pemberdayaan petani kopi oleh dinas pertanian di …

20
PEMBERDAYAAN PETANI KOPI OLEH DINAS PERTANIAN DI DESA RAMUNG JAYA KECAMATAN PERMATA KABUPATEN BENER MERIAH PROVINSI ACEH KASIHAN HATI KASMITA Dr.Eva Eviany Ir. Achmad Nur Sutikno, M.Si Program Studi Pembangunan dan Pemberdayaan, Fakultas Politik Pemerintahan, Institut Pemerintahan Dalam Negeri Email: [email protected] [email protected] [email protected] ABSTRACT Empowerment of farmers is an activity that involves the participation and leadership of farmer groups. This empowerment is shown to improve the quality and creativity of farmers to create reliable and independent farmers who can have innovations for their own farmers. This research intend to knowing and analyzing how community empowerment of coffe farmers at Ramung Jaya Village by the department of agricultural Bener Meriah Regency as well as to determine the inhibiting factors and the efforts made in empowering coffee farmers by the Bener Meriah Regency Agriculture Office in Ramung Jaya Village. The method used in this research is descriptive qualitative research method. Data collection techniques used were observation, interviews, and documentation. In addition, to analyze data using several steps, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions and verification. Based on the results of the study, it shows that the implementation of empowerment carried out by the Agriculture Office of Bener Meriah Regency for coffee farmers in Ramung Jaya Village has been going well, but there are still several obstacles for both the government and coffee farmers in Ramung Jaya Village. The author also provides suggestions or recommendations to the government in order to increase creativity and quality through counseling to improve the quality of farmers and pay more attention to the provision of facilities and infrastructure and can provide business capital assistance.The results of this study are expected to provide contributions and input for the Bener Meriah Regency Agriculture Office in empowering coffee farmers in Ramung Jaya Village. Keywords: Empowerment, Coffee Farmers

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBERDAYAAN PETANI KOPI OLEH DINAS PERTANIAN DI …

PEMBERDAYAAN PETANI KOPI OLEH DINAS PERTANIAN

DI DESA RAMUNG JAYA KECAMATAN PERMATA

KABUPATEN BENER MERIAH PROVINSI ACEH

KASIHAN HATI KASMITA

Dr.Eva Eviany

Ir. Achmad Nur Sutikno, M.Si

Program Studi Pembangunan dan Pemberdayaan,

Fakultas Politik Pemerintahan, Institut Pemerintahan Dalam Negeri

Email: [email protected] [email protected]

[email protected]

ABSTRACT

Empowerment of farmers is an activity that involves the participation and leadership of

farmer groups. This empowerment is shown to improve the quality and creativity of farmers

to create reliable and independent farmers who can have innovations for their own farmers.

This research intend to knowing and analyzing how community empowerment of coffe

farmers at Ramung Jaya Village by the department of agricultural Bener Meriah Regency as

well as to determine the inhibiting factors and the efforts made in empowering coffee farmers

by the Bener Meriah Regency Agriculture Office in Ramung Jaya Village.

The method used in this research is descriptive qualitative research method. Data collection

techniques used were observation, interviews, and documentation. In addition, to analyze

data using several steps, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions

and verification.

Based on the results of the study, it shows that the implementation of empowerment

carried out by the Agriculture Office of Bener Meriah Regency for coffee farmers in Ramung

Jaya Village has been going well, but there are still several obstacles for both the

government and coffee farmers in Ramung Jaya Village.

The author also provides suggestions or recommendations to the government in

order to increase creativity and quality through counseling to improve the quality of farmers

and pay more attention to the provision of facilities and infrastructure and can provide

business capital assistance.The results of this study are expected to provide contributions and

input for the Bener Meriah Regency Agriculture Office in empowering coffee farmers in

Ramung Jaya Village.

Keywords: Empowerment, Coffee Farmers

Page 2: PEMBERDAYAAN PETANI KOPI OLEH DINAS PERTANIAN DI …

ABSTRAK

Pemberdayaan petani adalah suatu kegiatan yang melibatkan partisipasi dan kepimpinan

kelompok tani. Pemberdayaan ini ditunjukan untuk meningkatkan kualitas serta kreativitas

petani untuk menciptakan petani yang andal dan mandiri serta dapat memiliki inovasi bagi

petani sendiri. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana

pemberdayaan petani kopi yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah di

Desa Ramung Jaya serta untuk mengetahui faktor penghambat dan upaya yang dilakukan

dalam melakukan pemberdayaan petani kopi oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah

di Desa Ramung Jaya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian kualitatif deskriptif.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Selain itu untuk menganalisis data dengan menggunakan beberapa langkah yaitu reduksi

data, penyajian data, dan menarik kesimpulan dan verifikasi.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan pemberdayaan yang dilakukan

oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah terhadap petani kopi di Desa Ramung Jaya

sudah berjalan dengan baik namun masih terdapat beberapa hambatan baik bagi pemerintah

maupun para petani kopi di Desa Ramung Jaya.

Penulis juga memberikan saran kepada pemerintah agar dapat meningkatkan lagi kreativitas

dan kualitas melalui penyuluhan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas petani dan lebih

memperhatikan penyediaan sarana dan prasarana serta dapat memberikan bantuan modal

usaha. Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan kontribusi dan masukan bagi Dinas

Pertanian Kabupaten Bener Meriah dalam memberdayakan petani kopi di Desa Ramung

Jaya.

Kata kunci: Pemberdayaan, Petani Kopi

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Provinsi Aceh adalah salah satu provinsi yang menjadi sentral produksi kopi yaitu

Kopi Gayo. Kopi arabika merupakan jenis dari kopi gayo. Kopi ini ditanam pada

dataran tinggi Gayo, tepatnya di Kabupaten Bener Meriah (Beukering, Grogan,

Hansfort, & Seager, 2008). Kawasan ini termasuk pegunungan yang sejuk, lereng

datar, bukit dan kawasan yang curam. Kopi Gayo menjadi komoditas unggulan

Kabupaten Bener Meriah. Kopi Gayo sangat dicintai oleh pecinta kopi Indonesia

maupun internasional. Kopi gayo sudah sangat terkenal rasanya juga tidak diragukan

lagi. Masayarakat Gayo sendiri memiliki sebuah pepatah yaitu uet nome turah kona

Page 3: PEMBERDAYAAN PETANI KOPI OLEH DINAS PERTANIAN DI …

kupi, Kegere ngupi gere muke emikiren te. Artinya, setelah bangun tidur harus minum

kopi, kalau tidak, maka tidak terbuka pikiran kita.

Kopi menjadi sumber mata pencaharian utama bagi masyarakat Gayo (Fadhil, Maarif,

Bantacut, & Hermawan, 2018). Sebagian besar masyarakat bergantung pada

penghasilan kopi gayo tersebut. Kopi gayo juga meningkatkan ekonomi masyarakat

dan sekaligus menambah Pendapatan Asli Daerah. Perkebunan kopi dikembangkan

sejak tahun 1908 yang tumbuh subur di Kabupaten Bener Meriah, tepatnya di lereng

yang berada di ketinggian 1200 m dari permukaan laut. Luas perkebunan kopi gayo

di Kabupaten Bener Meriah pada tahun 2018 mencapai 46,26 ha. Pada tahun 2019,

luasnya mencapai 48,95 ha.

Urusan perkebunan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bener Meriah menjadi

kewenangan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Bener Meriah. Segala

kewenangan dan kebijakannya diatur sesuai dengan undang-undang. Kewenangan ini

diatur dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani di Kabupaten

Bener Meriah. Sehingga, upaya ini dapat mendorong petani untuk dapat memberikan

hasil produksi terbaik. Dengan memberikan pemberdayaan kepada masyarakat petani.

Pengembangan perkebunan kopi gayo di Bener Meriah sejauh ini masih banyak

permasalahan. Masalah-masalah yang menonjol di antaranya, yakni petani kopi tidak

mampu membeli pupuk untuk memberi nutrisi tanaman kopi, tidak mampu memberi

kualitas terbaik pada tanaman kopi sehingga kopi tidak tumbuh dengan baik,

kurangnya perawatan kopi, hasil produksi yang masih rendah, dan juga belum

memiliki sarana processing yang baik dan sarana lainnya yang memengaruhi nilai

daya saing kopi yang di ekspor. Selain itu, kurangnya adopsi teknologi dan

permodalan serta kurangnya kelembagaan kelompok tani. Kemudian, pemanfaatan

sumber daya yang tidak merata. Masalah lain juga kurangnya sarana dan prasarana

petani, validitas data serta kurangnya informasi pemasaran.

Pemerintah Kabupaten Bener Meriah melalui Dinas Pertanian dan Tanaman

Kabupaten Bener Meriah kembali menyalurkan bantuan berupa alat-alat, dan obat-

Page 4: PEMBERDAYAAN PETANI KOPI OLEH DINAS PERTANIAN DI …

obatan pertanian kepada para petani penerima manfaat. Jenis bantuan yang disalurkan

kepada Kelompok Tani Penerima Manfaat, yaitu pupuk 138,45 Ton, handsprayer

otomatis 4.823 unit, mulsa 2.739 gulung, bibit kopi 420.000 batang, sektisida 2.855

botol/250 cc kepada 8.885 petani dengan 443 Kelompok Tani yang tersebar di 10

Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bener Meriah.

Pemerintah Kabupaten Bener Meriah melalui Dinas Pertanian memiliki tugas dan

fungsi memfasilitasi pengembangan pertanian serta memberi penyuluhan dan

pelatihan.

1.2. Permasalahan

Pengembangan perkebunan kopi gayo di Bener Meriah sejauh ini masih banyak

permasalahan. Masalah-masalah yang menonjol di antaranya, yakni petani kopi tidak

mampu membeli pupuk untuk memberi nutrisi tanaman kopi, tidak mampu memberi

kualitas terbaik pada tanaman kopi sehingga kopi tidak tumbuh dengan baik,

kurangnya perawatan kopi, hasil produksi yang masih rendah, dan juga belum

memiliki sarana processing yang baik dan sarana lainnya yang memengaruhi nilai

daya saing kopi yang di ekspor. Selain itu, kurangnya adopsi teknologi dan

permodalan serta kurangnya kelembagaan kelompok tani. Kemudian, pemanfaatan

sumber daya yang tidak merata. Masalah lain juga kurangnya sarana dan prasarana

petani, validitas data serta kurangnya informasi pemasaran.

Pemerintah Kabupaten Bener Meriah melalui Dinas Pertanian dan Tanaman

Kabupaten Bener Meriah kembali menyalurkan bantuan berupa alat-alat, dan obat-

obatan pertanian kepada para petani penerima manfaat. Jenis bantuan yang disalurkan

kepada Kelompok Tani Penerima Manfaat, yaitu pupuk 138,45 Ton, handsprayer

otomatis 4.823 unit, mulsa 2.739 gulung, bibit kopi 420.000 batang, sektisida 2.855

botol/250 cc kepada 8.885 petani dengan 443 Kelompok Tani yang tersebar di 10

Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bener Meriah.

Page 5: PEMBERDAYAAN PETANI KOPI OLEH DINAS PERTANIAN DI …

Pemerintah Kabupaten Bener Meriah melalui Dinas Pertanian memiliki tugas dan

fungsi memfasilitasi pengembangan pertanian serta memberi penyuluhan dan

pelatihan.

1.3. Penelitian Sebelumnya

Penelitian ini terinspirasi oleh beberapa penelitian terdahulu, baik dalam konteks

pemberdayaan maupun pemberdayaan petani kopi. Penelitian Susilawati,dkk

berjudul Pemberdayaan Petni Kopi Melalui Teknologi Mesin Pulper Kopi dan

Aplikasi Penjualan Online Berbasis Website(Susulawati,dkk. 2021), menemukan

bahwa pada pandemi Covid 19 kesejahteraan petani kopi menjadi terhambat sehingga

dilakukan inovasi dengan pembuatan mesin pulper dan juga dengan penjualan online

melalui website sehingga dapat membantu petani untuk mendistribusikan ata menjual

hasil taninya dan dengan penjualan melalui website ini didapatkan hasil petani-petani

kopi tersebut mendapatkan peningkatan sebesar 41% dari pendapata bulan

sebelumnya. Penelitian Sumarti, Rokhani, dan Falatehan yang berjudul Strategi

Pemberdayaan Petani Muda Kopi Wirausaha di Kabupaten Simalungun(Sumarti,

Rokhani, dan Falatehan. 2017) menemukan bahwa strategi pemberdayaan petani kopi

memerlukan dua komponen yaitu faktor penggerak seperti perubahan sistem ekonomi perubahan sistem ekonomi non pasar menjadi pasar, perubahan sistem patron klien

menjadi pasar; membuka akses alat pengolahan kopi, membentuk citra petani muda

sebagai agen yang aktif dan kritis, menempatkan petani muda kopi sebagai subyek

yang dinamis dalam membangun karakter kepemimpinan dan kewirausahaan. Faktor

pelancar meliputi: membangun kolektifitas, mengorganisir petani muda kopi dengan

memperkuat modal sosial, melindungi basis sumberdaya air dan lahan dengan

menerapkan good agricultural practices (GAP), diversifikasi mata pencaharian,

membuka akses pasar, penyuluhan dan pendampingan usaha kopi berbasis informasi

dan teknologi. Penelitian selanjutnya dari Asyhari,dkk berjudul Pemberdayaan

Kelompok Petani Kopi Karag Rejo untuk Meningkatkan Pemanfaatan Daun Kopi

Menjadi Layak Konsumsi(Asyhari,ddk. 2020) menemukan bahwa pemberdayaan

petani kopi tidak hanya dengan memanfaatan biji kopi tetapi dengan pemanfaatan

daun kopi juga. Berdasarkan penelitian ini ditemukan bahwa masyarakat banyak yang

belum mengetahui bagaimana pemanfaatan daun kopi, sehingga dengan penelitian ini

diberikan konseling dan pelatihan kepada masyarakat. Penelitian Edy, Safrin

berjudul Pemberdayaan Petani Kopi Melaui Penguatan Kelembagaan Di Desa

Kaongke-Ongkea Kecamatan Pasar Wajo Kabupaten Buton(Edy, Safrin.2018)

menemukan bahwa dengan dilakukannya pemberdayaan dapat terciptanya

peningkatan kapasitas sumber daya dan penguatan modal petani. Selanjutnya

penelitian Fitriyah,dkk yang berjudul Penguatan Kapasitas Petani Kopi Gunung

Wayang Menuju Pengembangan Wisata Desa Sumberwuluh Melalui Metode CPBR(

Fitriyah,dkk. 2020) menemukan bahwa partisapi masyarakat sangat penting dalam

Page 6: PEMBERDAYAAN PETANI KOPI OLEH DINAS PERTANIAN DI …

pengembangan suatu usaha seperti memberikan inovasi-inovasi dalam pengembangan

usaha.

1.4. Pernyataan Kebaruan Ilmiah

Penulis melakukan penelitian yang berbeda dan belum dilakukan oleh penelitian

terdahulu, dimana konteks penelitian yang dilakukan yakni pemberdayaanpetani kopi

menggunakan indikator yang berbeda juga dari penelitian sebelumnya yakni

menggunakan pendapat dari Mardikanto (Mardikanto, 2017) yang menyatakan bahwa

terdapat 4 indikator dalam pemberdayaan adalah bina manusia, bina usaha, bina

lingkungan dan bina kelembagaan.

1.5. Tujuan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran pemberdayaan

petani kopi yang dilakukan oleh dinas pertanian serta apa saja yang menjadi

penghambat dalam pemberdayaan petani kopi di Desa Ramung Jaya Kecamatan

Permata Kabupaten Bener Meriah Provinsi Aceh.

II. METODE

Dalam penelitian yang akan dilakukan, penulis menggunakan metode kualitatif

deskriptif dengan menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan

kesimpulan. Reduksi data merupakan proses pemilihan dan pengelolaan data yang

bersifat sementara oleh penulis. Penyajian data dilakukan guna mengorganisasikan

data agar tersusun dalam pola hubungan. Tahap penarikan kesimpulan mengharuskan

penulis untuk mengetahui makna dari data-data yang telah ada melalui kegiatan

magang dan sifatnya masih sementara untuk ditarik menjadi sebuah kesimpulan

Penulis akan menggunakan kedua sumber data, sumber data primer dan sumber data

sekunder. Sumber data primer penulis bersumber dari wawancara dengan informan.

Untuk sumber data sekunder berupa data pelaksanaan kegiatan dan laporan kegiatan

pemberdayaan petani kopi oleh dinas pertanian. analisisnya menggunakan teori

pemberdayaan yang digagas oleh Mardikanto (Mardikanto, 2017) yang menyatakan

bahwa ada 4 indikator terjadinya pemberdayaan, yaitu bina manusia, bina usaha, bina

lingkungan dan bina kelembagaan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pemberdayaan Petani Kopi di Desa Ramung Jaya Kecamatan Permata

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengumpulan data terhadap fenomena-fenomena

yang terjadi di lokasi magang, maka langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah

menganalisis masalah-masalah yang di dapatkan tersebut sehingga diperoleh hasil

yang akurat. Analisis ini dikajii berdasarkan masalah-masalah yang di temui penulis

Page 7: PEMBERDAYAAN PETANI KOPI OLEH DINAS PERTANIAN DI …

selama di lokasi magang yang berhubungan dengan upaya pemberdayaan petani kopi

di Desa Ramung Jaya Kecamatan Permata Kabupaten Bener Meriah Provinsi Aceh.

Disebutkan dalam Qanun Nomor 16 Tahun 2016 Tentang Pemberdayaan Petani Pasal

41 ayat (2) Pemerintah Daerah dan Pemerintah Kabupaten/Kota melakukan

koordinasi dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pemberdayaan petani.

Terkait dengan hal itu sesuai dengan Qanun tersebut ayat (1) pemerintah daerah

Kabupaten Bener Meriah dalam memberdayakan petani khususnya masyarakat petani

kopi melakukan upaya untuk memajukan dan mengembangkan pola pikir dan pola

kerja petani, meningkatkan usah tani, serta menumbuhkan dan menguatkan

kelembagaan petani agar mampu mandiri dan berdaya saing tinggi. Dengan demikian

pemerintah daerah berupaya membantu petani kopi untuk meningkatkan kemampuan

dan kualitas diri mereka untuk melakukan usaha tani yang lebih baik melalui Bina

Manusia, Bina Usaha, Bina Lingkungan, dan Bina Kelembagaan serta hal-hal yang

mampu menjadikan petani dapat diberdayakan.

Menurut Mardikanto (2015:222-226) guna mencapai kesejahteraan masyarakat maka

dalam pemberdayaan masyarakat memiliki indikator-indikator yang harus dipenuhi

antara lain Bina Manusia, Bina Usaha, Bina Lingkungan dan Bina Kelembagaan.

Berikut analisis pembahasan dari teori pemberdayaan masyarakat menurut

mardikanto di Desa Ramung Jaya Kecamatan Permata:

1. Bina Manusia

Bina manusia merupakan upaya pertama dan yang paling utama yang harus

diperhatikan dalam setiap upaya pemberdayaan masyarakat. Sumber daya manusia

yang paling penting dalam melaksanakan program pemberdayaan masyarakat adalah

tenaga penyuluh atau staf. Keberhasilan suatu program pemberdayaan masyarakat

petani kopi adalah tersedianya sumber daya manusia dimiliki dan yang terpenting

adalah bagaimana kualitas yang di miliki dari sumber daya manusia tersebut. Dengan

demikian sumber daya manusia harus ditingkatkan lagi keterampilanya dalam bertani

dan memiliki kemampuan terhdap dirinya sendiri demi terwujudnya kesejahteraan

masyarakat. Terlebih masyarakat merupakan subjek dari proses pemberdayaan

dituntut untuk memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan serta

pengalaman agar tercapainya hasil yang maksimal di bidang pertanian khususnya

petani kopi. Program Pemberdayaan yang saat ini dilakukan pemerintah ialah:

Peningkatan sumberdaya manusia

Dengan adanya pelatihan dan penyuluhan bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan para petani dalam hal membudidayakan tanaman kopi.

Upaya yang dilakukan Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah adalah berupa

pemberian program pelatihan dan penyuluhan.

berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Bapak Ir. Nurisman, yang merupakan

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah pada tanggal 18 januari 2021

menyatakan bahwa:

Page 8: PEMBERDAYAAN PETANI KOPI OLEH DINAS PERTANIAN DI …

Untuk meningkatkan kualitas dan kreativitas masyarakat petani dinas pertanian

memberikan pelatihan dan penyuluhan kepada para masyarakat petani Kopi tetapi

sampai saat ini hasilnya belum terlalu maksimal karena masih banyak permasalahan

yang dihadapi oleh dinas pertanian dalam melaksanakan kegiatan pemberian

pelatihan dikarenakan kurangnya partisipasi dari masyarakat petani.

Berdasarkan hasil wawancara penulis di lapangan dapat disimpulkan bahwa kegiatan

pelatihan dan penyuluhan yang dilakukan oleh Dinas Pertanian sudah dilaksanakan

kepada para petani Kopi hanya saja hasilnya belum maksimal bagi petani kopi

tersebut.

Kemudian Penulis mewawancarai salah satu petani Kopi pada tanggal 23

Januari 2021. Dari hasil wawancara tersebut penulis dapat mengambil kesimpulan.

Bahwasanya pelatihan dan penyuluhan yang diberikan oleh Dinas Pertanian kepada

masyarakat Petani sangat membantu petani dalam cara pengelolaan pertanian/

perkebunan kopi, pembibitan dan pengolahan hasil panen kopi demi meningkatkan

pengetahuan, kemampuan dan kesejahteraan masyarakat.

Mendukung pernyataan diatas penulis melakukan wawancara kepada kepala

seksi perkebunan Bapak Irwansyah pada tanggal 19 januari 2021 mengatakan bahwa:

Pelatihan yang dilakukan Dinas Pertanian terhadap petani kopi pelaksanaannya

dilaksanakan sebanyak dua kali dalam satu tahun dalam jangka waktu satu bulan,

yang memberi fasilitas pelatihannya adalah pelatih dari Dinas Pertanian atau

bekerjasama dengan pihak yang berwenang sesuai dengan materi pelatihan yang

diberikan.

Berdasarkan wawancara diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

pelaksanaan pelatihan dilaksanakan dua kali dalam setahun dengan jangka satu bulan

yang diberikan oleh pelatih dari Dinas Pertanian sendiri dan dapat bekerjasama

dengan pihak yang berwenang sesuai dengan materi pelatihan yang diberikan.

Rincian pelaksanaan pelatihan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4

Pelatihan Petani Kopi Kabupaten Bener Meriah Tahun 2020

No Kegiatan Maret Agustus

1. Jenis penyuluhan atau

pelatihan

Peremajaan tanaman

kopi

Pemangkasan tanaman

kopi

2. Pelatih Staf Dinas Pertanian

Kab Bener Meriah

Staf Dinas Pertanian

Kab Bener Meriah

3. Peserta pelatihan Perwakilan petani

perkecamatan

Perwakilan petani

perkecamatan

4. Tempat pelaksanaan Kantor Dinas

Pertanian

Kantor Dinas Pertanian

Sumber: Dinas Pertanian, 2020

Page 9: PEMBERDAYAAN PETANI KOPI OLEH DINAS PERTANIAN DI …

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat beberapa upaya bina

manusia yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah dalam

memberdayakan petani kopi. Hal dilaksanakan dengan meningkatkan produksi

tanaman kopi.

Berdasarkan data diatas Bina Manusia dalam pemberdayaan petani kopi untuk

meningkatkan sumberdaya manusia sudah berjalan melalui program pelatihan dan

penyuluhan namun belum terlaksanakan secara optimal dikarenakan kurangnya

partisipasi masyrakat petani dalam mengikuti pelatihan.

2. Bina Usaha

Bina usaha menjadi suatu upaya penting dalam setiap pemberdayaan. Bina manusia

mampu dalam waktu cepat memberikan dampak atau manfaat bagi perbaikan

kesejahteraan yang akan memperoleh dukungan dalam bentuk partisipasi masyarakat.

Bina usaha yang dilakukan oleh dinas pertanian Kabupaten Bener Meriah untuk

Petani Kopi adalah dengan memberikan bantuan sarana prasarana dan program yang

dilaksanakan. Salah satunya melakukan perbaikan infrastruktur penunjang kegiatan

produksi dan pemasaran hasil pertanian.

Pemberian Modal Usaha

Pemberian modal usaha sangat lah penting bagi para petani untuk memulai

melakukan usaha pertanian. Hal ini sangat dibutuh kan petani untuk dapat

meningkatkan kesehjateraan masyarakat petani kopi. Berdasarkan wawancara dengan

petani Kopi pada tanggal 25 januari 2021 “ Pemberian modal usaha yang diberikan

oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah terbilang sangat rendah, sampai saat

ini petani masih mengalami kesulitan dalam pengeluaran biaya produksi tanaman

kopi”.

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka disimpulkan dengan adanya bantuan modal

usaha tentunya sangat menguntungkan bertambahnya modal usaha bagi petani kopi

agar petani dapat melakukan pengolahan secara baik agar hasil produksi meningkat.

Pernyataan diatas didukung dengan hasil wawancara dengan kepala bidang

perkebunan ibu Salawati, S.P pada tanggal 18 januari 2021 menyatakan bahwa:

untuk anggaran dalam memberdayakan petani kita mendapat bantuan dari APBN,

APBA maupun APBD anggaran itu yang kita gunakan setiap tahunnya untuk

menunjang petani dalam bertani kopi. Setiap tahunnya Dinas Pertanian itu

mengeluarkan dana berkisar 150.000.000 tetapi anggaran tersebut dinilai masih

minim untuk bertani kopi. Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa

pemerintah memberikan bantuan kepada petani berupa dana sebesar 150.000.000

namun bantuan tersebut terbilang sangat minim untuk bertani kopi.

Page 10: PEMBERDAYAAN PETANI KOPI OLEH DINAS PERTANIAN DI …

Pemasaran Produk

Aspek bina usaha yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah

sudah berjalan cukup baik, yaitu dengan memberikan pelatihan dan penyuluhan

tentang pemasaran hasil panen kopi. Dari hasil wawancara dengan Kepala Bidang

Penyuluhan Bapak Surip Marsikin, SP pada tanggal 18 januari 2021 menjelaskan

bahwa “petani kopi dapat langsung menjual hasil panen tanaman kopi tersebut ke

agen kopi atau orang yang berada di Kecamatan Permata yang biasa membeli lalu

menjual kopi keluar daerah atau menjual nya ke pabrik-pabrik kopi terdekat”.

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan petani kopi dapat

langsung menjual hasil panen kopi ke agen-agen atau orang yang berada di

Kecamatan Permata yang biasa membeli lalu mejualnya keluar daerah atau menjual

ke pabrik-pabrik kopi terdekat.

Berdasarkan hasil analisis diatas Bina Usaha yang dilakukan dalam pemberdayaan

petani kopi sudah terlaksanan dengan adanya pemberian modal usaha dan pemasaran

produk. Dinas Pertanian setiap tahunnya memberikan bantuan dana sebesar

150.000.000 tetapi anggaran tersebut terlihat masih sangat minim untuk bertani kopi,

dalam memasarkan hasil produksi petani dapat menjual hasil panennya ke agen atau

ke pabrik kopi.

3. Bina Lingkungan

Selama ini, pengertian lingkungan dimaknai sekedar lingkungan fisik utamanya

menyangkut pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup. Tetapi pada

prakteknya perlu disadari dalam lingkungan sosial juga sangat berpengaruh terhadap

keberlanjutan bisnis dan kehidupan.

Tanggung jawab lingkungan sosial

Terkait dengan upaya perbaikan kesejahteraan sosial masyarakat yang tinggal

didalam dan di sekitar kawasan maupun yang mengalami dampak negatif yang

diakibatkan oleh kegiatan yang dilakukan. Sedang kan yang termasuk tanggung

jawab lingkungan terkait dengan perlindungan, pelestarian, pemulihan sumber daya

alam dan lingkungan hidup.

Bina lingkungan merupakan salah satu indikator dalam tercapainya suatu

pemberdayaan yang akan dilaksanakan. Selain itu, pada aspek bina lingkungan di

Desa Ramung Jaya Kecamatan Permata sebagian sudah hampir terbina

lingkungannya. Pembinaan lingkungan yang dilakukan oleh Pemrintah Kabupaten

Bener Meriah terhadap petani kopi yaitu dalam bentuk pengawasan, pengawasan

sangat diperlukan demi menjaga kelestarian lingkungan Kabupaten Bener Meriah.

Petani harus memperhatikan lingkungan sekitar agar tanaman kopi memiliki kulaitas

yang lebih baik. Menjaga kebersihan perkebunan serta mengolah sampah yang ada

secara baik dan benar, agar sampah tidak tertanam di lahan perkebunan. Berdasarkan

hasil wawancara dengan Kepala Seksi Pembenihan dan Pelindungan Perkebunaan

pada tanggal 19 Januari 2021 Ibu Sri Nurul Safitri, SP menjelaskan bahwa :

Page 11: PEMBERDAYAAN PETANI KOPI OLEH DINAS PERTANIAN DI …

Perlunya memberikan pembinaan untuk pengetahuan yang lebih terhadap penanganan

lahan diperlukan agar tanaman yang ditanam ini dapat tumbuh dengan dengan baik

dan dapat menghasilkan buah kopi yang optimal. Dan jika tidak dilakukan perawatan

dengan baik bisa-bisa tanaman tidak menghasilkan apa-apa dan bisa menyebabkan

kematian pada tanaman.

Dalam pelestariaan lingkungan tentu Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah perlu

memberi pengawasan terhadapa petani, agar petani dapat melestarikan lingkungan

sekitarnya.

Dalam memberi dukungan terhadap pemberdayaan petani kopi banyak usaha yang

dilakukan guna mencapai tujuan pemberdayaan, pengawasan merupakan salah satu

bentuk upaya Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah dalam melakukan bina

lingkungan. Pengawasan ini dilakukan dilingkungan lahan perkebunan petani kopi

yang didalam nya terkait dengan budidaya kopi.

Dalam wawancara bersama kepala seksi perkebunan bapak Irwansyah pada tanggal

19 januari 2021 mengatakan bahwa:“ untuk dunia luar masyarakat sangat menseleksi

apa yang akan di konsumsinya sehingga sebisa mungkin lembaga pemerintah

melakukan pengawasan terhadap penggunaan bahan yang diperuntukan bagi tanaman

kopi sebisa mungkin menghindari bahan kimia yang berlebihan.”

Berdasarkan wawancara diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Dinas Pertanian

Kabupaten Bener Meriah melakukan budidaya kopi dengan ramah lingkungan banyak

menggunakan bahan-bahan organik daripada bahan kimia maka dari itu Dinas

Pertanian Kabupaten Bener Meriah melakukan pengawasan agar budidaya tanaman

kopi berorientasi pada penggunaan bahan organik yang ramah lingkungan.

Berdasarkan data diatas Bina Lingkungan dalam pemberdayaan petani kopi yaitu

dengan memerikan pembinaan untuk pengetahuan yang lebih terhadap penanganan

lahan dalam pelestarian lingkunga. Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah

melakukan pengawasan terhadap petani agar petani dapat melestarikan lingkungan

sekitarnya.

4. Bina Kelembagaan

Pemberdayaan masyarakat melalui beberapa bina yaitu bina manusia, usaha dan bina

lilngkungan mengharuskan ketersediannya kelembagaan yang berfungsi secara efektif

yang artinya, bina kelembagaan tidak cukup dengan pembentukan lembaga-lembaga

yang dibutuhkan tetapi yang lebih penting dari pembentukannya ialah seberapa jauh

kelembagaan terbentuk dan berfungsi secara efektif. Beriku bina kelembagaan yang

diberikan kepada petani kopi:

Pengembangan badan usaha yang sudah ada

Dalam pengembangan Petani Kopi harus adanya pembinaan yang dilakukan oleh

sebuah lembaga yang mengurus perkembangan petani kopi. Organisasi adalah

sebagai tempat atau wadah untuk orang berkumpulan bekerja sama dengan cara

rasional serta sistematis, terencana, terpimpin, serta terkendali maka organisasi sangat

dibutuhkan dalam pengembangan petani kopi.

Page 12: PEMBERDAYAAN PETANI KOPI OLEH DINAS PERTANIAN DI …

Sebagaimana dalam wawancara bersama kepala seksi perkebunan Bapak Irwansyah

pada tanggal 19 januari 2021 mengatakan bahwa “ untuk pengembangan badan usaha

sendiri dari dinas pertanian dahulu kami memberi bantuan budidaya tanaman kopi

dengan memberi pupuk organik atau bibit, namun seiring berjalannya waktu kami

memberikan bantuan pasca panen”.

Berdasarkan wawancara diatas maka dapat disimpulkan Dinas Pertanian Kabupaten

Bener Meriah melakukan pengembangan badan usaha kelompok tani dengan

memberikan bantuan modal dalam budidaya tanaman kopi dapat kita lihat pemberian

alat pasca panen yaitu tempat jemur kopi dan alat penggilingan menunjukan bahwa

Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah melakukan program pengembangan usaha

jangka panjang.

Kerjasama dengan pihak yang terkait

Dalam pemberdayaan petani kopi Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah yang

bertanggung jawab terhadap budidaya petani kopi melakukan kerjasama dengan

berbagai lembaga pemerintahan seperti salah satunya Dinas Perdagangan Kabupaten

Bener Meriah dalam memberikan pemasaran tanaman kopi. Berdasarkan hasil

wawancara bersama Kepala seksi perkebunan bapak Irwansyah pada tanggal 18

januari 2021 mengatakan bahwa:

Dalam pemberdayaan petani kopi kami Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah

sering melakukan kerjasama dari beberapa pihak Dinas Pemerintahan Kabupaten

Bener Meriah agar pemberdayaan terhadap petani kopi dapat dilakukan oleh berbagai

pihak, ini memudahkan berjalannya pemberdayaan masyarakat petani kopi.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut penulis dapat memberikan kesimpulan

dengan bekerjasama berbagai pihak memudahkan pemberdayaan petani kopi

sehingga tujuan dapat mudah tercapai.

Pembentukan kelompok usaha pengolahan

Tiap-tiap orang memiliki kebutuhan serta tujuan yang tidak sama, hal itu

perlunya ada pembentukan organisasi dengan menjadikan satu kebutuhan serta tujuan

yang sama. Tujuan organisasi punya pengaruh baik dalam pengembangan petani

kopi. Penulis melakukan wawancara dengan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten

Bener Meriah yaitu Bapak Ir. Nurisman pada tanggal 18 Januari 2021 mengenai

pembinaan Petani Kopi dengan kelembagaan atau organisasi yaitu:

Pemerintah Kabupaten Bener Meriah sudah banyak melakukan upaya-upaya demi

memajukan Petani Kopi Pemerintah juga melakukan pembentukan organisasi

gabungan kelompok tani. Pemerintah memfasilitasi dan mengusulkan agar

terciptanya kelompok yang kuat karena dari bagian-bagian kecil bersatu menjadi

Page 13: PEMBERDAYAAN PETANI KOPI OLEH DINAS PERTANIAN DI …

besar memajukan petani Kopi, namun masih banyak petani yang tidak mau

berkoordinasi.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa Pemerintah telah

berupaya dalam membentuk kelompok-kelompok dalam Pemberdayaan Petani Kopi

namun beberapa petani masih banyak yang tidak mau berkoordinasi ketika ada

pembinaan yang dilakuka oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah.

Berdasarkan data diatas Bina Kelembagaan dalam Pemberdayaan petani kopi

sudah dilaksanakan seperti dalam pengembangan badan usaha yang sudah ada,

kerjasama dengan pihak yang terkait serta kelompok usaha pengolahan namun masih

adanya beberapa penambahan atau perubahan program yang diberikan oleh Dinas

Pertanian Kabupaten Bener Meriah.

3.2 Faktor Penghambat dalam Pemberdayaan Petani Kopi di Desa Ramung

Jaya Kecamatan Permata

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis hambatan-hambatan yang

dihadapi oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah dalam Pemberdayaan

masyarakat petani kopi anatara lain:

1. Sumber Daya Manusia

Kualitas sumber daya manusia merupakan faktor yang paling utama dalam

pencapaian pemberdayaan masyarakat. Akan tetapi sumber daya manusia yang ada

masih sangat kurang dalam bidang pertanian khususnya petani kopi yang ada di Desa

Ramung Jaaya Kecamatan Permata. Dalam mengatasi masalah pertanian masyarakat

petani harus memiliki sumber daya manusia yang lebih berkualitas dan memiliki

kreatifitas, apabila hal itu tidak ada maka akan sulit meningkatkan produktivitas pada

tanaman kopi.

Sumber daya manusia yang paling penting dalam melaksanakan program

pemberdayaan petani kopi adalah tenaga penyuluh. Keberhasilan suatu program

pemberdayaan petani kopi adalah tersedianya sumber daya manusia yang memadai

dan yang terpenting dilihat bagaimana kualitas yang dimiliki dari sumber daya

manusia tersebut.

2. Rendahnya Anggaran Daerah

Page 14: PEMBERDAYAAN PETANI KOPI OLEH DINAS PERTANIAN DI …

Alokasi anggaran sering tidak mencukupi dalam pemberian modal usaha kepada

masyarakat petani kopi. Hal ini masih sangat membebani para petani dalam

melakukan pengelolaan produksi tanaman kopi. Tentu Pemerintah Kabupaten Bener

Meriah sudah mengusahakan yang terbaik untuk para masyarakat petani kopi. alokasi

anggaran daerah tentu bukan hanya untuk masyarakat petani kopi saja masih banyak

sektor pertanian lainnya yang sama-sama membutuhkan anggaran.

Dalam pengembangan usaha pertanian kopi bukan hanya mengolah dan

melestarikan lingkungan, akan tetapi ada yang berhubungan dengan masalah

finansial. Hal ini akan menunjang pengembangan pertanian kopi akan menjadi lebih

baik.

3. Minimnya Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana tentu sangat penting dalam usaha pertanian untuk itu Dinas

Pertanian Kabupaten Bener Meriah mengupayakan sarana dan prasarana sebaik

mungkin. Akan tetapi sarana dan prasarana yang telah diberikan oleh Dinas Pertanian

Kabupaten Bener Meriah tidak di rawat dengan baik. Seperti hal nya Dinas Pertanian

memberikan alat bantu untuk para petani seperti tong sampah, cangkul, mesin babat

rumput dan kaleng kopi. kondisi ini sangat memprihatikan dimana sarana dan

prasarana yang telah diberikan tidak di rawat dengan baik sehingga Dinas Pertanian

enggan untuk memberikan bantuan seperti itu lagi padahal masih sangat dibutuhkan

sarana pendukung yang terbilang sangat mudah.

4. Pemasaran Hasil Pertanian Kopi

Pemasaran sangatalah dibutuhkan dalam usaha meningkatkan ekonomi dan

kesejahteraan masyarakat. Pemasaran hasil panen tanaman kopi di jual ditempat oleh-

oleh, di warung kopi dan seperti outlet kopi. Munculnya beberapa permasalahan

penjual hasil panen kopi yang masih memiliki banyak kendala yaitu kebanyakan

petani menjual hasil panen mereka kepada toke-toke kopi yang biasa membeli kopi

langsung kepada petani kopi dengan harga yang lebih rendah sehingga ini menjadi

hambatan para petani untuk menjual hasil panen. Adapun masalah lain yaitu hasil

tanaman kopi sering kali dibeli oleh orang luar dan diberi merk sendiri. Dinas

Pertanian Kabupaten Bener Meriah mulai mengatur tempat-tempat penjualan kopi

agar para petani dengan kepuasan dapat menjual hasil tanaman kopi mereka.

Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan bagi mereka sendiri.

5. Kurangnya Kesadaran Petani

Masih sangat kurangnya kesadaran masyarakat petani dalam mengikuti pelatihan

dan penyuluhan yang diberikan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah. Hal

ini tentu membuat para petani tidak memiliki pengetahuan dan tidak dapat

meningktakan kualitas diri merka untuk melakukan pengelolaan tanaman kopi

Page 15: PEMBERDAYAAN PETANI KOPI OLEH DINAS PERTANIAN DI …

sehingga tidak dapat meningkat kan hasil produksi yang baik. Apabila para petani

tidak dapat meningkatkan hasil produksi dengan baik maka hal ini dapat

mengakibatkan kurang nya kesejahteraan masyarakat petani kopi. sehingga membuat

para petani kopi belum dapat diberdayakan. Oleh karena itu menarik perhatian serta

minat para petani kopi ini maka diperlukan solusi agar dapat menarik perhatian

mereka untuk mengikuti pelatihan dan penyuluhan yang di berikan oleh Dinas

Pertanian.

3.3 Upaya Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah di Desa Ramung

Jaya dalam Pemberdyaan Masyarakat Petani Kopi

Upaya yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah dalam

mengatasi hambatan-hambatan dalam usahan pertanian yag sering kali terjadi.

Adapun upaya yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah dalam

menghadapi hambatan permasalahan yaitu:

1. Peningkatan Sumber Daya Manusia

Dalam meningkatkan keterampilan dan pengetahuaan masyarakat Dinas

pertanian melakukan pembinaan secara langsung melalui pelatihan dan penyuluhan

yang dilakukan oleh pegawai dinas pertanian tersebut, antara lain bimbingan usaha

tani, budidaya tanaman kopi dengan menerapkan teknologi tepat guna serta

memberikan informasi kepada petani mengenai pertanian melalui penyuluhan. Selain

itu Dinas Pertanian juga memberikan bantuan yang disesuaikan dengan kebutuhan

petani dalam meningkatkan produksi pertaniannya. Berdasarkan wawancara dengan

kepala bidang perkebunan ibu Salawati, S.P pada tanggal 18 januari 2021

menyatakan bahwa:

Dinas Pertanian memberikan pelatihan mengenai peremajaan tanaman kopi maupun

pemangkasan terhadap tumbuhan kopi yang sudah tidak produktif, tetapi pelatihan

tersebut masih kurang optimal karena tidak berkesinambungan antara pelatihan yang

dilakukan tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya.

Berdasarkan wawancara di atas maka dapat disimpulkan setiap tahunnya Dinas

Pertanian menyelenggarakan kegiatan pelatihan terhadap petani kopi mengenai

peremajaan tanaman kopi maupun pemangkasan terhadap tumbuhan kopi yang sudah

tidak produktif namun masih kurang optimalnya pelatihan tersebut disebabkan

kegiatan tersebut tidak berkesenambungan yang dilakukan dengan tahun-tahun

sebelumnya.

2. Pengoptimalisasian Anggaran

Page 16: PEMBERDAYAAN PETANI KOPI OLEH DINAS PERTANIAN DI …

Kurangnya dana menjadi hambatan utama bagi masyarakat petani kopi maupun

Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah dalam memberdayakan usaha petani kopi.

Dana yang selama ini berasal dari APBD masih terlihat rendah. Oleh karena itu

Pemerintah Kabupaten Bener Meriah lebih mengoptimalkan dana yang disusun dalam

rencana Anggaran Kerja Dinas Pertanian.

Masalah pendanaan merupakan hal yang sangat sensitif di setiap instansi

pemerintahan daerah khususnya, dalam hal ini Dinas Pertanian harus lebih selektif

dalam memberikan bantuan dana yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman

kopi di kabupaten bener meriah. Berdasarkan wawancara dengan kepala bidang

perkebunan ibu salawati, S.P pada tanggal 18 januari 2021 menyatakan bahwa:

Untuk anggaran dalam memberdayakan petani kita mendapat bantuan dari APBN,

APBA maupun APBD anggaran itu yang kita gunakan setiap tahunnya untuk

menunjang petani dalam bertani kopi. Setiap tahunnya Dinas Pertanian itu

mengeluarkan dana berkisar 150.000.000 tetapi anggaran tersebut dinilai masih

minim untuk bertani kopi.

Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pemerintah memberikan

bantuan kepada petani berupa dana sebesar 150.000.000 namun bantuan tersebut

terbilang sangat minim untuk bertani kopi.

3. Pembangunan Sarana dan Prasarana

Untuk mengatasi kendala ini Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah mengambil

langkah-langkah sebagai berikut:

Melakukan koordinasi secara terpadu terhadap pihak

Untuk penyediaan fasislitas pertanian Dinas Pertanian meminta kepada Pemerintah

untuk memberi bantuan alokasi dana, dalam hal ini mengingat pentingnya penyedian

alat pertanian dan sarana penunjang lainnya. Agar meningkatkan kualitas tanaman

produksi yang terbaik dalam usaha tani.

Melengkapi infrastruktur sarana dan prasarana yang memadai secara guna

mempercepat pelaksanaan program.

Dalam mendukung kegiatan produksi kopi Dinas Pertanian menyediakan bahan

seperti pupuk, bibit serta pestisida guna mempermudah petani kopi untuk kegiatan

produksi kopi.

4. Peningkatan Pemasaran Hasil Pertanian

Kegiatan ini salah satu upaya untuk meningkatkan pemasaran hasil produksi

pertanian, dengan adanya program ini tentu membantu petani kopi melakukan

pemasaran. Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah mulai mengatur tempat-tempat

Page 17: PEMBERDAYAAN PETANI KOPI OLEH DINAS PERTANIAN DI …

pemasaran kopi. Apabila pemasaran dapat meningkat tentu akan meningkatkan

pendapatan petani kopi dan kesejahteraan masyrakat petani kopi.

Kegiatan peningkatan pemasaran hasil pertanian dilakukan dengan beberapa cara

yaitu dengan mempromosikan produksi hasil tani kepada orang luar dan membuat

iklan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah serta bekerjasama Dinas

Perdagangan Kabupaten Bener Meriah. Hasil produksi kopi pada Kabupaten Bener

Meriah hampir sama setiap tahunnya. Berikut tabel 4.5 jumlah produksi kopi

Kabupaten Bener Meriah pada tahun 2019 dan 2020:

Tabel 4.5

Jumlah Produksi Kopi Kabupaten Bener Meriah Tahun 2019 dan 2020

No Kecamatan 2019

(Ton)

2020

(Ton)

1 Bandar 0,31 0,31

2 Bener Kelipah 0,10 0,11

3 Bukit 0,27 0,27

4 Gajah Putih 0,26 0,26

5 Mesidah 0,25 0,25

6 Permata 0,60 0,61

7 Pintu Rime Gayo 0,43 0,43

8 Syiah Utama 0,02 0,02

9 Timang Gajah 0,35 0,35

10 Wih Pesam 0,29 0,29

Bener Meriah 2,88 2,90

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah, 2020

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa jumlah produksi kopi Kabupaten Bener

Meriah dari tahun 2019 sampai dengan 2020 mengalami kenaikan 0,02 ribu ton

maka dapat dikatakan upaya Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah berhasil

memberdayakan petani kopi karena meningkatnya produksi tanaman kopi setiap

tahunnya.

5. Meningkatkan kesadaran petani melalui penyuluhan

Page 18: PEMBERDAYAAN PETANI KOPI OLEH DINAS PERTANIAN DI …

Penyuluhan terhadap petani ditujukan agar dapat meningkatkan kesadaran

masyarakat petani kopi oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah dengan

memberikan tenaga penyuluh untuk turun ke lapangan memberikan pemahaman serta

pengetahuan mengenai cara bertani yang baik. Dinas Pertanian memberikan

penyuluhan agar masyarakat petani lebih tanggap lagi dalam melakukan usaha tani.

Masyarakat harus lebih aktif dan mau belajar dalam usaha tani. Apabila masyarakat

petani medapati pemahaman yang baik dalam pelatihan tentu petani di Desa Ramung

Jaya secara tidak langsung dapat dikatakan sudah berdaya. Berdasarkan hasil

wawancara dengan kepala bidang perkebunan ibu salawati , S.P pada tanggal 18

januari 2021 bahwa “kegiatan penyuluhan kepada para petani kopi dilakukan oleh

Dinas Pertanian ini dimaksudkan agar para petani dapat mandiri dalam mengatasi

urusan pertanian dan juga pelatihan mengenai bimbingan teknologi tentang budidaya

kopi”.

Berdasarkan wawancara diatas maka dapat disimpulkan kegiatan penyuluhan

dilakukan Dinas Pertanian untuk para petani dimaksudkan agar petani dapat mandiri

dalam mengatasi urusan pertanian serta diberi pelatihan mengenai bimbingan

teknologi tentang budidaya kopi agar petani dapat diberdayakan.

3.4 Diskusi Temuan Utama Penelitian

Pemberdayaan petani kopi ini memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat

dengan pemberian pemahaan melalui pelatihan dan penyuluhan tentang budidaya

kopi yang dilakuka oleh dinas pertaian sama halnya dengan penelitian

Asyhari,dkk (Asyhari, dkk. 2020). Selain itu, pemerintah melalui dinas pertanian

dalam bina usaha dengan memberikan modal usaha dan pemasaran produk untuk

produktivitas kopi. dalam penelitian Sumarti, dkk (Sumarti,dkk. 2017)

memberikan strategi pengembangan wirausaha petani kopi dengan faktor

penggerak dan pelancar. Oleh karena itu, dapat dilihat banyaknya usaha yang

dilakukan untuk pemberdayaan petani kopi dari berbagai bidang dan berbagai

aspek.

Dalam pemberdayaan di bina lingkungan diberikan taggung jawab sosial dalam

memberi pengawasan terhadap lingkungan perkebunan dengan memberikan

pembinaan untuk pengetahuan yang lebih terhadap penanganan lahan, seperti

penelitian Asyhari, dkk ( Asyhari,dkk 2020) dimanfaatkan daun kopi untuk

peningkata kesejahteraan petani kopi tesebut bukan hanya dari biji kopi tetapi

dapat memanfaatkan daun kopi tersebut juga. Dalam bina kelembagaan

dilakukan pengembangan usaha, kerjasama dan pembentukan kelompok usaha

pengolahan sesuai dengan penelitian Safri Edy(Edy, Safrin. 2018).

3.5 Diskusi Temuan Menarik Lainnya

Dalam penelitian ini penulis hanya fokus pada pemberayaan petani kopi dengan

teori mardikanto yang terdiri dari empat bina yaitu bina manusia, bina

lingkungan, bina usaha dan bina kelembagaan. Akan tetapi, dalam pemberdayaan

petani kopi dibutuhkan penanganan dari berbagai pihak lainnya. Dan perlu

Page 19: PEMBERDAYAAN PETANI KOPI OLEH DINAS PERTANIAN DI …

diperhatikan ialah anggaran yang diberian untuk petani kopiperlu ditingkatkan.

Hal itu dikarenakan pada saat ini pengembangan usaha kopi sangat menjadi

incaran dari berbagai investor di seluruh dunia.

IV. KESIMPULAN

Penulis menyimpulkan bahwa pemberdayaan masyarakat petani kopi di Desa

Ramung Jaya Kabupaten Bener Meriah dengan pemberian pemahaman melalui

pelatihan dan penyuluhan tentang budidaya kopi yang produktif serta pemberian

sarana dan prasarana yang mendukung aktivitas budidaya kopi yang dilakukan oleh

Dinas Pertanian Kabupaten Bener Meriah.

Keterbatasan Penelitian. Penelitian ini memiliki keterbatasan utama yakni waktu.

Penelitian juga hanya dilakukan pada satu desa saja sebagai model studi kasus yang

dipilih.

Arah Masa Depan Penelitian (future work). Penulis menyadari masih awalnya

temuan penelitian, oleh karena itu penulis menyarankan agar dapat dilakukan

penelitian lanjutan pada lokasi serupa berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat

petani kopi di Desa Ramung Jaya untuk menemukan hasil yang lebih mendalam.

V. UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih terutama ditujukan kepada Kepala Dinas Pertanian beserta

jajarannya yang telah memberikan kesempatan penulis untuk melaksanakan

penelitian, serta seluruh pihak yang membantu dan mensukseskan pelaksanaan

penelitian.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, dr suharsimi. 2013. Prosedur Peneliti: Suatu Pendeketan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Anwas. Pemberdayaan Masyarakat di Era Global (Alfabeta.Bandung,2014).

Asyhari,dkk. 2020. Pemberdayaan Kelompok Petani Kopi Karang Rejo untuk

Meningkatkan Pemanfaatan Daun Kopi Menjadi Layak Konsumsi. Jurnal

Pengabdian Pada Masyarakat. DOI. 10.30653/002.202051.251

Edy, Safrin. 2018. Pemberdayaan Petani Kopi Melalui Penguatan Kelembagaan Di

Desa Kaongke-Ongkea Kecamatan Pasawajo Kabupaten Buton. Jurnal Media

Agribisnis.

Fitriyah, dkk. 2020. Penguatan Kapasitas Petani Kopi Gunung Wayang Menuju

Pengembangan Wisata Desa Sumberwuluh Melalui Metode CBPR. Jurnal Dakwah

dan Sosial.

Mardikanto, Totok. 2019. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan

Page 20: PEMBERDAYAAN PETANI KOPI OLEH DINAS PERTANIAN DI …

Publik. Bandung: Alfabeta.

Mardikanto, Totok. 2017. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan

Publik. Bandung: Alfabeta.

Mardikanto, Totok. 20174. Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Alfabeta.

Mulyadi, Mohammad. 2014. Metode Penelitian Praktis: Kuantitatif & Kualitatif.

Jakarta Utara: Publica Institute

Nazir, Moh. 2017. Metode Penelitian. 11th ed. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Suharto, Edi. 2017. Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat:

Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Dan Pekerjaan Sosial (Bandung: PT

Refika Aditama, 2017), E. Bandung: PT Refika Aditama.

Sumber : (Mardikanto, 2017:223-226), “Pemberdayaan Masyarakat”

Simangungsong, Fernandes. 2017. Metodologi Penelitian Pemerintah.Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

BPS Provinsi Aceh. (2019). Luas Tanaman dan Produksi Tanaman Kopi Perkebunan

Rakyat Provinsi Aceh, Tahun 1979-2017.

Susilawati,dkk, 2021. Pemberdayaan Petani Kopi Melalui Teknologi Mesin

Puplper Kopi dan Aplikasi Penjualan Online Berbasis Website. Jurnal

Pemberdayaan Masyarakat. https://doi.org/10.31603/ce.4463

Sumarti,dkk. 2017. Strategi Pemberdayaan Petani Muda Kopi Wirausaha di

Kabupaten Simalungun. Jurnal Penyuluhan.