pemeliharaan jalan raya

23
Pemeliharaan Jalan Raya I.PENDAHULUAN Tujuan pemeliharaan jalan adalah untuk mempertahankan kondisi jalan mantap sesuai dengan tingkat pelayanan dan kemampuannya pada saat jalan tersebut selesai dibangun dan dioperasikan sampai dengan tercapainya umur rencana yang telah ditentukan. Bertitik tolak dari kondisi mantap tersebut, pemeliharaan jalan perlu dilakukan secara terus-menerus/rutin dan berkesinambungan khususnya pada jenis konstruksi jalan yang menggunakan sistem perkerasan lentur (flexible pavement). Pemeliharaan jalan tidak hanya pada perkerasannya saja, namun mencakup pula pemeliharaan bangunan pelengkap jalan dan fasilitas beserta sarana-sarana pendukungnya. Suatu perkerasan jalan sekuat apapun tanpa didukung oleh fasilitas drainase akan dengan mudah menurun kekuatannya sebagai akibat dari melemahnya kepadatan lapisan pondasi dan terurainya butiran agregat dari bahan pengikatnya. Pemeliharaan saluran tepi di kiri-kanan badan jalan menjadi penting dan air harus senantiasa mengalir dengan lancar karena genangan air hujan akan melemahkan struktur perkerasan secara menyeluruh. Sedangkan retak rambut pada lapisan permukaan suatu perkerasan bila tidak segera ditutup akan semakin membesar dan dimasuki air hujan yang berdampak terurainya ikatan antara butiran agregat dari bahan pengikatnya, dan menjadi kerusakan yang lebih besar. Kondisi ini akan semakin cepat bertambah parah lagi bila beban lalulintasnya padat dan berat. Penanganan pemeliharaan jalan dapat dilakukan secara rutin maupun berkala. Pemeliharaan jalan secara rutin dilakukan secara terus-menerus sepanjang tahun dan dilakukan sesegera mungkin ketika kerusakan yang terjadi belum meluas. Perawatan dan perbaikan dilakukan pada tahap kerusakan masih ringan dan setempat. Hal ini dilakukan sehubungan dengan biaya perbaikannya yang relatif rendah dan cara memperbaikinyapun relatif mudah/ringan. Pemeliharaan jalan secara berkala dilakukan secara berkala dengan melakukan pula peremajaan terhadap bahan perkerasan maupun bahan lainnya. Selain itupun, dilakukan perataan kembali terhadap permukaan jalan. Baik pemeliharaan rutin maupun pemeliharaan berkala, tidak dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan struktur. Sehubungan dengan hal tersebut, pengendalian dan pengawasan pemeliharaan jalan perlu dilakukan secara rutin maupun berkala agar kerusakan jalan beserta bangunan pelengkap dan fasilitas pendukungnya sejak dini dapat diditeksi jenis dan volume serta cara penanganan yang harus dilakukan

Upload: rizkard-mulya-baayesh

Post on 07-Aug-2015

121 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemeliharaan Jalan Raya

Pemeliharaan Jalan RayaI.PENDAHULUAN

Tujuan pemeliharaan jalan adalah untuk mempertahankan kondisi jalan mantap sesuai dengan

tingkat pelayanan dan kemampuannya pada saat jalan tersebut selesai dibangun dan dioperasikan

sampai dengan tercapainya umur rencana yang telah ditentukan.

Bertitik tolak dari kondisi mantap tersebut, pemeliharaan jalan perlu dilakukan secara terus-

menerus/rutin dan berkesinambungan khususnya pada jenis konstruksi jalan yang menggunakan

sistem perkerasan lentur (flexible pavement). Pemeliharaan jalan tidak hanya pada perkerasannya

saja, namun mencakup pula pemeliharaan bangunan pelengkap jalan dan fasilitas beserta sarana-

sarana pendukungnya.

Suatu perkerasan jalan sekuat apapun tanpa didukung oleh fasilitas drainase akan dengan mudah

menurun kekuatannya sebagai akibat dari melemahnya kepadatan lapisan pondasi dan terurainya

butiran agregat dari bahan pengikatnya. Pemeliharaan saluran tepi di kiri-kanan badan jalan menjadi

penting dan air harus senantiasa mengalir dengan lancar karena genangan air hujan akan

melemahkan struktur perkerasan secara menyeluruh. Sedangkan retak rambut pada lapisan

permukaan suatu perkerasan bila tidak segera ditutup akan semakin membesar dan dimasuki air

hujan yang berdampak terurainya ikatan antara butiran agregat dari bahan pengikatnya, dan

menjadi kerusakan yang lebih besar. Kondisi ini akan semakin cepat bertambah parah lagi bila

beban lalulintasnya padat dan berat.

Penanganan pemeliharaan jalan dapat dilakukan secara rutin maupun berkala. Pemeliharaan jalan

secara rutin dilakukan secara terus-menerus sepanjang tahun dan dilakukan sesegera mungkin

ketika kerusakan yang terjadi belum meluas. Perawatan dan perbaikan dilakukan pada tahap

kerusakan masih ringan dan setempat. Hal ini dilakukan sehubungan dengan biaya perbaikannya

yang relatif rendah dan cara memperbaikinyapun relatif mudah/ringan.

Pemeliharaan jalan secara berkala dilakukan secara berkala dengan melakukan pula peremajaan

terhadap bahan perkerasan maupun bahan lainnya. Selain itupun, dilakukan perataan kembali

terhadap permukaan jalan. Baik pemeliharaan rutin maupun pemeliharaan berkala, tidak

dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan struktur.

Sehubungan dengan hal tersebut, pengendalian dan pengawasan pemeliharaan jalan perlu

dilakukan secara rutin maupun berkala agar kerusakan jalan beserta bangunan pelengkap dan

fasilitas pendukungnya sejak dini dapat diditeksi jenis dan volume serta cara penanganan yang

harus dilakukan segera. Selain itupun perlu diketahui lokasi kerusakannya, khususnya pada lokasi

tertentu yang selalu terjadi kerusakan berulang. 

Pengendalian dan pengawasan pekerjaan pemeliharaan jalan menjadi penting dalam upaya

meningkatkan kemampuan dan pengembangan jaringan jalan yang telah mantap guna melayani

lalulintas transportasi darat dan daerah=daerah yang berkembang.

Page 2: Pemeliharaan Jalan Raya

II. KEGIATAN UTAMA PEMELIHARAAN JALAN

Kegiatan utama pemeliharaan jalan dibagi dalam beberapa kategori pemeliharaan sesuai dengan

peran dan fungsi masing-masing bagian dari suatu konstruksi jalan. Bagian-bagian dari konstruksi

jalan yang perlu dipelihara antara lain adalah sebagai berikut:

1. Struktur Perkerasan Jalan.

2. Bahu Jalan.

3. Fasilitas Pejalan Kaki/Trotoar.

4. Fasilitas Drainase Jalan.

5. Perlengkapan Jalan.

6. Lereng/Talud Jalan.

7. Struktur Pendukung Jalan.

Selain itu, kegiatan yang perlu dilakukan dalam keadaan mendesak/darurat adalah apabila terjadi

bencana alam seperti tanah longsor, banjir, jalan dan jembatan terputus, pengaturan lalulintas, dan

lain-lain.

II.1. Struktur Perkerasan Jalan

Kerusakan pada struktur perkerasan jalan dapat terjadi dengan kondisi yang berbeda-beda sesuai

dengan tingkat kerusakannya; berat, sedang, ataupun ringan. Disarankan pada saat kondisi

kerusakan ringan dapat segera diperbaiki dengan cara pemeliharaan rutin, agar kerusakan tidak

berkembang lebih lanjut atau semakin parah yang berakibat semakin mahal biaya untuk

perbaikannya. Sesuai dengan jenis perkerasan jalan yang umumnya dilaksanakan, maka kerusakan

yang terjadi umumnya mengikuti jenis perkerasan itu masing-masing.

Pada perkerasan lentur dengan lapisan penutup, jenis kerusakan yang sering timbul antara lain

adalah:

1. Lubang.

2. Bergelombang/keriting.

3. Alur.

4. Penurunan/Ambles.

5. Jembul.

6. kerusakan Tepi.

7. Retak Buaya.

8. Retak Garis.

9. Kegemukan Aspal.

10. Terkelupas.

Page 3: Pemeliharaan Jalan Raya

Pada perkerasan lentur tanpa lapisan penutup, jenis kerusakan yang sering timbul antara lain

adalah sebagai berikut:

1. Lubang-lubang.

2. Bergelombang/keriting.

3. Alur.

4. Penurunan/Ambles.

Pada perkerasan kaku, jenis kerusakan yang sering timbul, antara lain adalah sebagai berikut:

1. kerusakan pengisi celah lubang.

2. Penurunan slab dan slab pecah/retak  pada sambungan

Metode perbaikan pada perkerasan lentur dengan lapis penutup adalah;

1. Penambalan lubang.

2. Perataan.

3. Pelaburan/Pengaspalan.

4. Pengisian retak.

5. Penutupan retak.

6. Penebaran pasir.

Metode perbaikan pada perkerasan lentur tanpa lapis penutup adalah;

1. Penambalan lubang.

2. Perataan.

3. Perbaikan kemiringan.

4. Penambahan kerikil.

Metode perbaikan pada perkerasan kaku adalah;

1. Perbaikan celah.

2. Penyuntikan.

3. Penambahan.

II.2. Bahu Jalan

Bahu jalan ditepi kiri dan kanan perkerasan jalan diperlukan guna memberikan rasa aman bagi

pengemudi dan melindungi struktur perkerasan jalan dari kerusakan tepinya masing-masing.

Kerusakan pada bahu jalan dapat dikategorikan sebagai berikut;

Dengan Lapisan Penutup;

Page 4: Pemeliharaan Jalan Raya

1. Lubang-lubang pada bahu jalan.

2. Bergelombang dan keriting.

3. Jembul pada permukaaan bahu jalan.

4. Retak buaya.

5. Kegemukan aspal.

6. Permukaan bahu jalan terkelupas.

Tanpa Lapisan Penutup;

1. Letak setempat.

2. Ambles/terjadi alur dipermukaan.

Bahu jalan dari tanah;

1. Retak setempat.

2. Kehilangan permukaan.

3. Rumput panjang.

Metode perbaikan bahu jalan dengan lapisan penutup;

1. Penambalan lubang.

2. Perataan.

3. Pelaburan/pengaspalan.

4. Penebaran pasir.

Metode perbaikan bahu jalan tanpa lapisan penutup;

1. Perataan.

2. Pelandaian.

3. Pembuatan kemiringan.

Metode perbaikan bahu jalan dari tanah;

1. Perataan.

2. Pelandaian.

3. Pembuatan kemiringan.

4. Pemangkasan rumput.

II.3. Fasilitas Pejalan Kaki/Trotoar

Fasilitas untuk pejalan kaki/trotoar sangat diperlukan guna keselamatan dan keamanan di tepi jalan

terhadap kecelakaan lalulintas. Trotoar sangat dibutuhkan pada jalan kota, khususnya di daerah

Page 5: Pemeliharaan Jalan Raya

permukiman maupun di pusat-pusat kegiatan, seperti perkantoran, sekolah, perdagangan,

perbelanjaan, dan lain-lain.

Kerusakan yang sering terjadi pada trotoar suatu jalan bergantung kepada jenis bahan yang

digunakan pada pembuatan trotoar tersebut.

Trotoar dengan lapisan penutup;

1. Retak-retak pada lapisan penutup.

2. Kehilangan lapisan permukaannya

Trotoar tanpa lapisan penutup;

1. Terjadi lubang-lubang.

2. Ambles/penurunan permukaan.

Trotoar dari pasangan ubin/blok;

1. Permukaan tidak rata.

2. Susunan bergeser/tidak beraturan.

Trotoar dengan bahan beton;

1. Beton pecah/retak.

2. Permukaannya mengelupas.

Trotoar bagian tepi/penahan kerb;

1. Kerusakan pada inlet kerb/fungsi drainase.

2. Inlet kerb tersumbat/fungsi drainase.

3. Kerb terlepas/hilang/kabur.

Metode perbaikan fasilitas pejalan kaki/trotoar antara lain adalah;

1. Pengaspalan.

2. Pemadatan ulang.

3. Penggantian lantai.

4. Penambalan permukaan.

5. Penggantian yang rusak/hilang.

6. Pembersihan inlet kerb.

7. Pengecatan kerb yang pudar.

Page 6: Pemeliharaan Jalan Raya

II.4. Fasilitas Drainase Jalan

Fasilitas drainase jalan yang berfungsi untuk membuang air berlebih pada permukaan suatu jalan,

umumnya perlu mendapatkan perawatan dan pemeliharaan rutin agar dapat tetap berfungsi secara

optimal. Kerusakan yang sering timbul dan kurang berfungsinya fasilitas drainase jalan tergantung

kepada jenis bahan yang digunakan.

Tanpa pasangan batu;

1. Pendangkalan, sebagai akibat dari pengendapan lumpur.

2. Kerusakan pada saluran terbuka; dasar saluran tergerus, talud longsor/tergerus.

3. Tumbuh-tumbuhan pada saluran terbuka, mengganggu laju aliran air.

Dengan pasangan batu;

1. Pendangkalan, sebagai akibat dari pengendapan bahan/material yang hanyut.

2. Kerusakan pada saluran terbuka; retak-retak pada permukaaan saluran, terlepasnya batu

dari ikatannya.

Metode perbaikan drainase jalan tanpa pasangan batu adalah;

1. Pembersihan.

2. Perataan kemiringan.

3. Perataan kemiringan saluran.

Metode perbaikan drainase jalan dengan pasangan batu;

1. Pembersihan saluran pasangan batu.

2. Perbaikan yang retak dan pemasangan batu kembali.

3. Pembuatan ulang saluran pasangan batu.

Gorong-gorong;

1. Tersumbat; sampah/tumbuhan yang hanyut tertahan di inlet gorong-gorong sehingga

mengganggu aliran air.

2. Kerusakan pada struktur; retak, pecah, terlepas dari sambungan, dan lain-lain.

3. Kerusakan kepala gorong-gorong; baik inlet maupun outletnya.

Metode perbaikan gorong-gorong;

1. Pembersihan saluran gorong-gorong.

2. Perbaikan gorong-gorong.

3. Perbaikan dinding gorong-gorong.

Page 7: Pemeliharaan Jalan Raya

Saluran;

1. Terjadinya timbunan sampah.

2. Pendangkalan; endapan lumpur/pasir.

3. Penggerusan pada struktur saluran.

Metode perbaikan saluran;

1. Pembersihan kotoran/sampah.yang menyumbat.

2. Pengambilan pasir yang mengendap.

3. Perbaikan dasar saluran.

II.5. Perlengkapan Jalan dan Fasilitas Pendukung Lainnya

Perlengkapan jalan dan fasilitas pendukung lainnya dimaksudkan agar dapat memberikan informasi

bagi pengemudi kendaraan untuk dapat mengikuti dan mengetahui keadaan di jalan raya yang

dilaluinya. Perlengkapan/pendukung jalan yang dapat berfungsi secara baik akan memberikan

kejelasan kepada setiap pengemudi untuk dijadikan pedoman selama berkendaraan di jalan raya.

Kerusakan pada perlengkapan jalan akan menimbulkan ketidak jelasan kepada pengemudi dan

menimbulkan kesulitan lainnya.

Patok kilometer dan hektometer;

1. Kerusakan patok kilometer dan hektometer ; patah, pecah, terkelupas, tulisannya 

hilang/kabur.

2. Patok kilometer/hektometer hilang dari tempatnya.

3. Patok kilometer/hektometer terhalang/tertutup akibat tertutup tumbuh-tumbuhan, dan

terhalang bangunan liar.

Rambu-rambu jalan;

1. Perubahan letak rambu lalulintas.

2. rambu lalulintas kotor, tertutup/coretan.

3. Rambu lalulintas rusak, dirusak, terbentur benda keras.

4. Rambu lalulintas hilang, dilepas, dicuri oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

5. Tiang rambu hilang/dicuri, atau dirusak akibat benturan keras.

Marka jalan;

1. Tampilan marka berkurang/pudar.

2. Posisi/penempatan marka salah/keliru/belum selesai.

Page 8: Pemeliharaan Jalan Raya

Metode perbaikan patok kilometer dan patok hectometer;

1. Perbaikan patok.

2. Penggantian patok yang hilang.

3. Pemindahan penghalang patok.

Metode perbaikan rambu-rambu jalan;

1. Pelurusan rambu (tiang).

2. Pembersihan rambu.

3. Perbaikan rambu.

4. Penggantian rambu yang hilang.

5. Penegakan rambu.

Metode perbaikan marka jalan;

1. Pemberian garis marka yang benar/sesuai.

2. Pemindahan garis marka sesuai kondisi yang dibutuhkan.

II.6. Lereng/Talud Jalan

Pemeliharaan rutin pada lereng maupun talud jalan perlu dilakukan agar dapat dicegah terjadinya

kelongsoran/tanah longsor, khususnya pada musim penghujan sebagai akibat dari erosi/pengikisan

oleh air. Kerusakan pada lereng maupun talud jalan dikategorikan sesuai dengan bahan yang

digunakan pada lereng dan talud jalan tersebut.

Lereng/Talud dari kerikil;

1. Erosi atau pengikisan oleh air hujan.

2. Rembesan air (air tanah) pada lereng/talud.

Lereng /talud dari pasangan batu;

1. retak pada struktur penahan tanah di lereng/talud jalan.

2. Ambles pada lereng/talud akibat penurunan/longsor.

Lereng/talud ditanami rumput;

1. Rumput tumbuh panjang pada lereng, perlu dipangkas.

2. Rumput yang gundul pada lereng, perlu ditanam kembali.

Lereng/talud dari bongkahan batu;

Page 9: Pemeliharaan Jalan Raya

1. Sebagian batu hilang/lepas.

2. Susunan batu tidak teratur/penurunan/ambles.

Metode perbaikan lereng/talud dari kerikil;

1. Pengalihan aliran air.

2. Pelandaian kemiringan saluran air.

3. Saluran bawah tanah.

Metode perbaikan lereng/talud dari pasangan batu;

1. Perbaikan retak pada pasangan batu.

2. Pembuatan konstruksi telapak.

Metode perbaikan lereng/talud ditanami rumput;

1. Pemotongan rumput yang panjang.

2. Penanaman rumput yang gundul.

Metode perbaikan lereng/talud dari bongkahan batu;

1. Penambahan batu yang hilang.

2. Pemasangan kembali yang lepas.

3. Penyusunan kembali bongkahan batu.

II.7. Struktur Pendukung Jalan

Pemeliharaan struktur pendukung jalan seperti jembatan dan box culvert / gorong-gorong (lubang >

3 m), perlu dilakukan guna memastikan berfungsinya struktur tersebut memikul beban lalulintas

jalan yang melaluinya. Kerusakan pada jembatan dan box culvert ditangani secara khusus melalui

pemeliharaan jembatan dan bangunan struktur pendukung jalan.

Jembatan;

1. Dek/pelat lantai jembatan berpasir, mempengaruhi lintasan jalan.

2. Pagar/railing jembatan rusak/bengkok, lepas/hilang/dicuri.

3. Penurunan pada jalan pendekat (oprit) jembatan.

Box culvert / gorong-gorong lubang > 3 m;

1. Dek/pelat lantai berpasir; mempengaruhi lintasan jalan.

2. Pagar/railing rusak/bengkok, lepas/hilang/dicuri.

Page 10: Pemeliharaan Jalan Raya

3. Penurunan pada jalan pendekat (oprit) box culvert / gorong-gorong.

Lain-lain;

1.     Railing dari bahan yang mudah mengalami korosi/berkarat, catnya mengelupas.

2.     Pembersihan endapan/tumbuhan pada inlet yang telah disediakan.

3.     Pemeriksaan kekuatan dan kencang/kendornya baut (jembatan rangka baja).

4.     Cat terkelupas.

5.     Bagian-bagian struktur berkarat (baja).

Metode perbaikan jembatan;

1. Pembersihan dek/pelat lantai jembatan.

2. Pengecatan pagar/railing yang pudar.

3. Penggantian/pemasangan pagar/railing yang sesuai dengan kebutuhan.

4. Perataan jalan pendekat/oprit.

Metode perbaikan box culvert/gorong-gorong > 3 m;

1. Pembersihan dek/pelat lantai.

2. Pengecatan pagar/railing yang pudar.

3. Penggantian/pemasangan pagar/railing yang sesuai dengan kebutuhan.

4. Perataan jalan pendekat/oprit.

Penanganan Darurat;

Penanganan darurat perlu dilakukan segera bila pada ruas jalan yang bersangkutan mengalami

kerusakan akibat adanya bencana alam; seperti badan jalan longsor atau tertimbun longsoran dari

tebing, sehingga akses jalan tidak berfungsi. Bila masih memungkinkan dibuatkan jalan

sementara/darurat melalui bahu jalan yang masih kuat, sambil kerusakan pada badan jalan

diperbaiki. Perlu adanya pengaturan lalulintas dan rambu pengamanan.

Ada kalanya pohon besar tumbang melintang jalan sehingga perlu segera memindahkan atau

memotongnya dan membersihkannya agar jalan dapat berfungsi dan lalulintas tidak terhambat.

Dalam hal ini, perlu disiapkan regu-regu dengan peralatan pemotong/gergaji untuk penanganan

darurat ini.

III. PENGENDALIAN MUTU PEMELIHARAAN JALAN

Pengendalian mutu dalam pemeliharaan jalan dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan

efektivitas penyelenggaraan kegiatan pemeliharaan, khususnya pemeliharaan rutin. Seorang

petugas yang terkait dalam kegiatan pemeliharaan rutin harus dapat mempertanggungjawabkan

seluruh pekerjaan pemeliharaan yang telah dilaksanakan.

Page 11: Pemeliharaan Jalan Raya

III.1. Mutu Pelaksanaan

Mutu pelaksanaan dari kegiatan pemeliharan rutin dimonitor dan dipantau sesuai dengan tingkat

kerusakan yang perlu segera diperbaiki dan ditindak lanjuti. Tanggungjawab seorang petugas pada

suatu kegiatan pemeliharaan jalan adalah, bagaimana yang bersangkutan dapat menjamin

dipenuhinya tata cara penanganan jenis-jenis kerusakan yang telah disyaratkan dalam

pemeliharaan rutin tersebut.

Sehubungan dengan itu, ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian, antara lain sebagai

berikut;

1.    Melakukan monitoring dan pantauan secara terus-menerus terhadap kondisi jalan sesuai dengan

kewenangan dan tanggungjawab masing-masing.

2.    Melakukan pencatatan yang dituangkan dalam bentuk laporan harian, tingkat dan jenis kerusakan

yang ada.

3.    Melakukan usaha perbaikan sesuai tata cara yang dipersyaratkan dalam kegiatan pemeliharaan

jalan.

4.    Melaporkan segera kepada atasan masing-masing bila terjadi hal-hal diluar kemampuannya yang

tidak dapat diatasi sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.

III.2.Kuantitas Hasil Akhir

Hasil akhir dari suatu pekerjaan pemeliharaan rutin jalan perlu dicatat dan dievaluasi serta

dilaporkan secara periodik; harian, mingguan, bulanan, triwulanan, dan final/akhir.

Kuantitas hasil akhir yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

1. Kerataan permukaan dari struktur; menampilkan hasil akhir pekerjaan yang berkualitas,

sama seperti keadaan baru atau kembali seperti semula.

2. Kepadatan; pada lapisan perkerasan telah dicapai tingkat kepadatan yang sesuai dengan

peran dan fungsinya dalam struktur.

3. Bentuk; hasil akhir sesuai dengan bentuk yang telah direncanakan (gambar rencana/kerja).

4. Fungsi; setelah dilakukan pemeliharaan/perbaikan, dapat berfungsi secara baik dan benar,

misal kelancaran air pada saluran tepi / tidak tersumbat.

5. Toleransi; perbedaan/selisih dari hasil akhir pekerjaan masih dalam batas-batas atau koridor

yang disyaratkan (tidak berpotensi menimbulkan kerusakan).

6. Jumlah; kuantitas hasil akhir pekerjaan sesuai dengan kuantitas yang telah direncanakan

dalam pemeliharaan/perbaikan.

III.3. Sumber Daya

Sumber daya yang diperlukan dalam suatu pelaksanaan kegiatan pemeliharaan jalan antara lain

adalah tenaga pekerja, peralatan dan bahan. Disamping itu, perlu diperhatikan pula jadual kegiatan

masing-masing pekerjaan dan mutu sumber dayanya yang dijelaskan sebagai berikut;

Page 12: Pemeliharaan Jalan Raya

1. Tenaga Pekerja: pentingnya tingkat keahlian dan tingkat keterampilan tertentu dari masing-

masing tenaga pekerja untuk menangani suatu jenis pekerjaan, sehingga dapat disusun

suatu jadual kegiatan yang sesuai dengan kemampuan masing-masing tenaga pekerja

dalam menangani suatu pekerjaan.

2. Peralatan; penggunaan jenis dan kapasitas peralatan yang tepat/sesuai dengan kebutuhan

operasional dalam penanganan masing-masing jenis kegiatan pemeliharaan/perbaikan agar

diperoleh hasil pekerjaan yang optimal.

3. Bahan; tersedianya bahan/material yang diperlukan dan memadai dalam setiap tahapan

kegiatan pemeliharaan rutin sehingga pelaksanaannya dapat lancar dan sesuai dengan

prosedur yang telah ditetapkan.

Pengendalian mutu sumber daya dilakukan secara terjadual dan senantiasa disesuaikan dengan

jenis pekerjaan/kegiatan yang telah direncanakan. Hal ini diperlukan agar penyelenggaraan kegiatan

berlangsung efisien dan mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan spesifikasi yang telah

dipersyaratkan. Penggunaan metode pelaksanaan dan ketersediaan biaya yang diperlukan turut

menentukan kelancaran kegiatan pemeliharaan jalan.

III.4. Waktu

Waktu penyelenggaraan suatu kegiatan/pekerjaan perlu pentahapan agar dapat dikendalikan dan

diawasi secara baik. Umumnya pentahapan waktu penyelenggaraan pemeliharaan rutin dibagi

sebagai berikut;

1. Perencanaan; seluruh kegiatan yang akan dilakukan direncanakan dan dijadualkan terlebih

dahulu baik mutu maupun jumlahnya, dan ditetapkan spesifikasi dan persyaratan yang

diperlukan untuk pelaksanaannya.

2. Persiapan; hal-hal yang perlu disiapkan dan disediakan, dijadual sesuai dengan rencana

kegiatan yang akan dilakukan sehingga tidak terjadi hambatan pada saat pelaksanaan

pekerjaannya.

3. Pelaksanaan; waktu yang diperlukan untuk melakukan suatu kegiatan yang telah terjadual

diupayakan agar dapat dipenuhi sesuai dengan mutu dan jumlah yang telah ditentukan

dalam spesifikasi. Dalam hal ini, perlu pengendalian dan pengawasan yang akurat agar

dapat dijamin kelancaran penyelenggaraan kegiatan pemeliharaan rutin tersebut dan hasil

yang optimal.

4. Pemantauan; agar kendali dan pengawasan pelaksanaan dapat berlangsung sesuai dengan

yang telah dijadualkan, waktu pemantauan dilakukan secara terus-menerus untuk

mengantisipasi bila terjadi penyimpangan atau kesalahan yang perlu segera diperbaiki dan

ditindak lanjuti.

III.5. Tempat/Lokasi

Page 13: Pemeliharaan Jalan Raya

Terjadinya kerusakan pada suatu struktur perlu diketahui dimana lokasi kerusakannya, jenis

kerusakannya, dan dimensi kerusakannya. Hal ini perlu segera diketahui agar penanganannya

dapat sesuai dengan jenis sumber daya yang perlu disiapkan/disediakan.

1. Lokasi kerusakan;

a. harus diketahui dengan jelas agar dapat segera    dilakukan  pengiriman petugas

pemeliharaan dan kelengkapannya untuk melakukan perbaikan.

b. Setiap lokasi kerusakan sudah diberi tanda (misal; cat semprot), dan dicatat untuk

bahan laporan/inventarisasi.

2. Jenis kerusakan;

a. Jenis kerusakan yang terjadi perlu diketahui untuk memastikan upaya perbaikannya

yang menyangkut masalah teknologi konstruksi.

b. Setiap jenis kerusakan perlu diinventarisasi untuk keperluan laporan evaluasi

selanjutnya.

3. Dimensi kerusakan;

a. Dimensi kerusakan yang terjadi perlu diketahui guna memastikan tingkat kerusakan

dan volume kerusakan yang terjadi sehingga dapat dipersiapkan tenaga pekerja,

bahan, alat, metode/cara, dan biaya yang sesuai.

b. Setiap dimensi kerusakan diinventarisasi untuk keperluan laporan dan analisa

perhitungan selanjutnya, khususnya dalam mempersiapkan rencana anggaran biaya

yang diperlukan.

    

III.6. Tuntutan

Dalam penyelenggaraan pengelolaan jaringan jalan yang telah ada, perlu adanya suatu

penanganan yang segera sebelum kerusakan meluas / meningkat. Hal ini dapat dilakukan bila

koordinasi antara semua pihak yang terkait dengan masalah pemeliharaan rutin jalan berjalan

secara baik dan lancar. Selain itu, perlu diketahui bahwa biaya perbaikan jalan akan jauh lebih besar

bila tidak segera ditangani. Tingkat kerusakan jalan yang lebih berat akan membutuhkan

penyediaan sumber daya yang lebih banyak dan waktu pengerjaan yang lebih lama.

Kerusakan jalan yang lebih berat dan banyak, berpengaruh terhadap menurunnya tingkat layanan

jalan dan kapasitas jalan yang ada sehingga kelancaran arus lalulintas jalan terganggu, dan pada

gilirannya akan menyebabkan terhambatnya arus pergerakan manusia dan barang.

Penanganan kerusakan jalan yang masih ringan, selain metode/cara perbaikannya lebih

mudah/sederhana, biaya yang dibutuhkan rendah dan waktu yang digunakan untuk melakukan

perbaikan jauh lebih singkat.

III.7. Tanggung Jawab

Page 14: Pemeliharaan Jalan Raya

Dalam melakukan pengendalian dan pengawasan mutu pemeliharaan rutin jalan, pihak-pihak yang

terkait antara lain;

a. Juru Jalan.

b. Pengamat.

c. Petugas Dinas Bina Marga/Praswil/PU/UPR.

d. Kepala Satuan Kerja Sementara/Pemimpin Proyek/Bagian Proyek

e. Unsur-unsur terkait dengan perencanaan / pemrograman, penganggaran,

pemantauan, pemeliharaan rutin jalan dan jembatan Nasional dan Propinsi.

Masing-masing mempunyai tanggungjawab sebagai berikut;

1. Juru jalan;

a. Mutu pelaksanaan yang dikerjakan oleh regu-regu pekerja.

b. Mutu pelaksanaan yang dikerjakan oleh unsur-unsur dinas.

c. Ketepatan laporan kondisi jalan serta waktu penyampaiannya (akurasi laporan)

kepada Pengamat.

2. Pengamat;

a. Mutu pelaksanaan yang dilakukan Juru Jalan.

b. Rencana pelaksanaan/sumber daya (sesuai program).

c. Jadual pengaturan bahan dan alat.

d. Laporan kerusakan jalan; perlunya penanganan sesegera mungkin.

3. Petugas Dinas Bina Marga/Praswil/UPR

a. Penyiapan dan penyediaan peralatan/perlengkapan untuk kegiatan pemeliharaan

rutin.

b. Pengaturan/penjadualan kegiatan pemeliharaan rutin.

4. Kepala Satuan Kerja Sementara /Pemimpin Proyek /Bagian Proyek;

a. Rencana, program, anggaran dan pantauan pemeliharaan rutin di wilayahnya.

b. Ketepatan waktu pengerahan peralatan pemeliharaan rutin.

c. Ketersediaan bahan dan dukungan logistik untuk kegiatan pemeliharaan rutin.

5. Unsur-unsur terkait lainnya;

a. Perencanaan/pemrograman pemeliharaan jalan.

b. Penganggaran biaya untuk keperluan pemeliharaan jalan.

c. Pemantauan kemajuan/kelancaran (progres) pemeliharaan jalan.

d. Evaluasi hasil-hasil yang dicapai kegiatan pemeliharaan jalan.

Page 15: Pemeliharaan Jalan Raya

Dengan koordinasi yang baik diantara semua unsur terkait dengan pemeliharaan jalan, akan dicapai

pemeliharaan jalan yang optimal.

IV. PERALATAN

Peralatan yang digunakan harus sesuai dengan keperluan pada saat melakukan kegiatan

pemeliharaan rutin. Seluruh peralatan yang telah disepakati untuk digunakan dalam kegiatan

pemeliharaan rutin senantiasa disesuaikan dengan kebutuhan untuk penanganan pekerjaan

dilapangan.

Jenis dan kapasitas peralatan serta kemampuan operatornya perlu disesuaikan dengan kondisi di

lapangan, agar dalam pengoperasiannya alat tersebut dapat berfungsi secara baik dan lebih efisien.

Penggunaan peralatan yang bukan peruntukannya akan menyebabkan inefisiensi dan hasil akhir

yang tidak memuaskan. Untuk mendukung keberhasilan penggunaan peralatan yang sesuai, perlu

mengetahui terlebih dahulu fungsi, karakteristik, kemampuan, dan cara pengoperasiannya yang

benar.

Beberapa jenis peralatan utama yang umumnya digunakan untuk pekerjaan pemeliharaan rutin

antara lain adalah sebagai berikut;

1. Vibrating Rammer;

a.    Untuk pemadatan lapisan tanah dasar (subgrade), lapisan pondasi

bawah (subbase course), lapisan pondasi atas (base course);

untuk lokasi setempat.              

b. Tidak boleh digunakan untuk pemadatan campuran aspal dingin atau campuran

aspal panas.

5. Vibrating Plate Compactor;

a. Untuk pemadatan lapisan campuran aspal.

b. Untuk pemadatan agregat pada bahu jalan dengan ketebalan < 10 cm (hanya lokasi

setempat).

c. Untuk pemadatan Asphalt Treated Base (ATB).

6. Baby Roller (Vibrating);

a. Untuk pemadatan campuran aspal dingin atau campuran aspal panas, terutama

pada lapisan permukaan dari penambalan lubang atau perataan.

b. Untuk pemadatan pasir atau agregat halus pada laburan aspal.

c. Untuk pemadatan agregat pada bahu jalan.

7. Site mixer;

a. Untuk pembuatan campuran aspal dingin di lapangan (dengan aspal emulsi, aspal

cair/cutback atau asbuton) dengan ukuran maximum 0,1 m3.

Page 16: Pemeliharaan Jalan Raya

8. Asphalt Sprayer;

a. Peralatan penyemprot aspal.

Selain alat-alat tersebut, perlu dilengkapi dengan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan

pelaksanaan di lapangan, seperti saringan/ayakan untuk agregat, sekop, pembersih debu/sapu lidi,

dan lain-lainnya.

V. BAHAN / MATERIAL

Bahan/material yang digunakan dalam kegiatan pemeliharaan jalan antara lain batu belah, agregat

kasar/halus, dan bahan pengisi/mineral filler, aspal, semen (Portland cement/Pc), dan lain-lain.

Kebutuhan bahan/material tergantung dari jenis kegiatan/pekerjaan yang harus ditangani dan

dimensi serta tingkat kerusakan yang harus ditanggulangi.

Batu Belah/Kali;

Batu belah/kali umumnya digunakan dalam pekerjaan perbaikan talud atau lereng badan jalan yang

longsor ataupun tergerus sebagai akibat dari erosi atau perubahan level air tanah. Bila badan jalan

berada ditepi sungai atau pantai laut, umumnya dibuat dalam bentuk bronjong (gabions) ataupun

dinding penahan (retaining wall). Dimensi batu belah/kali pada umumnya berkisar antara 15 sampai

20 cm. Jenis pengerjaan pasangan batu tersebut dapat dengan/atau tanpa mortar/spesi sesuai

kebutuhan dan kondisi di lokasi pekerjaan.

Agregat Kasar/Halus dan Bahan Pengisi/Mineral Filler;

Agregat kasar merupakan batu pecah/kerikil yang mempunyai minimum dua bidang pecah, dengan

dimensi butiran tertahan pada saringan 2,36 mm tidak kurang dari 65%. Untuk penggunaan pada

pekerjaan pemeliharaan jalan, material harus keras/tidak mudah pecah dan bersih/bebas debu,

kotoran, ataupun zat-zat lainnya yang dapat merusak kemampuan bahan tersebut.

Agregat halus umumnya terdiri dari pasir kasar yang mempunyai dimensi butiran =/- 95% lolos

saringan 2,36 mm. seperti halnya agregat kasar, agregat halus harus keras dan tidak mudah pecah,

serta bersih atau bebas dari debu, kotoran, ataupun zat-zat lainnya yang dapat merusak

kemampuan bahan tersebut. Dimensi butiran agregat dibatasi maximum 20 mm dan antara 3%-5%

lolos saringan 0,075 mm.

Bahan pengisi /mineral filler umumnya diambil dari debu batu pecah hasil pengerjaan dari mesin

pemecah batu (stone crusher). Persyaratan lainnya adalah bahwa bahan pengisi ini dalam keadaan

kering tidak berupa bongkahan.

Aspal;

Jenis aspal yang umumnya digunakan dalam pekerjaan pemeliharaan jalan antara lain adalah aspal

emulsi, aspal cair, dan aspal buton. Sesuai dengan keperluannya, penggunaan jenis aspal tersebut

disesuaikan dengan kondisi dan pemanfaatannya di lapangan/lokasi pekerjaan yang perlu

diperhatikan dalam penggunaan aspal tersebut antara lain adalah;

                a. kekentalan

Page 17: Pemeliharaan Jalan Raya

b. kerataan

c. kemudahan pengerjaan/workability.

Pada jenis aspal emulsi, diperlukan bahan peremaja dalam proses penggunaannya. Hal tersebut

terkait dengan peningkatan workabilitynya. Workability menjadi penting mengingat akan berdampak

terhadap waktu pengerjaan dan mutu hasil dari pemeliharaan jalan tersebut.

Semen (Portland Cement / Pc);

Semen yang umumnya digunakan dalam pengerjaan struktur adalah jenis Portland Cement / Pc. Pc

berfungsi sebagai bahan pengikat pada pekerjaan pasangan batu kali dinding penahan, ataupun

bangunan pelengkap/struktur seperti, untuk fasilitas drainase, parit tepi, gorong-gorong, box culvert,

dan jembatan. Penggunaan lain adalah sebagai campuran pada bahan material base maupun

subbase course.

Kapur;

Jenis bahan ini banyak digunakan sebagai campuran mortar/spesi bersama semen pada pekerjaan

pasangan batu kali. Selain itupun sering digunakan dalam stabilisasi tanah yang lunak, basah, dan

jenuh kandungan airnya. Kapur memiliki daya mengikat terhadap air yang berada di dalam lapisan

tanah yang lunak tersebut.  

VI. LAPORAN

Setiap aktivitas di lapangan senantiasa harus dipantau, dan dituangkan dalam bentuk laporan

tertulis, sesuai dengan tahap penyampaiannya yang telah ditentukan.

Laporan dimaksudkan antara lain untuk;

a. Mengetahui kemampuan melaksanakan pekerjaan setiap saat.

b. Mengetahui kendala-kendala dalam pelaksanaan.

c. Mengetahui kondisi peralatan, material maupun tenaga kerja.

d. Mengetahui prestasi fisik dan keuangan.

Untuk mendukung sistem pelaporan sesuai dengan kondisi di lapangan, laporan dilakukan dalam

tahapan dan jenis keperluannya. Jenis laporan yang lazim dilakukan adalah;

a. Laporan Harian.

b. Laporan Mingguan.

c. Laporan Bulanan.

d. Laporan Triwulanan.

e. Laporan Akhir.

Page 18: Pemeliharaan Jalan Raya

Laporan Harian;

Semua kegiatan pekerjaan di lapangan dan hal-hal yang terkait dengan pekerjaan, dicatat/direkam

setiap hari, dan dituangkan dalam bentuk laporan harian. Dalam laporan harian tersebut antara lain

dicatat semua kejadian yang ada di lapangan seperti;

a. Jenis kegiatan/pekerjaan yang dilakukan pada hari itu.

b. Kondisi pekerjaan saat itu.

c. Cuaca yang terjadi sepanjang hari.

d. Hal-hal terkait/mendukung terselenggaranya pekerjaan pada hari yang

bersangkutan.

e. Hal penting lainnya yang mungkin berdampak negatif terhadap penyelenggaraan

kegiatan di lapangan.

f. Pengunjung/tamu proyek, saran, dan pendapat secara umum.

Laporan Mingguan;

Laporan mingguan merupakan rangkuman laporan harian selama periode waktu dalam satu

minggu, disertai prestasi kerja selama satu minggu. Dalam hubungan ini, prestasi kerja selama satu

minggu tersebut dapat dilihat kecenderungannya; positif ataukah negatif. Apakah kegiatan

pekerjaan berjalan lancar sesuai jadual ataukah mengalami hambatan sehingga terlambat/tertunda;

belum sesuai yang telah direncanakan.

Laporan Bulanan;

Laporan bulanan merupakan rangkuman laporan mingguan selama periode waktu dalam satu bulan.

Dalam hubungan ini, prestasi kerja dalam satu bulan akan menunjukkan jenis kegiatan yang

berlangsung sesuai jadual maupun yang terlambat/tidak-belum sesuai jadual. Prestasi kerja yang

telah dilakukan selama periode satu bulan tersebut dapat segera ditentukan apakah positif ataukah

negatif.

Hasil/prestasi kerja dapat digunakan sebagai bahan untuk mengevaluasi suatu penyelenggaraan

proyek, agar dapat segera diketahui kendala-kendala yang timbul selama proses kegiatan dalam

satu bulan, untuk mengambil keputusan mengenai langkah-langkah dan tindak lanjut yang perlu

dilakukan oleh Pemimpin Proyek/Pemimpin Bagian Proyek.

Laporan Triwulanan;

Dalam laporan triwulanan dapat dilihat aktivitas setiap bulan yang dirangkum dalam tiga bulan

berturut-turut. Pada laporan tersebut sudah dapat dilihat kemungkinan-kemungkinan yang akan

terjadi untuk periode berikutnya.

Oleh karena itu, langkah-langkah yang telah diputuskan dapat dievaluasi dan direvisi kembali bila

masih belum dapat mengatasi keterlambatan maupun penyimpangan yang telah terjadi sebelumnya.

Page 19: Pemeliharaan Jalan Raya

Laporan Akhir / Final Report;

Laporan akhir merupakan rangkuman dari seluruh kegiatan selama pelaksanaan pekerjaan dari

awal sampai akhir pelaksanaan. Dalam laporan akhir tersebut, dapat dilihat perkembangan prestasi

pekerjaan maupun biaya yang telah dikeluarkan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai jadual yang

telah ditentukan. Selain itu, dapat dilihat pula revisi maupun perubahan-perubahan yang dilakukan

guna mencapai target yang dimaksud sebelumnya.

Laporan akhir ini mencantumkan pula data-data proyek seperti antara lain;

a. Nama Proyek

b. Lokasi Proyek

c. Tahun Anggaran Proyek

d. Pelaksana dan Pengawas Proyek

e. Curva S (S-Curve) selama proses kegiatan proyek; rencana dan realisasinya

f. Lain-lain.

VII. EFEKTIVITAS HASIL KERJA

Kegiatan pekerjaan pemeliharaan rutin yang telah dilaksanakan perlu diketahui hasil akhir yang

telah dicapai dalam periode tertentu yang telah dijadualkan. Hasil akhir tersebut selain

dipantau/dimonitor secara terus-menerus, juga dilakukan evaluasi sesuai masing-masing jenis

kegiatan dalam pekerjaan pemeliharaan rutin. Perlu adanya suatu kajian kembali mengenai semua

aktivitas yang telah dilakukan dalam pelaksanaan di lapangan.

Untuk mengukur keberhasilan suatu kegiatan pemeliharaan rutin tersebut, beberapa faktor yang

terkait harus dicatat/diinventarisasi dan dikaji/dievaluasi secara menyeluruh, sebagai berikut;

a. Permasalahan dan kendala yang timbul selama pelaksanaan pekerjaan

pemeliharaan rutin.

b. Evaluasi dan kaji ulang hasil kerja setiap kegiatan pekerjaan.

c. Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam menunjang kelancaran pekerjaan di

lapangan.

VII.1. Permasalahan dan Kendala Pelaksanaan

Permasalahan dan kendala yang timbul selama pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan rutin

senantiasa perlu dicatat dan diinventarisasi sebagai bahan pertimbangan untuk mengetahui sejauh

mana sistem pengendalian mutu dan cara pemeliharaan yang telah dilakukan dapat mencapai hasil

kerja yang optimal.

Untuk mengkaji efektivitas hasil kerja yang telah dilakukan dan harapan-harapan yang ingin dicapai,

ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut;

a. Kualitas tenaga kerja/personil yang ada.

Page 20: Pemeliharaan Jalan Raya

b. Peralatan dan perlengkapan yang digunakan.

c. Mutu dan jumlah bahan/material yang harus disiapkan.

d. Metode/cara pelaksanaan yang dipakai dalam setiap kegiatan.

Pemeliharaan jalan secara menyeluruh selain memperhitungkan masa/kapasitas pelayanan, umur

rencana, peran/fungsi suatu jalan, juga tergantung dari mutu produk pekerjaan pembangunan

maupun peningkatan jalan tersebut. Semakin baik mutu yang dihasilkan, semakin murah biaya

pemeliharaannya.

VII.2. Evaluasi Hasil Kerja

Untuk mengevaluasi hasil kerja yang telah dilakukan, setiap komponen yang terkait dengan proses

penyelenggaraan pekerjaan perlu dikaji kembali sesuai dengan harapan yang ingin dicapai. Dengan

melakukan kajian tersebut, diharapkan dapat dilakukan perbaikan dan pengembangan pelaksanaan

pekerjaan pemeliharaan rutin dimasa yang akan datang.

Kualitas sumber daya manusia seperti pekerja maupun personil dalam suatu

proyek/penyelenggaraan pemeliharaan rutin, secara umum merupakan kunci keberhasilan suatu

pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan rutin. Disisi lain, mengingat sifat pekerjaan pemeliharaan rutin

yang merupakan pekerjaan sederhana dan relatif mudah dilaksanakan, kualitas sumber daya

manusia yang dipilih/ditugaskan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut umumnya tidak perlu

seterampil ataupun seahli dengan tenaga pekerja/personil untuk melaksanakan pekerjaan

pembangunan/peningkatan struktur/konstruksi.

Dalam hal jenis peralatan/perlengkapan yang digunakan dalam pekerjaan pemeliharaan rutin,

umumnya merupakan peralatan dan perlengkapan yang sederhana dan mudah

mengoperasikannya. Bahan/material yang perlu disediakan tidak dalam jumlah yang besar. Metode

pelaksanaan yang diterapkan umumnya tidak rumit atau sederhana.

Sehubungan dengan itu, biaya yang disediakan umumnya relatif kecil dan bahkan kurang

sesuai/memadai, atau terlupakan/terabaikan.

Bertitik tolak dari kondisi tersebut, harapan untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal akan sulit

dicapai.

VII.3. Upaya Menunjang Pekerjaan Pemeliharaan Rutin

Perlu diperhatikan bahwa dalam mengelola suatu ruas jalan yang telah ada, program yang telah

direncanakan umumnya adalah program pembangunan dan program pemeliharaan. Program

pembangunan bila ditinjau dari jenis pekerjaannya tidak selalu dilakukan pada suatu ruas jalan.

Program pemeliharaan justeru merupakan keharusan pada setiap ruas jalan. Setiap ruas jalan harus

dilakukan pemeliharaan rutin dalam setiap periode/waktu dalam setahun.

Sesuai dengan tujuan pemeliharaan jalan yang telah ditetapkan, yaitu mempertahankan jalan

mantap tetap mantap dan tercapai umur rencana serta tingkat pelayanan yang optimal, maka

pemeliharaan jalan merupakan hal penting dan perlu senantiasa dilakukan sesuai dengan tingkat

kebutuhannya. Secara nyata, suatu ruas jalan yang tidak dipelihara akan mengalami kerusakan dan

berakibat menurunnya tingkat pelayanan serta tidak tercapainya umur rencana yang diharapkan.

Page 21: Pemeliharaan Jalan Raya

DAFTAR PUSTAKA

1. Ditjen. Bina Marga; Dit. Bina Teknik; Manual Pemeliharaan Rutin untuk Jalan Nasional dan

Jalan Propinsi; Jilid I; Metode Survai; Departemen Pekerjaan Umum; 1995.

2. Ditjen. Bina Marga; Dit. Bina Teknik; Manual Pemeliharaan Rutin untuk Jalan Nasional dan

Jalan Propinsi; Jilid II; Metode Perbaikan Standard; Departemen Pekerjaan Umum; 1995.

3. Ditjen. Bina Marga; Pemeliharaan Rutin; Road Maintenance Improvement Project II; 1998.

4. LPKM – ITB / KBK Rekayasa Transportasi; Sistem Transportasi Perkotaan; Jurusan Teknik

Sipil ITB; 1997