pemeriksaan nervi kranialis

67
Pemeriksaan Pemeriksaan Nervi Kranialis Nervi Kranialis oleh: oleh: Dr. Dr. H.A.Rahmantoyo,SpS(K) H.A.Rahmantoyo,SpS(K)

Upload: randy-pangestu

Post on 24-Sep-2015

95 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Pemeriksaan Nervi Kranialis

TRANSCRIPT

  • Pemeriksaan Nervi Kranialis

    oleh:Dr. H.A.Rahmantoyo,SpS(K)

  • SARAF OTAK ( NERVI KRNIALES )

    SARAF OTAK : saraf tepi yang berpangkal pada otak / batang otak

    Fungsi : Motorik SensorikKhusus ( bersifat panca indera ) Seperti : - penghiduan - penglihatan - pengecapan - pendengaran - dan keseimbangan

  • ADA 12 PASANG SARAFOTAK :

    Sarafotak I ( N.Olfaktorius ): langsung berhubungan dengan otak tanpa melalui batang otak. Kesebelas lainnya berasal dari batang otak

    Sarafotak II / III : di MesensefalonSarafotak IV/V/VI dan VII : di PonsSarafotak VIII s/d XII : di Medulla Oblongata

  • Saraf Otak

  • LOKASI SARAFOTAK pada BASIS KRANII

    Fossa Anterior : I( Lamina kribrosa )Fossa Media : II( Foramen Optikum ) III,IV,VI, dan V1 ( Fissura Orbitalis Superior ) V2( Foramen Rotundum ) V3 ( Foramen Ovale ) VII / VIII ( Meatus Akustikus Internus )Fossa Posterior: IX,X,XI ( Foramen Yugulare ) XII ( Foramen Hipoglosus )

  • Fungsi Saraf otak :

    Nervus I,II,VIII: SensorikNervus V,VII,IX,X: Sensorik & motoriNervus III,IV,VI,XI, dan XII : Motorik

    Hubungan otak dengan semua sarafotak secara bilateral terkecuali N.VII (otot muka bagian bawah ) dan N.XIISerabut yang menghubungkan antara sarafotak dengan korteks disebut traktus kortikobulbaris

  • Nervus I ( N.Olfaktorius )

    Adalah serabut saraf yang menghubungkan mukusa hidung dan bulbus olfaktorius.Saraf ini merupakan juluran sentral dari sel saraf bipolar dimukusa hidung--->menembus lamina krobrosa dan bersinafs di bulbus olfaktorius--->trkatus olfaktorius korteks olfaktorius.Fungsinya : sebagai penghidung.

  • N. Olfactorius (N.I)

  • Fungsi: untuk penciuman

    Adalah serabut saraf yang menghubungkan mukosa hidung dan bulbus olfaktorius.Saraf ini merupakan juluran sentral dari sel saraf bipolar di mukosa hidung---menembus lamina kribrosa dan bersinaps di bulbus olfaktorius---traktus olfaktorius---korteks olfaktorius.

  • Cara pemeriksaan n.ISyarat:Bahan tidak mudah menguapBahan telah dikenal penderita (kopi, teh)Tak ada kelainan lokal pada hidungMata penderita ditutupPenderita sadar dan kooperatif

  • Cara:Satu lubang hidung ditutup, bahan diletakkan di lubang hidung yang lain, lalu penderita disuruh menyebutkan nama bahan itu.

    Dilakukan bergantian terhadap beberapa bahan dan pada lubang hidung kanan dan kiri.

  • Interpretasi:Anosmia/hiposmia Hilang atau berkurangnya daya penghidu. Terdapat pada: 1. Neuritis olfaktorii (influenza, rhinitis kronis) 2. Kontusio serebri 3. Meningitis/ensefalitis 4. Degeneratif (anemia perniciosa) 5. Tumor : a. metastase ca nasofaring b. meningioma di fossa kranii anterior

  • Parosmia: penghiduan yang tidak sesuaiKakosmia: selalu tercium bau busukHalusinasi olfaktorik: pada epilepsi lobus temporalis/psikosis

  • N. Opticus (N.II)

  • Yang diperiksa pada nervus II: 1. Ketajaman/visus 2. Lapangan pandangan/campus visi 3. Funduskopi

  • I. Ketajaman/visus Cara: - Snellen chart - Counting fingers - Lambaian tangan - Cahaya: ada/tidak cahaya, arah cahaya

  • II. Kampus VisiAlat: - Kampimeter - Perimeter - Test konfrontasi Cara: - Penderita duduk berhadapan dengan pemeriksa.- Satu mata pemeriksa ditutup yang berlawanan dengan mata si penderita.- Gerakan benda dari lateral ke medial sampai terlihat pertama kali dan dibandingkan dengan mata pemeriksa.

  • Syarat: - Mata pemeriksa harus normal- Memeriksa mata yang normal dahulu- Penderita harus sadar dan kooperatif

    Bila penderita tidak bisa duduk maka:Penderita disuruh melihat lurus ke atasMata pemeriksa terfiksir ke mata penderitaBenda digerakkan dari lateral ke medial

  • Interpretasi:AnopsiaHemianopsia (sete- ngah lapangan hilang) - homonim dextra/sinistra - binasal - bitemporalKuadran anopsia (seperempat lapangan pandang hilang)

  • III. Funduskopi Alat: Ophtalmoscope Diperhatikan papila nervi optikus & retinanya

  • Gambaran funduskopi normal:Retina berwarna merah oranyePembuluh darah vena lebih tebal dari arteri dengan perbandingan a:v = 2:3, dan berpangkal pada pusat papil dan memancarkan cabang-cabangnya keseluruh retinaPapila nervi optici:- Warna kuning kemerahan- Bentuk bulat- Batas tegas dengan sekelilingnya- Mempunyai cekungan fisiologis (cupping)

  • Kelainan papil n. optici: a. papil edema b. papil atropi

    a. Papil Edema- Warna: lebih merah- Batas: kabur/tak tegas- Cekungan fisiologis: datar, kadang-kadang sampai menonjol- Pembuluh darah bertambah, melebar, berkelok-kelok, perbandingan a:v = 2:5

  • Papil edema dijumpai pada:Tekanan intrakranial meninggi oleh sebab apapunSpace Occupying Lesion (SOL) (tumor, hematoma, abses)Benign intracranial hypertensionPapilitis

  • b. Papil Atropi- Warna: pucat (kuning muda putih)- Batas: lebih tegas- Pembuluh darah: mengecil dan jumlahnya berkurang- Cekungan fisiologis: bertambah cekung

    Papil atropi primer: akibat tekanan langsung pada n. optikusPapil atropi sekunder: terjadi papiledema terlebih dahulu atropi

  • Papil atropi dijumpai pada:Neuritis optikaTumor basal frontalTumor di daerah sella tursika (hipofisis, meningioma)Meningitis basalis tuberkulosaSesudah mengalami edema yang lama tanpa pengobatan (sekunder)

  • Nn. Okulomotorius, Trokhlearis dan Abduscen (Nn. III, IV danVI)Dibicarakan bersama-sama karena ke 3 saraf otak ini mempunyai fungsi yang sama yaitu untuk GERAKAN BOLA MATA.

    N.III mempersarafi: m. rektus superior m. rektus inferior m. rektus medialis m. oblikus inferiorN. IV mempersarafi: m. oblikus superiorN. VI mempersarafi: m. rektus lateralis

  • Pemeriksaan Diperiksa sekaligus kanan dan kiri dan dibandingkan:1. Celah mata pada keadaan istirahat dan membuka selebar-lebarnya.Bila tidak sama dan mata yang celahnya kecil tidak bisa membuka PTOSIS (akibat parese n.III)2. Sikap bola matadilihat kedua bola mata, melihat jauh, lihat dari samping:- exophthalmus: mata menonjol- enophthalmus: mata masuk ke dalam

  • 3. Axis bola mata Normal: sejajar Strabismus konvergen: kedua axis mata bertemu di depan Strabismus divergen: kedua axis mata bertemu di belakang Deviation conjugae: kedua bola mata melihat kesatu sisi tanpa dapat digerakkan ke sisi lain baik secara sadar atau tidak sadar.

    4. Gerakan bola mataa. Gerakan konjugatKedua bola mata bergerak dalam jurusan/arah yang samab. Gerakan diskonjugatKedua bola mata bergerak dalam jurusan/arah yang berlawanan

  • Perbedaan Deviation Conjugae Corticalis dan pontinal:

  • Testing CN III, IV, and VI: To test the extraocular muscles, have the patient follow a target through the six principal positions of gaze ("H" pattern).

  • PatologiKelumpuhan otot mata dapat bersifat:Paralise supranuklear (paralise sentral)Lesi terletak antara Nc. N. III, IV, VI sampai korteks serebriParalise nuklearLesi terletak pada inti-intinyaParalise infranuklear (paralise perifer)Lesi terletak pada sebelah distal dari inti-intinya

  • 5. Pupil Bentuk: bulatUkuran: kira-kira 3 mmApabila pupil besar tanpa disertai gejala-gejala lain disebut Madonna eyeIsokor: kalau tak sama besar anisokor (disebutkan mana yang melebar atau mengecil)Refleks: refleks cahaya1. Langsung- dengan memberi cahaya dari samping, tidak boleh langsung dari depan- (+) jika terjadi konstriksi pupil

  • 2. Tak langsung (konsensuil) - dengan memberi batas pada kedua mata - diberi cahaya dari samping dan dilihat mata yang tak diberi cahaya, pupil akan mengecil atau tidak3. Refleks akomodasi- cara: penderita disuruh memfiksir kedua matanya pada suatu benda yang dipegang pemeriksa di depan hidung penderita; benda tersebut digerakkan pelan-pelan mendekati hidung penderita- dilihat apakah terjadi miosis dan kedua bola mata bergerak ke tengah (konvergensi)

  • Dari ketiga macam refleks tadi dapat diketahui ada/tidaknya pupil Argyll Robertson, yaitu:- refleks cahaya langsung/tak langsung (-)- refleks akomodasi (+)- miosis

  • Bentuk pupil

    Bentuk NormalLingkaran (2-6 mm)Bentuk tekananOval intrakranial

    Seperti Lubang kunci IridektomiBentuk rigi-rigi Argyll-RobertIreguler trauma orbita

  • Ukuran pupilPinpoint (< 1 mm), over dosis opiat, perdarahan ponsKecil (2 mm) normalAtau tetes mata miotika, obat opiat

    Midposition + non reactive, perdarahan pons, koma metabolik

    Besar (< 6 mm)Kerusakan pada mesensefalonDilatasi (> 6 mm)Bilateral, terfiksir stadium akhir dari anoksia berat mengarah kematian

  • N. TRIGEMINUS (N V)

    Fungsinya:

    Motorik Saraf Otak MotorikSaraf Otak SensorikM. MaseterM. TemporalisM. PterigoideusBagian anterior M. DigastrikusM. Tensor TimpaniM. Omohioideus-medialis-lateralis

  • Fungsi MotorikUntuk mengunyah-M. Masseter-M. Temporalis-M. Pterygoideus Medialis & LateralisUntuk Penutupan Rahang-M. Masseter-M. Temporalis-M. Pterygoideus MedialisGerakan Rahang ke lateral-M. Pterygoideus Lateralis kanan/kiri-Bila rahang ke kiri maka M. Pterygoideus Lateralis kanan yang berkontraksiGerakan Membuka Mulut- M. Pterygoideus Lateralis yang berfungsi

  • SensorikMempunyai 3 cabang utama:N. MaxilarisN. MandibularisN. Oftalmikus

    N. Oftalmikus mempersarafi: dahi, mata, hidung, selaput otak, sinus paranasal, sebagian selaput lendir hidung.memasuki rongga tengkorak Fissura Orbitalis Superior

  • N. Maxilaris mempersarafi: rahang atas serta gigi geligi rahang atas, bibir atas, pipi, palatum durum, sinus maxilaris, sebagian selaput lendir hidung.memasuki ronga tengkorak For. Rotundum

    N. Mandibularis mempersarafi: rahang bawah, gigi rahang abawah, mukosa pipi, lidah, sebagian meatus akustikus eksternus, selaput otak, Akustikus Internus For. Ovale

  • Testing the sensory distribution of the trigeminal nerve. Ask the patient to compare the sensation of light touch on both sides of the forehead, cheek, and chin. The corneal reflex: Immediate closure of both eyelids should occur as examiner touches temporal aspect of cornea with cotton wisp.

  • Neuralgia Trigeminus-idiopatik-simptomatik

    Etiologi:-Tumor-Infeksi (meningitis)-Aneurisma-Fraktur Basis

  • Nervus Fasialis (N VII)Fungsi:Motorik

    Sensorik: 2/3 anterior lidah

    Nc. MotorikVisero

    SomatoKelompok dorsal (Bilateral)

    Kelompok ventral (unilateral)

  • Nc. Kelompok Dorsal- M. Frontalis- M. Zigomatikus- M. Orbikularis Oculi bag. atas

    Nc. Kelompok Ventral- M. Orbicularis oculi bagian bawah- otot-otot bagian bawah- otot Platisma

    Viscero Motorik:-Gld. Lakrimalis-Gld. Submandibularis-Gld. Sublingualis

  • Gangguan N. VIII. Kelumpuhan- Infra Nuklear- Nuklear- Enfra NuklearII. Gerakan Abnormal- Tiks Fasialis

    Paralise Infra NuklearBersifat periferGejala: otot-otot mimik lumpuh DahiPipiDagu

  • Paralise Nuklear-Biasanya karena kelainan di Pons (tumor, CVD)-Gejala: Hemiplegi alternans

    Paralise SupranuklearGejala: hemiplegi tipika

  • Gerakan AbnormalTiks Fasialis: kejang otot mimikGejala:

    Otot mimik yang sering terkena-M Orbikulari Okuli-Otot bibir-Platisma-Ala nasi-80% psikis-20% organik (lesi iritatif)Tidak nyeriKonstriksi pendek berulang dari otot m ukaLamanya bbrp menit/jamFrekuensi serangan 20-30 kaliTerjadinya spontan

  • Parese N VII

    Gejala Parese N VII tipe sentral- otot mimik pipi/dagu lumpuh- otot dahi dan orbikularis bagian atas tidak lumpuhGejala parese N. VII tipe perifer- oto-otot dahi lumpuh- otot orbikularis okuli lumpuh- otot-otot mimik pipi / dagu lumpuhTipe Sentral

    Tipe Perifer

  • Testing the facial nerve

  • Parese N VII

  • Parese N. VII tipe perifer

  • NERVUS AKUSTIKUS (N. VIII)N. KokhlearisN. Vestibularis

    Gangguan Pendengaran-Kurang pendengaran-tuli-tinnitus-halusinasi akustik (aura pada epilepsi)

    Aphasia sensorik: dapa mendengar suara tetapi tidak dapat menterjemahkan suara tersebut. (lesi di koteks assosiasi auditif area22 dan 42)

  • Test pendengaran: - Rinne (+) atau (-) (+) normal- Weber lateralisasi ke kiri / ke kanan Normal tidak ada lateralisasi.

    Gangguan N. VestibulerVertigoNistagmusAtaxia

  • Weber Test Rinne TestRinne Test

  • N. GLOSOFARINGEUS (N. IX)N. Glosofaringeus

    Serabut motorik N. IX berasal dari Nuk. Salivatorius Inferior dan sebagian dari Nuk. Ambigus.

    Bersama-sama dengan N X dan N XI keluar dari tengkorak melalui For. JugulareSensorikMotorik

  • Mempersarafi:

    Gangguan N IX ggn. Menelan, ggn. Pengecapan, ggn. Protopatik sekitar orofaringSegala macam ggn. Menelan baik mengenai sukar menelan karena kelumpuhan otot-otot menelan maupun karena adanya nyeri atau perasaan tidak enak waktu menelan DISFAGIA

    M. StilofaringeusSelaput lendir faringTonsilSelaput lendir belakan palatum Mole1/3 bagian posterior lidah

  • Normal Oropharynx

  • N. VAGUS (N. X)N. Vagus: saraf otak yang paling panjang, mengandung serabut:Aferen Eferen

    Serabut eferen N X mengurusi kontraksi seluruh Tr. Digestivus mulai dari faring sampai kolon desensdens.Juga mengurusi sekresi kelenjar Tr. Digestivus dan Pankreas (tergolong serabut viseromotorik yang berfungsi sebagai. Motorik (kontraksi otot polos) dan sekretorik).Yang berfungsi somatomotorrik mempersarafi otot laring.SomatomotorikSekretomotorikSomatosensorikviserosensorik

  • Serabut aferen berasal dari sel-sel yang menyusun Ganglion Jugulare dan Gangglion Nodusum

    Impuls eksteroseptif dari liang telinga, sebagian membrana timpani, sebagian daun telinga ggl. Jugulare Nukl. Ramus Desendens N V

    Impuls viserosensorik dari kawasan abdomen, larings dan farings ggl. Nodosum Nukl. Traktus Solitarius

  • Pemeriksaan N IX dan N Xpenderita diajak bicara, apakah ada:-Suara sengau lesi N. IX-Suara parau/hilang (afoni) lesi N. X-Apakah kesulitan menelan (disfagia) lesi N. X-Apakah ada minuman keluar dari hidung (regurgitasi nasalis) ggn, N IX-Disuruh buka mulut: lihat arkus faring & uvula-Suruh penderita menyebut A tertarik kearah/sisi sehat-Refleks muntah-Refleks okulokardia-Refleks sinus karotikus

  • NERVUS ASCESORIUS (N. XI)N. XI : saraf somatomotorikBerinti :- medulla spinalis - medulla oblongataMempersarafi: - M. Sternokleidomastoideus - M. Trapezius

    Parese N. XI-Kepala tidak bisa berputas ke arah kontralateral L.-Bahu sisi lumpuh lebih rendah-Bila kepala dianggukkan, dagu menyamping ke arah yang lumpuh-Parese bilateral tidak dapat menegakkan leher kepala menunduk

  • Pemeriksaan N XI

  • NERVUS HIPOGLOSUS (N. XII)Mendapat innervasi unilateral (kontralateral)Pemeriksaan- apakah ada disarthria (bicara pelo)- disuruh menjulurkan lidah *apakah ada deviasi *lihat papil: atropi/fasikulasiLesi sentral hanya ada deviasi lidah (CVD)Lesi perifer:- ada deviasi- atropi papil (lidah licin)- ada fasikulasi

  • Parese N.XII

  • Thank You..