pemberian asupan gizi pada bayi
TRANSCRIPT
PEMBERIAN ASUPAN GIZI PADA BAYI
Makalah ini kami susun guna untuk memenuhi
Tugas mata kuliah Gizi Dalam Kebidanan
Disusun Oleh:
Inna Fortuna Venturini (120098 / IIC)
Putri Handyani (120099 / IIC)
Ananda Wiedya Agustin (120100 / IIC)
Galih Puspita Sari (120101 / IIC)
Laila Nur Fauziah (120102 / IIC)
Retno Ambarwati (120103 / IIC)
Niken Rokhini Rahayu (120104 / IIC)
Solikhah Nur Azizah (120105 / IIC)
Asti Reswari Dewi (120106 / IIC)
Beni Setya Anjani (120107 / IIC)
Anggita Dwi Lestari (120108 / IIC)
Akademi Kebidanan Yogyakarta
Yogyakarta
2013
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Dengan mengucap alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur ke hadirat
Allah SWT berkat rahmat dan karuniaNya kepada kami sebagai penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemberian Asupan Gizi pada Bayi” yang
disusun guna memenuhi syarat tugas mata kuliah Gizi Dalam Kebidanan di
Akademi Kebidanan Yogyakarta.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Harapan kami semoga makalah ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga
kami dapat memperbaiki bentuk maupin isi makalah ini, sehingga kedepannya
dapat lebih baik.
Dalam penulisan makalah ini kami sebagai penulis sangat menyadari
bahwa banyak kekurangan kerena pengalaman yang kami miliki sangat kurang.
Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, 17 Maret 2013
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................5
A. Latar Belakang..............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
A. Prinsip Gizi Bagi Bayi..................................................................................6
1. Energi....................................................................................................6
2. Protein...................................................................................................6
3. Lemak....................................................................................................7
4. Karbohirat.............................................................................................8
5. Vitamin..................................................................................................8
6. Mineral..................................................................................................8
7. Air.........................................................................................................9
B. Macam-Macam Makanan Bagi Bayi............................................................9
1. Air Susu Ibu (ASI eksklusif).................................................................9
2. Makanan Pendamping ASI.................................................................10
a. Makanan Lumat...........................................................................11
iii
b. Makanan Lunak............................................................................12
c. Makanan Padat.............................................................................12
C. Pengelolaan Makanan Bayi.........................................................................12
1. Pemberiaan Makanan Bayi Umur 6-9 bulan.......................................12
2. Pemberian Makanan Bayi Umur 9-12 Bulan......................................12
3. Pemberian Makanan Anak Usia 12-24 Bulan.....................................13
D. Faktor Yang Mempengaruhi Asupan Gizi Bayi.........................................13
E. Kesehatan, Status Gizi, dan Praktik Pemberian Makanan..........................16
1. Energi dan Zat Gizi Makro.................................................................17
2. Vitamin................................................................................................18
3. Mengontrol kekurangan zat besi.........................................................19
BAB III PENUTUP...............................................................................................21
A. Kesimpulan.................................................................................................21
B. Kritik dan Saran..........................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................v
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan orang untuk fungsi
normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan, dan kesehatan. Pada
bayi membutuhkan gizi yang cukup untuk pertumbuhannya. Bayi
membutuhkan gizi lebih banyak dari orang dewasa, karena pertumbuhan bayi
lebih cepat daripada orang dewasa. Menurut data UNICEF, kekurangan gizi
pada bayi menempati urutan keempat. Upaya untuk memperbaiki kekurangan
gizi pada bayi dapat dilakukan melalui menyusui, terapi, program pemberian
makanan, pemeriksaan, dan penyuluhan tentang gizi.
Prinsip gizi yang harus diberikan kepada bayi seperti energi, protein,
lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral agar pertumbuhan bayi optimal.
Selain prinsip gizi, terdapat juga macam-macam makanan dan
pengelolaannya. Makanan yang baik untuk bayi agar pertumbuhannya
optimal, bayi harus diberikan makanan seperti sayuran, buah-buahan, dan
daging agar kebutuhan gizinya tercukupi. Dalam pengelolaannya juga harus
hati-hati, agar kandungan gizi yang terdapat pada makanan tersebut tidak
hilang. Pemilihan bahan makanan, peralatan memasak, tempat,
pengolahannya, dan tempat penyimpanannya juga sangat berpengaruh.
Di awal kehidupannya, lambung dan usus bayi belum sepenuhnya
matang. Ia bisa mencerna laktosa (gula dalam susu) namun belum mampu
menghasilkan amilase dalam jumlah yang cukup. Ini berarti, bayi tidak dapat
mencerna tepung sampai paling tidak usia tiga bulan (Arisman 2002).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pemberian makanan.
Dan pentingnya pengaruh status gizi pertumbuhan dan pekembangan bayi.
Status gizi pertumbuhan dan perkembangan ditinjau dari pola makan dan gizi
yang terdapat pada makanan tersebut.
5
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Prinsip Gizi Bagi Bayi
Prinsip gizi atau kebutuhan gizi bayi berbeda dengan orang dewasa.
Kebutuhan gizi bayi cenderung lebih besar dikarenakan proses pertumbuhan
bayi lebih cepat daripada orang dewasa. Tujuan pemberian makanan bayi
adalah untuk tumbuh kembang, untuk memenuhi kebutuhan psikologis,
keperluan edukatif atau pendidikan untuk melatih kebiasaan makan yang baik.
Untuk itu, ada beberapa prinsip gizi bagi bayi agar bayi dapat tumbuh dengan
optimal. Berikut prinsip gizi atau kebutuhan gizi yang harus diberikan kepada
bayi :
1. Energi
Kebutuhan energi dapat diperoleh dari karbohidrat, lemak, protein
yang terkandung di dalam makanan. Kebutuhan energi akan terus
meningkat sejalan dengan kenaikan berat badan si bayi. Proses
pertumbuhan bayi yang sangat cepat membutuhkan energi yang besar.
Kebutuhan energi 2 bulan pertama adalah 120 kkal/kg BB. Selama 6 bulan
pertama membutuhkan 115-120 kkal/kg BB. Sedangkan bayi usia 6-12
bulan rata-rata membutuhkan energi 105-110 kkal/kg BB. Kebutuhan
energi bayi ini digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan, meningkatkan berat badan, mengatur suhu tubuh,
metabolisme makanan, melakukan aktivitas fisik ketika tidur dan bangun,
serta untuk proses penyembuhan dari sakit.
2. Protein
Protein berperang penting untuk tumbuh kembang bayi sejak dari
kandungan sang ibu. Asupan protein pada bayi sejak lahir sampai usia 6
7
bulan adalah 2,2 gram/kg BB, sedangkan bayi usia 6-12 bulan adalah 1,6
gram/kg BB. Kurangnya asupan protein pada bayi dapat menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan jaringan dan organ, selain itu juga dapat
menghambat pertumbuhan tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala.
Bukan hanya kekurangan protein saja yang tidak baik untuk bayi,
kelebihan protein juga dapat menyebabkan kelebihan asam amino yang
harus dimetabolisme dan di eliminasi sehingga akan memperberat kerja
ginjal dan hati. Menurut Nurachman (2001) kegunaan protein bagi tubuh
bayi adalah :
a. Menjaga proses fisiologis tubuh karena protein merupakan bahan baku
pembentukan hormon, protein plasma, antibodi, dan kromosom.
b. Berperan dalam perkembangan tubuh.
c. Berperan dalam metabolisme tubuh sebagai enzim, mempercepat, dan
terlibat aktif dalam reaksi biologis dan kimiawi dalam tubuh.
d. Memelihara keseimbangan cairan dan asam basa. Molekul protein
merupakan sistem penyangga yang efektif dalam mengontrol
keseimbangan asam basa.
e. Sebagai sumber energi.
f. Sebagai detoksifikasi.
3. Lemak
Lemak sangat penting bagi bayi untuk metabolisme pada sistem
reproduksi (gonad) dan perkembangan otak. Lemak dibutuhkan bayi untuk
memberikan energi pada proses metabolisme di hati, otak, dan jantung.
ASI menyiapkan 55% energi yang bersal dari lemak. Kebutuhan lemak
pada bayi semuanya berasal dari ASI, ataupun susu formula, serta
makanan pendamping ASI. ASI lebih banyak mengandung lemak tak
jenuh yang proses penyerapannya di dalam alat pencernaan bayi akan
lebih cepat dibandingkan asam lemak jenuh yang berasal dari susu sapi.
ASI juga mengandung omega 3 yang dibutuhkan untuk perkembangan
otak. Maka untuk memenuhi asupan lemak yang cukup, bayi usia 0-6
8
bulan sebaiknya hanya di beri ASI saja, kemudian selanjutnya baru diberi
makanan pendamping. Kebutuhan lemak bagi bayi akan berubah dan
menurun ketika si bayi sudah bertumbuh besar dan sudah dapat menerima
makanan padat.
4. Karbohirat
Karbohidrat sebagai sumber energi dibutuhkan dalam jumlah yang
besar untuk proses pertumbuhan bayi. Sumber karbohidrat utama bagi bayi
adalah Laktosa yang terdapat di dalam ASI. Laktosa dalam ASI
mengandung 7%. Kadar laktosa yang tinggi akan menumbuhkan
lactobacillus dalam usus bayi sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi.
selain itu, kadar laktosa yang tinggi juga dapat memperbaiki penahanan
beberapa mineral penting untuk pertumbuhan bayi seperti kalium, fosfor,
dan magnesium. Bayi yang sudah menerima makanan padat akan
memperoleh karbohidrat dari makanan jenis buah-buahan (glukosa), madu
(fruktosa), serta gula pasir (sukrosa).
5. Vitamin
Vitamin adalah suatu zat organik yang tidak dapat dibuat oleh
tubuh, tetapi diperlukan oleh tubuh untuk pertumbuhan, perkembangan
tubuh, dan pemeliharaan kesehatan kecuali vitamin D, semua vitamin yang
dibutuhkan bayi dapat diperoleh dari ASI. Kebutuhan vitamin D dapat
terpenuhi dengan cara penyinaran sinar matahari cukup dengan 10-15
menit penyinaran dari sinar matahari sudah mecukupi kebutuhan vitamin
D bagi bayi sebesar 5 micogram (200IU) per hari. Setelah bayi mulai
memakan makanan padat, vitamin akan diperoleh dari makanan yang ia
makan tersebut.
6. Mineral
9
Manfaat mineral secara umum adalah untuk membangun jaringan
tulang dan gigi, mengatur tekanan osmose dalam tubuh, memberikan
elektrolit untuk keperluan otot-otot dan syaraf, dan membuat berbagai
enzim. Kebutuhan mineral bagi bayi dapat dipenuhi dari ASI. Setelah bayi
sudah mmulai makan makanan padat, mineral dapat diperoleh dari
makanan tersebut.
7. Air
Kebutuhan air bagi bayi sangatlah penting, karena resiko
kehilangan air melalui kulit dan ginjal lebih besar dari pada orang dewasa.
Kebutuhan air pada bayi usia 3 bulan sebanyak 150 ml/kg BB. Angka
tersebut dapat dipenuhi dari mengonsumsi ASI. Kekurangan air dapat
mengakibatkan diare, demam, dan mutah-muntah pada bayi tersebut.
B. Macam-Macam Makanan Bagi Bayi
Bayi memerlukan zat gizi untuk tumbuh dan berkembang dengan
baik. Perkembangan otaknya akan optimal bila terpenuhi kebutuhan
nutrisinya baik dari segi mutu ataupun jumlah.
1. Air Susu Ibu (ASI eksklusif)
Kolostrum merupakan ASI yang pertama kali keluar berwarna
kekuningan dan kental. Walau jumlah sedikit namun kolostrom kaya akan
gizi dan sangat baik untuk bayi. Kolostrom mengandung karotin dan
vitamin A yang sangat tinggi, protein, immunoglobin A, vitamin A,
natrium, seng, dan laktoferrin, namun kurang dalam hal lemak dan
laktosa.
Untuk bayi 0-6 bulan tidak perlu makanan lain selain ASI, karena
pada saat itu saluran pencernaan bayi masih peka, sehingga hanya ASI
yang mampu dicerna dan diserap usus. ASI eksklusif adalah bayi hanya
10
diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk
madu, air, teh, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, papaya,
bubur susu, biscuit, bubur nasi, dan tim sampai dengan usia 6 bulan.
Departemen Kesehatan RI , menerangkan bahwa manfaat ASI
adalah dapat diberikan setiap saat, mengandung zat kekebalan terhadap
penyakit, dan mempererat hubungan kasih saying antara ibu dan bayi.
Selain itu ASI juga benar-benar bergizi sehingga tidak memerlukan
tambahan. Komposoisinya juga unik bagi bayi dan bervariasi sesuai
dengan pertumbuhan. ASI mudah dicerna dan langsung terserap,
kekurangan gizi, alergi, kolik, kontipasi (sembelit), dan obesitas, tampak
lebih kecil kemungkinannya terjadi pada bayi yang mengkonsumsi ASI.
Pemberian makanan lain selain ASI terlalu dini dapat mengganggu
pemberian ASI eksklusif serta mengganggu kesehatan bayi misalnya,
meningkatkan infeksi pada bayi yang sangat berpengaruh terhadap status
gizi pada bayi. Karena setelah menginjak usia 6 bulan ke atas, ASI sebagai
sumber nutrisi sudah tidak mencukupi lagi kebutuhan gizi yang terus
berkembang, sehingga anak perlu diberi makanan pendamping ASI.
2. Makanan Pendamping ASI
Makanan pendamping ASI merupakan makanan tambahan bagi
bayi. Makanan ini harus jadi pelengkap dan dapat memenuhi kebutuhan
bayi. Hal ini menunjukkan bahwa makanan pendamping ASI berguna
untuk mencukupi kebutuhan zat-zat gizi yang terkandung dalam ASI,
karena setelah usia bayi diatas 6 bulan, kebutuhan akan gizi dalam ASI
tidak mencukupi untuk tumbuh kembangnya. Makanan pendamping ASI
dilaksanakan secara bertahap, beri makanan bayi sedikit demi sedikit dari
bentuk yang encer berangsur kebentuk yang lebih kental.
11
Urutan pemberian makanan pelengkap yaitu buah-buahan, tepung-
tepungan, sayur, daging. Perhatikan kebersihan perorangan dan
lingkungan.
Antara usia 6-24 bulan,anak tumbuh dengan cepat sehingga
kebutuhan akan energi, vitamin, dan mineralnya meningkat. Saat ini yang
dipakai adalah konsep makanan sehat seimbang, seperti yang dituangkan
dalam piramida makanan berikut.
Posisi terbesar makanan adalah yang tertera di paling bawah
piramida makanan, yaitu beras dan sereal, sedangkan makanan yang
kebutuhannya sangat sedikit adalah yang ada di puncak piramida yaitu
lemak dan gula.
Makanan pendamping ASI yang baik adalah terbuat dari bahan
makanan segar seperti: tempe, kacang – kacangan, telur ayam, hati ayam,
ikan, sayur mayur dan buah – buahan. Jenis- jenis MP-ASI yang dapat
diberikan adalah:
a. Makanan Lumat
12
Makanan yang dihancurkan atau disaring tampak kurang merata dan
bentuknya lebih kasar dari makanan lumat halus, contoh: bubur susu,
bubur sumsum, pisang saring atau dikerok, pepaya saring, tomat
saring, nasi tim saring dll.
b. Makanan Lunak
Makanan yang dimasak dengan banyak air dan tampak berair, contoh:
bubur nasi, bubur ayam, nasi tim, kentang puri dll.
c. Makanan Padat
Makanan lunak yang tidak nampak berair dan biasanya disebut
makanan keluarga, contoh: lontong, nasi tim, kentang rebus, biskuit
dll. pengelolaan makanan bayi.
C. Pengelolaan Makanan Bayi
Pengelohan bahan makanan untuk bayi disesuaikan dengan umurnya.
Ini dikarenakan setiap bayi dalam masa perkembangan kemampuan sistem
pencernaannya berbeda-beda. Berikut pengelolaan bahan makanan
berdasarkan umur:
1. Pemberiaan Makanan Bayi Umur 6-9 bulan
a. Penyerapan vitamin A dan zat gizi lain pemberian ASI diteruskan.
b. Pada umur 6 bulan alat cerna sudah lebih berfungsi oleh karena itu
bayi mulai diperkenalkan dengan MP-ASI lumat 2 kali sehari.
c. Untuk mempertinggi nilai gizi makanan, nasi tim bayi ditambah sedikit
demi sedikit dengan sumber lemak, yaitu santan atau minyak kelapa/
margarin. Bahan makanan ini dapat menambah kalori makanan bayi,
memberikan rasa enak juga mempertinggi yang larut dalam lemak.
2. Pemberian Makanan Bayi Umur 9-12 Bulan
13
a. Pada umur 10 bulan bayi mulai diperkenalakan dengan makanan
keluarga secara bertahap. Bentuk dan kepadatan nasi tim bayi harus
diatur secara berangsur, mendekati makanan keluarga.
b. Berikan makanan selingan 1 kali sehari. Pilih makanan selingan yang
bernilai gizi tinggi, seperti bubur kacang hijau atau buah. Usahakan
agar makanan selingan dibuat sendiri agar kebersihan terjamin.
c. Bayi perlu diperkenalkan dengan beraneka ragam bahan makanan.
Campurkanlah kedalam makanan lembik berbagai lauk pauk dan
sayuran secara bergantian. Pengenalan berbagai bahan makanan sejak
dini akan berpengaruh baik terhadap kebiasaan makanan yang sehat
dikemudian hari.
3. Pemberian Makanan Anak Usia 12-24 Bulan
a. Pemberian ASI diterusakan.
b. Pemberian MP-ASI atau makanan keluarga sekurang kurangnya 2 kali
sehari dengan porsi separuh makanan orang dewasa setiap kali makan.
Selain itu tetap diberikan makanan selingan 2 kali sehari.
c. Variasi makanan diperhatikan dengan menggunakan padanan bahan
makanan misalnya nasi dapat diganti dengan tahu, tempe, kacang
hijau, telur atau ikan. Bayam dapat diganti dengan daun kangkung,
wortel, tomat. Bubur susu dapat diganti dengan bubur kacang hijau,
bubur sumsum, biskuit.
d. Menyapih anak harus bertahap, jangan dilakukan secra tiba – tiba.
Kurangi pemberian ASI sedikit demi sedikit.
D. Faktor Yang Mempengaruhi Asupan Gizi Bayi
Peningkatan kualitas manusia harus dimulai sedini mungkin sejak
masih bayi. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam
peningkatan kualitas manusia adalah pemberian air susu ibu (ASI).
Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam
14
pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus di masa depan (usu.online,
2007). Air susu ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi karena ASI
mengandung zat gizi yang paling sesuai kualitas dan kuantitasnya untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi. Selain ASI, bayi juga membutuhkan
makanan pendamping. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi asupan gizi,
diantaranya :
1. Umur
2. Berat badan
3. Diagnosis dari penyakit dan stadium (keadaan)
4. Keadaan mulut sebagai alat penerima makanan
5. Kebiasaan makan, kesukaan, dan ketidaksukaan, akseptabilitas terhadap
jenis makanan dan toleransi anak terhadap makanan yang dilberikan
6. Jenis dan jumlah makanan yang diberikan
7. Kapan saat yang tepat pemberian makanan
8. Faktor Ekonomi
9. Besar Keluarga
10. Pembagian dalam Keluarga
11. Pengetahuan
Selain faktor-faktor diatas, asupan gizi pada bayi juga dipengaruhi
oleh gangguan atau kelainan nafsu makan, diantaranya :
1. Anoreksia
Anoreksia adalah keadaan nafsu makan yang buruk atau sama
sekali tidak ada nafsu makan. Merupakan keluhan yang sering
dikemukakan oleh banyak orang tua mengenai anaknya. Anoreksia
disebabkan oleh berbagai faktor, bisa berupa penyakit organis, psikologis
atau pengaturan makanan yang kurang baik.
Keluhan anoreksia tanpa penyakit organis yang nyata lebih sering
ditemukan pada anak tunggal tunggal, anak yang umurnya banyak berbeda
dengan kakaknya dan pada anak yang orang tuanya telah berusia lanjut.
Anoreksia yang menyertai penyakit organis akan menghilangkan bila anak
15
telah sembuh dari penyakit primernya. Berbagai penyakit infeksi baik
yang mendadak maupun yang menahun, kelainan bawaan misalnya pada
jantung dan saluran pencernaan serta mungkin pula karena defisiensi gizi
sendiri, misalnya defisiensi besi sering kali menjadi penyebab anoreksia
pada anak. Gangguan psikologis terdapat anak keluarga yang sedang
mengalami kesulitan rumah tangga, suasana makan yang kurang
menyenangkan, tidak pernah makan bersama dengan orang tua, dipaksa
makan-makanan yang tidak disukai. Anoreksia perlu segera mendapat
perhatian karena mungkin merupakan segala sesuatu penyakit yang harus
segera diobati. Anoreksi mungkin hanya bersifat sementara, sebagai
variasi normal dalam nafsu makan sehari-hari. Anoreksia munkin bersifat
sesungguhnya, yaitu bila anak sebenarnya masih menyukai jenis makanan
yang lain. Kadang-kadang terdapat anak yang hanya menyukai jenis
makanan tertentu dan tidak bernafsu untuk mencoba makanan baru, lebih-
lebih pola makanan yang baru tersebut berbeda banyak dalam hal warna,
bentuk, konsistensi dibandingkan dengan makanan yang disukainya.
Pengobatan terhadap anoreksia terdiri dari:
a. Memperbaiki faktor penyebabnya, baik karena gangguan organis
maupun psikolosis.
b. Memperbaiki defisiensi gizi yang telah terjadi dengan pengaturan
makanan yang sesuai dan pemberian preparat vitamin.
c. Obat-obat perangsang nafsu makan misalnya Cyproheptadine,
Pizotifen dan sebagainya hanya diberikan bila perlu dan jelas tidak
ditemukan penyebab yang nyata dari anoreksia tersebut.
2. Pika
Pika ialah nafsu makan yang aneh, yaitu penderita menunjukkan
nafsu makan terhadap berbagai atau salah satu obyek yang bukan
tergolong makanan, misalnya tanah, pasir, rumput, bulu, selimut wol,
pecahan kaca, kotoran hewan, cat keing, dingding tembok dan sebagainya.
Terdapat golongan anak dibawah umur 3 tahun, biasanya diatas 1 tahun,
16
sebab bayi yang sedang belajar merangkak dan anak sapihan, wajar bila
memasukan benda-benda yang dipegangnya kedalam mulutnya.
Keadaan tersebut merupakan gejala normal, sebagai suatu tahap
perkembangan oral dalam usaha memperoleh pengalaman keputusan dan
mengadakan eksporasi dunia luar dengan jalan menggunakan mulutnya.
Pada penderita pika, tingkah laku demikian sering disertai kesukaan untuk
bermain dengan benda-beda kotor termasuk eksterna. Pika mungkin
terdapat penderita yang menderita defisiensi gizi, mungkin pula pada
penderita retardasi mental. Tetapi pika terdiri pengawasan yang ketat agar
penderita tidak memakan benda-benda yang mungkin berbahaya untuk
kesehatannya, misalnya mengakibatkan keracunan dan infeksi. Selain itu
kepada penderita diberikan obyek yang tidak berbahaya, yang dapat
digunakan untuk menggigit, mengunyah dan dipermainkan dengan
mulutnya. Bila terdapat defisiensi izi, hendaknya diberikan terapi yang
sesuai.
3. Diare
Diare dapat disebabkan oleh berbagai sebab, baik kelainan usus
maupun diluar usus, tetapi mungkin pula karena makanan yang kurang
cocok komposisinya. Diare juga lebih sering ditemukan pada bayi dan
balita yang minum susu botol karena kontaminasi.
4. Kolik
Kolik ialah suatu kumpulan gejala, terutama berupa serangan
paroksiamal dari perasaan nyeri perut yang dapat disertai dengan wajah
kemerahan atau kebiruan. Kelaian ini dapat terjadi pada masa bayi muda,
biasanya dibawah 3 bulan. Penyebabnya mungkin terlalu banyak
mengandung karbohidrat, gangguan emosi dan lain-lain.
Dengan memperhatikan dan memperhitungkan faktor-faktor
tersebut diatas, umumnya tidak akan terjadi banyak kekeliruan dalam
mengatur makanan untuk seorang bayi maupun anak balita.
E. Kesehatan, Status Gizi, dan Praktik Pemberian Makanan
17
Setiap negara menetapkan data gizi bayi dan anak-anak sebagai
bagian integral dari sistem informasi kesehatan. Praktik menyusui, pola
makan, dan status gizi pada bayi dan anak-anak harus dipantau secara teratur
untuk memungkinkan masalah yang harus diidentifikasi dan pengembangan
strategi untuk mencegah sakit dan pertumbuhan yang buruk.
1. Energi dan Zat Gizi Makro
Energi dan zat gizi makro adalah penyediaan energi dalam tubuh
yang cukup penting untuk pertumbuhan yang cepat pada masa bayi dan
anak usia dini. Perhatian harus diberikan untuk pemberian makanan yang
memaksimalkan asupan makanan padat energi tanpa mengorbankan
kepadatan nutrisi mikro. Apabila asupan energi dan zat gizi kekurangan
maka akan terjadi pemakaian cadangan zat gizi yang tersimpan dalam
tubuh. Bila hal ini berlangsung lama maka berangsur-angsur cadangan
tubuh akan berkurang dan akhirnya akan habis. Hal tersebut dilakukan
untuk mempertahankan metabolisme kehidupan sehari-hari. Diawali
dengan terjadinya mobilisasi zat-zat gizi yang berasal dari jaringan tubuh.
Sebagai akibat hal tersebut, tubuh akan mengalami penyusutan jaringan
tubuh, kelainan metabolis meoleh karena kekurangan zat-zat gizi, kelainan
fungsional, dan akhirnya kerusakan organ tubuh dengan segala keluhan,
gejala-gejala dan tanda-tanda yang timbul sesuai dengan jenis zat gizi
yang menjadi pangkal penyebabnya, bila protein penyebabnya akan terjadi
kwasiorkor, bila energi penyebabnya akan terjadi marasmus atau keduanya
sebagai penyebabakan terjadi marasmus kwasiorkor.
Asupan protein yang cukup dengan pola asam amino yang
seimbang adalah penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi dan
anak-anak. Jika anak menerima makanan yang bervariasi, pada kuantitas
dan kualitas protein jarang ada masalah. Bayi dan anak-anak harus diberi
asupan gizi tinggi protein, karena jika tidak ini dapat menimbulkan efek
buruk. Defisiensi karbohidrat dan protein yang terus menerus terjadi pada
18
bayi akan menyebabkan gizi buruk, baik itu berupa marasmus,
kwashiorkhor maupun marasmus-kwashiorkhor. Defisiensi tersebut akan
berawal pada tingkat sel, jaringan dan organ sampai akhirnya akan
menimbulkan gejala klinis. Gejala klinis yang terjadi tidak terlepas dari
fungsi dan peran penting yang dimiliki oleh karbohidrat dan protein bagi
bayi.
Selama pemberian makanan tambahan setidaknya sampai umur 2
tahun, asupan anak tidak boleh terlalu rendah (karena ini dapat
mengurangi asupan energi) atau terlalu tinggi lemak (karena ini dapat
mengurangi kepadatan nutrisi mikro). Asupan lemak menyediakan
sekitar30%-40% dari total energi. Karbohidrat sebagai energi utama dan
protein sebagai zat pembangun yang sangat dibutuhkan oleh bayi.
Konsumsi gula tambahan harus dibatasi sekitar 10% dari total energi,
karena asupan tinggi gula dapat membahayakan status gizi mikro.
2. Vitamin
a. Vitamin A
Pada negara-negara yang ada prevalensi tinggi penyakit
menular masa kanak-kanak, penting untuk menentukan apakah
kekurangan vitamin A sebagai masalah kesehatan masyarakat.
Masalah KVA (Kekurangan Vitamin A), menurut WHO merupakan
masalah kesehatan masyarakat.
Anak yang menderita kurang vitamin A mudah sekali
terserang infeksi seperti infeksi saluran pernafasan akut, campak,
cacar air, diare dan infeksi lain karena daya tahan anak menurun.
Namun masalah kekurangan vitamin A dapat juga terjadi pada
keluarga dengan penghasilan cukup. Hal ini terjadi karena kurangnya
pengetahuan orang tua terutama ibu tentang gizi yang baik. Gangguan
penyerapan pada usus juga dapat menyebabkan kekurangan vitamin
A.
19
b. Vitamin B
Kekurangan vitamin B 12 pada anak tampak dalam berbagai
bentuk. Secara khusus, vitamin B 12 sangat mempengaruhi sistem
saraf, fungsi otak, dan jantung. Tanda-tanda vitamin B 12 anak tidak
tercukupi meliputi sakit perut, edema, lemah lesu, insomnia, dan
kedepannya anak dapat kehilangan suara mereka.
Kurangnya vitamin B 6 pada anak dapat dilihat dari seringnya
mereka mengalami diare, anemia, lemah lesu, mudah iritasi, dan
kejang.
c. Vitamin C
Mudah memar adalah salah satu tanda anak tidak mendapatkan
vitamin C yang cukup. Selain itu mereka bisa saja mengalami nyeri
sendi, kulit kering, dan nafsu makan berkurang. Sering mimisan,
infeksi, dan sakit-sakitan juga diawali dari kekurangan vitamin C.
d. Vitamin D
Defisiensi vitamin D juga merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang ada di setiap negara, Tanda-tandanya bisa terlihat
dari pertumbuhan gigi anak yang terlambat, gampang iritasi,
pertumbuhan lambat, dan kram otot. Sering kejang dan susah bernafas
juga dapat disebabkan vitamin D yang tak cukup, bahkan anak bisa
menderita penyakit rakhitis. Maka dari itu semua bayi harus menerima
suplemen vitamin D serta paparan sinar matahari yang cukup.
3. Mengontrol kekurangan zat besi
Kekurangan zat besi pada bayi dan anak-anak yang luas akan
memiliki konsekuensi serius bagi kesehatan anak. Pencegahan kekurangan
zat besi harus diberikan prioritas tinggi. Ketika makanan pendamping
diperkenalkan pada sekitar usia 6 bulan, penting bahwa makanan kaya zat
besi seperti hati, daging, ikan, dan kacang-kacangan atau makanan
pendamping yang diperkaya zat besi diberikan untuk memenuhi asupan
gizi kepada bayi. Defisiensi zat besi pada bayi akan mempengaruhi
20
gangguan pengendalian diri, perasaan, pemusatan perhatian, pembelajaran,
dan perilaku.
Pengenalan produk susu sapi yang terlalu awal yang dimodifikasi
adalah sebuah faktor risiko yang penting bagi bayi yang menyebabkan
anemia dan kekurangan zat besi. Susu sapi seharusnya tidak dimodifikasi,
karena itu diperbolehkan sebagai pengganti minuman atau ASI mulai usia
9 bulan dan dapat ditingkatkan secara bertahap.
Cadangan zat besi yang optimal pada ibu penting untuk
pencegahan kekurangan zat besi pada bayi dan anak-anak. Maka dari itu
untuk membantu memastikan cadangan zat besi yang baik pada bayi, ibu
harus makan kaya zat besi selama kehamilan.
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan orang untuk fungsi
normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan, dan kesehatan. Pada
bayi membutuhkan gizi yang cukup untuk pertumbuhannya. Bayi
membutuhkan gizi lebih banyak dari orang dewasa, karena pertumbuhan bayi
lebih cepat daripada orang dewasa.
Pada masa bayi juga perlu ditekankan pemberian ASI dan MP-ASI
yang bergizi,karena pada masa bayi pertumbuhan anak sangat pesat dan
merupakan masa transisi dari ASIke makanan dewasa. Prinsip gizi yang harus
diberikan kepada bayi seperti energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan
mineral agar pertumbuhan bayi optimal. Selain prinsip gizi, terdapat juga
macam-macam makanan dan pengelolaannya. Makanan yang baik untuk bayi
agar pertumbuhannya optimal, bayi harus diberikan makanan seperti sayuran,
buah-buahan, dan daging agar kebutuhan gizinya tercukupi.
Oleh karena itu gizi bayi sangat berperan penting bagi pertumbuhan
dan perkembangan bayi, terutama dari segi pengelolaan makanan, macam-
macam makanan dan prinsip gizi yang diberikan pada bayi. Hal tersebut
merupakan upaya untuk meningkatakan gizi bayi, agar dapat tumbuh dan
berkembang dengan optimal dan menjadi generasi penerus yang sehat jasmani
mental dan social serta berguna bagi nusa dan bangsa.
22
B. Kritik dan Saran
Pada makalah yang telah kami susun sedemikian rupa dengan judul
“Pemberian Asupan Gizi Pada Bayi” dapat bermanfaat bagi seluruh
komponen masyarakat, khususnya makalah ini kami tujukan untuk para Bidan
dalam menangani masalah kesehatan yang tertuju pada pemberian nutrisi atau
gizi pada bayi. Makalah ini tidak luput akan kesalahan baik dari segi bahasa,
penyusunan maupun referensi yang kami buat, untuk itu kami harap masukan
saran guna dalam memperbaiki makalah ini.
23
DAFTAR PUSTAKA
Fleischer Michaelsem, Kim et all, 2003, Feeding and Nutrition of Infants and
Young Children No.87, WHO Regional Publication, European Series.
Dinkes Jatim, 2011, Vitamin A Jurnal Kesehatan, DinasKesehatan, JawaTimur.
Muherdyatiningsihet all, 2003, Kekurangan Vitamin A pada Kelompok Bayi,
PGM, Bogor.
Soedjatmiko, 2012, Dampak Kurang Zat Besi Pada Fungsi Otak, FKUI-RSCM,
Jakarta.
Wirda Aslis H, 2009, Buku Saku Gizi Bayi, EGC, Jakarta.
Waryana, 2010, Gizi Reproduksi, Pustaka Rihama, Yogyakarta.
v