pembuatan benzena_arfieno jefry krisnanda_21030113120037_perancangan produk dan proses kimia
DESCRIPTION
Deskripsi proses flowsheet pembuatan benzena dari toluenaTRANSCRIPT
TUGAS
PERANCANGAN PRODUK DAN PROSES KIMIA
Nama : Arfieno Jefry Krisnanda
NIM : 21030113120037
Kelas : A
Materi : Process Flow Diagram (PFD) pembuatan Benzena
Benzena merupakan senyawa organik dengan rumus molekul C6H6. Senyawa benzene
untuk pertama kalinya berhasil diisolasi dari residu berminyak yang diperoleh dari saluran gas
lampu (untuk penerangan) oleh Michael Faraday pada tahun 1825. Untuk pembuatannya,
sekarang terdapat berbagai cara, salah satunya adalah dengan mereaksikan toluene dengan gas
hidrogen. Peristiwa reaksi ini dinakamakan Toluene hydrodealkylation. Reaksinya adalah
sebagai berikut:
C7H8 (g) + H2 (g) C6H6 (g) + CH4 (g)
Toluena mempunyai karakteristik sebagai berikut: cairan tidak berwarna seperti benzene;
berat molekul 92.14; titik didih 231.1ºF (110.6ºC ); titik lebur -139ºF (-95ºC ); tekanan uap 28,4
mmHg pada 25ºC; kerapatan uap 3,1 (udara = 1); kekentalan 0.59 cps pada 20ºC; berat jenis
0,866 (air = 1); dan kelarutan: larut dalam dietil eter, etanol, benzene, kloroform, asam asetat
glasial, karbon disulfida dan aseton; praktis tidak larut dalam air dingin; kelarutan dalam air:
0,561 g/L pada suhu 25oC. Sedangkan gas hidrogen mempunyai karakteristik berat molekul 2;
titik didih -423.17ºF (-252.87ºC); titik lebur -434.45ºF (-259.14ºC); berat jenis 0.00008988 (air =
1).
Sebelum reaktan diumpankan, toluena disimpan di dalam tangki penyimpanan dengan
fase cair dan hidrogen juga dalam fase cair. Hidrogen ini disimpan dalam wujud cairan agar
tempat penyimpananya lebih efisien.
Toluene dengan laju alir massanya 10000 kg/h dari tangki penyimpanan (fase cair, P=1.9
bar, T=25oC) dipompa dengan tujuan untuk menaikkan tekanan fluidanya. Dalam rangka
menyesuaikan kedua reaktan tersebut dengan kondisi optimal reaksi( T=600oC dan tekanan 25
bar) maka kedua reaktan tersebut dinaikkan suhu dan tekanannya menggunkan pompa, preheater
E-101 dan heater H-101. Bersama dengan hidrogen, laju alir 820kg/h (fase cair, P=25.5 bar,
T=25oC) diumpankan ke dalam preheater E-101 untuk pemanasan awal, sehingga kedua
senyawa tersebut keluar dari preheater dapat berubah fasa menjadi gas dengan suhu 225oC dan
tekanan sebesar 25.2 bar. Setelah kedua senyawa tersebut keluar dari preheater maka akan
diumpankan dalam heater H-101. Heater ini menggunakan bahan bakar dan udara (penyedia
oksigen) serta akan mengeluarkan hasil pembakarannya melalui atas heater. Toluene dan
hydrogen yang telah masuk dalam heater akan keluar dengan kondisi suhu 600oC dan tekanan 25
bar. Kedua senyawa tersebut diumpankan ke dalam reaktor packed bed dengan kondisi suhu
operasi 600oC, tekanan 25 bar, dan menggunakan katalis chromium, molybdenum,
atau platinum oxide. Di dalam reaktor ini terjadi reaksi antara toluene dengan hydrogen yang
akan menghasilkan benzene dan metana. Setelah diumpankan di dalam reaktor, toluene dan gas
hydrogen akan bereaksi dan konversi yang dihasilkan sebesar 75 %. Hasil luaran reaktor antara
lain, benzene, toluene sisa, gas methane dan gas hydrogen sisa.
Karena hasil luaran reaktor belum memenuhi standar produk, maka dilakukanlah teknik
separasi. Setelah hasil luaran rekator keluar, mereka diumpankan ke pendingin untuk
menurunkan suhu hasil luaran reaktor. Kemudian masuk ke dalam alat high-pressure phase
separator dan low-pressure phase separator. Hasil dari alat high-pressure phase separator adalah
gas hydrogen dan gas metana, gas hydrogen tersebut dapat direcycle kembali ke dalam reaktor
dengan melewati kompresor. Hasil luaran low-pressure phase separator akan masuk ke dalam
menara distilasi T-101 untuk memisahkan benzene dengan toluene sisa.
Dengan titik didih toluene sebesar 110.6oC dan benzene sebesar 80.1oC, suhu operasi
yang digunakan adalah di antara titik didih kedua cairan tersebut (90oC) dengan tekanan 2 atm.
Sehingga benzene akan berubah fase menjadi gas yang akan keluar melalui kolom atas menara
distilasi sedangkan toluene akan berada di bawah kolom distilasi yang akan dikeluarkan dan di-
recycle ke reaktor kembali. Benzene yang telah keluar dari menara kolom distilasi akan dialirkan
ke dalam condenser untuk merubah fasenya ke cairan. Karena masih ada sedikit gas yang larut
dalam benzene maka setelah keluar dari kondensor, hasilnya akan diumpankan ke dalam reflux
drum V-104. Penggunaan reflux drum adalah untuk lebih memurnikan senyawa benzene dari gas
terlarut. Jika kemurnian senyawa benzene masih rendah, maka akan diumpankan kembali ke
Menara distilasi. Namun jika kemurniannya sudah memenuhi standar produk, maka hasil dari
reflux drum akan dipompa menuju kondensor kedua dan luarannya akan menjadi senyawa murni
benzene.