pembinaan pembangunan bangunan gedung negara
TRANSCRIPT
PENGANTAR PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMAHAN i
MODUL 6
Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 2016
DIKLAT PENGELOLAAN TEKNIS
PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG
NEGARA TINGKAT DASAR
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PU SD IK LAT JALAN , PERU MA HA N, PER MU KIMA N D AN PENG EMB AN GA N IN FR ASTR UK TU R WILA YAH
J l . A b d u l H a m i d C i c a h e u m B a n d u n g , T l p / F a x . 0 2 2 - 7 2 0 8 0 2 4 ,
E m a i l : p u s a t 3 b p s d m @ y a h h o o . c o . i d
Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara i
KATA PENGANTAR
Modul Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara memberikan
pemahaman tentang pembinaan pembangunan bangunan gedung negara yang
meliputi pengaturan, pemberdayaan, dan pengawasan pembangunan bangunan
gedung negara.
Buku ini terdiri atas 5 (lima) bab yang terdiri dari Pendahuluan, Pengaturan
pembangunan bangunan gedung Negara, Pemberdayaan pembangunan bangunan
gedung Negara, Pengawasan pembangunan bangunan gedung Negara, dan
Penutup. Modul ini disusun secara sistematis agar peserta pelatihan dapat
mempelajari materi dengan lebih mudah. Fokus pembelajaran diarahkan pada
peran aktif peserta diklat.
Ucapan terimakasih dan penghargaan kami sampaikan kepada tim penyusun atas
tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk mewujudkan modul ini.
Penyempurnaan, maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa
terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan
peraturan yang terus menerus terjadi. Semoga modul ini dapat membantu dan
bermanfaat bagi peningkatan kompetensi aparatur di Pusat dan Daerah dalam
bidang penataan bangunan.
Bandung, Desember 2016
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Jalan, Perumahan, Permukiman dan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah
ii Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................ I
DAFTAR ISI ........................................................................................................... II
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... IV
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ...................................................................... V
Deskripsi .................................................................................................. v
Persyaratan ............................................................................................. v
Metode ................................................................................................... v
Alat Bantu/Media .................................................................................... v
Indikator Keberhasilan ............................................................................ v
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................... 7
Latar Belakang ......................................................................................... 8
Deskripsi Singkat ................................................................................... 13
Tujuan Pembelajaran ............................................................................ 13
Materi dan Submateri Pokok ................................................................ 13
Estimasi Waktu ...................................................................................... 14
BAB 2 PEMBINAAN MELALUI PENGATURAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG
NEGARA ............................................................................................................. 15
Indikator Keberhasilan .......................................................................... 16
Umum ................................................................................................... 16
Penyusunan Norma, Standar, Pedoman dan Kriteria (NSPK) ................ 17
Penyebarluasan Peraturan Pedoman, Petunjuk dan Standar Teknis (NSPK)
............................................................................................................ 18
Pendampingan Penyusunan Peraturan dan NSPK di Daerah ................ 19
Latihan .................................................................................................. 20
Rangkuman ........................................................................................... 20
BAB 3 PEMBINAAN MELALUI PEMBERDAYAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN
GEDUNG NEGARA .............................................................................................. 23
Indikator Keberhasilan .......................................................................... 24
Umum ................................................................................................... 24
Kegiatan Sosialisasi................................................................................ 25
Kegiatan Diseminasi .............................................................................. 27
Kegiatan Pelatihan ................................................................................ 27
Latihan .................................................................................................. 30
Rangkuman ........................................................................................... 30
BAB 4 PEMBINAAN MELALUI PENGAWASAN PEMBANGUNAN BANGUNAN
GEDUNG NEGARA .............................................................................................. 31
Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara iii
Indikator Keberhasilan .......................................................................... 32
Umum ................................................................................................... 32
Pemantauan Terhadap Penerapan NSPK .............................................. 32
Latihan .................................................................................................. 46
Rangkuman ........................................................................................... 46
BAB 5 PENUTUP ................................................................................................. 48
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 51
GLOSARIUM ....................................................................................................... 52
iv Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Bagan Pembinaan Pembangunan BGN ..................................................... 9
Gambar 2 Bagan Stakeholder Pembinaan Pembangunan BGN .............................. 10
Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara v
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL Deskripsi
Modul Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara terdiri dari tiga
kegiatan belajar mengajar, yaitu: Pengaturan pembangunan bangunan gedung
Negara, Pemberdayaan pembangunan bangunan gedung Negara, Pengawasan
pembangunan bangunan gedung negara .
Persyaratan
Dalam mempelajari modul ini peserta diklat dilengkapi dengan skema, gambar dan
tabel yang difungsikan untuk memudahkan peserta latih agar lebih memahami
materi modul.
Metode
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah dengan
kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh pemberi materi (narasumber), adanya
kesempatan tanya jawab, curah pendapat, bahkan diskusi.
Alat Bantu/Media
Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat
Bantu/Media pembelajaran tertentu, yaitu:
1. LCD/projector
2. Laptop
3. Papan tulis atau whiteboard dengan penghapusnya
4. Flip chart
5. Bahan tayang
6. Modul dan /atau bahan ajar
Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu menjelaskan dan
melaksanaan:
a. Pengaturan pembangunan bangunan gedung negara
b. Pemberdayaan pembangunan bangunan gedung negara
c. Pengawasan pembangunan bangunan gedung negara
vi Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara
Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 7
BAB 1
PENDAHULUAN
8 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ketentuan tentang pembangunan Bangunan Gedung Negara (BGN) selama ini
telah dilaksanakan melalui pemberian bantuan teknis kepada instansi Pemegang
Mata Anggaran berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
Negara, namun untuk lebih memperkuat efektivitas pemberian bantuan teknis
pembangunan Bangunan Gedung Negara, pemerintah mengeluarkan Peraturan
Presiden RI Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung
Negara, yang bertujuan untuk lebih meningkatkan proses dan procedure
penyelenggaraan pembangunan dilaksanakan secara tertib, efektif, efisien,
hemat, tidak berlebihan, dan ramah lingkungan pada semua bangunan gedung
negara yang merupakan barang milik negara/daerah. Untuk menjamin upaya
penyelenggaraan pembangunan dimaksud diatas maka perlu dilakukan pembinaan
secara berkesinambungan kepada penyelenggara pembangunan.
Berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan
Bangunan Gedung Negara, disebutkan pada pasal 19 ayat (1) bahwa Pembinaan
Teknis pembangunan bangunan gedung negara dilaksanakan oleh Menteri.
Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
pekerjaan umum (dalam hal ini adalah menteri PUPR) dan menteri yang
menetapkan lebih lanjut mengenai pembinaan melalui Peraturan Menteri.
Pada pembahasan bab-bab sebelumnya telah diuraikan beberapa materi
pembinaan pembangunan bangunan gedung negara melalui modul –modul antara
lain :
1. Kebijakan pembangunan bangunan gedung negara
2. Pengantar pengelolaan teknis pembangunan bangunan gedung negara
3. Persyaratan pembangunan bangunan gedung negara
4. Program penyusunan pembiayaan pembangunan bangunan gedung
negara
5. Tahapan pembangunan pembangunan bangunan gedung Negara-
penjelasan
Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 9
6. Pembiayaan pembangunan bangunan gedung Negara
Ke-enam modul tersebut diatas merupakan satu kesatuan dengan materi
pembinaan pembangunan bangunan gedung negara, yang akan ditindak lanjuti
dengan modul penyusunan laporan dan kunjungan lapangan.
Pembinaan teknis sebagaimana yang diatur dalam pasal 20 Perpres 73/2011
meliputi : pengaturan, pemberdayaan dan pengawasan pembangunan bangunan
gedung negara.
Pembinaan teknis pembangunan bangunan gedung negara dilaksanakan oleh
Menteri (dalam hal ini Menteri PU dan Perumahan Rakyat) kepada
kementerian/lembaga, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah
kabupaten/kota, serta penyelenggara pembangunan bangunan gedung negara
lainnya seperti pemilik, pengguna jasa, penyedia jasa beserta tenaga pengelola
teknis.
Gambar 1 Bagan Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara
Untuk efektivitas penyelenggaraan pembinaan teknis pembangunan bangunan
gedung negara, dibentuk struktur organisasi Tim Pelaksana Bantuan Teknis seperti
dibawah ini :
10 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara
Gambar 2 Bagan Stakeholder Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara
1. Pembina adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
2. Pengarah adalah Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat
3. KetuaTim Pelaksana adalah:
a. Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal
Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
untuk penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara
oleh Kementerian/Lembaga di tingkat pusat dan di wilayah DKI
Jakarta, termasuk perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.
b. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi/Instansi Teknis Provinsi
yang bertanggung jawab dalam pembinaan gedung negara sebagai
pelaksanaan dekonsentrasi/tugas pembantuan untuk
penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara oleh
Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 11
Instansi Kementerian/Lembaga di wilayah Provinsi tidak termasuk
Provinsi DKI Jakarta.
4. Koordinator Bantuan Tenaga Teknis adalah Kepala Sub Direktorat
Pengelolaan Gedung Direktorat Bina Penataan Bangunan Direktorat
Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat untuk penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara
oleh Kementerian/ Lembaga di tingkat pusat dan di wilayah DKI Jakarta,
termasuk perwakilan Republik Indonesia di luar negeri atau Kepala Sub
Dinas Instansi Teknis Pekerjaan Umum Provinsi yang bertanggung jawab
dalam pembinaan gedung negara sebagai pelaksanaan
dekonsentrasi/tugas pembantuan penyelenggaraan pembangunan
gedung negara oleh Kementerian/ Lembaga di wilayah Provinsi tidak
termasuk Provinsi DKI Jakarta.
5. Tenaga Pengelola Teknis adalah tenaga teknis yang bersertifikat dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat / Dinas
Pekerjaan Umum / Instansi Teknis Provinsi yang bertanggung jawab
dalam pembinaan gedung negara, yang ditugaskan oleh Ketua Tim
Pelaksana untuk membantu Pimpinan Instansi/Kepala Satuan Kerja
Kementerian/Lembaga/SKPD yang menyelenggarakan pembangunan
bangunan gedung negara dalam mengelola kegiatan di bidang teknis
administratif selama penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung
negara.
6. Tenaga Pembantu PengelolaTeknis adalah tenaga teknis yang
ditugaskan oleh Koordinator Bantuan Tenaga Teknis untuk membantu
kegiatan Pengelola Teknis atau Tenaga Ahli.
7. Tenaga Ahli Teknis adalah tenaga ahli teknik di bidang arsitektur,
struktur, mekanikal, elektrikal, utilitas bangunan, pertamanan
(landscape), lingkungan dan tenaga ahli teknis lainnya yang ditugaskan
oleh Ketua Tim Pelaksana untuk mendukung tenaga Pengelola Teknis.
8. Tenaga Ahli Administrasi adalah tenaga ahli di bidang hukum,
keuangan, manajemen pengelolaan aset dan tenaga ahli administrasi
lainnya yang ditugaskan oleh Ketua Tim Pelaksana untuk mendukung
tenaga Pengelola Teknis.
9. Sekretariat adalah unit kerja yang dibentuk oleh Ketua Tim Pelaksana
untuk membantu koordinator bantuan tenaga teknis dalam
12 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara
melaksanakan tugas ke Sekretariatan termasuk pertanggungjawaban
administrasi biaya kegiatan unsur Pengelola Teknis.
Dalam pembinaan penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung
negara Menteri cq Dirjen Cipta Karya cq Direktur Bina Penataan Bangunan
dapat menugaskan Tim Pengelola Teknis atau Tim Ahli/narasumber untuk
melakukan pembinaan kepada aparat K/L//SKPD.
Bentuk pembinaan yang dimaksud adalah :
1. Pembinaan Melalui Pengaturan
Yaitu kegiatan penyusunan dan penyebar luasan peraturan
perundang-undangan, pedoman, petunjuk, dan standar teknis
bangunan gedung yang bersifat nasional kepada K/L/SKPD,
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Penyusunan
peraturan yang bersifat lokal (baik tingkat provinsi maupun tingkat
kabupaten/kota) adalah mengacu pada peraturan teknis yang bersifat
nasional baik yang diterbitkan melalui Undang-undang, Peraturan
Presiden maupun Peraturan Menteri dan standar-standar yang terkait
dengan penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara.
2. Pembinaan Melalui Pemberdayaan
Yaitu kegiatan pembinaan untuk meningkatkan kapasitas K/L/SKPD
Pemerintah Propinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota melalui
sosialisasi, diseminasi dan pelatihan termasuk penyelenggara
pembangunan dalam rangka menyusun program pendanaan,
melaksanakan kegiatan pengendalian perencanaan, pelaksanaan
konstruksi dan pengawasannya.
3. Pembinaan Melalui Pengawasan
Yaitu kegiatan pemantauan terhadap penerapan peraturan
perundang-undangan, pedoman, petunjuk, dan standar teknis
bangunan gedung yang dilaksanakan oleh K/L/SKPD dan upaya
penegakan hukum.
Pemerintah menyelenggarakan pengawasan terhadap peraturan daerah
tentang bangunan gedung dengan cara melakukan evaluasi terhadap
substansi peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Evaluasi terhadap substansi peraturan daerah dimaksudkan
Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 13
agar materi peraturan daerah tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi dan / atau kepentingan umum.
Deskripsi Singkat
Mata diklat ini membekali peserta dengan pengetahuan tentang pembinaan
pembangunan bangunan gedung negara yang meliputi pengaturan,
pemberdayaan, dan pengawasan pembangunan bangunan gedung negara melalui
ceramah interaktif, diskusi dan latihan.
Alokasi waktu : 135 menit (3 JP @ 45 menit)
Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dijelaskan dalam bentuk hasil belajar dan indikator hasil
belajar, sebagai berikut:
1. Hasil Belajar
Setelah selesai mengikuti pembelajaran mata diklat ini peserta diharapkan
memahami tentang pembinaan teknis pembangunan bangunan gedung
negara.
2. Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu menjelaskan dan
melaksanakan:
a. Pengaturan pembangunan bangunan gedung negara
b. Pemberdayaan pembangunan bangunan gedung negara
c. Pengawasan pembangunan bangunan gedung negara
Materi dan Sub materi Pokok
Materi dan submateri pokok dalam modul Pembinaan Pembangunan Bangunan
Gedung Negara ini adalah sebagai berikut:
1. Pembinaan melalui pengaturan pembangunan bangunan gedung negara :
a. Penyusunan NSPK
b. Pendampingan penyusunan NSPK di daerah
2. Pembinaan melalui pemberdayaan pembangunan bangunan gedung negara :
a. Sosialisasi NSPK
14 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara
b. Diseminasi dan pendampingan pembangunan
c. Pelatihan untuk peningkatan kapasitas penyelenggara pembangunan
3. Pembinaan melalui pengawasan pembangunan bangunan gedung negara :
a. Pemantauan terhadap penerapan NSPK
b. Upaya penegakan hukum
Estimasi Waktu
Waktu yang diperlukan dalam mata pelatihan ini adalah : 3 (tiga) JP.
Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 15
BAB 2
PEMBINAAN MELALUI PENGATURAN
PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
16 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara
PEMBINAAN MELALUI PENGATURAN
PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
Indikator Keberhasilan
Dengan mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan mampu
menjelaskan dan melaksanakan pembinaan melalui pengaturan pembangunan
gedung negara.
Umum
Pengaturan dilaksanakan dengan penyusunan dan penyebarluasan peraturan
perundang-undangan, pedoman, petunjuk, dan standar teknis bangunan gedung
negara. (Perpres Nomor 73 Tahun 2011. Psl. 19, butir 3)
Berdasarkan penjelasan ayat (8) pasal 5 Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2005
tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 tahun 2002 tentang bangunan gedung,
penyelenggaraan bangunan gedung diatur oleh Menteri Pekerjaan Umum dan
Lampiran C Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota, penetapan kebijakan pembangunan serta pengelolaan gedung
dan rumah negara merupakan urusan pemerintah.
Pemerintah melalui menteri pekerjaan umum telah menerbitkan Permen PU
Nomor : 45/PRT/M/2007 tentang pedoman teknis pembangunan bangunan
gedung negara sebagai salah satu produk pembinaan teknis penyelenggaran
pembangunan bangunan gedung Negara yang dilaksanakan oleh
Kementerian/Lembaga/SKPD Provinsi dan Kabupaten/Kota, agar pengelolaan
bangunan gedung negara yang merupakan salah satu asset milik negara dengan
nilai strategis dimilikinya sebagai tempat berlangsungnya proses penyelenggaraan
negara harus memenuhi persyaratan teknis dalam pembangunannya.
Lingkup pembinaan melalui pengaturan pembangunan bangunan gedung Negara :
Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 17
Penyusunan Norma, Standar, Pedoman dan Kriteria (NSPK)
1. Peraturan yang Bersifat Nasional
Yaitu produk pengaturan teknis NSPK yang dikeluarkan oleh Menteri atau
lembaga yang mengurusi standarisasi untuk diberlakukan secara nasional
diseluruh wilayah Indonesia.
Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 10 Tahun
2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan masih terdapat
kekurangan dan belum dapat menampung perkembangan kebutuhan
masyarakat mengenai aturan pembentukan peraturan perundang-undangan
yang baik.
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan adalah penyusunan Peraturan
dan Perundang-undangan yang mencakup tahapan perencanaan,
penyusunan, pembahasan, pengesahan atau penetapan, dan
pengundangan. Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan tertulis
yang memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau
ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui
prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan.
Pemerintah dapat memberikan bantuan teknis dalam penyusunan peraturan
dan kebijakan daerah dibidang bangunan gedung yang dilakukan oleh
pemerintah daerah. Penyebarluasan peraturan perundang-undangan,
pedoman, petunjuk, dan standar teknis dapat dilimpahkan kepada pemerintah
daerah.(PP No. 36 Tahun 2005, Psl. 106 Ttg Peraturan Pelaksanaan UU 28
Tahun 2002).
2. Peraturan yang Bersifat Lokal
Yaitu Peraturan, pedoman dan standar yang diterbitkan oleh pemerintah
provinsi dan/atau pemerintah kabupaten/kota yang diberlakukan khusus
kepada wilayah provinsi/kabupaten/kota yang bersangkutan dan dilaksanakan
berdasarkan :
a. Sumber pendanaan yang mengutamakan APBD daerah
b. Sumber pendanaan dapat bersumber melalui APBN dalam bentuk
dekonsentrasi
c. Maksud, tujuan, sasaran dan tata cara penyusunannya mengacu pada
peraturan yang lebih tinggi seperti UU, Perpres, Permen PUPR, Pergub,
18 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara
Perbup/perwal.
d. Melibatkan narasumber dari pemerintah pusat yang mewakili Menteri,
e. Menggali berbagai data dari narasumber di pemerintah kabupaten/kota
serta penyelenggara pembangunan termasuk masyarakat selaku subyek,
f. Sesuai dengan tujuannya peraturan pembangunan yang disusun oleh
pemerintah daerah tidak boleh memberatkan dan menghambat program
nasional dan yang masih sesuai koridor hukum.
g. Menteri dapat memberi pendampingan penyusunan peraturan kepada
pemerintah provinsi/kabupaten/kota dalam penyusunan naskah
akademis.
3. Peraturan yang bersifat Instansional
Yaitu peraturan, pedoman dan standar pembangunan bangunan gedung
negara yang bersifat instansional atau kebutuhan sendiri dapat diterbitkan
oleh Menteri yang mengurusi bidang kementerian/lembaga masing-masing
sepanjang tidak bertentangan dengan Perpres No. 73/tahun 2011 tentang
bangunan gedung negara dan Permen PU No. 45/Kep/M/2007 tentang
pedoman pembangunan bangunan gedung negara untuk penyelenggaraan
pembangunan selain bangunan kantor pemerintah dan rumah negara, seperti
pembangunan gedung ruang kelas, rumah sakit atau bangunan gedung lain
yang sifatnya saling mengisi dan melengkapi peraturan teknis bidang
pembangunan bangunan gedung negara yang diterbitkan oleh Menteri PUPR.
Penyebarluasan Peraturan Pedoman, Petunjuk dan Standar Teknis (NSPK)
1. Sarana gedung PIP2B di provinsi
2. Sarana perpustakaan kementerian PUPR di pusat dan di daerah
3. Internet dan media sosial lainnya
4. Persuasif, pameran, dan seminar
Penyebarluasan pengaturan yang bersifat nasional dilakukan oleh
pemerintah bersama pemerintah daerah, sedangkan yang bersifat lokal
dilakukan oleh pemerintah daerah kepada masyarakat.
Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 19
Pendampingan Penyusunan Peraturan dan NSPK di Daerah
Bantuan teknis pendampingan antara lain pemberian bantuan model peraturan
daerah tentang bangunan gedung dan/atau bantuan teknis penyusunan
rancangan peraturan kepala daerah tentang bangunan gedung.
Model peraturan daerah tentang bangunan gedung memuat sekurang-kurangnya
ketentuan mengenai persyaratan administratif dan persyaratan teknis bangunan
gedung; penyelenggaraan bangunan gedung; peran masyarakat; dan
pembinaan bangunan gedung serta kelembagaan.
1. Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah
a. Penyiapan pembiayaan penyusunan naskah akademis
b. Narasumber/Tenaga Ahli
c. Model peraturan yang berlaku secara nasional dengan pengayaan
muatan-muatan lokal sesuai kebutuhannya
d. Pendampingan penyebar luasan peraturan yang sudah diundangkan
2. Pendampingan Penyusunan Peraturan Instansional
Peraturan instansional adalah penyusunan peraturan dan standar yang
diberlakukan secara khusus pada kalangan sendiri oleh kementerian/lembaga
dalam rangka pembangunan bangunan khusus.
Pendampingan yang dapat diberikan berupa informasi dan pemahaman
mengenai perundang-undangan, peraturan, pedoman dan standar
pembangunan bangunan gedung negara yang telah diterbitkan dan
diberlakukan secara nasional. seperti :
a. UUBG No. 28/tahun 2002, UU Jasa Konstruksi No. 18/1999, Undang-
undang Cagar Budaya No. 26/tahun 2007, UU No. 28/tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung.
b. PP No. 28/tahun 2000 tentang Peran Jasa Konstruksi, PP No. 29/tahun
2000 tentang penyelenggaraan jasa konstruksi, PP No. 36/tahun 2005
tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28/2002, PP No. 30/2000 tentang
penyelenggaraan pembinaan jasa konstruksi.
c. Perpres No. 73/tahun 2011 tentang pembangunan bangunan gedung
Negara dan Perpres No. 54 tentang pengadaan barang dan jasa beserta
perubahannya
d. Permen PU No. 26/tahun 2007 tentang TABG, Permen PU No. 25/tahun
20 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara
2007 tentang SLF, Permen PU No. 24 tentang IMB, Permen PU No.
45/tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan
Gedung Negara, Permen PU No. 06/tahun 2007 tentang Pedoman
Penyusunan RTBL, Permen PU No. 29/tahun 2006 Persyaratan Teknis BG,
Permen PU No. 30/tahun 2006 tentang Fasilitas Aksesibilitas, Permen PU
No. 01/tahun 2016 tentang Bangunan Cagar Budaya yang dilestarikan,
Permen PU No. 02/tahun 2016 tentang Bangunan Gedung Hijau.
e. SNI yang terkait pembangunan bangunan gedung
Latihan
1. Berdasarkan UU No. 28 tentang Bangunan Gedung, dimana kegiatan pembangunan adalah meliputi proses : a. perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, b. kegiatan pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran c. Butir a dan b benar
2. Tahapan pembangunan gedung negara adalah kegiatan yang meliputi : a. Persiapan dan penyusunan program, perencanaan teknis, pelaksanaan
konstruksi serta pengawasan teknis b. Perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, pengawasan teknis dan
pembongkaran c. Perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi dan pengawasan teknis
3. Pembinaan teknis pembangunan gedung negara yang dilaksanakan oleh menteri adalah terdiri dari pengaturan, pemberdayaan dan pengawasan yaitu : a. Bentuk pengaturan dimaksudkan sebagai pembinaan kepada daerah
agar mampu menyusun peraturan, pedoman, petunjuk dan standar teknis bangunan gedung negara.
b. Pemberdayaan melalui sosialisasi, diseminasi dan pelatihan kepada pemda dan penyelenggara bangunan gedung
c. Pengawasan melalui pemantauan pelaksanaan pembangunan gedung negara agar terpenuhi tertib penyelenggaraan pembangunan gedung.
4. Yang berkewajiban melakukan pembinaan bangunan gedung negara yang sumber pendanaannya melalui APBD Kabupaten/Kota adalah gubernur.
B/S
Rangkuman
Pembinaan melalui pengaturan pembangunan Bangunan Gedung Negara terdiri
dari penyusunan norma standar, Pedoman, kriteria NSPK, Penyebarluasan
Peraturan Pedoman, Petunjuk dan Standar Teknis (NSPK), dan Pendampingan
Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 21
Penyusunan Peraturan dan NSPK di Daerah.
22 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara
Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 23
BAB 3
PEMBINAAN MELALUI PEMBERDAYAAN
PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
24 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara
PEMBINAAN MELALUI PEMBERDAYAAN
PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
Indikator Keberhasilan
Dengan mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan mampu
menjelaskan dan melaksanakan pembinaan melalui pemberdayaan pembangunan
bangunan gedung negara.
Umum
Pemberdayaan dimaksudkan untuk menumbuhkan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan bangunan gedung melalui upaya sosialisasi, dan
pelembagaan kepada pemerintah daerah dan penyelenggara bangunan gedung
negara. (Perpres Nomor 73 Tahun 2011. Psl. 19, butir 4).
Sempurnanya suatu produk pengaturan apabila dapat membuat pemerintah
propinsi, pemerintah kabupaten/kota, penyelenggara pembangunan bangunan
gedung negara dari kurang memahami peraturan menjadi mampu dan berdaya
untuk meng-implementasi-kan.
Para ilmuwan sosial dalam memberikan pengertian pemberdayaan mempunyai
rumusan yang berbeda-beda dalam berbagai konteks dan bidang kajian, artinya
belum ada definisi yang tegas mengenai konsep tersebut. Namun demikian, bila
dilihat secara lebih luas, pemberdayaan sering disamakan dengan perolehan daya,
kemampuan dan akses terhadap sumber daya untuk memenuhi kebutuhannya.
Oleh karena itu, agar dapat memahami secara mendalam tentang pengertian
pemberdayaan maka perlu mengkaji beberapa pendapat para ilmuwan yang
memiliki komitmen terhadap pemberdayaan.
Robinson (1994) menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah suatu proses pribadi
dan sosial; suatu pembebasan kemampuan pribadi, kompetensi, kreatifitas dan
kebebasan bertindak. Sedangkan Ife (1995) mengemukakan bahwa pemberdayaan
mengacu pada kata “empowerment,” yang berarti memberi daya, memberi
”power” ( kuasa ), kekuatan, kepada pihak yang kurang berdaya.
Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 25
Payne (1997) menjelaskan bahwa pemberdayaan pada hakekatnya bertujuan
untuk membantu klien mendapatkan daya, kekuatan dan kemampuan untuk
mengambil keputusan dan tindakan yang akan dilakukan dan berhubungan
dengan diri klien tersebut, termasuk.
Dengan demikian pembinaan pemberdayaan pembangunan bangunan gedung
Negara mengandung arti suatu upaya yang dilakukan oleh instansi yang
berkompeten untuk memampukan pihak lain agar dapat lebih mandiri menyusun,
merencanakan dan melaksanakan proses pembangunan bangunan gedung Negara
untuk kepentingannya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
serta bertanggung jawab atas tindakannya.
Pemberdayaan dilakukan kepada penyelenggara pembangunan bangunan gedung,
agar timbul kesadaran memahami dan mengerti akan hak, kewajiban dan peran
dalam penyelenggaraan bangunan gedung khususnya bangunan gedung Negara
yang meliputi :.
1. Pendampingan pendataan dalam rangka meningkatkan kapasitas daerah
dalam mendata bangunan gedung yang ada di wilayahnya termasuk
bangunan gedung negara
2. Pemberian bantuan percontohan aksesibilitas pada bangunan gedung
negara
3. Bantuan penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan (RTBL)
4. Ketentuan pemberdayaan masyarakat yang belum mampu memenuhi
persyaratan bangunan gedung oleh pemerintah daerah dituangkan dalam
peraturan daerah
5. Pendampingan pembangunan dapat dilakukan melalui kegiatan
penyuluhan, bimbingan teknis, pelatihan, dan pemberian tenaga
pendampingan teknis kepada masyarakat
Pemberdayaan dilaksanakan melalui sosialisasi, diseminasi, dan pelatihan kepada
pemerintah daerah dan penyelenggara bangunan gedung Negara.(pasal 19 butir 4,
Perpres No. 73 Tahun 2011)
Macam dan bentuk kegiatan pemberdayaan terdiri :
Kegiatan Sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan
aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau
26 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara
masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai
peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang
harus dijalankan oleh individu.
Paul B. Horton Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta
memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan
membentuk kepribadiannya
Soerjono Soekanto Sosialisasi adalah proses mengkomunikasikan kebudayaan
kepada warga masyarakat yang baru. Sosialisasi dapat terjadi melalui interaksi
sosial secara langsung ataupun tidak langsung. Proses sosialisasi dapat
berlangsung melalui kelompok sosial, seperti keluarga, teman sepermainan dan
sekolah, lingkungan kerja, maupun media massa.
Dengan demikian sosialisasi pembangunan adalah upaya memberi pemahaman
kepada pihak-pihak penyelenggara pembangunan bangunan gedung negara
berdasarkan ketentuan pengaturan baik pra-penyusunan peraturan maupun
peraturan yang telah diundangkan.
Model penyelenggaraan sosialisasi dilaksanakan melalui 2 pendekatan yaitu :
1. Sosialisasi materi yang masih bersifat konsep, dilaksanakan dalam
rangka:
a. Memberi pemahaman tentang perlunya suatu peraturan lanjutan
untuk melengkapi peraturan yang telah terbit sebelumnya.
b. Sosialisasi materi dalam rangka mendapatkan umpan balik dari
berbagai pihak, agar peraturan yang akan diterbitkan sesuai
ketentuan peraturan yang berlaku dan dapat mengakomodir
berbagai pihak,
c. Sebagai bagian dari uji public.
2. Sosialisasi materi yang sudah diundangkan dalam rangka :
a. Memberi pemahaman lebih jauh kepada pihak penyelenggara
pembangunan, agar peraturan yang ada dapat dilaksanakan secara
bertanggung jawab
b. Melakukan evaluasi, sejauhmana peraturan pembangunan yang
telah ada masih sejalan atau tidaknya dengan peraturan dan
kebijakan yang berkembang saat ini
c. Mendapatkan masukan dan pendapat dari penyelenggara
pembangunan.
Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 27
Kegiatan Diseminasi
Diseminasi (Bahasa Inggris: Dissemination) adalah suatu kegiatan yang ditujukan
kepada kelompok target atau individu agar mereka memperoleh informasi, timbul
kesadaran, menerima, dan akhirnya memanfaatkan informasi tersebut.
Faktor utama yang dapat mendukung perkembangan kegiatan/praktik dalam suatu
keilmuan tertentu adalah didasarkan dan memanfaatkan hasil-hasil penelitian.
Jennet dan Premkumar mengatakan bahwa setiap riset yang telah dilakukan
perlu dipublikasikan dan sebar luaskan
Dengan demikian diseminasi pembangunan bangunan gedung negara adalah
proses saling tukar menukar informasi tentang inovasi pembangunan yang
berkembang masa kini dimana kegiatan ini telah melalui perencanaan yang
matang untuk menggali pendapat dan masukan sehingga bertemu satu titik simpul
antara pemerintah dan peserta diseminasi.
Kegiatan Pelatihan
Pelatihan merupakan suatu usaha yang terencana untuk memfasilitasi
pembelajaran tentang pekerjaan yang berkaitan dengan pengetahuan, keahlian
dan perilaku oleh para pegawai. Noe, Hollenbeck, Gerhart & Wright (2003:251)
Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi pekerja pada suatu
pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya, atau satu pekerjaan
yang ada kaitannya dengan pekerjaannya, Gomes (2003:197),
Pelatihan didefinisikan sebagai berbagai usaha pengenalan untuk mengembangkan
kinerja tenaga kerja pada pekerjaan yang dipikulnya atau juga sesuatu berkaitan
dengan pekerjaannya. Hal ini biasanya berarti melakukan perubahan perilaku,
sikap, keahlian, dan pengetahuan yang khusus atau spesifik. Dan agar pelatihan
menjadi efektif maka di dalam pelatihan harus mencakup suatu pembelajaraan
atas pengalaman-pengalaman, pelatihan harus menjadi kegiatan keorganisasian
yang direncanakan dan dirancang didalam menanggapi kebutuhan-kebutuhan
yang teridentifikasi. Bernardin dan Russell (1998:172),
Dengan demikian pelatihan pembangunan bangunan gedung negara adalah salah
satu upaya pemberdayaan kepada para peserta latihan (terdidik) untuk
meningkatkan kompetensi dalam pembinaan pembangunan.
1. Tujuan Pelatihan :
a. Mengembangkan keahlian yang berbasis kompetensi sehingga
diharapkan para peserta pelatihan dapat memahami materi pelatihan
28 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara
pembangunan bangunan gedung negara.
b. Mengembangkan sikap dan membentuk jati diri secara positif kepada
peserta,
c. Peningkatan kemampuan dalam melaksanaan tugas.
2. Sasaran Pelatihan :
a. Pelatihan bersifat umum yang ditujukan kepada masyarakat, dalam
rangka memberi pemahaman mengenai peraturan-peraturan
pembangunan
b. Pelatihan keterampilan, dalam rangka meningkatkan kemampuan
ketrampilan pekerja individu untuk memahami dan melaksanakan
ketentuan NSPK
c. Pelatihan keahlian, dalam rangka meningkatkan kemampuan
professionalisme individu sesuai keahliannya menindak lanjuti
ketentuan dan peraturan pembangunan bangunan gedung negara
d. Pelatihan kompetensi dasar, dalam rangka memberi pemahaman
kepada individu aparat pegawai negeri atau pegawai swasta sehingga
dapat menjelaskan, menyebar luaskan informasi pembangunan
bangunan gedung kepada pihak lain, seperti Diklat Pengelolaan Teknis
e. Pelatihan kompetensi lanjutan, dalam rangka meningkatkan
kemampuan melaksanakan dan menerapkan peraturan pembangunan
bangunan gedung
3. Model Pelatihan
Diantara sekian banyak model pelatihan yang dikembangkan para ahli
pendidikan dan pelatihan, maka model pelatihan yang dianggap paling
sesuai dengan Kegiatan pembinaan pembangunan bangunan gedung negara
adalah seperti model yang dikembangkan oleh Centre for International
Education (CIE) University of Massachusetts, yaitu model latihan sembilan
langkah seperti dibawah ini :
a. Mengidentifikasi kebutuhan, sumber-sumber, dan kemungkinan
hambatan.
b. Merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus latihan.
c. Menyusun dan mengembangkan alat penilaian awal (pre-test) dan alat
penilaian akhir (post-test) peserta latihan
Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 29
d. Menyususn urutan kegiatan latihan dan mengembangkan bahan belajar.
e. Melatih para pelatih dan staf program latihan.
f. Melakukan penilaian awal terhadap peserta latihan.
g. Melaksanakan program latihan.
h. Melakukan penilaian akhir terhadap peserta latihan.
i. Melakukan penilaian program latihan dan memberikan umpan balik.
Kesembilan langkah tersebut diatas disempurnakan menjadi sepuluh
langkah yaitu dengan melakukan kunjungan lapangan pada salah satu lokasi
pembangunan untuk membandingkan teori yang didapatkan dalam kelas
dengan implementasi di lapangan. Hasil kunjungan lapangan selanjutnya
akan didapatkan umpan balik dalam seminar untuk menemukan solusi
penyelesaian setiap permasalahan lapangan dan sejauhmana penerapan
peraturan teknis NSPK yang berkaitan dengan pembangunan bangunan
gedung negara.
4. Materi Pelatihan
a. Kebijakan pembangunan bangunan gedung negara
b. Persyaratan pembangunan bangunan gedung negara
c. Penyusunan program pembiayaan pembangunan bangunan gedung
negara
d. Tahapan pembangunan bangunan gedung negara
e. Pembiayaan pembangunan bangunan gedung negara
f. Pembinaan pembangunan bangunan gedung negara
g. Pelaporan dan monitoring
h. Kunjungan lapangan dan seminar
30 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara
Latihan
1. Kegiatan pembinaan dapat berupa : a. Bantuan teknis dan bimbingan teknis kepada pemda mengenai
kelembagaan dan penyelenggaraan bangunan gedung negara b. Bantuan teknis kepada Kementerian/Lembaga/SKPD mengenai tenaga
pengelola teknis, analisis biaya pembangunan, penghapusan bangunan gedung dan Rumah Negara
c. Butir a dan b benar
2. Tenaga pengelola teknis adalah tenaga teknis yang sudah bersertifikat ditugaskan untuk membantu Kementerian/lembaga/SKPD dalam pengelolaan kegiatan pembangunan gedung negara dibidang teknis teknologis.
B - S
3. Perda bangunan gedung yang salah satu isinya tentang perijinan mendirikan bangunan (IMB) adalah bagian dari bentuk pembinaan bangunan gedung oleh Pemda/Pemkot kepada masyarakat.
B - S
Rangkuman
Kegiatan pembinaan melalui pemberdayaan meliputi kegiatan sosialisasi,
diseminasi, dan kegiatan pelatihan
Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 31
BAB 4
PEMBINAAN MELALUI PENGAWASAN
PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
32 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara
PEMBINAAN MELALUI PENGAWASAN
PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
Indikator Keberhasilan
Dengan mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan mampu
menjelaskan dan melaksanakan pembinaan melalui pengawasan pembangunan
bangunan gedung negara.
Umum
Pengawasan dilaksanakan melalui pemantauan terhadap pelaksanaan penerapan
peraturan perundang-undangan bidang bangunan gedung Negara dan upaya
penegakan hukum (Perpres Nomor 73 Tahun 2011. Psl. 19, butir 3)
Untuk efektivitas penyelenggaraan pembinaan melalui pengawasan maka setiap
tahap penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara, maka K/L/SKPD
akan dibantu oleh Tim Pengelola Teknis selama satu tahun anggaran berjalan.
Pemantauan Terhadap Penerapan NSPK
Disamping memberikan bantuan teknis berupa tenaga pengelola teknis dalam
penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara, melalui pengelola
teknis yang ditugaskan kepada K/L/SKPD juga aktif memantau penerapan
peraturan NSPK yang dilaksanakan oleh penyelenggara pembangunan bangunan
gedung Negara. Kegiatan pemantauan dilakukan pada setiap tahap
penyelenggaraan yaitu :
1. Tahap Penyusunan Program Pembiayaan
Pembinaan yang dilakukan adalah pemantauan terhadap persiapan pendanaan
yang meliputi penyusunan rencana kebutuhan, penyusunan rencana
pendanaan dan rencana penyediaan dana.
Kesesuaian program pembiayaan terdiri dari : standar-standar luas ruang
sesuai kebutuhannya, harga satuan bangunan gedung Negara (HSBGN),
komponen pembangunan, jumlah tingkat bangunan, bangunan standar dan
non standar. Sedangkan program pembiayaan untuk perawatan bangunan
memberi informasi dan perhitungan analisis kerusakan untuk menentukan
Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 33
tingkat kerusakan yaitu kerusakan ringan, kerusakan sedang dan kerusakan
berat.
Penyusunan program dan pembiayaan pembangunan bangunan gedung
negara disusun oleh instansi Pengguna Anggaran yang memerlukan bangunan
gedung berdasarkan rekomendasi dari :
a. Menteri untuk pembangunan bangunan gedung negara yang
pendanaannya bersumber dari APBN,
b. Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang dalam
negeri untuk pembangunan bangunan gedung Negara yang
pendanaannya bersumber dari APBD Provinsi, atau
c. Gubernur untuk pembangunan bangunan gedung Negara yang
pendanaannya berrsumber dari APBD Kabupaten/Kota.
2. Tahap Persiapan Pelaksanaan Pembangunan
Pada tahap ini dilakukan setelah ada kepastian pendanaan yang resmi dari
pemerintah, langkah-langkah yang perlu ditempuh oleh K/L/SKPD adalah :
a. Penugasan Pengelola Teknis
Tenaga pengelola teknis seyogyanya dibentuk seawal mungkin, sebelum
pelaksanaan kegiatan dimulai, dimana pemberian bantuan tenaga
pengelola teknis dilaksanakan atas dasar permintaan secara tertulis dari
pimpinan instansi/PPK/SKPD kepada :
1) Direktur Bina Penataan Bangunan Direktorat Jenderal Cipta Karya
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk
penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara oleh
Kementerian/Lembaga di tingkat pusat dan di wilayah DKI Jakarta,
termasuk perwakilan Republik Indonesia di luar negeri, atau;
2) Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi/Instansi Teknis Provinsi yang
bertanggung jawab dalam pembinaan gedung negara sebagai
pelaksanaan dekonsentrasi/tugas pembantuan penyelenggaraan
pembangunangedung negara oleh Kementerian/Lembaga di wilayah
Provinsi tidak termasuk Provinsi DKI Jakarta.
Tenaga pengelola teknis bertugas sejak diangkat berdasarkan Surat
Keputusan Organisasi Pengelolaan Teknis oleh pimpinan
instansi/PPK/SKPD selama masa waktu satu tahun dan dapat
34 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara
diperpanjang penugasannya berdasarkan persetujuan koordinator
pengelola teknis.
b. Fungsi Pemantauan oleh Pengelola Teknis
Tenaga Pengelola Teknis berfungsi juga dalam rangka pembinaan teknis,
yaitu memantau kegiatan para penyedia jasa konstruksi pada saat
pengadaan/ pemilihan dan pada saat melaksanakan pekerjaan. Dalam
menjalankan fungsi pembinaan pemantauan NSPK, tenaga pengelola
teknis dapat memberi informasi segala peraturan yang terkait dengan
penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung Negara sebelum terjadi
penyimpangan sehingga kesalahan yang berpotensi terjadi dapat
diminimalisir sedini mungkin.
Dalam pelaksanaan tugas pembinaan pengawasan yang mewakili Menteri,
Tenaga Pengelola Teknis memberikan masukan saran teknis administrasi
kepada Pimpinan Instansi/KPA/PPK Kementerian/Lembaga yang
menyelenggarakan pembangunan bangunan gedung Negara, sepakat
tahap persiapan, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan konstruksi, dan
tahap pasca konstruksi,
Tenaga Pengelola Teknis dapat memberikan masukan saran teknis
teknologis dan manajemen untuk percepatan penyelenggaraan
pembangunan yang tertib, efektif, efisien dan berkualitas.
Pemantauan yang dilakukan adalah sejauhmana penerapan peraturan
NSPK pada tahap persiapan yang meliputi sekurang-kurangnya :
1) Organisasi kegiatan,
2) Bahan, jadwal, waktu dan strategi penyelesaian kegiatan,
3) Proses pengadaan penyedia jasa, termasuk KAK
3. Tahap Perencanaan Teknis
Pembinaan teknis melalui pengawasan pada tahap ini adalah memantau
penerapan aturan dan memberi informasi tentang peraturan-peraturan yang
perlu diacu oleh penyedia jasa konsultan perencana dalam rangka membantu
K/L/SKPD penyediaan dokumen perencanaan. Pemantauan yang dilakukan
adalah :
a. Pemantauan Teknis Administratif Perencanaan
1) Standar dan substansi kontrak perencanaan
Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 35
2) Kesesuaian dokumen Kerangka Acuan Kerja (KAK) dengan dokumen
lainnya
3) Ketentuan administratif mengenai kepemilikan lahan, ijin
pemanfaatan lahan, dan batas fisik
4) Ketentuan pembiayaan dalam DIPA/DIPDA dan POK
5) Standarisasi gedung pemerintah seperti luasan ruang, ketinggian
bangunan, ruang hijau
6) Standar bangunan yang bersifat khusus
7) Model dan format-format berita acara
8) Jadwal perencanaan
9) Rapat-rapat lapangan yang terdiri rapat persiapan dan rapat
mingguan
10) Mobilisasi tenaga, bahan dan peralatan
b. Pemantauan Teknis Teknologis Perencanaan
Yaitu sejauh mana penerapan peraturan dan standar-standar terkait
pembangunan bangunan gedung negara sehingga dapat memenuhi
persyaratan teknis penyelenggaraan pembangunan yang telah ditetapkan,
seperti :
1) Persyaratan Tata Bangunan dan Lingkungan
Yaitu pemantauan terhadap ketentuan penggunaan persyaratan
peruntukan dan intensitas bangunan gedung, arsitektur bangunan
gedung, dan persyaratan pengendalian dampak lingkungan sesuai
dengan yang diatur dalam RTRW, RDTRK, dan RTBL kabupaten/kota
atau penerapan perda bangunan gedung kabupaten/kota
bersangkutan, yaitu :
a) Peruntukan lokasi
b) Koefisien dasar bangunan (KDB)
c) Koefisien lantai bangunan (KLB)
d) Koefisien dasar hijau (KDH)
e) Ketinggian bangunan
f) Ketinggian langit-langit
g) Jarak antar blok/massa bangunan
36 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara
h) Garis sempadan
i) Wujud arsitektur
j) Kelengkapan sarana dan prasarana bangunan
k) Keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
2) Persyaratan Bahan Bangunan
Yaitu pemantauan terhadap ketentuan penggunaan bahan bangunan
untuk bangunan gedung negara yang harus memenuhi persyaratan
dalam SNI, diupayakan menggunakan bahan bangunan
setempat/produksi dalam negeri, termasuk bahan bangunan sebagai
bagian dari komponen bangunan sistem fabrikasi. spesifikasi teknis
bahan bangunan gedung negara meliputi ketentuan-ketentuan :
a) Bahan penutup lantai
b) Bahan dinding
c) Bahan langit-langit termasuk rangka dan penutup
d) Bahan penutup atap
e) Bahan kosen dan daun pintu/jendela
f) Bahan struktur
3) Persyaratan Struktur Bangunan
Yaitu pemantauan terhadap ketentuan struktur bangunan gedung
negara yang harus memenuhi persyaratan keselamatan (safety) dan
kelayanan (serviceability) serta SNI konstruksi bangunan gedung, yang
dibuktikan dengan analisis struktur sesuai ketentuan. Spesifikasi
teknis struktur bangunan gedung negara secara umum meliputi
ketentuan-ketentuan:
a) Struktur pondasi
b) Struktur lantai
c) Struktur kolom
d) Struktur atap
e) Struktur beton pracetak
f) Basemen.
4) Persyaratan Utilitas Bangunan
Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 37
Yaitu pemantauan terhadap ketentuan penggunaan system utilitas
yang berada di dalam dan di luar bangunan gedung negara yang harus
memenuhi SNI sesuai persyaratan. Spesifikasi teknis utilitas bangunan
gedung negara meliputi ketentuan- ketentuan:
a) Air minum
b) Pembuangan air kotor
c) Pembuangan air limbah
d) Pembuangan sampah
e) Saluran air hujan
f) Sarana pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran
g) Instalasi listrik
h) Penerangan dan pencahayaan
i) Penghawaan dan pengkondisian udara
j) Sarana transportasi dalam bangunan gedung
k) Sarana komunikasi
l) Sistem penangkal petir
m) Instalasi gas
n) Kebisingan dan getaran
o) Aksesibilitas dan fasilitas bagi penyandang cacat
5) Persyaratan Sarana Penyelamatan
Yaitu pemantauan terhadap ketentuan sarana penyelamatan dari
bencana atau keadaan darurat, serta harus memenuhi persyaratan
standar sarana penyelamatan bangunan sesuai SNI yang
dipersyaratkan. Spesifikasi teknis sarana penyelamatan bangunan
gedung negara meliputi ketentuan-ketentuan:
a) Tangga darurat
b) Pintu darurat
c) Pencahayaan darurat dan tanda penunjuk arah exit
d) Koridor / selasar
e) Sistem peringatan bahaya
f) Fasilitas penyelamatan
38 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara
c. Keluaran dari pemantauan adalah Dokumen Perencanaan Teknis, yang
memenuhi persyaratan sesuai dengan NSPK yang telah ditetapkan yaitu :
1) Konsep rancangan (10%)
2) Pra-rancangan (20%)
3) Pengembangan (25%)
4) Rancangan gambar detail dan penyusunan RKS serta RAB (25%)
5) Pelelangan (5%)
6) Pengawasan berkala (15%)
4. Tahap Pelaksanaan Konstruksi
Penyedia jasa pelaksana konstruksi adalah perusahaan yang memenuhi
persyaratan yang ditetapkan untuk melakukan tugas pelaksanaan konstruksi
fisik pembangunan gedung; Penyedia jasa pelaksanaan konstruksi berfungsi
membantu K/L/SKPD untuk melakukan tugas pelaksanaan konstruksi fisik,
Penyedia jasa pelaksanaan konstruksi mulai bertugas sejak waktu yang
ditetapkan berdasarkan SPMK sampai dengan serah terima kedua pekerjaan
pelaksanaan; Penyedia jasa pelaksanaan konstruksi dalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab secara kontraktual kepada KPA/Pejabat
Pembuat Komitmen.
Pembinaan teknis melalui pengawasan pada tahap ini adalah memantau
penerapan aturan dan memberi informasi tentang peraturan-peraturan yang
perlu diacu oleh penyedia jasa pelaksana konstruksi dan K/L/SKPD.
Pemantauan tersebut dilakukan dari tahap persiapan, pelaksanaan konstruksi
dan masa pemeliharaan bangunan gedung baik administrasi maupun teknis
pelaksanaan.
a. Pemantauan Persyaratan Teknis Administratif Pelaksanaan Konstruksi
1) Standar dan substansi kontrak pelaksanaan
2) Melakukan pemeriksaan dan penilaian dokumen untuk pelaksanaan
konstruksi fisik, baik dari segi kelengkapan maupun segi
kebenarannya
3) Menyusun program kerja atau Rencana Mutu Kontrak (RMK) yang
meliputi jadwal waktu pelaksanaan, jadwal pengadaan bahan,
jadwal penggunaan tenaga kerja, dan jadwal penggunaan peralatan
berat
Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 39
4) Melaksanakan persiapan di lapangan sesuai dengan pedoman
pelaksanaan
5) Menyusun gambar pelaksanaan (shop drawings) untuk pekerjaan-
pekerjaan yang memerlukannya
6) Melaksanakan pekerjaan konstruksi fisik di lapangan sesuai dengan
dokumen pelaksanaan
7) Melaksanakan pelaporan pelaksanaan konstruksi fisik, melalui rapat-
rapat lapangan, laporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan,
laporan kemajuan pekerjaan, laporan persoalan yang
timbul/dihadapi, dan surat-menyurat.
8) Membuat gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di
lapangan (as built drawings) yang selesai sebelum serah terima I
(pertama), setelah disetujui oleh konsultan manajemen konstruksi
atau konsultan pengawas konstruksi dan diketahui oleh konsultan
perencana konstruksi
9) Melaksanakan perbaikan cacat tersembunyi atau kerusakan-
kerusakan yang terjadi pada masa pemeliharaan konstruksi
10) Dalam hal satuan kerja mewajibkan menggunakan metode VE, maka
pelaksana konstruksi dapat menyusun value-engineering change
proposal (VECP) dalam rangka pemberian alternative penawaran
yang disertakan pada surat penawaran
11) Dalam penyusunan VECP, pelaksana konstruksi secara in-house, bagi
yang memiliki tenaga ahli VE, atau bekerja sama dengan pemberi
jasa keahlian VE, harus menggunakan metodologi yang sesuai
dengan standar pelaksanaan studi VE yang lazim berlaku.
41 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara
b. Pemantauan Persyaratan Teknis Teknologis Pelaksanaan Konstruksi
1) Pemantauan kinerja penyedia jasa pelaksana konstruksi dalam
melaksanakan pekerjaan berdasarkan dokumen perencanaan, RKS,
spesifikasi teknis, dan risalah aanwijzing,
2) Apabila terjadi ketidaksesuaian antara dokumen perencanaan dengan
kondisi lapangan maka dapat dilakukan perubahan dengan ketentuan:
a) Bila perubahan yang terjadi bertentangan dengan dokumen
perencanaan sehingga mengakibatkan perubahan system
struktur atau M & E, maka sebelumnya harus mendapatkan
persetujuan konsultan perencana,
b) Bila perubahan yang terjadi mengakibatkan ketidaksesuaian
arsitektur dan tidak mempengaruhi struktur dan system M & E,
maka cukup dilakukan pemberitahuan kepada konsultan
perencana atau tergantung tingkat perubahan yang terjadi dan
pengaruhnya terhadap hak cipta,
c) Semua perubahan harus berdasarkan ketentuan NSPK
d) Segala perubahan yang terjadi harus dituangkan dalam berita
acara dan perhitungan pekerjaan tambah kurang.
e) Pada akhir masa kontrak atau addendum kontrak penyedia jasa
memberitahukan kepada pengguna jasa untuk dilakukan serah
terima hasil pelaksanaan sesuai dengan dokumen pelaksanaan
konstruksi,
f) Dokumen hasil pelaksanaan konstruksi, meliputi: gambar-gambar
yang sesuai dengan pelaksanaan (as built drawings), semua
berkas perizinan yang diperoleh pada saat pelaksanaan
konstruksi fisik, termasuk Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB),
kontrak kerja pelaksanaan konstruksi fisik, pekerjaan
pengawasan beserta segala perubahan / addendumnya, laporan
harian, mingguan, bulanan yang dibuat selama pelaksanaan
konstruksi fisik, laporan akhir pengawasan/manajemen
konstruksi dan laporan akhir pengawasan berkala, berita acara
perubahan pekerjaan, pekerjaan tambah / kurang, serah terima I
dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain yang
berkaitan dengan pelaksanaan konstruksi fisik, foto-foto
dokumentasi yang diambil pada setiap tahapan kemajuan
Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 42
pelaksanaan konstruksi fisik, manual pemeliharaan dan
perawatan bangunan gedung, termasuk petunjuk yang
menyangkut pengoperasian dan perawatan peralatan dan
perlengkapan mekanikal - elektrikal bangunan.
5. Tahap pengawasan/manajemen konstruksi (MK)
Pembinaan teknis melalui pengawasan pada tahap ini adalah melakukan
pemantauan penerapan peraturan pada selama penyelenggaraan
pembangunan oleh konsultan pengawas/MK, memberi informasi tentang
peraturan-peraturan yang perlu diacu oleh penyedia jasa konsultan
pengawasan/MK.
Berdasarkan kriteria pengendalian pengawasan lapangan dapat ditempuh
salah satu dari dua metode yaitu dengan menggunakan penyedia jasa
pengawas konstruksi dan penyedia jasa manajemen konstruksi (MK).
Bila menggunakan konsultan pengawas konstruksi maka penyedia jasa yang
bersangkutan melakukan kegiatan pengendalian waktu, biaya, pencapaian
sasaran fisik (kuantitas dan kualitas), dan tertib administrasi dalam
pembangunan bangunan gedung negara, mulai dari tahap tahap pelaksanaan
konstruksi sampai dengan masa pemeliharaan
Bila menggunakan konsultan manajemen konstruksi maka penyedia jasa yang
bersangkutan melakukan kegiatan pengendalian waktu, biaya, pencapaian
sasaran fisik (kuantitas dan kualitas), dan tertib administrasi dalam
pembangunan bangunan gedung negara, mulai dari tahap persiapan, tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan konstruksi sampai dengan masa
pemeliharaan.
Pemantauan peraturan pada setiap tahapan penyelenggaraan antara lain :
a. Tahap Persiapan:
Memantau kinerja penyedia jasa pada tahap persiapan dalam menerapkan
persyaratan NSPK, terutama yang berkaitan dengan tugas-tugas : (i)
penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK), waktu dan strategi pengadaan,
serta bantuan evaluasi proses pengadaan; (ii) membantu Pengelola
Kegiatan dalam mempersiapkan dan menyusun program pelaksanaan
seleksi penyedia jasa pekerjaan perencanaan; (iii) membantu Panitia /
ULP.
43 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara
Penyebarluasan pengumuman seleksi penyedia jasa pekerjaan
perencanaan, baik melalui papan pengumuman, media cetak, maupun
media elektronik; (iv) membantu Panitia Pengadaan Barang dan Jasa
melakukan pra-kualifikasi calon peserta seleksi penyedia jasa pekerjaan
perencanaan; (v) membantu memberikan penjelasan pekerjaan pada
waktu rapat penjelasan pekerjaan; (vi) membantu Panitia Pengadaan
Barang dan Jasa dalam menyusun Harga Perhitungan Sendiri HPS)/Owner’s
Estimate (OE) pekerjaan perencanaan; (vii) membantu melakukan
pembukaan dan evaluasi terhadap usulan teknis dan biaya dari penawaran
yang masuk; (viii) membantu menyiapkan draft surat perjanjian pekerjaan
perencanaan; (ix) membantu pengelola kegiatan menyiapkan surat
perjanjian pekerjaan perencanaan.
b. Tahap Perencanaan:
Memantau kinerja penyedia jasa pada tahap perencanaan dalam
menerapkan persyaratan NSPK, terutama yang berkaitan dengan tugas-
tugas : (i) Evaluasi program pelaksanaan kegiatan perencanaan yang
dibuat oleh penyedia jasa perencanaan, yang meliputi program
penyediaan dan penggunaan sumber daya, strategi dan pentahapan
penyusunan dokumen lelang; (ii) memberikan konsultansi kegiatan
perencanaan, yang meliputi penelitian dan pemeriksaan hasil perencanaan
dari sudut efisiensi sumber daya dan biaya, serta kemungkinan
keterlaksanaan konstruksi; (iii) mengendalikan program perencanaan,
melalui kegiatan evaluasi program terhadap hasil perencanaan,
perubahan-perubahan lingkungan, penyimpangan teknis dan administrasi
atas persoalan yang timbul, serta pengusulan koreksi program; (iv)
melakukan koordinasi dengan pihak- pihak yang terlibat pada tahap
perencanaan; (v) menyusun laporan bulanan kegiatan konsultansi
manajemen konstruksi tahap perencanaan, merumuskan evaluasi status
dan koreksi teknis bila terjadi penyimpangan; (vi) meneliti kelengkapan
dokumen perencanaan dan dokumen pelelangan, menyusun program
pelaksanaan pelelangan bersama penyedia jasa perencanaan, dan ikut
memberikan penjelasan pekerjaan pada waktu pelelangan, serta
membantu kegiatan panitia pelelangan; (vii) menyusun laporan dan berita
acara dalam rangka kemajuan pekerjaan dan pembayaran angsuran
pekerjaan perencanaan; (viii) mengadakan dan memimpin rapat-rapat
koordinasi perencanaan, menyusun laporan hasil rapat koordinasi, dan
membuat laporan kemajuan pekerjaan manajemen konstruksi.
Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 44
c. Tahap Pelelangan:
Memantau kinerja penyedia jasa pada tahap pelelangan dalam
menerapkan persyaratan NSPK, terutama yang berkaitan dengan tugas-
tugas : (i) Membantu Pengelola Kegiatan dalam mempersiapkan dan
menyusun program pelaksanaan pelelangan pekerjaan konstruksi fisik; (ii)
membantu Panitia Pengadaan Barang dan Jasa dalam penyebarluasan
pengumuman pelelangan, baik melalui papan pengumuman, media cetak,
maupun media elektronik; (iii) membantu Panitia Pengadaan Barang dan
Jasa melakukan pra-kualifikasi calon peserta pelelangan (apabila
pelelangan dilakukan melalui prakualifikasi); (iv) membantu memberikan
penjelasan pekerjaan pada waktu rapat penjelasan pekerjaan; (v)
membantu Panitia Pengadaan Barang dan Jasa dalam menyusun Harga
Perhitungan Sendiri (HPS)/Owner’s Estimate (OE) pekerjaan konstruksi
fisik; (vi) membantu melakukan pembukaan dan evaluasi terhadap
penawaran yang masuk; (vii) membantu menyiapkan draft surat perjanjian
pekerjaan pelaksanaan konstruksi fisik; viii) menyusun laporan kegiatan
pelelangan.
d. Tahap Pelaksanaan
Memantau kinerja penyedia jasa pada tahap persiapan dalam
menerapkan persyaratan NSPK, terutama yang berkaitan dengan tugas-
tugas : (i) Mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan fisik yang disusun
oleh pelaksana konstruksi, yang meliputi program-program pencapaian
sasaran fisik, penyediaan dan penggunaan sumber daya berupa: tenaga
kerja, peralatan dan perlengkapan, bahan bangunan, informasi, dana,
program Quality Assurance /Quality Control, dan program kesehatan dan
keselamatan kerja (K3); (ii) mengendalikan program pelaksanaan
konstruksi fisik, yang meliputi program pengendalian sumber daya,
pengendalian biaya, pengendalian waktu, pengendalian sasaran fisik
(kualitas dan kuantitas) hasil konstruksi, pengendalian perubahan
pekerjaan, pengendalian tertib administrasi, pengendalian kesehatan
dan keselamatan kerja; (iii) melakukan evaluasi program terhadap
penyimpangan teknis dan manajerial yang timbul, usulan koreksi
program dan tindakan turun tangan, serta melakukan koreksi teknis
bila terjadi penyimpangan; (iv) melakukan koordinasi antara pihak-
pihak yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi fisik; (v) melakukan
kegiatan pengawasan yang terdiri atas :
45 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara
1) memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan
konstruksi yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan
di lapangan;
2) mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan,
serta mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi;
3) mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas,
kuantitas, dan laju pencapaian volume/ realisasi fisik;
4) mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan
persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi;
5) menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat
laporan mingguan dan bulanan pekerjaan manajemen konstruksi,
dengan masukan hasil rapat-rapat lapangan, laporan harian,
mingguan dan bulanan pekerjaan konstruksi fisik yang dibuat oleh
pelaksana konstruksi;
6) menyusun laporan dan berita acara dalam rangka kemajuan
pekerjaan dan pembayaran angsuran pekerjaan pelaksanaan
konstruksi;
7) meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawings) yang
diajukan oleh pelaksana konstruksi;
8) meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di
lapangan (As Built Drawings) sebelum serah terima I;
9) menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serah terima I
(pertama), dan mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan;
10) bersama-sama dengan penyedia jasa perencanaan menyusun
petunjuk pemeliharaan dan penggunaan bangunan gedung;
11) menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan, serah
terima pertama, berita acara pemeliharaan pekerjaan dan serah
terima kedua pekerjaan konstruksi, sebagai kelengkapan untuk
pembayaran angsuran pekerjaan konstruksi;
12) membantu pengelola kegiatan dalam menyusun Dokumen
Pendaftaran;
13) membantu pengelola kegiatan dalam penyiapan kelengkapan
dokumen Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dari Pemerintah
Kabupaten/Kota setempat.
Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 46
14) menyusun laporan akhir pekerjaan manajemen konstruksi
6. Tahap pasca pembangunan
Memantau kinerja penyedia jasa pada tahap pasca pembangunan dalam
menerapkan persyaratan NSPK, terutama yang berkaitan yaitu :
a. Mengingatkan kepada penyedia jasa agar sedini mungkin melakukan
persiapan untuk mendapatkan status dari Pengguna Anggaran, Sertifikat
Laik Fungsi (SLF) dari Instansi Teknis Daerah, dan pendaftaran sebagai
bangunan gedung negara untuk mendapatkan Huruf Daftar Nomor (HDNo)
dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
b. Pihak penyedia pelaksana konstruksi masih bertanggung jawab melakukan
perbaikan cacat-cacat tersembunyi pada masa pemeliharaan
Latihan
1. Bangunan gedung negara untuk keperluan dinas dan menjadi barang milik negara/daerah yang pendanaannya bersumber dari APBD Propinsi pembinaannya dilakukan oleh a. Menteri berupa bantuan tenaga pengelola teknis b. Menteri yang membidangi urusan pemerintahan dalam negeri berupa
pembinaan pengaturan dan pengawasan umum. c. Gubernur berupa pembinaan pengaturan dan pengawasan umum.
2. Dokumen persyaratan teknis dalam bangunan gedung meliputi dokumen pendanaan, dokumen perencanaan, dokumen pembangunan dan dokumen pendaftaran
B - S
3. Bangunan gedung negara berlantai 10 yang sumber pendanaannya melalui APBD harus mendapat persetujuan dari Menteri yang dalam hal ini adalah menteri PU.
B
B
- S
Rangkuman
Disamping memberikan bantuan teknis berupa tenaga pengelola teknis dalam
penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara, melalui pengelola
teknis yang ditugaskan kepada K/L/SKPD juga aktif memantau penerapan
peraturan NSPK yang dilaksanakan oleh penyelenggara pembangunan bangunan
gedung Negara. Kegiatan pemantauan dilakukan pada setiap tahap
penyelenggaraan yaitu : Tahap Penyusunan Program Pembiayaan, Tahap Persiapan
Pelaksanaan Pembangunan, Tahap Perencanaan Teknis, Tahap Pelaksanaan
47 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara
Konstruksi, Tahap pengawasan/manajemen konstruksi (MK), dan Tahap pasca
pembangunan.
Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 48
BAB 5
PENUTUP
49 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara
PENUTUP
Setiap peraturan dan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh pemerintah,
selalu disertai dengan upaya pembinaan sebagai salah satu cara agar semua pihak
yang berkepentingan dapat mengetahui, memahami untuk dilaksanakan.
Pembinaan pembangunan bangunan negara, perlu terus menerus dilakukan oleh
pemerintah melalui kegiatan sosialisasi, diseminasi dan pelatihan agar segala
peraturan perundang-undangan beserta pedoman, standar dan kriteria yang
terkait dengan pembangunan dapat berjalan dengan tertib, aman dan fugsional
sehingga harapan untuk menghasilkan pelaksanaan pembangunan dapat
memenuhi kriteria keandalan, keamanan, kenyamanan dan kemudahan.
Untuk mencapai semua seperti disebutkan diatas, satu-satunya cara yang paling
efektif adalah melalui pembinaan teknis berupa pembinaan melalui peraturan,
pembinaan melalui pemberdayaan dan pembinaan melalui pengawasan yang
ditujukan kepada Pemerintah Kementerian Lembaga, Pemerintah Daerah dan
penyelenggara pembangunan bangunan gedung negara antara lain pengguna jasa,
penyedia, termasuk pengelola teknis.
Pembinaan teknis dilaksanakan oleh Menteri dalam hal Ini adalah Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk sumber dana APBN, sedangkan
pembinaan umum dilaksanakan oleh Menteri yang membidangi urusan dalam
negeri dalam hal ini adalah Menteri Dalam Negeri untuk sumber dana APBD
Provinsi dan Gubernur untuk sumber dana APBD Kabupaten/Kota.
Materi penyelenggaraan pembinaan pembangunan bangunan gedung negara yang
terdiri :
1. Persyaratan pembangunan,
2. Program penyusunan pembiayaan pembangunan,
3. Pentahapan pembangunan,
4. Pembiayaan pembangunan,
5. Pembinaan pembangunan, dan
6. Kunjungan lapangan
51 Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara
DAFTAR PUSTAKA 1. UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.
2. PP No. 36 Tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 28 Tahun
2002 Tentang Bangunan Gedung
3. UU No. 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan.
4. Perpres No. 73 Tahun 2011 Tentang Pembangunan Bang. Gedung Negara.
5. Permen PU No. 45/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Teknis Pembangunan
Gedung Negara.
6. Permen PUPR No. 15/PRT/M/2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
7. Permen PUPR No. 33/PRT/M/2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan
Kementerian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Pembinaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara 52
GLOSARIUM
Sosialisasi Proses mempelajari dan menanamkan suatu nilai, norma, peran, dan pola perilaku dari satu generasi ke generasi lain dalam sebuah Kelompok atau masyarakat agar dapat berpartisipasi dalam kehidupan Bermasyarakat.
Diseminasi Suatu kegiatan yang ditujukan kepada kelompok target atau individu agar mereka memperoleh informasi, timbul kesadaran, menerima, dan akhirnya memanfaatkan informasi tersebut. Diseminasi adalah proses penyebaran inovasi yang direncanakan, diarahkan, dan dikelola.
Sertifikat Laik
Fungsi (SLF)
Sertifikat yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk menyatakan kelaikan fungsi suatu bangunan gedung baik secara administratif maupun teknis sebelum pemanfaatannya.
Izin Mendirikan
Bangunan (IMB)
Perizinan yang diberikan oleh kepala daerah kepada pemilik bangunan untuk membangun baru, mengubah, memperluas, mengurangi, dan/atau merawat bangunan sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratan teknis yang berlaku.
Tim Penyempurna
Ir. Antonius Budiono
Ir. Sumirat, MM
Ir. Ismono Yahmono, MA
Ir. Natsir Gunansyah, MM
Ir. Normansyah Machmud, MM
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PU SD IK LAT JALAN , PERU MA HA N, PER MU KIMA N D AN PENG EMB AN GA N IN FR ASTR UK TU R WILA YAH
J l . A b d u l H a m i d C i c a h e u m B a n d u n g , T l p / F a x . 0 2 2 - 7 2 0 8 0 2 4 ,
E m a i l : p u s a t 3 b p s d m @ y a h h o o . c o . i d
Edisi 2016