pemeliharaan dan perawatan bahan pustaka
TRANSCRIPT
PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BAHAN PUSTAKA
Makalah
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
SWANDI, SE
NIP. 196210271989021001
PERPUSTAKAAN DAN SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Pelestarian bahan pustaka sangat diperlukan untuk mendukung fungsi perpustakaan salah
satunya dalam menyelenggarakan layanan perpustakaan, dengan melestarikan bahan pustaka
dalam kondisi terjaga dan siap digunakan oleh pengguna. Secara umum, media bahan pustaka
adalah kertas, baik berupa buku, surat kabar, manuskrip, peta, gambar, dokumen dan bahan
printer lainnya. Ada juga koleksi non book seperti koleksi foto dan foto negatif, dan lain-lain.
Dengan berkembangnya sains dan teknologi, beragam jenis koleksi perpustakaan seperti
microform (microfilm dan microfiche), rekaman suara, film, penyimpanan data elektronik,
CD-ROM dan lainnya. Semua koleksi ini pasti akan rusak. Oleh karena itu pustakawan harus
menyimpan koleksi berdasarkan jenis bahannya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah saya panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada saya sehingga bisa berhasil menyelesaikan tulisan ini yang berjudul
“Pemeliharaan dan Perawatan Bahan Pustaka”.
Makalah ini merupakan hasil karya tulis saya untuk melengkapi persyaratan mengajukan
Jabatan Fungsional Pustakawan Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Akhir kata
penulis berharap agar kiranya makalah ini dapat berguna bagi orang yang membacanya.
Wassalam,
Swandi, SE
NIP.196210271989021001
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
Halaman
Abstrak....................................................................................................... i
Kata Pengantar........................................................................................... ii
Daftar Isi.................................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN.................................................................................
1.1. Latar Belakang........................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................. 2
1.3. Tujuan Masalah...................................................................... 2
II. PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BAHAN PUSTAKA
2.1 Pengertian................................................................................ 4
2.2 Tujuan, Fungsi dan Manfaat................................................... 6
2.3 Faktor penyebab kerusakan.................................................... 9
2.4 Pencegah kerusakan ............................................................... 15
2.5 Perbaikan................................................................................ 16
2.6. Pelestarian.............................................................................. 18
2.7. Kendala.................................................................................. 18
III. PENUTUP...........................................................................................
3.1. Kesimpulan............................................................................. 20
3.2. Saran...................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 22
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perpustakaan adalah salah satu komponen dalam sistem pendidikan nasional yang
mengembang fungsi sebagai pusat kegiatan belajar mengajar, pusat penelitian sederhana dan
pusat pembaca guna menambah ilmu pengetahuan dan rekreasi, perlu terus menerus dibina
serta dikembangkan. Perpustakaan memiliki peranan penting untuk menunjang proses belajar
mengajar yaitu dengan cara menyediakan informasi maupun ilmu pengetahuan yang
dibutuhkan oleh pengguna. Dengan demikian informasi maupun ilmu pengetahuan yang
berada pada buku-buku baik cetak maupun noncetak harus dipelihara, oleh pengelola
perpustakaan dengan tujuan agar semua bahan pustaka tersebut dapat digunakan sewaktu-
waktu baik pada saat ini maupun saat-saat mendatang. Pemelihaman bahan perpustakaan
merupakan suatu kegiatan yang sangat penting, dimana dengan adanya pemeliharaan yang
baik dan benar, diharapkan bahwa koleksi yang ada bertahan lama. Dalam kegiatan
perpustakaan para pengelola sering sekali mengabaikan kegiatan pemeliharaan, sehingga
bidang pemeliharaan masih kuang mendapat perhatian dari pengelola perpustakaan.
Akibatnya koleksi yang ada diperpustakaan mengalami kerusakan dan bahkan sampai kepada
koleksi tersebut tidak dapat digunakan lagi.
Bahan pustaka adalah unsur penting dalam sistem perpustakaan, dimana bahan
pustaka harus dilestarikan karena memiliki nilai informasi yang mahal. Bahan pustaka berupa
terbitan buku, berkala (surat kabar dan majalah), dan bahan audio visual seperti audio kaset,
video, slide, CD-Rom dan sebagainya. Pemeliharaan bahan pustaka tidak hanya secara fisik
saja, namun juga meliputi isinya yang berbentuk informasi yang terkandung di dalamnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pemeliharaan merupakan kegiatan mengusahakan agar bahan pustaka yang kita
kerjakan tidak cepat mengalami kerusakan, awet, dan bisa dipakai lebih lama serta bisa
menjangkau lebih banyak pembaca perpustakaan.
1.2. Rumusan Masalah
1. Pengertian pemeliharaan dan perawatan koleksi perpustakaan
2. Tujuan, fungsi, dan manfaat pemeliharaan dan perawatan koleksi perpustakaan
3. Faktor penyebab kerusakan pada bahan perpustakaan
4. Pencegah kerusakan pada bahan perpustakaan
5. Perbaikan koleksi perpustakaan
6. Bagaimana pelestarian kandungan informasi
7. Apa kendala dalam perawatan dan pelestarian bahan pustaka
1.3. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian pemeliharaan dan perawatan koleksi perpustakaan.
2. Untuk mengetahui tujuan, fungsi, dan manfaat pemeliharaan dan perawatan
koleksi perpustakaan.
3. Untuk memahami faktor penyebab kerusakan pada bahan perpustakaan.
4. Untuk memahami pencegah kerusakan pada bahan perpustakaan.
5. Untuk memahami perbaikan koleksi perpustakaan.
6. Untuk memahami pelestarian kandungan informasi.
7. Untuk memahami kendala dalam perawatan dan pelestarian bahan pustaka.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB II
PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BAHAN PUSTAKA
2.1. Pengertian pemeliharaan dan perawatan bahan pustaka.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:935) perawatan berarti proses, cara,
perbuatan merawat, pemeliharaan, penyelenggaraan. Jadi perawatan bahan pustaka berarti
cara merawat dan memelihara bahan pustaka. Sedangkan bahan pustaka adalah salah satu
unsur penting dalam sebuah sistem perpustakaan, sehingga harus dirawat dan dilestarikan
mengingat nilainya yang mahal. Bahan pustaka disini bisa berupa buku, terbitan berkala
(surat kabar dan majalah), dan bahan audiovisual, seperti audio kaset, video, selid, dan
sebagainya. Perawatan seringkali disamakan dengan pelestarian. Ada beberapa kata yang
bertalian perawatan dan pelestarian yaitu preservasi dan konservasi. Kata preservasi
(preservation) dan konservasi (conservation) yang kita sepakati diterjemahkan
menjadi pelestarian berasal dari bahasa Inggris didefinisikan sebagai berikut :
Dalam kamus Inggris-Indonesia yang disusun oleh John M. Echols dan Hassan Sadily
(2003) kedua kata ini mempunyai arti yang hampir sama. Konservasi berarti perlindungan
dan pengawetan, sedangkan preservasi berarti pemeliharaan, penjagaan dan pengawetan. Di
lingkungan perpustakaan, arsip dan museum belum ada kesepakatan dalam menafsirkan
kedua kata tersebut. Dalam buku the Principles for the Preservation and Conservation of
Library Materials yang disusun oleh J.M. Dureau & D.W.G. Clements, preservasi
mempunyai arti yang lebih luas, yaitu mencakup unsur-unsur pengelolaan, keuangan, cara
penyimpanan, tenaga, teknik dan metode untuk melestarikan informasi dan bentuk fisik
bahan pustaka. Sedangkan konservasi adalah teknik yang dipakai untuk melindungi bahan
pustaka dari kerusakan dan kehancuran.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Di dalam buku pedoman pembinaan koleksi perpustakaan perguruan tinggi
menyatakan bahwa pemeliharaan lingkungan adalah pemeliharaan, perawatan, penjagaan
bahan pustaka yang tidak langsung, dengan tempat pemeliharaan lingkungan adalah gedung,
penyimpanan, pengaturan rak, penggunaan sistem pendinginan, udara dan penggunaan bahan
pustaka dan penjagaan yang langsung terhadap bahan pustaka, mengatasi bahan-bahan yang
terbakar, terendam, basah dan sebagainya.
Menurut Lindley R. Keith Mobley, (Maintenance Enginering Handbook, Sixth Edition,
McGraw-Hill, 2002) pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-
ulang dengan tujuan agar peralatan selalu memiliki kondisi yang sama dengan keadaan
awalnya.
Pemeliharaan bahan perpustakaan adalah upaya untuk menjaga keselamatan buku-
buku dan bahan lain dari kerusakan sehingga koleksi perpustakaan tersebut dapat berumur
panjang dan dapat dimanfaatkan dalam waktu yang lama. Dalam pengertian pemeliharaan
termasuk perawatan dan pencegahan dari kerusakan sehingga bahan pustaka itu dapat
dilestarikan.
Rahim (1986), mendefinisikan pemeliharaan bahan pustaka merupakan kegiatan yang
mencakup segala usaha pencegahan terhadap hal-hal yang menimbulkan kerusakan buku atau
dengan kata lain menyelamatkan buku dari unsur-unsur yang merusak.
Secara umum, usaha pemeliharaan bahan pustaka ialah dengan menjaga kebersihan
ruangan perpustakaan itu sendiri, lemari, rak, dan buku bebas dari debu. Mengadakan
larangan merokok, makan dan minum dalam ruang perpustakaan. Merokok selain menambah
kotor dengan abu rokok yang bertaburan juga dapat menimbulkan kebakaran pada buku.
Sedangkan ceceran sisa makanan dan tumpahan minuman mengundang kehadiran tikus,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
serangga yang merupakan musuh-musuh koleksi perpustakaan. Untuk mencegah hal tersebut
umumnya telah dimasukkan dalam peraturan tata tertib perpustakaan.
2.2. Tujuan, fungsi, dan manfaat pemeliharaan dan perawatan koleksi perpustakaan.
Menurut Departemen Pendidikan (2004:63) tujuan dari perawatan bahan pustaka yaitu:
mencegah penyebab kerusakan bahan pustaka, melindungi bahan pustaka dari faktor
penyebab kerusakan, memperbaiki bahan pustaka yang masih layak dipakai, disimpan dan
melestarikan isi dari bahan pustaka yang masih bermanfaat.
1. Tujuan pemeliharaan dan perawatan bahan perpustakaan
Ada beberapa tujuan yang hendak dicapai terkait dengan kegiatan pemeliharaan bahan
pustaka di perpustakaan yaitu :
a. Menyelamatkan nilai informasi yang terkandung dalam setiap bahan pustaka atau
dokumen.
b. Menyelamatkan bentuk fisik bahan pustaka atau dokumen.
c. Mengatasi kendala kekurangan ruang.
d. Mempercepat proses temu batik atau penelusuran dan perolehan informasi.
e. Menjaga keindahan dan kerapian bahan pustaka.
f. Mencegah koleksi perpustakaan dari kerusakan akibat penggunaan yang keliru oleh
mahasiswa.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Fungsi Pemeliharaan Dan Perawatan Bahan Pustaka
a. Fungsi melindungi
Bahan pustaka dilindungi dari manusia, serangga-serangga, jamur, panas matahari, air
dan sebagainya. Dengan pelestarian yang baik serangga dan binatang kecil tidak akan
menyentuh dokumen. Manusia tidak akan salah dalam menangani dan memakai bahan
pustaka, jamur tidak akan sempat tumbuh dan sinar matahari serta kelembapan uara
diperpustakaan akan mudah dikontrol.
b. Fungsi pengawetan
Dengan dirawat dengan baik, bahan pustaka menjadi lebih awet, lama dipakai, dan
diharapkan lebih banyak pembaca dapat mempergunakan bahan pustaka tersebut.
c. Fungsi kesehatan
Dengan pelestarian yang baik, bahan pustaka menjadi bersih, bebas dari debu, jamur,
binatang perusak, sumber dan sarang dari berbagai penyakit sehingga pemakai maupun
pustakawan menjadi tetap sehat. Pembaca lebih bergairah membaca dan memakai
perpustakaan. d. Fungsi pendidikan
Pemakai dan pustakawan sendiri harus belajar bagaimana memakai dan merawat
dokumen. Mereka harus menjaga disiplin, tidak membawa makanan dan minuman kedalam
perpustakaan, tidak mengotori perpustakaan. Mendidik pemakai dan pustakawan sendiri
untuk berdisiplin tinggi dan menghargai kebersihan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
e. Fungsi kesabaran
Fungsi ini menguji pustakawan untuk bersikap lebih sabar dengan cara menambal buku
berlubang, membersihkan kotoran binatang kecil dan tahi buku dengan baik.
f. Fungsi social
Kegiatan ini sangat membutuhkan keterlibatan dari orang lain, seperti para pengunjung
dan pustakawan.
g. Fungsi ekonomi
Dengan pelestarian dan perawatan yang baik dapat meminimalisasi atau menghemat
biaya pengadaan bahan pustaka.
h. Fungsi keindahan
Penyusunan bahan pustaka yang rapi dan indah tentunya membuat perpustakaan telihat
indah dan nyaman, serta dapat menambah daya tarik para pengunjung.
3. Manfaat pemeliharaan dan perawatan bahan pustaka
Adapun manfaat pemeliharaan bahan pustaka yaitu :
a. Memelihara bahan pustaka yang ada di perpustakaan.
b. Mengelola perlengkapan perpustakaan yang meliputi pengadaan, pemeliharaan,
penyaluran dan inventarisasi.
b. Melestarikan bahan pustaka dari hal-hal yang dapat merusak bahan pustaka.
c. Melindungi bahan pustaka dari penyebab kerusakan bahan pustaka tersebut agar tetap dan
lestari.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
d. Memperbaiki buku-buku bahan pustaka yang tidak teratur pada tempatnya.stakawan
menjadi tetap sehat. Pembaca lebih bergairah membaca dan memakai perpustakaan.
2.3. Faktor penyebab kerusakan pada bahan perpustakaan.
Bahan pustaka terdiri dari beberapa jenis, salah satunya adalah kertas. Bahan kertas
merupakan bahan yang mudah terbakar, mudah sobek, mudah rusak oleh makhluk hidup dan
timbul noda oleh debu dan jamur. Kekuatan kertas makin lama makin menurun sejalan
dengan usia kertas. Penurunan tersebut karena reaksi foto kimia atau reaksi antara selulosa
dan bahan-bahan lain seperti bahan aditif yang ada pada kertas atau bahan lain yang beasal
dari luar.
Faktor yang dapat merusak kertas dapat dibagi dalam beberapa kelompok yaitu
faktor internal dan faktor eksternal (Departemen Pendidikan Nasional RI 2004:63) :
1. Faktor internal
Kerusakan pada faktor internal dapat disebabkan oleh bahan pustaka itu sendiri
diantaranya:
a. Kualitas kertas
Kebanyakan kertas terbuat dari bubur kertas (pulp) dengan kualitas yang bervariasi
tergantung dari jenis kayu dan proses pembuatan. Pembuatan bubur secara mekanik
menghasilkan serat yang tidak murni dapat menyebabkan kertas berubah menjadi warna
coklat. Ikatan kimia juga berpengaruh terhadap kekuatan kertas, daya rentang kertas sehingga
kertas menjadi cepat rapuh. Kualitas kertas yang baik untuk koleksi perpustakaan adalah
kertas bebas asam atau permanen paper yang terbuat dari bubur kayu yang diproses secara
kimia.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
b. Tinta
Tinta yang digunakan dikenal dengan nama tinta iron gell atau oak gell. Mengandung
fero-sulfat yang dapat mengalami okidasi sehingga dapat menyebabkan membakar atau
melenyapkan tulisan pada kertas. Peubahan warna tinta dari hitam menjadi coklat.
c. Asam yang berasal dari karton atau sampul
Sampul buku (hard cover atau soft cover) terbuat dari karton dan biasanya kartonnya
bersifat asam. Keasaman tersebut dapat berpindah ke kertas pada buku atau blok sehingga
dapat menurunkan kualitas ketas, kertas menjadi rapuh dan cepat hancur.
d. Perekat atau lem
Dalam proses penjilidan selalu menggunakan perekat/lem. Macam perekat atau lem
antara lain: lem binatang (aimal glue) yang terbuat dari tulang dan kulit binatang, biasa
digunakan pada penjilihan tradisional, dapat mengundang serangga datang. PVA (Polivinyl
Acetate) merupakan perekat sintetis lebih cepat kering dan tidak mengundang serangga.
2. Faktor eksternal
a. Faktor biologi
1) Jamur
Jamur adalah tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga untuk memperoleh
makanan harus diambil dari sumber kehidupan lain (parasite), atau dari benda mati (saprofit).
Jamur memproduksi beberapa macam asam oksalat, asam fumoric, sitrat dan menyebabkan
asam pada kertas dan akhirnya kertas menjadi rapuh pada tempat tumbuhnya jamur ini
biasanya akan timbul noda merah dan kecoklatan yang sangat sukar dihilangkan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2) Binatang pengerat
Tikus juga merupakan binatang perusak buku yang cukup sulit diberantas. Mereka
biasanya memakan buku-buku yang disimpan dalam gudang dan kadang-kadang kertas
disobek-sobek dan dikumpulkan dan dijadikan sarang. Tindakan pencegahan untuk
melindungi kertas dari serangan tikus adalah tempat penyimpanan harus bersih dan kering
serta selalu dikontrol secara berkala. Lubang-lubang yang memungkinkan tikus dapat masuk
harus ditutup dengan rapat.
3) Serangga
Serangga sangat berbahaya bagi buku dan merupakan ancaman yang paling potensil,
terutama dinegara-negara yang beriklim tropis seperti di Indonesia. Serangga seperti
silverfish, kecoa, rayap, kutu buku, merupakan serangga pemusnah buku yang sudah umum
dikenal orang
b. Faktor fisika
Selain faktor biologi sepert serangga, mikroorganisme, tikus dan sebagainya ada lagi
perusak bahan pustaka yang hebat yaitu faktor fisik misalnya debu, cahaya, suhu, dan
kelembapan. Jenis perusak bahan pustaka ini tidak boleh diabaikan, karena benar-beanr bisa
membawa kerusakan yang besar.
1) Cahaya
Kertas yang kepanasan akan rusak berubah menjadi warna kunig dan rapuh akhirnya
rusak. Hindarilah sinar ultraviolet (sinar matahari langsung) yang masuk langsung
keperpustakaan. Kerusakan yang terjadi karena pengaruh sinar ultra violet adalah
memudarnya tulisan, sampul buku, dan bahan cetak. Selain kertas juga akan menjadi rapuh.
Proses kerusakan akan dipercepat dengan adanya uap air dan oksigen dalam udara. Sehingga
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menimbulkan perubahan warna. Buku menjadi kuning kecoklatan dan kadar kekuatan serta
pada kertas menurun.
Untuk menghindarinya hendaknya diusahakan kain gorden sehingga pana atau sinar
yang masuk keperpustakaan bisa diatur, sinar alami cukup bagus, tetapi tidak bisa dikontrol
dengan mudah. Karena dinegara maju penerangan diperpustakaan menggantungkan pada
sinar listrik karena lebih mudah dikontrol. Lampu pada ruang rak buku hanya dinyalakan
pada saat diperlukan. Jika tidak ruang rak tersebut gelap. Hal ini juga menghemat listrik.
Tetapi AC selalu dihidupkan, sehingga kebersihan, kelembapan, dan temperature bisa
dikontrol.
2) Suhu dan kelembaban
Kerusakan kertas yang diakibatkan oleh suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan
perekat pada jilidan buku menjadi kering, sedangkan jilidanyya sendiri menjadi longgar.
Disamping itu, suhu yang tinggi dapat mengakibatkan kertas menjadi rapuh, warna kertas
menjadi kuning. Sebaliknya apabila lembab terlalu tinggi, buku akan menjadi lembab. Sebab
akibatnya, buku mudah diserang jamur, rayap, kecoa,kutu buku dan ikan perak.
Udara lembab yang dibarengi dengan suhu udara yang cukup tinggi menyebabkan
asam yang ada pada kertas terhidroksi, berekasi dengan partikel logas dan memutuskan rantai
ikatan kimia selulosa. Kelembabab dan uhu udara yang ideal bagi perpustakaan dan arsip
adalah 45–60% RH dan 20–24 derajat celcius. Karena itu hindarilah seumber kelembaban.
Jika kelembabab itu disebabkan oleh air hujan atau banjir, keringkanlah tempat-tempat
tersebut. kertas yang basah lembab tidak boleh dijemur, tetapi harus dianginkan pelan-pelan
menurut tingkat kebasahannya
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3) Debu
Debu dapat masuk secara mudah kedalam ruang perpustakaan melalui pintu, jendela
atau lubang-lubang angina perpustakaan. Apabila debu melekat pada kertas, maka akan
terjadi reaksi kimia yang meninggikan tingkat keasaman pada kertas. Akibatnya kertas
menjadi rapuh dan mudah rusak. Disamping itu, apabila keadaan ruang perpustakaan lembab,
debu dari jalan yang mengandung belerang atau debu dari knalpot kendaraan memiliki daya
rusak paling tinggi.
c. Faktor lain
Bencana alam seperti kebakaran atau banjir, dapat mengakibatkan kerusakan koleksi
bahan pustaka dalam jumlah besar dan dalam waktu yang relative singkat. Oleh karena itu
pustakawan diharapkan mampu menekan sekecil mungkin akbiat dari bencana tersebut.
1) Pengaruh api/kebakaran
Perlindungan memadai diawali dengan desain arsitektur gedung. Seperti ruang,
tangga, lorong dan lain-lain yang akan diperkirakan akan menjadi cerobong penyebaran apai
yang memadai harus dihindarkan. Pintu tahan api dan penyekat api yang memadai harus
dipasang, serta penyebaran api melalui pipa-pipa listrik dan sejenisnya juga diperkecil.
Tindakan pencegahan lain sepert dilarang merokok diruang penyimpanan koleksi,
pemasangan alarm, pemasangan alat pemadam kebakaran dan pemeriksanaa kabel-kabel
secara berkala.
2) Faktor air/banjir
Kerusakan oleh bahaya banjir atau air seringkali lebih berbahaya dibanding api. Air
dapat timbul dari mana mana seperti air laut pasang, sungai meluap atau banjir dan hujan
terus menerus, kerusakan saluran persedianaa air minum, air buangan pipa pemanas sentral,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
alat pendingin udara, rembesan dinding, got tersumbat, atap rusak, jendela, kaca, dan
sebagainya. Juga dapat timbul oleh karena usaha melawan api dengan air yang biasanya
justru lebih besar dan luas dari pada apinya itu sendiri. Cara perawatan dan pemeliharaan
gedung secara teratur termasuk kedalam instalasi listrik, gas, air dan sebagainya dan bila
bangunan baru susunlah spesifikasi arsitektur yang memadai. Bahan pustaka yang rusak oleh
air, pustakawan harus mengatasinya dengan dikering anginkan
3) Manusia
Manusia dapat bertindak sebagai penyayang buku, tetapi juga bisa menjadi perusak
buku. Berdasarkan kenyataan yang ada, kerusakan buku terjadi karena ulah manusia.
Misalnya pembaca diperpustakaan secara sengaja merobek bagian-bagian tertentu dari
sebuah buku, misalnya diambil gambarnya, atau tabel-tabel statistik.
Kadang-kadang pengguna perpustakaan sengaja atau tidak sengaja membuat lipatan
sebagai tanda batas baca atau melipat buku kebagian belakang. Sebagai akibatnya perekat
yang mengelem punggung buku untuk memperkokoh penjilidan dapat terlepas sehingga
lembaran-lembaran buku akan terpisah dari jilidnya. Kecerobohan manusia lainnya misalnya
habis makan tidak membersihkan tangan terlebih dahulu menyebabkan buku menjadi kotor.
Kerusakan justru terjadi oleh pustakawan sendiri yang sehari-hari bergelimang dengan buku.
Petugas tidak memiliki rasa sayang kepada buku, dan tidak pernah belajar bagaimana
melestarikan dan merawat buku..
2.4. Pencegah kerusakan pada bahan perpustakaan.
Pencegahan kerusakan pada bahan perpustakaan disebut juga dengan tindakan
prefentif (mortoatmodjo dalam desi sofyani, 2009) .
1. Cara pencegahan kerusakan yang disebabkan oleh manusia
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
a. Hendaknya pustakawan membuat peraturan tertulis, bagaimana cara menggunakan bahan
pustaka, cara memperoleh buku, cara mengambil buku.
b. Mengadakan control yang ketat pada pengembalian buku, apakah pembaca membuat
kerusakan atau mengotori buku.
c. Memberikan sanksi berupa denda kepada peminjam yang menyebabkan buku rusak,
tujuannya untuk membuat siperusak jera.
d. Secara periodic perlu diadakan pemeriksaan keutuhan bahan pustaka dan hendaknya
dipasang peraturan penggunaan pustaka.
2. Cara pencegahan kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh serangga.
Pemberantasan serangga dapat ditempuh dengan cara-cara berikut:
a. Penyemprotan dengan insektisida
b. Penggunaan gas beracun
3. Cara pencegahan kerusakan yang disebabkan oleh jamur
Tindakan yang prefentif untuk mencegah tumbuhnya jamur dan berkembang biaknya
insekta adalah memeriksa kertas dan buku secara berkala, membersihkan tempat
penyimpanan, menurunkan kelembaban udara dan buku-buku tidak boleh disusun terlalu
rapat pada rak, kerena menghalangi sirkulasi udara untuk mencegah menularnya jamur atau
insekta yang datang dari luar. Sebaiknya buku-buku yang baru dibeli atau diterima dari pihak
lain difumigasi terlebih dahulu sebelum disimpan bersama-sama dengan buku-buku yang
lainnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.5. Perbaikan koleksi perpustakaan.
Pemeliharaan dan perawatan koleksi perpustakaan adalah kegiatan menjaga atau
mengusahakan agar bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan awet dan terawat dengan
baik. Beberapa caranya adalah:
1. Bleaching (memutihkan)
Kegiatan bleaching ini bertujuan untuk memutihkan bahan pustaka yang sudah kecoklatan
agar terlihat bagus baik informasi didalamnya maupun fisik bahan pustaka itu sendiri.
2. Leaf casting (membalut lembaran)
Leaf Casting ini dilakukan untuk membalut atau menambal dokumen atau lembaran yang
berukuran besar seperti koran dan lain-lain Dalam proses pengerjaannya menggunakan mesin
leaf casting.
3. Mending (menyambung dan menambal secara manual)
Mending ini digunakan untuk menambal dan menyambung bahan pustaka yang robek
atau berlubang. Dalam proses mending ini terdapat 2 kegiatan yang dilakukan yaitu
menyambung dan menambal, kedua kegiatan ini memiliki langkah kerja yang berbeda.
4. Laminasi
Laminasi adalah melapisi bahan pustaka dengan kertas khusus, agar bahan pustaka
menjadi lebih awet. Proses keasaman yang terjadi pada kertas atau bahan pustaka dapat
dihentikan oleh pelapis bahan pustaka yang terdiri dari film oplas, kertas cromtom, atau
kertas pelapis lainnya. Pelapis bahan pustaka ini menahan polusi atau debu yang menempel
dibahan pustaka sehingga tidak beroksidasi dengan polutan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Enkapsulasi
Enkapsulasi adalah cara melindungi kertas dari kerusakan yang bersifat fisik. Pada
enkapsulasi setiap lembaran kertas diapit dengan cara menempatkannya diantara dua lembar
plastik yang transparan, jadi tulisannya tetap bisa dibaca dari luar.
6. Penyimpanan dan Pemeliharaan Alat
Penyimpanan kotak berisi file film tadi ke ruang penyimpanan master film, pengontrolan
temperatur ruang penyimpanan, pembersihan debu, pemeliharaan alat dan master film.
7. Penjilidan
Pengertian penjilidan adalah proses, cara menjilid bahan perpustakaan dengan tujuan
untuk melindungi koleksi dari kerusakan. Kegiatan penjilidan termasuk dalam kegiatan
konservasi yang meliputi perbaikan bahan perpustakaan yang rusak agar kondisinya bisa
dikembalikan seperti aslinya. Untuk itu diperlukan pengetahuan teknis cara menjilid agar
mutu jilid sesuai dengan maksud dan tujuannya serta bentuk jilidannya bisa diwujudkan
secara maksimal.
2.6. Pelestarian kandungan informasi.
Pelestarian kandungan informasi ini bertujuan untuk melestarikan fisik asli bahan
pustaka dan informasi yang terkandung. Pelestarian kandungan informasi dilakukan dengan
cara alih media. Menurut Soraya (2010:20) kegiatan alih media yang biasa digunakan yaitu:
1. Fotocopy: Kegiatan fotocopy ini dilakukan hanya bila tidak tersedia bentuk mikro,
digital dan terbatasnya alat baca.
2. Fotografi: Kegiatan fotografi ini merupakan teknik pembuatan gambar tetap dengan
menggunakan cahaya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Digital: Image ditigal adalah “fotografi elektronik” yang discan dari bahan pustaka.
4. Bentuk mikro: Mikrofilm ini dapat disimpan dalam kotak yang sesuai dan ruangan
penyimanan yang ideal, maka mikrofilm ini dapat digunakan selama 500 tahun.
2.7. Kendala dalam perawatan dan pelestarian bahan pustaka.
Dari berbagai sumber ternyata perawatan dan pelestarian bahan pustaka mengalami
banyak kendala. Menurut Sulistyo- Basuki (1991:279) kendala dalam kegiatan ini seperti:
1. Kurangnya tenaga pelestarian yang ada di Indonesia
2. Banyak pemimpin dan pemegang kebijakan belum memahami tentang kegiatan
perawatan dan pelestarian bahan pustaka.
3. Praktek yang selama ini yang dilakukan di Indonesia masih banyak yang salah
4. Berbagai bahan pustaka yang disimpan di perpustakaan tercetak dengan mutu kertas
yang kurang baik,, namun tinggi nilai sejarahnya
5. Ruang perpustakaan yang tidak dirancang sesuai dengan keperluan pelestarian dan
perawatan bahan pustaka.
6. Belum adanya kebijakan pelestarian nasional.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam rangka pengembangan perpustakaan peningkatan buku-buku perpustakaaan baik
ditinjau dari segi kuantitasnya maupun kualitasnya. Pustakawan harus selalu berusaha untuk
mendapatkan tambahan buku-buku, baik dengan jalan membeli, pinjam, atau tukar menukar
sehingga semakin lama semakin meningkat jumlahnya.
Satu hal penting terlupakan oleh pustakawan atau para pengelola perpustakaan, yaitu
dalam rangka meningkatkan jumlah buku-buku mereka hanya berusaha untuk mendapatkan
tambahan buku-buku, tetapi justru buku-buku yang telah tersedia tidak diurus atau dipelihara,
sehingga satu pihak mengusahakan tambahan buku-buku, sementara buku-buku yang sudah
ada cepat rusak dan akhirnya tidak berguna lagi. Lebih-lebih buku-buku itu terbuat dari
kertas, sehingga apabilla digunakan terus menerus dengan tanpa pemeliharaan akan
mengalami kerusakan misalnya : kotor, robek halamannya, lepas sampulnya, dan sebagainya.
Oleh sebab itu pemeliharaan buku-buku perpustakaan merupakan kegiatan yang sangat
penting.
Dalam rangkaian kegiatan pemeliharaan dan perawatan buku-buku perpustakaan ada dua
kegiatan, yaitu berusaha mencegah kemungkinan-kemungkinan timbulnya kerusakan buku-
buku dan membetulkan atau memperbaiki buku-buku perpustakaan yang telah rusak.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.2. Saran
Saran penulis dalam makalah ini terutama bagi pustakawan agar lebih memahami
mengenai tentang upaya dalam perawatan dan pemeliharaan koleksi perpustakaan dan dapat
menerapkannya setelah mempelajarinya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA
Basuki, Sulistyo. (1991). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia
Depertemen Pendidikan Nasional. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka :
Jakarta.: Gramedia
Echols, JM & Shadily H. (2003). Kamus Inggris - Indonesia. Jakarta : Gramedia
Martoatmojo, Karmidi. (1993). Pelayanan Bahan Pustaka. Jakarta : Universites Terbuka
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA