pemeriksaan antemortem,postmortem dan … filepemeriksaan antemortem,postmortem dan penyembelihan...
TRANSCRIPT
PEMERIKSAAN ANTEMORTEM,POSTMORTEM DAN PENYEMBELIHAN HEWAN KURBAN SESUAI
SYARI’AT
drh.Reni Indarwati,M.SiBalai Besar Pelatihan Peternakan Batu
Kementerian Pertanian
Workshop Kesehatan Hewan & Daging Kurban serta Pelepasan Pemeriksa Kesehatan Hewan Kurban
PDHI JATIM II dan FKH UB, tanggal 05 Agustus 2019
Tujuan pemeriksaan Antemortem :
1. Memastikan hewan dalam keadaan cukup istirahat
2. Menghindari pemotongan hewan yang sakit (penyakit menular, zoonosis)
3. Sebagai bahan informasi untuk keperluan pemeriksaan postmortem
4. Mengawasi penyakit-penyakit tertentu yang harus dilaporkan
Cara Pemeriksaan :
• Hewan dalam posisi berdiri dan bergerak untuk memudahkan pemeriksaan gerakan hewan
• Perhatikan : jenis kelamin, umur, keadaan abnormal & tanda-tanda penyakit (patognomonis), sikap & tingkah laku hewan serta kebersihan hewan
• Amati hewan dari sisi kanan, kiri, depan & belakang
• Periksa gizi & coba berikan pakan
• Periksa kaki dan kukunya
• Lihat kondisi rambut, lubang tubuh dan mata
Cara Pemeriksaan :
• Periksa cermin hidung, jika kering dan hangat menunjukkan hewan sakit/demam
• Periksa keadaan sistem pencernaan (salivasi,ruminasi,rektum dan fecesnya)
• Amati reaksi hewan terhadap lingkungan
• Periksa keadaan alat kelamin
• Amati adanya luka,oedema & bengkak
• Periksa suhu,nadi dan pernafasan
Ciri hewan sehat :
• Kepala tegak dan sigap;
•Mata yang bening, hidung yang basah dan tidak meludah berlebihan;
•Kotoran berkonsistensi normal dan tidak berdarah;
•Warna kencing berwarna kuning-jerami;
•Tidak menampakkan masalah dalam bergerak;
•Bernafas normal dan tidak bersuara;
•Berinteraksi dan beraktifitas dengan lingkungannya;
•Gusi yang merah muda dan sehat dan mukosa yang sehat pula;
•Tidak bersuara atau berteriak, menggiling gigi, kejang-kejang atau melengkungkan punggung;
•Tidak adanya tanda-tanda kesakitan, abses, luka, memar, patah.
•Tidak adanya tanda-tanda stres panas maupun dingin.
Jenis Hewan Frekuensi Nafas (per menit)
Frekuensi pulsus (per menit)
Suhu tubuh (°C)
Sapi 10-30 60-70 38-39,5
Kambing/domba 10-20 60-90 38-39,5
Kondisi normal suhu tubuh, frekuensi nafas dan pulsus
Keputusan pemeriksaan antemortem
• Layak dipotong (hewan sehat; hewan dengan kelainan terlokalisasi, seperti tumor, pneumonia)
• Ditolak untuk dipotong (menunjukkan gejala penyakit akut, seperti anthrax, tetanus dan malleus)
• Ditunda untuk dipotong (pemeriksa belum yakin hewan yang akan dipotong adalah sehat)
Tujuan Pemeriksaan Postmortem
• Mendeteksi & mengeliminasi kelainan pada karkas,daging & jeroan, memastikan apakah aman & layak dikonsumsi
• Menjamin pemotongan yang halal & higienis
• Meneguhkan diagnosa antemortem
• Memeriksa kualitas karkas,daging & jeroan
Yang perlu diperhatikan saat pemeriksaan postmortem :
• Informasi atau data hasil pemeriksaan antemortem
• Karkas dan jeroan yang menunjukkan kelainan penyakit menular dan zoonosis dipisahkan dan ditempatkan dalam wadah berlabel untuk pemusnahan
Prinsip pemeriksaan postmortem : Inspeksi (pengamatan Visual)Palpasi (perabaan)Incisi (sayatan)
• Untuk mengetahui abnormalitas yang terjadi
• Dilakukan siang hari atau penerangan sesuai persyaratan teknis
• Pemeriksaan dengan incisi hanya bila diperlukan
Pemeriksaan Kepala
• Kepala digantung dengan mulut di atas,ujung lidah dikeluarkan diantara kedua lubang rahang bawah
• Inspeksi mata, mulut, hidung dan lidah→perhatikan adanya lepuh, abses
• Inspeksi dan incisi m.massetericus/otot pengunyah sejajar dengan tulang rahang bawah
• Inspeksi, palpasi dan incisi : lgl. Retropharyngealis, lgl.submaxillaris, lgl.parotideus
Pemeriksaan Kepala
• Kepala digantung dengan mulut di atas,ujung lidah dikeluarkan diantara kedua lubang rahang bawah
• Inspeksi mata, mulut, hidung dan lidah→perhatikan adanya lepuh, abses
• Inspeksi dan incisi m.massetericus/otot pengunyah sejajar dengan tulang rahang bawah
• Inspeksi, palpasi dan incisi : lgl. Retropharyngealis, lgl.mandibularis, lgl.parotideus
• Kelainan yang dapat ditemukan : stomatitis,aktinobasilosis,aktinomikosis,nekrosis
Pemeriksaan Paru
• Biasanya organ paru digantung bersama dengan esofagus,trakhea, jantung
• Inspeksi dan palpasi seluruh permukaan paru
• Inspeksi trakhea,incisi jika perlu untuk melihat bagian dalam (busa, haemoraghi)
• Kelainan yang mungkin ditemukan : abses,bungkul-bungkul,pneumonia, TBC
• Incisi lobus paru → uji apung
The lymph nodes of this cow also had lesions compatible with
tuberculosis. A: retropharyngeal lymph node. B: tracheobronchial
lymph node. C: mediastinal lymph node.
Pemeriksaan Jantung
• Inspeksi & palpasi seluruh permukaan
• Pembungkus dibuka
• Perhatikan : abses, benjolan
• Serambi dan bilik kanan/kiri dibelah
• Amati adanya cysticercosis pada klep jantung dan pericardium
• Pericarditis traumatik, karena ada benda asing → bagian yang terkena diafkir
normal
abnormal
Pemeriksaan Hati
• Inspeksi dan palpasi, lgl.hepatica diincisi, hati dipotong melintang
• Amati adanya cacing distomum, degenerasi melelmak → warna kuning
• Fascioliasis : penebalan kapur pipa empedu; keras,warna kuning-putih; gumpalan coklat; berlendir,berbutir →hati diafkir
normal
abnormal
Pemeriksaan Limpa
• Normal : oval memanjang,pipih,biru keabuan,konsistensi lunak, tepinya tajam
• TBC : tuberkel-tuberkel besar dengan pengkejuan, warna abu-abu s.d kuning
• Malleus → warna kuning
• Anthrax → warna hitam seperti tir
normal
abnormal
Pemeriksaan Ginjal
• Normal : oval,pipih,berwarna kecoklatan, kulit tipis mudah dikelupas, konsistensi elastis
• Amati adanya : oedema,pembengkakan,peradangan, batu ginjal
sapi
kambing/domba
Pemeriksaan Pencernaan
• Amati adanya haemorrhagi dan parasit
• Jika perlu saluran pencernakan disayat untuk melihat apakah ada perubahan dalam saluran tsb
• Lgl.Mesenterica disayat jika perlu
Pemeriksaan Karkas
• Inspeksi dan palpasi seluruh permukaan karkas → kondisi memar/nekrosa
• Kelainan yang mungkin ditimbulkan : perdarahan,perubahan warna,kebersihan,bau,abses
• Inspeksi dan palpasi (incisi jika perlu) limfogaldula
BEBERAPA TINDAKAN YANG DILAKUKAN SAAT
PEMERIKSAAN POSTMORTEM
a. menyayat bagian daging/organ yang dicurigai mengandung agen
penyakit zoonosis;
b. mengafkir bagian daging yang tidak layak untuk konsumsi;
c. mengambil bagian-bagian daging sebagai spesimen untuk
pengujian laboratorium;
d. menahan daging yang diduga mengandung agen penyakit
zoonosis apabila diperlukan dengan cara pengujian cepat
(screening test); dan/atau
e. memerintahkan dan mengawasi pemusnahan kepala, karkas,
jeroan yang tidak lulus pemeriksaan post-mortem segera pada
saat hari yang sama di lokasi pemotongan hewan.
KEPUTUSAN PEMERIKSAAN POSTMORTEM
• Dapat dikonsumsi (approved for human consumption)
• Dimusnahkan seluruhnya (totally condemned for human consumption)
• Dimusnahkan beberapa bagian (partially condemned for human consumption)
• Dapat dikonsumsi dengan bersyarat
(mis.dipanaskan/didinginkan terlebih dahulu hingga
parasit dalam daging mati)
HANDLING HEWAN KURBAN
• Harus diupayakan meminimalkan penderitaan hewan (menggiring hewan ke tempat penyembelihan, merebahkan/merobohkan hewan kurban)
• 2 metode merobohkan sapi :
1. metode Barley
2. metode Squuze
BARLEY
ROPE
SQUUZE
HANDLING HEWAN KURBAN
• Setiap tali yang digunakan untuk mengekang kepala pada pemotongan hewan TIDAK BOLEH menghambat pernafasan dan /atau pendarahan. Melakukan restrain/pengekangan kepala dengan tangan (jika mungkin) adalah yang paling direkomendasikan
HANDLING HEWAN KURBAN
• Hewan direbahkan dengan perut atau rusuk sebelah kiri dibagian bawah
• Hewan dihadapkan kiblat dengan posisi juru sembelih halal berdiri di belakang leher
ALAT PENYEMBELIHAN
• Harus tajam, untuk mepercepat proses
kematian hewan
• Dengan pisau yang tajam sayatan menjadi
halus sehingga hewan tidak sakit , tidak perlu
tenaga banyak untuk menekan pisau ke leher,
tidak terjadi penggumpalan darah karena
penampang sembelihan yang halus tidak
mengaktivasi faktor pembekuan darah.
• Ukuran panjang pisau disesuaikan dengan
jenis hewan sembelihan (1,5-2 kali lebar leher)
1,5-2X
TEKNIK PENYEMBELIHAN
➢Penyembelihan dilakukandengan pisau yang tajampada bagian ventral leher(di bawah jakun) sehinggatrachea, vena jugularis -arteria communis danoesophagus terpotongsekaligus.
Arteri Carotis Comunis
• Penyembelihan mengucapkan “Bismillahi Allaahu Akbar” atau “Bismillah” yang diucapkan untuk tiap individu hewan, setiap sesaat sebelum menyembelih hewan., kecuali pada penyembelihan ayam.
• Tangan kiri menarik gelambir leher ke atas sambil menempatkan pisau pada posisi sayatan penyembelihan
• Penyembelihan dilakukan pada tulang leher 1 sampai 3 (C1-C3) untuk mengurangi false aneurisma (blood cloth/penggumpalan darah)
TEHNIK PENYEMBELIHAN
TEHNIK PENYEMBELIHAN
• Pisau digerakkan dengan tenaga yang cukup kuat sekaligus
dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas sesuai
preferensi juru sembelih halal
• Idealnya sayatan dilakukan satu kali dan memutus tiga
saluran, yaitu saluran pernafasan (hulqum), saluran
pencernaan/makan (mar’i) dan pembuluh darah (wadajain),
namun demikian MUI dalam HAS 23103 masih
memperbolehkan sayatan maksimal tiga kali sepanjang
pisau tidak diangkat dalam penampang penyembelihan.
Pemotongan hewan – refleks kornea
Dengan menggunakan ujung jari telunjuk anda, sentuhkansekilas (jangan mendalam) pada permukaan mata. TIDAK
BOLEH ADA REFLEKS KORNEA.
TANDA TANDA HEWAN MATI SEMPURNA
MATA MELOTOT, TIDAK ADA CORNEAL REFLEKS,
TIDAK ADA TONUS OTOT, TIDAK ADA SENSOR
MOTORIK, TIDAK ADA PERNAFASAN
Dari Syadad bin Aus, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah memerintahkan agar berbuat baik terhadap segala sesuatu. Jika kalian hendak membunuh, maka bunuhlah dengan cara yang baik. Jika kalian hendak menyembelih, maka sembelihlah dengan cara yang baik. Hendaklah kalian menajamkan pisaunya dan jangan membuat hewan sembelihan itu menderita.”
(HR.Muslim)