pembuatan video clip dengan penggabungan … · skenario dalam materi perkuliahan (wibisono, 2011)...
TRANSCRIPT
PEMBUATAN VIDEO CLIP DENGAN PENGGABUNGAN TEKNIK REVERSE
DAN ONE SHOT BERJUDUL “WILL WE MAKE IT THIS TIME”
Oleh:
Thomas Hanandry Dewanto1 dan Medhy Ayunandya
1) Dosen Prodi DIV Komputer Multimedia Stikom Surabaya
Abstract: Video clips can not be separated from the music and songs, because the
video clip helping to visualize the intent of the song. Friday is one of the indie bands
who prefer to perform visuals on their every appearance. One of the songs that made
the video clip is a song titled "We Will Make It This Time". This song has a message to
that what we get now is a result of what we did. One shot and Reverse techniques is
used to create video clips to deliver messages as visual about flash back of our life
flow.The making this video was to learn about how to incorporate One Shot and
Reverse techniques in order to deliver the song as visual. One-shot technique is made
by dividing the song based on it anatomy then reversed it. Scenes without cut can be
created by setting each scene based on the anatomy of the song. Next on the editing, the
song is run as normal, but the video runs reverse to show the reverse techniques. This
method is able to integrate one shot and reverse techniques on the visual and the songs.
By combining this technique is expected to provide an alternative new technique of
visualizing a song.
Keywords: Video clip, One Shot, Reverse, Natural and Clean.
PENDAHULUAN
Dunia hiburan saat ini berkembang sangat pesat. Industri musik merupakan
salah satu elemen dunia hiburan yang sifatnya menghibur dan sangat diminati
oleh masyarakat. Pesatnya perkembangan dunia musik saat ini, membuka
kesempatan bagi musisi-musisi baru untuk mengekspresikan kreativitasnya dan
semakin memperkaya khasanah musik Indonesia.
Seiring pesatnya kemajuan industri musik, banyak bermunculan musisi
baru, baik yang bergabung dalam major label maupun indie label. Indie label dan major label adalah dua jalur dalam dunia musik yang berbeda tetapi juga
bisa saling mendukung. Indie label identik dengan band indie (Rez, 2008: 30).
Musik indie, gerak mandiri, dan pergerakan-pergerakan musik yang dilakukan
sendiri tanpa campur tangan perusahaan major. Sedangkan major label adalah
label rekaman yang dimiliki perusahaan-perusahaan besar, seperti Warner
Musik Indonesia, Universal Musik Indonesia, dan BMG.
Semua band terutama yang bergerak di jalur indie, akan selalu berusaha
untuk mendapatkan pengakuan dan penghargaan atas karya yang mereka buat.
Banyak cara yang dapat dilakukan oleh para musisi tersebut agar dapat dikenal,
tidak hanya penampilan keunikan dari jenis lagu yang mereka ciptakan, namun
strategi promosi yang saat ini marak dilakukan di jalur multimedia dan internet,
seperti membuat klip indie dan web atau blog yang menampung aktivitas serta
jadwal band dalam berkarya.
Perkembangan video klip pada saat ini sungguh sangat kreatif, para
pembuat video klip berlomba-lomba untuk membuat sebuah hasil karya video
klip yang baik agar diterima dan disukai oleh masyarakat luas, para pembuat
video klip menyajikan sebuah video yang di dalamnya terdapat animasi serta
teknik pengambilan gambar yang multi canggih dengan peralatan modern, agar
video klip yang disajikan tidak membosankan dan memberi kesan lebih hidup
(Huda, 2012: 4).
LANDASAN TEORI
Sinematografi
Sinematografi adalah kata serapan dari bahasa Inggris Cinematography
yang berasal dari bahasa Latin kinema 'gambar'. Sinematografi sebagai ilmu
terapan merupakan bidang ilmu yang membahas tentang teknik menangkap
gambar dan menggabung-gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi
rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide (dapat mengemban cerita).
Sinematografi memiliki objek yang sama dengan fotografi yakni
menangkap pantulan cahaya yang mengenai benda. Karena objeknya sama maka
peralatannyapun mirip. Perbedaannya, peralatan fotografi menangkap gambar
tunggal, sedangkan sinematografi menangkap rangkaian gambar. Penyampaian
ide pada fotografi memanfaatkan gambar tunggal, sedangkan pada sinematografi
memanfaatkan rangkaian gambar. Jadi sinematografi adalah gabungan antara
fotografi dengan teknik perangkaian gambar atau dalam sinematografi disebut
montase (montage).
Film
Film merupakan hasil karya seni yang berasal dari perpaduan banyak unsur,
seperti suara, gambar, dan gerak, dll. Berdasarkan pada situs H. Sutadi (Sutadi,
20II) film pertamakali di Indonesia diperkenalkan pada 5 Desember 1900 di
Batavia (Jakarta). Pada masa itu film disebut Gambar Idoep. Pertunjukkan film
pertama digelar di Tanah Abang. Film adalah sebuah film dokumenter yang
menggambarkan perjalanan Ratu dan Raja Belanda di Den Haag. Pertunjukkan
pertama ini kurang sukses karena harga karcisnya dianggap terlalu mahal,
Sehingga pada I Januari 1901, harga karcis dikurangi hingga 75% untuk
merangsang minat penonton.
Pemerintah sendiri mendefinisikan film sebagai berikut : “Film adalah
karya cipta seni budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang
dengar yang dibuat berdasarkan sinematografi dengan direkam pada pita
selluloid, pita video, piringan video, atau bahan hasil penemuan teknologi
lainnya dalam bentuk, jenis, ukuran melalui kimiawi, proses elektronik atau
proses lainnya atau tanpa suara yang dapat dipertunjukkan dan atau ditayangkan
dengan sistem proyek mekanik, elektronik dan atau lainnya (UU Perfilman th.
1992, Bab I, Pasal 1).”
Video Klip
Sebagaimana dijelaskan pada bab I sebelumnya bahwa video klip
merupakan sarana bagi para produsen musik untuk memasarkan produknya
lewat medium televisi (Wahana Komputer, 2008). Sedangkan Carlsson dalam
buku elektroniknya (Carlsson, 1999) dijelaskan bahwa video klip adalah bentuk
komunikasi audio visual yang maknanya diciptakan dengan membawa informasi
seperti musik, lirik dan gambar yang bergerak. Hal ini dipertegas dalam situs
rnilik F. Galeri (Galeri, 2011) video klip adalah kumpulan potongan-potongan
visual yang dirangkai dengan atau tanpa efek-efek tertentu dan disesuaikan
berdasarkan ketukan-ketukan pada irama lagu, nada, lirik, instrumeunya dan
penampilan band, kelompok musik untuk mengenalkan dan memasarkan produk
(lagu) agar masyarakat dapat mengenal yang selanjutnya membeli kaset, CD,
DVD.
Skenario
Dalam materi perkuliahan (Wibisono, 2011) dijelaskan pengertian
scenario adalah alat pertama yang dipakai sebagai dasar untuk merencanakan
segala macam produksi media audio visual, baik yang berformat talk show,
rality show, game, quiz, news, liputan, dokumenter, hingga film cerita.
Penjelasan ini dipertegas dalam buku (Widagdo & Gora, 2007) dijelaskan
bahwa dramatic sebuah cerita dipahami sebagai unsur karya film yang dapat
membuat penonton selalu merasa ingin mengikuti cerita film tersebut hingga
akhir.
Editing
Pengertian editing (Wibisono, 2011) yaitu Editing adalah sebuah proses
merakit/menyunting atau menyusun gambar secara utuh dan berkesinambungan.
Hal ini dipertegas oleh Dominikus Juju pada bukunya (Juju, 2006) dan Dan
Ablan (Ablan, 2003) diuraikan bahwa editing adalah proses merangkai atau
merekontruksi kembali scene (adegan) yang terpisah menjadi satu kesatuan
sehingga enak untuk ditonton.
METODE DAN PERANCANGAN KARYA
Dalam satu penelitian, agar masalah dapat berjalan sesuai dengan yang
digunakan, maka perlu didukung oleh suatu metode penelitian yang sesuai
dengan masalah yang akan dibahas.
Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif (descriptive research).
Motode deskriptif dapat diartikan sebagai penelitian yang dimaksudkan untuk
memotret fenomena individual, situasi, atau kelompok tertentu yang terjadi
secara kekinian. Penelitian deskriptif juga berarti penelitian yang dimaksudkan
untuk menjelaskan fenomena atau karakteristik individual, situasi, atau
kelompok tertentu secara akurat, dimana dalam penelitian ini lebih spesifik
dengan memusatkan perhatian pada aspek-aspek tertentu dan sering menunjukan
hubungan antar variabel.
Pencarian konsep untuk perancangan video klip ini dimulai dari pemikiran
tentang band Friday, video klip yang akan dibuat dan tentang lagunya. Konsep
perancangan video klip ini seperti terjelaskan pada gambar 1.
Gambar 1 Bagan Perancangan Karya
Sumber: Hasil Oleh Peneliti
Teknik Video
Konsep dalam pembuatan video klip ini diambil dari milik band coldplay yang
menggunakan teknik reverse, dan band Big Bang yang menggunakan teknik one shot
dalam video klipnya. Dalam perancangan ini digunakan kedua teknik tersebut yaitu
reverse dan one shot. Teknik ini dipilih karena disesuaikan dengan ide cerita yang
dibuat oleh pengarang lagu yaitu apa yang kita capai sekarang adalah hasil dari apa
yang telah kita lakukan dulu, juga atas hasil pola pikir bahwa hidup dari dahulu hingga
sekarang tidak pernah terputus sama sekali, maka muncul pola pikir seperti
tergambarkan pada gambar 2.
Gambar 2 Teknik Video
Sumber: Hasil Oleh Peneliti
Ide Cerita
Ide cerita dalam perancangan video clip ini diambil dari pesan yang terdapat
dalam lagu dan pemikiran pencipta lagu. Pengarang lagu menceritakan bahwa
dalam lagu ini menceritakan tentang sebuah pencapaian.
Dalam wawancara yang dilakukan dengan pengarang lagu dikatakan bahwa,
kita juga harus percaya pada diri kita sendiri. Untuk mengetahui peran kita di
bumi ini, kita harus melalui proses. Dan kita perlu tahu, untuk menuju
pencapaian kedepan ini, jalan yang kita lalui berat. Bisa saja kalau akhirnya kita
jatuh, kita akan terpuruk. Tetapi kalau kita sukses, akan beneran sukses.
Sinopsis
Di suatu rumah yang sangat nyaman, terlihat anak bayi yang sedang tertidur
di kasur kecil. Datang seorang ibu yang menggendong bayi tersebut. Digendong
dengan penuh kasih sayang sembari melihat foto-foto yang ada di dinding. Tak
lama ayah datang menghampiri ibu dan kemudian ibu mencium tangan sang
ayah. Ayah juga melihat foto-foto yang ada di dinding tersebut. Kemudian ayah
berjalan menaruh topi pilot yang dipakainya. Menaruhnya di meja belajar si
anak. Si anak datang dan melihat-lihat topi tersebut, kemudian dipakai. Anak
tersebut belajar karena sebentar lagi menempuh ujian. Dan ternyata si anak tidak
belajar melainkan membuat catetan untuk dipakai mencontek pada waktu ujian.
Dan ia taruh di saku baju. Sang ibu memeriksa baju tersebut dan mendapati
kertas contekan anaknya. Ibu mengelus dada dan bertanya dengan tegas si anak.
Kemudian ayah datang dan mengetahui hal tersebut. Ayah merasa sangat
dibohongi oleh si anak. Ayah sangat marah kemudian meninggalkan si anak,
diikuti oleh sang ibu. Si anak merasa bersalah dan sendiri. Tak lama datang
perempuan yang datang menghibur si anak. Si anak merasa senang dan terhibur.
Pada suatu hari mereka tumbuh bersama dan akhirnya mereka menjalin sebuah
hubungan. Perempuan itu memberitahukan bahwa ia terpilih sebagai calon
pramugari. Si anak yang merasa kaget, dan teringat keinginan sang ayah yang
menginginkan si anak untuk menjadi pilot. Kemudian si anak tergugah dan akan
mengikuti tes masuk menjadi pilot. Karena si anak menginginkan cara yang
cepat dan kepastian yang pasti, ia memutuskan untuk menelpon seseorang agar
cepat meluluskan ia menjadi pilot, tanpa mengikuti tes. Transaksi antara si anak
dan orang tersebut dimulai. Tanpa pikir panjang si anak telah berbuat curang
untuk kedua kalinya. Ternyata hal ini sangat membuat si anak bimbang. Ia ingin
sekali diterima menjadi pilot, karena ingin membanggakan kedua orang tuanya.
Disaat ia bimbang, ia teringat kata-kata ayah, ibu, dan kekasihnya. Akhirnya
diputuskan untuk tidak memakai keuntungan dari kecurangannya tersebut, dan
ia mengikuti tes masuk pilot dengan jujur. Pada akhirnya si anak telah sukses
menjadi pilot dan orang tuanya sangat bangga terhadap anaknya, begitupun
kekasihnya. Mereka foto bersama untuk mengenang moment tersebut. Dan si
anak merasa bangga pada dirinya sendiri karena ia sudah mengabulkan
keinginan orang tuanya dengan jujur.
Tokoh
Berdasarkan synopsis yang telah dipilih, jumlah tokoh yang digunakan
dalam video klip ini berjumlah empat orang, yaitu ayah, ibu, anak laki-laki, dan
anak perempuan. Keempat tokoh ini dalam penerapannya masih terbagi menjadi
tiga masa, yaitu masa ketika anak laki-laki masih bayi, kecil, remaja, dan
dewasa.
IMPLEMENTASI KARYA
Implementasi Teknik Video
Teknik yang dipakai pada video klip ini adalah One Shot dan Reverse, yang
mana masing-masing mempunyai tahapan pengerjaan sendiri. Teknik One Shot
dilakukan ketika proses produksi video, sedangkan teknik reverse dilakukan
pada bagian paska produksi. Walaupun kedua teknik ini terdapat pada bagian
yang terpisah, namun pengerjaannya harus saling berkaitan.
Gambar 3 Pembagian Lagu
Sumber: Hasil Oleh Peneliti
Implementasi Konsep Video
Konsep yang diambil dalam pengerjaan video klip “will we make it this
time” ini adalah clean natural. Konsep ini diambil dengan mempertimbangkan
arti dari lirik lagu, teknik yang digunakan, serta image band Friday seperti
gambar 4.
Gambar 4 Bagan Implementasi Konsep
Sumber: Hasil Oleh Peneliti
Implementasi Cerita
Ide cerita diambil dari pesan yang terkandung dalam lirik lagu dan hasil
wawancara dengan pengarang lagu, yaitu tentang setiap pencapaian selalu
didasari oleh apa yang kita lakukan sebelumnya. Dari ide cerita tersebut, maka
cerita yang diangkat dalam video klip ini bercerita tentang keberhasilan seorang
yang berhasil mengejar cita-citanya menjadi pilot tanpa berbuat curang, dan
perbuatan ini adalah hasil dari apa yang telah didikkan oleh kedua orang tua dan
orang-orang terdekatnya.
Gambar 5 Pemcarian Ide Cerita
Sumber: Hasil Oleh Peneliti
Tokoh
Pemilihan tokoh, dan lokasi didasari dari sinopsis yang ada, sedangkan
pesan yang dipakai dipilih berdasarkan pesan dari masing-masing adegan yang
divisualkan.
Gambar 6 Pembagian Tokoh
Sumber: Hasil Oleh Peneliti
Pemilihan tokoh didasari dari sinopsis yang ada. Tokoh yang muncul
berdasarkan sinopsis terdiri dari Ayah, Ibu, Adam, dan Nisa. Masing-masing
tokoh ini muncul beberapa kali dalam usia yang berbeda yang mewakili waktu
cerita.
Gambar 7 Tokoh Pemain
Sumber: Hasil Oleh Peneliti
Untuk menunjang visualisasi dari cerita ini, maka berdasarkan data
kemunculan tokoh dipilih 11 orang yang berbeda yang menggambarkan masing-
masing tokoh seperti pada gambar 7.
Lokasi
Gambar 8 Lokasi Yang Membutuhkan Setting
Sumber: Hasil Oleh Peneliti
Lokasi di yang digunakan untuk produksi video klip ini adalah tiga ruangan
yang masing-masing dihubungkan satu sama lain. Berdasarkan storyboard yang
dibuat maka dapat ditentukan banyaknya lokasi yang dibutuhkan setting seperti
pada gambar 8.
Gambar 9 Penataan Lokasi
(a) Kamar Dan Dinging (b) Meja Belajar (c) Pintu Besar (d) Taman
(e) Meja Topi (f) Meja Pesawat
Sumber: Hasil Oleh Peneliti
Setelah mendapatkan tempat yang membutuhkan setting, maka masing-
masing tempat dapat disetting sesuai dengan yang digambarkan pada
storyboard. Penataan masing-masing tempat seperti terlihat pada gambar 9.
Setelah pemeran dan lokasi dipilih, selanjutnya proses shooting dapat dilakukan.
Proses shooting dilakukan
Pengambilan Gambar
Teknik One Shot
Teknik yang dipakai pada video klip ini adalah One Shot dan Reverse, yang
mana masing-masing mempunyai tahapan pengerjaan sendiri. Teknik One Shot
dilakukan ketika proses produksi video, sedangkan teknik reverse dilakukan
pada bagian paska produksi. Walaupun kedua teknik ini terdapat pada bagian
yang terpisah, namun pengerjaannya harus saling berkaitan.
Gambar 10 Pembagian Lagu
Sumber: Hasil Oleh Peneliti
Pada video ini, pengambilan gambar yang diambil dengan teknik one shot
bergantung kepada cerita yang dihasilkan dari hasil teknik reverse. Hal ini
menyebabkan masalah cerita, klimaks, dan anti klimaks harus dibagi secara jelas
berdasarkan perhitungan waktu intro, verses, chorus, bridge hingga outro dari
lagu. Untuk itu lagu akan dibagi menjadi beberapa bagian seperti pada gambar
10.
Gambar 11 Sinkronisasi Audio dan Video
Sumber: Hasil Oleh Peneliti
Setelah lagu terbagi, maka tahap selanjutnya adalah membagi bagian
konflik pada masing masing bagian. Tahap ini berguna untuk menata cerita dan
pembagian waktu ketika melakukan proses shooting. Selanjutnya setelah
pembagian konflik selesai, dilakukan sinkonisasi timing cerita yang dibalik
dengan lagu secara utuh. Pembagian tersebut seperti tergambarkan pada bagan
dari gambar 11.
Shooting
Proses shooting dilakukan dengan menggunakan pedoman storyboard.
Teknik one shot dilakukan dengan menjalankan kamera secara mundur melewati
bagian-bagian yang disesuaikan dengan storyboard.
Gambar 12 Hasil Pengambilan Gambar
Sumber: Hasil Oleh Peneliti
Kamera tetap mengarah ke depan tanpa melakukan tilt up, tilt down, pan,
dan zoom, hal ini dilakukan untuk mendapatkan kesan persepektif dari ruangan.
Pengambilan gambar dilakukan berkali-kali hingga mendekati storyboard.
Preview hasil pengambilan gambar yang dilakukan kamera ditunjukkan pada
gambar 12.
Hasil pengambilan gambar ini selanjutnya diproses di bagian pasca
produksi untuk disatukan dengan lagu dan diberi efek untuk menberikan kesan
dramatis pada video klip.
Pasca Produksi
Pasca produksi dilakukan untuk menggabungkan video dengan lagu dan
memberikan beberapa efek. Pemberian efek pada video ini berguna untuk
memberikan kesan dramatis pada video klip.
Teknik Reverse
Reverse adalah teknik utama dalam tahap editing yang berguna untuk
memberikan kesan berjalan mundur dalam video. Hasil dari proses pengambilan
gambar dengan teknik one shot selanjutnya diproses dengan menggunakan
software video editing untuk dilakukan pembalikan video (reverse), dan
berikutnya digabungkan dengan lagu.
Gambar 13 Perbedaan Sebelum dan Sesudah Dilakukan Teknik Reverse
Video Normal (b) Video Dengan Reverse
Sumber: Hasil Oleh Peneliti
Teknik ini dilakukan dengan mengubah speed video pada software video
editing dari 100 menjadi -100. Cara ini berfungsi untuk memutar balik gerakan,
dari yang berjalan maju menjadi berjalan mundur seperti pada gambar 13.
Editing
Edit yang dilakukan pada sub bab ini adalah pemberian beberapa efek yang
berguna untuk memberikan kesan dramatis pada video klip. Teknik-teknik
tersebut adalah slow motion, twitch, dan vignette, yang masing akan dijelaskan
pada sub bab berikut.
Slow Motion
Slow motion diberikan pada video untuk memberikan kesan gerakan yang
sedikit lambat, selain itu berguna juga untuk menyamakan durasi video dengan
lagu.
Gambar 14 Pengurangan Speed Pada Video
Sumber: Hasil Oleh Peneliti
Pemberian efek slow motion ini dilakukan pada software video editing
dengan cara mengurangi speed sebanyak 93% (gambar 14). Hal ini berguna
untuk mengubah durasi video yang awalnya adalah 02:34:05 menjadi 02:45:00,
penambahan frame ini akan memberika kesan slow motion pada keseluruhan
video.
Twitch
Efek yang ditimbuilkan oleh twitch adalah gerakan ke arah random pada
video yang memberikan kesan video berguncang sesuai dengan besaran yang
diinginkan. Kesan berguncang ini diberikan pada bagian chorus (gambar 15)
lagu untuk menekankan bagian klimaks.
Gambar 15 Penempatan Efek Twitch Pada Bagian Lagu
Sumber: Hasil Oleh Peneliti
Pemberian Efek twitch ini ditempatkan di dua bagian seperti tampak pada
gambar 16 dengan intensitas guncangan yang berbeda. Pada bagian awal, twitch
diberikan dengan intesitas kecil untuk menunjukkan bagian pengantar klimaks
video. Pada bagian akhir efek twitch yang diberikan intensitasnya lebih besar
dari bagian awal dan durasi waktunya lebih pendek, hal ini berguna untuk
menunjukkan bagian klimaks video yang berikutnya akan ditutup dengan anti
klimaks.
Gambar 16 Hasil Pemberian Efek Twitch
(a) Bagian Awal (b) Bagian Akhir
Sumber: Hasil Oleh Peneliti
Pada bagian awal, twitch yang diberikan memiliki intensitas berbentuk
gradasi dengan intensitas puncak sebesar 2.5 point. Intensitas ini memberikan
guncangan seperti ditunjukkan pada gambar 4.12a. Sedangkam pada bagian
akhir, efek twitch dibegikan secara gradasi dengan intensitas sebesar 6 point
untuk memberikan kesan guncangan yang lebih hebat dari bagian awal video.
Guncangan yang diberikan oleh intensitas ini tampak seperti pada gambar 4.12b.
Vignette
Vignette merupakan efek dalam pendeditan video yang berupa pemberian
tepian berwana gelap maupun terang. Biasa digunakan untuk memberi kesan
fokus pada gambar. Dalam pembuatan video klip ini, vignete digunakan selain
untuk memberikan kesan focus pada bagian tengah, tetapi juga untuk
memberikan kesan kebersihan hati.
Gambar 17 Penempatan Efek Vignette Pada Bagian Lagu
Sumber: Hasil Oleh Peneliti
Vigenette diberikan pada masing-masing bagian video klip seperti
ditunjukkan pada gambah 17. Pada bagian awal video diberikan sedikit vignette
yang menandakan hasil dari kesalahan yang telah dibuatnya. Pada bagian chorus
lagu vignette diberikan lebih pekat yang menandakan kebersihan hati dari tokoh
semakin berkurang. Hingga pada bagian akhir vignete memudar untuk
menggambarkan kebersihan hati bayi.
Gambar 18 Hasil Pemberian Efek Vignette
Sumber: Hasil Oleh Peneliti
Untuk menimbulkan kepekatan yang berbeda maka intensitas vignette juga
dibuat berbeda pada masing-masing bagian. Pembedaan vignette dilakukan
dengan cara mengurangi opacity pada layer vignette seperti pada gambar 18.
Hasil
Setelah proses produksi digabungkan dengan lagu dan diberikan beberapa
efek pada bagian pasca produksi, maka langkah terakhir yang dilakukan adalah
melakukan proses rendering pada video. Rendering ini berguna untuk
menghasilkan video klip secara utuh dengan hasil seperti pada gambar 19.
Gambar 19 Hasil Video Klip
Sumber: Hasil Oleh Peneliti
Video klip ini merupakan hasil dari pembuatan video klip band Friday
berjudul “will we make it this time” dengan durasi 2 menit 45 detik. Selanjutnya
video klip ini siap untuk ditayangkan di berbagai media.
KESIMPULAN
1. Pesan lagu dapat disampaikan dengan memadukan ide cerita yang berasal
dari pengarang lagu, kemudian dikembangkan menjadi sebuah cerita utuh.
Selanjutnya dipadukan dengan cita-cita tinggi seorang anak kecil yang
memungkinkan untuk direalisasi. Dari pertimbangan ini terpilih cerita
tentang cita-cita seorang anak yang mampu diraihnya, yang didasari oleh
didikan ayah ibunya dari kecil yang selalu menjaga sang anak dari perbuatan
curang.
2. Teknik one shot dan reverse diimplementasikan dengan membagi lagu
berdasarkan anatominya terlebih dahulu untuk menentukan timing cerita dan
konflik. Selanjutnya lagu diputar terbalik (reverse) agar dapat dibuat cerita
dari awal hingga akhir.
3. Teknik one shot dan teknik reverse dapat digabungkan pada bagian editing.
Hasil pengambilan gambar dijalankan secara terbalik (reverse) dengan
menggunakan software video editing, dan berikutnya digabungkan dengan
lagu sambil diberikan beberapa efek untuk dramatisasi cerita, seperti efek
twitch, vignette, dan, permainan brightness video.
SARAN
Berdasarkan pengalaman yang didapat dalam pembuatan video dengan
teknik one shot dan reverse maka dapat diberikan saran bagi yang akan
membuat video dengan menggunakan terknik serupa. Beberapa saran tersebut
adalah:
1. Untuk menggunakan teknik one shot, sebaiknya digunakan talent dari teater.
2. Latihan, gladi kotor dan gladi bersih sebaiknya dilakukan untuk mengurangi
kesalahan yang dilakukan pada waktu proses pengambilan gambar.
3. Menentukan timing lagu dengan adegan yang dilakukan talent harus dibuat
secara matang untuk mempermudah proses editing.
4. Penggunaan steady cam sebaiknya digunakan saat pengambilan gambar yang
berguna untuk mengurangi tilting dan panning yang berlebihan dalam video.
5. Pemberian efek twitch dapat membantu memberikan dramatisasi dan efektif
untuk mengurangi kamera tilt dan pan yang berlebihan.
DAFTAR PUSTAKA
Carlson's, S. E. (1999). Audiovisual Poetry or Commercial Salad of Images?
Swedia: Scarecrow Press Inc.
Huda, D. K. (2012). Pembuatan Video Klip 2D Sepatu Cats "Luka Di Hati"
Band Indie Bekasi. Naskah Publikasi: AMIKOM Yogyakarta.
Mahardika, T. F. (2010). Representasi Kekerasan Terhadap Laki-laki Dalam
Video Klip Lagu "Janji-janji". Naskah Skripsi: UPN Veteran Jawa Timur,
8.
Mintocaroko. (2010). Fotografi dan Presentasi PR. Yogyakarta
Rez, I. (2008). Music Records Indie Lebel. Jln. Cinambo No. 146 Ujungberung,
Bandung: Mizan.
Septio, D. (2010). Perancangan Media Promosi Band Independent Mess
Miscellaneous. 2. Jakarta
University, R. (2005). Scriptwriting. New Delhi: Rai University.