pemberlakuan kurikulum sd/mi tahun 2013 dan … · 2020. 7. 30. · spiritual (ki 1) maupun aspek...
TRANSCRIPT
Scholaria, Vol. 4, No. 3, September 2014: 107-121
107
PEMBERLAKUAN KURIKULUM SD/MI TAHUN 2013 DAN
IMPLIKASINYA TERHADAP UPAYA MEMPERBAIKI PROSES
PEMBELAJARAN MELALUI PTK
Mawardi
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar –FKIP- UKSWSalatiga
ABSTRAK
Konsekuensi utama pemberlakuan kurikulum 2013 untuk jenjang SD/MI
diantaranya pada cara mensinergikan pendekatan, model dan standar proses
pembelajaran, serta cara menyusun dan melakukan penilaian. Dua komponen utama
sistem pembelajaran ini merupakan komponen yang sangat erat kaitannya dengan
peningkatan mutu pembelajaran. Pendekatan, model dan standar proses
pembelajaran berkaitan dengan jaminan mutu prosesnya, sedangkan komponen
penilaian berkaitan dengan akurasi dan validitas pengukuran mutu pembelajaran
tersebut. Pendekatan saintifik (5M) yang meliputi keterampilan proses mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan perlu
disinergikan dengan standar proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (EEK).
Kedua keterampilan (5M dan EK) inilah yang menjadi pemandu bagi guru untuk
memilih model (dan metode) pembelajaran serta alat penilaian otentik yang sesuai.
Dalam rangka membantu para guru untuk mengimplemantasikan kurikulum 2013,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyiapkan buku guru dan buku siswa.
Namun demikian para guru dapat memodifikasi dan mengembangkan sendiri.
Pengembangan instrumen pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik para siswa
dan lingkungan belajar-nya, sehingga mutu proses dan hasil pembelajaran dapat
ditingkatkan. Pengem-bangan mutu pembelajaran seperti ini sekaligus menjadi
sarana bagi para guru untuk mengembangkan profesinya secara berkelanjutan.
Permasalahannya adalah pemberlakuan kurikulum 2013 berimplikasi pada proses
pengembangan keprofesian guru, misalnya bagaimana proses pelaksanaan penelitian
tindakan kelas (PTK) yang selama ini telah dilakukan. Rambu-rambu pendekatan,
model, sistem penilaian, buku guru dan buku siswa dalam kurikukum 2013 mestinya
tidak membatasi ruang gerak guru dalam berinovasi.
Kata kunci: kurikulum 2013, proses pembelajaran, PTK
PENDAHULUAN
Pemberlakukan Kurikulum
2013 untuk SD/MI secara nasional
mulai tahun pembelajaran 2014-2015
membawa berbagai konsekuensi. Kon-
sekuensi utama pemberlakuan kuriku-
lum 2013 tersebut diantaranya pada
cara mensinergikan pendekatan, model
dan standar proses pembelajaran, serta
CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.uk
Provided by Portal Jurnal Elektronik Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW)
Pemberlakuan Kurikulum SD/MI Tahun 2013 dan Implikasinya (Mawardi)
108
cara menyusun dan melakukan
penilaian. Dua komponen utama
sistem pembelajaran ini merupakan
komponen yang sangat penting.
erat kaitannya dengan peningkatan
mutu pembelajaran. Pendekatan, mo-
del dan standar proses pembelajaran
berkaitan dengan jaminan mutu pro-
sesnya. Sedangkan komponen penilai-
an berkaitan dengan akurasi dan
validitas pengukuran mutu pembe-
lajaran tersebut. Berkaitan dengan
mutu pembelajaran, ketentuan
Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 tahun 2009,
tentang jabatan guru dan angka
kreditnya, mengharuskan para guru
untuk melakukan pengembangan
keprofesionalannya.
Menurut Suharsimi Arikunto
(2006), guru harus mempunyai ke-
mampuan melakukan penelitian seder-
hana dalam rangka meningkatkan
kualitas profesional, khususnya kuali-
tas pembelajaran.Terdapat beberapa
jenis penelitian yang dapat dilakukan
oleh guru, misalnya penelitian
eksperimen, deskriptif dan penelitian
tindakan. Dalam praktik pembelajaran,
jenis penelitian yang diutamakan dan
disarankan kepada guru adalah
penelitian tindakan (Suharsimi, 2006).
Jenis penelitian ini merupakan
penelitian yang sangat tepat untuk
meningkatkan kulaitas pembelajaran,
dan yang selanjutnya dapat mening-
katkan kulaitas pendidikan secara luas.
Sehubungan dengan hal tersebut,
Suharsimi Arikunto (2010) menga-
takan bahwa penelitian tindakan, dari
istilahnya bertujuan untuk menyele-
saikan masalah melalui tindakan
nyata, bukan mencermati fenomena
tertentu kemudian mendeskripsikan
apa yang terjadi dengan fenomena
yang bersangkutan. Dalam penelitian
tindakan, berarti guru melakukan
sesuatu, dengan arah dan tujuan yang
jelas, yaitu demi kepentingan peserta
didik dalam memperoleh hasil belajar
yang memuaskan(Suharsimi Arikunto,
2006).
Berkaitan dengan PTK ini,
permasalahan muncul ketika Kuriku-
lum SD/MI tahun 2013 mulai
diberlakukan secara nasional untuk
semua jenjang kelas (kecuali kelas 3
dan 6). Permalahan tersebut relevan
dengan perubahan komponen utama
pembelajaran sepertu tersebut di atas.
Dalam melaksanakan PTK, guru harus
menyesuaikan dengan pendekatan,
model, dan sistem penilaian dalam
Kurikulum SD/MI tahun 2013.
Dengan kata lain perlu penyesuaian
PTK pada rancangan pengorganisasian
kurikulum menjadi tematik integratif,
pendekatan mengarah kepada pende-
katan saintifik, model pembelajaran
mengarah pada model yang mampu
memberikan pengalaman belajar
otentik, dan penilaiannnya juga harus
mampu mengukur pengalaman otentik
siswa terssebut.
Scholaria, Vol. 4, No. 3, September 2014: 107-121
109
IMPLEMENTASI KURIKULUM
2013
Pengorganisasain kurikulum
dengan pendekatan Tematik
Integratif
Pembelajaran tematik integra-
tif merupakan pembelajaran yang
menggunakan tema sebagai pemersatu
kegiatan pembelajaran yang mema-
dukan beberapa mata pelajaran
sekaligus dalam satu kali tatap muka.
Pelaksanaan pembelajaran tematik
integratif berawal dari tema yang telah
dipilih/dikembangkan oleh guru yang
sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Jika dibandingkan dengan pembela-
jaran konvensional, pembelajaran
tematik integratif ini lebih mene-
kankan pada tema sebagai pemersatu
berbagai mata pelajaran, dan keter-
kaitan berbagai konsep mata pelajaran.
Dalam pembelajaran tematik integra-
tif, keterlibatan peserta didik dalam
belajar lebih diprioritaskan dan tidak
tampak adanya pemisahan antar mata
pelajaran satu dengan lainnya.
Kegiatan pembelajaran akan
bermakna jika dilakukan dalam ling-
kungan yang nyaman dan memberikan
rasa aman, bersifat individual dan
kontekstual, anak mengalami langsung
yang dipelajarinya, hal ini akan
diperoleh melalui pembelajaran tema-
tik. Pembelajaran yang menggunakan
tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran dapat memberikan penga-
laman bermakna kepada peserta didik.
Pembelajaran tematik terpadu
berfungsi untuk memberikan kemu-
dahan bagi peserta didik dalam
memahami dan mendalami konsep
materi yang tergabung dalam tema
serta dapat menambah semangat
belajar karena materi yang dipelajari
merupakan materi yang nyata
(kontekstual) dan bermakna bagi
peserta didik. Tujuan pembelajaran
tematik terpadu adalah: a) mudah
memusatkan perhatian pada satu tema
atau topik tertentu; b) mempelajari
pengetahuan dan mengembangkan
berbagai kompetensi muatan pelajaran
dalam tema yang sama; c) memiliki
pemahaman terhadap materi pelajaran
lebih mendalam dan berkesan; d)
mengembangkan kompetensi berbaha-
sa lebih baik dengan mengkaitkan
berbagai muatan pelajaran lain dengan
pengalaman pribadi peserta didik; e)
lebih bergairah belajar karena mereka
dapat berkomunikasi dalam situasi
nyata, seperti bercerita, bertanya,
menulis sekaligus mempelajari pela-
jaran yang lain; f) lebih merasakan
manfaat dan makna belajar karena
materi yang disajikan dalam konteks
tema yang jelas; g) guru dapat
menghemat waktu, karena mata
pelajaran yang disajikan secara
terpadu dapat dipersiapkan sekaligus
dan diberikan dalam 2 atau 3
pertemuan bahkan lebih dan atau
pengayaan; dan h) budi pekerti dan
moral peserta didik dapat ditumbuh
kembangkan dengan mengangkat se-
Pemberlakuan Kurikulum SD/MI Tahun 2013 dan Implikasinya (Mawardi)
110
jumlah nilai budi pekerti sesuai de-
ngan situasi dan kondisi.
Ciri-ciri pembelajaran tematik
terpadu: a) berpusat pada anak; b)
memberikan pengalaman langsung
pada anak; c) emisahan antar muatan
pelajaran tidak begitu jelas (menyatu
dalam satu pemahaman dalam
kegiatan); d) Menyajikan konsep dari
berbagai pelajaran dalam satu proses
pembelajaran (saling terkait antar
muatan pelajaran yang satu dengan
lainnya); e) bersifat luwes (keterpa-
duan berbagai muatan pelajaran); f)
hasil pembelajaran dapat berkembang
sesuai dengan minat dan kebutuhan
anak (melalui penilaian proses dan
hasil belajarnya).
Implementasi Pembelajaran
Tematik Terpadu melalui beberapa
tahapan yaitu pertama guru mengacu
pada tema sebagai pemersatu berbagai
muatan pelajaran. Kedua guru
melakukan analisis Standar Kompe-
tensi Lulusan, Kompetensi Inti,
Kompetensi Dasar dan membuat
indikator dengan tetap memperhatikan
muatan materi dari Standar Isi. Ketiga
membuat hubungan pemetaan antara
kompetensi dasar dan indikator dengan
tema. Keempat membuat jaringan KD,
indikator. Kelima menyusun silabus
tematik dan keenam membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran tematik
terpadu dengan menerapkan pendekat-
an saintifik.
Pola pengorganisasian tema
dan sub tema pada buku guru dan
buku siswa menggunakan pola Tema -
Sub tema - Pembelajaran. Jumlah tema
pada setiap kelas berkisar antara 6
sampai 9 tema. Pada setiap semester,
rata-rata ada 3 – 5 tema. Setiap tema
ada dijabarkan menjadi 4 -5 sub tema.
Masing-masing sub tema disampaikan
dalam 6 pembelajaran, dimana pada
pembelajaran ke-6 dilakukan evaluasi.
Kedudukan dan fungsi Buku Guru
dan Buku Siswa
Buku Guru dan Buku Siswa berkedu-
dukan dan berfungsi sebagai berikut:
a) Pemetaan Kompetensi Dasar (KD)
dari Kompetensi Inti (KI) 1 dan 2.
Pada buku guru, pemetaan KD dari KI
1 dan 2 disiapkan setiap subtema.
Namun dalam jaringan KD harian
(tiap PB) KD dari KI 1 dan 2 tidak
dimunculkan karena ketercapaiannya
diperoleh dari pembelajaran tidak
langsung (indirect learning).
Harapannya guru bisa memilih aspek
spiritual (KI 1) maupun aspek sosial
(KI 2) sesuai dengan aktivitas
pembelajaran harian yang sedang
dilakukan. Berikut ini contoh pemet-
aan kompetensi dasar dari KI 1 dan KI
2. b) Pemetaan Kompetensi Dasar dari
KI 3 dan 4. Pada buku guru pemetaan
KD dari KI 3 dan 4 disediakan tiap
subtema (mingguan). Pemetaan ini
masih akan dijabarkan lagi dalam
pemetaan KD harian. c) Pemetaan
Kompetensi Dasar tiap PB (harian).
Pada buku guru sudah disiapkan
Scholaria, Vol. 4, No. 3, September 2014: 107-121
111
pemetaan KD dan indikator pada
masing-masing pembelajaran (PB)
untuk memudahkan guru mengajar
harian. Meskipun telah disediakan
pemetaan di setiap PB, guru
hendaknya mengkaji apakah masih
diperlukan KD tambahan pada
pembelajaran hari itu. Untuk ke-
pentingan penyusunan RPP (harian),
guru perlu menambahkan KD dari KI
1 dan 2 yakni sikap spiritual dan sikap
sosial. Penambahan KD bisa melihat
pada pemetaan KD dari KI 1 dan 2
pada tiap subtema. Guru hendaknya
mencermati indikator setiap KD.
Untuk pembelajaran harian, setiap
KD minimal dijabarkan dalam satu
indikator karena KD tersebut
kemungkinan dibelajarkan lagi pada
subtema yang lain. Meskipun sudah
ada contoh indikator pada buku guru,
namun guru perlu mengkaji ulang
indikator tersebut.
Pembelajaran Tematik Terpadu
pada Buku Guru dan Siswa
Pada pembelajaran tematik
terpadu, kita harus memerhatikan
keterpaduan muatan pelajaran. Keter-
paduan muatan pelajaran tergambar
dari jaringan rencana kegiatan. Pada
buku guru telah diberikan contoh
tujuan pembelajaran sebagai panduan
bagi guru apa yang akan dicapai.
Guru diperbolehkan untuk menam-
bah atau merubah tujuan pembe-
lajaran sesuai dengan kondisi
peserta didik dan lingkungan temp-
at belajar (Kemdikbud, 2014: 45 dan
Lampiran Permendikbud No. 57 tahun
2014). Tujuan pembelajaran idealnya
memuat A (audience) yakni siswa; B
(behavior) yakni kemampuan yang
akan dicapai (membedakan, menjelas-
kan, dll), C (condition) yakni kondisi
atau kegiatan yang akan dilakukan
siswa (membaca teks, mengamati
gambar, diskusi dll); D (degree)
tingkatan (dengan benar, sesuai prose-
dur, dengan santun, percaya diri, dll).
Pada buku siswa terdapat
media dan alat bantu dalam pembe-
lajaran. Misalnya, pada Tema 1
Pengalamanku, Subtema 2, Pembe-
lajaran 1 terdapat lagu berjudul Bunda
Piara. Selain lagu tersebut, guru dapat
menambahkan lagu daerah setempat
yang bertema pengalaman masa
kecilku. Di dalam buku siswa juga
terdapat gambar alat-alat musik ritmik.
Guru dapat menambahkan gambar-
gambar alat musik ritmik khas
daerah setempat. (Kemdikbud, 2014:
45 dan Lampiran Permendikbud No.
57 tahun 2014). Demikian pula dengan
sumber belajar, materi tidak terbatas
pada buku siswa saja. Guru bisa
mengajak siswa mengamati ling-
kungan, membaca buku referensi lain,
membaca berita di koran, atau melihat
tayangan tentang hewan di TV/
video.Pelaksanaan pembelajaran pada
Kurikulum 2013 menggunakan pende-
katan scientific yang memuat kegiatan
mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi/eksperimen, mengasosiasi
Pemberlakuan Kurikulum SD/MI Tahun 2013 dan Implikasinya (Mawardi)
112
atau menalar, dan mengkomunika-
sikan. Langkah-langkah pembelajaran
tersebut telah dituangkan dalam buku
guru.
Buku Siswa diarahkan agar
siswa lebih aktif dalam mengikuti
proses pembelajaran melalui kegiatan
mengamati, menanya, menalar, men-
coba, berdiskusi serta meningkatkan
kemampuan berkomunikasi baik
antarteman maupun dengan gurunya.
Guru dapat mengembangkan atau
memperkaya materi dan kegiatan
lain yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan
(Kemdikbud, 2014: 42 dan Lampiran
Permendikbud No. 57 tahun 2014).
Cara Penggunaan Buku Guru dan
Buku Siswa
Buku Guru berhubungan
dengan Buku Siswa, karena Buku
Guru memandu pembelajaran yang
sesuai dengan Buku Siswa. Penggu-
naan Buku Guru dan Buku Siswa
tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut. (Kemdikbud, 2014: 46 dan
Lampiran Permendikbud No. 57 tahun
2014).
a) Bukalah Buku Guru tema
tertentu.
Cermatilah halaman yang
berjudul Tentang Buku
Guru dan Bagaimana
Menggunakan Buku Guru.
Ikutilah petunjuk yang ada
pada halaman tersebut.
b) Rancangan pembelajaran
setiap Tema dibagi dalam
rancangan subtema yang
tampak pada jaringan
subtema atau Pemetaan
Kompetensi Dasar pada
Buku Guru. Guru diharap
mencermati jaringan
subtema yang memuat
Kompetensi Dasar Muatan
Pelajaran yang akan
dicapai pada satu minggu.
c) Jaringan subtema terdiri
atas jaringan subtema
untuk KD dari KI 1 dan 2,
serta jaringan subtema
untuk KD dari KI 3 dan KI
4.
d) Jaringan subtema KD dari
KI 3 dan KI 4 dijabarkan
lagi menjadi jaringan
Kompetensi Dasar dan
Indikator setiap
pembelajaran.
e) Cermatilah jaringan setiap
pembelajaran. Pemetaan
Indikator pada Buku Guru
memuat Kompetensi Dasar
yang akan dicapai
berdasarkan rumusan
indikatornya.
f) Setelah mencermati
indikator yang akan dicapai
pada setiap pembelajaran,
cermatilah tujuan
pembelajaran yang terdapat
di Buku Guru.
Scholaria, Vol. 4, No. 3, September 2014: 107-121
113
g) Perhatikan langkah-
langkah kegiatan yang
terdapat pada Buku Guru.
h) Hubungkanlah langkah-
langkah kegiatan
pembelajaran pada Buku
Guru dengan penjabaran
kegiatan pembelajaran
yang ada di Buku Siswa.
i) Guru dapat memodifikasi
rancangan pembelajaran
di Buku Guru untuk
disesuaikan dengan
kondisi kelas. Apabila
rancangan berubah,
maka guru harus
membuat penyesuaian
juga dalam
pembelajarannya.
j) Pada Buku Guru juga
terdapat media, alat, dan
sumber pembelajaran yang
digunakan sesuai dengan
pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Namun,
guru juga dapat
mengganti atau
menambahkan media,
alat, dan sumber
pembelajaran sesuai
dengan kondisi kelas.
k) Cermatilah halaman
Remedial dan Pengayaan
yang terdapat pada Buku
Guru sebagai panduan
ketika guru akan
melaksanakan kegiatan
tersebut.
l) Di dalam Buku Guru
terdapat contoh-contoh
teknik penilaian, guru
dapat membuka halaman
penilaian sebagai panduan
menilai siswa.
Pendekatan tematik inte-
gratif dalam kurikulum SD/MI
2013 disamping terintegrasi dalam
hal materi lintas matapelajaran,
juga terintegrasi dalam ranah kom-
petensi pembelajaran. Maknanya
bahwa dalam setiap pembelajaran,
guru dituntut untu kmampu meng-
integrasikan perolehan pembela-
jaran pada tiga ranah (kognitif,
Afektif dan Psikomotorik/-
Keteampilan). Integrasi ketiga
ranah tersebut dapat dicermati dari
pijakan teori seperti dalam Gambar
berikut.
Pemberlakuan Kurikulum SD/MI Tahun 2013 dan Implikasinya (Mawardi)
114
Gambar Integrasi ranah kompetensi pembelajaran
Pendekatan, Model, dan Standar
Proses Pembelajaran dalam
Kurikulum 2013 SD/MI
Dalam dokumen Kurikulum
SD/MI 2013, pendekatan yang
digunakan adalah Saintifik. Model
pembelajarannya adalah model
Problem Based Learning (PBL),
Project Based Learning (PjBL),
Problem Based Learing, Discovery
Learning dan model-model lain yang
mengandung muatan proses saintifik
maupun pendidikan nilai-nilai.
Berkaitan dengan standar proses
pembelajaran tetap dipertahankan
standar EEK (Eksplorasi,Elaborasi dan
Konfirmasi).
a. Pendekatan Saintifik/
Pendekatan Ilmiah
Proses pembelajaran
dapat dipadankan dengan suatu
proses ilmiah, karena itu
Kurikulum 2013 mengamanatkan
esensi pendekatan saintifik dalam
pembelajaran. Pendekatan saintifik
diyakini sebagai titian emas
perkembangan dan pengembangan
sikap, keterampilan, dan pengeta-
huan peserta didik. Dalam
pendekatan atau proses kerja yang
memenuhi kriteria ilmiah, para
ilmuan lebih mengedepankan
pelajaran induktif (inductive reaso-
ning) dibandingkan dengan pena-
laran deduktif (deductive reason-
ing).
Penalaran deduktif meli-
hat fenomena umum untuk
kemudian menarik simpulan yang
spesifik. Sebaliknya, penalaran
induktif memandang fenomena
Scholaria, Vol. 4, No. 3, September 2014: 107-121
115
Tabel 1. Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar
Langkah
Pembelajaran Kegiatan Belajar
Mengamati Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau
dengan alat)
Menanya Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak
dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
Mengumpul-
kan informasi/
eksperimen
- melakukan eksperimen
- membaca sumber lain selain buku teks
- mengamati objek/ kejadian/
- aktivitas
- wawancara dengan narasumber
Mengasosiasik
an/ mengolah
informasi
- mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik dari
hasil kegiatan mengumpulkan/ eksperimen mau pun hasil
dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan
informasi.
- Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang
bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai
kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi
dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang
berbeda sampai kepada yang bertentangan.
Mengkomunik
asikan
Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan
hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
atau situasi spesifik untuk
kemudian menarik simpulan secara
keseluruhan. Sejatinya, penalaran
induktif menempatkan bukti-bukti
spesifik ke dalam relasi ide yang
lebih luas. Metode ilmiah umum-
nya menempatkan fenomena unik
dengan kajian spesifik dan detail
untuk kemudian merumuskan sim-
pulan umum. Metode ilmiah
merujuk pada teknik-teknik inves-
tigasi atas suatu atau beberapa fe-
nomena atau gejala, memperoleh
pengetahuan baru, atau mengoreksi
dan memadukan pengetahuan sebe-
lumnya.
Pemberlakuan Kurikulum SD/MI Tahun 2013 dan Implikasinya (Mawardi)
116
b. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah
Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 lampiran IV, proses
pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:
a. Mengamati (M-1)
b. Menanya (M-2)
c. mengumpulkan informasi/eksperimen (M-3)
d. mengasosiasikan/mengolah informasi (M-4) dan
e. mengkomunikasikan (M-5).
Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar
sebagaimana tercantum dalam tabel 1.
c. Pemetaan Integrasi Pendekatan Saintifik, Model Pembelajaran Inovatif dan
Komponen EEK dalam RPP Kurikulum 2013
Tabel 2. Contoh Pemetaan Integrasi Pendekatan Saintifik, Model Pembelajaran
Inovatif dan Komponen EEK dalam RPP Kurikulum 2013
Model
EEK
Sintak
Pendekatan Saintifik
M-1 M-2 M-3 M-4 M-5
Problem Based Learning (PBL)
1. Memberikan orientasi permasalahan pada siswa
E √
2. Mengorganisir siswa untuk meneliti E √
3. Melakukan penyelidikan El √
4. Mempresentasikan hasil pemecahan El √ √
5. Mengevaluasi proses pemecahan masalah K √
Problem Solving (Dewey)
1. Mengidentifikasi masalah E √
2. Membimbing siswa untuk memperjelas dan membatasi masalah
E √
3. Mengumpulkan informasi ataupun data
El √
4. Menyusun hipotesis dan menyeleksinya
El √
5. Melakukan pemecahan masalah sekaligus menguji hipotesis untuk disimpulkan
K √
Discovery Learning
1. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
E √
2. Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)
E √
3. Data collection (Pengumpulan Data). El √
Scholaria, Vol. 4, No. 3, September 2014: 107-121
117
4. Data Processing (Pengolahan Data) El √
5. Verification (Pembuktian) K √
6. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi).
K √ √
Project Based Learning (PjBL)
1. Menentukan pertanyaan mendasar E √ √
2. Menyusun perencanaan proyek E √
3. Menyususun dan melaksanakan aktifitas proyek
El √
4. Memonitor kemajuan proyrek El √
5. Menilai hasil proyek K √ √
6. Mengevaluasi pengalaman (refleksi) K √
Penilaian Pembelajaran
Penilaian yang disarankan dalam
Kurikulum 2013 adalah penilaian
autentik. Penilaian autentik diartikan
sebagai penilaian atas produk dan
kinerja yang berhubungan dengan
pengalaman kehidupan nyata peserta
didik. Dalam penilaian autentik
digunakan alat ukur yang bermakna
secara signifikan atas hasil belajar
peserta didik untuk ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.
Istilah autentik merupakan sinonim
dari asli, nyata, valid, atau reliabel.
Penilaian autentik memiliki relevansi
kuat terhadap pendekatan tematik
integratif dan saintifik sesuai dengan
tuntutan Kurikulum 2013. Penilaian
autentik akan mampu menggambarkan
kompetensi siswa dalam mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi,
menalar dan mengkomunikasikan.
Kurikulum 2013 membagi
kompetensi sikap menjadi dua, yaitu
sikap spiritual yang terkait dengan
pembentukan peserta didik yang
beriman dan bertakwa, dan sikap
sosial yang terkait dengan
pembentukan peserta didik yang
berakhlak mulia, mandiri, demokratis,
dan bertanggung jawab. Sikap spiritual
sebagai perwujudan dari menguatnya
interaksi vertikal dengan Tuhan Yang
Maha Esa, sedangkan sikap sosial
sebagai perwujudan eksistensi
kesadaran dalam upaya mewujudkan
harmoni kehidupan. Pada jenjang SD,
kompetensi sikap spiritual mengacu
pada KI-1: Menghargai dan
menghayati ajaran agama yang
dianutnya, sedangkan kompetensi
sikap sosial mengacu pada KI-2:
Menghargai dan menghayati perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya. Berdasarkan rumusan
KI-1 dan KI-2 di atas, penilaian sikap
pada jenjang SD mencakup sikap
spiritual menghargai dan menghayati
ajaran agama yang dianut. Sedangkan
sikap sosial mencakup sikap jujur,
disiplin, tanggung jawab, toleran,
Pemberlakuan Kurikulum SD/MI Tahun 2013 dan Implikasinya (Mawardi)
118
gotong-royong, santun, dan percaya
diri.Penilaian sikap dapat dilakukan
menggunakan teknik observasi,
penilaian diri, penilaian antarteman,
dan jurnal.
Penilaian pengetahuan meru-
pakan penilaian yang berkaitan dengan
aspek penguasaan materi pembelajaran
secara kognitif. Aspek Pengetahuan
dapat dinilai dengan cara berikut tes
tulis yang soal dan jawabannya tertulis
berupa pilihan ganda, isian, Benar-
salah, menjodohkan, dan uraian.Tes
Lisan berupa pertanyaan- pertanyaan
yang diberikan guru secara ucap (oral)
sehingga peserta didik merespon
pertanyaan tersebut secara ucap juga,
sehingga menimbulkan keberanian.
Jawaban dapat berupa kata, frase,
kalimat maupun faragraf yang
diucapkan. Penugasan, yaitu penilaian
yang dilakukan oleh pendidik yang
dapat berupa pekerjaan rumah baik
secara individu ataupun kelompok
sesuai dengan karakteristik tugasnya.
Teknik penilaian kompetensi pengeta-
huan dilakukan dengan tes tulis, tes
lisan, dan penugasan. Tiap-tiap teknik
tersebut dilakukan melalui instrumen
tertentu yang relevan.
Aspek keterampilan dapat
dinilai dengan kerja praktik, yaitu
suatu penilaian yang meminta siswa
untuk melakukan suatu tugas pada
situasi yang sesungguhnya yang
mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan. Misal-
nya tugas memainkan alat musik,
menggunakan mikroskop, menyanyi,
bermain peran, menari. Penilaian
Projek merupakan penilaian terhadap
tugas yang mengandung investigasi
dan harus diselesaikan dalam perio-
de/waktu tertentu. Tugas tersebut
meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pelaporan. Projek juga akan memberi-
kan informasi tentang pemahaman dan
pengetahuan siswa pada pembelajaran
tertentu, kemampuan siswa dalam
mengaplikasikan pengetahuan, dan
kemampuan siswa untuk mengko-
munikasikan informasi. Penilaian
projek sangat dianjurkan karena
membantu mengembangkan keteram-
pilan berpikir tinggi (berpikir kritis,
pemecahan masalah, berpikir kreatif)
peserta didik. Contoh projek misalnya
membuat laporan pemanfaatan energi
di dalam kehidupan, membuat laporan
hasil pengamatan pertumbuhan tana-
man. Penilaian aspek keterampilan
juga bisa dilakukan dengan portofolio,
yaitu kumpulan karaya siswa yang
didokumentasikan selama periode
tertentu.
IMPLIKASI
Seperti telah disampaikan
pada bagian pendahuluan, Suharsimi
Arikunto (2006) menyatakan bahwa
guru harus mempunyai kemampuan
melakukan penelitian sederhana dalam
rangka meningkatkan kualitas profe-
sional, khususnya kualitas pembe-
lajaran. Dalam praktik pembelajaran,
Scholaria, Vol. 4, No. 3, September 2014: 107-121
119
jenis penelitian yang diutamakan dan
disarankan kepada guru adalah
penelitian tindakan. Jenis penelitian ini
merupakan penelitian yang sangat
tepat untuk meningkatkan kulaitas
pembelajaran, dan yang selanjutnya
dapat meningkatkan kulaitas pendi-
dikan secara luas.
PandanganSuharsimi Arikunto
tersebut menegaskan bahwa apapun
kurikulum yang berlaku, para guru
berkewajiban melakukan perbaikan
mutu proses pembelajarannya. Tak
terkecuali setelah pemberlakuan kuri-
kulum 2013 berdasarkan Permen-
dikbud No.67 Tahun 2013 juncto
Permendikbud No. 57 Tahun 2014,
guru terikat untuk melakukan tindakan
perbaikan pembelajarannya. Telah
diuraikan di atas, bahwa implementasi
kurikulum 2013 adalah pembelajaran
yang dirancang dengan seksama
berdasarkan pendekatan saintifik,
pengorganisasian materi dialkukan
dengan menggunakan model tematik
integratif, disinergikan dengan model-
model pembelajaran inovatif, dan
dilakukan penilaian dengan model
penilaian otentik. Tuntutan implemen-
tasi kurikulum 2013 ini tidaklah
mudah, lebih-lebih jika akan
melakukan perbaikan pembelajaran
melalui PTK. Oleh karena itu perlu
upaya yang sungguh-sungguh untuk
memahami dan melaksanakannya
dengan baik.
Beberapa catatan implikatif
pemberlakuan kurikulum 2013 dalam
kaitannya dengan proses merancang
dan melakukan PTK berikut ini dapat
digunakan sebagai rambu-rambu bagi
guru yang akan melakukan PTK.
1. PTK dilakukan dalam rangka
memperbaiki pembelajaran tematik
integratif berdasarkan Kurikulum
2013.
2. Siklus pembelajaran minimal 2
siklus. Masing- masing siklus, jika
mengacu pada Buku Guru dan Buku
Siswa terdiri dari satu Sub-tema
dengan 6 pembelajaran (1 sd 6,
pembelajaran ke- 6 untuk Evaluasi).
Namun jika mengacu pada rambu-
rambu implementasi Kurikulum
2013, yang berisi kemungkinan
guru melakukan modifikasi
rancangan pembelajaran (Kemen-
dikbud, 2014: 42, 45,46) satu
pembelajaraan (PB) dapat dimaknai
sebagai satu siklus. Dengan catatan
perlu memodifikasi rancangan dan
materi dalam Buku Siswa dengan
menambahkan evaluasi pembe-
lajaran pada setiap akhir pertemuan.
3. Kaitan dengan satuan amatannya,
boleh mengamati proses dan
dampak tindakan dalam satu
muatan matapelajaran yang dipan-
dang masih bermasalah. Namun jika
memungkinkan dan permasa-
lahannya menyeluruh bisa menggu-
nakan keseluruhan mapel yang
diintegrasikan.
4. Pendekatan pembelajaran menggu-
nakan pendekatan saintifik.
Pemberlakuan Kurikulum SD/MI Tahun 2013 dan Implikasinya (Mawardi)
120
5. Model pembelajaran disarankan
menggunakan model pembelajaran
PBL, Problem Solving, PJ-BL,
Discovery Learning dan model lain
yang relevan dengan pendekatan
saintifik.
6. Variabel PTK yang diamati dan
diukur minimal dua variabel, yaitu
proses pembelajaran sesuai dengan
sintak modelnya atau keterampilan
saintifik tertentu (tidak harus
semua/5M) dan variabel dampak
(hasil belajar).
7. Instrumen pengumpulan data
menggunakan instrumen tes untuk
variabel dampak tindakan (hasil
belajar) dan penilaian otentik jenis
non tes (misalnya rubrik kete-
rampilan melakukan percobaan)
untuk variabel proses.
PENUTUP
Sebagai catatan penutup, dapat
disampaikan bahwa ruh implementasi
kurikulum 2013 adalah pembelajaran
yang dirancang dengan seksama
berdasarkan pendekatan saintifik,
pengorganisasian materi dialkukan
dengan menggunakan model tematik
integratif, disinergikan dengan model-
model pembelajaran inovatif, dan
dilakukan penilaian dengan model
penilaian otentik.
Implikasi pemberlakuan Kuri-
kulum 2013 dalam penyusunan PTK
antara lain adalah: 1) PTK dilakukan
dalam rangka memperbaiki pembe-
lajaran tematik integratif berdasarkan
Kurikulum 2013. 2) Siklus pembe-
lajaran minimal 2 siklus. Masing-
masing siklus, jika mengacu pada
Buku Guru dan Buku Siswa terdiri
dari satu Sub-tema dengan 6
pembelajaran (1 sd 6, pembelajaran
ke- 6 untuk Evaluasi).3) Satuan
amatannya, boleh mengamati proses
dan dampak tindakan dalam satu
muatan matapelajaran yang dipandang
masih bermasalah. Namun jika
memungkinkan dan permasalahannya
menyeluruh bisa menggunakan
keseluruhan muatan mapel yang
diintegrasikan. 4) Pendekatan pembe-
lajaran menggunakan pendekatan
saintifik yang disinergikan dengan
model pembelajaran inovatif yang
secara potensial mengandung unsur-
unsur pendekatan saintifik. Misalnya
model pembelajaran PBL, Problem
Solving, PJ-BL, Discovery Learning.
5) Variabel PTK yang diamati dan
diukur minimal dua variabel, yaitu
proses pembelajaran sesuai dengan
sintak modelnya atau keterampilan
saintifik tertentu (tidak harus
semua/5M) dan variabel dampak (hasil
belajar).6) Instrumen pengumpulan
data menggunakan instrumen tes untuk
variabel dampak tindakan (hasil
belajar) dan penilaian otentik jenis non
tes (misalnya rubrik keterampilan
melakukan percobaan) untuk variabel
proses.
Scholaria, Vol. 4, No. 3, September 2014: 107-121
121
DAFTAR PUSTAKA
Kemendikbud. (2014). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013
Tahun 2014. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan -
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
---------- (2013). Salinan Permendikbud No. 67 Tahun 2013 tentang Kompetensi
Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI.
---------- (2013). Salinan Lampiran Permendikbud No. 67 Tahun 2013 tentang
Kompetensi Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI.
---------- (2014). Salinan Permendikbud No. 57 Tahun 2014 tentang Kompetensi
Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI.
---------- (2014). Salinan Lampiran Permendikbud No. 67 Tahun 2013 tentang
Kompetensi Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI.
---------- (2013). Salinan Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
---------- (2013). Salinan Lampiran Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
---------- (2013). Salinan Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar
Penilaian. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
---------- (2013). Salinan Lampiran Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
---------- (2013). Permendikbud No. 81a Tahun 2013 tentang Implementasi
Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Suharsimi Arikunto. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.