pemberdayaan petani kopi oleh dinas pertanian di …
TRANSCRIPT
PEMBERDAYAAN PETANI KOPI OLEH DINAS PERTANIAN
DI DESA RAMUNG JAYA KECAMATAN PERMATA
KABUPATEN BENER MERIAH PROVINSI ACEH
KASIHAN HATI KASMITA
Dr.Eva Eviany
Ir. Achmad Nur Sutikno, M.Si
Program Studi Pembangunan dan Pemberdayaan,
Fakultas Politik Pemerintahan, Institut Pemerintahan Dalam Negeri
Email: [email protected] [email protected]
ABSTRACT
Empowerment of farmers is an activity that involves the participation and leadership of
farmer groups. This empowerment is shown to improve the quality and creativity of farmers
to create reliable and independent farmers who can have innovations for their own farmers.
This research intend to knowing and analyzing how community empowerment of coffe
farmers at Ramung Jaya Village by the department of agricultural Bener Meriah Regency as
well as to determine the inhibiting factors and the efforts made in empowering coffee farmers
by the Bener Meriah Regency Agriculture Office in Ramung Jaya Village.
The method used in this research is descriptive qualitative research method. Data collection
techniques used were observation, interviews, and documentation. In addition, to analyze
data using several steps, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions
and verification.
Based on the results of the study, it shows that the implementation of empowerment
carried out by the Agriculture Office of Bener Meriah Regency for coffee farmers in Ramung
Jaya Village has been going well, but there are still several obstacles for both the
government and coffee farmers in Ramung Jaya Village.
The author also provides suggestions or recommendations to the government in
order to increase creativity and quality through counseling to improve the quality of farmers
and pay more attention to the provision of facilities and infrastructure and can provide
business capital assistance.The results of this study are expected to provide contributions and
input for the Bener Meriah Regency Agriculture Office in empowering coffee farmers in
Ramung Jaya Village.
Keywords: Empowerment, Coffee Farmers
ABSTRAK
Pemberdayaan petani adalah suatu kegiatan yang melibatkan partisipasi dan kepimpinan
kelompok tani. Pemberdayaan ini ditunjukan untuk meningkatkan kualitas serta kreativitas
petani untuk menciptakan petani yang andal dan mandiri serta dapat memiliki inovasi bagi
petani sendiri. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana
pemberdayaan petani kopi yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah di
Desa Ramung Jaya serta untuk mengetahui faktor penghambat dan upaya yang dilakukan
dalam melakukan pemberdayaan petani kopi oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah
di Desa Ramung Jaya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian kualitatif deskriptif.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Selain itu untuk menganalisis data dengan menggunakan beberapa langkah yaitu reduksi
data, penyajian data, dan menarik kesimpulan dan verifikasi.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan pemberdayaan yang dilakukan
oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah terhadap petani kopi di Desa Ramung Jaya
sudah berjalan dengan baik namun masih terdapat beberapa hambatan baik bagi pemerintah
maupun para petani kopi di Desa Ramung Jaya.
Penulis juga memberikan saran kepada pemerintah agar dapat meningkatkan lagi kreativitas
dan kualitas melalui penyuluhan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas petani dan lebih
memperhatikan penyediaan sarana dan prasarana serta dapat memberikan bantuan modal
usaha. Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan kontribusi dan masukan bagi Dinas
Pertanian Kabupaten Bener Meriah dalam memberdayakan petani kopi di Desa Ramung
Jaya.
Kata kunci: Pemberdayaan, Petani Kopi
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Provinsi Aceh adalah salah satu provinsi yang menjadi sentral produksi kopi yaitu
Kopi Gayo. Kopi arabika merupakan jenis dari kopi gayo. Kopi ini ditanam pada
dataran tinggi Gayo, tepatnya di Kabupaten Bener Meriah (Beukering, Grogan,
Hansfort, & Seager, 2008). Kawasan ini termasuk pegunungan yang sejuk, lereng
datar, bukit dan kawasan yang curam. Kopi Gayo menjadi komoditas unggulan
Kabupaten Bener Meriah. Kopi Gayo sangat dicintai oleh pecinta kopi Indonesia
maupun internasional. Kopi gayo sudah sangat terkenal rasanya juga tidak diragukan
lagi. Masayarakat Gayo sendiri memiliki sebuah pepatah yaitu uet nome turah kona
kupi, Kegere ngupi gere muke emikiren te. Artinya, setelah bangun tidur harus minum
kopi, kalau tidak, maka tidak terbuka pikiran kita.
Kopi menjadi sumber mata pencaharian utama bagi masyarakat Gayo (Fadhil, Maarif,
Bantacut, & Hermawan, 2018). Sebagian besar masyarakat bergantung pada
penghasilan kopi gayo tersebut. Kopi gayo juga meningkatkan ekonomi masyarakat
dan sekaligus menambah Pendapatan Asli Daerah. Perkebunan kopi dikembangkan
sejak tahun 1908 yang tumbuh subur di Kabupaten Bener Meriah, tepatnya di lereng
yang berada di ketinggian 1200 m dari permukaan laut. Luas perkebunan kopi gayo
di Kabupaten Bener Meriah pada tahun 2018 mencapai 46,26 ha. Pada tahun 2019,
luasnya mencapai 48,95 ha.
Urusan perkebunan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bener Meriah menjadi
kewenangan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Bener Meriah. Segala
kewenangan dan kebijakannya diatur sesuai dengan undang-undang. Kewenangan ini
diatur dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani di Kabupaten
Bener Meriah. Sehingga, upaya ini dapat mendorong petani untuk dapat memberikan
hasil produksi terbaik. Dengan memberikan pemberdayaan kepada masyarakat petani.
Pengembangan perkebunan kopi gayo di Bener Meriah sejauh ini masih banyak
permasalahan. Masalah-masalah yang menonjol di antaranya, yakni petani kopi tidak
mampu membeli pupuk untuk memberi nutrisi tanaman kopi, tidak mampu memberi
kualitas terbaik pada tanaman kopi sehingga kopi tidak tumbuh dengan baik,
kurangnya perawatan kopi, hasil produksi yang masih rendah, dan juga belum
memiliki sarana processing yang baik dan sarana lainnya yang memengaruhi nilai
daya saing kopi yang di ekspor. Selain itu, kurangnya adopsi teknologi dan
permodalan serta kurangnya kelembagaan kelompok tani. Kemudian, pemanfaatan
sumber daya yang tidak merata. Masalah lain juga kurangnya sarana dan prasarana
petani, validitas data serta kurangnya informasi pemasaran.
Pemerintah Kabupaten Bener Meriah melalui Dinas Pertanian dan Tanaman
Kabupaten Bener Meriah kembali menyalurkan bantuan berupa alat-alat, dan obat-
obatan pertanian kepada para petani penerima manfaat. Jenis bantuan yang disalurkan
kepada Kelompok Tani Penerima Manfaat, yaitu pupuk 138,45 Ton, handsprayer
otomatis 4.823 unit, mulsa 2.739 gulung, bibit kopi 420.000 batang, sektisida 2.855
botol/250 cc kepada 8.885 petani dengan 443 Kelompok Tani yang tersebar di 10
Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bener Meriah.
Pemerintah Kabupaten Bener Meriah melalui Dinas Pertanian memiliki tugas dan
fungsi memfasilitasi pengembangan pertanian serta memberi penyuluhan dan
pelatihan.
1.2. Permasalahan
Pengembangan perkebunan kopi gayo di Bener Meriah sejauh ini masih banyak
permasalahan. Masalah-masalah yang menonjol di antaranya, yakni petani kopi tidak
mampu membeli pupuk untuk memberi nutrisi tanaman kopi, tidak mampu memberi
kualitas terbaik pada tanaman kopi sehingga kopi tidak tumbuh dengan baik,
kurangnya perawatan kopi, hasil produksi yang masih rendah, dan juga belum
memiliki sarana processing yang baik dan sarana lainnya yang memengaruhi nilai
daya saing kopi yang di ekspor. Selain itu, kurangnya adopsi teknologi dan
permodalan serta kurangnya kelembagaan kelompok tani. Kemudian, pemanfaatan
sumber daya yang tidak merata. Masalah lain juga kurangnya sarana dan prasarana
petani, validitas data serta kurangnya informasi pemasaran.
Pemerintah Kabupaten Bener Meriah melalui Dinas Pertanian dan Tanaman
Kabupaten Bener Meriah kembali menyalurkan bantuan berupa alat-alat, dan obat-
obatan pertanian kepada para petani penerima manfaat. Jenis bantuan yang disalurkan
kepada Kelompok Tani Penerima Manfaat, yaitu pupuk 138,45 Ton, handsprayer
otomatis 4.823 unit, mulsa 2.739 gulung, bibit kopi 420.000 batang, sektisida 2.855
botol/250 cc kepada 8.885 petani dengan 443 Kelompok Tani yang tersebar di 10
Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bener Meriah.
Pemerintah Kabupaten Bener Meriah melalui Dinas Pertanian memiliki tugas dan
fungsi memfasilitasi pengembangan pertanian serta memberi penyuluhan dan
pelatihan.
1.3. Penelitian Sebelumnya
Penelitian ini terinspirasi oleh beberapa penelitian terdahulu, baik dalam konteks
pemberdayaan maupun pemberdayaan petani kopi. Penelitian Susilawati,dkk
berjudul Pemberdayaan Petni Kopi Melalui Teknologi Mesin Pulper Kopi dan
Aplikasi Penjualan Online Berbasis Website(Susulawati,dkk. 2021), menemukan
bahwa pada pandemi Covid 19 kesejahteraan petani kopi menjadi terhambat sehingga
dilakukan inovasi dengan pembuatan mesin pulper dan juga dengan penjualan online
melalui website sehingga dapat membantu petani untuk mendistribusikan ata menjual
hasil taninya dan dengan penjualan melalui website ini didapatkan hasil petani-petani
kopi tersebut mendapatkan peningkatan sebesar 41% dari pendapata bulan
sebelumnya. Penelitian Sumarti, Rokhani, dan Falatehan yang berjudul Strategi
Pemberdayaan Petani Muda Kopi Wirausaha di Kabupaten Simalungun(Sumarti,
Rokhani, dan Falatehan. 2017) menemukan bahwa strategi pemberdayaan petani kopi
memerlukan dua komponen yaitu faktor penggerak seperti perubahan sistem ekonomi perubahan sistem ekonomi non pasar menjadi pasar, perubahan sistem patron klien
menjadi pasar; membuka akses alat pengolahan kopi, membentuk citra petani muda
sebagai agen yang aktif dan kritis, menempatkan petani muda kopi sebagai subyek
yang dinamis dalam membangun karakter kepemimpinan dan kewirausahaan. Faktor
pelancar meliputi: membangun kolektifitas, mengorganisir petani muda kopi dengan
memperkuat modal sosial, melindungi basis sumberdaya air dan lahan dengan
menerapkan good agricultural practices (GAP), diversifikasi mata pencaharian,
membuka akses pasar, penyuluhan dan pendampingan usaha kopi berbasis informasi
dan teknologi. Penelitian selanjutnya dari Asyhari,dkk berjudul Pemberdayaan
Kelompok Petani Kopi Karag Rejo untuk Meningkatkan Pemanfaatan Daun Kopi
Menjadi Layak Konsumsi(Asyhari,ddk. 2020) menemukan bahwa pemberdayaan
petani kopi tidak hanya dengan memanfaatan biji kopi tetapi dengan pemanfaatan
daun kopi juga. Berdasarkan penelitian ini ditemukan bahwa masyarakat banyak yang
belum mengetahui bagaimana pemanfaatan daun kopi, sehingga dengan penelitian ini
diberikan konseling dan pelatihan kepada masyarakat. Penelitian Edy, Safrin
berjudul Pemberdayaan Petani Kopi Melaui Penguatan Kelembagaan Di Desa
Kaongke-Ongkea Kecamatan Pasar Wajo Kabupaten Buton(Edy, Safrin.2018)
menemukan bahwa dengan dilakukannya pemberdayaan dapat terciptanya
peningkatan kapasitas sumber daya dan penguatan modal petani. Selanjutnya
penelitian Fitriyah,dkk yang berjudul Penguatan Kapasitas Petani Kopi Gunung
Wayang Menuju Pengembangan Wisata Desa Sumberwuluh Melalui Metode CPBR(
Fitriyah,dkk. 2020) menemukan bahwa partisapi masyarakat sangat penting dalam
pengembangan suatu usaha seperti memberikan inovasi-inovasi dalam pengembangan
usaha.
1.4. Pernyataan Kebaruan Ilmiah
Penulis melakukan penelitian yang berbeda dan belum dilakukan oleh penelitian
terdahulu, dimana konteks penelitian yang dilakukan yakni pemberdayaanpetani kopi
menggunakan indikator yang berbeda juga dari penelitian sebelumnya yakni
menggunakan pendapat dari Mardikanto (Mardikanto, 2017) yang menyatakan bahwa
terdapat 4 indikator dalam pemberdayaan adalah bina manusia, bina usaha, bina
lingkungan dan bina kelembagaan.
1.5. Tujuan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran pemberdayaan
petani kopi yang dilakukan oleh dinas pertanian serta apa saja yang menjadi
penghambat dalam pemberdayaan petani kopi di Desa Ramung Jaya Kecamatan
Permata Kabupaten Bener Meriah Provinsi Aceh.
II. METODE
Dalam penelitian yang akan dilakukan, penulis menggunakan metode kualitatif
deskriptif dengan menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan. Reduksi data merupakan proses pemilihan dan pengelolaan data yang
bersifat sementara oleh penulis. Penyajian data dilakukan guna mengorganisasikan
data agar tersusun dalam pola hubungan. Tahap penarikan kesimpulan mengharuskan
penulis untuk mengetahui makna dari data-data yang telah ada melalui kegiatan
magang dan sifatnya masih sementara untuk ditarik menjadi sebuah kesimpulan
Penulis akan menggunakan kedua sumber data, sumber data primer dan sumber data
sekunder. Sumber data primer penulis bersumber dari wawancara dengan informan.
Untuk sumber data sekunder berupa data pelaksanaan kegiatan dan laporan kegiatan
pemberdayaan petani kopi oleh dinas pertanian. analisisnya menggunakan teori
pemberdayaan yang digagas oleh Mardikanto (Mardikanto, 2017) yang menyatakan
bahwa ada 4 indikator terjadinya pemberdayaan, yaitu bina manusia, bina usaha, bina
lingkungan dan bina kelembagaan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pemberdayaan Petani Kopi di Desa Ramung Jaya Kecamatan Permata
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengumpulan data terhadap fenomena-fenomena
yang terjadi di lokasi magang, maka langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah
menganalisis masalah-masalah yang di dapatkan tersebut sehingga diperoleh hasil
yang akurat. Analisis ini dikajii berdasarkan masalah-masalah yang di temui penulis
selama di lokasi magang yang berhubungan dengan upaya pemberdayaan petani kopi
di Desa Ramung Jaya Kecamatan Permata Kabupaten Bener Meriah Provinsi Aceh.
Disebutkan dalam Qanun Nomor 16 Tahun 2016 Tentang Pemberdayaan Petani Pasal
41 ayat (2) Pemerintah Daerah dan Pemerintah Kabupaten/Kota melakukan
koordinasi dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pemberdayaan petani.
Terkait dengan hal itu sesuai dengan Qanun tersebut ayat (1) pemerintah daerah
Kabupaten Bener Meriah dalam memberdayakan petani khususnya masyarakat petani
kopi melakukan upaya untuk memajukan dan mengembangkan pola pikir dan pola
kerja petani, meningkatkan usah tani, serta menumbuhkan dan menguatkan
kelembagaan petani agar mampu mandiri dan berdaya saing tinggi. Dengan demikian
pemerintah daerah berupaya membantu petani kopi untuk meningkatkan kemampuan
dan kualitas diri mereka untuk melakukan usaha tani yang lebih baik melalui Bina
Manusia, Bina Usaha, Bina Lingkungan, dan Bina Kelembagaan serta hal-hal yang
mampu menjadikan petani dapat diberdayakan.
Menurut Mardikanto (2015:222-226) guna mencapai kesejahteraan masyarakat maka
dalam pemberdayaan masyarakat memiliki indikator-indikator yang harus dipenuhi
antara lain Bina Manusia, Bina Usaha, Bina Lingkungan dan Bina Kelembagaan.
Berikut analisis pembahasan dari teori pemberdayaan masyarakat menurut
mardikanto di Desa Ramung Jaya Kecamatan Permata:
1. Bina Manusia
Bina manusia merupakan upaya pertama dan yang paling utama yang harus
diperhatikan dalam setiap upaya pemberdayaan masyarakat. Sumber daya manusia
yang paling penting dalam melaksanakan program pemberdayaan masyarakat adalah
tenaga penyuluh atau staf. Keberhasilan suatu program pemberdayaan masyarakat
petani kopi adalah tersedianya sumber daya manusia dimiliki dan yang terpenting
adalah bagaimana kualitas yang di miliki dari sumber daya manusia tersebut. Dengan
demikian sumber daya manusia harus ditingkatkan lagi keterampilanya dalam bertani
dan memiliki kemampuan terhdap dirinya sendiri demi terwujudnya kesejahteraan
masyarakat. Terlebih masyarakat merupakan subjek dari proses pemberdayaan
dituntut untuk memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan serta
pengalaman agar tercapainya hasil yang maksimal di bidang pertanian khususnya
petani kopi. Program Pemberdayaan yang saat ini dilakukan pemerintah ialah:
Peningkatan sumberdaya manusia
Dengan adanya pelatihan dan penyuluhan bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan para petani dalam hal membudidayakan tanaman kopi.
Upaya yang dilakukan Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah adalah berupa
pemberian program pelatihan dan penyuluhan.
berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Bapak Ir. Nurisman, yang merupakan
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah pada tanggal 18 januari 2021
menyatakan bahwa:
Untuk meningkatkan kualitas dan kreativitas masyarakat petani dinas pertanian
memberikan pelatihan dan penyuluhan kepada para masyarakat petani Kopi tetapi
sampai saat ini hasilnya belum terlalu maksimal karena masih banyak permasalahan
yang dihadapi oleh dinas pertanian dalam melaksanakan kegiatan pemberian
pelatihan dikarenakan kurangnya partisipasi dari masyarakat petani.
Berdasarkan hasil wawancara penulis di lapangan dapat disimpulkan bahwa kegiatan
pelatihan dan penyuluhan yang dilakukan oleh Dinas Pertanian sudah dilaksanakan
kepada para petani Kopi hanya saja hasilnya belum maksimal bagi petani kopi
tersebut.
Kemudian Penulis mewawancarai salah satu petani Kopi pada tanggal 23
Januari 2021. Dari hasil wawancara tersebut penulis dapat mengambil kesimpulan.
Bahwasanya pelatihan dan penyuluhan yang diberikan oleh Dinas Pertanian kepada
masyarakat Petani sangat membantu petani dalam cara pengelolaan pertanian/
perkebunan kopi, pembibitan dan pengolahan hasil panen kopi demi meningkatkan
pengetahuan, kemampuan dan kesejahteraan masyarakat.
Mendukung pernyataan diatas penulis melakukan wawancara kepada kepala
seksi perkebunan Bapak Irwansyah pada tanggal 19 januari 2021 mengatakan bahwa:
Pelatihan yang dilakukan Dinas Pertanian terhadap petani kopi pelaksanaannya
dilaksanakan sebanyak dua kali dalam satu tahun dalam jangka waktu satu bulan,
yang memberi fasilitas pelatihannya adalah pelatih dari Dinas Pertanian atau
bekerjasama dengan pihak yang berwenang sesuai dengan materi pelatihan yang
diberikan.
Berdasarkan wawancara diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
pelaksanaan pelatihan dilaksanakan dua kali dalam setahun dengan jangka satu bulan
yang diberikan oleh pelatih dari Dinas Pertanian sendiri dan dapat bekerjasama
dengan pihak yang berwenang sesuai dengan materi pelatihan yang diberikan.
Rincian pelaksanaan pelatihan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4
Pelatihan Petani Kopi Kabupaten Bener Meriah Tahun 2020
No Kegiatan Maret Agustus
1. Jenis penyuluhan atau
pelatihan
Peremajaan tanaman
kopi
Pemangkasan tanaman
kopi
2. Pelatih Staf Dinas Pertanian
Kab Bener Meriah
Staf Dinas Pertanian
Kab Bener Meriah
3. Peserta pelatihan Perwakilan petani
perkecamatan
Perwakilan petani
perkecamatan
4. Tempat pelaksanaan Kantor Dinas
Pertanian
Kantor Dinas Pertanian
Sumber: Dinas Pertanian, 2020
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat beberapa upaya bina
manusia yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah dalam
memberdayakan petani kopi. Hal dilaksanakan dengan meningkatkan produksi
tanaman kopi.
Berdasarkan data diatas Bina Manusia dalam pemberdayaan petani kopi untuk
meningkatkan sumberdaya manusia sudah berjalan melalui program pelatihan dan
penyuluhan namun belum terlaksanakan secara optimal dikarenakan kurangnya
partisipasi masyrakat petani dalam mengikuti pelatihan.
2. Bina Usaha
Bina usaha menjadi suatu upaya penting dalam setiap pemberdayaan. Bina manusia
mampu dalam waktu cepat memberikan dampak atau manfaat bagi perbaikan
kesejahteraan yang akan memperoleh dukungan dalam bentuk partisipasi masyarakat.
Bina usaha yang dilakukan oleh dinas pertanian Kabupaten Bener Meriah untuk
Petani Kopi adalah dengan memberikan bantuan sarana prasarana dan program yang
dilaksanakan. Salah satunya melakukan perbaikan infrastruktur penunjang kegiatan
produksi dan pemasaran hasil pertanian.
Pemberian Modal Usaha
Pemberian modal usaha sangat lah penting bagi para petani untuk memulai
melakukan usaha pertanian. Hal ini sangat dibutuh kan petani untuk dapat
meningkatkan kesehjateraan masyarakat petani kopi. Berdasarkan wawancara dengan
petani Kopi pada tanggal 25 januari 2021 “ Pemberian modal usaha yang diberikan
oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah terbilang sangat rendah, sampai saat
ini petani masih mengalami kesulitan dalam pengeluaran biaya produksi tanaman
kopi”.
Berdasarkan hasil wawancara diatas maka disimpulkan dengan adanya bantuan modal
usaha tentunya sangat menguntungkan bertambahnya modal usaha bagi petani kopi
agar petani dapat melakukan pengolahan secara baik agar hasil produksi meningkat.
Pernyataan diatas didukung dengan hasil wawancara dengan kepala bidang
perkebunan ibu Salawati, S.P pada tanggal 18 januari 2021 menyatakan bahwa:
untuk anggaran dalam memberdayakan petani kita mendapat bantuan dari APBN,
APBA maupun APBD anggaran itu yang kita gunakan setiap tahunnya untuk
menunjang petani dalam bertani kopi. Setiap tahunnya Dinas Pertanian itu
mengeluarkan dana berkisar 150.000.000 tetapi anggaran tersebut dinilai masih
minim untuk bertani kopi. Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa
pemerintah memberikan bantuan kepada petani berupa dana sebesar 150.000.000
namun bantuan tersebut terbilang sangat minim untuk bertani kopi.
Pemasaran Produk
Aspek bina usaha yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah
sudah berjalan cukup baik, yaitu dengan memberikan pelatihan dan penyuluhan
tentang pemasaran hasil panen kopi. Dari hasil wawancara dengan Kepala Bidang
Penyuluhan Bapak Surip Marsikin, SP pada tanggal 18 januari 2021 menjelaskan
bahwa “petani kopi dapat langsung menjual hasil panen tanaman kopi tersebut ke
agen kopi atau orang yang berada di Kecamatan Permata yang biasa membeli lalu
menjual kopi keluar daerah atau menjual nya ke pabrik-pabrik kopi terdekat”.
Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan petani kopi dapat
langsung menjual hasil panen kopi ke agen-agen atau orang yang berada di
Kecamatan Permata yang biasa membeli lalu mejualnya keluar daerah atau menjual
ke pabrik-pabrik kopi terdekat.
Berdasarkan hasil analisis diatas Bina Usaha yang dilakukan dalam pemberdayaan
petani kopi sudah terlaksanan dengan adanya pemberian modal usaha dan pemasaran
produk. Dinas Pertanian setiap tahunnya memberikan bantuan dana sebesar
150.000.000 tetapi anggaran tersebut terlihat masih sangat minim untuk bertani kopi,
dalam memasarkan hasil produksi petani dapat menjual hasil panennya ke agen atau
ke pabrik kopi.
3. Bina Lingkungan
Selama ini, pengertian lingkungan dimaknai sekedar lingkungan fisik utamanya
menyangkut pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup. Tetapi pada
prakteknya perlu disadari dalam lingkungan sosial juga sangat berpengaruh terhadap
keberlanjutan bisnis dan kehidupan.
Tanggung jawab lingkungan sosial
Terkait dengan upaya perbaikan kesejahteraan sosial masyarakat yang tinggal
didalam dan di sekitar kawasan maupun yang mengalami dampak negatif yang
diakibatkan oleh kegiatan yang dilakukan. Sedang kan yang termasuk tanggung
jawab lingkungan terkait dengan perlindungan, pelestarian, pemulihan sumber daya
alam dan lingkungan hidup.
Bina lingkungan merupakan salah satu indikator dalam tercapainya suatu
pemberdayaan yang akan dilaksanakan. Selain itu, pada aspek bina lingkungan di
Desa Ramung Jaya Kecamatan Permata sebagian sudah hampir terbina
lingkungannya. Pembinaan lingkungan yang dilakukan oleh Pemrintah Kabupaten
Bener Meriah terhadap petani kopi yaitu dalam bentuk pengawasan, pengawasan
sangat diperlukan demi menjaga kelestarian lingkungan Kabupaten Bener Meriah.
Petani harus memperhatikan lingkungan sekitar agar tanaman kopi memiliki kulaitas
yang lebih baik. Menjaga kebersihan perkebunan serta mengolah sampah yang ada
secara baik dan benar, agar sampah tidak tertanam di lahan perkebunan. Berdasarkan
hasil wawancara dengan Kepala Seksi Pembenihan dan Pelindungan Perkebunaan
pada tanggal 19 Januari 2021 Ibu Sri Nurul Safitri, SP menjelaskan bahwa :
Perlunya memberikan pembinaan untuk pengetahuan yang lebih terhadap penanganan
lahan diperlukan agar tanaman yang ditanam ini dapat tumbuh dengan dengan baik
dan dapat menghasilkan buah kopi yang optimal. Dan jika tidak dilakukan perawatan
dengan baik bisa-bisa tanaman tidak menghasilkan apa-apa dan bisa menyebabkan
kematian pada tanaman.
Dalam pelestariaan lingkungan tentu Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah perlu
memberi pengawasan terhadapa petani, agar petani dapat melestarikan lingkungan
sekitarnya.
Dalam memberi dukungan terhadap pemberdayaan petani kopi banyak usaha yang
dilakukan guna mencapai tujuan pemberdayaan, pengawasan merupakan salah satu
bentuk upaya Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah dalam melakukan bina
lingkungan. Pengawasan ini dilakukan dilingkungan lahan perkebunan petani kopi
yang didalam nya terkait dengan budidaya kopi.
Dalam wawancara bersama kepala seksi perkebunan bapak Irwansyah pada tanggal
19 januari 2021 mengatakan bahwa:“ untuk dunia luar masyarakat sangat menseleksi
apa yang akan di konsumsinya sehingga sebisa mungkin lembaga pemerintah
melakukan pengawasan terhadap penggunaan bahan yang diperuntukan bagi tanaman
kopi sebisa mungkin menghindari bahan kimia yang berlebihan.”
Berdasarkan wawancara diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Dinas Pertanian
Kabupaten Bener Meriah melakukan budidaya kopi dengan ramah lingkungan banyak
menggunakan bahan-bahan organik daripada bahan kimia maka dari itu Dinas
Pertanian Kabupaten Bener Meriah melakukan pengawasan agar budidaya tanaman
kopi berorientasi pada penggunaan bahan organik yang ramah lingkungan.
Berdasarkan data diatas Bina Lingkungan dalam pemberdayaan petani kopi yaitu
dengan memerikan pembinaan untuk pengetahuan yang lebih terhadap penanganan
lahan dalam pelestarian lingkunga. Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah
melakukan pengawasan terhadap petani agar petani dapat melestarikan lingkungan
sekitarnya.
4. Bina Kelembagaan
Pemberdayaan masyarakat melalui beberapa bina yaitu bina manusia, usaha dan bina
lilngkungan mengharuskan ketersediannya kelembagaan yang berfungsi secara efektif
yang artinya, bina kelembagaan tidak cukup dengan pembentukan lembaga-lembaga
yang dibutuhkan tetapi yang lebih penting dari pembentukannya ialah seberapa jauh
kelembagaan terbentuk dan berfungsi secara efektif. Beriku bina kelembagaan yang
diberikan kepada petani kopi:
Pengembangan badan usaha yang sudah ada
Dalam pengembangan Petani Kopi harus adanya pembinaan yang dilakukan oleh
sebuah lembaga yang mengurus perkembangan petani kopi. Organisasi adalah
sebagai tempat atau wadah untuk orang berkumpulan bekerja sama dengan cara
rasional serta sistematis, terencana, terpimpin, serta terkendali maka organisasi sangat
dibutuhkan dalam pengembangan petani kopi.
Sebagaimana dalam wawancara bersama kepala seksi perkebunan Bapak Irwansyah
pada tanggal 19 januari 2021 mengatakan bahwa “ untuk pengembangan badan usaha
sendiri dari dinas pertanian dahulu kami memberi bantuan budidaya tanaman kopi
dengan memberi pupuk organik atau bibit, namun seiring berjalannya waktu kami
memberikan bantuan pasca panen”.
Berdasarkan wawancara diatas maka dapat disimpulkan Dinas Pertanian Kabupaten
Bener Meriah melakukan pengembangan badan usaha kelompok tani dengan
memberikan bantuan modal dalam budidaya tanaman kopi dapat kita lihat pemberian
alat pasca panen yaitu tempat jemur kopi dan alat penggilingan menunjukan bahwa
Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah melakukan program pengembangan usaha
jangka panjang.
Kerjasama dengan pihak yang terkait
Dalam pemberdayaan petani kopi Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah yang
bertanggung jawab terhadap budidaya petani kopi melakukan kerjasama dengan
berbagai lembaga pemerintahan seperti salah satunya Dinas Perdagangan Kabupaten
Bener Meriah dalam memberikan pemasaran tanaman kopi. Berdasarkan hasil
wawancara bersama Kepala seksi perkebunan bapak Irwansyah pada tanggal 18
januari 2021 mengatakan bahwa:
Dalam pemberdayaan petani kopi kami Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah
sering melakukan kerjasama dari beberapa pihak Dinas Pemerintahan Kabupaten
Bener Meriah agar pemberdayaan terhadap petani kopi dapat dilakukan oleh berbagai
pihak, ini memudahkan berjalannya pemberdayaan masyarakat petani kopi.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut penulis dapat memberikan kesimpulan
dengan bekerjasama berbagai pihak memudahkan pemberdayaan petani kopi
sehingga tujuan dapat mudah tercapai.
Pembentukan kelompok usaha pengolahan
Tiap-tiap orang memiliki kebutuhan serta tujuan yang tidak sama, hal itu
perlunya ada pembentukan organisasi dengan menjadikan satu kebutuhan serta tujuan
yang sama. Tujuan organisasi punya pengaruh baik dalam pengembangan petani
kopi. Penulis melakukan wawancara dengan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten
Bener Meriah yaitu Bapak Ir. Nurisman pada tanggal 18 Januari 2021 mengenai
pembinaan Petani Kopi dengan kelembagaan atau organisasi yaitu:
Pemerintah Kabupaten Bener Meriah sudah banyak melakukan upaya-upaya demi
memajukan Petani Kopi Pemerintah juga melakukan pembentukan organisasi
gabungan kelompok tani. Pemerintah memfasilitasi dan mengusulkan agar
terciptanya kelompok yang kuat karena dari bagian-bagian kecil bersatu menjadi
besar memajukan petani Kopi, namun masih banyak petani yang tidak mau
berkoordinasi.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa Pemerintah telah
berupaya dalam membentuk kelompok-kelompok dalam Pemberdayaan Petani Kopi
namun beberapa petani masih banyak yang tidak mau berkoordinasi ketika ada
pembinaan yang dilakuka oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah.
Berdasarkan data diatas Bina Kelembagaan dalam Pemberdayaan petani kopi
sudah dilaksanakan seperti dalam pengembangan badan usaha yang sudah ada,
kerjasama dengan pihak yang terkait serta kelompok usaha pengolahan namun masih
adanya beberapa penambahan atau perubahan program yang diberikan oleh Dinas
Pertanian Kabupaten Bener Meriah.
3.2 Faktor Penghambat dalam Pemberdayaan Petani Kopi di Desa Ramung
Jaya Kecamatan Permata
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis hambatan-hambatan yang
dihadapi oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah dalam Pemberdayaan
masyarakat petani kopi anatara lain:
1. Sumber Daya Manusia
Kualitas sumber daya manusia merupakan faktor yang paling utama dalam
pencapaian pemberdayaan masyarakat. Akan tetapi sumber daya manusia yang ada
masih sangat kurang dalam bidang pertanian khususnya petani kopi yang ada di Desa
Ramung Jaaya Kecamatan Permata. Dalam mengatasi masalah pertanian masyarakat
petani harus memiliki sumber daya manusia yang lebih berkualitas dan memiliki
kreatifitas, apabila hal itu tidak ada maka akan sulit meningkatkan produktivitas pada
tanaman kopi.
Sumber daya manusia yang paling penting dalam melaksanakan program
pemberdayaan petani kopi adalah tenaga penyuluh. Keberhasilan suatu program
pemberdayaan petani kopi adalah tersedianya sumber daya manusia yang memadai
dan yang terpenting dilihat bagaimana kualitas yang dimiliki dari sumber daya
manusia tersebut.
2. Rendahnya Anggaran Daerah
Alokasi anggaran sering tidak mencukupi dalam pemberian modal usaha kepada
masyarakat petani kopi. Hal ini masih sangat membebani para petani dalam
melakukan pengelolaan produksi tanaman kopi. Tentu Pemerintah Kabupaten Bener
Meriah sudah mengusahakan yang terbaik untuk para masyarakat petani kopi. alokasi
anggaran daerah tentu bukan hanya untuk masyarakat petani kopi saja masih banyak
sektor pertanian lainnya yang sama-sama membutuhkan anggaran.
Dalam pengembangan usaha pertanian kopi bukan hanya mengolah dan
melestarikan lingkungan, akan tetapi ada yang berhubungan dengan masalah
finansial. Hal ini akan menunjang pengembangan pertanian kopi akan menjadi lebih
baik.
3. Minimnya Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana tentu sangat penting dalam usaha pertanian untuk itu Dinas
Pertanian Kabupaten Bener Meriah mengupayakan sarana dan prasarana sebaik
mungkin. Akan tetapi sarana dan prasarana yang telah diberikan oleh Dinas Pertanian
Kabupaten Bener Meriah tidak di rawat dengan baik. Seperti hal nya Dinas Pertanian
memberikan alat bantu untuk para petani seperti tong sampah, cangkul, mesin babat
rumput dan kaleng kopi. kondisi ini sangat memprihatikan dimana sarana dan
prasarana yang telah diberikan tidak di rawat dengan baik sehingga Dinas Pertanian
enggan untuk memberikan bantuan seperti itu lagi padahal masih sangat dibutuhkan
sarana pendukung yang terbilang sangat mudah.
4. Pemasaran Hasil Pertanian Kopi
Pemasaran sangatalah dibutuhkan dalam usaha meningkatkan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat. Pemasaran hasil panen tanaman kopi di jual ditempat oleh-
oleh, di warung kopi dan seperti outlet kopi. Munculnya beberapa permasalahan
penjual hasil panen kopi yang masih memiliki banyak kendala yaitu kebanyakan
petani menjual hasil panen mereka kepada toke-toke kopi yang biasa membeli kopi
langsung kepada petani kopi dengan harga yang lebih rendah sehingga ini menjadi
hambatan para petani untuk menjual hasil panen. Adapun masalah lain yaitu hasil
tanaman kopi sering kali dibeli oleh orang luar dan diberi merk sendiri. Dinas
Pertanian Kabupaten Bener Meriah mulai mengatur tempat-tempat penjualan kopi
agar para petani dengan kepuasan dapat menjual hasil tanaman kopi mereka.
Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan bagi mereka sendiri.
5. Kurangnya Kesadaran Petani
Masih sangat kurangnya kesadaran masyarakat petani dalam mengikuti pelatihan
dan penyuluhan yang diberikan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah. Hal
ini tentu membuat para petani tidak memiliki pengetahuan dan tidak dapat
meningktakan kualitas diri merka untuk melakukan pengelolaan tanaman kopi
sehingga tidak dapat meningkat kan hasil produksi yang baik. Apabila para petani
tidak dapat meningkatkan hasil produksi dengan baik maka hal ini dapat
mengakibatkan kurang nya kesejahteraan masyarakat petani kopi. sehingga membuat
para petani kopi belum dapat diberdayakan. Oleh karena itu menarik perhatian serta
minat para petani kopi ini maka diperlukan solusi agar dapat menarik perhatian
mereka untuk mengikuti pelatihan dan penyuluhan yang di berikan oleh Dinas
Pertanian.
3.3 Upaya Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah di Desa Ramung
Jaya dalam Pemberdyaan Masyarakat Petani Kopi
Upaya yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah dalam
mengatasi hambatan-hambatan dalam usahan pertanian yag sering kali terjadi.
Adapun upaya yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah dalam
menghadapi hambatan permasalahan yaitu:
1. Peningkatan Sumber Daya Manusia
Dalam meningkatkan keterampilan dan pengetahuaan masyarakat Dinas
pertanian melakukan pembinaan secara langsung melalui pelatihan dan penyuluhan
yang dilakukan oleh pegawai dinas pertanian tersebut, antara lain bimbingan usaha
tani, budidaya tanaman kopi dengan menerapkan teknologi tepat guna serta
memberikan informasi kepada petani mengenai pertanian melalui penyuluhan. Selain
itu Dinas Pertanian juga memberikan bantuan yang disesuaikan dengan kebutuhan
petani dalam meningkatkan produksi pertaniannya. Berdasarkan wawancara dengan
kepala bidang perkebunan ibu Salawati, S.P pada tanggal 18 januari 2021
menyatakan bahwa:
Dinas Pertanian memberikan pelatihan mengenai peremajaan tanaman kopi maupun
pemangkasan terhadap tumbuhan kopi yang sudah tidak produktif, tetapi pelatihan
tersebut masih kurang optimal karena tidak berkesinambungan antara pelatihan yang
dilakukan tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya.
Berdasarkan wawancara di atas maka dapat disimpulkan setiap tahunnya Dinas
Pertanian menyelenggarakan kegiatan pelatihan terhadap petani kopi mengenai
peremajaan tanaman kopi maupun pemangkasan terhadap tumbuhan kopi yang sudah
tidak produktif namun masih kurang optimalnya pelatihan tersebut disebabkan
kegiatan tersebut tidak berkesenambungan yang dilakukan dengan tahun-tahun
sebelumnya.
2. Pengoptimalisasian Anggaran
Kurangnya dana menjadi hambatan utama bagi masyarakat petani kopi maupun
Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah dalam memberdayakan usaha petani kopi.
Dana yang selama ini berasal dari APBD masih terlihat rendah. Oleh karena itu
Pemerintah Kabupaten Bener Meriah lebih mengoptimalkan dana yang disusun dalam
rencana Anggaran Kerja Dinas Pertanian.
Masalah pendanaan merupakan hal yang sangat sensitif di setiap instansi
pemerintahan daerah khususnya, dalam hal ini Dinas Pertanian harus lebih selektif
dalam memberikan bantuan dana yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman
kopi di kabupaten bener meriah. Berdasarkan wawancara dengan kepala bidang
perkebunan ibu salawati, S.P pada tanggal 18 januari 2021 menyatakan bahwa:
Untuk anggaran dalam memberdayakan petani kita mendapat bantuan dari APBN,
APBA maupun APBD anggaran itu yang kita gunakan setiap tahunnya untuk
menunjang petani dalam bertani kopi. Setiap tahunnya Dinas Pertanian itu
mengeluarkan dana berkisar 150.000.000 tetapi anggaran tersebut dinilai masih
minim untuk bertani kopi.
Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pemerintah memberikan
bantuan kepada petani berupa dana sebesar 150.000.000 namun bantuan tersebut
terbilang sangat minim untuk bertani kopi.
3. Pembangunan Sarana dan Prasarana
Untuk mengatasi kendala ini Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah mengambil
langkah-langkah sebagai berikut:
Melakukan koordinasi secara terpadu terhadap pihak
Untuk penyediaan fasislitas pertanian Dinas Pertanian meminta kepada Pemerintah
untuk memberi bantuan alokasi dana, dalam hal ini mengingat pentingnya penyedian
alat pertanian dan sarana penunjang lainnya. Agar meningkatkan kualitas tanaman
produksi yang terbaik dalam usaha tani.
Melengkapi infrastruktur sarana dan prasarana yang memadai secara guna
mempercepat pelaksanaan program.
Dalam mendukung kegiatan produksi kopi Dinas Pertanian menyediakan bahan
seperti pupuk, bibit serta pestisida guna mempermudah petani kopi untuk kegiatan
produksi kopi.
4. Peningkatan Pemasaran Hasil Pertanian
Kegiatan ini salah satu upaya untuk meningkatkan pemasaran hasil produksi
pertanian, dengan adanya program ini tentu membantu petani kopi melakukan
pemasaran. Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah mulai mengatur tempat-tempat
pemasaran kopi. Apabila pemasaran dapat meningkat tentu akan meningkatkan
pendapatan petani kopi dan kesejahteraan masyrakat petani kopi.
Kegiatan peningkatan pemasaran hasil pertanian dilakukan dengan beberapa cara
yaitu dengan mempromosikan produksi hasil tani kepada orang luar dan membuat
iklan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah serta bekerjasama Dinas
Perdagangan Kabupaten Bener Meriah. Hasil produksi kopi pada Kabupaten Bener
Meriah hampir sama setiap tahunnya. Berikut tabel 4.5 jumlah produksi kopi
Kabupaten Bener Meriah pada tahun 2019 dan 2020:
Tabel 4.5
Jumlah Produksi Kopi Kabupaten Bener Meriah Tahun 2019 dan 2020
No Kecamatan 2019
(Ton)
2020
(Ton)
1 Bandar 0,31 0,31
2 Bener Kelipah 0,10 0,11
3 Bukit 0,27 0,27
4 Gajah Putih 0,26 0,26
5 Mesidah 0,25 0,25
6 Permata 0,60 0,61
7 Pintu Rime Gayo 0,43 0,43
8 Syiah Utama 0,02 0,02
9 Timang Gajah 0,35 0,35
10 Wih Pesam 0,29 0,29
Bener Meriah 2,88 2,90
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah, 2020
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa jumlah produksi kopi Kabupaten Bener
Meriah dari tahun 2019 sampai dengan 2020 mengalami kenaikan 0,02 ribu ton
maka dapat dikatakan upaya Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah berhasil
memberdayakan petani kopi karena meningkatnya produksi tanaman kopi setiap
tahunnya.
5. Meningkatkan kesadaran petani melalui penyuluhan
Penyuluhan terhadap petani ditujukan agar dapat meningkatkan kesadaran
masyarakat petani kopi oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah dengan
memberikan tenaga penyuluh untuk turun ke lapangan memberikan pemahaman serta
pengetahuan mengenai cara bertani yang baik. Dinas Pertanian memberikan
penyuluhan agar masyarakat petani lebih tanggap lagi dalam melakukan usaha tani.
Masyarakat harus lebih aktif dan mau belajar dalam usaha tani. Apabila masyarakat
petani medapati pemahaman yang baik dalam pelatihan tentu petani di Desa Ramung
Jaya secara tidak langsung dapat dikatakan sudah berdaya. Berdasarkan hasil
wawancara dengan kepala bidang perkebunan ibu salawati , S.P pada tanggal 18
januari 2021 bahwa “kegiatan penyuluhan kepada para petani kopi dilakukan oleh
Dinas Pertanian ini dimaksudkan agar para petani dapat mandiri dalam mengatasi
urusan pertanian dan juga pelatihan mengenai bimbingan teknologi tentang budidaya
kopi”.
Berdasarkan wawancara diatas maka dapat disimpulkan kegiatan penyuluhan
dilakukan Dinas Pertanian untuk para petani dimaksudkan agar petani dapat mandiri
dalam mengatasi urusan pertanian serta diberi pelatihan mengenai bimbingan
teknologi tentang budidaya kopi agar petani dapat diberdayakan.
3.4 Diskusi Temuan Utama Penelitian
Pemberdayaan petani kopi ini memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat
dengan pemberian pemahaan melalui pelatihan dan penyuluhan tentang budidaya
kopi yang dilakuka oleh dinas pertaian sama halnya dengan penelitian
Asyhari,dkk (Asyhari, dkk. 2020). Selain itu, pemerintah melalui dinas pertanian
dalam bina usaha dengan memberikan modal usaha dan pemasaran produk untuk
produktivitas kopi. dalam penelitian Sumarti, dkk (Sumarti,dkk. 2017)
memberikan strategi pengembangan wirausaha petani kopi dengan faktor
penggerak dan pelancar. Oleh karena itu, dapat dilihat banyaknya usaha yang
dilakukan untuk pemberdayaan petani kopi dari berbagai bidang dan berbagai
aspek.
Dalam pemberdayaan di bina lingkungan diberikan taggung jawab sosial dalam
memberi pengawasan terhadap lingkungan perkebunan dengan memberikan
pembinaan untuk pengetahuan yang lebih terhadap penanganan lahan, seperti
penelitian Asyhari, dkk ( Asyhari,dkk 2020) dimanfaatkan daun kopi untuk
peningkata kesejahteraan petani kopi tesebut bukan hanya dari biji kopi tetapi
dapat memanfaatkan daun kopi tersebut juga. Dalam bina kelembagaan
dilakukan pengembangan usaha, kerjasama dan pembentukan kelompok usaha
pengolahan sesuai dengan penelitian Safri Edy(Edy, Safrin. 2018).
3.5 Diskusi Temuan Menarik Lainnya
Dalam penelitian ini penulis hanya fokus pada pemberayaan petani kopi dengan
teori mardikanto yang terdiri dari empat bina yaitu bina manusia, bina
lingkungan, bina usaha dan bina kelembagaan. Akan tetapi, dalam pemberdayaan
petani kopi dibutuhkan penanganan dari berbagai pihak lainnya. Dan perlu
diperhatikan ialah anggaran yang diberian untuk petani kopiperlu ditingkatkan.
Hal itu dikarenakan pada saat ini pengembangan usaha kopi sangat menjadi
incaran dari berbagai investor di seluruh dunia.
IV. KESIMPULAN
Penulis menyimpulkan bahwa pemberdayaan masyarakat petani kopi di Desa
Ramung Jaya Kabupaten Bener Meriah dengan pemberian pemahaman melalui
pelatihan dan penyuluhan tentang budidaya kopi yang produktif serta pemberian
sarana dan prasarana yang mendukung aktivitas budidaya kopi yang dilakukan oleh
Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah.
Keterbatasan Penelitian. Penelitian ini memiliki keterbatasan utama yakni waktu.
Penelitian juga hanya dilakukan pada satu desa saja sebagai model studi kasus yang
dipilih.
Arah Masa Depan Penelitian (future work). Penulis menyadari masih awalnya
temuan penelitian, oleh karena itu penulis menyarankan agar dapat dilakukan
penelitian lanjutan pada lokasi serupa berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat
petani kopi di Desa Ramung Jaya untuk menemukan hasil yang lebih mendalam.
V. UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih terutama ditujukan kepada Kepala Dinas Pertanian beserta
jajarannya yang telah memberikan kesempatan penulis untuk melaksanakan
penelitian, serta seluruh pihak yang membantu dan mensukseskan pelaksanaan
penelitian.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, dr suharsimi. 2013. Prosedur Peneliti: Suatu Pendeketan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Anwas. Pemberdayaan Masyarakat di Era Global (Alfabeta.Bandung,2014).
Asyhari,dkk. 2020. Pemberdayaan Kelompok Petani Kopi Karang Rejo untuk
Meningkatkan Pemanfaatan Daun Kopi Menjadi Layak Konsumsi. Jurnal
Pengabdian Pada Masyarakat. DOI. 10.30653/002.202051.251
Edy, Safrin. 2018. Pemberdayaan Petani Kopi Melalui Penguatan Kelembagaan Di
Desa Kaongke-Ongkea Kecamatan Pasawajo Kabupaten Buton. Jurnal Media
Agribisnis.
Fitriyah, dkk. 2020. Penguatan Kapasitas Petani Kopi Gunung Wayang Menuju
Pengembangan Wisata Desa Sumberwuluh Melalui Metode CBPR. Jurnal Dakwah
dan Sosial.
Mardikanto, Totok. 2019. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan
Publik. Bandung: Alfabeta.
Mardikanto, Totok. 2017. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan
Publik. Bandung: Alfabeta.
Mardikanto, Totok. 20174. Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Alfabeta.
Mulyadi, Mohammad. 2014. Metode Penelitian Praktis: Kuantitatif & Kualitatif.
Jakarta Utara: Publica Institute
Nazir, Moh. 2017. Metode Penelitian. 11th ed. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Suharto, Edi. 2017. Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat:
Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Dan Pekerjaan Sosial (Bandung: PT
Refika Aditama, 2017), E. Bandung: PT Refika Aditama.
Sumber : (Mardikanto, 2017:223-226), “Pemberdayaan Masyarakat”
Simangungsong, Fernandes. 2017. Metodologi Penelitian Pemerintah.Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
BPS Provinsi Aceh. (2019). Luas Tanaman dan Produksi Tanaman Kopi Perkebunan
Rakyat Provinsi Aceh, Tahun 1979-2017.
Susilawati,dkk, 2021. Pemberdayaan Petani Kopi Melalui Teknologi Mesin
Puplper Kopi dan Aplikasi Penjualan Online Berbasis Website. Jurnal
Pemberdayaan Masyarakat. https://doi.org/10.31603/ce.4463
Sumarti,dkk. 2017. Strategi Pemberdayaan Petani Muda Kopi Wirausaha di
Kabupaten Simalungun. Jurnal Penyuluhan.