-perubahan mendasar, baik dalam komitmen
maupun dalam gaya dan cara bekerja, maka badan publik yang
belum memiliki kemampuan intervensi sosial akan memerlukan
pemimpin yang kuat komitmen pribadinya terhadap tercapainya
tujuan strategi holistic tersebut, yaitu untuk :
a. Menentukan arah nilai organisasi, energy dan proses menuju
strategi.
b. Memelihara integritas organisasi yang didukung oleh
institusional leadership.
3. Keterlibatan badan publik dan organisasi sosial secara terpadu,
maka memerlukan suatu pedoman untuk memfungsikan organisasi
yang bertugas antara lain :
a. Membangun dan memelihara perspektif menyeluruh.
b. Melaksanakan rekrutmen dan pengembangan pimpinan
kelembagaan, dan
c. Membuat mekanisme kontrol untuk mengatur saling berkaitan
antara organisasi formal dan informal melaluo sistem
managemen strategis.
42
Dengan demikian strategi itu diperlukan keterlibatan banyak para
ahli yang bekerja secara profesional sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Maka pola strategi pemberdayaan masyarakat haruslah mencapai berbagai
aspek dengan memperhatikan hal, nilai, dan keyakinan yang harus dihormati
dan harus disertai kesadaran bahwa tujuan akhir dan perubahan yang dilakukan
adalah untuk memerbaiki tingkat kesejahteraan masyarakat, bukan sekedar
menaikan pendapatan satu kelompok saja.48
4. Indikator Keberhasilan Pemberdayaan Ekonomi
Feurstein mengajukan beberapa indikator yang perlu untuk
dipertimbangkan. Dibawah ini adalah 9 (sembilan) indikator yang palin
sering digunakan untuk mngealuasi suatu kegiatan :
1. Indikator Ketersediaan (Indicator Availability)
Indikator ini melihat apakah unsur yang seharusnya ada
dalam suatu proses itu bener-bener ada.
2. Indikator Releansi (Indicator of Relevance)
Indikator ini menunjukan seberapa relean maupun tepatnya
sesuatu teknonologi atau layanan yang ditawarkan,
3. Indikator Keterjangkauan (Indicator of Accesibility)
Indikator ini melihat apakah layanan yang ditawarkan
masih berada dalam jangkauan pihak-pihak yang membutuhkan.
4. Indikator Pemanfaatan (indicator of Utilisation)
48
Soetandyo Wignyosoebroto, dkk, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat, (yogyakarta :
LKIS Pustakan Pesantren, 2005), h.8-11
43
Indikator ini melihat seberapa banyak suatu layanan yang
sudah disediakan oleh pihak pemberi layanan, dipergunakan
(dimanfaatkan) oleh kelompok sasaran.
5. Indikator Cakupan (Indicator of Coverage)
Indikator ini menunjukan proporsi orang-orang yang
membutuhkan sesuatu dan menerima layanan tersebut.
6. Indikator Kualitas (Indicator of Quality)
Indikator ini menunjukan standart kualitas dari layanan
yang disampaikan ke kelompok sasaran.
7. Indicator Upaya (Indicator of Efforts)
Indikator ini menggambarkan berapa banyak upaya yang
sudah ditanamkan dalam rangka mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan.
8. Indikator Efisiensi (Indicator of Effisiency)
Indikator ini menunjukan apakah sumber daya dan aktivitas
yang dilaksanakan guna mencapai tujuan dimanfaatkan secara
tepat guna (efisien). Atau tidak memboroskan sumber daya yang
ada dalam upaya mencapai tujuan.
9. Indikator Dampak (Indicator of Impact)
Indikator ini melihat apakah sesuatu yag kita lakukan
benar-benar memberikan suatu perubaan di masyrakat.49
49
Isbandi Rukminto, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Interensi Komunitas
(Jakarta, Fakultas Ekonomi UI, 2001), h.130-132
44
C. Generasi Muda
Generasi muda dalam pengertian umum adalah golongan manusia
bergolongan muda. Pengertian pemuda berdasarkan umur dan lembaga serta
ruang lingkup tempat pemuda berada, diperoleh 3 (tiga) kategori :
1. Siswa antara usia 6-18 tahun, masih abadi dibangku sekolah.
2. Mahasiswa di universitas atau perguruan tinggi, usia antara 18-25 tahun.
3. Pemuda diluar lingkungn sekolah maupun penguruan tinggi, usia antara
15-30 tahun.
Karena yang dimaksud dengan pembinaan dan pengembangan
generasi pemuda dalam usaha ini mencakup semua aspek yang disebutkan
diatas, maka generasi muda dalam hal ini adalah manusia yang berumur
antara 0 sampai dengan 30 tahun. Yang dimaksud dengan pemuda adalah
manusia yang berumur 15-30 tahun. Dalam masa transisi dewasa ini dikenal
juga generasi peralihan (transisi) yakni mereka yang berumur 30-40 tahun.
Yakni mereka yang masih berada dalam organisasi pemuda.
Namun dalam hal ini yang akan dibahas adalah generasi muda sebagai obyek
pembinaan dan pengembangan. Ialah mereka yang masih memerlukan
pembinaan dan pengembangan ke arah pertumbuhan potensi dan
kemampuan-kemampuannya ke tingkat yang optimal dan bersikap mandiri.
Namun dalam membina para pemuda sangat diperlukan yang namanya
keseriusan dan kemampuan yang mumpuni dalam diri pengembang agar yang
dijadikan objek dapat memahami apa yang diberikan oleh si pengembangan.
50
50
Drs. C. S. T. Kansil, S.H. Aku pemuda indonesia (jakarta : PT. Balai Pustaka Persero,
1986) h.150
45
BAB III
GAMBARAN UMUN WILAYAH
A. Gambaran Umum Wilayah Kelurahan Jatisari Kecamatan Jatiasih Kota
Bekasi
1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian
Gambar 1
Peta Wilayah Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi
Sumber : https://wiki.openstreetmap.org/wiki/User:Dadandany
Kecamatan Jatiasih adalah merupakan salah satu dari bagian wilayah
tingkat II Kota Bekasi yang terdiri dari 6 Kelurahan dan secara geografis,
terletak di bagian Selatan Kota Bekasi pada posisi 106º55’ bujur timur
dan 6º15’ lintang selatan , dengan ketinggian 19 m diatas permukaan
laut. Kecamatan Jatiasih memiliki luas wilayah sekitar 23,04 km² dengan
wilayah yang terluas adalah kelurahan Jatisari ( 5,23 km²) dan yang
terkecil adalah kelurahan Jatirasa ( 2,74 km²). Batas – batas wilayah
46
67
administrasi yang mengelilingi Kecamatan Jatiasih adalah sebagai
berikut:
Sebelah Utara : Kecamatan Bekasi Selatan
Sebelah Selatan : Kecamatan Jatisampurna
Sebelah Barat : Kecamatan Pondok Gede dan Kecamatan Pondok
Melati
Sebelah Timur : Kecamatan Rawa lumbu dan Kabupaten Bogor
Kecamatan Jatiasih dibentuk berdasarkan Perda Kota Bekasi No. 04
Tahun 2004 tentang pembentukan wilayah administrasi kecamatan dan
Kelurahan. Terdiri dari 6 Kelurahan, yaitu :
1. Kelurahan Jatisari.
2. Kelurahan Jatiluhur
3. Kelirahan Jatirasa
4. Kelurahan Jatiasih
5. Kelurahan Jatimekar
6. Kelurahan Jatikramat
Berdasarkan hasil laporan dinas kependudukan Kecamatan Jatiasih
tahun 2016 jumlah penduduk Kecamatan Jatiasih sebesar 179.200 jiwa. Yang
tersebar di 99 Rukun Warga dan 657 RukunTetangga.51
Kelurahan Jatisari merupakan salah satu dari 6 (enam) Kelurahan
yang ada di Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi. Kelurahan Jatisari perubahan
dari Desa Jatisari yang Merupakan hasil pemekaran Desa Jatiluhur (pada
51
Badan Pusat Statistik Kota Bekasi Tahun 2016. Hal.7
47
Tahun 1983). Dan menjadi Kelurahan berdasarkan SK Walikota Bekasi
Nomor 20 Tahun 2002. Kelurahan Jatisari terdiri dari 3 perkampungan
(kampung Bojongsari, kampung Cakung dan kampung Payangan) dan 11
perumahan. Maka dengan demikian tentunya terdapat masyarakat majemuk
yang terdiri dari penduduk asli dan penduduk pendatang dari berbagai daerah,
sehingga menjadi beban bagi Pemerintah Kelurahan terhadap persediaan
berbagai macam pelayanan serta sarana dan prasarana sosial bagi kepentingan
masyarakat.52
Table 2
Di bawah ini adalah table daftar masalah secara kualitatif dirasakan oleh
masyarakat di wilayah Kelurahan Jatisari.
No Bidang Masalah
1 Pendidikan
1. Sarana dan prasarana TK di Kelurahan Jatisari
Infrastrukturnya kurang memadai.
2. Rendah dan kurangnya kesadaran pendidikan
agama di kalangan warga masyarakat
2 Kesehatan dan
Lingkungan
2. 1Kurang nya pengolahan sampah, dan
minimnya TPS (tempat pembuangan
sementara)
2. 2Tidak adanya rumah sakit besar
3 Sarana dan Prasarana
1. Minim nya sarana olahragaS
2. Sarana transportasi (jalan) per-RT yang
kurang layak
3. Tidak tertata dengan baik pembuangan air di
kanan dan kiri jalan (drainase)
4 Pertanian
1. Kurang pemahanman pemuda tentang
pertanian
2. Kurangnya alat Pertanian
3. Budaya pertanian secara tradisional masih
dipakai.
5 Ekonomi dan Usaha
Masyarakat
1. Banyak warga yang tidak mempunyai
pekerjaan tetap
2. Penghasilan pertanian kurang
3. Pembelian pupuk sulit
4. Banyaknya pengangguran
52
Badan Pusat Statistik Kota Bekasi Tahun 2016. Hal.8
48
Sumber : Data Penyuluhan Kelurahan Jatisari Tahun 2016
2. Visi Kelurahan Jatisari Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi
“Terwujudnya Kelurahan Jatisari Yang mampu mengangkat derajat
masyarakat “
Keberadaan Visi ini merupakan cita-cita yang akan dituju di masa
mendatang oleh segenap warga Kelurahan Jatisari. Dengan visi ini diharapkan
akan terwujud masyarakat Kelurahan Jatisari yang maju dalam bidang kehidupan
sehingga bisa mengantarkan kehidupan yang rukun, makmur, bersih dan ihsan.
Sebagai mana sesuai dengan visi dari Kota Bekasi.53
3. Misi Kelurahan Jatisari Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi
Misi merupakan tujuan jangka lebih pendek dari visi yang akan
menunjang keberhasilan tercapainya sebuah visi. Dengan kata lain misi Kelurahan
Jatisari merupakan penjabaran lebih operatif dari visi.
Untuk meraih visi Kelurahan Jatisari seperti yang sudah dijabarkan di atas,
dengan mempertimbangan potensi dan hambatan baik internal maupun eksternal,
maka disusunlah misi Kelurahan Jatisari sebagai berikut54
:
1. Mewujudkan dan mengembangkan kegiatan keagamaan untuk menambah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mewujudkan dan mendorong terjadinya usaha-usaha kerukunan antar dan
intern warga masyarakat yang disebabkan karena adanya perbedaan
53
Profil Kelurahan Jatisari. Badan Statistik Kota Bekasi, Tahun 2016 54
Profil Kelurahan Jatisari. Badan Statistik Kota Bekasi, Tahun 2016
49
agama, keyakinan, organisasi, dan lainnya dalam suasana saling
menghargai dan menghormati.
3. Membangun dan meningkatkan hasil pertanian dengan jalan penataan
pengairan, perbaikan jalan sawah / jalan usaha tani, pemupukan, dan pola
tanam yang baik.
4. Menata Pemerintahan Desa Jatisari yang kompak dan bertanggung jawab
dalam mengemban amanat masyarakat.
5. Meningkatkan pelayanan masyarakat secara terpadu dan serius.
6. Menumbuhkembangkan usaha kecil dan menengah.
7. Membangun dan mendorong majunya bidang pendidikan baik formal
maupun informal yang mudah diakses dan dinikmati seluruh warga
masyarakat tanpa terkecuali yang mampu menghasilkan insan intelektual,
inovatif dan enterpreneur (wirausahawan).
8. Membangun dan mendorong usaha-usaha untuk pengembangan dan
optimalisasi sektor pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan, baik
tahap produksi maupun tahap pengolahan hasilnya.
4. Letak Geografis.
1. Luas Wilayah : 523,500 Ha
Tanah Pertanian Sawah : 10,100 Ha
Tanah Daratan : 513,400 Ha
Ketinggian dari atas permukaan laut : 32 M
Curah Hujan : -
50
Jarak dengan Ibu Kota Negara : 30 Km
Jarak dengan Ibu Kota Provinsi : 150 Km
Jarak dengan Ibu Kota Bekasi : 14 Km
2. Batas Wilayah
Sebelah Utara : Kelurahan Jatiluhur
Sebelah Selatan : Kel. Jatiranggon Kec. Jatisampurna
Sebalah Timur : Sungai/kali Cikeas, Kab. Bogor
Sebelah Barat : Kel. Jatiranggon dan Kel. Jatimurni55
3. Jumlah RW dan RT
Jumlah RW : 20
Jumlah RT : 152
5. Letak Demografis
Jumlah penduduk di Kelurahan Jatisari Kecamatan jatiasih Kota
Bekasi tercatat sebanyak 45.671 jiwa. Dan jumlah pria da wanita di
Kelurahan Jatisari dapat dilihat berdasarkan jenis kelamin dalam tabel
berikut :
Table 3
Penduduk Kelurahan Jatisari Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis
Kelamin
Jumlah
Jiwa 1 Pria 22.229
Jiwa 2 Wanita 23.442
Jiwa Jumlah 45.671
Jiwa Sumber : Badan Statistik Kota Bekasi Tahun 2016
55
http://kelurahanjatisari.blogspot.com/p/struktur-pengurus.html. Di kutip 5 mei 2018.
Jam 17:40
51
6. Kondisi Sosial Budaya
a. Kondisi Sosial Beragama
Keagamaan masyarakat kelurahan Jatisari menganut agama
Islam, Kristen Protestan, Katolik, Budha. Dimana mayoritas
penduduknya menganut agama Islam. Kehidupan antar umat
beragama di kelurahan Jatisari cukup beragam dan harmonis, serta
memiliki sifat toleransi yang cukup tinggi.
b. Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupaka sebuah indikator penentu keberhasilan
sebuah daerah dalam pembangunan. Pendidikan berkaitan dengan
peningkatan kualitas suber daya manusia (SDM). Dengan demikian,
pendidikan mempunyai peran yang cukup signifikan dalam
menciptakan penduduk yang produktif dan kreatif yang berpartisipasi
dalam pembangunan.
Kondisi penduduk menurut pendidikan di wilayah kelurahan
Jatisari sebagian besar penduduk nya lulusan perguruan tinggi dan
SMA. Selanjutnya, penduduk dengan tingkat pendidikan SMP,
sebagian kecil lulusan SD, bahkan hanya ada yang berpendidikan
sekolah rakyat (SR).
c. Kondisi Ekonomi
Jenis mata pencaharian penduduk kelurahan jatisari, beraneka
ragam, sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai
wiraswasta sedangkan yang bermata pencaharian sebagai karyawan
52
dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) tidak terlalu banyak. Bila melihat
kondisi ekonomi di Kelurahan Jatisari Kecamatan Jatiasih Kota
Bekasi, Warga masyarakat terbilang cukup mumpuni. Walaupun
masih tersebarnya pengangguran di wilayah tersebut.
B. Profil Himpunan Pengusaha Nahdliyin
1. Sejarah Himpunan Pengusaha Nahdliyin
Perkumpulan ini bernama Himpunan Pengusaha Nahdliyin yang
selanjutnya disingkat HPN; Himpunan Pengusaha Nahdliyin didirikan
pada tanggal empat belas Juli dua ribu sebelas Masehi (14-07-2011 M)
bertepatan dengan tanggal dua belas Rajab seribu empat ratus tiga puluh
dua Hijriyah (12-Rajab-1432H) untuk jangka waktu yang tidak terbatas;
Guna medukung perekonomian bangsa Nahdlatul Ulama (NU) tetap
berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi, upaya
itu turut diwujudkan NU dengan membentuk Himpunan Pengusaha
Nahdliyin (HPN).56
Adapun pendiri Himpunan Pengusaha Nahdliyin itu sendiri adalah :
1) KH. Muhammad Ahmad Sahal Mahfud
2) KH. Ahmad Mustofa Bisri
3) Prof. KH. Said Aqil Siradj
4) KH. As’ad Said Ali
5) KH. Agoes Ali Mansyhuri
56
http://hpn-pusat.org/. Dikutip pada 6 Mei 2018. Jam 13.00 WIB
53
6) KH. Mustholihin Madjid
7) Ir. H. Abdul Kholik
8) GSCB Reza Fahlipi Bahktiar, Ph.D
9) Ir. Anang Prabowo
10) Ir. H. Ahmad Roful Hasbi
11) H. Ahmad Hakim Jayli, MSi
12) Hj. Siti Rochmayanti, MM
13) Erna Cahyawati
14) Drs. Ja’far Shodiq
15) Mega Slyvadara
2. Tujuan HPN
1) Terwujudnya Pengusaha Nahdliyin yang berkarakter kuat,
bermartabat, berdaya cipta, dan berdaya saing tinggi serta beretika
bisnis Islami
2) Dalam wadah HPN yang profesional
3) Dalam rangka terujudnya kemakmuran yang berkeadilan dan keadilan
yang berkemakmuran bagi seluruh rakyat / umat; dan
4) Meningkatnya ketahanan nasional Indonesia di tengah percaturan
ekonomi regional dan internasional.57
57
Ibid.
54
3. Dasar HPN
1) 1 Asas
Pancasila
2) 6 Prinsip
a. Pengabdian kepada Allah SWT
b. Menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran
c. Menegakkan keadilan sosial, menjaga kelestarian alam dan
persatuan bangsa
d. Menumbuh kembangkan kewirausahaan
e. Meningkatkan keadilan yang berkemakmuran dan kemakmuran
yang berkeadilan
f. Mengokohkan ketahanan ekonomi Umat dan ketahanan Nasional
sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma Islam Ahlusunnah
waljama'ah.
3) 7 Sifat HPN
a. Kebangsaan
b. Kekeluargaan
c. Kebersamaan
d. Kemandirian
e. Keterbukaan
f. Proaktif
g. Progresif
55
4) 8 Fungsi
a. Berhimpun bagi setiap Pengusaha Mikro, Kecil, Menengah, dan
Besar yang menyetujui asas dan prinsip perjuangan HPN
b. Meningkatkan Kualitas dan Kapasitas Usaha
c. Memperkokoh dan Memperluas Jaringan Usaha anggotanya
d. Representasi Pengusaha Nahdliyin
e. Artikulasi dan Agregasi kepentingan Kewirausahaan
f. Advokasi terhadap anggotanya dan pelaku usaha pada umumnya
g. Inkubasi bagi lahirnya Pengusaha baru
h. Pembinaan khusus bagi Pengusaha Nahdliyin dan Indonesia.
4. 10 Usaha Utama
a. Menghimpun dan Mengelola Data serta memberikan layanan
Informasi Kewirausahaan di masing-masing tingkatan struktur
organisasi secara Sistematis, Komprehensif, Verifikatif, Terkini, dan
Profesional
b. Mendorong, membina, dan mengembangkan kemampuan, kegiatan,
dan kemitraan antar anggota dan kemitraan anggota dengan
pengusaha / pihak lainnya dalam rangka memenuhi kebutuhannya
akan sumber daya
c. Memprakarsai pendirian dan pengelolaan badan-badan usaha
terutama koperasi, sesuai dengan kebutuhan peningkatan kualitas,
kapasitas, dan kesinergian usaha anggotanya
56
d. Menyelenggarakan kegiatan dalam rangka meningkatkan daya
kreasi, inovasi, dan daya saing serta meningkatkan efisiensi dan
efektivitas usaha anggotanya dan pengusaha pada umumnya
e. Mendorong tumbuh-kembangnya wirausahawan Nahdliyin dan
wirausahawan baru
f. Membudayakan etika bisnis Islami dan tata kelola perusahaan
professional
g. Menumbuh kembangkan fungsi sosial dan ekologi
(sosioekoprenersif) pengusaha dan perusahaan
h. Memberikan masukan-masukan kepada pemerintah di setiap
tingkatannya dalam proses pembuatan kebijakan umum terutama
yang berkenaan dengan Peraturan Perundang-undangan dan
pembangunan ekonomi sesuai dengan aspirasi anggotanya dan dunia
kewirausahaan
i. Bekerjasama dengan pemerintah di setiap tingkatan dalam rangka
menegakkan Peraturan Perundangan-undangan dan melaksanakan
program-program pembangunan di bidang ekonomi dan
kewirausahaan
j. Melakukan advokasi terhadap pelaksanaan hak dan kewajiban
anggotanya dan pengusaha pada umumnya serta mewakili
kepentingan anggotanya dalam berbagai forum dan kegiatan di
pengadilan maupun di luar pengadilan, di dalam maupun di luar
negeri.
57
5. Susunan Pengurus HPN
Dewan kehormatan
1. Dr. H. Rahmat Effendi
2. KH. Mursyid Kamil
3. H. Tumsi, SE
4. Hj. Dumiyati, S.Pdi
5. H. Abdul Rasyid, SH, M.Pd
Dewan pembina
1. Dr. KH. Zamakhsyari Abdul Majdi, MA
2. KH. Mir’an Syamsuri
3. H. Mochtar Mohammad
4. H. Waras Wasisto, SH
5. Dr. KH. Mulyadi Effendi, MA
6. Drs. H. Subali Abdullah
Dewan pakar
1. H. Yusuf Naseh, S.Sos, MM
2. Dr. Suroyo, S.Pd, MM
3. Dr. H. Agus Suparman, SE, MM
4. H. Nuh Mahmud, M.Pd
5. dr. H. Tomy Artino
6. H. Agus Joko
Ketua umum : Ir. H. Agus Suyanto
58
Katua I : Taofiq Hidayat Kurniawan, SH
Ketua II : Drs. H. Rosihan Anwar
Ketua III : Ir. Dedy Subrantas
Sekretaris Umum : Nanag Ponari ZA, S.Pdi
Sekretaris I :H. Ali Mansur, SE
Sekretaris II : Hj. Ulfah Nuh Mahmud
Bendahara Umum : H. Mirza S.Ag, MM
Bendahara I : Ir. Dahyuyu Yuliati
Bendahara II : Sadam Sopiyan, SE
Bidang Orgainsasi & Pembinaan Anggota
1. H. Mukholik Abdul Karim, S.Ag, M.Pdi
2. Hj. Ety Herlina, S.Ag, M.Ag
3. Mulyana, S.Pdi
4. H. Edy purwanto
Bidang Konsultasi & Advokasi Hukum
1. Ayi Murdin, SH
2. H. Dedy Juniawan, SH
3. Hj, Ulfah Fajriyah, SH
4. Ekromm Maftuhi, S.Ag
5. Ahmad Yudistira, SE
59
6. Eem Hartati, SH
Bidang Pengembangan Kerjaasama
1. Hj. Tati Ariningsih, M,Pd
2. Ninik Iswati
3. H. Rahmat Mandiri
4. Tofik Hidayat
Bidang Pembinaan & Pengembangan Usaha
1. Rafdaniati, SE
2. Euis Kusnawati
3. Damanhuri, S.Ag
4. Jaya Kusum
Bidang Pengembangan Koperasi Saudagar
1. H. Agus Maksum
2. Hj. Nemih Suryani
3. Drs. Badeng Saputra
4. H. Herry Purnomo
Bidang Pengembang Jaringan Expor Impor
1. H. Muyoto, MM
2. H. Suwardi Khaya
3. Yanto
Bidang Pengembangan UMKM & Ekonomi Kreatif
60
1. Drs. H. Sutarjo
2. Siti Nurhasanah
3. Meinarwulan
Bidang Pengembangan Permodalan
1. Hj. Itut Srimurtini
2. Juli Rahmat
3. Bukhori Muslim
6. Visi HPN
“HPN mitra Pemerintah : hadir dan berperan proaktif progresif dalam
pembangunan dan penanggulangan masalah ekonomi Indonesia”58
7. Misi HPN
1. Membangun struktur termasuk kelengkapan dan perangkatnya serta
kultur dan etos proporsional dan profesional perkumpulan HPN sampai
ketingkat Pengurus Anak Cabang (PAC) diseluruh penjuru Nusantara;
2. Menjalin kerjasama realistis, sistemik dan strategis dengan pemerintah,
jami’ah dan jama’ah Nahdlatul Ulama serta pihak lain di dalam maupun
di luar negeri, disetiap tingkatan struktur pekumpulan HPN;
3. Menyelenggarakan: Pendataan dan mapping bidang, sektor, klasifikasi
usaha, potensi Sumber Daya, Peluang Pengembangan Usaha serta
tantangan dan permasalahan usaha; dan layanan informasi, komunikasi,
koneksi serta kolaborasi usaha bagi anggota/partisipan HPN dan pihak-
58
http://hpn-pusat.org/. Dikutip pada 10 Mei 2018. Jam 14.30 WIB
61
pihak lainnya dengan sistem digital integrative multi fungsional
(Greenpages Nusantara) secara sistematis, terstruktur, terukur dan
terkini;
4. Merumuskan, menetapkan dan mensosialisasikan Standar Karakter,
Etika, Etos dan Profesional Enterpreneurship bebasis nilai-nilai dan
norma-norma Islam Nusantara;
5. Membina dan meningkatkan kualitas, kapasitas, kapabilitas,
profesionalisme dan daya saing bisnis serta menumbuh kembangkan
fungsi sosial dan ekologi (sosioekoprenershif) anggota/partisipan HPN
dan pengusaha Indonesia umumnya;
6. Membangun jejaring dan peluang bisnis berbasis digital antar
anggota/partisipan HPN dan stakeholder lainnya;
7. Membangun jaringan Koperasi Saudagar Daerah disetiap kabupaten/kota
diseluruh penjuru Nusantara sebagai penunjang bisnis anggota/partisipan
HPN;
8. Membangun jaringan bisnis ritel Mikromart diseluruh penjuru Nusantara
sebagai peluang usaha, sarana pemasaran produk-produk barang/jasa dan
sebagai agen usaha-usaha ritel anggota/partisipan HPN serta sebagai
sarana pemenuhan kebutuhan dan perlindungan terhadap konsumen;
9. Menggalang tumbuh kembangnya peluang dan usaha Ekonomi Kreatif;
10. Menyelenggarakan inkubasi, pemagangan dan pendampingan bisnis
terhadap santri dan generasi muda Indonesia umumnya;
62
11. Melaksanakan kaderisasi khusus aparat penggerak perkumpulan HPN,
narasumber literasi bisnis, konsultan bisnis, motivator bisnis syari’ah,
tenaga pendamping bisnis dan pelaku bisnis potensial;
12. Menyelenggarakan konsolidasi Sumber Daya Usaha, industri barang dan
jasa, pasar dan konsumen di dalam dan di luar negeri berbasis komunitas;
13. Menyelenggarakan advokasi dan menggalang dukungan terhadap
penerapan Affirmative Policy/Action Pemerintah pada bidang dan sektor
pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan kelautan; pelaku usaha
dalam negeri; Koperasi, UMKM; Sistem Ekonomi/Bisnis Syari’ah;
Ekonomi Pesantren/Umat; dan Ekonomi Pedesaan terutama menyangkut
Sumber Daya dan Pengembangan Usaha termasuk pemberantasan
praktek-praktek monopoli, oligopoly, korupsi, kolusi, kronisasi, mafia
bisnis dan praktek hasad lainnya.59
59
Ibid
63
Gambar 2
Berikut adalah Gambar SK Kemenkumham atas berdirinya Himpunan Pengusaha
Nahdliyin
64
Gambar 3
Berikut adalah Gambar SK Kemenkumham atas berdirinya Himpunan Pengusaha
Nahdliyin
Sumber : Dokumen-dokumen DPP HPN
C. Kegiatan Program Jawara Di Kelurahan Jatisari Kecamatan Jatiasih
Kota Bekasi
Sejarah Awal Munculnya Program Jawara Di Kelurahan Jatisari
Program Jawara adalah sebuah singkatan dari Jaringan Warung
Nusantara, dimana pencetus utama nya adalah dari program kerja PW
(Pengurus Wilayah) daerah Jawa Barat. Lalu setelah ditimbang dan di
perhitungkan, ternyata program kerja ini cukup bagus dan mumpuni untuk
65
diselenggarakan/diprogramkan oleh PC (Pengurus Cabang) HPN Kota
Bekasi.
Namun sebelum benar-benar di programkan oleh PC (pengurus
Cabang) HPN kota Bekasi, Program Jawara ini, para pengurus PC HPN
Kota Bekasi terus melakukan Study Banding kepada pengurs PW HPN
Jawa Barat guna benar-benar memahami cara bekerja program Jawar ini.
Sehingga nanti dikala pelaksanaan program jawara di wilayah Kota Bekasi
ini benar-benar tidak ada kendala yang dapat menghambatnya.
Study Banding dilakukan guna mengetahui bagaimana cara mulai
dari tahapan perencanaan, perekrutan, sampai dengan cara menjalankan
program jawara tersebut. Maksud dari study banding yang dilakukan
adalah agar seluruh pengurus PC HPN Kota Bekasi benar-benar memahi
yang nantinya baru di sosialisasikan kepada para anggota diseluruh PAC
HPN yang sudah terdata oleh PC HPN Kota Bekasi.60
D. Program Pelatihan Kegiatan Program Jawara Oleh HPN Kota Bekasi
di Kelurahan Jatisari Kecamtan Jatiasih Kota Bekasi
1. Peserta dan Tujuan Program Jawara Oleh HPN di Kelurahan Jatisari
Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi
a. Sasaran pesertanya adalah para pemuda yang sudah termasuk
dalam anggota PAC HPN Kecamatan Jatiasih, karena setiap
Kecamatan Harus mendaftarkan terlebih dahulu para anggota
60
Wawancara Pribadi dengan Muhammad Taofik Hidayat Kurniawan, Pada Tanggal 13
Mei 2018, Pukul 14.00 WIB
66
disetiap Kelurahan untuk dilatih menjadi Pedagang dalam Program
Jawara oleh HPN Kota Bekasi.
b. Tujuan dari program Jawara HPN Kotas Bekasi ini adalah
meningkatkan taraf kehidupan ekonomi para pemuda khususnya
diwilayah Kota Bekasi, sekaligus menurunkan angka pengangguran
diwilayah Kota Bekasi,
2. Kriteria keberhasilan kegiatan Program Jawara di Kelurahan
Jatisari Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi
Didalam program penjualan bahan pokok melalui program
Jawara ini terdapat beberapa kriteria yang mengindikasikan
keberhasilan dari lahan penjualan tersebut, banyak hal yang
mempengaruhi keberhasilan ataupun ketidakberhasilan dari
penjualan tersebut, diantaranya:
a. Banyaknya persaingan yang ditemukan disetiap titik warung yang
tersedia.
b. Harga jual yang cukup bersaing, karena semua barang yang
dieroleh oleh pedangan (Pemuda) diperoleh langsung dari pabrik
pembuatnya.
c. Sumber daya Manusia harus kompeten dan memiliki kemampuan
yang sudah di berdayakan/sosialisasikan oleh pengurus HPN Kota
Bekasi.61
61
Wawancara Pribadi dengan Muhammad Taofik Hidayat Kurniawan, Pada Tanggal 13
Mei 2018, Pukul 15.00 WIB
67
BAB IV
HASIL TEMUAN DAN ANALISIS
A. Tahapan Pemberdayaan Melalui Program Jawara (Jaringan Warung
Nusantara) di Kelurahan Jatisari
Penelitian yang dilakukan peneliti dengan teknik observasi,
wawancara, studi dokumentasi, dan instrumen alat bantu melalui perekaman
audio tapes, dan pengambilan foto. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ketua
HPN Kota Bekasi Bapak Ir. H. Agus Suyanto, bahwa program-program yang
dijalankan oleh HPN adalah suatu program yang menitik beratkan pada
masalah ekonomi, terutama pada program Jaawara ini. HPN Kota Bekasi
berharap dapat menambah pengalama, pengetahuan dan wawasan, serta dapat
menambah penghasilan para pemuda-pemuda di wilayah Kota Bekasi.
Berikut pendapat dari Bapak Ir. H. Agus Suyanto tentang HPN :
“HPN pada awalnya hanya berjalan di pusat (PP) dan provinsi (PW)
namun seiring berjalannya waktu, saya mendapatkan amanah dari
Ketua PW HPN Jawa Barat Bapak Asep untuk memprogramkan HPN
di kota bekasi. Pada awalnya saya cukup ragu untuk menerima ini
semua. Karena saya melihat bahwa peluang untuk mengabdi kepada
masyarakat cuku luas, khususnya warga Nahdiyin, maka saya
menghilangkn keraguan saya, dan dengan ucapan Bismillah saya
menjalankan HPN di Kota Bekasi”62
Sehingga mampu mandiri dan mensejahterakan keluarga agar
kedepannya dapat lebih baik lagi dari kehidupan sebelumnya. Oleh karena
itu, Beliau berharap dengan adanya program Jawara ini, dapat menyelesaikan
masalah-masalah yang ada di Kota Bekasi, terutama masalah ekonomi dan
pengangguran. Dengan tujuan mampu bekerja dan membuka usaha sendiri,
62
Wawancara Pribadi dengan Bapak Ir. H. Agus Suyanto, Pada Tanggal 19 Mei 2018,
Pukul 17:02 WIB.
68
dan tidak mudah putus asa sehingga mereka tidak menjadi
pengangguran, dengan hal ini bisa mengurangi angka kemiskinan terutama
bagi orang-orang yang tidak memiliki keahlian dan bisa membantu bagi
orang-orang yang memiliki tanggung jawab dalam keluarganya. Untuk
keberlangsungan kehidupan yang lebih baik dan mandiri.
Adapun beberapa tahapan yang para anggota (pemuda) lakukan
sebelum akhirnya kegiatan yang mereka lakukan dapat berjalan dengan lancar
sesuai dengan keinginan. Salah satu kegiatan tersebut adalah para anggota
diperkenalkan terlebih dahulu tentang program jawara yang di programkan
oleh HPN Kota Bekasi, para anggota diberikan pelatihan khusus mengenai
teknik bagaimana cara mengelola keuangan yang baik, cara
mengatur/menempatkan barang-barang dagangan di warung-warung para
anggota.
Dari awal para anggota selalu di briefing guna untuk mempersiapkan
segala sesuatunya. Mulai dari tahapan persiapan, tahapan assesment
(identifikasi masalah), tahapan perencanaan alternatif program atau kegiatan,
tahapan pelaksanaan (implementasi) program atau kegiatan, dan tahapan
evaluasi.63
Dalam hal ini peneliti akan menjelaskan tahapan - tahapan yang
dilalui dalam pelaksanaan program Jawara di daerah Kelurahan Jatisari,
antara lain:
63
Nana Minarti, dkk, Buku Panduan Umum & Teknis Bagi Pendampingan Program
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (Bogor: Masyarakat Mandiri Dompet Dhu’afa, 2008) h.3-4.
69
1. Tahapan Persiapan
Tahapan ini adalah awal dari proses dari pelaksanaan perekrutan
anggota program jawara. Dalam tahapan ini ada dua hal yang harus
dipersiapkan pertama adalah perekrutan anggota, para ketua PAC HPN
(dalam hal ini ketua PAC HPN Jatiasih) memberikan draf nama para
anggota yang akan mengukti program Jawara di Kelurahan Jatisari dan
kedua adalah penyiapan persyaratan-persyaratan yang harus dilengkapi
para anggota untuk menjadi pelaku program Jawara.
a. Persiapan untuk merekrut anggota Jawara (Change Agent)
Para pengurus HPN mensosialisasikan program kepada para ketua
atau perwakilan PAC se-Kota Bekasi untuk di beritahu bahwa ada program
baru dari HPN Kota Bekasi yaitu program jawara. Mereka di beri
pemahaman tentang jawara secara detail oleh pihak HPN. Dalam sesi ini
semua di jelaskan dari pengertian jawara, cara menjadi anggota jawara,
persyaratan menjadi anggota jawara, dan yang paling penting adalah cara
menjalankan program jawara. Barulah setelah pertemuan pertama dengan
seluruh ketua PAC HPN se-Kota Bekasi di perintahkan untuk mencari
calon anggota program jawara. Nama-nama yang sudah di persiapkan oleh
para ketua PAC lalu di serahkan kepada PC HPN untuk di berdayakan.
Nama-nama yang diajukan oleh ketua PAC HPN se-Kota Bekasi
dikumpulkan di Kantor PC HPN Kota Bekasi guna mnedapatkan
penjelasan tentang program jawara yang akan mereka terima dari Pengurus
HPN Kota Bekasi. Dalam tahapan yang dilakukan oleh pengurus HPN
Kota Bekasi ini, tidak dilakukan hanya sekali saja, akan tetapi dilakukan
70
beberapa pertemuan, dengan tujuan agar para anggota benar-benar
memahami cara kerja program jawara ini. Sebagian dari mereka yang
bekerja sebagai pedagang kaki lima di Kelurahan Jatisari ataupun para
pemuda yang memang tidak memiliki aktivitas. Setelah melakukan
pencarian anggota melalui tim yang sudah dibentuk. Adapun tahapan
persiapan yang dilakukan para pemuda yang sudah terdaftar pada program
jawara, antara lain:
Kegiatan pertama yang dilakukan adalah pertemuan langsung.
Adapun pendapat dari Pak Agus berupa:
“Kegiatan pertama biasanya pertemuan langsung tuh, abis itu
mereka dikasih materi sama arahan gimana cara mengelola
warung-warung mereka, seperti pembinaan, pengelolaan, dan
pengembangan usaha yang dilakukan oleh para anggota. Setelah
mereka paham akan cara kerja jawara ini, mereka diharuskan
merekomendasikan tempat yang sudah ditunjuk oleh para anggota
Jawara, dimana tempat ini wajib milik anggota itu sendiri.”64
b. Penyiapan Persyaratan
Penyiapan persyaratan dilakukan di kantor PC HPN Kota Bekasi
oleh ketua harian HPN Kota Bekasi yaitu Bapak Taofiq Hidayat
Kurniawan SH. Dimana seluruh anggota yang sudah terdaftar dari
beberapa kecamatan dikumpulkan guna menyerahkan persyaratan yang
sudah di beritahukan oleh para ketua PAC HPN se-Kota Bekasi.
Persyaratan yang harus dikumpulkan oleh anggota (trainer) adalah :
1. Photo Copy Kartu Keluarga (KK)
2. Photo Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP)
3. Surat Keterangan Usaha Dari Kelurahan
64
Wawancara Pribadi dengan Bapak Ir. H. Agus Suyanto, Pada Tanggal 19 Mei 2018,
Pukul 14:02 WIB.
71
Dimana persyaratan tersebut digunakan oleh pihak HPN untuk
pencairan modal yang akan diberikan oleh pihak HPN kepada Anggota
(Trainer). Karena modal yang diberikan oleh pihak HPN adalah modal
berbentuk barang-barang yang sudah dirilis oleh para anggota sesuai
kebutuhan warga masyarakat di wilayah tersebut.
HPN mendapatkan modal untuk pembelanjaan barang-barang
tersebut mendapatkan dana pinjaman yang di peroleh dari Bank BRI
Syariah dengan cara menggunakan data KUR (Kredit Usaha Rakyat).
Dimana Ketua HPN Kota bekasi untuk mendapatkan dana pinjaman salah
satu syaratnya adalah harus ada PT (Perseroan Terbatas). Maka pihak HPN
menggunakan PT. HPN (Hidayah Putra Nusantara).
Pihak HPN bekerja sama dengan Bank guna memfasilitasi kepada
para anggota jawara agar mereka dapat dan KUR yang sudah di sediakan
oleh pemerintah. Kebetulan HPN Kota Bekasi mendapatkan Bank BRI
Syariah yang telah di tunjuk oleh pemerintah Kota Bekasi.
Gambar 4
Berikut adalah Gambar Proses Penyerahan Persyaratan Program Jawara
Sumber : Hasil Dokumentasi saat penelitian
72
Setelah persyaratan cukup lengkap, maka para anggota diharuskan
untuk melaksanakan akad dengan pihak HPN dan Pihak Bank BRI
Syariah. Didalam akad ini point terpenting adalah dimana angsuran dana
yang keluar dari Bank BRI Syariah semua ditanggung oleh pihak HPN
dengan PT. HPN. Dimana akad ini dilakukan bertujuan agar para anggota
benar-benar dapat bertanggung jawab dalam melaksanakan program yang
sudah diajarkan/diberdayakan oleh pihak HPN. serta sadar akan
permasalahan minimnya lapangan pekerjaan dan kebutuhan hidup akan di
Bekasi yang tinggi sehingga memiliki keinginan unutk melakukan
perubahan terhadap peningkatan ekonomi keluarga yang lebih baik lagi
untuk kedepannya.
2. Assesment (Identifikasi Masalah)
Tokoh Agama menjadi kunci utama dalam membantu berjalannya
program jawara dalam memberdayakan para pemuda di wilayah Kota
Bekasi. Dalam pelaksanaan kegiatan pemberdayaan ekonomi melalui
program jawara, pengkajian dilakukan atas dasar keinginan para tokoh NU
(Nahdlatul Ulama) dan juga para pengurus HPN baik Pengurus Pusat (PP),
Pengurus Wilayah (PW), maupun Pengurus Cabang (PC) guna
meningkatkan ekonomi khusunya para pemuda yang akan menjadi penerus
bangsa.65
Menurut Bapak Ir. H. Agus Suyanto, program jawara ini dimulai
pada tahun 2016, dan program jawara ini adalah lanjutan program yang
sudah dilakukan oleh pihak HPN Jawa Barat. Dimana Pak Agus ingin
65
Wawancara Pribadi dengan Pak Agus Suyanto, Pada Tanggal 19 Mei 2018, Pukul 14.30
WIB.
73
menerapkan program baik ini dilingkungan Kota Bekasi. Program jawara
ini dikerjakan oleh ketua harian di HPN Kota Bekasi yaitu Pak Taofik
Hidayat Kurniawan, beliau yang sehari-hari menjalankan program jawara
ini.66
Berikut penuturan dari Ketua Harian Pak Taofik, berupa:
“Sekarang yang menjalankan program jawara sehari-harinya adalah
saya, karena Pak Agus secara langsung memerintahkan kepada
saya, agar saya terus mengontrol dan menjalanlan program ini, saya
rasa ini program baik dan harus terus di kembangkan.”67
Dari awal pembentukan program jwara ini mengalami perubahan
yang sangat signifikan, kaena pada awalnya program ini hanya diikuti oleh
beberapa perwakilan PAC saja, sekarang banyak perwakilan-perwakilan
PAC yang sudah direkrut untuk menjadi anggota (trainer) di program
jawara ini,
3. Tahapan Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan
Setelah Pak Agus dan Pak Taofik beserta para pengurus HPN Kota
Bekasi melakukan pengkajian dengan para anggota (trainer) program
jawara melalui pemberian arahan tentang apa saja dibutuhkan dalam
menjalankan program jawara ini, maka tahapan selanjutnya adalah
menyusun perencanaan kegiatan seperti apa yang akan dilaksanakan untuk
memenuhi kebutuhan kegiatan program jawara sekaligus bisa
menanggulangi masalah yang ada di sekitar.
Cara pendekatan yang dilakukan Pak Agus dan Pak taofik beserta
para pengurus terhadap kelompok yang di berdayakan tidaklah rumit
66
Wawancara Pribadi dengan Pak Agus, Pada Tanggal 19 Mei 2017, Pukul 15.15 WIB. 67
Wawancara Pribadi dengan Pak Taofik, Pada Tanggal 20 Mei 2018, Pukul 08:07 WIB.
74
karena sebagian dari mereka yang mengikuti kegiatan program jawara
adalah anggota yang sudah terdaftar dari perwakilan dari PAC HPN
kecamatan Se-Kota Bekasi. Berikut pernyataan yang diberikan oleh Pak
Agus:
“kita sengaja yang di rekrut adalah para pemuda, karena dari sisi
waktu para pemuda masih banyak waktu yang luang, leboh-lebih
yang kita rekrut adalah para pemuda yang memang belum memiliki
kesibukan/kegiatan. Sehingga mereka benar-benar bisa serius
menjalankan program ini, namun untuk tempat memang kami
berikan kebebasan kepada meraka semua untuk mencari tempat
sendiri yang nantinya akan kita survey, yang penting tempat itu
harus berbeda RW dan masih dalam lingkunga PAC dimana ia
tinggal .”68
Program jawara ini bermula dilakukan oleh Pak Agus selaku ketua
HPN Kota Bekasi di lingkungan Kecamatan Margahayu Bekasi Timur.
Adapun penuturan dari Pak Taofik, berupa:
“Disaat para ketua PAC HPN diajak untuk melihat langsung
kegiatan jawara (jaringan warung nusantara) di dekat kediaman pak
Agus, mereka benar-benar langsung tertarik untuk menjalankan
program tersebut diwilayah mereka masing-masing, karena jika
dilihat dari harga yang dijual di warung nusantara ini memang
dibawah standart yang dijual oleh warung-warung lainnya, karena
barang-barang yang kita jual langsung dari harga pabrik .”69
4. Tahapan Peformulasian Rencana Aksi
Dalam tahapan ini para pengurus HPN Kota Bekasi bersama para
anggota yang mengikuti kegiatan program jawara mulai memformulasikan
atau menuliskan tujuan-tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang
akan di capai dalam kegiatan program jawara. Serta menyusun cara untuk
mencapai berbagai tujuan yang ingin dicapai.
68
Wawancara Pribadi dengan Pak Agus, Pada Tanggal 19 Mei 2017. Pukul 16:18 WIB. 69
Wawancara Pribadi dengan Pak Taofik, Pada Tanggal 20 Mei 2017, Pukul 09:10 WIB.
75
“Dimana pengurus dan anggota merumuskan sistem kerja yang
berkelanjutan. Setiap anggota kita ajarkan bagaimana cara
mengatur warung agar berjalan dengan baik, terutama kita ajarkan
cara membaca potensi pasar diwilayah warung itu, yang kedua
setiap anggota harus menulis atau mendata barang-barang yang
sudah terjual, agar para anggota lebih mudah melihat potensi
pasaran dan kamipun dari pengurus HPN mudah untuk menilai
kinerja dan potensi dari warung milik setia anggota.”70
Tujuan jangka pendek dari program jawara ini adalah para pemuda
yang mengikuti program ini yang memiliki masalah dalam
perekonomiaannya dapat bergabung dan mengikuti kegiatan tersebut.
Tujuan jangka panjangnya adalah mendorong para pemuda untuk
menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga masyarakat di sekitaran
tempat berdirinya jaringan warung nusantara ini.
Para pengurus PC HPN Kota Bekasi hanya sebagai tempat
penggerak kehidupan masyarakat disekitar Kota Bekasi, dan sebagai
progamer dan pengawas serta pengevaluasi progaram jawara ini. Hal ini
terungkap dari hasil wawancara pribadi yang dilakukan peneliti dengan
Pak Agus. Adapun wawancara tersebut adalah sebagai berikut:
“Pengurus HPN Kota Bekasi hanya sebagai penggerak dalam
program jawara ini, mereka bekerja untuk para anggota (trainer).
Dengan tujuan agar para anggota mengembangkan sendiri sesuai
dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku didalam program
jawara.”71
5. Tahapan pelaksanaan (Implementasi) Program atau Kegiatan
Pada tahapan ini adalah tahapan keberhasilan suatu program atau
kegiatan. Dalam upaya peningkatan program jawara ini, peran anggota
yang mengikuti program jawara diharapkan dapat menjaga
70
Wawancara Pribadi dengan Pak Taofik, Pada Tanggal 20 Mei 2017, Pukul 09:30 WIB. 71
Wawancara Pribadi dengan Pak Agus, Pada Tanggal 19 Mei 2018. Pukul 17:00 WIB.
76
keberlangsungan kegiatan yang akan dikembangkan. Pelaksanaan program
jawara sudah berlangsung sejak tahun 2015
“Awal mulanya program jawara bermula pada bulan juli tahun
2015, dimana program jawara ini hanya tersebar beberapa titik
saja.”72
Dengan adanya kerjasama mulai dari ketua dan pengurus lainnya
maka kegiatan program jawara dapat berjalan dengan baik tanpa adanya
hambatan. Begitupula sebaliknya, apabila tidak ada kerja sama yang baik
setiap pertemuan atau menjalankan setiap kegiatan maka tidak akan
berjalan dengan lancar.
Penuturan dari Pak Taofik menyatakan bahwa anggota dari
program jawara ini terus meningkat dari tahun ke tahu, bahkan para
anggota pun mulai merasakan dampak dari program jawara ini dalam segi
ekonomi, karena para warga masyarakat melihat bahwa harga yang dijual
diwarung ini dibawah standart warung-warung lainnya.
“kalo anggota alhamdulillah sudah mencapai dua belas warung se-
Kota Bekasi, padahal awalnya nya hanya sekitar tiga warung dikota
bekasi, ini semua berkat kerjasama yang terus terjalin dari seluruh
pengurus HPN di kota bekasi baik pengurus PC maupun PAC.”73
Menurut Hendra Saputra banyak warga masyarakat yang mulai
mengalihkan memenuhi kebutuhan mereka yang awalanya mereka
membeli di warung-warng milik china atau supermaket kini mulai beralih
belanja di warung nusantara ini. Adapun penuturan Hendra berupa:
“warung jawara mulai dilirik oleh para warga masyarakat, karena
harga yang ditawarkan oleh warung nusantara ini dibawah standart,
kita tahu sendiri lah, rata-rata warga msayarakat walaupun
72
Wawancara Pribadi dengan pak Taofik, Pada Tanggal 20 Mei 2018, Pukul 10:05 WIB. 73
Wawancara Pribadi dengan Pak Taofik, Pada Tanggal 20 Mei 2018, Pukul 11:29 WIB.
77
harganya beda Rp. 1000, mereka lebih baik memilih yang lebih
murah.”74
Adapun proses penyiapan yang dilakukan oleh pembentukan usaha
program jaringan warung nusantara (jawara), sebagai berikut:
1. Pembentukan program Jaringan Warung Nusantara (jawara)
Dalam pembentukan program jawara, anggota yang sudah
menguasai materi yang diberikan oleh pengurus HPN Kota Bekasi dengan
cara mengumpulkan para pemuda yang terhimpun dalam PAC HPN dan
menjelaskan proses yang harus dilakukan di warung nusantara yang sudah
berdiri.
Setelah memberikan pengarahan langsung kepada pemuda yang engikuti
program warung nusantara, para anggota ditugaskann untuk :
1) Merilis daftar isi warung yang dibutuhkan oleh warga masyaraat
sekitar
2) Praktek peletakan barang-barang yang dijual di warung nusantara
3) Melakukan pembukuan keuangan agar keuangan tertulis dengan rapih
dan dapat dipahami oleh anggota maupun oleh tim pengurus HPN
Kota Bekasi
2. Pelaksanaan Program Jaringan Warung Nusantara (jawara)
A. Pemberian materi keterampilan
Program jawara ini merupakan salah satu kegiatan keterampilan
dalam berjualan dan sudah tertuang dalam jangka panjang program ini
adalah membuka lapangan pekerjaan atau membuka peuang usaha yang
74
Wawancara Pribadi dengan Hendra Saputra, Pada Tanggal 21 Mei 2018. Pukul 10:05
WIB.
78
lebih besar untuk mereka yang tergabung dalam anggota HPN, yang
bertujuan untuk meningkatkan dan membiasakan mereka untuk selalu
bekerja untuk mendapatkan sesuatu yang menjadi tujuan utama mereka.
“Kalau gabung program jawara awalnya hanya buat ngisi waktu
luang, tapi ini ternyata bisa menambah ilmu pengetahuan tentang
jual beli dan dapat menghasilkan uang sendiri. Walaupun di awal
belum begitu besar penghasilan yang saya dapatkan, karena
kegigihan dan pemberdayaan secara bertahap yang dilakukan oleh
pihak HPN, sehingga sekarang benar-benar dapat membantu
kehidupan saya dalam sektor ekonomi”75
Pelaksanaan program jawara ini terdiri dari beberapa tahapan
diantaranya:
a. Pemberian materi keterampilan
Pada tahapan ini peserta yang masuk ke dalam program jawara,
akan diberikan materi singkat mengenai proses berjalanya warung
nusantara, dan bagaimana tata cara pengelolaan warung nusantara, dan
tahapan pemberian materi ini wajib diikuti oleh seluruh anggota yang
sudah terdaftar di HPN Kota Bekasi.
b. Kegiatan program jawara
Setelah persayaratan lengkap dan setelah para anggota betul-betul
memahami, maka meraka langsung diberikan daftar isi warung yang sudah
mereka berikan kepada pihak HPN Kota Bekasi. Dimana pengiriman ini
langsung dilakukan oleh pengurus HPN, sekaligus mengontrol sejauh
mana mereka para anggota memahami materi yang sudah diberikan. Hal
ini ditanggapi salah satu anggota program jawara ini:
75
Wawancara Pribadi dengan Syarifuddin, Pada Tangga 22 Mei 2018, Pukul 13:14 WIB.
79
“Barang-barang turun setelah persayaratan saya lengkap dan
mereka memandang saya sudah paham dengan program jawara ini,
sekaligus mereka melihat bagaimana tahapan yang saya lakukan
dalam laporan mingguan yang harus saya setorkan terhadap HPN
untuk menjadi bahan evaluasi pihak HPN terhadap warung saya.”76
Menurut Hendra, setelah barang turun, warga sekitar begitu
antusias dengan keberadaan warung beliau, karena beliau sudah
mensosialisasikan apa itu warung nusantara, dan harga yang dijual di
warung nusantara ini dibawah standart dari warung-warung lainnya.
c. Penyiapan lahan
Dalam kegiatan program jawara ini, para pengurus HPN Kota
Bekasi mempersilakan kepada para anggota untuk memberikan alamat
lengkap lokasi dimana mereka akan mendirikan warung nusantara
tersebut. Lalu pengurus HPN Kota bekasi datang untuk melihat kondisi
wilayah tersebut, apakah tempatnya strategis atau tidak, apabila tempatnya
stategis maka tempat tersebut langsung di ACC oleh pihak HPN, jika
tempat yang direkomendasikan kurang strategis, maka anggota (trainer)
diharuskan untuk mencari tempat lain yang jauh lebih stategis, dengan
catatan tempat itu masih milik anggota dari program ajwara itu sendiri.
Tujuannya adalah agar barang yang sudah di drop di warung anggota dapat
terjual dengan baik yang sesuai dengan apa yang diharapakan bersama
oleh pihak HPN maupun anggota Jawara tersebut.
6. Tahapan evaluasi
Pengertian evaluasi adalah mengkritis suatu program dengan
melihat kekuranan, kelebihan pada kontek input, proses, dan produk pada
76
Wawancara Pribadi dengan Hendra Saputra, Pada Tanggal 21 Mei 2018, Pukul 12.:00
WIB.
80
sebuah program. Dalam tahapan evaluasi ini ada beberapa persiapan yang
harus dilakukan sebelum akhirnya evaluasi itu dilakukan. Metode yang
dilakukan dalam tahapan ini adalah dengan metode diskusi. Evaluasi
merupakan proses penilaian terakhir terhadap kegiatan program Jawara ini.
Adapun hal-hal yang diperhatikan diantaranya adalah
keanggotaanya harus lebih diperjelas, paling tidak setiap anggota namanya
sudah terdaftar sebagai anggota HPN yang di daftarkan oleh PAC masing-
masing . Kurangnya dukungan pemerintah dalam menggalakkan program
UMKM untuk program Jawara ini, karena tidak ada peninjauan kembali
terhadap HPN Kota Bekasi untuk kedepannya. Lalu minimnya peralatan
yang dibutuhkan dalam perjual belian, diantaranya adalah rak yang
dipergunakan untuk meletakan barang-barang dagangan. Sedangkan
barang yang dijual cukup banyak oleh para anggota.77
Adapun penuturan
dari syarifuddin selaku anggota (trainer) warung nusantara, mengatakan:
“Alhamdulillah barang-barang diwarung cukup lengkap, karena
draf barang yang saya ajukan kepada pihak HPN Kota Bekasi
memang cukup banyak sesuai dengan kebutuhan warga sekitar
ditempat saya mendirikan warung nusantara ini. Namun saya
masih kekurang rak-rak untuk meletakan barang dagangan,
akhirnya barang-barang itu berantakan dan kurang rapih.”78
B. Pengaruh Pemberdayaan Ekonomi Melalui Program Jaringan
Warung Nusantara Terhadap Peningkatan Ekonomi Pemuda
Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan dengan adanya
kegiatan program jawara di Kelurahan Jatisari Kecamatan Jatiasih Kota
Bekasi. Dengan adanya sebelum dan sesudah kegiatan program jawara ini
77
Wawancara Pribadi dengan Pak Taofik, Pada Tanggal 20 Mei 2018, Pukul 15:02 WIB. 78
Wawancara Pribadi dengan Syarifuddin, Pada Tanggal 21 Mei 2018, Pukul 14:16 WIB.
81
para anggota yang mengikuti kegiatan program jawara merasakan adanya
peningkatan dari segi perekonomian. Dari peningkatan perekonomiannya
yang dirasakan oleh anggota juga berbeda, ada yang merasakan
peningkatan ekonominya lebih besar ada juga yang biasa aja. Secara
teoritis tertulis, peningkatakan kemampuan individu seseorang yang
didapat dari pelatihan atau apapun itu pasti akan berpengaruh secara
langsung atau tak langsung pada peningkatan perekonomian atau kualitas
keberdayaan suatu keluarga. Bagaimanakah keadaan di lapangan, apakah
dengan terpenuhinya tujuan pelatihan secara otomatis perekonomian
keluarga terpengaruh.
Peningkatan ekonomi keluarga merupakan kelompok kecil yang
terdiri dari beberapa anggota dan memiliki satu hubungan darah dalam
proses mempertahankan kesejahteraan hidup, kepala keluarga atau anggota
lain mempunyai tanggung jawab dalam mencukupi kebutuhannya dengan
sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegitan produksi, konsumsi,
dan distribusi. Peningkatan ekonomi yang terjadi pada anggota program
jawara terlihat dari pendapatan ekonomi per hari, seperti Hendra Saputra
yang telah megikuti kegiatan program jawara mengaku bahwa
pendapatannya meningkat. Berikut kutipan wawancara peneliti dengan
Handrian:
“Lumayan peningkatannya terasa sebelum sama sesudah
bergabung dengan program jawara ini kalo waktu belum
bergabung saya hanya pekerja serabutan yang hasilnya tidak
menentu, yang untuk kehidupan sehari-haripun tidak mencukupi,
tapi setelah gabung lumayan lah pendapatannya kurang lebih
sampai Rp. 100.000.- per hari ”79
79
Wawancara Pribadi dengan Handrian, Pada Tanggal 21 Mei 2018, Pukul 14:45 WIB.
82
Dengan begitu mereka merasakan banyak kegiatan yang
bermanfaat dan positif dengan mengikuti kegiatan program jawara
terhadap peningkatan ekonomi keluarga mereka, karena dapat
mempengaruhi di dalam kehidupan sehari-harinya. Sebelum mereka
bergabung menjadi anggota jawara mereka merasakan penghasilan yang
tidak menentu. Tapi setelah mengikuti dan memutuskan untuk bergabung
menjadi anggota mereka merasakan peningkatan dalam segi
perekonomiannya dan kebutuhan sudah mulai tercukupi terlebih lagi jadi
tidak memakan uang bulanan yang ada.
Anggota yang ikut bergabung dalam kegiatan jawara adalah para
pemuda yang belum memiliki kesibukan atau pekerjaan dan sudah
tercantum sebagai anggota PAC HPN per-Kecamatan se-Kota Bekasi.
Tujuan mereka ikut bergabung di kegiatan program jawara ini sebagian
diantaranya untuk menambah perekonomiannya, jadi memilih bergabung
untuk menambah penghasilan di keluarga.
Perubahan peningkatan ekonomi keluarga dalam ini mampu
memberikan pendapatan atau hasil kepada orang lain, merupakan salah
satu tingkat keberhasilan HPN Kota Bekasi dalam memberdayakan
anggotanya. Dengan meningkatnya ekonomi, dapat memenuhi kebutuhan
keluarga. Peningkatan dan keberhasilan ini tidak hanya menyangkut pada
finansial saja atau hanya pada aspek perekonomiannya. Disamping untuk
pemenuhan perekonomiannya juga untuk meningkatkan sosial masyarakat
dan menjadikan masyarakat bisa bersilaturahmi dan memperkuat
83
keharmonisan antar rukun tetangga. Berikut kutipan wawancara dari
Arvan :
“kalo saya sangat beruntung dapat tergabung dalam program
jawara ini, selain mendapatkan penghasilan, saya juga jadi punya
kegiatan, tidak luntang-lantung seperti sebelum ikut serta program
ini, dan juga banyak warga yang datang kewarung saya sehingga
saya dapat berkomunikasi dengan mereka sebagai alat atau jalan
silaturhmi saya dengan para warga, pada awalnya warung saya sepi
peminat, karena barang yang saya jual tidak lengkap dan kurang
sesuai dengan keperluan masyarakat sekitar. Alhamdulillah
sekarang warga sekitar sudah lebih melirik warung saya karena
buah dari pemberdayaan yang dilakukan oleh pihak HPN. Seperti
manajemen keuangan dan manajemen barang dagang.”80
Dari hasil analisis, peserta yang ekonominya mengalami
peningkatan adalah mereka yang telah mengikuti pelatihan
menindaklanjuti kemampuannya ini dengan mulai berjualan dan menjadi
agen barang-barang. Tetapi faktor ini bukan satu-satunya, mereka juga
menambahkan faktor lain seperti kekerabatan dan momen dalam
mempengaruhi peningkatan ekonomi keluarga mereka sampai saat ini.
dampak yang mereka rasakan bukan hanya dari faktor ekonomi.
Faktor kekerabatan misalnya, ada beberapa warung kecil yang
membeli barang-barang belanjaan untuk warung mereka di warung
nusantara ini. karena para warga yang memiliki warung-warung kecil
mulai melirik harga yang ditawarkan oleh para anggota pemilik warung
nusantara ini.
Adapun pernyataan dari salah satu anggota warung nusantara yaitu
Ghufron:
“Apalagi sekarang ini sudah mulai dilirik oleh warung-warung
kecil, karena harga yang kita tawarkan memang dibawah harga-
80
Wawancara Pribadi dengan Arvan, Pada Tanggal 22 Mei 2018. Pukul 14:05 WIB.
84
harga pada warung umumnya, sehingga mereka para pemilik
warung kecil lebih memilih belanja barang dagangan nya ke
warung nusantara milik saya ini.”81
Tabel 4
Indikator Ekonomi Sebelum dan Sesudah Mengikuti Program Jawara
No Nama Sebelum Sesudah
1 Hendara
Saputra
Sebelum saya
bergabung dengan
HPN, saya sama
sekali tidak memilik
penghasilan, uang
yang saya miliki
selalu minta ke
orang tua.
Setelah saya bergabung alhamdulilah
jadi punya penghasilan dan tidak
minta ke orang tua lagi.
2 syarifuddin Sebelum saya
megikuti warung
nusantara, saya
hanya pekerja kuli.
Setelah saya bergabung dengan
jaringan warung nusantara ini,
setidaknya saya memiliki kegiatan
tetap yang dapat membantu
perekonomian keluarga saya.
3 Ghufron Sebelum saya
mengikuti dan
bergabung saya
hanya serabutan
Setelah saya mengikuti dan
mempelajari saya jadi bisa
menambah pemasukan keuangan dan
mengerti cara mengatur keuangan
dengan baik.
4 Arvan Sebelum saya
bergabung saya
hanya penjual
asongan yang lalu
berhenti karena
kekurang modal
Setelah saya bergabung saya jadi
faham bagaimana cara jual beli yang
baik dan saya dapat berilaturrahmi
dengan para warga dengan baik.
5 Handrian Sebelum saya
mengikuti saya
pengangguran
Setelah saya bergabung saya
mendapat pemasukan keuangan dan
membantu perekonomian dirumah
yang terbatas.
Sumber : Hasil Wawancara Dengan Pelaku Program Jawara
Adapun kebutuhan individu yang telah terpenuhi setelah mengikuti
pelatihan program jawara dalam hal ekonomi, sosial, dan hiburan. Ketiga
kebutuhan akan hal itu yang terpenuhi sebagai akibat dari kegiatan ini.
81
Wawancara Pribadi dengan Ghufron, Pada Tanggal 22 Mei 2018, Pukul 16:05 WIB.
85
Bukan terpenuhi secara maksimal tetapi terpenuhi secara berkala dan
bertingkat. Antara anggota satu dan lainnya berbeda tingkat pemenuhan
kebutuhannya. Perlu diketahui bahwa anggota-anggota yang mengikuti
kegiatan program jawara adalah anggota yang tingkat ekonominya kurang
sejahtera. Hal ini sesuai pengakuan mereka ketika diwawancarai. Peneliti
sendiri melihat kondisi keluarga mereka dalam keadaan kurang baik.
Jika demikian, fungsi pelatihan ini memang benar-benar dalam
rangka meningkatkan ekonomi. Bukan cuma sekedar untuk tambah-
tambah uang jajan atau pengeluaran sehari-hari tapi bisa juga untuk
menambah biaya sekolah adik mereka dan membantu orang tua merka
dalam memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.
86
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Proses atau tahapan –tahapan pemberdayaan yang di lakukan oleh
pihak HPN terbilang berhasil. Karena, rata-rata para pemuda yang
diberdayakan belum mempunyai basic dalam menjalani program ini.
Namun karena kesungguhan para pengurus HPN dalam proses
pemberdayaan ini para pemuda secara perlahan dapat mengerti dan
memahami apa yang selalu di paparkan oleh pengurus HPN.
2. Persyaratan yang haru di penuhi oleh para anggota jawara antara lain
a. Photo Copy Kartu Keluarga (KK)
b. Photo Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP)
c. Surat Keterangan Usaha Dari Kelurahan
3. Dengan program jawara ini, para pemuda secara bertahap kehidupan
dalam segi ekonomi terus meningkat, karena edukasi yang dilakukan
oleh pengurus HPN benar-benar dapat diterima oleh para pemuda.
Dari mulai persiapan, perumusan dan juga dalam pelaksanaan.
Peningkatan ekonomi merupakan kelompok kecil yang terdiri dari
beberapa anggota dalam proses mempertahankan kesejahteraan hidup,
Anggota lain mempunyai tanggung jawab dalam mencukupi kebutuhannya
dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegitan produksi,
konsumsi, dan distribusi
87
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan
saran-saran sebagai berikut:
1. Perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah setempat untuk
meningkatkan perekonomian warga, khususnya para pemuda yang
memang belum memiliki permodalan dalam melakukan usaha.
2. Melihat keberhasilan dari kegiatan program jaringan warung
nusantara dalam meningkatkan ekonomi masyarakat lebih
dikembangkan lagi oleh Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN)
Kota Bekasi, maka sosialisasi dengan masyarakat harus lebih
ditingkatkan lagi.
3. Sulitnya mencari lapangan pekerjaan di Kota Bekasi, program
jaringan warung nusantara merupakan salah satu pencerahan untuk
penduduk di wilayah Kelurahan Jatisari, dan juga salah satu upaya
bentuk untuk mengurangi kemiskinan, dan pengangguran di Kota
Bekasi. Seharusnya pemerintah Kota Bekasi, dan pemerintah
setempat lebih melirik lagi dalam usaha program jawara memiliki
peluang dalam jangka besar untuk kelangsungan hidup masyarakat
Kelurahan Jatisari Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi
88
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Anwar, Manajemen Pemberdayaan Perempuan, Bandung: Alfabeta, 2007
Ambar teguh sulistiyani, kemitraan dan metode-metode pemberdayaan,
Yogyakarta: Gava media,2017
Ardhito binadi, penanggulangan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat,
Yogyakarta: CV. Budi Utama, 2017
Agus Ahmad Syafe’i, Manajemen Pemberdayaan Masyarakat Islam, Bandung :
Gerbang Masyarakat Baru, 2001
Apridar, Teori Ekonomi Sejarah dan Perkembangannya, Yogyakarta: Graha Ilmu,
2010
Bachtiar Chamsyah, Dimensi Religi Dalam Kesejahteraan Sosial, Jakarta : Badan
Pelatihan dan Pengembangan Sosial, Departemen Sosial, 2003
Badan Pusat Statistik Kota Bekasi Tahun 2016. Hal.7
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2003
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu
Komunikasi Dan Ilmu Sosial lainnya, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2004
Direktorat Jendral Pendidikan Islam, Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Depag
RI, Pemberdayaan Masyarakat Pendekatan RRA dan RPA, Malang: 2009
Drs. C. S. T. Kansil, S.H. Aku pemuda indonesia, jakarta : PT. Balai Pustaka
Persero, 1986
89
Elwamendri, Tahapan Pemberdayaan Masyarakat, OnLine, tersedia di :
https://elwamendri.wordpress.com/2017/03/12/tahapan-pemberdaan-
masyarakat/
Edi Suharto, Ph, D, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Bandung:
PT, Refika Aditama, 2005
Gunawan Imam, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik ,Jakarta: Bumi
Aksara, 2013
Gunawan Sumadi, Pengembangan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat,
Jakarta: Bina Rena Perwira, 1997
H.Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta: 1991
Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial,
Jakarta: Bumi Aksara, 1998
Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-Pemikiran Dalam Kesejahteraan Sosial,
Jakarta: FEUI, 2002
Isbandi Rukminto, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Interensi
Komunitas, Jakarta, Fakultas Ekonomi UI, 2001
Indriati Yulistiani, Ragam Penelitian Kualitatif, Penelitian Lapangan, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik: UI, 2001
Johannes Muller, Perkembangan Masyarakat Lintas-Ilmu, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2006
Lili Bariadi, dkk. Zakat & Kewirausahaan, Jakarta: CDE/ Center for
Enterpreneurship Development, 2005
90
Lexy, J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2001
Mardikanto dan Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat,
Moh. Ali Azi, Rr,. Suhartini dan A. Halim, dakwah pemberdayaan masyarakat
Paradigma Aksi Metodologi, Yogyakarta : Pustaka Pesantren, 2005
Nana Minarti, Pemberdayaan dan Penanggulangan Kemiskinan, makalah seminar
Nanang Martono, Metode Penelitian Kualitatif Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder, Jakarta: Rajawali Pers, 2011
Nanih Machendrawaty,Agus Syafei, pengembangan masyarakat islam: dari
ideologi strategi sampai tradisi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011
Nana Minarti, dkk, Buku Panduan Umum & Teknis Bagi Pendampingan Program
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri, Bogor: Masyarakat Mandiri Dompet
Dhu’afa, 2008
Tantan Hermansyah & Muhtadi, Dasar-Dasar Pengembangan Masyarakat Dalam
Islam, Bogor, Titian Nusa Press, 2010
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2010
Soetandyo Wignyosoebroto, dkk, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat,
yogyakarta : LKIS Pustakan Pesantren, 2005
Pemikiran Guru Besar Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara,
Pembangunan Pedesaan, Dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat, Bogor: IPB Press, 2010
Profil Kelurahan Jatisari. Badan Statistik Kota Bekasi, Tahun 2016
91
B. Media Elektronik
Artikel di akses pada 5 Mei 2018. Jam 17:40
http://kelurahanjatisari.blogspot.com/p/struktur-pengurus.html
Artikel di akses pada 6 Mei 2018. Jam 13:00 http://hpn-pusat.org/.
C. Wawancara Pribadi
1. Wawancara Pribadi dengan Bapak Ir. H. Agus Suyanto, Ketua Umum HPN
Kota Bekasi, Pada Tanggal 19 Mei 2018.
2. Wawancara Pribadi dengan Muhammad Taofik Hidayat Kurniawan, ketua
Harian HPN Kota Bekasi, Pada Tanggal 13 Mei 2018.
3. Wawancara Pribadi dengan Hendra Saputra, Anggota Trainer Program
Jawara Pada Tanggal 21 Mei 2018.
4. Wawancara Pribadi dengan Syarifuddin, Anggota Trainer Program Jawara,
Pada Tangga 22 Mei 2018.
5. Wawancara Pribadi dengan Handrian, Anggota Trainer Program Jawara,
Pada Tanggal 21 Mei 2018.
6. Wawancara Pribadi dengan Arvan, Anggota Trainer Program Jawara, Pada
Tanggal 22 Mei 2018.
7. Wawancara Pribadi dengan Ghufron, Anggota Trainer Program Jawara, Pada
Tanggal 22 Mei 2018.
LAMPIRAN
Transkip Wawancara
WAWANCARA DENGAN KETUA UMUM HIMPUNAN PENGUSAHA
NAHDLIYIN
Hari/tanggal, jam : Sabtu, 19 Mei 2018
Nama : Ir. H. Agus Suyanto
Jabatan : Ketua Umum HPN Kota Bekasi
Tempat : Kantor HPN Kota Bekasi
1. Apa pendapat anda tentang HPN ?
2. HPN adalah lembaga yang bagus di era globalisasi ini, dimana seluruh
pengurus nya di isi oleh para Kyai yang ada di kota bekasi khususnya,
karena memang HPN ini pada awalnya didirikan oleh para Kyai
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. Seperti, KH. Said Aqil Siradj.
Beliau adalah panutan saya dalam beragam pandangan. Karena
pemikirannya yang moderat yang dapat mempersatukan bangsa.
Mengenai HPN itu sendiri banyak program-program tentang
kemasyarakatan, dimana titik point terpenting adalah kami dapat saling
bersilaturrahmi dan dapat saling membantu. Karena secara keseluruhan
program HPN ini adalah tentang pemberdayaan ekonomi kepada
masyarakat, khususnya kaum Nahdliyin.
3. Lalu bagaimana kronologinya sehingga anda dapat terpilih menjadi
ketua HPN Kota Bekasi ?
4. Pada awalnya, saya ditawarkan untuk menjadi ketua HPN Kota Bekasi
ini, karena saya pikir ini amanah yang cukup berat, waktu itu saya
ditawarkan oleh ketua HPN Jawabarat, memang kebetulan saya
bersahabat dengan Pak Asep ketua HPN Provinsi Jawabarat. Namun
seiring waktu dengan terus saya diyakinkan oleh Pak Asep, maka
lambat laun saya menerima amanah ini. ya itung-itung untuk nilai
ibadah juga mengabdi kepada Organisasi tercinta yaitu PBNU.
Ditambah saya bisa mengenal para kaum Nahdliyin dikota Bekasi
Khususnya.
5. Lalu saya mau menanyakan, bagaimana ko akhirnya bisa tercetus
program Jawara (jaringan Warung Nusantara) ?
6. Sebetulnya jawa ini adalah program dari PW HPN Jawa Barat yang
kita adopsi, untuk sejarah terbentuknya jawara adalah karena kita
melihat di daerah Jawabarat program ini berjalan dengan baik dan
mendapatkan respons yang begitu bagus di mata masyarakat. Maka
saya terus berkonsultasi dengan Pak Asep, bagaimana jika Jawara saya
terapkan di Kota Bekasi, lalu Pak Asep pun mendukung sekali jika kita
HPN Kota Bekasi mau mengadopsi program jawara ini. karena
program ini sangat mudah untuk dijalankan.
7. Apa sajakah persyaratan untuk mengikuti program jawara ini ?
8. Persyaratan untuk mengikuti program ini cukup mudah, karena
memang niat awalnya kita ingin memberdayakan ekonomi masyarakat.
Akan tetapi sasaran utama kita adalah mereka yang termasuk kedalam
anggota HPN per-PAC se-Kora bekasi. Itu adalah syarat mutlak jika
ingin menjadi anggota program jawara. Selain menjadi anggota HPN
Kota Bekasi, persyaratan yang harus dipenuhi adalah mengumpulkan
Kartu Keluarga (KK) yang sudah di photocopy, lalu photocopy Kartu
Tanda Penduduk (KTP) lalu calon anggota harus membuat Surat
Keterangan Usaha (SKU) dikelurahan tempat tinggal calon anggota.
9. Kenapa sasaran program jawara ini para pemuda ?
10. Karena kami melihat dari data statistik daerah Kota Bekasi, yang
mendominasi angka pengangguran adalah para pemuda. Bermula dari
itu kami melirik kaum musa untuk kami berdayakan, karena kami
tidak mau melihat pemuda Kota Bekasi terjarit kriminal karena tidak
mempunyai penghasilan, maka dari itu kami mencetuskan sudahlah
kita berikan program jawara inni kepada para pemuda saja. Sekaligus
menekan angka pengangguran di Kota Bekasi sekaligus pula kita
membantu kehidupan para pemuda.
WAWANCARA DENGAN KETUA SATU/HARIAN HIMPUNAN
PENGUSAHA NAHDLIYIN
Hari/tanggal, jam : Minggu, 20 Mei 2018
Nama : Taofik Hidayat Kurniawan, SH
Jabatan : Ketua 1/Harian HPN Kota Bekasi
Tempat : Kantor HPN Kota Bekasi
1. Jelaskan gambaran umum tentang program jawara ?
2. Jawara ini adalah singkatan dari jaringan warung nusantara, kenapa ko
harus nusantara ? ya, karena kita ini tinggal dibumi nusantara. Kita harus
menjaga persatuan dan kesatuan nusantara ini, jadi melalui program
warung jawara ini, kita berharap seluruh aspek masyarakat bisa saling
silaturrahim satu dengan yang lainnya. Agar semakin erat terjalin
persaudaraan. Khususnya untuk program jawara ini, kita ambil anak muda,
karena kita tahu sendiri lah, tenaga anak muda masih bisa kita andalkan.
Bukan berarti -kita menyepelekan orang tua loh.... jadi jawara ini adalah
salah satu program dari Himpunan Pengusaha Nahdiyin atau HPN, dimana
para anggota yang sudah menyelesaikan atau melengkapi persyaratan
untuk mengikuti program, nantinya akan kita berikan modal utuk
melakukan usaha, yaitu usaha berdagang. Karena kan berdagang ini juga
dicontohkan oleh Rasulullah. Tidak salah dong jika kita terapkan di bumi
bekasi ini.... sebelum mereka para pemuda atau anggota melakukan proses
jual beli, kita sudah pastinya melakukan pertemuan guna memberdayakan
mereka terlebih dahulu. Agar ketika nanti proses jual beli mereka benar-
benar sudah mahir. Pertemuan yang kita lakukan lebih dari satu kali
dengan tujuan agar mereka dapat memahami apa yang kita ajarkan.
Dimana program jawara ini hanya terdapat satu RW satu warung, agar
persaingan antar warung nusantara tidak terlalu ketat.
3. Apa alasannya object utamanya adalah para pemuda di progra jawara ini ?
4. Yang seperti tadi saudah saya jelaskan, bahwa pemuda masih memiliki
tenaga yang militan dan memiliki daya juang yang tinggi, karena kita ingin
program ini benar-benar berjalan dengan baik. Seperti apa yang sudah
dicontohkan oleh anggota di PW HPN Jawabarat. Kita ingin program
jawara di kota bekasi juga dapat berjalan dengan baik. Alasan lain kenapa
para pemuda yang menjadi object kita adalah khususnya mereka yang
tidak memiliki kegiatan secara terjadwal setiap harinya. Ya itung-itung
untuk mereka mendapatkan kegiatan dan tambahan uang saku pastinya.
Jadi jawara ini sama dengan warung pada umumnya. Namun yang
membedakan adalah harga jual yang lebih rendah dari warung-warung
lainnya. Karena barang yang kita drop adalah barang yang langsug kita
dapatkan dari pabrik pembuatnya.
5. Langkah awal apa yang dilakukan oleh HPN untuk program jawara ini ?
6. Jawab : Pada awalnya kita mengumpulkan seluruh ketua dan perwakilan
pengurus dikantor HPN Kota Bekasi ini, kita kumpulkan untuk kita
jelaskan bahwa ada salah satu program yang akan kita jalankan, yaitu
program jawara (jaringan warung nusantara). Mereka kami jelaskan apa
itu jawara, apa saja persyaratannya, lalu mereka kami ajak juga untuk
melihat langsung warung nusantara yang sudah kami buat di bilangan
Margahyu Bekasi Timur. Karena sudah menjadi kebiasaan kami, jika kami
ingin menerapkan suatu program, maka kami terlebih dahulu
mengaplikasikan program tersbut. Ternyata sambutan dari mereka para
ketua PAC HPN cukup antusias untuk mendirikan warung nusantara di
wilayahnya masing-masing, karena warung nusantara yang sudah kami
buat memang ramai akan pembeli. Dimana pengurus dan anggota
merumuskan sistem kerja yang berkelanjutan. Setiap anggota kita ajarkan
bagaimana cara mengatur warung agar berjalan dengan baik, terutama kita
ajarkan cara membaca potensi pasar diwilayah warung itu, yang kedua
setiap anggota harus menulis atau mendata barang-barang yang sudah
terjual, agar para anggota lebih mudah melihat potensi pasaran dan
kamipun dari pengurus HPN mudah untuk menilai kinerja dan potensi dari
warung milik setia anggota
7. Sejak kapan warung nusantara ini launching dan sejak kapan dipegang
oleh bapak ?
8. Jawab : warung nusantara ini lauching sekitar tahun 2015, dimana pada
tahun itu masih sedikit sekali warung nusantara yang berdiri, karena
memang kami belum mensosialisasikan kepada para pengurus PAC HPN.
Pada tahun itu warung nusantara ini kurang lebih hanya tiga warung,
namun lambat laun, warung nusanatara ini mulai tersebar di beberpa titik
di kota bekasi. Itu semua bisa terjadi karena sosialisasi yang kami lakukan
kepada para pengurus PAC HPN Kota Bekasi. Dan saya mulai ngurusin
program jawara ini teritung sejak tahun terbentuknya jawara. Jadi saya dan
para pengurus HPN Kota Bekasi benar-benar berjuang demi terbentuknya
dan semakin menyebarnya warung nusantara di daerah Kota Bekasi. Pada
saat ini sudah ada dua belas warung nusantara di Kota Bekasi.
9. Adakah kendala dalam menjalankan program ini ?
10. Jawab : Jika kendala saya rasa setiap kegiatan pasti memiliki kendala
dalam setiap tahapan, baik perencanaan, persiapan, pelaksanaan ataupun
evaluasi. Namun kekurangan yang menonjol adalah dalam hal perangkat.
Dimana rata-rata barang yang mereka ajukan banyak akan tetapi tempat
untuk menaruh barang tersbut minim. Ini menjadi kendala kita yang harus
secepat mungkin bisa kita tangani. Karena jika tidak tertangani, maka
barang-barang daganagan para anggota pasti bercerakan dan akan
mengundang tikus sehingga barang-barang daganagn tidak lagi highienis.
WAWANCARA DENGAN ANGGOTA JAWARA HIMPUNAN
PENGUSAHA NAHDLIYIN
Hari/tanggal, jam : Senin, 21 Mei 2018
Nama : Hendra Saputra
Jabatan : Anggota Trainer
Tempat : Warung Nusantara RW 01
1. Dari mana anda mengetahui program ini ?
2. Saya mengetahui progran jawara ini dari kawan, karena saya memang
sudah terdaftar menjadi anggota HPN PAC Jatiasih. Begitu teman saya
yang kebetulan ketua PAC mengetahui program ini langsung
menghubungi saya dan menjelaskan apa itu Jawara, saya langsung tertarik.
Kebetulan kan kegiatan saya tidak menentu, karena saya hanya seorang
kuli serabutan. Ya tujuan utama ngikut program ini untuk menambah
penghasilan dan mengisi waktu luang setiap harinya.
3. Bagaimana respons para warga sekitar dengan kehadiran warung nusantara
milik anda ini ?
4. Jawab : Alhamdulilah respon masyarakat cukup positif, karena barang
yang kita jual harga nya lebih murah dibandingkan dengan warung-
warung lainnya
5. Bagaimana langkah-langkah yang anda lewati untuk memulai program
jawara ini ?
6. Langkah pertama yang saya lalui adalah mengikuti perkumpulan di kantor
HPN Kota Bekasi, lalu saya melengkapi Persyaratan yang diajukan pihak
HPN, lalu lokasi saya di survey. Setelah semuanya di ACC, saya
menunggu barang yang telah saya rilis untuk di drop diwarung yang sudah
saya rekomendasikan kepada pihak HPN.
WAWANCARA DENGAN ANGGOTA JAWARA HIMPUNAN
PENGUSAHA NAHDLIYIN
Hari/tanggal, jam : Selasa, 22 Mei 2018
Nama : Syarifuddin
Jabatan : Anggota Trainer
Tempat : Warung Nusantara RW 05
1. Dari mana anda mengetahui program ini ?
2. Awalnya saya memang sudah menjadi anggota HPN kecamatan Jatiasih,
karena jika memang bukan anggota HPN setau saya tidak bisa ikut
program ini. Saya mengetahui program ini dari teman saya, yang juga
menjabat sebagai Wakil Ketua di PAC HPN Kecamatan Jatiasih. Awalnya
sih saya gabung warung nusantara ini bertujuan untuk mengisi kegiatan
saya sehari-hari, tapi ini ternyata bisa menambah ilmu pengetahuan
tentang jual beli dan dapat menghasilkan uang sendiri.
3. Bagaimana respons para warga sekitar dengan kehadiran warung nusantara
milik anda ini ?
4. Respon masyarakat sangat positif, selain harga yang kita jual dibawah
rata-rata, barang yang kita jual juga cukup lengkap, karena saya
mengjukan draf barang kepada pihak HPN cukup banyak dan lengkap
yang sesuai dengan kebutuhan warga sekitar di warung milik saya ini.
Namun saya masih kekurangan rak-rak untuk meletekan barang dagangan,
akhirnya barang-baran itu berantakan dan kurang rapih.
5. Bagaimana langkah-langkah yang anda lewati untuk memulai program
jawara ini ?
6. Pertama-tama yang mengikuti perkumpulan untuk mendengarkan
pengarahan dari pihak HPN Kota Bekasi. Lalu saya melengkapi
persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi. Lalu saya rekomendasikan
tempat warung saya. Dan pihak HPN datan untuk melihat tempat tersbut.
Lalu setelah semua selesai barang-barang turun dan saya memulai untuk
mempraktekan apa yang sudah pihak HPN ajarkan kepada saya
WAWANCARA DENGAN ANGGOTA JAWARA HIMPUNAN
PENGUSAHA NAHDIYIN
Hari/tanggal, jam : Senin, 21 Mei 2018
Nama : Handrian
Jabatan : Anggota Trainer
Tempat : Warung Nusantara RW 04
1. Dari mana anda mengetahui program ini ?
2. Mengetahui progran jawara ini dari kawan, karena saya memang sudah
terdaftar menjadi anggota HPN PAC Jatiasih. Kebetulan teman saya yang
menjadi pengurus di PAC HPN Jatiasih, karena dia melihat saya masih
mengaggur, akhirya dia mengajak saya untuk mengikuti program jawara
ini. karena sebelum bergabung saya ini pekerja serabutan yang tidak
menentu. Yang untuk kehidupan sehari-haripun tidak mencukupi, tapi
setelah gabung lumayanlah dapetnya kurang lebih Rp. 100.000.- / hari.
3. Bagaimana respons para warga sekitar dengan kehadiran warung nusantara
milik anda ini ?
4. Jawab : Alhamdulillah banget para warga sekitar sangat merespo dengan
positif warung nusantara ini, selain tempat saya yang strategis, para warga
juga mengakui pelayanan yang saya berikan cukup baik. Karena memang
saat megikuti pelatihan saya benar-benar mengikutinya dengan baik, agar
ketika pelaksanaan nanti saya bisa semaksimal mungkin.
5. Bagaimana langkah-langkah yang anda lewati untuk memulai program
jawara ini ?
6. Hal yang paling saya tekankan dalam memulai program jawara ini adalah
dalam hal pemberian materi oleh pihak HPN, karena saya rasa itu adalah
bekal saya untuk menjalankan program ininanti. Yang pertama yang saya
lakukan adalah megnikuti perkumpulan di HPN Kota bekasi, lalu saya
mengumpulkan dan menyerahkan seuruh persyaratan yang sudah
ditentukan oleh pihan HPN, seperti photocopy Kartu Keluarga, photocopy
KTP dan Surat Keterangan Usaha dari kelurahan.
WAWANCARA DENGAN ANGGOTA JAWARA HIMPUNAN
PENGUSAHA NAHDIYIN
Hari/tanggal, jam : Selasa, 22 Mei 2018
Nama : Arvan
Jabatan : Anggota Trainer
Tempat : Warung Nusantara RW 03
1. Dari mana anda mengetahui program ini ?
2. Saya pada awalnya belum tergabung kedalam anggota HPN manapun,
akan tetapi ada teman saya yang mengajak untuk mengikuti program ini,
yaitu saudara Syarifuddin. Kebetulan saya dengan Syarif berbeda RW.
Karena setiap RW hanya mendapatkan satu kuota warung nusantara. Lalu
saya menghubungi ketua PAC HPN Jatiasih untuk ikut serta dalam
program ini, alhamdulillah setelah dibantu oleh ketua PAC saya dapat
mengikuti program ini. kalo saya sangat beruntung dapat tergabung dalam
program jawara ini, selin mendapatkn penghasilan, saya juga jadi
permodalan yang memadai untuk mengembangkan usaha yang saya
lakukan.
3. Bagaimana respons para warga sekitar dengan kehadiran warung nusantara
milik anda ini ?
4. Jawab : alhamdulillah banyak warga yang datang kewarung saya sehingga
saya dapat berkomunikasi dengan para warga, karena pada awalnya usaha
saya kekurangn modal, sehingga warung saya menjadi sepi, karena rata-
rata barang yang di cari oleh konsumen tidak ada diwarung saya.
Alhamdulilah setelah saya tergabung dengan program HPN ini, barang
yang ada di warung saya menjadi lebih lengkap lagi dan dari hari kehari
yang belanja disini terus meningkat.
5. Bagaimana langkah-langkah yang anda lewati untuk memulai program
jawara ini ?
6. Langkah-langkah yang saya lakukan adalah mendaftarkan diri untuk
menjadi anggota HPN PAC Jatiasih, lalu saya mengikuti perkumpulan di
perkumpulan yang kedua. Karena saya mengetahui program ini telat. Lalu
saya langsung mengumpulkan persyaratan yang harus saya kumpulkan.
Dan banyak juga edukasi yang saya terima untuk mengelola warung, baik
pelajaran tentang cara mengatur keuangan, mendata barang sesuai dengan
minat warga, dll.
WAWANCARA DENGAN ANGGOTA JAWARA HIMPUNAN
PENGUSAHA NAHDLIYIN
Hari/tanggal, jam : Selasa, 22 Mei 2018
Nama : Ghufron
Jabatan : Anggota Trainer
Tempat : Warung Nusantara RW O2
1. Dari mana anda mengetahui program ini ?
2. Jawab : Saya mengetahui progran jawara ini dari kawan, karena saya
memang sudah terdaftar menjadi anggota HPN PAC Jatiasih. Begitu
teman saya yang kebetulan ketua PAC mengetahui program ini langsung
menghubungi saya dan menjelaskan apa itu Jawara, saya langsung tertarik.
Kebetulan kan kegiatan saya setiap harinya hanya kerja serabutan, jika ada
pekerjaan yang saya kerjakan, jika tidak ada ya saya tidak ada kegiatan,
karena saya hanya seorang kuli serabutan. Ya tujuan utama ngikut
program ini untuk menambah penghasilan dan mengisi waktu luang setiap
harinya.
3. Bagaimana respons para warga sekitar dengan kehadiran warung nusantara
milik anda ini ?
4. Jawab : respon para warga sekitar cukup positif, walau saya mendapatkan
cibiran dari warung-warung sekitar, karena jika dilihat dari harga warung
nusantara ini memang lebih murah. Akan tetapi itu semua saya acuhkan
saya tetap fokus menjalankan program ini dengan sebaik mungkin. Dan
melayani para warga dengan baik, karena konsumen itu adalah raja yang
harus kita layani dengan baik.
5. Bagaimana langkah-langkah yang anda lewati untuk memulai program
jawara ini ?
6. Jawab : Langkah pertama yang saya lalui adalah mengikuti perkumpulan
di kantor HPN Kota Bekasi, lalu saya melengkapi Persyaratan yang
diajukan pihak HPN, lalu lokasi saya di survey. Setelah semua selesai
dalam hal persayaratan. Saya menunggu barang yang telah saya rilis untuk
di drop diwarung yang sudah saya rekomendasikan kepada pihak HPN.
PHOTO KEGIATAN
Proses perekrutan sekaligus pemberdayaan oleh Pengurus Himpunan
Pengusaha Nahdliyin
Proses pelatihan Anggota program Jawara
Warung milik Anggota program Jawara
Stock barang yang tersedia di HPN Kota Bekasi