pemeliharaan dan perawatan bahan pustaka

24
PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BAHAN PUSTAKA Makalah D I S U S U N Oleh : SWANDI, SE NIP. 196210271989021001 PERPUSTAKAAN DAN SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

25 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BAHAN PUSTAKA

PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BAHAN PUSTAKA

Makalah

D

I

S

U

S

U

N

Oleh :

SWANDI, SE

NIP. 196210271989021001

PERPUSTAKAAN DAN SISTEM INFORMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 2: PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BAHAN PUSTAKA

ABSTRAK

Pelestarian bahan pustaka sangat diperlukan untuk mendukung fungsi perpustakaan salah

satunya dalam menyelenggarakan layanan perpustakaan, dengan melestarikan bahan pustaka

dalam kondisi terjaga dan siap digunakan oleh pengguna. Secara umum, media bahan pustaka

adalah kertas, baik berupa buku, surat kabar, manuskrip, peta, gambar, dokumen dan bahan

printer lainnya. Ada juga koleksi non book seperti koleksi foto dan foto negatif, dan lain-lain.

Dengan berkembangnya sains dan teknologi, beragam jenis koleksi perpustakaan seperti

microform (microfilm dan microfiche), rekaman suara, film, penyimpanan data elektronik,

CD-ROM dan lainnya. Semua koleksi ini pasti akan rusak. Oleh karena itu pustakawan harus

menyimpan koleksi berdasarkan jenis bahannya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 3: PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BAHAN PUSTAKA

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah saya panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta

karunia-Nya kepada saya sehingga bisa berhasil menyelesaikan tulisan ini yang berjudul

“Pemeliharaan dan Perawatan Bahan Pustaka”.

Makalah ini merupakan hasil karya tulis saya untuk melengkapi persyaratan mengajukan

Jabatan Fungsional Pustakawan Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa

makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan

saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Akhir kata

penulis berharap agar kiranya makalah ini dapat berguna bagi orang yang membacanya.

Wassalam,

Swandi, SE

NIP.196210271989021001

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 4: PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BAHAN PUSTAKA

DAFTAR ISI

Halaman

Abstrak....................................................................................................... i

Kata Pengantar........................................................................................... ii

Daftar Isi.................................................................................................... iii

I. PENDAHULUAN.................................................................................

1.1. Latar Belakang........................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah.................................................................. 2

1.3. Tujuan Masalah...................................................................... 2

II. PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BAHAN PUSTAKA

2.1 Pengertian................................................................................ 4

2.2 Tujuan, Fungsi dan Manfaat................................................... 6

2.3 Faktor penyebab kerusakan.................................................... 9

2.4 Pencegah kerusakan ............................................................... 15

2.5 Perbaikan................................................................................ 16

2.6. Pelestarian.............................................................................. 18

2.7. Kendala.................................................................................. 18

III. PENUTUP...........................................................................................

3.1. Kesimpulan............................................................................. 20

3.2. Saran...................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 22

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 5: PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BAHAN PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perpustakaan adalah salah satu komponen dalam sistem pendidikan nasional yang

mengembang fungsi sebagai pusat kegiatan belajar mengajar, pusat penelitian sederhana dan

pusat pembaca guna menambah ilmu pengetahuan dan rekreasi, perlu terus menerus dibina

serta dikembangkan. Perpustakaan memiliki peranan penting untuk menunjang proses belajar

mengajar yaitu dengan cara menyediakan informasi maupun ilmu pengetahuan yang

dibutuhkan oleh pengguna. Dengan demikian informasi maupun ilmu pengetahuan yang

berada pada buku-buku baik cetak maupun noncetak harus dipelihara, oleh pengelola

perpustakaan dengan tujuan agar semua bahan pustaka tersebut dapat digunakan sewaktu-

waktu baik pada saat ini maupun saat-saat mendatang. Pemelihaman bahan perpustakaan

merupakan suatu kegiatan yang sangat penting, dimana dengan adanya pemeliharaan yang

baik dan benar, diharapkan bahwa koleksi yang ada bertahan lama. Dalam kegiatan

perpustakaan para pengelola sering sekali mengabaikan kegiatan pemeliharaan, sehingga

bidang pemeliharaan masih kuang mendapat perhatian dari pengelola perpustakaan.

Akibatnya koleksi yang ada diperpustakaan mengalami kerusakan dan bahkan sampai kepada

koleksi tersebut tidak dapat digunakan lagi.

Bahan pustaka adalah unsur penting dalam sistem perpustakaan, dimana bahan

pustaka harus dilestarikan karena memiliki nilai informasi yang mahal. Bahan pustaka berupa

terbitan buku, berkala (surat kabar dan majalah), dan bahan audio visual seperti audio kaset,

video, slide, CD-Rom dan sebagainya. Pemeliharaan bahan pustaka tidak hanya secara fisik

saja, namun juga meliputi isinya yang berbentuk informasi yang terkandung di dalamnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 6: PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BAHAN PUSTAKA

Pemeliharaan merupakan kegiatan mengusahakan agar bahan pustaka yang kita

kerjakan tidak cepat mengalami kerusakan, awet, dan bisa dipakai lebih lama serta bisa

menjangkau lebih banyak pembaca perpustakaan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Pengertian pemeliharaan dan perawatan koleksi perpustakaan

2. Tujuan, fungsi, dan manfaat pemeliharaan dan perawatan koleksi perpustakaan

3. Faktor penyebab kerusakan pada bahan perpustakaan

4. Pencegah kerusakan pada bahan perpustakaan

5. Perbaikan koleksi perpustakaan

6. Bagaimana pelestarian kandungan informasi

7. Apa kendala dalam perawatan dan pelestarian bahan pustaka

1.3. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian pemeliharaan dan perawatan koleksi perpustakaan.

2. Untuk mengetahui tujuan, fungsi, dan manfaat pemeliharaan dan perawatan

koleksi perpustakaan.

3. Untuk memahami faktor penyebab kerusakan pada bahan perpustakaan.

4. Untuk memahami pencegah kerusakan pada bahan perpustakaan.

5. Untuk memahami perbaikan koleksi perpustakaan.

6. Untuk memahami pelestarian kandungan informasi.

7. Untuk memahami kendala dalam perawatan dan pelestarian bahan pustaka.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 7: PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BAHAN PUSTAKA

BAB II

PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BAHAN PUSTAKA

2.1. Pengertian pemeliharaan dan perawatan bahan pustaka.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:935) perawatan berarti proses, cara,

perbuatan merawat, pemeliharaan, penyelenggaraan. Jadi perawatan bahan pustaka berarti

cara merawat dan memelihara bahan pustaka. Sedangkan bahan pustaka adalah salah satu

unsur penting dalam sebuah sistem perpustakaan, sehingga harus dirawat dan dilestarikan

mengingat nilainya yang mahal. Bahan pustaka disini bisa berupa buku, terbitan berkala

(surat kabar dan majalah), dan bahan audiovisual, seperti audio kaset, video, selid, dan

sebagainya. Perawatan seringkali disamakan dengan pelestarian. Ada beberapa kata yang

bertalian perawatan dan pelestarian yaitu preservasi dan konservasi. Kata preservasi

(preservation) dan konservasi (conservation) yang kita sepakati diterjemahkan

menjadi pelestarian berasal dari bahasa Inggris didefinisikan sebagai berikut :

Dalam kamus Inggris-Indonesia yang disusun oleh John M. Echols dan Hassan Sadily

(2003) kedua kata ini mempunyai arti yang hampir sama. Konservasi berarti perlindungan

dan pengawetan, sedangkan preservasi berarti pemeliharaan, penjagaan dan pengawetan. Di

lingkungan perpustakaan, arsip dan museum belum ada kesepakatan dalam menafsirkan

kedua kata tersebut. Dalam buku the Principles for the Preservation and Conservation of

Library Materials yang disusun oleh J.M. Dureau & D.W.G. Clements, preservasi

mempunyai arti yang lebih luas, yaitu mencakup unsur-unsur pengelolaan, keuangan, cara

penyimpanan, tenaga, teknik dan metode untuk melestarikan informasi dan bentuk fisik

bahan pustaka. Sedangkan konservasi adalah teknik yang dipakai untuk melindungi bahan

pustaka dari kerusakan dan kehancuran.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 8: PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BAHAN PUSTAKA

Di dalam buku pedoman pembinaan koleksi perpustakaan perguruan tinggi

menyatakan bahwa pemeliharaan lingkungan adalah pemeliharaan, perawatan, penjagaan

bahan pustaka yang tidak langsung, dengan tempat pemeliharaan lingkungan adalah gedung,

penyimpanan, pengaturan rak, penggunaan sistem pendinginan, udara dan penggunaan bahan

pustaka dan penjagaan yang langsung terhadap bahan pustaka, mengatasi bahan-bahan yang

terbakar, terendam, basah dan sebagainya.

Menurut Lindley R. Keith Mobley, (Maintenance Enginering Handbook, Sixth Edition,

McGraw-Hill, 2002) pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-

ulang dengan tujuan agar peralatan selalu memiliki kondisi yang sama dengan keadaan

awalnya.

Pemeliharaan bahan perpustakaan adalah upaya untuk menjaga keselamatan buku-

buku dan bahan lain dari kerusakan sehingga koleksi perpustakaan tersebut dapat berumur

panjang dan dapat dimanfaatkan dalam waktu yang lama. Dalam pengertian pemeliharaan

termasuk perawatan dan pencegahan dari kerusakan sehingga bahan pustaka itu dapat

dilestarikan.

Rahim (1986), mendefinisikan pemeliharaan bahan pustaka merupakan kegiatan yang

mencakup segala usaha pencegahan terhadap hal-hal yang menimbulkan kerusakan buku atau

dengan kata lain menyelamatkan buku dari unsur-unsur yang merusak.

Secara umum, usaha pemeliharaan bahan pustaka ialah dengan menjaga kebersihan

ruangan perpustakaan itu sendiri, lemari, rak, dan buku bebas dari debu. Mengadakan

larangan merokok, makan dan minum dalam ruang perpustakaan. Merokok selain menambah

kotor dengan abu rokok yang bertaburan juga dapat menimbulkan kebakaran pada buku.

Sedangkan ceceran sisa makanan dan tumpahan minuman mengundang kehadiran tikus,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 9: PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BAHAN PUSTAKA

serangga yang merupakan musuh-musuh koleksi perpustakaan. Untuk mencegah hal tersebut

umumnya telah dimasukkan dalam peraturan tata tertib perpustakaan.

2.2. Tujuan, fungsi, dan manfaat pemeliharaan dan perawatan koleksi perpustakaan.

Menurut Departemen Pendidikan (2004:63) tujuan dari perawatan bahan pustaka yaitu:

mencegah penyebab kerusakan bahan pustaka, melindungi bahan pustaka dari faktor

penyebab kerusakan, memperbaiki bahan pustaka yang masih layak dipakai, disimpan dan

melestarikan isi dari bahan pustaka yang masih bermanfaat.

1. Tujuan pemeliharaan dan perawatan bahan perpustakaan

Ada beberapa tujuan yang hendak dicapai terkait dengan kegiatan pemeliharaan bahan

pustaka di perpustakaan yaitu :

a. Menyelamatkan nilai informasi yang terkandung dalam setiap bahan pustaka atau

dokumen.

b. Menyelamatkan bentuk fisik bahan pustaka atau dokumen.

c. Mengatasi kendala kekurangan ruang.

d. Mempercepat proses temu batik atau penelusuran dan perolehan informasi.

e. Menjaga keindahan dan kerapian bahan pustaka.

f. Mencegah koleksi perpustakaan dari kerusakan akibat penggunaan yang keliru oleh

mahasiswa.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 10: PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BAHAN PUSTAKA

2. Fungsi Pemeliharaan Dan Perawatan Bahan Pustaka

a. Fungsi melindungi

Bahan pustaka dilindungi dari manusia, serangga-serangga, jamur, panas matahari, air

dan sebagainya. Dengan pelestarian yang baik serangga dan binatang kecil tidak akan

menyentuh dokumen. Manusia tidak akan salah dalam menangani dan memakai bahan

pustaka, jamur tidak akan sempat tumbuh dan sinar matahari serta kelembapan uara

diperpustakaan akan mudah dikontrol.

b. Fungsi pengawetan

Dengan dirawat dengan baik, bahan pustaka menjadi lebih awet, lama dipakai, dan

diharapkan lebih banyak pembaca dapat mempergunakan bahan pustaka tersebut.

c. Fungsi kesehatan

Dengan pelestarian yang baik, bahan pustaka menjadi bersih, bebas dari debu, jamur,

binatang perusak, sumber dan sarang dari berbagai penyakit sehingga pemakai maupun

pustakawan menjadi tetap sehat. Pembaca lebih bergairah membaca dan memakai

perpustakaan. d. Fungsi pendidikan

Pemakai dan pustakawan sendiri harus belajar bagaimana memakai dan merawat

dokumen. Mereka harus menjaga disiplin, tidak membawa makanan dan minuman kedalam

perpustakaan, tidak mengotori perpustakaan. Mendidik pemakai dan pustakawan sendiri

untuk berdisiplin tinggi dan menghargai kebersihan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 11: PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BAHAN PUSTAKA

e. Fungsi kesabaran

Fungsi ini menguji pustakawan untuk bersikap lebih sabar dengan cara menambal buku

berlubang, membersihkan kotoran binatang kecil dan tahi buku dengan baik.

f. Fungsi social

Kegiatan ini sangat membutuhkan keterlibatan dari orang lain, seperti para pengunjung

dan pustakawan.

g. Fungsi ekonomi

Dengan pelestarian dan perawatan yang baik dapat meminimalisasi atau menghemat

biaya pengadaan bahan pustaka.

h. Fungsi keindahan

Penyusunan bahan pustaka yang rapi dan indah tentunya membuat perpustakaan telihat

indah dan nyaman, serta dapat menambah daya tarik para pengunjung.

3. Manfaat pemeliharaan dan perawatan bahan pustaka

Adapun manfaat pemeliharaan bahan pustaka yaitu :

a. Memelihara bahan pustaka yang ada di perpustakaan.

b. Mengelola perlengkapan perpustakaan yang meliputi pengadaan, pemeliharaan,

penyaluran dan inventarisasi.

b. Melestarikan bahan pustaka dari hal-hal yang dapat merusak bahan pustaka.

c. Melindungi bahan pustaka dari penyebab kerusakan bahan pustaka tersebut agar tetap dan

lestari.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 12: PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BAHAN PUSTAKA

d. Memperbaiki buku-buku bahan pustaka yang tidak teratur pada tempatnya.stakawan

menjadi tetap sehat. Pembaca lebih bergairah membaca dan memakai perpustakaan.

2.3. Faktor penyebab kerusakan pada bahan perpustakaan.

Bahan pustaka terdiri dari beberapa jenis, salah satunya adalah kertas. Bahan kertas

merupakan bahan yang mudah terbakar, mudah sobek, mudah rusak oleh makhluk hidup dan

timbul noda oleh debu dan jamur. Kekuatan kertas makin lama makin menurun sejalan

dengan usia kertas. Penurunan tersebut karena reaksi foto kimia atau reaksi antara selulosa

dan bahan-bahan lain seperti bahan aditif yang ada pada kertas atau bahan lain yang beasal

dari luar.

Faktor yang dapat merusak kertas dapat dibagi dalam beberapa kelompok yaitu

faktor internal dan faktor eksternal (Departemen Pendidikan Nasional RI 2004:63) :

1. Faktor internal

Kerusakan pada faktor internal dapat disebabkan oleh bahan pustaka itu sendiri

diantaranya:

a. Kualitas kertas

Kebanyakan kertas terbuat dari bubur kertas (pulp) dengan kualitas yang bervariasi

tergantung dari jenis kayu dan proses pembuatan. Pembuatan bubur secara mekanik

menghasilkan serat yang tidak murni dapat menyebabkan kertas berubah menjadi warna

coklat. Ikatan kimia juga berpengaruh terhadap kekuatan kertas, daya rentang kertas sehingga

kertas menjadi cepat rapuh. Kualitas kertas yang baik untuk koleksi perpustakaan adalah

kertas bebas asam atau permanen paper yang terbuat dari bubur kayu yang diproses secara

kimia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 13: PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BAHAN PUSTAKA

b. Tinta

Tinta yang digunakan dikenal dengan nama tinta iron gell atau oak gell. Mengandung

fero-sulfat yang dapat mengalami okidasi sehingga dapat menyebabkan membakar atau

melenyapkan tulisan pada kertas. Peubahan warna tinta dari hitam menjadi coklat.

c. Asam yang berasal dari karton atau sampul

Sampul buku (hard cover atau soft cover) terbuat dari karton dan biasanya kartonnya

bersifat asam. Keasaman tersebut dapat berpindah ke kertas pada buku atau blok sehingga

dapat menurunkan kualitas ketas, kertas menjadi rapuh dan cepat hancur.

d. Perekat atau lem

Dalam proses penjilidan selalu menggunakan perekat/lem. Macam perekat atau lem

antara lain: lem binatang (aimal glue) yang terbuat dari tulang dan kulit binatang, biasa

digunakan pada penjilihan tradisional, dapat mengundang serangga datang. PVA (Polivinyl

Acetate) merupakan perekat sintetis lebih cepat kering dan tidak mengundang serangga.

2. Faktor eksternal

a. Faktor biologi

1) Jamur

Jamur adalah tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga untuk memperoleh

makanan harus diambil dari sumber kehidupan lain (parasite), atau dari benda mati (saprofit).

Jamur memproduksi beberapa macam asam oksalat, asam fumoric, sitrat dan menyebabkan

asam pada kertas dan akhirnya kertas menjadi rapuh pada tempat tumbuhnya jamur ini

biasanya akan timbul noda merah dan kecoklatan yang sangat sukar dihilangkan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 14: PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BAHAN PUSTAKA

2) Binatang pengerat

Tikus juga merupakan binatang perusak buku yang cukup sulit diberantas. Mereka

biasanya memakan buku-buku yang disimpan dalam gudang dan kadang-kadang kertas

disobek-sobek dan dikumpulkan dan dijadikan sarang. Tindakan pencegahan untuk

melindungi kertas dari serangan tikus adalah tempat penyimpanan harus bersih dan kering

serta selalu dikontrol secara berkala. Lubang-lubang yang memungkinkan tikus dapat masuk

harus ditutup dengan rapat.

3) Serangga

Serangga sangat berbahaya bagi buku dan merupakan ancaman yang paling potensil,

terutama dinegara-negara yang beriklim tropis seperti di Indonesia. Serangga seperti

silverfish, kecoa, rayap, kutu buku, merupakan serangga pemusnah buku yang sudah umum

dikenal orang

b. Faktor fisika

Selain faktor biologi sepert serangga, mikroorganisme, tikus dan sebagainya ada lagi

perusak bahan pustaka yang hebat yaitu faktor fisik misalnya debu, cahaya, suhu, dan

kelembapan. Jenis perusak bahan pustaka ini tidak boleh diabaikan, karena benar-beanr bisa

membawa kerusakan yang besar.

1) Cahaya

Kertas yang kepanasan akan rusak berubah menjadi warna kunig dan rapuh akhirnya

rusak. Hindarilah sinar ultraviolet (sinar matahari langsung) yang masuk langsung

keperpustakaan. Kerusakan yang terjadi karena pengaruh sinar ultra violet adalah

memudarnya tulisan, sampul buku, dan bahan cetak. Selain kertas juga akan menjadi rapuh.

Proses kerusakan akan dipercepat dengan adanya uap air dan oksigen dalam udara. Sehingga

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 15: PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BAHAN PUSTAKA

menimbulkan perubahan warna. Buku menjadi kuning kecoklatan dan kadar kekuatan serta

pada kertas menurun.

Untuk menghindarinya hendaknya diusahakan kain gorden sehingga pana atau sinar

yang masuk keperpustakaan bisa diatur, sinar alami cukup bagus, tetapi tidak bisa dikontrol

dengan mudah. Karena dinegara maju penerangan diperpustakaan menggantungkan pada

sinar listrik karena lebih mudah dikontrol. Lampu pada ruang rak buku hanya dinyalakan

pada saat diperlukan. Jika tidak ruang rak tersebut gelap. Hal ini juga menghemat listrik.

Tetapi AC selalu dihidupkan, sehingga kebersihan, kelembapan, dan temperature bisa

dikontrol.

2) Suhu dan kelembaban

Kerusakan kertas yang diakibatkan oleh suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan

perekat pada jilidan buku menjadi kering, sedangkan jilidanyya sendiri menjadi longgar.

Disamping itu, suhu yang tinggi dapat mengakibatkan kertas menjadi rapuh, warna kertas

menjadi kuning. Sebaliknya apabila lembab terlalu tinggi, buku akan menjadi lembab. Sebab

akibatnya, buku mudah diserang jamur, rayap, kecoa,kutu buku dan ikan perak.

Udara lembab yang dibarengi dengan suhu udara yang cukup tinggi menyebabkan

asam yang ada pada kertas terhidroksi, berekasi dengan partikel logas dan memutuskan rantai

ikatan kimia selulosa. Kelembabab dan uhu udara yang ideal bagi perpustakaan dan arsip

adalah 45–60% RH dan 20–24 derajat celcius. Karena itu hindarilah seumber kelembaban.

Jika kelembabab itu disebabkan oleh air hujan atau banjir, keringkanlah tempat-tempat

tersebut. kertas yang basah lembab tidak boleh dijemur, tetapi harus dianginkan pelan-pelan

menurut tingkat kebasahannya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 16: PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BAHAN PUSTAKA

3) Debu

Debu dapat masuk secara mudah kedalam ruang perpustakaan melalui pintu, jendela

atau lubang-lubang angina perpustakaan. Apabila debu melekat pada kertas, maka akan

terjadi reaksi kimia yang meninggikan tingkat keasaman pada kertas. Akibatnya kertas

menjadi rapuh dan mudah rusak. Disamping itu, apabila keadaan ruang perpustakaan lembab,

debu dari jalan yang mengandung belerang atau debu dari knalpot kendaraan memiliki daya

rusak paling tinggi.

c. Faktor lain

Bencana alam seperti kebakaran atau banjir, dapat mengakibatkan kerusakan koleksi

bahan pustaka dalam jumlah besar dan dalam waktu yang relative singkat. Oleh karena itu

pustakawan diharapkan mampu menekan sekecil mungkin akbiat dari bencana tersebut.

1) Pengaruh api/kebakaran

Perlindungan memadai diawali dengan desain arsitektur gedung. Seperti ruang,

tangga, lorong dan lain-lain yang akan diperkirakan akan menjadi cerobong penyebaran apai

yang memadai harus dihindarkan. Pintu tahan api dan penyekat api yang memadai harus

dipasang, serta penyebaran api melalui pipa-pipa listrik dan sejenisnya juga diperkecil.

Tindakan pencegahan lain sepert dilarang merokok diruang penyimpanan koleksi,

pemasangan alarm, pemasangan alat pemadam kebakaran dan pemeriksanaa kabel-kabel

secara berkala.

2) Faktor air/banjir

Kerusakan oleh bahaya banjir atau air seringkali lebih berbahaya dibanding api. Air

dapat timbul dari mana mana seperti air laut pasang, sungai meluap atau banjir dan hujan

terus menerus, kerusakan saluran persedianaa air minum, air buangan pipa pemanas sentral,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 17: PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BAHAN PUSTAKA

alat pendingin udara, rembesan dinding, got tersumbat, atap rusak, jendela, kaca, dan

sebagainya. Juga dapat timbul oleh karena usaha melawan api dengan air yang biasanya

justru lebih besar dan luas dari pada apinya itu sendiri. Cara perawatan dan pemeliharaan

gedung secara teratur termasuk kedalam instalasi listrik, gas, air dan sebagainya dan bila

bangunan baru susunlah spesifikasi arsitektur yang memadai. Bahan pustaka yang rusak oleh

air, pustakawan harus mengatasinya dengan dikering anginkan

3) Manusia

Manusia dapat bertindak sebagai penyayang buku, tetapi juga bisa menjadi perusak

buku. Berdasarkan kenyataan yang ada, kerusakan buku terjadi karena ulah manusia.

Misalnya pembaca diperpustakaan secara sengaja merobek bagian-bagian tertentu dari

sebuah buku, misalnya diambil gambarnya, atau tabel-tabel statistik.

Kadang-kadang pengguna perpustakaan sengaja atau tidak sengaja membuat lipatan

sebagai tanda batas baca atau melipat buku kebagian belakang. Sebagai akibatnya perekat

yang mengelem punggung buku untuk memperkokoh penjilidan dapat terlepas sehingga

lembaran-lembaran buku akan terpisah dari jilidnya. Kecerobohan manusia lainnya misalnya

habis makan tidak membersihkan tangan terlebih dahulu menyebabkan buku menjadi kotor.

Kerusakan justru terjadi oleh pustakawan sendiri yang sehari-hari bergelimang dengan buku.

Petugas tidak memiliki rasa sayang kepada buku, dan tidak pernah belajar bagaimana

melestarikan dan merawat buku..

2.4. Pencegah kerusakan pada bahan perpustakaan.

Pencegahan kerusakan pada bahan perpustakaan disebut juga dengan tindakan

prefentif (mortoatmodjo dalam desi sofyani, 2009) .

1. Cara pencegahan kerusakan yang disebabkan oleh manusia

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 18: PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BAHAN PUSTAKA

a. Hendaknya pustakawan membuat peraturan tertulis, bagaimana cara menggunakan bahan

pustaka, cara memperoleh buku, cara mengambil buku.

b. Mengadakan control yang ketat pada pengembalian buku, apakah pembaca membuat

kerusakan atau mengotori buku.

c. Memberikan sanksi berupa denda kepada peminjam yang menyebabkan buku rusak,

tujuannya untuk membuat siperusak jera.

d. Secara periodic perlu diadakan pemeriksaan keutuhan bahan pustaka dan hendaknya

dipasang peraturan penggunaan pustaka.

2. Cara pencegahan kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh serangga.

Pemberantasan serangga dapat ditempuh dengan cara-cara berikut:

a. Penyemprotan dengan insektisida

b. Penggunaan gas beracun

3. Cara pencegahan kerusakan yang disebabkan oleh jamur

Tindakan yang prefentif untuk mencegah tumbuhnya jamur dan berkembang biaknya

insekta adalah memeriksa kertas dan buku secara berkala, membersihkan tempat

penyimpanan, menurunkan kelembaban udara dan buku-buku tidak boleh disusun terlalu

rapat pada rak, kerena menghalangi sirkulasi udara untuk mencegah menularnya jamur atau

insekta yang datang dari luar. Sebaiknya buku-buku yang baru dibeli atau diterima dari pihak

lain difumigasi terlebih dahulu sebelum disimpan bersama-sama dengan buku-buku yang

lainnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 19: PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BAHAN PUSTAKA

2.5. Perbaikan koleksi perpustakaan.

Pemeliharaan dan perawatan koleksi perpustakaan adalah kegiatan menjaga atau

mengusahakan agar bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan awet dan terawat dengan

baik. Beberapa caranya adalah:

1. Bleaching (memutihkan)

Kegiatan bleaching ini bertujuan untuk memutihkan bahan pustaka yang sudah kecoklatan

agar terlihat bagus baik informasi didalamnya maupun fisik bahan pustaka itu sendiri.

2. Leaf casting (membalut lembaran)

Leaf Casting ini dilakukan untuk membalut atau menambal dokumen atau lembaran yang

berukuran besar seperti koran dan lain-lain Dalam proses pengerjaannya menggunakan mesin

leaf casting.

3. Mending (menyambung dan menambal secara manual)

Mending ini digunakan untuk menambal dan menyambung bahan pustaka yang robek

atau berlubang. Dalam proses mending ini terdapat 2 kegiatan yang dilakukan yaitu

menyambung dan menambal, kedua kegiatan ini memiliki langkah kerja yang berbeda.

4. Laminasi

Laminasi adalah melapisi bahan pustaka dengan kertas khusus, agar bahan pustaka

menjadi lebih awet. Proses keasaman yang terjadi pada kertas atau bahan pustaka dapat

dihentikan oleh pelapis bahan pustaka yang terdiri dari film oplas, kertas cromtom, atau

kertas pelapis lainnya. Pelapis bahan pustaka ini menahan polusi atau debu yang menempel

dibahan pustaka sehingga tidak beroksidasi dengan polutan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 20: PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BAHAN PUSTAKA

5. Enkapsulasi

Enkapsulasi adalah cara melindungi kertas dari kerusakan yang bersifat fisik. Pada

enkapsulasi setiap lembaran kertas diapit dengan cara menempatkannya diantara dua lembar

plastik yang transparan, jadi tulisannya tetap bisa dibaca dari luar.

6. Penyimpanan dan Pemeliharaan Alat

Penyimpanan kotak berisi file film tadi ke ruang penyimpanan master film, pengontrolan

temperatur ruang penyimpanan, pembersihan debu, pemeliharaan alat dan master film.

7. Penjilidan

Pengertian penjilidan adalah proses, cara menjilid bahan perpustakaan dengan tujuan

untuk melindungi koleksi dari kerusakan. Kegiatan penjilidan termasuk dalam kegiatan

konservasi yang meliputi perbaikan bahan perpustakaan yang rusak agar kondisinya bisa

dikembalikan seperti aslinya. Untuk itu diperlukan pengetahuan teknis cara menjilid agar

mutu jilid sesuai dengan maksud dan tujuannya serta bentuk jilidannya bisa diwujudkan

secara maksimal.

2.6. Pelestarian kandungan informasi.

Pelestarian kandungan informasi ini bertujuan untuk melestarikan fisik asli bahan

pustaka dan informasi yang terkandung. Pelestarian kandungan informasi dilakukan dengan

cara alih media. Menurut Soraya (2010:20) kegiatan alih media yang biasa digunakan yaitu:

1. Fotocopy: Kegiatan fotocopy ini dilakukan hanya bila tidak tersedia bentuk mikro,

digital dan terbatasnya alat baca.

2. Fotografi: Kegiatan fotografi ini merupakan teknik pembuatan gambar tetap dengan

menggunakan cahaya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 21: PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BAHAN PUSTAKA

3. Digital: Image ditigal adalah “fotografi elektronik” yang discan dari bahan pustaka.

4. Bentuk mikro: Mikrofilm ini dapat disimpan dalam kotak yang sesuai dan ruangan

penyimanan yang ideal, maka mikrofilm ini dapat digunakan selama 500 tahun.

2.7. Kendala dalam perawatan dan pelestarian bahan pustaka.

Dari berbagai sumber ternyata perawatan dan pelestarian bahan pustaka mengalami

banyak kendala. Menurut Sulistyo- Basuki (1991:279) kendala dalam kegiatan ini seperti:

1. Kurangnya tenaga pelestarian yang ada di Indonesia

2. Banyak pemimpin dan pemegang kebijakan belum memahami tentang kegiatan

perawatan dan pelestarian bahan pustaka.

3. Praktek yang selama ini yang dilakukan di Indonesia masih banyak yang salah

4. Berbagai bahan pustaka yang disimpan di perpustakaan tercetak dengan mutu kertas

yang kurang baik,, namun tinggi nilai sejarahnya

5. Ruang perpustakaan yang tidak dirancang sesuai dengan keperluan pelestarian dan

perawatan bahan pustaka.

6. Belum adanya kebijakan pelestarian nasional.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 22: PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BAHAN PUSTAKA

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dalam rangka pengembangan perpustakaan peningkatan buku-buku perpustakaaan baik

ditinjau dari segi kuantitasnya maupun kualitasnya. Pustakawan harus selalu berusaha untuk

mendapatkan tambahan buku-buku, baik dengan jalan membeli, pinjam, atau tukar menukar

sehingga semakin lama semakin meningkat jumlahnya.

Satu hal penting terlupakan oleh pustakawan atau para pengelola perpustakaan, yaitu

dalam rangka meningkatkan jumlah buku-buku mereka hanya berusaha untuk mendapatkan

tambahan buku-buku, tetapi justru buku-buku yang telah tersedia tidak diurus atau dipelihara,

sehingga satu pihak mengusahakan tambahan buku-buku, sementara buku-buku yang sudah

ada cepat rusak dan akhirnya tidak berguna lagi. Lebih-lebih buku-buku itu terbuat dari

kertas, sehingga apabilla digunakan terus menerus dengan tanpa pemeliharaan akan

mengalami kerusakan misalnya : kotor, robek halamannya, lepas sampulnya, dan sebagainya.

Oleh sebab itu pemeliharaan buku-buku perpustakaan merupakan kegiatan yang sangat

penting.

Dalam rangkaian kegiatan pemeliharaan dan perawatan buku-buku perpustakaan ada dua

kegiatan, yaitu berusaha mencegah kemungkinan-kemungkinan timbulnya kerusakan buku-

buku dan membetulkan atau memperbaiki buku-buku perpustakaan yang telah rusak.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 23: PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BAHAN PUSTAKA

3.2. Saran

Saran penulis dalam makalah ini terutama bagi pustakawan agar lebih memahami

mengenai tentang upaya dalam perawatan dan pemeliharaan koleksi perpustakaan dan dapat

menerapkannya setelah mempelajarinya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 24: PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BAHAN PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Basuki, Sulistyo. (1991). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia

Depertemen Pendidikan Nasional. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka :

Jakarta.: Gramedia

Echols, JM & Shadily H. (2003). Kamus Inggris - Indonesia. Jakarta : Gramedia

Martoatmojo, Karmidi. (1993). Pelayanan Bahan Pustaka. Jakarta : Universites Terbuka

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA